sekolah pascasarjana universitas islam negeri...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI KURIKULUM
PENDIDIKAN KETERAMPILAN VOKASIONAL
DI MADRASAH ALIYAH
Studi pada Madrasah Aliyah di Provinsi DKI Jakarta
Disertasi:
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Doktor
Dalam Bidang Pendidikan Islam
Oleh:
SUPRIHATININGSIH NIM. 13.09.3.00.0.03.01.0061
Promotor :
Prof. Dr. Suwito, MA
Prof. Dr. Abuddin Nata, MA
KONSENTRASI PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015 M/ 1437 H
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas taufiq dan
hidayah-Nya penulisan disertasi ini dapat disusun sesuai ketentuan
akademik.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada suri tauladan umat
manusia Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah adalah contoh pribadi
yang berkarakter mulia.
Disertasi ini ditulis di tengah kesibukan penulis sebagai tenaga
pendidik bidang vokasi yang banyak menyita waktu dan tenaga, sehingga
penulisan disertasi ini banyak terkendala yang semoga tidak menyurutkan
dalam penyelesainnya. Penulis menyadari bahwa dengan pertolongan
Allah dan bantuan banyak pihak yang telah memberikan bantuan berupa
dorongan, arahan dan data yang diperlukan mulai dari persiapan, tempat
dan pelaksanaan penelitian hingga tersusunnya disertasi ini.
Untuk itu rasa penghargaan dan terima kasih penulis ucapkan
kepada yang terhormat:
Rektor-rektor UIN Syarif Hidayatullah periode 2010-2015, Prof.
Dr. Komarudin Hidayat, MA, dan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
periode 2015-2020, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
periode 2010-2015, Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, dan Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
periode 2015-2020, Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA. Ketua Jurusan
Program Doktor, periode 2010-2015 Prof. Dr. Suwito, MA, dan Ketua
Program Doktor periode 2015-2020 Prof. Dr. Didin Saepuddin, MA.
Promotor-promotor Prof. Dr. Suwito, MA., dan Prof. Dr. Abuddin Nata,
MA.
Para Verifikator dan penguji di proposal, works in progress, ujian
komprehensif dan Ujian Pendahuluan; Dr. Yusuf Rahman, MA, Dr. Fuad
Jabali, MA, Dr. Asep Saepuddin Jahri, MA, Prof. Dr. Iik Arifin
Mansurnoor, Prof. Dr. Abuddin Nata, MA, Prof. Dr. Suwito, MA, Prof.
Dr. Bambang Pranowo, MA, Prof. Dr. Faturrahman Djamil, MA, Prof. Dr.
Huzaimah T Yanggo, MA, Prof. Dr. Amany Lubis, MA.
Semua guru besar, para dosen dan staf SPs UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, khususnya Prof. Dr. Suwito, MA., Prof. Dr. Abuddin Nata, MA.,
Prof. Dr. Malik Fajar, MA, Prof. Dr. Atho Mudzar, MA, Prof. Dr.
Tajuddin, MA, Prof. Dr. Iik Arifin Mansurnoor, MA., Dr. Yusuf Rahman,
MA., Dr. Fuad Jabali, MA., dan Dr. Asep Saefuddin Jahar, MA.
Kepala-kepala MAN 13 Jakarta; Dra. Hj. Jusniwaty Latief, M.Pd,
Dra. Hj. Ida Susilawati, MM, Drs. Nuroto, MSi., dan seluruh civitas
akademika MAN 13 Jakarta. Kepala MAN 15 dan MAN 8 Jakarta beserta
staf Tata Usaha dan Guru-guru Keterampilan.
Direktur SEAMEO VOCTECH di Bandar Seri Begawan, Negara
Brunei Darussalam Tuan Hj. Mohd Sharifuddin Hj. Mohd Salleh dan
Wakil Direktur SEAMEO VOCTECH Bapak Dr. Paryono.
Para Pimpinan Perpustakaan SPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
perpustakaan SEAMEO VOCTECH Negara Brunei Darussalam,
perpustakaan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kementrian
Agama Jakarta Pusat, perpustakaan Universitas Negeri Jakarta, Jakarta
Timur.
Para ulama, cendikiawan dan ilmuan yang tulisannya dijadikan
bahan rujukan oleh penulis dalam menyelesaikan disertasi ini. Sahabat-
sahabat mahasiswa S3 dan S2 SPs UIN Syarif Hidayatullah angkatan
2010, khususnya Andrian Aziz Widodo, M.Pd., Sufyati ME, Sabhamis,
MA., Dr. Kurnali, MA., Ayu Aljufri, MPsy., Dr. Nuraini, MA., Drs. Eva
Nugraha, MA., dan Drs. Raslan, MA, Dr. Hariyansyah, MM, Dr.
Apriliantoni, MM, dan Intan Irawati, M.Sc yang membantu penulis
mengolah data.
Ayahanda H. Suwandi dan Ibunda Hj. Hasanah, ayahanda H.
Sirajuddin Ibrahim (Al-Marhum) dan Ibunda Hj. Halimatus Sadiyah (Al-
Marhum), Suamiku tercinta Drs. H. Darul Aqsha, dan anak-anakku
tersayang Aisha Humaira, Ainel Firas, S.Ip, Faris Bassam, A.Md dan
Kaffa Merdeka, serta cucu-cucuku Arsyila Hayfa Rinjani, Adskhan Rasha
Anayaken dan Sakha Rasha Atthailla Ibrahim yang menjadi inspirasi
semangat dalam menyelesaikan studi.
Adik-adiku tercinta Supriyanto, Dra. Supriyanti, Eddy Supriyadi
S.T, Wahyudi Apriyanto, ST., dan Purnawati Atik Handayani, A.Md.
Semua pihak yang telah membantu dengan penuh keikhlasan dan memberi
motivasi yang belum penulis sebutkan satu persatu, hanya Allah SWT
yang mampu untuk membalas dengan adil kebaikan yang telah diberikan.
Semoga disertasi ini mampu memberikan manfaat bagi
perkembangan pendidikan keterampilan vokasi pada pendidikan Madrasah
Aliyah dan dunia pendidikan pada umumnya. Amien.
Jakarta, 30 Desember 2015
Penulis.
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Suprihatiningsih
NIM : 13.09.3.00.0.03.01.0061.
Konsentrasi : Pendidikan Islam
Menyatakan bahwa disertasi yang berjudul Implementasi Kurikulum Pendidikan Keterampilan Vokasi di Madrasah Aliyah : Studi pada Madrasah Aliyah di Propinsi DKI Jakarta adalah hasil karya saya,
kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat
kesalahan dan kekeliruan di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung
jawab saya yang dapat berakibat pada pembatalan gelar kesarjanaan saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa
paksaan dari siapapun.
Pamulang, 30 Desember 2015
Suprihatiningsih
vii
PERSETUJUAN PROMOTOR
Disertasi yang berjudul Implementasi Kurikulum Pendidikan Keterampilan Vokasi di Madrasah Aliyah: Studi pada Madrasah Aliyah di Propinsi DKI Jakarta yang ditulis oleh Suprihatiningsih dengan NIM
13.09.3.00.0.03.01.006, pada konsentrasi Pendidikan Islam, Program
Doktor Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta ini telah diperiksa dan disetujui untuk dibawa ke
Ujian Promosi.
Jakarta,
Promotor 1 Promotor 2
Prof. Dr. Suwito, MA. Prof. Dr. Abuddin Nata, MA
ix
PERSETUJUAN HASIL UJIAN PENDAHULUAN
Disertasi yang berjudul Implementasi Kurikulum Pendidikan Keterampilan Vokasi di Madrasah Aliyah: Studi pada Madrasah Aliyah di Propinsi DKI Jakarta yang ditulis oleh Suprihatiningsih dengan NIM
13.09.3.00.0.03.01.006, telah dinyatakan lulus pada ujian Pendahuluan
yang diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 3 September 2015.
Disertasi ini telah diperbaiki sesuai saran dan komentar para
penguji sehingga disetujui untuk diajukan ke Ujian Promosi.
Jakarta, ......................... 2015
Tim Penguji:
No Nama Tanda Tangan Tanggal
1 Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA.
2 Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA
3 Prof. Dr. Sutjipto
4 Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
5 Prof. Dr. Suwito, MA
6 Prof. Dr. Abuddin Nata, MA
xi
ABSTRAK
Kesimpulan disertasi ini membuktikan bahwa hasil penelitian
Implementasi kurikulum keterampilan vokasi yang bermuatan life skills
belum memberikan bekal yang cukup kepada peserta didik untuk menjadi
entrepreneur yang handal dan professional. Hal ini disebabkan oleh kurang
terlaksananya Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi Kontrol dan Evaluasi
dengan baik .
Posisi Disertasi. Temuan penelitian ini menurut Thi Tuyet
Tran,”Limitation on Development of Skills in Higher Education in
Vietnam (2013)” menyimpulkan bahwa, keterbatasan lembaga pendidikan
menengah dalam pengembangan keterampilan sumber daya manusia
merupakan suatu hambatan sumber daya manusia dalam menghadapi
dunia kerja. Disertasi ini mengkritisi pendapat Arthur J. Cropley (2001),
yang mengatakan bahwa kreativitas berhubungan dengan keterampilan
dan kreativitas adalah pencapaian performance daya nalar paling tinggi
yang hanya dimiliki oleh orang tertentu yaitu, hanya dimiliki oleh mereka
yang memiliki bakat intelektual yang superior, memiliki pengetahuan dan
keterampilan khusus pada beberapa area kreativitas tertentu di samping
personal properties sebagai yang terpenting. Sumber daya manusia yang
kreatif tidak dapat mengekspresikan kreativitasnya sama efektifnya pada
semua area kreativitas yang ditandai dengan perbedaan pencapaian
tingkat kemampuan pada pribadi yang berbeda meski menekuni area
kreativitas yang sama. Disertasi ini mendukung pendapat Anna Craft,
dalam “The Limits to Creativity in Education: Dilemmas for Educator”,
(2003) yang menyimpulkan bahwa, perkembangan kemajuan sain dan
teknologi membuat perkembangan pembelajaran keterampilan menjadi
perkembangan positif dalam perubahan tingkat sosial masyarakat.
Sumber daya manusia yang memiliki keterampilan yang profesional,
memiliki kemampuan ketepatan dan kecepatan dalam persaingan dunia
usaha. Juga mendukung pendapat Intan Irawati dan Kun Sri Wardhani
.(2012), bahwa Program Keterampilan adalah penting bagi kehidupan
sosial peserta didik. Penempatan Program Keterampilan pada Madrasah
Aliyah memiliki tujuan untuk menjadikan peserta didik terampil.
Metodologi. Sumber data penelitian ini diperoleh dari data-data
empiris respon 151 siswa dalam pembelajaran keterampilan dan
implentasinya di tiga Madrasah Aliyah di Jakarta yang memiliki program
keterampilan, yaitu MAN 8, MAN 13 dan MAN 15. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif disajikan dalam bentuk analisis deskriptif. Teknik
pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Instrumen penelitian berbentuk kuesioner bagi siswa dengan reliabilitas
0.879. Panduan wawancara dan kuesioner telah divalidasi secara konstruk
oleh ekspert. Untuk memeriksa keabsahan data digunakan teknik
triangulasi dan teknik analisis data dengan menggunakan interpretasi data
secara kualitatif, analisis instrumen dengan program SPSS 20.0 dan
statistic deskriptif. Teknik Analisis deskripsi (Deskriptif Analisys), yaitu
mendeskripsikan informasi dari responden dalam data kualitatif,
dilakukan dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang ada,
sehingga memberikan gambaran nyata terhadap responden.
Dari kuesioner ternyata Analisis respon 151 responden terhadap 20
item instrument memiliki nilai rata-rata (rata-rata) data 3.033 dan
variansi 0.075 dengan simpangan baku 0.273. nilai kemiringan kurva data
adalah positif 0.935. Nilai minimum skor responden adalah 2.3 dan nilai
maksimum 3.95 dengan nilai tengah 3.00. Adapun reliabilitas instrument
0.859 dan validitas instrument 0.526 yang menunjukkan bahwa instrumen
valid dan reliable.
xiii
الملخص
حياتيةال المهارات منهج تنفيذ المهنية المهارات الدراسة نتائج أن إلثبات الرسالة هذه ختام في
ذاه يحدث. والمهنية بها موثوق أعمال رجل ليكون للمتعلمين كافية مخصصات تقدم لم الدن
أيضا اكاإلدر وتقييم والرقابة والتنظيم التخطيط تنفيذ عدم بسبب .
يف المهارات تنمية على القيود" توييت، ثي تران التي الدراسة هذه نتائج. أطروحة موقف
يةالتعليم المؤسسات على المفروضة القيود أن إلى توصلوا(" 2013) فيتنام في العالي التعليم
في البشرية الموارد على المفروضة القيود هي البشرية الموارد مهارات تنمية في الثانوية
آرثر رأي انتقاد األطروحة هذه. العمل عالم مواجهة J. أن تقول والتي ،(2001) كروبلي
عضب قبل من فقط تمتلك المنطق السلطة أداء أعلى تحقيق هي وإبداع بمهارة يرتبط اإلبداع
و المعرفة لديهم متفوقة، الفكرية المواهب مع أولئك قبل من فقط مملوكة وهي الناس،
وأهم الشخصي اإلبداع إلى باإلضافة المحددة المجاالت بعض في خصصةالمت المهارات
اإلبداع مجاالت كافة في فعاال يكون أن يمكن ال إبداعهم خالق تعبير البشرية الموارد. خصائص
متابعة تىح شخصي اإلبداع مختلف على القدرة تحقيق مستويات في االختالفات عن يتميز الذي
ضالتالمع: التعليم في لإلبداع حدود" في كرافت، آنا الرأي تؤيد ةاألطروح هذه. المنطقة نفس
مهارات تنمية يجعل مما والتكنولوجيا العلم تقدم أنه إلى خلصت والتي( 2003) ،"اللمربي
الذين ريةالبش الموارد المهنيين. المتغير االجتماعي المستوى في إيجابيا تطورا يشكل التعلم
هذه يدعم كما. التنافسية األعمال عالم في والسرعة الدقة على ةالقدر لديها مهارات، لديهم
الحياة للمتعلمين مهمة مهارة هو البرنامج هذا أن ،(2012) وارد النكا وكون Irawati الفكرة
مينالمتعل جعل بهدف وذلك عاليه الدينية المدارس في التنسيب مهارات برنامج. االجتماعية
.المهرة
من يهاعل الحصول تم التي البحثية البيانات مصدر النوعي البحث في ويرد. منهجية
الدينية المدارس ثالث في واالدراك التعلم مهارات في طالبا 151 من تجريبية بيانات استجابة
وهي البرمجة، مهارات لديهم الذين جاكرتا في عاليه MAN 8 ، MAN 13 و MAN 15.
