sejarah+demokrasi

8
Nama : Syarifah Nofiyani (06320177) Prodi : Epi 2 M. Kuliah : Metodologi Studi Islam PEMBAHASAN SEJARAH DEMOKRASI A. PENGERTIAN DEMOKRASI Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu demos dan kratos. Demos berarti rakyat dan kratos berarti pemerintah. Jika digabungkan kedua kata tersebut berarti kekuasaan rakyat atau pemerintah dari rakyat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud demokrasi adalah suatu sistem pererintahan yang berasal dari rakyat dan selalu mengikutsertakan rakyat dalam pemerintahan negara. 1 Demokrasi pertama-tama merupakan gagasan yang mengendalikan bahwa kekuasaan itu adalah dari, oleh, dan untuk rakyat. Dalam pengertian yang lebih partisipatif demokrasi bahkan disebut sebagai konsep kekuasaan dari, oleh, untuk, dan bersama rakyat artinya, kekuasan itu pada pokoknya diakui berasal dari rakyat, dan karena itu rakyatlah yang sebenarnya menentukan dan memberi arah serta yang sesungguhnya menyelenggarakan kehidupan kenegaraan. 1 Agus Dwiyono, Kewarganegaraan SMP Kelas VIII , (Jakarta: Yudhistira, 2007) hlm. 105 1

Upload: kogilavani-muniandy

Post on 23-Dec-2015

229 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

eng

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah+Demokrasi

Nama : Syarifah Nofiyani (06320177)

Prodi : Epi 2

M. Kuliah : Metodologi Studi Islam

PEMBAHASAN

SEJARAH DEMOKRASI

A. PENGERTIAN DEMOKRASI

Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu

demos dan kratos. Demos berarti rakyat dan kratos berarti pemerintah. Jika

digabungkan kedua kata tersebut berarti kekuasaan rakyat atau pemerintah dari

rakyat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud demokrasi adalah suatu

sistem pererintahan yang berasal dari rakyat dan selalu mengikutsertakan rakyat

dalam pemerintahan negara.1

Demokrasi pertama-tama merupakan gagasan yang mengendalikan bahwa

kekuasaan itu adalah dari, oleh, dan untuk rakyat. Dalam pengertian yang lebih

partisipatif demokrasi bahkan disebut sebagai konsep kekuasaan dari, oleh,

untuk, dan bersama rakyat artinya, kekuasan itu pada pokoknya diakui berasal dari

rakyat, dan karena itu rakyatlah yang sebenarnya menentukan dan memberi arah

serta yang sesungguhnya menyelenggarakan kehidupan kenegaraan.

Keempat ciri itulah yang tercakup dalam pengertian kedulatan rakyat, yaitu

bahwa kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat, diselenggarakan untuk rakyat dan

oleh rakyat sendiri, serta dengan terus membuka diri dengan melibatkan seluas

mungkin peran serta rakyat dalam penyelenggaraan negara.2

Namun demikian, penerapan system demokrasi saat ini berbeda dengan

penerapannya pada zaman Yunani kuno. Pada zaman Yunani kuno, rakyat yang

menjadi warga negara terlibat langsung dalam pemikiran, pembahasan, dan

pengambilan keputusan mengenai berbagai hal yang menyangkut kehidupan

negara. Demokrasi zaman Yunani kuno sering disebut dengan demokrasi

langsung atau demokrasi murni. Penerapan sistem demokrasi dengan cara tadi

tentunya tidak mungkin lagi untuk dilaksanakan, karena saat ini hampir setiap 1 Agus Dwiyono, Kewarganegaraan SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudhistira, 2007) hlm. 1052 Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, (Jakarta: Konstitusi Press, 2006), hlm. 335-336

1

Page 2: Sejarah+Demokrasi

negara memiliki wilayah yang sangat luas dan jumlah penduduk yang sangat

besar. Kondisi itulah yang membuat setiap perkara kenegaran tidak mungkin

dibicarakan secara langsung dengan seluruh rakyat. Oleh karena dilakukan secara

perwakilan, maka sistem demokrasi seperti ini seiring disebut sebagai demokrasi

tak langsung atau demokrasi perwakilan.3

B. SEJARAH DEMOKRASI

1. Sejarah Demokrasi di Dunia

Negara yang pertama kali melaksanakan sistem demokrasi adalah Athena. Ia

tepatnya berupa negara-kota yang terletak di Yunani. Proses pemerintahan di

Athena itu dimulai oleh Kleistenes pada tahun 507 sebelum Masehi dengan

perubahan konstitusi dan diselesaikan oleh Efialtes pada tahun 462-461 sebelum

Masehi. Setelah kematian Efialtes, tidak ada badan politik yang lebih berkuasa

daripada Dewan Rakyat. Dewan Rakyat di Athena terbuka bagi semua warga

negara lelaki yang merdeka dan sudah dewasa, tidak peduli pendapatan atau

tingkatannya. Pertemuan diadakan 40 kali setahun, biasanya di suatu tempat yang

disebut Pniks, suatu amfiteater alam pada salah satu bukit di sebelah barat

Akropolis. Dalam teori, setiap anggota Dewan Rakyat dapat mengatakan apa saja,

asalkan ia dapat menguasai pendengar. Salah seorang tokoh penting pada masa

jaya Athena ialah Perikles, seorang prajurit, aristokrat, ahli pidato, dan warga kota

pertama. Pada musim dingin tahun 431-430 sebelum Masehi, ketika perang

Peloponnesus mulai, Perikles menyampaikan suatu pidato pemakaman. Alih-alih

menghormati yang gugur saja, ia memilih memuliakan Athena:

“Konstitusi kita disebut demokrasi, karena kekuasaan tidak ada di tangan

segolongan kecil melainkan di tangan seluruh rakyat. Dalam menyelesaikan

masalah pribadi, semua orang setara di hadapan hukum; bila soalnya ialah

memilih seseorang di atas orang lain untuk jabatan dengan tanggung jawab

umum, yang diperhitungkan bukan keanggotaannya dalam salah satu golongan

tertentu, tetapi kecakapan orang itu. Di sini setiap orang tidak hanya menaruh

perhatian akan urusannya sendiri, melainkan juga urusan negara.4

3 Agus Dwiyono, Kewarganegaraan SMP Kelas VIII, loc. cit.4 http://www.gaulislam.com/sejarah-kelam-demokrasi

2

Page 3: Sejarah+Demokrasi

Selanjutnya di Eropa selama berabad-abad sistem pemerintahan sebagian

besar adalah monarki absolut. Awal timbulnya demokrasi ditandai dengan

muculnya Magna Charta tahun 1215 di Inggris. Piagam ini merupakan kontrak

antara raja Inggris dengan bangsawan. Isi piagam tersebut adalah kesepakatan

bahwa raja John mengakui dan menjamin beberapa hak yang dimiliki

bawahannya. Selanjutnya sejak abad 13 perjuangan terhadap perekembangan

demokrasi terus berjalan.

Pemikir-pemikir yang mendukung berkembangnya demokrasi antara lain John

Locke dari Inggris (1632-1704) dan Montesquieu dari Perancis (1689-1755).

Menurut Locke hak-hak politik mencakup hak atas hidup, hak atas kebebasan, dan

hak untuk mempunyai milik. Montesquieu, menyusun suatu sistem yang dapat

menjamin hak-hak politik dengan pembatasan kekuasaan yang dikenal dengan

Trias Politica. Trias Politica menganjurkan pemisahan kekuasaan. Ketiganya

terpisah agar tidak ada penyalahgunaan wewenang.5

Reformasi intelektual yang disusul oleh reformasi dan revolusi sosial yang

berlangsung sepanjang abad ke 17 dan 18 di Eropa Barat, diantaranya telah

melahirkan sistem demokrasi di dalam tata bermasyarakat dan berpemerintahan.

