sejarah kereta api

Upload: doni-mardian

Post on 01-Mar-2016

100 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kereta Api

TRANSCRIPT

  • SEJARAH PERKERETAAPIAN DI INDONESIA

    PAPER

    Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konstruksi Bangunan

    Transportasi pada semester 6 tahun ajaran 2014 2015

    Oleh:

    Doni Mardian

    NIM. 121134011

    PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN

    JEMBATAN

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    2015

  • ii | P a g e

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT. berkat Rahmat dan Hidayah Nya

    penyusun dapat menyelesaikan Paper tentang Sejarah Perkeretaapian di Indonesia.

    Shalawat serta salam tidak lupa penyusun panjatkan kepada junjunan Nabi besar

    Muhammad SAW.

    Dengan selesainya Paper tentang Sejarah Perkeretaapian di Indonesia,

    tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan

    masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih

    kepada:

    1. Bapak R. Desutama RBP,ST.,MT sebagai dosen pada mata kuliah Konstruksi

    Bangunan Transportasi.

    2. Rekan rekan 3 TPJJ yang telah memberikan dukungan dan saran atas

    penyusunan laporan ini.

    3. Semua pihak yang terkait dan tidak bisa disebutkan satu persatu.

    Penyusun berharap bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca,

    khususnya bagi Mahasiswa program studi D4 TPJJ POLBAN. Penyusun

    mengharapkan masukan/saran dan kritik yang membangun terhadap paper ini

    demi kesempurnaan isi di dalamnya.

    Penulis,

    Bandung, Maret 2015

  • iii | P a g e

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

    1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

    1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 2

    BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

    2.1 Masa Pendudukan Belanda....................................................................... 3

    2.1.1 Latar belakang ................................................................................... 3

    2.1.2 Jaringan tahun 1876 hingga tahun 1888 ........................................... 4

    2.1.3 Jaringan tahun 1889 hingga tahun 1899 ........................................... 4

    2.1.4 Jaringan setelah tahun 1899 hingga tahun 1913 ............................... 5

    2.1.5 Jaringan setelah tahun 1813 hingga tahun 1925 ............................... 5

    2.1.6 Masa Pembangunan Stasiun .............................................................. 6

    2.1.7 Jaringan kereta listrik Batavia Buitenzorg 1918 ............................ 6

    2.1.8 Jenis kereta 1876-1925 ...................................................................... 7

    2.2 Masa Pendudukan Jepang ........................................................................ 7

    2.3 Pengambilalihan Kereta Api oleh Pemerintah ......................................... 8

    2.4 Perkembangan Menjadi PT. Kereta Api Indonesia .................................. 8

    BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11

    3.1 Simpulan ................................................................................................. 11

    3.2 Saran ....................................................................................................... 13

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

  • 1 | P a g e

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang diawali

    dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta

    (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta

    berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan dinamakan sepur. Ini digunakan

    khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik

    dengan tenaga kuda.

    Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat kendaraan

    beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi.

    Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan

    kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George

    Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif

    dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan

    berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk

    mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta

    lebih banyak.

    Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan peralatan listrik

    yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian digunakan untuk membuat

    trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik. Kemudian Rudolf Diesel

    memunculkan kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien

    dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan

    dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas

    kecepatan kereta api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA

    Super Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi

    sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis mengoperasikan kereta

    api serupa dengan nama TGV.

    Dari uraian diatas saya sebagai mahasiswa di Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan

    ditugaskan untuk mencari tahu bagaimana perkembangan perkeretaapian di Indonesia dari

    mulai awal dibuat hingga sekarang agar dapat mengetahui seberapa besar perkembangan

    perkeretaapian di Indonesia.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sepur&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/James_Watthttp://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_uaphttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nicolas_Cugnot&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Richard_Trevithick&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/George_Stephensonhttp://id.wikipedia.org/wiki/George_Stephensonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Liverpoolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Manchesterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Michael_Faradayhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rudolf_Dieselhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dieselhttp://id.wikipedia.org/wiki/Maglevhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jepanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Shinkansenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Shinkansenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tokyohttp://id.wikipedia.org/wiki/Osakahttp://id.wikipedia.org/wiki/TGV

  • 2 | P a g e

    1.2 Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana awal mula perkeretaapian di Indonesia?