التوالمقاب المالحظة خالل من البيانات جمع أسلوب. وصفيال التحليل شكل في الدراسة هذه
األدلة صحة من التحقق تم. 0780 موثوقية مع للطالب استبيان شكل في البحث أداة. والوثائق
التثليث قنياتت المستخدمة البيانات صحة من للتحقق. الخبراء يبني التي واالستبيانات المقابلة
مع الصك وتحليل النوعية البيانات تفسير مباستخدا البيانات تحليل وتقنيات SPSS 20.0 و
وصفي) الوصف تقنيات تحليل. الوصفي اإلحصاء Analisys) من المعلومات تصف التي ،
صورة تقديم اليوبالت البيانات، وتصنيف ترتيب يؤديها التي النوعية، البيانات في المستطلعين
المستطلعين من حقيقية .
قيمة متوسط لديها البند أداة 20 مقابل المستطلعين 151 يتحول تبياناالس على الردود تحليل
ميل هو البيانات قيمة. 0283 التباين المعياري االنحراف مع 0085و 3033 البيانات( متوسط)
لقيمة األقصى والحد 2.3 هي العينة أفراد من األدنى الحد قيمة النتيجة. 0035 لمنحنى إيجابي
الصك أن إلى يشير مما 0520 الصك وصحة الصك 0750 موثوقية. 03:00 منتصف في 3.05
عليها االعتماد ويمكن المفعول ساري .......
xv
ABSTRACT
The conclusion of this dissertation to prove that the results of the
study vocational skills curriculum implementation laden life skills have
not provided adequate provisions for learners to be a reliable and
professional entrepreneur. This is caused by the lack of implementation of
planning, organization, control and evaluation Actualization well.
Dissertation position. The findings of this study by Tran Thi
Tuyet, "Limitation on Development of Skills in Higher Education in
Vietnam (2013)" concluded that, the limitations of secondary educational
institutions in skills development of human resources is a human resource
constraints in the face of the world of work. This dissertation criticizing
the opinion of Arthur J. Cropley (2001), which says that the creativity
associated with skill and creativity are the achievement of the highest
performance reasoning power possessed only by certain people, namely,
owned only by those with superior intellectual talent, have the knowledge
and specialized skills in some specific areas in addition to personal
creativity as the most important properties. Human resources creatively
express their creativity can not be as effective in all areas of creativity
which is characterized by differences in the achievement levels of ability
on different personal creativity even pursue the same area. This
dissertation supports the opinion of Anna Craft, in "The Limits to
Creativity in Education: dilemmas for Educator", (2003) which concluded
that, the progress of science and technology makes the development of
learning skills be a positive development in a changing social level.
Human resources professionals who have the skills, have the ability to
accuracy and speed in the competitive business world. Also supports the
idea and Kun Sri Intan Irawati Wardhani. (2012), that the program is an
important skill for social life learners. Placement Skills Program at
Madrasah Aliyah has the aim to make skilled learners.
Methodology. Source of research data obtained from empirical
data response of 151 students in learning skills and actualization in three
Madrasah Aliyah in Jakarta who have programming skills, namely MAN
8, MAN 13 and MAN 15. This study is a qualitative research is presented
in the form of descriptive analysis. The technique of collecting data
through observation, interviews, and documentation. The research
instrument in the form of a questionnaire for students with the reliability
of 0879. Interview guides and questionnaires have been validated by
expert constructs. To check the validity of the data used triangulation
techniques and data analysis techniques using qualitative data
interpretation, analysis instrument with SPSS 20.0 and descriptive
statistics. Analysis Techniques description (Descriptive Analisys), which
describe the information of the respondents in the qualitative data,
performed by arranging and classifying the data, thus providing a real
picture of the respondents. Analysis of the questionnaire responses turns
151 respondents against 20 item instrument has an average value
(average) of data 3033 and 0075 with a standard deviation variance 0273.
the value of the data is a positive slope of the curve 0935. The minimum
value score of respondents is 2.3 and the maximum value of 3.95 at the
midpoint 3:00. The 0859 instrument reliability and validity of the
instrument 0526 which indicates that the instrument is valid and reliable.
xvii
PANDUAN TRANSLITERASI
Table of the system of transliteration of Arabic words and names used by the Institute of Islamic Studies, McGill University.
b = ب
t = ت
th = ث
j = ج
h{ = ح
kh = خ
d = د
dh = ذ
r = ر
z = ز
s = س
sh = ش
s{ = ص
d{ = ض
t{ = ط
z{ = ظ
ع = ‘
gh = غ
f = ف
q = ق
k = ك
l = ل
m = م
n = ن
h = ه
w = و
y = ي
Short: a = ´ ; i = ; u =
Long: a< = ا ; i> = ي ; ū = و
Diphthong: ay = ا ي ; aw = ا و
xix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................... ii
Kata Pengantar ...................................................................................... iii
Pernyataan Bebas Plagiasi ..................................................................... v
Persetujuan Tim Penguji ....................................................................... vii
Abstrak .................................................................................................. ix
Pedoman Transliterasi ............................................................................ xix
Daftar Isi .............................................................................................. xxi
Daftar Skema ......................................................................................... xxv
Daftar Tabel .......................................................................................... xxvii
Daftar Gambar ...................................................................................... xxix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................... 1
B. Permasalahan ........................................................... 19
C. Tujuan Penelitian dan Signifikansi Studi ............... 20
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................ 21
E. Metodologi Penelitian ........................................... 25
F. Sistematika Pembahasan ........................................ 30
BAB II KURIKULUM PENDIDIKAN KETERAMPILAN
VOKASI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN
UMUM DAN PENDIDIKAN ISLAM ......................... 33
A. Pendidikan Keterampilan Vokasi ............................ 33
B. Kurikulum Pendidikan Keterampilan Vokasi ..... 64
C. Pendidikan Keterampilan Vokasi dalam Perspektif
Islam ........................................................................ 83
BAB III PROFIL PROGRAM PENDIDIKAN
KETERAMPILAN VOKASI PADA MADRASAH
ALIYAH ....................................................................... 107
A. Sejarah Pendidikan Keterampilan Vokasi di
Madrasah Aliyah ..................................................... 107
B. Pendidikan Keterampilan Vokasi di Madrasah
Aliyah Negeri 13 Jakarta ...................................... 112
C. Pendidikan Keterampilan Vokasi di Madrasah
Aliyah Negeri 15 Jakarta ........................................ 123
D. Pendidikan Keterampilan Vokasi di Madrasah
Aliyah Negeri 8 Jakarta .......................................... 131
BAB IV KURIKULUM PENDIDIKAN KETERAMPILAN
VOKASI DI MADRASAH ALIYAH ........................... 137
A. Kondisi Kekinian Implementasi Kurikulum
Pendidikan Keterampilan Vokasi di MAN 8,
MAN 13 dan MAN 15 Jakarta ............................... 137
B. Proses Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan
Keterampilan Vokasi ............................................... 154
C. Analisis Persepsi Peserta Didik Terhadap
Program Keterampilan ............................................ 175
D. Jenis-jenis Produk Pendidikan Keterampilan
Vokasi di Madrasah Aliyah ...................................
BAB V EVALUASI DAN PENGEMBANGAN PROGRAM
PENDIDIKAN KETERAMPILAN VOKASI ................ 175
A. Evaluasi Pendidikan Keterampilan di MAN 8,
MAN 13 dan MAN 15 Jakarta ............................... 175
B. Pengembangan/ Implikasi ....................................... 180
C. Urgensi Pendidikan Keterampilan Vokasi di Era
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) .................... 190
BAB VI PENUTUP ..................................................................... 197
A. Kesimpulan ............................................................. 197
B. Saran dan Rekomendasi ......................................... 198
Bibliografi ............................................................................................ 201
Indeks .................................................................................................... 225
Glosarium .............................................................................................. 241
Daftar Lampiran .................................................................................... 253
Biodata Penulis ..................................................................................... 257
xxi
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1. Peta Konsep Soft Skills ................................................ 47
Skema 2.2. Soft Skills ...................................................................... 49
Skema 4.1. Mekanisme Seleksi Penempatan Siswa pada Program
keterampilan ....................................................................................... 155
Skema 4.2. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum ..................... 160
xxiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah .................. 70
Tabel 3.1. Pendidikan Keterampilan Operator Komputer .............. 118
Tabel 3.2. Pendidikan Keterampilan Tata Boga ............................. 118
Tabel 3.4. Pendidikan Keterampilan Tata Busana MAN 13 ....... 119
Tabel 3.5. Pendidikan Keterampilan Tata Busana MAN 15
Jakarta ............................................................................ 125
Tabel 3.6. Pendidikan Keterampilan Otomotif MAN 15 Jakarta 128
Tabel 3.7. Pendidikan Keterampilan Perbaikan dan Perawatan
Lemari Es/ AC ............................................................... 129
Tabel 3.8. Pendidikan Keterampilan Desain Grafis MAN 15
Jakarta ............................................................................. 130
Tabel 3.9. Pendidikan Keterampilan Tata Busana MAN 8 Jakarta 133
Tabel 3.10 Pendidikan Keterampilan Perbaikan dan Perawatan
Sepeda Motor ................................................................ 133
Tabel 3.11 Pendidikan Keterampilan Produksi Meubelair dan
Pertukangan Kayu .......................................................... 134
Tabel 4.1. Program Tahunan Semester Ganjil MAN 13 Jakarta .... 138
Tabel 4.2. Program Tahunan Semester Genap MAN 13 Jakarta ... 139
Tabel 4.3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD)
MAN 15 Jakarta .................................................................. 142
Tabel 4.4. SK-KD Elektro semester ganjil kelas X, MAN 15
Jakarta SK-KD Elektro semester ganjil kelas X, MAN
15 Jakarta ............................................................................. 143
Tabel 4.5. SK-KD Elektro semester genap kelas X MAN 15 Jakarta ..................................................................................... 145
Tabel 4.6. SK-KD Elektro semester ganjil kelas XI MAN 15
Jakarta ............................................................................. 145
Tabel 4.7. SK-KD Elektro semester ganjil kelas XI, MAN 15
Jakarta .................................................................................. 146
Tabel 4.8. SK-KD Elektro semester genap kelas XII MAN 15
Jakarta ............................................................................. 147
Tabel 4.9. SK-KD Elektro semester ganjil kelas XII MAN 15
Jakarta ............................................................................. 147
Tabel 4.10 Perbandingan Kurikulum Keterampilan ......................... 150
Tabel 4.11 Kondisi Real Keterampilan pada Madrasah Aliyah di
DKI Jakarta Tahun 2014-2015 ....................................... 152
Tabel 4.12 Proses Seleksi Peserta Didik Baru Program
Keterampilan .................................................................. 156
Tabel 4.13 Penerapan Kurikulum pada Madrasah Aliyah ................ 162
xxv
Tabel XXII Pendidikan Keterampilan Desain Grafis ....................... 111
Tabel XXIII
Tabel XXVI Proses Seleksi Peserta Didik Baru Program
Keterampilan ............................................................................. 121
Tabel XXVII Penerapan Kurikulum pada Madrasah Aliyah ............... 128
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Hasil Pendidikan Terprogram Seminar Pendidikan
di Bengkulu ............................................................... 15
Gambar 2.2. Pembagian Fungsi Otak kanan dan Otak Kiri ........... 61
Gambar 2.3. Penampang Fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri ........ 63
Gambar 2.4. Poros Engkol .............................................................. 102
Gambar 2.5. Asal Pesawat Terbang ................................................ 103
Gambar 2.5. Alat-alat Optik ........................................................... 105
Gambar 3.1. Gedung Workshop Keterampilan Tata Busana
MAN 13 Jakarta ........................................................ 121
Gambar 4.1. Peta Pemikiran ........................................................... 167
Gambar 4.2. Hasil Karya Tata Busana MAN 13 Jakarta .............. 169
Gambar 4.3. Lomba Desain Batik Dress PT Telkom ................... 169
Gambar 4.4. Busana Hasil Karya MAN 13 Jakarta ....................... 170
Gambar 2.1. Hasil Karya Tata Busana MAN 8 Jakarta ............... 171
Gambar 2.1. Hasil Karya Meubelair MAN 8 Jakarta .................... 171
Gambar 2.1. Hasil Karya Ket Sepeda Motor MAN 8 Jakarta ...... 172
Gambar 2.1. Hasil Karya Tata Busana MAN 15 Jakarta ............. 172
Gambar 2.1. Hasil Karya Otomotif MAN 15 Jakarta .................. 173
Gambar 2.1. Hasil Karya Reparasi AC/ Kulkas MAN 15 Jakarta . 174
xxvii
1
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang Masalah
Tantangan globalisasi1 mempengaruhi fluktuasi ekonomi
2 di
setiap negara. Dalam mengatasi fluktuasi ekonomi diperlukan sumber
daya terampil berupa tenaga-tenaga ahli dan profesional di bidang
ekonomi dan keuangan yang merupakan produk dari dunia pendidikan.
