sejarah perkembangan koperasi di dunia dan indonesia

7
NAMA : VERONIKA SILALAHI NIM : D1B012121 KELAS : AGRIBISNIS D Review Gerakan Koperasi Di Dalam Dan Luar Negeri. GERAKAN KOPERASI 1.1.Gerakan Koperasi di Inggris Pada pertengahan abad kedelapan belas dan kemudian dilanjutkan pada abad kesembilan belas di Inggris terjadi apa yang disebut “revolusi industri”. Akibatnya muncullah pabrik-pabrik dimana mereka mengembangkan kapitalisme, yaitu susunan atau tatanan ekonomi yang berpusat pada keuntungan perorangan. Nasib sebagian rakyat sangat memilukan. Robert Owen (1771-1858) dianggap sebagai pendiri sosialisme Inggris dan orang pertama menggunakan istilah sosialisme. Pada tahun 1823 di Gray’s Inn Road di London, Robert Owen endirikan suatu : “equitable labor exchange”. Pada tahun 1821, Owen seperti tertera dalam laporannya kepada Kotapraja di Lanark, menyatakan bahwa tenaga buruhlah yang digunakan sebagai dasar perhitungan yang adil dalam tukar menukar barang dan bahwa buruh berhak menerima seluruh hasil produksinya. Meskipun Robert Owen dikatakan sebagai pejuang bagi kaum buruh daripada seorang pendiri gerakan koperasi, tetapi oleh banyak oleh banyak penulis diakui bahwa koperasi Rochdale yang didirikan pada tanggal 12 desember 1844 oleh 28 buruh yang dipimpin oleh Charles Howard itu diilhami oleh pemikiran-pemikiran dari Robert Owen. Tujuan pendirian Rochdale Pioner ini sebagaimana yang dimuat dalam peraturannya yang dibuat pada tahun 1844, adalah menemukan cara-cara yang bisa memberikan keuntungan kepada anggota, dengan cara mengumpukan dana yang cukup untuk modal dari anggota-anggotanya.

Upload: veronica-silalahi-ii

Post on 20-Jul-2015

1.556 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

NAMA : VERONIKA SILALAHI

NIM : D1B012121

KELAS : AGRIBISNIS D

Review Gerakan Koperasi Di Dalam Dan Luar Negeri.

GERAKAN KOPERASI

1.1.Gerakan Koperasi di Inggris

Pada pertengahan abad kedelapan belas dan kemudian dilanjutkan

pada abad kesembilan belas di Inggris terjadi apa yang disebut “revolusi

industri”. Akibatnya muncullah pabrik-pabrik dimana mereka

mengembangkan kapitalisme, yaitu susunan atau tatanan ekonomi yang

berpusat pada keuntungan perorangan. Nasib sebagian rakyat sangat

memilukan.

Robert Owen (1771-1858) dianggap sebagai pendiri sosialisme

Inggris dan orang pertama menggunakan istilah sosialisme. Pada tahun

1823 di Gray’s Inn Road di London, Robert Owen endirikan suatu :

“equitable labor exchange”.

Pada tahun 1821, Owen seperti tertera dalam laporannya kepada

Kotapraja di Lanark, menyatakan bahwa tenaga buruhlah yang digunakan

sebagai dasar perhitungan yang adil dalam tukar menukar barang dan

bahwa buruh berhak menerima seluruh hasil produksinya.

Meskipun Robert Owen dikatakan sebagai pejuang bagi kaum

buruh daripada seorang pendiri gerakan koperasi, tetapi oleh banyak oleh

banyak penulis diakui bahwa koperasi Rochdale yang didirikan pada

tanggal 12 desember 1844 oleh 28 buruh yang dipimpin oleh Charles

Howard itu diilhami oleh pemikiran-pemikiran dari Robert Owen. Tujuan

pendirian Rochdale Pioner ini sebagaimana yang dimuat dalam

peraturannya yang dibuat pada tahun 1844, adalah menemukan cara-cara

yang bisa memberikan keuntungan kepada anggota, dengan cara

mengumpukan dana yang cukup untuk modal dari anggota-anggotanya.

Pada perintis Rochdale berusaha menanamkan kepada setiap

anggota tentang dasar-dasar berkoperasi, cara-cara berusaha dengan

bekerjasama untuk meningkatkan taraf hidup dan kemakmuran bersama.

Pada awal perkembangannya, koperasi-koperasi konsumsi

menghadapi sedikit kesukaran. Terjadi persaingan antara koperasi-

koperasi itu. Kemudian timbullah gagasan untuk mendirikan pabrik-pabrik

yang menghasilkan barang-baranag kebutuhan sehari-hari yaqng

diperlukan koperasi.

