se-24/pj/2014 tentang pelaksanaan putusan ma nomor 70p hum 2013

12
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 24/PJ/2014 TENTANG PELAKSANAAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70P/HUM/2013 MENGENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BARANG HASIL PERTANIAN YANG DIHASILKAN DARI KEGIATAN USAHA DI BIDANG PERTANIAN, PERKEBUNAN, DAN KEHUTANAN SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 31 TAHUN 2007 DIREKTUR JENDERAL PAJAK, A. Umum Bahwa telah diterbitkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 70P/HUM/2013 yang telah diputus pada tanggal 25 Februari 2014 yang dalam amar putusannya memuat: a. Mengabulkan permohonan uji materiil dari Pemohon; Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Indonesian Chamber of Commerce and Industry). b. Menyatakan Pasal 1 ayat (1) huruf c, Pasal 1 ayat (2) huruf a, Pasal 2 ayat (1) huruf f, dan Pasal 2 ayat (2) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan karenanya tidak sah dan tidak berlaku umum. c. Memerintahkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk mencabut Pasal 1 ayat (1) huruf c, Pasal 1 ayat (2) huruf a, Pasal 2 ayat (1) huruf f, dan Pasal 2 ayat (2) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Maksud ditetapkannya Surat Edaran ini adalah untuk menyampaikan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dan implikasi perpajakan yang timbul kepada petugas pajak di seluruh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak. 2. Tujuan Tujuan ditetapkannya Surat Edaran ini adalah agar: a. Isi Putusan Mahkamah Agung tersebut serta implikasi perpajakan dapat diketahui dan dipahami oleh petugas pajak di seluruh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak.

Upload: tjahjo-boedi-santoso

Post on 26-Dec-2015

1.967 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 24/PJ/2014 tentang Pelaksanaan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 70P/HUM/2013 Mengenai Pajak Pertambahan Nilai Atas Barang Hasil Pertanian Yang Dihasilkan Dari Kegiatan Usaha Di Bidang Pertanian, Perkebunan, Dan Kehutanan Sebagaimana Diatur Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007

TRANSCRIPT

Page 1: SE-24/PJ/2014 Tentang Pelaksanaan Putusan MA Nomor 70P HUM 2013

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 24/PJ/2014

TENTANG

PELAKSANAAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70P/HUM/2013 MENGENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BARANG HASIL

PERTANIAN YANG DIHASILKAN DARI KEGIATAN USAHA DI BIDANG PERTANIAN,

PERKEBUNAN, DAN KEHUTANAN SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 31 TAHUN 2007

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

A. Umum

Bahwa telah diterbitkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 70P/HUM/2013 yang telah diputus pada tanggal 25 Februari 2014 yang dalam amar putusannya memuat:

a. Mengabulkan permohonan uji materiil dari Pemohon; Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Indonesian Chamber of Commerce and Industry).

b. Menyatakan Pasal 1 ayat (1) huruf c, Pasal 1 ayat (2) huruf a, Pasal 2 ayat (1) huruf f, dan Pasal 2 ayat (2) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan karenanya tidak sah dan tidak berlaku umum.

c. Memerintahkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk mencabut Pasal 1 ayat (1) huruf c, Pasal 1 ayat (2) huruf a, Pasal 2 ayat (1) huruf f, dan Pasal 2 ayat (2) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.

B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud

Maksud ditetapkannya Surat Edaran ini adalah untuk menyampaikan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dan implikasi perpajakan yang timbul kepada petugas pajak di seluruh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak.

2. Tujuan Tujuan ditetapkannya Surat Edaran ini adalah agar:

a. Isi Putusan Mahkamah Agung tersebut serta implikasi perpajakan dapat diketahui dan dipahami oleh petugas pajak di seluruh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak.