Sebenarnya yang terjadi di Eropa ketika demokrasi menjadi alternatif adalah

penerusan dari suatu tradisi tentang tata cara pengaturan hidup bersama yang

dilaksanakan oleh warga kota Athena, Yunani, pada beberapa abad sebelum

masehi. Sejak tiga dekade terakhir dunia menyaksikan kemajuan yang luar biasa

dalam perkembangan demokrasi. Sejak tahun 1972 jumlah negara yang

mengadopsi sistem politik demokrasi telah meningkat lebih dari dua kali lipat,

dari 44 menjadi 107. Pada akhir tahun 90-an, hampir seluruh negara di dunia ini

mengadopsi pemerintahan demokratis, meski masing-masing dengan variasi

sistem politik tertentu.6

5 Agus Dwiyono, Kewarganegaraan SMP Kelas VIII, op. cit , hlm. 105-1066M. Qasim Mathar, Umat Beragama di Alam Demokrasi, http://www.komunitasdemokrasi.or.id/printerfriendly.php?id=246_0_14_0

3

Page 4: Sejarah+Demokrasi

2. Sejarah Demokrasi di Indonesia

Bangsa dan negeri Indonesia telah mengadopsi sistem demokrasi, meski harus

diberi pula catatan-catatan tentang pengalaman ber-Demokrasi Terpimpin” pada

masa Soekarno dan ber”Demokrasi Pancasila” pada masa Soeharto. Di era

reformasi sekarang, Indonesia tetap mengadopsi sistem itu. Berdasarkan kedua

pengalaman berdemokrasi di tanah air tersebut, era reformasi sekarang ini biasa

dipandang sebagai era transisi menuju “demokrasi yang sesungguhnya”. Dalam

masa yang singkat, Indonesia di era reformasi telah melaksanakan pemilu calon

anggota legislatif, calon presiden dan wakilnya secara langsung, serta pilkada di

berbagai daerah dan kota. Pada masa yang singkat pula, semangat pemekaran dan

perubahan status wilayah tampak di beberapa kawasan di tanah air.7

Usaha untuk memenuhi tuntutan mewujudkan pemerintahan yang demokratis

tersebut misalnya dapat dilihat dari hadirnya rumusan model demokrasi Indonesia

di dua zaman pemerintahan Indonesia, yakni Orde Lama dan Orde Baru. Di

zaman pemerintahan Soekarno dikenal yang dinamakan model Demokrasi

Terpimpin, lalu berikutnya di zaman pemerintahan Soeharto model demokrasi

yang dijalankan adalah model Demokrasi Pancasila

Namun, hingga hampir sepuluh tahun perubahan politik pasca reformasi 1997-

1998 di Indonesia, transisi menuju pemerintahan yang demokratis masih belum

dapat menghasilkan sebuah pemerintahan yang profesional, efektif, efisien, dan

kredibel. Demokrasi yang terbentuk sejauh ini, meminjam istilah Olle Tornquist

hanya menghasilkan Demokrasi Kaum Penjahat, yang lebih menonjolkan

kepentingan pribadi dan golongan ketimbang kepentingan rakyat sebagai pemilik

kedaulatan.

Demokrasi yang terjadi di Indonesia kini, akhirnya hanya bisa dilihat sebagai

demokrasi elitis, dimana kekuasaan terletak pada sirkulasi para elit. Rakyat hanya

sebagai pendukung, untuk memilih siapa dari kelompok elit yang sebaiknya

memerintah masyarakat.8

7M. Qasim Mathar, Umat Beragama di Alam Demokrasi, http://www.komunitasdemokrasi.or.id/printerfriendly.php?id=246_0_14_08 Verdinand, Memilih Demokrasi untuk Indonesia, http://portalhi.web.id/?p=47

4

Page 5: Sejarah+Demokrasi

DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, Jimly. 2006. “Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi”.

Jakarta: Konstitusi Press.

Dwiyono, Agus. 2007. “Kewarganegaraan SMP Kelas VIII”. Jakarta: Yudhistira.

Mathar, M. Qasim. “Umat Beragama di Alam Demokrasi”.

http://www.komunitasdemokrasi.or.id/printerfriendly.php?id=246_0_14_0

Verdinand, “Memilih Demokrasi untuk Indonesia”, http://portalhi.web.id/?p=47.

http://www.gaulislam.com/sejarah-kelam-demokrasi.

5