Untuk itu, negara harus mampu menyeimbangkan antara
perkembangan kemajuan globalisasi yang sangat berdampak kepada
perekonomian suatu negara dengan perkembangan dunia pendidikan
yang menghasilkan manusia-manusia cakap, trampil dan mandiri.
Perkembangan perekonomian suatu negara sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan kehidupan negara. Hal tersebut membutuhkan
upaya agar suatu negara mampu bertahan dalam persaingan global3
yang bertumpu kepada perekonomian, walaupun bukan hanya bidang
perekonomian yang menjadi pusat kemajuan negara. Dalam setiap
aspek baik ekonomi, pendidikan dan politik saling interkoneksi dalam
mensukseskan laju pertumbuhan kemajuan negara. Kaitannya dengan
hal tersebut, negara tidak mungkin harus menjadi negara yang selalu
melalukan impor, secara praktis membuat negara memiliki banyak
hutang dan ketergantungan dengan bangsa lain.
Kebutuhan negara terhadap sumber daya manusia yang
memiliki keterampilan4 (skills) yang dapat meningkatkan pendapatan
negara menjadi sangat urgen, minimal sumber daya manusia mampu
menciptakan produktivitas yang sederhana, yang mampu membuat
sumber daya manusia mandiri5 bahkan menciptakan peluang untuk
sumber daya manusia lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan
1 Paul James, "Faces of Globalization and the Borders of States: From
Asylum Seekers to Citizens," Citizenship Studies 18 (2) (2014), 208–23. 2 Maurice Obstfeld, “Trilemmas and Tradeoffs: Living with Financial
Globalization” Paper commissioned for the Asian Monetary Policy Forum, Singapore
(2014), 1-3. 3 Neil Hood And Jan-Erik Vahlne ,”Strategies In Global Competition” Selected
Papers from the Prince Bertil Symposium at the Institute of International Business, Stockholm
School of Economics (2014), 10-12. 4 Stephen R. Covey, The 7 Habits of Highly Effective People: Powerful
Lessons in Personal Change (New York: Free Press, 2004), 287. 5 Paul Sheehan, foreword by Steven Connor, Becoming Human : New
Perspectives on The Inhuman Condition, (USA: Praeger Publishers, 2003), 24.
2
kehidupan. Kaitannya dengan pendidikan, setiap tahunnya lembaga
pendidikan menghasilkan begitu banyak lulusan yang pada dasarnya
memiliki kemampuan yang potensial. Namun, karena dalam
pembelajaran pembekalan yang diterima sumber daya manusia
tersebut yang lebih menekankan kepada soft skill, maka dampaknya
sumber daya manusia Indonesia tersebut tidak mampu untuk mandiri.
Kurangnya penekanan pada ranah psikomotorik6 dalam pembelajaran
membuat sumber daya manusia tidak memiliki kesiapan dalam
kompetisi dalam memperebutkan dunia kerja yang erat kaitannya
dengan perekonomian untuk kelangsungan hidup. Tidak hanya itu.
Pendidikan seperti itu kurang mendorong manusia Indonesia untuk
membuka lapangan kerja sendiri sebegai entrepreuner yang mandiri,
profesional dan kreatif. Hal tersebut membuat sumber daya manusia
membutuhkan pembelajaran life skill, yaitu pembelajaran yang
integratif7 yang memiliki penekanan kepada soft skills dan hard skills.8
Sumber daya manusia yang telah mendapatkan pembelajaran
life skills mampu mengembangkan kreatifitasnya.9 Kreativitas
10 dapat
dimunculkan melalui pelatihan-pelatihan keterampilan motorik.11
Pengalaman-pengalaman yang pernah diterima melalui pembekalan
pelatihan keterampilan akan memunculkan ide-ide untuk mencipta dan
menghasilkan lapangan pekerjaan.12
Secara alamiah, dalam mempertahankan proses kelangsungan
hidupnya manusia membutuhkan pekerjaan. Islam telah mengajarkan
6 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia: Sekolah Manusia Berbasis Multiple
Intelligences di Indonesia (Bandung: Penerbit Kaifa, 2009), 160. 7 Ritu Rani dan Ajmer Singh,” Life Skills Education In Tertiary Institutions
- Need Of The Hour” Zenith International Journal of Multidisciplinary Research,
vol.5 (2), February (2015), 68-73. 8 National Joint Committee on Learning Disabilities Learning Disability
Quarterly, ‚Comprehensive Assessement and Evaluation of Students with Learning
Disabilities : A Paper Prepared by the National Joint Committee on Learning
Disabilities: Juni 2010‛, Vol. 34, No. 1 (Winter 2011), 3-16 (diakses March 2, 2015). 9 Cam Caldwell, Do X. Truong, Pham T. Link and Anh Tuan, ‚Strategic
Human Resource Management as Ethical Stewardship‛, Journal of Business Ethics
Vol. 98, No. 1 (January 2011), 171-182, (diakses March 2, 2015) 10
Kimberly M. Green, “Creative-thinking exercises for entrepreneurship
class” Journal of Business Cases and Applications Volume 12 – October, (2014), 6. 11
Barbara Phrasing, The Power of Learning Styles (Bandung: Penerbit Kaifa,
PT Mizan Pustaka, 2007), 95. 12
Syamsul Munir Amin, Percik Pemikiran Para Kiai (Yogyakarta : Penerbit
Pustaka Pesantren PT LKiS Pelangi Aksara, 2009), 164.
3
agar manusia bekerja keras dan tidak membuang waktu sia-sia.
Manusia memiliki hak untuk hidup dan kemajuan dalam
kehidupannya.
Tidak hanya untuk para pelajar, para pendidik pun sebagai
pelaksana kurikulum harus memiliki pengalaman yang kuat dan luas
sehingga mampu menjadi tenaga pendidik yang benar-benar
menstimulus dan mempersiapkan siswanya untuk menjadi tenaga kerja
atau pemberi lapangan kerja yang handal. Untuk itu kreativitas guru
dalam mengembangkan kecakapan hidup dalam setting kelas sesuai
dengan kebutuhan peserta didik akan life skills sangat diperlukan.
Hal ini disebabkan karena para pendidik diyakini sebagai salah
satu faktor dominan yang menentukan tingkat keberhasilan anak didik
dalam melakukan proses transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi
serta internalisasi etika dan moral13
. Memberi pembekalan wawasan
bisa dilakukan dengan mengadakan pelatihan sebagai bekal bagi para
pendidik, pelatihan juga bisa dilakukan di dalam negeri dalam bentuk
seminar, diskusi ataupun workshop yang bekerja sama dengan
menghadirkan para nara sumber baik dari dalam negeri maupun dari
negara lain. Selain itu para calon pendidik juga tidak luput dari
pelatihan tersebut.
Berusaha atau bekerja adalah bagian yang tak terpisahkan dari
ajaran Islam. Sebagai agama yang menyeluruh (shāmil),14 tidaklah
lengkap keislaman seseorang tanpa adanya pekerjaan yang
menghasilkan keuntungan finansial untuk mencukupi kebutuhan diri
dan juga keluarga, baik itu sebagai pekerjaan tetap maupun
wirausaha.15
Terlebih bila keuntungan finansial itu bisa memiliki
fungsi sosial, seperti membantu mereka yang kurang beruntung seperti
keluarga terdekat maupun orang lain, dan/ atau untuk kepentingan
umum (membantu pembangunan masjid, jembatan, jalan, dan sarana/
fasilitas umum lainnya).
13Iis Prasetyo, ‚Membangun Karakter Wirausaha Melalui Pendidikan Berbasis
Nilai dalam Program Pendidikan Non Formal‛, Jurnal PNFI, Volume 1 No. 1,
Agustus2009, (diakses Agustus 22, 2014). 14
Dirk Tomsa, ‚Moderating Islamism in Indonesia: Tracing Patterns of Party
Change in The Prosperous Justice Party‛, Political Research Quarterly Vol. 65, No.
3 (September 2012), 486-498 (diakses March 2, 2015). 15
Malahayati, Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah (Yogyakarta : Penerbit Jogya
Great! Publiser, 2010), 5.
4
Kelemahan mendasar pendidikan16
Madrasah Aliyah menurut
Choliq adalah kurang memperhatikan pendidikan sains, keterampilan
dan teknologi.17
Banyak lulusan pendidikan Sekolah Menengah Atas
(SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) yang tidak dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena tidak lulus tes perguruan
tinggi, juga lulusan perguruan tinggi yang menganggur karena belum
mendapat kerja, atau karena orang tua yang kurang mampu secara
finansial. Apalagi dunia kerja mensyaratkan keterampilan dalam
bekerja.18
Kementerian Agama sebagai pembina madrasah telah
mengambil dan melaksanakan berbagai kebijakan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dilaksanakannya program
pendidikan keterampilan (vocational life skills) yang bertujuan
membekali peserta didik untuk siap bekerja dan mampu menciptakan
usaha sendiri (mandiri), memberi dorongan kepada mereka/ alumni
dari sikap mencari kerja menjadi mencipta kerja.19
Sebagai manusia yang diberikan akal dan pikiran, seharusnya ia
bekerja secara profesional, tidak bekerja asal jadi dan serabutan.
Profesional adalah bekerja dengan maksimal serta penuh komitmen
dan kesungguhan.20
Seperti dituangkan dalam Q.S. al- Isrā (17): 84
16 Martina Endah Setyaningsih, Rima Dewi Supriharjo, Adjie Pamungkas,
‚Konsep Pendidikan SMK Dalam Mengantisipasi Kebutuhan Pasar Kerja Untuk
Mendukung Peningkatan Potensi Wilayah di Surabaya‛, 2008, Studi Kelayakan Alih
Fungsi Madrasah Aliyah Menjadi Madrasah Aliyah Kejuruan, Tim Peneliti
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama 2012, 3 17
Naomi A Moland, ‚Can Multiulturalim be Exported Dilemmas of Diversity
on Nigeria’s Sesame Square‛ Chicago Journal Comparative Education Review Vol
59 No 1, February 2015. (diakses March 2, 2015). 18
Ardiana, ‚Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya terhadap Kinerja UKM
di Surabaya‛, Jurnal Managemen dan Kewirausahaan Vol 12, No 1, 2010, (Diakses
pada Tanggal 13-8-2014, Pukul 15.30) 19
John Forth and Hilary Metcalf, ‛Young people's experiences in the
workplace‛ Research Paper (2014), 13. 20
Definisi Seorang profesional bisa juga anggota profesi. Istilah ini juga
menggambarkan standar pendidikan dan pelatihan yang mempersiapkan anggota
profesi dengan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperlukan untuk
melakukan peran profesi itu. Selain itu, sebagian besar profesional tunduk pada kode
etik yang ketat dalam menjalankan kewajiban etika dan moral. Standar profesional
dan praktek etika untuk bidang tertentu biasanya disepakati dan dipelihara melalui
asosiasi profesional yang diakui secara luas.
5
٨٤)قل كل يعمل علي شاكلته فربكم أعلم بمن هو أهدى سبيال
84. Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya.
Untuk bekerja ia harus mempunyai keterampilan, dimulai dari
keterampilan berfikir dilanjutkan keterampilan untuk mencipta/
memproduksi sesuatu baik barang maupun jasa. Seseorang yang
melakukan pekerjaan dalam bidang apapun hendaknya dilakukan
secara profesional.21
Selanjutnya di dalam salah satu hadithnya
Rasulullah SallaAllahu ‘alayhi wa sallam seperti disebutkan dalam
hadith riwayat Ahmad:
ل قصارى جهده 22(رواه أحمد)إن أفضل عمل واحد هو عملها عند ما كان يبذ
‚Sebaik-baik pekerjaan ialah usahanya seseorang pekerja apabila ia berbuat sebaik-baiknya (profesional).‛ (HR. Ahmad)
Dalam Hadith Riwayat Thabrani disebutkan:
– (رواه الطبرانى)إن هللا يحب إذا عمل أحدكم عمال أن يتقنه
23(5312: رواه الببيهقى)
Sesungguhnya Allah sangat mencintai jika seseorang melakukan suatu pekerjaan yang dilakukannya dengan itqān/ sempurna (profesional).
Sudah menjadi wacana umum bahwa pemerintah tengah
menggalakkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)24
untuk
21 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik (Jakarta : GP Press,
2008). 22
Muhammad Faiz, 1100 Hadis Terpilih, Gema Insani Press, http://alhadits.
wen.ru/ 1100_hadits_terpilih/b45_mata_pencaharian_dan_hasil_kerja.html. 23
Isma@i>l Ibn Muh{ammad al-‘Ajlu@ni @ al-Jara@hi, Kashf al-Khifaa’ (Beirut:
Muassasah al-Risa@lah, 1405 H.), Cet. IV, Juz I, h. 285. 24
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Menengah, Bab II Pasal 3 Ayat 2, Pendidikan menengah kejuruan
6
mengimbangi kebutuhan masyarakat dalam persaingan dunia global.
Dibentuknya Sekolah Menengah Kejuruan karena output SMK
dianggap lebih siap untuk bersaing dalam dunia kerja dibandingkan
dengan sekolah menengah umum atau Madrasah Aliyah.
Pendidikan keterampilan (vocational education) merupakan
salah satu komponen dari pendidikan kecakapan hidup (life skills).
