sejarah nabi muhammad

14
SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW By Novia Nur Fadhila JAN 2015 MSI UMJ 2014 | 1 SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW Novia Nur Fadhila Magister Studi Islam, Sekolah Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Jakarta [email protected] PENDAHULUAN Allah SWT menciptakan manusia untuk beribadah kepada Allah SWT. Allah SWT tidaklah menciptakan manusia melainkan bertanggung jawab akan ciptaannya, yakni salah satunya adalah dengan mengutus seorang Rasul bernama Muhammad, agar hambaNya tidak tersesat dalam kejahilan dan kezhaliman. Seorang rasul yang akan membawa ajaran Agama Islam, agama yang Rahmatan lil‟alamiin, dan satu-satunya agama yang dirihai Allah SWT. Nabi Muhammad SAW merupakan uswatun hasanah (suri tauladan) bagi umat Islam. Sebagai umat Islam dituntut untuk mengetahui sejarah perjuangan beliau, yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah dan zhalim menuju zaman yang terang benderang dan beradab. Perjuangan Nabi Muhammad SAW tidak selalu berjalan dengan mulus tetapi banyak juga rintangan dan tantangan yang terus menghampiri. Walaupun demikian Nabi Muhammad SAW tidak menyerah dan terus berjuang meski tantangan sangat berat sekalipun. Nabi Muhammad SAW rela mengorbankan harta, jiwa dan raganya dalam menegakkan ajaran Islam. Oleh karena itu wajib untuk mengetahui sejarah Nabi Muhammad SAW agar bisa meneladani beliau. PEMBAHASAN A. Sebelum Masa Kerasulan Nabi Muhammad SAW Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari Suku Quraisy, yaitu Suku yang paling terhormat di Jazirah Arab. Dari suku Quraisy itu, Nabi Muhammad SAW berasal dari Bani Hasyim, anak Suku yang juga paling terhormat di dalam Suku Quraisy. Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada hari Senin pagi, 9 Rabi‟ul Awwal, tahun gajah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April 571

Upload: novia-nur-fadhila

Post on 23-Dec-2015

121 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Sejarah Nabi Muhammad SAW sejak lahir hingga wafat

TRANSCRIPT

S E J A R A H N A B I M U H A M M A D S A W B y N o v i a N u r F a d h i l a

J A N 2 0 1 5 M S I U M J 2 0 1 4 | 1

SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW

Novia Nur Fadhila

Magister Studi Islam, Sekolah Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Jakarta

[email protected]

PENDAHULUAN

Allah SWT menciptakan manusia untuk beribadah kepada Allah SWT.

Allah SWT tidaklah menciptakan manusia melainkan bertanggung jawab akan

ciptaannya, yakni salah satunya adalah dengan mengutus seorang Rasul bernama

Muhammad, agar hambaNya tidak tersesat dalam kejahilan dan kezhaliman.

Seorang rasul yang akan membawa ajaran Agama Islam, agama yang Rahmatan

lil‟alamiin, dan satu-satunya agama yang dirihai Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW merupakan uswatun hasanah (suri tauladan) bagi

umat Islam. Sebagai umat Islam dituntut untuk mengetahui sejarah perjuangan

beliau, yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah dan zhalim

menuju zaman yang terang benderang dan beradab. Perjuangan Nabi Muhammad

SAW tidak selalu berjalan dengan mulus tetapi banyak juga rintangan dan

tantangan yang terus menghampiri. Walaupun demikian Nabi Muhammad SAW

tidak menyerah dan terus berjuang meski tantangan sangat berat sekalipun. Nabi

Muhammad SAW rela mengorbankan harta, jiwa dan raganya dalam menegakkan

ajaran Islam. Oleh karena itu wajib untuk mengetahui sejarah Nabi Muhammad

SAW agar bisa meneladani beliau.

PEMBAHASAN

A. Sebelum Masa Kerasulan Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari Suku Quraisy, yaitu Suku yang

paling terhormat di Jazirah Arab. Dari suku Quraisy itu, Nabi Muhammad

SAW berasal dari Bani Hasyim, anak Suku yang juga paling terhormat di

dalam Suku Quraisy. Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada hari Senin pagi,

9 Rabi‟ul Awwal, tahun gajah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April 571

S E J A R A H N A B I M U H A M M A D S A W B y N o v i a N u r F a d h i l a

J A N 2 0 1 5 M S I U M J 2 0 1 4 | 2

M.1 Nabi Muhammad SAW dilahirkan dalam keadaan yatim. Ayah Nabi

Muhammad SAW meninggal ketika Nabi Muhammad SAW masih berada di

dalam kandungan dalam usia 2 bulan. Setelah melahirkan, Ibu Nabi

Muhammad SAW segera membawanya kepada kakeknya Abdul Muttholib,

lalu kakeknya membawanya ke Ka‟bah.2 Dia berdo‟a kepada Allah dan

bersyukur kepada-Nya. Lalu Nabi Muhammad SAW diberi nama

“Muhammad”, nama yang belum dikenal pada masyarakat Arab Masa itu.

Setelah itu Nabi Muhammad SAW disusukan kepada Halimah binti Abi

Dzu‟aib dari Suku Sa‟ad bin Bakr yang kemudian dikenal dengan nama

Halimah Assa‟diyyah. Nabi Muhammad SAW disusui oleh Halimah selama 5

tahun di perkampungan Bani Sa‟ad. Pada usia itu pula, Nabi Muhammad SAW

mengalami peristiwa pembelahan dada (Syaqqus Shadr). Suatu hari ketika

Nabi Muhammad SAW tengah bermain bersama teman-temannya, tiba-tiba

Malaikat Jibril menghampiri dan menyergap Nabi Muhammad SAW. Lalu

Nabi Muhammad SAW dibaringkan, kemudian dadanya dibelah, lalu hatinya

dimbil selanjutnya dikeluarkan segumpal darah darinya, kemudian hati tersebut

dicuci di bejana emas dengan air zam-zam, setelah itu dikembalikan ke tempat

semula. Sementara itu teman-teman Nabi Muhammad SAW melaporkan

kejadian itu kepada Halimah, maka Halimah bergegas menghampiri tempat

Nabi Muhammad SAW, Halimah mendapatinya dalam keadaan pucat

1 Tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW dalam sebagian besar referensi menyebutkan tanggal

12 Rabi‟ul Awwal tahun 570 M. Namun, menurut Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri tanggal

kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah 9 Rabi‟ul Awwal tahun 571 M. Philip K. Hitti juga

mengungkapkan Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun 571 M. (Shafiyyurrahman Al-

Mubarakfuri. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka Al Kautsar. 2011. hal.45. dan Philip. K. Hitti.

History of the Arabs; From The Earliest Times To The Present. New York: Palgrave Macmillan.

Edisi revisi ke-10. 2002. Diterjemahkan oleh R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi.

Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. h.139, Barnaby Rogerson. The Prophet Muhammad, A

Biography. Diterjemahkan oleh Asnawi. Yogyakarta:Diglossia. 2005. h.13) 2 Ayah Nabi Muhammad SAW bernama „Abdullah ibn „Abdul Muthalib dan Ibu Nabi Muhammad

SAW bernama Aminah binti Wahab. (Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali

Press. 2008.hal.16)

S E J A R A H N A B I M U H A M M A D S A W B y N o v i a N u r F a d h i l a

J A N 2 0 1 5 M S I U M J 2 0 1 4 | 3

pasi.Setelah itu Halimah sangat khawatir dan kemudian mengembalikan Nabi

Muhammad SAW kepada ibunya.3

Pada usia Nabi Muhammad SAW yang ke-6, Nabi Muhammad SAW

diajak ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya, namun di tengah

perjalannya tepat di kampung Abwa‟ ibu Nabi Muhammad SAW meninggal

karena sakit. Kemudian setelah meninggalnya Ibu Nabi Muhammad SAW,

Nabi Muhammad SAW diasuh oleh kakeknya Abdul Muththalib. Namun

dalam usia Nabi Muhammad SAW yang ke-8, kakeknya meninggal. Sebelum

kakeknya wafat, kakeknya sempat berpesan agar Nabi Muhammad SAW

diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.

Nabi Muhammad SAW diasuh oleh pamannya hingga dewasa. Ketika

Nabi Muhammad SAW berusia 12 tahun, Nabi Muhammad SAW menyertai

pamannya dalam sebuah kafilah dagang menuju Syria, kemudian beliau

bertemu dengan seorang pendeta bernama Bahira, dan menyampaikan kepada

Abu Thalib tentang tanda-tanda kenabian pada Nabi Muhammad SAW. 4

Dan Nabi Muhammad SAW juga sering diajak untuk berdagang oleh

pamannya, hingga Nabi Muhammad SAW pun mengenal Siti Khadijah.

Kepribadian Nabi Muhammad SAW yang mulia menjadikan Khadijah kagum

dan akhirnya Khadijah menginginkan dirinya dinikahi oleh Nabi Muhammad

SAW. Dan Khadijah menceritakan keinginannya itu kepada sahabatnya

Nafisah binti Mani‟ah dan segera Nafisah menyampaikan keinginan tersebut

kepada Nabi Muhammad SAW, memohon agar Nabi Muhammad SAW

menikahi Khadijah. Akhirnya Nabi Muhammad SAW setuju, segera

diberitahukan paman-pamannya dan akhirnya pamannya datang kepada paman

Khadijah untuk melamarnya untuk Nabi Muhammad SAW.

