selasa, 29 maret 2011 jalan rusak picu biaya tinggi filejalan poros juga terendam setinggi 0,5 m di...

1
6 N USA NTARA BUPATI Tulang Bawang Ab- durrachman S Natamenggala melaporkan kasus penyero- botan sekitar 100 ribu hektare lahan masyarakat ke Badan Pertanahan Nasional (BPN), DPR RI, dan berbagai instansi terkait. Penyerobotan diduga dilakukan PT Garuda Panca Artha. PT Garuda Panca Artha di- duga menanam sekitar 132 ribu ha tanah untuk tanaman tebu di Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung. Padahal, hak guna usaha (HGU) perse- roan tersebut hanya 32 ribu ha. Dengan begitu, terdapat 100 ribu ha lahan masyarakat yang ditanami yang bukan HGU perseroan tersebut. “Ini termasuk masalah besar. Harapan kami, Komisi II DPR RI segera memanggil BPN dan memerintahkan mereka untuk mengukur ulang HGU yang dimiliki PT Garuda Panca Artha,” ujar Abdurrachman ketika dimintai klarikasi oleh Media Indonesia mengenai su- ratnya nomor 130/173/I.03/ TB/2011, 18 Februari 2011 ke BPN yang ditembuskan ke Komisi II DPR RI, kemarin. Pada surat itu perbedaan luas lahan tanaman tebu dengan HGU yang cukup signifikan diduga merugikan negara. Pada sektor pajak, kerugian yang diakibatkan diperkirakan mencapai triliunan rupiah. Per- bedaan itu juga menyebabkan konik antara masyarakat dan perusahaan. Sejak delapan tahun lalu, kata Abdurrahman, terdapat area HGU PT Garuda Panca Artha yang telantar. Untuk itu, tanah-tanah telantar tersebut diminta agar dikembalikan ke- pada masyarakat sesuai dengan Inpres No 11/2010 tentang Pengelolaan Lahan yang tidak Dimanfaatkan Perusahaan. “Kiranya BPN pusat melaku- kan inventarisasi dalam wilayah HGU PT Garuda Panca Artha dalam waktu sesegera mung- kin,” ujar dia. Dalam menanggapi surat bu- pati itu, Ketua Komisi II DPR RI Chairuman Harahap mengata- kan Komisi II belum menerima tembusan surat Bupati Tulang Bawang tersebut. “Saya akan coba cek ke sekretariat,” ujar dia di Jakarta, kemarin. (SZ/N-4) BANJIR yang melanda sembi- lan kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Banten, meren- dam ribuan rumah, kemarin. Jalan-jalan penghubung an- tardesa dan antarkecamatan juga terendam. Kecamatan yang terendam ialah Kecama- tan Patia, Surianen, Sukaresmi, Pagelaran, Labuan, Panim- bang, Munjul, Angsana, dan Sindang. Badan Penanggulangan Ben- cana (BPB) Pandeglang men- catat 2.230 rumah terendam banjir. Korban paling parah terdapat di Kecamatan Patia, yakni 1.300 rumah. “Data sementara 2.230 rumah yang terendam banjir,” kata Kepala BPB Pandeglang, Rifai, ke- marin. Pemkab Pandeglang me- nyalurkan 2,5 ton beras kepada warga korban banjir itu. Banjir Pandeglang disebab- kan curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan Sungai Cilemer, Cipunten Agung, dan Ciliman meluap. Ketinggian air yang merendam rumah 0,5 m hingga 1,5 m. Sebagian warga mengungsi ke masjid dan rumah tetangga yang tidak terendam. Selebih- nya bertahan di rumah. “Di sini, hujan sedikit langsung banjir,” ujar Rohmah, 48, warga Desa Surianen, Pan- deglang. Warga hanya mengan- dalkan perahu sebagai alat transportasi karena jalan raya yang terendam tak bisa digunakan. Sementara itu, Kepala BPB Provinsi Banten Suyadi Wiraat- maja mengatakan pihaknya akan membuat dapur umum. “Dapur umum akan dibangun di Desa Perdana, Sukaresmi,” kata dia. Sementara itu, banjir luapan Bengawan Solo mulai meram- bah ke Kabupaten Tuban dan Lamongan, Jawa Timur. Sekitar 1.000 ha area perta- nian di