sejarah kereta api
DESCRIPTION
Kereta ApiTRANSCRIPT
-
SEJARAH PERKERETAAPIAN DI INDONESIA
PAPER
Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konstruksi Bangunan
Transportasi pada semester 6 tahun ajaran 2014 2015
Oleh:
Doni Mardian
NIM. 121134011
PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN
JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015
-
ii | P a g e
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. berkat Rahmat dan Hidayah Nya
penyusun dapat menyelesaikan Paper tentang Sejarah Perkeretaapian di Indonesia.
Shalawat serta salam tidak lupa penyusun panjatkan kepada junjunan Nabi besar
Muhammad SAW.
Dengan selesainya Paper tentang Sejarah Perkeretaapian di Indonesia,
tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan
masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bapak R. Desutama RBP,ST.,MT sebagai dosen pada mata kuliah Konstruksi
Bangunan Transportasi.
2. Rekan rekan 3 TPJJ yang telah memberikan dukungan dan saran atas
penyusunan laporan ini.
3. Semua pihak yang terkait dan tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penyusun berharap bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
khususnya bagi Mahasiswa program studi D4 TPJJ POLBAN. Penyusun
mengharapkan masukan/saran dan kritik yang membangun terhadap paper ini
demi kesempurnaan isi di dalamnya.
Penulis,
Bandung, Maret 2015
-
iii | P a g e
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Masa Pendudukan Belanda....................................................................... 3
2.1.1 Latar belakang ................................................................................... 3
2.1.2 Jaringan tahun 1876 hingga tahun 1888 ........................................... 4
2.1.3 Jaringan tahun 1889 hingga tahun 1899 ........................................... 4
2.1.4 Jaringan setelah tahun 1899 hingga tahun 1913 ............................... 5
2.1.5 Jaringan setelah tahun 1813 hingga tahun 1925 ............................... 5
2.1.6 Masa Pembangunan Stasiun .............................................................. 6
2.1.7 Jaringan kereta listrik Batavia Buitenzorg 1918 ............................ 6
2.1.8 Jenis kereta 1876-1925 ...................................................................... 7
2.2 Masa Pendudukan Jepang ........................................................................ 7
2.3 Pengambilalihan Kereta Api oleh Pemerintah ......................................... 8
2.4 Perkembangan Menjadi PT. Kereta Api Indonesia .................................. 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11
3.1 Simpulan ................................................................................................. 11
3.2 Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
-
1 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang diawali
dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta
(rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta
berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan dinamakan sepur. Ini digunakan
khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik
dengan tenaga kuda.
Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat kendaraan
beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi.
Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan
kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George
Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif
dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan
berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk
mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta
lebih banyak.
Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan peralatan listrik
yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian digunakan untuk membuat
trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik. Kemudian Rudolf Diesel
memunculkan kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien
dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan
dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas
kecepatan kereta api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA
Super Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi
sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis mengoperasikan kereta
api serupa dengan nama TGV.
Dari uraian diatas saya sebagai mahasiswa di Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan
ditugaskan untuk mencari tahu bagaimana perkembangan perkeretaapian di Indonesia dari
mulai awal dibuat hingga sekarang agar dapat mengetahui seberapa besar perkembangan
perkeretaapian di Indonesia.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sepur&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/James_Watthttp://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_uaphttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nicolas_Cugnot&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Richard_Trevithick&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/George_Stephensonhttp://id.wikipedia.org/wiki/George_Stephensonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Liverpoolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Manchesterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Michael_Faradayhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rudolf_Dieselhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dieselhttp://id.wikipedia.org/wiki/Maglevhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jepanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Shinkansenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Shinkansenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tokyohttp://id.wikipedia.org/wiki/Osakahttp://id.wikipedia.org/wiki/TGV
-
2 | P a g e
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana awal mula perkeretaapian di Indonesia?
