skripsi dukungan kelompok masyarakat ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfdana perjuangan...

49
SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT TERHADAP TRIKORA DAN PELAKSANAAN MOBILISASI UMUM DI JAWA TENGAH 1961-1962 Untuk memperoleh gelar sarjana sosial Disusun oleh : Saiful Anwar 3111414005 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2018

Upload: others

Post on 26-Feb-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

SKRIPSI

DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT TERHADAP

TRIKORA DAN PELAKSANAAN MOBILISASI UMUM DI

JAWA TENGAH 1961-1962

Untuk memperoleh gelar sarjana sosial

Disusun oleh :

Saiful Anwar

3111414005

JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2018

Page 2: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

i

Page 3: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

ii

Page 4: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

iii

Page 5: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

‘’Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis.

Suaramu tak kan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di

kemudian hari’’ Pramoedya Ananta Toer.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Ibu saya, Siti Aminah yang telah melahirkan dan

membimbing saya.

2. Dwi Cipta, seorang penulis sekaligus guru literasi

saya.

Page 6: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

v

Page 7: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

vi

Page 8: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

vii

ABSTRACT

According Konferensi Meja Bundar’s agreement West Irian, will handed

over to Indonesia one year until that agreement signed in 27 Desember 1949. But

until 1961 West Irian never handed over to Indonesia. All of the way that

Indonesia’s government doing always failed. To appoint West Irian’s restitution

to Indonesia’s government, President Sukarno announced Tri Komando Rakyat at

19 Desember 1961.

Aim this research is to give new perspective to historiography Indonesia

which is considered military-centris. Method research used in this essay is history

method research which cover heuristic, critic source, interpretation, and

historiography. Approach used is political approach. Source research is archive

(archive in Republic Indonesia Nastional Archive (Jakarta)) and interview with

F.Adiman (actor of Trikora’s history from Central Java). Other source take from

daily Suara Merdeka Semarang.

The resoult from research showing that people in Central Java has

important role in West Irian liberation process. People in Central Java receive

Trikora with make event like procession, big meeting, bring money together to

war, nationalitation Netherland’s company, pray together, and culture show. They

support with energy and financial. To support West’s Irian liberation war, people

in Central Java create two important institution, that is Sukarelawan Karya

Batalyon and Struggle West Irian Money in Central Java. A big contribution from

people in Central in West Irian liberation is evidence that civil society has

important contribution to History of Indonesia.

Keyword: West Irian, Trikora, volunteer.

Page 9: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

viii

SARI

Berdasarkan keputusan KMB, Irian Barat akan diserahkan kepada

Indonesia satu tahun setelah konferensi itu ditandatangani pada 27 Desember

1949. Namun hingga tahun 1961, Irian Barat tak kunjung diserahkan kepada

Indonesia. Semua cara yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk

mengembalikan wilayah Irian Barat selalu berakhir dengan kegagalan. Untuk

memastikan kembalinya Irian Barat ke negara Indonesia, Presiden Sukarno

mencanangkan Tri Komando Rakyat (Trikora) pada tanggal 19 Desember 1961.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan perspektif baru terhadap

narasi sejarah Indonesia yang dianggap masih militer-sentris. Metode penelitian

yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian sejarah yang meliputi

Heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber, interpretasi, dan historiografi.

Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan politik. Sumber penelitian adalah

arsip (arsip Front Nasional di Arsip Nasional Republik Indonesia (Jakarta)) dan

wawancara dengan F.Adiman (pelaku sejarah Trikora dari Jawa Tengah). Sumber

lain diambil dari harian Suara Merdeka Semarang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Tengah memiliki

peran penting dalam proses pembebasan Irian Barat. Rakyat Jawa Tengah

menyambut Trikora dengan mengadakan berbagai kegiatan kegiatan seperti

pawai, rapat raksasa, mengumpulkan dana perang, nasionalisasi perusahaan

Belanda, doa bersama dan pertunjukan seni. Mereka mendukung dengan tenaga

maupun finansial. Untuk mendukung perang pembebasan Irian Barat, rakyat Jawa

Tengah membentuk dua lembaga penting yaitu Batalyon Sukarelawan Karya dan

Dana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa

Tengah dalam pembebasan Irian Barat adalah bukti bahwa masyarakat sipil juga

memiliki kontribusi penting dalam sejarah Indonesia.

Kata kunci: Irian Barat, Trikora, sukarelawan

Page 10: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... i

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................... ii

PERNYATAAN ............................................................................. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ iv

PRAKATA ...................................................................................... v

SARI ............................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Rumusan masalah .................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 5

E. Ruang Lingkup penelitian ....................................................... 5

F. Kajian Pustaka ............................................................................. 6

G. Metode Penelitian ..................................................................... 14

H. Sistematika Penulisan ............................................................... 15

BAB II KONDISI POLITIK DAN EKONOMI JAWA TENGAH 1961-

1962

Page 11: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

x

A. Bidang Politik .............................................................................. 16

B. Bidang Ekonomi .............................................................................. 13

BAB III KAMPANYE TRIKORA DI JAWA TENGAH ....................... 28

A. Pernyataan Organisasi Masyarakat .......................................... 28

1. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ................................................ 28

2. Organisasi Pemuda ...................................................................... 29

3. Organisasi Buruh ......................................................................... 32

4. Organisasi Tani ............................................................................ 35

5. Organisasi Lain ........................................................................... 36

B. Kegiatan Menyambut Trikora ..................................................... 38

1. Rapat Samudra/ Rapat Raksasa ................................................... 28

2. Pekan raya Sriwedari di Surakarta .............................................. 46

3. Do’a Bersama .............................................................................. 47

C. Latihan Militer ............................................................................. 48

BAB IV MOBILISASI UMUM DI JAWA TENGAH............................. 52

A. Sukarelawan .............................................................................. 52

B. Batalyon Sukarelawan Karya Jawa Tengah ................................ 59

C. Mobilisasi di Bidang Ekonomi .................................................... 65

BAB V PENUTUP ................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................

LAMPIRAN ........................................................................................

Page 12: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan di Den Haag pada

tahun 1949 menghasilkan sebuah keputusan bahwa Belanda mengakui Indonesia

sebagai sebuah negara berdaulat. Keputusan itu juga mengatur batas-batas

wilayah Republik Indonesia yakni dari Sabang sampai Merauke. Konferensi

tersebut tidak berjalan mulus, ada beberapa hal yang menjadi perdebatan panas

antara kedua belah pihak, salahsatunya masalah Irian Barat. Belanda berpendapat

bahwa wilayah Irian Barat tidak termasuk kedalam negara Republik Indonesia.

Pendapat tersebut berdasarkan pertimbangan kultural dan administrasi. Sedangkan

pihak Indonesia tetap menganggap Irian Barat sebagai saudara sebangsa yang juga

harus merdeka. Terjadi perdebatan sengit dan tak menemui titik temu. Akhirnya

kedua belah pihak sepakat masalah Irian Barat akan diselesaikan satu tahun

setelah konferensi itu ditandatangani.1. Namun satu tahun setelah konferensi itu

ditandatangani pembahasan tentang Irian Barat tidak pernah terjadi lagi. Belanda

masih tetap berkuasa di Irian Barat hingga tahun 1960. Tahun 1949 hingg tahun

1960 menjadi periode penuh konflik dalam tubuh pemerintahan Indonesia. Terjadi

perpecahan dalam tubuh masyarakat yang diakibatkan oleh sistem Demokrasi

Liberal. Akibatnya masalah Irian Barat menjadi terpinggirkan.

