sejarah pemikiran ki hadjar dewantara tentang …secure site...

111
SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sejarah Pada Program Studi Sejarah Oleh : Iva Olami Hasdani NIM. 144314007 PROGRAM STUDI SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 21-Nov-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARATENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh GelarSarjana Sejarah Pada Program Studi Sejarah

Oleh :

Iva Olami Hasdani

NIM. 144314007

PROGRAM STUDI SEJARAH

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

iv

MOTTO

berjalan tak seperti rencana adalah jalan yang sudah biasajalan satu-satunya, jalani sebaik kau bisa

-FSTVLST/ GAS!-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk Bapak, Ibuk dan Mbak Ernest yang secara

nyata mendukung saya dalam setiap pergumulan menyelesaikan skripsi. Tentu

saja, skripsi ini juga saya persembahkan untuk penulisan sejarah mengenai

perempuan di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

viii

Abstrak

Iva Olami Hasdani, Sejarah Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Tentang Perempuan

Tahun 1922-1959. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas

Sastra, Universitas Sanata Dharma, 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga permasalahan. Pertama apa

yang melatar belakangi pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang perempuan.

Kedua apa saja buah pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang perempuan. Ketiga

bagaimana pengaruh pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang perempuan.

Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini yaitu metode sejarah

yang tahapnya antara lain heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi.

Sumber primer yang dijadikan objek penelitian dalam skripsi ini yaitu tulisan-

tulisan Ki Hadjar Dewantara yang terdapat dalam bukunya yang berjudul

“Kebudayaan”, maupun dalam artikel-artikel pada majalah Wasita. Skripsi ini

menggunakan perspektif sejarah pemikiran dan teori gender milik Jane Pilche dan

Imelda Whelehan. Kemudian beberapa konsep juga digunakan untuk

mempermudah membatasi penelitian yaitu konsep perempuan Jawa dan konsep

bangsawan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikiran Ki Hadjar Dewantara

mengenai perempuan yaitu kodrat bagi kaum perempuan adalah hal yang utama.

Kodrat bagi perempuan menurut Ki Hadjar Dewantara ialah menjadi ibu yang

mengandung, melahirkan serta menyusui anaknya. Kodrat perempuan yang

menjadi gagasan Ki Hadjar Dewantara merupakan aspek biologis yang dimiliki

oleh perempuan. Kendati demikian, Ki Hadjar Dewantara tetap memberi ruang

bagi kaum perempuan untuk berkarya dalam bidang pendidikan serta mempunyai

peran dan kedudukan yang sama dengan laki-laki.

Kata Kunci: Ki Hadjar Dewantara, Sejarah Pemikiran, Perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

ix

Abstract

Iva Olami Hasdani, Sejarah Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Tentang Perempuan

Tahun 1922-1959. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas

Sastra, Universitas Sanata Dharma, 2019.

This study is supposed to answer three main problems. First, what was

beyond Ki Hadjar Dewantara’s thought on woman, what are his thought on

woman and the last one is how Ki Hadjar Dewantara’s thought on woman

affected.

The method which is used on the study is historical method, that could be

divided into some steps. Those steps are heuristic, source criticism, interpretation

and historiographic. The primary sources of the study are his writing on his book

entitled “Kebudayaan” or some of essays on the Wasita Magazine. Jane Pilche

and Imelda Whelehan writings are used on the study for the historical thought

perspective and gender studies. Then some concepts also apply on this study to

make a clear emphasize on the woman and nobility concept in Javanese culture.

Through all those methods and perspective, this study has successfully

drawn on what Ki Hadjar Dewantara’s thought on woman. He emphasized on the

nature of a women as a mother. He believed that biologically woman has their

special roles as a mother which is supposed to be respected, such as give birth and

caring their children. However, He still gave a room for women to work in the

education perspective and have the same roles compares to men.

Keywords : Ki Hadjar Dewantara, History of thought, Woman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

x

KATA PENGANTAR

Skripsi bagi saya adalah suatu proses akademik yang cukup melelahkan.

Namun saya bersyukur karena saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

lancar. Meski dalam perjalanan mengerjakan skripsi, saya selalu menemui

kesulitan, akan tetapi banyak orang-orang yang selalu mendukung. Orang-orang

tersebutlah yang memacu saya untuk terus semangat meraih apa yang saya

impikan setelah saya lulus dari kuliah. Maka dari itu saya ingin mengucapkan

banyak terimakasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus atas berkat, perlindungan, kesehatan serta penyertaan

dalam kehidupan saya, terlebih saat saya bergumul pada proses

perkuliahan dan skripsi.

2. Kedua orang tua saya, Bapak Purwanto dan Ibu Sri Suprihatin, serta kakak

saya, Ernesta Katrini, yang tanpa henti memberi kasih sayang serta

dukungan untuk terus berkarya dalam hidup.

3. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Heri Priyatmoko, M.A, yang selalu

memberikan pencerahan serta kesabaran dalam membimbing skripsi saya.

4. Para dosen Program Studi Sejarah, (alm) Ibu Lucia Juningsih, Bapak Hery

Santosa, Bapak Silverio R.L. Aji Sampurno, Bapak Yerry Wirawan,

Bapak Heri Priyatmoko, Romo Baskara T. Wardaya, Bapak Hieronymus

Purwanta, Bapak Manu, Ibu Retno, Ms. Siska, dan Mbak Diah yang telah

memberikan serta menambah wawasan saya mengenai sejarah Indonesia

dan sejarah Dunia.

5. Mas Doni selaku staf Sekretariat Program Studi Sejarah Fakultas Sastra

yang telah banyak membantu proses administrasi perkuliahan.

6. Pihak Perpustakaan serta Museum Kirti Griya Dewantara yang telah

banyak membantu serta memfasilitasi saya dalam menulis skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

xi

7. Pihak Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah banyak

membantu serta memfasilitasi saya dalam menulis skripsi.

8. Teman-teman seperjuangan saya di Program Studi Sejarah angkatan 2014

Axl Gerard Beelt, Gustanto, Katon Mahanani, Gregorius Aditya

Wicaksana, Bimo Bagas Basworo, Fransiska Sri Astuti, Tiur Angelina

O.B.N, Rosma, Charles Advendi Kurniawan, Ageng Pasek Dharmajati,

Luis Christian Anderson, Fransiskus Hendi, Andika Gilang Nugroho,dan

Achmad Hidayat Fajar.

9. Teman-teman Program Studi Sejarah baik kakak tingkat maupun adik

tingkat yang sudah memberikan warna dalam proses belajar saya di

Sejarah.

10. Teman-teman Teater Seriboe Djendela yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu, terimakasih karena sudah memperbolehkan saya masuk dalam

lingkar kekeluargaan yang luar biasa.

11. Teman-teman panitia JAKSA 2015 dan JAKSA 2016 atas seluruh

dinamikanya, terimakasih sudah mengajarkan saya tentang kesabaran dan

tanggung jawab.

12. Orang-orang terkasih saya Yohanes Marino, Lilis Pawestri, Agatha

Yuansa, Melinda Kristiana, Dhyaning Putri, Laurensius Dhion, Agatha

Carniela, Ayu Maharani, Waluyo Adi Santoso, dan Guruh Nugroho Aji

atas seluruh dukungan dan cinta kasih yang luar biasa.

Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi

tersebut, masih banyak kesalahan dan kekurangan. Maka penulis sangat

berterimakasih jika ada yang berkenan memberikan kritik serta saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

HALAMAN MOTTO.............................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN..............................................................................v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................vi

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..........vii

ABSTRAK............................................................................................................viii

ABSTRACT............................................................................................................ix

KATA PENGANTAR.............................................................................................x

DAFTAR ISI..........................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................11.1 Latar Belakang.............................................................................................11.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah..........................................................3

1.2.1 Identifikasi Masalah.........................................................................31.2.2 Pembatasan Masalah........................................................................4

1.3 Rumusan Masalah........................................................................................51.4 Tujuan Penelitian..........................................................................................51.5 Manfaat Penelitian........................................................................................51.6 Landasan Teori.............................................................................................61.7 Tinjauan Pustaka..........................................................................................81.8 Metode Penelitian.......................................................................................121.9 Sistematika Penulisan.................................................................................14

BAB II BIOGRAFI KI HADJAR DEWANTARA...............................................152.1 Ki Hadjar Dewantara dan Keluarga Pura Pakualaman..............................152.2 Ki Hadjar Dewantara dan Kejawaannya....................................................202.3 Pendidikan Ki Hadjar Dewantara...............................................................25

BAB III PEREMPUAN DALAM KACAMATA KI HADJARDEWANTARA.......................................................................................32

3.1 Ki Hadjar Dewantara yang Jurnalis...........................................................323.2. Pandangan Ki Hadjar Dewantara Mengenai Perempuan...........................40

3.2.1 Persamaan Hak..................................................................................47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

xiii

3.2.2 Pendidikan.........................................................................................493.2.3 Kesehatan..........................................................................................553.2.4 Organisasi..........................................................................................573.2.5 Pekerjaan...........................................................................................59

BAB IV PENGARUH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA MENGENAIPEREMPUAN.........................................................................................67

4.1 Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Tentang Perempuan DalamWanita Taman Siswa...............................................................................67

4.2 Peran Dan Kedudukan Wanita Taman Siswa..........................................754.3 Pengaruh Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Mengenai Perempuan..........79

4.3.1 Perempuan dan Kodratnya..............................................................794.3.2 Pemikiran Soekarno Mengenai Perempuan....................................82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................905.1 Kesimpulan...............................................................................................905.2 Saran.........................................................................................................93

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hari Pendidikan Nasional merupakan sebuah momentum untuk mengenang

jasa pahlawan pada bidang pendidikan. Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada

tanggal 2 Mei setiap tahunnya bukan tanpa alasan. Tanggal tersebut merupakan

tanggal lahir Ki Hadjar Dewantara tepat pada tahun 1889.1 Seluruh masyarakat

Indonesia, khususnya instansi pendidikan, selalu memperingatinya dengan cara

upacara bendera. Kini, tanggal lahir tersebut selalu dikenang tidak hanya untuk

mengingat kembali seorang Ki Hadjar Dewantara, tetapi juga untuk merefleksikan

pendidikan Indonesia dahulu dan kini.

Berkat jasanya besarnya ini, Ki Hadjar Dewantara kemudian dikenal sebagai

Bapak Pendidikan Indonesia. Keseriusan dan dedikasi yang tinggi dalam bidang

pendidikan membuatnya bergairah untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia kala

itu. Beliau percaya bahwa pendidikan dapat membawa Indonesia menuju

kemerdekaan. Selain itu, kegelisahannya terhadap sistem pendidikan Belanda yang

hanya menguntungkan Belanda dapat terhapus dengan pendidikan kebangsaan ala Ki

1 Darsiti Soeratman, Ki Hadjar Dewantara, (Jakarta: Departemen Pendidikan DanKebudayaan, 1983), hal 8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

2

Hadjar Dewantara. Meskipun dalam perjuangannya beliau mendapat kecaman dari

pihak Belanda, tidak membuat dirinya putus asa.

Perjuangannya dalam bidang pendidikan diwujudnyatakan dengan

membangun perguruan Tamansiswa.2 Dalam praktek pengajarannya, Tamansiswa

selalu menyelipkan pengetahuan tentang Indonesia yang tidak pernah diajarkan di

sekolah-sekolah milik Belanda. Selain Tamansiswa, gagasannya mengenai

pendidikan tertuang dalam semboyan dan sistem tripusat pendidikan. Keduanya

sangat relevan dengan tujuan dan cita-cita Ki Hadjar Dewantara serta perguruan

Tamansiswanya.

Semboyan pendidikan Ki Hadjar Dewantara pertama yaitu Ing Ngarsa Sung

Tuladha yang berarti bahwa seorang pendidik harus selalu di depan memberi teladan

serta contoh yang baik dalam perkataan maupun perbuatan. Kedua Ing Madya

Mangun Karsa yaitu seorang pendidik harus selalu berada di tengah-tengah muridnya

untuk memotivasi, memberikan semangat dan dukungan agar murid-murid selalu

produktif dalam menghasilkan karya. Ketiga yaitu Tut Wuri Handayani artinya

seorang pendidik harus selalu mendukung murid-muridnya agar berkarya ke arah

yang benar.

Siapa sangka seorang Ki Hadjar Dewantara juga pernah menulis tentang

perempuan di beberapa surat kabar dan majalah. Adanya anggapan bahwa seorang

2 Abdurrachman Surjomihardjo, Ki Hadjar Dewantara Dan Tamansiswa DalamSejarah Indonesia Modern, (Jakarta: Sinar Harapan,1986), hal 87.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

3

perempuan hanya masak, macak, manak semakin membatasi gerak perempuan.3

Bahkan perempuan tidak boleh mengenyam pendidikan karena adanya asumsi bahwa

takdir perempuan nantinya hanya akan melayani suami serta anak-anak dan mengurus

rumah tangga. Pemikiran serta tulisan-tulisanya mengenai perempuan adalah sisi lain

mengenai Ki Hadjar Dewantara yang tidak banyak orang ketahui. Ki Hadjar

Dewantara mampu menghadirkan gagasan baru mengenai permasalahan yang tidak

banyak disinggung selama ini. Karena itulah studi ini melacak mengenai pemikiran

Ki Hadjar Dewantara mengenai perempuan serta pengaruhnya.

1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah

1.2.1 Identifikasi

Ki Hadjar Dewantara adalah salah satu tokoh pejuang kemerdekaan

Indonesia. Perjuangannya bertumpu pada pemikirannya tentang pendidikan yang

direalisasikan lewat Tamansiswa pada 3 Juli 1922. Pemikirannya ini tentu saja tidak

sebatas tentang pendidikan saja, tetapi juga tentang keadaan politik pemerintahan

Belanda, kesenian, kebudayaan, juga perempuan. Salah satu hal yang ditulis Ki

Hadjar Dewantara yaitu tentang perempuan. Sebagai seorang bangsawan, Ki Hadjar

Dewantara tidak luput dari aturan dan adat yang mengikat. Namun dirinya mencoba

memberikan narasi lain mengenai perempuan.

3 Atik Catur Budiati, Aktualisasi Diri Perempuan Dalam Sistem Budaya Jawa:Persespai Perempuan Terhadap Nilai-Nilai Budaya Jawa Dalam Mengaktualisasikan Diri,(Pamator, Vol. 3, No. 1, 2010), hal 51.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

4

1.2.2 Pembatasan Masalah

Penelitian akan dibatasi pada tulisan Ki Hadjar Dewantara tentang perempuan

yang ada pada bukunya yang berjudul Kebudayaan terbitan Majelis Luhur Persatuan

Taman Siswa tahun 1967. Terdapat Sembilan tulisan tentang perempuan yang

ditulisnya antara tahun 1928 hingga 1935. Tulisan-tulisan tersebut berjudul Kodrat

Perempuan, Perempuan Dalam Dunia Pendidikan, Pengaruh Perempuan Pada

Barang Dan Tempat Kelilingnya, Perempuan dan Sport, Wanita Tamansiswa,

Vrouwenraad dalam Tamansiswa, Perempuan Didalam Pertumbuhan Adab,

Kemajuan Adab Perempuan, Kongres Jakarta dan Protes Semarang, Berkobarnya

Rasa Kehormatan Dan Rasa Kebangsaan, Lapangan Kerja Bagi Perempuan. Selain

itu, juga analisis beberapa foto-foto Ki Hadjar Dewantara dan perempuan di Taman

Siswa.

Kemudian dalam konteks waktu, akan dibatasi dari tahun 1922 sampai tahun

1959. Tahun 1922 adalah tahun pertama Wanita Taman Siswa didirikan meskipun

baru pada tahun 1931 dibentuk secara formal. Hal ini dapat menjadi acuan dasar

munculnya gagasan Ki Hadjar Dewantara tentang perempuan. Kemudian tahun 1959

adalah tahun dimana Ki Hadjar Dewantara wafat. Dari sini pula, dapat diketahui

seberapa jauh pengaruh pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang perempuan terhadap

dinamika gerakan perempuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

5

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas, maka diajukan beberapa pertanyaan sebagai

fokus penelitian, yakni:

a) Apa yang melatarbelakangi Ki Hadjar Dewantara memiliki kepedulian

terhadap perempuan ?

b) Bagaimana pandangan Ki Hadjar Dewantara terhadap perempuan ?

c) Bagaimana pengaruh pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang perempuan

terhadap masyarakat ?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

a) Mengetahui latar belakang Ki Hadjar Dewantara memiliki kepedulian

terhadap perempuan.

b) Mengetahui pandangan Ki Hadjar Dewantara terhadap perempuan.

c) Mengetahui pengaruh pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang

perempuan terhadap masyarakat.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman baru mengenai

sejarah pemikiran tentang perempuan lewat kacamata seorang Ki Hadjar Dewantara.

Selain itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

6

penulisan sejarah Indonesia mengenai perempuan. Hasil penelitian ini juga

diharapkan membawa angin segar terhadap pandangan masyarakat tentang Ki Hadjar

Dewantara bahwa ia bukan hanya berfokus pada bidang pendidikan saja.

1.6 Landasan Teori

Penelitian sejarah diwajibkan untuk memiliki teori pengetahuan yang

dipinjam dari suatu teori yang berkesinambungan dengan topik penelitian.

Berdasarkan keterangan diatas, penelitian ini akan menggunakan teori gender yang

ditulis oleh Jane Pilcher dan Imelda Whelehan dalam bukunya yang berjudul Fifty

Key Concepts in Gender Studies. Dikatakan bahwa gender digunakan sebagai analisis

untuk menggambarkan sebuah garis pemisah antara sex biologis serta cara untuk

menginformasikan perilaku-perilaku dan kemampuan-kemampuan yang nantinya

akan ditetapkan sebagai masculine atau feminim.4

Selain itu, akan menggunakan beberapa konsep guna melengkapi teori dalam

penelitian ini. Konsep-konsep tersebut yaitu konsep perempuan Jawa dan konsep

bangsawan serta menggunakan perspektif sejarah pemikiran. Konsep dan perspektif

tersebut digunakan untuk membatasi wilayah penelitian yang akan diteliti.

1. Konsep Perempuan Jawa

4 Jane Pilcher -melda Wheleman, Fifty Key Concepts in Gender Studies, (London:SAGE Publications Ltd., 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

7

Perempuan dalam budaya Jawa diidentikkan dengan istilah kanca wingking

serta garwa atau sigaraning nyawa.5 Kedua istilah ini sangat melekat pada

perempuan terutama mereka yang sudah menikah. Pada konsep ini dijelaskan bahwa

perempuan jawa sangat identik dengan kultur budaya jawa seperti halus, tenang,

kalem, tidak suka konflik, mementingkan harmoni, menjunjung tinggi nilai keluarga,

mampu mengerti dan memahami orang lain, sopan, pengendalian diri tinggi, daya

tahan untuk menderita tinggi, memegang peranan secara ekonomi, dan setia atau

loyalitas tinggi.6

2. Konsep Bangsawan :

Bangsawan dalam masyarakat Jawa lebih akrab disebut sebagai priyayi.

Menurut Sartono Katodirdjo priyayi berasal dari kata para yayi (para adik) yang

dimaksud adik dari raja.7 Dalam struktur sosial masyarakat jawa, priyayi berada pada

strata sosial tertinggi. Maka priyayi merupakan orang yang sangat berpengaruh

dalam struktur pemerintahan maupun dalam kehidupan sosialnya. Golongan priyayi

sangat mengeksklusifkan dirinya karena sangat membatasi pergaulan dengan

golongan di bawahnya termasuk para rakyat jelata.

5 Christina S. Handayani dan Ardhian Novianto, Kuasa Wanita Jawa, (Yogyakarta:LKiS, 2004), hal 118-120.

6 Ibid., hal 130.

7 Sartono Kartodirdjo dkk, Perkembangan Peradaban Priyayi, (Yogyakarta: GadjahMada University Press, 1987), hal 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

8

Penelitian ini menggunakan perspektif sejarah pemikiran. Menurut

Kuntowijoyo, sejarah pemikiran adalah sejarah yang dilakukan pada perorangan.8

Pemikiran tersebut mempunyai tiga pendekatan yaitu kajian teks, konteks sejarah,

dan kajian hubungan antara teks dan masyarakat.9 Kajian teks melihat bagaimana

seorang tokoh mencetuskan pemikirannya seperti genesis pemikiran, konsistensi

pemikira, evolusi pemikiran, sistematika pemikiran, varian pemikiran, komunikasi

pemikiran, serta kesinambungan pemikiran. Konteks sejarah dilihat dari condongnya

sebuah pemikiran pada bidang tertentu misalnya pendidikan atau perempuan.

Sedangkan kajian hubungan antara teks dan masyarakat yaitu melihat bagaimana

hubungan antara hasil pemikiran tokoh tersebut dengan lingkungan sekitarnya seperti

dampaknya dengan masyarakat.

1.7 Tinjauan Pustaka

Ada penulisan terkait yang bertema perempuan ataupun Ki Hadjar Dewantara.

Pada buku berjudul Visi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Tantangan dan Relevansi

karya Bartolomeus Samho membahas tentang biografi Ki Hadjar Dewantara sejak

masih kecil hingga dewasa. Dalam buku ini banyak membahas perihal gagasan Ki

Hadjar Dewantara tentang pendidikan Tamansiswa.

8 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003), hal 190.

