sectio caesaria, posterm, preterm

Upload: dwi-rachmawati-h

Post on 16-Jul-2015

173 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Sectio CaesariaDefinisi Sectio merupakan persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Prawiroharjo, 2005). Indikasi Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal hal yang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal (Dystosia). Fetal distress. His lemah/melemah. Janin dalam posisi sungsang atau melintang. Bayi besar (BBL> 4,2 kg). Plasenta previa. Kalainan letak. Disproporsi Cevalo Pelvik (ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan panggul). Rupture uteri mengancam. Hydrocephalus Primi muda atau tua Partus dengan komplikasi. Panggul sempit. Problema plasenta

Persalinan PretermDefinisi Persalinan preterm adalah persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir, sedangkan Himpunan Fetomaternal POGI di

Semarang tahun 2005 menetapkan bahwa persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu (Prawiroharjo, 2010). Masalah Persalinan Preterm Kesulitan utama dalam persalinan preterm adalah perawatan bayi preterm, yang semakin muda usia kehamilannya semakin besar morbiditas dan mortalitas (Prawiroharjo, 2010). Selain itu, melahirkan bayi prematur sering disertai dengan kelainan, baik kelainan jangka pendek maupun panjang. Kelaiann jangka pendek yang sering terjai adalah : 1. RSD (Respiratory Distress Syndrome) 2. Perdarahan intra/periventrikular 3. NEC (Necrotizing Entero Cilitis) 4. Displasi bronko pulmonar 5. Sepsis 6. Paten duktus arteriosus Adapun kelainan jangka panjang sering berupa kelainan neurologik seperti 1. Serebral Palsy 2. Retinopati 3. Retardasi Mental 4. Disfungsi neurobehavioral 5. Prestasi sekolah yang kurang baik (Prawiroharjo, 2010) Etiologi dan Faktor Predisposisi Banyak kasus persalinan prematur sebagai akibat proses patogenik yang merupakan mediator biokimia yang mempunyai dampak terjadinya kontraksi rahim dan perubahan serviks, yaitu: Aktivitas aksis kelenjar hipotalamus-hipofisis-adrenal baik pada ibu maupun janin, akibat stress pada ibu atau janin Inflamasi desidua-korioamnion atau sistemik akibat infeksi asenden dari traktus genitourinaria atau infeksi sistemik Pendarahan desidua Peregangan usus patologik

Kelainan pada uterus atau serviks (Prawiroharjo, 2010)

Kondisi selama kehamilan yang beresiko terjadinya persalinan preterm adalah: 1. Janin dan plasenta 2. Ibu Penyakit berat pada ibu Diabetes melitus Infeksi saluran kemih Stress Preeklampsi, dst. Pendarahan trimester awal Pendarahan antepartum Ketuban pecah dini Pertumbuhan janin terhambat Cacat bawaan janin Kehamilan ganda Polihidramnion

Pengelolaan Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan preterm adalah 1. Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolisis 2. Pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid 3. Bila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi

Kehamilan PostermDefinisi Kehamilan posterm adalah kehamilan lewat bulan, yang berlangsung sampai 42 minggu atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawiroharjo, 2010).

Etiologi

Berikut adalah beberapa teori yang diajukan untuk menyatakan bahwa terjadinya kehamilan postterm sebagai akibat gangguan terhadap timbulnya persalinan (Prawiroharjo, 2010). Pengaruh progesteron Penurunan progesteron meningkatkan sensitivitas uterus terhadap oksitosin Teori Oksitosin Oksitosin dipercaya secara fisiologis memegang peranan penting dalalm

menimbulkan persalinan dan pelepasan oksitosin pada ibu hamil yang kurang pada usia kehamilan diduga sebagai penyebab kehamilan postterm Teori Kortisol Peningkatan kortisol akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron berkurang dan memperbesar sekresi estrogen, selanjutnya berpengaruh pada meningkatnya prostaglandin Saraf Uterus Tekanana pada ganglion servikalis pada pleksus Frenkenhauser akan membangkitkan kontraksi uterus. Tidak adanya tekanan pada pleksus ini diduga sebagai penyebab kehamilan postterm Heriditer Ibu yang mengalami kehamilan postterm diduga memepunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat bulan pada kehamilan berikutnya Permasalahan/komplikasi ehamilan postterm Kehamilan postterm emmiliki resiko lebih tinggi, terutama kematian perinatal berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia (Prawiroharjo, 2010). Pengaruh kehamilan postterm antara lain: Perubahan pada plasenta Penimbunan kalsium yang akan menyebabkan gawat janin dan kematian janin intrauterin yang meningkat 2-4x lipat Selaput vaskulosinsisial menjadi tambah tebal dan jumlahnya berkurang

menyebabkan penurunan mekanisme transpor plasenta Terjadi proses degenerasi jaringan plasenta Perubahan biokimia yang akan mengakibatkan hangguan pertumbuhan janin intra uterin

(Prawiroharjo, 2010) Perubahan pada janin Berat Janin. Bila terjadi perubahan anatomik yang besar pada plasenta, maka terjadi penurunan berat janin Sindroma postmaturitas dengan tanda seperti gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit keringm keriput seperti kertas, kuku tangan dan kaki panjang, ktulang tengkorak lebih keras, hilangnya lanuga dan verniks kaseosa, maserasi kulit di lipat paha dan genital luar, warna coklat kehijauan pada kulit dan tali pusat, muka tampak menderita, rambut kepala banyak atau tebal. Gawat janin atau kematian perinatal

(Prawiroharjo, 2010)

DAPUS: Prawiroharjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.