Page 2: SE-24/PJ/2014 Tentang Pelaksanaan Putusan MA Nomor 70P HUM 2013

b. Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dapat menyampaikan Putusan Mahkamah Agung dan implikasi perpajakan kepada para pengusaha yang berada di wilayah kerjanya, khususnya pengusaha yang bergerak di bidang pertanian, perkebunan, dan kehutanan.

c. Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak serta para pengusaha dapat melaksanakan isi Putusan Mahkamah Agung serta implikasi perpajakan sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

C. Ruang Lingkup Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini merupakan tindak lanjut sehubungan dengan adanya Putusan Mahkamah Agung Nomor 70P/HUM/2013 tanggal 25 Februari 2014. Adapun ruang lingkup dalam Surat Edaran ini adalah:

1. Menyampaikan isi putusan Mahkamah Agung tersebut serta implikasi perpajakan untuk diketahui dan dipahami oleh petugas pajak di seluruh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak.

2. Meminta kepada Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak untuk menyampaikan Putusan Mahkamah Agung dan implikasi perpajakan kepada para pengusaha yang berada di wilayah kerjanya, khususnya pengusaha yang bergerak di bidang pertanian, perkebunan, dan kehutanan.

3. Meminta kepada Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak serta para pengusaha untuk melaksanakan isi Putusan Mahkamah Agung serta implikasi perpajakan sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

D. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan

Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, mengatur antara lain: a. Pasal 1 angka 2, bahwa barang adalah barang berwujud, yang menurut sifat atau

hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud.

b. Pasal 1 angka 3, bahwa Barang Kena Pajak adalah barang yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang ini.

c. Pasal 3A ayat (1), bahwa pengusaha yang melakukan penyerahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf a, huruf c, huruf f, huruf g, dan huruf h, kecuali pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang.

d. Pasal 4 ayat (1) huruf a, b, dan f, bahwa Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas: 1) Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah Pabean yang dilakukan oleh

pengusaha; 2) Impor Barang Kena Pajak; 3) Ekspor Barang Kena Pajak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.

e. Pasal 4A ayat (2) huruf b, bahwa jenis barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah barang tertentu dalam kelompok barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak.

f. Penjelasan Pasal 4A ayat (2) huruf b, bahwa barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh rakyat banyak antara lain meliputi beras, gabah, jagung, kedelai,

Page 3: SE-24/PJ/2014 Tentang Pelaksanaan Putusan MA Nomor 70P HUM 2013

buah-buahan dan sayur-sayuran. g. Pasal 7 ayat (1) dan (2), bahwa

1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen). 2) Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas ekspor

Barang Kena Pajak berwujud.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007, mengatur antara lain: a. Pasal 1 angka 1 huruf c, bahwa Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat

strategis adalah barang hasil pertanian. b. Pasal 1 angka 2 huruf a, bahwa barang hasil pertanian adalah barang yang

dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan yang dipetik langsung, diambil langsung atau disadap langsung dari sumbernya termasuk yang diproses awal dengan tujuan untuk memperpanjang usia simpan atau mempermudah proses lebih lanjut, sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini.

c. Pasal 2 ayat (1) huruf f, bahwa atas impor Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis berupa barang hasil pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf c dibebaskan dari pengenaan PPN.

d. Pasal 2 ayat (2) huruf c, bahwa atas penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis berupa barang hasil pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf c dibebaskan dari pengenaan PPN.

3. Pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.03/2013, mengatur bahwa Pengusaha wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, apabila sampai dengan suatu bulan dalam tahun buku jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonya melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah)

4. Pasal 8 ayat (2) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2011, mengatur bahwa dalam hal 90 hari setelah putusan Mahkamah Agung tersebut dikirim kepada Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan tersebut, ternyata Pejabat yang bersangkutan tidak melaksanakan kewajibannya, demi hukum Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan tidak mempunyai kekuatan hukum.

3. Materi 1. Berdasarkan data pada Sistem Informasi Administrasi Perkara Mahkamah Agung

Republik Indonesia, Putusan Mahkamah Agung Nomor 70P/HUM/2013 telah dikirim pada tanggal tanggal 23 April 2014. Dengan demikian apabila Pemerintah sampai dengan tanggal 21 Juli 2014 belum mencabut Pasal 1 ayat (1) huruf c, Pasal 1 ayat (2) huruf a, Pasal 2 ayat (1) huruf f, dan Pasal 2 ayat (2) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007, maka sejak tanggal 22 Juli 2014 ketentuan tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum.

2. Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung tersebut, maka implikasi perpajakannya adalah sebagai berikut:

a. Barang hasil pertanian berupa buah-buahan dan sayur-sayuran sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007 termasuk barang yang tidak dikenakan PPN (Bukan Barang Kena Pajak) sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b Undang-Undang PPN sehingga atas penyerahan, impor, maupun ekspornya tidak dikenai PPN (perincian jenis barang terlampir).

b. Barang hasil pertanian lain yang tidak ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007, yaitu beras, gabah, jagung, sagu dan

Page 4: SE-24/PJ/2014 Tentang Pelaksanaan Putusan MA Nomor 70P HUM 2013

kedelai adalah barang yang tidak dikenakan PPN (Bukan Barang Kena Pajak) sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b Undang-Undang PPN sehingga atas penyerahan, impor, maupun ekspornya tidak dikenai PPN (perincian jenis barang terlampir).

c. Barang hasil pertanian yang merupakan hasil perkebunan, tanaman hias dan obat, tanaman pangan, dan hasil hutan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007 yang semula dibebaskan dari pengenaan PPN berubah menjadi dikenakan PPN sehingga atas penyerahan dan impornya dikenai PPN dengan tarif 10%, sedangkan atas ekspornya dikenai PPN dengan tarif 0% (perincian jenis barang terlampir).

d. Sehubungan dengan huruf c di atas, maka Pengusaha (orang pribadi maupun badan) yang melakukan penyerahan barang hasil pertanian tersebut wajib memungut PPN dan untuk itu wajib dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, kecuali pengusaha yang termasuk pengusaha kecil dengan omzet sampai dengan Rp 4,8 milyar per tahun sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.03/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2010 tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai.

3. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dengan ini diminta kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak untuk:

a. Menyampaikan/mensosialisasikan Putusan Mahkamah Agung tersebut di atas serta implikasi perpajakannya kepada para pengusaha di bidang pertanian, perkebunan, dan kehutanan yang terdapat di wilayah kerja Saudara;

b. Memberikan pelayanan dan pengawasan atas pelaksanaan pemenuhan kewajiban perpajakan bagi pengusaha yang melakukan penyerahan, impor, dan/atau ekspor barang pertanian, perkebunan dan kehutanan yang dikenai PPN sebagai implikasi dari Putusan Mahkamah Agung;

c. Mengidentifikasi dan menginventarisasi permasalahan serta resiko yang mungkin timbul di lapangan sebagai akibat adanya putusan Mahkamah Agung;

d. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang timbul sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

e. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Peraturan Perpajakan I c.q. Subdirektorat Peraturan PPN Industri apabila terdapat kendala dan permasalahan dalam pelaksanaan Surat Edaran ini.

Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Juli 2014 DIREKTUR JENDERAL PAJAK, ttd. A. FUAD RAHMANY NIP 195411111981121001

Page 5: SE-24/PJ/2014 Tentang Pelaksanaan Putusan MA Nomor 70P HUM 2013

LAMPIRANSurat Edaran Direktur Jenderal PajakNomor : SE-24/PJ/2014Tanggal : 25 Juli 2014

Daftar Barang Hasil Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan yang ditetapkan dalamLampiran Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007 dan Implikasi Perpajakannya Berdasarkan Putusan MA No. 70P/HUM/2013

No. Komoditi Proses Jenis Barang Implikasi Putusan MA No. 70P/HUM/2013

I. Perkebunan

1 Kakao- Buah - Dipetik, diperam,dikupas, fermentasi/tanpa

fermentasi, dikeringkan- Biji Kakao kering fermentasi/non fermentasi- Kulit, sekam, selaput dan sisa lainnya dan

komposnya, serta limbah untuk pakan ternak

- Barang Kena Pajak (BKP) yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN (namun untuk makanan

ternak dibebaskan dari pengenaan PPN)

