otak dan kelumpuhan 2012 (dr. taufiq pasiak)

17
KELUMPUHAN (ASPEK NEUROANATOMI DAN NEUROSAINS) 1 Oleh Taufiq Pasiak 2 Sasaran pembelajaran A. Tujuan Instruksional Umum (General Goal) Setelah mengikuti modul kelumpuhan, bila diberi data sekunder/pasien simul masalah kesehatan yang mengakibatkan kelumpuhan, mahasiswadapatmenjelaskan patofisiologi dan proses patogenesis dengan menggunakan ilmu kedokt menjadi dasar diagnosis, penatalaksanaan klinis dan prognosis masalah ters B. Tujuan Instruksional Khusus (objective learning ) Bilamahasiswadiberi datasekunder dan ataupasien simulasi mengenaimasalah kelumpuhan, mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan neuroanatomi dan fisiologi medulla spinalis, batang otak basalis, cerebellum, cerebrum, cortex motorik,tractus pyramidalis, sistem sensorik, serta neurotransmiter Pokok Bahasan Reseptor Cortex motorik. Cerebellum dan ganglia basalis. Sistem lemniskus medialis dan anterolateralis Sistem piramidal dan ekstrapiramidal. Nyeri dan refleks (3 topik terakhir dapat dibaca dalam Buku Neuroan Klinik Medulla Spinalis, oleh Taufiq Pasiak, 2012) PENGANTAR Sistemmotorikberkaitan dengan gerakan, yang merupakanaktivitas fundamental dalam kehidupan manusia. Terganggunya sistem pergerakan akan berakibat fatal d Sebagai contoh, kelumpuhan (dalam berbagai jenis dan tingkatannya) akan menguran manusia dan mempengaruhi seluruh kehidupannya. Sistem motorik terdiri dari area kortikal dan subkortikal. Cortex motorik premotorik dan area motorik suplementer yang terletak di lobus frontal cerebellum hingga medulla spinalis mengandung sejumlah neuron (dikelompokkan sebagai nuclei) yang merupakan terminal-terminal yang saling terhubung membentuk sistem Masing-masing melakukan fungsi yang berbeda, tetapi saling mendukung sebagai seb Terdapat hubungan erat antara sistem motorik dan sistem sensorik. Sebagai levelkortikal, sebagian kecilserabut (akson) yang membentuk tractus corticospinalis (piramidalis) berasal dari corteks somatosensorik di lobus parietal. Dalam aspek terjadi gerakan merupakan re-aksi atas informasi sensorik. 1 Bahan Kuliah Modul Kelumpuhan tahun 2012, FK UNSRAT Manado 2 Dr.dr.Taufiq Pasiak, M.Pd., M.Kes., devisi Neurosains dan Neuroanatomi; Bagian Anatomi-H UNSRAT Manado.

Upload: moch-syafrudin-ridwan

Post on 21-Jul-2015

329 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

KELUMPUHAN (ASPEK NEUROANATOMI DAN NEUROSAINS)1Oleh Taufiq Pasiak2Sasaran pembelajaran A. Tujuan Instruksional Umum (General Goal) Setelah mengikuti modul kelumpuhan, bila diberi data sekunder/pasien simulasi tentang masalah kesehatan yang mengakibatkan kelumpuhan, mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi dan proses patogenesis dengan menggunakan ilmu kedokteran dasar yang menjadi dasar diagnosis, penatalaksanaan klinis dan prognosis masalah tersebut. B. Tujuan Instruksional Khusus (objective learning) Bila mahasiswa diberi data sekunder dan atau pasien simulasi mengenai masalah kelumpuhan, mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan neuroanatomi dan fisiologi medulla spinalis, batang otak, ganglia basalis, cerebellum, cerebrum, cortex motorik, tractus pyramidalis, sistem sensorik, serta neurotransmiter Pokok Bahasan Reseptor Cortex motorik. Cerebellum dan ganglia basalis. Sistem lemniskus medialis dan anterolateralis Sistem piramidal dan ekstrapiramidal. Nyeri dan refleks (3 topik terakhir dapat dibaca dalam Buku Neuroanatomi Klinik Medulla Spinalis, oleh Taufiq Pasiak, 2012) PENGANTAR Sistem motorik berkaitan dengan gerakan, yang merupakan aktivitas fundamental dalam kehidupan manusia. Terganggunya sistem pergerakan akan berakibat fatal dalam kehidupan. Sebagai contoh, kelumpuhan (dalam berbagai jenis dan tingkatannya) akan mengurangi aktivitas manusia dan mempengaruhi seluruh kehidupannya. Sistem motorik terdiri dari area kortikal dan subkortikal. Cortex motorik primer, area premotorik dan area motorik suplementer yang terletak di lobus frontal. Ganglia basalis dan cerebellum hingga medulla spinalis mengandung sejumlah neuron (dikelompokkan sebagai nuclei) yang merupakan terminal-terminal yang saling terhubung membentuk sistem motorik. Masing-masing melakukan fungsi yang berbeda, tetapi saling mendukung sebagai sebuah sistem. Terdapat hubungan erat antara sistem motorik dan sistem sensorik. Sebagai contoh, pada level kortikal, sebagian kecil serabut (akson) yang membentuk tractus corticospinalis (piramidalis) berasal dari corteks somatosensorik di lobus parietal. Dalam aspek fungsional, sering terjadi gerakan merupakan re-aksi atas informasi sensorik.

