sejarah perjuangan indonesia dalam pembebasan irian barat

14
Perjuangan Indonesia Dalam Pembebasan Irian Barat Di sini, saya akan membahas tentang perjuangan Indonesia dalam membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda. Perjuangan Indonesia sangat besar, dan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Perjuangan Diplomasi dan Perjuangan Militer. A. Perjuangan Diplomasi 1. Diplomasi dengan Belanda Usaha pengembalian Irian Barat melalui perundingan dengan pihak Belanda sudah dilakukan sejak masa Kabinet NAtsir dan cabinet-kabinet berikutnya. Namun Belanda tetap bersikeras menguasai Irian Barat, bahkan secara sepihak Belanda memasukkan Irian Barat ke wilayah Belanda pada bulan Agustus 1952 2. Diplomasi melalui PBB Upaya yang pernah dilakukan pihak Indonesia melalui Forum PBB: a. Berusaha memasukkan Irian Barat setiap tahun ke dalam agenda Sidang Dewan Keamanan maupun Sidang Umum PBB (digagalkan Belanda). b. Menyampaikan masalah Irian Barat melalui pidato Presiden Soekarno dalam Sidang Umum PBB yang berjudul “Membangun Dunia Baru” c. Membawa masalah Irian Barat dalam agenda KAA (Konferensi Asia Afrika) 3. Pembentukan Propinsi Irian Barat Bertepatan dengan HUT RI ke 11, 17 Agustus 1956, Kabinet Ali Sastroamijoyo membentuk pemerintahan sementara Propinsi Irian Barat yang beribu kota di Soasiu. Wilayahnya adalah wilayah Irian Barat yang diduduki Belanda, daerah Tidore, Oba, Weda, Patani, dan Wasile di Maluku Utara. Gubernur pertamanya adalah Sultan Tidore, Zaenal Abidin Syah, yang dilantik tanggal 23 September 1956. 4. Pembubaran Uni Indonesia-Belanda Selain melalui bidang politik usaha perjuangan membebaskan Irian Barat juga melalui bidang social dan ekonomi. Pembatalan sepihak Uni Indonesia-Belanda oleh Pemerintah RI dilakukan tahun 1954, dan pembatalan hasil KMB tanggal 3 Mei 1956. Tanggal 18 November 1957 dilangsungkan rapat umum pembebasan Irian Barat di Jakarta, yang kemudian ditindaklanjuti dengan :

Upload: fajarina-fajarina

Post on 11-Jul-2016

55 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

lalalalakiki

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Perjuangan Indonesia Dalam Pembebasan Irian Barat

Perjuangan Indonesia Dalam Pembebasan Irian Barat

Di sini, saya akan membahas tentang perjuangan Indonesia dalam membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda. Perjuangan Indonesia sangat besar, dan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Perjuangan Diplomasi dan Perjuangan Militer.

A. Perjuangan Diplomasi 1.       Diplomasi dengan Belanda

Usaha pengembalian Irian Barat melalui perundingan dengan pihak Belanda sudah dilakukan sejak masa Kabinet NAtsir dan cabinet-kabinet berikutnya. Namun Belanda tetap bersikeras menguasai Irian Barat, bahkan secara sepihak Belanda memasukkan Irian Barat ke wilayah Belanda pada bulan Agustus 1952

2.       Diplomasi melalui PBBUpaya yang pernah dilakukan pihak Indonesia melalui Forum PBB:

a.       Berusaha memasukkan Irian Barat setiap tahun ke dalam agenda Sidang Dewan Keamanan maupun Sidang Umum PBB (digagalkan Belanda).

b.      Menyampaikan masalah Irian Barat melalui pidato Presiden Soekarno dalam Sidang Umum PBB yang berjudul “Membangun Dunia Baru”

c.       Membawa masalah Irian Barat dalam agenda KAA (Konferensi Asia Afrika)3.       Pembentukan Propinsi Irian Barat

Bertepatan dengan HUT RI ke 11, 17 Agustus 1956, Kabinet Ali Sastroamijoyo membentuk pemerintahan sementara Propinsi Irian Barat yang beribu kota di Soasiu. Wilayahnya adalah wilayah Irian Barat yang diduduki Belanda, daerah Tidore, Oba, Weda, Patani, dan Wasile di Maluku Utara. Gubernur pertamanya adalah Sultan Tidore, Zaenal Abidin Syah, yang dilantik tanggal 23 September 1956.

4.       Pembubaran Uni Indonesia-BelandaSelain melalui bidang politik usaha perjuangan membebaskan Irian Barat juga melalui

bidang social dan ekonomi. Pembatalan sepihak Uni Indonesia-Belanda oleh Pemerintah RI dilakukan tahun 1954, dan pembatalan hasil KMB tanggal 3 Mei 1956. Tanggal 18 November 1957 dilangsungkan rapat umum pembebasan Irian Barat di Jakarta, yang kemudian ditindaklanjuti dengan :

a.       Pemogokan total oleh buruh perusahaan Belanda, 2 Desember 1957b.      Melarang semua peredaran media dan film yang berbahasa Belandac.       Melarang pesawat Belanda mendarat dan terbang di atas wilayah RId.      Menutup kegiatan konsuler Belanda di Indonesiae.      Nasionalisasi berbagai aset dan perusahaan Belanda di Indonesia. Ada 700 perusahaan Belanda

yang dinasionalisasi menjadi milik Indonesia, antara lain:-          Percetakan “de Unie”-          Perusahaan Listrik “Philips”-          “Nederlandsche Handel Maatschapij”, yang sekarang menjadi “Bank Dagang Negara”-          Bank “Escompto”-          Perkapalan (KPM)-          Beberapa perusahaan perkebunan dan pertambangan5.       Pemutusan Hubungan Diplomatik

Page 2: Sejarah Perjuangan Indonesia Dalam Pembebasan Irian Barat

Dalam rangkapemutusan diplomatik dengan Belanda, tanggal 10 Februari 1958, pemerintah membentuk FrontNasional Pembebasan Irian Barat. Pemutusan hubungan diplomatic dengan Belanda secara resmi dilakukan dalam pidato Presiden yang berjudul “Jalan Revolusi Kita Bagaikan Malaikat Turun Dari Langit” (disingkat “Jarek”), pada tanggal 17 Agustus 1960.

       B.      Perjuangan dengan Konfrontasi Militer

1.       TRIKORAKarena Perjuangan melalui politik dan ekonomi untuk memaksa Belanda tidak berhasil,

pemerintah Indonesia melancarkan jalan Militer. Namun, bulan April 1961 Belanda malah membentuk “Dewan Papua “bagi rakyat Irian Barat, yang lalu diikuti oleh pernyataan Belanda dalam Sidang Majelis Umum PBB pada bulan September 1961 yang mengumumkan berdirinya Negara Papua. Untuk memperkuat militernya, Belanda mendatangkan kapal induk Karel Doorman.

Menanggapi tindakan tersebut, tanggal 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan TRIKORA (Tri Komando Rakyat) di Yogyakarta.Isi TRIKORA yaitu :

a.       Gagalkan pembentukan Negara boneka Papua buatan Belanda Kolonialb.      Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat, tanah air Indonesiac.       Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan

bangsa2.       Pembentukan Komando Mandala

Untuk melaksanakan Trikora, tanggal 2 Januari 1962 dibentuklah Komando Mandala Pembebasan Irian Barat yang berpusat di Makassar. Panglimanya adalah Mayor Jenderal Suharto, yang bertugas :

a.       Merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan Operasi Militerb.      Mengembangkan situasi militer di wilayah propinsi Irian Barat

Pada bulan Maret sampai Agustus 1962, Komando Mandala melakukan operasi pendaratan di Irian Barat. Operasi tersebut antara lain :

a.       Operasi Benteng Keraton, di wilayah Fak-Fak dan Kaimanab.      Operasi Srigala, di sekitar Sorong dan Teminabuanc.       Operasi Naga, di daerah Merauked.      Operasi Jatayu, di daerah Sorong, Kaimana, dan Merauke3.       Pertempuran Laut Aru

Tanggal 15 Januari dan 19 Januari 1962 terjadi pertempuran Laut Aru, di dekatperairan Irian Barat antara kapal Angkatan Laut RI (ALRI) dengan kapal perang Belanda. Peristiwa berawal dari 3 kapal ALRI (MacanTutul, Harimau, MacanKumbang) sedang berpatroli di sekitar Laut Aru, dan tiba-tiba diserang oleh Kapal Perang Belanda. Karena pertempuran yang tidak seimbang itu, kapal Kapal Macan Tutul dan pasukannya terbakar dan tenggelam. Komodor Yos Sudarso (Deputi KSAL) dan Kapten Wiratno gugur beserta 25 pasukannya. Mereka gugur sebagai pahlawan TRIKORA

4.       Reaksi Dunia InternasionalDunia Internasional mulai mengetahui bahwa operasi militer pembebasan Irian Barat yang

dilakukan oleh pemerintah RI dapat mengancam perdamaian dunia. Oleh karena itu, AS menkan Belanda agar mau berunding. Ellsworth Bunker seorang Diplomat AS ditunjuk oleh sekjen PBB, U Thant sebagai penengah. Bunker mengusulkan beberapa hal dalam rangka penyelesaian masalah Irian Barat. Usulan itu disebut “Rencana Bunker”, yang isinya :

Page 3: Sejarah Perjuangan Indonesia Dalam Pembebasan Irian Barat

a.       Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia melalui badan PBB yang bernama UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority)

b.      Pemberian hak bagi rakyat Irian Barat Untuk ,ememtukan Pendapat Rakyat tentang status Irian Barat

Berdasarkan rencana tersebut, tanggal 15 Agustus 1962 tercapailah persetujuan antara RI dengan Belanda di New York (persetujuan New York). Penandatanganan persetujuan itu, Indonesia diwakili oleh Dr. Subandrio, dan Belanda diwakili oleh Van Roijen. Isi persetujuan New York antara lain:

a.       Belanda harus menyerahkan Irian Barat kepada UNTEA paling lambat 1 Oktober 1962b.      Pasukan TNI yang ada di Irian Barat tetap tinggal di Irian Barat dan di bawah pengawasan

pemerintahan sementara PBBc.       Angkatan Perang Belanda berangsur-angsur ditarik dan dipulangkan ke Negeri Belandad.      Bendera Merah Putih berkibar di Irian Barat berdampingan dengan bendera PBBe.      RI akan menerima Irian Barat dari UNTEA paling lambat 1 Mei 1963f.        Pada Tahun 1969 akan dilaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat (perpera) bagi rakyat Irian

Barat5.       PERPERA

Rencana Bunker menyatakan bahwa Irian Barat berhak menentukan pilihannya sendiri apakah mau bergabung dengan RI atau berdiri sendiri. Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) marupakan salah satu isi perjanjian New York 1962 tentang penyerahan kekuasaan pemerintah atas Irian Barat oleh Belanda kepada Indonesia.

Pelaksanaan Perpera dilaksanakan mulai tanggal 14 Juli 1969 di Merauke, dan berakhir di Jayapura tanggal 4 Agustus 1969.Hasilnya adalah bahwa Irian Barat ingin bergabung dengan pemerintaha RI. Selanjutnya hasil perpera dilaporkan pada Sidang Umum PBB ke-24 bulan November 1969. 19 November 1969 Sidang Umum PBB menerima hasil perpera yang teah dilaksanakan sesuai dengan apa yang ada dalam perjanjian New York.

Dengan demikian, seluruh wilayah Indonesia sudah kembali ke pangkuan NKRI. Ini berarti Indonesia berhasil mempertahankan kemerdekaan dari penjajahan asing.

http://alosdjuang.blogspot.com/2013/02/perjuangan-indonesia-dalam-pembebasan.html

Page 4: Sejarah Perjuangan Indonesia Dalam Pembebasan Irian Barat

Variansa Sava R

Profile

Poker Face

PERJUANGAN PEMBEBASAN IRIAN   BARAT

05 02 12

Menurut hasil konferensi meja bundar bahwa usaha penyelesaian masalah irian barat ditunda satu tahun setelah pengakuan kesaultan RIS. Piha Indonesia menafsirkan setahun sesudah KMB, Belanda akan menyerahkan Irian Barat. Namun Belanda menafsiran bahwa masalah irian barat akan diselesaikan dengan jalan perundingan antara RIS dan kerajaan belanda. Tafsiran ini member petunjuk belanda tidak akan menyerahkan irian barat kepada Indonesia, tetapi hanya merundingkannya. Oleh karena itu pemerintah indonesia mulai berusaha untuk merebut wilayah irian barat.A. Perjuangan Diplomasi pengembalian irian baratUpaya diplomasi indonesia untuk menembalikan irian barat ke dalam wilayah indonesia dilakukan secara bilateralmaupun internasional. Upaya penyelesaian irian barat Ini mulai dirintis pada masa cabinet Natsir .1. Bilateral (Konferensai tingkat menteri dalam rangka uni indonesia – belanda)Konferensi diadakan di Jakarta pada tanggal 24 Maret 1950 dengan keputusan membentuk sebuah komisi gunamenyelidiki masalah di irian barat. Hasil kerja ini dilaporkan kepada konferensi tingkat menteri kedua padabulan Desember 1950 di den haag. Namun pembicaraan ini tidak menghasilkan penyelesaian masalah irian barat.Bahkan pada tahun 1952 secara terpisah belanda memasukkan irian barat dalam wilayah kerajaan belanda.2. Multilateral (KAA dan PBB)Setelah diplomasi secara bilateral gagal, cabinet ali sastroamidjoyo I menempuh jalur diplomasi multilateral,yakni melalui KAA dan PBB.

Page 5: Sejarah Perjuangan Indonesia Dalam Pembebasan Irian Barat

Sejak 21 – 9 – 1954 pemerintah RI membawa masalah irian barat ke dalam forum Sidang Umum PBB tapi tidak pernahmendapatkan keputusan yang diharapkan. Resolusi irian barat yang di sponsori oleh INDIA dan 7 negara laintidak dapat dimenangkan karena tidak mencapai quorum.Sejak 10 – 12 – 1954 PBB mengesampingkan masalah irian barat dalam siding berikutnya.

B. Perjuangan melalui konfrontasi politik dan ekonomiKarena jalan diplomasi tidak menuai hasil, pemerintah Indonesia meggunakan jalan lain yakni mengambil sikap keras terhadap belanda1. 10 – 8 – 1954 Indonesia menyatakan pembubaran uni Indonesia belanda2. 3 – 5 – 1956, Indonesia membatalkan persetujuan KMB3. 4 – 8 – 1956, Indonesia menolak mengakui hutang belanda4. 23 – 9 – 1956 dibentuk propinsi irian barat yang beribukota di SOASIU dg gubernur sultan tidore ; SultanZainal Abidin syah.5. 18 – 11 – 1957 diselenggarakan rapat umum pembebasan irian barat di Jakarta. Rapat membicarakan langkah sertatindakan yang perlu diambil guna membebaskan irian barat. Rapat ditindak lanjuti adanya aksi yaitu :-Aksi mogok para buruh terhadap perusahaan belanda-Pemerintah melarang beredarnya semua terbitan dan film yang menggunakan bahasa belanda-Dilarang maskapai penerbangan belanda (KLM) mendarat dan terbang di atas wilayah RI-Semua perwakilan konsuler belanda di Indonesia dminta dihentikan-Pemerintah menasionalisasi terhadap perusahaan milik belanda.6. 17 – 8 – 1960, pemerintah RI secara resmi memutuskan hubungan diplomatic dengan kerajaann Belanda.

Sementara itu pemerintah belanda masih menunjukkan itikad yang tidak baik, karena masih tetap ingin mempertahankan irian barat. Hal ini ditunjukkan dengan tindakan – tindakan berikut :1. Pada bulan Agustus 1960, pemerintah belanda mengirimkan kapal induk karel doorman ke irian barat danmeningkatkan kekuatan angkatan udara dan angkatan daratnya di irian barat2. Pada bulan 5 April 1961 belanda membentuk dewan papua yang akan menyelenggarakan penentuan nasib sendiri bagiwakyat irian barat.3. Pada bulan September 1961 belanda mengusulkan pada majelis umum PBB tentang kesediaannya menyerahkan irianbarat kepada PBB. Selanjutnya PBB meminta kepada belanda dalam waktu 16 tahun untuk memerdekakan daerah itudengan mendirikan negara papua. Oleh karena itu tanpa persetujuan PBB belanda membentuk negara boneka papua.Melihat tindakan belanda ini, maka pemerintah indonesia melakukan tindakan yang lebih tegas.19 – 12 – 1961 preside soekarno mengumandangkan Tri Komando Rakyat (TRIKORA) dalam rapat raksasa di alun – alunutara Yogyakarta. Isi trikora

Page 6: Sejarah Perjuangan Indonesia Dalam Pembebasan Irian Barat

-GAGALKAN PEMBENTUKAN NEGARA BONEKA PAPUA BIKINAN KOLONIAL BELANDA-KIBARKAN SANG MERAH PUTIH DI IRIAN BARAT TANAH AIR INDONESIA-BERSIAPLAH UNTUK MOBILISASI UMUM GUNA MEMPERTAHAKNKAN KEMERDEKAAN DAN KESATUAN TANAH AIR DAN BANGSA.Untuk melaksanakan Trikora tersebut, pada tanggal 2 Januari 1962, presiden membentuk Komando Mandala pembebasanirian barat yang di pimpin oleh mayjen Soeharto yang berkedudukan di Makasar. Tugas komando mandala adalah sebagaiberikut :1. Merencanakan, mempersiapkan dan menyelenggarakan operasi militer guna mengembalikan wilayah irian barat kedalam kekuasaan RI2. Mengembangkan situasi militer di wilayah provinsi irian barat sesuai dengan taraf – taraf perjuangan danbidang diplomasi dan dalam waktu singkat menciptakan daerah de facto RIKomando mandala menyelenggarakan operasi militer untuk membebasakan irian barat. Operasi militer ini terdiri 3tahap :1.Fase infiltrasi (sampai akhir 1962), Fase ini dilakukan dengan memasukkan 10 kompi ke sekitar sasarantertentu di wilayah irian barat untuk menciptakan daerah de facto.2.Fase eksploitasi (dimulai awal tahun 1963), Dilakukan dengan mengadakan serangan secara terbuka gunamenguasai pos – pos pertahanan musuh yang penting.3.Fase konsolidasi (tahun 1964), Menegakkan kekuasaan RI secara mutlak di seluruh irian barat.Sebelum Komando Mandala bekerja aktif, unsur militer yang tergabung dalam Motor Torpedo Boat (MTB) telah melakukan penyusupan ke irian barat. Akan tetapi,mata – mata Belanda mengetahuinya sehingga pada 15 Januari 1962 pecah pertempuran di Laut Arafuru. Dalam pertempuran ini kapal MTB macan tutul berhasil ditenggelamkan belanda. Yos Sudarso (pimpinan kapal) gugur dalam peristiwa itu sehingga ia terkenal sebagai PAHLAWAN TRIKORA.Pada bulan maret sampai agustus 1962 dilakukan operasi infiltrasi dengan mendaratkan pasukan ABRI dan sukarelawan di berbagai tempat. Operasi tahap ini berhasil mendaratkan pasukan TNI dan para sukarelawan di berbagai tempat, seperti di fakfak, kaimana, sorong, taminabuna dan merauke. Operasi – operasi yang dilakukan fase – fase infiltrasi antara lain berikut :- Operasi Banteng di fak – fak dan kaimana- Operasi Srigala di sorong dan teminabun- Operasi Naga di merauke- Operasi jatayu di sorong, keimana dan merauke

C. Penyelesaian konflik Indonesia – BelandaMenyaksikan kesungguhan Indonesia, sekjen PBB U Thant mengutus diplomat Amerika Ellsworth Bunker untuk menengahi perselisihan Indonesia – Belanda. Bunker mengajukan usul yang dikenal sebagai Rencana Bunker. Isi usulannya antara lain sebagai berikut :- Belanda harus menyerahkan irian barat kepada Indonesia melalui suatu badan pemerintahan

Page 7: Sejarah Perjuangan Indonesia Dalam Pembebasan Irian Barat

PBB (UNTEA).- Sesudah sekian tahun, rakyat irian barat harus diberi kesempatan untuk menentukan pendapat, apakah tetap dalam Ri atau memisahkan diriMenaggapi usul Bunker ini pemerintah indonesia menyetujui, tetapi pihak Belanda menolak. Namun setelah mendapat tekanan dan saran – saran dari amerika serikat, Belanda akhirnya mau menerima usul Bunker itu. Oleh karena itu pada tanggal 15 Agustus 1962 ditandatangani persetujuan New York oleh menteri Luar Negeri Subandrio (Wakil RI) dan Van Royen serta Schmurman (wakil dari Belanda). Pokok – pokok persetujuan new york diantaranya sebagai berikut :1. Belanda harus sudah menyerahkan irian barat kepada UNTEA (United Nations Temporary Executive Antharity) selambat – lambatnya 1 Oktober 1962. Bendera belanda di ganti bendera PBB.2. Pasukan RI yang berada di irian barat tetap berada di sana dibawah komando PBB3. Angaktan perang belanda secara berangsur – angsur dikembalikan4. Pada tanggal 31 Desember 1962 bendera indonesia mulai berkibar di samping bendera PBB.5. Selambat – lambatnya tanggal 1 Mei 1963 secara resmi, pemerintah RI menerima pemerintahan di irian barat dari pemerintahan sementara PBB.6. Pemerintah RI wajib menyelenggarakan penentuan pendapat rakyat (PEPERA) paling lambat akhir tahun 1969.Berkaitan dengan persetujuan New York maka indonesia berkewajiban melaksanakan penentuan pendapat rakyat (Pepera) paling lambat tahun 1969. pada tanggal 1 Mei 1963 UNTEA menyerahkan kekuasaan irian Barat kepada pemerintah Indonesia. Dan menjadi provinsi ke 26 dan kemudian diubah menjadi irian jaya. Selanjutnya diangkat gubernur irian barat yang pertama yakni E.J Bonay yang merupakan putra irian barat asli.1. Penentuan pendapat rakyatSebagai wujud pelaksanaan persetujuan New York, maka pada tahun 1969 diselenggarakan penentuan pendapat rakyat. Pepera diselenggarakan dalam tiga tahap sebagai berikut.1. Tahap pertama, dimulai tanggal 24 maret 1969 dengan mengadakan konsultasi dengan dewan – dewan kabupaten di jayapura mengenai tata cara penyelenggaraan pepera.2. Tahap kedua, yakni memelihara anggota dewan musyawarah pepera yang berakhir pada bulan Juni 19693. Tahap ketiga adalah pelaksanaan pepera yang diberlakukan di kabupaten – kabupaten mulai 14 Juli 1969 dan berakhir pada tanggal 4 agustus 1969.Pelaksanaan pepera disaksikan oleh utusan dari PBB, Belanda, dan Australia dengan opsi bersatu dengan RI atau membentu Negara sendiri . Ternyata hasil penentuan pendapat rakyat itu menunjukkan bahwa rakyat irian barat ingin tetap bersatu dengan negara kesatuan republik indonesia. Belanda menerima hasil pepera karena telah sesuai dengan persetujuan New york. Hasil pepera di bawa ke New York utuk disampaikan dalam sidang umum PBB oleh duta besar Ortis Sanz. Pada tanggal 19 November 1969, sidang Umum PBB menerima dan menyetujui hasil – hasil pepera. Sejak saat itulah, secara dejure irian jaya sah menjadi bagian dari wilayah RI. masdayatoke.co.cc

http://variansaramadhan.wordpress.com/2012/02/05/perjuangan-pembebasan-irian-barat/

Page 8: Sejarah Perjuangan Indonesia Dalam Pembebasan Irian Barat

erjuangan Merebut Irian Barat

Dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan di Den Haag Belanda pada tanggal 23 Agustus sampai 2 September 1949, salah satu keputusan dalam konferensi tersebut antara lain bahwa masalah Irian Barat akan dibicarakan antara Indonesia dengan Belanda satu tahun setelah Pengakuan Kedaulatan. Dalam perjuangan merebut Irian Barat terjadi perbedaan penafsiran antara Indonesia dengan Belanda. Pihak Indonesia menafsirkan bahwa Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Tetapi pihak Belanda menafsirkan hanya akan merundingkan saja masalah Irian Barat. Dalam perjalanan waktu, Belanda tidak mau membicarakan masalah Irian Barat dengan Indonesia. Untuk menghadapi sikap Belanda tersebut maka Indonesia melakukan berbagai upaya untuk merebut kembali Irian Barat dengan berbagai cara sebagai berikut :

Perjuangan Melalui Jalan Diplomasi

Dalam menghadapi masalah Irian Barat tersebut Indonesia mula-mula melakukan upaya damai, yakni melalui diplomasi bilateral dalam lingkungan ikatan Uni Indonesia-Belanda. Akan tetapi usaha-usaha melalui meja perundingan secara bilateral ini selalu mengalami kegagalan. Sejak tahun 1954 masalah Irian Barat ini selalu dibawa dalam acara Sidang Majelis Umum PBB, namun upaya ini pun tidak memperoleh tanggapan yang positif. Setelah upaya-upaya diplomasi tidak mencapai hasil maka pemerintah mengambil sikap yang lebih keras yakni membatalkan Uni Indonesia-Belanda dan diikuti pembatalan secara sepihak persetujuan KMB oleh Indonesia pada tahun 1956.

Berbagai upaya yang dilakukan Indonesia tersebut sampai tahun 1957 ternyata belum membawa hasil sehingga Belanda tetap menduduki Irian Barat. Karena jalan damai yang ditempuh belum membawa hasil maka sejak itu perjuangan ditingkatkan dengan melakukan aksi-aksi pembebasan Irian Barat di seluruh tanah air Indonesia yang dimulai dengan pengambilalihan perusahaan milik Belanda. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang diambilalih oleh bangsa Indonesia pada bulan Desember 1957 tersebut antara lain Nederlandsche Handel Maatschappij N.V. (sekarang menjadi Bank Dagang Negara), bank Escompto di Jakarta serta Perusahaan Philips dan KLM.

Pada tanggal 17 Agustus 1960, Indonesia memutuskan hubungan diplomatic dengan pemerintah Belanda. Sehubungan dengan masalah Irian Barat, Presiden Soekarno berpidato di depan Sidang Umum PBB pada tahun 1960. Dalam pidatonya yang berjudul “Membangun Dunia Kembali”, Presiden Soekarno menyatakan: “Kami telah berusaha untuk menyelesaikan masalah Irian Barat. Kami telah berusaha dengan sungguhsungguh dan dengan penuh kesabaran dan penuh toleransi dan penuh harapan. Kami telah berusaha untuk mengadakan perundingan-perundingan bilateral. Harapan lenyap, kesabaran hilang, bahkan toleransi pun telah mencapai batasnya. Semuanya itu kini telah habis dan Belanda tidak memberikan alternative lainnya, kecuali memperkeras sikap kami.”

Page 9: Sejarah Perjuangan Indonesia Dalam Pembebasan Irian Barat

Melihat hubungan yang tegang antara Indonesia dengan Belanda ini maka dalam Sidang Umum PBB tahun 1961 kembali masalah ini diperdebatkan. Pada waktu terjadi ketegangan Indonesia dengan Belanda, Sekretaris Jenderal PBB U Thant menganjurkan kepada salah seorang diplomat Amerika Serikat Ellsworth Bunker untuk mengajukan usul penyelesaian masalah Irian Barat. Pada bulan Maret 1962 Ellsworth Bunker mengusulkan agar pihak Belanda menyerahkan kedaulatan Irian Barat kepada Republik Indonesia yang dilakukan melalui PBB dalam waktu dua tahun. Akhirnya Indonesia menyetujui usul Bunker tersebut dengan catatan agar waktu dua tahun itu diperpendek. Sebaliknya Pemerintah Kerajaan Belanda tidak mau melepaskan Irian bahkan membentuk negara “Boneka” Papua.

Perjuangan Melalui Kekuatan Militer

Dengan sikap Belanda tersebut maka tindakan bangsa Indonesia dari politik konfrontasi ekonomi ditingkatkan menjadi konfrontasi segala bidang. Oleh karena itu pemerintah segera mengambil tindakan guna membebaskan Irian Barat. Pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Soekarno dalam suatu rapat raksasa di Yogyakarta mengeluarkan komando yang terkenal sebagai Tri Komando Rakyat (Trikora) yang isinya sebagai berikut.

Gagalkan pembentukan “Negara Papua” bikinan Belanda kolonial. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat tanah air Indonesia. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air

dan bangsa.

Dengan dikeluarkannya Trikora maka mulailah konfrontasi total terhadap Belanda dan pada bulan Januari 1962 pemerintah membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat yang berkedudukan di Makasar. Adapun tugas pokok dari Komando Mandala Pembebasan Irian Barat ini adalah pengembangan operasi-operasi militer dengan tujuan pengembalian wilayah Irian Barat ke dalam kekuasaan negara Republik Indonesia. Sebagai Panglima Komando Mandala adalah Mayor Jenderal Soeharto.

Adapun operasi-operasi yang direncanakan Komando Mandala di Irian Barat dibagi dalam tiga fase, yakni sebagai berikut.

1. Fase Infiltrasi (sampai akhir 1962) Memasukkan 10 kompi ke sekitar sasaran- sasaran tertentu untuk menciptakan daerah bebas de facto. Kesatuan-kesatuan ini harus dapat mengembangkan penguasaan wilayah dengan membawa serta rakyat Irian Barat dalam perjuangan fisik untuk membebaskan wilayah tersebut.

2. Fase Eksploitasi (mulai awal 1963) Mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan, menduduki semua pos pertahanan musuh yang penting.

3. Fase Konsolidasi (awal 1964) Menegakkan kekuasaan Republik Indonesia secara mutlak di seluruh Irian Barat.

Selanjutnya antara bulan Maret sampai Agustus 1962 Komando Mandala melakukan operasi-operasi pendaratan baik melalui laut maupun udara. Beberapa operasi tersebut adalah Operasi Banteng di Fak-Fak dan Kaimana. Operasi Srigala di sekitar Sorong dan Teminabuan, Operasi Naga di Merauke, serta Operasi Jatayu di Sorong, Kaimana, dan Merauke. Selain itu juga direncanakan serangan terbuka merebut Irian Barat dengan Operasi Jayawijaya. Kehadiran para sukarelawan Indonesia di bumi Irian

Page 10: Sejarah Perjuangan Indonesia Dalam Pembebasan Irian Barat

Barat mendatangkan tekanan kepada pemerintah Belanda. Oleh karena itu, pemerintah Belanda setuju menyerahkan Irian Barat kepada Republik Indonesia secara bertahap. Untuk menyusun proses penyerahan, perlu dilaksanakan perjanjian untuk itu pada tanggal 15 Agustus 1962 ditandatangani suatu perjanjian antara Indonesia dengan Pemerintah Belanda di New York, bertempat di Markas Besar PBB. Perjanjian ini terkenal dengan Perjanjian New York. Adapun isi Perjanjian New York adalah sebagai berikut.

1. Pemerintah Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Penguasa Pelaksana Sementara PBB (UNTEA = United Nations Temporary Executive Authority) pada tanggal 1 Oktober 1962.

2. Pada tanggal 1 Oktober 1962 bendera PBB akan berkibar di Irian Barat berdampingan dengan bendera Belanda, yang selanjutnya akan diturunkan pada tanggal 31 Desember untuk digantikan oleh bendera Indonesia mendampingi bendera PBB.

3. Pemerintah UNTEA berakhir pada tanggal 1 Mei 1963, pemerintahan selanjutnya diserahkan kepada pihak Indonesia.

4. Pemulangan orang-orang sipil dan militer Belanda harus sudah selesai pada tanggal 1 Mei 1963.5. Pada tahun 1969 rakyat Irian Barat diberi kesempatan untuk menyatakan pendapatnya tetap

dalam wilayah RI atau memisahkan diri dari RI melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).

Penyerahan Kekuasaan dari PBB kepada IndonesiaSesuai dengan keputusan Perjanjian New York, mulai tanggal 1 Oktober 1962, kekuasaan Belanda atas Irian Barat berakhir. Untuk sementara waktu mulai tanggal 1 Oktober 1962 - 1 Mei 1963, Irian Barat berada di bawah pengawasan pemerintahan sementara PBB. Pemerintahan sementara PBB di Irian Barat ini disebut UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority). Negara-negara yang terlibat dalam UNTEA adalah Belgia, Amerika Serikat, dan Australia. Mulai tanggal 31 Desember 1962, Bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera PBB. Sementara itu, bendera Belanda diturunkan. Dengan kembalinya Irian Barat kepada Indonesia maka Komando Mandala dibubarkan dan sebagai operasi terakhir adalah Operasi Wisnumurti yang bertugas menjaga keamanan dalam penyerahan kekuasaan pemerintahan di Irian Barat dari UNTEA kepada Indonesia.

Sesuai dengan Perjanjian New York juga, pada tahun 1969 pemerintah RI mengadakan Pepera (penentuan pendapat rakyat). Melalui Pepera ini, rakyat Irian Barat diberi kesempatan untuk memilih: tetap bersatu dengan RI atau merdeka. Hasil dari Pepera yang memutuskan secara bulat bahwa Irian Barat tetap merupakan bagian dari Republik Indonesia. Hasil Pepera ini membuka jalan bagi persahabatan RI-Belanda. Lebih-lebih setelah tahun 1965, hubungan RI-Belanda sangat akrab dan banyak sekali bantuan dari Belanda kepada Indonesia baik melalui IGGI (Inter Governmental Group for Indonesia) atau di luarnya. Akhirnya Sidang Umum PBB tanggal 19 November 1969 menyetujui hasil- hasil Pepera tersebut sehingga perjuangan merebut Irian Barat berhasil, sehingga Irian Barat tetap merupakan bagian dari wilayah Republik Indonesia.

http://rpp-smp.blogspot.com/2013/12/perjuangan-merebut-irian-barat.html