segi empat - enimathematic.files.wordpress.com€¦ · web viewjajargenjang. belah ketupat....
TRANSCRIPT
SEGI EMPAT
A. SEGI EMPAT
Gambar E. 1
Coba amatilah benda-benda di sekitar kalian, seperti papan tulis,
bingkai foto, ubin/lantai di kelasmu. Berbentuk seperti apakah benda-benda
tersebut? Berapa jumlah sisinya?
Benda-benda tersebut termasuk bangun datar segi empat, karena jumlah
sisinya ada empat buah. Perhatikan Gambar E.1 secara umum, ada enam
macam bangun datar segi empat, yaitu:
(i) Persegi panjang
(ii) Persegi
(iii)Jajargenjang
(iv)Belah ketupat
(v) Layang-layang
(vi)Trapesium
1. Persegi Panjang
a. Pengertian Persegi Panjang
Sisi adalah ruas garis-ruas garis lurus yang membatasi benda
datar secara tertutup tanpa celah dan tidak saling menutupi.
Amatilah benda-benda di sekitar kalian yang berupa meja, buku,
atau bingkai foto di kelasmu. Bagaimana panjang sisinya? Jika benda-
benda tersebut berbentuk persegi panjang.
Perhatikan persegi panjang ABCD pada Gambar E.2.
Gambar E. 2
Jika kalian mengamati persegi panjang pada Gambar E.2
dengan tepat, kalian akan memperoleh bahwa:
(i) Sisi-sisi persegi panjang ABCD adalah AB, BC, CD, dan
AD dengan dua pasang sisi sejajarnya sama panjang, yaitu
AB=CD dan BC=AD.
(ii) Sudut-sudut persegi panjang ABCD adalah DAB, ABC,
BCD, dan CDA dengan DAB=ABC=BCD=CDA=900.
Dengan demikian, dapat disimpulkan sebagai berikut.
b. Menempatkan Persegi Panjang pada Bingkainya
Perhatikan persegi panjang ABCD pada Gambar E.3 berikut!
Gambar E. 3
Jiplaklah persegi panjang ABCD pada selembar karton.
Kemudian guntinglah karton itu menurut sisi AB, BC, CD, dan AD
sehingga diperoleh potongan karton berbentuk persegi panjang.
Persegi panjang adalah bangun datar segi empat yang
memiliki dua pasang sisi sejajar dan memiliki empat
sudut siku-siku.
Selanjutnya, jika kalian putar persegi panjang tersebut maka ada
berapa cara dapat menempati bingkainya kembali? Coba kamu
peragakan Gambar E.4 menunjukkan 4 cara persegi panjang
menempati bingkainya.
Gambar E. 4
(i) Tempatkan persegi panjang pada posisi awal.
(ii) Dari posisi awal, baliklah persegi panjang ABCD menurut
garis PQ, ternyata persegi panjang dapat menempati
bingkainya secara tepat, sehingga AD menempati BC.
(iii) Dari posisi awal, baliklah persegi panjang ABCD menurut
garis RS, ternyata sisi AB dapat menempati sisi DC , sehigga
persegi panjang ABCD dapat menempati bingkainya.
(iv)Dari posisi awal, putarlah persegi panjang ABCD setengah
putaran (18 00), ternyata persegi panjang dapat menempati
bingkainya secara tepat, sehingga sisi AB menempati sisi CD.
Persegi panjang dapat menempati bingkainya kembali dengan
empat cara.
c. Sifat-sifat Persegi Panjang
1) Sifat Sisi-sisi Persegi Panjang
Gambar E. 5
Pada Gambar E.5, persegi panjang ABCD dibalik menurut
sumbu simetri PQ, maka:
Amenempati B ditulis, A → B.
D menempati C, ditulis D →C .
AD→ BC .
Jadi, AD=BC.
Gambar E. 6
Pada Gambar E.6, persegi panjang ABCD dibalik menurut
sumbu simetri RS, maka:
A menempati D, ditulis A → D.
B menempati C, B→ C.
AB→ DC.
Jadi, AB=DC .
Karena AD=BC dan AB=DC, maka dapat disimpulkan
hal berikut ini.
Dalam setiap persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan
sama panjang
Perhatikan Gambar E.7 berikut!
Gambar E. 7
Ubin-ubin yang berbentuk persegi panjang dapat digeser
sepanjang baris ke kanan atau ke kiri dan sepanjang lajur ke atas
atau ke bawah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam persegi
panjang, sisi-sisi yang berhadapan selalu mempunyai jarak yang
tetap. Karena jarak sisi-sisi yang berhadapan selalu tetap, maka
dikatakan sisi-sisi yang berhadapan sejajar.
2) Sifat Sudut-sudut Persegi Panjang
Perhatikan Gambar E.8!
Gambar E. 8
A menempatiB, ditulis A → B.
C menempati D, ditulis C → D.
Jadi, A=B ...................(1)
C=D ...................(2)
Dalam setiap persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan
sejajar.
Perhatikan Gambar E.9!
Gambar E. 9
A menempati D, ditulis A → D.
B menempati C, ditulis B→ C.
Jadi , A=D ………… ………..(3)B=C ....................(4)
Dari bentuk persamaan (1) sampai dengan (4), dapat disimpulkan
sebagai berikut ini.
A=B ............. … ....(1)B=C ....................(4)C=D ....................(2)
Jadi, A=B=C=D.
Selanjutnya, perhatikan Gambar E.10!
Gambar E. 10
Empat buah persegi panjang diletakkan bersisian seperti
ditunjukkan pada Gambar E.10, ternyata keempat bangun itu
dapat menutup bidang datar tanpa celah dan tidak saling
menutupi. Hal ini menunjukkan bahwa empat sudut persegi
panjang membentuk sudut satu putaran penuh (36 0°).
Dalam setiap persegi panjang, tiap-tiap sudutnya sama
besar.
Jadi, besar tiap-tiap sudut persegi panjang ¿ 360°
4=90°.
Berdasarkan sifat-sifat diatas, maka dapat diberikan batasan
berikut.
3) Sifat Diagonal-diagonal Persegi Panjang
Diagonal adalahruas garis yang menghubungkan dua titik
sudut yang tidak terletak pada satu sisi
Gambar E. 11
Pada Gambar E.11, persegi panjang ABCD dibalik menurut
sumbu PQ, maka:
A → BC → D AC → BD
Jadi, AC=BD.
Dengan demikian, dapat disimpulkan hal berikut ini.
Untuk menyelidiki sifat diagonal lainnya, perhatikan
Gambar E.12 berikut ini!
Dalam setiap persegi panjang, tiap-tiap sudutnya merupakan
sudut siku-siku (9 0°).
Persegi panjang adalah segi empat yang keempat sudutnya
siku-siku dan sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan
sejajar.
Diagonal-diagonal dalam setiap persegi panjang sama
panjang.
Gambar E. 12
Pada letak 2, persegi panjang ABCD diputar 12 putaran
pada pusat O, maka:
O →O A →COA →OC
Jadi, OA = OC.
Pada letak 3, persegi panjang ABCD diputar 12 putaran
pada pusat O, maka:
O →OB→ DOB→ OD
Jadi, OB=OD.
Karena OA=OC dan OB=OD, maka dapat disimpulkan
hal berikut ini.
Diagonal-diagonal dalam setiap persegi panjang berpotongan
dan saling membagi dua sama panjang.
d. Keliling dan Luas Persegi Panjang
1) Keliling Persegi Panjang
Perhatikan Gambar E.13 berikut ini!
Gambar E. 13
Gambar E.13 menunjukkan persegi panjang KLMN dengan
sisi-sisinya KL, LM , MN , dan KN .
Keliling bangun datar adalah jumlah semua panjang sisi
yang membatasi bidang datar tersebut. Dengan demikian, berarti
keliling persegi panjang adalah jumlah panjang semua sisi persegi
panjang.
Tampak bahwa panjang KL=NM=5 satuan panjang dan
panjang LM=KN=3 satuan panjang.
Keliling KLMN =KL+LM +MN+NK
¿ (5+3+5+3 ) satuan panjang¿16 satuan panjang
Selanjutnya, garis KL disebut panjang( p) dan KN disebut
lebar (l).
Jika panjang = p cm, lebar = l cm, dan keliling = K cm,
maka:
Rumus keliling persegi panjang adalah:
K = 2p + 2l atau K = 2 (p + l)
Contoh:
Hitunglah keliling persegi panjang yang berukuran panjang
10 cm dan lebar 6 cm!
Jawab:
Panjang = 10 cm, maka p = 10
Lebar = 6 cm, maka l = 6
K=2(p+l)¿2 ×10+2×6¿20+12¿32
Jadi, keliling persegi panjang tersebut adalah 32 cm.
2) Luas Persegi Panjang
Untuk menentukan luas persegi panjang, perhatikan
kembali Gambar E.14.
Gambar E. 14
Luas bangun datar adalah luas daerah yang dibatasi oleh
sisi-sisi bangun tersebut. Dengan demikian, luas persegi panjang
adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi persegi panjang itu.
Menghitung luas persegi panjang dapat kita lakukan dengan
cara menghitung jumlah persegi yang ada pada gambar. Persegi
panjang tersebut memiliki panjang KL=MN=5 satuan persegi,
dan lebar LM=KN=3 satuan persegi apabila setiap persegi
mewakili satu satuan luas. Maka cara menghitung luasnya adalah
dengan menghitung seluruh jumlah persegi yang ada.
Jika kita menghitung jumlah persegi yang ada di dalam
persegi panjang di atas, maka hasilnya adalah 15 satuan persegi.
Untuk gambar diatas perhitungannya adalah sebagai berikut:
Luas persegi panjang KLMN=KL LM¿(53)satuan luas
¿15 satuan luas
Jika panjang = p cm, lebar = l cm, dan luas = L cm2, maka:
Rumus untuk luas setiap persegi panjang adalah:
L = p l atau L = pl
Contoh:
Luas sebuah persegi panjang = 60 cm2 dan panjangnya = 10
cm. Hitunglah lebarnya!
Jawab:
Luas = 60 cm2, maka L = 60
Panjang = 10 cm, maka p = 10
L=p l60=10ll=6010 l=6
Jadi, lebar persegi panjang tersebut adalah 6 cm.
2. Persegi
a. Pengertian Persegi
Kalian tentu pernah melihat bentuk-bentuk seperti papan catur,
sapu tangan, atau ubin (lantai). Berbentuk apakah bangun-bangun
tersebut? Bagaimana sisi-sisi bangun tersebut?
Bangun-bangun yang disebutkan di atas adalah bangun yang
berbentuk persegi.
Persegi adalah bangun segi empat yang memilki empat sisi sama
panjang dan empat sudut siki-siku.
Perhatikan Gambar E.15 berikut ini!
Gambar E. 15
Gambar E.15 adalah sebuah persegi ABCD. Bagaimana panjang
setiap sisi dan besar setiap sudut persegi tersebut?
Jika kalian mengamatinya dengan tepat, kalian akan
memperoleh bahwa:(i) Sisi-sisi persegi ABCD sama panjang, yaitu AB=BC=CD=AD
.(ii)Sudut-sudut persegi ABCD sama besar, yaitu
ABC=BCD=CDA=DAB=900.
Dari uraian tersebut dapat kita katakan bahwa persegi
merupakan persegi panjang dengan sifat khusus, yaitu keempat sisinya
sama panjang.
b. Menempatkan Persegi pada Bingkainya
Sebuah persegi dapat menempati bingkainya dengan 8 cara seperti
ditunjukkan pada Gambar 12 berikut ini.
Gambar E. 16
c. Sifat-sifat Persegi
Letak (1), (2), (3), dan (6) pada Gambar E.16 merupakan letak
yang sama dengan letak-letak persegi panjang. Jadi, bangun persegi
merupakan bangun persegi panjang yang khusus, sehingga sifat-sifat
yang dimiliki oleh persegi panjang berlaku untuk persegi.
Sifat-sifat persegi yang dimiliki oleh persegi panjang adalah:
1.) Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
2.) Diagonalnya sama panjang.
3.) Diagonalnya berpotongan membagi dua sama panjang.
Selanjutnya akan diselidiki sifat-sifat lainnya yang dimiliki oleh
persegi:
1) Sifat Sisi-sisi Persegi
Kegiatan Siswa
Gambar E. 17 Gambar E. 18
Pada Gambar E.17, persegi ABCD dibalik menurut diagonal AC,
maka:
A → A C →C
B→ D D → B
AB→ AD CD→ CB
Jadi, AB=AD .....(1)Jadi, CB=CD .....(2)
Pada Gambar E.18, persegi ABCDdibalik menurut diagonal BD,
maka:
A →C A →C
B→ B D → D
AB→CB AD→CD
Jadi, AB=CB ..... (3) Jadi, AD=CD .....(4)
Dari hasil-hasil tersebut diperoleh:
(1) AB=AD(4) AD=CD(2)CB=CD
Jadi, AB=AD=CD=CB
Panjang sisi-sisi setiap persegi adalah sama panjang.
Sudut-sudut dalam setiap persegi dibagi dua sama besar oleh
diagonal-diagonalnya, sehingga diagonal-diagonalnya
merupakan sumbu simetri.
2) Sifat Diagonal-diagonal Persegi
Gambar E. 19
Pada Gambar E.19, persegi ABCD dibalik menurut diagonal
AC, maka:
BAC→ DAC ACB→ ACD
Jadi, BAC→ DAC. Jadi, ACB→ ACD.
Karena BAC=DAC dan ACB=ACD, maka diagonalAC
membagi A dan C menjadi dua bagian yang sama besar.
Gambar E. 20
Pada Gambar E.20, persegi ABCD dibalik menurut diagonal
BD, maka:
ABD CBD ADBCDB
Jadi, ABD=CBD. Jadi, ADB=CDB.
Karena ABD=CBD dan ADB=CDB, maka diagonal BD
membagi B dan D menjadi dua bagian yang sama besar.
Diagonal-diagonal setiap persegi berpotongan membentuk
sudut siku-siku.
Persegi adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama
panjang.
Gambar E. 21
Pada Gambar E.21 persegi ABCD diputar 14 putaran searah
jarum jam dengan pusat O, maka:
DOC → AOD COB → DOC
Jadi, DOC=AOD Jadi, COB=DOC.
BOA → COB AOD →BOA
Jadi, BOA=COB. Jadi, AOD=BOA .
Gambar E. 22
Dari hasil-hasil di atas dapat disimpulkan bahwa:
AOD=DOC=COB=BOA
AOD+DOC+COB+BOA=360° (satu putaran penuh)
Jadi, AOD=DOC=COB=BOA=360°
4=90° (sudut siku-siku).
Berdasarkan sifat-sifat persegi, maka dapat diberikan batasan
berikut.
Contoh:
Pada persegi ABCD diketahui panjang sisi AB=12 cm.
a.) Jika panjang AD=(x+4) cm, tentukan nilai x!
b.) Jika besar AOB=3 y°, tentukan nilai y!
Jawab:
a.) Sisi-sisi setiap persegi sama panjang, maka:
AD=ABx+4=12x=12 – 4x=8b.)Diagonal ACdan BD berpotongan membentuk sudut siku-
siku, maka:
AOB=90°3 y°=90° y°=90°
3 y°=30°
Rumus keliling persegi adalah:
K = 4s
d. Keliling Persegi dan Luas Persegi
1) Keliling Persegi
Perhatikan Gambar E.23 berikut ini!
Gambar E. 23
Gambar E.23 menunjukkan bangun persegi KLMN dengan
panjang sisi = KL = 4 satuan.
Keliling persegi adalah jumlah panjang semua sisi persegi.
Keliling KLMN =KL+LM +MN+NK
¿(4+4+4+4)satuan¿16satuan panjang
Selanjutnya, panjang KL=LM=MN=NK disebut sisi(s).
Jika panjang sisi KL = s cm dan keliling persegi = K cm,
maka:
Contoh:
Hitunglah keliling persegi yang panjang sisinya 6 cm!
Jawab:
Panjang sisi = 6 cm, maka s = 6
K=4 s¿4 6¿24
Jadi, keliling persegi tersebut adalah 24 cm.
2) Luas Persegi
Perhatikan Gambar E.24 berikut ini!
Gambar E. 24
Persegi memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama,
yang selanjutnya disebut sisi, maka:
Luas persegi KLMN=KL LM¿ (4 4 ) satuanluas¿16 satuan luas
Jika panjang sisi persegi = s cm dan luasnya = L cm2, maka:
Rumus untuk luas setiap persegi adalah:
L = s s atau L = s2
Contoh:
Hitunglah luas persegi yang panjang sisinya 12 cm!
Jawab:
Panjang sisi = 12 cm, maka s = 12
L=s2¿12× 12¿144
Jadi, luas persegi tersebut adalah 144 cm2.
3. Jajargenjang
a. Pengertian Jajargenjang
Segitiga ABC pada Gambar E.25(ii) diputar setengah putaran
pada titik tengah BC, maka ABC dan bayangannya membentuk
bangun jajargenjang ABDC (Gambar E.25(iii)).
Jajargenjang adalah segi empat yang mempunyai dua panjang sisi
yang sejajar dan sama panjang.
Gambar E. 25
Jadi, jajargenjang dapat dibentuk dari sebuah segitiga dan
bayangannya setelah diputar setengah putaran pada titik salah satu
sisinya.
Pada setiap jajargenjang, sisi-sisi yang berhadapan sama
panjang dan sejajar.
b. Sifat-sifat Jajargenjang
1) Perhatikan Gambar E.26!
Gambar E. 26
Jajargenjang ABCD diputar setengah putaran pada O,
maka:
AB→ CD
Jadi, AB=CD dan AB∥CD.
BC → DA
Jadi, BC=DA dan BC ∥DA
Karena AB¿CD dan BC ¿ DA (# dibaca sama dan
sejajar), maka dapat disimpulkan bahwa:
2) Perhatikan Gambar E.27 berikut ini!
Gambar E. 27
Pada Gambar E.27, Jajargenjang ABCD diputar setengah
putaran pada O, maka:
ABC→ CDA. Jadi, ABC=CDA .
BAD → DBC . Jadi, BAD=DBC.
Pada setiap jajargenjang, sudut-dudut yang berhadapan
sama besar.
Pada setiap jajargenjang jumlah besar sudut-sudut yang
berdekatan adalah 1800.
Karena ABC=CDA dan BAD=DBC, maka dapat
disimpulkan bahwa:
3) Pada jajargenjang ABCDGambar E.28, AB∥CD dan AD∥BC.
Gambar E. 28
Karena AB∥CD, maka:
A+D=180° (sudut dalam sepihak)
B+C=180°(sudut dalam sepihak)
Karena AD∥BC dan A dengan B maupun Cdengan D
merupakan sudut dalam sepihak, maka:
A+B=180° (sudut dalam sepihak)
C+ D=180° (sudut dalam sepihak)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:
4) Pada Gambar E.29, jajargenjang ABCD diputar setengah
putaran pada O, maka:
OA →OC OB→ OD
Jadi, OA=OC.Jadi, OB=OD.
Kedua diagonal pada setiap jajargenjang saling membagi
dua sama panjang.
Gambar E. 29
Karena OA=OC dan OB=OD, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut.
Contoh:
(1) Pada jajargenjang PQRS yang diagonal-diagonalnya
berpotongan di O, diketahui panjang PQ= 8 cm, PS= 6
cm, QS = 7 cm, dan QPS=58 °.
Gambar E. 30
Tentukanlah:
(a) Panjang QR
(b) Panjang QO
(c) Besar QRS
(d) Besar PQR
Jawab:(a)Panjang QR
QR=PS=6cm
(b) Panjang QO
QO=12
QS=12
×7=3 12
cm
(c) Besar QRS
QRS=QPS=58° (sudut yang berhadapan sama besar)(d)Besar PQR
PQR=180°−QPS=180° – 58°=122° (jumlah besar
sudut yang berpelurus adalah 180°)
c. Keliling dan Luas Jajargenjang
1) Keliling jajargenjang
Keliling bangun datar merupakan jumlah panjang sisi-
sisinya. Hal ini juga berlaku pada jajargenjang.
Gambar E. 31
Pada Gambar E.31
Keliling jajargenjang KLMN=KL+LM +MN+ KN
¿ KL+LM +KL+LM¿2(KL+LM )2) Luas Jajargenjang
Gambar E. 32
Gambar E.32(i) adalah jajargenjang dengan alas a dan
tinggi t, kemudian dipotong melalui garis tinggi t, selanjutnya
dirangkai seperti Gambar 32 (ii). Luas bangun (i) sama dengan
luas bangun (ii), sehingga luas jajargenjang (i) = a t.
Gambar E. 33
Perhatikan Gambar E.33!
Alas jajargenjang merupakan sisi jajargenjang. Tinggi
jajargenjang tegak lurus terhadap alas.
Contoh:
Hitunglah luas jajargenjang dibawah ini!
Jawab:
Alas = 10 cm
Tinggi = 25 cm (tinggi tegak lurus terhadap alas)
Luas jajargenjang=alas tinggi¿1025¿250 cm2
4. Belah Ketupat
a. Pengertian Belah Ketupat
Pada Gambar E.34, segitiga sama kaki ABC dicerminkan
terhadap sumbu garis BC sehingga ABC dan bayangannya (A ’ BC)
membentuk segi empat ABA’ C yang disebut belah ketupat. Jadi,
belah ketupat dibentuk dari segitiga sama kaki dan bayangannya
setelah dicerminkan terhadap alas segitiga itu sebagai sumbu
simetrinya.
Gambar E. 34
Perhatikan ABC dan bayangannya yaitu A ’ BC pada Gambar
E.35. Jika ABC diimpitkan dengan A ’ BC, maka kedua bangun itu
akan saling menutupi dengan tepat. Bangun-bangun seperti itu disebut
bangun-bangun yang sama dan sebangun atau kongruen, yaitu
bangun-bangun yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
Belah ketupat adalah segi empat yang mempunyai dua pasang
sisi yang sejajar dan semua sisinya sama panjang.
Semua sisi setiap belah ketupat sama panjang
b. Sifat-sifat Belah Ketupat
1) Perhatikan belah ketupat pada Gambar E.36
Gambar E. 36
∆ ABCsama dan sebangun dengan ∆ ADC, maka:
AB=AD.......................(1)
BC=CD . ......................(2)
∆ ABC sama kaki, maka AB=CB.......................(3)
∆ ADCsama kaki, maka CD=AD.......................(4)
Dari persamaan-persamaan diatas diperoleh hubungan berikut:
AB=CB ………………… (3 )BC=CD …………………(2)
CD=AD… ………………(4 )
Jadi, AB=BC=CD=AD.
2) Perhatikanlah belah ketupat ABCD pada Gambar E.37!
Kedua diagonal setiap belah ketupat merupakan sumbu
simetri.
Gambar E. 37
Segitiga sama kaki ABD kongruen dengan segitiga sama
kaki CBD, maka BD merupakan sumbu simetri belah ketupat.
Segitiga sama kaki ABC sama dan sebangun dengan
segitiga sama kaki ADC, maka AC merupakan sumbu simetri
belah ketupat. Karena AC dan BD merupakan sumbu simetri,
maka dapat disimpulkan bahwa:
3) Perhatikanlah Gambar E.38!
Pada letak 2, belah ketupat ABCD dibalik menurut sumbu
simetri BD, maka A →C , sehingga A=C.
Pada letak 3, belah ketupat ABCDdibalik menurut sumbu
simetri AC, maka B→ D, sehingga B=D.
Pada setiap belah ketupat sudut-sudut yang berhadapan
sama besar dan dibagi oleh diagonal-diagonalnya.
Gambar E. 38
Karena A=C, ÐB=D dan kedua diagonal belah ketupat
merupakan sumbu simetri, maka dapat disimpulkan bahwa:
Kedua diagonal setiap belah ketupat saling membagi dua
sama panjang dan saling berpotongan tegak lurus.
4) Perhatikan Gambar E.39!
Gambar E. 39
Pada Gambar E.39, belah ketupat ABCD diputar setengah
putaran pada O, maka:
OA →OC , sehingga OA=OC
OB→ OD. Sehingga OB=OD
AOB=AOD=12
×1800=900 .
Karena OA=OC, OB=OD dan AOB ¿90 °, maka dapat
disimpulkan hal berikut ini.
c. Keliling dan Luas Belah Ketupat
1) Keliling Belah Ketupat
Gambar E. 40
Jika belah ketupat mempunyai sisi s maka keliling belah
ketupat adalah
K=AB+BC+CD+DAK=s+s+s+s¿4 s2) Luas Belah Ketupat
Gambar E. 41
Segiempat ABCD pada Gambar E.41 merupakan belah
ketupat. Ternyata bangun tersebut dapat dibentuk dari gabungan
segitiga sama kaki ABCdan bayangannya (DBC ) setelah diputar
12 putaran dengan pusat O. Oleh karena itu, ABCD juga
merupakan jajargenjang.
Dari uraian diatas, ternyata belah ketupat merupakan
jajargenjang. Karena belah ketupat juga merupakan jajargenjang
yang mempunyai dua pasang sisi yang sejajar dan sama panjang,
maka luas belah ketupat adalah sebagai berikut.
Perhatikan Gambar E. 42!
Gambar E. 42
Rumus lain dari belah ketupat ditunjukkan seperti berikut ini.
Perhatikan Gambar E.43!
Gambar E. 43
Luas belah ketupat ABCD=Luas ABD+Luas BDC
¿ 12
BD × AO+ 12
BD× OC¿ 12
BD ×(AO+OC )¿ 12
BD × AC
Karena BD dan AC merupakan diagonal, maka:
Luas belah ketupat ABCD=alas× tinggi
Atau
L=a× t atau L=at
Luas belah ketupat = 12 diagonal diagonal (lainnya)
Contoh
(1) Diagonal-diagonal belah ketupat ABCD berpotongan di titik
O. Jika panjang AB=4 cm dan besar ABO=60°, tentukan:
(a) Panjang AD
(b) Besar CBD
(c) Besar BAO
Jawab:
(a) Panjang AD
AD=AB=4 cm (semua sisi sama panjang)
(b) Besar CBD
CBD=ABO=60°
(diagonal membagi sudut menjadi dua sama besar)
(c) Besar BAO
BAO=180°−(60°+90° )=30°
(diagonalnya salingberpotongantegak lurus)
(2) Pada belah ketupat PQRS, panjang diagonal PR :QS=2 :3.
Jika luas belah ketupat tersebut 27 cm2, tentukan panjang
diagonalPR!
Jawab:
Misal panjang diagonal PR=2n cm, maka panjang diagonal
QS=3 n cm.
Luas belah ketupat=12
× PR ×QS=27 12
×2 n×3n=27
3n2=27n2=273 n2=9n=3
Jadi, panjang diagonal PR = 2 3 = 6 cm.
5. Layang-layang
a. Pengertian layang-layang
Gambar E. 44
Kedua segitiga pada Gambar E.44(i) dan (ii) adalah segitiga
sama kaki yang memiliki alas yang sama panjang, yaitu BD. Jika
segitiga ABD dan CBD diimpitkan alasnya, maka terbentuk
bangun segi empat ABCD pada Gambar E.44(iii) yang disebut
layang-layang.
Layang-layang adalah segi empat dengan dua pasang sisi yang
berdekatan sama panjang.
Pada setiap layang-layang, terdapat sepasang sudut
berhadapan yang sama besar.
a. Sifat-sifat layang-layang
1) Perhatikan Gambar E. 45
Gambar E. 45
Layang-layang ABCDdibentuk dari segitiga sama kaki
ABD dan segitiga sama kaki BCD .
ABD sama kaki, maka AB=AD.
BCD sama kaki, maka BC=CD .
Karena AB=AD dan BC=BD, maka dapat disimpulkan
bahwa:
2) ABD sama kaki, maka ABD=ADB .
BCD sama kaki, maka CBD=CDB .
ABD+CBD=ADB+CDB
Jadi, ABC=ADC.
Karena ABC=ADC, maka dapat disimpulkan bahwa:
3) Perhatikan Gambar E. 46!
Pada setiap layang-layang, masing-masing sepasang sisinya
sama panjang.
Gambar E. 46
Segitiga ABD sama kaki dengan AB=AD, maka AO
merupakan sumbu simetri.
Segitiga BCD sama kaki dengan BC=CD , maka OC
merupakan sumbu simetri.
Karena AODdan DOC saling berpelurus, maka AC
adalah garis lurus yang merupakan sumbu simetri layang-
layang ABCD .
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa:
4) Perhatikan Gambar E. 47!
Gambar E. 47
Layang-layang ABCD dibalik menurut sumbu simetri
AC , maka OBOD .
Jadi, OB=OD.
AOB=AOD=12
×180°=90°
Pada setiap layang-layang, salah satu diagonalnya
merupakan sumbu simetri.
Karena OB=OD dan AOB=90°, maka dapat
disimpulkan bahwa:
b. Keliling dan Luas Layang-layang
1) Keliling Layang-layang
Gambar E. 48
Keliling layang-layang pada Gambar E.48 sebagai berikut.
Keliling (K )=AB+BC+CD+DA¿ x+x+ y+ y¿2 x+2 y
¿2(x+ y )
Pada setiap layang-layang salah satu diagonalnya
membagi dua sama panjang diagonal lain dan tegak lurus
dengan diagonal itu.
2) Luas Layang-layang
Perhatikan Gambar E. 49
Gambar E. 49
Diagonal AC dan BD berpotongan tegak lurus, sehingga:
Luas layang−layang ABC=Luas ABD+LuasBDC
¿ 12
BD × AO+ 12
BD× OC¿ 12
BD ×(AO+OC )¿ 12
BD × AC
Karena BD dan AC merupakan diagonal, maka:
Luas layang-layang = 12 diagonal diagonal (lainnya)
Contoh:
1) Pada layang-layang ABCD berikut, besar DAC=30° dan
CBD=40 °. Tentukan:
(a) Besar ADB(b)Besar ABC
Jawab:
(a) Besar ADB
ADB=180°−( AOD+DAC )¿180°−(90°+30°)¿60°
(b) Besar ABC
ABC=DAC¿ ADB+CBD¿60°+40°¿100°
2) Luas suatu layang-layang adalah 104 cm2. Jika panjang salah
satu diagonalnya 16 cm, hitunglah panjang diagonal yang lain!
Jawab:
Luas layang-layang = 104 cm2, maka L = 104.
Panjang salah satu diagonal = 16 cm, maka d1=16.
L=12
× d1× d2104=12
×16 × d2104=8d2d2=1048 ¿13
Jadi, panjang diagonal yang lain = 13 cm.
6. Trapesium
a. Pegertian Trapesium
Keempat segi empat pada Gambar E.51 berikut ini masing-
masing hanya memiliki sepasang sisi berhadapan yang sejajar. Segi
empat seperti itu disebut trapesium.
Gambar E.51(i) dan (ii) adalah trapesium yang keempat sisinya
tidak sama panjang disebut trapesium sembarang.
Gambar E.51(iii) adalah trapesium yang memiliki sepasang sisi
berhadapan sama panjang, disebut trapesium sama kaki.
Sedangkan Gambar E.51(iv) adalah trapesium yang memiliki
sudut siku-siku, disebut trapesium siku-siku.
b. Sifat-sifat Trapesium
Gambar E. 52
Pada trapesium ABCD Gambar E.52, AB sejajar dengan DC ¿DC),
maka diperoleh:
DAB dengan ADCadalah sudut berpelurus.
Trapesium adalah segi empat dengan tepat sepasang sisi yang
berhadapan sejajar.
Gambar E. 51
Besar DAB+ ADC = 180°
ABC dengan BCD adalah sudut dalam sepihak, sehingga
Besar ABC+BCD = 180°
Berdasarkan jawaban kegiatan siswa diatas, maka dapat disimpulkan
sifat berikut:
Catatan:
AD tidak sejajar dengan BC, maka ∠ ABC+∠BAD ≠ 180° sehingga
∠ ABC dan ∠BAD tidak berdekatan.
c. Keliling dan Luas Trapesium
1) Keliling Trapesium
Keliling trapesium ditentukan dengan cara yang sama
seperti menentukan keliling bangun datar yang lain, yaitu dengan
menjumlahkan panjang sisi-sisi yang membatasi trapesium.
2) Luas Trapesium
Gambar E. 53
Untuk menentukan luas trapesium ABCD pada Gambar
E.53(i), buatlah salah satu diagonalnya, misalnya diagonal BD
sehingga terjadi dua buah segitiga, yaitu segitiga ABD dan
segitiga BCD,
Luas trapesium ABCD=Luas ABD+Luas BCD¿ 12
a ×t + 12
b ×t
¿( 12
a+ 12
b)× t¿ 12
× (a+b ) ×t
Karena a dan b maka:
Luas trapesium = 12 jumlah sisi sejajar tinggi
Pada setiap trapesium, jumlah sudut yang berdekatan di antara
dua sisi sejajar adalah 180°.
Contoh:
Pada trapesium ABCD, panjang AB=6 cm, CD=3 cm, DE=2,6
cm, besar ÐA = 65°, dan ÐC = 130°.
Hitunglah:1) Besar B2) Besar D3) Luas ABCD
Jawab:
1) Besar B
B=180°−C¿1 80°−130°¿50°
2) Besar ÐD
D=180°−A¿1 80°−65°¿115°
3) Luas ABCD
Luas ABCD=12
× ( AB+CD )× DE¿ 12
× (6+3 )× 2,6
¿ 12
×9 × 2,6¿11,7 cm2
B. MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN
SEGI EMPAT
Pada bagian ini akan dibahas mengenai soal-soal yang berhubungan
dengan keliling maupun luas pada bangun-bangun segi empat. Untuk
mempermudah menyelesaikan soal-soal tersebut dapat dilakukan dengan
membuat sketsanya.
Contoh:
a. Sebuah kebun berbentuk persegi dengan panjang sisi 9 m. Jika di
sekeliling keben tersebut akan ditanami pohon pelindung dengan
jarak anatr pohon 1,5 m, berapa batang pohon yang dibutuhkan?
Jawab:
Keliling kebun=keliling persegi¿4 sisi¿4 9¿36 m
Banyak pohon pelindung yangdibutuhkan=36 :1,5¿24 batangb. Sebuah ruangan persegi apanjang berukuran 4 m 3 m. Jika lantai
ruangan itu akan dipasangi ubin berukuran 20 cm 20 cm, berapa
keping ubin yang diperlukan?
Jawab:
Panjang ruangan = 4 m = 400 cm
Lebar ruangan = 3 m = 300 cm
Banyak ubinmenurut ukuran panjang=400:20¿20ubin
Banyak ubinmenurut ukuranlebar=300 :20¿15ubin
Jadi , banyak ubin yang diperlukan seluruhnya=20 15¿300 ubin
c. Atap sebuah rumah dari dua buah bangun berbentuk persegi
panjang yang masing-masing berukuran 9,2 m 4,5 m. Jika tiap
m2 atap tersebut membutuhkan 20 buah genteng, berapa banyakkah
genteng yang dibutuhkan untuk menutup atap rumah tersebut?
Jawab:
Luas atap seluruhnya=(9,2 4,5)2¿82,8 m2
Banyak genteng yang dibutuhkan seluruhnya
¿ luas atapbanyak gentengtiap m2¿82,8 20¿1.656 buah