selamat datang di eprints data - eprints unpameprints.unpam.ac.id/1202/1/jurnal ilmiah dan...

16
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PAMULANG perpustakaan.unpam.ac.id – eprints.unpam.ac.id 201 2 Teknologi ISSN 1858 - 4993 JURNAL ILMIAH DAN TEKNOLOGI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI DALAM UPAYA MENANGGULANGI KECACATAN PRODUK ROTI DONAT DI PABRIK ROTI NAUFAL DONAT MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA “Dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Pamulang” Estiningsih Tri Handayani, Hadi Wibowo Teknologi Vol.VIII/No.22/Oktober/2012 32

Upload: others

Post on 06-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Selamat Datang Di Eprints Data - Eprints UNPAMeprints.unpam.ac.id/1202/1/Jurnal Ilmiah dan Teknologi... · Web viewMerupakan langkah operasional yang ketiga dalam program peningkatan

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PAMULANG

perpustakaan.unpam.ac.id – eprints.unpam.ac.id

2012

Teknologi ISSN 1858 - 4993

JURNAL ILMIAH DAN TEKNOLOGI

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI DALAM UPAYA MENANGGULANGI KECACATAN

PRODUK ROTI DONAT DI PABRIK ROTI NAUFAL DONAT MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

“Dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Pamulang”Estiningsih Tri Handayani, Hadi Wibowo

Teknologi Vol.VIII/No.22/Oktober/2012 32

Page 2: Selamat Datang Di Eprints Data - Eprints UNPAMeprints.unpam.ac.id/1202/1/Jurnal Ilmiah dan Teknologi... · Web viewMerupakan langkah operasional yang ketiga dalam program peningkatan

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PAMULANG

perpustakaan.unpam.ac.id – eprints.unpam.ac.id

2012ABSTRAK

Pabrik roti Naufal Donat, adalah perusahaan yang bergerak dalam industri makanan dan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya telah menerapkan sistem pengendalian kualitas produksi untuk manajemen mutu yang baik dan sesuai dengan pedoman standar mutu yang berlaku. Akan tetapi pada kenyataannya masih terdapat produk yang kualitasnya buruk. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar produksi pabrik roti Naufal Donat adalah roti donat. Berdasarkan data produksi pada 3 bulan terakhir yaitu bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2011 adalah sebesar 59709 box dengan jumlah produk cacat yang terjadi dalam produksi sebesar 1252 box. Berdasarkan perhitungan, Pabrik roti Naufal Donat memiliki tingkat sigma 3.20 dengan kemungkinan kerusakan sebasar 45103 box untuk sejuta produksi (DPMO). Analisis hasil penelitian menggunakan metode six sigma. Dimana pada tahap pengukuran (measure) dihitung nilai Upper Control Limit (UCL), Lower Control Limit (LCL) serta perhitungan DPMO dan Sigma pada tiga penyebab cacat tertinggi yaitu cacat karena Tipis (27%), Patah/ Sobek (24%), Kecil (19%), Kebesaran (16%), dan Kotor (14%). Berdasarkan perhitungan nilai Sigma, rata-rata nilai sigma perusahaan adalah 3,2 dengan 45103 Defect per million Opportunitas (DPMO). Pada tahap analyze bahwa kualitas roti donat dan kemampuan proses perusahaan cukup baik serta faktor-faktor utama penyebab produk cacat adalah unsur karyawan. Tahap improve dengan meningkatkan pengawasan dan skill terhadap karyawan serta kesadaran operator mesin pengadon, perawatan dan perbaikan pada mesin secara berkala dan penyeleksian bahan baku. Tahap control melakukan check sheet pendataan produk, dicatat berdasarkan jenis dan mesin atas pertanggungjawaban kepala produksi, melaporkan hasil penimbangan kepada kepala produksi, dan pengawasan terhadap kegiatan produksi oleh kepala bagian produksi secara terus menerus. Analisis faktor-faktor yang menyebabkan produk cacat yang paling dominan adalah Karyawan kemudian diikuti faktor mesin, faktor bahan baku dan faktor metode sebagai sebab lain yang membentuk produk akhir.

Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Six Sigma

PENDAHULUAN

Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada

dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan

dampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi, baik di pasar domestik maupun

di pasar internasional. Setiap usaha dalam persaingan tinggi dituntut untuk selalu

berkompetisi dengan perusahaan lain di dalam industri yang sejenis. Salah satu cara

agar bisa memenangkan kompetisi atau paling tidak dapat bertahan di dalam kompetisi

tersebut adalah dengan memberikan perhatian penuh terhadap kualitas produk yang

dihasilkan oleh perusahaan sehingga bisa mengungguli produk yang dihasilkan oleh

pesaing. Permasalahan kualitas telah mengarah pada taktik dan strategi perusahaan

secara menyeluruh dalam rangka untuk memiliki daya saing dan bertahan terhadap

persaingan global dengan produk perusahaan lain (La Hatani, 2007).

Pada umumnya sistem pengendalian kualitas seperti TQM dan lain-lain hanya

menekankan pada upaya peningkatan terus menerus berdasarkan kesadaran mandiri

dari manajemen. Sistem tersebut tidak memberikan solusi yang tepat mengenai

Teknologi Vol.VIII/No.22/Oktober/2012 33

Page 3: Selamat Datang Di Eprints Data - Eprints UNPAMeprints.unpam.ac.id/1202/1/Jurnal Ilmiah dan Teknologi... · Web viewMerupakan langkah operasional yang ketiga dalam program peningkatan

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PAMULANG

perpustakaan.unpam.ac.id – eprints.unpam.ac.id

2012terobosan-terobosan atau langkah - langkah yang seharusnya dilakukan untuk

menghasilkan peningkatan kualitas secara dramatik menuju tingkat kegagalan = 0 (zero

defect). Six sigma sebagai salah satu metode baru yang paling popular merupakan

salah satu alternatif dalam prinsip - prinsip pengendalian kualitas yang merupakan

terobosan dalam bidang manajemen kualitas (Gasperzs, 2005: 303) Six sigma dapat

dijadikan ukuran kinerja sistem industri yang memungkinkan perusahaan melakukan

peningkatan yang luar biasa dengan terobosan strategi yang aktual. Six sigma juga

dapat dipandang sebagai pengendalian proses industri yang berfokus pada pelanggan

dengan memperhatikan kemampuan proses. Pencapaian six sigma hanya terdapat 3,4

cacat per sejuta kesempatan. Semakin tinggi target sigma yang dicapai maka kinerja

sistem industri semakin membaik.

Pabrik roti Naufal Donat, pabrik ini adalah perusahaan yang bergerak dalam

industri makanan dan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya telah menerapkan sistem

pengendalian kualitas produksi untuk manajemen mutu yang baik dan sesuai dengan

pedoman standar mutu yang berlaku. Berbagai program pengendalian kualitas dilakukan

oleh perusahaan sehingga dapat menghasilkan produk yang baik dan sesuai dengan

standar kualitas yang ditetapkan. Akan tetapi pada kenyataannya masih terdapat produk

yang kualitasnya buruk. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar produksi pabrik

roti Naufal Donat adalah roti donat.

1. Definisi Pengendalian kualitas adalah merencanakan dan melaksanakan cara yang

paling ekonomis untuk membuat sebuah barang yang akan bermanfaat dan

memuaskan tuntutan konsumen secara maksimal (Assauri,1999 : 18). Six Sigma

adalah bertujuan yang hampir sempurna dalam memenuhi persyaratan pelanggan

(Pande dan Cavanagh, 2003: 9). Menurut Gaspersz (2005:310) six sigma adalah

suatu visi peningkatan kualitas menuju target 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan

untuk setiap transaksi produk barang dan jasa. Jadi Six Sigma merupakan suatu

metode atau teknik pengendalian dan peningkatan kualitas dramatik yang

merupakan terobosan baru dalam bidang manajemen kualitas.