9 Ibid., hal 191.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

9

Buku terkait lainnya berjudul Sejarah Perempuan Indonesia Gerakan Dan

Pencapaian karya Cora Vreede- De Stuers. Meskipun buku ini tidak membahas

tentang Ki Hadjar Dewantara, namun dalam buku ini dibahas bagaimana gerakan

perempuan di Indonesia muncul pertama kali. Selain itu, buku ini juga membahas

mengenai adat-istiadat Indonesia dalam memandang perempuan. Permasalahan

mengenai sistem kekerabatan serta sistem perkawinan yang mengikat perempuan

Indonesia dapat dihapuskan meskipun tidak serta merta dengan pendidikan.10

Tema yang sama namun dengan pendekatan berbeda yaitu artikel karya

Yuliati berjudul “Konsep Pendidikan Perempuan di Tamansiswa” pada jurnal yang

berjudul Sejarah dan Budaya. Artikel tersebut mengatakan bahwa perempuan sangat

berperan dalam bidang pendidikan. Tamansiswa telah melihat bahwa perempuan

mempunyai peranan penting dalam mendewasakan anak-anak. Emansipasi

perempuan juga diperhatikan tetapi Tamansiswa tetap berpegang teguh pada kodrat

perempuan. Oleh karena itu pada kasus ini, Tamansiswa sangat menerapkan sistem

among yang bermateri pendidikan kebangsaan, idealisme, dan cinta tanah air.11

Studi berjudul Aktualisasi Diri Perempuan Dalam Sistem Budaya Jawa

(Persepsi Perempuan Terhadap Nilai-Nilai Budaya Jawa Dalam Mengaktualisasikan

Diri) karya Atik Catur Budiati. Dijelaskan bahwa proses perubahan sosial membawa

10 Cora Vreede- De Stuers, Sejarah Perempuan Indonesia Gerakan Dan Pencapaian,(Jakarta: Komunitas Bambu, 2008).

11Yuliati. (Konsep Pendidikan Perempuan di Tamansiswa).http://journal.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya/article/view/5919 pada 5 April 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

10

perubahan pola pikir terhadap nilai-nilai budaya Jawa. Budaya Jawa yang patriarki

mulai berubah nilainya sehingga perempuan Jawa kini memiliki kapasitas untuk

mengembangkan potensi dirinya. Hal ini membuktikan bahwa perempuan mampu

mengembangkan diri tidak hanya dalam lingkup domestik saja tetapi juga ruang

publik.12

Selanjutnya terdapat penelitian skripsi dengan tema Ki Hadjar Dewantara

milik Felisitas Berni Ora. Skripsi tersebut berjudul Peranan Ki Hadjar Dewantara

Dalam Memajukan Pendidikan Pribumi Tahun 1922-1930. Skripsi tersebut

menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mendorong Ki Hadjar Dewantara dalam

memajukan pendidikan yaitu politik, ekonomi dan sosial. Faktor politik yaitu

berkuasanya Pemerintah Belanda pada waktu itu yang membuat rakyat Indonesia

merasa terpuruk. Kedua yaitu faktor ekonomi dimana tanam paksa membuat rakyat

hanya semakin menderita. Ketiga yaitu faktor sosial dimana keadaan pada waktu itu

membuat jurang pemisah antara kaum elit atau bangsawan dan priyayi menjadi

semakin tebal dengan rakyat biasa.

Skripsi milik Felisitas Berni Ora tersebut juga meneliti mengenai bagaimana

upaya-upaya Ki Hadjar Dewantara dalam mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922-

1930.13 Dalam menjalankan Taman Siswanya Ki Hadjar Dewantara membuat asas-

12Atik Catur Budiati, op.cit.,13 Felisitas Berni Ora, Skripsi: Peranan Ki Hadjar Dewantara Dalam Memajukan

Pendidikan Pribumi Tahun 1922-1930”, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

11

asas hingga dasar-dasar Taman Siswa yang berisi mengenai hak dan kewajiban para

anggota Taman Siswa. Tidak hanya mengenai bagaimana usaha Ki Hadjar Dewantara

dalam memajukan Taman Siswa, dalam skripsi ini juga dituliskan mengenai

hambatan-hambatan Taman Siswa. Hambatan-hambatan tersebut seperti pajak rumah

tangga, semakin banyaknya murid-murid yang ingin bersekolah di Taman Siswa,

hingga hambatan dari Pemerintah Belanda yaitu Ordonansi Sekolah Liar.

Kemudian skripsi tersebut juga menuliskan mengenai dampak usaha-usaha Ki

Hadjar Dewantara dalam dampak politik, ekonomi, sosial, kesenian, dan pendidikan.

Dampak politik yaitu Taman Siswa menjadi tempay mendidik generasi muda yang

mempunyai jiwa nasional. Dampak ekonomi yaitu menghasilkan anak diidk yang

mandiri dan mempunyai karya nyata dalam masyarakat serta dapat mengurangi

pengangguran. Dampak sosial yaitu Ki Hadjar Dewantara mampu membuktikan pada

pemerintah Belanda waktu itu bahwa dengan daya , upaya serta usaha sendiri, rakyat

Indonesia dapat berkarya untuk kemajuan bangsanya. Dampak kesenian yaitu Taman

Siswa selalu memasukkan kesenian seperti gamelan dan tari-tarian dalam kegiatan

belajar mengajar. Kemudia dampak pendidikan yaitu tersebarnya sekolah Taman

Siswa ke berbagai daerah di dalam pulau Jawa maupun luar pulau Jawa. Kemudian

semboyan Tut Wuri Handayani menjadi semboyan resmi pendidikan di Indonesia

hingga sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

12

1.8 Metode Penelitian

Rancangan serta analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

deskriptif naratif, karena akan menuliskan bagaimana pemikiran Ki Hadjar

Dewantara tentang perempuan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

sejarah yang terdiri dari beberapa tahap yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi,

dan historiografi.

1. Heuristik :

Langkah heuristik atau pengumpulan sumber ditempuh melalu studi arsip,

studi pustaka maupun film. Studi arsip dan studi pustaka dilakukan dengan

mengumpulkan sumber-sumber primer dan sumber terkait serta referensi

lainnya tentang Ki Hadjar Dewantara dan Perempuan. Sumber-sumber

tersebut didapat dari majalah Wasita, Poesara serta buku yang berjudul

Kebudayaan karya Ki Hadjar Dewantara yang diterbitkan oleh Majelis Luhur

Persatuan Taman Siswa. Dalam melakukan studi arsip dan studi pustaka,

penelitian dilakukan di Perpustakaan Kirti Griya Taman Siswa dan

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

Film yang digunakan berjudul “Tokoh Nasional Ki Hadjar Dewantara”

diproduksi oleh Perusahaan Film Nasional. Dalam film tersebut, tokoh Ki

Hadjar Dewantara bukan diperagakan oleh aktor melainkan oleh dirinya

sendiri. Film yang disutradarai oleh RM. Soetarto dan Mardhani S. Dipo M.A

bercerita mengenai perjalanan Ki Hadjar Dewantara dalam usahanya

memperjuangkan kemerdekaan melalui Taman Siswa. Selain itu dalam film

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

13

ini juga ditayangkan wawancara salah seorang murid Taman Siswa dengan Ki

Hadjar Dewantara mengenai perjalanan hidup sewaktu tergabung dalam

Indische Partij.

2. Kritik sumber :

Setelah sumber-sumber yang akan digunakan terkumpul, tahap selanjutnya

yaitu memeriksa data melalui kritik sumber. Sumber yang sudah didapat

kemudian dibandingkan satu dengan yang lainnya. Jika sumber yang

dibandingkan sudah sesuai dengan topik penelitian, maka akan digunakan

dalam tahap selanjutnya. Sebaliknya jika sumber tidak sesuai maka sumber

tersebut tidak dipakai pada tahap selanjutnya.

3. Interpretasi :

Metode penelitian selanjutnya yaitu interpretasi sumer. Data yang sudah

diperoleh kemudian direkonstruksi untuk mendapatkan analisis yang sesuai

dengan sejarah pemikiran Ki Hadjar Dewantara maupun tentang sejarah

pemikiran tentang perempuan. Selanjutnya analisis tersebut akan

menghasilkan fakta yang sesuai dengan topik penelitian.

4. Historiografi :

Historiografi atau penulisan sejarah merupakan tahap akhir dari metode

penelitian sejarah. Fakta-fakta yang dihasilkan pada tahap sebelumnya

kemudian dituliskan ke dalam laporan penelitan dalam bentuk skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

14

1.9 Sistematika Penulisan

Penulisan akan diawali dengan bab I yang mencakup pendahuluan yang berisi

latar belakang pemilihan topik, pembatasan masalah, rumusan masalah, kerangka

teori, tinjauan pustaka, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika. Selanjutnya

bab II akan membahas mengenai biografi Ki Hadjar Dewantara dan hasil pemikiran

Ki Hadjar Dewantara tahun 1922 hingga 1941. Kemudian pada bab III akan

membahas mengenai perempuan dalam kacamata Ki Hadjar Dewantara tahun 1942-

1945. Bab IV akan membahas mengenai perbandingan persepsi antara Ki Hadjar

Dewantara dengan tokoh lain mengenai perempuan tahun 1945-1959. Pada bab V

sebagai bab penutup akan berisi tentang kesimpulan dari penulisan bab-bab

sebelumnya serta jawaban dan setiap rumusan masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

15

BAB II

BIOGRAFI KI HADJAR DEWANTARA

2.1 Ki Hadjar Dewantara Dan Keluarga Pura Pakualaman

Telah banyak studi pustaka yang menulis tentang Ki Hadjar Dewantara antara

lain Darsiti Soeratman,1 Sajoga,2 Gerfasius Tasen,3. Dalam studi ini, biografi Ki

Hadjar Dewantara dihadirkan kembali untuk mengingat bagaimana karakter dan

pemikiran Ki Hadjar Dewantara dibentuk. Akan tetapi, biografi Ki Hadjar Dewantara

dibatasi mengenai interaksi masa kecil di istana, adat istiadat budaya Jawa, dan

1 Darsiti Soeratman menulis buku biografi yang berjudul Ki Hadjar Dewantara. Bukutersebut berisi mengenai kehidupan Ki Hadjar Dewantara mulai dari lingkungan tempattinggal, pendidikan, upaya-upaya dalam proses mencapai kemerdekaan, hingga perjalanan KiHadjar Dewantara dalam hukuman buangnya. Selain itu, buku tersebut juga membahastentang proses Ki Hadjar Dewantara pada Taman Siswa salah satunya saat melawanOrdonansi Sekolah Liar tahun 1932.

2 Sajoga menulis biografi mengenai Ki Hadjar Dewantara dalam buku yang berjudulTaman Siswa 30 Tahun. Tulisan tersebut diberi judul Riwayat Perjuangan Tamansiswa 1922-1952 berisi tentang proses awal mulanya terbentuknya Taman Siswa hingga pada massaIndonesia Merdeka. Isi tulisan mengenai Ki Hadjar Dewantara antara lain tentang karirnya diperpolitikan bersama Sarekat Islam, Indische Partij, hingga pada massa pembuangannya diBelanda. Penulisan biografi ini masih berlanjut hingga pulangnya Ki Hadjar Dewantara dariBelanda kembali ke Indonesia.

3 Studi pustaka berupa skripsi milik Gerfasius Tasen meneliti perihal kehidupan KiHadjar Dewantara ketika berada di Belanda untuk menjalani pengasingan. Skripsi yangberjudul “Pengasingan Ki Hadjar Dewantara (1913-1917)” memuat mengenai apa saja yangmelatar-belakangi Ki Hadjar Dewantara hingga dirinya diberi hukuman tersebut. Selain itu,dituliskan juga mengenai dampak pengasingan tersebut terhadap pendidikan di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

16

perkembangan pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Pembatasan tersebut bertujuan

supaya tidak menyimpang dengan topik penelitian yang ditulis.

Meninggal sebagai warga biasa, Ki Hadjar Dewantara tetap tercatat sebagai

keturunan bangsawan. Lahir pada 2 Mei 1889 darah kebangsawanannya berasal dari

sang ayah yaitu K.P.H Suryoningrat, anak dari Sri Paku Alam III.4 Sri Paku Alam III

menikah dengan puteri B.P.H Puger yaitu anak Sri Sultan Hamengku Buwono II.5

Dengan begitu darah kebangsawanan Ki Hadjar Dewantara tidak hanya dari trah Pura

Pakualaman tetapi juga dari Keraton Yogyakarta.

Nama kecilnya yaitu Suwardi yang bergelar Raden Mas. Ayahnya, K.P.H

Suryaningrat, adalah pewaris tahta sebagai raja selanjutnya. Akan tetapi hal ini tidak

pernah terjadi karena Pangeran Suryaningrat menderita tuna netra sejak kecil. Selain

itu setelah wafatnya Sri Paku Alam III, ayah Suwardi diharuskan keluar dari istana

dan menetap di kampung bersama dengan rakyat biasa lainnya. Namun hal ini tidak

menjadi suatu masalah bagi Suwardi dan keluarganya.

Keluarnya Pangeran Suryaningrat dari istana bukan tanpa alasan. Sri Paku

Alam III adalah seorang raja yang berani menentang kebijakan-kebijakan pemerintah

4 Sri Paku Alam III adalah gelar kebangsawanan yang diberikan untuk Kanjeng GustiPangeran Hadipati Harjo Surjosasraningrat sebagai raja Puro Pakualaman yang ke tiga. LihatBartolomeus Samho, Citra Kepribadian Ki Hadjar Dewantara: Visi Pendidikan Ki HadjarDewantara Tantangan dan Relevansi, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2013), hal 27.

5 Puteri B.P.H Puger adalah garwa padmi atau permaisuri Sri Paku Alam III. Darigarwa padminya ini Sri Paku Alam III mempunyai dua orang anak yaitu K.P.H Suryoningratdan K.P.H Sasraningrat. Lihat Djoko Dwiyanto, Puro Pakualaman: Sejarah, Kontribusi DanNilai Kejuangannya, (Yogyakarta: Paradigma Indonesia, 2009), hal 30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

17

Belanda. Sri Paku Alam III mempunyai pemikiran dan pandangan politik yang

berbanding terbalik dengan pemerintah Belanda. Sehingga ketika Sri Paku Alam III

wafat pada 1864, pemerintah Belanda segera mengambil alih kekuasaan dengan

mengangkat Pangerang Nataningrat sebagai Sri Paku Alam IV.6 Rupanya

penentangan ini juga menurun pada Pangeran Suryoningrat yang menyebabkan

dirinya harus keluar dari istana.

Proses keluarnya Pangeran Suryoningrat membuat Suwardi tumbuh dengan

dua budaya yang berbeda. Sebagai seorang bangsawan, Suwardi membawa gelarnya

yaitu Raden Mas pada identitasnya di istana. Akan tetapi gelarnya ini dia tanggalkan

ketika dirinya bermain dengan teman-temannya di kampung. Peristiwa ini pula yang

nantinya mempengaruhi Suwardi benar-benar menanggalkan identitas

kebangsawaannya ketika kepulangannya dari pengasingan di Belanda.

Sejak kecil Suwardi dikenal sebagai anak yang pandai, berani, dan jujur dalam

menyatakan pendiriannya.7 Dirinya bahkan membimbing anak-anak kampung untuk

berkegiatan seperti pentas sandiwara, karawitan, pencak silat, serta pemberantasan

buta huruf. Dalam kegiatan pemberantasan buta huruf Suwardi dibantu oleh kakaknya

yaitu Suryopranoto. Selain itu, Suwardi sangat menekankan kepada seluruh pelayan

yang ada di rumahnya agar dapat menulis dan membaca. Ketika akan memulai

mengajari menulis dan membaca Suwardi berpesan agar menghiraukan hubungan

6 Budiawan, Anak Bangsawan Bertukar Jalan, (Yogyakarta: LKiS, 2006), hal 23.

7 B.S. Dewantara, Nyi Hadjar Dewantara, (Jakarta: Gunung Agung, 1984),hal 43.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

18

antara Putera anak Pangeran dengan anak rakyat biasa. Hal ini dia lakukan agar

mereka dapat berani bertanya hal-hal yang tidak diketahui oleh mereka.

Pura Pakualaman mempunyai kebijakan agar anak-anak keturunan bangsawan

diwajibkan untuk bersekolah baik di sekolah Eropa maupun di dalam istana.

Pendidikan di dalam istana tidak lain adalah pendidikan mengenai budaya-budaya

Jawa.8 Istana Paku Alam selalu menyediakan guru-guru yang ahli dalam bidangnya

untuk mengajar pelajaran seperti sejarah, kesusastraan hingga kesenian. Pendidikan

tersebut bukan hanya pendidikan mengenai istana Pura Pakualaman saja tetapi juga

mengenai kebudayaan Jawa yang luas.

Pendidikan di dalam istana pada kalangan bangsawan bertujuan untuk

melestarikan tradisi-tradisi dari generasi ke generasi.9 Melalui hal ini, secara tidak

langsung menjadikan tradisi sebagai hal utama dalam kehidupannya. Pendidikan yang

terkesan eksklusif ini juga mempertebal kesadaran akan status sosialnya terhadap

lingkungan masyarakat. Akan tetapi hal ini berbeda dengan Suwardi yang selalu

mengesampingkan status sosialnya.

Sifat merakyat Pangeran Suryoningrat tidak hanya ditunjukkan melalui

kedekatannya dengan rakyat saja. Sebagai kerabat kerjaan sudah semestinya untuk

8 Darsiti Soeratman, Ki Hadjar Dewantara, (Jakarta: Departemen Pendidikan DanKebudayaan Direktorak Sejarah Dan Nilai Tradisional, 1984), hal 15.

9 Sartono Kartodirdjo, dkk, Perkembangan Peradaban Priyayi, (Yogyakarta: GadjahMada University Press, 1987), hal 100.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

19

membuat upacara kelahiran yang mewah dan megah layaknya keturunan bangsawan

lainnya. Hal ini dilakukan karena, bagi para bangsawan anak merupakan lambang

keberadaan serta lambang kemakmuran keluarga.10 Akan tetapi hal ini jauh berbeda

dengan Pangeran Suryoningrat yang hanya melakukan upacara dengan sederhana,

bahkan jauh dari kata mewah.

Ketika Suwardi lahir, Pangeran Suryoningrat tidak mengadakan upacara

kelahiran sesuai dengan tradisi di lingkungan istana. Pemberian hadiah atau bingkisan

kepada tamu-tamu yang menjenguk ditiadakan. Tidak hanya kepada tamu saja,

pemberian hadiah kepada para dhayang yang begadang serta bermain judi juga

ditiadakan.11 Akan tetapi tidak serta merta upacara kelahiran tersebut tidak

diselenggarakan. Pembacaan kitab-kitab Sastra Jawa masih tetap dilakukan dengan

ditambah Tadarus Al-Quran.

Meskipun Suwardi tinggal di luar istana, dirinya masih tetap menjalin

hubungan baik dengan keluarga yang tinggal di istana. Hal ini dibuktikan dengan

kedekatannya dengan Sutartinah, anak dari pamannya. Sutartinah tidak segan untuk

membantu Suwardi ketika dirinya mengajari menulis dan membaca. Selain itu

10 Koentjoroningrat, Kebudayaan Jawa, (Jakarta: Balai Pustaka), hal 235.

11 Bambang Sokawati Dewantara, Ki Hadjar Dewantara: Ayahku, (Jakarta: PustakaSinar Harapan, 1989), hal 26.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

20

Sutartinah juga setia mendampingi Suwardi ketika Suwardi mengikuti lomba mengaji

dan adzan dikalangan anak-anak.12

2.2 Kejawaan Ki Hadjar Dewantara

Ketika kita berbicara mengenai kejawaan seseorang, maka tidak akan bisa

lepas dari budaya yang melekat. Budaya Jawa sendiri sangatlah kompleks dengan

segala adat istiadat, sejarah, serta aturan-aturan yang mengikat. Akan tetapi, hal ini

bukanlah suatu masalah, malah masyarakat Jawa sendiri melihatnya sebagai suatu

karunia yang ditinggalkan oleh para leluhur dan setia menjaga tanpa pamrih. Budaya

inilah yang selalu diselaraskan dengan jiwa dan tindak-tanduk dalam kehidupan

sehari-hari.

Dalam kehidupan sehari-hari terdapat dua segi fundamentalis yang

merupakan hal mendasar dan menyatu dalam diri manusia. Dua segi fundamentalis

ini saling berkesinambungan sehingga tidak dapat dipisahkan satu dengan yang

lainnya yaitu segi lahir dan segi batin.13 Segi lahir merupakan hal-hal yang dapat

dilihat oleh manusia dengan mata telanjang seperti tingkah laku, pembawaannya

dalam lingkungan masyarakat, hingga cara bicara. Sedangkan segi batin merupakan

12 B.S. Dewantara, op.cit., hal 45.

13 Christina S. Handayani dan Ardhian Novianto, Kuasa Wanita Jawa, (Yogyakarta:LKiS, 2004), hal 51.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

21

kesadaran manusia untuk menemukan kebenaran dan kebijaksanaan yang diperoleh

melalui olah rasa.14

Dari kedua segi fundamentalis tersebut, terdapat prinsip-prinsip kesopanan.

Prinsip-prinsip ini berguna untuk menyeimbangkan antara segi lahir dan segi batin.

Prinsip pertama, bagaimana seorang manusia dapat membawa diri di dalam

lingkungan sosialnya. Kedua, untuk tidak langsung mengatakan pendapatnya

terhadap sesuatu yang tidak sejalan dengan pemikirannya. Ketiga, tidak

memberitahukan hal-hal yang dianggap tidak penting. Keempat, untuk mengontrol

sikap disetiap keadaan agar tidak menimbulkan kesan yang tidak sopan.

Suwardi tidak pernah menerima pengajaran tentang kedua segi

fundamentalis serta prinsip-prinsip kesopanan tersebut. Akan tetapi sebagai putra asli

Jawa hal tersebut kemudian diajarkan melalui praktek kehidupan sehari-hari. Salah

satu segi fundamentalis, yaitu segi batin, dipelajari melalui pelajaran-pelajaran agama

Islam serta ajaran lama yang dipengaruhi oleh filsafat Hindu, yaitu wayang.15

Sedangkan prinsip-prinsip kesopanan tercermin dalam setiap tulisan Suwardi yang

ringkas namun penuh dengan nilai dan pengetahuan serta tidak memojokkan

siapapun.

14 Olah rasa dilakukan dengan bertapa di tempat-tempat yang dianggap keramat danmempunyai nilai mistik yang kuat.

15 Darsiti Soeratman, op.cit., hal 16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

22

Dalam pengajaran agama Islam dan filsafat Hindu untuk mengolah segi

bantinnya, Pangeran Suryoningratlah yang mempunyai andil besar di dalamnya.

Pangeran Suryoningrat adalah seorang pemeluk agama Islam yang taat sekaligus

pencinta wayang.16 Dalam mencintai wayang, Pangeran Suryoningratpun rutin

menggelar pertunjukan wayang kulit dengan mengundang seorang dalang ke

rumahnya. Hal ini dilakukannya bukan hanya sekedar hiburan dan seni melainkan

juga untuk media pendidikan bagi anak-anaknya.

