sejarah studi islam didunia barat

Upload: gilar-dbara

Post on 09-Jul-2015

180 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tugas PSI

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN Kemajuan peradaban barat dimulai pada Periode Pertengahan (1250-1800 M), yang mana peradaban islam pada periode ini mengalami stagnasi. Sedangkan peradaban barat mengalami perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi sampai sekarang ini. Sebenarnya perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa Andalusia (Spanyol) pada massa pemerintahan Bani Abbasiyah adalah merupakan salah satu tempat yang paling utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban islam baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara. Salah satu contoh yang kami ambil adalah pemikiran Ibnu Rusyd yang melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir. [1] Dari pemikiran Ibnu Rusyd inilah yang menarik minat orang-orang barat untuk belajar. Diantara pemuda Kristen Eropa yang belajar di Universitas-Universitas Islam di Andalusia, seperti Universitas Cordova (pendirinya abd Al Rahman III), Seville, Malaga, Granada dan Salamanca. Selama mereka belajar di lembaga-lembaga tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya para ilmuan muslim. Pusat kegiatan terjemahan itu berada di Toledo. Setelah mereka kembali kenegara masing-masing, mereka mendirikan Sekolahsekolah dan Universitas. Universitas yang pertama mereka dirikan di Eropa pada tahun 1231 Masehi. [2] Sesuai dengan kata pepatah tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, maka pada kali ini kami selaku penulis telah menyusun sebuah makalah yang berjudul Perkembangan Studi Islam di Barat. Didalam makalah ini juga, kami akan membahas objek kajian, yaitu tentang sejarah perkembangan studi islam di dunia barat, model pendekatan kajian Islam, Islam sebagai sains di dunia barat, dan dampak yang ditimbulkan dari perkembangan studi Islam di dunia barat.

1

BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat a. Fase Pertama Kontak pertama antara dunia barat dengan dunia muslim adalah lewat kontak perguruan tinggi. Bahwa sejumlah ilmuan dan tokoh-tokoh barat datang ke sejumlah perguruan tinggi, laboratorium, observatorium, dan pusat-pusat studi muslim untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Perguruaan tinggi tersebut berkedudukan di Cordova. Bentuk lain dari kontak dunia muslim dengan dunia barat kode fase pertama adalah penyalinan manuskrip-manuskrip ke dalam bahasa latin sejak abad ke-3 masehi hingga bangkitnya zaman kebangunan di Eropa pada abad ke-14 sekalipun beroleh tantangan dari paus di Vatikan, namun kegiatan itu tetap berlangsung sehingga terbangun perguruan-

perguruan tinggi di semenajung Italia, Padua, Florance, Milano , Venezia , di susul oleh Oxford dan Cambridge di Inggris, Sorbonne di Prancis dan Tubingen di Jerman. Berkatberkat salinan karya-karya ilmiah dari manuskrip-manuskrip arap itu , terbukalah jalan bagi perkembangan cabang-cabang ilmiah tersebut di barat. Penyalinan berlangsung secara intensif setelah berada dalam naungan Kaesar Frederick II (1212-1250), kaisar Holy Roman Empire. Kaisar itu di jatuhi hukuman kucil, dari gereja oleh Paus Innocent III dan Paus Honorius III karena aktifitasnya yang membahayakan gereja. Tetapi kaesar tersebut tampaknya tidak memperdulikan hukuman kucil tersebut. bahkan akhirnya terpandang sebagai tokoh yang menggerakan kebangunan di Eropa. Namun setelah ilmu-ilmu yang dahulunya di kembangkan muslim masuk ke eropa dan di kembangkan sarjana barat, dirasakan banyak yang tak sejalan dengan Islam. Misal dirasakan dirasuki oleh paham sekuler dan sejenisnya. Karena itu, berapa ilmuwan melakukan usaha pembersihan. b. Fase Kedua Uraian berikut adalah gambaran kontak muslim dengan dunia barat pada periode ke 2 yang berlangsung selama abad renaisense. Selama abad ini Eropa menguasai dunia untuk mencari mata dagang, komersial, dan penyebaran agama.