3 Saat membelah dada Nabi Muhammad SAW dan mengambil bagian hatinya, Jibril seraya

berkata : “Inilah bagian setan yang ada padamu”. Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. Op. cit.h.48 4 Sebagian sumber menyatakan nama pendeta tersebut Buhaira, Bahira. Pendeta tersebut

menceritakan bahwa dirinya melihat tanda-tanda kenabian dan menasihati Abu Thalib agar jangan

terlalu jauh memasuki daerah Syria, dikhawatirkan orang-orang Yahudi yang mengetahui tanda-

tanda itu akan berbuat jahat kepadanya. (Muhammad Husain Haekal. Sejarah Hidup Muhammad.

Jakarta:Litera Antarnusa. 1990. h.59)

S E J A R A H N A B I M U H A M M A D S A W B y N o v i a N u r F a d h i l a

J A N 2 0 1 5 M S I U M J 2 0 1 4 | 4

B. Nabi Muhammad SAW Menjadi Rasul

Ketika usia Muhammad mendekati sekitar 40 tahun, Nabi Muhammad

SAW lebih suka menyendiri dan menjauh dari kesyirikan-kesyirikan yang ada

di Mekah. Nabi Muhammad SAW suka menyendiri di Gua Hira‟ sekitar 2 mil

dari Mekah. Pada hari Senin, 21 Ramadhan 611 M, tepat saat Nabi Muhammad

SAW berusia 40 tahun dalam hitungan hijriah datanglah Malaikat Jibril.5 Nabi

Muhammad SAW dipeluk 3 kali, setiap kali memeluk Nabi Muhammad SAW,

dia berkata “bacalah”, setiap kali itu pula Nabi Muhammad SAW menjawab :

”aku tidak bisa membaca”.

Saat itu Nabi Muhammad SAW sangat takut dan panik. Setelah itu

Jibril membacakan QS. Al-Alaq ayat 1-5:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang

Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia

mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Kemudian Jibril meninggalkan Nabi Muhammad SAW. Sejak turunnya

wahyu pertama tersebut, saat itulah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi

seorang Nabi oleh Allah, dalam wahyu tersebut belum ada perintah untuk

menyeru manusia kepada suatu agama.

C. Dakwah dan Perjuangan di Mekah

1. Perintah melaksanakan dakwah

Setelah wahyu pertama turun, Jibril tidak muncul lagi untuk

beberapa waktu, sementara Nabi Muhammad SAW menantikan turun

wahyu yang membawa perintah kepadanya dan beliau selalu datang ke Gua

5 Ada perbedaan dalam beberapa sumber tentang waktu wahyu pertama turun, sebagian sumber

menyatakan wahyu pertama turun pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M. dan pada sebagian lain

menyatakan wahyu pertama turun pada tanggal 21 Ramadhan tahun 610 M. jika merujuk pada

surat Al-Baqarah: 185,”Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan)

Al Quran…”, kemudian pada surat Al-Qadr: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al

Quran) pada malam Qadr (kemuliaan)”. Dan malam lailatul qadr terjadi di malam-malam ganjil

pada bulan Ramadhan, beberapa sumber menyatakan Hari senin, yang bertepatan dengan malam

ganjil lailatul qadr adalah hanya tanggal 21 Ramadhan. (Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. Op.

cit.h.58)

S E J A R A H N A B I M U H A M M A D S A W B y N o v i a N u r F a d h i l a

J A N 2 0 1 5 M S I U M J 2 0 1 4 | 5

Hira.6 Dalam penantiannya itulah turun wahyu kedua kepada beliau yang

membawa perintah untuk beliau. Wahyu kedua yaitu surat Al-Muddatsir

ayat 1-7:

“Hai orang yang berkemul (berselimut), Bangunlah, lalu berilah peringatan!,

Dan agungkanlah Tuhanmu!, Dan bersihkanlah pakaianmu!, Dan

tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji, Dan janganlah kamu

(Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih

banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.”