Teknologi Vol.VIII/No.22/Oktober/2012 34

Page 4: Selamat Datang Di Eprints Data - Eprints UNPAMeprints.unpam.ac.id/1202/1/Jurnal Ilmiah dan Teknologi... · Web viewMerupakan langkah operasional yang ketiga dalam program peningkatan

METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1. Flow Chart Metodologi Penelitian

Perusahaan ini bergerak di bidang industri pangan. Data yang dibutuhkan

berdasarkan kualitas yaitu baik (diterima) atau cacat (ditolak). Menurut Gasperz (2002)

ada enam aspek yang perlu diperhatikan dalam penerapan konsep Six Sigma dibidang

manufactur: identifikasi karakteristik produk yang akan memuaskan pelanggan (sesuai

kebutuhan dan ekspektasi pelanggan), mengklasifikasikan karakteristik kualitas yang

akan dianggap sebagai CTQ (Critical to Quality), menentukan apakah setiap CTQ itu

dapat dikendalikan melalui pengendalian material, mesin, proses-proses kerja, dan lain-

lain. menentukan batas maksimum toleransi untuk setiap CTQ sesuai yang dinginkan

pelanggan (menentukan nilai Upper Specification Limit dan Lower Specification Limit

dari setiap CTQ), menentukan maksimum variasi proses untuk setiap CTQ (menentukan

nilai maksimum standart deviasi untuk setiap CTQ), 6) mengubah desain produk dan

atau proses sedemikian rupa agar mampu mencapai nilai target Six Sigma yang berarti

Studi pendahuluan

Identifiksasi Masalah Studi Literatur

Batasan Masalah

Penentuan Penyebab Umum Terjadinya cacat

Tujuan Penelitian

Identifikasi Data Yang Dibutuhkan

Data Primer

Penentuan CTQ Dalam Proses Produksi(Dengan Diagram Fishbone)

Pengukuran Produk Cacat

Menentukan Kapabilitas Proses

Buang Data di luar Kontrol

Membuat Peta Kendali (Peta-P)

In-Control

Validasi

A

Data Sekunder

Membuat Diagram Pareto

Pengujian CTQ Penyebab terjadinya cacat

Penyusunan Rancangan Eksperimen

Menentukan tempat terjadinya kecacatan

Pelaksanaan Eksperimen

Pengujian dan Interprestasi hasil Eksperimen

Pelaksanaan Produksi dengan Kondisi optimal

Hasil Pengolahan data Kemudian dianalisa penyebab utamanya

Kesimpulan dan saran

A

Page 5: Selamat Datang Di Eprints Data - Eprints UNPAMeprints.unpam.ac.id/1202/1/Jurnal Ilmiah dan Teknologi... · Web viewMerupakan langkah operasional yang ketiga dalam program peningkatan

memiliki indeks kemampuan proses, Cp minimum sama dengan dua (Cp ≥ 2) atau 3,4

DPMO. Tahapan penelitian ini mengacu pada Gasperz (2002) untuk menyelesaikan

masalah dan peningkatan proses melalui tahap DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Improve, Control).

1. Tahap DefinePada tahapan ini ditentukan proporsi defect yang menjadi penyebab paling

signifikan terhadap adanya kerusakan yang merupakan sumber kegagalan produksi.

Cara yang ditempuh adalah mendefinisikan masalah, mendefinisikan rencana

tindakan, menetapkan sasaran dan tujuan peningkatan kualitas Six Sigma

berdasarkan hasil observasi.

2. Tahap MeasureMeasure merupakan langkah oprasional yang kedua dalam program

peningkatan kualitas Six Sigma. Terdapat tiga hal pokok yang harus dilakukan

dengan memilih atau menentukan karakteristik kualitas (Critical to Quality) kunci,

mengembangkan rencana pengumpulan data, pengukuran baseline kinerja pada

tingkat output.

3. Tahap AnalyzeMerupakan langkah operasional yang ketiga dalam program peningkatan

kualitas six sigma. Ada beberapa hal yang harus dilakukan pada tahap ini yaitu:

menentukan stabilitas dan kemampuan (kapabilitas) proses, menetapkan target

kinerja dari karakteristik kualitas (CTQ), dengan menggunakan diagram pareto dan

diagram sebab akibat.