2

Kedatangan muslim fase kedua ke dunia barat, khususnya eropa barat dilatar belakangi oleh dua alasan pokok, yakni (1) alasan politik, (2) alasan ekonomi. Alasan politik adalah kesepakatan kedua negara, yang satu sebagai bekas penjajah, sementara yang satunya sebagai bekas penjajahan.adapun alasan ekonomi adalah untuk mencukupi tenaga buruh yang di butuhkan negara-negara Eropa Barat. Adapun kategori muslim di Eropa Barat ada dua yakni (1) pendatang, (2) penduduk asli. Kategori dari penduduk asli dapat dikelompaokan menjadi tiga kelompok, pertama orang asli yang masuk Islam. kedua keturunan dari muslim asli yang sudah lama, bahkan beberapa abad yang lalu tinggal di eropa barat yang dulunya mereka masuk Islam akibat pengaruh kekuasaan muslim. Yang ketiga muslim yang kembali menemukan agama aslinya, untuk kategori ini adalah muslim yang ada di Spanyol. Dimana ketika dahulu Islam meguasai daerah tersebut bapak-bapak atau kakek-kakek mereka muslim. Dengan proses waktu yang lama mereka keluar dari muslim, kemudian sekarang menemukan kembali agama aslinya. Pembahasan tentang bagaimana studi islam di negara-negara non muslim dapat dikelompokan menjadi tiga, yakni: 1. berdasarkan dosen yang mengajarkan studi islam 2. berdasarkan perguruan tinggi 3. berdasarkan pusat studi berdasarkan dosen yang mengajar, studi islam dapat dikelompokan menjadi dua, yakni: 1. tenaga pengajar yang menganut agama Islam 2. tenaga pengajar non-Muslim sebelum muslim memasuki universitas-universitas di barat (khususnya Eropa dan Amerika) dan belum ada muslim yang menulis dalam bahasa Inggris dan beberapa bangsa Eropa lain, ahli Islam di barat di dominasi oleh para orientalis. Maka buku-buku dan artikelartikel tentang pemikiran-pemikiran di bidang Islam pun didominasi dan merupakan hasil pemikiran para orientalis. Siapa yang ingin mengetahui tentang Islam , maka sumber bacaanya adalah karya orientalis. Seiring dengan adanya sarjana muslim yang sekolah di barat dan menulis bahasa barat tentang Islam, maka ahli keislamanpun muncul dari sejumlah muslim. Pada akhirnya banyak diantara sarjana Muslim ini yang menulis dalam bahasa Barat; Inggris, Perancis, Jerman, Yunani, Belanda, dan bahasa Barat lain Munculnya nama-nama sarjana muslim ini sebagai hasil dari interaksi mereka dengan tenaga-tenaga pengajar tentang studi Islam di dunia Barat. Dengan lahirnya sarjana-sarjana Muslim di bidang studi Islam dan menggunakan bahasa Barat ini (Eropa dan Amerika) dapat3

meluruskan pandangan-pandangan sarjana Barat yang kadang berpandangan miring terhadap Islam. Sementara para orientalis dapat dikelompokan berdasarkan bidang keilmuan yang ditekuni. Studi dalam bidang al-Quran oleh Fazlur Rahman, dikelompokan dua kelompok besar, yakni: 1. missionaris 2. akademik Maksud sekelompok missionaris, dalam ungkapan yang sederhana, adalah para sarjana barat yang ketika mengkaji al-Quran memakai kacamata ajaran Kristen. Bahkan memiliki misi tertentu. Dengan tujuan misi tertentu tersebut, mereka ini, dengan kajiannya berusaha memperlihatkan kelemahan dan kekurangan al-Quran. Adapun kelompok akademik, dalam ungkapan lebih sederhana, adalah ilmuwan yang mengkaji al-Quran berdasar dan mempunyai motivasi ilmu murni. Sementara perguruan tinggi yang menawarkan studi Islam di Eropa tercatat di antaranya ada di Universitas: 1. University of Cambridge di Inggris, yang ada di bawah Faculty of Asean & Middle Eastern Studies. 2. University of London di Inggris, di bawah School of Oriental and African Studies 3. Durham University di Inggris, yang menawarkan The institute for Middle Eastern dan Islamic Studies di bawah School of Goverment and International Affairs, dan merupakan satu perguruan tinggi terdepan dalam Studi Timur Tengah di Inggris. Di jurusan ini di ajarkan Islamic Studies dan ilmu-ilmu sosial kewilayan, bahasa Arab, bahasa Persi, Bahasa Turki dan Literature. 4. Edunburgh University, dibawah Faculty of Islamic and Middle Eastern Studies 5. 6. Frankfurt University di Jerman juga menawarkan Islamic Studies Universiteit Leidein di Leidein Belanda. Lebih jauh tentang studi Islam di Belanda Hampir di seluruh dunia non-muslim ada universitas dan pusat-pusat yang menawarkan studi Islam secara umum negara ini dapat dikelompokan minimal menjadi tiga wilayah besar, yakni: 1. Amerika, yang meliputi USA dan Kanada 2. Eropa, yang meliputi Inggris, Belanda, dan Jerman4

