sejarah dan perkembangan pondok pesantren ...repository.uinjambi.ac.id/5531/1/dwi maryati...
TRANSCRIPT
-
1
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN NURUL
JADID DI DESA PASAR SINGKUT KECAMATAN SINGKUT
KABUPATEN SAROLANGUN 2001-2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Sejarah Peradaban Islam pada
Fakultas Adab dan Humaniora
Oleh
Dwi Maryati Asnarita
AS 160944
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
-
i
-
ii
-
iii
-
iv
MOTTO
َطلَُب الِعْلِم َفِرْيَضةٌ َعلَْى ُكّلِ ُمْسِلم
Artinya : Mencari Ilmu itu Fardhu atas Setiap Muslim (H.R Ibnu Majah)
-
v
PERSEMBAHAN
ِحيمِ َرْحمِن الرَّ بِْسِم ّللّاِ الَّ
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT atas kasih sayang dan
karunia-Nya yang telah memberikan ku kekuatan serta membekaliku dengan
ilmu pengetahuan sehingga diberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi
ini .
Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah
Muhammad SAW semoga kelak kita mendapatkan syafaat dari
beliau.Aamiin..
Teristimewa kupersembahkan karya kecil ini kepada cahaya hidup
yang sangat kusayangi Ayahanda (Zaini) dan Ibunda (Rusmita) tercinta,
terkasih, dan yang tersayang sebagai tanda bakti, hormat dan terimakasih
yang setulusnya.Tiada kata yang bisa menggantikan segala sayang, usaha,
do’a, semangat dan materi yang telah diberikan untuk penyelesaian tugas
akhir ini dibangku kuliah. Semoga ini menjadi awal untuk membuat Ibunda
dan Ayahanda bahagia.
Seluruh keluarga besarku yang tercinta, untuk adikku yang tercinta
(Septrya Rochmawati Asmarita) terimakasih atas do’a, cinta, kasih sayang
dan bantuan kalian selama ini. Serta keponakan-keponakan kutersayang
terimakasih untuk senyum dan tawanya. Hanya karya kecil ini yang dapatku
persembahkan, semoga dapat menjadi kebanggaan kalian semua.
Terkhusus untuk Almamater dan kampus biru tercinta.
Tak lupa untuk sahabat dan teman seperjuanganSPI’16.
Serta sahabat, kawan-kawan sehidup, seperjuangan dan
sependeritaan dikontrakan, Terimakasih untuk do’a, nasehat, hiburan,
kerjasama, ide, traktiran, tebengan dan semangat yang kalian berikan selama
ini. Sukses untuk kita semua
Aaminn..
-
vi
KATA PENGANTAR
ِحيمِ َرْحمِن الرَّ بِْسِم ّللّاِ الَّ
AssalamualaikumWrWb
Alhamdulilah segala puji syukur kehadirat ALLh SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta hidayah-Nya kepada penulis
berupa kesehatan rohani dan jasmani kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
Dengan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, tidak sedikit hambatan
dan kendala yang penulis hadapi dalam upaya menyelesaikan skripsi ini.
Namun, berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, akhirnya
hambatan dan kendala tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis yaitu
Bapak Dr. Ali Muzakir, M.Ag serta Bapak Rahyu Zami M.Hum. Adapun
maksud dan tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mendapat gelar sarjana
di UIN STS Jambi.
Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih tak terhingga kepada
semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan demi
kesempurnaan penulisan skripsi ini, terimakasih saya ucapkan kepada:
1. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asyari, MA,Ph.D selaku Rektor UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Yth. Ibu DR. Rofiqoh Ferawati, Yth. Bapak DR. As‟ad Isma,Yth. Bapak
DR Bahrul Ulum selaku Wakil Rektor I, II, dan III UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
3. Yth. Ibu Dr. Halimah Dja‟far,S.Ag.,M.Fil.I selaku Dekan Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Yth. BapakDr. Alfian,S.Pd., M.Ed , Yth. Bapak Dr. Ali Muzakir, M.Ag,
Yth. Ibu Dr.Roudhoh, S.Ag, SS., M.Pd.I selaku Wakil Dekan I, II, dan
IIIFakultasAdabdanHumaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Yth. Bapak Agus Fiadi,M.Si selakuketuaJurusanSejarahPeradaban Islam
UIN SulthanThahaSaifuddin Jambi.
6. Yth. BapakDr. Ali Muzakir, M.Ag danYth. Bapak Rahyu Zami, M.Hum
selaku Dosen Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah membantu
dan memberi kritikan maupun saran serta nasehat dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Yth. Bapak Dr. Ali Muzakir, M.Ag Selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
-
vii
8. Yth. Seluruh Dosen Fakultas AdabdanHumaniora UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yang telah mengajar dan memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis.
9. Yth. Seluruh karyawan/ti di lingkungan FakultasAdabdanHumaniora
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
10. Yth. Kepala Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi beserta
stafnya serta Kepala Perpustakaan Wilayah Jambi.
11. Yth. Bapak Dr. KH. Imam Hambali S.Pd.I, M.Si selaku pengasuh
Pondok Pesantren Nurul Jadid yang telah memberikan ilmunya dan
membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. Keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi dan dorongan serta
do‟a yang tiada hentinya agar dapat segera menyelesaikan skripsi ini.
13. Sahabat-sahabati SPI‟16 yang sama-sama berjuang di Fakultas Adab
dan Humaniora UIN STS Jambi. Khususnya lokal SPI/A yang telah
menjadi partner diskusi yang baik bagi penulis.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini, semoga Allah
SWT memberikan keberkahan kepada kita semua. Akhir kata penulis sangat
berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jambi, November 2020
Penulis
Dwi Maryati Asmarita
AS.160944
-
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul „‟Sejarah dan Perkembangan Pondok
Pesantren Nurul Jadid di Desa Pasar Singkut Kecamatan Singkut
Kabupaten Sarolangun 2001-2019’’. Adapun faktor penelitian yang dibahas
dalam skripsi ini meliputi: 1) Bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren
Nurul Jadid ? 2) bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid ?
3) bagaimana tradisi Pondok Pesantren Nurul Jadid ?
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah melalui
tahapan-tahapan heuristik mengumpulkan sumber-sumber sejarah dengan
cara wawancara dan arsip-arsip berupa akta pendirian pondok pesantren,
verifikasi (kritik terhadap data), interprestasi,dan historiografi. Dalam
penelitian penulis menggunakan pendekatan historis sedangkan teorinya
menggunakan teori continuity and change oleh John Voll.
Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) Pondok Pesantren
Nurul Jadid berdiri pada tahun 2001, sebelum berdiri Pondok Pesantren Nurul
Jadid hanya berupa mushola tempat mengaji TPQ anak-anak sekitar,
kemudian masyarakat setempat membangunkan sebuah pesantren untuk
belajar ilmu agama. 2) Pondok Pesantren Nurul Jadid mengalami
perkembangan dari berbagai aspek. Baik aspek bangunan, maupun aspek
santri/santriwari aspek pengajar dll. Perkembangan sarana dan prasarana. 3)
Tradisi pondok pesantren.
Pondok pesantren Nurul Jadid sejak awal berdiri menggunakan
metode pengajaran salafi. Seiring perkembangannya hingga saat ini sudah
bercampur dengan pelajaran umum, meski telah modern dalam pendidikan
dan pengajaran, pondok pesantren ini tetap mempertahankan ideologi
pendidikan pondok pesantren dengan memegang teguh terhadap
perkembangan nilai-nilai positif yang ada didalamnya serta mempertahankan
pendidikan pondok pesantren yang lebih mengedepankan Akhlakul Karimah.
Kata Kunci : Sejarah, Pondok, Perkembangan
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
NOTA DINAS ........................................................................................................... i
PENGESAHAN ....................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ........................................ iii
MOTTO ................................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 6
C. Batasan Masalah .................................................................................................. 6
D. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka .................................................................................................. 6
BAB II KERANGKA TEORI
A. Sejarah ................................................................................................................ 10
B. Perkembangan Pesantren ................................................................................... 11
C. Pengertian Pesantren .......................................................................................... 11
a. Pondok ........................................................................................................ 13
b. Masjid .......................................................................................................... 14
c. Pengajaran kitab-kitab Islam klasik ............................................................ 15
d. Santri .......................................................................................................... 16
e. Kyai ............................................................................................................. 16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ................................................................................................ 20
B. Metode Penelitian Sejarah ................................................................................. 20
1. Heuristik ........................................................................................................... 20
2. Verifikasi .......................................................................................................... 23
-
x
3. Interprestasi ...................................................................................................... 23
4. Penulisan Sejarah ............................................................................................. 24
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
A. Sejarah Pondok Pesantren Nurul Jadid ............................................................... 29
B. Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren ......................................................... 34
1. Perkembangan Kyai ..................................................................................... 35
2. Perkembangan Santri.................................................................................... 38
3. Perkembangan Pondokan ............................................................................. 44
4. Perkembangan Masjid ................................................................................. 48
5. Perkembangan Kitab-Kitab Islam Klasik ..................................................... 52
C. Tradisi Pondok Pesantren Nurul Jadid ................................................................ 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 64
B. Saran ................................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
CURRICULUM VITAE
-
xi
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua Indonesia.1
Pesantren telah berkontribusi besar dalam pembangunan manusia seutuhnya
di kepulauan Nusantara. Bahkan tokoh Ki Hajar Dewantara pernah
menerapkan model pendidikan ala pesantren serta menganggap sebagai
model pendidikan yang paling ideal. Ki Hajar Dewantara wafat pada tanggal
26 April 1959, berpendapat pondok pesantren selaras dengan jiwa dan
kepribadian luhur bangsa Indonesia. Oleh karena itu Taman Siswa adalah
nama sekolah yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli
1922 di Yogyakarta yang dibangun dengan asas untuk menjadi kepercayaan
luhur, aliran jiwa dan bercorak religi harus diciptakan dan dikembangkan
melalui sistem pondok Indonesia.
Dengan demikian pondok pesantren dapat dianggap sebagai wadah
untuk menanamkan pendidikan karakter yang sesuai dan yang selaras dengan
jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Pondok pesantren yang ada di
Indonesia telah dibangun sejak berabad-abad yang silam yang menunjukkan
bahwa model pendidikan ini bertahan dalam melawati berbagai perubahan
zaman dan pergantian rezim dari berbagai sistem pemerintah di Nusantara.