2 Kopi- Buah - Dipetik, diperam,dikupas, fermentasi/tanpa

fermentasi, dikeringkan- Dipetik, diperam, dikupas, fermentasi/tanpa

fermentasi, dikeringkan, disangrai

- Biji Kopi Kering- Biji Kopi sangrai- Kulit, sekam, selaput dan sisanya dan komposnya

serta limbah untuk pakan ternak

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN (namun untuk makanan

ternak dibebaskan dari pengenaan PPN)

3 Kelapa Sawit- Buah- Cangkang

- Dipetik, dibrondol- Dipetik, direbus, dirontokkan, dicacah,

dipress, dikeringkan, dipecah, dipisahkan(cangkang dan inti sawit)

- Tandan Buah Segar (TBS)- Cangkang, ampas, daun dan komposnya serta

limbah untuk pakan ternak- Tempurung basah/kering

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN (namun untuk makanan

ternak dibebaskan dari pengenaan PPN)- BKP yang dikenai PPN

4 Aren- Nira- Daun/batang

- Disadap- Dipotong, dicacah, fermentasi

- Nira aren- Daun, ampas dan komposnya

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

5 Jambu Mete- Biji Mete - Dipetik, tidak dikupas (tanpa dikacip)

- Dipetik, dikeringkan, dikemas, tidak dikemas- Mete Gelondong (mete berkulit)- Kacang Mete Basah/Kering, limbah untuk pakan

ternak

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN (namun untuk makanan

ternak dibebaskan dari pengenaan PPN)

6 Lada- Buah - Dipetik, dipisahkan, dicelup/tanpa dicelup,

dikeringkan- Dipetik, dipisahkan, direndam, dikupas,

dikeringkan

- Lada hitam

- Lada putih

- BKP yang dikenai PPN

- BKP yang dikenai PPN

7 Pala- Biji- Buah- Bunga- Kulit ari

- Dipetik, dipotong, dikeringkan- Dipetik, dipotong, dikeringkan- Dipetik, dikeringkan- Dipetik, dikupas, dikeringkan

- Biji Pala Kering (berkulit dan dikupas)- Buah Pala Kering, Fuli- Bunga Pala- Fuli

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

Page 6: SE-24/PJ/2014 Tentang Pelaksanaan Putusan MA Nomor 70P HUM 2013

No. Komoditi Proses Jenis Barang Implikasi Putusan MA No. 70P/HUM/2013

8 Cengkeh- Bunga- Tangkai/daun

- Dipetik, dikeringkan- Dipetik, dikeringkan

- Cengkeh Kering- Tangkai dan daun cengkeh Kering

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

9 Karet- Getah - Disadap, koagulasi

- Disadap, koagulasi, digiling, dianginkan- Disadap, koagulasi, digiling, dianginkan,

diputar, diawetkan

- Slab- Sheet angina- Lateks pekat

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

10 Teh- Daun - Dipetik, dihamparkan, dilayukan/

difermentasi, dikeringkan, sortasi- Daun teh kering fermentasi/non fermentasi - BKP yang dikenai PPN

11 Tembakau- Daun - Dipetik, dirajang, dikeringkan/ diomprong,

disortasi- Dipetik, dikeringkan, disortasi

- Tembakau Rajang basah/kering- Tembakau Lembaran basah/kering

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

12 Tebu- Batang - Ditebang

- Ditebang, dipotong- Batang Tebu- Pucuk Tebu

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

13 Kapas- Buah Dipetik, dikeringkan, dipisahkan dari biji,

digaruk, disisir- Kapas hasil garuk dan sisir- Kapas tidak digaruk dan tidak disisir- Biji Kapas