Bagi masyarakat Jawa khususnya para priyayi, pernikahan merupakan hal

yang penting. Dari pernikahan dapat menunjukkan status sosial serta kedudukannya

di dalam kelompok masyarakat. Dalam memilih calon pengantinpun selalu

memperhatikan bibit, bebet dan bobotnya. Bagi para priyayi memilih calon pengantin

sangatlah penting agar darah kebangsawanan mereka tidak pudar. Selain itu,

pernikahan yang diadakan bertujuan untuk menjalin silaturahmi antara kerajaan satu

dengan kerajaan yang lain. Hal ini juga terjadi pada pernikahan Suwardi dimana

dirinya dinikahkan dengan Sutartinah.

Sebenarnya Suwardi dan Sutartinah merupakan saudara sepupu karena ayah

keduanya merupakan saudara kandung kakak beradik. Mereka dinikahkan pada tahun

1913 tepat sebelum Suwardi bersama dengan dua rekannya, Douwess Dekker dan

Tjipto Mangunkusumo, akan berangkat ke Belanda untuk menjalani masa

16 Budiawan, op.cit., hal 41.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

23

pembuangan. Namun, pernikahan keduanya dilangsungkan dengan cara yang

sederhana mengingat saat itu Suwardi akan menjalani hukuman buang. Maka dari itu,

Sutartinah pun ikut ke Belanda menemani Suwardi dalam masa pembuangannya.

Kejawaan Suwardi tidak hanya dilihat melalui kedua segi fundamentalis dan

prinsip-prinsip kesopanan saja. Ketika dirinya menjalani hukuman buang di Belanda

lahirlah anak pertama dan keduanya.17 Douwes Dekker yang pada waktu itu

menjalani hukuman yang sama di Belanda, ikut memberi nama kepada ke dua anak-

anak Suwardi. Pada anak pertama, Douwes Dekker memberi nama Asti yang

kemudian menjadi nama panggilannya sehari-hari dan kepada anak kedua, yaitu Aryo

Mataram.18

Suatu kehormatan pada setiap masyarakat Jawa yang bisa ikut memberikan

nama kepada seorang bayi yang baru lahir. Masyarakat Jawa sendiri menganggap

nama adalah sebuah doa agar kehidupan sang bayi nantinya berjalan sesuai harapan

orang tua. Sering kali nama-nama bayi yang baru lahir ini kemudian diambil dari

cerita-cerita mitologi Jawa.19 Seperti Suwardi yang memberi nama anak keduanya,

17 Hukuman buang atau hukuman Internering adalah hukuman yang diberikanpemerintah kolonial Belanda kepada masyarakat Indonesia yang dianggap membangkangatau memberontak sistem pemerintahan waktu itu. Ki Hadjar Dewantara menjalani hukumanbuang dari tahun 1913-1915 dengan kedua temannya yaitu Douwes Dekker dan TjiptoMangunkusumo. Ki Hadjar Dewantara pun mengajak sang istri yaitu Nyi Hadjar Dewantara.Lihat Bartolomeus Samho, op.cit., hal 61.

18 Bambang Sokawati Dewantara, op.cit., hal 20.

19 Koentjoroningrat, op.cit., hal 238.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

24

yaitu Subroto yang artinya Satria Pertapa. Sedangkan nama Aryo Mataram artinya

merupakan sebuah harapan serta cerminan keagungan bangsa.20

Unsur kejawaan lain yang dimiliki Suwardi, yaitu bidang kesenian.

Keahliannya dalam bidang kesenian ini diperoleh sebagai ciri khas keluarga kerajaan

Pakualaman. Pura Pakualaman sendiri menaruh perhatian yang lebih terhadap bidang

kesenian terutama pada serat-serat. Bahkan, pengetahuan mengenai budaya Jawa

diberikan kepada setiap anak-anak kerabat Pakualaman sebagai sebuah pendidikan.

Kegiatan semacam ini kemudian memupuk rasa Suwardi terhadap kebudayaannya

sendiri.

Lantaran sang ayah yang kerap menggelar pertunjukkan wayang kulit di

rumahnya serta pendidikan Jawa yang diperolehnya dari istana membuat

pengetahuannya akan budaya Jawa sangat luas. Tidak heran ketika dirinya berada di

negeri Belanda dikenal sebagai seorang ahli sastra Jawa.21 Bahkan Suwardi diundang

dalam Kongres Pengajaran Kolonial I di Den Haag pada Agustus 1916 sebagai

seorang ahli kesenian.22 Hal ini sangat kompleks mengingat bahwa selama ini dirinya

berkecimpung dalam bidang jurnalistik dan berbagai organisasi politik lainnya.

20 Bambang Sokawati Dewantara, op. cit., hal 22.

21 Darsiti Soeratman, op.cit., hal 70.

22 Kongres ini merupakan kongres yang membahas tentang bahasa pengantar padasekolah-sekolah Bumiputera di Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

25

2.3 Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Saat bersekolah, Suwardi menemukan dunia yang baru. Dirinya dikelilingi

dengan orang-orang dari berbagi daerah seperti Ambon bahkan hingga orang-orang

Indo. Tidak jarang pula Suwardi menerima ejekan dari orang-orang Indo karena

dirinya adalah orang Jawa. Namun, dengan bersekolah membuat pengetahuan

Suwardi bertambah tidak hanya tentang budaya dan sastra Jawa. Dengan bersekolah

pula Suwardi menjadi tidak buta akan nasib bangsanya.

Pada pertengahan abad ke- 19, lembaga pendidikan yang diselenggarakan

oleh pemerintah Belanda semakin bertambah. Bertambahnya lembaga yang didirikan

dikarenakan semakin banyaknya orang-orang Belanda, bahkan orang-orang Eropa

lainnya yang datang ke Indonesia. Tentunya selain orang-orang Eropa, masyarakat

Indonesia ada pula yang bersekolah di sekolah-sekolah Belanda. Tetapi hanya

masyarakat dari golongan elite dan bangsawan saja yang boleh bersekolah.

Sekolah-sekolah yang menjadi tempat Suwardi mendapatkan pendidikan

Belanda antara lain Sekolah Dasar Belanda III, Kweekschool, dan STOVIA. Sekolah

Dasar Belanda III menjadi pilihan Suwardi dan keluarga dalam menempuh

pendidikan. Hal ini dikarenakan semenjak wafatnya Sri Paku Alam III perekonomian

keluarga Suwardi menjadi tidak stabil. Maka dari itu, dirinya disekolahkan di sekolah

yang biayanya lebih terjangkau. Sementara itu seluruh kerabat Pura Pakualaman

memilih Sekolah Dasar Belanda I sebagai pendidikannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

26

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Dasar Belanda III, Suwardi

melanjutkan sekolahnya di Kweekschool pada tahun 1904.23 Akan tetapi, beliau tidak

menyelesaikan pendidikan gurunya setelah bertemu Dr. Wahidin Sudirohusodo.

Pertemuannya dengan Dr. Wahidin Sudirohusodo membawanya pada bidang

kedokteran dengan menawarkan beasiswa pendidikan. Beasiswa tersebut berada pada

sekolah dokter Jawa atau yang lebih dikenal STOVIA.24

Pengalaman baru didapatkannya ketika bersekolah di STOVIA pada 1905-

1910. Menjadi murid STOVIA mengharuskan Suwardi untuk tinggal di asrama yang

sangat berbeda jauh dengan kehidupannya di Pakualaman. Murid-murid lainnya

berasal dari berbagai macam daerah serta latar belakang yang berbeda serta agama

yang berbeda pula. Hal ini membuat Suwardi dapat beradaptasi dengan lingkungan

baru.

Selama menjadi murid STOVIA Suwardi semakin mengolah kemampuannya

dalam berbagai bidang, termasuk berorganisasi. Organisasi pertama yang diikutinya

23 Kweekschool merupakan sekolah pendidikan guru untuk sekolah vervolg atausekolah kelas II. Bahasa pengantarnya yaitu Bahasa Belanda. Tamatan Kweekschoolmempunyai wewenang untuk mengajar sampai kelas tinggi. Lihat I. Djumhur dan Drs. H.Danasuparta, Sejarah Pendidikan, (Bandung: CV. Ilmu, 1976), hal 140.

24 STOVIA atau School Ter Opleiding van Indische Artsen didirikan tahun 1902.Untuk memenuhi kebutuhan akan banyaknya mantri cacar, maka tahun 1851 dibuka sekolahuntuk para mantra cacar. Lulusan dari sini kemudian diberi gelar Dokter Jawa lalusekolahnya dinamakan Sekolah Dokter Jawa. Kemudian pada tahun 1902 sekolah tersebutmengalami reorganisasi dan berganti nama menjadi STOVIA. Lihat Ibid., hal 144-145.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

27

yaitu Budi Utomo tahun 1908.25 Budi Utomo menjadi ajang tempat pertemuannya

dengan Douwes Dekker. Melalui organisasi inilah Suwardi menaruh perhatian pada

bidang jurnalistik serta politik. Selalu berperan aktif saat menjadi anggota sehingga

dipercayai menjalani tugas propaganda. Inilah fase awal Suwardi dalam perjuangan

kemerdekaan.

Tahun 1910 adalah tahun akhirnya bersekolah di STOVIA, Suwardi harus rela

dikeluarkan dari sekolah karena dirinya dinyatakan tidak naik kelas. Alasannya

adalah Suwardi tidak masuk selama empat bulan akibat sakit keras. Akibatnya

beasiswanya dicabut dan tidak dapat melanjutkan pendidikanya. Akan tetapi, pihak

sekolah memberikan surat keterangan baik dalam berbahasa Belanda untuk Suwardi.

Dikeluarkannya Suwardi dari sekolah menuntunnya untuk fokus dalam organisasi

serta perjuangan kemerdekaanya.

Setelah dikeluarkan, Suwardi melanjutkan untuk bekerja di laboratorium

Pabrik Gula di Banyumas. Kemudian tahun 1911 dirinya pindah ke Yogyakarta dan

bekerja sebagai asisten apoteker di Rathkamp. Akan tetapi, Suwardi kembali

berorganisasi dengan menjadi ketua Sarikat Islam cabang Bandung bersama dengan

25 Budi Utomo didirikan pada 20 Mei 1908 dalam sebuah rapat mahasiswa diSTOVIA. Organisasi Budi Utomo merupakan sebuah wadah bagi para mahasiswa saat ituuntuk dapat menampung segala aspirasinya. Selain itu, pembentukan Budi Utomo dilatarbelakangi oleh aksi Dr. Wahidin Sudirohusodo yang berkeliling Jawa menemui pada Bupatidan Priyayi untuk menggalang dana beasiswa yang diperuntukkan para kaum mudaIndonesia. Lihat Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: SejarahPergerakan Nasional Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme Jilid 2, (Jakarta: PTGramedia, 1990), hal 100-102.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

28

Abdoel Moeis dan Wignyodisastro.26 Bersama dengan rekannya yang lain, yaitu

Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo, Suwardi mendirikan sebuah partai

bernama Indische Partij ditahun berikutnya.27

Bersama dengan Indische Partij Suwardi sangat produktif menghasilkan

karya-karya jurnalistik. Tulisan-tulisannya sangat mencerminkan sikapnya yang tegas

namun tenang serta tidak meledak-ledak. Hal ini dibuktikan saat Suwardi menulis

tentang sikap pemerintah Belanda yang mengadakan perayaan Seratus Tahun di

Hindia Belanda.28 Tulisannya yang berjudul Seandainya Aku Seorang Belanda,

mampu membuat pemerintah Belanda merasa terancam keberadaannya. Akibatnya

Suwardi menerima hukuman dari pemerintah Belanda bersama dengan Douwess

26 Sarikat Islam merupakan suatu organisasi yang bergerak di berbagai macam bidangserta tidak tertuju pada satu orientasi tujuan. Bidang-bidang tersebut diantaranya yaituekonomi,sosial, politik dan kultural. Sementara itu, agama Islam digunakan sebagai ideologiuntuk melandasi segala aspek serta bidang-bidang yang berlaku. Lihat Sartono Kartodirdjo,op.cit., hal 107 dan B.S. Dewantara, op.cit., hal 58.

27 Indische Partij merupakan organisasi politik pertama di Indonesia yangberanggotakan Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat.Ketiganya sangat produktif dalam menghasilkan tulisan-tulisan yang bersifat provokatifkepada kaum muda untuk melawan pemerintahan Belanda. Tak heran maka keduanya harusmenjalani hukuman dari pemerintah Belanda.

28 Perayaan Seratus Tahun dilakukan Belanda untuk mengenang lepasnya Belandadari jajahan Prancis. Pemerintah Belanda sendiri mengadakan sebuah acara denganmendirikan Komite Perayaan Seratus Tahun Kemerdekaan Bangsa Belanda yang diadakandengan menggalang dana dari rakyat. Sebagai sebuah perlawanan maka Suwardi menulis disebuah surat kabar de Expres dengan judul “Seandainya Aku Seorang Belanda” dan menuaibanyak kritikan dari pihak Belanda. Tulisannya ini juga didasari atas tidak diberikannya izinbadan hukum bagi Indische Partij dari pemerintah Belanda. Pemerintah Belanda menganggapbahwa Indische Partij dapat membangkitkan semangat nasionalisme kaum muda untukbangkit menentang pemerintahan Belanda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

29

Dekker dan Tjipto Mangunkusumo. Mereka bertiga kemudian mendapatkan hukuman

buang atau hukuman internering di Belanda.

Gambar 2.1: Tokoh “Tiga Serangkai”, Dr. Cipto Mangunkusuno, Douwes Dekker,dan R.M. Soewardi Sorjaningrat.29

Ketiga orang yang menamai dirinya Tiga Serangkai kemudian pada 15

September 1913 berlayar menggunakan kapal Bullow ke Belanda.30 Pembuangannya

ke Belanda tidak pernah disia-siakan oleh Suwardi. Di Belanda dirinya terus

menambah wawasan dengan belajar pada berbagai bidang. Bidang-bidang yang

dipelajarinya antara lain yaitu pendidikan, seni, hingga jurnalistik. Meskipun masa

pembuangan adalah masa hukuman bagi dirinya serta kedua temannya, masih dapat

29 “Tiga Serangkai,” Koleksi Foto Digital Museum Dewantara Kirti Griya(Tamansiswa), accessed November 21, 2018,https://museumdewantara.omeka.net/items/show/3292.

30 B.S. Dewatara, op.cit., hal 68.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

30

dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menambah wawasan yang diperlukan

untuk perjuangan.

Salah satu bidang yang dipelajari secara teori yaitu pendidikan dengan belajar

berbagai macam metode pembelajaran dari tokoh-tokoh pendidikan ternama. Tokoh-

tokoh pendidikan tersebut antara lain J.J. Rousseau, Dr. Frobel, Dr. Montessori,

Rabindranath Tagore, John Dewey, dan Kerschenteiner.31 Diantara beberapa tokoh

diatas Dr. Frobel dan Dr. Montessorilah yang menginspirasi dirinya dalam

merealisasikan perjuangannya. Kedua tokoh pendidikan inilah yang banyak

mempengaruhi pemikiran Suwardi dalam bidang pendidikan.

Kedua tokoh baik Dr. Frobel dan Dr. Montessori merupakan ahli-ahli

pendidikan yang bergerak pada pendidikan taman kanak-kanak. Menurut Dr. Frobel

melatih otak anak dengan menyediakan alat-alat dapat melatih gerak dan imajinasi

mereka. Dengan melatih imajinasi, maka kita dapat melatih pula cara berpikir anak-

anak. Sedangkan Dr. Montessori lebih berfokus pada perilaku anak dan sikap anak-

anak. Metode milik Montessori inilah yang berkembang hingga ke Asia.32

Pendidikan formal yang ditempuh Suwardi memang tidak memuaskan,

bahkan harus dikeluarkan dari sekolahnya. Namun, jika dilihat dari apa yang sudah

disumbangkan bagi masyarakat sekitar hingga bangsa bukanlah sesuatu yang bisa

31 Darsiti Soeratman, op.cit., hal 68.

32 Ibid., hal 69.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

31

dibandingkan. Selain memperoleh pendidikan lewat sekolah-sekolah formal, Suwardi

juga aktif dalam berbagai organisasi yang membuat pengetahuannya bertambah.

Organisasi-organisasi tersebut mengajarkan beliau berjuang memerdekakan bangsa

dengan cara yang berbeda. Tidak hanya dengan menulis pemikirannya, tetapi juga

memberanikan diri untuk merealisasikannya di tengah-tengah kondisi bangsa yang

tidak kondusif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

32

BAB III

PEREMPUAN DALAM KACAMATA KI HADJAR

DEWANTARA

3.1 Ki Hadjar Dewantara Yang Jurnalis

Jurnalistik merupakan langkah awal yang ditempuh Suwardi dalam proses

kemerdekaan Indonesia. Tidak susah untuk seorang Suwardi mempelajari jurnalistik

karena latar belakang keluarganya yang menyukai serat maupun karya sastra Jawa

lainnya. Bidang jurnalistik dijadikannya sebagai alat untuk menyingkirkan

pemerintah Belanda dengan cara menuangkan ide-ide kritisnya. Hal ini sangat efektif

karena para generasi muda dapat dengan mudah membacanya di beberapa surat kabar

sehingga mereka tergugah untuk melawan pemerintah Belanda.

Meskipun Suwardi memiliki latar belakang tulis-menulis dari keluarganya,

dirinya tetap mempunyai proses dalam menulisnya sendiri. Sutartinah, istrinya, selalu

mendorongnya untuk terjun dalam bidang jurnalistik walau Suwardi sekolah di

bidang kedokteran. Sutartinah pula orang pertama yang menemukan bakat terpendam

Suwardi untuk menjadi jurnalis ketika Suwardi membuat karya tulis tentang sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

33

penyakit dengan pandangan sosial, ekonomi dan politik.1 Kemudian Sutartinah

mencoba mengarahkan Suwardi untuk mengirimkan karya tulisnya ke surat kabar.

Kemampuan jurnalistik Suwardi berkembang ketika dirinya terjun menjadi

anggota organisasi Budi Utomo. Pandangannya pun semakin luas pada bidang politik

yang membuatnya menjadi sosok yang makin anti-pati terhadap pemerintahan

Belanda. Latar belakang keluarga yang kontra dengan perpolitikan pemerintah

Belanda, membuat Suwardi kian getol dalam menuliskan ide-idenya terhadap

pemerintah Belanda. Kecintaan Suwardi pada bidang jurnalistik menemui titik terang

tatkala pertemuannya dengan Douwes Dekker pada 1908.2 Pada waktu itu Douwes

Dekker adalah seorang redaktur majalah Bataviaasche Nieuwsblad.

Tahun 1910 ketika Suwardi dikeluarkan dari sekolah dirinya tambah leluasa

untuk terjun dalam jurnalistik. Kendati Suwardi tidak langsung bekerja pada bidang

jurnalistik, tahun 1912 dirinya mendapatkan kesempatan untuk mengurus sebuah

surat kabar. Bersama dengan Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo, Suwardi

1 B.S Dewantara, Nyi Hadjar Dewantara, (Jakarta: Gunung Agung, 1984), hal 56.

2 Nama lengkap Douwes Dekker adalah Ernest Francois Eugene Douwes Dekker.Dirinya adalah seorang Indo-Belanda yang lahir di Pasuruan pada tahun 1879. DouwesDekker mempunyai nama Indonesia yaitu Dr. Danudirja Setiabudhi. Sebelum denganSuwardi dan Tjipto Mangunkusumo, dirinya adalah seorang redaktur majalah Belanda yaituBataviaasche Nieuwsblaad. Kemudian dirinya dipecat dan mendirikan surat kabar sendiridengan nama De Express. Ketika Perang Boer di Afrika Selatan sedang berjalan, dirinya ikutberperang melawan penjajahan Inggris yang menyebabkan dirinya kehilangan status sebagaiwarga negara Belanda. Sehingga ketika Douwes Dekker akan mengikuti ujian doctor diUniversitas Zurich di Swiss, ia menyebutkan bahwa dirinya berkebangsaan Jawa. LihatH.A.H. Harahap dan B.S. Dewantara, Ki Hadjar Dewantara dan Kawan-Kawan: Ditangkap,Dipenjarakan dan Diasingkan¸ (Jakarta: Gunung Agung, 1980), hal 4-7).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

34

dipercaya memegang jabatan sebagai pembantu tetap di majalah De Express.3

Dengan semangat dan kepentingan yang sama, mendirikan sebuah organisasi yaitu

Indische Partij yang menyatakan diri sebagai partai politik.

Tulisan Suwardi yang paling terkenal berjudul Seandainya Aku Seorang

Belanda tersebut dimuat dalam berbagai surat kabar salah satunya De Express dan

dalam sebuah brosur milik Komite Bumi Putera.4 Tulisan tersebut dikirim hingga ke

daerah pelosok Jawa sehingga semua orang dapat membacanya. Pemerintah Belanda

kemudian menyita seluruh brosur-brosur tersebut dan memasalahkannya pada pihak

kejaksaan. Bagi pemerintah Belanda, tulisan Suwardi merupakan tulisan yang dapat

menghasut pikiran-pikiran rakyat Indonesia. Akan tetapi, bagi rakyat Indonesia

sendiri, tulisan Suwardi disambut hangat sebagai tulisan yang berani dan tegas.

Ditahun 1913 ketika tulisannya dilarang, Suwardi bersama dengan Tjipto

Mangunkusumo dan Douwes Dekker menerima hukuman, yaitu hukuman buang ke

negeri Belanda. Kehidupannya di Belanda membuatnya semakin giat untuk

3 Majalah De Express adalah majalah yang didirikan oleh Douwes Dekker setelahdirinya dipecat dari majalah Bataviaasche Nieuwsblad. Majalah ini lahir di Bandung denganmengajar Ki Hadjar Dewantara dan Tjipto Mangunkusumo untuk mengelolanya. De Expressmenggunakan bahasa Belanda dalam penerbitannya dan sangat mencerminkan tujuanketiganya dalam mencapai Indonesia merdeka.

