sejarah penemuan aspiri1

Upload: sanashar

Post on 14-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    1/17

    SEJARAH PENEMUAN ASPIRIN

    Struktur kimia aspirin

    Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat

    yang sering digunakan sebagai analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik(terhadap demam), dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan digunakan

    dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Asam asetilsalisilatatau yang lebih dikenal sekarang sebagai aspirin memiliki nama sistematik 2-acetoxybenzoic

    acid. Aspirin yang merupakan salah satu bentuk aromatik asetat yang paling dikenal dapat

    disintesa dengan reaksi esterifikasi gugus hidroksi fenolat dari asam salisilat denganmenggunakan asam asetat. Aspirin memiliki sifat-sifat sebagai berikut: Mr = 180, Titik leleh =

    136 oC (277 oF), dan Titik didih = 140 oC (284 oF)

    Lebih dari 2500 tahun silam, kurang lebih 500 SM, ahli-ahli obat-obatan Cina

    menggunakan kulit pohon(willow bark) ,yang merupakan cikal bakal aspirin, sebagai obat untuk

    mengobati penyakit yang ringan. Sekitar 400 SM, Hipokrates seorang Yunani yang dikenalsebagai bapak kedokteran, menyarankan bahwa mengunyah kulit pohon dapat mengurangi

    demam dan rasa sakit. Tentu saja Hippocrates tidak menyebut Aspirin, melainkan menyebuttumbuhan bernama willow yang bila batangnya dikeringkan dan dijadikan bubuk, dapat

    menghilangkan rasa sakit.

  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    2/17

    Lima ratus tahun sesudah Hipokrates, Dioscrorides, seorang dokter Yunani,

    menggunakan kulit pohon untuk mengurangi inflammation pada pasiennya. Pada pertengahanabad ke-18, Reveren Edward Stone dari Oxford mulai melakukan eksperimen dengan berbagai

    cara untuk mengurangi demam. Stone menghancurkan satu pound kulit pohon yang dikeringkan

    dan memberikannya kepada 50 orang yang demam selama beberapa tahun. Dia mencobamencampurkan bubuk kulit pohon tersebut dengan teh, air dan bahkan bir. Dengan beberapa

    pengecualian, demam yang diderita pun hilang. Mungkin ini merupakan bukti nyata tetapi Stone

    tidak mengetahui bahwa ia sebenarnya melanjutkan pekerjaan ribuan tahun yang lalu. Pada tahun1763 The Royal Society of London mempublikasikan kesuksesan Stone dalam menemukan

    kemampuan kulit pohon willow untuk menurunkan demam. Masih memakan waktu beberapa

    tahun untuk dapat menjadikan kulit pohon willow menjadi obat.

    Salicylic acid tidak hanya berasal dari pohon willow tetapi penelitian juga menyebutkanbahwa tanaman teaberry American juga mengandung salicylic acid. Karena kebutuhan akan

    salicylic acid pun meningkat, maka para ilmuan mencoba untuk membuat salicylic acid dari

    coal tar. Sekarang, biasanya salicylic acid dibuat dari petroleum.

    Kemudian penelitian awal dari aspirin dimulai pada tahun 1828, dengan diisolasinyasenyawa salicin pada tanaman tersebut yang bertanggung jawab atas efek penghilang rasa sakit,

    oleh Johann Buchner, seorang profesor farmasi dari University of Munich.Ribuan tahun berlalu,

    hingga di tahun 1829, para ilmuwan berhasil mengisolasi bahan dalam tumbuhan willow yangberfungsi meredakan rasa sakit. Bahan tersebut bernama salicin. Bahan ini dapat menghilangkan

    sakit, tapi memiliki efek samping terhadap perut. Manfaat dan mudaratnya sama besar, tentu saja

    harus ada jalan keluar. Tanggal 27 Januari tahun 1832, seorang kimiawan Jerman bernama FelixHoffman berhasil menciptakan obat pereda sakit dan demam. Obat serupa pernah dibuat oleh

    Hippocrates, dengan menggunakan daun dan kulit pohon willow yang mengandung zat salicin.

    Pada tahun 1832, Hoffman membuat formula dari zat acetylsalicylic acid yang setara dengan

    salicin untuk meredakan penyakit rematik ayahnya. . Kemudian pada tahun 1838, Raffaele Piriamemisahkan salicin menjadi gula dan senyawa aromatik salicylaldehyde. Salicylaldehyde

    kemudian dikonversi, dengan hidrolisa dan oksidasi, menjadi asam yang berbentuk jarum dan

    diberi nama Asam salisilat atau salicylic acid. Di tahun 1853, seorang ahli kimia Perancis

    Thebark of the weeping willowtree.