Bahan Kuliah Modul Kelumpuhan tahun 2012, FK UNSRAT Manado Dr.dr.Taufiq Pasiak, M.Pd., M.Kes., devisi Neurosains dan Neuroanatomi; Bagian Anatomi-Histologi FK UNSRAT Manado.2

1

NEURON, NEUROTRANSMITER DAN SINAPSIS Sistem saraf, terutama disusun oleh sel-sel saraf (neuron), selain komponen lain, seperti sel glia. Neuron berinteraksi satu sama lainnya secara langsung ( sinaps listrik; connexon) atau tidak langsung melalui zat bernama neurotransmiter. Neurotransmiter dilepas di suatu ruang bernama sinaps dimana dua neuron bertemu. Neuron yang melepas neurotransmiter disebut neuron prasinaps, sedangkan yang menerima neurotransmiter disebut neuron pasca-sinaps. Di ujung permukaan neuron pasca-sinaps terdapat zat bernama reseptor yang secara spesifik akan berikatan dengan neurotransmiter dan menimbulkan potensial aksi di neuron pascasinapsis. Transmisi informasi terjadi ketika potensial aksi ini timbul. Sebuah neuron terutama terdiri dari badan sel (soma; perikarion) dan juluran-juluran yang keluar dari badan sel (neurit). Ada 2 jenis neurit; akson (yang keluar, membawa informasi) dan dendrit (yang menuju badan sel dan menerima informasi). Sebuah neuron hanya mengandung sebuah akson saja, tetapi bisa mengandung lebih dari satu dendrit. Dendrit mengandung beberapa organel yang dapat melakukan sintesis protein, sedangkan akson tidak dapat melakukan sintesis protein. Dua-duanya mengandung mitokondria.Protein di akson berasal dari badan sel. Sekumpulan badan sel yang lokasinya di sistem saraf pusat disebut Nuclei. Jika di luar sistem saraf pusat (perifer) disebut ganglion. Sekumpulan akson di dalam sistem saraf pusat disebut tractus, atau fasciculus. Sedangkan jika di perifer disebut nervus. Istilah saraf yang dipakai secara awam umumnya dimaksudkan adalah nervus.

Gambar Neuron dan sinaps

SISTEM SENSORIK i Organisasi Anatomik Sistem sensorik membentang dari reseptor (di permukaan kulit, tendo dan organ viscerale) hingga cortex somatosensorik di otak. Bentangan itu diistilahkan sebagai orde-orde, untuk menyebut sambungan demi sambungan pembawaan informasi yang berakhir di otak. Sambungan

itu terjadi melalui komunikasi sel-sel saraf dalam bentuk sinapsis. Seluruh bentangan dibagi dalam 3 orde: Orde 1 : dari reseptor ke medulla spinalis Orde 2 : dari medulla spinalis ke thalamus Orde 3 : dari Thalamus ke cortex somatosensorik. Reseptor Reseptor (receive: menerima) adalah starting point dari sirkuit neuronal yang masuk ke systema nervosum centrale (SNC) dengan hanya membawa satu modalitas sensorik. Istilah reseptor sering dipertukarkan dengan istilah unit sensorik dengan makna yang sama. Modalitas (Moda) didefenisikan sebagai bentuk-bentuk persepsi SNC terhadap informasi yang masuk dari reseptor melalui SNP. Terdapat 5 jenis reseptor; fotik (cahaya), kemis, mekanis, termal dan noxious (nyeri). Reseptor muscle spindle dan organa Golgi yang terletak di otot dan tendon memiliki serabut saraf campuran (mixed nerve) yang mengandung akson aferen dan akson eferen. Reseptorreseptor ini memonitor setiap perubahan pada otot untuk kemudian dikirimkan ke medulla spinalis dengan terminasi yang berbeda-beda pada lamina Rexed.