Page 6: Selamat Datang Di Eprints Data - Eprints UNPAMeprints.unpam.ac.id/1202/1/Jurnal Ilmiah dan Teknologi... · Web viewMerupakan langkah operasional yang ketiga dalam program peningkatan

4. Tahap ImprovePada langkah ini diterapkan suatu rencana tindakan untuk melaksanakan

peningkatan kualitas Six sigma. Setiap rencana tindakan yang diimplementasikan

harus dievaluasi tingkat efektivitasnya melalui pencapaian target kinerja dalam

program peningkatan kualitas Six sigma yaitu menurunkan DPMO menuju target

kegagalan nol (zero defect oriented) atau mencapai kapabilitas proses pada tingkat

lebih besar atau sama dengan 6-Sigma, serta mengkonversikan manfaat hasil-hasil

kedalam penurunan persentase biaya kegagalan kualitas (COPQ).

5. Tahap ControlMerupakan tahap operasional terakhir dalam upaya peningkatan kualitas

berdasarkan Six Sigma. Pada tahap ini hasil peningkatan kualitas didokumentasikan

dan disebarluaskan, praktik-praktik terbaik yang sukses dalam peningkatan proses

distandarisasi dan disebarluaskan, prosedur didokumentasikan dan dijadikan

sebagai pedoman standar, serta kepemilikan atau tanggung jawab ditransfer dari tim

kepada pemilik atau penanggung jawab proses.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tahap DefineDefine adalah langkah awal dalam metode six sigma, dalam hal ini produk

yang cacat akan didefinisikan mengenai penyebab masalahnya. Dalam

permasalahan ada beberapa penyebab produksi cacat. Lihat tabel 1. di bawah ini :

Tabel 1. Jumlah Produksi Dan Jenis Kecacatan Produk Roti Donat

Bulan MingguProduk Cacat (Np)

Jumlah Produksi

(n)

Jenis Kecacatan Produk

Sobek Tipis Kecil Kebesaran Patah

Oktober

I 95 2062 29 15 14 18 19II 98 2158 16 37 12 18 15III 97 2197 15 37 13 13 19IV 91 2394 11 27 19 18 16

Jumlah 381 8811 71 116 58 67 69

November

I 120 2341 24 37 28 18 12II 112 1904 36 29 19 15 13III 120 2311 40 23 29 16 12IV 98 2503 26 28 12 18 12

Jumlah 450 9059 126 117 88 67 49

DesemberI 95 2626 23 28 13 15 16II 98 2624 26 28 16 15 13

Page 7: Selamat Datang Di Eprints Data - Eprints UNPAMeprints.unpam.ac.id/1202/1/Jurnal Ilmiah dan Teknologi... · Web viewMerupakan langkah operasional yang ketiga dalam program peningkatan

III 115 2759 25 24 24 28 14IV 113 2310 23 24 36 12 18

Jumlah 421 10319 97 104 89 70 61Jumlah Total 1252 28189 294 337 235 204 179

Persentase 24% 27% 19% 16% 14%

2. Tahap MeasureMeasure merupakan tahap pengukuran dengan pembuatan analisis diagran

control P- chart untuk menentukan produk cacat yang dominan dan CTQ-nya.

Seperti gambar di bawah ini :

Gambar 2. Diagram Control

Control P-Chart untuk roti Donat menunjukkan terdapat 1 titik periode terletak

di atas UCL yang berarti out of control, yaitu: Minggu kedua bulan November 2011

atau minggu ke- 6 dengan proporsi produk akhir sebesar 0,061123. Dari peta

kendali di atas dapat dilihat bahwa proporsi produk akhir ditolak di minggu ke – 2

bulan November 2011, dimana tingkat proporsi produk akhir ditingkat 6,11% yang

terletak di luar kendali UCL.

3. Tahap AnalyseMengidentifikasikan penyebab masalah kualitas dengan menggunakan

diagram pareto dan diagram sebab akibat. Lihat gambar 3 dan gambar 4.

Page 8: Selamat Datang Di Eprints Data - Eprints UNPAMeprints.unpam.ac.id/1202/1/Jurnal Ilmiah dan Teknologi... · Web viewMerupakan langkah operasional yang ketiga dalam program peningkatan

Gambar 3. Diagram Pareto

Gambar 4. Diagram Sebab Akibat

Dari analisis diagram diagram pareto dan diagram sebab akibat tersebut

dapat diketahui tentang kecacatannya adalah sebagai berikut :

a. Karyawan, Karyawan bagian produksi bekerja pada malam hari dari pukul 16.30

WIB sampai dengan pukul 02.30 WIB, maka konsistensi pada saat bekerja

cenderung berkurang, kelelahan baik di fisik maupun di otak dan terasa ngantuk

karena perbedaan istirahat antara siang dan malam itu berbeda.

Page 9: Selamat Datang Di Eprints Data - Eprints UNPAMeprints.unpam.ac.id/1202/1/Jurnal Ilmiah dan Teknologi... · Web viewMerupakan langkah operasional yang ketiga dalam program peningkatan

b. Metode, Dari seluruh rangkaian sistem pengawasan kualitas proses produksi,

ada beberapa bagian yang tidak di awasi yaitu di pengebokan. Setiap bagian itu

harus segera diawasi agar tidak terjadi kerusakan.

c. Bahan Baku, Pabrik mengambil bahan baku dari berbagai kios yang berbeda

sehingga kualitas bahan baku harus di cek secara teliti dan menyeluruh. Dalam

penyimpanan bahan baku harus di pisahkan menurut jenisnya yang

akanmempengaruhi ketahanan bahan baku. Terjadi juga pada faktor bahan baku

yang kurang teliti terhadap bahan baku yang tanggal kadaluarsa beberapa bulan

lagi.

d. Mesin, Mesin yang sudah tua, perawatan yang kurang dalam keuangannya akan

menyebabkan terhambatnya masa proses produksi. Penggunaan mesin yang

kurang hati – hati dalam proses produksi roti donat akan cepat mudah patah

pada baling – balingnya dan pada lachuer.

4. Tahap ImproveRekomendasi ulasan perbaikan yaitu perbaikan mesin yang rusak,

melakukan perawatan terhadap mesin yang dilakukan lebih intensif dan terus

menerus, melakukan setting mesin secara berkala dan selalu mengeceknya,

pengawasan karyawan bagian produksi, mengelompokkan produk cacat

berdasarkan jenis dan mesin untuk setiap hari melakukan proses produksi oleh

masing - masing karyawan tiap bagian, pengamatan hasil perbaikan setiap minggu.

5. Tahap ControlMerupakan tahap analisis terakhir dari proyek six sigma yang menekankan

pada pendokumentasian dan penyebarluasan dari tindakan yang telah dilakukan

meliputi: melakukan perawatan mesin dan perbaikan mesin secara berkala,

melakukan pengawasan terhadap bahan baku dan karyawan bagian produksi agar

mutu barang yang dihasilkan lebih baik, melakukan pencatatan dan penimbangan

produk catat setiap hari dari masing-masing jenis dan mesin, yang dilakukan oleh

karyawan masing - masing bagian, melaporkan hasil penimbangan produk cacat

berdasarkan type produk catat kepada kepala produksi, total produk cacat

dicantumkan dalam buku agenda produksi cacat yang dilakukan oleh kepala

produksi, total produk cacat dalam periode satu bulan dicantumkan dalam montly

manager. Scorecard atas pertanggung jawaban kepala produksi untuk dilaporkan

kepada pimpinan pabrik.

Page 10: Selamat Datang Di Eprints Data - Eprints UNPAMeprints.unpam.ac.id/1202/1/Jurnal Ilmiah dan Teknologi... · Web viewMerupakan langkah operasional yang ketiga dalam program peningkatan

KESIMPULAN

Berdasarkan data yang telah dianalisis beserta pembahasan yang telah diuraikan

pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan data produksi, diketahui jumlah produksi pada 3 bulan terakhir, bulan

Oktober - bulan Desember 2011 sebesar 59709 box dengan jumlah produk cacat

sebesar 1252 box. Berdasarkan perhitungan, memiliki tingkat sigma 3.20 dengan

kemungkinan kerusakan sebesar 45103 box untuk sejuta produksi (DPMO). Hal ini

tentunya menjadi sebuah kerugian yang sangat besar apabila tidak ditangani secara

serius sebab semakin banyak produk cacat dalam proses produksi roti donat akan

mengakibatkan pembengkakan pada biaya produksi roti donat. Pada hal harga

bahan yang setiap bulannya naik 1%.

2. Jenis-jenis kerusakan atau misdruk yang sering terjadi pada produksi Roti Donat

Naufal Donat yaitu disebabkan karena Patah/ Sobek sebanyak 294 box, Tipis

Sebanyak 337 box, Kecil 235 box, Kebesaran sebanyak 204 box, serta jenis

kerusakan berupa Kotor sebanyak 179 box.

3. Berdasarkan diagram pareto, prioritas perbaikan yang perlu dilakukan adalah

menekan atau mengurangi jumlah produk cacat yang terjadi dalam produksi dan ini

dilakukan dengan cara mengurutkan persentase penyebab kecacatan tertinggi

berturut-turut yaitu cacat karena Tipis (27%), Patah/ Sobek (24%), Kecil (19%),

Kebesaran (16%), dan Kotor (14%). Dan produk cacat yang paling dominan adalah

Tipis, Patah/ sobek dan Kecil.

4. Penggunaan alat bantu statistik dengan peta kendali p dalam pengendalian kualitas

produk di identifikasikan bahwa kualitas produk berada di luar batas kendali yang

seharusnya, jika berdasarkan data produksi jumlah cacat yang terjadi sebagian

besar memenuhi target dibawah 6%. Hal tersebut seperti yang ditunjukkan pada

grafik kontrol yang memperlihatkan bahwa titik berfluktuasi sangat tinggi dan tidak

beraturan, serta ada beberapa titik yang keluar dari batas kendali yang

mengindikasikan bahwa proses berada dalam keadaan tidak terkendali atau masih

mengalami penyimpangan.

Page 11: Selamat Datang Di Eprints Data - Eprints UNPAMeprints.unpam.ac.id/1202/1/Jurnal Ilmiah dan Teknologi... · Web viewMerupakan langkah operasional yang ketiga dalam program peningkatan

DAFTAR PUSTAKA

Ama Lusiana, 2007. Analisis Pengendalian Kualitas Produk dengan Menggunakan Metode Six Sigma Pada PT. Sandang Nusantara Unit Patal Secang. Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.

Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Operasi Dan Produksi. Jakarta : LP FE UI

Gasperz, Vincent. 2007. Lean Six Sigma. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Montgomery, Douglas C. 1990. Pengantar Pengendalian Kualitas Statitik. Universitas

Gajah Mada : Yogyakarta

Muhaemin, Achmad. 2012. Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Metode Six Sigma Pada Harian Tribun Timur. Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Pande, Neumann, Roland R.Cavanagh.2002. The Six sigmaWay Bagaimana GE, Motorola & Perusahaan Terkenal Lainnya Mengasah Kinerja Mereka.

Yogjakarta : ANDI.

Pete & Holpp. 2002. What Is Six Sigma. Yogjakarta : ANDI.

Vanany, I. dan Emilasari, D., 2007. Aplikasi Six Sigma Pada Produk Clear File di

Perusahaan Stasionery, Jurnal Teknik Industri Vol.9 No.5.

Page 12: Selamat Datang Di Eprints Data - Eprints UNPAMeprints.unpam.ac.id/1202/1/Jurnal Ilmiah dan Teknologi... · Web viewMerupakan langkah operasional yang ketiga dalam program peningkatan