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

14 Kapuk- Buah Dipetik, pemisahan gelondong, pemecahan

gelondong- Kapuk hasil garuk dan sisir- Kapuk Gelondong- Biji dan Kulit Kapuk

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

15 Rami, Rosella, Jute,Kenaf, Abaca danlainnya- Batang Dipotong, dikupas, direndam, dicuci,

dikeringkanSerat Mentah/Diolah tanpa pintal - BKP yang dikenai PPN

16 Kayumanis- Kulit Batang Dipotong, dikupas, ditumbuk, dikeringkan - Kulit Kayu Manis dan Bunganya; Lembaran

- Tumbuk- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

Page 7: SE-24/PJ/2014 Tentang Pelaksanaan Putusan MA Nomor 70P HUM 2013

No. Komoditi Proses Jenis Barang Implikasi Putusan MA No. 70P/HUM/2013

17 Kina- Kulit Batang Dikupas, dikeringkan Kulit Kina Kering lembaran/tumbuk - BKP yang dikenai PPN

18 Panili- Buah/biji Dipetik, dikeringkan, dirajang Buah/biji Vanili Kering - BKP yang dikenai PPN

19 Nilam- Daun Dipetik, dirajang, dijemur Daun Nilam (Segar atau Kering) - BKP yang dikenai PPN

20 Jarak Pagar- Buah Dipetik, diperas Biji, ampas - BKP yang dikenai PPN

21 Sereh- Daun Dipetik, dirajang, dijemur Daun Sereh (Segar atau Kering) - BKP yang dikenai PPN

22 Atsiri- Daun, akar, bunga,

buahDipetik, dirajang, dijemur Daun Atsiri (Segar atau Kering) - BKP yang dikenai PPN

23 Kelapa- Buah- Kulit Buah (Sabut)- Tempurung- Batang

- Dipetik- Dipetik, dicungkil, dikeringkan- Dipetik, dikupas, dicacah- Dipetik, dikupas, dikeringkan- Dipotong dalam bentuk segar atau diawetkan

- Kelapa segar- Kopra- Sabut Kering- Batok kelapa kering- Bahan kayu (Glugu)

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

24 Tanaman Perkebunandan Sejenisnya- Batang, biji, daun Distek, dicangkok, diokulasi dan sejenisnya Stek, Cangkokan, Okulasi dan Bahan Tanaman

Lainnya.- BKP yang dikenai PPN

Page 8: SE-24/PJ/2014 Tentang Pelaksanaan Putusan MA Nomor 70P HUM 2013

No. Komoditi Proses Jenis Barang Implikasi Putusan MA No. 70P/HUM/2013

II. HortikulturaA. Buah-buahan1 Pisang

- Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas Pisang segar, dingin - Bukan BKP sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b UUPPN

2 Jeruk (siam, keprok,pamelo)- Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas Jeruk segar - Bukan BKP sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b UU

PPN3 Mangga

- Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas Mangga segar, utuh, potong - Bukan BKP sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b UUPPN

4 Salak- Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dioven,

dikemas/tidak dikemasSalak segar - Bukan BKP sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b UU

PPN5 Nanas

- Buah Dipetik, dikupas, dipotong, diiris, direndam,dikering, dikemas

Nanas segar, utuh, potong, kulit, ampas - Bukan BKP sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b UUPPN

6 Belimbing- Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas Belimbing segar - Bukan BKP sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b UU

PPN7 Manggis

- Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas Manggis segar - Bukan BKP sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b UUPPN

8 Rambutan- Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, dikemas Rambutan segar, utuh, kupas - Bukan BKP sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b UU

PPN9 Durian

- Buah Dipetik, dicuci, disortasi, digrading, kupas,didinginkan, dibekukan, dikemas

Durian utuh, kupas, dingin, beku - Bukan BKP sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b UUPPN

10 Melon, semangka,pepaya dan sejenisnya- Buah Dipetik, dikupas, dipotong, diiris, direndam,

dikeringkan, didinginkan, dikemasBuah segar/dingin, utuh, potong - Bukan BKP sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b UU

PPN11 Duku, bangkuang,

nangka, cempedak,dan sejenisnya- Buah Dipetik, dikupas, dipotong, diiris, direndam,

dikeringkan, didinginkan, dikemasBuah utuh, kupas, dingin, beku - Bukan BKP sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b UU

PPN

Page 9: SE-24/PJ/2014 Tentang Pelaksanaan Putusan MA Nomor 70P HUM 2013

No. Komoditi Proses Jenis Barang Implikasi Putusan MA No. 70P/HUM/2013

B. Sayuran1 sayuran daun Dipetik, dicuci, ditiriskan, disimpan pada suhu

rendahSayuran segar, utuh, cacah, dingin - Bukan BKP sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b UU

PPN2 sayuran buah Dipetik, dicuci, ditiriskan, disimpan pada suhu

rendahSayuran segar, utuh, cacah, dingin - Bukan BKP sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b UU

PPN3 sayuran umbi Dipetik, dicuci, ditiriskan, disimpan pada suhu

rendahSayuran segar, utuh, cacah, dingin - Bukan BKP sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b UU

PPN4 sayuran jamur Dipetik, dicuci, ditiriskan, disimpan pada suhu

rendahSayuran segar, utuh, cacah, dingin - Bukan BKP sesuai Pasal 4A ayat (2) huruf b UU

PPNC. Tanaman Hias dan

Obat1 Tanaman hias Dipindah utuh, diberi media/tanpa media,

dikemas/tanpa dikemasTanaman hias bunga dan tanaman hias berdaun,dalam media

- BKP yang dikenai PPN

2 Tanaman potong- Daun, Bunga Dipetik, dipotong, direndam larutan penyegar,

diikat, dibungkus/digulung, dikepak (packing)Daun dan bunga potong kemas/tidak dikemas - BKP yang dikenai PPN

3 Tanaman obat- Buah- Daun- Biji- Umbi- Batang, kulit,

bunga dan lain-lain

Dipetik, diiris, dikeringkan, dikemas - Segar, simplisia kering- Segar, simplisia kering- Segar, simplisia kering- Segar, simplisia kering- Segar, simplisia kering

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

Page 10: SE-24/PJ/2014 Tentang Pelaksanaan Putusan MA Nomor 70P HUM 2013

No. Komoditi Proses Jenis Barang Implikasi Putusan MA No. 70P/HUM/2013

III. Tanaman Pangan1 Padi - Dipotong, dirontokkan, dipisahkan

- Dipotong, dirontokkan, dikeringkan, dikuliti,dipisahkan

- Dipotong, dirontokkan, dikeringkan, dikuliti,dipisahkan, disosoh

- Dipotong, dirontok, dirajang, dikeringkan

- Merang- Sekam

- Bekatul, dedak

- Jerami dan Komposnya

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

- BKP yang dikenai PPN

- BKP yang dikenai PPN2 Jagung - Dipetik, dicacah

- Dipetik, dicacah, dikeringkan- Dipetik, dicacah, dikeringkan- Dikeringkan- Dikeringkan, dicacah- Dipotong, dicacah, dikeringkan

- Tongkol utuh/cacah basah/kering- Bonggol utuh/cacah- Daun lembaran/cacah basah/kering- Klobot lembaran/cacah basah/kering- Batang utuh/cacah basah/kering

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

3 Kacang Tanah- Polong - Dipanen/dicabut, dibersihkan

- Dipanen/dicabut, dibersihkan, dikeringkan,dipecah, dikuliti.

- Kacang tanah gelondong segar- Kacang tanah gelondong kering- Kacang ose kering; berkulit ari/tidak berkulit

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

4 Ubi Kayu- Umbi

- Batang- Daun

- Dicabut, dibersihkan, dikupas, dikeringkan- Dicabut, dibersihkan, dikupas, dikeringkan

dicacah/dirajang- Dicabut, dibersihkan, dikupas, diparut,

diperas, dipres, dikeringkan- Dipotong- Dipetik, Dikeringkan

- Gaplek- Umbi rajang/cacah; basah/kering

- Onggok (limbah)

- Stek ubikayu, potongan/cacah/ batang- Daun singkong basah/kering

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

- BKP yang dikenai PPN

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

5 Ubi Jalar - Dicabut, dibersihkan- Dicabut, dibersihkan, Dikupas, dipotong,

dikeringkan.