Gambar. Organisasi sistem motorik (Gambar dari Siegel 2011: hal 326)

Jalur spinalis ascendentes; Orde-orde Tractus ascendentes mewakili jalur fungsional untuk informasi sensoris dari tubuh (soma) atau viscera ke level yang lebih tinggi di otak. Tractus ascendentes melintas silang (decussatio) sebelum mencapai pemberhentian akhir, serta memiliki 3 tingkatan (orde) dalam perjalanannya. Orde pertama selalu memiliki badan sel di ganglion radiks posterior. Akson yang berasal dari badan sel di ganglion radiks posterior masuk ke medulla spinalis untuk bersinaps dengan badan sel kedua dan memulai perjalanan orde kedua dari nuclei-nuclei di batang otak. Akson dari badan sel di batang otak menuju ke thalamus untuk memulai orde ketiga. Akson dari badan sel di thalamus kemudian menuju ke daerah somatosensorik di cortex cerebri. Di cortex cerebri ini akson berakhir dan informasi dipahami. Terdapat 3 sistem ascendentes utama : 1. sistem columna posterior-lemniscus medial.

2. sistem anterolateral; terutama tractus spinothalamicus anterior dan lateral. 3. sistem spinocerebellaris.

Tabel 3. Perbedaan anatomis dan fisiologis sistem lemniskus medial dan sistem anterolateral PerbedaanTractus Sensasi Ukuran lapangan penerima Neuron sensoris reseptor Peka stimulasi mekanis funiculus posterior di medulla oblongata Medulla oblongata Terlokalisir dalam kelompok. Dua atau tiga sinapsis ke cortex Cepat Besar (aferen) Setiap rasa dihantarkan secara terpisah; lokalisasi rasa yang tepat Vibrasi, two point discrimination, stereognosis Peka stimulasi nyeri (noxius) dan suhu Cornu posteriur di medulla spinalis. Medulla spinalis Menyebar (spread out) Multisinapsis Lambat Kecil (aferen) Multimodal (beberapa rasa dihantar dalam satu sistem serabut) Tusukan jarum, tes panas dingin

Columna PosteriorLemniskus medialisFasciculus Gracilis Fasciculus Cuneatus Raba halus dan posisi Kecil

Sistem AnterolateralSpinothalamicus anterior Spinothalamicus lateral Nyeri, Suhu dan raba kasar. Kecil dan besar

Lokasi nuclei pertama untuk merelay Level decussatio Sinapsis Rantai sinapsis Kecepatan transmisi Diameter serabut Spesifitas sinyal yang dihantar Pemeriksaan

SISTEM MOTORIK Pergerakan diorganisir secara hirarkis dan kompleks, sehingga menimbulkan sejumlah gerakan yang bersifat spesifik: Refleks: dikontrol pada level spinalis atau lebih tinggi. Pergerakan stereotipik berulang (Stereotypic repetition), seperti berjalan atau berenang ditata oleh jaringan neural pada level spinalis, batang otak dan cerebellum. Pergerakan bertujuan khusus (spesific goal directed) diinisiasi pada level cortex cerebri. Untuk memudahkan penjelasan, maka sistem motorik akan dibagi menjadi 4 buah subsistem. 4 buah subsistem ini tidak terpisah, sekalipun dapat diidentifikasi secara sendirisendiri, dalam menopang keseluruhan sistem motorik: 1. Mekanisme spinal 2. Sistem motorik desendens; . 3. Ganglia basalis; menjembati ide untuk bergerak dan ekspresi bergerak dalam bentuk gerakan motorik. 4. Cerebellum; menghaluskan gerakan motorik dan mengkoordinir gerakan.

Mekanisme spinalis dan sistem motorik descendens dapat dibaca dalam buku NEUROANATOMI KLINIK MEDULLA SPINALIS edisi II cetakan pertama (Taufiq Pasiak, 2012, AviBook Manado) Cortex Cerebri Cortex cerebri merupakan bagian dari sistem motorik descencens yang merupakan asal dari sejumlah tractus yang menata pergerakan. Terdapat 4 daerah cortex cerebri yang berkaitan dengan gerakan: Cortex motorik primer (M-1) Cortex premotorik (PM) Cortex motorik suplementer (SM) Cortex di Area parietalis posterior

Gambar Cortex cerebri Daerah cortex otak yang berkontribusi dalam pembentukan tractus Corticospinalis. MI = Cortex motorik primer, PMC : Cortex premotorik, SMA = Area Motorik Suplementer, SI = area somatosensorik primer, PPC = Cortex Parietalis Posterior. PPC tidak berkontribusi dalam pembentukan tractus corticospinalis, tetapi hanya memodulasinya ( Gmbar dari Siegel, 2011 : hal 327)