Kecamatan Rengel, Tu- ban, terendam banjir setinggi 1 m. Jalan poros juga terendam setinggi 0,5 m di sepanjang 2 km. Di Lamongan banjir meng- genangi sekitar 30 rumah di Desa Truni, Kecamatan Babat. Namun, tak ada warga yang mengungsi akibat banjir itu. Kepala Desa Ngadirejo, Ke- camatan Rengel, Saturi me- ngatakan desa yang terendam ialah Kanorejo, Karangtinoto, Tambakrejo, Bulurejo, Sawah- an, Maibit, Ngadirejo, dan sebagian wilayah Rengel. “Area pertanian di kampung kami sudah setengah yang te- rendam setinggi 1 meter,” ujar dia. (WB/YK/N-4) PENYIDIK Kepolisian Re- sor (Polres) Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), kemarin, me- meriksa Kepala Lembaga Pe- masyarakatan (LP) setempat, Abdullah, setempat terkait kasus joki narapidana. Pemeriksaan itu, dalam ka- pasitasnya sebagai saksi terkait kasus joki narapidana (napi) di LP Bojonegoro, untuk me- lengkapi berkas dua tersangka Kasiyem dan Karni. Abdullah datang ke kantor polres setempat sekitar pukul 09.00 WIB, mengenakan baju dinas. Pemeriksaan yang ber- langsung sekitar satu jam itu dilakukan ruang Unit III Re- serse Polres Bojonegoro. Seusai pemeriksaan, Ab- dullah menolak memberikan keterangan kepada wartawan. “Tanyakan ke penyidik. Sudah saya katakan kok masih ditanya lagi,” kilahnya di Kantor Polres Bojonegoro sembari berlalu. Informasi yang dihimpun me- nyebutkan, Abdullah diperiksa seputar kasus Kasiyem dan Karni dengan 10 pertanyaan. Selain itu, polisi masih me- meriksa enam orang lainnya. Polisi juga telah menetapkan empat tersangka lain, yakni Widodo Priyono, staf di Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Ne- geri Bojonegoro yang dipecat tidak hormat dari instansinya. Kemudian, Hasnomo penga- cara Kasiyem, Atmari, mantan Kepala Sub Seksi Registrasi LP Bojonegoro, serta Ferri Angga, sebagai penghubung antara Hasnomo dan Karni. Kepala Sub Bagian Humas Polres Bojonegoro, Ajun Komi- saris (AK) MT Ariyadi me- ngatakan, Abdullah, diperiksa sebagai saksi. Dalam proses pemeriksaan, yang bersangkut- an juga akomodatif. Namun, pihaknya tidak men- jelaskan rinci soal perkembang- an kasus ini hingga bertambah- nya tersangka kasus joki napi tahap dua ini. Menurut dia, penyidik masih fokus untuk mempercepat penyelesaian berkas acara pe- meriksaan (BAP) tersangka Kasiyem dan Karni. Sebab, keduanya telah ditetapkan jadi tersangka, dan terpisah dengan empat tersangka lain. Kasus joki tahanan terungkap saat Yayuk, 53, warga Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, membesuk tetangganya yakni, Kasiyem, di LP Bojonegoro Ju- mat (31/12). Tapi saat bertemu, ternyata yang ada dalam sel tahanan bukan Kasiyem. Bela- kangan, diketahui wanita ini bernama Karni, warga Dusun Kalipang, Desa Leran, Kecama- tan Kalitidu. (YK/N-1) Bupati Tulang Bawang Laporkan Penyerobotan Lahan Ribuan Rumah Terendam Banjir di Pandeglang Polisi Periksa Kepala LP Bojonegoro soal Joki Napi SYAHRUL KARIM O PERASI bus lin- tas kota di Provinsi Kalimantan Timur, terutama wilayah utara jurusan Samarinda-Berau dan sebaliknya, berhenti total akibat semakin parahnya keru- sakan jalan. “Seluruh perusahaan ang- kutan dan sopir bus tidak berani beroperasi dan memilih berhenti sampai jalan tersebut diperbaiki,” kata Akib, warga Berau di Sangata, kemarin. Menurut Akib, pada musim hujan hanya kendaraan kecil seperti minibus atau sedan yang berani melalui kawasan itu, sedangkan truk jarang ter- lihat, apalagi kendaraan besar seperti bus