Hal ini membuktikan bahwa pesantren mampu mempertahankan diri beserta
sistemnya.2
Dalam perjalanan panjang ini tentu pola pengajaran dan pendidikan
pesantren pada masa-masa awal masuknya Islam ke Indonesia bisa dipastikan
berbeda dengan lembaga pesantren yang kita kenal saat ini, baik dari segi
konten, pola pengajaran maupun struktur kelembagaan. Oleh karena itu
pesantren tidak hanya identik dengan keislamananya, namun juga
1 Sarkowi dan Rina Oktavia Putri, Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren
Al-Madani LubukLinggau Tahun 2011-2018, STKIP PGRI Lubuklinggau,13 Januari 2019,
hlm.53 2Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Wahana Logos, 1999), hlm.
185
-
2
mengandung makna keaslian Indonesia yang diwariskan leluhur bangsa
Indonesia. Ketangguhan pondok pesantren secara sosio-historis memiliki akar
yang sangat kuat sehingga menduduki posisi yang relatif sentral dalam dunia
keilmuan masyarakat Indonesia dan tetap bertahan di tengah berbagai
gelombang perubahan yang terjadi dari masa ke masa.3 Namun dalam
perjalanannya pesantren-pesantren yang ada di Indonesia banyak mengalami
penyesuaian dan pembenahan dalam pengajaran dan kurikulumnya sesuai
dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pesantren merupakan satu-satunya lembaga pendidikan Islam, dan tradisi
yang muncul hanyalah satu dari beberapa Islam di Indonesia masa kini.4
Tahun munculnya pondok pesantren sendiri, penulis tidak menemukan secara
tepat kapan dan dimana serta pesantren mana yang awal berdiri. Karena
secara garis besar pesantren dikenal sebagai lembaga pendidikan tradisional
yang terasimilasikan dari sebuah budaya yang ada di Indonesia.5 Kemudian
pesantren dikenal akrab karena adanya elemen di dalamnya sebagai ciri dari
pesantren itu sendiri yaitu seorang kyai,6 ustad, santri,
7 masjid/mushola, dan
3Azyumardi Azra, Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta:
Logos Wacana Ilmu,1998), hlm. 87 4Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat,hlm. 85
5Hal ini bisa ditelusuri dari ciri pesantren yang berbentuk asrama. Bentuk asrama
sendiri telah diterapkan oleh agama Budha sebelum Islam datang, lihat dalam Hanun
Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, 144. Dalam makalah lain yang ditulis pula oleh Hanun
Asrohahmenceritakan bahwa ada beberapa teori yang membentuk adanya pesantren, yakni
pertama asimilasi budaya Hindu-Budha; seperti dalam pemakaian kata santri, kedua diadopsi
dari Timur Tengah seperti pemakaian pembelajaran kitab kuning, ketiga warisan budaya
Hindu-Budha seperti sistem pesantren yang berasrama, hubungan guru dan murid, dan sifat
pesantren yang jauh dari keramaian, lihat Hanun Asrohah, Lembaga Pendidikan Islam
Tradisional di Indonesia; Makalah Sejarah Sosial Pendidikan Islam,(Surabaya:IAIN-Sunan
Ampel,tt) hlm.6 6Kata kyai sendiri merupakan makna yang agung,keramat dan dituahkan, seperti
penuahan terhadap suatu benda semisal kris, oleh sebab itu ketika istilah ini dinisbatkan
kepada seseorang, maka secara tidak langsung ada penghormatan di dalamnya yang di
anggap sebagai seorang yang arif, dihormati, dan mempunyai kelebihan. Dikalangan umat
Islam-jawa, kyai di sandang sebagai seseorang yang mengasuh pesantren, selengkapnya lihat
dalam Imron Arifin, Kepemimpinan Kiai; Kasus Pondok Pesantren Tebuireng,(Malang:
Kalimasahada,1993), hlm. 14 7Istilah ini diperuntukkan terhadap seseorang yang belajar mendalami agama di
pesantren, Dhofier dalam Imrom Arifin membagi sebutan santri atas dua hal, pertama santri
mukim yakni santri yang bertempat tinggal atau hidup dalam pesantren, kedua santri kalong,
yaitu santri yang tidak menetap dalam pesantren, biasanya didominasi pada daerah sekeliling
-
3
pembelajaran kitab kuning di dalamnya.8Dalam catatan sejarah dinyatakan
bahwa sejarah perkembangan pesantren di Indonesia sangat erat kaitannya
dengan sejarah Islam di Indonesia sendiri, sebagaimana pesantren sebagai
media dakwah penyebaran Islam terlebih pada masa Wali Songo9 yang
menggunakan pesantren sebagai salah satu tempat Islamisasi masyarakat
Indonesia, dan di sisi lain pesantren menyemaikan semangat perlawanan
terhadap penjajah (nasionalisme).
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tidak pernah
lepas dari pandangan masyarakat Indonesia secara umum. Di sisi lain, pondok
pesantren tidak hanya berperan mendidik santri-santrinya untuk menjadi
individu yang berkepribadian Islami, tetapi juga memiliki peranan lain, yaitu
sebagai pusat penyebaran agama Islam. Pondok pesantren sebagai lembaga
pendidikan dan pusat penyebaran agama Islam lahir dan berkembang
semenjak masa-masa permulaan kedatangan Islam di Indonesia. Sebagaimana
diketahui bahwa pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang
tertua di Indonesia telah menunjukan kemampuannya dalam mencetak kader-
kader ulama dan turut berjasa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia. Pondok pesantren sebagai pendidikan non formal merupakan
lembaga pendidikan dan penyiaran agama Islam yang tradisional. Hal ini
dibuktikan dengan berdirinya pondok-pondok pesantren sejak abad ke-15
M.10
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang
membentuk perilaku Islami masyarakat, dimana para pengasuhnya dan para
santrinya tinggal dalam satu lokasi yang sama. Pondok pesantren dewasa ini
pesantren yang jarak tempuhnya tidak begitu jauh dari pesantren, lihat dalam Imron Arifin,
Kepemimpinan Kiai; Ibid, hlm. 12 8 Zamakhssyari Dhofier, Tradisi Pesantren; Studi Tentang Pandangan Hidup
Kyai, (Jakarta: LP3ES,1982), hlm.5 9Kata Wali Songo merupakan kata majemuk yakni Wali dan Songo, Wali sendiri
disandari atas bahasa arab Waliyullah, yang berarti ‘’orang yang mencintai dan dicintai
Allah’’, sedangkan Songo sendiri ialah sembilan orang yang mencintai dan cintai oleh Allah
yang mengadakan dakwah Islam di daerah yang belum memeluk agama Islam di pulau Jawa,
Lihat dalam Ridwan Sofwan, dkk, Islamisasi di Jawa, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,2004),
hlm. 7 10
Azhari, Eksistensi Sistem Pesantren Salafi Dalam Menghadapi Era Modern,
Islamic Studies Journal, Vol. 2 No. 1 Januari – Juli 2014, hlm, 53-54
-
4
merupakan lembaga gabungan antara sistem pondok pesantren yang
memberikan pendidikan dan pengajaran agama Islam dengan cara tradisional
sistem pendidikan formal berbentuk madrasah bahkan sekolah umum dalam
berbagai tingkatan dan kejuruan menurut kebutuhan masyarakat masing-
masing. Sejarah perkembangan pesantren di Indonesia terus berkembang
sejalan dengan perkembangan zaman di negara-negara yang mayoritas Islam,
khusunya di Indonesia sendiri, dimana pesantren oleh para ulama Indonesia
selalu menjadi kajian-kajian yang menarik dalam menghasilkan generasi-
generasi Islami yang mampu menghadapi perubahan sosial.
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan sekaligus tempat
tinggal para santri memiliki corak yang khas dan berbeda dengan lembaga
pendidikan umum lainnya. Pondok pesantren yang identik dengan
keislamannya ternyata tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu keagamaan saja
melainkan juga mengajarkan ilmu-ilmu umum, sains, dan teknologi.
Pesantren-pesantren di Indonesia banyak mengalami penyesuaian-
penyesuaian dan pembenahan sehingga pesantren mampu menciptakan
generasi berkualitas, memiliki daya saing, dan berintegritas tinggi. Dalam
konteks kekinian, membangun sebuah pondok pesantren tidak semudah dan
sesederhana membangun pondok pesantren pada masa lalu dimana jiwa
gotong royong masih sangat kental di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Saat ini sebagian masyarakat Indonesia memiliki sifat individualisme yang
sangat tinggi akibat transformasi dan serangan budaya barat di tengah-tengah
kehidupan bangsa, sehingga untuk membangun sebuah pondok pesantren atau
lembga pendidikan lainnya sangat jarang ditemukan dilakukan secara kolektif
oleh masyarakat.
Pondok Pesantren Nurul Jadid adalah salah satu pondok pesantren
yang berkembang di Desa Pasar Singkut, Kecamatan Singkut, Kabupaten
Sarolangun. Pondok Pesantren Nurul Jadid didirikan oleh Dr. KH. Imam
Hambali S.Pd.I, M.Si beserta sang istri ibu Nyai Hj. Lailis Sa‟adah. Pondok
pesantren ini berdiri pada tahun 2001. Diberi nama Nurul Jadid karena ada
yang mengusulkan yaitu seorang ulama yang bernama H. Klerek. H. Klerek
-
5
merupakan orang yang menjadi panutan untuk membangun pondok pesantren
tersebut. H. Klerek ialah orang tua salah satu santri yang ada di Pondok
Pesantren. H. Klerek merupakan Kyai atau guru yang menjadi panutan oleh
Dr. KH. Imam Hambali. Menurut filosofi Nurul Jadid itu berarti Cahaya
Baru. Biar ada penyegaran dan juga ada pembaruan. Pada awal mula pondok
pesantren Nurul Jadid hanya memiliki 8 santri, bangunan yang tidak
mendukung. Pondok pesantren Nurul Jadid melakukan pengajian dan belajar
mengaji pada setiap malam. Setelah beberapa tahun, tepatnya tahun 2003
mulai banyak santri yang datang. Pada tahun 2003 dimulai pembangunan
seperti gedung madrasah ibtidaiyah, dan tsanawih, dan aliyah. Hingga
mempunyai cabang pondok pesantren di Kecamatan Air Hitam, lebih
tepatnya di Desa Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun
Provinsi Jambi Alasan utama membangun pondok pesantren di Air Hitam
karena atas permintaan masyarakat setempat dan anak yang ingin mondok
tetapi jauh. Untuk mewadahi anak-anak yang dari Air Hitam dan sekitarnya
supaya tidak terlalu jauh. Masyarakat juga ingin di sana mendirikan
pondok.11
Pondok pesantren yang ada di Desa Pasar Singkut baru berusia 17
tahun, dengan usia yang belum begitu lama, sudah banyak dikenal oleh
kalangan masyarakat Desa Pasar Singkut maupun dari kalangan masyarakat
luar, sudah banyak melahirkan alumni yang paham dengan ilmu agama, yang
siap mengabdi ke masyarakat luas, melihat pemimpin yang begitu terkenal
dan disegani oleh masyarakat.