Pada tahun 1863, dalam konferensi Anciats di Manchester

ditetapkan membentuk organisasi gabungan pembelian dengan nama yang

terkenal “the north of england coopertive wholesale society”. Maka pada

tahun itu juga didirikan “the scottish cooperative wholesale sociaty”. Jadi,

di Inggris terdapat dua buah organisasi gabungan pembelian atau

Cooperative Wholesale society (CWS).

CWS memperlihatkan kemajuan-kemajuan yang pesat, terutama

dibawah pimpinan J.T.W. Mitchael yang menjabat sebagai ketua dari

tahun 1874-1895. Demikianlah koperasi Rochdale telah mempelopori

usaha dan gerakan koperasi di seluruh dunia.

1.2.Gerakan Koperasi di Jerman

F.W. Raiffeseisen adalah walikota, mula-mula di Flimensfeld,

kemudian di Wyerburch dan terakhir di Heddesdorf. Pada tahun 1864, dia

berhasil mendirikan koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit yang

diberi nama Darlehunkaaenverein. Didirikannya koperasi ini adalah

karena rasa kemanusiaan.

F.W. Raiffeisen berhasil mendirikan sebuah perkumpulan yang

bertujuan memberikan bantuan kepada petani-petani yang miskin dan

lemah ekonominya. Sebanyak 60 orang dermawan penduduk kota tempat

Raiffeisen menjadi walikota menyatakan bersedia secara bersama-sama

dan sebagai orang yang memikul tanggungjawab atas hutang-hutang yang

mungkin dibuat oleh perkumpulqn itu. Tanggungjawab tak terbatas itu

merupakan sendi atau dasar dari sisem Raiffeisen. Pada tahun 1864

Raiffeisen dapat memberikan sifat koperasi pada usahanya itu.

Tahun 1885 terdapat tidak lebih dari 245 buah koperasi simpan

pinjam di kalangan petani. Berkat uasaha Raiffeisen koperasi sipan pinjam

berkembang terus. Pada tahun 1888, yakni tahun wafatnya Raiffeisen,

sudah ada 425 buah perkumpulan koperasi simpan pinjam yang berdiri.

Pada tahun 1891, julah ini meningkat cepat menjadi 885 buah dan di tahun

1983 jumlah itu telah mencapai 1800 buah dengan jumlah anggotah

seluruhnya sekitar dua juta orang.

Herman Schulze, pada waku menjbat sebagai ketua komission fur

handel und gewerke dari parlemen Prusia (Jerman) memperoleh

kesempatan untuk memperhatikan serta mempelajari kehidupan kaum

buruh dan tukang-tukang di kota-kota. Untuk memperbaiki nasib mereka,

maka Herman Schulze Delitzsch berusaha mendirikan sebuah

perkumpulan koperasi. Setelah mengalami kegagalan beberapa kali,

khirnya terwujud koperasi sipan pinjam/kredit yang susunannya serta cara

kerjanya mirip dengan susunan dan cara kerja sebuah bank.

Pada tahun 1849, didirikan sebuah koperasi yang bertujuan

mengusahakan kebutuhan-kebutuhan golongan pertukangan. Pada tahun

1850, koperasi sejenis didirikan dan selanjutnya dapat berkembang pesat.

Pada tahun 1859, sebanyak 183 buah bank rakyat atau koperasi simpan

pinjam/kredit dengan 18.000 orang anggota telah berdiri berkat anjuran

Hermann Schulze Delitzsch.

1.3.Gerakan Koperasi di Denmark

Perkembangan koperasi di Denmark didahului oleh kebangkitan

jiwa para petaninya. Pada tahun 1769, beberapa orang yang berpandangan

luas mendirikan perkumpulan pertanian kerajaan Denmark. Mereka sendiri

sebagian besar sebenarnyabukan petani, tetapi mereka sadar betapa besar

peranan dan arti pertanian bagi kemajuan tanah air mereka.

Pada tahun 1850, perkumpulan ini melebarkan sayapnya dan dapat

berkembang pesat. Pada awal abad ke 19 berhasil didirikan sparekasse dan

pada tahun 1865 meningkat menjadi 76 buah. Sedangkan pada tahun 1886

jumlahnya menjadi 469 buah. Disamping itu, beberapa daerah atau parish

berhasil mendirikan sparekasse sendiri.

Pada tahun 1814 di Denmark lahirlah Undang-Undang kewajiban

belajar bagi anak-anak berusia antara 7-14 tahun. Corak pelajaran yang

diberikan hampir berkisar bidang pertanian.