penumpang. “Sopir yang berani melewati di jalan lintas Kaltim seperti sekarang harus siap-siap me- nanggung risiko, termasuk siap bermalam di tengah jalan jika hujan turun. Kalau tidak hujan, bisa lolos tapi waktunya sekitar 16 hingga 17 jam,’’ kata Akib, yang datang ke Sangata meng- gunakan taksi carteran. Kalau dulu Berau-Samarinda bisa ditempuh paling lambat 11 jam, sekarang butuh total 20 jam untuk melintas jalan itu. Angkutan bus, menurut dia, sudah hampir satu bulan berhenti beroperasi. Bahkan, ada badan jalan yang tinggal separuh dan long- sor. Akibatnya, harus ada sopir yang mengalah untuk melalui jalan itu. ‘’Kalau tidak, akan terjebak ke dalam kubangan atau jatuh ke jurang,’’ Diperkirakan, jika kerusakan itu tidak segera diperbaiki pa- ling lama 1 bulan ke depan, ruas jalan terebut putus total. Daerah paling parah meng- alami kerusakan mulai di simpang Perdau Kecamatan Bengalon, Kutai Timur, hingga memasuki kawasan Labaran, Kabupaten Berau. Hardi dan Ana, pasangan suami istri, warga SP1 Muara Wahau, mengaku kerusakan jalan berakibat biaya tinggi. Dulu, ujarnya, biaya Wahau- Samarinda naik travel Rp60 ribu- Rp80 ribu per orang. Sekarang menjadi Rp250 ribu per orang. Ketua Komisi II DPRD Kal- tim Rusman Yaqub juga men- gaku prihatin terhadap kondisi jalan trans-Kaltim. Menurutnya, dengan APBD sebesar Rp7 triliun lebih, serta sumbangan produk domestik regional bruto sebesar Rp300 triliun lebih, tak semestinya kondisi infrastruktur di Kaltim seperti saat ini. Sekretaris Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Ismunadar me- nyatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak atas kerusakan jalan tersebut. ‘’Pemkab tidak memiliki kewenangan melaku- kan perbaikan kerusakan jalan nasional dengan menggunakan APBD,’’ ujarnya, kemarin. Perbaikan oleh warga Jalan trans-Sulawesi yang menghubungkan antara Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara juga mengalami rusak parah. Kerusakan terparah di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, yang berbatasan de- ngan Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Banyak terdapat titik jalan seperti kubangan kolam, be- cek penuh lumpur, beberapa jalan yang terjal di tepi jurang, bahkan tidak bisa dilalui ken- daraan bila hujan. Akibatnya, tidak sedikit kendaraan harus bertahan hingga beberapa hari sampai jalan benar-benar ke- ring oleh sinar matahari. Kerusakan jalan juga terjadi di sejumlah ruas jalan dan jembatan menuju lokasi wisata pantai di Kabupaten Tanah Laut, Kaliman- tan Selatan. Akibatnya, jalan itu dijadikan arena praktik pungli. Pungutan itu dilakukan ka- rena upaya perbaikan dilaku- kan warga setempat dengan menambal material batu atau pasir. Sementara jembatan yang rusak diperbaiki dengan menaruh tumpukan kayu atau pohon kelapa untuk memper- mudah pengunjung melewati jalan. (DY/SS/UB/Ant/N-1) [email protected] Sopir yang berani melewati jalan lintas Kaltim harus siap bermalam di tengah jalan jika hujan turun. Jalan Rusak Picu Biaya Tinggi Harapan kami Komisi II DPR RI segera memanggil BPN dan memerintahkan mereka untuk mengukur ulang HGU yang dimiliki PT Garuda Panca Artha.” Abdurrachman S Natamenggala Bupati Tulang Bawang MI/WIBOWO SELASA, 29 MARET 2011 BANJIR PANDEGLANG: Warga berada di dalam rumah yang terkena banjir di wilayah Kabupaten Pandeglang, Banten, kemarin. Banjir di sembilan kecamatan tersebut juga merendam jalan-jalan desa yang menghubungkan antarkecamatan.