4 Komite Bumi Putera dibentuk pada Juli 1913 oleh Tjipto Mangunkusumo, SuwardiSuryaningrat, Adul Muis, dan A.H. Wignyadisastra. Komite ini merupakan komite tandinganpemerintahan Belanda yang mengadakan Perayaan Seratus Tahun Kemerdekaan Belanda ditanah jajahan. Tujuan dibentuknya Komite Bumi Putera yaitu sebagai wadah kritik rakyatterhadap kebijakan pemerintah Belanda pada waktu itu. Selain itu sebagai alat untukmencerdaskan rakyat dengan menyebarkan brosur yang memuat masalah-masalahketatanegaraan dan ekonomi dalam bahasa Belanda dan Melayu. Lihat H.A.H. Harahap danB.S. Dewantara, op.cit., hal 15-16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

35

menyuarakan suara-suara rakyat Indonesia. Kemampuan jurnalistiknya semakin

terasah ketika dirinya harus rajin-rajin menulis agar mendapatkan uang demi

mencukupi kebutuhan hidupnya di Belanda. Kemudian, Sutartinah, sebagai istrinya

ikut mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan menjadi guru di Frobel

School atau Taman Kanak-Kanak di Den Haag.5

Pada tahun 1914, Suwardi mendirikan biro pers Indonesia dengan nama

Indonesische Pers Bureau dibantu Sutartinah. Biro pers yang dibuat oleh Suwardi

merupakan biro pertama yang menggunakan nama Indonesia. Tujuan didirikannya

biro pers ini adalah untuk memberikan informasi-informasi kepada surat kabar di

Belanda tentang berbagai macam situasi yang sedang berlangsung di Indonesia.

Selain itu, brosur-brosur serta risalah-risalah mengenai Budi Utomo, Sarikat Islam,

Indische Partij dan lain-lain diterbitkan oleh Indonesische Pers Bureau.

Melalui biro pers yang didirikannya Suwardi kemudian menerbitkan brosur

untuk memperingati masa pembuangannya di Belanda. Brosur tersebut berisi

beberapa tulisan Suwardi yang telah dilarang oleh pemerintah Belanda. Tulisan

lainnya yang dimuat dalam brosur tersebut yaitu tulisan dari Tjipto Mangunkusumo,

Douwes Dekker dan H. Mulder. Tulisan-tulisan tersebut adalah tulisan yang sudah

dilarang dan dicabut oleh pemerintah Belanda. Akan tetapi oleh Sutartinah, tulisan

5 B. S. Dewantara, Nyi Hadjar Dewantara, (Jakarta: Penerbit Gunung Agung, 1984),hal 73.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

36

tersebut dikumpulkan dan dirawat ketika mereka akan berangkat menuju tanah

pembuangan.

Biro pers milik Suwardi ternyata membuahkan hasil ketika Dewan Perwakilan

Rakyat Belanda berunding dan memperdebatkan pembuangan Suwardi, Tjipto

Mangunkusumo dan Douwes Dekker. Indonesische Pers Buerau berhasil untuk

membentuk pendapat umum yang kemudian mendukung serta membela “Tiga

Serangkai”. Melalui keputusan votting dihasilkan bahwa golongan demokrat, sosial,

serta golongan progresif lainnya mendukung upaya pembebasan Tiga Serangkai

tersebut. Keputusan pun dapat diambil yaitu pada tahun 1918 ketiganya dibebaskan

oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Graaf van Limburg Stirum.6

Suwardi semakin melebarkan sayapnya dalam berkiprah di bidang jurnalistik.

Sekembalinya di Indonesia dirinya memimpin majalah De Beweging serta majalah

berbahasa melayu yaitu Persatuan Hindia. Dirinya mengerahkan secara maksimal

kemampuannya dalam menulis dengan banyak mengirimkan tulisan-tulisannya ke

berbagai koran ataupun majalah-majalah. Meskipun Suwardi sudah dibebaskan dari

hukuman buang, dirinya masih menulis tentang politik dan pembebasan rakyat

Indonesia dari penjajahan Belanda. Tulisannya masih sangat sensitif bagi pemerintah

6 B.S. Dewantara, op.cit., hal 95.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

37

Belanda. Sehingga Suwardi kembali mendapatkan hukuman dari pemerintah Belanda

berupa Pers Delict.7

Akan tetapi dari seluruh perjalanan karier jurnalistik Suwardi, hanya

Sutartinah lah yang menjadi pendorongnya. Sutartinah sendiri sangatlah mengetahui

bagaimana watak suaminya ketika akan menuangkan ide-idenya ke dalam tulisan.

Bagi Sutartinah, Suwardi adalah sosok yang cerdas, berani dan mempunyai semangat

juang yang tinggi. Sutartinah juga berpendapat bahwa Suwardi terlalu gegabah dan

sulit mengendalikan emosi. Dalam hal ini Sutartinah senantiasa mengarahkan

Suwardi agar tidak terjebak dalam emosi oleh pemerintah Belanda.

7 Pers Delict adalah istilah dalam hukum yang digunakan untuk memidanakan kasus-kasus yang berkaitan dengan pers. Atau dapat diartikan lagi sebagai tindak kejahatan yangdilakukan oleh pers. Selain itu penyiaran tulisan atau gambar dalam media pers yangdianggap sebagai pelanggaran hukum dapat juga dinamai sebagai pers delict. Pihak-pihakyang dapat dikenai pers delict adalah pembuat tulisan atau gambar, redaktur, penerbit, sertapencetak. Terdapat tiga unsur agar si pembuat tulisan dapat dikenai pers delict. Pertamaadanya penyebarluasan gagasan melalui barang cetakan, kedua gagasan tersebut harusmerupakan perbuatan yang dapat dipidanakan menurut hukum, dan ketiga gagasan tersebutharus dapat dibuktikan telah dipublikasi. Lihat dihttps://www.jurnalrozak.web.id/2014/05/pengertian-dan-unsur-delik-pers.html danhttps://arti-pengertian-definisi.blogspot.com/2014/02/pengertian-delik-pers.html diakses pada14 Agustus 2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

38

Gambar 3.1: Ki dan Nyi Hadjar Dewantara8

Tepat di usianya yang ke 40, Suwardi mengubah namanya menjadi Ki Hadjar

Dewantara. Begitu pula dengan istrinya, Sutartinah, dirinya juga mengubah namanya

menjadi Nyi Hadjar Dewantara. Perubahan nama tersebut berawal dari sebuah

julukan yang diberikan oleh R.M. Sutatmo ketika memimpin sidang dalam acara

“Seloso-Kliwonan”.9 R.M. Sutatmo memberikan julukan “Ki Ajar”. Julukan ini

8 “Ki dan Nyi Hadjar Dewantara ,” Koleksi Foto Digital Museum Dewantara KirtiGriya (Tamansiswa), accessed November 21, 2018,https://museumdewantara.omeka.net/items/show/3326.

9 Seloso-Kliwonan adalah sebuah paguyuban yang didirikan oleh Ki AgengSuryamataraman sebagai ketua dan Ki Hadjar Dewantara sebagai sekertaris. Paguyuban inimengagendakan untuk berdiskusi setiap malam selasa kliwon membicarakan tentang caranyameraih kemerdekaan. Anggotanya terdiri dari para pendidik, budayawan, politikus, dan ahlijiwa. Melalui Paguyuban Seloso-Kliwon, cikal bakal pemikiran mengenai pendidikan untukrakyat Indonesia tercetus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

39

diberikan kepada Suwardi karena dirinya dianggap mampu dalam hal ilmu keguruan

dan pendidikan.10

Julukan tersebut menjadi hal yang serius ketika Suwardi dan istrinya

menjadikannya sebuah nama untuk selamanya. Perubahan nama ini juga

membuktikan bahwa Suwardi dan Sutartinah sudah memantabkan diri untuk

melepaskan statusnya sebagai bangsawan. Dengan tidak lagi memakai gelar pada

namanya menandakan bahwa dirinya sama seperti orang biasa. Selain itu, dirinya

juga sudah siap melepas atribut bangsawan yang telah lama melekat. Sehingga sudah

tidak ada batasan antara dirinya yang seorang bangsawan dengan masyarakat biasa

lainnya.

Dalam memperjuangkan kemerdekaan, tentunya Ki Hadjar Dewantara tidak

sendiri. Nyi Hadjar Dewantara pun mulai ikut terjun dalam kegiatan organisasi yang

bergerak dalam bidang pergerakan perempuan. Dalam perkembangannya, Nyi Hadjar

Dewantara menjadi ketua organisasi Wanita Taman Siswa sekaligus merangkap

sebagai anggota Badan Penasehat Pemimpin Umum. Nyi Hadjar Dewantara

kemudian juga terjun dalam bidang jurnalistik dengan menulis beberapa artikel

tentang perempuan.

10 Bambang Sokawati Dewantara, Ki Hadjar Dewantara: Ayahku, (Jakarta: PustakaSinar Harapan, 1989), hal 33.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

40

3.2 Pandangan Ki Hadjar Dewantara Mengenai Perempuan

Darah bangsawan yang mengalir dalam tubuh Ki Hadjar Dewantara tidak

dapat ditutupi. Prinsip-prinsip Jawa serta keyakinan terhadap agamanya bahkan bisa

dijalankan secara bersamaan. Rendah hati dan merakyat merupakan kata-kata yang

pantas diberikan pada Ki Hadjar Dewantara. Lugas dan tegas dalam setiap

tuturkatanya serta lemah-lembut pada setiap perbuatannya menjadikan Ki Hadjar

Dewantara selalu dihormati. Keprihatinan terhadap keadaan bangsanya membuatnya

sadar akan tugasnya untuk membawa perubahan pada sistem pendidikan.

Kehidupan Ki Hadjar Dewantara diselimuti budaya Jawa yang mempengaruhi

pola pikirnya. Salah satunya, pemikiran budaya Jawa mengenai perempuan.

Perempuan dalam adat budaya Jawa selalu ditempatkan di belakang laki-laki.

Pengaruh budaya patriarki yang kuat serta konstruksi sosial yang dibangun membuat

banyak aturan yang mengikat para perempuan. Adat maupun aturan tersebut mampu

mengekang kebebasan perempuan dalam mengeksplorasi dirinya baik dalam keluarga

maupun masyarakat. Sehingga sedikit perempuan yang menyadari pentingnya posisi

perempuan pada keluarga maupun masyarakat.

Budaya Jawa sering kali menempatkan perempuan pada posisi nomor dua

setelah laki-laki. Perempuan juga selalu diidentikkan dengan pekerjaan pada sektor

domestik. Pada sektor ini perempuan hanya diberi tanggung jawab terhadap

kehidupan keluarga. Sedangkan laki-laki di tempatkan pada sektor publik dimana

laki-laki diharuskan untuk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

41

sekaligus melindungi keluarga ketika menghadapi urusan luar rumah tangga.11 Hal ini

mampu mempengaruhi perempuan dalam kedudukannya di masyarakat dimana

mereka jarang diberi kesempatan untuk mengambil keputusan dalam kehidupan

bermasyarakat.12

Tidak hanya pada adat serta banyaknya aturan saja yang mengikat perempuan

Jawa, kesusastraan pun memuat nilai tentang seharusnya perempuan Jawa

berperilaku. Pada Serat Centhini terdapat kias lima jari tangan yang menggambarkan

kedudukan perempuan dalam keluarga. Kiasan ini menggambarkan bagaimana

seharusnya perempuan bertindak agar tidak membawa keburukan terhadap

suaminya.13 Kiasan tersebut antara lain :

1. Jempol atau ibu jari digambarkan sebagai Pol ing tyas yang berarti bahwa

istri harus mengikuti kehendak suami serta menuruti apa yang suami

katakan.

2. Penuduh atau telunjuk digambarkan sebagai tudhung kakung yang berarti

tidak boleh mematahkan petunjuk suami.

11 Tanti Hermawati, Budaya Jawa dan Kesetaraan Gender, (Jurnal KomunikasiMassa, Vol. 1, No. 1, 2007), hal 19.

12 Dr. Budi Susanto, Citra Wanita dan Kekuasaan (Jawa), (Yogyakarta: PenerbitKanisius, 1992), hal 23.

13 Ibid., hal 24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

42

3. Penunggul atau jari tengah yaitu selalu meluhurkan serta menjaga

martabat suami.

4. Jari manis yang berarti tidak boleh menunjukkan ekspresi marah, harus

selalu manis di depan suami bila menghendaki sesuatu.

5. Jejenthik atau kelingking yang berarti sebagai seorang istri harus cerdas

dan lincah dalam melayani suami.

Pada serat berikutnya yaitu Serat Panitasastra, perempuan hanya dilihat dari

fungsi reproduksinya saja. Fungsi reproduksi menurut serat tersebut menekankan

pada faktor perempuan yang melahirkan keturunan serta tuntutan untuk setia pada

suami.14 Dalam melahirkan keturunan, anak dianggap sebagai sumber kebahagiaan

orang tua serta cerminan orang tuanya. Terlebih lagi jika perempuan melahirkan anak

yang berjenis kelamin laki-laki, karena anak laki-laki tersebut akan dijunjung tinggi.

Berbeda lagi jika perempuan tidak bisa mempunyai anak, maka perempuan itu

dianggap sia-sia.15 Selain fungsi reproduksinya, dalam serat ini perempuan dianggap

lemah dalam hal kebijakan dan kekuatan.

14 Ibid., hal 40.

15 Atik Catur Budiati, Aktualisasi Diri Perempuan Dalam Sistem Budaya Jawa:Persepsi Perempuan Terhadap Nilai-Nilai Budaya Jawa Dalam Mengaktualisasikan Diri,(Pamator, Vol. 3, No. 1, 2010), hal 53.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

43

Selain serat-serat Jawa, budaya Jawa sendiri mempunyai beberapa istilah yang

menempatkan posisi perempuan lebih rendah dari laki-laki.16 Istilah pertama yang

paling sering diucapkan yaitu kanca wingking yang dalam Bahasa Indonesia artinya

teman belakang. Kanca wingking dalam bahasa Jawa ditujukan untuk para perempuan

yang diharapkan dapat mengurusi urusan belakang rumah tangga, yaitu mengurus

anak hingga mengurusi pekerjaan rumah tangga. Istilah lainnya masak,macak, dan

manak yang dalam Bahasa Indonesia artinya memasak, berdandan dan melahirkan.

Istilah ini mengharuskan perempuan untuk dapat memasak untuk keluarga, berdandan

untuk suaminya serta melahirkan keturunan sebagai penerus keluarga.

Peran dan kedudukan perempuan dalam budaya Jawa lambat laun membentuk

stereotip tentang bagaimana seharusnya perempuan berperilaku.17 Aturan yang

dibungkus oleh adat secara tidak sadar mampu mengekang aktifitas perempuan dalam

bersosialisasi. Maka tidak heran bahwa perempuan tidak dapat mengembangkan

dirinya. Sebagai seorang bangsawan Jawa, Ki Hadjar Dewantara sudah lekat dengan

berbagai aturan yang mengikat tentang perempuan.

Ki Hadjar Dewantara ternyata mempunyai pandangan berbeda dengan yang

lainnya, termasuk mengenai perempuan. Di beberapa tulisan dirinya menulis tentang

perempuan dengan beberapa aspek yang dapat dikembangkan oleh perempuan. Dapat

dikatakan bahwa Ki Hadjar Dewantara memiliki perhatian khusus terhadap

16 Tanti Hermawati, op.cit, hal 20.

17 Atik Catur Budiati, op.cit., hal 55.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

44

perempuan di beberapa aspek, bahkan tidak pernah terpikirkan. Aspek mendasar bagi

kaum perempuan seperti pendidikan, pekerjaan, organisasi dan lain-lain.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai perempuan diwujudnyatakan

dalam kehidupannya melalui Nyi Hadjar Dewantara. Misalnya keikut sertaan Nyi

Hadjar Dewantara sebagai ketua dalam Wanita Taman Siswa.18 Selanjutnya tanpa

meninggalkan Wanita Taman Siswa sebagai wakil, Nyi Hadjar Dewantara

melebarkan sayapnya dengan berperan serta dalam pembentukan Kongres Perempuan

Indonesia pada 22 Desember 1928. Kongres Perempuan Indonesia bertujuan untuk

memperkuat hubungan antara organisasi perempuan satu dengan yang lainnya serta

membicarakan perihal perempuan baik mengenai kewajiban, keperluan serta

kemajuannya.19

18 Wanita Taman Siswa merupakan sebuah badan kewanitaan yang berada di dalamnaungan Taman Siswa sehingga azas dan tujuannya harus lurus dengan azas dan tujuanTaman Siswa. Wanita Taman Siswa bersifak eksklusif, hanya para anggota dari Taman Siswasaja yang boleh menjadi anggota Wanita Taman Siswa. Lihat Buku Peringatan Tamansiswa30 Tahun, (Yogyakarta: Percetakan Tamansiswa, 1981), hal 97.

19 Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1978), hal 33.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

45

Gambar 3.2: Nyi Hadjar Dewantara menyampaikan pidato pada acara Kongres PPIISurabaya 14 Desember 193020

Keikutsertaan Nyi Hadjar Dewantara dalam berbagai organisasi perempuan

membuatnya terdorong untuk mengikuti jejak suaminya dalam menulis. Setelah

sering mengirim artikel tentang perempuan ketika menjadi ketua Wanita Taman

Siswa, pada Kongres Perempuan Indonesia dirinya menjadi redaktur di surat kabar

milik Kongres Perempuan Indonesia. Melalui kegiatan ini, Nyi Hadjar Dewantara

terus mengasah kemampuan menulis terkait masalah perempuan.

Kendati Ki Hadjar Dewantara mendorong perempuan untuk berkiprah di luar

sektor domestik, satu hal yang selalu ditekankan adalah kodrat sebagai perempuan. Ki

Hadjar Dewantara berpendapat bahwa di seluruh dunia tidak ada hal yang paling

berpengaruh atas hidup dan penghidupan manusia dari pada perihal perempuan.21

Perempuan menjadi lambang kesempurnaan hidup manusia karena dalam diri

perempuan terdapat petunjuk-petunjuk kehidupan bagi manusia dalam bertindak.

20 “Nyi Hadjar Dewantara di Kongres Perempuan ,” Koleksi Foto Digital MuseumDewantara Kirti Griya (Tamansiswa), accessed October 8,2018, https://museumdewantara.omeka.net/items/show/3298.

21 Ki Hadjar Dewantara, Kebudayaan, (Yogyakarta: Majelis Luhur Tamansiswa,1967), hal 236.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

46

Maka, kodrat perempuan menjadi satu hal yang paling pokok dan penting ketika

membicarakan soal perempuan.

Kodrat perempuan menurutnya yaitu kewajiban menjadi ibu, mengandung

anak, melahirkan anak dan lain-lain.22 Pada umunya kodrat perempuan, yaitu

mengandung, melahirkan, dan menyusui. Kodrat perempuan inilah yang

membedakan perilaku antara perempuan dan laki-laki. Kodrat ini yang membuat

perempuan sangat istimewa karena tidak bisa dipertukarkan dengan laki-laki. Hal ini

yang membuat Ki Hadjar Dewantara selalu menekankan pada kodrat perempuan

dalam setiap tulisannya tentang perempuan. Maka dari itu, Ki Hadjar Dewantara

selalu menegaskan dalam setiap tulisannya agar perempuan tidak boleh meninggalkan

kodratnya apapun jenis pekerjaannya.

Tulisan Ki Hadjar Dewantara mengenai perempuan mempunyai beberapa

aspek yang dapat membuat perempuan tergugah untuk mengembangkan dirinya.

Persamaan hak, pendidikan, kesehatan, organisasi, serta pekerjaan adalah beberapa

aspek yang dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan Ki Hadjar Dewantara. Beberapa

aspek tersebut adalah hal-hal yang sangat mendasar bagi manusia agar dapat

mengembangkan dirinya. Hal-hal tersebut sebelumnya sangat tabu jika dilakukan

oleh kaum perempuan dikarenakan aturan dan adat yang berlaku.

22 Ibid., hal 237.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

47

3.2.1 Persamaan Hak

Dalam tulisannya, Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa persamaan antara

laki-laki dan perempuan seharusnya terdapat tiga hal yakni persamaan hak, derajat

dan harga, bukan mengenai persamaan hidup. Tidak berlakunya persamaan hidup

berhubungan dengan kodrat perempuan sebagai ibu yaitu mengandung, melahirkan

dan menyusui. Jadi dapat dikatakan bahwa persamaan hak antara laki-laki dan

perempuan bukan berarti perempuan dapat menjalankan tugas laki-laki sepenuhnya.

Persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dapat ditemukan dalam bidang

pendidikan terutama saat berada di dalam kelas. Seperti dalam tulisan Ki Hadjar

Dewantara pada tahun 1928, sebagai berikut:

“Begitulah djuga didalam kelas. Kalau ada anak perempuan, nistjajalah murid-muridlaki-laki takut akan berbuat kasar. Dalam perkataannja-pun mereka terpaksa berhati-hati, harus berkata halus dan sopan. Kalau kelas tidak ada muridnja perempuan,biasanya anak-anak berbitjara dan bertindak semau-maunja, seringkali kasar dankotor. Guru laki-laki jang masih muda, terkadang ada djuga jang turut berbuat kasar.Itulah sebabnya lalu timbul suasana kasar”.23

23 Ki Hadjar Dewantara, “Pengaruh Perempuan Pada Barang Dan TempatKelilingnja”, Wasita, Desember 1928, Jilid 1, No. 3 dalam Ki Hadjar Dewantara,Kebudayaan, (Yogyakarta: Madjelis Luhur Persatuan Tamansiswa, 1967), hal 240.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

48

Gambar 3.3: Suasana kelas di Taman Indria.24

Sangat disarankan untuk murid perempuan yang belajar bersama-sama dengan

murid laki-laki. Hal ini pun dapat berpengaruh pada perkembangan perilaku murid

laki-laki dimana ketika ada murid perempuan, mereka tidak akan berbuat kasar.

Selain tidak akan berbuat kasar, murid laki-laki akan menjaga kesopanan dalam

berbicara saat ada murid perempuan di kelas. Jadi ketika di kelas terdapat murid laki-

laki dengan murid perempuan, kedudukan mereka setara sebagai murid. Tidak ada

yang lebih tinggi atau rendah, serta tidak ada perbedaan antara laki-laki dan

perempuan.