Untuk bekerja setidaknya mereka memiliki keterampilan yang
memadai. Keterampilan dan kemahiran wajib dimiliki oleh setiap
manusia karena seperti disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Ar Rahman
ayat 33 yang mengisyaratkan bahwa bagi bangsa Jin dan Manusia
tidak akan sanggup menembus penjuru langit dan bumi, dengan
sulthon, kekuatan (power).25
رض ت وٱل مو قطار ٱلس
ن تيفذوا نو أ
نس إن ٱستطعتم أ و وٱل يهعش ٱل
ل تيفذون إل بسلطو ٣٣فٱىفذوا
Yang dimaksud kekuatan adalah kemampuan, kemahiran,
keterampilan yang dimiliki oleh manusia untuk menciptakan suatu
alat/ sarana yang dapat menembus penjuru langit dan bumi dengan
seizin Allah. Hasbie Ash-Shidiqie26
mengatakan bahwa manusia
dengan kekuatan akalnya memiliki kemampuan (kecenderungan) dan
ilmu yang tak terhingga. Jadi, ‘Kekuatan’ dalam hal ini adalah
kekuatan dalam hal yang mencakup kekuatan-kekuatan politik, serta
sains dan teknologi.
Manusia mampu mengolah dan mengelola alam, menggali
deposit perut bumi, dan menciptakan aneka barang. Mengubah kondisi
bumi, tanah kering tandus menjadi tanah subur, tanah berbukit belukar
menjadi tanah datar yang bisa ditanami. Bisa meningkatkan kualitas
tumbuh-tumbuhan dan hewan ternak, selain mampu menguasai laut,
darat, dan udara, sehingga kesemuanya dapat memberikan manfaat
yang lebih besar dan memenuhi kebutuhan hidup manusia. Inilah
sumber gagasan ‘kesalehan transformatif’, yaitu bahwa ketaatan
mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesional. 25
QS Ar Rahman (55): 33. 26
Hasbie, Muhammad Ash-Shidiqie, Tafsir An-Nuur Jilid 1, (Jakarta: Cakrawala
Publishing, 2011), 48-49.
7
melaksanakan perintah Allah dalam hal memuji Allah tidaklah cukup,
diperlukan manifestasi atau transformasi pengalaman ritual tersebut
dalam praksis di muka bumi, dalam sebuah hadis yang mengatakan
jika seseorang menyia-nyiakan suatu amanat atau tidak menjalankan
amanat yang diberikan maka tunggulah kehancurannya.27
Yang dimaksud menyia-nyiakan amanat bukanlah karena orang
yang diberi tugas tidak mengerjakannya, melainkan jika memilih orang
yang diserahi tugas bukanlah orang yang mempunyai kemampuan
dibidangnya. Karena itu sumber daya yang terampil dan mempunyai
wawasan yang baik, serta menguasai bidang tugas yang diberikan,
tentulah akan dapat menjalankan tugas dan menyelesaikannya dengan
baik.
Sejumlah permasalahan tersebut membuat beberapa Madrasah
Aliyah memberikan pelajaran untuk melengkapi tujuan pendidikan
keterampilan (vocational education) seperti Keterampilan Tata
Busana, Tata Boga, Mebelair (furniture), Reparasi Sepeda Motor,
Reparasi AC, Otomotif, Desain Grafis, Kesekretarisan, Peternakan dan
Pertanian,28
agar setidaknya peserta didik yang telah menamatkan
pendidikannya di Madrasah Aliyah sedikitnya memiliki keterampilan
disamping kemampuan pengetahuan umum dan akhlaknya.
Di tengah permasalahan pendidikan di Indonesia yang cukup
kompleks, Madrasah Aliyah di bawah naungan Kementerian Agama
memberikan pendidikan keterampilan vocational29 dan life skills dalam
kurikulum pendidikannya.30
Dalam tuntutan kehidupan di era
27 Muh{ammad Ibn Isma>i>l abu Abdullah Al-Bukha>ri@ Al-Ja’fi>>, S}ahi>h Al-Bukha>ri>,
‚Ba@b Raf ‘ Alama@nat‛ (Beirut: Dar ibn Kathir Al-Yamamah , Cet.III, Juz V, 1987), 2382.,
ا ض ض ت إذا االس ا انت ت اات ااس ض ا إ ا نضه ت ا إذا ا ت ض ض ت اات ت االس ا ت إ انت ت Rasulullah
S}allallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‚Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja
kehancuran terjadi.‛ Ada seorang sahabat bertanya: ‘bagaimana maksud amanat
disia-siakan?’ Nabi menjawab: ‚Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka
tunggulan kehancuran itu.‛ (H.R. al-Bukhari) 28
Harry Sudrajat, Abdulah Hanif, Madrasah Aliyah Kejuruan: Arah dan Prospek Pengembangan, Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan
Agama Islam (Jakarta, 2004), 77-97. 29
Prasanna Tambe, ‚Big Data Investment, Skills, and Firm Value‛,
Management Science Vol. 60, No. 6, Special Issue on Business Analytics (June
2014),1452-1469 30
Simon Ülen, Branka Čagran, Mitja Slavinec and Ivan Gerlič, ‚Designing
and Evaluating the Effectiveness of Physlet-Based Learning Materials in Supporting
8
globalisasi, pendidikan memerlukan penyesuaian terhadap
perkembangan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Hal ini
membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan
cekatan. Untuk mengatasi hal tersebut, lembaga pendidikan Islam,
khususnya Madrasah Aliyah (MA) sejak tahun 1998 memberikan
alternatif-alternatif bagi penyelesaian permasalahan kehidupan, yang
sangat diperlukan agar dapat mengimbangi kebutuhan siswa dalam
kehidupan bermasyarakat, yakni dengan munculnya program
pendidikan Madrasah Aliyah Program Keterampilan. Salah Satu
Daftar Madrasah Aliyah Program Keterampilan Di Seluruh Indonesia
Berdasarkan Penggolongan Keahlian.31
Tabel 1.1.
1. Keterampilan Otomotif No Propinsi Madrasah Alamat
1
2
3
4
5
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
JawaTimur
Kalimantan Timur
1. MAN 2 Jakarta
(sekarang menjadi
MAN 15)
2. MAN Garut *)
3. MAN Kendal *)
4. MAN 1 Jember *)
5. MAN 2 Madiun
6. MAN TambakBeras
7. MAN 1 Samarinda
Jl. Inayah, Ciracas Jakarta Timur.
Jl. Ahmad Yani, Koropeak, Kab
Garut. Telp: (0256) 233550
Jl. Raya Barat, Komplek Islamic
Center, Kab Kendal. Telp: (0294)
81266
Jl. Imam Bonjol No 54, Po Box 168,
Kec Kaliwates, kod Jember. Telp
(0331) 85109
Jl. Sumber Karya No. 5, Kod Madiun
Jl. KH. Abdul Wahab Hasbulloh,
Kec. Jombang, Kab Jombang.
Jl. Suryanata, Ds Air Putih Kec.
Samarinda Hulu, Kod. Samarinda
Sumber: Proyek bantuan UNDP INS/85/036, ada 7 Madrasah Aliyah yang memiliki Keterampilan
Otomotif.
Lembaga pendidikan sebaiknya tidak lagi hanya menanamkan
pengetahuan saja, namun juga mampu menanamkan perannya sebagai
lembaga yang dapat memberikan dan mengaplikasikan ilmu
pengetahuan dan teknologi, iman taqwa, dan aplikasi keterampilan
Conceptual Learning in Secondary School Physics‛, Jurnal of Science Education and
Technologi, Vol. 23, No. 5 (OCTOBER 2014) ,658-667. 31 Proyek bantuan UNDP INS/85/036, ada 7 Madrasah Aliyah yang memiliki
Keterampilan Otomotif.
9
(skills). Dengan peningkatan kualitas pendidikan diharapkan dapat
menghasilkan anak bangsa yang berkualitas dan mandiri sehingga
bangsa ini menjadi eksis dan mampu bersaing di segala bidang dengan
bangsa lain. Bidang yang penting dikuasai oleh siswa/ siswi agar tak
tertinggal dengan bangsa lain dalam peradaban dunia saat ini adalah
penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan penanaman keterampilan
atau skills (aplicated education),32
dan tidak hanya pemahaman verbal.
Program keterampilan, selain terdapat pada Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), juga diberikan kepada siswa-siswi Madrasah Aliyah
dengan tujuan membekali para siswa agar memiliki keterampilan
dalam bidang yang diminati sebagai bekal keterampilan untuk dapat
hidup mandiri.
Lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama
melalui jenjang pendidikan Madrasah Aliyah setingkat dengan SMA di
beberapa Madrasah Aliyah memberikan materi pendidikan tambahan
yaitu pendidikan/ pelatihan keterampilan pada Madrasah Aliyah
Negeri (MAN)/ Madrasah Aliyah Swasta (MAS) yang tersebar di
seluruh Indonesia.33
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) bertujuan
untuk menghasilkan tamatan yang memiliki kompetensi dalam hal:
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai
sekolah yang berciri khas Islam, nasionalisme dan patriotisme yang
tinggi, wawasan iptek yang mendalam, penguasaan teknis dasar sesuai
jenis kejuruan yang diajarkan, menumbuh-kembangkan jiwa mandiri,
self-enterpreunership dan siap pakai untuk memasuki lapangan kerja,
kepekaan sosial dan kepemimpinan. Madrasah Aliyah Program
Keterampilan adalah Madrasah Aliyah (sekolah menengah umum
berciri khas Agama Islam) yang menyelenggarakan program
keterampilan sebagai program tambahan yang bersifat ekstrakurikuler
dan dilaksanakan secara terstruktur.34
Pada saat telah dimulai program
keterampilan di beberapa Madrasah Aliyah (MA) yang dipilih, mata
pelajaran ini diberikan 18 jam pelajaran per minggu. Dalam
penelusuran dan pengamatan penulis dalam pertemuan MGMP
32Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
Bagian Jilid 2 (Jakarta : PT Imperial Bakti Utama, Grasindo, 2007), 11-14. 33
Daftar Madrasah Aliyah Program Keterampilan se-Indonesia, Kerjasama
Departemen Agama Republik Indonesia dengan Islamic Development Bank (IDB) 2-
IND-0053/0054. 34
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam,
Madrasah Aliyah Kejuruan Arah dan Prospek Pengembangan (Jakarta, 2004), 24.
10
Keterampilan di MAN 15 dan MAN 8 Cakung, kini program
Keterampilan telah menjadi mata pelajaran yang masuk dalam
Program intra kurikuler mendapat bobot 2 SKS 4 jam pelajaran, 2 jam
per minggu dan diberikan dalam 2 semester.
Program keterampilan dilaksanakan untuk memudahkan
tamatan MA mendapatkan pekerjaan atau melakukan usaha mandiri,
karena sebagian besar tamatan MAN tidak dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Untuk melakukan usaha mandiri,
seorang guru harus mampu menciptakan suatu hal kreatif 35
yang dapat
menjadikan dirinya contoh bagi siswa untuk melakukan menciptakan
lapangan kerja yang dapat memberikan manfaat bagi dirinya maupun
peserta didiknya.
Salah satu stimulus36 yang diberikan pada anak didik adalah
dengan memberikan pelatihan-pelatihan pada siswa berupa konsep
dasar bagaimana mengerjakan/ membuat suatu benda yang dimulai
dari membuat desain, menganalisa desain, merancang bahan,
merancang proses pengerjaan, menyiapkan alat dan bahan, bahkan
merancang hasil akhir yang harus mempunyai nilai standar, dengan
konsep memiliki nilai jual yang tinggi.
Peserta didik yang memiliki kreativitas37
dan pengalaman
dalam melakukan penciptaan dan pembuatan suatu produk/ hasil akan
membuat dirinya mempunyai makna dan percaya diri yang baik,
sehingga di masyarakat ia mampu menciptakan lapangan kerja yang
memadai, sehingga dapat menghidupi dirinya dan orang lain. Seperti
tersurat dalam sebuah hadith yaitu ‚Khair an-nāsi ‘anfa‘uhum li an-nās‛, ‚sebaik-baiknya manusia adalah dia yg bermanfaat bagi dirinya
dan orang lain‛. (H.R. al-Bukhari)
خير الناس أنفعهم "عن جابر قال، قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ثم " للناس
35Yusuf Al Uqshari, Melejit dengan Kreatif (Jakarta : Gema Insani, 2005), 157.
36 Olatunde C.A. Johnson, ‚Simulus and Civil Rights‛ , Columbia Law
Review Vol. 111, No. 1 (January 2011), 154-205, lihat juga Wisnu Martani, ‘Metode
Stimulasi dan Metode perkembangan Anak Usia Dini, Fakultas Psikologi Universitas
Gajahmada’ (Jurnal Psikologi: Volume 39 No 1 Juni 2012) 114. file (diakses Juni 8, 2014). 37Wahyudin, Menuju Kreativitas (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), 30.
11
Dari Jabir berkata, (bahwasanya) Rasulullah SallaAllahu ‘alayhi wa sallam bersabda (kemudian): ‚Sebaik-baik manusia itu adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (lainnya)‛.38
Program Keterampilan pada MAN/ MAS ini merupakan
program kerja sama antara Kementerian Agama dengan Islamic Development Bank (IDB)
39 melalui perjanjian yang dokumennya
ditandatangani pada 1995 dengan surat bernomor No. INDO 053 dan
054 tanggal 30 November 1995.40
Sebagai salah satu usaha pemerintah
melalui Kementerian Agama pada pendidikan Madrasah Aliyah yang
pada kenyataan bahwa sebahagian besar lulusan Madrasah Aliyah
tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta telah mendorong pemerintah melalui Kementerian Agama
memberi bekal keterampilan pada siswa-siswi madrasah tersebut.41
Pendidikan keterampilan pada Madrasah Aliyah dalam kurun
dua dekade ini diberikan kepada peserta didik karena merupakan
kebutuhan terutama bagi lulusan yang belum dapat melanjutkan ke
perguruan tinggi atau sebagai bekal karena ingin bekerja atau
menciptakan lapangan pekerjaan (wiraswasta).