Undang-undang kewajiban belajar itu membawa kemajuan dan

memperuas cakrawala pandangan para petani. Usaha peranian dan

peternakan tumbuh pesat. Di dalam kondisi seperti inilah benih-benih

koperasi mulai tumbuh di Denmark. Pada tahun 1852, perkumpulan

pertanian kerajaan Denmark mengeluarkan surat edaran agar mereka

mendirikan perushaan susu bersama. Perusahaan susu bersama itu baru

didirikan di Marslev dekat Odense pada tahun 1863. Pada tanggal 1 juni

1866 Pastor Hans Christian Sonne dengan bantuan Dr. F.F. Ulrich berhasil

mendirikan sebuah koperasi konsumsi di kalangan kaum buruh di kota

Tristed di Jutland.

Pada tahun 1882, terbentuk koperasi atau perusahaan susu bersama

yang pertama, atas anjuran perkumpulan pertanian kerajaan Denmark.

Pada tahun 1890 sudah ada kurang lebih 700 buah koperasi usaha susu.

Gerakan koperasi di Denmark memiliki sarana yang terus enerus

dapat membina dan memlihara semangat dan kesadaran berkoperasi, yaitu

folke hoyskole atau sekolah tinggi rakyat yang didirikan oleh Nikolau

Frederik Severin Grundtving.

Meliht betapa hebatnya kehidupan dan gerakan koperasi di

Denmark, maka kedua julukan, yakni “republik koperatif” dan “the

mecca of the cooperative world”.

1.4.Gerakan Koperasi di Swedia

Gerakan koperasi di Swedia berkembang dan maju, terutama setelah tahun

1899 koperasi-koperasi konsumsi bergabung di dalam sebuah koperasi induk

yang disebut kooperativa forbundet.

Berkat usaha kooperative forbundet, maka dalam waktu singkat kartel-

kartel dapat ditumbangkan. Pada tahun 1991, kooperativa forbundet telah

menumbangkan peranan monopoli kartel mentega. Pada tahun 1924

menyingkirkan kartel produsen terigu dan pada tahun 1932 menghancurkan

peranan moopoli kartel minyak nabati dan selanjutnya menyingkirkan peranan

monopoli kartel-kartel lainnya.

1.5.Gerakan koperasi di Amerika Serikat

Pada hakekatnya koperasi yang berkembang di AS dapat dibagi sebagai

berikut.

a. Koperasi penjualan, yaitu koperasi yang mendistribusikan segala

macam hasil penjualan

b. Koperasi pembelian, berusaha memperoleh atau membeli pupuk,

mengusahakan barang-barang kebutuhan sehari-hari.

c. Koperasi jasa/pelayanan, yaitu koperasi yang meakukan berbagai

macam usaha termasuk asuransi, dan sebagainya.

Di AS sebagai negara kapitalis yang tentunya menggunakan sistem

ekonomi kapitalis, koperasi tidak dpaat berkembang maju.

1.6.Gerakan Koperasi di Amerika Selatan, Afrika, Australia, dan Selandia Baru

Di Amerika Selatan mulai menggalakkan koperasi. Mereka mulai

menunjukkan gerakan-gerakan kerjasama di bidang ekonomi seperti toko-

too yang menjual barang-barag kebutuhan hidup sehari-hari, perkumpulan-

perkumpulan kredit, dan perkumpulan yang mengolah dan menjual hasil-

hasil pertanian.

Di Afrika gerakan koperasi belum begitu dikenal. Di Austraia dan

Selandia Baru perkumpulan-perkumpulan koperasi keadaannya mirip di

Eropa.

1.7.Gerakan Koperasi di Asia

Di India kenaikannya lebih dari 40%, demikian juga di Pakistan.

Di Filipina kenaikannya 66%, di Birma (Myanmar) jumlah koperasi

menjadi lima kali lipat dalam waktu sembilan tahun, sedang di China

untuk jangka waktu yang sama menjadi empat kali lipat. Laporan itu juga

enyebutka kebanyakan koperasi di Asia terdiri dari koperasi simpan

pinjam / kredit.

1.8.Gerakan Koperasi di Indonesia

a. Periode penjajajan Belanda

Pada awal 1896, seorang patih praja bernama R. Aria Wiria

Atmadja di Purwerkertomerintis pendirian di suatu bank simpanan. Pada

tahun 1898, ide R. Aria ini diperluas oleh De Walff Van Westerrode

sebagai pengganti E. Sieburgh. Tetapi, cita-cita dan ide R.Aria i ini tidak

dapat berlanjut.

Pada tahun 1908-1913, Boedi Oetomo mencoba memajukan

koperasi-koperasi rumah tangga, koperasi toko, yang kemudian menjadi

koperasi konsumsi.

Pada tahun 1915 itulah Undang-Undang Koperasi yang pertama

kali di negara jajaan Hindia Belanda yang disebut sebgai verordening op

de cooperative verenegingen.