Selain membahas persamaan hak pada tingkat pendidikan, Ki Hadjar

Dewantara juga menuliskan persamaan hak pada tingkat organisasi. Menurutnya,

24 Foto tersebut merupakan salah satu tayangan yang ada dalam film documenter KiHadjar Dewantara produksi Perusahaan Film Nasional tahun 1960. Film tersebutmenayangkan tentang perjalanan hidup Ki Hadjar Dewantara salah satunya mengenai TamanSiswa. Dalam film yang berdurasi kurang lebih empat puluh menit tersebut terdapat salahsatu tayangan yang menayangkan tentang suasana kelas di Taman Indria. Di dalam kelastersebut terdapat murid perempuan dan murid laki-laki yang sedang mengikuti proses belajarmengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

49

kedudukan perempuan dan laki-laki pada tingkat organisasi adalah setara. Dirinya

menyatakan bahwa kedudukan Wanita Taman Siswa berdiri sejajar dengan

kedudukan Majelis Luhur dalam Taman Siswa. Seperti pada artikel yang ditulisnya

pada tahun 1935, sebagai berikut :

“...Dalam kedudukan itu perempuan berdiri sedjadjar dan bersamaan deradjat denganlaki-laki. Dengan setjara sambil lalu bolehlah kiranya saja memperingatkan, bahwadidalam organisasi “Persatuan Taman Siswa” kedudukan perempuan yang luhur itudiudjudkan terang dengan peraturan, bahwa badan “Wanita Taman Siswa” itu tidakberdiri dibawah penguasa Madjelis-Luhur, akan tetapi berdiri berdjadjardisampingnja...”.25

Kesejajaran kedudukan antara laki-laki dan perempuan membuat diri Taman

Siswa semakin kuat. Hal ini juga yang membuat Wanita Taman Siswa menjadi salah

satu badan perempuan dalam Taman Siswa yang mempunyai pengaruh penting bagi

keberlangsungan Taman Siswa. Kaum perempuan dalam Taman Siswa memiliki

wadah guna mengemukakan pendapatnya dalam sebuah forum yang mempunyai

dasar sendiri.

3.2.2 Pendidikan

Pendidikan adalah cara bagi setiap individu untuk memperoleh ilmu

pengetahuan baik laki-laki maupun perempuan. Sudah semestinya kaum perempuan

mendapat haknya untuk berpendidikan tanpa adanya perbedaan dengan laki-laki

25 Ki Hadjar Dewantara, “Perempuan Di Dalam Pertumbuhan Adab”, Wasita, Juli1935, Jilid 1, No. 6 dalam ibid., hal 247.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

50

supaya tidak menimbulkan ketimpangan. Adanya ketimpangan dalam pendidikan ini

dapat ditelusuri melalui budaya masyarakat yang male oriented atau yang lebih

mengutamakan pendidikan bagi anak laki-laki.26 Male oriented dapat berkaitan

dengan budaya yang telah mengakar pada masyarakat yakni budaya patriarki.

Anggapan lainnya bahwa perempuan tidak memerlukan pendidikan yang tinggi sebab

nantinya hanya akan ke dapur saja.

Ketika pemerintah Kolonial Belanda menduduki Indonesia, pendidikan juga

diatur dengan hanya memperbolehkan kaum laki-laki yang bersekolah. Pada saat itu,

kaum perempuan tidak leluasa dalam mengenyam pendidikan ditambah lagi aturan

adat bahwa perempuan harus dipingit jika sudah akil baligh. Ketika dipingit, mereka

akan sulit berkegiatan di luar rumah termasuk bersekolah. Hal ini menyebabkan

pendidikan mereka hanya sebatas mengaji, legenda-legenda Jawa, serta bahasa dan

aksara Jawa Kuno.27

Aturan adat bagi kaum perempuan yang berupa pingitan juga dialami oleh

R.A Kartini yang merupakan keturunan bangsawan. Kartini dipingit saat usia 12

tahun dan tidak boleh melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi oleh

ayahnya.28 Meski dipingit, Kartini mempunyai pendirian akan adanya persamaan hak

26 Enny Zuhni Khayati, Pendidikan dan Idependensi Perempuan.

27 Cora Vreede-De Stuers, Sejarah Perempuan Indonesia: Gerakan dan Pencapaian,(Jakarta: Komunitas Bambu, 2008), hal 85.

28https://nasional.kompas.com/read/2016/04/22/04471261/Menjadi.Ibu.Alasan.Kartini.soal.Pentingnya.Pendidikan.bagi.Perempuan?page=2 diakses tanggal 20 Agustus 2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

51

serta pengajaran bagi anak-anak gadis. Kartini beranggapan bahwa dengan

pendidikan, perempuan akan lebih baik dalam mengerjakan tugasnya sebagai

pendidik pertama manusia. Kemudian usaha yang dilakukan oleh Kartini adalah

membuka kelas untuk anak-anak gadis dan diberi pelajaran membaca, menulis,

memasak, menjahit dan keterampilan lainnya.

Perihal pendidikan untuk kaum perempuan, Ki Hadjar Dewantara mempunyai

keresahan yang sama. Ia berpendapat bahwa pendidikan merupakan hal yang penting

bagi kaum perempuan. Dunia pendidikan sangat sesuai dengan kodrat perempuan.

Sehingga sewaktu menempuh pendidikan, perempuan tidak akan meninggalkan

kodratnya walau berada di luar aturan adat yang seharusnya, seperti yang dituliskan

dalam artikel berjudul Perempuan Dalam Dunia Pendidikan pada tahun 1928,

sebagai berikut:

“...Berhubung dengan itu, maka mudahlah kita mengerti, bahwa dunia pendidikanitulah tempat kaum perempuan jang sangat laras dengan kodrat isteri, lahir danbatin...”.29

Salah satu cara agar wawasan seseorang dapat bertambah luas adalah dengan

pendidikan. Tidak mengherankan jika Ki Hadjar Dewantara sangat menganjurkan

kaum perempuan untuk terjun dalam dunia pendidikan. Dengan berbekal pendidikan,

kaum perempuan dapat mengetahui berbagai informasi dan pengetahuan. Selain itu,

29 Ki Hadjar Dewantara, “Perempuan Dalam Dunia Pendidikan”, Wasita, Desember1928, Jilid, No. 3 dalam op.cit., hal 238.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

52

kaum perempuan menjadi lebih bijak tatkala dihadapkan oleh berbagai situasi dan

informasi.

Dalam pendidikan, selain para murid, Ki Hadjar Dewantara juga menekankan

pada para gurunya, guru menjadi salah satu ujung tombak dalam dunia pendidikan.

Menurutnya, menjadi guru sangatlah sesuai dengan kodrat perempuan sebagai ibu.

Kaum perempuan dapat memberikan pelajaran yang lebih dari sekedar pengajaran

saja ketika menjadi guru. Sifat keibuan yang dimiliki perempuan menjadikan anak-

anak nyaman dalam belajar. Karenanya anak-anak dapat menemukan sosok ibu dari

para guru perempuan.

Gambar 3.3: Nyi Kustiadi Hadisoekatno.30

30 Nyi Kustihadi Hadisoekatno adalah salah satu guru yang mengajar di TamanSiswa. Beliau mengajar seni tari pada anak-anak, lihat “Nyi Kustihadi Hadisoekatno,”Koleksi Foto Digital Museum Dewantara Kirti Griya (Tamansiswa), accessed November 20,2018, https://museumdewantara.omeka.net/items/show/3215.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

53

Terdapat beberapa guru perempuan atau disebut juga pamong di dalam Taman

Siswa. Seperti foto di atas yaitu Nyi Kustihadi Hadisoekatno sebagai pamong Taman

Siswa yang mengajar dibidang tari. Nyi Kustihadi Hadisoekatno adalah pamong tari

yang berasal dari Keraton. Nyi Kustiadi Hadisoekatno bersekolah di Taman Guru

Indriya.

Gambar 3.4: Pamong-pamong Taman Siswa pada tahun 1934.31

Tahun 1934 Taman Siswa memiliki beberapa pamong yang sebagian besar

diantaranya terdiri dari para perempuan. Pada foto di atas pamong tersebut berjumlah

tiga belas orang. Sedangkan pamong perempuan berjumlah tujuh orang, dan pamong

laki-laki berjumlah enam orang, sudah termasuk Ki Hadjar Dewantara. Nama-nama

pamong perempuan tersebut adalah Nyi Surip, Nyi Sudarminto, Nyi Hadjar

31 “Pamong - pamong Taman Siswa pada tahun 1934 ,” Koleksi Foto Digital MuseumDewantara Kirti Griya (Tamansiswa), accessed November 20, 2018,https://museumdewantara.omeka.net/items/show/3035.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

54

Dewantara, Nyi Mangunsarkoro dan Nyi Sunaryati Sukemi. Lalu nama-nama

pamong laki-laki tersebut adalah Ki Mangun Sarkoro, Ki Hadjar Dewantara, Ki

Suwarjo, Suryo Adiputro.

Gambar 3.5: Murid-murid Taman Guru.32

Pendidikan dalam Taman Siswa tidak berhenti pada literasi saja. Taman

Siswa pun memberikan pendidikan kepada para murid-murid perempuan yang

bersifat keterampilan.. Pada gambar di atas, terdapat beberapa murid perempuan yang

sedang belajar di ruang terbuka. Pelajaran keterampilan melatih mereka membuat

suatu kerajinan yang bisa digunakan menjadi property dalam mainan anak kancil

mencuri timun.

Dunia pendidikan, menurut Ki Hadjar Dewantara adalah bagian dari

kehidupan perempuan, sebagaimana tertulis dalam artikelnya pada tahun 1928 :

32 Film documenter “Ki Hadjar Dewantara” Produksi Perusahaan Film Negara tahun1960 karya R.M. Soetarto dan Mardhani S. Dipo, M.A diambil pada menit ke 01:08.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

55

“Maka dari itu saja serukan: Hai, kaum perempuan Indonesia, masuklah keduniapendidikan! Disitulah kamu akan merasakan kenikmatan diri, karena kamu bekerdjaguna kemuliaan rakjat dan bangsa, selaras dengan kodratmu lahir, dan batin.”.33

Dalam tulisannya, Ki Hadjar Dewantara kembali menegaskan bahwa kodrat

perempuan yang utama adalah menjadi ibu. Menjadi ibu sama halnya dengan menjadi

pusat kehidupan seseorang. Sebagai pusat kehidupan, tentu saja ibu harus dapat

mendidik anak-anak serta dapat menentukan arah perkembangan seorang anak. Budi

pekerti seorang anak juga dapat ditentukan dari bagaimana seorang ibu mendidik

anaknya. Maka perempuan harus mengenyam pendidikan yang layak agar bisa

menjalankan tugasnya sebagai ibu dengan baik.

3.2.3 Kesehatan

Perihal perempuan lainnya yang dibahas oleh Ki Hadjar Dewantara yaitu

tentang kesehatan. Kesehatan perempuan ditulisnya berjudul Perempuan dan Sport

pada majalah Wasita tahun 1935. Kata Sport di sini mempunyai arti olah raga.

Kemudian Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa terdapat tiga hal yang menjadi

dasar dalam kesehatan perempuan melalui bidang olah raga.

Olah raga menurut Ki Hadjar Dewantara bukan hanya tentang kesenangan

saja, tetapi juga suatu bentuk pemeliharaan serta pendidikan bagi kesehatan badan

seperti dalam kalimat yang ditulisanya, yaitu:

33 Ibid., hal 239.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

56

“Untuk permulaan haruslah diterangkan, apakah artinja sport itu? Adapun sport ituselain suatu kesenangan, djuga suatu usaha pemeliharaan atau pendidikan tubuh gunakesehatan badan

Lain dari pada kesehatan badan, maka sport itu berguna djuga untuk pendidikanbatin, jaitu untuk mendidik tabiat: sedjuk hati, saksama, awas, tertib, dan lain-lain.”.34

Maka bagi Ki Hadjar Dewantara setiap perempuan berhak untuk berolahraga

bagi kesehatan badannya. Kendati demikian, olah raga bagi perempuan harus berbeda

dengan olah raga yang dilakukan laki-laki. Perbedaan ini disebabkan oleh kodrat

perempuan yang berbeda dengan kodrat laki-laki. Hal inilah yang mempengaruhi

jenis olah raga apa saja yang diperbolehkan untuk perempuan.

Menurut Ki Hadjar Dewantara kesehatan pada perempuan mengarah pada

badan yang sehat. Yang dimaksud badan yang sehat adalah badan yang tidak mudah

terserang penyakit. Pengertian badan sehat antara perempuan dan laki-laki menurut

Ki Hadjar Dewantara sangatlah berbeda. Laki-laki memiliki badan yang sehat dan

kuat adalah laki-laki yang dapat mengerjakan pekerjaan laki-laki seperti mengangkat

benda berat, melawan perbuatan yang harus dilakukan dengan kekuatan badan,

melindungi atau membantu dengan menggunakan kekuatan. Sedangkan badan yang

sehat untuk perempuan adalah perempuan yang mudah mengerjakan segala perbuatan

perempuan.

Ki Hadjar Dewantara kembali mengatakan bahwa tubuh perempuan harus

sehat sebagaimana mestinya agar mudah mengandung, melahirkan, dan menjaga

34 Ki Hadjar Dewantara, “Perempuan Dan Sport”, Wasita, Desember 1935, Jilid 1,No. 3 dalam ibid., hal 242.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

57

anak-anak. Hal ini menjelaskan bahwa kesehatan reproduksi perempuan sangatlah

penting. Untuk mudah mengandung dan melahirkan, rahim perempuan menjadi faktor

yang sangat penting. Rahim berfungsi sebagai tempat janin tumbuh dan berkembang

sebelum dilahirkan.

Ketiga ketika perempuan berolah raga masih harus ditekankan pada prinsip

kesopanan. Prinsip kesopanan ini menuju pada jenis olah raga apa yang tidak boleh

dilakukan oleh perempuan. Pada jenis olah raga tertentu misalnya seperti tinju yang

tidak boleh dilakukan perempuan karena mengandung unsur kekerasan. Serta olah

raga yang pakaiannya memperlihatkan bentuk tubuh perempuan juga menjadi salah

satu syarat kesopanan yang harus ditaati oleh perempuan menurut Ki Hadjar

Dewantara.

3.2.4 Organisasi

Dalam tulisannya yang berjudul Wanita Taman Siswa: Vrouwenraad dalam

Taman Siswa pada tahun 1935, Ki Hadjar Dewantara memaparkan fungsi adanya

sebuah badan perempuan, yaitu:

“Belum selang lama ini dalam rapat tjabang dan rapat guru Taman Siswa diMataram-Jogjakarta turut bersidang djuga ,,Madjelis Wanita” kita, untuk ikutmemperbintjangkan suatu soal yang sempurna dirundingkan kalau tentang halitu suara wanita tak kedengaran. Sesungguhnya sudah lama kita rasakanbetapa perlunya kita mempunyai ,,Vrouwenraad” jang dapat memberipenerangan pada kita dan dapat bekerdja mengenai beberapa perkarakeperempuanan, misalnja soal pendidikan anak perempuan, pengadjaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

58

kepandaian puteri, pemeliharaan gadis, pelanggaran adab dan kesopanan olehatau terhadap wanita, soal kesutjian dan keadaban, hal kesusilaan tingkahlaku, kesusilaan pakaian perempuan, hal tjeritera dan bacaan jang baik untukanak perempuan dan lain sebagainja.”.35

Adanya kesadaran baik dari kaum laki-laki maupun perempuan bahwa tenaga

perempuan sangatlah diperlukan terutama dalam mengajar anak-anak maka Wanita

Taman Siswa dibentuk. Selain mengajar, Wanita Taman Siswa berfokus pada bidang

keperempuanan di Taman Siswa seperti pendidikan perempuan, pengajaran

kepandaian putri, pemeliharaan gadis, pelanggaran adab dan kesopanan oleh atau

terhadap perempuan, soal kesucian, hal kesusilaan tingkah laku, kesusilaan pakaian

perempuan, hal cerita dan bacaan yang baik untuk anak perempuan dan sebagainya.36

Meskipun Wanita Taman Siswa berfungsi pada pengajaran dan perempuan,

pada nyatanya badan tersebut dibentuk untuk menyeimbangkan badan-badan lain

yang ada di Taman Siswa. Seperti yang dipaparkan oleh Ki Hadjar Dewantara berikut

ini :

“Menurut pandangan kami badan wanita kita itu harus djadi sebagian dari MadjelisLuhur kita, sedjadjar dengan badan Paniteraan, badan Bendahara, badan Perusahaan,badan Pengajaran, badan Kesehatan, badan Pemeliharaan Anggota jang sudah tua(Ouderdomzorg) dan lain-lain bagian jang belum atau jang sudah ada, meski masihbersifat persediaan (provisorich).”.37

35 Ki Hadjar Dewantara, “Wanita Taman Siswa: Vrouwenraad dalam Taman Siswa”,Wasita, Desember 1935, Jilid 1 No. 3 dalam ibid., hal 244.

36 Buku Peringatan Tamansiswa 30 Tahun 1922-1952, log.cit.

37 Ki Hadjar Dewantara, “Wanita Taman Siswa: Vrouwenraad dalam Taman Siswa”,Wasita, Desember 1935, Jilid 1 No. 3 dalam op.cit., hal 245.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

59

Sejajarnya kedudukan Wanita Taman Siswa dengan badan-badan lain yang

ada di Taman Siswa menunjukkan bahwa posisi perempuan di Taman Siswa memang

diperhitungkan. Hal ini juga menunjukkan bahwa Ki Hadjar Dewantara maupun

Taman Siswa sendiri memperhitungkan suatu wadah untuk perempuan yang

berkegiatan di Taman Siswa. Selain itu dibentuknya Wanita Taman Siswa secara

tidak langsung mengajarkan pada kaum perempuan bahwa kaum perempuan harus

terlibat aktif dalam segala pekerjaan baik dari segi ide maupun prakteknya.

3.2.5 Perkerjaan

Pekerjaan untuk kaum perempuan ditulis oleh Ki Hadjar Dewantara dengan

judul “Lapangan Kerdja Bagi Perempuan” pada tahun 1935. Pemikiran Ki Hadjar

Dewantara mengenai pekerjaan kaum perempuan diawali dengan keresahan beliau

akan mata pencaharian atau pekerjaan yang dilakukan oleh kaum perempuan. Tulisan

Ki Hadjar Dewantara mengenai pekerjaan kaum perempuan kembali mengingatkan

bahwa apapun yang kaum perempuan lakukan, mereka tidak akan pernah bisa

meninggalkan kodratnya.

Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa kaum perempuan semakin sadar

akan pekerjaannya. Kaum perempuan mempunyai pandangan bahwa tidak baik hanya

bekerja di sektor domestik dan menggantungkan keberlangsungan hidup pada laki-

laki atau sanak saudara yang lain. Terlebih lagi tidak semua kaum laki-laki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

60

mempunyai pekerjaan yang layak untuk menghidupi keluarganya. Maka dari itu,

banyak kaum perempuan yang akhirnya keluar rumah dan mencari pekerjaan untuk

keberlangsungan hidup.

Mata pencaharian bagi kaum perempuan tidak semata-mata hanya untuk

peningkatan perekonomian saja. Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa mata

pencaharian bagi kaum perempuan harus disesuaikan dengan sifat atau kodrat

perempuan, sebagai berikut :

“Sebaliknja tentang sifatnja mata-pentjaharian buat kaum perempuan, itulah tidaksadja nampak sebagai soal penghidupan belaka, akan tetapi djuga sebagai masalahjang berhubungan dengan perikeadaban kita, jaitu karena tjara hidup perempuan kitaamat berbeda dengan tjara hidupnja kaum perempuan dinegeri-negeri jang disebutmodern”.38

Bagi Ki Hadjar Dewantara pekerjaan yang dilakukan oleh kaum perempuan

tidak hanya untuk peningkatakan perekonomian saja. Pekerjaan yang dilakukan oleh

kaum perempuan haruslah sesuai dengan batas-batas kesopanan serta norma-norma

yang berlaku. Hal ini dikarenakan kehidupan perempuan Indonesia sangatlah berbeda

dengan kehidupan perempuan-perempuan Eropa.39

38 Ki Hadjar Dewantara,”Lapangan Kerdja Bagi Perempuan”, Wasita, November1935, Jilid 1, No. 3 dalam ibid., hal 258.

39 Kehidupan perempuan-perempuan Eropa dijelaskan oleh Ki Hadjar Dewantarapada tulisannya yang berjudul “Kodrat Perempuan”. Ki Hadjar Dewantara mengatakanbahwa perempuan-perempuan Eropa, pada saat itu, sedang berusaha untuk mendapatkan hakyang sama dengan kaum laki-laki. Akan tetapi, persamaan hak yang dituntut perempuan-perempuan Eropa tidak sesuai dengan kodrat perempuan pada umumnya. Perempuan-perempuan Eropa tersebut meminta persamaan hak di segala bidang dengan kaum laki-laki.Selain itu, kehidupan perempuan Eropa dijelaskan dalam tulisannya yang berjudul“Perempuan Dan Sport” tentang bagaimana cara perempuan-perempuan Eropa berpakaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

61

Kaum perempuan di Eropa, menurut Ki Hadjar Dewantara, sering kali bekerja

hanya sebagai penarik publik atau sebagai penjaga toko maupun restoran. Mereka

diperintahkan oleh majikannya untuk menarik para tamu yang berasal dari kalangan

atas untuk masuk ke dalam restoran. Bahkan para tamu yang datang, memberikan

perlakuan yang melebihi batas kesopanan kepada perempuan-perempuan tersebut.

Pekerjaan perempuan Eropa yang seperti inilah yang sudah melebihi batas kesopanan

dan tidak menghiraukan kodrat perempuan sebagaimana mestinya.