3. Australia B.Model Pendekatan Kajian Islam Kajian Islam yang di lakukan di barat sudah berlangsung cukup lama. Jika dicermati pada dinamika dan perkembangan yang terjadi, studi islam di barat sejak abad ke-19 hingga sekarang tidandai oleh tiga model pendekatan . Pertama, studi Islam dengan pendekatan filologis. Pendekatan ini biasa dipergunakan oleh para orientalis generasi awal abad ke-19 dan masih tetap memiliki pengaruh yang kuat di awal abad ke-20. Mereka yang mengkaji Islam lebih banyak berasal dari kalangan pakar bahasa dan ahli-ahli teks klasik. Dalam pemahaman mereka, dunia Islam terepresentasi dalam gagasan-gagasan dan konsep-konsep yang tersebar dalam teks-teks klasik. Nilai lebih dari kajian model ini keberhasilannya untuk membongkar khazanah pemikiran Islam klasik yang berserakan. Namun demikian, pendekatan ini juga memiliki kelemahan yakni mendapatkan Islam hanya terbatas pada informasi teks saja, sementara sisi lain Islam yang sesungguhnya jauh yang lebih luas. Kedua, studi Islam denga pendekatan ilmiah. Pendekatan ini berkembang setelah Perang Dunia II. Meraka yang menjadi pelopor adalah kalangan ilmuwan sosial. Kalangan ini melihat Islam sebagai masyarakat yang sistemik sebagaimana masyarakat barat, sehingga kekhasan dan keunikannya yang bersifat kultural tidak tampak oleh mereka. Ketiga, Studi Islam dengan pendekatan fenomenologi interpretatif. Belajar dari kelemahan pendekatan sebelumnya, para penganjur pendekatan ini memahami Islam khususnya masyarakat Islam, sebagai sistem simbol yang syarat dengan makna-makna sebagaimana yang diketahui oleh dirinya sendiri, bukan dari persepsi orang barat atas diri mereka. C. Islam Sebagai Sains di Dunia Barat Pada dasarnya Studi Islam dan Sains Islam ada perbedaan dan persamaan. Persamaan studi dan sains adalah sama-sama objek kajiannya adalah ilmu pengetahuan agama. Sedangkan perbedaannya, Studi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran Islam yang dipraktekkan dalam sejarah dan kehidupan manusia. Sedangkan Sains Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencakup berbagai pengetahuan modern seperti kedokteran, astronomi, matematika, fisika, dan sebagainya yang dibangun atas arahan nilainilai Islami. [3]5