Hingga kini masih berdiri kokoh ditengah-tengah masyarakat modern.
Dalam perkembangannya, pondok pesantren tersebut bukan pondok pesantren
besar jika dibandingkan dengan pondok pesantren yang berada di Singkut.
Pondok Pesantren Nurul Jadid memiliki keunikan dibandingkan dengan
Pondok Pesantren yang ada di Kabupaten Sarolangun, yaitu memiliki seni
kaligrafi yang bisa membuat pondok pesantren itu dikenal banyak kalangan
masyarakat. Berkat karya seni kaligrafi yang dimiliki santri, banyak para
orang tua untuk memasukkan anaknya di Pesantren Nurul Jadid. Selain seni
11
Bapak Munji, Wawancara di Pondok Pesantren Nurul Jadid, 11 Januari 2020
-
6
kaligrafi terdapat juga seperti belajar membatik dan membuat batik sendiri
untuk diproduksinya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan pondok pesantren Nurul Jadid ?
2. Bagaimana tradisi pondok pesantren Nurul Jadid ?
C. Batasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan proposal ini, maka peneliti
membatasi agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami nya, peneliti hanya
membahas Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid di Desa
Pasar Singkut, Kecamatan Singkut, Kabupaten Sarolangun. Peneliti juga
memberikan batasan waktu, yaitu dari tahun 2001-2019.
D. Tujuan dan Kegunaan
Sesuai pokok rumusan masalah , maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui Sejarah berdirinya pondok pesantren Nurul Jadid dan
untuk mengetahui perkembangan pondok pesantren Nurul Jadid dalam
masyarakat di Desa Pasar Singkut.
2. Untuk mengetahui bagaimana tradisi pondok pesantren Nurul Jadid.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1. Untuk memperkaya Historiografi Islam
2. Sebagai wahana pengembangan ilmu sejarah peradaban Islam di UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana strata satu
(S1), pada jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Saifuddin Jambi.
E. Tinjauan Pustaka
Selama ini telah banyak buku maupun karangan yang membahas
tentang sejarah pondok pesantren di Indonesia umumnya, namun belum
belum ada informasi yang didapat ada yang melakukan pembahasan secara
khusus tentang sejarah Pondok Pesantren Nurul Jadid di Desa Pasar Singkut
Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun.
-
7
Satu hal penting yang harus dilakukan penulis dalam penelitian ilmiah
adalah melakukan tinjauan atas penelitian-penelitian terdahulu. Hal ini lazim
disebut dengan istilah prior research. Prior research penting dilakukan
dengan alasan untuk menghindari adanya duplikasi ilmiah, untuk
menghindari duplikasi ilmiahdan membandingkan kekurangan atau kelebihan
antara penelitian terdahulu dan penelitian yang akan dilakukan untuk
menggali informasi penelitian atas tema yang diteliti dari peneliti
sebelumnya. Berdasarkan pengamatan penulis hingga saat ini yang
membahas mengenai sejarah dan perkembangan Pondok Pesantren, baik
berupa buku, jurnal, tesis dan skripsi, diantaranya;
Pertama, tesis Hendra Gunawan, S. Hum Perkembangan Kontemporer
Madrasah Nurul Iman di Kota Jambi (1970-2013). Dalam penelitian ini
memfokuskan pada keadaan situasi sosial, keagamaan, struktur kelembagaan
Madrasah Nurul Iman dan melihat perubahan sistem pendidikan di Madrasah
Nurul Iman.
Kedua, skripsi Wandi, Madrasah Al-Khairiyah Perkembangannya di
Kota Jambi, IAIN STS Jambi, 2014. Dalam penelitian inilebih memfokuskan
pada tujuan berdirinya Madrasah Al-Khairiyah, visi dan misi serta
perkembangan berdasarkan periodesasi sejak tahun 1937-2014.
Ketiga, skripsi M Rudini, Sejarah dan Perkembangan Pondok
Pesantren As‟ad Olak Kemang Kota Jambi (2000-2013), IAIN STS Jambi
2014. Dalam penelitian ini membahas sejrah dan perkembangan pondok
pesantren As‟ad Olak Kemang dan melihat perubahan yang terjadi di pondok
pesantren As‟ad Olak Kemang.
Penelitian lain mengenai lembaga pendidikan Islam di Indonesia juga
dilakukan oleh Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren :Studi Tentang
Pandangan Hidup Kyai, pada awalnya merupakan disertasi yang telah
menghantarkan Zamakhasyari Dhofier meraih gelar Doktoral dalam bidang
antrolopologi sosial. Penelitian Zamakhsyari Dhofier mendasarkan kajiannya
dengan pendekatan sosiologis atas dua lembaga pesantren, Tegalsari di Jawa
Tengah dan Tebuireng di Jawa Timur. Fokus utama studi lapangan itu adalah
-
8
peranan Kyai dan kedua pesantren tersebut melestarikan dan menyebarkan
Islam Tradisional.12
Dapat disimpulkan bahwa sosok Kyai dan pesantren
dengan segala tradisi dan warna-warni kehidupan bukanlah entitas yang
jumud dan anti perubahan,mengingat mereka sangat kuat memelihari tradisi.
Sebaliknya, kyai dan pesantren merupakan entitas yang selalu berusaha selalu
akomodatif dengan setiap perubahan yang terjadi di masyarakat, sekaligus
tetap menjaga tradisi demi kontinuitas kesejarahan kehidupan manusia. Hal
ini terlihat dari penegasan Zamakhsyari yang menyatakan bahwa kehidupan
kyai dan pesantren terbingkai dalam istilah continuity dan change. Penelitian
Zamakhsyari ini menemukan adanya kesamaan pandangan hidup yang sangat
mendasar dari semua kyai yakni selalu mengupayakan melesatarikan tradisi
di tengah-tengah arus perubahan. Walaupun penelitian ini hanya melihat
kasus di Pasentren Tebuireng dan Pesantren Tegalsari, namun setidaknya hal
tersebut dapat dijadikan cerminan untuk kehidupan kyai dan pesantren di
Jawa.
Berbagai studi tentang perkembangan pesantren di Provinsi Jambi
yang telah banyak yang melakukan penelitian secara historis, perkembangan
ataupun lainnya, umumnya terfokus pada semua yang bersifat eksotis dan
terpaut pada peristiwa dalam perkembangan pesantren. Penelitian-penelitian
tersebut cukup memberikan informasi tentang perkembangan pesantren di
Provinsi Jambi. Namun belum ada yang fokus membahas tentang pesantren
Nurul Jadid yang ada di Singkut.
12
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren; Studi Tentang Pandangan
Hidup Kyai, (Jakarta: LP3ES,1982), hlm.5
-
9
-
10
BAB II
KERANGKA TEORI
Perkembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid akan dianalisis
menggunakan teori Continuity and Change13
oleh Zamakhsyarif Dhofier yaitu
kesinambungan dan perubahan. Perkembangan yang dialami oleh Pondok
Pesantren Nurul Jadid secara berkesinambungan dari tahun ke tahun,
sehingga dapat terlihat dengan jelas perubahan atau perkembangan yang
terjadi dari segi fisik maupun nonfisik.
Dalam upaya mencari landasan yang jelas secara teoritis yang akan
membantu penulis dalam kegiatan penelitian dan pembahasan, penulis telah
mencoba mengumpulkan serangkaian teori yang bersumber dari pendapat
para ahli yang di anggap cocok untuk dijadikan landasan didalam kegiatan
penelitian dan penulisan ini adalah;
A. Sejarah
Sejarah berasal dari kata Arab yaitu Syajaratun yang artinya pohon
sedangkan dalam bahasa Inggris sejarah adalah History yang artinya masa
lampau,.dalam bahasa Yunani Historia yang berarti ilmu, dan bahasa Jerman
Geschicte sesuatu yang terjadi pada masa lampau umat manusia yang harus
berkembang dati tingkat yang sederhana ketingkat yang lebih maju.14
Sejarah
adalah salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis
keseluruhan perkembangan masyarakat serta segala kejadiannya. Sejarah
merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau yang
mempunyai bukti dan fakta-fakta sejarah. Sejarah terbagi menjadi dua bagian,
yaitu sejarah kisah dan sejarah sebagai peristiwa. Sejarah sebagai kisah ialah
sejarah dalam pengertian subjektif karena peristiwa masa lalu itu menjadi
pengetahuan manusia. Sedangkan sejarah sebagai peristiwa merupakan
sejarah secara objektif sebab peristiwa masa lampau itu sebagai kenyataan
yang masih diluar pengetahuan manusia. Sebab lapangan sejarah meliputi
13
14Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto (Jakarta :
Yayasan Penerbit Univ. Indonesia), 1985, hlm. 32
-
11
segala pengetahuan manusia yang mengungkap fakta mengenai apa, siapa,
kapan, dimana, dan bagaimana sesuatu telah terjadi.15
B. Perkembangan Pesantren
Ditinjau dari sudut pandang bahasa kata perkembangan
menunjukkan pada pemahaman tentang fase lanjutan yang sudah barang
tentu tidak bisa dipisahkan dari sumbernya.16
Perkembangan adalah perubahan yang progresif dan kontiue atau
berkesinambungan dalm diri individu mulai lahir sampai mati. Dalam
disertasi Adrianus Chatib yang berjudul Sejarah Sosial Intelektual Muslim
Indonesia (Reformasi Pemikiran dan Gerakan Sosial-Keagamaan di Sumatra
Tengah) yang berpendapat bahwa perubahan sosial dalam pendidikan bisa saj
di pengaruhi karena adanya pegaruh agam dalam diri orang tersebut ataupun
lebih mengkolaborasikan mengenai teori diatas baik dari segi politik,
ekonomi, maupun sosial.17
C. Pengertian Pesantren
Kata pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe di depan
dan diakhiran an berarti tempat tinggal para santri. Sedangkan pendapat
yang mengatakan bahwa santri sesungguhanya berasal dari bahasa Jawa,
dari kata cantrik yang berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru
kemana guru ini pergi menetap. Karena pergeseran tertentu kata cantrik
berubahmenjadi kata santri dengan demikian proses terjadinya sesuai
dengan hukum tata bahasa Indonesia. Sedangkan kata pondok penyesuaian
ucapan kata punduk dalam bahasa arab yang berarti tempat menginap.18
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang bersifat
non formal, dengan materi-materi keagamaan. Sejarah perkembangnya
15
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Yogyakarta: Ar-Azzuz
Media ), 2007, hlm13-15 16
Hm. Amin Haedari, Masa Depan Pesantren Dalm Modernitas, dan Tantangan
Komplesitas, hlm52 17
Adrianus Chatib,Sejarah Sosial Intelektual Muslim Indonesia (Reformasi
Pemikiran dan Gerakan Sosial-Keagamaan di Sumatra Tengah),(Jambi: Sulthan Thaha
Press,2013), hlm239 18
Faisal Yusuf Amir, Reorintasi Pendidikan Islam, (Jakarta : Gema Insani, 1995),
hlm.94
-
12
Pondok Pesantren adalah sejarah perkembangan Agama Islam di Indonesia
dan merupakan salah satu pendidikan bercirikan Islam yang tertua.