Dikeluarkannya Undang-Undang Koperasi tahun 1915 ini yang

koordan dengan Undang-Undang Koperasi Belanda tahun 1876 ini,

mengakibatkan perkembangan koperasi di Hindia Belanda justru semakin

menurun.

Pada tahun 1927 Rancangan Undang-Undang koperasi yang

disesuaikan dengan kondisi Indonesia selesai dibuat dan diundangkan pada

tahun itu juga, yaitu Undang-Undang Koperasi tahun 1927 yang disebut

Regeling Inlandsche Cooperative Verenegingen.

Dengan dikeluarkannya UU Koperasi tahun 1927, koperasi di

Indonesia mulai bangkit dan berkembang lagi. Pada tahun 1993,

pemerintah Belanda mengeluarkan lagi peraturan koperasi, yaitu algemene

regeling op de cooperative verenegingen sebagai pengganti Undang-

Undang Koperasi tahun 1927. Akibatnya, koperasi semakin bertambah

mundur.

Pada tahun 1937, dibentuk koperasi-koperasi simpan pinjam

dengan bantuan modal dari pemerintah. Pada tahun 1939, jawatan koperasi

dan perdagangan Dalam Negeri.

b. Periode Pendudukan Jepang

Kantor puast jawatan koperasi dan perdagangan diganti namanya

menjadi syomin cou umosyo, sedang kantor daerah diganti menjadi syomin

kumiai sodandyo. Di Jawa dibentuk Jawa yumin keizei sintaisei konsetsu

junbi inkai.

Koperasi tidak mengalami perkembangan, bahkan semakin hancur.

Keadaan ini berlangsung dari tahun 1942 sampai dengan 1945.

c. Periode Kemerdekaan

Gerakan koperasi seluruh Indonesia mengadakan kongres pertama

pada tanggal 12 Juli 1947 di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Pada tahun 1949, peraturan koperasi tahun 1933 diubah dengan

Regelling Cooperative Verenegingen 1949.

Pada tahun 1953, Gerakan Koperasi Indonesia mengadakan

kongres kedua, dimana salah satu keputusannya adalah menetapkan Bapak

M. Hatta sebagai bapak koperasi Indonesia.

Pada tahun 1958, pemerintah mengeluarkan UU Koperasi No. 79

Tahun 1958. Dengan dikeluarkannya UU ini, maka peraturan koperasi

tahun 1933 dan peraturan koperasi tahun 1949 dinyatakan batal.

Pada tahun 1960, keluar Instruksi Presiden No. 22 Tahun 1960

yang isinya antara lain bahwa “untuk mendorong pertumbuhan gerakan

koperasi hars ada kerjasama antara jawatan dengan masyarakat, dalam satu

lembaga yang disebut Bada Penggerak Koperasi(BAPENGKOP)”

Pada tanggal 24 April 1961, di Surabay diselenggarakan

musyawarah nasional (munas) I yang dihadiri oleh utusan-utusan dari

koperasi tingkat I dan II dari seluruh Indonesia maupun induk gabungan

koperasi tingkat nasional dan wakil-wakil pemerintah.

Pada tanggal 2 – 10 Agustus 1965 diselenggarakan munas II, yang

kemudian melahirkan UU No. 4 tahun 1965 tentang pokok-pokok

Perkoperasian.

Pada tanggal 18 Desember 1967 pemerinah denga persetujuan

DPRGR telah berhasil membut UU No. 12 tahun 1967 tentang Pokok-

Pokok Perkoperasian.

Dalam tahap 5 tahun pertama, pemerintah telah mendirikan:

i. Pusat Latihan Penataran koperasi (Puslatpenkop) di Jakarta

ii. Balai Latihan Perkoperasian (Balatkop) di setiap Provinsi

iii. Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK) di Jakarta

iv. Badan Usaha Unit Desa (BUUD/KUD)

Pada tahun 1978, pemerintah mengeluarkan Inpres No. 2 Tahun

1978 tetang BUUD/KUD. Maka sejak saat itu, BUUD yang semula

merupakan bentuk antara dilebur menjadi KUD, dipisahkan dari struktur

BUUD.

Dengan berlakunya Inpres No. 4 Tahun 1984, maka Inpres No. 2

Tahun 1978 tentang BUUD/KUD tidak berlaku lagi.

Pada tanggal 21 Oktober 1992 telah dikeluarkan UU No. 25 Tahun

1992 tentang Perkoperasin. Di bawah kepimpinan Presiden B.J. Habibie

telah menetapkan instruksi presiden (Inpres) No. 18 Tahun 1998 tentang

Pengembangan koperasi. Dengan demikian, pemerintah telah memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk membentuk dan

mengelola koperasi tanpa batasan wilayah kerja, dan koperasi diberi

kesempatan untuk lebih mandiri dan bebas melakukan aktivitas usahanya.