Upload: nguyenhanh

Post on 25-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SELASA, 29 MARET 2011 Jalan Rusak Picu Biaya Tinggi fileJalan poros juga terendam setinggi 0,5 m di sepanjang 2 km. Di Lamongan banjir meng-genangi sekitar 30 rumah di Desa Truni,

6 NUSANTARA

BUPATI Tulang Bawang Ab-durrachman S Natamenggala melaporkan kasus penyero-botan sekitar 100 ribu hektare lahan masyarakat ke Badan Pertanah an Nasional (BPN), DPR RI, dan berbagai instansi terkait. Penyerobotan diduga dilakukan PT Garuda Panca Artha.

PT Garuda Panca Artha di-duga menanam sekitar 132 ribu ha tanah untuk tanaman tebu di Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung. Padahal, hak guna usaha (HGU) perse-roan tersebut hanya 32 ribu ha. Dengan begitu, terdapat 100 ribu ha lahan masyarakat yang ditanami yang bukan HGU perseroan tersebut.

“Ini termasuk masalah besar. Harapan kami, Komisi II DPR RI segera memanggil BPN dan memerintahkan mereka untuk mengukur ulang HGU yang dimiliki PT Garuda Panca Artha,” ujar Abdurrachman ketika dimintai klarifi kasi oleh Media Indonesia mengenai su-ratnya nomor 130/173/I.03/TB/2011, 18 Februari 2011 ke BPN yang ditembuskan ke Komisi II DPR RI, kemarin.

Pada surat itu perbedaan luas lahan tanaman tebu dengan HGU yang cukup signifikan diduga merugikan negara. Pada sektor pajak, kerugian yang diakibatkan diperkirakan mencapai triliunan rupiah. Per-bedaan itu juga menyebabkan

konfl ik antara masyarakat dan perusahaan.

Sejak delapan tahun lalu, kata Abdurrahman, terdapat area HGU PT Garuda Panca Artha yang telantar. Untuk itu, tanah-tanah telantar tersebut diminta agar dikembalikan ke-pada masyarakat sesuai de ngan Inpres No 11/2010 tentang Pe ngelolaan Lahan yang tidak Dimanfaatkan Perusahaan.

“Kiranya BPN pusat melaku-kan inventarisasi dalam wilayah HGU PT Garuda Panca Artha dalam waktu sesegera mung-kin,” ujar dia.

Dalam menanggapi surat bu-pati itu, Ketua Komisi II DPR RI Chairuman Harahap mengata-kan Komisi II belum menerima tembusan surat Bupati Tulang Bawang tersebut. “Saya akan coba cek ke sekretariat,” ujar dia di Jakarta, kemarin. (SZ/N-4)

BANJIR yang melanda sembi-lan kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Banten, meren-

dam ribuan rumah, kemarin. Jalan-jalan penghubung an-tardesa dan antarkecamatan

juga terendam. Kecamatan yang terendam ialah Kecama-tan Patia, Surianen, Sukaresmi, Pagelaran, Labuan, Panim-bang, Munjul, Angsana, dan Sindang.

Badan Penanggulangan Ben-cana (BPB) Pandeglang men-catat 2.230 rumah terendam banjir. Korban paling parah terdapat di Kecamatan Patia, yakni 1.300 rumah. “Data sementara 2.230 rumah yang terendam banjir,” kata Kepala BPB Pandeglang, Rifai, ke-marin.

Pemkab Pandeglang me-nyalurkan 2,5 ton beras kepada warga korban banjir itu.

Banjir Pandeglang disebab-kan curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan Sungai Cilemer, Cipunten Agung, dan Ciliman meluap. Ketinggian

air yang merendam rumah 0,5 m hingga 1,5 m.

Sebagian warga mengungsi ke masjid dan rumah tetangga yang tidak terendam. Selebih-nya bertahan di rumah. “Di sini, hujan sedikit langsung banjir,” ujar Rohmah, 48, warga Desa Surianen, Pan-deglang.

Warga hanya mengan-dalkan perahu sebagai alat transportasi karena jalan raya yang terendam tak bisa digunakan.

Sementara itu, Kepala BPB Provinsi Banten Suyadi Wiraat-maja mengatakan pihaknya akan membuat dapur umum. “Dapur umum akan dibangun di Desa Perdana, Sukaresmi,” kata dia.

Sementara itu, banjir luapan Bengawan Solo mulai meram-

bah ke Kabupaten Tuban dan Lamongan, Jawa Timur.