Untuk mengatasi hal tersebut, lembaga pendidikan Islam,
khususnya Madrasah Aliyah diharapkan mampu memberikan
alternatif-alternatif bagi penyelesaian permasalahan kehidupan, yang
38Muhammad bin Sala@mah bin Ja’far Abu@ ‘Abdullah Al-Qada@’I , Musnad
Al-Shiha@b (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1986), Cet. VIII, Juz II, 223. 39
Meenai, Islamic Development Bank (Routledge), The idea of an Islamic
Bank was mooted at the Second Conference of Foreign Ministers of Muslim
Countries held at Karachi in Desember 1970. The Conference had on its agenda
relating to ‚Economic, Cultural, and Sosial Cooperation among Partisipation States‛
an item entitled ‚International Muslim Bank for Trade and Development.‛ (New
York : Routledge, 2009), 2. 40
Harry Sudrajat, Abdullah Hanif, Madrasah Aliyah Kejuruan Arah dan Prospek Pengembangan (Jakarta : Departemen Agama RI Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam, 2004), 20. 41
Sarman Marselinus, Ka Kanwil NTT, Merespon Tandangan Globalisasi
perlu Pendidikan Keterampilan, 7 Agustus 2014, Bidang Pendidikan Islam, ‚Untuk
merespon tantangan globalisasi, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT,
Drs. Sarman Marselinus mengemukakan bahwa dalam pendidikan madrasah memang
sangat diperlukan pendidikan ketrampilan yang nantinya diharapkan akan berguna
ketika para siswa lulus dari madrasah. Namun semua itu tentunya harus dilakukan
secara professional‛. (diakses 10 Agustus , 2014).
12
sangat diperlukan agar dapat mengimbangi kebutuhan siswa dalam
kehidupan bermasyarakat.
Faktor kemajuan teknologi yang terus mengalami
perkembangan dan percepatan yang tinggi di berbagai negara, akan
mempengaruhi perkembangan ekonomi42
melalui industri dan jasa.
Oleh sebab itu, pendidikan harus mampu menghubungkan antara
sektor kerja dengan kemajuan ilmu dan teknologi tersebut, melalui
updating skill 43 dan vocational (keterampilan) serta berbagai temuan
baru yang harus dikuasai oleh peserta didik yang terkait dengan
kemajuan ilmu dan teknologi.44
Faktor lainnya, keterbatasan kemampuan ekonomi orang tua.
Banyak lulusan pendidikan Sekolah Menengah/ Madrasah Aliyah yang
tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
karena atau tidak lulus tes perguruan tinggi, juga lulusan perguruan
tinggi yang menganggur karena belum mendapat kerja, karena dunia
kerja mensyaratkan keterampilan/ pengalaman kerja.45
Hal lainnya
bekerja pun mereka tidak memiliki keterampilan yang memadai.
Mengenai pengaruh kualitas tenaga kerja terhadap peningkatan
ekonomi suatu negara sudah banyak dibuktikan baik di dalam skala
teoretik maupun dalam skala empirik. John Vaizey menyatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi sebuah negara sesungguhnya merupakan
akibat dari banyak faktor yang sangat kompleks; adapun dua dari
42Muhammad Afzal, Muhammad Shahiq Farooq, Hafiz Khalil Ahmad,
Ishrat Begum and M Abdul Quddus, ‚Relationship Between School Education and
Economic Growth in Pakistan: ARDL Bounds Testing Approach to Cointegration‛,
Source: Pakistan Economic and Social Review, Vol. 48, No. 1 (Summer 2010), pp.
39-60 Published by: Department of Economics, University of the Punjab Stable
(diakses November 5, 2014). 43
Mike Jackson, David Nelson, Sue Stirk, ‚Database: Enterprise, Skills and
Innovation: 22nd British National‛ (Springer, Sunderland UK, 2005 ). 156. Mihaly
Fazekas, Simon Field, A Skills Beyond School Review of Germany, (OCDC,
Publishing, 2004), 82, (Spark, 1999 in Dalton and Smith, 2004). 44
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2004),
7. 45
Margareth Hilton, ‚Skills for Work in the 21st Century: What Does the
Research Tell Us?‛, Academy of Management Perspectives Vol. 22, No. 4 (Nov.,
2008), 63-78, 2. Daniel Bell, ‚The Coming of Post Industrial Society‛ (New York:
Basic Books, Inc. 1976), 1- 47.
13
banyak faktor yang paling dominan adalah akumulasi modal serta
kualitas keterampilan tenaga kerja.46
Pada awal berdirinya program keterampilan vokasi, sudah ada
dukungan dan perhatian masyarakat terhadap program keterampilan
ini, ditunjukkan dengan adanya surat edaran Direktur Pendidikan
Menengah Kejuruan Departeman Pendidikan Nasional, Nomor 1656/
C5.2/ MN/ 2003 tanggal 03 September 2003 yakni tentang
Pengembangan SMK kecil pada Pondok Pesantren dan Madrasah
Aliyah.47
Beberapa dokumen tentang distribusi Kurikulum Program
Keterampilan di Madrasah Aliyah beserta perlengkapan dapat dilihat
di Lampiran 1, halaman..
Dengan berkembangnya waktu banyak program Keterampilan
yang agak terabaikan bahkan sudah tidak ada lagi. Sebagai contoh
berdasarkan pembicaraan dengan Pimpinan Proyek Program
Keterampilan beberapa waktu yang lalu yang pernah mengunjungi
Madrasah Aliyah di Jambi dan ternyata Program Keterampilan di
Madrasah Aliyah tersebut sudah tidak ada lagi.48
Hal yang terabaikan
terswbut diantanya kurangnya memberikan pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi guru dan peserta didik yang memadai dan
sesuai dengan dunia usaha, dunia pendidikan dan kebutuhan
masyarakat bagi guru. Kurangnya pemberian jam praktek yang cukup
untuk kegiatan pembelajaran yang memadai bagi peserta didik, juga
pembaruan terhadap fasilitas praktek yang sesuai dengan
perkembangan zaman, agar perkembangan pendidikan keterampilan
dapat mengikuti perkembangan zaman dan menjadi suatu kebutuhan
yang selalu mendapat apresiasi dari berbagai pihak.
Di lain hal, kurikulum seperti apakah yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat tentang pendidikan keterampilan untuk
kecakapan hidup yang dapat diterapkan di berbagai jenjang
pendidikan. Inilah yang menjadikan salah satu alasan mengapa
penulis melakukan studi tentang eksistensi, implementasi Kurikulum
Program Pendidikan Keterampilan di Madrasah Aliyah. Tidak lain
adalah agar keberadaannya dapat maju, berdaya saing, serta mendapat
46Hans K Hvide, ‚The Quality of Entrepreneurs‛, The Economic Journal
Vol. 119, No. 539 (Jul., 2009), pp. 1010-1035 (diakses Januari 12, 2015). 47
Yusuf Hadiyono, Manajemen Program Pendidikan Keterampilan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Wonosobo (IAIN Walisongo, 2010), 3.
48Wawancara dengan Bapak Maskuri, Pimpinan Proyek Program
Keterampilan di Madrasah Aliyah via Telpon, April 2015.
14
perhatian yang layak baik oleh pembuat kebijakan, peserta didik dan
masyarakat. Hal ini dilakukan dengan merumuskan suatu model
kurikulum program pendidikan keterampilan vokasi yang bermuatan
life skills yang dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan
dengan melakukan penelitian yang mendalam, agar usaha pemerintah
yang amat luhur ini tidak sia-sia.
Penulis melakukan penelitian di Madrasah Aliyah yang
merupakan lembaga pendidikan Islam. Madrasah Aliyah adalah satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan
Islam umum lanjutan dan pendidikan keagamaan Islam pada jenjang
pendidikan menengah. Madrasah Aliyah juga adalah jenjang
pendidikan menengah formal setingkat SMA. Sekolah dengan waktu
pendidikan tiga tahun ini dikelola oleh Kementerian Agama. Sama
seperti di SMA, di MA juga diadakan penjurusan. Jurusan yang biasa
dipilih antara lain Ilmu Alam, Ilmu Sosial, Agama dan Bahasa. Yang
membedakan di sini ada penjurusan pada tahun ke tiga yaitu Ilmu
Agama, ini tidak ada pada SMA Umum.49
Sebagai lembaga pendidikan
jenjang menengah, Madrasah Aliyah menyiapkan siswanya untuk
dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ke
perguruan tinggi. Untuk yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi
karena berbagai hal, setelah lulus dari Madrasah Aliyah ada yang
bekerja. Hal tersebut bukannya tanpa masalah, persoalan baru
kemudian muncul. Dunia kerja mensyaratkan lulusan pendidikan
memiliki keterampilan50
yang harus dikuasai, dan ini tidak bisa
ditawar lagi.
Memiliki kemampuan akademik dan intelektual yang memadai,
namun tanpa memiliki skills/ keterampilan yang cukup,51
baik hard skills maupun soft skills, seorang lulusan pendidikan menengah akan
menemui kesulitan dalam memperoleh pekerjaan. Untuk mencapai
keberhasilan bukan hanya kecerdasan intelektual yang diperlukan
dalam bekerja tetapi juga butuh keterampilan lain untuk menjadi yang
49 Bernard T Wahyu Wiryanta, Sukses Kerja dengan Ijasah SMA/SMK
(Jakarta : Visi Media, 2010), 6. 50
John P. Kotter, James L. Hesket, Corporate Culture and Performance (New York: The Free Press, 2008), 83.
51 Sri Fatmawati, ‚Manajemen Bursa Kerja Khusus (BKK) Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Kabupaten Rembang dalam Memasarkan Lulusan pada
Dunia Industri‛ ( Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pasca Sarjana IKIP
PGRI Semarang 2013), 62. (diakses September 21, 2014).
15
terdepan.52
Perbandingan sebaliknya, yang telah disiapkan selama
belajar di pendidikan menengah pun belum begitu cocok/ match53
dan memadai dengan kebutuhan untuk memasuki dunia kerja, ataupun
berwiraswasta hanya dengan mengandalkan keterampilan alami yang
bukan merupakan hasil pendidikan yang terprogram.54
Pendidikan
terprogram berfokus pada tiga jalur Pendidikan:
Gambar 1.1
Pendidikan Terprogram55
Pendidikan Informal Afeksi
Pendidikan Formal Kognitif
Pendidikan Nonformal Psikomotor
Pendidikan Informal Keluarga
Pendidikan Formal Sekolah
Pendidikan Nonformal Masyarakat
Pada umumnya Madrasah Aliyah tidak memberikan pendidikan
keterampilan. Dalam pengamatan dan penelusuran peneliti, ada
beberapa Madrasah Aliyah yang sudah diberikan pendidikan
keterampilan dan menerapkan kurikulum program pendidikan
keterampilan vokasi, namun waktu pelatihan yang diberikan pada jam
pelajaran keterampilan kurang memadai. Hal ini menyebabkan kurang
tuntasnya pencapaian tujuan pendidikan keterampilan yang
diharapkan, yang menginginkan siswa memiliki keterampilan/ skills.
Beberapa hal yang menjadi kendala untuk mencari solusi
menjadikan Madrasah Aliyah menjadi Madrasah Aliyah Keterampilan
(MAK)56
adalah terkait sulitnya untuk memenuhi langkah-langkah
yang harus dipersiapkan oleh Kementerian Agama dan hal-hal yang
dibutuhkan untuk menjadikan MA menjadi MAK.
52Rio Marpaung & Citra Rumondang, ‚Pengaruh Kecerdasan Intelektual,
Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spritual Terhadap Kinerja Karyawan PT Angkasa
Pura II Cabang Ssk Ii Pekanbaru, ‚Pekbis Jurnal, Vol. 5, No. 3, (November 2013):
(diakses September 21, 2014). (diakses 21 September, 2014). 53 Fegi Atna, ‚Sinergi Dunia Kerja Dan Pendidikan‛ (Suara Karya: 13
Desember 2004). (diakses Mei 30, 2014). 54
Jamaris Jamna, ‚Peranan Pendidikan Luar Sekolah dalam Membangun
Pendidikan dan Kebudayaan‛, Disampaikan dalam Seminar PLS (Bengkulu, 18
Februari 2013).
55 Hasil pendidikan Terprogram pada seminar Pendidikan di Bengkulu 18
Februari 2013. 56
Syaiful Maarif, Madrasah Aliyah Program Keterampilan, Bagian Proyek Emis Perguruan Agama Islam Tingkat Dasar Indonesia, 2001.
16
Dari hasil penelusuran sementara penulis, ditemukan bahwa
beberapa MA yang telah bersedia menerima pendidikan keterampilan57
pada MA yang dikelola para penentu kebijakan di MA, tidak
menjadikan program keterampilan menjadi sejajar dengan pelajaran
lain, tapi lebih mementingkan arah akademik daripada turut juga
memajukan Program Keterampilan yang ada pada madrasahnya. Atas
dasar itu maka perlu mengembangkan keterampilan menggunakan
pendekatan siklus kehidupan.58
Pendekatan ini dimulai saat usia dini seorang anak dan berakhir
dengan seseorang yang memiliki informasi tenaga kerja dan
keterampilan yang sesuai.59
Keterampilan, pengetahuan, dan
pengalaman yang sesuai bagi pasar tenaga kerja penting untuk
meningkatkan kinerja dan produktivitas. Namun, berhubung sistem
pendidikan dan pelatihan di negara-negara Asia, termasuk Indonesia,
cenderung lemah dalam hal kualitas dan relevansi keterampilan maka
pekerja kurang memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja.
Bagaimana mengidentifikasi dan mengurangi kesenjangan
keterampilan, serta meningkatkan kemampuan dan produktivitas
tenaga kerja?.
Kementerian Agama saat ini mulai serius untuk menangani
Program Keterampilan dan menjadikan Program Keterampilan di
Madrasah-madrasah Aliyah menjadi MAPK. Informasi ini diperoleh
pada saat peserta Musyawarah Guru Pendidikan Keterampilan
57 Asrori S. Karni, Etos Studi Kaum Santri : Wajah Baru Pendidikan Islam
(PT Mizan Publika, xvii). Pada tingkat MA, jurusan yang dikembangkan juga
mengikuti pola penjurusan yang ada pada SMU, khususnya IPA, IPS, dan Bahasa.