Ayat tersebut mengandung perintah berdakwah untuk Nabi

Muhammad SAW, perintah yang memiliki tujuan sangat kuat dan nyata,

diantaranya: meng-Esa-kan Allah, mematuhi segala perintah Allah dan

menjauhi larangan Allah, mebersihkan pakaian dan meninggalkan perbuatan

keji agar bersih lahir batin, meleburkan kepentingan pribadi kedalam

kepentingan jama‟ah, serta selalu sabar dalam menghadapi rintangan

berdakwah.7

2. Dakwah Nabi Muhammad SAW. Periode Mekah

Pada periode Mekah, dakwah Nabi Muhammad SAW berjalan kira-

kira selama tiga belas tahun, pada periode Mekah terbagi tiga tahapan

dakwah, yaitu:

a. Tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi

b. Tahapan dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekah

c. Tahapan dakwah secara terang-terangan di luar Mekah

Berikut penjelasan tiga tahapan dakwah Nabi Muhammad SAW:

a. Tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi

Dakwah Nabi Muhammad SAW yang dilakukan secara sembunyi-

sembunyi berjalan selama tiga tahun. Hal ini dilakukan karena dahulu di

Mekah yang merupakan tempat peribadatan terhadap Ka‟bah dan

penyembahan terhadap berhala-hala dan patung-patung yang dianggap

suci oleh penduduk disana. Sehingga dibutuhkan strategi terbaik untuk

bisa mengajak penduduk Mekah agar menyembah Allah. Dalam setiap

6 Dalam beberapa sumber menyebutkan lama jibril tidak muncul adalah beberarapa hari, 2-3 tahun,

namun merujuk pada buku ….. h 7 Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. Op. cit.h.

S E J A R A H N A B I M U H A M M A D S A W B y N o v i a N u r F a d h i l a

J A N 2 0 1 5 M S I U M J 2 0 1 4 | 6

langkahnya Nabi Muhammad selalu mendapat bimbingan dari Allah,

sehingga atas berkat kecerdasan dan bimbingan yang Allah berikan,

langkah awal dakwah Nabi Muhammad SAW adalah dengan cara

sembunyi-sembunyi.

Sebagai langkah awal dakwah, Nabi Muhammad SAW memulai

dakwah dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga dan sahabat dekat Nabi

Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW menyerukan agar masuk ke

dalam agama Islam dan menyembah Allah swt. Orang yang pada

permulaan dakwah Nabi Muhammad SAW masuk Islam, disebut

Assabiqunal Awwalun(orang-orang terdahulu dan yang pertama masuk

Islam). 8

Nabi Muhammad SAW berusaha untuk melakukan dakwah secara

sembunyi-sembunyi, namun seiring berjalan waktu, kabar tentang

dakwah Nabi Muhammad SAW mulai diketahui oleh orang-orang

Quraisy. Pada awalnya orang-orang Quraisy tidak peduli dengan kabar

dakwah Nabi Muhammad SAW, namun pada akhirnya orang-orang

quraisy mulai khawatir dengan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW

dan mulai memperhatikan perbuatan Nabi Muhammad SAW.9

b. Tahapan dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekah

Wahyu yang turun terkait masalah dakwah secara terang-terangan

adalah suratAsy-Syu‟ara ayat 214:

“dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.”

Langkah awal yang Nabi Muhammad SAWlakukan adalah

mengumpulkan kerabat-kerabat dari Bani Hasyim namun tidak ada

respon positif dari Bani Hasyim kecuali dari paman Nabi Muhammad

SAW,Abu Thalib. Bahkan Abu Thalib bersedia melindungiNabi

8 Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. Op.cit. hal 71-72; Hasjmy, A. Sejarah Kebudayaan Islam. hal

47-48 9 Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. Op.cit. hal.73-74

S E J A R A H N A B I M U H A M M A D S A W B y N o v i a N u r F a d h i l a

J A N 2 0 1 5 M S I U M J 2 0 1 4 | 7

Muhammad SAW namun tidak mau meninggalkan agama nenek

moyangnya.10

Sejak Nabi Muhammad SAW berdakwah secara terang-terangan,

orang-orang Quraisy semakin hari menunjukkan permusuhan terhadap

Nabi Muhammad SAW. Sehingga orang-orang Quraisy berfikir keras

memilih beberapa cara untuk membenamkan dakwah Nabi Muhammad

SAW. Diantaranya dengan ejekan, hinaan, cacian, penertawaan,

penekanan, ancaman, serta penyiksaan keji. Hari demi hari perlakuan-

perlakuan orang-orang quraisy semakin keras kepada orang-orang

muslim, hingga turunlah surat Az-Zumar ayat 10 yang mengisyaratkan

hijrah dan menyatakan bahwa bumi Allah tidaklah sempit.

“Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada

Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh

kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-

orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

Nabi Muhammad SAW mengetahui bahwa Raja Najasi, Raja yang

berkuasa di Habasyahadalah seorang raja yang adil, tak akan ada

seorangpun yang akan teraniaya di sisinya. Akhirnya Nabi Muhammad

SAW memerintahkan untuk hijrah ke Habasyah. Hijrah ke Habasyah

terjadi pada bulan Rajab tahun kelima kenabian. Kelompok pertama dari

kalangan para sahabat yang hijrah ke Habasyah terdiri dari 12 orang laki-

laki dan 4 orang wanita yang dipimpin oleh Utsman bin „Affan dan

didampingi oleh isterinya Ruqayyah binti Rasulullah. Kemudian disusul

oleh kelompok kedua yakni 83 orang laki-laki dan 18 orang wanita

menuju Habasyah. Disana orang-orang muslim mendapatkan

perlindungan dari raja Najasyi.11

c. Dakwah terang-terangan di luar Mekah

10

Ibid, hal 76, Abu Thalib berkata: “….akulah orang yang pertama kali mendukung apa yang

engkau sukai. Maka lanjutkanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Demi Allah, aku senantiasa

akan menjaga dan melindungimu, namun aku tidak punya pilihan lain untuk meninggalkan agama

Bani Abdul Muthalib.” 11

Ibid, hal 93-96; Hasjmy, A. Op. cit. hal 48

S E J A R A H N A B I M U H A M M A D S A W B y N o v i a N u r F a d h i l a

J A N 2 0 1 5 M S I U M J 2 0 1 4 | 8

Pada tahun kesepuluh kenabian, Nabi Muhammad SAW pergi ke

Tha‟if ditemani pembantunya Zaid bin Haritsah. Setiap kali melewati

kabilah, Nabi Muhammad SAW mengajak kepada Islam, namun tak

satupun yang mau masuk Islam. Setelah 10 hari di Tha‟if, akhirnya Nabi

Muhammad SAW dan Zaid bin Haritsah kembali ke Mekah dibawah

jaminan perlindungan Al-Muth‟im bin Adi.12

Kian lama kekejaman kaum Quraisy menjadi-jadi, dakwah Nabi

Muhammad SAW pun memasuki pintu-pintu hati penduduk Yastrib.

penduduk Yastrib yang telah dan akan masuk Islam dari kaum Auwas

dan Khazraj, mengirim delegasi pada dua musim haji berturut-turut untuk

menjumpai Nabi Muhammad SAW. Delegasi terakhir terdiri dari 72

orang, dimana mereka mengadakan suatu pertemuan rahasia pada suatu

tengah malam di bukit Aqabah terletak di luar kota mekah. Pertemuan

rahasia itu melahirkan ikrar. Ikrar tersebut terkenal dengan nama ikrar

Aqabah/Baiat Aqabah. Selesai ikrar maka nabi mengangkat dan melantik

12 orang diantara mereka mnjadi pemimpin/perwira, 3 orang dari suku

Khazraj dan 9 orang dari suku Auwas. Ini adalah langkah nyata

membentuk kekuatan fisik di luar kota mekah. Tidak berapa lama setelah

peristiwa itu maka nabi bersama Abu Bakar hijrah ke Yastrib. Peristiwa

hijrah ini terjadi setelah pemuka-pemuka Quraisy berkomplot untuk

membunuh Nabi Muhammad SAW pada suatu malam tertentu.13

D. Tahun Duka Cita dan Isra Mi’raj

Pada tahun ke-10 kenabian Abu Thalib sakit, dan kian hari sakitnya

semakin parah. Abu Thalib akhirnya meninggal dunia pada tahun ke-10

kenabian, enam bulan setelah terjadi pemboikotan.14

Kemudian tiga bulan

setelah Abu Thalib meninggal, Khadijah meninggal dunia pula. Dua orang

12

Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. Op.cit. hal 137-142 13

Ibid, hal 159 14

Kaum Quraisy melakukan tindakan pemboikotan terhadap Bani Hasyim yang dimulai dari tahun

ke-7 kenabian sampai tahun ke-10 kenabian (3 tahun), yang mana hal ini merupakan tindakan yang

paling menyiksa dan melemahkan umat Islam. Pemboikotan itu baru berhenti setelah beberapa

pemimpin Quraisy menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sungguh suatu tindakan yang

keterlaluan. Dan Bani Hasyim pun merasa seakan bisa bernafas lega dan kembali ke rumah.( Badri

Yatim.op.cit.hal.23.)

S E J A R A H N A B I M U H A M M A D S A W B y N o v i a N u r F a d h i l a

J A N 2 0 1 5 M S I U M J 2 0 1 4 | 9

yang sangat dicintai oleh Nabi Muhammad SAW meninggalkannya dalam

jangka waktu yang tidak terpaut lama, sehingga menoreh kesedihan yang

mendalam di hati Nabi Muhammad SAW.15

Moment ini dimanfaatkan oleh kaum quraisy untuk semakin

menentang, menyakiti dan mengganggu Nabi Muhammad SAW. Karena

peritiwa kesedihan setrta duka yang berlapis pada tahun itu, maka Nabi

Muhammad SAW menyebutnya sebagai “Amul huzni”(tahun duka cita).16

Allah yang telah memberi ujian bagi Nabi Muhammad SAW

kemudian menghibur hati beliau dengan peristiwa Isra‟ Mi‟raj. Perjalanan

suatu malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa

dengan menggunakan Buraq. Kemudian Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke

langit untuk diperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah serta turunnya perintah

Allah tentang sholat fardhu lima kali dalam sehari.17

E. Dakwah dan Perjuangan di Madinah

1. Permulaan Hijrah

Setelah keadaan di Mekah yang makin tidak membaik, Nabi

Muhammad memutuskan beremigrasi atau yang disebut Hijrah ke Yathrib

sebelum berganti nama menjadi Medina. Hal ini yang ditandai menjadi

awalnya penanggalan Islami atau Hijriah. Kota Madinah pula yang pertama

kali dikenal sebagai Negara Islam18

dan Nabi Muhammad SAW sebagai

pemimpinnya. Contoh kenegaraan yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW

selama sepuluh tahun di Madinah yang hingga kini menginspirasi ratusan tahun

sistem politik umat Islam, sistem sosial, dan sistem ekonomi.

Wilayah Yathrib adalah wilayah sebuah lembah yang luas dengan

cuaca yang lebih bersahabat, serta memiliki tanah yang subur, air bersih yang

mengalir, terkenal khususnya untuk panen gandum dan kurmanya. Tapi

tentunya bukan tanpa tantangan, sejak puluhan tahun, kota ini adalah panggung

drama permusuhan akibat persaingan antara suku Khazraj dan Aw. Dan

15

Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri. Op.cit. hal 124. 16

Ibid. hal.125. 17

Ibid. hal.154-155. 18

The Lost Islamic History, Firas Al Khateeb, Hurst & Company, London 2014, hal 17

S E J A R A H N A B I M U H A M M A D S A W B y N o v i a N u r F a d h i l a

J A N 2 0 1 5 M S I U M J 2 0 1 4 | 10

menurut Shiroh disebutkan juga terpecahnya tiga suku yahudi, yaitu: Suku

Qainuqa (pandai besi), suku Nadhir (petani) dan Quraiza (penyamak kulit).19

Nabi Muhammad SAW berharap dapat menyelesaikan kondisi tersebut

melalui Islam.Mengikuti perintah Nabi Muhammad SAW, para

pengikutnyapun memulai berhijrah ke Madinah, mereka meninggalkan Mekah

secara diam-diam bersama istri-istri dan anak-anak mereka berkelompok-

kelompok kecil, menuju jalur Utara. Proses hijrah dilakukan berangsur-angsur

dan yang terakhir dilakukan adalah pada tahun ke 8 setelah hijrah pertama.

Kehidupan di Madinah tentunya bukan tanpa tantangan. Kedua

kelompok yang berhadapan saat itu adalah kelompok yang berhijrah dari

Mekah dikenal kelompok Muhajirun dan kelompok penduduk asli Madinah

dikenal kelompok Anshor.

Keadaan kelompok Muhajirun pada saat itu sedikit kompleks.

Dikarenakan penduduk Mekah yang belum menerima Islam, kebanyakan yang

menerima Islam adalah kaum dari kalangan bawah, disimpulkan kaum

Muhajirin terdiri dari berbagai macam status sosial. Diimbangi pula oleh kaum

Anshar yang tidak termasuk dalam dua suku yaitu Aws dan Khazraj.Disinilah

Nabi Muhammad SAW membuat keadaan menjadi jelas dan beranggapan

bahwa aturan tatanan kehidupan masyarakat masa pre Islami adalah sebuah

sistem ketinggalan zaman. Nabi SAW akhirnya membentuk sebuah sistem

kemasyarakatan yang disebut Ummah, Bangsa muslim, sekali seseorang

menerima Islam mereka tidak lagi menjadi bagian suku mereka, mereka

bersatu dalam persaudaraan Islam. Nabi Muhammad SAW juga menggagaskan

persaudaraan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshor.

Nabi Muhammad SAW menyusun sistem politik dan sosial baru yang

dibuat dalam sebuah naskah, yang disebut Perjanjian Madinah, konsitusi

tersebut menjelaskan bahwa, di bawah kekuasaan Nabi Muhammad SAW,

Madinah akan mengoperasikan sebuah negara yang berdasarkan hukum Islam.

Ummat ditunjuk sebagai pihak yang menjalankan kesatuan politik. Lebih jauh,

Nabi Muhammad SAW bertindak sebagai satu-satunya penegak kota tersebut.

19

Mahomet, le glaive, l‟amour, la foi, Philippe AZIZ, edition Ramsay, paris 1997, hal.121

S E J A R A H N A B I M U H A M M A D S A W B y N o v i a N u r F a d h i l a

J A N 2 0 1 5 M S I U M J 2 0 1 4 | 11

Konstitusi Madinah ini juga memberikan kebebasan bagi kaum yahudi untuk

mempraktekan agama mereka, namun mereka harus tunduk dibawah

kekuasaan kota Madinah dan ikut bersatu jika suatu saat ada serangan dari

kaum Quraisy.20

Selama periode Madinah, Nabi Muhammad SAW tetap menerima

firman Allah, namun ayat-ayat yang diturunkan kebanyan ayat-ayat mengenai

pengaturan publik (kehidupan bermasyarakat), hal-hal yang dijelaskan dalam

ayat-ayat yang diturunkan di Madinah berbicara tentang aturan peribadatan,

haji, puasa ramadhan, zakat bersamaan dengan aturan-aturan kehidupan sosial

dan keluarga, mengenai warisan, pernikahan, poligami. Termasuk juga aturan-

aturan mengenai transaksi dagang, hukum pidana yang berat.21

2. Peperangan

Hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah tidak berarti berakhirnya

perjuangan melawan suku Quraisy, namun demikian kaum muslimin belum

melakukan perlawanan, hingga turunnya ayat untuk berjihad. Peperangan

pertama yang dikenal dengan perang Badar dengan pemimpin perangnya yang

tak lain paman Nabi SAW sendiri yaitu, Hamza yang berhasil memenangkan

perang tersebut. Perang Badar adalah momentum yang sangat penting bagi

Madinah yang meningkatkan nama kota Madinah dan menurunkan nama suku

Quraisy. Perang selanjutnya adalah Perang Uhud. Posisi Mekah yang beraliansi

dengan kekuatan yahudi Madinah, Banu Qurayza, membuat Nabi Muhammad

SAW melakukan perlawanan, menurut saran Salman, seorang imigran asal

Persia, Nabi SAW disarankan untuk membangun parit disekeliling markas

Mekah, selanjutnya disebut Pertempuran Parit.

3. Kemenangan

Pada akhirnya Nabi Muhammad SAW mampu menandingi suku

Quraisy secara seimbang. Sebuah negara muslim telah lahir. Nabi Muhammad

SAW memiliki 1500 pasukan pada tahun 628 untuk menuju Mekah. Tapi

pasukan ini bukanlah pasukan yang dimaksud untuk pepeangan, mereka hanya

20

The Lost Islamic History, Firas Al Khateeb, Hurst & Company, London 2014, hal 18-19 21

Dictionnaire historique de l‟Islam, Dominique et Janine Sourdel,Paris, hal 596

S E J A R A H N A B I M U H A M M A D S A W B y N o v i a N u r F a d h i l a

J A N 2 0 1 5 M S I U M J 2 0 1 4 | 12

membawa pedang biasa, Nabi berharap kali ini untuk dapat masuk ke Mekah

dengan selamat untuk melaksakan haji. Mereka mnedirikan tenda di

Hudaybiyyah, menanti izin dari pihak Mekah untuk memasuki kota suci

Mekah. Setelah bernegosiasi, lahirlah sebuah perjanjian. Mereka setuju untuk

mengizinkan Nabi Muhammad SAW dan pasukannya masuk ke Mekah dan

menyelesaikan haji di tahun berikutnya. Walaupun banyak muslim yang

keberatan dengan perjanjian Hudaybiyyah tersebut dikarenakan keinginan

mereka untuk segera menunaikan ibadah haji, namun sisi baik dari peristiwa ini

adalah, Nabi SAW memiliki kesempatan dan waktu untuk menyebarkan Islam

ke wilayah lain jauh dari Madinah, bahkan hingga ke Byzantium dan kerajaan

Persia. Suku badui menerima Islam secara masal pula, bahkan orang-orang

Mekah mulai masuk Islam. Dua orang komander Mekah yang terbaik; Khalin

bin Walid dan „Amr ibn Al As meninggalkan Mekah dan bergabung bersama

Nabi di Madinah di tahun-tahun setelah perjanjian Hudaybiyyah.22

Pada akhirnya masyarakat Mekah mengetahui bahwa pasukan Nabi

Muhammad tidak dapat dikalahkan secara militer. Kenyataan yang ada adalah

Mekah lewan banyak suku-suku muslim lainnya, dimana mereka bersatu untuk

pertama kalinya dalam sejarah Islam, berjalan bersama menuju Mekah. Diawal

tahun 630 pasukannya lebih dari 10.000 muslims masuk ke seluruh pelosok

semenanjung Arabia dan khususnya ke kota suci.

F. Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Pada akhir penaklukan Mekah, Nabi Muhammad SAW berusia 60

tahun. Pada awal 632 M, Nabi Muhammad SAW pergi ke Mekah untuk

melaksanakan haji wada, beliau menyampaikan pidato terakhir kepada

umatnya. Pesan terakhir Nabi Muhammad SAW adalah mengingatkan

umatnya agar selalu taat dan bertqwa kepada Allah. Dan beliau meninggalkan

dua pedoman hidup untuk manusia berupa Al-Qur‟an dan Assunnah, yang jika

berpegang teguh padanya maka tidak akan celaka. Beliau wafat dalam keadaan

22

The Lost Islamic History, Firas Al Khateeb, Hurst & Company, London 2014, hal 21-24

S E J A R A H N A B I M U H A M M A D S A W B y N o v i a N u r F a d h i l a

J A N 2 0 1 5 M S I U M J 2 0 1 4 | 13

sakit di pangkuan Aisyah. Beliau saat waktu dhuha terasa panas, pada hari

senin tanggal 12 Rai‟ul Awwal 11 H, dalam usia 63 tahun.23

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari perjalanan sejarah Nabi Muhammad SAW dapat disimpulkan

bahwa Nabi Muhammad SAW, disamping sebagai pemimpin agama, juga

seorang negarawan, pemimpin politik dan administrasi yang cakap. Hanya

dalam waktu sebelas tahun menjadi pemimpin politik, beliau berhasil

menundukan seluruh Jazirah Arab ke dalam kekuasaannya. Kita dapat

membagi masa dakwah Nabi Muhammad SAW menjadi dua periode, yang satu

berbeda secara total dengan yang lainnya, yaitu:

1. Periode Mekah, berjalan kira-kira tiga belas tahun.

2. Periode Madinah, berjalan selama sepuluh tahun penuh.

Setiap periode memiliki tahapan-tahapan tersendiri, dengan kekhususannya

masing- masing. Periode mekah dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

1. Tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang berjalan selama tiga

tahun.

2. Tahapan dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekah, yang

dimulai sejak tahun keempat dari kenabian hingga akhir tahun kesepuluh.

3. Tahapan dakwah di luar Mekah, yang dimulai dari tahun kesepuluh dari

kenabian hingga hijrah ke Madinah.

Sedangkan periode Madinah dapat dibagi menjadi tiga tahapan fase:

1. Fase yang banyak diwarnai cobaan dan perselisihan, banyak rintangan yang

muncul dari dalam, sementara musuh dari luar menyerang Madinah untuk

menyingkirkan para pendatangnya. Fase ini berakhir dengan dikukuhkannya

perjanjian Hudaibiyah.

2. Fase perdamaian dengan para pemimpin paganisme, yang berakhir dengan

Fathul Makkah pada bulan Ramadhan tahun kedelapan dari Hijriyah. Ini juga

merupakan fase berdakwah kepada para raja agar masuk Islam.

23

Ibid hal 25-27; Tarikh Muhammad SAW; Teladan Perilaku Ummat, hal 395

S E J A R A H N A B I M U H A M M A D S A W B y N o v i a N u r F a d h i l a

J A N 2 0 1 5 M S I U M J 2 0 1 4 | 14

3. Fase masuknya manusia ke dalam Islam secara berbondong-bondong, yaitu

masa kedatangan para utusan dari berbagai kabilah dan kaum ke Madinah.

Masa ini membentang hingga wafatnya Rasulullah SAW.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mubarakfuri, Shafiyyurrahman. 2011. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka Al

Kautsar.

Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Press.

Haekal, Muhammad Husain. 1990. Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta:Litera

Antarnusa.

Hitti, Philip. K. History of the Arabs; From The Earliest Times To The Present.

New York: Palgrave Macmillan. Edisi revisi ke-10. 2002. Diterjemahkan

oleh R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi. 2005. Jakarta: PT

Serambi Ilmu Semesta.

Hasjmy, Ahmad. 1995. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: PT. Bulan Bintang.

Barnaby Rogerson. 2005. The Prophet Muhammad, A Biography. Diterjemahkan

oleh Asnawi. Yogyakarta:Diglossia.

Firas Al Khateeb. 2014. The Lost Islamic History. London: Hurst & Company.

Mahomet, Le Glaive, L‟amour, La Foi, Philippe AZIZ, 1997. Edition Ramsay.

Paris.

Ismail, Tahia. 1999. Tarikh Muhammad SAW; Teladan Perilaku Umat. Jakarta:

PT. Raja Grafindo.