Cortex motorik primer (M1) Disebut primer karena 2 alasan; 1) stimulus kecil saja mampu memicu gerakan motorik, 2) studi fisiologis menemukan bahwa aktivitas neuron di korteks ini menunjukkan aktivitas yang difus (menyebar dan luas) pada daerah ini. Dalam cortex motorik primer (Area 4 Broddman) ini terdapat sel-sel berukuran besar, yakni sel pyramidal Betz, yang ada pada lapisan V dari susunan laminer cortex cerebri. Tractus corticobulbospinalis (TCBS) berawal dari cortex motorik primer ini. Beberapa penulis menyebut tractus corticospinalis sebagai tractus pyramidalis karena berawal dari sel berbentuk piramid di cortex cerebri. Penulis lain menyebutnya tractus pyramidalis karena serabut ini melewati pyramis di batang otak. Cortex premotorik (Area 6) Tidak ada batas yang jelas antara area motorik primer (M-1) dengan area premotorik (PM), kecuali bahwa untuk merangsang area PM ini dibutuhkan stimulus yang lebih besar dibandingkan area M-1 meskipun luas area ini lebih besar dari area M-1. Sitoarsitektur area M-1 dan PM juga sama, kecuali area PM tidak memiliki sel raksasa Betz.

Gambar. Modulasi Tractus Corticospinalis oleh PPC (SS= Korteks Somatosensorik) VLc, ventroposterior nucleus pars caudalis; VLo, ventroposterior nucleus pars oralis; VPLo, ventroposterolateral nucleus pars oralis; X, nucleus X. (Gambar dari Longstaf, 205 : 261)

Cortex motorik primer (M1) terletak anterior dari gyrus precentral. Mengontrol gerakan lebih kompleks dari yang dikontrol area M-1. Menerima informasi sensorik (visual, auditorik dan somatosensorik umum) dari bagian cortex lain, terutama dari cortex visual. Dengan informasi ini area PM mengontrol gerakan motorik yang bergantung pada umpan balik sensorik yang berkaitan dengan gerakan spasial.

Gambar Peta topografis musculatur tubuh di cortex motorik primer (Homunculus Motorik)

Cortex motorik suplementer (SMA) Riset pada binatang ditemukan bahwa stimulasi pada area ini menimbulkan gerakan yang melibatkan beberapa kelompok otot. Gerakan yang terjadi setelah stimulasi melibatkan lengan atau tangan dan beberapa kasus melibatkan pergerakan postural dari seluruh tubuh. Cortex di Area parietalis posterior (PPC) Meskipun area ini merupakan area somatosensorik, tetapi sekitar 9 persen serabut motorik berasal dari cortex ini. Rangsangan pada area ini memang tidak secara konsisten menimbulkan aktivitas motorik. Studi tentang peranan motorik ini masing jarang dilakukan. Subsistem III: Ganglia Basalis Ganglia (nuclei) basalis adalah sepasang massa substantia grisea yang berada dalam hemispherium cerebri. Struktur ini berada di tiap hemispherium cerebri inferior di lantai ventriuculus lateralis, tertanam dalam substantia alba dan diproyeksikan secara radial. Serabutserabut commissural mengitari atau berada di antara nucleus-nucleusnya. Ganglia basalis merupakan jembatan penghubung antara telencephalon dan diencephalon. Beberapa nucleinya berasal dari telencephalon dan diencephalon. Beberapa literatur menyebut sistem ganglia basalis ini sebagai sistem motorik striatal atau sistem motorik ekstrapiramidal. Sistem ini memperantarai gagasan untuk bergerak dan ekspresi gagasan tersebut. Pengaruh ganglia basalis (dan cerebellum) terhadap pengaturan gerakan bersifat tidak langsung karena ia hanya memengaruhi Upper Motoneuron (UMN), tidak ke Lower Motoneuron (LMN). Bedakan dengan cortex cerebri yang memiliki UMN dan memproyeksikan serabutnya ke sirkuit lokal dan LMN di batang otak dan medulla spinalis. Pengaruh ganglia basalis terjadi melalui cortex cerebri (lihat skema di bawah). Masukan terbesar ganglia basalis berasal dari cortex cerebri (lihat skema 1 di atas) Ganglia basalis disusun oleh struktur-struktur berikut: Nucleus Caudatus Putamen Nucleus Accumbens Globus pallidus (bersama dengan putamen disebut nucleus lentiformis) Nucleus subthalamicus Substantia nigra. Striatum (neostriatum) Pada bagian posterior nucleus caudatus dan putamen dipisahkan oleh capsula interna. Nucleus caudatus dapat dibagi menjadi 3 bagian; caput yang besar, corpus dan cauda. Caput membentuk dinding lateral cornu anterior ventriculus lateralis dan menjadi penanda penting pada pemeriksaan radiologis. Putamen merupakan struktur paling besar dalam ganglia basalis dan berlokasi di lateral dari capsula interna dan globus pallidus. Globus pallidus (Pallidum/paleostriatum) Berasal dari diencephalon dan terletak antara putamen dan capsula interna Terdiri dari 2 nuclei yang dipisahkan oleh lapisan tipis sejumlah akson; nuclei (devisi) lateral (GPl) yang berdekatan dengan putamen ; dan devisi medial (GPm) yang berdekatan dengan capsula interna dan secara fungsional identik dengan pars reticularis substantia nigra.

Neuron di globus pallidus bersifat imunoreaktif terhadap GABA.

Nucleus CaudatusStriatum

PutamenNucleus Accumbens

Corpus striatum Nucleus Lentiformis

Globus Pallidus

Ganglia Basalis

Nucleus subthalamicus

Substantia nigra

Gambar. Struktur-struktur ganglia basalis.

Substantia nigra Meskipun merupakan nucleus mesencephalon, tetapi dianggap sebagai substrukur ganglia basalis karena koneksinya yang banyak dengan striatum. Terdiri dari 2 bagian; pars compacta yang mengandung neuron-neuron penghasil Dopamin; dan pars reticularis yang mengandung neuron penghasil GABA. Akson neuron pars compacta bersinaps di striatum dimana dopamin dipakai sebagai neurotransmiter. Penyakit Parkinson berkaitan dengan gangguan pada neuron ini. Akson neuron pars reticularis diproyeksikan ke thalamus, colliculus superior dan formatio reticularis. Neurotransmiter GABA dipakai dalam komunikasi ini.

Gambar. Lokasi ganglia basalis di dalam otak (bandingkan dengan gambar potongan frontal dan longitudinal di bawah)

Gambar. ganglia basalis (potongan frontal otak)

Gambar. ganglia basalis (potongan longitudinal otak)

Nucleus Subthalamicus Berasal dari diencephalon. Terletak medial dari capsula interna. Sel-sel disini bersifat imunoreaktif terhadap glutamat. Koneksi Ganglia basalis memiliki hubungan timbal balik dengan banyak bagian di cortex cerebri. Serabut dari cortex cerebri diproyeksikan ke striatum, yang kemudian mengirimkan serabutnya ke globus pallidum. Pallidum selanjutnya mengirimkan aksonnya ke thalamus ventralis yang kemudian memproyeksikan serabutnya kembali ke area motorik cortex cerebri (lihat skema di bawah)

NeocortexTractus Corticospinalis Tractus Corticobulbaris

VA VL CM Thalamus

Striatum

GABA DOPAMIN

Nucleus subthalamicus

Globus Pallidus

Substantia nigraBatang Otak Medulla Spinalis

Gambar. Koneksi aferen dan eferen ganglia basalis

Subsistem IV: Cerebellum Cerebellum atau otak kecil (little Brain, small cerebrum) atau otak belakang (Hindbrain) adalah bagian SNC yang berfungsi dalam pengaturan gerakan, terutama koordinasi dan penghalusan gerakan. Penting diingat, cerebellum tidak berfungsi dalam memutuskan (execution) atau memulai (initiation) gerakan. Dua fungsi ini dilakoni oleh cortex cerebri. Cerebellum berfungsi dalam mengkoordinir (coordination) gerakan.

Cerebellum terletak di fossa cranialis posterior. Dipisahkan dari cerebrum (otak besar), oleh lapisan duramater yang disebut tentorium cerebelli . Nuclei-nuclei yang ada di cerebellum berhubungan dengan dengan komponen motorik atau kognisi di luar cerebellum melalui tractus-tractus yang keluar masuk melalui tangkai yang disebut pecunculus cerebelli. Tiga fungsi utama cerebellum; 1. mempertahankan postur dan keseimbangan tubuh, 2. mempertahankan tonus otot, dan 3. mengkoordinir aktivitas motorik sadar. Tiga gejala utama meliputi; hypotonia, disequilibrium dan dissinergi. Gangguan-gangguan itu dapat tampil berupa gangguan dalam gaya berjalan (gait), gangguan keseimbangan tubuh, kerusakan akurasi (ketepatan) gerakan, dan kehilangan kemampuan untuk memperbaiki gerakan terampil. Struktur permukaan Cerebellum berada pada lokasi infratentorial fossa cranialis posterior. Berbentuk ovoid dan mengalami konstriksi pada bagian median. Permukaan superiornya agak mendatar. Bagian inferior dibagi oleh incissura cerebellaris posterior menjadi dua bagian yang tidak simetris. Incisura ini ditutup oleh lapisan duramater kecil yang disebut falx cerebelli. Secara topografis, cerebellum dibagi menjadi vermis dan hemispherium. Dari luar dapat diamati vermis pada bagian tengah dan hemspherium cerebelli di kiri kanan. Pada hemispherium terlihat sejumlah fissura; fissura primer yang membagi hemispherium menjadi lobus posterior dan lobus anterior; Fissura posterolateralis memisahkan lobus posterior dan lobus flocculonodularis. Vermis, yang terletak di median, terdiri dari beberapa bagian yang tidak terpisah tetapi dapat dibedakan, yakni lingula, culmen, declive, folium, tuber, pyramis, uvula dan nodulus. Hemispherium cerebelli terdiri dari beberapa lobulus yang kemudian bergabung menjadi lobuslobus. Bagian paling bawah hemispher, disebut tonsila cerebellaris, berada tepat di atas foramen magnum. Proses penyakit seperti tumor atau perdarahan cerebellum, yang meningkatkan tekanan di fossa cranialis posterior, dapat menyebabkan herniasi tonsila cerebellaris ini ke foramen magnum. Akibatnya terjadi kompresi medulla oblongata. Kompresi ini mengancam hidup karena terjadi disfungsi dari formasi retikuler yang mengontrol tekanan darah dan respirasi.

Gambar. Anatomi permukaan cerebellum ((Longstaf, 2005 : hal 255)

Gambar. Anatomi permukaan cerebellum dilihat dari samping (Longstaf, 2005 : hal 255)

Lobus cerebellum Lobus anterior Terletak anterior dari fissura prima. Menerima masukan dari reseptor regang (muscle spindle) dan organa Golgi melalui tractus spinocerebellaris. Berperan dalam pengaturan tonus otot. Secara filogenetik disebut paleocerebellum. Lobus Posterior Berada di antara fissura prima dan fissura posterolateralis. Menerima masukan yang banyak dari neocortex melalui serabut corticopontocerebellais. Berperan dalam koordinasi aktivitas motorik sadar. Secara filogenetik disebut neocerebellum, karena muncul paling akhir dalam evolusi mammalia, serta berhubungan dengan neocortex. Lobus Flocculonodularis Tersusun daru nodulus (bagian dari vermis, di median) dan flocculus. Menerima masukan dari sistem vestibuler. Berperan dalam mempertahankan postur dan keseimbangan. Secara filogenetik disebut juga archicerebellum karena muncul paling awal dalam evolusi. Hemispherium cerebelli

Secara histologis, cerebellum dapat dibagi menjadi cortex, corpus medullare dan nuclei (deep nuclei cerebellar/nuclei cerebellum profunda) Cortex Terletak di permukaan dan disusun oleh substantia grisea. Dari luar tampak folia (tunggal: folium. L. Daun), fissura (jamak: fissurae) dan sulcus (jamak: sulci) Folia merupakan bentuk lipatan atau gyrus kecil yang ada dipermukaan cortex yang dapat membuat luas permukaan cerebellum menjadi besar. Fissura membagi cortex secara anatomis menjadi 3 buah lobus. Cortex tersusun dari tiga lapisan: a. Lapisan molekuler (terluar, menempel dengan piamater), yang mengandung sel stellata dan sel basket. b. Lapisan purkinje, mengandung sel Purkinje. c. Lapisan granuler (terdalam), yang mengandung sel granula, sel golgi dan glomerulus cerebellaris . Corpus Medullare Merupakan substantia alba yang dibentuk oleh sekumpulan akson. Substantia alba ini membuat penonjolan ke dalam folia sehingga dengan potongan pada bidang median akan tampak seperti dahan suatu pohon (arbor vitae). Di dalam medulla ini terbenam 4 pasang nuclei. Nuclei Nuclei merupakan substantia grisea yang membentuk kelompok-kelompok di dalam medulla. Terdapat 4 nuclei (tiap hemispherim) yang dari medial ke lateral tersusun sebagai berikut; nuclei fastigial, globosus, emboliform dan dentatus. Nucleus emboliform dan nucleus globosus disebut bersama sebagai nucleus interpositus.

Gambar. Bagian-bagian cerebellum, luar dan dalam.

Pedunculus Cerebellum berhubungan dengan bagian lain SNC melalui akson yang masuk keluar dari cerebellum. Akson-akson tersebut mengumpul menjadi berkas besar yang berbentuk seperti tangkai atau kaki, sehingga disebut pedunculus (L. pedum, pes, kaki), yakni: 1. Pedunculus superior (brachium conjunctivum). Menghubungkan cerebellum dengan pons dan batang otak, dan menjadi jalan keluar yang paling banyak dari cerebellum. Disusun oleh sebagaian besar serabut eferen dan sebagian kecil serabut aferen. Serabut eferen (perhatikan asal nucleus), yaitu; a. Tractus dentatorubrothalamicus. b. Tractus interpositorubrothalamicus c. Tractus fastigiothalamicus. d. Tractus fastigiovestibularis. Sedangkan serabut aferen terdiri dari: a. Tractus spinocerebellaris anterior (ventralis). b. Serabut trigeminocerebellaris. c. Serabut ceruleocerebellaris 2. Pedunculus medius (brachium pontis), yang hanya mengandung serabut aferen dan merupakan tangkai terbesar. Menghubungkan cerebellum dan pons. Tangkai ini timbul dari bagian posterolateral pons dan berlanjut menjadi substantia alba dalam hemispherium cerebelli. Akson timbul dari neuron-neuron nuclei pontin pada seperdua pons dan melintasi pedunculus medius untuk mencapai cortex neocerebellum hemispherium kontralteral. Mengandung serabut pontocerebellaris. 3. Pedunculus inferior (corpus restiforme), yang mengandung serabut aferen dan eferen. Terdiri dari dua devisi: a. Corpus restiforme; merupakan serabut aferen yang terdiri dari: Tractus spinocerebellaris posterior (dorsalis); dari medulla spinalis dan menuju ke paleocerebellum. Tractus cuneocerebellaris; dari nucleus cuneatus menuju vermis. Tractus olivocerebellaris; nucleus olivarius menuju ke cortex neocerebellum. b. Corpus juxtarestiforme; mengandung serabut aferen dan eferen: Serabut vestibulocerebellar (aferen). Serabut cerebrovestibular (eferen) Serabut aferen dan eferen Serabut aferen Meskipun cerebellum menerima masukan dari berbagai bagian, tetapi serabut yang masuk (aferen) ke cerebellum hanya dapat dikelompokkan dalam 3 tipe menurut morfologi dan kontak sinaptiknya dengan cortex cerebellum: 1. Mossy fiber 2. climbing fiber 3. serabut monoamin. Mossy fibers berasal dari 4 bagian utama: o medulla spinalis, o nuclei vestibularis, o formatio reticularis o Nuclei pontin profunda.

Gambar. serabut-serabut dalam cerebellum

Merupakan serabut aferen eksitatoris dari tractus spinocerebellaris dan pontocerebellaris. Setelah memasuki cerebellum memberikan 2 cabang: o 1 cabang berakhir di nuclei cerebellaris profunda . o 1 cabang naik menuju cortex cerebellum; membuat kontak eksitatorik dengan sel granula dan sel Golgi. Sel granula melepas neurotransmitr glutamat.

Climbing fibers Berasal dari satu sumber saja, yakni nuclei olivarii inferior, dan memasuki cerebellum melalui pedunculus cerebellaris inferior. Nuclei Olivii Inferior menerima masukan dari banyak sumber, seperti medulla spinalis, nuclei vestibularis, nucleus ruber, formatio reticularis mesencephalii, dll. Merupakan serabut aferen eksitatoris dari tractus olivocerebellaris. Melepas neurotransmiter aspartat dalam kontak sinapsis dengan sel Purkinje. Setelah masuk cerebellum memberikan 2 cabang: o 1 cabang ke nuclei cerebellaris profunda. o 1 cabang ke cortex yang selanjutnya memberikan lagi cabang kolateral ke beberapa lobus dan berakhir dalam kontak dengan sel Purkinje. Serabut monoamin Berasal dari nuclei Raphe (aksonnya mengandung neurotransmiter serotononin) dan locus ceruleus (aksonnya mengandung norepinefrin). Ujung terminalnya tidak berakhir pada sel dengan morfologi khusus. Peranan monoamin di tempat ini belum diketahui pasti. Serabut eferen

Semua akson yang meninggalkan cortex cerebellum berasal dari sel Purkinje yang kemudian bersinapsis dengan nuclei cerebellum profunda. Beberapa akson sel Purkinje dari lobus flocculonodularis berakhir di nuclei vestibularis; beberapa yang lain bersinaps di nuclei profunda. Serabut eferen meninggalkan cerebellum melalui pedunculus (lihat bahasan tentang Pedunculus di atas).

Suplai darah cerebellum Cerebellum diberi darah oleh cabang-cabang arteri basilaris dan arterivertebralis. Permukaan superior diberi darah oleh a.cerebellaris superior yang merupakan cabang a.Basilaris. Permukaan inferior diberi darah oleh a.cerebellaris inferior anterior (cabang a.Bassilaris) dan a. cerebellaris inferior posterior (cabang a. vertebralis)

NEUROTRANSMITER Adalah zat kimia yang dilepas oleh neuron di ruang sinapsis. Berikatan dengan reseptor dan merangsang neuroan pascasinapsis. Neurotransmiter dan hormon merupakan 2 zat kimia yang berfungsi sebagai alat transport informasi-informasi dalam tubuh. Bedanya, hormon diproduksi di kelenjar endokrin, sedangkan neurotransmiter di sistem saraf. Ada zat bernama adrenalin yang bisa menjadi hormon sekaligus neurotransmiter. Sistem motoriksebagaimana sistem saraf lainnyasebenarnya adalah sistem dimana neurotransmiter memegang peranan yang sangat penting. Berikut neurotransmiter yang bekerja dalam sejumlah tractus: Tractus Corticospinalis Acetylcholine, gamma-aminobutyric acid (GABA ), and substance P ( dan jenis peptida lain) ditemukan di sejumlah kecil neuron kortikal yang berfungsi dalam sirkuit lokal atau koneksi cortico-cortical Glutamate (Glu) ditemukan dalam serabut eferen dari korteks ke semua level medulla spinalis, tetapi terkonsentrasi lebih banyak pada pembesaran cervicalis dan lumbosacralis (intumenscentia). This correlates with the fact that approximately 55% of all corticospinal bers terminate in cervical levels of the spinal cord, approximately 20% in thoracic lev- els, and approximately 25% in lumbosacral levels. Some corticospinal bers may branch and terminate at multiple spinal levels. Lower mo- tor neurons are inuenced by corticospinal bers either directly or in- directly via interneurons. Acetylcholine and calcitonin gene-related peptides are present in these large motor cells and in their endings in skeletal muscle. Sistem Cornu posterior-lemniscus medialis Asetilkolin dan asam amino eksitatorik glutamat dan aspartat bekerja di serabut dengan diameter besar, terutama serabut bermyelin di columna posterior dan cornu posterior. Sistem Anterolateralis Glutamat, calcitonin gene-related peptide yang ada sel ganglion posterior berproyeksi ke lamina I, II, III dan IV. Beberapa serabut spinothalamicus dan spinoreticularis mengandung enkefalin, somatostatin dan kolesistokinin. Serabut spinomesensefalik mengandung somatostatin, enkefalin, dan vasoactive intestinal polypeptide

Bacaan lanjut :

Alan Longstaf. N E U SC IEN C.ESECOND EDITION. Taylor & Francis Group, RO 2005 Blumenfeld Hal. NEUROANATOMY THROUGH CLINICAL CASES. Massachusetts : Sinauer Associates Inc., 2002. Duus Peter. Diagnosis Topik Neurologi. Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Jakarta : EGC, 1994. Felten David, Josefowicz Ralph. NETTERS ATLAS OF HUMAN NEUROSCIENCE. New Jersey : MediMedia, Inc., 2003. Fix, James. Neuroanatomy. 3rd edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2002 Greenstein Ben, Greenstein Adam. COLOR ATLAS OF NEUROSCIENCE. NEUROANATOMY AND NEUROPHYSIOLOGY. New York : Thieme Verlag, 2000, hal.22-32 Kandel Erick, et al. ESSENTIALS OF NEURAL SCIENCE AND BEHAVIOR. Connecticut : Prentice Hall International Inc., 1995. Kingsley. CONCISE TEXT OF NEUROSCIENCE. Maryland : Lippincot William & Wilkins, 2000, hal. 209-366. Marjorie. Wakely. COLOR ATLAS OF THE BRAIN AND SPINAL CORD. Second edition. Mosby Elsevier, 2006, hal. 285-310 MJ Tourlough. Gregory Gruener. Estomih. CLINICAL NEUROANATOMY AND NEUROSCIENCE. Sixth edition. Saunders, 2012, hal. 299-305 Lumbantobing. Neurologi Klinik, Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta : FK-UI, 200. Pritchard.Alloway.MEDICAL NEUROSCIENCE. Connecticut : Fence Creek Publishing, 1999; hal.321-341 Shumway Anne. Et al. MOTOR CONTROL. TRANSLATING RESEARCH INTO CLINICAL PRACTICE. Lippincot Williams, 2007 : hal. 46-81 Stein. Stodley. NEUROSCIENCE AN INTRODUCTION. Willey, 2006 : hal. 245-263 Taufiq Pasiak. NEUROANATOMI KLINIK MEDULLA SPINALIS. Manado : Avibook, 2006; hal. 41-76 Waxman. CLINICAL NEUROANATOMY. 25th edition. Lange Medical Books, 2003, hal. 94-101