  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    3/17

    bernama Charles Frederic Gerhardt berhasil menetralkan salicin alami menjadi asam salisilat

    (salicylic acid) lewat penyanggaan (buffering) dengan natrium dan asam asetat. Asam salisilat ini

    lebih "ramah" terhadap perut. 16 tahun kemudian Karl J. Kraut, German, berhasil mensintensiskembali bahan ini menjadi bentuk yang lebih ringan.

    Di musim panas 1897, Hoffmann melakukan proses asetilasi (CH3CO) pada beberapa

    molekul, dengan harapan dapat meningkatkan kekuatan obat atau menurunkan toksisitas dari zataktif suatu obat.Dan ia melakukan asetilasi asam salisilat dari sediaan salep yang berasal darikulit kayu pohon willow. Ternyata zat aktif yang terdapat pada kulit kayu tersebut adalah asam

    salisilat. Beberapa ahli kimia di awal abad -19 berhasil mengisolasi asam salisilat. Pada tahun

    1859 Herman Kolbe berhasil menentukan struktur kimia dan menyintesisnya. Asam salisilatmemang dapat meredakan rasa nyeri, tetapi juga memiliki efek samping yaitu mengiritasi

    lambung karena sifatnya yang terlalu asam.

    Karena alasan itu pula, Hoffmann berusaha mencari turunan asam salisilat yang memiliki

    efek samping yang lebih ringan untuk menimbulkan iritasi lambung. Ia melakukan asetilasigugus hidroksil (OH) pada asam salisilat pada posisi 1 cincin benzen. Dan ia berhasil

    menemukan asam asetil salisilat. Sebelumnya hal ini pernah dilakukan Charles Gerhardt padatahun 1853. Hanya, Hoffmann menggunakan cara yang lebih baik dalam menghasilkan asamasetil salisilat. Yaitu menggunakan asetat anhidrat sebagai agen asetilasi, dibandingkan dengan

    asetil klorida yang digunakan Gerhardt.

    Kemudian asam asetil salisilat tersebut diberikan kepada ayahnya yang menderita

    rematik, dan ini berhasil meringankan penderitaan ayahnya. Akan tetapi atasan Hoffmann tidakbegitu tertarik mengembangkannya. Tetapi kemudian Heinrich Dreser, kepala laboratorium

    pharmaceuticalBayer melakukan tes toksisitas asam asetil salisilat pada dirinya sendiri dan padahewan. Lalu dilanjutkan kepada pasien rumah sakit di Hall an der Saale. Berdasarkan tes

    tersebut, diketahui, asam asetil salisilat memiliki efek samping yang lebih ringan jikadibandingkan dengan asam salisilat, dan juga memiliki manfaat lain yaitu dapat meningkatkan

    performa jantung.

    Pada tahun 1898, Hoffman menemukan bahwa acetyl ester dari salicylic acid secara

    bersama lebih efektif dan mudah ditoleransi dari gabungan kedua zat ini. Dia menamakan

  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    4/17

    gabungan kedua zat ini dengan nama aspirin, diambil dari awalan a dari nama group acetyl

    chloride dan spir dari bahasa jerman yang merupakan gabungan kedua zat spiraea ulmaria

    dan akhiran 'in' yang menunjukkan nama akhir dari medicine (obat).

    Aspirin crystals

    . Pada tahun 1899, Felix Hoffman yang telah bekerja pada Bayer berhasil menemukan

    kembali formula Gerhardt. Kemudian ia mendistribusikan obat buatannya yang diberi nama

    Aspirin itu ke dokter-dokter. Aspirin dengan cepat menjadi obat yang paling populer di dunia

    dan dapat dibeli bebas tanpa resep dokter oleh masyarakat

    Pada tanggal 23 Januari 1899, Bayer mendaftarkan aspirin sebagai nama dagang, dan

    kemudian diperdagangkan dalam bentuk serbuk. Aspirin dalam bentuk larutan diperkenalkan

    pada tahun 1900. Dan pada tahun 1915, aspirin diproduksi dalam bentuk tablet. Dan Aspirin

    telah menjadi trade markindustri farmasi Bayer.

    Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat

    diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). Dalam menyambut Piala Dunia FIFA 2006 di

    Jerman, replika tablet aspirin raksasa dipajang di Berlin sebagai bagian dari pameran terbukaDeutschland, Land der Ideen ("Jerman, negeri berbagai ide").

    Berkat manfaatnya yang besar dalam dunia farmasi, aspirin telah dikenal di seluruh

    dunia. Akan tetapi, hal tersebut tidak diiringi kebesaran nama dari penemunya. Felix Hoffmann

  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    5/17

    sama sekali tidak menerima royalti dari penjualan aspirin di Jerman, karena kantor paten Jerman

    menolak untuk mengakui paten terhadap asam asetil salisilat atas nama Hoffmann. Hal ini

    disebabkan asam asetil salisilat dianggap bukan zat baru, karena Charles Gerhardt telahmensintesis dalam bentuk murninya. Akibatnya, Felix Hoffmann pun tidak dikenal di publik

    internasional

    Meskipun Felix Hoffmann tidak mendapatkan apa pun dari penemuannya. Aspirin telah

    dipergunakan secara luas oleh masyarakat dunia. Dan kini aspirin dikenal sebagai salah satuwonder drugs di dunia farmasi.

    Salicylic acid Acetylsalicylic acid (Aspirin)

    Meskipun aspirin telah tersebar luas sejak abad ke 19, mekanisme aksinya pertama kali

    dideskripsikan pada tahun 1971 oleh J. R. Vane. Vane mencatat bahwa adanya jejas pada

    jaringan diikuti dengan pelepasan group hormones yang dikenal sebagai prostaglandin, secarafisiologi efeknya tersebar luas pada konsentrasi yang sangat rendah. Prostaglandins meregulasi

    tekanan darah, mediasi dari gabungan respon radang, mempengaruhi proses pembekuan darah,

    regulasi siklus tidur / bangun, dan ketika sesuai, mempengaruhi tubuh.

    Vane mengemukakan bahwa aspirin dan obat-obatan Anti Inflamasi Non-Steroid lainnyamenghambat proses pelepasan enzim oleh prostaglandin, seperti PG E2 dan PG F2 yang

    disintesis dari 20 karbon asam lemak tidak jenuh yang dikenal sebagai asam archidonat. Obat-obatan Anti Inflamasi Steroid seperti Hidrokortison mencapai efek yang sama dengan

    menghambat pelepasan ezim asam arachidonat ke dalam sel.

    Sekarang mereka mulai mengerti dengan mekanisme kerja obat, obat-obatan kimia dapat

    dijadikan pendekatan desain obat dengan proses yang rasional. Menurut W. N. Hunter,

    Gambaran terbaru proses ke arah desain obat untuk pengobatan penyakit kelemahan yangdisebabkan oleh parasite protozoan yang meresahkan jutaan orang di Amerika latin, Afrika, dan

    Asia. Target potensial dari obat ini adalah enzim trypanothione reductase (TR) yang melindungi

    parasite karena kerusakan oksidatif dari sistem imun pada host manusia. Sel manusia

    menggunakan enzim yang sama, dikenal sebagai glutathione reductase (GT) untuk melindungilagi manusia dari reaksi oksdasi.

    ManfaatAspirin

    Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, aspirin juga

  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    6/17

    merupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak

    dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk

    mengurangi demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin diproduksi di AmerikaSerikat, sehingga rata-rata penggunaan aspirin mencapai 300 tablet untuk setiap pria, wanita

    serta anak-anak setiap tahunnya. Penggunaan aspirin secara berulang-ulang dapat mengakibatkan

    pendarahan pada lambung dan pada dosis yang cukup besar dapat mengakibatkan reaksi sepertimual atau kembung, diare, pusing dan bahkan berhalusinasi. Dosis rata-rata adalah 0.3-1 gram,

    dosis yang mencapai 10-30 gram dapat mengakibatkan kematian.

    Pembuatan Aspirin Sintetis

    1.Sintesa Aspirin menurut KolbePembuatan asam salisilat dilakukan dengan Sintesis Kolbe, metode ini ditemukan oleh ahli kimia

    Jerman yang bernama Hermann Kolbe. Pada sintesis ini, sodium phenoxide dipanaskan bersama

    CO2 pada tekanan tinggi, lalu ditambahkan asam untuk menghasilkan asam salisilat. Asamsalisilat yang dihasilkan kemudian di reaksikan dengan asetat anhidrat dengan bantuan asam

    sulfat sehingga dihasilkan asam asetilsalisilat dan asam asetat.