Secara bahasa pondok berasal dari bahasa Arab Al-Funduq berarti
hotel, penginapan, sedangkan Pesantren diambil dari kata Santri yang berarti
murid dengan mendapatkan imbuhan pe+an menjadi pesantrian, lalu
bermetamorfosis menjadi Pesantren. Arti pondok pesantren dapat dipahami
sebagai pusat kajian Islam untuk siswa-siswi yang di asramakan.19
Menurut Azyumardi Azra, kehadiran pondok pesantren disebabkan
karena 2 alasan, yaitu ; Pertama, Pondok Pesantren hadir untuk merespon
situasi dan kondisi suatu masyarakat yang dihadapkan pada runtuh nya
sendi-sendi moral atau bisa disebut perubahan sosial. Kedua,didirikannya
Pondok Pesantren adalah untuk menyebar luaskan ajaran Islam di pelosok
Nusantara.20
Menurut M. Arifin, pondok pesantren merupakan suatu lembaga
pendidikan Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan
sistem asrama, dimana para santri menerima pendidikan agama melalui
sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada dibawah
kedaulatan dari seorang atau beberapa kyai dengan ciri khas yang bersifat
kharismatik, serta independent dalam segela hal.
Dalam Peraturan Pemerintahan (PP) No 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, pesantren disebutkan
sebagai Lembaga pendidikan keagamaan Islam berbasisi masyarakat yang
menyelenggarakan pendidikan Diniyah atau secara terpadu dengan jenis
pendidikan lainnya.21
Maka secara sistem pendidikan nasional, secara jelas
disebutkan bahwa pesantren mengembangkan pembelajaran kemasyarakatan
yang dalam kaitannya ini ialah membimbing santri memiliki kepribadian
Islami dan membekali ilmu agama supaya bisa menyebarkan ajaran Islam
19
Zammakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren, LP3ES,( Jakarta:1982), hlm.18 20
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenial
Baru, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu , 2000), hlm. 51 21
Depdiknas, Peraturan Pemerintah RI Nomor 55 Tahun 2007 Tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, (Bandung: Fokus Media, 2009), hlm 146
-
13
dalam masyarakat sekitar melalui ilmu yang dimilikinya, dan juga mampu
mengembangkan aktivitas kemasyarakatan (konteks kekinian). Selain
mampu dalam kapabelitas ilmu agama, setidaknya pesantren juga mampu
memberikan penyuluhan dalam bidang ekonomi, pertanian, ataupun
teknologi. Maka dalam modelnya pesantren atas dua bentuk:
a. Pesantren Salaf, dalam istilah ini pesantren dikenal sebagai lembaga
pendidikan yang masih mempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik
sebagai inti pengajarannya, hal ini sebagaimana diterangkan oleh
Dhofier dalam Wahjoetomo. Sedangkan dalam proses pengajarannya
menggunakan metodologi yang dikenal dengan istilah sorongan22
dan
bandongan atau weton.23
b. Pesantren Khalaf, lebih dikenal dengan sebutan pesantren modern
yang mana dalam pembelajarannya memasukkan pelajaran umum atau
terbentuknya madrasah formal yang dikembangkan. Tujuan
terbentuknya pesantren modern ini ialah untuk menyeimbangkan
kemajuan global yang ada pada era saat ini.
Menurut Zamakhsyari Dhofier, terdapat lima elemen dasar sebuah
pesantren yaitu: pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab klasik, dan
kyai.24
a. Pondok
Definisi singkat istilah pondok adalah tempat sederhana yang
merupakan tempat tinggal kyai bersama para santrinya. Komplek sebuah
pesantren memiliki gedung-gedung selain dari asrama santri dan rumah
kyai, termasuk perumahan ustad, gedung madrasah, lapangan olahraga,
kantin, koperasi, lahan pertanian dan bahkan lahan peternakan. Kadang-
kadang bangunan pondok didirikan sendiri oleh kyai dan kadang oleh
22
Yakni seorang santri maju satu persatu untuk membaca dan menguraikan isi
kitab dihadapan kyai atau ustadnya. 23
Bandongan atau weton sendiri secara umum digunakan dalam pembelajaran di
pesantren karena dalam kaitannya ini ialah mengefektifkan waktu secara kolektif, weton
sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu waktu disebut demikian karena metode ini dilakukan
karena pada saat-saat tertentu seperti setelah solat fardhu. 24
Zammakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,
hlm.44
-
14
penduduk desa yang bekerja sama untuk mengumpulkan dana yang
dibutuhkan.
Sistem asrama ini merupakan ciri khas tradisi pesantren yang
membedakan sistem pendidikan pesantren dengan sistem pendidikan Islam
lainnya seperti sistem pendidikan Islam di minangkabau yang disebut
dengan surau atau sistem yang digunakan di Afganistan.25
Pondok
merupakan asrama bagi para santri, tempat berkumpul dan belajar dibawah
bimbingan kyai. Kata pondok di susun dengan kata-kata pesantren menjadi
„‟pondok pesantren„‟ yang merupakan lembaga pendidikan Islam di
Indonesia. Ada tiga alasan utama kenapa pesantren harus menyediakan
asrama bagi para santri.
a. Kemasyhuran seorang kyai dan kedalaman pengetahuannya tentang
Islam menarik para santri-santri dari jauh;
b. Hampir semua pesantren berada di desa-desa dimana tidak tersedia
perumahan yang cukup untuk menampung para santri ;
c. Ada sikap timbal balik, antara kyai dan santri. Sikap timbal balik ini
menimbulkan ke akraban dan kebutuhan untuk saling berdekatan terus
menerus.
Sistem pondok bukan saja merupakan elemen paling penting dari
tradisi pesantren, tapi merupakan penompang utama bagi pesantren untuk
terus berkembang.26
b. Masjid
Sangkut paut pendidikan Islam dalam masjid sangat dekat dan erat
dalam tradisi Islam diseluruh dunia. Dahulu kaum muslimin selalu
memanfaatkan masjid untuk tempat beribadah dan juga sebagai tempat
lembaga pendidikan Islam. Sebagai pusat kehidupan rohani, sosial, politik,
dan pendidikan islam.Masjid merupakan aspek kehidupan sehari-hari yang
sangat penting bagi masyarakat. Dalam rangka pesantren, masjid dianggap
25
Hasbullah, Sejarah Islam di Indonesia, hlm.142 26
Zammakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren studi tentang Pandangan Hidup Kyai,
hlm.45-48
-
15
sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama
dalam praktek sembahyang lima waktu, khutbah dan sholat juma‟at, dan
pengajaran kitab-kitab islam klasik.27
c. Santri
Santri merupakan unsur penting dalam perkembangan sebuah
pesantren karena langkah pertama dalam tahap-tahap membangun pesantren
adalah harus ada murid yang datang untuk belajar dari seorang alim. Kalau
murid itu sudah menetap dirumah alim, baru seorang alim itu disebut kyai
dan mulai membangun fasilitas yang lengkap untuk pndoknya.
Santri merupakan para pelajar yang mendalami ilmu agama di
pesantren. Dhofier membagi jenis santri kedalam 2 kelompok santri yaitu;
Santri mukim, murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan
menetap dalam kelompok pesantren.
Santri kalong, murid yang berasal dari desa-desa sekeliling pesantren,
yang biasanya tidak menetap dalam pesantren.28
Di Pondok Pesantren
Nurul Jadid ada santri kalong tetapi hanya sedikit.
Seorang santri pergi dan menetap disuatu pesantren karena berbagai
alasan, diantaranya:
1) Ia ingin mempelajari kitab-kitab lain yang membahas Islam
secara lebih mendalam dibawah bimbingan kyai yang memimpin
pesantren.
2) Ia ingin memperoleh pengalaman kehidupan pesantren,baik
dalam bidang pengajaran, keorganisasian maupun hubungan
dengan pesantren-pesantren terkenal lainnya.
3) Ia ingin memusatkan studinya dipesantren tanpa disibukkan
dengan kegiatan sehari-hari dirumah keluarganya.
27
Zammakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren studi tentang Pandangan Hidup Kyai,
hlm 49 28
Zammakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren studi tentang Pandangan Hidup Kyai,
hlm 51
-
16
d. Pengajaran Kitab Islam Klasik
Kitab-kitab Islam klasik dikarang para ulama terdahulu dan termasuk
pelajaran mengenai macam-macam ilmu pengetahuan agama islam dan
bahasa arab. Dalam kalangan pesantren, kitab-kitab islam klasik sering
disebut kitab kuning oleh karena waktu kertas edisi-edisi kitab kebanyakan
warna kuning. Menurut Dhofier pada masa lalu, pengajaran kitab-kitab
klasik merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam
lingkungan pesantren.