Sekitar 1.000 ha area perta-nian di Kecamatan Rengel, Tu-ban, terendam banjir setinggi 1 m. Jalan poros juga terendam setinggi 0,5 m di sepanjang 2 km.

Di Lamongan banjir meng-genangi sekitar 30 rumah di Desa Truni, Kecamatan Babat. Namun, tak ada warga yang mengungsi akibat banjir itu.

Kepala Desa Ngadirejo, Ke-camatan Rengel, Saturi me-ngatakan desa yang terendam ialah Kanorejo, Karangtinoto, Tambakrejo, Bulurejo, Sawah-an, Maibit, Ngadirejo, dan sebagian wilayah Rengel.

“Area pertanian di kampung kami sudah setengah yang te-rendam setinggi 1 meter,” ujar dia. (WB/YK/N-4)

PENYIDIK Kepolisian Re-sor (Polres) Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), kemarin, me-meriksa Kepala Lembaga Pe-masyarakatan (LP) setempat, Abdullah, setempat terkait kasus joki narapidana.

Pemeriksaan itu, dalam ka-pasitasnya sebagai saksi terkait kasus joki narapidana (napi) di LP Bojonegoro, untuk me-lengkapi berkas dua tersangka Kasiyem dan Karni.

Abdullah datang ke kantor polres setempat sekitar pukul 09.00 WIB, mengenakan baju dinas. Pemeriksaan yang ber-langsung sekitar satu jam itu dilakukan ruang Unit III Re-

serse Polres Bojonegoro.Seusai pemeriksaan, Ab-

dullah menolak memberikan keterangan kepada wartawan. “Tanyakan ke penyidik. Sudah saya katakan kok masih ditanya lagi,” kilahnya di Kantor Polres Bojonegoro sembari berlalu.

Informasi yang dihimpun me-nyebutkan, Abdullah dipe riksa seputar kasus Kasiyem dan Karni dengan 10 pertanyaan.

Selain itu, polisi masih me-

meriksa enam orang lainnya. Polisi juga telah menetapkan empat tersangka lain, yakni Widodo Priyono, staf di Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Ne-geri Bojonegoro yang dipecat tidak hormat dari instansinya. Kemudian, Hasnomo penga-cara Kasiyem, Atmari, mantan Kepala Sub Seksi Registrasi LP Bojonegoro, serta Ferri Angga, sebagai penghubung antara Hasnomo dan Karni.

Kepala Sub Bagian Humas Polres Bojonegoro, Ajun Komi-saris (AK) MT Ariyadi me-ngatakan, Abdullah, diperiksa sebagai saksi. Dalam proses pemeriksaan, yang bersangkut-an juga akomodatif.

Namun, pihaknya tidak men-jelaskan rinci soal perkembang-an kasus ini hingga bertambah-nya tersangka kasus joki napi tahap dua ini.

Menurut dia, penyidik masih

fokus untuk mempercepat penyelesaian berkas acara pe-meriksaan (BAP) tersangka Kasiyem dan Karni. Sebab, keduanya telah ditetapkan jadi tersangka, dan terpisah dengan empat tersangka lain.

Kasus joki tahanan terungkap saat Yayuk, 53, warga Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, membesuk tetangganya yakni, Kasiyem, di LP Bojonegoro Ju-mat (31/12). Tapi saat bertemu, ternyata yang ada dalam sel tahanan bukan Kasiyem. Bela-kangan, diketahui wanita ini bernama Karni, warga Dusun Kalipang, Desa Leran, Kecama-tan Kalitidu. (YK/N-1)

Bupati Tulang Bawang Laporkan

Penyerobotan Lahan

Ribuan Rumah Terendam Banjir di Pandeglang

Polisi Periksa Kepala LP Bojonegoro soal Joki Napi

SYAHRUL KARIM

OPERASI bus lin-tas kota di Provinsi Kalimantan Timur, terutama wilayah

utara jurusan Samarinda-Berau dan sebaliknya, berhenti total akibat semakin parahnya keru-sakan jalan.

“Seluruh perusahaan ang-kutan dan sopir bus tidak berani beroperasi dan memilih berhenti sampai jalan tersebut diperbaiki,” kata Akib, warga Berau di Sangata, kemarin.