    2. Sintesa Aspirin Setelah Modifikasi Sintesa Kolbe oleh Schmitt

    Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated ball mill yang memiliki tekanan

    vakum dan panas (130 oC). Sodium phenoxide berubah menjadi serbuk halus yang kering,kemudian dikontakkan dengan CO2 pada tekanan 700 kPa dan temperatur 100 oC sehingga

    membentuk sodium salicylate. Sodium salicylate dilarutkan keluar dari mill dan lalu dihilangkan

    warnanya dengan menggunakan karbon aktif. Kemudian ditambahkan asam sulfat untukmengendapkan asam salisilat, asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi.

    Untuk membentuk aspirin, asam salisilat di reflux bersama asetat anhidrat di dalam pelarut

    toluene selama 20 jam. Campuran reaksi kemudian di dinginkan dalam tangki pendinginaluminium, asam asetilsalisilat mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan dengan cara

    filtrasi atau sentrifugasi, dibilas, dan kemudian dikeringkan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai

    berikut:

  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    7/17

    2C6H5OH + 2NaOH 2C6H5ONa + 2H2O

    Phenol Sodium Phenoxide

    ONaC6H4COONa +2C6H5ONa + CO2 C6H5OH

    Sodium salicylate

    OHC6H4COOH +ONaC6H4COONa + H2SO4 Na2SO4

    Asam salisilat

    OHC6H4COOCH3 +OHC6H4COOH + (CH3CO)2O H2O

    Asetat anhidrid Aspirin

    Berdasarkan proses ini, untuk menghasilkan 1 ton asam salisilat, dibutuhkan phenol 800 kg,

    NaOH 350 kg, CO2 500 kg, Seng 10 kg, Seng Sulfat 20 kg, dan karbon aktif 20 kg.

  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    8/17

    UJI KLINISTahun 1982, seorang ilmuwan Inggris meraih Nobel pada bidang pengobatan dalam

    menemukan bagaimana kerja aspirin. Sir John Vane menemukan bahwa aspirin memblocks

    tubuh dengan menghasilkan substansi alami yang disebut prostaglandins.

    Prostaglandins mempunyai beberapa efek pada tubuh. Beberapa menyebabkan nyeridan

    expansi, atau pembengkakan, karena kerusakan jaringan. Perlindungan lainnya juga pada

    lambung dan usus halus.

    Prostaglandins juga membuat jantung, ginjal, dan pembuluh darah bekerja dengan baik.

    Tetapi ada beberapa masalah, Aspirin bekerja pada semua prostaglandins, dalam keadaan baik

    dan buruk.

    ilmuwan telah mempelajari bagaimana aspirin berinterferensi dengan enzim. Satu bentuk

    enzim yang membuat prostaglandin menyebabkan nyeri dan pembengkakan. Bentuk lainnya darienzim menghasilkan efek yang protektif. Jadi aspirin dapat mengurangi nyeri dan pembengkakan

    pada kerusakan jaringan. Tetapi juga dapat menimbulkan panas pada lambung dan usus halus.

    Sekarang, aspirin berkompetisi dengan banyak obat sakit kepala, nyeri otot, dan demam.

    Ini termasuk acetaminophen, yang merupakan substansi aktif seperti Tylenol.

    Tetapi banyak orang memakai aspirin untuk mengurangi resiko serangan jantung atau

    stroke pembuluh darah. Bekuan dapat memblock dan menyebabakan serangan jantung atau

    strokeo. Ilmuwan menmjelaskan bahwa aspirin mencegah sel darah yaitu platelet melekat

    bersama sehingga menyebablan pembekuan.

    Seorang dokter yang berasl dari California bernama Lawrence Craven, pertama kali

    mencatat efek ini lebih dari 50 tahun yang lalu. Dia mengobservasi perdarahan yang tidak biasa

    pada anak-anak yang mengunyah produk untuk menghilangkan nyeri setelah operasikerongkongan.

    Doctor Craven percaya bahwa perdarahan tersebut dikarenakan aspirin mencegah darah

    membeku. Efek ini mungkin menolong pencegahan serangan jantung tetapi menyebabkan darah

    membeku.

  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    9/17

    Dia melakukan medical record pada 8000 pengguna aspirin dan tidak menemukan

    serangan jantung pada pengguna ini. Dia mengundang ilmuwan lain untuk menguji pendapatnya.

