sejarah triage

9
1. Sejarah Triage Triage berasal dari Bahasa Francis “trier’ yang berarti memisahkan, memilah, atau memilih. Triage adalah cara pemilahan penderita korban gawat darurat berdasrakan skala prioritas yang didasarkan kepada kebutuhan terapi korban dan sumber daya yang tersedia. Kebutuhan terapi setiap korban didasarkan pada penilaian kondisi ABC (Airways, Breathing, Circulation) pasien tersebut dimana penilaian tersebut akan menggambarkan derajat keparahan kondisi korban.Triage juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan atau pada keadaan bencana. Triage juga berguna untuk menentukan Rumah sakit rujukan mana yang sesuai dengan kondisi penderita. Ada dua jenis keadaan yang akan mempengaruhi proses triage : 1. Multiple Casualties Adalah musibah masal dengan jumlah penderita dan beratnya perlukaan tidak melampaui kemampuan petugas dan peralatan. Dalam keadaan ini penderita dengan masalah yang mengancam jiwa dan multiple trauma akan dilayani terlebih dahulu 1. Mass Casualties Adalah musibah masal dengan jumlah penderita dan beratnya luka melampaui kemampuan petugas dan peralatan. Dalam keadaan ini yang akan dilayani terlebih dahulu adalah penderita dengan kemungkinan hidup /survival terbesar, serta membutuhkan waktu, perlengkapan dan tenaga paling sedikit. 1. Definisi Triage adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penangnanan dan sumber daya yang ada. Triage adalah suatu proses yang mana pasien digolongkan menurut tipe dan tingka kegawatan kondisinya.

Upload: imaduddinakmal1

Post on 12-Apr-2017

158 views

Category:

Spiritual


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah triage

1. Sejarah Triage

Triage berasal dari Bahasa Francis “trier’ yang berarti memisahkan, memilah, atau memilih. Triage adalah cara pemilahan penderita korban gawat darurat berdasrakan skala prioritas yang didasarkan kepada kebutuhan  terapi korban dan sumber daya yang tersedia. Kebutuhan terapi setiap korban didasarkan pada penilaian kondisi ABC (Airways, Breathing, Circulation) pasien tersebut dimana penilaian tersebut akan menggambarkan derajat keparahan kondisi korban.Triage juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan atau pada keadaan bencana. Triage juga berguna untuk menentukan Rumah sakit rujukan mana yang sesuai dengan kondisi penderita.

Ada dua jenis keadaan yang akan mempengaruhi proses triage :

1. Multiple Casualties

Adalah musibah masal dengan jumlah penderita dan beratnya perlukaan tidak melampaui kemampuan petugas dan peralatan. Dalam keadaan ini penderita dengan masalah yang mengancam jiwa dan multiple trauma akan dilayani terlebih dahulu

1. Mass Casualties

Adalah musibah masal dengan jumlah penderita dan beratnya luka melampaui kemampuan petugas dan peralatan. Dalam keadaan ini yang akan dilayani terlebih dahulu adalah penderita dengan kemungkinan hidup /survival terbesar, serta membutuhkan waktu, perlengkapan dan tenaga paling sedikit.

1. Definisi

Triage adalah  usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penangnanan dan sumber daya yang ada.

Triage adalah suatu proses yang mana pasien digolongkan menurut tipe dan tingka kegawatan kondisinya.

Triase (Triage) adalah Tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan tindakan berdasar sumber daya (SDM dan sarana) yang tersedia.

1. Tujuan2. Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa

3. Tujuan kedua adalah untuk memprioritaskan pasien menurut ke akutannya

4. Pengkatagorian mungkin ditentukan sewaktu-waktu

5. Jika ragu, pilih prioritas yang lebih tinggi untuk menghindari penurunan triage

Page 2: Sejarah triage

Tujuan triase pada musibah massal adalah bahwa dengan sumber daya yang minimal dapat menyelamatkan korban sebanyak mungkin.KEBIJAKAN:

1. Memilah korban berdasar:

a. Beratnya cidera

b. Besarnya kemungkinan untuk hidup

c. Fasilitas yang ada / kemungkinan keberhasilan tindakan

2. Triase tidak disertai tindakan

3. Triase dilakukan tidak lebih dari 60 detik/pasien dan setiap pertolongan harus dilakukan sesegera mungkin. PROSEDUR:

1. Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD.2. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk

menentukan derajat kegawatannya. Oleh paramedis yang terlatih / dokter.

3. Namun bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan gedung IGD).

4. Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode warna :

1)      Segera- Immediate (I)- MERAH. Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. Misalnya : Tension pneumothorax, distress pernafasan (RR< 30x/mnt), perdarahan internal vasa besar dsb.

2)      Tunda-Delayed (II)-KUNING. Pasien memerlukan tindakan defintif tetapi tidak ada ancaman jiwa segera. Misalnya : Perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup pada ekstrimitas dengan perdarahan terkontrol, luka bakar <25% luas permukaan.

3)      Minimal (III)-HIJAU. Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari pertolongan. Misalnya : Laserasi minor, memar dan lecet, luka bakar superfisial.

4)      Expextant (0)-HITAM. Pasien menglami cedera mematikan dan akan meninggal meski mendapat pertolongan. Misalnya : Luka bakar derajat 3 hampir diseluruh tubuh, kerusakan organ vital, dsb.

1. Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna : merah, kuning, hijau, hitam.

2.  Penderita/korban kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan diruang tindakan IGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut, penderita/korban dapat dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah sakit lain.

Page 3: Sejarah triage

3. Penderita/korban dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien dengan kategori triase merah selesai ditangani.