Dan Sains Islam sebagaimana dikemukakan Hussein Nasr adalah sains yang dikembangkan oleh kaum muslimin sejak abad Islam ke-2, yang keadaannya sudah tentu merupakan salah satu pencapaian besar dalam peradaban Islam. Selama kurang lebih 700 tahun, sejak abad ke-2 hingga ke-9 Masehi, peradaban islam mungkin merupakan peradaban yang paling produktif dibandingkan peradaban manapun jua. [4] Dari Sains Islam inilah membuat orang barat tertarik untuk mempelajari ilmu pengetahuan Islam yang sampai terkenal di Eropa. Alhasil, menurut Harun Nasution; salah satu contoh kemajuan orang barat adalah Napoleon melakukan Ekspedisi ke Mesir dengan memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan membawa 167 ahli dalam berbagai cabang ilmu. Diapun membawa dua set alat percetakan huruf Latin, Arab, dan Yunani. Ekspedisi itu datang bukan hanya untuk kepentingan militer, tetapi juga untuk kepentingan ilmiah. Untuk kepentingan ilmiah, Napoleon membentuk lembaga ilmiah yang disebut dengan Institut d Egypte yang mempunyai empat bidang ilmu kajian, yaitu ilmu pasti, ilmu kalam, ilmu ekonomi dan politik, serta ilmu sastra dan seni. Betapa gemilangnya kemajuan dunia barat dengan mempelajari dan mendalami studi dan sains Islam. Hal ini terjadi pada akhir tahun 1801 Masehi, pada waktu inilah membuka mata umat Islam bahwa mereka telah ketinggalan sangat jauh dalam ilmu pengetahuan, maka pada waktu ini dikenal dengan massa Islam Periode Modern. D. Dampak yang ditimbulkan dari Perkembangan Studi Islam Bagi Dunia Barat. Setelah studi Islam berkembang begitu pesatnya di dunia barat, maka mulai tampaklah kelihatan dampak-dampak yang ditimbulkannya mulai dari hal yang positif maupun negatif. 1. Dampak Positif Kehadiran Islam di Eropa Spanyol membawa perubahan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, terutama dalam aspek peradaban dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari hal ini telah menimbulkan semangat orang barat dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang dibawa oleh Islam. Alhasil, maka banyaklah orang barat yang menguasai ilmu pengetahuan dari Islam, seperti ilmu kimia, ilmu hitung, ilmu tambang (minerologi), meteorology (karya Al Khazini), dan sebagainya. Sedangkan dibidang teknologi adalah orang barat bisa membuat berbagai macam alat industri yang dihasilkan dari observasi atau penelitian. Sekitar abad ke-16 M telah ditemukan6

sebuah alat perajut kaos kaki. Kemudian tahun 1733 M John Kay telah berhasil membuat alat tenun baru yang dapat bekerja lebih cepat dan menghasilkan tenunan yang baik. Pada tahun 1765 M Hargreaves berhasil membuat alat pintal yang dapat memintal berpuluh-puluh gulung benang sekaligus. Kemudian sekitar tahun 1780 M terjadi revolusi industri di Inggris, seperti ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769 M dan alat tenun oleh Cartwright tahun 1785 M yang menyebabkan Inggris menjadi negara industri maju. [5] 2. Dampak Negatif Diatas telah kami jelaskan, bagaimana dampak positif dari perkembangan studi Islam di dunia barat. Perlu diketahui disamping adanya dampak positif, ada juga dampak negatif yang ditimbulkannya. Adapun dampak negatif itu adalah dapat kami uraikan sebagai berikut : 1. Setelah bangsa barat menjadi bangsa yang maju dan telah mengalami revolusi dibidang industri. Maka mereka mendapati masalah kekurangan bahan baku dalam kegiatan industrinya. Kemudian untuk mencari jalan keluarnya mereka berlomba-lomba mencari di dunia Timur, yang kebanyakan dikuasai oleh pemerintahan muslim. Di samping itu, mereka juga memerlukan tempat pemasaran baru bagi hasil industrinya ke negara-negara Timur. Sebagai akibatnya, banyak negara-negara Barat datang kedunia Timur dan terjadilah ekspansi besar-besaran dalam bidang sosial, politik, ekonomi dan sebagainya. Di waktu itulah terjadi suatu massa kolonial dan imperial, yaitu masa dimana bangsa-bangsa Barat melakukan penjajahan terhadap dunia Timur, khususnya dunia muslim. Suasana seperti itu menyebabkan dunia Timur mengalami kemunduran dan Barat mencapai kemajuan pesat dari hasil kolonialisme dan imperialisme atas dunia Timur. [6] 2. Rupanya dampak negatif yang kedua ini adalah bagaikan kacang lupa kulitnya. Kenapa? Mereka sungguh tidak tahu diri. Ilmu yang berkembang di Dunia Barat itu adalah dari islam, akan tetapi mereka mengingkarinya, mereka tidak mengakui. Malahan mereka mengaku ilmu tersebut berasal dari peradaban lain, bukan dari peradaban Islam. Ada seorang sarjana bernama Max Dimont mengatakan bahwa orang Barat itu menderita Narcisisme, yaitu mereka7