2. Bagaimana sejarah perkembangan perkeretaapian pada zaman kolonial Belanda?
3. Bagaimana sejarah perkembangan perkeretaapian pada zaman kolonial Jepang?
4. Bagaimana sejarah perkembangan perkeretaapian pasca kemerdekaan?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami awal mula dibangunnya perkeretaapian di Indonesia.
2. Memahami sejarah perkembangan perkeretaapian pada zaman kolonial Belanda
3. Memahami sejarah perkembangan perkeretaapian pada zaman kolonial Jepang.
4. Memahami sejarah perkembangan perkeretaapian pasca kemerdekaan.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan paper ini dimulai dari BAB 1 yang berisikan tentang Pendahuluan, lalu
BAB 2 yang berisikan Pembahasan mengenai sejarah Perkeretaapian di Indonesia, lalu
diakhiri olelh BAB 3 Penutup yang berisikan simpulan dan saran.
-
3 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pencangkulan pertama
pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jumat tanggal 17 Juni 1864, oleh Gubernur
Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai
oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM)
yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan
lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10
Agustus 1867.
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Samarang-Tanggung,
yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang
Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di
daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864
1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun
1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338
km.
Gambar 1. Pembangunan jembatan rel di wilayah Banyuwangi.
2.1 Masa Pendudukan Belanda
2.1.1 Latar belakang
Kereta api pertama di Indonesia dibangun tahun 1867 di Semarang dengan rute
Semarang Tanggung yang berjarak 26 km oleh NISM, N.V. (Nederlands-Indische
Spoorweg Maatschappij) dengan lebar jalur 1.435 mm (lebar jalur SS Staatsspoorwegen
adalah 1.067 mm atau yang sekarang dipakai), atas permintaan Raja Willem I untuk
keperluan militer di Semarang maupun hasil bumi ke Gudang Semarang. Kemudian
http://kapm.co.id/wp-content/uploads/2014/03/200px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Aanleg_van_een_ijzeren_spoorbrug_over_een_rivier_in_de_omgeving_van_Banjoewangi_TMnr_10007743.jpg
-
4 | P a g e
dalam melayani kebutuhan akan pengiriman hasil bumi dari Indonesia, maka Pemerintah
Kolonial Belanda sejak tahun 1876 telah membangun berbagai jaringan kereta api,
dengan muara pada pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya.
Semarang meskipun strategis, tetapi tidak ada pelabuhannya untuk barang, sehingga
barang di kirim ke Batavia atau Soerabaja.
Gambaran keadaan kereta api di Indonesia pada masa djaman doeloe perlu
dilestarikan, sehingga generasi mendatang bisa menghayati dan betapa pentingnya
pembangunan kereta api. Memang pada masa itu nama kereta api sudah tepat, karena
kereta dijalankan dengan api dari pembakaran batu bara atau kayu. Sedangkan sekarang
sudah memakai diesel atau listrik, sehingga lebih tepat kalau disebut kereta rel, artinya
kereta yang berjalan di atas rel dengan diesel ataupun listrik.
Pengembangan jaringan rel kereta api pada zaman kolonial Belanda dibagi dalam 4
tahap, yaitu 1875 1888 ; 1889 1899 ; 1900 1913 ; 1914 1925
2.1.2 Jaringan tahun 1876 hingga tahun 1888
Pembangunan Tahap I terjadi tahun 1876-1888. Awal pembangunan rel adalah 1876,
berupa jaringan pertama di Hindia Belanda, antara Tanggung dan Gudang di Semarang
pada tahun 1876, sepanjang 26 km. Setelah itu mulai dibangun lintas Semarang
Gudang. Pada tahun 1880 dibangun lintas Batavia (Jakarta) Buitenzorg (Bogor)
sepanjang 59 km, kemudian dilanjutkan ke Cicalengka melalui Cicurug Sukabumi
Cibeber Cianjur Bandung. Pada tahun 1877 dibangun lintas Kediri Blitar, dan
digabungkan dengan lintas Surabaya Cilacap lewat Kertosono Madiun Solo, dan
juga lintas Jogya Magelang.
Hingga tahun 1888 jaringan rel terbangun adalah:
Batavia Buittenzorg Sukabumi Bandung Cicalengka
Batavia Tanjung Priok dan Batavia Bekasi
Cilacap Kutoarjo Yogya Solo Madiun Sidoarjo Surabaya
Kertosono Kediri Blitar
Sidoarjo Malang dan Bangil Pasuruan Probolinggo
Solo Purwodadi Semarang dan Semarang Rembang
Tegal Balapulang
2.1.3 Jaringan tahun 1889 hingga tahun 1899
Hingga tahun 1899 jaringan rel terbangun adalah:
-
5 | P a g e
Djogdja Tjilatjap
Soerabaja Pasoeroean Malang
Madioen Solo
Sidoardjo Modjokerto
Modjokerto Kertosono
Kertosono Blitar
Kertosono Madioen Solo
Buitenzorg (Bogor) Tjitjilengka
Batavia Rangkasbitung
Bekasi Krawang
Cicalengka Cibatu (Garut) Tasikmalaya Maos Banjarnegara
Cirebon Semarang dan Semarang Blora
Yogya Magelang
Blitar Malang dan Krian Surabaya
Sebagian jalur Madura
2.1.4 Jaringan setelah tahun 1899 hingga tahun 1913
Hingga tahun 1913 jaringan rel terbangun adalah:
Rangkasbitung Labuan dan Rangkasbitung Anyer
Krawang Cirebon dan Cikampek Bandung
Pasuruan Banyuwangi
Seluruh jaringan Madura
Blora Bojonegoro Surabaya
2.1.5 Jaringan setelah tahun 1813 hingga tahun 1925
Hingga tahun 1925 jaringan rel terbangun adalah:
Sisa jalur Pulau Jawa
Elektrifikasi Jatinegara Tanjung Priok
Elektrifikasi Batavia Bogor
Sumatera Selatan : Panjang Palembang
Sumatera Barat : sekitar Sawahlunto dan Padang
Sumatera Utara : Tanjung Balai Medan Pematangsiantar; dan Medan
Belawan Pangkalansusu.
Sulawesi : Makasar Takalar dan rencana Makasar Maros Sinkang
Sulawesi Utara : rencana Manado Amurang
-
6 | P a g e
Kalimantan : rencana Banjarmasin Amuntai; dan rencana Pontianak Sambas.
Untuk Kalimantan dan Sulawesi tidak terlaksana karena baru akan dimulai dibangun
tahun 1941 dan Perang Dunia II meletus.
2.1.6 Masa Pembangunan Stasiun
Berikut daftar stasiun besar:
1. Stasiun Karanganyar 1875
2. Stasiun Jakarta Kota diresmikan 1929
3. Stasiun Tanjung Priok 1914
4. Stasiun Gambir (dulu Weltevreden) 1914
5. Stasiun Jatinegara (dulu Meester Cornelis)
6. Stasiun Manggarai 1969
7. Stasiun Pasar Senen 1916
8. Stasiun Cikampek 1894
9. Stasiun Bogor 1880
10. Stasiun Bandung 1887
11. Stasiun Yogyakarta 1887
12. Stasiun Solo Balapan 1876
13. Stasiun Semarang Tawang 1873
14. Stasiun Cirebon 1920
15. Stasiun Madiun 1897
16. Stasiun Purwokerto 1922
17. Stasiun Malang 1941
18. Stasiun Surabaya Kota 1878 dan renovasi 1911
19. Stasiun Surabaya Gubeng 1913
20. Stasiun Pasar Turi 1938
2.1.7 Jaringan kereta listrik Batavia Buitenzorg 1918
Stasiun Bogor (Buitenzorg) dibangun tahun 1880 pada waktu membuat lintas
Buitenzorg Soekaboemi Tjiandjoer Tjitjalengka. Namun jaringan kereta listrik
hanya ada di Batavia (Jakarta) ke Buitenzorg (Bogor) yang dibangun tahun 1918,
kemudian tahun 1925 jaringan listrik juga dibuat ke Meester Cornelis (Jatinegara) ke
Tandjoeng Priok.
-
7 | P a g e
Gambar 2. Kereta listrik pertama beroperasi 1925, menghubungkan Weltevreden dengan Tandjoengpriok.
2.1.8 Jenis kereta 1876-1925
Kereta adalah sarana untuk mengangkut penumpang, sedangkan untuk mengangkut
barang disebut gerobak sedangkan untuk mangangkut barang cair disebut ketel. Sejak
dahulu, kereta dibuat secara lokal, dengan casis dan rangka baja sedangkan bodi dibuat
dari kayu. Pada waktu itu belum ada pendingin udara, sehingga kelas kereta dibedakan
jenis kursi dan jumlah kursi per kereta. Kelas 1 terdapat 3 tempat duduk per baris, kelas 2
terdapat 4 tempat duduk per baris dan kelas 3 terdapat 5 tempat duduk per baris. Sehingga
tiap kereta kelas 3 terdapat 60 72 tempat duduk, sedangkan tiap kereta kelas 2 terdapat
24 32 tempat duduk dan kelas 1 terdapat 12 tempat duduk. Biasanya kelas 1 dan kelas 2
menjadi satu, sedangkan kelas 3 tersendiri. Namun kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 dirangkai
dalam satu rangkaian.
Gambar 3. Kereta Lokomotiv UAP
2.2 Masa Pendudukan Jepang
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km.
Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km
raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke
Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.
Jenis jalan rel KA di Indonesia dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di
Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar
semasa pendudukan Jepang (1942 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang
dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah Cikara dan 220 km
antara Muaro Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro
Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang
http://kapm.co.id/wp-content/uploads/2014/03/200px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Eerste_electrische_trein_van_Weltevreden_naar_Tandjoengpriok_TMnr_10014006.jpghttp://kapm.co.id/wp-content/uploads/2014/03/200px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Locomotief_van_de_de_Deli-Spoorweg_Maatschappij_met_personenrijtuigen_TMnr_60004413.jpghttp://kapm.co.id/wp-content/uploads/2014/03/200px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Eerste_electrische_trein_van_Weltevreden_naar_Tandjoengpriok_TMnr_10014006.jpghttp://kapm.co.id/wp-content/uploads/2014/03/200px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Locomotief_van_de_de_Deli-Spoorweg_Maatschappij_met_personenrijtuigen_TMnr_60004413.jpg
-
8 | P a g e
memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi
rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang
makamnya bertebaran sepanjang Muaro Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945,
karyawan KA yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA)
mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang
terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan
sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945
kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak
diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah
yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia,
serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI).
2.3 Pengambilalihan Kereta Api oleh Pemerintah
Pada masa pendudukan Jepang, jalur kereta api di Indonesia dikelola secara
terpisah. Setelah merdeka, para pejuang berhasil mengambil alih jalur kereta api pada 28
September 1945 di pulau Jawa. Secara terpisah, jalur kereta api di Sumatra juga berhasil
diambil alih. Jalur kereta api di Sumatera Utara dikelola oleh Kereta Api Soematera
Oetara, sementara jalur kereta api di Sumatera Selatan dan Sumatera Barat dikelola
oleh Kereta Api Negara Repoeblik Indonesia. Disaat bersamaan, Belanda juga membuat
sistem jalur kereta api secara terpisah yang dikelola oleh Verenigd Spoorwegbedrijf di
wilayah Indonesia yang telah dikuasai.
Setelah Indonesia mendapat pengakuan kemerdekaan penuh pada 1949, berbagai
sistem kereta api digabungkan menjadi Djawatan Kereta Api. Perusahaan ini
mendatangkan 100 lokomotif uap pada 1950 untuk kembali melayani penumpang. Selain
lokomotif uap, perusahaan ini juga mendatangkan lokomotif listrik-diesel yang berasal
dari Amerika Serikat pada 1953. Kebijakan nasionalisasi yang ditetapkan pemerintah
membuat seluruh jalur kereta api di Indonesia dikelola dibawah naungan Perusahaan
Negara Kereta Api pada 1958.
2.4 Perkembangan Menjadi PT. Kereta Api Indonesia
Meski telah resmi menjadi milik negara dan dikelola Perusahaan Negara Kereta Api,
upaya nasionalisasi dari kereta baru sepenuhnya tuntas pada 1971. Pada 15 September
1971, Perusahaan Negara Kereta Api berubah nama menjadi Perusahaan Jawatan Kereta
Api (PJKA).
-
9 | P a g e
PJKA melanjutkan upaya mendatangkan lokomotif listrik-diesel. Pada 1980-an,
kebanyakan layanan perjalanan kereta api menggunakan lokomotif listrik-diesel. Selain
itu, PJKA juga mendatangkan beberapa unit kereta listrik dari Jepang pada tahun 1970-an
untuk menggantikan lokomotif yang sudah tua.
Nama PJKA mengalami perubahan pada 1991 menjadi Perusahaan Umum Kereta Api
(Perumka). Selama periode 1995-1999, layanan kereta api di Indonesia sempat
mengalami kebangkitan. Berbagai layanan kereta api diperkenalkan untuk meningkatkan
volume penumpang. Akan tetapi, PT. Kereta Api kesulitan menghadapi persaingan tiket
pesawat murah sehingga mesti mengalami penurunan jumlah penumpang.
Nama Perumka kembali berubah pada 1 Juni 1999 menjadi PT. Kereta Api (Persero).
PT. Kereta Api masih melanjutkan monopoli pengelolaan jalur kereta api di Indonesia.
Masalah klasik dari industri kereta api di Indonesia masih terjadi. Stasiun tetap kumuh
dan sumpek. Ditambah lagi pengawasan yang lemah pada sistem keluar masuk stasiun
membuat banyak pengasong dan pengemis berkeliaran di dalam kereta. Belum lagi
dengan keberadaan penumpang kereta yang duduk diatas atap kereta yang semakin
memperburuk industri perkeretaapian Indonesia. Pada tahun 2007, masa monopoli PT.
Kereta Api Indonesia harus berakhir seiring berlakunya UU Perkeretaapian No. 23/2007.
Pada 2010, PT Kereta Api mengalami perubahan nama menjadi PT. Kereta Api Indonesia
(PT KAI) (Persero) yang masih digunakan hingga saat ini.
Ketika masih menjadi PT. Kereta Api di tahun 2008, PT KAI mengalami kerugian
Rp. 80 miliar. Berbagai masalah klasik identik dengan kondisi kereta api seperti
banyaknya pedagang kaki lima berkeliaran, penumpang yang naik ke atap kereta api,
serta kondisi stasiun dan kereta api yang kotor.
Dipimpin CEO Ignasius Jonan, PT KAI berbenah. Pembenahan diawali dengan
tindakan seperti pembersihan pedagang kaki lima dari kereta ekonomi, memasang
pendingin ruangan (AC) di kereta ekonomi, menghilangkan penumpang di atap kereta
api, menerapkan tiket elektronik di commuter line, serta memastikan kebersihan setiap
stasiun dan kereta api.
PT. KAI masih berbenah hingga saat ini. Meski perbaikan telah terlihat, neraca
keuangan telah positif, dan rencana pengembangan telah ditetapkan, PT. KAI masih
menghadapi banyak tantangan. Salah satu yang masih menjadi perhatian adalah jauhnya
kualitas PT. KAI jika dibanding kondisi kereta api berbagai negara maju di kawasan
Eropa.
Sepanjang perjalanan perkeretaapian Indonesia, terutama setelah kemerdekaan,
terdapat berbagai momen sejarah yang hadir dan mewarnai kehidupan masyarakat
-
10 | P a g e
Indonesia. Sensasi perubahan bahasa asongan saat perjalanan antar provinsi, tragedi
kecelakaan, atau ataper menjadi salah satu kenangan penting dalam sejarah masyarakat
Indonesia.
Gambar 4. Perkembangan kereta api Indonesia setelah kemerdekaan
-
11 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sejarah Perkembangan Kereta Api di Indonesia dapat saya simpulkan melalui timeline
dibawah ini:
1860: T.J Stieljes diperintahkan untuk menyelidiki tentang kemungkinan pembangunan
transportasi dan jaringan kereta api di Jawa.
1864-1867: Pembangunan jaringan kereta api pertama di Hindia belanda di bawah
pengawasan J.P de Bordes dari Nederlandsch Indische Spoorwerg Maatschappij NISM
(Maskapai Kereta Api Hindia belanda) dengan lebar rel 1435 mm.
22 Juni 1865: Lokomotif uap pertama tiba di Hindia Belanda. Dua buah lokomotif buatan
Borsig ini dipesan oleh NISM dan digunakan untuk mempercepat pembangunan jaringan
kereta api.
22 Juni 1865: Rel Kereta api pertama kali dibuka antara Semarang Tanggoeng sejauh 25
KM.
16 September 1871: Diresmikannya jaringan rel antara Batavia Buitenzorg (Bogor) yang
dibangun oleh NISM. Lebar rel yang digunakan adalah 1067 mm.
21 Mei 1872: Semarang Solo Jogja terhubung oleh jaringan rel kereta api.
1876: Jaringan rel kereta api pertama dibangun di Sumatera yang menghubungkan Ule Lhee
Banda Aceh. Jalur ini kemudian dilanjutkan sampai ke Besitang di perbatasan Sumatera
Utara dengan lebar sepur 750 mm.
16 Mei 1878: Perusahaan Kereta Api Negara (Staatspoorwegen/ SS) meresmikan jalur
mereka yang pertama. Jalur itu menghubungkan Surabaya dan Pasuruan.
1886: Deli Spoorwerg Maatschappij (DSM) mulai beroperasi di Sumatera Utara dengan jalur
pertama menghubungkan Labuhan Medan.
1891: SS membangun jalur kereta api di Sumatera barat antara Sawahlunto dan pelabuhan
Teluk bayu untuk mengangkut batubara.
1894: Batavia Surabaya terhubung dengan Jalur rel kereta api untuk pertama kali melalui
Bogor Sukabumi Bandung Jogja dengan waktu tempuh tiga hari.
1898: Madoera Stoomtram Maatschappij mulai membangun jalur kereta api di Madura.
2 Mei 1906: Jalur cikampek bandung dibuka sehingga mempercepat waktu tempuh Batavia
Surabaya menjadi 23 Jam.
-
12 | P a g e
1914: SS memulai pembangunan rel kereta api di Sumatera Selatan dan lampung. dimulai
dari Panjang ke Kertapati dan Lubuk Linggau.
1 Januari 1917: Diresmikan jalur Cirebon Kroya oleh SS. Pembukaan jalur ini
mempersingkat jarak Batavia Surabaya sampai 44 KM.
1918: Kereta Api diijinkan untuk berjalan pada malam hari, sehingga memungkinkan Batavia
Surabaya ditempuh dalam waktu 17 Jam.
Juli 1922: Jalur kereta api dibangun oleh SS di Sulawesi Selatan yang menghubungkan
Makassar Takalar. Jalur ini kemudian ditutup pada tahun 1930 karena tidak
menguntungkan.
1924: Sinyal elektrik pertama dipasang oleh Deli Spoorweg maatschpij (DSM) pada jalur
antara Medan Belawan.
1925: Pada ulang tahun SS yang ke 50, diresmikan elektrifikasi jalur kereta api di Batavia
dan sekitarnya. Elektrifikasi ini kemudia dilanjutkan sampai ke Buitenzorg (Bogor).
1929: Pemecahan rekor kecepatan kereta api di Hindia Belanda. Lokomotif uap SS kelas
1000 berhasil menarik rangkaian sampai kecepatan 120 km/jam di jalur Batavia Surabaya.
Januari 1943: Pemerintah Jepang membangun jalur kereta api sejauh 83 KM di Banten
selatan untuk menjangkau pertambangan batubara di Gunung Mandur, Bayah. Pembangunan
ini menelan banyak korban jiwa romusha.
Maret 1943: Dimulainya pembangunan jalur kereta api maut antara Muaro Pekanbaru
sejauh 220 KM oleh pemerintah Jepang. Pembangunan selama 15 bulan ini memperkerjakan
romusha dan tawanan perang dan menelan 27.500 jiwa.
Februari 1948: Seluruh laskar rakyat dan pasukan TNI diperintahkan untuk hijrah ke
wilayah yang dikuasai Republik Indonesia. Sementara itu rakyat ikut mengungsi pula masuk
ke wilayah RI. Proses Hijrah tersebut mendapat bantuan dari DKARI.
1977: Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) menerima lokomotif baru kelas CC201 dari
General Electric Amerika Serikat. CC201 merupakan keluarga lokomotif diesel tersukses di
Indonesia dengan jumlah lebih dari 140 unit.
1981: Industri Kereta Api (INKA) pabrik kereta api Indonesia didirikan di Madiun.
1984: Lokomotif Diesel elektrik berteknologi AC/DC pertama hadir di Indonesia. Lokomotif
seri BB204 dioperasikan di Sumatera Barat untuk menarik batubara dari Sawahlunto.
1986: PJKA membeli lokomotif CC202 yang merupakan lokomotif terkuat di Indonesia dar
General Motor Diesel Division, Ontario Canada. Lokomotif ini digunakan di Sumatera
Selatan untuk menarik kereta batubara rangkaian panjang (babaranjang) dari Muara Enim.
1 Juni 1999: PT Kereta Api ( PT KA) resmi dibentuk menggantikan Perumka.
-
13 | P a g e
2004. PT KA memesan lokomotif Diesel tercanggih di Indonesia. Lokomotif CC204 generasi
kedua (C20EMP) buatan General Electric Amerika Serikat ini dilengkapi dengan sistem
komputer Brightstar Sirius.
3.2 Saran
Pemerintah sebagai penyedia transportasi harus terus meningkatkan moda
transportasi alternatif darat terutama kereta api agar penumpang merasa nyaman, guna
menyeimbangkan tingkat penggunaan moda transportasi darat karena transportasi di jalan
raya sudah cukup jenuh bagi masyarakat Indonesia dengan kemacetannya.
Masyarakat sudah saatnya beralih dari moda transportasi pribadi ke moda
transportasi umum guna untuk mengurangi kemacetan, mengurangi emisi yang
dikeluarkan, dan keuntungan lain yang bisa didapat dengan menggunakan moda
transportasi umum.
-
14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
PT. KA. (2014). Sejarah Perkeretaapian. [Online]. Tersedia: http://kapm.co.id/?page_id=13.
Html [15 maret 2015].
Tanjung, Aulia Farid. (2014). Sejarah Perjalanan Kereta Api di Indonesia. [Online].
Tersedia:http://www.bglconline.com/2014/09/sejarah-kereta-api-indonesia/.Html [15
maret 2015].
Wikipedia. Kereta Api. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api. Html
[15 maret 2015].