Menurut Akib, pada musim hujan hanya kendaraan kecil seperti minibus atau sedan yang berani melalui kawasan itu, sedangkan truk jarang ter-lihat, apalagi kendaraan besar seperti bus penumpang.

“Sopir yang berani melewati di jalan lintas Kaltim seperti sekarang harus siap-siap me-nanggung risiko, termasuk siap bermalam di tengah jalan jika hujan turun. Kalau tidak hujan, bisa lolos tapi waktunya sekitar 16 hingga 17 jam,’’ kata Akib,

yang datang ke Sangata meng-gunakan taksi carteran.

Kalau dulu Berau-Samarinda bisa ditempuh paling lambat 11 jam, sekarang butuh total 20 jam untuk melintas jalan itu. Angkutan bus, menurut dia, sudah hampir satu bulan berhenti beroperasi.

Bahkan, ada badan jalan yang tinggal separuh dan long-sor. Akibatnya, harus ada sopir yang mengalah untuk melalui jalan itu. ‘’Kalau tidak, akan terjebak ke dalam kubangan atau jatuh ke jurang,’’

Diperkirakan, jika kerusakan itu tidak segera diperbaiki pa-ling lama 1 bulan ke depan, ruas jalan terebut putus total.

Daerah paling parah meng-alami kerusakan mulai di simpang Perdau Kecamatan Bengalon, Kutai Timur, hingga memasuki kawasan Labaran, Kabupaten Berau.

Hardi dan Ana, pasangan suami istri, warga SP1 Muara Wahau, mengaku kerusakan jalan berakibat biaya tinggi. Dulu, ujarnya, biaya Wahau-

Samarinda naik travel Rp60 ribu-Rp80 ribu per orang. Sekarang menjadi Rp250 ribu per orang.

Ketua Komisi II DPRD Kal-tim Rusman Yaqub juga men-gaku prihatin terhadap kondisi jalan trans-Kaltim.

Menurutnya, dengan APBD sebesar Rp7 triliun lebih, serta sumbangan produk domestik regional bruto sebesar Rp300 triliun lebih, tak semestinya kondisi infrastruktur di Kaltim seperti saat ini.

Sekretaris Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Ismunadar me-nyatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak atas kerusakan jalan tersebut. ‘’Pemkab tidak memiliki kewenangan melaku-kan perbaikan kerusakan jalan nasional dengan menggunakan APBD,’’ ujarnya, kemarin.

Perbaikan oleh wargaJalan trans-Sulawesi yang

menghubungkan antara Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara juga mengalami rusak parah. Kerusakan terparah di Kabupaten Morowali, Sulawesi

Tengah, yang berbatasan de-ngan Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

Banyak terdapat titik jalan seperti kubangan kolam, be-cek penuh lumpur, beberapa jalan yang terjal di tepi jurang, bahkan tidak bisa dilalui ken-daraan bila hujan. Akibatnya, tidak sedikit kendaraan harus bertahan hingga beberapa hari sampai jalan benar-benar ke-ring oleh sinar matahari.

Kerusakan jalan juga terjadi di sejumlah ruas jalan dan jembatan menuju lokasi wisata pantai di Kabupaten Tanah Laut, Kaliman-tan Selatan. Akibatnya, jalan itu dijadikan arena praktik pungli.

Pungutan itu dilakukan ka-rena upaya perbaikan dilaku-kan warga setempat dengan menambal material batu atau pasir. Sementara jembatan yang rusak diperbaiki dengan menaruh tumpukan kayu atau pohon kelapa untuk memper-mudah pengunjung melewati jalan. (DY/SS/UB/Ant/N-1)

[email protected]

Sopir yang berani melewati jalan lintas Kaltim harus siap bermalam di tengah jalan jika hujan turun.

Jalan Rusak Picu Biaya Tinggi

Harapan kami Komisi II DPR RI

segera memanggil BPN dan memerintahkan mereka untuk mengukur ulang HGU yang dimiliki PT Garuda Panca Artha.”

Abdurrachman S NatamenggalaBupati Tulang Bawang

MI/WIBOWO

SELASA, 29 MARET 2011

BANJIR PANDEGLANG: Warga berada di dalam rumah yang terkena banjir di wilayah Kabupaten Pandeglang, Banten, kemarin. Banjir di sembilan kecamatan tersebut juga merendam jalan-jalan desa yang menghubungkan antarkecamatan.