1Marwati Djoenoed Poespobegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2008) hlm 436-437

Page 13: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

2

Untuk mengatasi kekacauan dalam negeri Presiden Sukarno mengeluarkan

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berisi:

1. Membubarkan Konstituante

2. Memberlakukan kembali UUD 1945

3. Pembentukan MPRS dan DPAS

Dekrit tersebut menandai berakhirnya masa Demokrasi Liberal dan menandai

dimulauinya sistem Demokrasi Terpimpin yang menjadikan Sukarno menjadi

pusat kekuasaan. Demokrasi Terpimpin berdampak pada penyelesaian masalah

Irian Barat. Sejak tahun 1959 pembebasan Irian Barat selalu menjadi progam

kerja kabinet. Sejak saat itu kebijakan politik terhadap masalah Irian Barat

ditinggatkan menjadi politik konfrontasi.2 Nasionalisasi perusahaan-perusahaan

Belanda yang ada di Indonesia merupakan manifestasi dari konfrontasi di bidang

ekonomi. Walaupun hal tersebut sudah dilakukan sejak tahun 1950-an namun di

era Demokrasi Terpimpin hal tersebut dilakukan secara lebih masif. Konfrontasi

di bidang politik dilakukan dengan jalan memutusan hubungan diplomatik dengan

Belanda. Pada tahap selanjutnya pemerintah Indonesia memutuskan untuk

melakukan konfrontasi di semua bidang.3

Usaha pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan masalah Irian Barat selama

tahun-tahun awal Demokrasi Terpimpin belum membuahkan hasil. Hingga akhir

tahun 1961 Belanda masih tetap berkuasa atas Irian Barat. Atas pendirian pihak

2Dinas Sejarah Militer Kodam VII/Diponegoro, Rumpun Diponegoro dan Pengabdiannya,

(Semarang: Dinas Sejarah Militer Kodam VII/Diponegoro, 1977) hlm 609 3Ibid

Page 14: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

3

Belanda tersebut pemerintah Indonesia memutuskan untuk melakukan konfrontasi

secara fisik. Pada tanggal 19 Desember 1961 bertempat di alum-alun utara kota

Yogyakarta Presiden Sukarno menyampaikan pidato berjudul Trikora (Tri

Komando Rakyat) yang berisi tiga perintah yakni;

1. Gagalkan pembentukan Negara Papua bikinan Belanda Kolonial

2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat

3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum.

Pemerintah Indonesia kemudian membentuk Komando Mandala Pembebasan

Irian Barat dan mengangkat Mayjend Suharto sebagai pemimpinnya.4 Trikora

menjadi titik awal konfrontasi total Indonesia terhadap kekuasaan Belanda di Irian

Barat.

Dukungan terhadap Trikora datang dari seluruh penjuru negeri, tak terkecuali

Jawa Tengah. Rakyat Jawa Tengah menyambut Trikora dengan penuh antusias.

Jawa Tengah menjadi daerah yang mendukung penuh gerakan Trikora. Hal itu

disebabkan oleh mayoritas penduduknya yang berafiliasi dengan partai politik

pendukung setia Presiden Sukarno (PNI dan PKI)5.

Untuk menfasilitasi antusiasme rakyat dalam mendukung Trikora pemerintah

mengeluarkan peraturan yang memungkinkan warga negara menjadi tenaga

4Keputusan Presiden/Pangti ABRI/Panglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat

No.1 Tahun 1962. 5 Pada Pemilu 1955 di wilayah Jawa Tengah PNI memperoleh 3.042.930 suara sementara PKI

memperoleh 2.386.693 suara . Pada Pemilu daerah tahun 1957 situasi tersebut berbalik.

Page 15: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

4

sukarelawan pembebasan Irian Barat.6 Hal tersebut juga sebagai tindak lanjut poin

ketiga Trikora (mobilisasi umum). Pasukan sukarelawan pembebasan Irian Barat

dibentuk di seluruh wilayah Indonesia. Di Jawa Tengah pasukan sukarelawan itu

diberi nama Batalyon Karya Sukarelawan yang terbentuk berkat kerjasama antara

Kodam VII/Diponegoro dengan Pengurus Front Nasional Jawa Tengah. Pasukan

Batalyo Karya Sukarelawan berangkat melalui dua gelombang. Gelombang

pertama berangkat pada tanggal 18 Februari 19627 sedangkan gelombang kedua

berangkat pada tanggal 18 Juli 19628.

Keberadaan Batalyon Sukarelawan Karya menjadi bukti bahwa kembalinya

Irian Barat kedalam wilayah Indonesia tidak hanya berkat jasa militer saja.

Setelah Orde Baru berkuasa narasi sejarah mengenai perang Irian Barat hanya

dipandang dari satu perspektif saja. Menuliskan peran sipil dalam sejarah perang

Irian Barat merupakan langkah awal untuk melengkapi kekosongan narasi

tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasar uraian latar belakang yang sudah dituliskan, terdapat

beberapa pertanyaan mengenai industri di Magelang sebagai berikut:

a. Kelompok masyarakat apa saja yang mendukung Trikora?

b. Bagaimana proses mobilisasi umum di Jawa Tengah?

6 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No.1 Tahun 1962 tentang Pemanggilan dan

Pengerahan Semua Warga Negara Dalam Rangka Mobilisasi Umum Untuk Kepentingan Kemanan

Dan Pertahanan Negara 7Ibid, 19 Februari 1962, hlm 2

8Ibid, 19 Juli 1962, hlm 2

Page 16: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

5

C. Tujuan penulisan

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini antara lain:

a. Mengetahui reaksi masyarakat Jawa Tengah terhadap Trikora

b. Mengtahui proses mobilisasi umum yang terjadi di Jawa Tengah

c. Mengetahui bentuk konfrontasi ekonomi terjadi di Jawa Tengah

d. Melengkapi narasi sejarah yang dinilai masih militer-sentris

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis.

a. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan terhadap ilmu pengtahuan, khususnya sejarah

pelaksanaan Trikora yang terjadi di Jawa Tengah

b. Memberikan wawasan pada penelitian lain tentang pelaksanaan Trikora

b. Manfaat Praktis

Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya

mempertahankan kedaulatan negara.

E. Ruang lingkup penelitian

Dalam penelitian sejarah perlu dilakukan pembatasan ruang lingkup agar

penelitian menjadi terarah, fokus dan tidak melebar. Dalam kaidah

Page 17: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

6

historiografi pembatasan ruang lingkup penelitian dibagi menjadi dua yakni

lingkup ruang (spatial scope) dan lingkup waktu (temporal scope).

Spatial scope pada penelitian ini meliputi wilayah di Jawa Tengah yang

pada tahun 1961 sampai 1962 yang masuk dalam berita atau arsip. Temporal

scope penelitian ini difokuskan pada tahun 1961 sampai 1962. Pemilihan

waktu itu didasarkan pada pidato Trikora hingga ditandatanganinya

kesepakatan gencatan senjata antara Indonesia dan Belanda.

F. Kajian Pustaka

Semenjak berdirinya Orde Baru, penulisan sejarah di Indonesia

didominasi oleh sejarah militer. Asvi Warman Adam dalam tulisannya

berjudul “Militerisasi Sejarah Indonesia: Peran A.H. Nasution” yang dimuat

dalam buku Perspektif Baru Penulisan Sejarah Indonesia mengatakan bahwa

Orde Baru telah memulai apa yang disebut militerisasi sejarah. Upaya

membentuk narasi sejarah militer dilatarbelakangi oleh berkembangnya narasi

sejarah kiri. Kedekatan Sukarno dengan tokoh-tokoh PKI membuat sang

presiden semakinn condong ke kiri. Kecenderungan tersebut juga terjadi

dalam penulisan sejarah. Menjelang tahun 1965 banyak diselenggarakan

kursus revolusi yang salahsatu isinya memberi pengetahuan sejarah yang

sesuai dengan cita-cita revolusi yakni mewujudkan Indonesia yang sosialis.

Hasil dari kursus tersebut adalah terbitnya buku Sejarah Pergerakan Nasional

(1908-1964) Berdasarkan kuliah-kuliah Sejarah Pergerakan Nasional, Kursus

Kader Revolusi Angkatan Dwikora yang ditulis oleh Tim Pembantu Sejarah

Page 18: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

7

Pergerakan Nasional, Pengurus Besar Front Nasional Jakarta (1964) pimpinan

Ali Sastromidjojo (PNI) dan tim ketua tim pelaksanaanya diketuai oleh Anwar

Sanusi (PKI). Selain itu, PKI juga memiliki lembaga penelitian sejarah yang

berama Akademi Ranggawasita.

Untuk melawan berkembangnya narasi sejarah yang kiri, A.H

Nasution bersama Nugroho Notosusanto menyusun buku Sejarah Singkat

Perjuangan Bersenjata Bangsa Indonesia. Buku tersebut ditulis untuk

menunjukkan bahwa peritiwa Madiun 1948 adalah pemberontakan komunis.

Tanggal 30 September 1965 terjadi sebuah percobaan kudeta. Dalam waktu

singkat militer mampu mengatasi pemberontakan itu. PKI menjadi pihak yang

disalahkan dalam peristiwa yang mengakibatkan matinya 7 jenderal itu.

Dalam waktu singkat pula, narasi resmi tentang peristiwa tersebut tersebar

luas. Melalui buku “40 Hari Kegagalan G30S, 1 November 1965” yang

diterbitkan oleh Staf Pertahanan dan Keamanan, Lembaga Sejarah, militer

membangun narasi sejarah dan menggiring opini publik untuk semakin

menyudutkan PKI. Saat itulah militerisasi sejarah Indonesia dimulai.

Walaupun singkat tulisan Asvi Warman Adam menjadi titik awal

untuk menjawab sebuah pertanyaan besar: mengapa sejarah bangsa Indonesia

didominasi cerita kepahlawanan militer saja?

Peran sipil dalam Trikora termasuk dalam partispasi politik. Buku yang

digunakan penulis untuk menganalisis partisipasi politik rakyat Jawa Tengah

dalam pelaksanaan Trikora adalah buku Pengantar Sosiologi Politik karya

Page 19: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

8

Prof. Dr. Damsar. Buku ini menjelaskan realitas politik berikut gejala dan

fenomena yang terjadi di sebuah negara. Konsep partisipasi politik dibagi

menjadi dua yakni partisipasi otonom dan partisipasi mobilisasi. Partisipasi

otonom adalah partisipasi yang dilakukan secara sadar, tanpa tekanan, dan

sukarela. Sedangkan partisipasi mobilisasi adalah partisipasi yang dilakukan

secara tidak sadar, ada tekanan atau ada unsur paksaan, sekecil apapun ia.

Dalam memahami sejarah Trikora dua konsep itu saling terkait antara satu

dengan yang lainnya. Keterlibatan rakyat sipil Trikora bisa dimaknai sebagai

partisipasi otonom, sebab mereka secara sukarela baik individu maupun

kelompok mendaftarkan diri sebagai tenaga sukarelawan tanpa ada paksaan

dari pihak manapun. Tetapi disisi lain keterlibatan rakyat sipil juga bisa

dimaknai sebagai partisipasi mobilisasi, hal itu didukung oleh fakta bahwa

dalam proses mobilisasi umum organisasi masyarakat maupun organisasi

politik juga mewajibkan anggotanya untuk mendaftarkan diri sebagai

sukarelawan. Konsep partisipasi politik dalam buku ini sangat membantu

penulis dalam mengidentifikasi sejarah Trikora di Jawa Tengah.

Sejarah Trikora sudah ditulis sejak masa Orde Baru. Buku yang membahas

perang Irian Barat yang pertama kali ditulis adalah buku Sejarah Operasi-

Operasi Pembebasan Irian Barat karya Drs.M.Cholil yang dikeluarkan oleh

Pusat Sejarah ABRI pada tahun 1971. Secara garis besar buku itu membahas

akar konflik antara Indonesia-Belanda mengenai Irian Barat. Pada Bab awal

penulis menuliskan secara kronologis perjalanan konflik Irian Barat mulai dari

awal kemerdekaan hingga era demokrasi terpimpin. Pada bagian ini

Page 20: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

9

Drs.M.Cholil menjelaskan tentang persoalan-persoalan disekitar sengketa

Irian Barat, usaha-usaha penyelesaian sengketa Irian Barat yang dilakukan

oleh Indonesia secara langsung, perjuangan membebaskan Irian Barat di

forum internasional, konfrontasi di bidang politik dan ekonomi, hingga pada

persiapan konfrontasi di bidang militer. Pada bab-bab selanjtnya buku ini

membahas mengenai orperasi-operasi militer yang dilkakukan oleh pihak

Indonesia, dimulai dari pembentukan komando mandala, proses infiltrasi

tantara Indonesia ke wilayah Irian Barat, hingga pada operasi Jayawiyaja dan

proses penyerahan Irian Barat oleh PBB kepada Indonesia. Buku ini

membahas Trikora dari perspektif militer karena diterbitkan oleh Pusat

Sejarah ABRI, oleh karena ditulis untuk kepentingan militer maka

pembahasan buku ini belum menyentuh peran sipil. Walau demikian isi dari

buku ini membantu penulis dalam mengidentifikasi masalah bilateral antara

Indonesia dengan Belanda di sekitar sengketa Irian Barat.

Tulisan lain yang membahas Trikora dapat diremukan dalam buku Sejarah

Nasional Indonesia VI terbitan Balai Pustaka. Buku ini meembahas perjalanan

sejarah bangsa Indonesia dari zaman penjajahan Jepang hingga zaman

republik. Pembahasan mengenai pembebasan Irian Barat dapat dijumpai pada

Bab IV bagian C. Sama halnya dengan buku Operasi-Operasi Pembebasan

Irian Barat, buku ini juga menuliskan sejarah Trikora dari perspektif militer.

Bagian awal membahas usaha diplomasi yang dilakukan pemerintah Indonesia

untuk mengembaliikan Irian Barat. Walaupun di bagian awal berfokus pada

peranan sipil, namun pada bagian berikutnya pembahasan berfokus pada

Page 21: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

10

pernanan tantara dalam operasi-operasi pembebasan. Hal ini tentu

disayangkan mengingat seri buku Sejarah Nasional Indonesia merupakan

sumber pembelajaran sejarah dari masa Orde Baru bahkan hingga sekarang.

Walau demikian buku Sejarah Nasional Indonesia VI masih relevan untuk

dijadikan sumber, sebab buku ini mampu memberi gambaran umum tentang

sengketa Irian Barat.

Selain buku, informasi mengenai Trikora juga bisa didapat dari koran.

Tulisan di harian Suara Merdeka edisi 2 Januari 1962 berjudul “Gema Siap

Laksanakan Komando Rakyat Bergelora Di Seluruh Tanah Air” adalah

salahsatunya. Secara garis besar tulisan itu berisi tentang dukungan organisasi

masyarakat terhadap Trikora. Organisasi massa yang dimaksud antara lain

Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI), Partai Murba, Angkatan

45, Serikat Buruh Listrik Gas, Serikat Buruh PPK, dan Persatuan Pencak Silat.

Dari berita tersebut kita jadi tahu bahwa rakyat sipil juga berperan penting

dalam Trikora. Walau demikian berita tersebut hanya memberi informasi

peran organisasi massa secara umum, belum spesifik di wilayah Jawa Tengah.

Buku Sejarah Indonesia Modern karya M.C. Ricklefs memberi perspektif

lain mengenai konflik Irian Barat. Dalam tulisannya M.C. Ricklefs mengambil

perspektif politik dalam menyikapi masalah Irian Barat. Ia menyatakan bahwa

politik pembebasan Irian Barat menjadi ladang bagi kelompok politik untuk

memperbesar pengaruhnya, dalam hal ini PKI dan militer menjadi dua

kekuatan yang saling mengambil kesempatan.

Page 22: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

11

Kampanye pembebasan Irian Barat dimanfaatkan oleh PKI untuk

memperbesar anggotanya. Memasuki tahun 1962 perekonomian Indonesia

semakin terperosok, inflasi merangkak mencapai 100 persen pertahun.

Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh PKI untuk melakukan kampanye. Hal itu

semakin diperparah dengan bergantungnya militer Indonesia terhadap bantuan

senjata Uni Soviet. Kondisi tersebut semakin meyakinkah Amerika Serikat

bahwa pembebasan Irian Barat hanya akan menggiring Indonesia semakin ke

kiri. Melihat kondisi tersebut Amerika Serikat menjadi khawatir. Melalui

sebuah perundingan Amerika Serikat mendesak Belanda untuk segera

meninggalkan Irian Barat.

Buku ini tidak begitu membantu penulis karena tidak dituliskan secara

kronologis namun secara politis. Selain itu cangkupan spasial yang digunakan

bersifat nasional sehingga tidak bisa menjelaskan bagaiamana Trikora

dilaksanakan di daerah-daerah. Walau demikian M.C. Ricklefs mampu

memberi perspektif baru mengenai konflik Irian Barat. Hal itu membantu

penulis mengingat kajian dari penelitian ini juga berfokus pada aspek politik.

Peran militer Kodam VII/Diponegoro dalam Trikora dapat kita temui

dalam buku Rumpun Diponegoro dan Pengabdiannya keluaran Dinas Sejarah

Militer Kodam VII/Diponegoro. Buku ini secara umum membahas sejarah

Kodam VII/Diponegoro dari awal kemerdekaan hingga 1970-an. Buku ini

juga menuliskan peristiwa sejarah yang terjadi di wilayah hukum Kodam

Diponegoro (Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta) selama masa

revolusi fisik (1945-1949) diantaranya; peristiwa perebutan senjata Kampetai

Page 23: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

12

di Banyumas,Yogyakarta, dan Magelang, serta Pertempuran Lima Hari di

Semarang. Pembahasan mengenai peran Kodam VII/Diponegoro dalam

perang Irian Barat terdapat pada halaman 609 sampai 614. Diporeloh

keterangan bahwa untuk menyukseskan rencana strategi infiltrasi ke wilayah

Irian Barat Kodam VII Diponegoro mengirimkan 2 Ki Para YON 454 pada

tanggal 21 Maret 1962 yang ditempatkan di Ambon. Sambil menunggu untuk

diterjunkan ke Irian Barat pasukan itu diberi tugas untuk bercocok tanam dan

membantu warga sekitar. Untuk menambah kekuatan infiltrasi ke wilayah

Irian Barat juga dibentuk Batalyon Brigade 7/Rimba Raya Kodam

VII/Diponegoro. Hingga akhir Juli 1962 terdapat beberapa pasukan yang

sudah berada di Irian Barat, diantaranya adalah 3 Ki ParaYon 554 Kodam

VII/Diponegoro. Dari buku ini penulis memperolehnya informasi mengenai

pasukan dari Kodam VII/Diponegoro yang dikirim ke Irian Barat. Hal tersebut

membantu penulis dalam menuliskan mobilisasi umum yang terjadi di Jawa

Tengah. Namun buku ini hanya menjelaskan secara ringkas peran Kodam

VII/Diponegoro dalam perang Trikora dan sama sekali tidak menyinggung

peran sipil.

Belum ada buku yang secara spesifik membahas peran sipil dalam Trikora.

Untuk menjawab kekurangan itu tulisan Muljono yang dimuat di Suara

Merdeka edisi 16 Agustus 1962 halaman 6 yang berjudul “Aku Tidak Akan

Kembali Sebelum Bebaskan Irian Barat” layak dijadikan referensi. Dalam

tulisannya Muljono memberi keterangan bahwa Batalyon Sukarelawan Karya

Jawa Tengah berangkat ke Irian Barat melalui dua gelombang. Gelombang

Page 24: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

13

pertama fokusk untuk perang, mereka dibekali latihan militer sebelum

diberangkatkan. Gelombang kedua fokus pada pembangunan. Skarelawan

yang berangkat terdiri dari orang-orang yang ahli di bidang tertentu seperti

pertanian, kelautan, dan jalan. Rakyat yang belum mendapat menyumbangkan

logistic yang beratnya mencapai 2 ton, terdiri dari makanan-makanan kering,

lauk pauk, sabun mandi, sabun cuci, tembakau, dan rokok. Tulisan ini sangat

membantu penulis untuk melengkapi kajian pustaka, sebab tulisan ini mampu

menutupi kekurangan dari buku-buku yang sudah ada. Hanya saja tulisan ini

belum mampu memberi keterangan bagaimana keadaan sukarelawan di medan

perang karena berfokus pada persiapan keberangkatan saja.

Sedikit keterangan tentang kondisi medan perang Irian Barat ditemuukan

di jurnal International Center for Transitional Justice (ICTJ) dalam tulisan

berjudul “Masa Lalu yang Tak Berlalu: Pelanggaran Hak Asasi Manusia di

Tanah Papua Sebelum dan Sesudah Reformasi”. Jurnal tersebut membahas

pelanggaran HAM di Papua sejak wilayah itu diintegrasikan kedalam wilayah

Indonesia pada tahun 1962. Pembahasan mengenai sejarah pengintegrasian

Irian Barat terdapat pada bagian IV, hal itu bisa sedikit memberi gambaran

tentang keadaan sukarelawan di medan perang. Pada awal Mei 1962, tantara

Indonesia diterbangkan ke wilayah kepala burung (barat pulau Papua), diikuti

oleh operasi Angkatan Laut yang terbesar dalam sejarah. Belanda mendirikan

polisi Papua (Papua Vrijwilliger Korps) kemudian dikenal dengan nama

Korps Sukarelawan Papua pada tahun 1960 sebagai upaya mempercepat

kemerdekaan Irian Barat. Keberadaan Korps Sukarelawan Papua memberi

Page 25: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

14

keterangan bahwa lawan pasukan Indonesia di Irian Barat tidak hanya tantara

Belanda saja, tetapi juga rakyat sipil Irian Barat. Keterangan yang diperoleh

dari jurnal ini cukup membantu penulis menjelaskan kondisi Sukarelawan

Pembebasan Irian Barat di medan tempur, walaupun hanya sedikit dan

kajiannya berfokus pada pelanggaran HAM.

G. Metode penelitian

Dalam penelitian diperlukan sebuah metode, sebab metode merupakan

syarat mutlak sesuatu bisa disebut sebagai ilmu pengetahuan. Dalam ilmu

sejarah terdapat beberapa langkah dalam metode penelitian antara lain

heuristisk (pengumpulan sumber), kritik sumber, interpretasi, dan historiografi

penulisan sejarah) (Wasino, 2018).

a. Heuristik

Heuristik adalah tahap pengumpulan sumber penelitian. Sumber penelitian

yang dimaksud adalah arsip, koran, dan sumber-sumber lain yang dinilai

relevan. Pencarian sumber Trikora dilakukan di Arsip Nasional Republik

Indonesia, Perpustakaan Museum Mandala Bhakti Semarang, dan Depo Arsip

Suara Merdeka Semarang. Selain itu penulis juga melakukan wawancara

dengan F. Adiman, seorang pelaku sejarah Trikora yang masih hidup.

b. Kritik sumber

Sumber penelitian adalah arsip (arsip Front Nasional di Arsip Nasional

Republik Indonesia (Jakarta)) dan wawancara dengan F.Adiman (pelaku

Page 26: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

15

sejarah Trikora dari Jawa Tengah). Keterangan F. Adiman tidak banyak

membantu karena yang bersangkutan adalah tantara sedangkan fokus kajian

skripsi ini adalah sipil. Informasi penting yang diambil penulis dari keterangan

F. Adiman adalah mengenai kondisi sukarelawan di medan perang (walau

sedikit).

Sumber lain diambil dari harian Suara Merdeka Semarang. Sumber Yang

didapat dari ANRI tidak lengkap, hanya beberapa surat Pengurus Pusat Front

Nasional kepada Pengurus Daerah Front Nasional tentang pelaksanaan

progam kerja, salahsatunya kampanye pembebasan Irian barat. Arsip-arsip

tersebut tidak memberi gambaran objek penelitian, walau begitu arsip-arsip

tersebut sedikit membantu. Kekurangan dari masing-masing sumber ditutupi

oleh ketarangan sumber lain.

c. Interpretasi

Interpretasi adalah penafsiran/penilaian terhadap sumber yang sudah

didapatkan. Penilaian didasarkan pada tema penelitian.

d. Historiografi

Historiografi adalah proses menuliskan sejarah berdasarkan sumber-

sumber yang sudah didapatkan. Sumber-sumber yang sudah diinterpretasikan

kemudian ditulis untuk menjawab rumusan masalah penelitiaan. Tahap ini

merupakan tahap akhir dalam metode penelitian sejarah.

H. Sistematika penulisan

Page 27: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

16

BAB I

Bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, landasan teori, tinjauan

pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II

Bab ini menerangkan kondisi Jawa Tengah pada tahun 1961-1962 dilihat dari

aspek politik dan ekonomi.

BAB III

Bab ini menjelaskan respon organisasi masyarakat dan organisasi politik di

Jawa Tengah terhadap Trikora. Selain itu juga membahas kegiatan rakyat Jawa

Tengah dalam menyambut Trikora.

BAB IV

Bab ini membahas tentang proses mobilisasi umum yang terjadi di berbagai

wilayah di Jawa Tengah. Mobilisasi yang dimaksud adalah mobilisasi massa dan

mobilisasi ekonomi.

BAB V

Bab ini berisi penutup.

Page 28: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

17

BAB II

KONDISI POLITIK DAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN

1961-1962

A. Bidang politik

Jawa Tengah tahun 1961-962 dipimpin oleh Gubernur Mochtar yang berasal

dari tantara, sedangkan pucuk pimpinan DPR-GR Provinsi dipegang oleh Imam

Sofwan dari partai NU, Sumario dari PNI, dan Musajid dari PKT9.

Demokrasi Terpimpin adalah masa penuh gonjang-ganjing politik. Pemerintah

menyelenggarakan progam indoktrinasi Manipol USDEK sebagai usaha

menggenjot semangat revolusi bangsa Indonesia. Indoktrinasi Manipol USDEK

dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali Jawa Tengah. Indoktrinasi

Manipol USDEK dilaksanakan oleh Panitia Front Nasional mulai dari tingkat

provinsi hingga tingkat kecamatan.10

.

Demokrasi Terpimpin adalah masa yang sangat politis karena rakyat banyak

mendapat pendidikan politik. Kedigdayaan PNI dan PKI di Jawa Tengah

dibarengi dengan luasnya pengaruh underbow dari kedua partai tersebut membuat

era Demokrasi Terpimpin di Jawa Tengah menjadi masa paling politis sepanjang

sejarah. Underbow PKI seperti Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), Barisan

Tani Indonesia (BTI), Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), dan Consentrasi

Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) mendapat dukungan luas dari masyarakat.

9Suara Merdeka, 3 Februari 1962 hlm 2

10Setelah menerima materi tentang Manipol USDEK selanjutkan peserta indoktrinasi akan diuji

pengetahuannya. Tidak hanya rakyat di desa-desa saja yang mendapat indoktrinasi Manipol

USDEK, pegawai jawatan pun tak ketinggalan mendapat indoktrinasi dan ujian tersebut, seperti

yang dialami pegawai Jawatan Metrologi Semarang dimana mereka harus melaksanakan

indoktrinasi dan ujian Manipol USDEK. Lihat Suara Merdeka, 1 Februari 1962 hlm 2

Page 29: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

18

Sedangkan underbow PNI seperti Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN) dan

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) juga mendapat dukungan luas

walaupun kalah pamor dari underbow PKI. Hingga tahun 1962 PKI dan PNI tetap

mendominasi perpolitikan di Jawa Tengah.

Selain underbow partai politik, juga terdapat kelompok masyarakat lain yang

tidak berafiliasi dengan partai politik tertentu seperti Hoakiau, Persatuan Pamong

Desa (PPDI), Wanita Katholik, Serikat Buruh Teknik Umum (SBTU), Gerakan

Pemuda Islam Indonesia (GPII), dan Serikat Buruh Muslimin Indonesia

(Serbumusi). Walau bukan underbow partai politik, organisasi-organisasi tersebut

memiliki kesadaran politik tinggi dan berperan penting dalam pelaksanaan

Trikora.

Demokrasi Terpimpin juga masa yang penuh huru-hara. Banyak gerakan

separatis di berbagai wilayah di Indonesia. Untuk mengatasi hal itu Presiden

Sukarno mengeluarkan SOB11

. Namun SOB yang dimaksudkan untuk menjaga

keamanan negara dimanfaatkan oleh tantara untuk bermain politik12

. Melalui

undang-undang itu tantara memiliki wewenang mengurus masalah sipil dengan

dasar menjaga keamanan dan ketertiban negara. Tentara mengambil peran penting

dalam urusan pemerintahan yang sejatinya menjadi warga sipil.

Trikora yang memberi dampak terhadap kondisi perpolitik di Jawa Tengah.

Setelah Trikora dibacakan tentara semakin memperkuat dominasinya atas sipil

11

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 1957 tentang Pencabutan “Regeling Op

De Staat Oorlog En Beleg” Dan Penetapan “Keadaan bahaya” 12

Pada pemilihan umum 1955 pihak militer juga berpartispasi dalam pemilihan umum melalui

partai politik seperti Persatuan Pegawai Polisi RI maupun melalui perseorangan, namun mereka

tidak memperoleh suara sehingga kalah dalam [emilihan umum tersebut. Lebih lanjut baca Herbert

Feith, Pemilihan Umum 1955.(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006)

Page 30: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

19

melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan dalam rangka menyambut Trikora.

Latihan militer dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan akan

datangnya serangan musuh sekaligus menyiapkan tenaga cadangan bagi tantara.

Di Jawa Tengah dilaksanakan beberapa pelatihan militer pada periode 1961-

1962. Di Pekalongan, Pangrem 71 Wijayakusuma menginstruksikan agar setiap

desa di wilayah Karisidenan Banyumas dan Pekalongan membentuk sedikitnya

satu pleton barisan pasukan pemuda yang siap untuk dilatih kemiliteran. Selain itu

Sekolah Lanjutan Atas diwajibkan membentuk satu kompi yang terdiri dari tiga

pleton yang masing terdiri dari dua regu yang berisi 13 orang yang juga akan

mendapatkan pelatihan kemiliteran13

. Di Semarang terdapat Batalyon Mahasiswa

Diponegoro yang beranggotakan 284 mahasiswa. Jumlah itu terdiri dari 2 kompi

putera dan satu kompi puteri. Pasukan itu akan mendapat pelatihan militer dua

kali seminggu selama 3 sampai 4 bulan14

. Di Purworejo terdapat 1000 siswa SMA

yang tergabung dalam Batalyon SMA Purworejo yang dilantik pada tanggal 2

Februari 196215

. Di Surakarta terdapat 98 pleton yang terdiri dari 4.410

mahasiswa dan pemuda yang mendapat pelatihan militer dari tanggal 1 Februari

sampai 18 Mei 196216

.

Di Semarang, tepatnya di Kecamatan Gunungpati terdapat 43 siswa

mendapatkan pelatihan pembinaan wilayah dari tantara selama 4 hari17

. 43 siswa

itu dibagi dalam dua pleton, Pleton I dipimpin oleh Suprapto dan pleton II

dipimpin oleh Sutarjono. Dalam latihannya pleton-pleton itu dipecah lagi menjadi

13

Suara Merdeka, 30 Januari 1962 hlm 2 14

Suara Merdeka, 1 Februari 1962 hlm 2 15

Suara Merdeka, 3 Februari 1962 hlm 2 16

Suara Merdeka, 19 Februari 1962 hlm 2 17

Suara Merdeka, 8 Februari 1962 hlm 2

Page 31: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

20

kelompok-kelompok yang lebih kecil dan disebar ke seluruh kelurahan di

kecamatan Gunungpati. Kelompk kecil itu terdiri dari 2-3 orang yang menumpang

di rumah warga sekitar. Para siswa ditugaskan untuk melakukan pertahanan dan

keamanan wilayah yang meliputi pelatihan pasukan-pasukan OPR, menyusun

regu-regu Bahaya Udara, PP/PK, dan pemadaman kebakaran. Selain itu para

siswa juga diberi tugas menyusun usaha pembangunan. Banyak dari mereka

bersama warga sekitar melakukan kerja bhakti membangun jalan, selokan,

pancuran air dan belik yang penting peranannya bagi warga sekitar. Tidak hanya

sampai disitu, para siswa juga diberi tugas melakukan ceramah nasionalisme dan

pentingnya pembinaan wilayah. Mereka rutin mengikuti rapat yang diadakan

perangkat desa.

Kondisi sosial masyarakat Jawa Tengah tahun 1961-1962 menggambarkan

suasana penuh kewaspadaan. Masyarakat dilarang melakukan hal-hal yang dapat

mengacaukan keadaan, dalam hal ini dilarang membentuk pasukan sendiri tanpa

seijin penguasa perang setempat. Panglima Daerah Militer VII/Diponegoro dalam

maklumatnya tanggal 16 Januari 1962 mengintruksikan:

1. Sejak Dekrit PJM Presiden Panglima Tertinggi pada tanggal 5 Juli

1959 tentang kita kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945 dan

berarti pula kita kembali kepada semangat revolusioner 1945 yang

selanjutnya diikuti dengan pidato-pidato belau yang kita kenal Manipol

Usdek, Jarek, dan Resopim adalah merupakan komando dan

penggugah jiwa bangsa Indonesia untuk mengenal pribadinya sendiri

Page 32: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

21

serta menyadari bahwa ikrar bersamanya revolusi di segala bidang

secara mkenyeluruh belum selesai.

2. Hiruk pikuk bangsa Indonesia dalam bertekad meneruskan dan

menyelesaikan revolusi telah berjalan beberapa tahun tambah hari

tambah tampak nyata adanya maha tugas yang harus diselesaikan

diantaranya menyelesaikan tugas melenyapkan papa penderitaan

rakyat dengan melengkapi sandang-pangan, memulihkan keamanan

dan ketertiban dalam negeri, dan mengutuhykan wilayah yang masih

ada sebagian masih dicengkram oleh imperialis, ialah wilayah Irian

Barat. Pola pembangunan semesta berencana tahapan pertama harus

kita mulai, harus kita selesaikan retooling di segala bidang, kita

selesaikan landreform, kita selesaikan pemberantasan buta huruf,dan

kita susun ekonomi terpimpin.

3. Untuk melaksanakan itu keseluruhannya kita tidak bebas dari pada

lawan-lawan dan perintang-perintang yang menghalangi, baik yang

berupa kekurangan-kekurangan kita akan alat-alat biaya, kemampuan

lain, maupun yang berupa serangan-serangan gerakan subversiv asing

yang tidak menghendaki kejayaan bangsa Indonesia.

4. Dalam kesibukan bangsa Indonesia tertekun kepada tugas-tugas diatas,

lebih dibangunkan semangatnya dengan mendengungkan komando

rakyat 19 Desember 1961 di Yogyakarta. Tertegarlah jiwa kita akan

salah satu tugas revolusi kita ialah membebaskan Irian Barat.

Page 33: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

22

5. Tidak perlu lagi kita tawar, sebab seluruh warga bangsa Indonesia

pasti menghendaki bebasnya Irian Barat dari cengkraman imperialis.

Meluapnya hasrat berjuang timbul di segala penjuru tanah air.

6. Khusus untuk melaknakan progam ketiga jangka pendek revolusi

Indonesia tentang pembebasan Irian Barat ini, disamping kedua

progam yang tidak bisa ditinggalkan ialah melengkapi sandang pangan

dan pemulihan keamanan dalam negeri, perlu menganjurkan kepada

masyarakat Jawa Tengah: (a) Waspadalah dan taatilah petunjuk-

petunjuk dari yang berwajib didalam melaksanakan Trikomando

Rakyat. (b) jangan bertindak sendiri-sendiri yang hakekatnya

membuang-buang daya juang dengan sia-sia, perjuangan harus teratur

agar mendapat hasil yang maksimal. (c) membentuk kelompok atau

pasukan sendiri-sendiri adalah tidak benar sebelum ada ketentuan dari

pihak berwenang. (c) Perjuangan pembebasan Irian Barat tidak hanya

berupa penyerbuan terhadap kubu-kubu musuh, tetapi kita harus

perkuat pertahanan daerah masing-masing (home front) untuk

menghadapi serangan nyata maupun gerakan-gerakan subversiv yang

berupa serangan urat syaraf terhadap mental dan perekonomian kita.

(d) siap siaga dan waspadalah terhadap gerakan-gerakan yang akan

merugikan kita.

Maklumat itu menjadi rambu-rambu masyarakat Jawa Tengah dalam menyikapi

dukungan terhadap Trikora.

Page 34: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

23

Secara garis besar kondisi politik Jawa Tengah tahun 1961-1962

menggambarkan suasana perebutan pengaruh antara PKI dan militer. Undang-

undang SOB membuat tantara masuk dalam urusan sipil atas dasar menjaga

keamanan dan ketertiban negara. Di sisi lain pertarungan politik antar partai juga

masih terjadi, hal itu ditandai dengan adanya variasi dalam kepemimpinan DPR

GR Provinsi Jawa Tengah tahun 1962. PNI, N.U, PKT, dan PKI saling berbagi

kekuasaan.

B. Bidang ekonomi

Provinsi Jawa Tengah adalah provinsi terpadat sejak tahun 1952. Pada waktu

itu kepadatan penduduk di Provinsi Jawa Tengah ( pada waktu itu meliputi Jawa

Tengah dan Yogyakarta) mencapai 460 jiwa/km2 yang tersebar di 32

kabupaten/kota. Kenaikan jumlah penduduk tidak dibarengi dengan penyediaan

lapangan pekerjaan menyebabkan sebagaian besar penduduk mengalami kesulitan

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya18

.

Kondisi ekonomi Jawa Tengah tahun 1961-1962 tak bisa dipisahkan dari

fenomena campur tangan militer terhadap sipil. Undang-undang SOB yang

dikeluarkan tahun 1957 jugamemberi wewenang kepada tantara untuk mengurus

bidang ekonomi. Nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda yang dilakukan

pemerintah Indonesia juga dinikmati oleh tantara dimana mereka diberi hak untuk

mengelola perkebunan-perkebunan yang di nasionalisasi.Walau telah dan masih

melakukan proses nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda, keadaan

18

Wicaksono (2006) dalam Tzabit Azinar Ahmad, “Kampanye dan Pertarungan Politik di Jawa

Tengah Menjelang Pemilihan Umum 1955”, Paramita Vol. 26 No. 1 tahun 2016, hlm. 45—61

Page 35: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

24

ekonomi selama Demokrasi terpimpin masih mengkhawatirkan. Kemiskinan

masih menjerat Indonesia, uang negara terserap untuk menumpas gerakan sparatis

sedangkan sumber pendapatan negara waktu itu masih bertumpu pada ekspor

bahan mentah.

Jawa Tengah tahun 1961-1962 juga mengalami keadaan ekonomi yang buruk.

Hal itu dapat dilihat dari naiknya harga kebutuhan pokok dan bencana kelaparan

yang melanda beberapa daerah. Kenaikan harga barang kebutuhan pokok terjadi

pada Februari 1962. Minyak tanah yang semula seharga Rp.210 naik menjadi

Rp.450, gula yang semula seharga Rp.750 naik menjadi Rp.12.5019

, dan tarif bis

kota mengalami kenaikan sampai 100%20

. Kondisi yang demikian memaksa

masyarakat hidup dalam lingkungan yang serba kekurangan. Pemerintah daerah

jawa Tengah berusaha keterpurukan ekonomi tersebut. Sidang DPR-GR Jawa

Tengah yang diselenggarakan tanggal 2 sampai 4 Februari 1962 menghasilkan

keputusan mendesak pemerintah pusat untuk menurunkan harga kebutuhan

pokok21

.

Selain naiknya harga kebutuhan pokok beberapa daerah juga mengalami

kelaparan akibat kurangannya pasokan beras. Untuk mengatasi bencana itu

pemerintah membentuk Komando Anti Lapar di seluruh wilayah Indonesia. Di

Jawa Tengah Komando Anti Lapar diketuai oleh Gubernur Mochtar. Militer juga

berkontribusi dalam menangani bencana kelaparan itu. Kontribusi tantara dalam

penanganan kelaparan di Jawa Tengah dibuktikan dengan memberi sumbangan

19

Suara Merdeka, 1 Februari 1962 hlm 2 20

Suara Merdeka, 9 Februari 1962 hlm 2 21

Suara Merdeka, 5 Februari 1962 hlm 2

Page 36: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

25

RP. 2 ½ Juta dan 250 ton beras yang diwakili oleh Kodam VII/Diponegoro22

.

Selain menyumbang beras untuk menangani kelaparan, militer juga ikut andil

dalam kepengurusan Komando Anti Lapar. Tangga;l 8 Februari 1962 diadakan

rapat Komando Anti Lapar Jawa Tengah yang dihadiri oleh Gubenur Mochtar dan

pangdam VII/Diponegoro23

. Rapat tersebut membahas rencana untuk menguasai

produksi pangan agar tidak menimbulkan monopoli. Untuk merealisasikan

rencana tersebut dibentuklah seksi-seksi yakni seksi pertolongan, seksi

identifikasi produksi, dan seksi penguasaan produksi. Sebelum Komando Anti

Lapar terbentuk wilayah Jawa Tengah telah berhasil mengatasi kelaparan di

Wonogiri, Jepara, Blora, dan Grobogan dengan cara menguasai produksi di

daerah-daerah tersebut. Hal itulah yang melatarbelakang disusunnya rencana yang

sama terhadap semua wilayah di Jawa Tengah.

Selain kenaikan harga kebutuhan pokok dan bencana kelaparan, gejolak

ekonomi Jawa Tengah juga diwarnai aksi dukungan untuk menyita modal Belanda

dalam rangka konfrontasi ekonomi. Sebelum Trikora dibacakan sudah pemerintah

Indonesia sudah menasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda yang ada di

Indonesia. Pada tanggal 30 September 1960 dilakukanlah nasionalisasi terhadap

perusahaan Semarangsche Stoomboot Eb Prauwen Veer (S.S.P.V) dan N.V.

“Semarang Veer”. Tindakan tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

35 Tahun 1960. Kedua perusahaan itu digabungkan menjadi satu dibawah

perusahaan N.V Semarang Dook Works (Perusahaan Dok Negara Semarang).24

22

Suara Merdeka, 3 Februari 1962 hlm 2 23

Suara Merdeka, 9Februari 1962 hlm 2 24

Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1960 tentang Nasionalisasi N.V. “Semarangsche

Stoomboot En Prauwen Veer (S.S.P.V)” Dan “Semarang Veer”

Page 37: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

26

Melalui Peraturan Pemerintah tahun 1959 beberapa perusahaan-perusahaan

maritime milik Belanda telah dikenakan nasionalisasi sebagai pelaksanaan

Undang-undang Nomor 86 tahun 1958 dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun

1958. Sebagai tindak lanjut dari aksi nasionalisasi itu, maka dilakukanlah

nasionalisasi terhadap perusahaan N.V Semarangsche Stoomboot En Prauwen

(S.S.P.V) dan N.V. Semarang Veer. Berhubung dengan adanya Peraturan

Pemerintah Nomor 61 tahun 1954 tentang perusahaan muatan kapal laut, S.S.P.V

dipecah-pecah menjadi beberapa perusahaan berbentuk badan hukum yang berdiri

sendiri untuk memudahkan [pengoperannya kepada perusahaan-perusahaan

nasional, sedangkan S.S.P.V sebagai “holding company”memegang saham-saham

dari N.V.2 baru itu. Ketika timbul aksi perjuangan pembebasan Irian Barat

perusahaan-perusahaan itu belum jadi dijual kepada perusahaan-perusahaan

nasional, sehingga dikuasai oleh negara.

Semangat untuk melanjutkan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda di

Jawa Tengah rupanya belum habis sampai tahun 1962. Hasil musyawarah

Gabungan Serikat Buruh tingkat Jawa Tengah tahun 1962 menghasilkan sebuah

kesepakatan mendesak pemerintah pusat untuk menyita semua modal Belanda

yang ada di Indonesia. Gabungan Serikat Buruh juga mendesak negara-negara

yang masih punya modal di Indonesia untuk tidak membantu Belanda.25

Di Salatiga pada bulan Maret 1962 diadakan rapat serikat-serikat buruh se-kota

Salatiga atas inisiatif dari KBKI dan SOBSI yang dihadiri oleh utusan dari

Jawatan Hubungan Perburuhan Resort Semarang. Pada rapat itu para buruh

25

Suara Merdeka 23 Februari 1962 hlm 2

Page 38: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

27

sepakat untuk membentuk skertariat pembebasan Irian Barat di kota Salatiga.

Adapun susunan kepengurusannya antara lain: Ketua: DHP Resort Semarang,

wakil ketua: Abdulsalam (KBKI). Adapaun anggota-anggotanya antara lain:

Wagiman (Sobsi), Moh. Kasmuri (Serbumusi), R.S. Dwidjopranoto (SB

Pancasila), dan Sofian Achmadi (mewakili serikat buruh non vasentra)26

.

Perekonomian Jawa Tengah tahun 1961-1962 menggambarkan sesuatu yang

unik. Di satu sisi gairah melaksanakan Trikora bergelora begitu hebatnya, setiap

organisasi buruh dan organisasi perekonomian mendukung kebijakan tersebut

walaupun koeadaan ekonomi masih lemah yang ditandai dengan naiknya harga

kebutuhan pokok, tarif angkutan, dan bencana kelaparan yang melanda beberapa

wilayah.

26

Suara Merdeka, 3 Maret 1962 hlm 2

Page 39: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

71

BAB V

PENUTUP

Setelah Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia pada

tahun 1949 Indonesia resmi berdiri sebagai sebuah negara yang berdaulat. KMB

memang berhasil memberikan kedaulatan untuk Indonesia, namun ada satu hal

yang belum dibahas secara tuntas dalam (KMB) yakni masalah Irian Barat.

Berdasarkan konferensi tersebut Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada

Indonesia satu tahun setelah KMB. Namun janji itu tak pernah dipenuhi. Belanda

berdalih bahwa wilayah Irian Barat tidak memiliki ikatan kultural dengan

masyarakat Indonesia, Irian barat lebih dekat dengan kultur Oceania. Hal itulah

yang membuat Belanda tetap bertahan di Irian Barat. sedangkan pihak Indonesia

bersikukuh menganggap Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia yang harus

segera diserahkan. Argumen ini bukan tidak beralasan. Sidang PKKI tanggl 18

Agustus 1945 mengesahkan bahwa wilayah Republik Indonesia adalah wilayah

bekas Hindia Belanda.

Presiden Sukarno yang sudah tidak tahan lagi dengan sikap Belanda

mengeluarkan Trikora pada tanggal 19 Desember 1961 yang berisi:

1. Gagalkan pembentukan negara booneka Papua buatan Belanda

2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat, tanah air Indonesia

3. Bersiaplah untuk melaksanakan mobilisasi umum

Setelah Trikora dibacakan dibentuklah Komando Mandala yang diketuai

oleh Mayor Suharto. Komando Mandala bertugas untuk melakukan serangan

Page 40: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

72

militer terhadap kekuasaan Belanda di Irian Barat. Pasukan itu berugas melakukan

infiltrasi ke wilayah musuh. Pertempuran di laut Aru tanggal 15 Januari 1962

adalah bagian dari proses infiltrasi tersebut.

Rakyat Jawa Tengah menyambut Trikora dengan penuh suka cita. Organisasi

yang ada menyatakan dukungan terhadap Trikora. Organisasi-organisasi tersebut

antara lain:

1. DPR-GR Jawa Tengah

2. Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) Jawa Tengah

3. Serikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi) Jawa Tengah

4. Serikat Buruh Pertahanan Keamanan (SBKP) Semarang

5. Wanita Katholik Semarang

6. Hoakian Jawa Tengah

7. Pemuda Rakyat Jawa Tengah

8. Barisan Tani Indonesia (BTI) Jawa Tengah

9. Pemuda Demokrat Kebumen

10. Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Jawa Tengah

11. Legiun Veteran Republik Indoensia Semarang

12. Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Semarang

13. Persatuan Pengusaha Rokok Kudus (PPRK)

14. Kesatuan Organisasi Koperasi Seluruh Indonesia (KOKSI) Jawa Tengah

15. Persatuan Pamong Desa Indonesia (PPDI) Jawa Tengah

Page 41: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

73

Banyak kegiatan yang dilakukan rakyat Jawa Tengah dalam menyambut

Trikora antara lain pawai, rapat, pagelaran seni budaya, dan do’a bersama. Pada

bulan Januari 1962 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-ndang Nomor 1 Tahun 1962 tentang pemanggilan dan pengerahan semua

warga negara dalam rangka mobilisasi umum untuk kepentingan keamanan dan

pertahanan negara. Perpu tersebut menjadi dasar hukum pemerintah untuk

melaksanakan pelatihan milier dan pemanggilan tenaga sukarelawan dalam

rangka pembebasan Irian Barat. Setelah perpu tersebut keluar dilaksanakan

pelatihan militer di berbagai tempat di Jawa Tengah. Pelatihan militer

dilaksanakan untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi segala ancaman baik

yang berasal dari dalam maupun dari luar. Latihan itu juga dilakukan untuk

mempersiapkan tenaga cadangan operasi pembebasan Irian Barat.

Untuk melaksanakan mobilisasi umum pemerintah menyerukan kepada

seluruh rakyat Indonesia untuk mendaftarkan diri sebagai sukarelawan

pembebasan Irian Barat. Panitia pendaftaran sukarelawan terdiri dari Pengurus

Front Nasional dan militer. Front Nasional memainkan peranan penting karena

merekalahpihak yang menyediakan lokasi pendaftaran sukarelawan. Sedangkan

militer berperan sebagai pihak yang memberi pelatihan kepada calon sukarelawan

sebelum diberangkatkan ke Irian Barat.

Pendaftaran sukarelawan di fokuskan di kecamatan-kecamatan. Lokasi

pendaftaran berada di kantor Front nasional masing-masing ranting. Untuk

perusahaan dan universitas diperintahkan untuk membuka posko pendaftaran di

masing-masing universitas dan perusahaan. Antusiasme rakyat dalam

Page 42: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

74

mendafatarkan diri sangat besar. Besarnya antusias itu dibuktikan dengan

banyaknya jumlah pendaftar yang tercatat. Hingga tanggal 8 Februari saja di Jawa

Tengah sudah ada 510.736 orang yang mendaftarkan sebagai calon sukarelawan.

Jumlah itu belum mencakup semua wilayah, sebab masih ada beberapa ranting

yang belum mengirimkan data. Walau jumlah yang pendaftar banyak namun

jumlah dipanggil terbatas. Pada tahap pertama calon sukarelawan yang menerima

panggilan ada 1000 yang dibentuk menjadi dua batalyon.

Batalyon Sukarelawan Karya Jawa Tengah I dipimpin oleh Lettu Darusman

dan berangkat pada 19 Februari 1962. Sedangkan Batalyon Sukarelawan Karya

Jawa Tengah gelombang II dipimpin oleh Lttu Soewario dan berangkat pada 19

Juli 1962.

Peranan pasukan sukarelawan dalam perang di Irian Barat tidak jelas.

Ketidakjelasan tersebut dikarenakan tidak ada laporan resmi dari pemerintah

tentang peran sukarelawan di medan perang. F. Adiman seorang pelaku Trikora

menerangkan bahwa selama ia berperang di hutan Irian Barat ia tak pernah

melihat pasukan sipil. Hal ini berarti bahwa pasukan sukarelawan yang berasal

dari spil tidak diterjunkan sebagai tenaga perang sebagaimana yang dilakukan

oleh milier profesional.

Untuk membiayai perang pembebasan Irian Barat pemerintah Indonesia

melakukan dua hal penting. Pertama melakukan nasionalisasi perusahaan-

perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia. Kedua menggalang dana

perang dari rakyat. Penggalngan dana tersebut dilakukan oleh sebuah badan

Page 43: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

75

pemerintah yang bernama Dana Perjuangan Irian Barat (Dapib) yang diketuai oleh

Wakil Gubernur Sujono Atmo. Hingga tanggal 24 Agustus 1962 dana yang sudah

terkumpul mencapai Rp. 184.168.40.

Runtuhnya rezim Sukarno dan berdirinya rezim Orde Baru berdampak

terhadap informasi sukarelawan pembebasan Irian Barat. Berdirinya Orde Baru

dibarengi dengan dihilangkannya arsip-arsip yang berhubungan Trikora. Arsip

Front Nasional juga tak luput dari penghilangan tersebut. Hal itu menyebabkan

informasi mengenai peranan sipil dalam perang Irian Barat menjadi sangat minim.

Skripsi ini ditulis untuk memberi perspektif baru tentang sejarah Trikora yang

selama ini dibelokkan.

Page 44: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

76

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Mariam. 1994. Demokrasi di Indonesia: Demokrasi Parlementer

dan Demokrasi Pancasila. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Cholil, M. 1971. Sejarah Operasi-Operasi Pembebasan Irian Barat.

Jakarta: Pusat sejarah ABRI

Compton, Boyd. R. 1993. Kemelut Demokrasi Liberal. Jakarta:LP3ES

Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Perdana

Media Group

Dinas Sejarah Militer Kodam VII/Diponegoro. 1977. Rumpun Diponegoro

dan Pengabdiannya. Semarang: Dinas Sejarah Militer Kodam VII/Diponegoro

Feith, Herbert. 2006. Pemilihan Umum 1955. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama

International Center for Transitional Justice ICTJ). 2012. Masa Lalu yang

Tak Berlalu: Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Tanah Papua Sebelum dan

Sesudah Reformasi. Jakarta: International Center for Transitional Justice (ICTJ)

Kartodirjo, Sartono. 1983. Elite Dalam Perspektif Sejarah. Jakarta: LP3ES

Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana

-------------.2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana

Materay, Bernarda. 2012. Nasionalisme Ganda Orang Papua. Jakarta:

KOMPAS

Nordholt, Henk Schulte dkk (ed). 2013. Perspektif Baru Penulisan Sejarah

Indonesia. Jakarta: Obor

Onghokham. 2013. Sukarno, Orang Kiri, Revolusi, & G30S. Jakarta:

Komunitas Bambu

Page 45: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

77

Poesponegoro, Marwati Djoenoed dan Nugroho Notosusanto. 2008. Sejarah

Nasional Indonesia VI: Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka

Riclefs, M.C. 1991. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada

Press.

Sanit, Arbi. 1995. Sistem Politik Indonesia: Kesetabilan, Peta Kekuatan

Politik Dan Pembangunan. Jakarta: Rajawali Pers

Subagyo. 2013. Membangun Kesadaran Sejarah. Semarang: Widya Karya

Wasino dkk. 2013. Sejarah Nasionalisasi Aset-Aset BUMN: Dari

Perusahaan Kolonial Menuju Perusahaan Nasional. Jakarta: Biro Hukum

Kementrian BUMN Republik Indonesia

Wasino. 2018.Metode Penelitian Sejarah:Dari Riset Hingga Penulisan.

Yogyakarta: Magnum

Wertheim. 2009. Elite vs Massa. Sleman: Resist Book

Arsip

Keputusan Penguasa Perang Tertinggi No.3 Tahun 1961

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No.1 Tahun 1962 Tentang

Pemanggilan dan Pengerahan Semua Warga Negara Dalam Rangka Mobilisasi

Umum Untuk Kepentingan Keamanan dan Pertahanan Negara

Surat Pengurus Besar Front Nasional Nomor 45/UD/PBFN/xi/61

Keputusan Front Nasional No.1 Tahun 1961 Tentang Peraturan Tata Usaha

Sekretariat Pengurus Besar Front Nasional

Keputusan Front Nasional Pembebasan Irian Barat No: 007/Kpts/FN/6/1958

Keputusan Penguasa Perang Pusat No. Kpts/Peperpu/012/1058 tentang

Pembentukan Front Nasional Pembebasan Irian Barat

Page 46: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

78

Instruksi Penguasa Perang Pusat No. Instr/Peperpu/02/1958 tentang

Pembentukan Front Nasional Pembebasan Irian Barat

Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 220 Tahun 1962 tentang Dana

Perjuangan Irian Barat

Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1960 tentang Nasionalisasi N.V.

“Semarangche Stoomboot En Prauwen Veer (S.S.P.V) dan N.V. “Semarang Veer”

Koran

Suara Merdeka, 23 Januari 1962

Suara Merdeka, 1 Februari 1962

Suara Merdeka, 10 Februari 1962

Suara Merdeka, 10 Januari 1962

Suara Merdeka, 11 Januari 1962

Suara Merdeka, 12 Maret 1962

Suara Merdeka, 13 Februari 1962

Suara Merdeka, 13 Januari 1962

Suara Merdeka, 13 Juli 1962

Suara Merdeka, 14 Februari 1962

Suara Merdeka, 14 Maret 1962

Suara Merdeka, 15 Agustus 1962

Suara Merdeka, 15 Februari 1962

Suara Merdeka, 15 Januari 1962

Page 47: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

79

Suara Merdeka, 15 Maret 1962

Suara Merdeka, 16 Agustus 1962

Suara Merdeka, 16 Februari 1962

Suara Merdeka, 16 Januari 1962

Suara Merdeka, 16 Maret 1962

Suara Merdeka, 17 Februari 1962

Suara Merdeka, 17 Januari 1962

Suara Merdeka, 17 Maret 1962

Suara Merdeka, 18 Agustus 1962

Suara Merdeka, 18 Januari 1962

Suara Merdeka, 19 Februari 1962

Suara Merdeka, 19 Januari 1962

Suara Merdeka, 19 Juli 1962

Suara Merdeka, 2 Februari 1962

Suara Merdeka, 2 Januari 1962

Suara Merdeka, 2 Maret 1962

Suara Merdeka, 20 Februari 1962

Suara Merdeka, 20 Januari 1962

Suara Merdeka, 20 Maret 1962

Suara Merdeka, 21 Februari 1962

Suara Merdeka, 22 Januari 1962

Page 48: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

80

Suara Merdeka, 22 Maret 1962

Suara Merdeka, 23 Februari 1962

Suara Merdeka, 23 Januari 1962

Suara Merdeka, 23 Maret 1962

Suara Merdeka, 24 Februari 1962

Suara Merdeka, 24 Februari 1962

Suara Merdeka, 24 Januari 1962

Suara Merdeka, 25 Januari 1962

Suara Merdeka, 25 Januari 1962

Suara Merdeka, 26 Desember 1961

Suara Merdeka, 26 Februari 1962

Suara Merdeka, 26 Januari 1962

Suara Merdeka, 27 Desember1961

Suara Merdeka, 27 Februari 1962

Suara Merdeka, 27 Januari 1962

Suara Merdeka, 27 Maret 1962

Suara Merdeka, 28 Desember1961

Suara Merdeka, 28 Februari 1962

Suara Merdeka, 28 Maret 1962

Suara Merdeka, 29 Desember 1961

Suara Merdeka, 29 Januari 1962

Page 49: SKRIPSI DUKUNGAN KELOMPOK MASYARAKAT ...lib.unnes.ac.id/33969/1/3111414005maria.pdfDana Perjuangan Irian Barat di Jawa Tengah. Kontribusi besar rakyat di Jawa Tengah dalam pembebasan

81

Suara Merdeka, 3 Februari 1962

Suara Merdeka, 3 Januari 1962

Suara Merdeka, 3 Maret 1962

Suara Merdeka, 30 Desember 1961

Suara Merdeka, 30 Januari 1962

Suara Merdeka, 30 Maret 1962

Suara Merdeka, 31 Januari 1962

Suara Merdeka, 5 Februari 1962

Suara Merdeka, 5 Maret 1962

Suara Merdeka, 6 Januari 1962

Suara Merdeka, 7 Februari 1962

Suara Merdeka, 8 Agustus 1962

Suara Merdeka, 8 Februari 1962

Suara Merdeka, 8 Januari 1962

Suara Merdeka, 9 Februari 1962