sejarah nasional

Upload: everybodyshit

Post on 02-Mar-2016

46 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

SejarahIndonesiaselama19451949dimulai dengan masuknyaSekutudiboncengi olehBelanda(NICA) ke berbagai wilayah Indonesia setelah kekalahanJepang, dan diakhiri denganpenyerahan kedaulatan kepada Indonesiapada tanggal27 Desember1949. Terdapat banyak sekali peristiwa sejarah pada masa itu, pergantian berbagai posisikabinet,Aksi PolisionilolehBelanda, berbagai perundingan, dan peristiwa-peristiwa sejarah lainnya.[sunting]1945[sunting]Kembalinya Belanda bersama Sekutu[sunting]Latar belakang terjadinya kemerdekaanSesuai denganperjanjian Winapada tahun1942,negara-negara sekutubersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang kini didudukiJepangpada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil diusir dari daerah pendudukannya.Menjelang akhirperang, tahun1945, sebagian wilayahIndonesiatelah dikuasai oleh tentarasekutu. Satuan tentaraAustraliatelah mendaratkan pasukannya diMakasardanBanjarmasin, sedangkanBalikpapantelah diduduki olehAustraliasebelumJepangmenyatakan menyerah kalah. SementaraPulau MorotaidanIrian Baratbersama-sama dikuasai oleh satuan tentaraAustraliadanAmerika Serikatdi bawah pimpinan JenderalDouglas MacArthur, Panglima Komando Kawasan Asia Barat Daya (South West Pacific Area Command/SWPAC).Setelah perang usai, tentaraAustraliabertanggung jawab terhadapKalimantandan Indonesia bagian Timur,Amerika SerikatmenguasaiFilipinadan tentaraInggrisdalam bentuk komandoSEAC(South East Asia Command) bertanggung jawab atasIndia,Burma,Srilanka,Malaya,Sumatra,Jawadan Indocina. SEAC dengan panglimaLord Mountbattensebagai Komando Tertinggi Sekutu diAsia Tenggarabertugas melucuti bala tenteraJepangdan mengurus pengembalian tawanan perang dan tawanan warga sipil sekutu (Recovered Allied Prisoners of War and Internees/RAPWI).[sunting]Mendaratnya Belanda diwakili NICABerdasarkanCivil Affairs Agreement, pada23 Agustus1945Inggris bersama tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh.15 September1945, tentara Inggris selaku wakil Sekutu tiba diJakarta, dengan didampingiDr. Charles van der Plas, wakil Belanda padaSekutu. Kehadiran tentara Sekutu ini, diboncengiNICA(Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin olehDr. Hubertus J van Mook, ia dipersiapkan untuk membuka perundingan atas dasar pidato siaran radioRatu Wilhelminatahun1942(statkundige conceptiatau konsepsi kenegaraan), tetapi ia mengumumkan bahwa ia tidak akan berbicara denganSoekarnoyang dianggapnya telah bekerja sama denganJepang. Pidato Ratu Wilhemina itu menegaskan bahwa di kemudian hari akan dibentuk sebuah persemakmuran yang di antara anggotanya ialah Kerajaan Belanda dan Hindia Belanda, di bawah pimpinan Ratu Belanda.[sunting]Pertempuran melawan Sekutu dan NICATerdapat berbagai pertempuran yang terjadi pada saat masuknya Sekutu danNICAke Indonesia, yang saat itu barumenyatakan kemerdekaannya. Pertempuran yang terjadi di antaranya adalah:Peristiwa 10 November, di daerahSurabayadan sekitarnya.Palagan Ambarawa, di daerahAmbarawa,Semarangdan sekitarnya.Perjuangan Gerilya Jenderal Soedirman, meliputiJawa TengahdanJawa TimurBandung Lautan Api, di daerahBandungdan sekitarnya.Pertempuran Medan Area, di daerahMedandan sekitarnya.Pertempuran Margarana, diBaliSerangan Umum 1 Maret 1949, diYogyakartaPertempuran Lima Hari Lima Malam, diPalembangPertempuran Lima Hari, diSemarang[sunting]Ibukota pindah ke YogyakartaKarena situasi keamanan ibukotaJakarta(Bataviasaat itu) yang makin memburuk, maka pada tanggal4 Januari1946,SoekarnodanHattadengan menggunakan kereta api, pindah keYogyakartasekaligus pula memindahkanibukota. MeninggalkanSutan Syahrirdan kelompok yang pro-negosiasi denganBelandadiJakarta.[1]Pemindahan keYogyakartadilakukan dengan menggunakankereta api, yang disebut dengan singkatan KLB (Kereta Luar Biasa). Orang lantas berasumsi bahwa rangkaian kereta api yang digunakan adalah rangkaian yang terdiri dari gerbong-gerbong luar biasa. Padahal yang luar biasa adalah jadwal perjalanannya, yang diselenggarakan di luar jadwal yang ada, karena kereta dengan perjalanan luar biasa ini, mengangkut Presiden beserta Wakil Presiden, dengan keluarga dan staf, gerbong-gerbongnya dipilihkan yang istimewa, yang disediakan oleh Djawatan Kereta Api (DKA) untuk VVIP.[2][sunting]1946[sunting]Perubahan sistem pemerintahanPernyataanvan Mookuntuk tidak berunding denganSoekarnoadalah salah satu faktor yang memicu perubahan sistem pemerintahan daripresidensiilmenjadiparlementer. Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena itu sehari sebelum kedatanganSekutu, tanggal14 November1945,Soekarnosebagai kepalapemerintahan republikdiganti olehSutan Sjahriryang seorangsosialisdianggap sebagai figur yang tepat untuk dijadikan ujung tombak diplomatik, bertepatan dengan naik daunnya partai sosialis diBelanda.Terjadinya perubahan besar dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia (darisistem Presidensiilmenjadisistem Parlementer) memungkinkan perundingan antara pihak RI dan Belanda. Dalam pandanganInggrisdanBelanda,Sutan Sjahrirdinilai sebagai seorang moderat, seorang intelek, dan seorang yang telah berperang selama pemerintahan Jepang.[sunting]Diplomasi SyahrirKetika Syahrir mengumumkankabinetnya,15 November1945, LetnanGubernur Jendralvan Mookmengirim kawat kepada Menteri Urusan Tanah Jajahan (Minister of Overseas Territories, Overzeese Gebiedsdelen),J.H.A. Logemann, yang berkantor diDen Haag: "Mereka sendiri [Sjahrir dan Kabinetnya] dan bukan Soekarno yang bertanggung jawab atas jalannya keadaan". Logemann sendiri berbicara pada siaran radioBBCtanggal28 November1945, "Mereka bukan kolaborator seperti Soekarno, presiden mereka, kita tidak akan pernah dapat berurusan dengan Dr Soekarno, kita akan berunding dengan Sjahrir". Tanggal6 Maret1946kepada van Mook, Logemann bahkan menulis bahwa Soekarno adalahpersona non grata.Pihak Republik Indonesia memiliki alasan politis untuk mengubah sistem pemerintahan dari Presidensiil menjadi Parlementer, karena seminggu sebelum perubahan pemerintahan itu,Den Haagmengumumkan dasar rencananya. Ir Soekarno menolak hal ini, sebaliknyaSjahrirmengumumkan pada tanggal4 Desember1945bahwa pemerintahnya menerima tawaran ini dengan syarat pengakuanBelandaatas Republik Indonesia.Tanggal10 Februari1946, pemerintah