Pada masa sekarang, kebanyakan pesantren telah mengambil
pengajaran pengetahuan umum sebagai suatu bagian yang juga penting
dalam pendidikan pesantren, namun pengajaran kitab-kitab islam klasik
masih diberi kepentingan tinggi. Pada umumnya, pelajaran dimulai dengan
kitab-kitab yang sederhana, kemudiandilanjutkan dengan kitab-kitab yang
lebih mendalam dan tingkatan pesantren dapat diketahui dari jenis kitab
yang diajarkan.29
e. Kyai
Keberadaan Kyai dalam pondok pesantren sangat penting karena dia
adalah perintis, pendiri, pengasuh, pimpinan. Kyai merupakan tokoh sentral
di Pesantren, biasanya kyai juga merupakan tokoh pendiri pondok
Pesantren. Peran kyai bukan hanya sebagai tenaga pendidik tetapi juga
sebagai panutan baik dalam pesantren maupun luar pesantren. Peran penting
kyai dalam pendirian, pertumbuhan, perkembangan, dan pengurusan sebuah
pesantren berarti kyai merupakan unsur yang sangat esensial. Sebagai
pemimpin pesantren, watak dan keberhasilan hanya tergantung pada
keahlian dan kedalaman ilmu, kharismatik, serta keterampilan kyai.30
Perlu ditekankan disini bahwa ahli-ahli pengetahuan Islam dikalangan
umat Islam disebut ulama. Di Jawa Barat mereka disebut Ajengan, di Jawa
Tengah dan Jawa Timur ulama yang memimpin pesantren disebut Kyai,
namun zaman sekarang banyak juga ulama ynag cukup berpengaruh di
29
Menurut Dhofier dikutip oleh Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,
hlm.144 30
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, hlm.144
-
17
masyarakat juga mendapat gelar kyai, walaupun mereka tidak memimpin
pesantren, gelar kyai biasanya dipakai untuk menunjukan para ulama dari
kelompok islam tradisonal.31
Seorang guru disuatu pondok, kata Geertz, dan setiap sarjana dalam
ilmu keislaman pada umumnya disebut Kyai. Keterangan Geertz yang sangat
dikenal teorinya mengenai varian santri, abangan, dan priyayi dalam budaya
Jawa. Secara sepintas saja sudah menunjukkan pada kekurangan, tidak setiap
guru dalam pondok, sekalipun guru agama dapat disebut yai. Banyak syarat
yang harus ditambahkan pada seorang guru di pondok untuk disebut kyai,
antara lain dari segi ilmu, kualitas kepribadian atau kepemimpinan. Menurut
asal usulnya, perkataan kyai dalam bahasa Jawa dipakai untuk 3 jenis gelar
yang saling berbeda antara lain:
1) Sebagai gelar kehormatan bagi barrang-barang yang dianggap
keramat, misalnya „‟Kyai Garuda Kencana‟‟ dipakai untuk sebutan
kereta emas yang ada di Keraton Yogyakarta.
2) Gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya.
3) Gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama
Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan
mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya. Selain
gelar kyai beliau juga sering disebut seorang alim (orang yang
dalam pengetahuan Islam).
Dalam sebuah pondok pesantren kyai seringkali mempunyai power
dan authority yang mutlak. Tidak seorangpun santri atau orang lain yang
dapat melawan otoritaskyai kecuali kyai yang lebih besar pengaruhnya. Para
santri selalu mengharap dan berfikir bahwa kyai yang dianutnya merupakan
orang yangpenuh self confident, baik dalam pengetahuan Islam, maupun
dalam otoritas dan manajemen pondok.32
Oleh karena itu perkembangan dan
maju mundurnya pondok salah satunya adalah ditentukan oleh kapabilitas
31
Zammakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren studi tentang Pandangan Hidup
Kyai, hlm. 55 32
Zammakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren studi tentang Pandangan Hidup Kyai,
hlm.56
-
18
seorang kyai. Banyak pondok yang gulung tikar karena ditinggal oleh
kyainya, sementara itu dia tidak memiliki penurus yang dapat meneruskan
perjuangannya. Seorang kyai menguasai atas diri para santrinya, tidak hanya
waktu dipondok, untuk seumur hidupnya akan senantiasa terikat dengan
kyainya, minimal sebagai inspirasi dan sebagai penunjang moral dalam
kehidupan dirinya. Dalam menentukan urusan pekerjaan, membagi harta
pusaka, bahkan dalam memilih jodoh seorang santri merasakan kewajiban
moral untuk konsultasi dan mengikuti petunjuk-petunjuk kyainya.
-
i
-
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat suatu penelitian untuk memperoleh
data-data yang berkenaan dengan topik pembahasan. Penelitian ini dilakukan
Di Desa Pasar Singkut Kabupaten Sarolangun. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif yang menggunakan metode sejarah. Mengkaji lebih
mendalam tentang Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid
di Desa Pasar Singkut Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun 2001-2019.
B. Metode Penelitian Sejarah
1.Heuristik
Heuristik berasal dari kata Yunani Heurishein, artinya memperoleh.
Menurut G. J Renier yang dikutip Dudung dalam bukunya yang berjudul
Metode Penelitian Sejarah Islam yang menjelaskan bahwa, heuristik adalah
suatu teknik, suatu seni, dan bukan suatu ilmu. Oleh karena itu, heuristik
tidak mempunyai peraturan umum. Heuristik merupakan suatu keterampilan
dalam menemukan, menangani, dan memperoleh bibliografi, atau
mengklarifikasi dan merawat catatan-catatan.33
Catatan-catatan tersebut peneliti bisa dapatkan melalui observasi,
merupakan teknik awal yang peneliti gunakan untuk mendapatkan data yang
akurat berdasarkan permasalahan yang akan penulis teliti.
33
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah Islam, (Yogyakarta: Ombak,
2011), hlm. 52
-
21
Observasi merupakan alat pengumpulan data disebut panduan
obeservasi. Metode ini menggunakan pengamatan langsung terhadap suatu
benda, kondisi, situasi, proses, atau perilaku.34
Penelitian menggunkan teknik observasi secara partipasip dengan
maksud, pengamatan terlihat merupakan jenis pengamatan yang melibatkan
peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran peneliti, tanpa
mengakibatkan perubahan pada kegiatan yang bersangkutan dan tentu saja
dalam hal ini peneliti tidak menutupi dirinya selaku peneliti.35
Observasi ini
merupakan sumber primer untuk mendapatkan data sejarah yang berkaitan
dengan penelitian.
Dalam heuristik sejarawan harus mencari sumber primer. Sumber
primer dalam penelitian sejarah adalah sumber yang disampaikan saksi mata.
Sedangkan dalam sumber lisan yang dianggap primer ialah wawancara
langsung dengan pelaku peristiwa atau saksi mata.
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna
dalam suatu topik tertentu.36
Metode ini merupakan salah satu cara dalam
mengumpulkan data yang harus dilakukan untuk mendukung observasi.
Peneliti menggunakan teknik wawancara tak berstruktur, wawancara tak
berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
34
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, hlm. 52 35
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 72 36
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 64
-
22
pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis
besar permasalahan yang akan ditanya.37
Selain menggunakan teknik wawancara peneliti juga menggunakan
teknik dokumentasi,dimana dokumentasi merupakan teknik pengumpulan
data dengan mempelajari catatan mengenai data pribadi responden. Didalam
sebuah dokumentasi, sering dikeanl dengan istilah dokumen, record, foto,
video/film. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa
bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.38
Dari penjelasan diatas maka sumber-sumber dalam heuristik dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu sumber primer dan sumber skunder.
a. Sumber Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan
oleh peneliti dari sumber pertama / utama.39
Sumber primer merupakan
kata-kata dan tindakan orang-orang. Dalam sumber lisan yang digunakan
dalam sumber primer adalah wawancara langsung dengan pelaksana
peristiwa dan saksi mata „‟Sejarah danPerkembangan Pondok Pesantren
Nurul Jadid di Desa Pasar Singkut Kecamatan Singkut Kabupaten
Sarolangun 2001-2019‟‟ sebagai berikut:
1) Dokumen yang berkaitan dengan judul penelitian, antara lain:
a) Akta Notaris Pondok Pesantren Nurul Jadid
b) SK pengesahan Akta pendirian Pondok Pesantren Nurul Jadid
37
Sugiono,Memahami Penelitian Kualitatif hlm. 74 38
Sugiono,Memahami Penelitian Kualitatif hlm. 82 39
Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Adab
dan Humaniora Sastra dan Kebudayaan Islam, hlm. 31
-
23
c) PIAGAM Pendirian Pondok Pesantren Nurul Jadid dari
Dapertemen Agama
d) Arsip Pondok Pesantren Nurul Jadid
e) Foto kegiatan Pondok Pesantren Nurul Jadid
f) Visi Misi dan tujuan Pondok Pesantren Nurul Jadid
2) Wawancara yang berkaitan dengan judul penelitian, antara lain:
a) Wawancara dengan Dr. KH. Imam Hambali S.Pd.I M.si
merupakan pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren
Nurul Jadid
b) Wawancara dengan Bapak Munji yang merupakan ustad
Pondok Pesantren Nurul Jadid
c) Wawancara dengan beberapa alumni dan pengurus Pondok
Pesantren Nurul Jadid
b. Sumber Skunder
Data skunder merupakan data pendukung yang dikumpulkan,
diolah, dan disajikan dari beberapa buku bacaan yang memberikan
komentar, analisis, kritik dan sejenisnya yang berkaitan dengan data
primer.40
Data skunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih
lanjut. Dalam penelitian ini data skunder bisa berupa buku yang
mendukung dalam penelitian ini:
1) Buku-buku yang membahas terkait dengan pondok pesantren
40
Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Adab
dan Humaniora Sastra dan Kebudayaan Islam, hlm. 34
-
24
2) Artikel ataupun jurnal yang membahas tentang pondok
pesantren
2. Verifikasi
Setelah sumber sejarah -dalam kategorinya terkumpul, tahap yang
berikutnya ialah verifikasi atau sering disebut dengan kritik untuk
memperoleh keabsahan sumber. Kritik merupakan tahap dimana setelah
mendapatkan datat-data yang bisa menjadi acuan dalam penelitian, penulis
memilah-milah data yang sesuai dengan ruang lingkup yang akan dibahas
dalam penelitian. Yang dilakukan penulis adalah membandingkan antara
data dan fakta, yang menyelidiki koentetikan sumber sejarah baik bentuk
maupun isinya. Dengan demekian semua data yang diperoleh harus
diselidiki untuk memperoleh fakta yang valid. Sesuai dengan pokok bahasan
dan diklasifikasikan berdasarkan permasalahan untuk dianalisis.
Kritik sumber dilakukan melalui dengan 2 cara, yaitu kritik
eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal dilakukan dengan melihat
otentitas dan integritas data mengenai obyek penelitian, sedangkan kritik
internal dilakukan dengan menilai secara instrinsik sumber-sumber sejarah
serta membuat perbandingan kesaksian dari berbagai sumber pengujian dan
analisis data dilakukan, maka semua fakta sejarah yang telah diperoleh,
kemudian diberi makna atau dilakukan interprestasi.41
3. Interprestasi
41
W. Pranoto, Teori dan Metodelogi Penelitian Sejarah, ( Yogyakarta: PT Graha
Ilmu, 2010 ) hlm. 55
-
25
Interprestasi atau penafsiran sejarah sering disebut analisis sejarah.
Analisis sendiri berarti menguraikan,dan secara terminologis berbeda
dengan sintesis yang berati menyatuka. Namun keduanya, analisis dan
sintesis,dipandang sebagai metode-metode utama didalam interprestasi.
Analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang
diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama dengan teori-teori
disusunlah fakta itu kedalam suatu interprestasi yang menyeluruh.42
Interprestasi dalam penelitian sejarah sangat diperlukan, kegunaan
dari interprestasi ini untuk menganalisi data yang telah dikumpulkan dan
yang telah dicari keabsahannya tentang data tersebut.
4. Penulisan sejarah
Merupakan tahap akhir dari produser penelitian, penulisan ini
diusahakan selalu memperhatikan aspek kronologis, sedangkan
penyajiannya berdasarkan tema-tema yang penting.
Menurut Dudung Abdurahman historiografi merupakan cara
penulisan , pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah
dilakukan. Penulisan hasil penelitian sejarah hendaknya dapat memberikan
gambaran yang jelas mengenai proses penelitian dari awal hingga akhir.43
Syarat umum yang harus diperhatikan peneliti didalam pemaparan
sejarah adalah:
a) Peniliti harus memiliki kemampuan mengungkapkan dengan
bahasa yang baik. Misalnya peneliti harus memperhatikan
42
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, hlm. 114 43
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, hlm. 117
-
26
atauran atau pedoman bahasa Indonesia yanng baik, mengerti
bagaimana memilih kata atau gaya bahasa yang tepat dalam
menggunakan maksudnya, bahasa yang jelas dan mudah
dipahami, dan data dipaparkan seperti apa adanya atau seperti
yang dipahami oleh peneliti dan bahasa yang khas.
b) Terpenuhinya kesatuan sejarah, yakni suatu penulisan sejarah
disadari sebagaian dari sejarah yang lebih umum, karena ia
didahului oleh masa dan diikuti oleh masa pula. Dengan kata
lain, penulisan itu ditempatkan sebagai perjalanan sejarah.
c) Menjelaskan apa yang ditemukan oleh peneliti dengan
menyajikan bukti-bukti dan menbuat garis-garis umum yang
akan dikuti secara jelas oleh pemikiran pembaca. Dalam hal
ini perlu dibuat pola penulisan atau sistematika penyusunan
atau pembahasan.
d) Keseluruhan pemaparan sejarah harus argumentif, artinya
usaha peneliti yang dalam mengarahkan ide-idenya dalam
merekontruksi masa lampau itu dilandaskan atas bukti-bukti
yang terseleksi, bukti yang cukup lengkap, detail fakta yang
akurat.44
Historiografi dalam penelitian sejarah digunakan untuk
menyimpulkan data yang telah didapatkan oleh peneliti melalui penelitian,
44
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, hlm. 116-118
-
27
setalah data dikumpulkan maka peneliti perlu menggunakan teknik
historografi sebagai fase terakhir dalam penulisan sejarah.
C. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam pembahasan skripsi ini, penulis
menyusun kerangka pembahasan secara sistematis kedalam lima bab.
Bab pertama merupakan pendahuluan, yang terdiri dari latar
belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan,
Tinjauan pustaka, dasar-dasar analisis, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua membahas tentang kerangka teori, yaitu untuk membantu
penulis dalam kegiatan peneltian.
Bab ketiga membahas tentang metodologi penelitian, yang terdiri
dari lokasi penelitian dan metode peneltian sejarah.
Bab keempat merupakan pembahasan tentang sejarah dan
perkembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid di Desa Pasar Singkut
Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun.
Bab kelima merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan
saran-saran yang diharapkan dapat menjawab permasalahan-permasalahan
yang ada dan menjadikan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya.
-
i
-
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Jadid
Pesantren dalam sejarah telah menjadi objek para sarjana Barat yang
mempelajari Islam. Dilihat dari fungsi dan manfaat pesantren sebagai
lembaga pendidikan Islam memiliki ciri khas, maka didaerah lain (luar jawa)
hidup lembaga pendidikan Islam mempunyai fungsi dan manfaat yang sama
dengan nama yang berbeda. Misalnya maeunusah di Aceh, surau di sumatra,
rangkang di Kalimantan. Menurut para ahli dikenal dengan sebutan zawiyah
dimana sistem belajarnya melingkar yang sekarang dikenal dengan sistem
bandongan.
Pondok pesantren adalah lembaga yang bisa dilakukan merupakan
wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan Nasional. Pesantren
tidak hanya identik dengan keislaman, tetapi juga mengandung makna
keaslian Indonesia. Sebab, lembaga yang serupa pesantren ini sebenarnya
telah ada sejak ada masa kekuasaan Hindu-Budha. Sehingga Islam hanya
meneruskan dan mengislamkan lembaga pendidikan yang sudah ada.45
Dalam sejarah perkembangan pondok pesantren mengalami fase-fase
perkembangan, terutama dilihat dari bangunan fisiknya, juga tak ketinggalan
pada sistem pengajaran/pendidikannya. Sehingga mendudukkan lembaga
tersebut dengan kriteria-kriteria tertentu pada aneka ragam tipe-tipe yang
sederhana dan salafi sampai tipe yang formal dan modern.
Perkembangan pondok pesantren tidak hanya berkembang didaerah
pesisir melainkan juga berkembang didaerah pedalaman maupun perkotaan.
Pondok pesantren Nurul Jadid merupakan contoh pondok pesantren yang
berkembang didaerah perkotaan yang terletak di Desa Pasar Singkut
Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun.
Pondok pesantren Nurul Jadid didirikan oleh Dr. KH. Imam Hambali
S.Pd.I M.Si beserta sang istri ibu Nyai Hj. Lailis Sa‟addah. Dr. KH. Imam
45
Nurcholis Masjid, Bilik-Bilik Pesantren ( Jakarta: Paramadima, 1997), hlm.3
-
30
Hambali S.Pd.I M.Si merupakan pimpinan atau pengasuh pondok pesantren
Nurul Jadid. Dr. KH. Imam Hambali S.Pd.I M.Si dahulu nya menempuh
pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah di Desa Gaji Kecamatan Klerek
Kabupaten Tuban,Madrasah Aliyah di Kabupaten Sarolangun kemudian
pindah di Pondok Pesantren Al-Anwar Rembang, Strata 1 di STAI Bintang
Hati Jambi, S2 di STAI Yayasan Pasar Minggu Jakarta Selatan, S3 di
Universitas Merdeka Malang Prodi Sosial Budaya. Dr. KH. Imam Hambali
S.Pd.I M.Si berasal dari keluarga yang sederhana. Beliau memiliki istri yang
bernama Nyai Hj Lailis Sa‟adah dan memiliki enam orang anak, yaitu:
Innayatul Hanifah, Fatin, Fahrul Rozi, Imomi, Ridwan Al-Imami, Faza
Mustopa Al-Imami. Gagasan beliau mendirikan pesantren karena dahulu ada
seorang santri yang berasal dari Musi Rawas, santri tersebut datang ingin
belajar ilmu agama dan melihat lingkungan tempat tinggal yang kurang akan
pengetahuan agama. Dr. KH. Imam Hambali S.Pd.I M.Si mendirikan pondok
pesantren awal mula dengan menggunakan dana pribadi, dibantu oleh H.
Klerek dan mendapat juga bantuan dari Bupati Sarolangun dan masyarakat
sekeliling pondok pesantren.
Pondok pesantren Nurul Jadid berdiri tanggal 26 Juni 2001,
diresmikan oleh Gubernur Jambi Alm. Bapak Zulkifli Nurdin. Diberi nama
Nurul Jadid karena ada yang mengusulkan yaitu seorang ulama, yang
bernama H. Klerek menurut filosofi Nurul Jadid itu berarti cahaya yang baru.
Pada awal mula berdirinya pondok pesantren Nurul Jadid dahulunya
hanya sebuah mushola kecil yang dijadikan untuk tempat mengaji, setelah
ada tpq banyak anak yang ikut mengaji maka dibangunkan sebuah pondok
pesantren.46
Pada awalnya hanya memiliki 8 orang santri. Dahulunya ada
anak dari Pangkalan Musi Rawas yang mau pondok tetapi dahulu belum
mempunyai gedung SMP jadi anak tersebut bersekolah di Mts. Selama kurun
waktu 2 tahun, tepatnya tahun 2003 banyak yang anak yang berdatangan
ingin mondok kemudian pondok pesantren Nurul Jadid mendirikan SMP
sendiri. Pondok pesantren Nurul Jadid melakukan pengajian dan belajar
46
Kyai Imam Hambali, (Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid), 11 Januari 2020
-
31
mengaji pada setiap malam. Pada tahun 2003 di mulai pembangunan seperti
gedung madrasah ibtidaiyah, dan tsanawih, dan aliyah. Hingga mempunyai
cabang pondok pesantren di Kecamatan Air Hitam. Di bangunnya pondok
pesantren di Air Hitam karena atas permintaan masyarakat setempat dan
anak yang ingin mondok tetapi jauh. Untuk mewadahi anak-anak yang dari
Air Hitam dan sekitarnya supaya tidak terlalu jauh. Masyarakat juga ingin di
sana mendirikan pondok.47
Pondok pesantren yang ada di Desa Pasar Singkut baru berusia 17
tahun, dengan usia yang belum begitu lama, sudah banyak di kenal oleh
kalangan masyarakat Desa Pasar Singkut maupun dari kalangan masyarakat
luar, sudah banyak melahirkan alumni yang paham dengan ilmu agama, yang
siap mengabdi ke masyarakat luas, melihat pemimpin yang begitu terkenal
dan disegani oleh masyarakat. Pondok Pesantren Nurul Jadid dahulunya
pondok pesantren yang tipe salafiah kemudian dengan mengikuti
perkembangan zaman pondok pesantren berubah menjadi tipe khalafiah yaitu
tipe pesantren modern, yang didalamnya mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan
umum, tetapi masih tetapi masih mengajarkan kitab-kitab klasik seperti
pesantren salafiah.48
1. Tokoh yang Berperan Dalam Berdirinya Pondok Pesantren
Dalam perjalanan suatu lembaga, tidak bisa lepas dari tokok-tokoh
yang berperan didalamnya. Pondok pesantren Nurul Jadid tidak akan berdiri
tanpa adanya sosok yang mendirikannya. Adapun nama-nama tokoh yang
ikut berperan dalam mendirikan pondok pesantren Nurul Jadid.
a) Dr. KH. Imam Hambali S.Pd.I M.Si
Merupakan pendiri pondok pesantren dan pengasuh dari tahun
2001-2019. Beliau merupakan sosok terpenting dalam berdirinya
pondok pesantren.
47
Bapak Munji (ustad), Wawancara di Pondok Pesantren Nurul Jadid, 11 Januari
2020 48
Salafiyah, tipe pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam atau
kitab-kitab klasik yang ditulis oleh para ulama terdahulu.
-
32
Dr. KH. Imam Hambali S.Pd.I M.Si lahir di Tuban 13 Maret
1973. Menempuh pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah di Desa Gaji
Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, Madrasah Tsanawiyah di Desa
Gaji Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, Madrasah Aliyah di
Kabupaten Sarolangun kemudian pindah di Pondok Pesantren Al-
Anwar Rembang, Strata 1 di STAI Bintang Hati Jambi, S2 di STAI
Yayasan Pasar Minggu Jakarta Selatan, S3 di Universitas Merdeka
Malang Prodi Sosial Budaya. Beliau memiliki istri yang bernama Nyai
Hj Lailis Sa‟adah dan memiliki enam orang anak, yaitu: Innayatul
Hanifah, Fatin, Fahrul Rozi, Imomi, Ridwan Al-Imami, Faza Mustopa
Al-Imami.
Dr. KH. Imam Hambali S.Pd.I M.Si mendirikan pondok
pesantren Nurul Jadid dengan tujuan untuk mengembangkan dan
memantapkan agama Islam pada masyarakat Desa Pasar Singkut
untuk memberikan bekal para santrinya tentang berbagai ilmu agama
Islam untuk kehidupan beragama dimasyarakat kelak.49
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid
49
Kyai Imam Hambali (Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid), Wawancara di
Pondok Pesantren Nurul Jadid 29 Februari 2020
-
33
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Nurul Jadid
Pondok pesantren menjadi sarana yang digunakan para santri untuk
belajar ilmu agama sebagai bekal berdakwah pada masyarakat umum. Selain
itu pondok pesantren Nurul Jadid berperan sebagai wadah dakwah didalam
lingkungan masyarakat sekitar pondok pesantren agar dapat menjadi bagian
dari perbaikan akhlak dan pengetahuan ilmu agama masyarakat dimasa
mendatang.
Untuk mencapai hal tersebut, maka sebuah lembaga Pondok Pasantren
Nurul Jadid memiliki visi misi dan tujuan, sebagai berikut:
1) Visi
Religius, Unggul Prestasi Akademik, Luhur Budi Pekerti Serta
Luas Dalam Wawasan.
2) Misi
a) Membentuk peserta didik yang memiliki ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa melalui kegiatan-kegiatan keagamaan
b) Mewujudkan kegiatan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan
menyenangkanMengembangkan sikap dan kepribadian yang
santun, beretika, dan berestetika
c) Membentuk peserta didik yang memiliki pengetahuan yang
memadai untuk mengikuti pendidikan yang lebih lanjut
d) Membentuk peserta didik yang memiliki pengetahuan dan
kecakapan hidup yang tercermin pada sikap dan perilaku
sehari-hari.50
3. Tujuan
Tujuan lembaga pendidikan Pondok Pesantren Nurul Jadid
adalah:
a) Terbinanya umat Islam yang beriman, bertaqwa, berilmu dan
beramal saleh dalam rangka mengabdi kepada Allah swt
untuk mencapai ridhonya.
50 Data Pondok Pesantren Nurul Jadid, diambil 11 Januari 2020
-
34
b) Membangun sarana pendidikan pondok pesantren yang
dilengkapi dengan pendidikan umum, agama dan latihan
keterampilan yang memadai dan didukung sarana ibadah,
asrama ,maupun pusat kegiatan usaha.
c) Melahirkan kader-kader Islam dari kalangan masyarakat yang
berwawasan kedepan.51
B. Perkembangan Pondok Pesantren Nurul Jadid
a) Periodesasi 2001-2005
Pada periode ini merupakan awal dari dibangunnya Pondok
Pesantren Nurul Jadid, tepatnya pada 26 Juni 2001. Hanya berawal dari 8
santri sehingga kegitan belajar mengajar masih bertempat dirumah kyai.
Hingga pada tahun 2005 mencapai 115 santri. Pondok pesantren yang
pada awalnya hanya memiliki sedikit fasilitas.52
b) Periodesasi 2005-2012
Pada periode ini merupakan mulai ada perubahan-perubahan yang
terjadi diantaranya adalah peresmian pondok pesantren nurul jadid dan
pembangunan mushola untuk kegiatan belajar sehari-hari. Perkembangan
yang baik dalam pondok pesantren Nurul Jadid. Dalam periode ini ada
banyak kemajuan serta banyak pembangun yang dibangun seperti
menambah fasilitas untuk asrama santri, pembangunan gedung SMP dan
SMA.53
Jumlah santri makin bertambah maka banyak dibangun kamar-
kamar yang akan digunakan oleh para santri puta dan putri untuk
bermukim. Disamping itu juga perubahan terjadi pada penataan
manajemen pesantren, dengan membentuk dewan pengurus pondok
pesantren, jadwal kegiatan belajar mengajar, metode pengajaran dan tata
tertib sudah mulai diterapkan dengan baik. Sehingga ada kebijakan yang
diambil oleh kyai pada masa itu.
51 Data Pondok Pesantren Nurul Jadid, diambil 11 Januari 2020
52 Kyai Imam Hambali (Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid), Wawancara di Pondok Pesantren Nurul Jadid 12 Oktober 2020
53 Kyai Imam Hambali (Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid), Wawancara di
Pondok Pesantren Nurul Jadid 12 Oktober 2020
-
35
c) Periodesai 2012-2019
Pada periode ini terjadi kembali pembangunan pondok pesantren
yang nantinya untuk tempat tinggal santri putra dan juga pembangunan
masjid untuk santri putra dan putri. Sistem pendidikan dimasa ini tidak
mengalami perubahan, hanya dewan pengurus saja yang mengalami
perubahan struktur, dikarenakan ada dari anggota lama yang sudah pulang
kekampung halamannya (boyong), sekaligus menerapkan ilmu-ilmu yag
sudah dipelajari selama berada dipondok pesantren untuk masyarakat
sekita tempat tinggalnya.54
Pada periode ini merupakan perkembangan
yang sangat pesat karena di periode ini pondok pesantren melakukan
banyak pembangunan dan membangun cabang pondok pesantren nurul
jadid dikecamatan Air Hitam.55
1. Kyai
Kyai merupakan elemen yang paling esensial dari suatu pesantren.
Ia merupakan pendirinya. Sudah sewajarnya bahwa pertumbuhan suatu
pesantren semata-mata bergantung kepada kemampuan pribadi kyainya.
Menurut asal-usulnya, perkataan kyai dalam bahasa Jawa dipakai untuk
tiga jenis gelar yang berbeda:
a) Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap
keramat, umpamanya “Kyai Garuda Kencana” dipakai untuk
sebutan Kereta Emas yang ada di Keraton Yogyakarta
b) Gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya
c) Gelar yang diberikan oleh masyrakat kepada seorang yang ahli
agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan
mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada santrinya. Selain gelar
kyai, ia juga sering disebut seorang alim (orang yang dalam
pengetahuan Islam).
54 Kyai Imam Hambali (Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid), Wawancara di
Pondok Pesantren Nurul Jadid12 Oktober 2020
55
Bapak Munji (ustad) Wawancara di Pondok Pesantren Nurul Jadid, 12 Oktober
2020
-
36
Figure kyai yang paling berpengaruh dalam Pondok Pesantren
Nurul Jadid adalah Dr. KH. Imam Hambali S.Pd.I M.Si pendiri pondok
pesantren. Beliau berasal dari Pulau Jawa. Dr. KH. Imam Hambali S.Pd.I
M.Si lahir di Tuban 13 Maret 1973. Menempuh pendidikan di Madrasah
Ibtidaiyah di Desa Gaji Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, Madrasah
Tsanawiyah di Desa Gaji Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, Madrasah
Aliyah di Kabupaten Sarolangun kemudian pindah di Pondok Pesantren
Al-Anwar Rembang, Strata 1 di STAI Bintang Hati Jambi, S2 di STAI
Yayasan Pasar Minggu Jakarta Selatan, S3 di Universitas Merdeka
Malang Prodi Sosial Budaya. Beliau memiliki istri yang bernama Nyai
Hj Lailis Sa‟adah dan memiliki enam orang anak, yaitu: Innayatul
Hanifah, Fatin, Fahrul Rozi, Imomi, Ridwan Al-Imami, Faza Mustopa
Al-Imami.56
Dr. KH. Imam Hambali S.Pd.I M.Si mendirikan pondok pesantren
Nurul Jadid dengan tujuan untuk mengembangkan dan memantapkan
agama Islam pada masyarakat Desa Pasar Singkut untuk memberikan
bekal para santrinya tentang berbagai ilmu agama Islam untuk kehidupan
beragama dimasyarakat kelak. Aktivitas beliau di lingkungan pesantren
mengajarkan kitab-kitab kuning kepada para santri lelaki. Beliau juga
mengisi ceramah-ceramah di masjid dan pengajian yang dilaksanakan
dilingkungan sekitar pesantren. Tidak hanya dilingkungan pesantren saja
beliau mengisi ceramah atau tausiyah, tetapi beliau mengisi diluar daerah
juga. Kepemimpinan kyai tidak terlihat oleh struktur yang normatif,
bahwa pengaruh utama kyai terhadap kehidupan masyarakat terletak
pada hubungan perorangan dengan menembus segala hambatan sebagai
akibat perbedaan strata di tengah-tengah masyarakat. Bagi anggota
masyarakat luar, pola kehidupan kyai dan pondok pesantrennya
merupakan gambaran idela dan tidak mungkin dapat direalisasikan dalam
kehidupan sendiri. Profesi kyai sebagai pendakwah maupin pengajar
56
Kyai Imam Hambali (Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid), Wawancara di Pondok Pesantren Nurul Jadid 18 Februari 2020
-
37
pendidikan Islam membuahkan pengaruh yang melampaui batas-batas
desa dimana Pondok Pesantren mereka berada. Kaitannya dengan peran
dalam Pondok Pesantren seorang kyai dengan ustad/ustadah merupakan
hirakri kekuasaan satu-satunya yang secara eksplisit diakui dalam
lingkungan pesantren sedangkan dalam lingkungan masyarakat peran
kyai juga termasuk sangat sentral sebab keberadaan seorang kyai mampu
menunjang atau meningkatkan keberagamaan masyarakat sekitar.
Besarnya kekuasaan dan pengaruh seorang kyai atas para santrinya, maka
para santri akan merasa senantiasa ada keterkaitan yang mendalam
terhadap kyai dalam gerak langkahnya, yang secara berangsur akan
menjadi sumber inspirasi dalam kehidupan pribadinya. Secara umum
kyai memiliki wewenang penuh didalam membawa perjalanan pesantren
untuk diarahkan kepada suatu tujuan yang telah digariskan. Oleh sebab
itu, pelaksanaan proses dakwah yang terjadi di dalam pesantren maupun
di lingkungan masyarakat tergantung pada kyai. Walaupun biasanya
operasionalnya dilakukan oleh para guru atau para pembantunya, namun
ide-ide yang mewarnainya tetap tidak lepas dari campur tangan kyai. Ada
hal yang perlu diingat, bahwa pesantren merupakan lembaga transformasi
nilai yang bertugas untuk membentuk mental spiritual santri dalam segala
bidang kehidupan. Dengan kata lain, bahwa transfer pengetahuan dari
para pengasuh kepada para snatri itu hanya merupakan salah satu bagian
dari sistem program yang dimiliki atau diterapkan oleh pesantren.
Tuntutan agar santri menghormati kyai bukanlah merupakan
pengembangan terhadap budaya kelas, karena santri menganggap kyai
sebagai figur yang ditokohkan, yang dalam hal banyak memiliki
keunggulan, maka dia merasa dirinya kecil dam kurang bermakna
dihadapannya, sehingga perasaan demikian melahirkan ketaatan, yang
dinilai berlebihan dari dirinya. Memang harus diakui bahwa kyai dalam
pondok pesantren memiliki posisi sentral. Karena disamping
keberadaannya sebagai satu-satunya figur yang sangat disegani dan
dihormati, kyai juga dapat diyakini dapat memberikan barokah kepada
-
38
para santrinya lantaran kyai dianggap sebagai orang suci yang dekat
dengan Allah SWT.
Ustad dan Ustadzah Pondok Pesantren Nurul Jadid
2. Santri
Santri adalah orang yang belajar kitab teks-teks keagamaan,
menurut pengertian dalam lingkungan orang-orang pesantren;
Pondok Pesantren Nurul Jadid adalah suatu lembaga yang
berbentuk pesantren, dimana santri tinggal diasrama dalam satu
kawasan(pondok) bersama guru,kyai, dan senior mereka. Pada awal
berdirinya, santri yang terdapat di pondok pesantren Nurul Jadid belum ada
yang menetap adanya hanya santri yang mengaji TPQ dan Al-Qur‟an. Pada
tahun 2003 mulai ada santri yang berdatangan dan menetap dipondok
pesantren, meskipun hanya ada sekitar 20 santri yang merupakan putra
semua. Santri-santri yang berada dipondok pesantren Nurul Jadid ini berasal
dari berbagai daerah dengan latar belakang yang berbeda-beda. Jumlah
santri/santriwati secara keseluruhan berjumlah 790. Berdasarkan dari tahun
ketahun banyak penambahan jumlah santri yang menetap dipondok
pesantren Nurul Jadid dapat digambarkan pada tabel berikut:
-
39
Tabel 3.4
Daftar Jumlah Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid
No Tahun Santri Putra Santri Putri Jumlah
1 2003 22 - 22
2 2004 25 32 57
3 2005 55 60 115
4 2006 74 95 169
5 2007 98 130 221
6 2008 115 133 248
7 2009 148 150 298
8 2010 155 195 350
9 2011 215 268 483
10 2012 232 265 497
11 2013 257 275 532
12 2014 280 295 575
13 2015 295 327 622
14 2016 315 367 682
15 2017 325 370 695
16 2018 335 380 715
17 2019 340 450 790
Data Pondok Pesantren Nurul Jadid
Santri yang ada di Pondok Pesantren Nurul Jadid dari berbagai
daerah, ada santri yang berasal dari Muara Rupit, Trans Subur, Lubuk
Linggau, Pamenang, Nibung, Merangin, Sarolangun, Pauh dan Singkut.57
Dalam kehidupan sehari-hari para santri di pondok pesantren dalam
upaya menuntut ilmu, mereka mulai beraktivitas pada pukul 03.30 Wib para
santri mulai bangun tidur dan langsung dibimbing oleh pengurus untuk
mengambil wudhu dan setelah itu mereka langsung melakukan salat tahajud
sebelum datang waktu salat subuh, setelah mereka melaksanakan salat
57
Umi Evianti (ustadzah), Wawancara di Pondok Pesantren Nurul Jadid, 24 Februari 2020
-
40
subuh merekapun berkumpul perkelompok untuk dibimbing membaca Al-
Qur‟an bersama pembimbing kelompok masing-masing dan wajib disetiap
para santri untuk menghafal dan menyetor kepada ustad/ustadzah mereka.
Pada pukul 06.50 merekapun masuk sekolah dan melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Pukul 14.00 santri selesai kegiatan disekolah, dan
dilanjutkan dengan makan siang dan setelah itu mereka beristrirahat disiang
hari. Bangun dari tidur, para santri langsung berwudhu untuk melaksanakan
salat ashar berjamaah kemudian dilanjutkan dengan membaca Al-Qur‟an
bersama yang dilaksanakan langsung di masjid seusai salat ashar berjamaah.
Kemudian para santri belajar kitab atau tentang ilmu agama. Selain belajar
kitab para santri juga melakukan kegiatan berolahraga. Setelah melakukan
jadwal kegiatan diwaktu sore. Para santri kemudian bersiap-siap untuk
melaksanakan salat magrib berjamaah dimasjid, sembari menunggu waktu
isya tiba para santri membaca Al-Qur‟an, setelah salat isya berjamaah
selesai para santri dilanjutkan dengan belajar kitab-kitab sesuai tingkatan
kelasnya masing-masing. Selesai belajar pada pukul 22.00 wib para santri
kembali keasrama untuk istirahat.58
Santri Putri Pondok Pesantren Nurul Jadid
58
Desi Nirwani (Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid), Wawancara di Asrama Putri24 Februari 2020
-
41
Kehidupan santri dalam menuntut ilmu di pesantren Nurul jadid selain
ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum ada juga kegiatan ektrakulikuler,
seperti;
a) Hadrah
b) Seni kaligrafi
c) Pramuka
d) Silat
e) Tari Saman
f) Tari Zabin
g) Menjahit
Dalam pesantren, perasaan hormat dan kepatuhan murid kepada
gurunya adalah mutlak dan tidak boleh putus, artinya berlangsung seumur
hidup. Sikap hormat tersebut ditunjukkan dalam seluruh aspek
kehidupannya, baik dalam kehidupan keagamaan, kemasyarakatan maupun
pribadi. Kepribadian sikap iklas santri pada kyai merupakan syarat mutlak
bagi para santri. Karena pada hakikatnya snatri merupakan orang yang
menyerahkan diri pada kyai untuk dididik menjadi muslim yang baik. Kyai
dapat dikatakan sebagai tokoh nonformal yang ucapan dan seluruh
perilakunya akan dicontoh oleh komunitas disekitarnya dan juga berfungsi
sebgagai suri tauladan yang baik, tidak hanya dilingkungan pesantren tetapi
juga menjadi panutan bagi seluruh masyarakat disekitar pesantren.
Hubungan kyai dengan santri di pondok pesantren terjalin secara erat
karena jasa yang diberikan kyai terhadap santri dan pengikutnya. Jasa
tersebut berupa pendidikan dan ilmu. Santri akan selalu memandang kyai
atau gurunya sebagai orang yang mutlak harus dihormati dan dimuliakan,
malahan dianggap memiliki kekuatan ghaib yang bisa membawa
keberkahan. Para santri harus menunjukkan sikap hormat dan patuh kepada
kyainya, bukan hanya sebagai manifestasi dari penyerahan total kepada kyai
yang dianggap memiliki otoritas, tapi karena keyakinan santri kepada kyai
sebagai seseorang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dalam bidang
ilmu pengetahuan yang dimiliki. Hubungan kyai dan santri tidak hanya
-
42
terbatas pada hubungan guru dan murid belaka, tetapi lebih dari itu ada
hubungan timbal balik dimana santri menganggap kyainya sebagai
bapaknya sendiri, sementara itu kyai menganggap santri sebagai titipan
Tuhan yang senantiasa harus dilindungi.59
Kyai juga dianggap sebagai pelindung, para santrinya. Kyai
memiliki peran yang besar dan strategis dalam upaya melakukan
pembinaan akhlak santri.
Para santri putra bisa bertemu dengan kyai jika melaksanakan salat
berjamaah dimasjid dan saat belajar kitab, tetapi untuk santri putri mereka
hanya bisa bertemu dengan kyai jika ada pengajian atau acara di pondok
pesantren.
Pramuka Pondok Pesantren Nurul Jadid Singkut
Tim Tari Saman Pondok Pesantren Nurul Jadid Singkut
59
Kyai Imam Hambali (Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid), Wawancara di
Pondok Pesantren Nurul Jadid, 14 Maret 2020
-
43
Kegiatan BLK Pondok Pesantren Nurul Jadid
Kegiatan Upacara
Upacara di Pondok Pesantren Nurul Jadid
-
44
BLK Pondok Pesantren Nurul Jadid Singkut
3. Pondokan
Dalam pondok asrama putra dan putri memiliki kegiatan harian yang
dilakukan para santri setiap hari, minggu, bahkan bulanan.
Jadwal Kegiatan Pondok Pesantren Nurul Jadid
No Jam