Hasilnya kemudian jurusan inilah yang dominan di MA, termasuk MA yang ada di
Pesantren. Bahkan kemudian juga popular MA yang lebih menekankan pada
keterampilan, sehingga lebih menekankan pada vocational schools. 58
Charlie Karlsson and Kristina Nyström, ‚Exit and Entry over the Product
Life Cycle: Evidence from the Swedish Manufacturing Industry‛, Small Business Economics Vol. 21, No. 2, Special Issue on Entrepreneurship, Firm Growth and
Regional Development in the New Economic Geography (Sep., 2003),135-144 59
The World Bank, ‚Pengembangan keterampilan untuk mendukung
produktivitas nasional‛, Artikel, 2011, http://www.worldbank.org/ in/news/ feature/
2011/04/20/indonesia-skills-development-national-productivity. (accessed,
September 27, 2015).
17
(MGMP Keterampilan)60
melakukan kunjungan ke Kementerian
Agama Pusat di Jakarta pada Tahun 2011. Disebutkan bahwa
Madrasah Aliyah Keterampilan (MAK) akan dibuka kembali dan
dikembangkan lebih baik lagi. Untuk itu akan ada wadah yang
mengayomi Program keterampilan ini. Namun kenyataan di lapangan
realisasi program keterampilan tersebut ternyata mengalami banyak
kendala dan tidak mudah. Kendala tersebut diantaranya, program ini
membutuhkan dana yang cukup besar dan harus melalui serangkaian
prosedur. Saat ini program keterampilan yang tersebar di seluruh
Indonesia yang terdiri dari kurang lebih 82 MAN dan MAS61
dalam
kondisi ‚hidup segan mati tak mau.‛62
Maksudnya, keberadaan
program Keterampilan di sebagian besar Madrasah Aliyah yang ada di
Indonesia, tergantung pada kebijakan Pimpinan Madrasah. Jika
Pimpinan Madrasah mempunyai keperdulian yang cukup baik dan
memahami eksistensi serta tujuan diberikannya program Keterampilan
ini, pimpinan tersebut akan memberikan dukungan penuh, bahkan
turut aktif mengembangkannya. Namun jika pemahaman dan
kepedulian pimpinan madrasah akan Program Keterampilan ini minim,
maka program keterampilan ini kurang berjalan dengan baik. Salah
satu dukungan tersebut adalah adanya kerjasama dengan Balai Latihan
Kerja (BLK)63
maupun dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).64
60Rebecca B. MacLeod, Jennifer S. Walter, ‚A Descriptive Study of
Cooperating Teachers' Perceptions Regarding Student Teacher Preparation‛, Journal
University of Illinois No. 190, FALL 2011. (accessed March 3, 2015). 61
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam
Madrasah Aliyah Kejuruan Arah dan Prospek Pengembangan (Jakarta, 2004), 77. 62
Hasil pengamatan peneliti di beberapa MAN di Jakarta, salah satunya
yaitu di MAN 8 Jakarta, gedung Keterampilan Meubelair kini sudah dijadikan ruang
multimedia, dan hanya disisakan satu ruang untuk pembelajaran teori Meubelair,
ruang teori Reparasi Sepeda Motor sudah menjadi ruang kelas, di MAS
Assiddiqiyah Jakarta Barat, sudah menjadi rumah tinggal dan di MAN 13 Jakarta,
ruang praktek Elkom sudah menjadi ruang multimedia, ruang Boga sudah menjadi
ruang kelas belajar biasa dan ruang Kepsek/ TU., dan lain sebagainya. 63
Usman Mustafa, Kalbe Abbas, Amara Saeed and Talat Anwar,
‚Enhancing Vocational Training for Economic Growth in Pakistan [with
Comments]‛, Journal The Pakistan Development Review Vol. 44, No. 4, Papers and
Proceedings PART II Twenty-first Annual General Meeting and Conference of the
Pakistan Society of Development Economists Islamabad, December 19-21, 2005
(Winter 2005), 567-584. 64
Hasan Simsek, Ali Yildirim, ‚Vocational Schools in Turkey: An
Administrative and Organizational Analysis‛, Journal International International
18
Ada beberapa MAK yang saat ini bertahan dan mulai maju,
memiliki usaha Unit Produksi yang cukup berkembang, dan sudah
menjalin hubungan dengan dunia usaha dan dunia industri. Ada pula
beberapa MA minimal sudah dapat memproduksi usaha untuk
madrasah sendiri, seperti pengadaan seragam sekolah, beberapa MA
mulai menerima pesanan dari luar. Umumnya usaha yang dijalankan
oleh sekolah berupa kegiatan unit produksi adalah melalui kerjasama
dengan pihak luar. Karena lulusan dari MA belum dapat memproduksi
secara cepat dan banyak, sehingga perlu diadakan kerjasama dengan
pihak luar.65
Keunggulan-keunggulan yang didapatkan dalam kemampuan
kreativitas seseorang adalah merupakan proses pelatihan yang
diberikan dengan porsi yang berbeda dan mendapatkan lebih banyak
diterima seseorang dibandingkan dengan yang lain. Dengan memiliki
kreativitas dalam hidup, diharapkan dapat menciptakan sesuatu hal
yang memberi manfaat dan makna bagi kehidupan.
Dengan demikian kurikulum pendidikan yang ada pada jenjang
pendidikan di Indonesia pada umumnya baik sekolah umum maupun
sekolah agama belum memenuhi kriteria pendidikan yang sesuai
dengan ajaran Islam yakni menjadikan lulusan sebuah pendidikan
menghasilkan manusia yang insan kamil.66 Manusia insan kamil 67
adalah manusia menengah yang dapat mensinergikan kemampuannya
dalam berbagai hal yang nantinya akan mampu menjadikan manusia
yang unggul, mandiri, kreatif dan berakhlakul karimah, bahkan
Review of Education / Internationale Zeitschrift für Erziehungswissenschaft / Revue
Internationale de l'Education, Vol. 46, No. 3/4 (Jul., 2000), 327-342. 65
Muhammad Khan, Fozia Aftab Kiani, Afsheen Ashraf, M. Iftikhar-ul-
Husnain, ‚Skills, Competitiveness and Productivity‛, The Pakistan Development Review Vol. 48, No. 4, Papers and Proceedings PARTS I and II The Silver Jubilee
Annual General Meeting and Conference of the Pakistan Society of Development
Economists Islamabad, March 16-18, 2010 (Winter 2009), 473-486 66
Paul Groner, ‚The "Lotus Sutra" and the Perfect-Sudden Precepts‛,
Japanese Journal of Religious Studies Vol. 41, No. 1, The "Lotus Sutra" in Japan
(2014), 103-131 Published by: Nanzan University Stable, 29 (accessed March 3,
2015). 67
Masataka Takeshita, ‚Ibn ʿArabī's's Theory of the Perfect Man and Its Place
in the History of Islamic Thought‛, Review by: William C. Chittick Journal of the American Oriental Society Vol. 109, No. 4 (Oct. - Dec., 1989), 707, Published by:
American Oriental Society Stable URL: http://www.jstor.org/stable/604126 Page
Count: 1(accessed March 3, 2015).
19
menjadi bangsa yang mandiri berketerampilan,68
tidak bergantung
pada negara/ bangsa lain.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, studi ini
mengidentifikasikan sejumlah permasalahan yang muncul pada
penerapan pengembangan kurikulum pendidikan keterampilan vokasi
pada Madrasah Aliyah, diantaranya yaitu:
a. Program keterampilan vokasi kurang mendapat tanggapan positif
di beberapa Madrasah Aliyah, terutama penentu kebijakan di
Madrasah Aliyah yang kurang memperhatikan tujuan diberikannya
program keterampilan sehingga keberadaannya belum dianggap
sejajar dengan program yang lain.
b. Belum optimalnya penyelenggaraan program keterampilan vokasi
berupa pola penyajian kurikulum, dan bentuk kerjasama sekolah
dengan pihak internal dan eksternal dalam mendukung
implementasi kurikulum pendidikan keterampilan vokasi, dan
kesamaan penerapan kurikulum pada Madrasah Aliyah.
c. Evaluasi pelaksanaan program keterampilan vokasi terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran dan hasil belajar (output).
d. Pendidikan keterampilan/ vocational sebagai bagian dari life skills
merupakan manifestasi ajaran Islam yang memiliki kontribusi besar
untuk pengembangan potensi dan kelayakan hidup manusia.
e. Pendidikan Keterampilan vokasi dapat mendidik peserta didik
menjadi pribadi yang memiliki entrepreunership yang handal dan
professional.
2. Pembatasan Masalah
Mengacu pada beberapa permasalahan di atas, studi ini
membatasi dan memfokuskan pada satu permasalahan yakni
implementasi kurikulum pendidikan keterampilan pada Madrasah
Aliyah yang memiliki program keahlian dan kompetensi keahlian yang
relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat/ daerah dan
68 Euis Nurlaewati, Ph.D, Abdul Halim Tokoh Pendidikan dan Penganjur
Kemandirian dari Majalengka, dalam Dr. H.M. Amin Haedari, M.Pd et.al, Pemikir Pendidikan Islam Biografi Sosial Intelektual (Puslitbang Pendidikan Agama dan
Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2010), 161.
20
mempunyai regulasi agar peserta didik memiliki life skills dan menjadi
entrepreunership yang handal dan professional, sehingga peserta didik
memiliki kesiapan dalam menghadapi tantangan globalisasi.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi permasalahan yang telah diuraikan di
atas, maka tulisan ini difokuskan pada masalah yang dirumuskan
dalam satu pertanyaan penelitian yaitu “Bagaimana implementasi
kurikulum program pendidikan keterampilan vokasi (hard skills dan
soft skills) pada Madrasah Aliyah yang dapat menjadikan peserta didik
memiliki life skills sehingga mampu menjadi entrepreuner yang handal
dan profesional dalam menghadapi era globalisasi?
C. Tujuan Penelitian dan Signifikansi Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, melalui studi ini maka
tujuan penelitian adalah dapat memberikan kontribusi yang positif
terhadap keberlanjutan program pendidikan Keterampilan Vokasi
yang semoga kiranya dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan bagi
pihak pengambil keputusan/ kebijakan dalam hal ini Kementerian
Agama untuk menerbitkan regulasi penyelenggaraan pendidikan
Keterampilan Vokasi yang tepat sasaran, tepat guna, efektif dan
bermanfaat bagi terwujudnya satuan pendidikan kejuruan yang
berkualitas dan bernuansa Islami serta melahirkan output yang
terampil, berkeunggulan dan berakhlak mulia.
Selain itu optimalisasi implementasi kurikulum dan
pengembangan kurikulum pendidikan keterampilan vokasi (hard skill dan soft skill), dapat membentuk sumber daya manusia yang memiliki
life skills sehingga peserta didik memiliki jiwa entrepreneurship yang
handal dan memiliki kesiapan dalam menghadapi era globalisasi.
Signifikansi atau kegunaan penelitian ini secara akademis
diharapkan bermanfaat dan memiliki relevansi pada 3 hal yaitu:
1. Di sisi akademik, hasil studi diharapkan dapat memberikan
sumbangan keilmuan yang bermanfaat di bidang implementasi
dan pengembangan penerapan kurikulum pendidikan
keterampilan/ life skills dan sumbangan pemikiran bagi
penyelenggara pendidikan program keterampilan pada
pemerintah (Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan
Nasional).
21
2. Di sisi sosial/ kemasyarakatan, studi ini berguna untuk
memberikan kontribusi pemikiran bagi implementasi
kurikulum dan pengembangan kurikulum pendidikan
keterampilan vokasi, sehingga dapat memberikan bekal life skills bagi peserta didik sehingga dapat menjadi entrepreneur yang handal dalam menghadapi tantangan globalisasi.
3. Di sisi kelembagaan, studi ini berguna untuk para penentu
kebijakan dan membentuk lembaga serta regulasi yang
memiliki keseriusan dalam menangani secara khusus program
keterampilan vokasi, agar kurikulum program pendidikan
keterampilan (life skills) dapat teraktualisasi secara baik.
Perkembangan teknologi terjadi terus menerus dan bisa terjadi
dalam percepatan yang tinggi di berbagai negara yang berbeda-
beda, dan akan mempengaruhi perkembangan ekonomi melalui
industri dan jasa. Karena itu pendidikan harus mampu
menjembatani antara sektor kerja dengan kemajuan ilmu dan
teknologi tersebut, melalui updating skill 69 dan keterampilan
serta berbagai temuan baru yang harus dikuasai oleh peserta
didik yang terkait dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama telah
melakukan tiga kali kajian tentang Program Pendidikan Keterampilan
pada Madrasah Aliyah dalam konteks yang berbeda. Hasil penelitian
yang pertama pada tahun 2001 yang bersifat evaluative menemukan
masih lemahnya pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan sulitnya
memenuhi jam belajar yang telah diprogramkan, kurangnya tenaga
instruktur, kurang maksimalnya penggunaan peralatan karena
kurangnya daya litrik yang ada, peralatan yang sudah ketinggalan
zaman, dan peserta program tidak memprioritaskan peserta didik
berlatar belakang dari keluarga ekonomi lemah.
Penelitian yang kedua dilakukan pada tahun 2003 diperoleh
temuan yakni; rekrutmen peserta Program Keterampilan belum banyak
berpihak dari peserta didik dari keluarga tak mampu, kegiatan praktek
keterampilan belum cukup untuk membekali peserta didik untuk
69Field Simon, Álvarez-Galván José-Luis, Hénard Fabrice, Kis Viktória,
Kuczera Malgorzata, Musset Pauline, OECD Reviews of Vocational Education and Training: A Skills beyond School Review of Denmark (OECD Publishing, 2010), 85.
22
berwirausaha, sebagian MAN belum memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk melakukan praktek kerja lapangan, hanya sebagian
kecil lulusan sudah bisa membuka usaha mandiri, bekerja pada
perusahaan dan mendapat pujian atas kinerja serta kejujurannya,
kurangnya pembekalan tentang manajemen wirausaha.
Penelitian yang ketiga dilakukan pada tahun 2005 berupa studi
eksplorasi MAN Program Keterampilan menjadi MAN Kejuruan. Dari
temuan tersebut ternyata tidak satupun MAN yang diteliti siap untuk
dialih-fungsikan menjadi MAK dengan alasan kesulitan perubahan
manajemen pendidikan, pemenuhan guru dan instruktur, penambahan
fasilitas dan alat-alat, input siswa, dukungan dunia usaha dan
dukungan orang tua juga pada masa transisi yang menyebabkan
kerugian pada guru mata pelajaran umum dan agama.70
Ada sejumlah ahli pendidikan yang melakukan penelitian
tentang masalah keterampilan ini dan mengaitkannya dengan
kreativitas. Beberapa studi yang menunjukkan perdebatan pada konsep
keterampilan dan life skills. Arthur J. Cropley (2001),71
mengatakan
bahwa kreativitas adalah pencapaian performance daya nalar paling
tinggi yang hanya dimiliki oleh orang tertentu, yaitu hanya dimiliki
dengan bakat intelektual yang superior, memiliki pengetahuan dan
keterampilan khusus pada beberapa area kreativitas tertentu di
samping personal properties sebagai yang terpenting. Sumber daya
manusia yang kreatif tidak dapat mengekspresikan kreativitasnya
sama efektifnya pada semua area kreativitas yang ditandai dengan
perbedaan pencapaian tingkat kemampuan pada pribadi yang berbeda
meski menekuni area kreativitas yang sama.
Dalam pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa
keterampilan/ kreativitas dapat dilatih, diberikan stimulus sehingga
siapapun peserta didik akan memperoleh kemampuan maksimal,
walaupun hasil dari tiap pelatihan tersebut berbeda tergantung pada
stimulus dan gizi yang tepat bagi peserta didik. Setiap peserta didik
mempunyai potensi yang sama, perbedaan dipengaruhi oleh pelatihan
dan stimulus yang diberikan.
70 Tim Peneliti Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang
dan Diklat Kementerian Agama, Studi Kelayakan Alih Fungsi Madrasah Aliyah Menjadi Madrasah Aliyah Kejuruan (Jakarta, 2012), 4-5.
71 Arthur J. Croppley, Creativity in Higher Education and Learning: A Guide
For Teachers and Educators (British: Routledge, 2001), tt.
23
Thi Tuyet Tran, (2013) ‛Limitation on The Development of Skills in Higher Education in Vietnam‛
72 menyimpulkan bahwa,
keterbatasan lembaga pendidikan menengah dalam pengembangan
keterampilan sumber daya manusia merupakan suatu hambatan sumber
daya manusia dalam menghadapi dunia kerja.
Abdullah Shahatah dalam bukunya Ulum al-Din al-Islami (Ilmu-ilmu agama Islam) berbicara tentang Al-Tarbiyah Ibn Khaldun
(pendidikan menurut Ibn Khaldun), menyimpulkan antara lain seorang
pendidik hendaklah membekali dirinya dengan metode pendidikan
yang dapat merangsang kreativitas peserta didik dan memperkuat
hubungan antara pendidik dan peserta didik di madrasah maupun di
luar madrasah.73
Anna Craft dalam Creativity in Education (2001), menyimpulkan bahwa
74 pendidikan keterampilan mampu
mengembangkan sumber daya manusia profesional. Pemberdayaan dan
pengembangan sumber daya manusia yang profesional dan berkualitas
secara potensial memiliki kreatifitas yang tinggi mampu
mempengaruhi stabilitas ekonomi dan politik. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa sumber daya manusia yang kreatif merupakan
aset bangsa.
Peter D. Hershock, dalam Changing Education: Leadership, Innovation and Development in a Globalizing Asia Pasific (2007),
75
menyimpulkan bahwa, pendidikan keterampilan mampu membentuk
jiwa kepemimpinan sesuai dengan pendidikan abad 21 yang penuh
dengan tantangan globalisasi. Hal tersebut berpotensi dalam
transformasi global.
Anna Craft, dalam ‚The Limits to Creativity in Education: Dilemmas for Educator‛ (2003),
76 menyimpulkan bahwa,
perkembangan kemajuan sains dan teknologi membuat perkembangan
72Thi Tuyet Tran, ”Limitation on The Development of Skills in Higher
Education in Vietnam”. Vol. 65, No. 5 (May 2013), 631-644: Diakses pada tanggal 5
Februari 2013) 73
Abdullah Shahatah, `Ulum al-Din al-Islami (Kairo : Hai`ah al-Mishriyah al-
Ammah li al-Kitab, 1981), h. 255-259. 74
Anna Craft, Creativity in Education (London: Continuum, 2001), 149. 75
Peter D. Hershock, Changing Education: Leadership, Innovation and
Development in a Globalizing Asia Pasific (China: Spring, 2007), 23. 76
Anna Craft, “The Limits to Creativity in Education: Dilemmas for Educator”, British Journal of Educational Studies Vol. 51, No. 2 (Jun., 2003), 113.
24
pembelajaran keterampilan menjadi perkembangan positif dalam
perubahan tingkat sosial masyarakat.
Intan Irawati, Kun Sri Wardhani, ‚The skill program is
important to student social life. The insertion of skill program in State
Islamic Senior High School (MAN) has objective to create students
behavior to be skilled, trained, quick and precise in performing craft
activity and engineering technology as well as processing technology
thar are really needed by human beings.‛77
Sumber daya manusia harus memiliki kemampuan ketepatan
dan kecepatan dalam persaingan dunia usaha. Berdasarkan beberapa
temuan di atas, studi ini berasumsi bahwa pendidikan keterampilan
mampu mengembangkan sumber daya manusia profesional dan
berkualitas dan secara potensial memiliki kreativitas yang tinggi
mampu mempengaruhi stabilitas ekonomi dan politik juga mampu
membentuk jiwa kepemimpinan sesuai dengan pendidikan abad 21
yang penuh dengan tantangan globalisasi. Ana Craft menyimpulkan
bahwa perkembangan dan kemajuan sains dan teknologi membuat
perkembangan pembelajaran keterampilan menjadi perkembangan
positif dalam perubahan tingkat sosial masyarakat. Sumber daya
manusia harus memiliki kemampuan ketepatan dan kecepatan dalam
persaingan dunia usaha. Juga menurut Abdullah Shahatah bahwa
sumber daya manusia membekali dirinya dengan metode pendidikan
yang merangsang kreativitas. Menurut Thi Tuyet Tran bahwa
hambatan sumber daya manusia dalam menghadapi dunia kerja adalah
keterbatasan lembaga pendidikan menengah dalam pengembangan
keterampilan sumber daya manusia. Berbeda dengan pendapat Arthur
J. Cropley bahwa bahwa kreativitas adalah pencapaian performance
daya nalar paling tinggi yang hanya dimiliki oleh orang tertentu yaitu,
hanya dimiliki dengan bakat intelektual yang superior, memiliki
pengetahuan dan keterampilan khusus pada beberapa area kreativitas
tertentu di samping personal properties sebagai yang terpenting.
Sesungguhnya pada prinsipnya keterampilan tersebut dapat diasah
sehingga dapat memberi manfaat sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai yakni menjadi entrepreneur yang profesional dan handal.
77 Intan Irawati, Kun Sri Wardhani, ‚Descriptive Study of Skills Programme
Implementation at Islamic Senior High School in Jakarta‛, The International
Seminar onQuality and Affordable Education (ISQAE 2012).
25
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Studi
Metode yang Berdasarkan tujuan dan objeknya merupakan
Penelitian Evaluasi.78
Penelitian Evaluasi adalah dilakukan dengan
membandingkan kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan
program yang telah ditetapkan. Studi ini adalah studi dengan
pendekatan kualitatif dengan menyajikan analisa secara deskriptif79
yaitu mengamati fenomena di lapangan dan temuan. Wawancara
dengan Guru Keterampilan baik datang langsung ke Madrasah/
Sekolah yang dituju atau melalui wawancara via telpon, e-mail, dalam
Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan dalam kegiatan
MGMP Keterampilan, Studi Dokumentasi, menganalisa secara kritis
data yang telah dikumpulkan. Studi ini dilakukan pada Madrasah
Aliyah yang memiliki program keterampilan di Jakarta. Dalam studi
ini, penulis mengumpulkan seperangkat data yang mendukung
terhadap studi yaitu sarana dan prasarana, aktifitas siswa dalam
pembelajaran keterampilan, hasil kreatifitas siswa dan prospek
kegiatan pembelajaran keterampilan. Wawancara dilakukan pada
komunitas sekolah yang memiliki keterkaitan dengan proses
pembelajaran keterampilan di Madrasah Aliyah Jakarta.
2. Sumber Data
Data untuk studi ini diambil dari dua sumber yaitu sumber
primer dan sumber sekunder. Data-data yang bersumber dari sumber
primer diperoleh langsung di lapangan baik dari dokumentasi
madrasah, observasi, survey dan wawancara informal. Data-data
bersumber dari profil madrasah, kurikulum pendidikan keterampilan,
Guru Keterampilan, Pimpinan Madrasah, Wakil dan staf, peserta didik
baik yang masih terdaftar maupun yang telah lulus. Data primer
diperkuat oleh data sekunder seperti hasil penelitian yang dianggap
otoritatif dan kredibel, terutama studi tentang kelayakan program
78Nur Khoiri, Penelitian Evaluasi Program, http://nurkhoirionline.
blogspot.co. id/2012/03/penelitian-evaluasi-program.html, Maret 2012.(diakses
tanggal 24 Desember 2015).
79Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya
(Jakarta, PT Bumi Aksara, 2007), 157.
26
keterampilan pada 13 Madrasah Aliyah di seluruh Indonesia, studi
tentang manajemen kurikulum program keterampilan vokasi.
Sampel penelitian diambil dari peserta didik yang masih
mengikuti program keterampilan dan beberapa yang telah lulus. Studi
ini dilakukan pada MAN 15 dan MAN 13, dan MAN 8, di Jakarta
dengan melihat bagaimana pelaksanaan life skills (hard skills dan soft skills) melalui pembelajaran pendidikan keterampilan dan
pengembangannya. Data primer diambil melalui kuesioner, wawancara
mendalam yang dilakukan pada komponen sekolah yaitu: 1. Kepala
Sekolah di tiga Madrasah Aliyah Jakarta, 2. Guru-guru Keterampilan,
dan 3. Peserta Didik serta beberapa alumni, 4. Dokumen Kurikulum
Sekolah, 5. Dokumen RenStra sekolah. Sumber data yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah: proses pelaksanaan pembelajaran
keterampilan/ data lapangan (field research), produk/ hasil
pembelajaran, dan data yang bersumber dari dokumen baku (library research). Dalam penelitian ini, dilakukan wawancara pada Pimpinan
Madrasah, Guru Keterampilan dan memberikan kuesioner pada peserta
didik untuk menghasilkan gambaran yang terangkat dari aktualitas
pembelajaran keterampilan, realitas program kurikulum, realitas sosial
dan fenomena edukatif lainnya dalam manajemen pembelajaran
program keterampilan di semua jenjang pendidikan di Madrasah
Aliyah di Jakarta, yang dalam pandangan Islam bahwa Pendidikan
Keterampilan Vokasi dapat menghasilkan kecakapan hidup apabila
melalui penerapan kurikulum yang lebih mengakomodir kebutuhan
masyarakat dalam dunia pendidikan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Populasi penelitian ini adalah Madrasah Aliyah di Jakarta.
Sampel yang diteliti adalah Madrasah Aliyah yang memiliki program
keterampilan. Dalam hal ini sampel diambil secara purposive sebagai
representasi subyek penelitian yaitu pada Madrasah Aliyah Program
Keterampilan di Jakarta. Pengambilan sample secara purposive
dimaksudkan untuk memudahkan mendapatkan data pada Madrasah-
madrasah yang memiliki program keterampilan yang memang sudah
menerapkan pendidikan hard skills dan soft skills, sehingga
mempunyai relevansi yang signifikan dengan tujuan penelitian.
27
Purposive sampling80 adalah pengambilan sampling secara sengaja
sesuai dengan persyaratan sample yang diperlukan. Dalam bahasa
sederhana purposive sampling itu adalah secara sengaja mengambil
sample tertentu sesuai persyaratan sample (sifat-sifat, karakteristik,
ciri, kriteria) yang mencerminkan populasinya.81
Teknik pengumpulan data, pencatatan dan pengambilan data
kegiatan pengumpulan data meliputi: Penentuan sampel, pembuatan
kuesioner, dan teknik wawancara. Dalam penentuan sampel, masalah
yang biasa dihadapi adalah terbatasnya sumber daya khususnya
tentang dana dan waktu. Karena itu berlaku prinsip efisiensi dalam
pengumpulan data tersebut, tanpa melemahkan arti dari penelitian itu
sendiri. Cara yang biasa digunakan dalam menekan biaya dan
menghemat waktu adalah tidak meneliti semua elemen (individu)
dalam suatu populasi sasaran, dan menentukan sampel penelitian yang
menggambarkan sifat populasi yang diteliti. Prinsip-prinsip dasar
penentuan sampel adalah mengacu pada teknik pelaksanaan dan
kualitas produk yang dihasilkan. Penentuan sampel harus sederhana,
tidak terlalu rumit, mudah dipahami, dan mudah diaplikasikan.