Belanda membuat pernyataan memperinci tentang politiknya dan menawarkan mendiskusikannya dengan wakil-wakil Republik yang diberi kuasa. Tujuannya hendak mendirikan persemakmuran Indonesia, yang terdiri dari daerah-daerah dengan bermacam-macam tingkat pemerintahan sendiri, dan untuk menciptakan warga negara Indonesia bagi semua orang yang dilahirkan di sana. Masalah dalam negeri akan dihadapi dengan suatu parlemen yang dipilih secara demokratis dan orang-orang Indonesia akan merupakan mayoritas. Kementerian akan disesuaikan dengan parlemen tetapi akan dikepalai oleh wakil kerajaan. Daerah-daerah yang bermacam-macam di Indonesia yang dihubungkan bersama-sama dalam suatu susunan federasi dan persemakmuran akan menjadi rekan (partner) dalam Kerajaan Belanda, serta akan mendukung permohonan keanggotaan Indonesia dalam organisasiPBB.Pada bulan April dan Mei1946, Sjahrir mengepalai delegasi kecil Indonesia yang pergi berunding dengan pemerintah Belanda diHoge Veluwe. Lagi, ia menjelaskan bahwa titik tolak perundingan haruslah berupa pengakuan atas Republik sebagai negara berdaulat. Atas dasar itu Indonesia baru mau berhubungan erat dengan Kerajaan Belanda dan akan bekerja sama dalam segala bidang. Karena itu Pemerintah Belanda menawarkan suatu kompromi yaitu: "mau mengakui Republik sebagai salah satu unit negara federasi yang akan dibentuk sesuai dengan Deklarasi 10 Februari".Sebagai tambahan ditawarkan untuk mengakui pemerintahande factoRepublik atas bagianJawadanMadurayang belum berada di bawah perlindungan pasukanSekutu. KarenaSjahrirtidak dapat menerima syarat-syarat ini, konferensi itu bubar dan ia bersama teman-temannya kembali pulang.Tanggal17 Juni1946,Sjahrirmengirimkansurat rahasiakepadavan Mook, menganjurkan bahwa mungkin perundingan yang sungguh-sungguh dapat dimulai kembali. Dalam surat Sjahrir yang khusus ini, ada penerimaan yang samar-samar tentang gagasan van Mook mengenai masa peralihan sebelum kemerdekaan penuh diberikan kepada Indonesia; ada pula nada yang lebih samar-samar lagi tentang kemungkinan Indonenesia menyetujui federasi Indonesia - bekas Hindia Belanda dibagi menjadi berbagai negara merdeka dengan kemungkinan hanya Republik sebagai bagian paling penting. Sebagai kemungkinan dasar untuk kompromi, hal ini dibahas beberapa kali sebelumnya, dan semua tokoh politik utama Republik mengetahui hal ini.Tanggal17 Juni1946, sesudah Sjahrir mengirimkan surat rahasianya kepada van Mook, surat itu dibocorkan kepada pers oleh surat kabar di Negeri Belanda. Pada tanggal24 Juni1946,van Mookmengirim kawat keDen Haag: "menurut sumber-sumber yang dapat dipercaya, usul balasan (yakni surat Sjahrir) tidak disetujui oleh Soekarno dan ketika dia bertemu dengannya, dia marah. Tidak jelas, apa arah yang akan diambil oleh amarah itu". Pada waktu yang sama, surat kabar Indonesia menuntut dijelaskan desas-desus tentang Sjahrir bersedia menerima pengakuande factoRepublik Indonesia terbatas pada Jawa dan Sumatra.[sunting]Penculikan terhadap PM SjahrirArtikel utama untuk bagian ini adalah:Penculikan Perdana Menteri SjahrirTanggal27 Juni1946, dalam Pidato Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Wakil PresidenHattamenjelaskan isi usulan balasan di depan rakyat banyak di alun-alun utamaYogyakarta, dihadiri olehSoekarnodan sebagian besar pucuk pimpinan politik. Dalam pidatonya, Hatta menyatakan dukungannya kepadaSjahrir, akan tetapi menurut sebuah analisis, publisitas luas yang diberikan Hatta terhadap surat itu, menyebabkan kudeta dan penculikan terhadap Sjahrir.Pada malam itu terjadiperistiwa penculikan terhadap Perdana Menteri Sjahrir, yang sudah terlanjur dicap sebagai "pengkhianat yang menjual tanah airnya". Sjahrir diculik diSurakarta, ketika ia berhenti dalam perjalanan politik menelusuri Jawa. Kemudian ia dibawa ke Paras, kota dekatSolo, di rumah peristirahatan seorang pangeran Solo dan ditahan di sana dengan pengawasan Komandan Batalyon setempat.Pada malam tanggal28 Juni1946,Ir Soekarnoberpidato di radioYogyakarta. Ia mengumumkan, "Berhubung dengan keadaan di dalam negeri yang membahayakan keamanan negara dan perjuangan kemerdekaan kita, saya, Presiden Republik Indonesia, dengan persetujuan Kabinet dan sidangnya pada tanggal28 Juni1946, untuk sementara mengambil alih semua kekuasaan pemerintah". Selama sebulan lebih,Soekarnomempertahankan kekuasaan yang luas yang dipegangnya. Tanggal3 Juli1946,Sjahrirdibebaskan dari penculikan; namun baru tanggal14 Agustus1946, Sjahrir diminta kembali untuk membentuk kabinet.[sunting]Kembali menjadiPMTanggal2 Oktober1946,Sjahrirkembali menjadiPerdana Menteri, Sjahrir kemudian berkomentar, "Kedudukan saya dikabinet ketigadiperlemah dibandingkan dengankabinet keduadanpertama. Dalamkabinet ketigasaya harus berkompromi denganPartai Nasional IndonesiadanMasyumi... Saya harus memasukkan orang sepertiGanidanMaramislewatSoekarno; saya harus menanyakan pendapatnya dengan siapa saya membentuk kabinet."[sunting]Konferensi Malino - Terbentuknya "negara" baruArtikel utama untuk bagian ini adalah:Konferensi MalinoBulan Juni 1946 suatu krisis terjadi dalam pemerintahan Republik Indonesia, keadaan ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda yang telah mengusai sebelah Timur Nusantara. Dalam bulan Juni diadakan konferensi wakil-wakil daerah diMalino, Sulawesi, di bawah Dr. Van Mook dan minta organisasi-organisasi di seluruh Indonesia masuk federasi dengan 4 bagian; Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Timur Raya.[sunting]1946-1947[sunting]Peristiwa WesterlingArtikel utama untuk bagian ini adalah:Pembantaian WesterlingPembantaian Westerlingadalah sebutan untuk peristiwa pembunuhan ribuan rakyat sipil diSulawesi Selatanyang dilakukan oleh pasukan BelandaDepot Speciale TroepenpimpinanWesterling. Peristiwa ini terjadi pada Desember1946-Februari1947selama operasi militerCounter Insurgency(penumpasan pemberontakan).[sunting]Perjanjian LinggarjatiArtikel utama untuk bagian ini adalah:Perundingan LinggarjatiBulan Agustus pemerintah Belanda melakukan usaha lain untuk memecah halangan dengan menunjuk tiga orang Komisi Jendral datang keJawadan membantuVan Mookdalam perundingan baru dengan wakil-wakil republik itu. Konferensi antara dua belah pihak diadakan di bulan Oktober dan November di bawah pimpinan yang netral seorang komisi khususInggris,Lord Killearn. Bertempat di bukitLinggarjatidekatCirebon. Setelah mengalami tekanan berat -terutama Inggris- dari luar negeri, dicapailah suatu persetujuan tanggal15 November1946yang pokok pokoknya sebagai berikut:Belanda mengakui secarade factoRepublik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputiSumatra,JawadanMadura.Belandaharus meninggalkan wilayahde factopaling lambat1 Januari1949,Republik Indonesia danBelandaakan bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan namaRepublik Indonesia Serikat, yang salah satu bagiannya adalah Republik IndonesiaRepublik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.Untuk iniKalimantandan Timur Raya akan menjadi komponennya. Sebuah Majelis Konstituante didirikan, yang terdiri dari wakil-wakil yang dipilih secara demokratis dan bagian-bagian komponen lain. Indonesia Serikat pada gilirannya menjadi bagianUni Indonesia-Belandabersama denganBelanda,Surinamedan Curasao. Hal ini akan memajukan kepentingan bersama dalam hubungan luar negeri, pertahanan, keuangan dan masalah ekonomi serta kebudayaan. Indonesia Serikat akan mengajukan diri sebagai anggota PBB. Akhirnya setiap perselisihan yang timbul dari persetujuan ini akan diselesaikan lewatarbitrase.Kedua delegasi pulang keJakarta, dan Soekarno-Hatta kembali ke pedalaman dua hari kemudian, pada tanggal15 November1946, di rumah Sjahrir di Jakarta, berlangsung pemarafan secara resmiPerundingan Linggarjati. Sebenarnya Soekarno yang tampil sebagai kekuasaan yang memungkinkan tercapainya persetujuan, namun, Sjahrir yang diidentifikasikan dengan rancangan, dan yang bertanggung jawab bila ada yang tidak beres.[sunting]Peristiwa yang terjadi terkait dengan hasilperundingan Linggarjati

ParadeTentara Republik Indonesia(TRI) diPurwakarta,Jawa Barat, pada tanggal17 Januari1947.Pada bulan Februari dan Maret 1947 di Malang,S M Kartosuwiryoditunjuk sebagai salah seorang dari lima anggota Masyumi dalam komite Eksekutif, yang terdiri dari 47 anggota untuk mengikuti sidang KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), dalam sidang tersebut membahas apakah Persetujuan Linggarjati yang telah diparaf oleh Pemerintah Republik dan Belanda pada bulan November 1946 akan disetujui atau tidak Kepergian S M Kartosoewirjo ini dikawal oleh para pejuang Hizbullah dari Jawa Barat, karena dalam rapat tersebut kemungkinan ada dua kubu yang bertarung pendapat sangat sengit, yakni antara sayap sosialis (diwakili melalui partai Pesindo), dengan pihak Nasionalis-Islam (diwakili lewat partai Masyumi dan PNI). Pihak sosialis ingin agar KNPI menyetujui naskah Linggarjati tersebut, sedang pihak Masyumi dan PNI cenderung ingin menolaknya Ketika anggota KNIP yang anti Linggarjati benar-benar diancam gerilyawan Pesindo, Sutomo (Bung Tomo) meminta kepada S M Kartosoewirjo untuk mencegah pasukannya agar tidak menembaki satuan-satuan Pesindo.DR H J Van Mook kepala Netherland Indies Civil Administration (NICA) yang kemudian diangkat sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda, dengan gigih memecah RI yang tinggal 3 pulau ini Bahkan sebelum naskah itu ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947, *28 ia telah memaksa terwujudnyaNegara Indonesia Timur, dengan presiden Sukowati, lewat Konferensi Denpasar tanggal 18 - 24 Desember 1946Pada bulan tanggal 25 Maret 1947 hasil perjanjian Linggarjati ditandatangani di Batavia Partai Masyumi menentang hasil perjanjian tersebut, banyak unsur perjuang Republik Indonesia yang tak dapat menerima pemerintah Belanda merupakan kekuasaan berdaulat di seluruh Indonesia 29 Dengan seringnya pecah kekacauan, maka pada prakteknya perjanjian tersebut sangat sulit sekali untuk dilaksanakan.[sunting]Proklamasi Negara PasundanUsaha Belanda tidak berakhir sampai di NIT. Dua bulan setelah itu, Belanda berhasil membujuk Ketua Partai Rakyat Pasundan, Soeria Kartalegawa, memproklamasikan Negara Pasundan pada tanggal 4 Mei 1947. Secara militer negara baru ini sangat lemah, ia benar benar sangat tergantung pada Belanda, tebukti ia baru eksis ketika Belanda melakukan Agresi dan kekuatan RI hengkang dari Jawa Barat.Di awal bulan Mei 1947 pihak Belanda yang memprakarsai berdirinya Negara Pasundan itu memang sudah merencanakan bahwa mereka harus menyerang Republik secara langsung. Kalangan militer Belanda merasa yakin bahwa kota-kota yang dikuasai pihak Republik dapat ditaklukkan dalam waktu dua minggu dan untuk menguasai seluruh wilayah Republik dalam waktu enam bulan. Namun mereka pun menyadari begitu besarnya biaya yang ditanggung untuk pemeliharaan suatu pasukan bersenjata sekitar 100.000 serdadu di Jawa, yang sebagian besar dari pasukan itu tidak aktif, merupakan pemborosan keuangan yang serius yang tidak mungkin dipikul oleh perekonomian negeri Belanda yang hancur diakibatkan perang. Oleh karena itu untuk mempertahankan pasukan ini maka pihak Belanda memerlukan komoditi dari Jawa (khususnya gula) dan Sumatera (khususnya minyak dan karet).[sunting]Agresi Militer IArtikel utama untuk bagian ini adalah:Agresi Militer IPada tanggal27 Mei1947,Belandamengirimkan Nota Ultimatum, yang harus dijawab dalam 14 hari, yang berisi:Membentuk pemerintahan ad interim bersama;Mengeluarkan uang bersama dan mendirikan lembaga devisa bersama;Republik Indonesia harus mengirimkan beras untuk rakyat di daerahdaerah yang diduduki Belanda;Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban bersama, termasuk daerah daerah Republik yang memerlukan bantuan Belanda (gendarmerie bersama); danMenyelenggarakan penilikan bersama atas impor dan eksporPerdana MenteriSjahrirmenyatakan kesediaan untuk mengakui kedaulatan Belanda selama masa peralihan, tetapi menolak gendarmerie bersama. Jawaban ini mendapatkan reaksi keras dari kalangan parpol-parpol di Republik.Ketika jawaban yang memuaskan tidak kunjung tiba, Belanda terus "mengembalikan ketertiban" dengan "tindakan kepolisian". Pada tanggal20 Juli1947tengah malam (tepatnya21 Juli1947) mulailah pihakBelandamelancarkan 'aksi polisionil' mereka yang pertama.Aksi Belanda ini sudah sangat diperhitungkan sekalidimanamereka telah menempatkan pasukan-pasukannya di tempat yang strategis. Pasukan yang bergerak dari Jakarta dan Bandung untuk menduduki Jawa Barat (tidak termasuk Banten), dan dari Surabaya untuk menduduki Madura dan Ujung Timur. Gerakan-gerakan pasukan yang lebih kecil mengamankan wilayah Semarang. Dengan demikian, Belanda menguasai semua pelabuhan perairan-dalam di Jawa Di Sumatera, perkebunan-perkebunan di sekitar Medan, instalasi- instalasi minyak dan batubara di sekitar Palembang, dan daerah Padang diamankan. Melihat aksi Belanda yang tidak mematuhi perjanjian Linggarjati membuat Sjahrir bingung dan putus asa, maka pada bulan Juli 1947 dengan terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri, karena sebelumnya dia sangat menyetujui tuntutan Belanda dalam menyelesaikan konflik antara pemerintah RI dengan Belanda.Menghadapi aksi Belanda ini, bagi pasukan Republik hanya bisa bergerak mundur dalam kebingungan dan hanya menghancurkan apa yang dapat mereka hancurkan. Dan bagi Belanda, setelah melihat keberhasilan dalam aksi ini menimbulkan keinginan untuk melanjutkan aksinya kembali. Beberapa orang Belanda, termasuk van Mook, berkeinginan merebut Yogyakarta dan membentuk suatu pemerintahan Republik yang lebih lunak, tetapi pihak Amerika dan Inggris yang menjadi sekutunya tidak menyukai 'aksi polisional' tersebut serta menggiring Belanda untuk segera menghentikan penaklukan sepenuhnya terhadap Republik.[sunting]Naiknya Amir Syarifudin sebagai Perdana MenteriSetelah terjadinyaAgresi Militer Belanda Ipada bulan Juli, penggantiSjahriradalahAmir Syarifudinyang sebelumnya menjabat sebagaiMenteri Pertahanan. Dalam kapasitasnya sebagai Perdana Menteri, dia menggaet anggotaPSIIyang dulu untuk duduk dalamKabinetnya. Termasuk menawarkan kepadaS.M. Kartosoewirjountuk turut serta duduk dalam kabinetnya menjadi Wakil Menteri Pertahanan kedua. Seperti yang dijelaskan dalam sepucuk suratnya kepadaSoekarnodanAmir Syarifudin,diamenolak kursi menteri karena "ia belum terlibat dalam PSII dan masih merasa terikat kepada Masyumi".S.M. Kartosoewirjomenolak tawaran itu bukan semata-mata karena loyalitasnya kepadaMasyumi. Penolakan itu juga ditimbulkan oleh keinginannya untuk menarik diri dari gelanggang politik pusat. Akibat menyaksikan kondisi politik yang tidak menguntungkan bagi Indonesia disebabkan berbagai perjanjian yang diadakan pemerintah RI denganBelanda. Di samping ituKartosoewirjotidak menyukai arah politikAmir Syarifudinyang kekiri-kirian. Kalau dilihat dari sepak terjangAmir Syarifudinselama manggung di percaturan politik nasional dengan menjadiPerdana Menterimerangkap Menteri Pertahanan sangat jelas terlihat bahwaAmir Syarifudiningin membawa politik Indonesia ke arahKomunis.[sunting]1948[sunting]Perjanjian RenvilleArtikel utama untuk bagian ini adalah:Perjanjian RenvilleSementara peperangan sedang berlangsung, Dewan Keamanan PBB, atas desakanAustraliadanIndia, mengeluarkan perintah peletakan senjata tanggal1 Agustus1947, dan segera setelah itu mendirikan suatuKomisi Jasa-Jasa Baik, yang terdiri dari wakil-wakil Australia, Belgia dan Amerika Serikat, untuk menengahi perselisihan itu .Tanggal17 Januari1948berlangsung konferensi di atas kapal perang Amerika Serikat, Renville, ternyata menghasilkan persetujuan lain, yang bisa diterima oleh yang kedua belah pihak yang berselisih. Akan terjadi perdamaian yang mempersiapkan berdirinya zone demiliterisasi Indonesia Serikat akan didirikan, tetapi atas garis yang berbeda dari persetujuan Linggarjati, karena plebisit akan diadakan untuk menentukan apakah berbagai kelompok di pulau-pulau besar ingin bergabung dengan Republik atau beberapa bagian dari federasi yang direncanakan Kedaulatan Belanda akan tetap atas Indonesia sampai diserahkan pada Indonesia Serikat.Pada tanggal 19 Januari ditandatangani persetujuan Renville Wilayah Republik selama masa peralihan sampai penyelesaian akhir dicapai, bahkan lebih terbatas lagi ketimbang persetujuan Linggarjati: hanya meliputi sebagian kecil Jawa Tengah (Jogja dan delapan Keresidenan) dan ujung barat pulau Jawa -Banten tetap daerah Republik Plebisit akan diselenggarakan untuk menentukan masa depan wilayah yang baru diperoleh Belanda lewat aksi militer. Perdana menteri Belanda menjelaskan mengapa persetujuan itu ditandatangani agar Belanda tidak "menimbulkan rasa benci Amerika".Sedikit banyak, ini merupakan ulangan dari apa yang terjadi selama dan sesudah perundingan Linggarjati. Seperti melalui persetujuan Linggarjati, melalui perundingan Renville, Soekarno dan Hatta dijadikan lambang kemerdekaan Indonesia dan persatuan Yogyakarta hidup lebih lama, jantung Republik terus berdenyut. Ini kembali merupakan inti keuntungan Seperti sesudah persetujuan Linggarjati, pribadi lain yang jauh dari pusat kembali diidentifikasi dengan persetujuan -dulu Perdana Menteri Sjahrir, kini Perdana Menteri Amir- yang dianggap langsung bertanggung jawab jika sesuatu salah atau dianggap salah.[sunting]Runtuhnya Kabinet Amir dan naiknya Hatta sebagai Perdana MenteriDari adanyaAgresi Militer Idengan hasil diadakannyaPerjanjian Renvillemenyebabkan jatuhnyaKabinet Amir. Seluruh anggota yang tergabung dalamkabinetnyayang terdiri dari anggotaPNIdanMasyumimeletakkan jabatan ketikaPerjanjian Renvilleditandatangani, disusul kemudianAmirsendiri meletakkan jabatannya sebagaiPerdana Menteripada tanggal23 Januari1948. Dengan pengunduran dirinya ini dia mungkin mengharapkan akan tampilnya kabinet baru yang beraliran komunis untuk menggantikan posisinya. Harapan itu menjadi buyar ketikaSoekarnoberpaling ke arah lain dengan menunjukHattauntuk memimpin suatu'kabinet presidentil' darurat(1948-1949),dimanaseluruh pertanggungjawabannya dilaporkan kepadaSoekarnosebagaiPresiden.Dengan terpilihnyaHatta, dia menunjuk para anggota yang duduk dalam kabinetnya mengambil dari golongan tengah, terutama orang-orangPNI,Masyumi, dan tokoh-tokoh yang tidak berpartai.Amirdan kelompoknya darisayap kirikini menjadi pihakoposisi. Dengan mengambil sikap sebagai oposisi tersebut membuat para pengikutSjahrirmempertegas perpecahan mereka dengan pengikut-pengikutAmirdengan membentuk partai tersendiri yaituPartai Sosialis Indonesia(PSI), pada bulan Februari 1948, dan sekaligus memberikan dukungannya kepada pemerintahHatta.Memang runtuhnya Amir datang bahkan lebih cepat ketimbang Sjahrir, enam bulan lebih dulu Amir segera dituduh -kembali khususnya oleh Masyumi dan kemudian Partai Nasional Indonesia- terlalu banyak memenuhi keinginan pihak asing. Hanya empat hari sesudahPerjanjian Renvilleditandatangani, pada tanggal23 Januari1948,Amir Syarifudindan seluruhkabinetnyaberhenti.Kabinet barudibentuk dan susunannya diumumkan tanggal29 Januari1948.HattamenjadiPerdana Menterisekaligus tetap memangku jabatan sebagaiWakil Presiden.Tampaknya kini lebih sedikit jalan keluar bagiAmirdibanding denganSjahrirsesudahPerundingan Linggarjati; dan lebih banyak penghinaan. Beberapa hari sesudahAmirberhenti, di awal Februari 1948,HattamembawaAmirdan beberapa pejabat Republik lainnya mengelilingiProvinsi.Amirdiharapkan menjelaskanPerjanjian Renville. Pada rapat raksasa diBukittinggi,Sumatera Barat, di kota kelahiran Hatta -dan rupanya diatur sebagai tempat berhenti terpenting selama perjalanan-Hattaberbicara tentang kegigihan Republik, dan pidatonya disambut dengan hangat sekali.KemudianAmirnaik mimbar, dan seperti diuraikanHattakemudian: "Dia tampak bingung, seolah-olah nyaris tidak mengetahui apa ayang harus dikatakannya. Dia merasa bahwa orang rakyat Bukittinggi tidak menyenanginya, khususnya dalam hubungan persetujuan denganBelanda. Ketika dia meninggalkan mimbar, hampir tidak ada yang bertepuk tangan"Menurut peserta lain: "Wajah Amir kelihatannya seperti orang yang sudah tidak berarti".Sjahrirjuga diundang ke rapat Bukittinggi ini; dia datang dariSingapuradan berpidato. Menurut Leon Salim -kader lama Sjahrir- "Sjahrir juga kelihatan capai dan jarang tersenyum". Menurut kata-kata saksi lain, "Seolah-olah ada yang membeku dalam wajah Sjahrir" dan ketika gilirannya berbicara "Dia hanya mengangkat tangannya dengan memberi salam Merdeka dan mundur". Hatta kemudian juga menulis dengan singkat tentang pidato Sjahrir: "Pidatonya pendek". Dipermalukan seperti ini, secara psikologis amat mungkin menjadi bara dendam yang menyulut Amir untuk memberontak di kemudian hari.Perjanjian Renvilletidak lebih baik daripadaperundingan di Linggarjati. Kedua belah pihak menuduh masing-masing melanggar perdamaian, danIndonesiamenuduhBelandamendirikanblokadedengan maksud memaksanya menyerah. Bulan Juli1948,Komisi Jasa-jasa Baik, yang masih ada di tempat mengawasi pelaksanaan persetujuan itu, melaporkan bahwaIndonesiamengeluh akan gencatan senjata yang berulang-ulang.[sunting]1948-1949[sunting]Agresi Militer IIArtikel utama untuk bagian ini adalah:Agresi Militer IIAgresi Militer IIterjadi pada19 Desember1948yang diawali dengan serangan terhadapYogyakarta,ibu kotaIndonesiasaat itu, serta penangkapanSoekarno,Mohammad Hatta,Sjahrirdan beberapa tokoh lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknyaPemerintah Darurat Republik IndonesiadiSumatrayang dipimpin olehSjafruddin Prawiranegara.[sunting]Serangan Umum 1 Maret 1949 atas YogyakartaArtikel utama untuk bagian ini adalah:Serangan Umum 1 MaretSerangan yang dilaksanakan pada tanggal1 Maret1949terhadap kotaYogyakartasecara secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III -dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat- berdasarkan instruksi dari Panglima BesarSudirman, untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI -berarti juga Republik Indonesia- masih ada dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moralpasukanBelandaserta membuktikan pada duniainternasionalbahwaTentara Nasional Indonesia(TNI) masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan.Soehartopada waktu itu sebagai komandanbrigade X/Wehrkreis IIIturut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayahYogyakarta.[sunting]Perjanjian Roem RoyenArtikel utama untuk bagian ini adalah:Perjanjian Roem RoyenAkibat dariAgresi Militer tersebut, pihak internasional melakukan tekanan kepada Belanda, terutama dari pihakAmerika Serikatyang mengancam akan menghentikan bantuannya kepadaBelanda, akhirnya dengan terpaksaBelandabersedia untuk kembali berunding dengan RI. Pada tanggal7 Mei1949,Republik IndonesiadanBelandamenyepakatiPerjanjian Roem Royen.[sunting]Serangan Umum SurakartaArtikel utama untuk bagian ini adalah:Serangan Umum SurakartaSerangan Umum Surakarta berlangsung pada tanggal 7-10 Agustus 1949 secara gerilya oleh para pejuang, pelajar, dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa yang berjuang tersebut kemudian dikenal sebagai tentara pelajar. Mereka berhasil membumihanguskan dan menduduki markas-maskas Belanda di Solo dan sekitarnya. Serangan itu menyadarkanBelandabila mereka tidak akan mungkin menang secara militer, mengingat Solo yang merupakan kota yang pertahanannya terkuat pada waktu itu berhasil dikuasai oleh TNI yang secara peralatan lebih tertinggal tetapi didukung oleh rakyat dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang andal sepertiSlamet Riyadi.[sunting]Konferensi Meja BundarArtikel utama untuk bagian ini adalah:Konferensi Meja BundarKonferensi Meja Bundaradalah sebuah pertemuan antara pemerintahRepublik IndonesiadanBelandayang dilaksanakan diDen Haag,Belandadari23 Agustushingga2 November1949. Yang menghasilkan kesepakatan:Belandamengakui kedaulatanRepublik Indonesia Serikat.Irian Baratakan diselesaikan setahun setelah pengakuan kedaulatan.[sunting]Penyerahan kedaulatan oleh Belanda

Bung HattadiAmsterdam,Belandamenandatangani perjanjian penyerahan kedaulatan.Artikel utama untuk bagian ini adalah:Pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh BelandaBelanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada27 Desember1949, selang empat tahun setelahproklamasi kemerdekaan RIpada17 Agustus1945. Pengakuan ini dilakukan ketikasoevereiniteitsoverdracht(penyerahan kedaulatan) ditandatangani diIstana Dam,Amsterdam. DiBelandaselama ini juga ada kekhawatiran bahwa mengakuiIndonesiamerdeka pada tahun1945sama saja mengakui tindakanpolitionele acties(Aksi Polisionil) pada1945-1949adalahilegal.[sunting]RujukanBadan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan IndonesiaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia(atau dalambahasa Jepang:Dokuritsu Junbi CosakaidilafalkanDokuritsu Zyunbi TyoosakaiatauDokuritsu Junbi Chsakaijp:) adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan balatentaraJepangpada tanggal29 April1945bertepatan dengan hari ulang tahunKaisarHirohito. Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan dari bangsaIndonesiadengan menjanjikan bahwaJepangakan membantu proses kemerdekaanIndonesia. BPUPKI beranggotakan 67 orang yang diketuai olehDr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningratdengan wakil ketuaIchibangase Yosio(orangJepang) danRaden Pandji Soeroso.Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam sekretariat) yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin olehRaden Pandji Soerosodengan wakilMr. Abdoel Gafar PringgodigdodanMasuda Toyohiko(orangJepang). Tugas dari BPUPKI sendiri adalah mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek poplitik, ekonomi, tata pemerintahan, dan hal-hal yang diperlukan dalam usaha pembentukan negaraIndonesiamerdeka.Pada tanggal7 Agustus1945,Jepangmembubarkan BPUPKI dan kemudian membentukPanitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia(PPKI) atau dalambahasa Jepang:Dokuritsu Junbi Inkai, dengan anggota berjumlah 21 orang, sebagai upaya untuk mencerminkan perwakilan dari berbagai etnis di wilayahHindia-Belanda[1], terdiri dari: 12 orang asalJawa, 3 orang asalSumatera, 2 orang asalSulawesi, 1 orang asalKalimantan, 1 orang asalSunda Kecil(Nusa Tenggara), 1 orang asalMaluku, 1 orang asal etnisTionghoa.Daftar isi[sembunyikan]1Awal persiapan kemerdekaan oleh BPUPKI1.1Sidang resmi pertama1.2Masa antara sidang resmi pertama dan sidang resmi kedua1.3Sidang resmi kedua2Persiapan kemerdekaan dilanjutkan oleh PPKI3Rujukan

[sunting]Awal persiapan kemerdekaan oleh BPUPKIKekalahanJepangdalam perangPasifiksemakin jelas,Perdana MenteriJepang,Jenderal Kuniaki Koiso, pada tanggal7 September1944mengumumkan bahwaIndonesiaakan dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam perangAsia TimurRaya. Dengan cara itu,Jepangberharap tentaraSekutuakan disambut oleh rakyatIndonesiasebagai penyerbu negara mereka, sehingga pada tanggal1 Maret1945pimpinan pemerintah pendudukan militerJepangdiJawa,Jenderal Kumakichi Harada, mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelididki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, yang dinamakan "Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia" (BPUPKI) atau dalambahasa Jepang:Dokuritsu Junbi Cosakai. Pembentukan BPUPKI juga untuk menyelidiki, mempelajari dan memepersiapakan hal-hal penting lainnya yang terkait dengan masalah tata pemerintahan guna mendirikan suatu negaraIndonesiamerdeka.BPUPKI resmi dibentuk pada tanggal29 April1945, bertepatan dengan ulang tahunkaisarJepang,KaisarHirohito.Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat, dari golongan nasionalis tua, ditunjuk menjadi ketua BPUPKI dengan didampingi oleh dua orang ketua muda (wakil ketua), yaituRaden Pandji SoerosodanIchibangase Yosio(orangJepang). Selain menjadi ketua muda,Raden Pandji Soerosojuga diangkat sebagai kepala kantor tata usaha BPUPKI (semacam sekretariat) dibantuMasuda ToyohikodanMr. Abdoel Gafar Pringgodigdo. BPUPKI sendiri beranggotakan 67 orang, yang terdiri dari:60 orang anggota aktifadalah tokoh utama pergerakan nasionalIndonesiadari semua daerah dan aliran, serta7 orang anggota istimewaadalah perwakilan pemerintah pendudukan militerJepang, tetapi wakil dari bangsaJepangini tidak mempunyai hak suara (keanggotaan mereka adalah pasif, yang artinya mereka hanya hadir dalam sidang BPUPKI sebagai pengamat saja).

Selama BPUPKI berdiri, telah diadakan dua kali masa persidangan resmi BPUPKI, dan juga adanya pertemuan-pertemuan yang tak resmi oleh panitia kecil di bawah BPUPKI, yaitu adalah sebagai berikut:[sunting]Sidang resmi pertama

Persidangan resmiBPUPKIyang pertamapada tanggal29 Mei-1 Juni1945Pada tanggal28 Mei1945, diadakan upacara pelantikan dan sekaligus seremonial pembukaan masa persidangan BPUPKI yang pertama di gedung "Chuo Sangi In", yang pada zaman kolonialBelandagedung tersebut merupakan gedungVolksraad(daribahasa Belanda, semacam lembaga "Dewan Perwakilan RakyatHindia-Belanda" di masa penjajahanBelanda), dan kini gedung itu dikenal dengan sebutanGedung Pancasila, yang berlokasi di Jalan Pejambon 6 Jakarta. Namun masa persidangan resminya sendiri (masa persidangan BPUPKI yang pertama) diadakan selama empat hari dan baru dimulai pada keesokan harinya, yakni pada tanggal29 Mei1945, dan berlangsung sampai dengan tanggal1 Juni1945, dengan tujuan untuk membahas bentuk negaraIndonesia, filsafat negara "IndonesiaMerdeka" serta merumuskan dasar negaraIndonesia.Upacara pelantikan dan seremonial pembukaan masa persidangan BPUPKI yang pertama ini dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI dan juga dua orang pembesar militer jepang, yaitu: Panglima Tentara Wilayah ke-7,Jenderal Izagaki, yang menguasaiJawaserta Panglima Tentara Wilayah ke-16,Jenderal Yuichiro Nagano. Namun untuk selanjutnya pada masa persidangan resminya itu sendiri, yang berlangsung selama empat hari, hanya dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI.Sebelumnya agenda sidang diawali dengan membahas pandangan mengenai bentuk negaraIndonesia, yakni disepakati berbentuk "Negara KesatuanRepublik Indonesia" ("NKRI"), kemudian agenda sidang dilanjutkan dengan merumuskan konstitusi Negara KesatuanRepublik Indonesia. Untuk hal ini, BPUPKI harus merumuskan dasar negaraRepublik Indonesiaterlebih dahulu yang akan menjiwai isi dariUndang-Undang DasarNegara KesatuanRepublik Indonesiaitu sendiri, sebabUndang-Undang Dasaradalah merupakan konstitusi Negara KesatuanRepublik Indonesia.Guna mendapatkan rumusan dasar negaraRepublik Indonesiayang benar-benar tepat, maka agenda acara dalam masa persidangan BPUPKI yang pertama ini adalah mendengarkan pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakan nasionalIndonesia, yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negaraRepublik Indonesiaitu adalah sebagai berikut:Sidang tanggal29 Mei1945,Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H.berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas dasar negaraRepublik Indonesia, yaitu: 1. Peri Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5. Kesejahteraan Rakyat.Sidang tanggal31 Mei1945,Prof. Mr. Dr. Soepomoberpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima prinsip dasar negaraRepublik Indonesia, yang beliau namakan "Dasar Negara Indonesia Merdeka", yaitu: 1. Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3. Mufakat dan Demokrasi; 4. Musyawarah; dan 5. Keadilan Sosial.Sidang tanggal1 Juni1945,Ir. Soekarnoberpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negaraRepublik Indonesia, yang beliau namakan "Pancasila", yaitu: 1. Kebangsaan Indonesia; 2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan; 3. Mufakat atau Demokrasi; 4. Kesejahteraan Sosial; dan 5. Ketuhanan Yang Maha Esa.Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negaraRepublik Indonesiayang dikemukakan olehIr. Soekarnotersebut kemudian dikenal dengan istilah "Pancasila", masih menurut beliau bilamana diperlukan gagasan mengenai rumusanPancasilaini dapat diperas menjadi "Trisila" (Tiga Sila), yaitu: 1. Sosionasionalisme; 2. Sosiodemokrasi; dan 3. Ketuhanan Yang Berkebudayaan. Bahkan masih menurutIr. Soekarnolagi,Trisilatersebut bila hendak diperas kembali dinamakannya sebagai "Ekasila" (Satu Sila), yaitu merupakan sila: Gotong-Royong, ini adalah merupakan upaya dariBung Karnodalam menjelaskan bahwa konsep gagasan mengenai rumusan dasar negaraRepublik Indonesiayang dibawakannya tersebut adalah berada dalam kerangka "satu-kesatuan", yang tak terpisahkan satu dengan lainnya. Masa persidangan BPUPKI yang pertama ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnyaPancasiladan tanggal1 Juniditetapkan dan diperingati sebagai hari lahirnyaPancasila.Pidato dariIr. Soekarnoini sekaligus mengakhiri masa persidangan BPUPKI yang pertama, setelah itu BPUPKI mengalami masa reses persidangan (periode jeda atau istirahat) selama satu bulan lebih. Sebelum dimulainya masa reses persidangan, dibentuklah suatu panitia kecil yang beranggotakan 9 orang, yang dinamakan "Panitia Sembilan" dengan diketuai olehIr. Soekarno, yang bertugas untuk mengolah usul dari konsep para anggota BPUPKI mengenai dasar negaraRepublik Indonesia.[sunting]Masa antara sidang resmi pertama dan sidang resmi kedua

Naskah Asli "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter" yang dihasilkan oleh "Panitia Sembilan" pada tanggal22 Juni1945Sampai akhir dari masa persidangan BPUPKI yang pertama, masih belum ditemukan titik temu kesepakatan dalam perumusan dasar negaraRepublik Indonesiayang benar-benar tepat, sehingga dibentuklah "Panitia Sembilan" tersebut di atas guna menggodok berbagai masukan dari konsep-konsep sebelumnya yang telah dikemukakan oleh para anggota BPUPKI itu. Adapun susunan keanggotaan dari "Panitia Sembilan" ini adalah sebagai berikut:Ir. Soekarno(ketua)Drs. Mohammad Hatta(wakil ketua)Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo(anggota)Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H.(anggota)Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim(anggota)Abdoel Kahar Moezakir(anggota)Raden Abikusno Tjokrosoejoso(anggota)Haji Agus Salim(anggota)Mr. Alexander Andries Maramis(anggota)Sesudah melakukan perundingan yang cukup sulit antara 4 orang dari kaum kebangsaan (pihak "Nasionalis") dan 4 orang dari kaum keagamaan (pihak "Islam"), maka pada tanggal22 Juni1945"Panitia Sembilan" kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negaraRepublik Indonesiayang kemudian dikenal sebagai "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter", yang pada waktu itu disebut-sebut juga sebagai sebuah "Gentlement Agreement". Setelah itu sebagai ketua "Panitia Sembilan",Ir. Soekarnomelaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada anggota BPUPKI berupa dokumen rancangan asas dan tujuan "IndonesiaMerdeka" yang disebut dengan "Piagam Jakarta" itu. Menurut dokumen tersebut, dasar negaraRepublik Indonesiaadalah sebagai berikut:Ketuhanan dengan kewajiban menjalankanSyariat Islambagi pemeluk-pemeluknya,Kemanusiaan yang adil dan beradab,PersatuanIndonesia,Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,Keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia.Rancangan itu diterima untuk selanjutnya dimatangkan dalam masa persidangan BPUPKI yang kedua, yang diselenggarakan mulai tanggal10 Juli1945.Di antara dua masa persidangan resmi BPUPKI itu, berlangsung pula persidangan tak resmi yang dihadiri 38 orang anggota BPUPKI. Persidangan tak resmi ini dipimpin sendiri olehBung Karnoyang membahas mengenai rancangan "Pembukaan(bahasa Belanda: "Preambule")Undang-Undang Dasar1945", yang kemudian dilanjutkan pembahasannya pada masa persidangan BPUPKI yang kedua (10 Juli-17 Juli1945).[sunting]Sidang resmi kedua

Persidangan resmiBPUPKIyang keduapada tanggal10 Juli-17 Juli1945Masa persidangan BPUPKI yang kedua berlangsung sejak tanggal10 Juli1945hingga tanggal17 Juli1945. Agenda sidang BPUPKI kali ini membahas tentang wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia, kewarganegaraanIndonesia, rancanganUndang-Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan negara, serta pendidikan dan pengajaran. Pada persidangan BPUPKI yang kedua ini, anggota BPUPKI dibagi-bagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia kecil yang terbentuk itu antara lain adalah: PanitiaPerancangUndang-Undang Dasar(diketuai olehIr. Soekarno), PanitiaPembelaan Tanah Air(diketuai olehRaden Abikusno Tjokrosoejoso), dan PanitiaEkonomi dan Keuangan(diketuai olehDrs. Mohammad Hatta).Pada tanggal11 Juli1945, sidang panitiaPerancangUndang-Undang Dasar, yang diketuai olehIr. Soekarno, membahas pembentukan lagi panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dariUndang-Undang Dasar, yang beranggotakan 7 orang yaitu sebagai berikut:Prof. Mr. Dr. Soepomo(ketua panitia kecil)Mr. KRMT Wongsonegoro(anggota)Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo(anggota)Mr. Alexander Andries Maramis(anggota)Mr. Raden Panji Singgih(anggota)Haji Agus Salim(anggota)Dr. Soekiman Wirjosandjojo(anggota)Pada tanggal13 Juli1945, sidang panitiaPerancangUndang-Undang Dasar, yang diketuai olehIr. Soekarno, membahas hasil kerja panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah khusus merancang isi dariUndang-Undang Dasar, yang beranggotakan 7 orang tersebut.Pada tanggal14 Juli1945, sidang pleno BPUPKI menerima laporan panitiaPerancangUndang-Undang Dasar, yang dibacakan oleh ketua panitianya sendiri,Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut membahas mengenai rancanganUndang-Undang Dasaryang di dalamnya tercantum tiga masalah pokok yaitu:Pernyataan tentangIndonesiaMerdekaPembukaanUndang-Undang DasarBatang tubuhUndang-Undang Dasaryang kemudian dinamakan sebagai "Undang-Undang Dasar1945", yang isinya meliputi:Wilayah negaraIndonesiaadalah sama dengan bekas wilayahHindia-Belandadahulu, ditambah denganMalaya,BorneoUtara (sekarang adalah wilayahSabahdan wilayahSerawakdi negaraMalaysia, serta wilayah negaraBrunei Darussalam),Papua,Timor-Portugis(sekarang adalah wilayah negaraTimor Leste), dan pulau-pulau di sekitarnya,Bentuk negaraIndonesiaadalahNegara Kesatuan,Bentuk pemerintahanIndonesiaadalahRepublik,Bendera nasionalIndonesiaadalahSang Saka Merah Putih,Bahasa nasionalIndonesiaadalahBahasa Indonesia.Konsep proklamasi kemerdekaan negaraIndonesiabaru rencananya akan disusun dengan mengambil tiga alenia pertama "Piagam Jakarta", sedangkan konsepUndang-Undang Dasarhampir seluruhnya diambil dari alinea keempat "Piagam Jakarta". Sementara itu, perdebatan terus berlanjut di antara peserta sidang BPUPKI mengenai penerapan aturanIslam,Syariat Islam, dalam negaraIndonesiabaru. "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter" pada akhirnya disetujui dengan urutan dan redaksional yang sedikit berbeda.[sunting]Persiapan kemerdekaan dilanjutkan oleh PPKI

Persidangan resmiPPKIpada tanggal18 Agustus1945Pada tanggal7 Agustus1945, BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, yaitu menyusun rancanganUndang-Undang Dasarbagi negaraIndonesiaMerdeka, dan digantikan dengan dibentuknya "Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia" ("PPKI") atau dalambahasa Jepang:Dokuritsu Junbi InkaidenganIr. Soekarnosebagai ketuanya.Tugas "PPKI" ini yang pertama adalah meresmikan pembukaan (bahasa Belanda:preambule) serta batang tubuhUndang-Undang Dasar1945. Tugasnya yang kedua adalah melanjutkan hasil kerja BPUPKI, mempersiapkan pemindahan kekuasaan dari pihak pemerintah pendudukan militerJepangkepada bangsaIndonesia, dan mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negaraIndonesiabaru.Anggota "PPKI" sendiri terdiri dari 21 orang tokoh utama pergerakan nasionalIndonesia, sebagai upaya untuk mencerminkan perwakilan dari berbagai etnis di wilayahHindia-Belanda, terdiri dari: 12 orang asalJawa, 3 orang asalSumatera, 2 orang asalSulawesi, 1 orang asalKalimantan, 1 orang asalSunda Kecil(Nusa Tenggara), 1 orang asalMaluku, 1 orang asal etnisTionghoa. "PPKI" ini diketuai olehIr. Soekarno, dan sebagai wakilnya adalahDrs. Mohammad Hatta, sedangkan sebagai penasihatnya ditunjukMr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Kemudian, anggota "PPKI" ditambah lagi sebanyak enam orang, yaitu:Wiranatakoesoema,Ki Hadjar Dewantara,Mr. Kasman Singodimedjo,Mohamad Ibnu Sayuti Melik,Iwa Koesoemasoemantri, danMr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.Secara simbolik "PPKI" dilantik olehJendral Terauchi, pada tanggal9 Agustus1945, dengan mendatangkanIr. Soekarno,Drs. Mohammad HattadanDr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningratke "Kota Ho Chi Minh" atau dalambahasa Vietnam:Thnh ph H Ch Minh(dahulu bernama:Saigon), adalahkotaterbesar di negaraVietnamdan terletak dekat deltaSungai Mekong.Pada saat "PPKI" terbentuk, keinginan rakyatIndonesiauntuk merdeka semakin memuncak. Memuncaknya keinginan itu terbukti dengan adanya tekad yang bulat dari semua golongan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan negaraIndonesia. Golongan muda kala itu menghendaki agar kemerdekaan diproklamasikan tanpa kerjasama dengan pihak pemerintah pendudukan militerJepangsama sekali, termasuk proklamasi kemerdekaan dalam sidang "PPKI". Pada saat itu ada anggapan dari golongan muda bahwa "PPKI" ini adalah hanya merupakan sebuah badan bentukan pihak pemerintah pendudukan militerJepang. Di lain pihak "PPKI" adalah sebuah badan yang ada waktu itu guna mempersiapkan hal-hal yang perlu bagi terbentuknya suatu negaraIndonesiabaru.Tetapi cepat atau lambatnya kemerdekaanIndonesiabisa diberikan oleh pemerintah pendudukan militerJepangadalah tergantung kepada sejauh mana semua hasil kerja dari "PPKI".Jendral Terauchikemudian akhirnya menyampaikan keputusan pemerintah pendudukan militerJepangbahwa kemerdekaanIndonesiaakan diberikan pada tanggal24 Agustus1945. Seluruh persiapan pelaksanaan kemerdekaanIndonesiadiserahkan sepenuhnya kepada "PPKI". Dalam suasana mendapat tekanan atau beban berat seperti demikian itulah "PPKI" harus bekerja keras guna meyakinkan dan mewujud-nyatakan keinginan atau cita-cita luhur seluruh rakyatIndonesia, yang sangat haus dan rindu akan sebuah kehidupan kebangsaan yang bebas, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Ir. Soekarnomembacakan naskah Proklamasi KemerdekaanRepublik Indonesiayang sudah diketik olehMohamad Ibnu Sayuti Melikdan telah ditandatangani olehSoekarno-HattaSementara itu dalam sidang "PPKI" pada tanggal18 Agustus1945, dalam hitungan kurang dari 15 menit telah terjadi kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi politik dari pihak kaum keagamaan yangberagama non-Muslimserta pihak kaum keagamaan yangmenganut ajaran kebatinan, yang kemudian diikuti oleh pihak kaum kebangsaan (pihak "Nasionalis") guna melunakkan hati pihak tokoh-tokoh kaum keagamaan yangberagamaIslamguna dihapuskannya "tujuh kata" dalam "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter".Setelah ituDrs. Mohammad Hattamasuk ke dalam ruang sidang "PPKI" dan membacakan empat perubahan dari hasil kesepakatan dan kompromi atas lobi-lobi politik tersebut. Hasil perubahan yang kemudian disepakati sebagai "pembukaan(bahasa Belanda: "preambule") danbatang tubuhUndang-Undang Dasar1945", yang saat ini biasa disebut dengan hanyaUUD'45adalah:Pertama, kata Mukaddimah yang berasal dari bahasaArab, muqaddimah, diganti dengan kata Pembukaan.Kedua, anak kalimat "Piagam Jakarta" yang menjadi pembukaanUndang-Undang Dasar1945, diganti dengan, Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.Ketiga, kalimat yang menyebutkan Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam, seperti tertulis dalampasal 6 ayat 1, diganti dengan mencoret kata-kata dan beragama Islam.Keempat, terkait perubahanpoin Kedua, makapasal 29 ayat 1dari yang semula berbunyi: Negara berdasarkan atas Ketuhananan, dengan kewajiban menjalankanSyariat Islambagi pemeluk-pemeluknya diganti menjadi berbunyi: Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa."PPKI" sangat berperan dalam penataan awal negaraIndonesiabaru. Walaupun kelompok muda kala itu hanya menganggap "PPKI" sebagai sebuah lembaga buatan pihak pemerintah pendudukan militerJepang, namun terlepas dari anggapan tersebut, peran serta jasa badan ini sama sekali tak boleh kita remehkan dan abaikan, apalagi kita lupakan. Anggota "PPKI" telah menjalankan tugas yang diembankan kepada mereka dengan sebaik-baiknya, hingga pada akhirnya "PPKI" dapat meletakkan dasar-dasar ketatanegaraan yang kuat bagi negaraIndonesiayang saat itu baru saja berdiri.