mengagumi diri mereka sendiri, dan kurang memiliki kesediaan untuk mengakui utang budinya kepada bangsa-bangsa lain. Mereka hanya mengatakan, bahwa yang mereka dapatkan itu adalah warisan dari Yunani dan Romawi.

8

BAB III PENUTUP Jadi sudah jelaslah menurut kami, bahwa latar belakang Berkembanganya Studi Islam di Dunia Barat adalah disebabkan para pelajar barat yang datang ke Jazirah Arabiyah untuk belajar. Disamping itu juga mereka telah berhasil menterjemahkan karya-karya ilmuan muslim kedalam bahasa latin. Gerakan ini pada akhirnya menimbulkan massa pencerahan dan revolusi industri, yang menyebabkan Eropa maju. Dengan demikian Andalusia merupakan sumber-sumber cahaya bagi Eropa, memberikan kepada benua itu manfaat dari ilmu dan budaya Islam selama hampir tiga abad. KESIMPULAN 1. Perkembangan studi Islam di dunia barat, disebabkan oleh adanya kontak langsung antara orang barat dengan orang islam, adanya pelajar barat yang belajar kedunia islam dan adanya gerakan penerjemahan kitab. 2. Islam lebih dikenal didunia barat adalah sebagai Sains daripada Studi. 3. Dari perkembangan studi Islam yang berkembang di dunia barat, membawa dampak yang positif dan negatif. 4. Hasil perkembangan studi Islam di Dunia Barat, membuat para ilmuwan Barat banyak tertarik untuk mengkajinya.

9

DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Amin. 1996. Studi Islam Normativitas atau Historisitas. Yogyakarta. Abuddin Nata, 2004. Metodologi Studi Islam, (Jakarta: RajaGrapindo Persada) Azim Nanji, 2003. Peta Studi Islam; Orientalisme dan Arah Baru Kajian Islam di Barat, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru) Hossein, Sayyed, Nasr. 1995. Menjelajah Dunia Modern. (Bandung: Mizan.) Jamali, Al, Fadhil. 1992. Menerabas Krisis Pendidikan Dunia Islam. (Jakarta: Golden Terayon Press). Adji. 2010.;09.42 http://adji-anginkilat.blogspot.com/2010/10/sejarah-studi-islam-didunia-barat.html

Murodi, 2003. Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga, (Jakarta: Karya Toha Putra Semarang) Yusuf Qardhawi, 1997. Berita Kemenangan Islam, (Jakarta : Gema Insani Press)

[1] Pemikiran Ibnu Rusyd di Eropa terkenal dengan sebutan Averoisme, yaitu gerakan aliran pemikiran bebas. Hal ini diakui oleh para orientalis (ahli dunia timur) Spanyol, bahwa pemikiran filsafat yang dikembangkan oleh dua filosuf Barat Raymond Lull dan Raymond Martin, terpengaruh oleh pemikiran filsafat Ibnu Rusyd. [2] Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga, (Jakarta: Karya Toha Putra Semarang, 2003). hlm. 65 [3] Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: RajaGrapindo Persada, 2004). cet. IX, hlm. 151152 [4] Sayyed Hossein Nasr, Menjelajah Dunia Modern, (terj.) Hasti Tarekat, dari judul asli A Young Muslims Guide in The Modern World, (Bandung: Mizan, 1995). hlm. 162-163. [5] Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga, (Jakarta: Karya Toha Putra Semarang, 2003). hlm. 149 [6] Ibid., hlm. 150

10