Berkaitan dengan kualitas program yang akan dihasilkan,
sampel populasi sudah ditentukan dan harus dapat menghasilkan
gambaran yang reliable atau dapat dipercaya dari seluruh populasi.
Sampel yang dipilih harus betul-betul tepat mempresentasikan
keadaan populasi yang sesungguhnya untuk dapat menghasilkan suatu
program/ maket keterampilan yang dapat diterapkan pada Madrasah
Model Program Keterampilan.
Prinsip dasar menentukan besar sampel adalah tingkat
keberagaman (diversity levels), semakin tinggi tingkat keberagaman
suatu populasi semakin besar jumlah populasi, kedua tingkat ketepatan
atau presisi yang diinginkan. Jika menginginkan tingkat ketepatan
yang tinggi maka jumlah sampel yang dibutuhkan juga semakin besar,
agar tingkat kesalahan semakin kecil.
Teknik pengumpulan data, pencatatan dan pengambilan data
dilakukan dengan cara:
80 Richard M Grinnell and JR.,Yvonne A. Inrau, Social Work and Evaluation:
Foundation of Evidence and Practice (Oxfort University Press, 2010), 237. 81
Tatang. M. Amirin, Populasi dan Sample Penelitian: Pengambilan dari Sample Tak Terhingga dan Tak Jelas, Edisi 3 Februari 2011.
28
a. Wawancara atau interview, melakukan proses tanya jawab
secara lisan, berhadapan langsung secara fisik untuk
mendapatkan data yang ingin diperoleh. Wawancara yang
dilakukan oleh peneliti terhadap obyek data yaitu pimpinan
madrasah, wakil pimpinan, guru keterampilan, beberapa peserta
didik dan alumni yang telah bekerja dan kuliah dan juga
bersamaan dengan penyebaran angket yang dilakukan oleh
peneliti. Selain itu penulis melakukan proses wawancara
mendalam dengan metode focus group discussion (FGD)82
,
yakni diskusi yang lebih terarah pada topik tentang
implementasi kurikulum pendidikan keterampilan,
pengembangan kurikulum yang dilakukan pada saat diadakan
pertemuan rapat Musyawarah Guru Mengajar Program
(MGMP) Keterampilan baik di MAN 8, MAN 13 maupun di
MAN 15 Jakarta.
b. Peneliti melakukan observasi terutama terhadap proses
kegiatan belajar-mengajar, keadaan faktor pendukung,
kurikulum yang diterapkan, faktor pendukung yang ada di
Madrasah Aliyah, administrasi program keterampilan, sarana
prasarana, produk, dan kualitas lulusan juga melakukan studi
dokumentasi. Studi dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian.83
Dokumen dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku
harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan kasus, rekaman
kaset, rekaman video, foto dan lain sebagainya.
4. Teknik Analisis Data
Untuk memeriksa keabsahan/ kebenaran data menggunakan
tehnik triangulasi84
yakni membedakan empat macam triangulasi
sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori dan teknik analisis data dengan
menggunakan interpretasi data secara kualitatif, analisis instrumen
dengan program SPSS 20.0 dan statistic deskriptif. Teknik Analisis
82Astrida Paramita dan Lusi Kristina, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
Vo. 16 No. 2, April 2013, 117 83
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, Petunjuk Praktis Untuk Pemula (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005) , 100.
84 Menurut Denzin dalam buku Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian
Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2005), 320.
29
deskripsi (Deskriptif Analisys), yaitu mendeskripsikan informasi dari
responden dalam data kualitatif, dilakukan dengan cara menyusun dan
mengelompokkan data yang ada, sehingga memberikan gambaran
nyata terhadap responden.
Menurut Patton triangulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda dalam
penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan cara:
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara;
Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi; Membandingkan apa yang
dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang
dikatakannya sepanjang waktu; Membandingkan keadaan dan
perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang
seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi,
orang berada, orang pemerintahan; Membandingkan hasil wawancara
dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.85
Selanjutnya Triangulasi
dengan metode, menurut Patton terdapat dua strategi, yaitu:
Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa
teknik pengumpulan data dan, Pengecekan derajat kepercayaan
beberapa sumber data dengan metode yang sama.
Triangulasi dengan penyidik, menurut Patton, yaitu:
membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis lainnya.
Sedangkan Triangulasi dengan Teori menurut Patton bahwa hal itu
dapat dilaksanakan dengan penjelasan banding (rival expalantion ).86
Diskusi dengan sejawat dilakukan dengan cara mengekspos
hasil sementara yaitu agar peneliti dapat mempertahankan sikap
terbuka dan kejujuran, memberikan kesempatan awal untuk menjajaki
dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari pikiran peneliti.
Selain itu untuk melakukan pemeriksaan, dengan
mengumpulkan teman sejawat yang memiliki pengetahuan umum yang
sama dengan apa yang diteliti, sehingga bersama peneliti dapat me-
review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan.
Hasilnya adalah: menyediakan pandangan kritis, menguji hipotesis
85 Moleong, Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi,
329. 86
Michael Qiunn Patton, Qualitative Evaluation Methods (Baverly Hills:
Sage Publications, 1987), 331.
30
kerja membantu mengembangkan langkah berikutnya, melayani
sebagai pembanding. Kecukupan Referensi dalam mengadakan
penelitian kualitatif, selain diadakan pengamatan langsung yang
dilakukan peneliti, wawancara langsung, peneliti juga mencari data
melalui kajian studi dokumentasi yang dapat memberikan referensi
yang cukup yang dapat menunjang penelitian yang akan diamati dan
diambil kesimpulannya.
Analisis kasus negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan
contoh atau kasus yang tidak sesuai dengan pola atau kecenderungan
informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan
pembanding.
Dalam pengecekan anggota yang dicek adalah anggota yang
terlibat, meliputi: data, katagori analitis, penafsiran, dan kesimpulan.
Pengecekan anggota dapat dilakukan secara formal maupun informal.
Pengecekan anggota dilakukan pada mereka yang terlibat dalam
penelitian. Pengecekan anggota berarti peneliti mengumpulkan para
peserta yang telah ikut menjadi nara sumber data dan mengecek
kebenaran data dan interpretasinya yang dilakukan dengan jalan:
Penilaian dilakukan oleh responden, mengoreksi kekeliruan,
menyediakan tambahan informasi secara sukarela, memasukkan
responden dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan untuk
mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisis data, menilai
kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan.87
Uraian yang dilaporkan oleh peneliti dilakukan seteliti dan
secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian
diselenggarakan. Laporan harus mengacu pada fokus penelitian,
mengungkapkan secara khusus segala sesuatu temuan sehingga dapat
dipahami, yang merupakan suatu kebutuhan yang dapat bermanfaat
bagi pembaca. Temuan tersebut merupakan penafsiran yang diuraikan
secara rinci dengan segala macam pertanggung-jawaban berdasarkan
kejadian yang nyata.
Penelusuran audit dapat ditelusuri dengan dilengkapi oleh
catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi.
Klarifikasi itu dapat dilakukan seperti yang diselenggarakan oleh
87 Michael Qiunn Patton, Qualitative Evaluation Methods (Baverly Hills: Sage
Publications, 1987), 337.
31
Halpern88
sebagai berikut: Data mentah, termasuk bahan yang
direkam secara elektronik, foto, dan semacamnya serta hasil survei;
data yang direduksi dan hasil analisi data, termasuk di dalamnya
penulisan secara lengkap catatan lapangan, ikhtisar catatan, informasi
yang dibuat per-satuan seperti kartu, ikhtisar data kuantitatif (jika
ada), dan catatan teori seperti hipotesis kerja, dan semacamnya;
rekonstruksi data dan hasil sintesis, termasuk di dalamnya struktur
kategori : tema, definisi, dan hubungan-hubungannya; temuan dan
kesimpulan; dan laporan akhir dan hubungannya dengan kepustakaan
mutakhir, integrasi konsep hubungan dan penafsirannya; catatan
tentang proses penyelenggaraannya, termasuk di dalamnya catatan
metodologi: prosedur, desain, strategi, rasional; catatan tentang
keabsahan data: berkaitan dengan derajat kepercayaan,
kebergantungan dan kepastian dan penelusuran audit.
Bahan yang berkaitan dengan maksud dan keinginan, termasuk
usulan penelitian, catatan pribadi: catatan reflektif dan motivasi: dan
harapan: harapan dan peramalan. Informasi tentang pengembangan
instrument, termasuk berbagai formulir yang digunakan untuk
penjajakan, jadwal pendahuluan, format pengamat, dan survei.89
G. Sistematika Pembahasan
Disertasi/ studi ini akan ditulis secara sistematis dalam enam
bab (bagian). Satu bab merupakan bab pendahuluan yang berisi
tentang permasalahan, tujuan dan signifikansi studi, penelitian
terdahulu yang relevan, serta metodologi penelitian. Satu bab berisi
tentang dasar teori yang sifatnya filosofis yang menjadi dasar pijakan
dalam menganalisa tiap fenomena yang ditemukan. Kemudian tiga bab
berisi analisis dari data hasil penelitian dengan rincian satu bab berisi
tentang fenomena kurikulum dan pengembangan kurikulum program
keterampilan vokasi yang ada di Madrasah Aliyah di Provinsi DKI
Jakarta, dua bab berisi analisis studi kasus pada pengembangan
kurikulum program keterampilan vokasi dan satu bab yang berisi
kesimpulan yang merupakan jawaban rumusan masalah serta
88Yvona S. Lyncoln & Egon G. Guba, Naturalistic Inquiry (Beverly Hills:
Sage Publications, 1985), 319. 89
Yvona S. Lyncoln & Egon G. Guba, Naturalistic Inquiry (Beverly Hills:
Sage Publications, 1985), 320.
32
rekomendasi kepada beberapa pihak yang terkait dengan signifikansi
studi. Gambaran umum dari tiap bab dijelaskan sebagaimana berikut :
Bab pertama berisi permasalahan tentang kelemahan mendasar
pendidikan tentang Madrasah Aliyah yang kurang memperhatikan
pendidikan sains, keterampilan dan teknologi. Banyaknya lulusan
pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)
yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
karena tidak lulus tes perguruan tinggi, juga lulusan perguruan tinggi
yang menganggur karena belum mendapat pekerjaan. Apalagi dunia
kerja mensyaratkan keterampilan dalam bekerja. Berdasarkan asumsi
tersebut tersaji konsep kurikulum pendidikan keterampilan vokasi
yang bertujuan memberikan pengalaman-pengalaman sehingga dapat
memunculkan kreativitas yang dapat menjadi bekal life skills bagi
peserta didik, sehingga peserta didik dapat menjadi entrepreneurship yang handal dan professional. Konsep tersebut bukanlah konsep yang
mendistorsi dan mengkonstruksi ulang konsep yang telah ada.
Bab kedua uraian tentang diskursus kurikulum pendidikan
keterampilan vokasi dalam perspektif pendidikan umum dan
pendidikan Islam yang menyangkut perdebatan tentang pendidikan
keterampilan vokasi hard dan soft skills, entrepreunership, kreativitas
serta kemampuan otak kanan dan otak kiri; tentang kebijakan
kurikulum pendidikan keterampilan vokasi pada pendidikan menengah,
orientasi kurikulum pendidikan abad 21; juga melihat pendidikan
keterampilan dalam Perspektif Islam, bagaimana Islam melihat
pendidikan Keterampilan, dan sumbangan pendidikan keterampilan
pada peradaban dunia.
Bab ketiga akan menjelaskan dan menganalisis tentang temuan
dan bukti-bukti empirik dalam Sejarah dan Profil Pendidikan
Keterampilan pada MAN 13, MAN 15, dan MAN 8 Jakarta, sejarah
Pendidikan Keterampilan Vokasi pada Madrasah Aliyah dan
implementasinya.
Bab keempat merupakan analisis perspektif peserta didik
terhadap input, proses dan output kurikulum pendidikan keterampilan
vokasi di Madrasah Aliyah secara mendalam tentang pengembangan
kurikulum yang menghasilkan konsep tentang kurikulum pendidikan
keterampilan vokasi di MAN 13 Jakarta, MAN 15 dan MAN 8 Jakarta,
kondisi kekinian tentang Tenaga Pendidik dan Kependidikan, faktor-
faktor pendukung pendidikan berupa sarana dan prasarana, yang
berkembang dewasa ini dan produk hasil belajar keterampilan peserta
33
didik. Sumber daya manusia dan meningkatkan kreativitas melalui
pembelajaran keterampilan hard skills dan soft skills. Juga tentang
implementasi pendidikan keterampilan di Madrasah Aliyah, proses
pelaksanaan kurikulum pendidikan keterampilan pada Madrasah
Aliyah. Bab ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
tentang kompetensi peserta didik dalam belajar keterampilan dengan
waktu pembelajaran praktek yang lebih lama, dengan antara hasil
kompetensi pembelajaran yang diberikan dengan waktu yang lebih
sedikit. Pembahasan dan analisis pada bab ini lebih dipertajam
sehingga menghasilkan suatu kurikulum yang dapat di-
implementasikan pada semua jenjang pendidikan.
Bab kelima membahas tentang Evaluasi dan Pengembangan
Pendidikan Keterampilan Vokasi, Pengembangan implikasi Pendidikan
Vokasi di Madrasah Aliyah dan SMK di Kementerian Pendidikan
Nasional sebagai Benchmark; juga Pengembangan Pendidikan
Keterampilan Vokasi di MAN sesuai dengan sumber daya (resourch)
yang ada, dan urgensi pendidikan keterampilan vokasi di era
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Bab keenam berisi kesimpulan yang merupakan jawaban
rumusan masalah dan dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung yang
ditemukan pada studi ini. Pada bab ini, juga disajikan saran dan
rekomendasi didasarkan pada hasil temuan. Saran dan rekomendasi
tersebut ditujukan kepada kalangan akademisi, praktisi dan lembaga
penentu kebijakan.