    Tatapi ini berlangsung sebelum studi yang lebih luas dilakukan.

    Charles Hennekens dari Harvard Medical School yang memimpin studi tersebut. Pada

    tahun 1983, dia memulai studi dengan lebih dari 22000 wanita berusia 40 tahun. Setengah darimereka mengkonsumsi aspirin setiap harinya. Ini hanya placebo, sebuah substansi inaktif.

    Manfaat dosis rendah aspirin pada manula kini malah dapat menimbulkan risiko serius

    masalah kesehatan yang lain. Aspirin umumnya digunakan untuk membantu pencegahan

    penyakit jantung dan stroke. Namun, obat ini kini berhubungan dengan munculnya perubahanperdarahan di perut dan jaringan otak.

    Kajian terakhir atas aspirin yang terbit di bmj.com seperti yang diberitakan

    dailymail.co.uk, menyimpulkan bahwa manfaat dosis rendah aspirin pada kesehatan seseorang

    berusia di atas 70 tahun mencegah penyakit jantung kini malah memunculkan kasus perdarahanserius.

    Periset Australia dari Universitas Tasmania menggunakan model simulasi untuk

    mengetahui implikasi penggunaan rutin aspirin pada sekitar 20 ribu lelaki dan perempuan berusia

    70 sampai 74 tahun yang tidak memiliki penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular.

    Model simulasi ini membuktikan bahwa beberapa manfaat penggunaan dosis rendah

    aspirin untuk melawan serangan jantung mungkin harus ditunda. Meski penggunaan dalam dosis

    rendah, aspirin menimbulkan kasus perdarahan yang serius, terutama pada perut dan jaringanotak.

    Oleh karena itu, pemakaian dosis rendah aspirin untuk perawatan dan pencegahan

    kardiovaskular pada manula sudah sewajarnya harus ditolak. Model epidemiologi juga telah

    membuktikan bahwa pencegahan jantung dengan aspirin memunculkan kasus perdarahan serius.

    Namun, tim riset menyatakan penemuan ini masih membutuhkan uji klinis lanjutan untukmenetapkan kebenaran manfaat aspirin pada manula. Prof Peter Weissberg, Direktur Medis

    British Hearth Foundation mengatakan pemanfaatan aspirin pada sebagian besar pasien malah

    berisiko tinggi serangan jantung dan stroke yang lebih berat.

    "Hasil riset ini sebaiknya diperhatikan khususnya oleh manula yang mempunyai risikotekanan darah tinggi dan menunda penggunaan aspirin untuk sementara waktu dan menentukan

    obat lain sebagai pengganti," kata Prof Peter Weissberg. "Saya sangat mendukung kesimpulan

    riset ini untuk mendesain ulang kontrol uji klinis sebelum saya memutuskan aspirin sebagai obatutama pencegahan penyakit jantung pada manula

    Para peneliti Belanda berencana melakukan uji coba klinis atas aspirin untuk

    membuktikan kebenaran kontroversi yang menyebutkan obat pereda rasa sakit itu dapat melawan

    kanker. Kabar tentang khasiat aspirin serta jenis-jenis obat pereda sakit dapat membuuh sel-selkanker sempat menyeruak pada beberapa pekan lalu.

  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    10/17

    Para peneliti menyakini, keampuhan aspirin perlu diteliti lebih lanjut guna mengetahui

    efektivitas, dosis serta efek samping yang dapat ditimbulkannya. Penelitian itu akan dilakukan di

    Netherlands Cancer Institute di Amsterdam.

    "Belum ada alasan tepat untuk meningkatkan konsumsi aspirin anda setelah tersiar kabar

    bahwa aspirin dapat mengobati kanker, semuanya ergantung dari hasil penelitian klinis," ujarahli biokimia dari Emory University Keith D. Wilkinson.

    Para peneliti Belanda akan memfokuskan diri pada cylindromatosis, kondisi genetis yangabnormal yang dapat menimbulkan pertumbuhan tumor pada follicles rambut dan sel kelenjar

    keringat.

    Studi sebelumnya sempat mengindikasikan aspirin dapat mebantu mengatasi kanker

    colon dengan mengurangi polip berubah menjadi kanker. Seteleh itu, ditemukan pula fakta barubahwa aspirin juga dapat mengatasi kanker pancreas.