4. Penderita/korban dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan ke  rawat jalan, atau bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka penderita/korban dapat diperbolehkan untuk pulang.

5. Penderita/korban kategori triase hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar jenazah.

6. D.    PRINSIP

Pada keadaan bencana massal, korban timbul dalam jumlah yang tidak sedikit dengan resiko cedera dan tingkat survive yang beragam. Pertolongan harus disesuaikan dengan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya. Hal tersebut merupakan dasar dalam memilah korban untuk memberikan perioritas pertolongan.Pada umumnya penilaian korban dalam triage dapat dilakukan dengan:

1. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban2. Menilai kebutuhan medis

3. Menilai kemungkinan bertahan hidup

4. Menilai bantuan yang memungkinkan

5. Memprioritaskan penanganan definitive

6. Tag Warna

7. E.     Sistem Triage

8. Non Disaster :

Untuk menyediakan perawatan sebaik mungkin bagi setiap individu pasien

1. Disaster :

Untuk menyediakan perawatan yang lebih efektif untuk pasien dalam jumlah banyak

 

1. F.     Type-type Triage di Rumah Sakit2. Type 1 : Traffic Director or Non Nurse

1. Hampir sebagian besar berdasarkan system triage

2. Dilakukan oleh petugas yang tak berijasah

3. Pengkajian minimal terbatas pada keluhan utama dan seberapa sakitnya

Page 4: Sejarah triage

4. Tidak ada dokumentasi

5. Tidak menggunakan protocol

6. Type 2 : Cek Triage Cepat

1. Pengkajian cepat dengan melihat yang dilakukan perawat beregristrasi atau dokter

2. Termasuk riwayat kesehatan yang berhubungan dengan keluhan utama

3. Evaluasi terbatas

4. Tujuan untuk meyakinkan bahwa pasien yang lebih serius atau cedera mendapat perawatan pertama

5. Type 3 : Comprehensive Triage

1. Dilakukan oleh perawat dengan pendidikan yang sesuai dan berpengalaman

2. 4 sampai 5 sistem katagori

3. Sesuai protokol

 

1. Klasifikasi Triage2. Klasifikasi berdasarkan pada :

1. pengetahuan

2. data yang tersedia

3. situasi yang berlangsung

 

 

1. Sistem Klasifikasi

Sistem klasifikasi menggunakan nomor, huruf atau tanda. Adapun klasifikasinya sebagai berikut :

1. Prioritas 1 atau Emergensi 1. Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi dan intervensi

segera

2. Pasien dibawa ke ruang resusitasi

Page 5: Sejarah triage

3. Waktu tunggu 0 (Nol)

4. Prioritas 2 atau Urgent

1. Pasien dengan penyakit yang akut

2. Mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki

3. Waktu tunggu 30 menit

4. Area Critical care

5. Prioritas 3 atau Non Urgent

1. pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang minimal

2. luka lama

3. kondisi yang timbul sudah lama

4. area ambulatory / ruang P3

6. Prioritas 0 atau 4 Kasus kematian

1. tidak ada respon pada segala rangsangan

2. tidak ada respirasi spontan

3. tidak ada bukti aktivitas jantung

4. hilangnya respon pupil terhadap cahaya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: Sejarah triage

 

1. H.    S.T.A.R.T. MODEL

Simple triage mengidentifikasi korban berdasarkan kebutuhan untuk perwatan lebih lanjut, selain itu di lapangan para triage ini juga harus memikirkan prioritas pasien untuk dievakuasi ke Rumah sakit.

 

 

Di dalam START model korban dibagi dalam 4 kelompok warna:

1. Hitam/ Deceased : Korban meninggal atau tidak bernafas meskipun jalan nafas sudah dibebaskan, korban meninngal dibiarkan di tempat kejadian dan diangkat belakangan setelah semuanya tertolong.

2. Merah/ Immediate/ Prioritas 1 Evakuasi : Korban dengan luka yang mengancam nyawa dimana dapat tertolong jika segera dievakuasi untuk mendapatkan perawatan lanjut. Korban membutuhkan perwatan lanjut atau tindakan operasi sesegera mungkin dibawah 1 jam dari waktu kejadian. Korban berada dalam kondisi kritis dan akan meninggal jika tidak segera ditolong.

3. Kuning/ Delayed/ Prioritas 2 evakuasi : korban yang dapat ditunda evakuasi medis setelah korban prioritas 1 selesai dievakuasi. Korban dalam kondisi stabil, tapi tetap memerlukan perawatan lebih lanjut

4. Hijau/ Minor/ Prioritas 3 evakuasi : korban ini akan dievakuasi setelah prioritas 1 dan 2 selesai dievakuasi. Pasien dengan luka yang merlukan pertolongan dokter tapi bisa ditunda beberapa jam atau hari. Akan dimonitor terus sambil menunngu giliran evakuasi. Korban biasanyta masih dapat berjalan (Walking wounded). Pasien akan dievakuasi setelah prioritas 2 selesai di evakuasi.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Darwis, Allan dkk. 2005. Pedoman Pertolongan Pertama. Ed 2. Jakarta : Kantor Pusat Palang Merah Indonesia.

 

Page 7: Sejarah triage

ENA (Emergency Nurse Association). 2000. Emergency Nursing Core Curriculum, 5th Ed. USA: W.B Saunders Company.

 

Emergency Nurses Association.2005.Emergency Care.USA.Elsevier

 

Iyer,P.2004.Dokumentasi Keperawatan:Suatu Pendekatan Proses Keperawatan,Jakarta:EGC

http//:www.chandrarandy.wordpress.com/2012/10/07/konsep-triage/