Seorang majikan yang menggunakan kaum perempuan sebagai pekerjanya,

menurut Ki Hadjar Dewantara terdapat beberapa alasan sebagai berikut :

“...a. semata-mata untuk menarik perhatian publik karena ketjantikannya;b. untukmelakukan pekerjaan jang berhubungan dengan laku kemaksiatan; c. karena orangperempuan sebagai pegawai biasanya lebih murah dari pada pegawai laki-laki; d. adapula (tetapi ini bahkan terbilang jarang) kaum madjikan memakai kaum perempuanitu, sebab mereka tjakap melakukan pekerdjaan-pekerdjaan jang chusus dan pasti,misalnya djabatan pengasuh anak-anak, juru rawat, bidan, modes, guru dansebagainja, jang semuanya itu memang sesuai dengan kodratnja perempuan.”.40

Dalam pernyataan Ki Hadjar Dewantara kaum perempuan di posisikan

sebagai objek. Para majikan menjadikan perempuan sebagai alat agar mendapat

keuntungan yang lebih banyak. Peryataan Ki Hadjar Dewantara tersebut juga

menunjukkan bahwa bentuk fisik dari perempuan sangat diutamakan. Akan tetapi,

pada akhir pernyataan, Ki Hadjar Dewantara memaparkan tentang majikan yang

mempekerjakan perempuan sesuai dengan kodratnya.

Ki Hadjar Dewantara menuliskan bahwa cara berpakaian perempuan-perempuan Eropasangat memperlihatkan bagian-bagian tubuh yang seharusnya tidak boleh terlihat.

40 Ki Hadjar Dewantara., op.cit, hal 259.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

62

Ki Hadjar Dewantara berpendapat setidaknya ada tiga hal yang perlu

diperhatikan ketika kaum perempuan ketika mencari pekerjaan. Hal pertama yang

harus dilakukan adalah sebagai berikut:

“Jang pertamakali wabjiblah kita menjelidiki keadaan lahir dan batin si perempuanjang akan mentjari djabatan. Bagaimakah dasar-dasarnja kebatinan atau budipekerti?Tertibkah tingkah lakunya? Tjukupkah pengetahuannja untuk dapat melakukanpekerdjaannja itu? Lagi pula tjakapkah atau kuatkah tubuhnya untuk djabatan itu?Demikianlah seterusnja pertanjaan-pertanjaan jang mengenai keadaan djiwa danraganja si perempuan jang akan melakukan pekerjaan itu.”.41

Kondisi kesehatan perempuan sebagai hal pertama yang kemukakan Ki

Hadjar Dewantara. Kesehatan menjadi hal penting guna melihat bagaimana

perempuan tersebut dapat bekerja dengan baik atau tidak. Seorang perempuan harus

memiliki budi pekerti serta ilmu pengetahuan yang baik agar pekerjaannya nanti

dapat dikerjakan dengan mudah. Hal ini begitu diperhatikan agar kaum perempuan

bekerja sesuai dengan ilmu pengetahuan dan kecakapan dibidangnya.

Kedua, ketika kaum perempuan mencari pekerjaan sebaiknya perlu

diperhatikan mengenai jumlah lowongan pekerjaan yang ada, seperti berikut:

“Kedua kalinja haruslah kita selalu mengingat akan banjak atau sedikitnja djabatan-djabatan itu didalam masarakat. Djika lowongan djabatan itu hanja sedikit,djanganlah kiranja kita mengandjur-andjurkan anak-anak perempuan kita untukmengedjar djabatan itu, kalau ia sekiranya tidak terbilang sungguh pandai, hinggamelebihi ketjakapannja orang-orang lain buat pekerdjaan itu.”.42

Memperhatikan jumlah lowongan pekerjaan menjadi salah satu hal penting

ketika akan mencari pekerjaan. Jumlah lowongan pekerjaan dapat memberikan

41 Ibid., hal 259.

42 Ibid., hal 260.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

63

informasi mengenai berapa jumlah pekerjaan yang membutuhkan pekerja dan berapa

jumlah calon pekerja yang dibutuhkan. Selain itu, informasi mengenai jumlah

lowongan pekerjaan juga dapat memberikan informasi mengenai jenis pekerjaan dan

spesifikasi calon pekerja yang dibutuhkan. Sehingga kaum perempuan dapat

mengambil pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

Hal ketiga yang disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara yaitu mengenai

keinginan dalam memilih pekerjaan, sebagai berikut:

“Ketiga kalinja wadjiblah kita selalu mengindahkan keinginan dari anak-anakkita,agar mereka dapat memilih dengan merdeka; karena pilihan jang merdeka itu –asalkan berlaku dengan sabar— akan memberi rasa puas atau bahagia kepada anak-anak kita.”.43

Memilih pekerjaan sesuai dengan keinginan sendiri, dapat memberikan efek

puas terhadap diri sendiri. Selain itu, jika pekerjaan yang didapatkan sesuai dengan

keahlian yang dimiliki akan lebih mudah mengerjakannya. Ki Hadjar Dewantara

berpendapat bahwa memilih pekerjaan sebaiknya dilakukan oleh anak-anak yang

sudah dewasa dalam berpikir. Mereka yang sudah dewasa dipercaya dalam memilih

dan memilah pekerjaan yang sesuai dengan keinginan serta keahliannya.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang perempuan selalu menegaskan bahwa

apapun yang perempuan lakukan dan kerjakan tidak boleh sampai meninggalkan

kodratnya. Kodrat perempuan, menurut Ki Hadjar Dewantara adalah sebagai ibu yang

mengandung, melahirkan dan menyusui anaknya. Kodrat perempuan tersebut

43 Ibid., hal 261.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

64

berpengaruh terhadap apa yang dapat dan apa yang tidak dapat dikerjakan oleh

perempuan dalam bidang tertentu. Seperti pada keterangan diatas bahwa persamaan

hak, pendidikan, kesehatan, organisasi dan pekerjaan merupakan bidang yang dapat

perempuan kerjaan sesuai dengan kodratnya. Namun, pemikiran Ki Hadjar

Dewantara tentang perempuan tidak berhenti pada ke lima hal tersebut.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai perempuan terdapat juga pada

tulisannya yang berjudul “Kemadjuan Adab Perempuan: Kongres Djakarta dan

Protes Semarang” pada tahun 1935. Ki Hadjar Dewantara mengemukakan

pendapatnya mengenai perbedaan aliran yang ada pada P.P.I.I ketika kongres ini

dibentuk44. Beberapa aliran tersebut yaitu aliran kebangsaan, aliran agama,

kemasyarakatan, perekonomian serta kerumahtanggaan. Meski berbagai aliran

terdapat pada P.P.I.I, peratuan tetap selalu mereka jaga.

Pada judul tulisan yang sama pula, Ki Hadjar Dewantara mengemukakan

pendapatnya mengenai kaum perempuan yang dijadikan model pertunjukan pada

acara pasar malam di Semarang tahun 1935. Acara tersebut adalah ajang kecantikan

44 P.P.I.I dibentuk sebagai hasil dari Kongres Perempuan I pada 22-28 Desember1928. Organisasi perempuan tersebut dahulu bernama Perikatan Perkumpulan PerempuanIndonesia yang berganti nama menjadi Perikatan Perkumpulan Istri Indonesia. Agenda P.P.I.Ipertama mengangkat persoalan mengenai pendidikan bagi perempuan, yatim piatu dan janda,perkawinan anak-anak, reformasi undang-undang perkawinan Islam, peningkatan harga diriperempuan dan perkawinan paksa. Kemudian pada agenda ke dua mengangkat mengenaipersoalan perdagangan perempuan, hak suara perempuan, perlunya Kantor PeneranganTenaga Kerja untuk perempuan, serta penelitian keadaan sanitasi di kampong serta tingginyaangka kematian bayi. Lihat Muhadjir Darwin, Gerakan Perempuan di Indonesia dari Masake Masa, (Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 7, No. 3, 2004), hal 285).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

65

yang diikuti oleh kaum perempuan yang mendaftar. Mereka yang mendaftar untuk

mengikuti ajang tersebut mengenakan pakaian lurik dan diberi nilai oleh para juri.

Menurut Ki Hadjar Dewantara para perempuan yang mengikuti ajang tersebut hanya

digunakan sebagai alat pertunjukan guna mencari uang, sebagai berikut:

“Protes jang timbul di Semarang dan akan mendjalar kemana-mana itu teranglahsuatu bukti, bahwa kaum perempuan kita dengan persetudjuan dan sokongan darikaum kebangsaan dalam umumnja, sungguhlah sadar, lagi selalu bersedia untukmembela diri dimana bordjuis hendak mempermainkan mereka guna alat kesenangan(atraksi, penarik) dan alat untuk mentjari uang. Semangat jang demikian itulahsemangat jang pokok dan haruslah terus dianjurkan-andjurkan, oleh karena hanjaitulah jang akan dapat melawan semangat manusia jang verburgerlijkt dan senantiasamempergunakan perempuan sebagai alat perdagangan. Dalam prinsipnya hanja ada,,gradueel verschil” (hanja sedikit bedanja) antara konkurs-konkurs perempuan itudengan protisusi, jang dua-duanja tjuma dapat hidup karena dapat pemeliharaan jangsebaik-baiknya dari fihak bordjuis”.45

Ki Hadjar Dewantara menegaskan kembali mengenai kodrat perempuan pada

tulisannya yang berjudul Perempuan Dalam Pertumbuhan Adab tahun 1935. Kodrat

perempuan sebagai ibu merupakan hal yang tidak dapat dipertukarkan oleh laki-laki.

Akan tetapi menjadi seorang ibu yang baik, tidak semua perempuan dapat

melakukannya. Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa menjadi seorang ibu,

seluruh bibit, bebet, bobot nya harus baik, seperti berikut ini :

“... ,,Bibit” bermaksud : harus baik, sehat, utuh dan sempurna bibitnja, jaitu tubuhdjasmaninja si – ladjer atau si pemangku (sjarat fisik); ,,bebet” bermaksud : harusberasal dari turunan jang baik, misalnya turunan ksatrya, turunan dari pendeta dansebagainja (sjarat biogenetis); ,,bobot” bermaksud : harus baik, dan berat isinja (sjaratkebatinan). Disinilah terbukti adanja ilmu eugenetik nasional.”.46

45 Ki Hadjar Dewantara, “Kemadjuan Adab Perempuan: Kongres Djakarta danProtes Semarang”, Wasita, Agustus 1935, Jilid 1, No. 7 lihat Ki Hadjar Dewantara, op.cit.,252.

46 Ki Hadjar Dewantara, op.cit., hal 248.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

66

Bibit, bebet dan bobot seorang perempuan adalah salah satu faktor yang dapat

melengkapi kodrat perempuan. Bibit, bebet, bobot merupakan semboyan dalam

Taman Siswa terlebih saat akan menentukan calon anak menantu.47 Semboyan

tersebut mempunyai maksud agar dalam memilih anak menantu haruslah memilih

anak yang sehat. Selain itu anak menantu tersebut haruslah mempunyai pengetahuan

yang luas. Taman Siswa menggunakan semboyan tersebut dalam setiap pengajaran

adab dan kebudayaan yang bertujuan untuk menyehatkan keturunan.

47 Buku Peringatan Tamansiswa 30 Tahun 1922-1952, op.cit., hal 67.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

67

BAB IV

PENGARUH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA

MENGENAI PEREMPUAN

4.1 Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Tentang

Perempuan Dalam Wanita Taman Siswa

Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai apa saja pemikiran Ki

Hadjar Dewantara mengenai perempuan. Terdapat juga bagaimana Ki Hadjar

Dewantara merealisasikan buah pemikirannya mengenai perempuan di dalam

keberlangsungan Taman Siswa. Salah satu realisasi pemikiran Ki Hadjar

Dewantara perihal perempuan terdapat pada Wanita Taman Siswa. Wanita Taman

Siswa juga selalu identik dengan Nyi Hadjar Dewantara sebagai tokoh pendirinya.

Kehadiran Wanita Taman Siswa berjalan seiring dengan dibentuknya

Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Wanita Taman Siswa berfungsi sebagai pengamat

serta penanggung jawab mengenai masalah perempuan baik perorangan maupun

kelompok.1 Secara kepengurusan yang resmi Wanita Taman Siswa dibentuk pada

tahun 1931 dengan pengurusnya yaitu Nyi Hadjar Dewantara, Ni Surip, Nyi

Sudarminto, Nyi S. Sukemi, Nyi Sri Mangunsarkoro, dan Nyi Sudjarwo.

1 Kenangan Tujuh Dasa Warsa Wanita Tamansiswa 3 Juli 1922-3 Juli 1993,(Yogyakarta: Badan Pusat Wanita Tamansiswa, 1992), hal 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

68

Gambar 4.1: Pengurus Wanita Tamansiswa.2

Foto diatas merupakan foto pengurus Wanita Taman Siswa yang diambil

pada tahun 1929. Pengurus tersebut yaitu Nyi Hadjar Dewantara, S. Sukaptinah,

Nyi Sri Mangunsarkoro, Nyi Surip, Nyi Sugining Suparta, Nyi Achadiyah

Suwandi, Nyi Sunryadi dan Ni Sukemi. Selain berfungsi sebagai pengamat dan

penanggung jawab masalah perempuan dalam Taman Siswa, Wanita Taman

Siswa dibentuk sebagai badan yang mewakili guru perempuan dan istri guru

dalam Taman Siswa.

Seperti pada bab sebelumnya, sudah diterangkan sedikit mengenai Wanita

Taman Siswa yang bersifat ekslusif. Eksklusifnya Wanita Taman Siswa dapat

2 “Pengurus Wanita Taman Siswa Yang Pertama ,” Koleksi Foto Digital MuseumDewantara Kirti Griya (Tamansiswa), accessed November 20, 2018,https://museumdewantara.omeka.net/items/show/3073.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

69

dilihat melalui anggota yang terdapat di dalamnya. Wanita Taman Siswa hanya

memperbolehkan guru, istri guru serta anggota-anggota perempuan yang

tergabung dalam Taman Siswa saja. Perempuan yang tidak terdaftar dalam Taman

Siswa tidak diperbolehkan menjadi anggota Wanita Taman Siswa.

Sifat keanggotaan Wanita Taman Siswa telah ditetapkan pada tahun 1931

ketika badan tersebut telah resmi secara kepengurusan. Kemudian Ki Hadjar

Dewantara mempertegas sifat keanggotaan Wanita Taman Siswa dengan

mengatakan bahwa badan ciri khas Wanita Taman Siswa sebagai pemberi nasihat

dan korektif bagi Majelis Luhur tidak boleh dipengaruhi oleh orang luar.3 Akibat

dari keanggotaannya yang ekslusif, Wanita Taman Siswa tidak boleh ikut campur

dalam urusan partai politik.

Gambar 4.2: Konferensi Wanita Taman Siswa.4

Pada tahun 1932, Taman Siswa menghadapi suatu masalah dimana

Pemerintah Hindia Belanda kala itu mengeluarkan peraturan atau lebih dikenal

3 Ibid., hal 9.

4 “Konferensi Wanita Taman Siswa,” Koleksi Foto Digital Museum DewantaraKirti Griya (Tamansiswa), accessed November 20, 2018,https://museumdewantara.omeka.net/items/show/3064

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

70

sebagai Ordonansi Sekolah Liar.5 Peraturan tersebut berdampak pada guru-guru

yang terkena larangan mengajar dari pemerintah Hindia Belanda. Maka pada

Desember 1932, Wanita Taman Siswa mengadakan konferensi untuk menghadapi

peraturan tersebut. Pada konferensi tersebut Ki Hadjar Dewantara mengatakan

bahwa Wanita Taman Siswa harus menjadi Srikandi-Srikandi dan Sembrodo-

Sembrodo dalam menghadapi peraturan tersebut.

Wanita Taman Siswa kembali menjadi salah satu anggota Kongres

Perempuan Indonesia ke dua pada tahun 1935. Pada Kongres Perempuan

Indonesia yang pertama tahun 1928, Wanita Taman Siswa yang diwakili oleh Nyi

Hadjar Dewantara menjadi salah satu pencetusnya. Dalam pencetusan Kongres

Perempuan Indonesia, Nyi Hadjar Dewantara bersama-sama dengan dua orang

lainnya yaitu Ny. Sukonto dari Wanita Utomo dan N. Suyatin dari Putri

Indonesia. Masalah yang dibahas antara lain sama dengan Wanita Indonesia

namun dengan luang lingkup yang lebih luas.

Seiring dengan bergantinya tahun, Wanita Taman Siswa pun mengalami

reorganisasi kepengurusan. Tercatat sudah sebanyak empat periode sejak

diresmikannya badan tersebut hingga tahun 1959. Pergantian kepengurusan

tersebut mengalami perkembangan baik dalam jumlah anggota maupun dalam

jenis bidang-bidangnya, antara lain

5 1 Oktober 1932 Pemerintah Hindia Belanda mulai memberlakukan Undang-Undang Pengajaran atau yang lebih dikenal sebagai Ordonansi Sekolah Liar.Pemberlakuan peraturan tersebut dilatar-belakangi semakin kuatnya pergerakan nasionalterutama dalam pendidikan. Taman Siswa menjadi salah satu sekolah yang merasakanadanya peraturan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

71

a. Periode pertama tahun 1931-1936 jumlah pengurus masih terbatas yaitu

Nyi Hadjar Dewantara sebagai ketua, Ni Soerip sebagai Panitera, Nyi

Sudarminto dan Nyi Sunaryati sebagai anggota. Kemudia terdapat dua

perwakilan yaitu Nyi Sri Mangunsarkoro sebagai perwakilan Jawa Barat

dan Nyi Sudjarwo sebagai perwakilan Jawa Timur.

b. Periode kedua yaitu 1937-1949 Nyi Hadjar Dewantra dan Ni Soerip masih

menjabat sebagai ketua dan pemimpin umum. Akan tetapi, pada periode

ini panitera dijabat oleh Ni Marminah. Nyi Mangunsarkoro, Nyi Moch

Tauhid, Nyi Hadiprabowo dan Nyi Soemantri menjabat sebagai pengurus

badan pertimbangan. Sedangkan Nyi Soedarminta, Nyi Samsoe SH, Nyi

Satriya, Nyi Soehardjo, dan Nyi Bariyoen menjabat sebagai badan

pengawas.

c. Periode tahun 1950-1955 jumlah anggota dan jumlah

kepengurusansemakin bertambah banyak. Nyi Hadjar Dewantara, Ni

Soerip dan Nyi Soehardjo menjabat sebagai ketua. Ni Marminah dan Nyi

Isti Kartini menjabat sebagai panitera, sedangkan bagian bendahara dijabat

oleh Ni Sakdiah Saleh dan Nyi S. Sastrahutama. Bagian terakhir adalah

pembantu umum yaitu Nyi Sudarminto, Nyi Sastrowibowo, Ni Sutarti

Amirin, dan Nyi Sugondo Kartidiprodjo.

d. Periode 1956-1959 mengalami perkembangan jumlah yang banyak. Nyi

Hadjar Dewantara sebagai pemimpin umum, Nyi Tuti Darmani Djiwa

sebagai ketua, dan Nyi Ramelan sebagai wakil ketua. Panitera dijabat oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

72

Nyi Darsiti Soeratman dan Nyi Mulyanto. Bendahara dijabat oleh Nyi A.

Hertog dan Nyi Murwantiyah. Nyi Isti Kartini pada bagian usaha dan

sosial, Ni Karmini dan Ni Subaring pada bagian pembantu umum. Bagian

pendidikan dan penerangan dijabat oleh Ni Supadmi dan Nyi Ramelan.

Pada periode ini, Wanita Taman Siswa menyebarkan perwakilannya pada

Yayasan Hari Ibu Yogyakarta yaitu Nyi Ramelan, pada Kowani Jakarta

yaitu Nyi Suwarti dan Nyi Satriyowibowo. Sedangkan perwakilan pada

daerah yaitu diserahkan oleh masing-masing cabang yaitu cabang Ibu

Pawiyatan, cabang Bandung, cabang Jakarta, cabang Palembang dan

cabang Pematag Siantar.

Wanita Taman Siswa mengalami perkembangan dari tahun ke tahun.

Bahkan badan tersebut mampu menjalankan tugasnya seiring dengan asas-asas

Taman Siswa. Selain itu, atas peran dan kedudukannya dalam Taman Siswa,

Wanita Taman Siswa dapat mengoptimalkan kerjanya baik ke dalam maupun ke

luar. Hal ini membuktikan bahwa Wanita Taman Siswa yang merupakan sebuah

badan perempuan dapat sederajat kedudukannya dengan badan lain yang ada di

Taman Siswa.

Dalam tulisannya yang berjudul Wanita Taman Siswa: Vrouwendraad

Dalam Taman Siswa, Ki Hadjar Dewantara menyadari akan pentingnya peran

perempuan terutama dalam menghadapi masalah keperempuanan. Maka dari itu,

pembentukan sebuah badan keperempuanan dirasa cocok untuk mengurusi

masalah tersebut. Tidak hanya sebagai badan yang mengurusi masalah

keperempuanan, terbentuknya Wanita Taman Siswa diharapkan mampu untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

73

menjadi penyeimbang dalam kemajuan Taman Siswa. Masalah keperempuanan

yang menjadi fokus utama Wanita Taman Siswa merupakan yang terdapat dalam

Taman Siswa.6

Ki Hadjar Dewantara kembali mengemukakan pendapatnya bahwa Wanita

Taman Siswa dalam menjalankan pekerjaan harus sejajar kedudukannya dengan

badan-badan lainnya yaitu Badan Paniteraan, Badan Bendahara, Badan

Perusahaan, Badan Pengajaran, Badan Kesehatan, serta Badan Pemeliharaan

Anggota yang Sudah Tua.7 Selain itu, Ki Hadjar Dewantara menegaskan bahwa

Wanita Taman Siswa menjadi bagian dari keberlangsungan Taman Siswa dalam

Majelis Luhur.

Sebagai pendiri Taman Siswa, Ki Hadjar Dewantara memang tidak banyak

terjun langsung dalam kepengurusan Wanita Taman Siswa. Ki Hadjar Dewantara

menyerahkan segala urusan mengenai perempuan di Taman Siswa pada Wanita

Taman Siswa. Meski Wanita Taman Siswa merupakan sebuah badan

keperempuanan, dasar-dasarnya atau asas-asasnya tidak boleh menyeleweng dari

asas-asas dan dasar-dasar Taman Siswa. Maka beberapa pemikiran Ki Hadjar

Dewantara mengenai perempuan ada yang dijadikan asas oleh Wanita Taman

Siswa.