    Ahli biologi Boston University Tom Gilmore menyatakan, kendati aspirin nantinyadinyatakan sebagai terapi kanker. Namun, tentunya kandungan unsure kimia pada spirin untuk

    obat kanker berbeda dengan aspirin sebagai obat sakit kepala.

    Uji klinik dengan aspirin belum lama ini memperlihatkan bahwa hanya sepertiga dari

    seluruh kanker kolon yang positif COX-2 yang dapat dicegah dengan penggunaan aspirin secara

    rutin. Aspirin secara spesifik dapat mencegah kanker kolon yang paling banyak mengekspresikan

    COX-2, sedangkan pada kasus dengan ekspresi COX-2 rendah atau tidak ada, penggunaanaspirin tampaknya heterogeneitas untuk asosiasi antara penggunaan aspirin pada tumor COX-2

    positif atau COX-2 negatif mendapatkan asosiasi yang bermakna secara statistic . Penelitian

    tersebut dilakukan pada 82.911 perempuan dan 47.363 laki-laki yang diminta mengisi kuesioner

    tentang penggunaan aspirin secara rutin, yaitu dua atau lebih tablet aspirin standar per minggu.Dari antara para responden tersebut, terdapat 636 kasus antara ke-636 kasus tersebut, 423 (67%)

    diantaranya menghasilkan ekspresi COX-2 yang sedang atau kuat (COX-2 positif), sedangkansisanya lemah atau tidak ada (COX-2 negatif).

    Penellitian memperlihatkan bahwa pemberian aspirin tidak hanya menurunkan ekspresi

    COX-2 tetapi juga NF-kB. Aspirin dapat memicu apoptosis dengan menyebabkan degradasi

    IkB dan translokasi NF-kB ke inti sel. Efek ini terlihat pada kultur sel kanker kolorektal dantidak terlihat pada kultur sel dari kanker lain. Kenyataannya bahwa aktivitas NF-kB dapat

    dihambat dengan aspirin telah diketahui sejak awal 1990-an dan sejak itu ditemukan bahwa

    berbagai OAINS konvensional dapat menghambat aktivasi NF-kB. Oleh karena itu, pemberian

    OAINS atau COX-2 inhibitor berpotensi juga menghambat NF-kB selain COX-2 sendiri.

    Walaupun ekspresi COX-2 pada suatu populasi penderita KKR rendah, tetapi efek terapi

    dengan OAINS atau inhibitor COX-2 masih dapat terjadi. Salah satu penjelasannya adalah

    karena PGE2, produk COX-2, dapat mendegredasi -catenin di sitoplasma setelah berikatandengan reseptornya EP2. Hal ini menyebabkan -catenin untuk ditranslokasi ke nucleus dan

    tidak menyebabkan trans transkripsi protein-protein yang mempengaruhi pertumbuhan tumor,

    seperti cyclin D dan C-myc. Sampai saat ini, alur -catenin merupakan penjelasan yang masuk

  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    11/17

    akal tentang bagaimana OAINS bekerja menekan pertumbuhan tumor kolorektal melalui COX-2.

    Namun, hal tersebut berlaku pada KKR sporadic yang dicetuskan alur -catenin dan COX-2.

    Dalam kesimpulannya Dr. Murdani mengatakan, bahwa ekspresi NF-kB dan COX-2secara bermakna lebih banyak pada jaringan kanker dibandingkan jaringan bebas kanker.

    Seluruh ekspresi NF-kB berada di sitoplasma, baik jaringan kanker maupun di mukosa bebaskanker. Ekspresi COX-2 di sel-sel kanker lebih rendah dibandingkan dengan yang dilaporkan di

    Negara maju. Ekspresi COX-2 di mukosa bebas kanker lebih tinggi dibandingkan data diNegara-negara maju, member kesan tingginya colitis kronik non-spesifik pada subyek penelitian.

    Terdapat korelasi sedang antara skor ekspresi NF-kB dan COX-2 di mukosa kanker dan

    korelasi kuat antara skor ekspresi NF-kB dan COX-2 di mukosa bebas kanker.

    Ekspresi COX-2 cenderung lebih tinggi pada kelompok usia muda disbanding denganusia tua, namun demikian perbedaan ekspresi molekuler inflamasi tersebut tidak bermakna

    secara statistic.

    Dari beberapa pertanyaan yang ditanyakan oleh tim penguji selama 1 jam, Dr. Murdani

    menjawab dengan baik. Tim penguji yang diketuai oleh Prof. Dr. H.A. Aziz Rani, SpPD, KGEHakhirnya setelah istirahat setengah jam maka memutuskan bahwa DR. Dr. Murdani Abdullah,

    SpPD, KGEH telah lulus dengan predikat Sangat Memuaskan.

    Penelitian yang dilakukan Mary Beth Terry dkk, merupakan penelitian pertama yang

    menguji efek proteksi aspirin terhadap sub-tipe tumor kanker payudara. Seperti diketahui bahwaperawatan kanker payudara hendaknya melihat respon hormonal yaitu: status estrogen receptor

    (ER) atau progesterone receptor (PR). Hasil studi tersebut membuktikan bahwa Aspirin dapat

    menekan menurunkan resiko kanker payudara reseptor-positif estrogen, estrogen receptor-

    positive (ER+).

    Jumlah aspirin yang diketahui mendukung efek proteksi kanker tersebut adalah

    setidaknya satu kali dalam 1 minggu selama 6 bulan atau lebih mengkonsumsi aspirin.

    Sementara itu dalam penelitian yang sama menunjukkan bahwa Ibuprofen, hanya memiliki efekproteksi yang sangat minim, sementara Parasetamol tidak menunjukan efek protektif terhadap

    kanker payudara.

    Mekanisme kerja dari Aspirin dalam menghambat terjadinya kanker adalah melalui

    apoptosis dan menurunkan penggunaan glukosa oleh sel tumor melalui penghambatan enzimpengatur glikolisis utama, 6-phosphofructo-1-kinase (PFK). Demikian hasil penelitian dari

    Takkouche B,dkk, pada tahun 2008.

    Namun sayang dalam penelitian lanjutan telah dilakukan oleh Eliassen AH, dkk.,

    menunjukkan bahwa aktivitas aspirin tidak terbukti pada kelompok wanita yang menopause.

    Setidaknya penelitian aspirin terhadap pencegahan kanker payudara dapat memberikan

    masukkan baru, walau data pendukung yang lebih banyak masih dibutuhkan.

  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    12/17

    Rangkuman Aspirin

    400 BC

    Tabib Yunani kuno Hippocrates meresepkan kulit dan daun pohon willow (yang kaya akansebuah zat bernama salisin) untuk mengatasi rasa sakit dan demam.

    1832

    Seorang ahli kimia Jerman bereksperimen dengan salisin dan menciptakan asam salisil (SA)

    1897

    Ahli kimia Felix Hoffmann, yang bekerja di Bayer di Jerman, berhasil membuat sebuat tablet

    yang mengandung ASA (asam asetilsalisilat,) yang dapat mengurangi sakit rematik ayah beliau.

    Senyawa tersebut kemudian menjadi bahan aktif Aspirin, dengan asal nama a dari asetil, spirdari tanaman spirea (yang menghasilkan salisin) dan in, sebuah akhiran yang umum untuk

    obat-obatan.

    1899

    Pada tahun 1899, Perusahaan Bayer mulai menyediakan aspirin bagi para pekerja medis untukdiberikan pada pasien. Tahun tersebut menandai tahun pertama Bayer meluncurkan asam

    asetilsalisilat di bawah merek dagang Aspirin di seluruh dunia.

    1969

    Tablet Aspirin menjadi salah satu dari kelengkapan obat-obatan yang dibawa ke bulan oleh

    para astronot Apollo.

    1970-an Awal

    Dunia pengobatan mulai memahami cara kerja Aspirin ketika para ilmuwan menemukan

    bahwa ia menghambat produksi zat kimia prostaglandin, yang berpengaruh dalam proses

    inflamasi.

  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    13/17

    DAFTAR PUSTAKAwww.id.wikipedia.org

    www.idionline.com

    www.aspirin.com

    www.aspirin.org

    www.majalah.tempointeraktif.com

    www.klipingut.wordpress.com

    www.inventors.about.comwww.almaz.com

    www.chemheritage.org

    www.lautanindonesia.com

    www.heart-of-iron83.blog.friendster.com

    www.anthony.web.id

    www.id.shvoong.com

    http://www.id.wikipedia.org/http://www.idionline.com/http://www.aspirin.com/http://www.aspirin.org/http://www.majalah.tempointeraktif.com/http://www.klipingut.wordpress.com/http://www.inventors.about.com/http://www.almaz.com/http://www.chemheritage.org/http://www.lautanindonesia.com/http://www.heart-of-iron83.blog.friendster.com/http://www.anthony.web.id/http://www.id.shvoong.com/http://www.id.wikipedia.org/http://www.idionline.com/http://www.aspirin.com/http://www.aspirin.org/http://www.majalah.tempointeraktif.com/http://www.klipingut.wordpress.com/http://www.inventors.about.com/http://www.almaz.com/http://www.chemheritage.org/http://www.lautanindonesia.com/http://www.heart-of-iron83.blog.friendster.com/http://www.anthony.web.id/http://www.id.shvoong.com/
  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    14/17

    PENDAHULUAN1. Latar belakang

    Sejarah panjang pengembangan obat sebenarnya telah dimulai sejak manusia ada di mukabumi ini, yang semuanya berbasis pada pemanfaatan bahan alam.

    Dalam sejarah pengembangan obat, abad 18 disebut sebagai abad botanikal (Somberg, 1996).

    Sejarah Mesir kuno dan Yunani membukukanadanya farmakope, yang mencakup kompendiumdan dosis obat bahan alam (Bogner, 1996). Hingga awal abad 19, semua obat bersifat toksik,

    karena dapat menyembuhkan atau sekaligus menyebabkan kematian. Cara pembuatan obat

    bersifat sangat primitif sehingga perbedaan antara obat dan racun menjadi sangat tipis. Deklarasi

    Paracelcus pun menjadi tepat, bahwa yang membedakan antara obat untuk pengobatan denganracun adalah dosisnya (Weatherall, 1990). Sejumlah nama terukir dalam sejarah pengembangan

    obat. Ignaz Semmel Weis memperkenalkan teori antiseptik (yaitu menolong persalinan tanpaterlebih dahulu mencuci tangan dengan antiseptik dapat menyebabkan infeksi pada ibu bersalin).Theodor Escherich yang menemukan bakterium coli, serta Emile Roux dan Alexandre Yersin

    yang berhasil mengisolasi bakteri penyebab difteri yang sangat mematikan, menjadi awal bagi

    penemuan obat dan terapetik. Nama lain yang perlu dicatat adalah Robert Koch, Joseph Lister,dan Louis Pasteur (Facklam & Facklam, 1992). Hingga paruh kedua abad 19 di antara berbagai

    obat yang ada di pasaran, beberapa ditemukan secara kebetulan sebagai sebuah keajaiban, antara

    lain quinin, digitalis, kokain, antipirin, dan aspirin.

    2. Tujuan

    Untuk mengetahui sejarah penemuan obat hingga ditemukannya zat aktif di dalamnyadan beberapa uji klinis yang di lakukan pada obat tersebut. Juga untuk mengetahui manfaat dan

    efek samping dari penggunaan obat ini.

  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    15/17

    KESIMPULAN

    Aspirin berasal dari pohon willow bark yang mengandung salycin. Jadi, salycin adalahzat aktif yang terkandung di dalam aspirin. Aspirin merupakan obat kuno. Sejarah mengenai

    aspirin diperkenalkan oleh Bapak Kedokteran dunia, Hipokrates. Beliau meninggalkan catatan

    penggunaan batang dan daun pohon willow untuk mengobati sakit kepala, nyeri dan demam.

    Ribuan tahun berlalu hingga pada tahun 1829 para ilmuwan berhasil mengisolasi

    senyawa aktif pada pohon willow yang dikenal dengan salicyn. Namun sayangnya, zat ini

    memiliki efek samping mengiritasi lambung. Pada tahun 1853, seorang ahli kimia Prancis yangbernama Charles Frederic Gehardt berhasil menetralisir senyawa alami ini melalui proses buffer

    dengan Natrium dan Asam asetat, sehingga terbentuklah Asam salisilat. Senyawa ini memilikiefek yang rendah untuk mengiritasi lambung.

    Di tahun 1899, seorang ahli kimia Jerman, bernama Felix Hoffmann,yang bekerja bagi Bayer, menemukan kembali formula Gerhardt.

    Hoffmann membujuk Bayer untuk memasarkan obat itu, yang selanjutnya

    muncul di pasar dengan nama pasaran Aspirin.

  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    16/17

    ASPIRIN

    NAMA : RIDHA HARMASANTY PRATAMI

    NIM : G1A106073

  • 7/30/2019 SEJARAH PENEMUAN ASPIRI1

    17/17

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    UNIVERSITAS JAMBI