    2. Bagaimana sejarah perkembangan perkeretaapian pada zaman kolonial Belanda?

    3. Bagaimana sejarah perkembangan perkeretaapian pada zaman kolonial Jepang?

    4. Bagaimana sejarah perkembangan perkeretaapian pasca kemerdekaan?

    1.3 Tujuan

    Tujuan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:

    1. Memahami awal mula dibangunnya perkeretaapian di Indonesia.

    2. Memahami sejarah perkembangan perkeretaapian pada zaman kolonial Belanda

    3. Memahami sejarah perkembangan perkeretaapian pada zaman kolonial Jepang.

    4. Memahami sejarah perkembangan perkeretaapian pasca kemerdekaan.

    1.4 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan paper ini dimulai dari BAB 1 yang berisikan tentang Pendahuluan, lalu

    BAB 2 yang berisikan Pembahasan mengenai sejarah Perkeretaapian di Indonesia, lalu

    diakhiri olelh BAB 3 Penutup yang berisikan simpulan dan saran.

  • 3 | P a g e

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama

    pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur

    Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai

    oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM)

    yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan

    lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10

    Agustus 1867.

    Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Samarang-Tanggung,

    yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang

    Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di

    daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864

    1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun

    1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338

    km.

    Gambar 1. Pembangunan jembatan rel di wilayah Banyuwangi.

    2.1 Masa Pendudukan Belanda

    2.1.1 Latar belakang

    Kereta api pertama di Indonesia dibangun tahun 1867 di Semarang dengan rute

    Semarang Tanggung yang berjarak 26 km oleh NISM, N.V. (Nederlands-Indische

    Spoorweg Maatschappij) dengan lebar jalur 1.435 mm (lebar jalur SS Staatsspoorwegen

    adalah 1.067 mm atau yang sekarang dipakai), atas permintaan Raja Willem I untuk

    keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang. Kemudian

    http://kapm.co.id/wp-content/uploads/2014/03/200px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Aanleg_van_een_ijzeren_spoorbrug_over_een_rivier_in_de_omgeving_van_Banjoewangi_TMnr_10007743.jpg

  • 4 | P a g e

    dalam melayani kebutuhan akan pengiriman hasil bumi dari Indonesia, maka Pemerintah

    Kolonial Belanda sejak tahun 1876 telah membangun berbagai jaringan kereta api,

    dengan muara pada pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya.

    Semarang meskipun strategis, tetapi tidak ada pelabuhannya untuk barang, sehingga

    barang di kirim ke Batavia atau Soerabaja.

    Gambaran keadaan kereta api di Indonesia pada masa djaman doeloe perlu

    dilestarikan, sehingga generasi mendatang bisa menghayati dan betapa pentingnya

    pembangunan kereta api. Memang pada masa itu nama kereta api sudah tepat, karena

    kereta dijalankan dengan api dari pembakaran batu bara atau kayu. Sedangkan sekarang

    sudah memakai diesel atau listrik, sehingga lebih tepat kalau disebut kereta rel, artinya

    kereta yang berjalan di atas rel dengan diesel ataupun listrik.

    Pengembangan jaringan rel kereta api pada zaman kolonial Belanda dibagi dalam 4

    tahap, yaitu 1875 1888 ; 1889 1899 ; 1900 1913 ; 1914 1925

    2.1.2 Jaringan tahun 1876 hingga tahun 1888

    Pembangunan Tahap I terjadi tahun 1876-1888. Awal pembangunan rel adalah 1876,

    berupa jaringan pertama di Hindia Belanda, antara Tanggung dan Gudang di Semarang

    pada tahun 1876, sepanjang 26 km. Setelah itu mulai dibangun lintas Semarang

    Gudang. Pada tahun 1880 dibangun lintas Batavia (Jakarta) Buitenzorg (Bogor)

    sepanjang 59 km, kemudian dilanjutkan ke Cicalengka melalui Cicurug Sukabumi

    Cibeber Cianjur Bandung. Pada tahun 1877 dibangun lintas Kediri Blitar, dan

    digabungkan dengan lintas Surabaya Cilacap lewat Kertosono Madiun Solo, dan

    juga lintas Jogya Magelang.

