sejarah dan karakteristik ppn
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
1/71
1
PPN
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
2/71
siapa yang membayar PPN?
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
3/71
Y C I
PPh PPN
PAJAK ATAS KONSUMSI
•Pajak Pembangunan I
•Pajak Peredaran
•Sales Tax / Pajak Penjualan
•Value Added Tax / Pajak Pertambahan Nilai
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
4/71
SEJARAH PAJAK ATAS KONSUMSI• Pajak Pembangunan I (PPb I)
• Mulanya sukarela• 1 Juni 1947 resmi dipungut atas rumah makan
• UU No 32 Tahun 1956 dilimpahkan ke Pemda
• Pajak Peredaran 1950 (Ppe 1950)
• Dikenakan atas penyerahan barang/jasa di Indonesia
• Dikenakan tiap jalur distribusi• Satu tarif (single rate) 2,5%
• Bersifat kumulatif
• Pajak Penjualan (PPn 1951)
• UU Darurat No 19 Tahun 1951, berlaku 1 Oktober 1951
• Ditingkatkan jadi Undang-Undang dg UU No 35 tahun 1953
• Single stage tax pada tingkat pabrikan (manufacturer’s salestax)
• Mengalami perluasan objek 18 jenis jasa
• Mengalami perluasan objek umtuk impor
• Pajak Pertambahan Nilai (PPN 1984)
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
5/71
Latar Belakang penggantian Pajak Penjualan denganPajak Pertambahan Nilai
• UU PPn 1951 telah berulang kali diubah sehingga sulitdipahami DAN sulit dilaksanakan;
• Dalam pelaksanaannya UU PPn 1951 menimbulkanpengenaan pajak berganda sehingga PPn menjadi tidaknetral baik dalam perdagangan di dalam negeri maupuninternasional;
• Mengandung dualisme sistem pemungutan, yaitu bagi wajibpajak yang mampu menyelenggarakan pembukuanmenggunakan “self assessment system ” sedangkan bagi yangtidak mampu menyelenggarakan pembukuanmenggunakan “official assessment system ”.
• Variasi tarif yang cukup banyak, sampai 9 macam tarif,menyulitkan tindakan pengawasan terhadap kepatuhanwajib pajak.
• Tidak mendorong ekspor
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
6/71
MODEL PEMUNGUTAN PAJAK
PENJUALAN
6
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
7/71
7
PPn
PPn
PPn
A B D
Harga
Jual
Harga
Jual
Harga
Jual
Produsen Distibutor Pengecer Konsumen
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
8/71
8
PPn
PPn
PPn
Produsen Distibutor Pengecer Konsumen
Karena saat menjual kembali PPn menjadi komponen HPP, maka
semakin panjang rantai distribusi beban pajak semakin besar.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
9/71
MODEL PEMUNGUTAN PAJAKPERTAMBAHAN NILAI
9
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
10/71
No. Tingkat
Biaya /
harga /
nilai beli
Nilai Tambah /
Mark upHarga Jual PPN
Beban
PPNKet
1 Pengepul 500 500 1,000 100 100 100-0
2 Pabrikan 1,000 1,200 2,200 220 120 220-100
3 Agen 2,200 2,500 4,700 470 250 470-220
4 Pengecer 4,700 5,000 9,700 970 500 970-470
5 Konsumen 9,700 970 end user
Pengepul
Pabrikan
Agen
Pengecer
1.000
2.200
4.700
9.700
KN = 100
KN =120 (PK 220 – PM 100)
KN =250 (PK 470 – PM 220)
KN =500 (PK 970– PM 470)
10
Total Beban Kas
Negara = Rp970
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
11/71
Kelebihan PPN
• Mencegah pengenaan pajak berganda
• Netral dalam perdagangan dalam dan luar negeri
• Membantu likuiditas pengusaha. PPN atas perolehanbarang modal dapat diperoleh kembali pada bulan
perolehan, sesuai dengan consumption type VAT danindirect subtraction method
• Dari sudut pandang negara mendapat predikat moneymaker karena konsumen selaku pemikul beban pajak tidak
merasa dibebani oleh pajak tersebut sehinggamemudahkan fiskus memungutnya
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
12/71
Kelemahan PPN
• Biaya administrasi tinggi bila dibandingkan
dengan pajak tidak langsung lainnya, baik dariadministrasi fiskus maupun WP
• Menimbulkan dampak regresif, yaitu semakintinggi tingkat kemampuan konsumen, semakinringan beban pajakyang dipikul, sebaliknyasemakin rendah tingkat kemampuan konsumen,semakin berat beban pajakyang dipikul. Dampakini timbul dari konsekuensi karakteristik PPNsebagai pajak objektif
• PPN rawan penyelundupan. Akibat darimekanisme pengkreditan pajak masukan ygmerupakan upaya memperoleh kembali pajakyang sudah dibayar oleh pengusaha
• Menuntut pengawasan yang lebih tinggi
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
13/71
nilai tambahbiaya + keuntungan
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
14/71
PANCASILAUUD 1945
PPN M U
L T I S T A G E L E V Y
I ND I R E C T S UB T R A C T I O N
ME T H OD
P A J A K K O N S U M S I D N
N O N
C U M M UL A T I V E
P A J A K
T I D A K L A N G S U N G
P A J A K OB J E K T I F
KARAKTERISTIK
NE T R A L
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
15/71
netral
• Karakteristik PPN sbg pajak konsumsi menempatkan PPNpada posisi netral yaitu netral baik atas pola konsumsi, polaproduksi maupun pola distribusi.
• Netralitas PPN dibentuk oleh dua faktor yaitu :
– PPN dikenakan baik atas konsumsi barang maupun jasa.
– Dalam pemungutannya, PPN menganut prinsip tempat
tujuan (destination principle).
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
16/71
PAJAK TIDAK LANGSUNG
Apabila Pembeli sdh membayar harga barang/jasa termasuk PPN kepadaPenjual maka Pembeli dianggap sudah menyetor PPN ke Kas Negara.
Apabila Penjual tidak memungut PPN dari Pembeli PPN merupakantanggung jawab Penjual.
Pemikul beban
pajak
Penanggung
jawab pajak
PENJUAL PEMBELI
KP/JKP
PPN
NEGARA
PPN PPN
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
17/71
Pajak Tidak Langsung
Karakter PPN sebagai pajak tidak langsung ini menimbulkankonsekuensi yuridis bahwa antara pemikul beban pajak(destinataris pajak) dengan penanggung jawab ataspenyetoran pa-jak ke kas negara berada pada pihak-pihak
yang berbeda. Pemikul beban pajak ini berada pada pembeli Barang Kena
Pajak (BKP) atau penerima Jasa Kena Pajak (JKP).
Sedangkan penang-gung jawab atas pelaporan/penyetoranpajak ke kas negara adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP)
yang bertindak selaku penjual BKP atau pengusaha JKPselaku pengusaha yang me-nyerahkan JKP.
Oleh karena itu apabila terjadi penyimpangan pemungutanPPN, fiskus akan meminta pertanggungjawaban kepadaPenjual BKP atau Pengusaha JKP tersebut, bukan kepadapembeli, walaupun pembeli kemungkinan juga berstatus
sebagai PKP
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
18/71
Pajak Tidak Langsung
Sebagai Pajak Tidak Langsung, pengertian PajakPertambahan Nilai dapat dirumuskan berdasar duasudut pandang sebagai berikut: Sudut pandang ilmu ekonomi, beban pajak dialihkan kepada
pihak lain, yaitu pihak yang akan mengkonsumsi barang atau jasa yang menjadi obyek pajak.
Sudut pandang ilmu hukum, tanggung jawab pembayaran pajakkepada kas negara tidak berada ditangan pihak yang memikulbeban pajak. Sudut pandang ilmu hukum ini membawakonsekuensi filosofis bahwa :
apabila pembeli atau penerima jasa telah membayar pajakyang terutang kepada penjual atau pengusaha jasa, padahakekatnya sama dengan telah membayar pajak tersebut kekas negara.
dalam hal (PKP) penjual tidak memungut pajak dari pembelidengan alasan apapun, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
penjual, bukan tanggung jawab pembeli.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
19/71
PAJAK OBJEKTIF
Timbulnya kewajiban pajak sangatditentukan oleh adanya objek pajak
Kondisi subjektif subjek pajaktidak relevan
Tidak memperhatikan azas keadilanpemungutan pajak
Dampak regresif
Untuk mengurangi regresivitas PPN, bagi konsumenBKP Mewah disamping PPN juga dikenakan PPnBM
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
20/71
Pajak Objektif
Timbulnya kewajiban pajak ditentukan oleh peristiwaatau perbuatan hukum yang dapat dikenakan pajak yang
juga disebut objek pajak.
Kondisi subjektif subjek pajak tidak ikut menentukan.
PPN tidak membedakan antara konsumen orang pribadidengan konsumen berbentuk badan, antara konsumenyang berpenghasilan tinggi dengan yang berpenghasilanrendah. Sepanjang mereka mengonsumsi barang atau
jasa dari jenis yang sama, mereka diperlakukan sama.
Sebagai pajak objektif PPN menimbulkan dampakregresive yaitu semakin tinggi kemampuan konsumensemakin ringan beban pajak yang dipikul, semakinrendah kemampuan konsumen, semakin berat bebanpajak yang dipikul. Untuk mengurangi dampak regresifini, terhadap konsumen yang mengonsumsi BKP yangtergolong mewah dikenakan PPnBM di samping PPN.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
21/71
Pajak atas konsumsi umum dalam
negeri Pajak atas konsumsi mengandung makna
bahwa :
PPN bukan pajak atas kegiatan bisnis.
Pemikul beban pajak adalah konsumen.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
22/71
Sebagai pajak atas konsumsi sebenarnya tujuan akhirPPN adalah mengenakan pajak atas pengeluaran untukkonsumsi (a tax on consumption expenditure) baik
yang dilakukan oleh perseorangan maupun oleh badanbaik badan swasta maupun badan Pemerintah dalambentuk belanja barang atau jasa yang dibebankan pada
APBN/APBD.
Karena konsumen tidak semata-mata mengonsumsi
barang tetapi juga mengonsumsi jasa, maka PPNselain dikenakan atas konsumsi barang juga dikenakanatas konsumsi jasa.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
23/71
Spesifikasi “dalam negeri”, merupakan refleksidari prinsip destinasi (destination principle) yangdiadopsi dalam UU PPN 1984.
Sebagai pajak atas konsumsi umum dalamnegeri, PPN hanya dikenakan atas konsumsiBKP dan/atau JKP yang dilakukan di dalamnegeri. Oleh karena itu, komoditi impor dike-nakan PPN dengan persentase yang samadengan produk domestik.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
24/71
Dalam kaitan dengan arus barang atau
jasa yang melintas batas wilayah negara
(cross border area), PPN mengenal duaprinsip pemungutan, yaitu :
Prinsip tempat asal (origin principle);
Prinsip tempat tujuan (destination principle).
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
25/71
No. Tingkat
Biaya /
harga /
nilai beli
Nilai Tambah /
Mark upHarga Jual PPN
Beban
PPNKet
1 Pengepul 500 500 1,000 100 100 100-0
2 Pabrikan 1,000 1,200 2,200 220 120 220-100
3 Agen 2,200 2,500 4,700 470 250 470-220
4 Pengecer 4,700 5,000 9,700 970 500 970-470
5 Konsumen 9,700 970 end user
Pengepul
Pabrikan
Agen
Pengecer
1.000
2.200
4.700
9.700
KN = 100
KN =120 (PK 220 – PM 100)
KN =250 (PK 470 – PM 220)
KN =500 (PK 970– PM 470)
26
Total Setor ke Kas Negara = Rp970
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
26/71
PabrikanPedagang
BesarPedagang
Eceran
Konsumen
PK = 150.000
PM = 130.000
HJ = 1.000.000HB = 1.000.000
NT = 300.000
HJ = 1.300.000
HB = 1.300.000
NT = 200.000
HJ = 1.500.000
PPN 10%
100.000
PPN 10%
130.000
PPN 10%
150.000
PK =
100.000BEBAN PAJAK
PK = 130.000
PM = 100.000
PPN =
30.000
PPN =
20.000
PPN =
100.000
MULTI STAGE LEVY, NON KUMULATIF
KAS NEGARA
150.000
KAS NEGARA
380.000
K
U
M
U
L
A
T
I
F
NON
K
U
M
U
L
A
T
I
F
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
27/71
Industri
Tekstil
Industri
GarmenPedagang
Besar
Pedagang
EceranK
o
n
s
u
m
e
n
PPN PPN PPN PPN
10.000 14.000 16.000 17.000
1.000 1.400
1.000
400
1.600
1.400
200
1.700
1.600
100
Kas
NegaraKas
Negara
Kas
Negara
Kas
Negara
Contoh
Total disetor ke Kas Negara = 1.000+400+200+100=1.700
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
28/71
HARGA BELI
BH BAKU = 500
BH PEMBANTU = 300
SUKU CADANG
DLL. = 200
-----------
JUMLAH = 1000
HARGA JUAL
1700
BIAYA
PENYUSUTAN = 50
BUNGA/SEWA = 100
GAJI/UPAH = 300
MANAJEMEN = 150
LABA USAHA = 100
JUMLAH = 700
INDIRECT SUBSTRACTION METHOD
Nilai Tambah
=700
SUBTRACTION METHODADDITION METHOD
INDIRECT SUBTRAC-
TION/CREDIT/IN-
VOICE METHOD
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
29/71
30
C A L C U
L A T I O N
M E T H
O D
HARGA JUAL = 1.700
HARGA BELI = 1.000
DPP = 700
PPN 10% = 70
HARGA JUAL = 1.700
PPN = 10% x 1.700 = 170
HARGA BELI = 1.000PPN = 10% x 1.000 = 100
PPN DISETOR KE -
KAS NEGARA = 70
PENYUSUTAN = 50
BUNGA = 20SEWA = 80
GAJI/UPAH = 300
MANAJEMEN = 150
LABA USAHA = 100
Jumlah = 700
PPN 10% = 70
SUBTRACTION METHOD
ADDITION METHOD
INDIRECT SUBTRACTION/
INVOiCE/CREDIT METHOD
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
30/71
31
PASAL 7 UU PPN
TARIF PPN
10 %
0 %
Ekspor BKP Berwujud
Ekspor BKP Tidak Berwujud
Ekspor JKP
Tarif pajak dapat diubah menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi
15% (lima belas persen) yang perubahan tarifnya diatur dengan Peraturan
Pemerintah
TARIF TUNGGAL
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
31/71
Ilustrasi Perbandingan MetodePenghitungan PPN
Subtraction Method
Harga jual = 1.700 Harga Beli = 1.000 DPP = 100
PPN 10% = 70
Indirect Subtraction Method
Harga jual = 1.700 PPN = 10% x 1.700 = 170
Harga Beli = 1.000 PPN = 10% x 1.000 = 100 PPN terutang = 70
Addition Method
Penyusutan = 50 Bunga = 20 Sewa = 80
Gaji/Upah = 300 Manajemen = 150 Laba Usaha = 100 Jumlah = 700 PPN 10% = 70
32
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
32/71
33
TIPE VAT
TIPE VAT
GROSS PRODUCT TYPE
VAT
NET INCOME TYPE
VAT
CONSUMPTION TYPE
VAT
Biaya pembelianbarang modal tidak
dapat dikurangkan dari DP
Biaya pembelian barang modal
dapat dikurangkan seluruhnya dari
DPP.
Biaya pembelian barang modal di-
kurangkan dari DPP sebanding dg
penyusutan.
CONSUMPTION TYPE VAT
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
33/71
PKP A PKP CPKP B
FP. 100.000
BKP/JKP
1.000.000
BKP/JKP
1.200.000
1.000.000 +
PPN 100.000
PK PM
1.200.000 +
PPN 120.000
PK PM
SPT MASA PPN PKP BPK = 120.000
PM = 100.000 -
SETOR
KE KN = 20.000
PENGKREDITANPAJAK MASUKAN
(Indirect Subtrac-
tion Method)
MEKANISME UMUM PENGENAAN PPN
FP. 120.000
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
34/71
35
DASAR HUKUM DAN NAMA UU PPN
UU NOMOR 8 TAHUN 1983
PERUBAHAN I
UU No.11/1994
mulai 1 - 1 - 1995
PERUBAHAN II
UU No.18/2000
mulai 1 - 1 - 2001
PERUBAHAN III
UU No. 42/2009
mulai 1 – 4 - 2010
Pasal 1 s.d. Pasal 17
tidak berurutan
Pasal 1 s.d. Pasal 16C
tidak berurutan
Pasal 1 s.d. Pasal 16F
tidak berurutan
Pasal 18 : Peraturan Peralihan
Ps.19 : Hal-hal yg belum diatur dlm UU ini diatur lebih lanjut dg PP
Ps 20 : UU ini dpt disebut UU Pajak Pertambahan Nilai 1984
Pasal 21 : UU ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1984
Nama Tetap : UU PPN 1984
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
35/71
Tipe Konsumsi (ConsumptionType VAT)
• Dalam conpsumtion type value added tax semuapembelian yang digunakan untuk produksi yaitu pembelianBKP termasuk barang modal dikurangkan dari penghitungannilai tambah.
• Jadi dasar pengenaan pajaknya terbatas pada pembelianuntuk keperluan konsumsi.
• Tidak terjadi pengenaan pajak lebih dari satu kali terhadapbarang modal, karena pembelian barang modal dikeluarkandari dasar pengenaan pajak.
• Hal ini memberi sifat netral PPN terhadap pola produksi.Pengusaha bebas memilih apakah mau menggunakansistem produksi padat modal atau padat karya, PPN tidakakan ikut menentukan.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
36/71
• PPN tipe konsumsi ini memiliki beberapa nilai positif,yaitu:
• Membantu likuiditas perusahaan, karena seluruhPajak Masukan atas pembelian BKP ternmasukBarang Modal yang digunakan dalam prosesproduksi segera dapat dikreditkan.
• Menunjang iklim investasi yang sehat.• Mendorong pengusaha secara berkala melakukan
regenesari alat produksi barang modal karenadikenakan pajak tidak lebih dari satu kali.
• Tidak menimbulkan pengenaan pajak berganda(bersifat non kumulasi).
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
37/71
indirect subtraction method
• Indirect Subtraction Method adalah metodepenghitungan PPN yang akan disetor ke kas negaradengan cara mengurangkan pajak atas perolehan
dengan pajak atas penyerahan barang atau jasa
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
38/71
• Untuk menghitung PPN atas nilai tambah dapat dilakukanmelalui tiga metode yaitu :
• Subtraction method (metode pengurangan secaralangsung), yaitu dengan cara mengalikan tarif PPNdengan selisih antara harga jual dengan harga beli.
• Indirect subtraction method (metode pengurangansecara tidak langsung), yaitu dengan cara
mengurangkan PPN yang dipungut oleh penjual ataupengusaha jasa atas penyerahan barang atau jasa,dengan PPN yang dibayar kepada penjual ataupengusaha jasa lain atas perolehan barang atau jasa.
• Addition method (metode penghitungan nilai tambah),yaitu mengalikan tarif PPN dengan hasil penjumlahanunsur-unsur nilai tambah.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
39/71
METODE PENGHITUNGAN(Calculation Method)
HARGA JUAL = 1.700
HARGA BELI = 1.000
DPP = 700
PPN 10% = 70
HARGA JUAL = 1.700
PPN = 10% x 1.700 = 170
HARGA BELI = 1.000
PPN = 10% x 1.000 = 100
PPN TERUTANG UNTUKDISETOR KE KAS NEGARA = 70
PENYUSUTAN = 50
BUNGA = 20
SEWA = 80
GAJI/ UPAH = 300
MANAJEMEN = 150
LABA USAHA = 100
Juml ah = 700
PPN 10% = 70
SUBTRACTION METHOD
ADDITION METHOD
INDIRECT SUBTRACTION/
INVOICE/CREDIT METHOD
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
40/71
• Diantara tiga metode tersebut, UU PPN Indonesiamenganut “indirect subtraction method ” (metodepengurangan tidak langsung).
• Untuk mendeteksi atau menguji kebenaran jumlahpajak yang terutang atas perolehan dan jumlahpajak yang terutang atas penyerahan tersebutdiperlu-kan suatu dokumen pendukung.
• Dokumen ini dinamakan “tax invoice” (FakturPajak), oleh karena itu metode ini dinamakan juga“Invoice Method”.
• Oleh karena itu Faktur Pajak merupa-kan
persyaratan mutlak dalam indirect subtractionmethod.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
41/71
• Dalam hukum pajak, kegiatan me-ngurangkan pajakdengan pajak dinamakan “tax credit”, oleh karena
itu metode ini juga dina-makan “credit method” yaitu mengkreditkan pajak yang dibayar kepadapenjual atau pengusaha jasa yang dinamakan“Pajak Masukan” (input tax) dengan pajak yang
dipungut dari pembeli atau penerima jasa yangdinamakan “Pajak Keluaran” (output tax).
• Dalam kalimat yang lebih sederhana dan populeradalah mengreditkan Pajak Masukan dengan Pajak
Keluaran.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
42/71
Multi Stage Levynamun Non Kumulatif
• Multi stage tax adalah karakteristik PPN yangmempunyai makna PPN dikenakan pada setiapmata rantai jalur produksi maupun jalur distribusi.
• Setiap penyerahan barang yang menjadi obyekPPN mulai dari tingkat pabrikan (manufacturer)kemudian ditingkat pedagang besar (wholesaler)dalam berbagai bentuk atau nama sampai dengan
tingkat pedagang pengecer (retailer) dikenakanPPN.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
43/71
Mekanisme PPN
• Mekanisme umum (Indirect Subtraction Method)
• Mekanisme khusus (direct Subtraction Method)• Self imposition Mehode (obyek PPN pasal 16c dan
16D)
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
44/71
Mekanisme Umum PPN
• PKP yg melakukan penyerahan BKPJKP) wajib memungut PPNdaripembeli/penerima BKP/JKP dg membuat FP.
• PPN yg tercantum dlm FP merupakan PK (Out Put Tax) bagi PKPPenjual BKP/JKP, yg sifatnya sbg pjk yg harus dibayar (hutang pjk).
• Pada waktu PKP di atas melakukan pembelian/perolehan BKP/JKP ygdikenakan PPN, PPN tersebut merupakan PM (Out Put Tax), ygsifatnya sbg pajak yg dibayar di muka, sepanjang BKP/JKP yg dibelitersebut berhubungan langsung dengan kegiatan usahanya.
• Untuk setiap masa pajak (setiap bulan), apabila jumlah PK lebih besardari pada PM, maka selisihnya harus disetor ke Kas Negara. Dan
sebaliknya, apabila jumlah PM lebih besar dari pada PK, maka selisihtersebut dapat di kompensasi ke masa pajak berikutnya atau dimintakembali (restitusi)
• Pengusaha Kena Pajak di atas wajib menyampaikan LaporanPerhitungan PPN setiap bulan (SPT Masa PPN) ke Kantor Pelayanan
Pajak
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
45/71
contoh
• Pt top markotop (perusahaan dagang) sebagaiPengusaha kena Pajak (PKP) selama Maret 2015melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP)sebesar Rp. 800jt dan perolehan BKP sebesar 650
jt.• Maka perhitungan PPNnya adalah?
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
46/71
Pemungut PPNBendaharawan Pemerintah dan KPPN
KPS Migas dan KP Panas Bumi
BUMN
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
47/71
Mekanisme Khusus PPN
• Secara umum PPN yg terutang atas transaksi penyerahan BKP/JKPdipungut oleh PKP Penjual. Dg demikian, pembeli BKP/JKP ygbersangkutan wajib membayar kpd PKP Penjual sbsr harga jualditambah PPN yg terutang
• Namun demikian, apabila yg bertindak sebagai pembeli BKP/JKP
tsb berstatus Pemungut PPN (Pembeli Khusus), PPN yg terutangatas transaksi penyerahan BKP/JKP tidak dipungut oleh PKPPenjual, malainkan disetor langsung ke kas negara olehPemungut PPN tsb. Dg demikian, Pemungut PPN hanyamembayar kpd PKP Penjual sebesar harga jual, sedangkan PPN-nya (10%) disetor langsung ke kas negara.
• Pemungut PPN (Pembeli Khusus) terdiri dari ;• Bendahara Pemerintah• Kontraktor Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi• BUMN
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
48/71
contoh
• Bendahara Pemda Tangsel membeli seperangkatkomputer kepada PT Top Markotop seharga Rp.10.000.000,- belum termsuk PPN.
• Pada saat pembayaran bendahara hanya bayarseharga Rp. 10.000.000,- sedangkan PPN sebesar1.000.000,- dipungut dan disetor bendahara ke kas
negara.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
49/71
MEKANISME KHUSUS PENGENAAN PPN
PKPPEMU-
NGUT
PPN
KN
100.000.000
FP & SSP
PPN 10.000.000
SSP a.n. PKP A
PPN 10 JUTA
PEM-
BELIBKP/JKP
FP
PPN 12.000.000
120.000.000
120.000.000 +
PPN 12.000.000 100.000.000 +SSP PPN 10.000.000
Di k ik
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
50/71
Diskusikan
• Cari bukti di dalam pasal-pasa UU PPN yang
mendukung bahwa PPN di Indonesia memilikikarakteristik :
• Pajak Tidak Langsung
• Pajak Objektif
• Pajak atas konsumsi dalam negeri, menganutdestination principle
• Multi stage tax
• Indirect subtraction method
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
51/71
LEGAL KARAKTER PPN
52
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
52/71
KARAKTER
PPN
Pajak atasKonsumsi
PPN menganut
tarif tunggal
pajak atas
konsumsi dalam
negeri (netral)
PPN adalah
pajak tidaklangsung
PPN bersifat
multi stage tax
(non cumulative)
Indirect
Subtraction
Method
53
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
53/71
Pajak Tidak Langsung
• Karakter PPN sebagai pajak tidak langsung ini menimbulkankonsekuensi yuridis bahwa antara pemikul beban pajak(destinataris pajak) dengan penanggung jawab ataspenyetoran pa-jak ke kas negara berada pada pihak-pihakyang berbeda.
• Pemikul beban pajak ini berada pada pembeli Barang KenaPajak (BKP) atau penerima Jasa Kena Pajak (JKP).
• Sedangkan penang-gung jawab atas pelaporan/penyetoranpajak ke kas negara adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP) yangbertindak selaku penjual BKP atau pengusaha JKP selaku
pengusaha yang me-nyerahkan JKP.• Oleh karena itu apabila terjadi penyimpangan pemungutan
PPN, fiskus akan meminta pertanggungjawaban kepadaPenjual BKP atau Pengusaha JKP tersebut, bukan kepadapembeli, walaupun pembeli kemungkinan juga berstatus
sebagai PKP
P j k Tid k L
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
54/71
Pajak Tidak Langsung
• Sebagai Pajak Tidak Langsung, pengertian Pajak Pertambahan
Nilai dapat dirumuskan berdasar dua sudut pandang sebagaiberikut:
– Sudut pandang ilmu ekonomi, beban pajak dialihkankepada pihak lain, yaitu pihak yang akan mengkonsumsibarang atau jasa yang menjadi obyek pajak.
– Sudut pandang ilmu hukum, tanggung jawab pembayaranpajak kepada kas negara tidak berada ditangan pihak yangmemikul beban pajak. Sudut pandang ilmu hukum inimembawa konsekuensi filosofis bahwa :
• apabila pembeli atau penerima jasa telah membayar
pajak yang terutang kepada penjual atau pengusaha jasa, pada hakekatnya sama dengan telah membayarpajak tersebut ke kas negara.
• dalam hal (PKP) penjual tidak memungut pajak daripembeli dengan alasan apapun, sepenuhnya menjaditanggung jawab penjual, bukan tanggung jawabpembeli.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
55/71
Pajak Objektif• Timbulnya kewajiban pajak ditentukan oleh peristiwa atau
perbuatan hukum yang dapat dikenakan pajak yang jugadisebut objek pajak.
• Kondisi subjektif subjek pajak tidak ikut menentukan.
• PPN tidak membedakan antara konsumen orang pribadidengan konsumen berbentuk badan, antara konsumen yangberpenghasilan tinggi dengan yang berpenghasilan rendah.Sepanjang mereka mengonsumsi barang atau jasa dari jenisyang sama, mereka diperlakukan sama.
• Sebagai pajak objektif PPN menimbulkan dampak regresiveyaitu semakin tinggi kemampuan konsumen semakin ringan
beban pajak yang dipikul, semakin rendah kemampuankonsumen, semakin berat beban pajak yang dipikul. Untukmengurangi dampak regresif ini, terhadap konsumen yangmengonsumsi BKP yang tergolong mewah dikenakan PPnBMdi samping PPN.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
56/71
Pajak atas konsumsi umum dalam negeri
• Pajak atas konsumsi mengandung makna
bahwa :
– PPN bukan pajak atas kegiatan bisnis.
– Pemikul beban pajak adalah konsumen.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
57/71
• Sebagai pajak atas konsumsi sebenarnya tujuanakhir PPN adalah mengenakan pajak atas
pengeluaran untuk konsumsi (a tax onconsumption expenditure) baik yang dilakukanoleh perseorangan maupun oleh badan baikbadan swasta maupun badan Pemerintah dalambentuk belanja barang atau jasa yangdibebankan pada APBN/APBD.
• Karena konsumen tidak semata-mata
mengonsumsi barang tetapi juga mengonsumsi jasa, maka PPN selain dikenakan atas konsumsibarang juga dikenakan atas konsumsi jasa.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
58/71
• Spesifikasi “dalam negeri”, merupakan refleksi dariprinsip destinasi (destination principle) yang diadopsi
dalam UU PPN 1984.• Sebagai pajak atas konsumsi umum dalam negeri,
PPN hanya dikenakan atas konsumsi BKP dan/atauJKP yang dilakukan di dalam negeri. Oleh karena itu,
komoditi impor dike-nakan PPN dengan persentaseyang sama dengan produk domestik.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
59/71
• Dalam kaitan dengan arus barang atau jasa
yang melintas batas wilayah negara (crossborder area), PPN mengenal dua prinsip
pemungutan, yaitu :
– Prinsip tempat asal (origin principle); – Prinsip tempat tujuan (destination principle).
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
60/71
• Apabila dikehendaki ada sifat netral PPN dibidangperdagangan internasional, maka prinsip yang dianutadalah prinsip tempat tujuan (destination principle).
• Dalam prinsip ini, komoditi impor akan menanggung
beban pajak yang sama dengan barang produksidalam negeri. Karena kedua jenis komoditi tersebutsama-sama dikonsumsi di dalam negeri, maka akandikenakan pajak dengan beban yang sama.
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
61/71
Netral
• Karakteristik PPN sbg pajak konsumsi menempatkanPPN pada posisi netral yaitu netral baik atas polakonsumsi, pola produksi maupun pola distribusi.
• Netralitas PPN dibentuk oleh dua faktor yaitu : – PPN dikenakan baik atas konsumsi barang maupun jasa.
– Dalam pemungutannya, PPN menganut prinsip tempattujuan (destination principle).
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
62/71
UU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Dasar Hukum dan Sistematika
69
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
63/71
Dasar Hukum PPN
UU No. 8
Tahun
1983
UU No. 11
Tahun
1995
UU No. 18
Tahun
2000
UU No. 42
Tahun
2009
1 Juli 19841 Januari
1995
1 Januari
2001
1 April
2010
70
Hingga kini
BAB I KETENTUAN BAB IIA KEWAJIBAN
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
64/71
71
BAB I KETENTUAN
UMUM
BAB IIA KEWAJIBAN
MELAPORKAN USAHA DAN
KEWAJIBAN MEMUNGUT,
MENYETOR
DAN MELAPORKAN PAJAKYANG TERUTANG
BAB III OBJEK
PAJAK
BAB VI
KETENTUAN
LAIN-LAIN
BAB VII
KETENTUAN
PERALIHAN
BAB IV TARIF PAJAK DAN
CARA MENGHITUNGPAJAK
BAB V SAAT DAN
TEMPAT TERUTANG
DAN LAPORAN
PENGHITUNGAN
PAJAK
BAB V A
KETENTUAN
KHUSUS
BAB VIII
KETENTUAN
PENUTUP
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
65/71
Sistematika UU PPN
• BAB I KETENTUAN UMUM
– Pasal 1 Pengertian
– Pasal 1A Ruang Lingkup Penyerahan Barang Kena Pajak
– Pasal 2 Transaksi Hubungan Istimewa• BAB II PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
– Pasal 3 Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
66/71
Sistematika UU PPN
• BAB IIA KEWAJIBAN MELAPORKAN USAHA
DAN KEWAJIBAN MEMUNGUT, MENYETOR
DAN MELAPORKAN PAJAK YANG TERUTANG
– Pasal 3A Pengusaha Kena Pajak, Pengusaha Kecil,BKP tida berwujud dan JKP dari Luar Daerah
Pabean
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
67/71
Sistematika UU PPN
• BAB III OBJEK PAJAK
– Pasal 4 Obyek Pajak Pertambahan Nilai
– Pasal 4A Jenis Barang dan Jasa Tidak Kena Pajak
– Pasal 5 Obyek PPnBM
– Pasal 5A Retur Penjualan/Pembelian
– Pasal 6 (dihapus)
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
68/71
Sistematika UU PPN
• BAB IV TARIF PAJAK DAN CARA
MENGHITUNG PAJAK
– Pasal 7 Tarif Pajak Pertambahan Nilai
– Pasal 8 Tarif PPnBM
– Pasal 8A Cara Menghitung PPN
– Pasal 9 Pajak Masukan dan Pajak Keluaran
– Pasal 10 Cara Menghitung PPnBM
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
69/71
Sistematika UU PPN
• BAB V SAAT DAN TEMPAT TERUTANG DANLAPORAN PENGHITUNGAN PAJAK – Pasal 11 Saat Terutang Pajak
– Pasal 12 Tempat Terutang Pajak
– Pasal 13 Faktur Pajak – Pasal 14 Larangan Membuat Faktur Pajak
– Pasal 15 ((dihapus)
– Pasal 15a Jangka Waktu Penyetoran Pajak danPenyampaian SPT Masa
– Pasal 16 ((dihapus)
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
70/71
Sistematika UU PPN
• BAB V A KETENTUAM KHUSUS – Pasal 16A Pemungut PPN
– Pasal 16B Fasilitas Pajak
– Pasal 16C PPN Kegiatan Membangun Sendiri
– Pasal 16D PPN atas Penyerahan Aktiva Yang MenurutTujuan semula Tidak Untuk Diperjualbelikan
– Pasal 16E Permintaan Kembali PPN dan PPnBM
– Pasal 16F Tanggung Jawab Renteng Pembayaran Pajak
-
8/20/2019 Sejarah Dan Karakteristik Ppn
71/71
Sistematika UU PPN
• BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN – Pasal 17 Tata Cara Pemungutan (lex specialist)
• BAB VII KETENTUAN PERALIHAN – Ketentuan peralihan
• BAB VIII KETENTUAN PENUTUP – Pasal 19 Ketentuan tentang peraturan pelaksanaan
– Pasal 20 Nama UU PPN 1984
–Pasal 21 Mulai Berlaku UU PPN