- Ubi Jalar- Ubi Jalar utuh/rajang/cacah;

basah/kering/dingin/beku

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

6 Kacang hijau, gude,dan kacang lainnya- Polong - Dipanen/dicabut, dibersihkan

- Dipanen/dicabut, dibersihkan, dikeringkan,dipecah, dikuliti

- Kacang polong segar/kering/dingin/beku- Kacang ose kering; berkulit ari/tidak

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

7 Talas, Garut, gembilidan umbi lainnya

- Dicabut, dibersihkan- Dicabut, dibersihkan, dikupas, dipotong,

dikeringkan

- Ubi segar- Ubi utuh/rajang/cacah; basah/kering/dingin/beku

- BKP yang dikenai PPN- BKP yang dikenai PPN

Page 11: SE-24/PJ/2014 Tentang Pelaksanaan Putusan MA Nomor 70P HUM 2013

No. Komoditi Proses Jenis Barang Implikasi Putusan MA No. 70P/HUM/2013

IV. Hasil HutanA. Hasil Hutan Kayu1 Kayu - Bagian dari pohon yang dipotong, dikuliti

dengan tangan ataupun tidak, diberi bahanpengawet maupun tidak, dihilangkangetahnya atau tidak, menjadi batang denganukuran diameter 30 (tiga puluh) cm ataulebih

- Bagian dari pohon yang dipotong, dikulitidengan tangan ataupun tidak, diberi bahanpengawet maupun tidak, dihilangkangetahnya atau tidak, menjadi batang denganukuran diameter kurang dari 30 (tiga puluhcm)

- Kayu bulat besar

- Kayu bulat kecil

- BKP yang dikenai PPN

- BKP yang dikenai PPN

2 Kelapa Sawit- Kayu Bagian dari pohon yang dipotong, diberi bahan

pengawet atau tidakKayu bulat kelapa sawit - BKP yang dikenai PPN

3 Karet- Kayu Bagian dari pohon yang dipotong, diambil

getahnya atau tidak, diberi bahan pengawetatau tidak

Kayu bulat karet - BKP yang dikenai PPN

4 Bambu- Batang Bagian dari pohon yang dipotong, diawetkan

atau tidak, dikeringkanBambu bulat kering - BKP yang dikenai PPN

B. Hasil Hutan BukanKayu

1 Rotan - Batang rotan yang telah mengalamipembersihan dan peruntian tetapi belummengalami pencucian dan dikeringkan

- Batangan rotan yang telah dibersihkan,penggosokan dan pengeringan danpengawetan dengan asap belerang (Washeddan Sulphurized)

- Rotan asalan

- Rotan bundar WS (Washed and Sulphurized)

- BKP yang dikenai PPN

- BKP yang dikenai PPN

2 Gaharu Dicincang, dipilah diambil bagian gaharunya,dikeringkan

Gubal gaharu dan Kamedangan - BKP yang dikenai PPN

3 Agathis- Kopal Pembersihan kulit, dikoak, ditampung getahnya

sampai mengerasKopal - BKP yang dikenai PPN

Page 12: SE-24/PJ/2014 Tentang Pelaksanaan Putusan MA Nomor 70P HUM 2013

No. Komoditi Proses Jenis Barang Implikasi Putusan MA No. 70P/HUM/2013

4 Shorea- Damar mata kucing Pembersihan kulit, dikoak, ditampung getahnya

sampai mengerasDamar - BKP yang dikenai PPN

5 Kemiri- Biji Buah dikupas kulitnya, biji dipecah atau tidak,

daging biji dikeringkanBiji kemiri kering, daging biji kering - BKP yang dikenai PPN

6 Tengkawang- Biji Buah dikupas kulitnya, biji dipecah daging biji

dikeringkanBiji tengkawang - BKP yang dikenai PPN

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

TTD

A. FUAD RAHMANYNIP 195411111981121001