    Hingga tahun 1888 jaringan rel terbangun adalah:

    Batavia Buittenzorg Sukabumi Bandung Cicalengka

    Batavia Tanjung Priok dan Batavia Bekasi

    Cilacap Kutoarjo Yogya Solo Madiun Sidoarjo Surabaya

    Kertosono Kediri Blitar

    Sidoarjo Malang dan Bangil Pasuruan Probolinggo

    Solo Purwodadi Semarang dan Semarang Rembang

    Tegal Balapulang

    2.1.3 Jaringan tahun 1889 hingga tahun 1899

    Hingga tahun 1899 jaringan rel terbangun adalah:

  • 5 | P a g e

    Djogdja Tjilatjap

    Soerabaja Pasoeroean Malang

    Madioen Solo

    Sidoardjo Modjokerto

    Modjokerto Kertosono

    Kertosono Blitar

    Kertosono Madioen Solo

    Buitenzorg (Bogor) Tjitjilengka

    Batavia Rangkasbitung

    Bekasi Krawang

    Cicalengka Cibatu (Garut) Tasikmalaya Maos Banjarnegara

    Cirebon Semarang dan Semarang Blora

    Yogya Magelang

    Blitar Malang dan Krian Surabaya

    Sebagian jalur Madura

    2.1.4 Jaringan setelah tahun 1899 hingga tahun 1913

    Hingga tahun 1913 jaringan rel terbangun adalah:

    Rangkasbitung Labuan dan Rangkasbitung Anyer

    Krawang Cirebon dan Cikampek Bandung

    Pasuruan Banyuwangi

    Seluruh jaringan Madura

    Blora Bojonegoro Surabaya

    2.1.5 Jaringan setelah tahun 1813 hingga tahun 1925

    Hingga tahun 1925 jaringan rel terbangun adalah:

    Sisa jalur Pulau Jawa

    Elektrifikasi Jatinegara Tanjung Priok

    Elektrifikasi Batavia Bogor

    Sumatera Selatan : Panjang Palembang

    Sumatera Barat : sekitar Sawahlunto dan Padang

    Sumatera Utara : Tanjung Balai Medan Pematangsiantar; dan Medan

    Belawan Pangkalansusu.

    Sulawesi : Makasar Takalar dan rencana Makasar Maros Sinkang

    Sulawesi Utara : rencana Manado Amurang

  • 6 | P a g e

    Kalimantan : rencana Banjarmasin Amuntai; dan rencana Pontianak Sambas.

    Untuk Kalimantan dan Sulawesi tidak terlaksana karena baru akan dimulai dibangun

    tahun 1941 dan Perang Dunia II meletus.

    2.1.6 Masa Pembangunan Stasiun

    Berikut daftar stasiun besar:

    1. Stasiun Karanganyar 1875

    2. Stasiun Jakarta Kota diresmikan 1929

    3. Stasiun Tanjung Priok 1914

    4. Stasiun Gambir (dulu Weltevreden) 1914

    5. Stasiun Jatinegara (dulu Meester Cornelis)

    6. Stasiun Manggarai 1969

    7. Stasiun Pasar Senen 1916

    8. Stasiun Cikampek 1894

    9. Stasiun Bogor 1880

    10. Stasiun Bandung 1887

    11. Stasiun Yogyakarta 1887

    12. Stasiun Solo Balapan 1876

    13. Stasiun Semarang Tawang 1873

    14. Stasiun Cirebon 1920

    15. Stasiun Madiun 1897

    16. Stasiun Purwokerto 1922

    17. Stasiun Malang 1941

    18. Stasiun Surabaya Kota 1878 dan renovasi 1911

    19. Stasiun Surabaya Gubeng 1913

    20. Stasiun Pasar Turi 1938

    2.1.7 Jaringan kereta listrik Batavia Buitenzorg 1918

    Stasiun Bogor (Buitenzorg) dibangun tahun 1880 pada waktu membuat lintas

    Buitenzorg Soekaboemi Tjiandjoer Tjitjalengka. Namun jaringan kereta listrik

    hanya ada di Batavia (Jakarta) ke Buitenzorg (Bogor) yang dibangun tahun 1918,

    kemudian tahun 1925 jaringan listrik juga dibuat ke Meester Cornelis (Jatinegara) ke

    Tandjoeng Priok.

  • 7 | P a g e

    Gambar 2. Kereta listrik pertama beroperasi 1925, menghubungkan Weltevreden dengan Tandjoengpriok.

    2.1.8 Jenis kereta 1876-1925

    Kereta adalah sarana untuk mengangkut penumpang, sedangkan untuk mengangkut

    barang disebut gerobak sedangkan untuk mangangkut barang cair disebut ketel. Sejak

    dahulu, kereta dibuat secara lokal, dengan casis dan rangka baja sedangkan bodi dibuat

    dari kayu. Pada waktu itu belum ada pendingin udara, sehingga kelas kereta dibedakan

    jenis kursi dan jumlah kursi per kereta. Kelas 1 terdapat 3 tempat duduk per baris, kelas 2

    terdapat 4 tempat duduk per baris dan kelas 3 terdapat 5 tempat duduk per baris. Sehingga

    tiap kereta kelas 3 terdapat 60 72 tempat duduk, sedangkan tiap kereta kelas 2 terdapat

    24 32 tempat duduk dan kelas 1 terdapat 12 tempat duduk. Biasanya kelas 1 dan kelas 2

    menjadi satu, sedangkan kelas 3 tersendiri. Namun kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 dirangkai

    dalam satu rangkaian.

    Gambar 3. Kereta Lokomotiv UAP

    2.2 Masa Pendudukan Jepang

    Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km.

    Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km

    raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke

    Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.

    Jenis jalan rel KA di Indonesia dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di

    Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar

    semasa pendudukan Jepang (1942 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang

    dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah Cikara dan 220 km

    antara Muaro Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro

    Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang

    http://kapm.co.id/wp-content/uploads/2014/03/200px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Eerste_electrische_trein_van_Weltevreden_naar_Tandjoengpriok_TMnr_10014006.jpghttp://kapm.co.id/wp-content/uploads/2014/03/200px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Locomotief_van_de_de_Deli-Spoorweg_Maatschappij_met_personenrijtuigen_TMnr_60004413.jpghttp://kapm.co.id/wp-content/uploads/2014/03/200px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Eerste_electrische_trein_van_Weltevreden_naar_Tandjoengpriok_TMnr_10014006.jpghttp://kapm.co.id/wp-content/uploads/2014/03/200px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Locomotief_van_de_de_Deli-Spoorweg_Maatschappij_met_personenrijtuigen_TMnr_60004413.jpg

  • 8 | P a g e

    memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi

    rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang

    makamnya bertebaran sepanjang Muaro Pekanbaru.

    Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945,

    karyawan KA yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA)

    mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang

    terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan

    sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945

    kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak

    diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah

    yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia,

    serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI).

    2.3 Pengambilalihan Kereta Api oleh Pemerintah

    Pada masa pendudukan Jepang, jalur kereta api di Indonesia dikelola secara

    terpisah. Setelah merdeka, para pejuang berhasil mengambil alih jalur kereta api pada 28

    September 1945 di pulau Jawa. Secara terpisah, jalur kereta api di Sumatra juga berhasil

    diambil alih. Jalur kereta api di Sumatera Utara dikelola oleh Kereta Api Soematera

    Oetara, sementara jalur kereta api di Sumatera Selatan dan Sumatera Barat dikelola

    oleh Kereta Api Negara Repoeblik Indonesia. Disaat bersamaan, Belanda juga membuat

    sistem jalur kereta api secara terpisah yang dikelola oleh Verenigd Spoorwegbedrijf di

    wilayah Indonesia yang telah dikuasai.

    Setelah Indonesia mendapat pengakuan kemerdekaan penuh pada 1949, berbagai

    sistem kereta api digabungkan menjadi Djawatan Kereta Api. Perusahaan ini

    mendatangkan 100 lokomotif uap pada 1950 untuk kembali melayani penumpang. Selain

    lokomotif uap, perusahaan ini juga mendatangkan lokomotif listrik-diesel yang berasal

    dari Amerika Serikat pada 1953. Kebijakan nasionalisasi yang ditetapkan pemerintah

    membuat seluruh jalur kereta api di Indonesia dikelola dibawah naungan Perusahaan

    Negara Kereta Api pada 1958.

    2.4 Perkembangan Menjadi PT. Kereta Api Indonesia

    Meski telah resmi menjadi milik negara dan dikelola Perusahaan Negara Kereta Api,

    upaya nasionalisasi dari kereta baru sepenuhnya tuntas pada 1971. Pada 15 September

    1971, Perusahaan Negara Kereta Api berubah nama menjadi Perusahaan Jawatan Kereta

    Api (PJKA).

  • 9 | P a g e

    PJKA melanjutkan upaya mendatangkan lokomotif listrik-diesel. Pada 1980-an,

    kebanyakan layanan perjalanan kereta api menggunakan lokomotif listrik-diesel. Selain

    itu, PJKA juga mendatangkan beberapa unit kereta listrik dari Jepang pada tahun 1970-an

    untuk menggantikan lokomotif yang sudah tua.

    Nama PJKA mengalami perubahan pada 1991 menjadi Perusahaan Umum Kereta Api

    (Perumka). Selama periode 1995-1999, layanan kereta api di Indonesia sempat

    mengalami kebangkitan. Berbagai layanan kereta api diperkenalkan untuk meningkatkan

    volume penumpang. Akan tetapi, PT. Kereta Api kesulitan menghadapi persaingan tiket

    pesawat murah sehingga mesti mengalami penurunan jumlah penumpang.

    Nama Perumka kembali berubah pada 1 Juni 1999 menjadi PT. Kereta Api (Persero).

    PT. Kereta Api masih melanjutkan monopoli pengelolaan jalur kereta api di Indonesia.

    Masalah klasik dari industri kereta api di Indonesia masih terjadi. Stasiun tetap kumuh

    dan sumpek. Ditambah lagi pengawasan yang lemah pada sistem keluar masuk stasiun

    membuat banyak pengasong dan pengemis berkeliaran di dalam kereta. Belum lagi

    dengan keberadaan penumpang kereta yang duduk diatas atap kereta yang semakin

    memperburuk industri perkeretaapian Indonesia. Pada tahun 2007, masa monopoli PT.

    Kereta Api Indonesia harus berakhir seiring berlakunya UU Perkeretaapian No. 23/2007.

    Pada 2010, PT Kereta Api mengalami perubahan nama menjadi PT. Kereta Api Indonesia

    (PT KAI) (Persero) yang masih digunakan hingga saat ini.

    Ketika masih menjadi PT. Kereta Api di tahun 2008, PT KAI mengalami kerugian

    Rp. 80 miliar. Berbagai masalah klasik identik dengan kondisi kereta api seperti

    banyaknya pedagang kaki lima berkeliaran, penumpang yang naik ke atap kereta api,

    serta kondisi stasiun dan kereta api yang kotor.

    Dipimpin CEO Ignasius Jonan, PT KAI berbenah. Pembenahan diawali dengan

    tindakan seperti pembersihan pedagang kaki lima dari kereta ekonomi, memasang

    pendingin ruangan (AC) di kereta ekonomi, menghilangkan penumpang di atap kereta

    api, menerapkan tiket elektronik di commuter line, serta memastikan kebersihan setiap

    stasiun dan kereta api.

    PT. KAI masih berbenah hingga saat ini. Meski perbaikan telah terlihat, neraca

    keuangan telah positif, dan rencana pengembangan telah ditetapkan, PT. KAI masih

    menghadapi banyak tantangan. Salah satu yang masih menjadi perhatian adalah jauhnya

    kualitas PT. KAI jika dibanding kondisi kereta api berbagai negara maju di kawasan

    Eropa.

    Sepanjang perjalanan perkeretaapian Indonesia, terutama setelah kemerdekaan,

    terdapat berbagai momen sejarah yang hadir dan mewarnai kehidupan masyarakat

  • 10 | P a g e

    Indonesia. Sensasi perubahan bahasa asongan saat perjalanan antar provinsi, tragedi

    kecelakaan, atau ataper menjadi salah satu kenangan penting dalam sejarah masyarakat

    Indonesia.

    Gambar 4. Perkembangan kereta api Indonesia setelah kemerdekaan

  • 11 | P a g e

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Simpulan

    Sejarah Perkembangan Kereta Api di Indonesia dapat saya simpulkan melalui timeline

    dibawah ini:

    1860: T.J Stieljes diperintahkan untuk menyelidiki tentang kemungkinan pembangunan

    transportasi dan jaringan kereta api di Jawa.

    1864-1867: Pembangunan jaringan kereta api pertama di Hindia belanda di bawah

    pengawasan J.P de Bordes dari Nederlandsch Indische Spoorwerg Maatschappij NISM

    (Maskapai Kereta Api Hindia belanda) dengan lebar rel 1435 mm.

    22 Juni 1865: Lokomotif uap pertama tiba di Hindia Belanda. Dua buah lokomotif buatan

    Borsig ini dipesan oleh NISM dan digunakan untuk mempercepat pembangunan jaringan

    kereta api.

    22 Juni 1865: Rel Kereta api pertama kali dibuka antara Semarang Tanggoeng sejauh 25

    KM.

    16 September 1871: Diresmikannya jaringan rel antara Batavia Buitenzorg (Bogor) yang

    dibangun oleh NISM. Lebar rel yang digunakan adalah 1067 mm.

    21 Mei 1872: Semarang Solo Jogja terhubung oleh jaringan rel kereta api.

    1876: Jaringan rel kereta api pertama dibangun di Sumatera yang menghubungkan Ule Lhee

    Banda Aceh. Jalur ini kemudian dilanjutkan sampai ke Besitang di perbatasan Sumatera

    Utara dengan lebar sepur 750 mm.

    16 Mei 1878: Perusahaan Kereta Api Negara (Staatspoorwegen/ SS) meresmikan jalur

    mereka yang pertama. Jalur itu menghubungkan Surabaya dan Pasuruan.

    1886: Deli Spoorwerg Maatschappij (DSM) mulai beroperasi di Sumatera Utara dengan jalur

    pertama menghubungkan Labuhan Medan.

    1891: SS membangun jalur kereta api di Sumatera barat antara Sawahlunto dan pelabuhan

    Teluk bayu untuk mengangkut batubara.

    1894: Batavia Surabaya terhubung dengan Jalur rel kereta api untuk pertama kali melalui

    Bogor Sukabumi Bandung Jogja dengan waktu tempuh tiga hari.

    1898: Madoera Stoomtram Maatschappij mulai membangun jalur kereta api di Madura.

    2 Mei 1906: Jalur cikampek bandung dibuka sehingga mempercepat waktu tempuh Batavia

    Surabaya menjadi 23 Jam.

  • 12 | P a g e

    1914: SS memulai pembangunan rel kereta api di Sumatera Selatan dan lampung. dimulai

    dari Panjang ke Kertapati dan Lubuk Linggau.

    1 Januari 1917: Diresmikan jalur Cirebon Kroya oleh SS. Pembukaan jalur ini

    mempersingkat jarak Batavia Surabaya sampai 44 KM.

    1918: Kereta Api diijinkan untuk berjalan pada malam hari, sehingga memungkinkan Batavia

    Surabaya ditempuh dalam waktu 17 Jam.

    Juli 1922: Jalur kereta api dibangun oleh SS di Sulawesi Selatan yang menghubungkan

    Makassar Takalar. Jalur ini kemudian ditutup pada tahun 1930 karena tidak

    menguntungkan.

    1924: Sinyal elektrik pertama dipasang oleh Deli Spoorweg maatschpij (DSM) pada jalur

    antara Medan Belawan.

    1925: Pada ulang tahun SS yang ke 50, diresmikan elektrifikasi jalur kereta api di Batavia

    dan sekitarnya. Elektrifikasi ini kemudia dilanjutkan sampai ke Buitenzorg (Bogor).

    1929: Pemecahan rekor kecepatan kereta api di Hindia Belanda. Lokomotif uap SS kelas

    1000 berhasil menarik rangkaian sampai kecepatan 120 km/jam di jalur Batavia Surabaya.

    Januari 1943: Pemerintah Jepang membangun jalur kereta api sejauh 83 KM di Banten

    selatan untuk menjangkau pertambangan batubara di Gunung Mandur, Bayah. Pembangunan

    ini menelan banyak korban jiwa romusha.

    Maret 1943: Dimulainya pembangunan jalur kereta api maut antara Muaro Pekanbaru

    sejauh 220 KM oleh pemerintah Jepang. Pembangunan selama 15 bulan ini memperkerjakan

    romusha dan tawanan perang dan menelan 27.500 jiwa.

    Februari 1948: Seluruh laskar rakyat dan pasukan TNI diperintahkan untuk hijrah ke

    wilayah yang dikuasai Republik Indonesia. Sementara itu rakyat ikut mengungsi pula masuk

    ke wilayah RI. Proses Hijrah tersebut mendapat bantuan dari DKARI.

    1977: Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) menerima lokomotif baru kelas CC201 dari

    General Electric Amerika Serikat. CC201 merupakan keluarga lokomotif diesel tersukses di

    Indonesia dengan jumlah lebih dari 140 unit.

    1981: Industri Kereta Api (INKA) pabrik kereta api Indonesia didirikan di Madiun.

    1984: Lokomotif Diesel elektrik berteknologi AC/DC pertama hadir di Indonesia. Lokomotif

    seri BB204 dioperasikan di Sumatera Barat untuk menarik batubara dari Sawahlunto.

    1986: PJKA membeli lokomotif CC202 yang merupakan lokomotif terkuat di Indonesia dar

    General Motor Diesel Division, Ontario Canada. Lokomotif ini digunakan di Sumatera

    Selatan untuk menarik kereta batubara rangkaian panjang (babaranjang) dari Muara Enim.

    1 Juni 1999: PT Kereta Api ( PT KA) resmi dibentuk menggantikan Perumka.

  • 13 | P a g e

    2004. PT KA memesan lokomotif Diesel tercanggih di Indonesia. Lokomotif CC204 generasi

    kedua (C20EMP) buatan General Electric Amerika Serikat ini dilengkapi dengan sistem

    komputer Brightstar Sirius.

    3.2 Saran

    Pemerintah sebagai penyedia transportasi harus terus meningkatkan moda

    transportasi alternatif darat terutama kereta api agar penumpang merasa nyaman, guna

    menyeimbangkan tingkat penggunaan moda transportasi darat karena transportasi di jalan

    raya sudah cukup jenuh bagi masyarakat Indonesia dengan kemacetannya.

    Masyarakat sudah saatnya beralih dari moda transportasi pribadi ke moda

    transportasi umum guna untuk mengurangi kemacetan, mengurangi emisi yang

    dikeluarkan, dan keuntungan lain yang bisa didapat dengan menggunakan moda

    transportasi umum.

  • 14 | P a g e

    DAFTAR PUSTAKA

    PT. KA. (2014). Sejarah Perkeretaapian. [Online]. Tersedia: http://kapm.co.id/?page_id=13.

    Html [15 maret 2015].

    Tanjung, Aulia Farid. (2014). Sejarah Perjalanan Kereta Api di Indonesia. [Online].

    Tersedia:http://www.bglconline.com/2014/09/sejarah-kereta-api-indonesia/.Html [15

    maret 2015].

    Wikipedia. Kereta Api. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api. Html

    [15 maret 2015].