6 Urusan keperempuanan dalam Taman Siswa yaitu pendidikan anak perempuan,pengajaran kepandaian putri, pemeliharaan gadis, pelanggaran adab dan kesopanan olehatau terhadap wanita, soal kesucian dan keadaban, hal kesusilaan tingkah laku, kesusilaanpakaian perempuan, hal cerita dan bacaan yang baik untuk anak perempuan dan lainsebagainya, lihat Ki Hadjar Dewantara, “Wanita Taman Siswa: Vrouwendraad DalamTaman Siswa”, Wasita¸ Desember 1928, Jilid 1, No. 3.

7 Ibid.,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

74

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai kodrat manusia menjadi salah

satu hal utama yang adopsi. Asas Wanita Taman Siswa menjelaskan bahwa kodrat

manusia menjadi laki-laki dan perempuan bersifat kekal. Sifatnya yang kekal ini

lah maka laki-laki menjadi tiang turunan sedangkan perempuan menjadi

pemangku turunan. Sebagai tiang turunan dan pemangku turunan, laki-laki dan

perempuan senantiasa merawat dan menjaga turunannya. Hal ini dimaksudkan

agar turunan mereka tidak menyimpang dari kodrat mereka sebagai laki-laki

maupun sebagai perempuan.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai persamaan hak antara

perempuan dan laki-laki menjadi salah satu dasar pemikiran yang dijadikan asas

Wanita Taman Siswa. Perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama dalam

kehidupannya seperti kedudukan dan perannya pada masyarakat. Perbedaan yang

terletak antara perempuan dan laki-laki hanyalah perebedaan mengenai sifat lahir

dan batin. Sifat lahir dan batin merupakan sifat yang melekat pada diri laki-laki

dan perempua. Keduanya tidak dapat dihilangkan ataupun dipisahkan.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai perempuan yang terdapat pada

asas Wanita Taman Siswa lainnya yaitu pengaruh perempuan sebagai pemangku

turunan. Pemangku turunan diartikan sebagai seorang ibu yang mempunyai tugas

untuk mendidik turunannya. Maka dari itu, seorang perempuan diharuskan

mempunyai budi pekerti dan pendidikan yang baik. Kedua hal ini dapat

mempengaruhi sifat perempuan ketika mendidik anak-anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

75

4.2 Peran dan Kedudukan Wanita Taman Siswa

Wanita Taman Siswa merupakan salah satu badan yang bertanggung

jawab terhadap keberlangsungan Taman Siswa khususnya pada bidang

perempuan. Hampir seluruh aspek yang bersinggungan dengan perempuan pada

Taman Siswa, Wanita Taman Siswa lah yang menanganinya. Selain itu, adanya

badan Wanita Taman Siswa telah membuktikan bahwa Taman Siswa memberikan

wadah bagi kaum perempuan untuk mengoptimalkan dirinya di luar pekerjaan

yang seharusnya. Hal ini yang membuat badan Wanita Taman Siswa sangat

diperhitungkan kedudukannya dalam Taman Siswa.

Sebagai suatu badan yang berdiri sejajar dengan badan lainnya, maka

Wanita Taman Siswa juga mempunyai peraturan. Peraturan tersebut berupa asas-

asas Wanita Taman Siswa yang isinya sama-sekali tidak menyimpang dari asas-

asas Taman Siswa sendiri. Asas-asas tersebut berbunyi demikian:8

1. Kodrat iradatnya hidup manusia yang berwujud perempuan dan laki-laki

itu, sungguhlah mengandung maksud akan kekalnya turunan, dalam hal

mana orang laki-laki menjadi lajer atau tiang turunan dan orang

perempuan menjadi pemangku turunan.

2. Dalam pangkal hidupnya perempuan dan laki-laki itu hak dan harga

mereka itu samalah, sedangkan perbedaan antara mereka itu hanya semata-

8 Kenangan Tujuh Dasa Warsa Wanita Tamansiswa 3 Juli 1922-3 Juli 1993,(Yogyakarta: Badan Pusat Wanita Tamansiswa, 1992), op.cit., hal 9-11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

76

mata mengenai perbedaan hidup lahir dan batin yang khusus buat masing-

masing.

3. Manusia sebagai makhluk yang insyaf akan hidup, wajiblah berusaha akan

kekal dan baiknya turunan sesuai dengan kodrat alam, sebagai terbukti

dari beberapa alamat, yang dalam hakikatnya bermaksud mengenal dan

memperbaiki turunan itu, atau melawan segala perbuatan dan segala

keadaan yang merintangi kekal dan baiknya turunan itu.

4. Segala syarat untuk mencapai kekal dan baiknya turunan, haruslah

bermaksud memperteguh rasa kesucian dalam batinnya manusia dan

memajukan ketertiban dalam hidupnya manusia bersama, seperti

terkandung dalam syarat agama, adat dan hukum.

5. Menurut kodrat iradatnya hidup dan terbukti dari riwayat kemanusiaan

zaman purbakala, maka amatlah besar pengaruhnya perempuan sebagai

pemangku turunan atas bertumbuhnya rasa kesucian dan rasa ketertiban,

sehingga pendidikan anak-anak atas pembangunan masyarakat tidak akan

dapat sempurna, jika tidak mempergunakan pengaruh perempuan yang

baik itu.

6. Di mana Taman Siswa mewujudkan dirinya keluarga besar yang suci

maka berhak dan wajiblah kaum perempuan di dalam kalangan Taman

Siswa selalu mempergunakan pengaruh keperempuanan yang menuju ke

arah kesucian dan ketertiban dalam masyarakat Taman Siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

77

7. Oleh karena Wanita Taman Siswa adalah sebagian dari badan Taman

Siswa, maka segala syarat keperempuanan, yang diadakan olehnya tidak

boleh menyalahi asas Taman Siswa dan harus sesuai dengan kebangsaan

dalam maksudnya yang sejati, yaitu memperteguh adat kemanusiaan.

Asas-asas Wanita Taman Siswa tersebut juga dilengkapi dengan hak dan

kewajiban para anggota Wanita Taman Siswa sebagai bagian dari Taman Siswa.

Kewajiban Wanita Taman Siswa adalah membantu Taman Siswa dalam segala

usahanya yang bersifat ke dalam maupun ke luar.9 Kewajiban ke dalam yaitu

segala bidang yang berhubungan dengan Taman Siswa terutama yang mengenai

masalah keperempuanan. Sedangkan kewajiban ke luar yaitu mengadakan

hubungan dengan dunia luar atau organisasi lain yang asas dan tujuannya tidak

bertentangan dengan asas dan tujuan Wanita Taman Siswa.

Kewajiban luar Wanita Taman Siswa dijalankan salah satunya dengan

menjadi anggota Kongres Perempuan. Pada Kongres Perempuan pertama tahun

1928, Nyi Hadjar Dewantara menjadi salah satu anggota Wanita Taman Siswa

yang menjadi perintis diadakannya Kongres tersebut. Maksud dan tujuan

diadakannya Kongres tersebut yaitu sebagai sarana untuk mempertemukan

berbagai organisasi Wanita Indonesia supaya bisa secara bersama-sama

membicarakan perihal kewajiban keperluan dan kemajuan wanita.10

9 Darsiti Soeratman, Wanita Taman Siswa dan Hidup Kekeluargaan,(Yogyakarta: Badan Pusat Wanita Taman Siswa, 1979), hal 19.

10 Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia, (Jakarta: PN BalaiPustaka, 1978), hal 33.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

78

Atas peran dan kedudukan Wanita Taman Siswa dalam keberlangsungan

Taman Siswa, maka beberapa anggota Wanita Taman Siswa ada yang menjadi

perwakilan dalam kepengurusan Mejelis Luhur Persatuan Taman Siswa, sebagai

berikut:11

- Tahun 1934 Nyi Hadjar Dewantara dan Ni Surip menjadi anggota

Majelis Luhur.

- Tahun 1936 Nyi Hadjar Dewantara menjadi anggota Badan Pemangku

Asas.

- Tahun 1938 Nyi Hadjar Dewantara dan Nyi Sukemi menjadi anggota

Badan Pemangku Asas.

- Tahun 1942 ketika Jepang menduduki Indonesia Nyi Hadjar

Dewantara dan Ni Surip menjadi anggota Majelis Luhur.

- Tahun 1944 Nyi Hadjar Dewantara dan Ni Surip kembali menjadi

anggota Majelis Luhur.

- Tahun 1947 Nyi Hadjar Dewantara menjabat sebagai anggota Dewan

Pengetua, Nyi S. Mangunsarkoro dan Nyi D.M. Hadiprabowo

menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan, sedangkan Nyi S.

Satriyowibowo dan Ni Soerip menjabat sebagai anggota Badan

Pendidikan.

11 Kenangan Tujuh Dasa Warsa Wanita Tamansiswa 3 Juli 1922-3 Juli 1993,op.cit., hal 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

79

- Tahun 1950 Ni Marminah menjabat sebagai anggota Bagian

Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.

4.3 Pengaruh Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Mengenai

Perempuan

4.3.1 Perempuan Dan Kodratnya

Masyarakat masih banyak yang keliru mengenai konsep pemikiran akan

kodrat manusia terutama kodrat kaum perempuan. Pemahaman masyarakat

mengharuskan perempuan untuk bekerja hanya di dalam rumah seperti memasak,

mengurus rumah, suami, serta anak-anaknya. Perempuan pun masih dianggap

tabu jika dirinya memiliki pendidikan yang tinggi. Anggapan tersebut kembali

pada pemahaman masyarakat bahwa tugas utama perempuan hanyalah mengurus

rumah tangga, suami, dan anak-anaknya.

Pemahaman masyarakat yang demikian merupakan suatu konstruksi sosial

atas tugas dan peran antara laki-laki dan perempuan. Tugas dan peran antara laki-

laki dan perempuan tersebut terbagi menjadi dua yaitu sektor publik dan sektor

domestik. Terbaginya tugas dan peran dalam masyarakat kemudian dijadikan

kewajiban dalam mengatur pekerjaan. Lambat laun, konsep tersebut dianggap

sebagai suatu pemberian Tuhan serta kodrat yang harus dilaksanakan baik antara

perempuan maupun laki-laki. Masyarakat di daerah Jawa masih sangat kental

dengan konsep tersebut.

Konsep tersebut kemudian dipatahkan Ki Hadjar Dewantara dengan

mengatakan bahwa kodrat perempuan yaitu menjadi ibu. Ki Hadjar Dewantara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

80

tidak membenarkan bahwa kodrat perempuan adalah mengurusi hal rumah tangga

saja. Bahkan Ki Hadjar Dewantara berani memberikan narasi bahwa kaum

perempuan diharuskan untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Menurut

Ki Hadjar Dewantara, pendidikan merupakan wadah yang cocok bagi kaum

perempuan. Pendidikan mampu memberikan pandangan, wawasan serta

pengetahuan baru bagi perempuan tanpa harus meninggalkan kodratnya.

Ki Hadjar Dewantara mampu memberikan pemahaman mengenai kodrat

antara perempuan dan laki-laki dengan tidak menyinggung pemahaman yang

sudah ada. Kodrat menurut Ki Hadjar Dewantara yaitu, pada perempuan menjadi

pemangku turunan, sedangkan pada laki-laki yaitu menjadi tiang turunan atau

ladjer.12 Seperti yang dikatakan Ki Hadjar Dewantara berikut ini :

“Teranglah dari pada tjeritera dimuka itu, bahwa untuk kemadjuan hidup manusianjatalah ,,ladjer-turunan” harus kuat, sedang ,,pemangku-turunan” harus sutji.”13

Kedua perumpamaan tersebut menggunakan kata-kata turunan yang sama

halnya dengan kata keturunan. Keturunan dapat diartikan sebagai anak, cucu, atau

generasi yang dilahirkan dari generasi sebelumnya.14 Maka baik ladjer turunan

dan pemangku turunan keduanya berhubungan dengan keturunan yang akan

12 Pemangku turunan dan tiang turunan atau ladjer adalah sebuah kataperumpamaan yang digunakan Ki Hadjar Dewantara untuk menyebut perempuan danlaki-laki. Perumpamaan tersebut digunakan berdasarkan kodrat antara perempuan danlaki-laki yang sesungguhnya.

13 Ki Hadjar Dewantara, Perempuan Dalam Pertumbuhan Adab, “Wasita”, Juli1935, Jilid 1, No. 6 dalam Ki Hadjar Dewantara, Kebudayaan, (Yogyakarta: MadjelisLuhur Persatuan Tamansiswa, 1967), hal 248.

14 https://kbbi.kata.web.id/turunan/ diakses pada tanggal 8 Januari 2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

81

dihasilkan kemudian. Ladjer turunan dan pemangku turunan haruslah memiliki

latar belakang yang baik, sehingga dapat memperbaiki keturunannya.

Beberapa kali telah dituliskan bahwa menjadi ibu adalah kodrat bagi kaum

perempuan. Ditegaskan kembali bahwa menjadi ibu yaitu berarti akan

mengandung anak dan melahirkan anak.15 Mengandung dan melahirkan anak

adalah salah satu sifat biologis yang dimiliki oleh kaum perempuan. Maka dapat

dikatakan bahwa pemahaman kodrat perempuan menurut Ki Hadjar Dewantara

yaitu perempuan dalam sifat bilogisnya. Tentu saja sifat biologis perempuan tidak

hanya perihal mengandung dan melahirkan anak, tetapi juga mengenai ciri-ciri

fisik yang terlihat yang berbeda dengan laki-laki.

Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa pemahaman Ki Hadjar

Dewantara mengenai kodrat perempuan yaitu sesuatu yang bersifat alami. Sifat

tersebut sangat melekat antara laki-laki dan perempuan dan tidak dapat

dipertukarkan satu sama lain. Jika dikonsep kan, maka pemikiran Ki Hadjar

Dewantara tentang kodrat perempuan adalah konsep sex atau jenis kelamin.

Konsep sex ini membagi peran antara perempuan dan laki-laki yang ditentukan

secara biologisnya.16 Sifat biologis pada perempuan adalah memiliki alat

15 Ki Hadjar Dewantara, “Kodrat Perempuan”, Wasita, Desember 1928, Jilid 1,No. 3 dalam Ki Hadjar Dewantara, op.cit., hal 238.

16 Dr. Mansour Fakih, Analisisi Gender Dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2003); hal 8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

82

reproduksi yaitu rahim dan saluran untuk melahirkan, memiliki payudara untuk

menyusui, memiliki vagina dan memproduksi telur.17

4.3.2 Ki Hadjar Dewantara Menginspirasi Soekarno Bicara Mengenai

Perempuan

Sebagai seorang tokoh nasional, tidak bisa dipungkiri bahwa pemikiran Ki

Hadjar Dewantara menginspirasi banyak orang. Sepak terjangnya pada perjuangan

kemerdekaan menjadi sebuah landasan oleh setiap orang yang mengidolakannya.

Semangatnya dalam melawan sistem pemerintahan Belanda mampu

menggerakkan setiap insan demi menuju Indonesia merdeka. Salah satu tokoh

nasional yang terinspirasi oleh pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu Soekarno.

Sejarah pemikiran Soekarno mengenai perempuan, dia tuangkan dalam

sebuah buku karyanya yang berjudul “Sarinah”.18 Sarinah sendiri adalah nama

seorang pengasuh Soekarno yang membantu ibunya merawat Soekarno ketika

masih kecil. Nama pengasuh tersebut kemudian dia jadikan sebuah judul buku

sebagai rasa terimakasih karena telah merawat Soekarno. Rasa terimakasih

Soekarno dikarenakan Sarinah banyak mengajarkan dirinya tentang mencintai

orang kecil.

17 Ibid.,

18 Soekarno, Sarinah, (Yogyakarta: Yayasan Gema Indonesia dan Pena Persada,Cetakan kedua, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

83

Kegelisahan Soekarno mengenai perempuan berawal ketika dirinya sedang

berkunjung ke rumah temannya. Pada waktu itu, Soekarno masih seorang

interniran.19 Rumah teman Soekarno mempunyai sebuah toko di depan rumah

utamanya. Tentunya Soekarno tidak sendiri, dia bersama dua orang teman lainnya

yang merupakan pasangan suami istri. Ketika istri teman Soekarno menanyakan

kepada tuan rumah tentang istrinya, langsung saja tuan rumah menjawab bahwa

istrinya sedang tidak ada di rumah. Tuan rumah tidak mempersilahkan istrinya

untuk duduk bersama para tamu dan berbincang-bincang.

Pada waktu tuan rumah berbicara bahwa istrinya tidak berada di rumah,

Soekarno melihat ke arah rumah utama yang hanya disekat menggunakan tirai

dengan toko. Di balik tirai tersebut, Soekarno melihat seorang perempuan yang

sedang mengintip pembicaraan mereka. Seketika itu, pikiran Soekarno terpecah

antara sang tuan rumah yang berkata bahwa istrinya tidak di rumah dengan

seorang perempuan yang sedang mengintip di balik tirai. Kemudian Soekarno

mengetahui bahwa perempuan tersebut adalah istri dari sang tuan rumah. Hatinya

bergejolak, mengapa sang tuan rumah tidak mau berterus terang bahwa istrinya

sedang di rumah.

Perihal kedua yang menjadi awal kegelisahan Soekarno datang dari

temannya yang berasal dari Bengkulu. Temannya adalah orang terpandang di

19 Menurut KBBI, interniran berasal dari kata internir yang mempunyai arti yaitumenempatkan orang atau sekelompok orang (tawanan perang, pelarian dan sebagainya) disuatu tempat tinggal tertentu dan melarangnya meniggalkan tempat tersebut atauberhubungan dengan orang lain; mengasingkan; memenjarakan. Jadi interniran yaituorang yang diinternir atau orang yang diasingkan dan dipenjarakan lihathttps://kbbi.web.id/internir diakses tanggal 9 Januari 2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

84

Bengkulu dan sudah mempunyai istri. Akan tetapi, sang suami tidak

memperbolehkan istrinya untuk pergi ke luar rumah. Alasan suami tersebut yaitu

karena dirinya amat sangat mencintai istrinya. Selain itu, sang suami tersebut

sangat menghormati dan menjunjung tinggi istrinya, sehingga ia tidak mau jika

istrinya kelak ada yang menghina. Pada akhir percakapan Soekarno dengan

temannya dari Bengkulu, suami tersebut mengatakan bahwa dia memperlakukan

istrinya sebagai sebutir mutiara.

Bagi Soekarno, dalam proses menyusun negara serta masyarakat tidak

akan mendapatkan hasil yang baik jika perihal perempuan tidak diperhatikan.20

Perempuan, dalam kehidupannya harus diberi kemerdekaan agar dapat

mengoptimalkan dirinya sebagai istri maupun sebagai ibu. Dua peristiwa diatas

menyadarkan Soekarno bahwa dengan menganggap istri sebagai mutiara tak lain

hanya mengurungnya. Perempuan yang dianggap sebagai mutiara tersebut mereka

jaga, hormati, dan muliakan. Akan tetapi, perlakuan tersebut membuat kaum

perempuan merasa terkurung, hanya di dalam rumah, dan tidak bebas.

Pengaruh pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai perempuan pada

pemikiran Soekarno terletak pada adanya kutipan yang ditulis Soekarno. Dalam

buku “Sarinah”, setidaknya ada satu kutipan kalimat Ki Hadjar Dewantara yang

dikutip lalu menjadi salah satu dasar Soekarno dalam berbicara mengenai

perempuan. Kutipan tersebut merupakan salah satu kalimat yang ditulis Ki Hadjar

20 Ibid., hal 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

85

Dewantara dengan judul “Kodrat Perempuan” pada majalah Wasita tahun 1928.

Kutipan tersebut adalah sebagai berikut:

“... “Janganlah tergesa-gesa meniru cara modern atau cara Eropa, janganlah jugaterikat oleh rasa konservatif atau rasa sempit, tetapi cocokkanlah semua barangdengan kodratnya” Inilah perkataan Ki Hadjar Dewantara yang pernah saya baca.Saya kira buat soal perempuan kalimat inipun menjadi pedoman yang baiksekali...”.21

Sebelum mengutip tulisan Ki Hadjar Dewantara tersebut, Soekarno

berbicara mengenai pergerakan perempuan di negara-negara Eropa. Menurut

Soekarno, pergerakan perempuan di negara-negara Eropa yang lebih dikenal

dengan feminisme, ternyata tidak berjalan dengan seharusnya. Pergerakan yang

pada mulanya digunakan untuk menuntut persamaan hak antara laki-laki dan

perempuan, dalam perkembangannya digunakan untuk mencari-cari hal lain yang

dapat disamakan antara laki-laki dan perempuan. Hal-hal tersebut antara lain yaitu

persamaan tingkah laku, persamaan cara hidup, hingga persamaan bentuk pakaian.

Soekarno mengatakan dengan tegas bahwa pergerakan feminisme yang

terjadi di Eropa sudah tidak pada tempatnya. Pergerakan feminisme tersebut

sudah pada level dimana kodrat perempuan mulai disamakan dengan laki-laki.

Kaum perempuan di Eropa mulai mengikuti kaum lelaki untuk mencari nafkah

pada perusahaan-perusahaan dengan menjadi buruh. Pekerjaan utama seorang

perempuan sebagai ibu serta istri ditambahi dengan sebagai buruh. Akan tetapi,

pekerjaan sebagai buruh tidak memberikan waktu yang cukup kepada kaum

perempuan di Eropa untuk menjadi ibu dan istri. Hal ini lah yang membuat

Soekarno berpendapat bahwa feminisme di Eropa terasa gagal.

21 Soekarno, op.cit., hal 8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

86

Ketika Soekarno melihat bagaimana kaum perempuan di Eropa

berperilaku, terdapat kesamaan dengan bagaimana Ki Hadjar Dewantara

melihatnya. Pada tulisan Ki Hadjar Dewantara yang berjudul “Kodrat

Perempuan”, beliau melihat bahwa kaum perempuan di Eropa sudah menuntut

hak yang sama dengan kaum laki-laki dalam segala hal. Kemudian, Ki Hadjar

Dewantara menjadikan khasus tersebut sebagai contoh kepada kaum perempuan

dalam menuntut persamaan hak. Hal ini diperkuat lagi, dimana Ki Hadjar

Dewantara melihat dengan kacamatanya sendiri bagaimana keadaan bangsa Eropa

ketika dirinya menjalani hukuman di Belanda.

Dikutipnya tulisan Ki Hadjar Dewantara oleh Soekarno, menunjukkan

bahwa dalam membahas mengenai masalah perempuan, Soekarno sependapat

dengan Ki Hadjar Dewantara. Terlebih ketika Soekarno membandingkan kaum

perempuan di Indonesia dengan di Eropa. Maksud dan tujuan Soekarno menulis

gerakan feminisme di Eropa bukan untuk menyulut api dengan perempuan

Indonesia. Melainkan untuk memberikan contoh kepada kaum perempuan

Indonesia, agar dapat meniru hal baik dari gerakan feminisme, dan meninggalkan

hal buruk seperti contoh diatas.

Meski Soekarno hanya mengutip sepenggal kalimat dari Ki Hadjar

Dewantara, dalam perkembangannya terdapat beberapa pemikiran yang sama

antara dua tokoh nasional tersebut. Pemikiran tersebut antara lain adalah

mengenai persamaan hak dan kodrat perempuan. Adanya persamaan pemikiran

mengenai perempuan, membuktikan bahwa Ki Hadjar Dewantara mempunyai

pengaruh besar terhadap perekembangan pemikiran Soekarno. Meski begitu, baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

87

Soekarno maupun Ki Hadjar Dewantara masih mempunyai keunikannya sendiri-

sendiri dalam menuangkannya melalui tulisan.

Persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, menurut Ki Hadjar

Dewantara adalah persamaan mengenai kedudukan dan perannya dalam

masyarakat. Persamaan hak ini, mengandung arti bahwa setiap peran dalam

masyarakat, baik laki-laki dan perempuan, harus memikul tanggung jawab secara

bersama-sama. Persamaan hak juga ada batasnya karena antara laki-laki dan

perempuan memiliki kodrat yang berbeda. Baik laki-laki dan perempuan hal yang

tidak dapat disamakan adalah hal lahir dan juga hal batin.22 Kedua hal tersebut

sudah melekat pada diri laki-laki dan perempuan dan tidak dapat diubah oleh

konstruksi sosial apapun.

Sedangkan menurut Soekarno, persamaan hak yang terdapat antara laki-

laki dan perempuan berkaitan juga dengan praktek kemanusiaan. Laki-laki dan

perempuan harus bisa menjalankan perannya secara beriringan sebagai

masyarakat. Baik laki-laki atau perempuan harus sejajar agar tidak ada dominasi

dalam suatu masyarakat. Hal tersebut Soekarno tulis dalam bukunya sebagai

berikut :

“... Dan kemanusiaan akan terus pincang, selama sap yang satu menindas sapyang lain. Harmoni hanyalah dapat tercapai, kalau tidak ada sap satu diatas sap

22 Hal lahir seperti pakaian, perilaku, maupun pekerjaan. Sedangkan hal batinyaitu rasa adab, cinta kasih, kehalusan budi, kesucian serta kesopanan. Lihat Ki HadjarDewantara, “Kodrat Perempuan”, Wasita, Jilid 1, No. 3 dalam Ki Hadjar Dewantara,Kebudayaan¸(Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1967), hal 238.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

88

yang lain, tetapi dua “sap” itu sama-derajat,--berjajar—yang satu disebelah yanglain, yang satu memperkuat kedudukan yang lain..”.23

Penjelasan Soekarno mengenai persamaan hak antara laki-laki dan

perempuan, adalah sama dengan persamaan hak yang dibicarakan oleh Ki Hadjar

Dewantara. Keduanya mempunyai pandangan mengenai persamaan akan

kedudukan, serta peran yang sejajar antara laki-laki dan perempuan dalam

masyarakat. Jika terdapat ketimpangan seperti laki-laki lebih mendominasi atau

perempuan yang lebih mendominasi, maka kondisi masyarakat tersebut tidak

dapat seimbang. Keputusan-keputusan yang dibuat pun hanya terpaku pada satu

pemikiran saja yaitu pemikiran laki-laki saja atau pemikiran perempuannya saja.

Persamaan pemikiran lainnya yaitu terdapat pada pemikiran akan kodrat

perempuan. Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa kodratnya perempuan

adalah menjadi ibu. Menjadi ibu menurut Ki Hadjar Dewantara, bukanlah menjadi

seorang ibu rumah tangga saja yang pekerjaannya hanya berkutat pada rumah dan

segala isinya. Menjadi ibu menurut Ki Hadjar Dewantara, adalah menjadi ibu

secara biologis yaitu melahirkan anak, menyusui anaknya serta mengurusi

anaknya. Maka dapat dikatakan bahwa kodrat perempuan menjadi ibu, adalah

menjadi ibu secara biologis.

Pemikiran akan kodrat perempuan menurut Soekarno hampir sama dengan

Ki Hadjar Dewantara. Hanya saja, Soekarno menggunakan kata-kata yang begitu

tegas, seperti berikut ini:

23 Soekarno, op.cit., hal 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

89

“Sekali lagi: ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Tetapi sekali lagipula saya ulangi disini, bahwa perbedan-perbedaan itu hanyalah karena dan untuktujuan kodrat alam, yakni hanyalah karena dan untuk tujuan perlaki-istrian danperibuan saja. Dan sebagai tadi saya katakan, kecuali perbedaan tubuh, untuk halini adalah perbedaan psikis pula antara laki-laki dan perempuan yakni perbedaanjiwa.”24

“Ya, makin nyatalah kepada kita, bahwa penghidupan menurut kodrat yangmenempatkan perempuan kesisi periuk-nasi dan panci-gulai itu, tak lain takbukan adalah bukan penghidupan menurut kodrat, bukan penentu kodrat,(sebagai menerima zat anak, mengandung anak, melahirkan anak, memeliharaanak), tetapi adalah penghidupan yang masyarakat sekarang dan hukummasyarakat sekarang kasihkan kepadanya.”25

Dua kutipan diatas, merupakan kodrat perempuan menurut Soekarno yang

dipengaruhi pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Kedua kutipan tersebut

membenarkan bahwa kodrat perempuan yang sebenarnya yaitu menjadi ibu.

Menjadi ibu yang berhubungan dengan proses kehamilan, kelahiran serta

mengurus anak-anaknya. Bahkan dalam pemikirannya mengenai kodrat

perempuan, Soekarno menegaskan bahwa konstruksi pemikiran terhadap

perempuan di masyarakat dewasa ini, hanya memikirkan bahwa pekerjaan

perempuan berkutat pada urusan dapur dan kebersihan rumah saja.

24 Ibid., hal 23.

25 Ibid., hal 37.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

90

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai perempuan dilatarbelakangi

oleh Nyi Hadjar Dewantara yang mampu berperan aktif dalam beberapa bidang.

Sebagai seorang ibu, Nyi Hadjar Dewantara mampu menjalankan tugasnya

dengan baik. Selain itu, dalam Taman Siswa, Nyi Hadjar Dewantara dibantu

dengan pengurus wanita lainnya mendirikan badan yang mengurusi perihal

perempuan yaitu Wanita Taman Siswa serta Kongres Perempuan. Pada akhirnya,

Nyi Hadjar Dewantara terjun pada bidang jurnalistik dengan banyak menulis

tentang perempuan.

Mengingat Ki Hadjar Dewantara adalah seorang bangsawan Jawa, maka

penulisannya mengenai perempuan menjadi menarik. Ki Hadjar Dewantara

mampu memberikan narasi lain mengenai perempuan yang sangat berbeda dengan

latar belakangnya serta keadaan sosial pada periode tersebut. Perihal perempuan

yang amat penting menurut Ki Hadjar Dewantara adalah kodratnya sebagai

perempuan. Kodrat perempuan adalah menjadi ibu yang mengandung,

melahirkan, serta menyusui anaknya. Maka dari itu, perempuan dan laki-laki

memiliki tugas yang berbeda karena adanya kodrat tersebut.

Meski perempuan dan laki-laki mempunyai perbedaan, dalam peran dan

kedudukannya dalam masyarakat, perempuan dan laki-laki mempunyai hak yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

91

sama. Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa meskipun perempuan dan laki-

laki memiliki kodrat yang berbeda, akan tetapi keduanya memiliki hak yang sama.

Persamaan hak ditunjukkan Ki Hadjar Dewantara dalam Taman Siswa saat berada

di kelas. Murid perempuan dijadikan satu kelas dengan murid laki-laki, mereka

tidak dipisah menurut jenis kelamin. Hal ini juga dapat mempengaruhi perilaku

antara murid perempuan dan murid laki-laki.

Guru adalah salah satu pekerjaan atau profesi yang menurut Ki Hadjar

Dewantara sangat selaras dengan kodrat perempuan. Perempuan tidak hanya akan

memberikan pengetahuan saja tetapi juga memberikan kasih sayang kepada anak

didiknya. Menjadi seorang guru, berarti kaum perempuan mendidik dan merawat

serta memberikan pengajaran kepada para muridnya. Murid-murid akan

dianggapnya sebagai anaknya sendiri, sebagaimana perempuan merawat anaknya

sendiri.

Ketika mendirikan Taman Siswa, Ki Hadjar Dewantara juga memberikan

wadah bagi para perempuan untuk berkarya. Wadah tersebut adalah berupa badan

bernama Wanita Taman Siswa yang mengurusi berbagai hal mengenai perempuan

di dalam Taman Siswa. Badan tersebut berdiri sejajar dengan badan-badan yang

lain yang berada dalam Taman Siswa. Meski Wanita Taman Siswa bersifat

eksklusif dalam merekrut anggotanya, namun Wanita Taman Siswa mampu

berperan aktif dalam kegiatan di luar Taman Siswa. Wanita Taman Siswa tercatat

pernah beberapa kali menjadi anggota Kongres Perempuan Indonesia. Bahkan Nyi

Hadjar Dewantara adalah salah satu penggagas terselenggaranya Kongres

Perempuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

92

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai perempuan, nyatanya mampu

mempengaruhi pola pikir sekitarnya seperti Wanita Taman Siswa hingga

Soekarno. Sebagai sebuah badan, Wanita Taman Siswa memiliki asas-asas

sebagai dasar untuk menjalankan tugasnya. Asas-asas tersebut tidak boleh

menyimpang dengan asas-asas Taman Siswa, karena Wanita Taman Siswa masih

dalam bagian Taman Siswa. Akan tetapi, dalam perumusan asas-asas tersebut,

mengadaptasi pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai perempuan. Beberapa

hal seperti kodrat perempuan, persamaan hak, hingga bagaimana perempuan

berperilaku sebagai calon ibu dijelaskan dalam asas-asas tersebut.

Kemudian pengaruh pemikiran Ki Hadjar Dewantara pada pemikiran

Soekarno terletak pada sebuah tulisan Ki Hadjar Dewantara yang dikutip

Soekarno dalam bukunya yang berjudul “Sarinah”. Kutipan tersebut diawali

dengan pernyataan Soekarno yang tidak senang atas pergerakan perempuan di

Eropa. Soekarno berpendapat bahwa pergerakan perempuan di Eropa sudah

melewati batas kodrat yang ada. Kaum perempuan Eropa sudah meminta

persamaan dalam segala bidang dengan laki-laki. Lambat laun kaum perempuan

Eropa tidak mempedulikan lagi kodratnya sebagai ibu.

Selain itu, pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai kodrat perempuan

juga menjadi salah satu hal yang mempengaruhi Soekarno. Pernyataan Ki Hadjar

Dewantara mengenai perempuan dan kodratnya yaitu menjadi ibu yang

mengandung, melahirkan serta menyusui anaknya, sama seperti kodrat perempuan

yang dibicarakan oleh Soekarno. Kemudian Soekarno menambahkan dengan

pernyataannya yaitu bahwa kodrat perempuan bukanlah mengerjakan pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

93

rumah ataupun urusan dapur. Meski sebenarnya Soekarno mempunyai pandangan

tersendiri perihal perempuan, tetapi dengan adanya kutipan milik Ki Hadjar

Dewantara sudah membuktikan bahwa Soekarno terpengaruh pemikiran Ki

Hadjar Dewantara.

5. 2 Saran

Penulisan sejarah Indonesia masih berkutat pada gerakan sosial, politik,

maupun kemanusiaan yang mempunyai skala besar. Penulisan tersebut banyak

dilirik oleh sebagian penduduk karena menganggap gerakan tersebut mampu

mempengaruhi dinamika Indonesia. Sedangkan sejarah pemikiran yang

menggerakan orang jarang disuguhkan dalam historiografi Indonesia. Salah

satunya yaitu sejarah pemikiran mengenai perempuan.

Meski penulisan sejarah mengenai perempuan sudah banyak dibahas, akan

tetapi pembahasan tersebut masih seputar pada peristiwa gerakan perempuan

seperti Gerwani atau Kongres Perempuan. Penulisan gerakan perempuan ditulis

dengan diawali oleh bagaimana gerakan tersebut terbentu, lalu konflik yang ada

hingga dampak-dampaknya terhadap keadaan Indonesia pada masa tersebut.

Penulisan gerakan perempuan juga disertai dengan konsep-konsep feminisme

yang memetakan perempuan dalam sebuah gerakan melawan penjajahan.

Dari keterangan diatas, sebaiknya penulisan sejarah perempuan juga

dibarengi dengan pemikiran mengenai perempuan. Penulisan sejarah pemikiran

mengenai perempuan berarti bahwa kita menulis tentang pandangan kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

94

mengenai perempuan. Penulisan sejarah mengenai perempuan tidak perlu ditulis

dengan memperhatikan peristiwa-peristiwa yang besar saja. Akan tetapi,

penulisan sejarah mengenai perempuan dapat ditulis dengan melihat pemikiran

seseorang mengenai perempuan.

Skripsi ini, mengangkat pandangan Ki Hadjar Dewantara dalam melihat

perempuan. Melalui pandangan Ki Hadjar Dewantara, kita dapat mengetahui

bagaimana perempuan seharusnya bersikap dan berperilaku. Penulisan sejarah

perempuan seperti memberi warna lain tentang citra perempuan di mata

masyarakat. Melalui penulisan sejarah perempuan ini kita dapat pula mengetahui

sisi lain seseorang ketika dirinya mempunyai pandangan mengenai perempuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

95

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman Surjomihardjo. Ki Hadjar Dewantara Dan Tamansiswa DalamSejarah Indonesia Modern. Jakarta: Sinar Harapan,1986.

Bambang Sokawati Dewantara. Ki Hadjar Dewantara: Ayahku. Jakarta: PustakaSinar Harapan, 1989.

----------------------------------------. Nyi Hadjar Dewantara. Jakarta: GunungAgung, 1984.

Budi Susanto, Dr. Citra Wanita dan Kekuasaan (Jawa). Yogyakarta: PenerbitKanisius, 1992.

Budiawan. Anak Bangsawan Bertukar Jalan. Yogyakarta: LKiS, 2006.

Buku Peringatan Tamansiswa 30 Tahun. Yogyakarta: Percetakan Tamansiswa,1981.

Christina S. Handayani dan Ardhian Novianto. Kuasa Wanita Jawa. Yogyakarta:LKiS, 2004.

Darsiti Soeratman. Ki Hadjar Dewantara. Jakarta: Departemen Pendidikan DanKebudayaan, 1983.

-----------------------. Wanita Taman Siswa dan Hidup Kekeluargaan. Yogyakarta:Badan Pusat Wanita Taman Siswa, 1979.

De Stuers, Cora Vreede. Sejarah Perempuan Indonesia Gerakan DanPencapaian. Jakarta: Komunitas Bambu, 2008.

Djoko Dwiyanto. Puro Pakualaman: Sejarah, Kontribusi Dan NilaiKejuangannya. Yogyakarta: Paradigma Indonesia, 2009.

Djumhur, I. dan Drs. H. Danasuparta. Sejarah Pendidikan. Bandung: CV. Ilmu,1976.

Enny Zuhni Khayati. Pendidikan dan Idependensi Perempuan.

Harahap , H.A.H. dan Bambang Sokawati Dewantara. Ki Hadjar Dewantara danKawan-Kawan: Ditangkap, Dipenjarakan dan Diasingkan. Jakarta:Gunung Agung, 1980.

Kenangan Tujuh Dasa Warsa Wanita Tamansiswa 3 Juli 1922-3 Juli 1993.Yogyakarta: Badan Pusat Wanita Tamansiswa, 1992.

Ki Hadjar Dewantara. Kebudayaan. Yogyakarta: Majelis Luhur Tamansiswa,1967.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

96

Koentjaraningrat. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.

Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003.

Mansour Fakih, Dr. Analisisi Gender Dan Transformasi Sosial. Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2003.

Pilcher, Jane dan Wheleman, Imelda. Fifty Key Concepts in Gender Studies.London: SAGE Publications L.td, 2004.

Samho, Bartolomeus. Citra Kepribadian Ki Hadjar Dewantara: Visi PendidikanKi Hadjar Dewantara Tantangan dan Relevansi. Yogyakarta: PenerbitKanisius, 2013.

Sartono Kartodirdjo. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah PergerakanNasional Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme Jilid 2. Jakarta: PTGramedia, 1990.

Sartono Kartodirdjo dkk. Perkembangan Peradaban Priyayi. Yogyakarta: GadjahMada University Press, 1987.

Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,1978.

Soekarno. Sarinah. Yogyakarta: Yayasan Gema Indonesia dan Pena Persada,Cetakan kedua, 2003.

MAJALAH

Ki Hadjar Dewantara. “Kodrat Perempuan”. Wasita. Desember 1928. Jilid 1, No.3.

----------------------------. “Perempuan Dalam Dunia Pendidikan”. Wasita,Desember 1928. Jilid 1, No. 3.

----------------------------. “Perempuan Dan Sport”. Wasita. Desember 1928. Jilid1, No. 3.

----------------------------. “Pengaruh Perempuan Pada Barang Dan TempatKelilingnja”. Wasita. Desember 1928, Jilid 1, No. 3.

----------------------------. “Wanita Taman Siswa: Vrouwenraad dalam TamanSiswa”. Wasita. Desember 1928. Jilid 1 No. 3.

----------------------------. “Perempuan Dalam Pertumbuhan Adab”. Wasita. Juli1935. Jilid 1, No. 6.

----------------------------. “Perempuan Di Dalam Pertumbuhan Adab”. Wasita. Juli1935. Jilid 1, No. 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

97

---------------------------. “Kemadjuan Adab Perempuan: Kongres Djakarta danProtes Semarang”. Wasita. Agustus 1935. Jilid 1, No. 7.

----------------------------.”Lapangan Kerdja Bagi Perempuan”. Wasita. November1935. Jilid 1, No. 3.

SKRIPSI

Tasen, Gerfasius. Pengasingan Ki Hadjar Dewantara (1913-1917).

Ora, Felisitas Berni. Peranan Ki Hadjar Dewantara Dalam MemajukanPendidikan Pribumi Tahun 1922-1930.

JURNAL

Atik Catur Budiati. Aktualisasi Diri Perempuan Dalam Sistem Budaya Jawa:Persespai Perempuan Terhadap Nilai-Nilai Budaya Jawa DalamMengaktualisasikan Diri. Pamator. Vol. 3, No. 1, 2010.

Tanti Hermawati. Budaya Jawa dan Kesetaraan Gender. Jurnal KomunikasiMassa, Vol. 1, No. 1, 2007.

Yuliati. Konsep Pendidikan Perempuan di Tamansiswa. Diunduh melalui GoogleScholar pada 5 April 2017.

Muhadjir Darwin. Gerakan Perempuan di Indonesia dari Masa ke Masa. JurnalIlmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 7, No. 3, 2004

WEBSITE

“Ki dan Nyi Hadjar Dewantara ,” Koleksi Foto Digital Museum Dewantara KirtiGriya (Tamansiswa), accessed November 21, 2018,https://museumdewantara.omeka.net/items/show/3326.

“Konferensi Wanita Taman Siswa,” Koleksi Foto Digital Museum DewantaraKirti Griya (Tamansiswa), accessed November 20, 2018,https://museumdewantara.omeka.net/items/show/3064

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG …Secure Site repository.usd.ac.id/33128/2/144314007_full.pdf · SEJARAH PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PEREMPUAN TAHUN 1922-1959

98

“Nyi Hadjar Dewantara di Kongres Perempuan ,” Koleksi Foto Digital MuseumDewantara Kirti Griya (Tamansiswa), accessed October 8,2018, https://museumdewantara.omeka.net/items/show/3298.

“Nyi Kustihadi Hadisoekatno,” Koleksi Foto Digital Museum Dewantara KirtiGriya (Tamansiswa), accessed November 20, 2018,https://museumdewantara.omeka.net/items/show/3215.

“Pamong - pamong Taman Siswa pada tahun 1934 ,” Koleksi Foto DigitalMuseum Dewantara Kirti Griya (Tamansiswa), accessed November 20,2018, https://museumdewantara.omeka.net/items/show/3035.

“Pengurus Wanita Taman Siswa Yang Pertama ,” Koleksi Foto Digital MuseumDewantara Kirti Griya (Tamansiswa), accessed November 20, 2018,https://museumdewantara.omeka.net/items/show/3073.

“Tiga Serangkai,” Koleksi Foto Digital Museum Dewantara Kirti Griya(Tamansiswa), accessed November 21, 2018,https://museumdewantara.omeka.net/items/show/3292.

https://kbbi.kata.web.id/turunan/ diakses pada tanggal 8 Januari 2019.

https://kbbi.web.id/internir diakses tanggal 9 Januari 2019.

https://nasional.kompas.com/read/2016/04/22/04471261/Menjadi.Ibu.Alasan.Kartini.soal.Pentingnya.Pendidikan.bagi.Perempuan?page=2 diakses tanggal20 Agustus 2018.

https://www.jurnalrozak.web.id/2014/05/pengertian-dan-unsur-delik-pers.htmldiakses pada 14 Agustus 2018.

https://arti-pengertian-definisi.blogspot.com/2014/02/pengertian-delik-pers.htmldiakses pada 14 Agustus 2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI