sejarah islam di papua.pdf

14
Sejarah Islam di Papua (Irian Jaya)   Islam masuk lebih awal sebelum aga ma lainnya di Papua. Namun, banyak upa ya  pengaburan, seolah-o lah, Papua adalah pulau Kristen. Bagaimana sejarahnya?  Upaya-upaya pengkaburan dan penghapusan sejarah dakwah Islam berlangsung dengan cara sistematis di seantero negeri ini. Setelah Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Maluku diklaim sebagai kawasan Krist en, dengan berbagai  potensi menariknya, Papua merup akan jualan terlaris saat ini. Papua d iklaim milik Kristen!   Ironis, karena hal itu mengaburkan fakta dan data sebenarnya di mana Islam telah hadir berperan nyata jauh sebelum kedatangan mereka (agama Kristen Missionaris) .  Menurut HJ. de Graaf, seorang ahli sejarah asal Belanda, Islam hadir di Asia Tenggara melalui tiga cara : Pertama, melalui dakwah oleh para pedagang Muslim dalam alur  perdagangan yang damai; kedua, melalui dakwah para dai dan orang-orang suci yang datang dari India atau Arab yang sengaja ingin mengislamkan orang-orang kafir; dan ketiga, melalui kekuasan atau peperangan dengan negara-negara penyembah berhala. Dari catatan-catatan yang ada menunjukkan bahwa kedatangan Islam di tanah Papua, sesungguhnya sudah sangat lama. Islam datang ke sana melalui jalur-jalur perdagangan sebagaimana di kawasan lain di nusantara.

Upload: helmon-chan

Post on 14-Apr-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Islam di Papua.pdf

7/27/2019 Sejarah Islam di Papua.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-islam-di-papuapdf 1/14

Sejarah Islam di Papua (Irian Jaya) 

 Islam masuk lebih awal sebelum agama lainnya di Papua. Namun, banyak upaya

 pengaburan, seolah-olah, Papua adalah pulau Kristen. Bagaimana sejarahnya? 

Upaya-upaya pengkaburan dan penghapusan sejarah dakwah Islam berlangsung dengan

cara sistematis di seantero negeri ini. Setelah Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi

Tengah, Sulawesi Utara dan Maluku diklaim sebagai kawasan Kristen, dengan berbagai

 potensi menariknya, Papua merupakan jualan terlaris saat ini. Papua diklaim milik Kristen! 

 Ironis, karena hal itu mengaburkan fakta dan data sebenarnya di mana Islam telah hadirberperan nyata jauh sebelum kedatangan mereka (agama Kristen Missionaris) . 

Menurut HJ. de Graaf, seorang ahli sejarah asal Belanda, Islam hadir di Asia Tenggara

melalui tiga cara : Pertama, melalui dakwah oleh para pedagang Muslim dalam alur

 perdagangan yang damai; kedua, melalui dakwah para dai dan orang-orang suci yang datang

dari India atau Arab yang sengaja ingin mengislamkan orang-orang kafir; dan ketiga, melalui

kekuasan atau peperangan dengan negara-negara penyembah berhala.

Dari catatan-catatan yang ada menunjukkan bahwa kedatangan Islam di tanah Papua,

sesungguhnya sudah sangat lama. Islam datang ke sana melalui jalur-jalur perdagangan

sebagaimana di kawasan lain di nusantara.

Page 2: Sejarah Islam di Papua.pdf

7/27/2019 Sejarah Islam di Papua.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-islam-di-papuapdf 2/14

Sayangnya hingga saat ini belum ditentukan secara persis kapan hal itu terjadi. Sejumlah

seminar yang pernah digelar seperti di Aceh pada tahun 1994, termasuk yang dilangsungkan

di ibukota provinsi Kabupaten Fakfak dan di Jayapura pada tahun 1997, belum menemukan

kesepakatan itu. Namun yang pasti, jauh sebelum para misionaris menginjakkan kakinya di

kawasan ini, berdasarkan data otentik yang diketemukan saat ini menunjukkan bahwa

muballigh-muballigh Islam telah lebih dahulu berada di sana.

Aktivitas dakwah Islam di Papua merupakan bagian dari rangkaian panjang syiar Islam di

 Nusantara. Menurut kesimpulan yang ditarik di dalam sebuah seminar tentang masuknya

Islam ke Indonesia, Medan 1963, Islam masuk ke Indonesia sudah sejak abad ke-7 dan ke-8

Masehi. Di mana daerah pertama yang didatangi oleh Islam adalah pesisir Utara Sumatera,

dan setelah berkembangnya para pemeluk Islam, maka kerajaan Islam yang pertama di

Indonesia ialah Kerajaaan Perlak, tahun 840, di Aceh.

Perkembangan agama Islam bertambah pesat pada masa Kerajaan Samudera Pasai, sehingga

menjadi pusat kajian Agama Islam di Asia Tenggara. Saat itu dalam pengembangan

 pendidikan Islam mendapatkan dukungan dari pimpinan kerajaan, sultan, uleebalang, panglima sagi dan lain-lain. Setelah kerajaan Perlak, berturut-turut muncul Kerajaan Islam

Samudera Pasai(1042), Kerajaan Islam Aceh(1025), Kerajaan Islam Benua Tamiah(1184) ,

Kerajaan Islam Darussalam(1511) .

Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa sebelum tahun 1416 Islam sudah masuk di Pulau

Jawa. Penyiaran Islam pertama di tanah jawa dilakukan oleh Wali Songo (Wali Sembilan).

Yang terkenal sebagai orang yang mula-mula memasukkan Islam ke Jawa ialah Maulana

Malik Ibrahim yang meninggal tahun 1419. Ketika Portugis mendaratkan kakinya di

 pelabuhan Sunda Kelapa tahun 1526, Islam sudah berpengaruh di sini yang dipimpin oleh

Falatehan. Putera Falatehan, Hasanuddin, pada tahun 1552 oleh ayahnya diserahi memimpin

Banten.

Di bawah pemerintahannya agama Islam terus berkembang. Dari Banten menjalar ke

Sumatera Selatan, Lampung dan Bengkulu. Juga di pulau Madura agama Islam berkembang.

Sejak Kerajaan Majapahit 

Seorang Guru Besar Bidang Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, Dr.

Moehammad Habib Mustofo, yang sekaligus Ketua Asosiasi Ahli Epigrafi Indonesia (AAEI)

Jawa Timur menjelaskan bahwa dakwah Islam sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.

Apalagi dengan diketemukanya data artefak yang waktunya terentang antara 1368-1611Myang membuktikan adanya komunitas Muslim di sekitar Pusat Keraton Majapahit, di

Troloyo, yakni sebuah daerah bagian selatan Pusat Keraton Majapahit yang waktu itu

terdapat di Trowulan.

Kajian leh L.C. Damais dan de Casparis dari sudut paleografi membuktikan telah terjadi

saling pengaruh antara dua kebudayaan yang berbeda (yakni antara Hindu-Budha- Islam)

 pada awal perkembangan Islam di Jawa Timur. Data-data tersebut menjelaskan bahwa

sesungguhnya dakwah Islam sudah terjadi terjadi jauh sebelum keruntuhan total kerajaan

Majapahit yakni tahun 1527M. Dengan kata lain, ketika kerajaan Majapahit berada di puncak

kejayaannya, syiar Islam juga terus menggeliat melalui jalur-jalur perdagangan di daerah-

daerah yang menjadi kekuasaan Majapahit di delapan mandala (meliputi seluruh nusantara)hingga Malaysia, Brunei Darussalam, dan di seluruh kepulauan Papua.

Page 3: Sejarah Islam di Papua.pdf

7/27/2019 Sejarah Islam di Papua.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-islam-di-papuapdf 3/14

Masa antara abad XIV-XV memiliki arti penting dalam sejarah kebudayaan Nusantara. Pada

saat itu ditandai hegemoni Majapahit sebagai Kerajaan Hindu-Budha mulai pudar. Sezaman

dengan itu, muncul jaman baru yang ditandai penyebaran Islam melalui jalan perdagangan

 Nusantara.

Melalui jalur damai perdagangan itulah, Islam kemudian semakin dikenal di tengahmasyarakat Papua. Kala itu penyebaran Islam masih relatif terbatas di kota-kota pelabuhan.

Para pedagang dan ulama menjadi guru-guru yang sangat besar pengaruhnya di tempat-

tempat baru.

Sebagai kerajaan tangguh masa itu, kekuasaan Kerajaan Majapahit meliputi seluruh wilayah

 Nusantara, termasuk Papua. Beberapa daerah di kawasan tersebut bahkan disebut-sebut

dalam kitab Negarakertagama, sebagai wilayah yurisdiksinya. Keterangan mengenai hal itu

antara disebutkan sebagai berikut:

“Muwah tang i Gurun sanusanusa mangaram ri Lombok Mirah lawan tikang i Saksakadi 

nikalun kahaiyan kabeh nuwati tanah i bantayan pramuka Bantayan len luwuk tekenUdamakatrayadhi nikang sanusapupul”. 

“Ikang sakasanusasanusa Makasar Butun Banggawai Kuni Ggaliyao mwang i [ng] Salaya

Sumba Solot Muar muwah tigang i Wandan Ambwan Athawa maloko Ewanin ri Sran ini

Timur ning angeka nusatutur”. 

Dari keterangan yang diperoleh dalam kitab klasik itu, menurut sejumlah ahli bahasa yang

dimaksud “Ewanin” adalah nama lain untuk daerah ” Onin” dan “Sran” adalah nama lain

untuk “Kowiai”. Semua tempat itu berada di Kaimana, Fak-Fak. Dari data tersebut

menjelaskan bahwa pada zaman Kerajaan Majapahit sejumlah daerah di Papua sudah

termasuk wilayah kekuasaan Majapahit.

Menurut Thomas W. Arnold : “The Preaching of Islam”, setelah kerajaan Majapahit runtuh,

dikalahkan oleh kerajaan Islam Demak, pemegang kekuasan berukutnya adalah Demak

Islam. Dapat dikatakan sejak zaman baru itu, pengaruh kerajaan Islam Demak juga menyebar

ke Papua, baik langsung maupun tidak.

Dari sumber-sumber Barat diperoleh catatan bahwa pada abad ke XVI sejumlah daerah di

Papua bagian barat, yakni wilayah-wilayah Waigeo, Missool, Waigama, dan Salawati, tunduk

kepada kekuasaan Sultan Bacan di Maluku.

Catatan serupa tertuang dalam sebuah buku yang dikeluarkan oleh Periplus Edition, di buku

“Irian Jaya”, hal 20 sebuah wadah sosial milik misionaris menyebutkan tentang daerah yang

terpengaruh Islam. Dalam kitab Negarakertagama, di abad ke 14 di sana ditulis tentang

kekuasaan kerajaan Majapahit di Jawa Timur, di mana di sana disebutkan dua wilayah di

Irian yakni Onin dan Seran.

Bahkan lebih lanjut dijelaskan: Namun demikian armada-armada perdagangan yang

 berdatangan dari Maluku dan barangkali dari pulau Jawa di sebelah barat kawasan ini, telah

memiliki pengaruh jauh sebelumnya.

Page 4: Sejarah Islam di Papua.pdf

7/27/2019 Sejarah Islam di Papua.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-islam-di-papuapdf 4/14

 

….Pengaruh ras austronesia dapat dilihat dari kepemimpinan raja di antara keempat suku,

yang boleh jadi diadaptasi dari Kesultanan Ternate, Tidore dan Jailolo. Dengan politik

kontrol yang ketat di bidang perdagangan pengaruh kekuasaan Kesultanan Ternate ditemukan di raja Ampat, di Sorong dan di seputar Fakfak dan diwilayah Kaimana

Sumber cerita rakyat mengisahkan bahwa daerah Biak Numfor telah menjadi bagian dari

wilayah kekuasaan Sultan Tidore sejak abad ke-XV. Sejumlah tokoh lokal, bahkan diangkat

oleh Sultan Tidore menjadi pemimpin-pemimpin di Biak. Mereka diberi berbagai macam

gelar, yang merupakan jabatan suatu daerah. Sejumlah nama jabatan itu sekarang ini dapat

ditemui dalam bentuk marga/fam penduduk Biak Numfor.

Kedatangan Orang Islam Pertama 

Berdasarkan keterangan di atas jelaslah bahwa, masuknya Islam ke Papua, tidak bisadilepaskan dengan jalur dan hubungan daerah ini dengan daerah lain di Indonesia. Selain

faktor pengaruh kekuasaan Kerajaan Majapahit, masuknya Islam ke kawasan ini adalah lewat

Maluku, di mana pada masa itu terdapat kerajaan Islam berpengaruh di kawasan Indonesia

Timur, yakni kerajaan Bacan.

Bahkan keberadaan Islam Bacan di Maluku sejak tahun 1520 M dan telah menguasai

 beberapa daerah di Papua pada abad XVI telah tercatat dalam sejarah. Sejumlah daerah

seperti Waigeo, Misool, Waigama dan Salawati pada abad XVI telah mendapat pengaruh dari

ajaran Islam. Melalui pengaruh Sultan Bacan inilah maka sejumlah pemuka masyarakat di

 pulau-pulau tadi memeluk agama Islam, khususnya yang di wilayah pesisir. Sementara yang

dipedalaman masih tetap menganut faham animisme.

Page 5: Sejarah Islam di Papua.pdf

7/27/2019 Sejarah Islam di Papua.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-islam-di-papuapdf 5/14

Thomas Arnold yang seorang orientalis berkebangsaan Inggris memberi catatan kaki dalam

kaitannya dengan wilayah Islam tersebut: “…beberapa suku Papua di pulau Gebi antara

Waigyu dan Halmahera telah diislamkan oleh kaum pendatang dari Maluku” 

Tentang masuk dan berkembangnya syi’ar Islam di daerah Papua, lebih lanjut Arnold

menjelaskan: “Di Irian sendiri, hanya sedikit penduduk yang memeluk Islam. Agama ini pertama kali dibawa masuk ke pesisir barat [mungkin semenanjung Onin] oleh para pedagang

Muslim yang berusaha sambil berdakwah di kalangan penduduk, dan itu terjadi sejak tahun

1606. Tetapi nampaknya kemajuannya berjalan sangat lambat selama berabad-abad

kemudian…” 

Bila ditinjau dari laporan Arnold tersebut, maka berarti masuknya Islam ke daerah Papua

terjadi pada awal abad ke XVII, atau dua abad lebih awal dari masuknya agama Kristen

Protestan yang masuk pertama kali di daerah Manokwari pada tahun 1855, yaitu ketika dua

orang missionaris Jerman bernama C.W. Ottow dan G.J. Geissler mendarat dan kemudian

menjadi pelopor kegiatan missionaris di sana.

Dalam buku “Nieuw Guinea” W.C. Klein menceritakan sebagai berikut : “de Heer Pieterz

maakte on 1664 eenwreks naar Onin. Indie raiswaren ook een aantal mensen uitSoematera,

Waarin de Heer Abdul Ghafur betrokken is” (Tuan Pieterz pada tahun 1664 melakukan

 perjalanan ke Onin di mana ikut serta beberapa orang dari Sumatera, termasuk Abdul Ghafur)

Bahkan bila ditelusuri dari catatan pewaris kesultanan Islam di kawasan ini, dapat diketahui

 bahwa kedatangan Agama Islam sebenarnya lebih tua lagi.

Di pusat kota Distrik Kokas, terdapat mesjid peninggalan sejarah penyebaran agama Islam di

Papua Barat. Mesjid Tua Patumburak dibangun pada tahun 1870 oleh seorang imam bernama

Abuhari Kilian.

Page 6: Sejarah Islam di Papua.pdf

7/27/2019 Sejarah Islam di Papua.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-islam-di-papuapdf 6/14

 

Mesjid Tua Patimburak, Distrik Kokas, Fakfak. Pusat penyebaran agama Islam di Papua

Barat.

Mesjid ini mempunyai desain yang unik. Bangunannya merupakan perpaduan mesjid dan

gereja. Demikian juga dengan pilar pilarnya.Mesjid ini sampai sekarang masih menjadi pusat penyebaran agama Islam di Papua Barat.

Penyebaran agama Islam di Papua tak lepas dari kekuasaan Kesultanan Tidore. Menurut

 penuturan masyarakat Kokas, Agama Islam mulai masuk ke Papua Barat pada Abad XV.

Sultan Ciliaci adalah sultan Tidore pertama yang mengenalkan agama Islam kepada

masyarakat Kokas.

Pada masa Perang Pasifik (1941-1945), Distrik Kokas juga menjadi saksi pertempuaran

 perang tersebut. Tentara Jepang membangun basis pertahanan militer berupa gua. Terletak di

 pinggir pantai, gua ini menghadap ke laut. Memasuki gua tersebut, terdapat sebuah kerukan

sepanjang 138 meter. Diperkirakan, dahulu tempat ini tempat menyimpan logistik untukkeperluan perang.

Setelah melakukan pendataan di tempat tempat tersebut, Tim Ekspedisi Garis Depan

 Nusantara kembali ke dermaga Kokas. Pukul 13.00 WIT, Kapal Layar Motor Cinta Laut

mulai berlayar menuju Sorong, Papua Barat. Jarak dari Distrik Kokas ke Sorong sekitar 124Mil laut dan akan ditempuh selama 24 jam pelayaran.

Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat 

Kepulauan Raja Ampat merupakan kepulauan yang berada di barat pulau Papua di provinsi

Papua Barat merupakan terdapat salah satu kerajaan Islam, tepatnya di bagian kepala burung

Papua. Kepulauan ini merupakan tujuan penyelam-penyelam yang tertarik akan keindahan

 pemandangan bawah lautnya

Kabupaten Raja Ampat memiliki populasi muslim sebanyak lima puluh persen, selebihnya

 pemeluk agama lain. Angka itu, jauh menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Padahal daerah

ini dulunya adalah wilayah yang memiliki penduduk mayoritas muslim, sebab statusnya

sebagai salah satu peninggalan kerajaan Islam Tidore.

“Mulai mengalami penyusutan sejak dilakukan pemekaran kabupaten. Sehingga banyak

warga lain masuk ke Raja Ampat ini, yang kemudian menambah populasi agama lain di

sana,” jelas pria tambun yang juga Kepala Dinas Keuangan Kabupaten Raja Ampat ini.

Lebih jauh dijelaskan Labagu, meskipun keadaannya seperti itu, kehidupan beragama di Raja

Ampat sangatlah kondusif. Agama bagi masyarakat Raja Ampat, tidak akan memisahkan rasa

kekeluargaan di antara mereka.

“Jadi di sana biasa ada dibilang agama keluarga. Dalam satu keluarga ada berbagai macam

agama, tapi tetap sangat menjaga kekerabatan. Kristen, misalnya, itu mereka punya piringsendiri. Untuk yang muslim, mereka juga sudah sedia,” tukas Labagu.

Page 7: Sejarah Islam di Papua.pdf

7/27/2019 Sejarah Islam di Papua.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-islam-di-papuapdf 7/14

Kabupaten Fakfak, Papua Barat 

Kabupaten Fakfak sendiri yang memiliki luas wilayah 38.474 km2 dan berpenduduk

sebanyak 50.584 jiwa (tahun 2000), justru sangat kental dengan Islam.

M. Syahban Garamatan, keturunan Raja Patipi, salah satu anak keturunan kerajaan yang

 pertama kali memeluk Islam di kabupaten itu mengatakan, kedatangan Islam di Fakfak sangat

lama.

Banyak fakta yang bisa dijadikan saksi. Diantaranya adalah bukti otentik berupa keberadaan

 beberapa mushaf al-Qur’an dan kitab-kitab tua. Saat ini bukti otentik itu dijaga dengan baik

oleh Ahmad Iba, salah satu pewaris Raja Patipi.

Mushaf al-Quran yang konon dibawa oleh Syeikh Iskandarsyah dari Kerajaan Samudera

Pasai itu mendarat di daerah kekuasaan Kerajaan Mes, yang berada di daerah Kokas, sekitar

Page 8: Sejarah Islam di Papua.pdf

7/27/2019 Sejarah Islam di Papua.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-islam-di-papuapdf 8/14

50 km dari pusat Kabupaten Fakfak. Di tempat ini ternyata sudah banyak penduduk yang

masuk Islam. Bahkan dalam kerajaan itu pun terdapat masjid.

Selain mushaf al-Quran dan beberapa kitab-kitab tua, di kabupaten itu juga berdiri pusat

ibadah umat Islam. Di Kampung Pattimburak, sekitar 10 km sebelum Kokas, berdiri sebuah

masjid tua dengan arsitektur Portugis. Masjid Pattimburak, demikian kaum Muslimmenyebut, diperkirakan dibangun sekitar tahun 1870 M. Namun sebagian masyarakat ada

yang meyakini, masjid beratap dua tingkat berukuran sekitar 5 x 8 m persegi dan menyerupai

 bangunan gereja itu dibangun cukup lama. Ini saksi kehadiran agama Islam di kabupaten itu.

Kapal Dakwah Papua Gegerkan Aktivis Gereja 

Gegernya aktifis gereja di Papua terkait keberadaan kapal dakwah itu, bermula dari berita

yang disampaikan sekelompok orang Budha di Jakarta. Kabar itu kemudian tersebar dikalangan aktivis gereja, tepatnya di Jayapura. Kedatangan kapal dakwah dari Jakarta tersebut

sontak membuat geger aktivis gereja. Mereka berkumpul dan menggelar rapat dengan sesama

aktivis gereja, bahkan sempat minta klarifikasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI)

setempat perihal kapal dakwah Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN), sebuah lembaga sosial-

dakwah yang dipimpin oleh putra daerah Papua asal Fakfak, Ustadz Muhammad Zaaf

Fadzlan Rabbani Al Garamatan atau yang lebih dikenal dengan Ustadz Fadzlan.

Perlu diketahui, beberapa waktu lalu (18/7), Badan Wakaf Al Qur’an (BWA) baru saja

melakukan serah terima kapal dakwah kepada AFKN di Putri Duyung, Ancol, Jakarta . Hadir

dalam acara tersebut, antara lain: Ustadz Harry Moekti, Opick, Dr Bambang Sardjono dari

Departemen Kesehatan, Dr Kholiqurrahman Raus DAP (Ketua Dewan Pembina AFKN),

Djuwono Banukisworo (Senior Vice President BNI Syariah), Ustadz Ihsan Salam (Direktur

BWA).

Kapal Dakwah yang dinamakan AFKN Khilafah I itu berasal dari donatur umat Islam. Uang

yang terkumpul tersebut dikoordinir oleh BWA melalui kegiatan penggalanan dana yang

diberi tajuk “Papua Muslim Care” di Balai Kartini, Jakarta (9/1). Dana yang terkumpul pada

malam itu, cukup fantastis, yakni, mencapai Rp 2 Milyar. Selain kapal dakwah, BWA juga

mengajak para donator untuk berkomitmen dalam program wakaf khusus, dalam pengadaan

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di pedalaman Papua, rencananya akan

ditempatkan di Kaimana. Ini merupakan program jangka panjang untuk Muslim Papua.

Page 9: Sejarah Islam di Papua.pdf

7/27/2019 Sejarah Islam di Papua.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-islam-di-papuapdf 9/14

Kapal laut dakwah untuk Muslim Papua itu sendiri dibeli seharga Rp 600 juta. Kapal yang

memiliki panjang 13,5 m dan lebar 3,3 meter ini mampu menampung 20 penumpang dan

 beban seberat 10 ton, juga dilengkapi standar keselamatan seperti rakit penyelamat, ringboy,

karet pelampung serta alat komunikasi. Mengingat, perairan di Papua sangat luas, maka

masalah transportasi menjadi sangat penting sebagai sarana dakwah..

Jika sebelumnya, AFKN harus menyewa kapal dengan biaya yang sangat mahal, belum lagi

 bahan bakarnya. Per liter bisa dikenakan Rp 23 ribu. “Terkadang, kita harus berhari-hari

mengarungi laut dengan perahu. Jika menyewa boat, biaya pun habis untuk bahan bakar.

Padahal, amanah berupa sedekah dari umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia melalui

AFKN harus disampaikan untuk Muslim Papua yang ada di pedalaman,” tutur  Ustadz

Fadzlan.

Selain berdakwah, AFKN sering membantu saudara-saudara muslim untuk memasarkan hasil

karya tangan ataupun pertanian mereka. Sering kali, karena kesulitan alat transportasi, yang

dibawa pun tidak banyak. Nah, dengan kapal dakwah, hasil panen atau kerajinan yang

dihasilkan masyarakat Papua pedalaman bisa dipasarkan dalam jumlah yang banyak.

“Dalam waktu dekat ini, program kapal dakwah akan bersilaturahim dengan saudara-saudara

Muslim Papua di seluruh wilayah dan desa-desa Islam, yang belum terjamah. Kehadiran

kapal dakwah ini bisa membantu umat Muslim di wilayah pedalaman untuk memasarkan

hasil pertaniannya. Diharapkan perekonomian umat Muslim di Papua bisa meningkat,” ujarFadzlan.

Provokasi Gereja 

Sejak kedatangan Kapal Dakwah AFKN tersebut, pihak gereja mulai memprovokasi dengan

menyebarkan surat edaran kepada masyarakat dan sesama aktivis gereja di Papua, seputar

ketakutan-ketakutan mereka. Disinyalir, mereka yang memprovokasi adalah sekelompok

orang Ambon Kristen. “Saya sendiri belum melihat surat edaran. Sekarang disimpan mufti di

Irian. Yang jelas, surat edaran itu disebarkan ke gereja dan masyarakat. Saya juga belum

konfirmasi teman-teman AFKN di Jayapura tentang langkah aktivis gereja selanjutnya,” kata

Fadzlan.

Page 10: Sejarah Islam di Papua.pdf

7/27/2019 Sejarah Islam di Papua.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-islam-di-papuapdf 10/14

Ketua MUI Jayapura yang didatangi aktivis gereja itu, mengontak Ustadz Fadzlan untuk

minta klarifikasi. Ustadz Fadzlan pun menanggapinya dengan enteng. “Itu opini sesat yang

sengaja dibuat pihak gereja. Gereja memang selalu memprovokasi ketika AFKN melakukan

sesuatu. Mereka selalu sinis bila melihat dakwah AFKN atau lembaga-lembaga lain. Sinisnya

adalah mereka kerap membangun opini-opini keliru. Apapun yang terjadi, AFKN tetap

 berdakwah. Kami tidak ada urusan dengan mereka. Dakwah harus dilanjutkan,” jelasFadzlan.

Takala AFKN membawa 55 ribu Al Qur’an dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Papua, gereja

geger. Padahal Al Qur’an itu adalah bantuan dari umat Islam yang dikoordinir oleh BWA. Isu

lain yang disebarkan pihak gereja adalah kapal dakwah ini memuat 1.500 orang untuk

mengislamkan orang Irian. Gereja kembali geger ketika AFKN mengirim 35 mahasiswa,

anak binaannya untuk melakukan program Kafilah Da’i yang ditempatkan di Teluk Bintuni

dan Kabupaten Raja Ampat. Para mahasiswa itu berdakwah di kampung mereka.

Ditambah lagi, AFKN memiliki program beasiswa bagi generasi Muslim Papua untuk

disekolahkan di luar Papua, dari tingkat SD hingga Perguruan Tinggi. Belum lama ini,

misalnya, AFKN bekerjama dengan Departemen Kesehatan baru saja melepas 50 calon

mahasiswa untuk belajar ilmu kebidanan dan keperawatan di Medan . Pemberian beasiswa ini

 bukan kali pertama, yang jelas sudah beberapa angkatan. Mereka ditempatkan di sejumlah

 pesantren dan perguruan tinggi beberapa kota di Indonesia .

Page 11: Sejarah Islam di Papua.pdf

7/27/2019 Sejarah Islam di Papua.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-islam-di-papuapdf 11/14

Bagi Ustadz Fadzlan, pendidikan adalah investasi untuk mencerdaskan generasi Muslim

Papua. Sepuluh atau dua puluh tahun ke depan, merekalah yang akan membangun Irian

menjadi lebih baik dan bertauhid. Untuk mendapakan beasiswa, AFKN memberi persyaratan,

misalnya, mereka harus lahir di Papua dan bisa mengaji. Bagi yang ahwat harus mengenakan

 jilbab.

AFKN pun kerap mendapat bantuan dari umat Islam, apa yang dibutuhkan Muslim Papua.

Bantuan tersebut juga bukan yang pertama. Terakhir (9/6), AFKN menerima bantuan dari

umat Islam di Jakarta dan sekitarnya berupa 20 karung pakaian layak pakai, 500 kardus berisi

Al Quran, iqro, buku-buku, dan majalah, 150 kardus perlengkapan mandi, obat-obatan, 15

mesin jahit, 2 buah genset, 3 buah water torn, 25 gulung karpet masjid, serta 15 buah kuba

masjid. Bantuan yang diangkut hingga delapan truk ini dibawa dari gudang AFKN di Bekasi

menuju pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk selanjutnya diangkut KM Ciremai

menuju Pelabuhan Fakfak, Papua.

“Bantuan itu dalam rangka Safari Bhakti Dakwah dan Silaturahim ke-17 desa di pedalaman

Papua. Sabun mandi saja jumlahnya sangat banyak, sampai dua truk. Begitu juga dengankubah masjid. Semua bantuan akan kami salurkan ke masyarakat di kampung-kampung

dhuafa dan muallaf di Papua,” jelas Fadzlan. 

Melihat geliat dakwah yang dilakukan AFKN saat ini, boleh jadi membuat gereja iri dan

cemburu, seraya membangun opini sesat. Sampai-sampai mereka meminta

AFKN menyampaikan visi misi melalui surat pernyataan untuk mereka. Tetapi AFKN tidak

memenuhi permintaan mereka.

“Semestinya mereka tidak boleh cemburu. Yang seharusnya cemburu adalah umat Islam,

karena selama ini umat Islam di Irian kurang sekali mendapat fasilitas. Justru yang sering

mendapat fasilitas adalah mereka (Kristen), baik dari negara maupun hasil kekayaan alam

negeri yang mereka ambil. Otsus itu mereka yang makan semua, sementara umat Islam tidak

ada. Bukankah selama ini seluruh orang Kristen, misionaris dan gereja, menggunakan

 pesawat modern, tapi umat Islam tidak ganggu. Kok dengan kapal kecil gini aja mereka

cemburu,” tukas Fadzlan. 

Melihat kesenjangan ini, AFKN ingin membangun keadilan dengan cara mendatangi semua

lembaga Islam, majelis taklim dan semua umat Islam, dan menyerukan umat Islam agar

menyelamatkan Muslim Irian. Karena umat Islam Irian adalah bagian dari NKRI. Apa yang

dilakukan AFKN adalah upaya untuk mendukung program pemerintah. Ketika Umat Islam

kurang mendapat perhatian dan fasilitas, maka AFKN ingin terlibat untuk membantu umat,khususnya Muslim Papua.

Ketika ditanya, perlukah AFKN melakukan pertemuan dengan aktivis gereja? “Kalau mereka

mau, saya akan temui. Tapi harus ada beberapa persyaratan. Pertemuan tidak boleh dilakukan

di Irian, harus di tengah-tengah umat Islam.” 

Bantu Program Pemerintah 

Seperti diketahui, pemerintah daerah Kabupaten Fakfak sedang menjalankan program buta

aksara kitab suci (Al Qur’an dan Injil). Untuk mewujudkan program pemerintah tersebut,

AFKN membantu dalam memberantas buta aksara kitab suci, dalam hal ini Al Qur’an bagiumat Islam. “Buta Aksara Kitab Suci adalah program pemerintah, tapi AFKN yang

Page 12: Sejarah Islam di Papua.pdf

7/27/2019 Sejarah Islam di Papua.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-islam-di-papuapdf 12/14

melaksanakan. Masyarakat bersama pemerintah silahkan membangun negeri ini, tapi bangun

dengan cara yang ahsan, bukan dengan egoistic dan hawa nafsu serta kebodohan,” kata

Fadzlan.

Ketika AFKN membawa Al Qur’an atas bantuan umat Islam di Jakarta , mer eka menuduh

 pemerintah, seakan-akan pemerintah yang membiayai itu semua. Padahal AFKN tidak adahubungannya dengan pemerintah. Kalau hubungan sebagai anak bangsa ya. Tapi kalau secara

finansial, pemerintah tidak ada kaitannya sama sekali.

Pola dakwah AFKN sendiri, dikatakan Fadzlan, selalu melakukannya dengan cara damai,

tidak ada unsur kekerasan. Mereka terlalu berlebihan dalam menilai AFKN. Padahal AFKN

selalu santai, dan berdakwah dengan kecerdasan. Kalau ada yang masuk Islam, AFKN tidak

 pernah memaksa orang-orang tertentu

Terhadap reaksi aktivis gereja terkait kapal dakwah, tidak membuat AFKN terpancing

dengan provokasi kelompok Nasrani. “Kita ingin hidup dengan kecerdasan bersama orang

lain, sekalipun kita difitnah, diancam, dipenjara, bahkan dibunuh sekalipun. Kita tidak ingin

merusak dan mengotori negeri yang kita cintai ini. Kita ingin negeri ini aman, damai, dan

makmur. AFKN ingin membangun masyarakat Irian dengan ilmu dan kecerdasan.” 

Ketika ditanya, kenapa baru kali ini mereka gerah dengan dakwah AFKN, bukan kah AFKN

sudah lama berdakwah? “Itulah ketakutan mereka. Intinya, mereka tidak suka dengan dakwah

Islam, dan mereka ingin melarang. Yang jelas, saat ini belum ada gangguan terhadap dakwah

AFKN. Irian itu negeri Muslim kok,” tandas Fadzlan. 

Yang membuat aktivis gereja geger adalah perihal isu yang beredar, bahwa Qur’an sebanyak

55 ribu itu akan dibagi- bagikan kepada kaum Nasrani. “Kalau ada orang Kristen yang

meminta Al Qur’an untuk dipelajari, ya kami kasih, karena mereka ingin baca. Siapa tahu

kehidupan mereka jauh lebih baik. Tapi kalau AFKN membagi Al Qur’an pada gereja atau

aktivis gereja, jelas tidak mungkin. Kita hanya melayani orang yang mau membaca Al

Qur’an, dalam hal ini umat Islam. Dulu kami hanya membagikan satu mushaf Alquran ke tiap

masjid. Sekarang, satu keluarga satu Alquran. Kadang mereka berkelahi karena berebutan

Alquran, seperti orang berebutan sembako.” 

Tidak ada kekhawatiran sedikit pun pada aktivis dakwah AFKN soal kemungkinan terjadinya pemboikotan terhadap kapal dakwah. Ustadz Fadzlan yakin, kebenaran itu datang dari Allah

Page 13: Sejarah Islam di Papua.pdf

7/27/2019 Sejarah Islam di Papua.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-islam-di-papuapdf 13/14

Swt, maka jangan kamu ragu. Untuk apa takut. Kita hanya takut pada Allah Swt saja. “Belum

lama, saya mendapat SMS dari seorang romo yang menyampaikan pesan bunda Maria. Tapi

saya tidak membalas SMS-nya. Karena saya anggap itu, adalah orang-orang yang ingin

 berspekulasi.” 

Menurut rencana, Insya Allah kapal dakwah ini akan diwakafkan sebanyak tiga kapal.Termasuk pengadaan, ambulance dan helicopter. Bahkan AFKN akan membeli pulau khusus

untuk kegiatan dakwah. AFKN sudah mempersiapkan tanah seluas 150 hektar di Fakfak-

Papua. Nantinya akan mempersiapkan generasi Irian secara khusus agar mereka menyiapkan

dirinya dengan SDM yang baik dan membangun tauhid.

Jika sebelumnya AFKN berdakwah dengan jalan kaki, perahu kayu, kini dengan kapal

dakwah. “Dengan satu kapal saja, tentu tidak cukup. Perlu banyak kapal untuk dakwah secara

merata hingga ke pelosok desa-desa Papua. Tapi kenapa aktivis gereja gerah?” tukas Fadzlan

heran. ■ 

Ustadz Muhammad Zaaf Fadzlan Rabbani Al Garamatan bersama santri asal papua

Page 14: Sejarah Islam di Papua.pdf

7/27/2019 Sejarah Islam di Papua.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/sejarah-islam-di-papuapdf 14/14

 

Santri Putra AFKN

Santri Putri AFKN

: