se 002.e.dir.2013

76
1 PT PLN (PERSERO) EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERHITUNGAN NILAI KINERJA ORGANISASI UNIT DAN ANAK PERUSAHAAN Sebagai pelaksanaan lebih lanjut Pasal 7 ayat (5) Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 181.K/DIR/2013 tanggal 15 Februari 2013 tentang Manajemen Kinerja Korporasi dan Penilaian Kinerja Organisasi 2013, maka perlu disusun Petunjuk Pelaksanaan Perhitungan Nilai Kinerja Organisasi Unit dan Anak Perusahaan dengan Edaran Direksi sebagai berikut : I. Penetapan Kontrak Manajemen Unit dan Anak Perusahaan A. Kontrak Manajemen (KM) Unit dan Anak Perusahaan dikelompokkan berdasarkan Direktorat Pembina, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I. B. Key Performance Indicator (KPI) : 1. KPI dibedakan ke dalam 3 jenis : a. KPI dengan polaritas positif, yaitu KPI yang pencapaiannya semakin baik jika realisasinya semakin besar. b. KPI dengan polaritas negatif, yaitu KPI yang pencapaiannya semakin baik jika realisasinya semakin kecil. c. KPI nilai pengurang, yaitu KPI yang apabila tidak memenuhi kriteria tertentu akan menimbulkan nilai pengurang. 2. Daftar KPI Unit dan Anak Perusahaan beserta deskripsi, formula, jenis KPI dan satuan adalah sebagaiman tercantum dalam Lampiran II. C. Bobot tiap-tiap KPI Unit dan Anak Perusahaan : 1. Tabel bobot KPI Unit adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran III.A. 2. Tabel bobot KPI Anak Perusahaan adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran III.B. D. Target KPI Unit dan Anak Perusahaan : Direktorat Pembina menetapkan target KPI Unit dan Anak Perusahaan binaannya dengan mengacu pada Target KPI Korporat, RKAP, prioritas strategi masing-masing Unit dan Anak Perusahaan, dan pembentukan Budaya Organisasi Unggul (High Performance Culture). II. Pelaporan Pencapaian KPI Unit dan Anak Perusahaan A. Pelaporan pencapaian KPI didasarkan pada data target KPI dan data realisasi KPI yang telah di- entry ke dalam Aplikasi Pengendalian Kinerja, dimana : 1. Data target KPI Unit dan Anak Perusahaan mengacu pada target di dalam KM Unit dan Anak Perusahaan, serta target bulanan untuk selanjutnya di-entry ke dalam Aplikasi Pengendalian Kinerja. 2. Data realisasi KPI masing-masing Unit dan Anak Perusahaan harus di-entry oleh masing- masing Unit dan Anak Perusahaan kecuali untuk beberapa KPI sebagaimana diuraikan pada butir II.C.

Upload: ekoriduwan

Post on 21-Jan-2016

898 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Petunjuk Pelaksanaan Perhitungan NKO Unit Dan Anak Perusahaan PLN

TRANSCRIPT

Page 1: SE 002.E.dir.2013

PT PLN (PERSERO)

EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)

NOMOR : 002.E/DIR/2013

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PERHITUNGAN NILAI KINERJA ORGANISASI UNIT DAN ANAK PERUSAHAAN

Sebagai pelaksanaan lebih lanjut Pasal 7 ayat (5) Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 181.K/DIR/2013 tanggal 15 Februari 2013 tentang Manajemen Kinerja Korporasi dan Penilaian Kinerja Organisasi 2013, maka perlu disusun Petunjuk Pelaksanaan Perhitungan Nilai Kinerja Organisasi Unit dan Anak Perusahaan dengan Edaran Direksi sebagai berikut : I. Penetapan Kontrak Manajemen Unit dan Anak Perusahaan

A. Kontrak Manajemen (KM) Unit dan Anak Perusahaan dikelompokkan berdasarkan Direktorat

Pembina, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I.

B. Key Performance Indicator (KPI) :

1. KPI dibedakan ke dalam 3 jenis : a. KPI dengan polaritas positif, yaitu KPI yang pencapaiannya semakin baik jika realisasinya

semakin besar. b. KPI dengan polaritas negatif, yaitu KPI yang pencapaiannya semakin baik jika realisasinya

semakin kecil. c. KPI nilai pengurang, yaitu KPI yang apabila tidak memenuhi kriteria tertentu akan

menimbulkan nilai pengurang.

2. Daftar KPI Unit dan Anak Perusahaan beserta deskripsi, formula, jenis KPI dan satuan adalah sebagaiman tercantum dalam Lampiran II.

C. Bobot tiap-tiap KPI Unit dan Anak Perusahaan :

1. Tabel bobot KPI Unit adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran III.A. 2. Tabel bobot KPI Anak Perusahaan adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran III.B.

D. Target KPI Unit dan Anak Perusahaan : Direktorat Pembina menetapkan target KPI Unit dan Anak Perusahaan binaannya dengan mengacu pada Target KPI Korporat, RKAP, prioritas strategi masing-masing Unit dan Anak Perusahaan, dan pembentukan Budaya Organisasi Unggul (High Performance Culture).

II. Pelaporan Pencapaian KPI Unit dan Anak Perusahaan A. Pelaporan pencapaian KPI didasarkan pada data target KPI dan data realisasi KPI yang telah di-

entry ke dalam Aplikasi Pengendalian Kinerja, dimana : 1. Data target KPI Unit dan Anak Perusahaan mengacu pada target di dalam KM Unit dan Anak

Perusahaan, serta target bulanan untuk selanjutnya di-entry ke dalam Aplikasi Pengendalian Kinerja.

2. Data realisasi KPI masing-masing Unit dan Anak Perusahaan harus di-entry oleh masing-masing Unit dan Anak Perusahaan kecuali untuk beberapa KPI sebagaimana diuraikan pada butir II.C.

Page 2: SE 002.E.dir.2013

3. Data realisasi KPI yang di-entry oleh Unit dan Anak Perusahaan merupakan data kumulatif

bulanan, dan harus di-entry ke Aplikasi Pengendalian Kinerja setiap bulan.

B. Selain data realisasi KPI, Unit dan anak Perusahaan juga harus memasukkan attachment berupa data pendukung setiap KPI yang di-entry oleh Unit dan Anak Perusahaan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Data pendukung berupa narasi yang berisi analisa tercapai/tidak tercapainya tiap-tiap KPI,

disertai dengan penjelasan usaha-usaha yang telah dilakukan dan kendala-kendala yang dihadapi.

2. Data pendukung berupa tabel perhitungan yang berisi rincian perhitungan data realisasi tiap-tiap KPI, dengan menyertakan rincian perhitungan unit pelaksana (Area, Sektor, Region dan Unit Pelaksana lainnya).

3. Attachment dimasukkan oleh Unit dan Anak Perusahaan setiap periode triwulanan.

C. Daftar KPI Unit yang penilaian dan entry datanya dilakukan oleh Divisi terkait di PLN Pusat : 1. Kepuasan Pelanggan :

a. Untuk Unit Wilayah dan Distribusi, penilaian dan entry data dilakukan oleh Divisi Niaga. b. Untuk Unit selain Wilayah dan Distribusi, penilaian dan entry data dilakukan oleh SPKK.

2. Human Capital Readines, penilaian dan entry data dilakukan oleh Direktorat SDM, dengan rincian Divisi sesuai Pedoman Pengukuran HCR dan OCR tahun 2013.

3. Organization Capital Readiness, penilaian dan entry data dilakukan oleh Direktorat SDM, dengan rincian Divisi sesuai Pedoman Pengukuran HCR dan OCR tahun 2013.

4. Tindak Lanjut Malcolm Baldrige, penilaian dan entry data dilakukan oleh SPKK.

5. ERM, penilaian dan entry data dilakukan oleh Divisi Manajemen Resiko.

6. PLN Bersih, penilaian dan entry data dilakukan oleh SPKK.

7. Kepatuhan, terdiri dari :

a. Temuan Auditor Intern, penilaian dan entry data dilakukan oleh Satuan Pengawas Intern. b. Keselamatan Ketenagalistrikan, penilaian dan entry data dilakukan oleh Divisi Umum. c. Lingkungan Hidup, penilaian dan entry data dilakukan oleh Divisi Perencanaan Sistem. d. Kelengkapan Data SILM, penilaian dan entry data dilakukan oleh Sekretariat Perusahaan.

D. Dalam waktu 5 hari kerja setelah periode entry data berakhir, SPKK membuat Laporan Pencapaian

KPI Unit dan Anak Perusahaan, yang berisi hasil pencapaian KPI Unit dan Anak Perusahaan.

E. Uji Petik kebenaran angka capaian KPI Unit dan Anak Perusahaan dilakukan maksimal dua kali dalam setahun :

1. Tujuan Uji Petik adalah untuk menjamin kredibilitas laporan capaian KPI Unit dan Anak

Perusahaan. 2. Uji Petik dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan mengacu pada Laporan Pencapaian KPI Unit

Triwulanan, berdasarkan hasil evaluasi KPKD. 3. Uji Petik dilaksanakan oleh SPKK dan atau KPKD, serta dapat dibantu oleh Satuan Pengawas

Intern ataupun Divisi lain di PLN Kantor Pusat. 4. Hasil Uji Petik akan dilaporkan oleh SPKK ke Direktur Pembina masing-masing Unit.

III. Perhitungan NKO Unit dan Anak Perusahaan

A. NKO dihitung berdasarkan pencapaian tiap-tiap KPI, yang dikonversikan menjadi nilai tiap-tiap KPI,

dan dilakukan penjumlahan seluruh nilai KPI.

B. Perhitungan pencapaian dan nilai dari tiap-tiap KPI adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV.

Page 3: SE 002.E.dir.2013

IV. Pada saat Edaran ini mulai berlaku, maka Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor 001.E/DIR/2012, tanggal 6 Januari 2012, tentang Petunjuk Pelaksanaan Perhitungan Nilai Kinerja Organisasi Unit dan Anak Perusahaan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Februari 2013

DIREKTUR SUMBER DAYA MANUSIA DAN UMUM,

EDDY D. ERNINGPRAJA

 

 

   

Page 4: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN I EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

4  

DAFTAR UNIT DAN ANAK PERUSAHAAN BINAAN

I. Direktur Operasi Jawa Bali membina Unit berikut : 1. PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B 2. PT PLN (Persero) Unit Pembangkitan Jawa Bali 3. PT PLN (Persero) Pusat Penyaluran dan Pengatur Beban Jawa Bali 4. PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang 5. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten 6. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY 7. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur 8. PT PLN (Persero) Distribusi Bali

II. Direktur Operasi Indonesia Barat membina Unit berikut : 1. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara 2. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan 3. PT PLN (Persero) Pusat Penyaluran dan Pengatur Beban Sumatera 4. PT PLN (Persero) Wilayah Aceh 5. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara 6. PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau 7. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat 8. PT PLN (Persero) Wilayah Bangka Belitung 9. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu 10. PT PLN (Persero) Distribusi Lampung 11. PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat

III. Direktur Operasi Indonesia Timur membina Unit berikut : 1. PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimanatan Tengah 2. PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Timur 3. PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat 4. PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo 5. PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat 6. PT PLN (Persero) Wilayah Nusat Tenggara Timur 7. PT PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara 8. PT PLN (Persero) Wilayah Papua

IV. Direktur Konstruksi membina Unit berikut : 1. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera 1 2. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera 2 3. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jaringan Sumatera 1 4. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jaringan Sumatera 2 5. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Thermal Jawa Bali 6. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Hidro Jawa bali 7. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jaringan Jawa Bali 1 8. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jaringan Jawa Bali 2 9. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Transmisi Interkoneksi Sumatera Jawa 10. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit dan Jaringan Kalimantan 11. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit dan Jaringan Nusa Tenggara 12. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sulawesi, Maluku dan Papua 13. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jaringan Sulawesi, Maluku dan Papua 14. PT PLN (Persero) Pembangkitan Lontar 15. PT PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi

V. Direktur Perencanaan dan Manajemen Resiko membina Unit berikut : 1. PT PLN (Persero) Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan 2. PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan 3. PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi

VI. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum membina Unit berikut :

1. PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan 2. PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan

Page 5: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN I EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

5  

VII. Direktur Keuangan membina Anak Perusahaan berikut :

1. PT Indonesia Power 2. PT Pembangkitan Jawa Bali 3. PT Indonesia Comnet Plus 4. PT PLN Batam 5. PT PLN Tarakan 6. PT PLN Enjiniring 7. PT PLN Geothermal 8. PT PLN Batubara 9. PT Bahtera Adhi Guna 10. PT Haleyora Power

Page 6: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

6  

DESKRIPSI DAN FORMULA KPI UNIT

I. PERSPEKTIF PELANGGAN

1. Kepuasan Pelanggan Deskripsi : Hasil survey kepuasan pelanggan oleh surveyor independen atau Unit Pusat Pendidikan dan Latihan terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan dalam suatu periode

Formula : Nilai hasil survey kepuasan pelanggan Keterangan :

a. Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan untuk Unit Wilayah dan Distribusi ditentukan oleh Divisi Niaga PLN Kantor Pusat, yang dilakukan pada akhir Triwulan 4 tahun berjalan, sedangkan untuk Unit selain Wilayah dan Distribusi pelaksanaan survey kepuasan pelanggan dilakukan oleh Unit Pusat Pendidikan dan Latihan yang dilakukan pada akhir Triwulan 2 dan akhir Triwulan 4 tahun berjalan dengan responden Pelanggan Internal PLN. Untuk Anak Perusahaan pelaksanaan survey kepuasan pelanggan dilakukan oleh surveyor independen yang ditunjuk oleh masing-masing Anak Perusahaan.

b. Untuk mencapai nilai kepuasan pelanggan yang ditargetkan, setiap Unit dan Anak Perusahan harus menyusun kegiatan-kegiatan triwulanan, yang disetujui oleh Direktur Pembina selambat-lambatnya akhir bulan Februari tahun berjalan. Setiap kegiatan dibuat tabel rencana pelaksanaannya secara kumulatif, dan dimonitor hasil pelaksanaannya setiap triwulan, serta dihitung prosentase pencapaian dari setiap kegiatan dengan cara membandingkan realisasi kegiatan terhadap rencana kegiatan.

c. Untuk Unit Wilayah dan Distribusi pada periode Triwulan 1, Triwulan 2 dan Triwulan 3, nilai Kepuasan Pelanggan berdasarkan rata-rata prosentase pencapaian setiap kegiatan (setiap kegiatan memiliki prosentase pencapaian maksimal 100%). Sedangkan untuk Triwulan 4, nilai Kepuasan Pelanggan berdasarkan hasil survey kepuasan pelanggan.

d. Untuk Unit selain Wilayah dan Distribusi pada periode Triwulan 1 dan Triwulan 3, nilai Kepuasan Pelanggan berdasarkan rata-rata prosentase pencapaian setiap kegiatan (setiap kegiatan memiliki prosentase pencapaian maksimal 100%). Sedangkan untuk Triwulan 2 dan Triwulan 4, nilai Kepuasan Pelanggan berdasarkan hasil survey kepuasan pelanggan. Keterangan lebih lanjut pada Lampiran V, Lampiran VI dan Lampiran VII.

Contoh : a. Suatu unit wilayah untuk mencapai nilai kepuasan pelanggan yang ditargetkan,

melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

Dari hasil monitoring pelasanaan kegiatan tersebut di atas, terlihat bahwa nilai Kepuasan Pelanggan bulan Triwulan 3 adalah 73,5%.

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

2. Penambahan Jumlah Pelanggan Deskripsi : Delta pelanggan suatu periode terhadap tahun sebelumnya, yang meliputi pelanggan pasca bayar dan pelanggan pra bayar

Formula : = Jumlah pelanggan periode berjalan – Jumlah pelanggan tahun sebelumnya Keterangan :

a. Jumlah pelanggan tahun berjalan merupakan jumlah pelanggan prabayar dan non-prabayar periode tertentu

b. Jumlah pelanggan tahun sebelumnya merupakan jumlah pelanggan sampai dengan bulan Desember tahun sebelumnya

Satuan : pelanggan Jenis KPI : Polaritas positif

Page 7: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

7  

3. Komplain Pelanggan Deskripsi : Rata-rata jumlah komplain / pengaduan pelanggan terhadap jumlah pelanggan dalam suatu periode

Formula :

= Jumlah Komplain yang Diterima

Jumlah Pelanggan x 100%

Keterangan : a. Jenis komplain yang dicatat antara lain :

i. Teknis akibat adanya pemadaman. ii. Non teknis seperti baca meter, token listrik, perubahan daya, tusbung, pungli, dll.

b. Media komplain antara lain : i. SMS ii. Contact Center iii. Telepon Non Contact Center iv. Media Cetak v. Website vi. Surat

c. Pencatatan / database komplain pelanggan yang belum difasilitasi aplikasi, maka harus dibuatkan Manual Log Book.

d. Jumlah pelanggan tahun berjalan merupakan jumlah pelanggan total suatu periode. Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negatif

4. Penambahan Jumlah Pelanggan Prabayar Deskripsi : Delta pelanggan prabayar suatu periode terhadap periode tahun sebelumnya Formula : = Jumlah pelanggan prabayar periode berjalan – Jumlah pelanggan prabayar tahun lalu Keterangan :

a. Jumlah pelanggan akhir tahun lalu merupakan jumlah pelanggan sampai dengan bulan Desember tahun sebelumnya

Satuan : pelanggan Jenis KPI : Polaritas positif

5. Penambahan Jumlah Pelanggan Deskripsi : Delta pelanggan prabayar dan pasca bayar suatu periode terhadap periode tahun sebelumnya

Formula : = Jumlah pelanggan total periode berjalan – Jumlah pelanggan total tahun lalu Keterangan :

a. Jumlah pelanggan akhir tahun lalu merupakan jumlah pelanggan sampai dengan bulan Desember tahun sebelumnya

Satuan : pelanggan Jenis KPI : Polaritas positif

6. Jumlah Pasokan Batubara Deskripsi : Pasokan batubara yang dikirim ke Unit PLN dan Anak Perusahaan pada suatu periode

Formula : = Jumlah Batubara yang dipasok dalam periode berjalan Satuan : Juta Ton Jenis KPI : Polaritas positif

7. Kualitas Produk Deskripsi : Rata-rata jumlah keluhan yang diterima terhadap jumlah produk portofolio sesuai penugasan dalam suatu periode

Formula :

= Jumlah Komplain yang Diterima

Total Jumlah Produk x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negatif

8. Pertumbuhan Pelanggan Baru Deskripsi : Prosentase penambahan pelanggan Non PLN dalam suatu periode

Page 8: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

8  

Formula :

= Penambahan Pelanggan Non-PLN tahun berjalan

Jumlah Pelanggan Total tahu lalu x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negative

II. PERSPEKTIF PRODUK DAN LAYANAN 1. SAIDI

Deskripsi : Rata-rata lama padam per pelanggan dalam suatu periode Formula :

=∑ [Lama padam x Jumlah pelanggan padam]

Jumlah pelanggan suatu periode

dimana i merupakan jumlah terjadinya pemadaman Keterangan : (untuk Unit Distribusi)

a. Perhitungan SAIDI dan SAIFI mencakup seluruh pemadaman di sisi distribusi, baik Pemadaman karena Gangguan maupun karena Pemadaman Terencana, tanpa memperhitungkan Pemadaman yang diakibatkan oleh Gangguan dan atau Pemeliharaan di sisi pembangkitan dan transmisi.

b. Perhitungan realisasi SAIDI dan SAIFI adalah jenis Gangguan sesuai Surat Kolektif *)/471/DITUSAHA/1994 tanggal 13 Oktober 1994 Perihal Penjelasan Tambahan E.DIR No. 031.E/471/DIR/1993 Tgl 1 September 1993 meliputi : i. Pemadaman karena Gangguan dengan No. Kode 01a s.d 59, 81 s.d 87. ii. Pemadaman Terencana dengan No. Kode 91 s.d 96 dan 98 (hanya karena pekerjaan

di Jaringan Distribusi). iii. Pelaporan SAIDI SAIFI tetap sesuai Edaran yang berlaku.

Keterangan : (untuk Unit Wilayah dan Anak Perusahaan) a. Perhitungan SAIDI dan SAIFI mencakup seluruh Pemadaman di sisi pembangkit,

transmisi dan distribusi, baik Pemadaman karena Gangguan maupun karena Pemadaman Terencana.

b. Perhitungan realisasi SAIDI dan SAIFI adalah seluruh jenis Gangguan sesuai Surat Kolektif *)/471/DITUSAHA/1994 tanggal 13 Oktober 1994 Perihal Penjelasan Tambahan E.DIR No. 031.E/471/DIR/1993 Tgl 1 September 1993.

Satuan : menit / pelanggan Jenis KPI : Polaritas negatif

2. SAIFI Deskripsi : Rata-rata kali padam per pelanggan dalam suatu periode Formula :

=∑ [Kali padam x Jumlah pelanggan padam]

Jumlah pelanggan suatu periode

dimana i merupakan jumlah terjadinya pemadaman Keterangan : (sesuai keterangan indikator SAIDI)

Satuan : kali / pelanggan Jenis KPI : Polaritas negatif

3. Respon Time Deskripsi : Waktu respon rata-rata terhadap pengaduan pelanggan padam atau pengaduan teknis instalasi jaringan yang membutuhkan petugas tiba di lokasi / pelanggan, yang dihitung sejak pelanggan melapor sampai dengan petugas tiba di lokasi / pelanggan

Formula :

=∑ Lama waktu respon sejak pelanggan melapor sampai petugas tiba

i

dimana i merupakan jumlah pelanggan yang melapor. Satuan : menit Jenis KPI : Polaritas negatif

4. Recovery Time Deskripsi : Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan gangguan di JTM dan Gardu Distribusi dimulai sejak padam sampai dengan penyelesaian gangguan (pelanggan menyala kembali)

Page 9: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

9  

Formula :

=∑ Lama waktu penyelesaian pemulihan gangguan JTM dan Gardu Distribusi

i

dimana i merupakan jumlah gangguan JTM dan Gardu Distribusi. Satuan : menit Jenis KPI : Polaritas negatif

5. Kecepatan Pelayanan Pasang Baru Deskripsi : Lama waktu rata - rata pelayanan untuk pasang baru tanpa perluasan JTM dan JTR (hanya membutuhkan SR dan APP)

Formula:

=∑ Lama waktu pasang baru tanpa JTM dan JTR

i

dimana i merupakan jumlah pasang baru tanpa perluasan JTM dan JTR Keterangan :

a. Perhitungan lama waktu pasang baru dimulai sejak pelanggan membayar biaya penyambungan sampai dengan tanggal PDL (Peremajaan Data Langganan).

Satuan : hari Polaritas : negatif, yaitu lebih cepat lebih baik

6. Mutu Tegangan Pelayanan (TR) Deskripsi : Rasio jumlah jurusan JTR yang memiliki tegangan ujung diluar standar yaitu +5% / -10% terhadap tegangan nominal sebesar 220 V / 380 V

Formula :

=Jumlah jurusan JTR dengan tegangan ujung diluar standar

Jumlah jurusan JTR beroperasi x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negatif

7. TLOD (Transmision Line Outage Duration) Deskripsi : Lamanya gangguan rata-ratapada jaringan transmisi setiap 100 kms dalam suatu periode

Formula :

=∑ [Lama sirkit padam karena gangguan]

Panjang jaringan transmisi beroperasi x 100

dimana i merupakan jumlah kali gangguan dalam suatu periode Keterangan :

a. Lama sirkit padam dihitung sejak gangguan terjadi hingga sirkit siap dibebani (enerjais) b. Perhitungan panjang jaringan transmisi didasarkan pada seluruh jaringan transmisi yang

beroperasi pada suatu periode termasuk jaringan transmisi baru yangmasih dalam masa garansi.

Satuan : jam / 100 kms Jenis KPI : Polaritas negatif

8. TROD (Transformer Outage Duration) Deskripsi : Lamanya gangguan rata-rata pada setiap unit trafo GI dalam suatu periode Formula :

=∑ [Lama trafo GI padam karena gangguan]

Jumlah trafo GI beroperasi

dimana i merupakan jumlah kali gangguan dalam suatu periode. Keterangan :

a. Lama trafo GI padam dihitung sejak gangguan terjadi hingga trafo siap dibebani (enerjais).

b. Perhitungan jumlah trafo GI didasarkan pada seluruh trafo GI yang beroperasi pada suatu periode termasuk trafo GI baru yangmasih dalam masa garansi.

Satuan : jam / unit Jenis KPI : Polaritas negatif

9. TLOF (Transmison Line Outage Frequency) Deskripsi : Jumlah kali gangguan rata-rata pada jaringan transmisi setiap 100 kms dalam suatu periode

Page 10: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

10  

Formula :

=Jumlah kali sirkit padam karena gangguan

Panjang jaringan transmisi beroperasi x 100

Keterangan : a. Perhitungan panjang jaringan transmisi didasarkan pada seluruh jaringan transmisi yang

beroperasi pada suatu periode termasuk jaringan transmisi baru yangmasih dalam masa garansi.

Satuan : kali / 100 kms Jenis KPI : Polaritas negatif

10. TROF (Transformer Outage Frequency) Deskripsi : Jumlah kali gangguan rata-rata pada setiap unit trafo GI dalam suatu periode Formula :

=Jumlah kali trafo GI padam karena gangguan

Jumlah trafo GI beroperasi x 100

Keterangan : a. Perhitungan jumlah trafo GI didasarkan pada seluruh trafo GI yang beroperasi pada suatu

periode termasuk trafo GI baru yangmasih dalam masa garansi. Satuan : kali / unit Jenis KPI : Polaritas negatif

11. Hari Tanpa GI Padam Deskripsi : Jumlah hari tanpa adanya GI yang yang padam yang disebabkan oleh gangguan sistem transmisi dalam suatu periode

Formula : =Periode waktu – Jumlah hari terdapat GI padam karena gangguan sistem transmisi Keterangan :

a. Periode waktu merupakan jumlah hari dalam suatu periode. b. Suatu GI dikatakan padam jika salah satu atau seluruh trafo mengalami padam

disebabkan karena gangguan sistem transmisi. c. Perhitungan jumlah GI didasarkan pada seluruh GI yang beroperasi pada suatu periode

termasuk GI baru yangmasih dalam masa garansi. Satuan : hari Jenis KPI : Polaritas positif

12. Ekskursi Tegangan Deskripsi : Persentase jumlah GI yang realisasi tegangannya melebihi batas +5% / -10% dari tegangan nominalnya dalam suatu periode

Formula :

=Jumlah GI yang tegangannya melebihi batas +5% / -10% dari tegangan nominal

Total jumlah GI beroperasi x 100%

Keterangan : a. Perhitungan jumlah GI yang tegangannya melebihi batas +5% / -10% dari tegangan

nominal didasarkan pada seluruh GI yang beroperasi pada suatu periode termasuk GI baru yangmasih dalam masa garansi.

b. Tegangan yang diukur adalah tegangan input GI. c. Suatu GI dikatakan memiliki tegangan melebihi batas +5% / -10% dari tegangan nominal

jika dalam waktu lebih dari 1 jam suatu GI berada dalam tegangan yang melebihi batas +5% / -10% dari tegangan nominal

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negatif

13. Ekskursi Frekuensi Deskripsi : Jumlah perubahan frekuensi yang terjadi pada jaringan transmisi yang melebihi batas ±1% dari frekuensi nominalnya dalam suatu periode

Formula : =kali terjadinya perubahan frekuensi melebihi batas ± 1% dari frekuensi nominal Keterangan :

a. Frekuensi nominal ditetapkan sebesar 50 Hz. b. Suatu jaringan transmisi dikatakan terjadi ekskursi frekuensi jika perubahan frekuensi

yang melebihi batas ±1% dari batas nominal terjadi selama lebih dari 1 jam. Satuan : kali Jenis KPI : Polaritas negatif

Page 11: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

11  

14. EFOR (Equivalent Forced Outage Rate) Deskripsi : Persentase jam gangguan dan jam derating yang tidak direncanakan terhadap jumlah jam pelayanan pembangkit dalam satu periode (hanya untuk unit pembangkit milik PLN, termasuk unit pembangkit baru yang masih dalam masa garansi)

Formula :

=∑ [(FOH + EFDH )x DMN]

∑ [(FOH + SH + EFDHRS) x DMN] x 100%

dimana i merupakan jumlah unit pembangkit Keterangan :

a. FOH (Force Outage Hours) jumlah jam unit keluar paksa sebagai akibat dari gangguan Unplanned (Forced) Outages (U1, U2, U3) + Startup Failures (SF).

b. U1 (Unplanned (Forced) Outage) - Immediate adalah outage yang memerlukan keluarnya pembangkit dengan segera baik dari kondisi operasi, RSH atau status outage lainnya. Jenis outage ini diakibatkan oleh kontrol mekanik/electrical/hydraulic unit pembangkit trip atau ditripkan oleh operator sebagai respon atas alarm/kondisi unit.

c. U2 (Unplanned (Forced) Outage) - Delayed adalah outage yang tidak memerlukan unit pembangkit untuk keluar segera dari sistem tetapi dapat ditunda paling lama dalam enam jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada saat unit dalam keadaan terhubung ke jaringan serta melalui proses penurunan beban bertahap.

d. U3 (Unplanned (Forced) Outage) - Postponed adalah outage yang dapat ditunda lebih dari enam jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada saat unit dalam keadaan terhubung ke jaringan.

e. Start Up Failure adalah outage yang terjadi ketika suatu unit tidak mampu sinkron dalam waktu start up yang ditentukan setelah dari status outage atau RSH.

f. EFDH (Equivalent Force Derated Hours) merupakan perkalian antara jumlah jam unit pembangkit derating secara paksa (forced derating: D1, D2, D3) dengan besar penurunan derating dibagi DMN. Setiap kejadian Forced Derating (D1, D2, D3) dikonversi menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating aktual (jam) dengan besar derating (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.

g. D1 (Unplanned (Forced) Derating) - Immediate adalah derating yang memerlukan penurunan kapasitas segera (tidak dapat ditunda).

h. D2 (Unplanned (Forced) Derating) - Delayed adalah derating yang tidak memerlukan suatu penurunan kapasitas segera tetapi memerlukan penurunan dalam dalam waktu enam jam.

i. D3 (Unplanned (Forced) Derating) - Postponed adalah derating yang dapat ditunda lebih dari enam jam.

j. Derating (MW) = Daya Mampu Netto (DMN) – Daya Mampu Aktual pembangkit k. SH (Service Hours) merupakan jumlah jam operasi unit pembangkit tersambung ke

jaringan transmisi, baik pada kondisi operasi normal maupun kondisi derating. l. EFDHRS (Equivalent Force Derated Hours during Reserve Shutdown) merupakan

perkalian antara jumlah jam unit pembangkit forced derating (D1, D2, D3) selama reserve shutdown dan besar penurunan derating dibagi dengan DMN. Setiap kejadian Forced Derating (D1, D2, D3) selama reserve shutdown dikonversi menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating aktual (jam) dengan besar derating (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negatif

15. SOF (Scheduled Outage Factor) Deskripsi : Faktor ketidaksiapan unit pembangkit disebabkan adanya pembangkit keluar terencana (planned outage) yang berupa pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi, dan overhaul dalam suatu periode (hanya untuk unit pembangkit milik PLN, termasuk unit pembangkit baru yang masih dalam masa garansi)

Formula :

=∑ [SOH x DMN]∑ [PH x DMN]

x 100%

dimana i merupakan jumlah unit pembangkit

Page 12: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

12  

Keterangan : a. SOH (Scheduled Outage Hours) merupakan jumlah jam unit tidak dapat beroperasi

sebagai akibat dari keluar terencana baik Planned Outage maupun Maintenance Outage + Scheduled Outage Extensions (SE) dari Maintenance Outages (MO) dan Planned Outages(PO).

b. Planned Outage (PO) yaitu keluarnya pembangkit akibat adanya pekerjaan pemeliharaan periodik pembangkit seperti inspeksi, overhaul atau pekerjaan lainnya yang sudah dijadwalkan sebelumnya dalam rencana tahunan pemeliharaan pembangkit atau sesuai rekomendasi pabrikan.

c. Maintenance Outage (MO) yaitu keluarnya pembangkit untuk keperluan pengujian, pemeliharaan preventif, pemeliharaan korektif, perbaikan atau penggantian suku cadang atau pekerjaan lainnya pada pembangkit yang dianggap perlu dilakukan, yang tidak dapat ditunda pelaksanaannya hingga jadwal PO berikutnya dan telah dijadwalkan dalam ROM berikutnya.

d. Scheduled Outage Extension merupakan perpanjangan dari Planned Outage (PO) atau Maintenance Outage (MO), yaitu outage yang melampaui perkiraan durasi penyelesaian PO atau MO yang telah ditentukan sebelumnya.

e. PH (Period Hours) merupakan jumlah Jam Tersedia dalam suatu periode tertentu yang sedang diamati selama unit dalam status aktif. Jika 1 bulan terdapat 30 hari, maka PH = 30 x 24 jam = 720 jam.

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negatif

16. SdOF (Sudden Outage Factor) Deskripsi : Jumlah gangguan mendadak pembangkit yang terjadi pada suatu unit pembangkit dalam suatu periode (hanya untuk unit pembangkit milik PLN, termasuk unit pembangkit baru yang masih dalam masa garansi)

Formula :

=∑ [Kali Gangguan Mendadak]

Jumlah Unit Pembangkit

dimana i merupakan jumlah unit pembangkit Satuan : kali / unit Jenis KPI : Polaritas negatif

17. Penyelesaian Proyek Pembangkit Deskripsi : Jumlah kapasitas MW pembangkit FTP 1 dan Reguler yang telah diterbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO)

Formula : = Jumlah kapasitas MW pembangkit yang sudah dapat beroperasi Satuan : MW Jenis KPI : Polaritas positif

18. Rehabilitasi Pembangkit Deskripsi : Jumlah kapasitas MW pembangkit yang telah selesai dilakukan rehabilitasi dan telah beroperasi ke sistem

Formula : = Jumlah kapasitas pembangkit yang direhabilitasi yang masuk sistem Satuan : MW Jenis KPI : Polaritas positif

19. Penyelesaian Proyek Transmisi Deskripsi : Jumlah panjang kms Jaringan Transmisi yang sudah diterbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO)

Formula : = Jumlah panjang kms jaringan transmisi yang sudah dapat beroperasi Satuan : kms Jenis KPI : Polaritas positif

20. Penyelesaian Proyek GI Deskripsi : Jumlah kapasitas MVA Gardu Induk yang sudah diterbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO)

Formula : = Jumlah kapasitas MVA GI yang sudah dapat beroperasi Satuan : MVA Jenis KPI : Polaritas positif

21. Rehabilitasi dan Modernisasi PLTA Deskripsi : Terselesaikannya proses rehabilitasi dan modernisasi PLTA hingga siap beroperasi

Page 13: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

13  

Formula : = DMN unit pembangkit setelah dilakukan rehabilitasi dan modernisasi Keterangan : Rehabilitasi dan Modernisasi PLTA terdiri dari :

a. Pekerjaan Penggantian Governor Unit I, II, III dan IV b. Pekerjaan Lining Embedded Cooling Pipe System Unit I, II, III dan IV

Satuan : MW Jenis KPI : Polaritas positif

22. Penyelesaian Pekerjaan Bay Trafo Deskripsi : Prosentase progres penyelesaian pekerjaan Bay Trafo 150/20 kV yang dibangun Formula : = Progres penyelesaian pekerjaan Bay Trafo Keterangan : Tahapan dalam menyelesaikan pekerjaan Bay Trafo adalah sebagai berikut :

a. Selesai proses pengadaan pekerjaan (bobot 20%) b. Penanda-tanganan kontrak (bobot 20%) c. Engineering Design Approval dan Pabrikasi (bobot 30%) d. Progres Pekerjaan Sipil 100% (30%)

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

23. Proses Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi KTT Deskripsi : Prosentase proses penyelesaian pekerjaan Penyambungan Konsumen Tegangan Tinggi (KTT)

Formula : = Progres penyelesaian pekerjaan Konstruksi KTT Keterangan : Tahapan dalam menyelesaikan pekerjaan KTT adalah sebagai berikut :

a. GI KTT Indoliberty (bobot 25%) b. Transmisi Indoliberty (bobot 25%) c. GI Cemindo Gemilang (bobot 25%) d. Transmisi Cemindo Gemilang (25%)

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

24. Penyelesaian UKL UPL KTT Deskripsi : Prosentase proses penyusunan dokumen UKL UPL untuk penyambungan Konsumen Tegangan Tinggi

Formula : = Progres penyelesaian UKL UPL KTT Keterangan : Tahapan dalam menyelesaikan UKL UPL KTT adalah sebagai berikut :

a. Proses pengadaan (bobot 20%) b. Penandatanganan Kontrak (bobot 20%) c. Pelaksanaan Pekerjaan UKL UPL KTT (bobot 40%) d. Laporan Akhir UKL UPL (20%)

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

25. Rasio Penyelesaian Penugasan Deskripsi : Rasio penugasan yang dapat diselesaikan terhadap seluruh penugasan yang diterima suatu periode

Formula :

=Jumlah Penugasan yang Diselesaikan

Jumlah Seluruh Penugasan yang Diterima x 100%

Keterangan (untuk Pusenlis, Puslitbang, Pusharlis, dan Jaser) : a. Perhitungan jumlah penugasan didasarkan pada seluruh penugasan baik yang berasal

dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada tahun berjalan.

b. Penugasan yang digunakan dalam perhitungan formula dirincikan ke dalam beberapa kategori sebagai berikut :

Tahun Sebelum Tahun Berjalan Tahun Sesudah KategoriAwal

Real Akhir

Dapat diselesaikan

Awal

Akhir/Real

Dapat diselesaikan

Awal

Akhir Real

Dapat diselesaikan

Awal

Akhir

Est Real Tidak dapat diselesaikan

Page 14: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

14  

Awal Akhir

Real Tidak dapat diselesaikan

Awal Real Akhir

Dapat diselesaikan

Awal Akhir/Real

Dapat diselesaikan

Awal Akhir Real

Dapat diselesaikan

Awal Akhir

Est Real Tidak dapat diselesaikan

Awal Real

Akhir Dapat diselesaikan

Awal Akhir/Est Real

Dapat diselesaikan (jika realisasi progres sesuai/lebih cepat dari rencana progress)

Awal

Akhir/Est Real

Dapat diselesaikan (jika realisasi progres sesuai/lebih cepat dari rencana progress)

Catatan : - Awal = tanggal penugasan - Akhir = target tanggal penyelesaian penugasan - Real = realisasi tanggal penyelesaian penugasan - Est Real = estimasi realisasi tanggal penyelesaian penugasan

c. Jumlah penugasan yang diselesaikan merupakan total jumlah penugasan dengan kategori “Dapat diselesaikan” sesuai tabel butir b)

d. Jumlah penugasan yang diterima merupakan total jumlah penugasan baik kategori “Dapat diselesaikan” maupun kategori “Tidak dapat diselesaikan” sesuai tabel butir b)

e. Target waktu penyelesaian penugasan didasarkan pada target waktu penyelesaian penugasan yang tertulis pada Surat Penugasan/Kontrak Kerja/Proposal/Adendum yang disepakati oleh Pihak Pemberi Penugasan dan Pihak Pelaksana Penugasan. Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya setelah tahun berjalan, maka target waktu penyelesaian penugasan didasarkan pada rencana progres penyelesaian penugasan.

f. Jika dalam suatu penugasan terdapat beberapa produk yang masing-masing produk memiliki target penyelesaian yang berbeda, maka setiap produk tersebut dapat dihitung sebagai 1 penugasan

g. Jika suatu penugasan yang di dalam Surat Penugasannya tidak tertulis target waktu penyelesaian penugasan atau tidak memiliki Kontrak Kerja / Proposal, maka target waktu penyelesaian penugasan tersebut dapat ditentukan oleh Unit Pelaksana penugasan melalui surat balasan kesanggupan penyelesaian penugasan kepada Pihak Pemberi Penugasan yang mencantumkan kesanggupan target waktu penyelesaian penugasan

h. Penugasan dinyatakan selesai pada saat Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan ditandatangani bersama oleh Pihak Pemberi Penugasan dan Pihak Pelaksana Penugasan. Jika penugasan yang outputnya berupa dokumen (Laporan Teknik) yang tidak memiliki Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, maka tanggal penyelesaian dokumen tersebut dinyatakan sebagai tanggal penyelesaian penugasan.

i. Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya setelah tahun berjalan, dinyatakan selesai apabila realisasi progres penyelesaian penugasan pada tahun berjalan sesuai atau lebih cepat dari rencana progres penyelesaian penugasannya.

Keterangan (untuk JMK) : a. Perhitungan jumlah penugasan didasarkan pada seluruh produk portofolio berupa

Laporan Teknik / Supervisi Konstruksi yang harus diselesaikan pada periode berjalan, sesuai dengan penugasan pengawasan / supervise proyek yang diterima, termasuk penugasan yang multiyears.

b. Target waktu penyelesaian setiap Laporan Teknik / Supervisi Konstruksi adalah tanggal 10 setelah bulan berjalan.

c. Penugasan dinyatakan telah selesai jika Laporan Teknik / Supervisi Konstruksi telah dikirimkan ke pemberi penugasan.

Keterangan (untuk Pusdiklat) : a. Perhitungan jumlah penugasan yang diterima didasarkan pada jumlah permintaan /

usulan diklat berdasar data SIMKP, yang telah dikelompokan sesuai nama diklat yang

Page 15: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

15  

sama, yang selanjutnya dituangkan dalam Kalender / Jadwal Pelaksanaan Diklat SIMKP untuk periode tahun berjalan yang disetujui oleh Kapusdiklat maksimal akhir periode Triwulan 1.

b. Suatu penugasan berupa pelaksanaan diklat SIMKP dinyatakan dapat diselesaikan jika pelaksanaan suatu diklat SIMKP telah dimulai pada periode semester yang sama dengan Jadwal Pelaksanaan Diklat SIMKP.

Contoh (untuk Pusdiklat) : Jika hasil monitoring pelaksanaan diklat pada Semester 1 tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Maka realisasi nilai Rasio Penyelesaian Penugasan periode Semester 1 tahun 2013adalah sebesar 80% (sesuai perhitungan “kolom e”).

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

26. Ketepatan Waktu Penyelesaian Penugasan Deskripsi : Rasio penugasan yang dapat diselesaikan secara tepat waktu terhadap seluruh penugasan yang diterima suatu periode

Formula :

=Jumlah Penugasan Tepat waktu

Jumlah Seluruh Penugasan yang Diterima x 100%

Keterangan (untuk Pusenlis, Puslitbang, Pusharlis, JMK, dan Jaser) : a. Perhitungan jumlah penugasan didasarkan pada seluruh penugasan baik yang berasal

dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada tahun berjalan.

b. Penugasan yang digunakan dalam perhitungan formula dirincikan ke dalam beberapa kategori sebagai berikut :

Tahun Sebelum Tahun Berjalan Tahun Sesudah KategoriAwal

Real Akhir

Tepat waktu

Awal

Akhir/Real

Tepat waktu

Awal

Akhir Real

Tidak tepat waktu

Awal

Akhir

Est Real Tidak tepat waktu

Awal Akhir

Real Tidak tepat waktu

Awal Real Akhir

Tepat waktu

Awal Akhir/Real

Tepat waktu

Awal Akhir Real

Tidak tepat waktu

Awal Akhir

Est Real Tidak tepat waktu

Awal Real

Akhir Tepat Waktu

Awal

Akhir/Est Real

Tepat waktu (jika realisasi progress sesuai/lebih cepat dari rencana progress)

Awal

Akhir/Est Real

Tepat waktu (jika realisasi progress sesuai/lebih cepat dari rencana progress)

Catatan : - Awal = tanggal penugasan - Akhir = target tanggal penyelesaian penugasan - Real = realisasi tanggal penyelesaian penugasan - Est Real = estimasi realisasi tanggal penyelesaian penugasan

Page 16: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

16  

c. Jumlah penugasan tepat waktu merupakan total jumlah penugasan dengan kategori “Tepat waktu” sesuai tabel butir b)

d. Jumlah penugasan yang diterima merupakan total jumlah penugasan baik kategori “Tepat waktu” maupun kategori “Tidak tepat waktu” sesuai tabel butir b)

e. Target waktu penyelesaian penugasan didasarkan pada target waktu penyelesaian penugasan yang tertulis pada Surat Penugasan/Kontrak Kerja/Proposal/Adendum yang disepakati oleh Pihak Pemberi Penugasan dan Pihak Pelaksana Penugasan. Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya setelah tahun berjalan, maka target waktu penyelesaian penugasan didasarkan pada rencana progres penyelesaian penugasan.

f. Jika dalam suatu penugasan terdapat beberapa produk yang masing-masing produk memiliki target penyelesaian yang berbeda, maka setiap produk tersebut dapat dihitung sebagai 1 penugasan

g. Jika suatu penugasan yang di dalam Surat Penugasannya tidak tertulis target waktu penyelesaian penugasan atau tidak memiliki Kontrak Kerja / Proposal, maka target waktu penyelesaian penugasan tersebut dapat ditentukan oleh Unit Pelaksana penugasan melalui surat balasan kesanggupan penyelesaian penugasan kepada Pihak Pemberi Penugasan yang mencantumkan kesanggupan target waktu penyelesaian penugasan

h. Penugasan dinyatakan selesai pada saat Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan ditandatangani bersama oleh Pihak Pemberi Penugasan dan Pihak Pelaksana Penugasan. Jika penugasan yang outputnya berupa dokumen (Laporan Teknik) yang tidak memiliki Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, maka tanggal penyelesaian dokumen tersebut dinyatakan sebagai tanggal penyelesaian penugasan.

i. Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya setelah tahun berjalan, dinyatakan selesai apabila realisasi progres penyelesaian penugasan pada tahun berjalan sesuai atau lebih cepat dari rencana progres penyelesaian penugasannya.

Keterangan (untuk JMK) : a. Perhitungan jumlah penugasan didasarkan pada seluruh produk portofolio berupa

Laporan Teknik / Supervisi Konstruksi yang harus diselesaikan pada periode berjalan, sesuai dengan penugasan pengawasan / supervise proyek yang diterima, termasuk penugasan yang multiyears.

b. Target waktu penyelesaian setiap Laporan Teknik / Supervisi Konstruksi adalah tanggal 10 setelah bulan berjalan.

c. Penugasan dinyatakan telah selesai jika Laporan Teknik / Supervisi Konstruksi telah dikirimkan ke pemberi penugasan.

Keterangan (untuk Pusdiklat) : a. Perhitungan jumlah penugasan yang diterima didasarkan pada jumlah permintaan /

usulan diklat berdasar data SIMKP, yang telah dikelompokan sesuai nama diklat yang sama, yang selanjutnya dituangkan dalam Kalender / Jadwal Pelaksanaan Diklat SIMKP untuk periode tahun berjalan yang disetujui oleh Kapusdiklat maksimal akhir periode Triwulan 1.

b. Suatu penugasan berupa pelaksanaan diklat SIMKP dinyatakan tepat waktu jika tanggal mulai pelaksanaannya berada pada bulan yang sama dengan Jadwal Pelaksanaan Diklat SIMKP yang tersedia.

Contoh (untuk Pusdiklat) : Jika hasil monitoring pelaksanaan diklat pada Semester 1 tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Maka realisasi nilai Ketepatan Waktu Penyelesaian Penugasan periode Semester 1 tahun 2013 adalah sebesar 60% (sesuai perhitungan “kolom d”).

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

Page 17: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

17  

27. Waktu Penyelesaian Penugasan Eksternal untuk Penerbitan SPM Deskripsi : Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap penugasan yang berasal dari luar PLN dalam suatu periode

Formula (untuk Jaser) : = Lama Waktu Penerbitan SPM Formula (untuk Puslitbang) : = Lama Waktu Pengujian Keterangan :

a. Untuk Unit Jaser, perhitungan awal waktu penerbitan SPM terhitung sejak tanggal pembayaran biaya permohonan SPM (Pembayaran biaya assessment dilakukan setelah pabrikan menyerahkan menyerahkan dokumen aplikasi lengkap sebagai lampiran). Sedangkan perhitungan akhir terhitung sejak tanggal persetujuan di SPM.

b. Untuk Unit Puslitbang, perhitungan awal waktu pengujian terhitung sejak tanggal Perjanjian Penugasan kepada Puslitbang. Sedangkan perhitungan akhir terhitung sejak tanggal selesai pengesahan laporan teknik oleh Puslitbang.

c. Jumlah hari yang diperhitungkan adalah hari kalender Satuan : hari Jenis KPI : Polaritas negatif

28. Waktu Penyelesaian Penugasan Eksternal untuk Penerbitan Acceptance Test Deskripsi : Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penerbitan Laporan Acceptance Test pada setiap penugasan yang berasal dari luar PLN dalam suatu periode

Formula : = Lama Waktu Penerbitan Laporan Acceptance Test Satuan : hari Jenis KPI : Polaritas negatif

29. Reverse Engineering Deskripsi : Jumlah komponen reverse engineering shop drawing dalam suatu periode Formula : = Jumlah Komponen Reserve Engineering Satuan : unit Jenis KPI : Polaritas positif

30. Efisiensi Thermal Netto Korporat Deskripsi : Tingkat efisiensi dari unit pembangkit thermal dengan membandingkan energi kalori yang digunakan terhadap energi kalori yang dihasilkan pada suatu periode

Formula :

=Jumlah Penjualan Energi Netto yang Dihasilkan

∑ [Pemakaian Bahan Bakar x Nilai Kalor] x 100%

dimana i merupakan jenis bahan bakar yang digunakan Keterangan :

a. Jumlah penjualan energi netto merupakan kWh produksi bruto yang dihasilkan dikurangi dengan pemakaian sentral pembangkit, yang dinyatakan dalam kcal.

b. Nilai kalor untuk bahan bakar : i. HSD = 9.000 kcal / liter ii. MFO = 9.700 kcal / liter iii. IDO = 9.200 kcal / liter

c. Khusus untuk Batubara dan Gas Alam, nilai kalor yang digunakan dalam perhitungan realisasi bisa diambil dari nilai kalor bahan bakar rata-rata tertimbang yang telah diperiksa oleh surveyor, dan dinyatakan masih berlaku pada saat periode pelaporan.

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

31. Pertumbuhan Penjualan Deskripsi : Pertumbuhan penjualan tenaga listrik pada suatu periode dibandingkan terhadap penjualan tenaga listrik pada periode yang sama tahun sebelumnya

Formula :

=(kWh Penjualan periode berjalan - kWh Penjualan periode tahun sebelumnya)

kWh Penjualan periode tahun sebelumnya x 100%

Keterangan : a. kWh penjualan tahun berjalan merupakan kWh penjualan akumulasi suatu periode

tertentu b. kWh penjualan periode tahun sebelumnya merupakan kWh penjualan akumulasi suatu

periode tertentu tahun sebelumnya

Page 18: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

18  

Contoh : Pertumbuhan penjualan Triwulan I 2013 adalah [(kWh penjualan akumulasi sampai dengan Maret 2013 – kWh penjualan akumulasi sampai dengan Maret 2012) / kWh penjualan akumulasi sampai dengan Maret 2012] *100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

32. Ketersediaan Gas Deskripsi : Jumlah konsumsi gas dalam suatu periode Formula : = Jumlah konsumsi gas dalam suatu periode Satuan : MMBTU Jenis KPI : Polaritas positif

33. Rasio Volume Batubara yang tidak ditolak oleh PLN Deskripsi : Prosentase volume batubara yang diterima oleh PLN terhadap volume total batubara yang dipasok dalam suatu periode

Formula :

= Volume batubara tidak ditolak

Volume batubara yang dipasok x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

34. Ketepatan waktu pengiriman Batubara sesuai Jadual Deskripsi : Prosentase banyaknya pengiriman tepat waktu terhadap pengiriman total dalam suatu periode

Formula :

= Jumlah kali pengiriman tepat waktu

Jumlah kali pengiriman total x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

35. Produksi Tenaga Listrik Deskripsi : Jumlah akumulasi MWh yang diproduksi pada suatu periode tertentu Formula : = Jumlah MWh Produksi suatu periode Satuan : MWh Jenis KPI : Polaritas positif

36. Service Level Agreement IP VPN Deskripsi : Pengukuran terhadap komitmen penyediaan layanan IP VPN dalam suatu periode Formula :

= Jumlah Uptime layanan IP VPN dalam suatu periode pengukuran

Jumlah total waktu dalam suatu periode pengukuran x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

37. Service Level Agreement Clear Chanel Deskripsi : Pengukuran terhadap komitmen penyediaan layanan Clear Chanel dalam suatu periode

Formula :

= Jumlah Uptime layanan Clear Chanel dalam suatu periode pengukuran

Jumlah total waktu dalam suatu periode pengukuran x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

38. Service Level Agreement Metronet Deskripsi : Pengukuran terhadap komitmen kehandalan penyediaan layanan Metronet dalam suatu periode

Formula :

= Jumlah Uptime layanan Metronet dalam suatu periode pengukuran

Jumlah total waktu dalam suatu periode pengukuran x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

39. Service Level Agreement VSAT Deskripsi : Pengukuran terhadap komitmen kehandalan penyediaan layanan VSAT dalam suatu periode

Formula :

Page 19: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

19  

= Jumlah Uptime layanan VSAT dalam suatu periode pengukuran

Jumlah total waktu dalam suatu periode pengukuran x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

40. Service Level Guarantee Jaringan Deskripsi : Pencapaian kinerja jaringan telekomunikasi suatu periode Formula : = % Availability Jaringan Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

41. Rasio unit PLN yang sudah dilayani ICON Deskripsi : Jumlah perbandingan unit PLN yang telah mendapat pelayanan ICON terhadap total unit PLN

Formula :

= Jumlah unit PLN yang telah dilayani ICON

Total jumlah unit PLN x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

42. Kecepatan Proses Penyambungan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi Deskripsi : Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk aktivasi layanan dimulai sejak sales order pada suatu periode

Formula : = Jumlah waktu sejak sales order sampai aktivasi layanan Satuan : hari Jenis KPI : Polaritas negatif

43. Pertumbuhan Produk Jasa Enjinering Deskripsi : Pertumbuhan jumlah produk portofolio suatu periode dibandingkan terhadap jumlah produk portofolio periode tahun sebelumnya

Formula :

=(Penjualan produk periode thn berjalan – Penjualan produk periode thn sebelumnya)

Penjualan produk periode tahun sebelumnya x 100%

Keterangan : a. Penjualan produk periode tahun berjalan merupakan akumulasi penjualan produk

portofolio pada suatu periode tertentu b. Penjualan produk periode tahun sebelumnya merupakan akumulasi penjualan produk

portofolio suatu periode tertentu tahun sebelumnya Contoh : Pertumbuhan produk Triwulan I 2013 adalah [(Penjualan produk akumulasi sampai dengan Maret 2013 – Penjualan produk akumulasi sampai dengan Maret 2012) / Penjualan produk akumulasi sampai dengan Maret 2012] *100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

44. Produk Tepat Waktu Deskripsi : prosentase produk portofolio yang diselesaikan tepat waktu terhadap total produk portofolio sesuai penugasan dalam suatu periode

Formula :

= Jumlah produk tepat waktu

Jumlah produk total x 100%

Keterangan : (sesuai indikator Ketepatan Waktu Penyelesaian Penugasan) Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

45. O & M CNG Deskripsi : Pengukuran terhadap penyelesaian dokumen PPA O & M CNG sampai dengan dokumen PPA ditandatangani

Formula : = PPA ditandatangani Satuan : Lokasi Jenis KPI : Polaritas positif

46. Kontrak Pembangunan PLTS Deskripsi : Pengukuran terhadap penyelesaian dokumen PPA PLTS sampai dengan dokumen PPA PLTS ditandatangani

Formula : = PPA PLTS ditandatangani

Page 20: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

20  

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

47. Penyelesaian PLTGB Deskripsi : Progress Penyelesaian Proyek PLTGB yang dapat diselesaikan Formula : = Progres COD PLTGB Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

48. Jumlah Batubara yang Diangkut Deskripsi : Jumlah volume batubara yang diangkut dalam suatu periode Formula : = Akumulasi jumlah batubara yang diangkut dalam satu periode Satuan : Juta Ton Jenis KPI : Polaritas positif

49. Commission Days Deskripsi : Perbandingan selisih antara total hari operasi kapal per proyek dengan hari pemeliharaan terhadap total hari operasi pada suatu periode

Formula :

= ∑ HOK - ∑ HPK

∑ HOKx 100%

Keterangan : a. HOK merupakan Hari Operasi Kapal per proyek pada suatu periode b. HPK merupakan Hari Pemeliharaan Kapal pada suatu periode

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

50. Optimalisasi Tonase Kapal Milik Deskripsi : Pengukuran terhadap optimalisasi muatan kapal milik PT BAG Formula : = Total tonase Muatan

Satuan : Juta Ton Jenis KPI : Polaritas positif

51. Rasio Angkutan Batubara Kapal Milik Dengan Kapal KSO Deskripsi : Jumlah perbandingan angkutan batubara dengan menggunakan kapal milik sendiri terhadap jumlah angkutan batubara dengan kapal Kerjasama Operasional (KSO)

Formula :

= Jumlah angkutan batu bara dengan kapal milik sendiri

Jumlah angkutan dengan kapal KSO x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

52. Produktifitas Angkutan Deskripsi : Prosentase banyaknya pengiriman tepat waktu terhadap pengiriman total dalam suatu periode

Formula :

= Jumlah kali pengiriman tepat waktu

Jumlah kali pengiriman total x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

53. Pendirian Perusahaan Patungan (JVC) Deskripsi : Tanggal Pendirian Perusahaan berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan Formula : Tanggal Pendirian Perusahaan Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

54. Penerapan Tarif Listrik Premium dan Migrasi Pelanggan ke JVC Deskripsi : Tanggal Penerapan Tarif Listrik Premium (> TDL) dan Migrasi Pelanggan di Kawasan Berikat Pelabuhan menjadi pelanggan JVC

Formula : Tanggal Penerapan Tarif dan Migrasi Pelanggan Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

55. Penerbitan Rekening Pertama JVC Deskripsi : Tanggal Penerbitan Rekening Tagihan Listrik pertama kali oleh JVC ke Pelanggan

Page 21: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

21  

Formula : Tanggal Penerbitan Rekening Listrik Pertama Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

56. Agreement Kerjasama Strategis O & M Distribusi Deskripsi : Tanggal Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Strategis O & M Distribusi Formula : Tanggal Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

57. Pelaksanaan O & M Distribusi Deskripsi : Tanggal Penandatanganan Perjanjian Kontrak Pelaksanaan O & M Distribusi Formula : Tanggal Penandatanganan Perjanjian Kontrak Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

58. PPA PLTU dan PLTD Deskripsi : Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan dokumen PPA PLTU dan PLTD sampai dengan dokumen PPA ditandatangani

Formula : Target waktu penyelesaian dokumen PPA Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

59. EPC Contract PLTU Deskripsi : Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan dokumen EPC Contract PLTU sampai dengan dokumen EPC Contract ditandatangani

Formula : Target waktu penyelesaian dokumen EPC Contract Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

60. EPC Contract PLTD Deskripsi : Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan dokumen EPC Contract PLTD sampai dengan dokumen EPC Contract ditandatangani

Formula : Target waktu penyelesaian dokumen EPC Contract Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

61. SHL Agreement Deskripsi : Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan dokumen SHL Agreement sampai dengan dokumen SHL Agreement ditandatangani

Formula : Target waktu penyelesaian dokumen SHL Agreement Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

III. PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL

1. Fuel Mix (PLN + Sewa + IPP) Deskripsi : Rasio energi produksi bruto yang menggunakan BBM (HSD, MFO, dan IDO) terhadap total energi produksi bruto, yang dibangkitkan oleh unit pembangkit milik PLN, unit pembangkit sewa, dan unit pembangkit IPP.

Formula :

=Energi Produksi Bruto yang menggunakan BBM (PLN + sewa + IPP)

Energi Produksi Bruto (PLN + Sewa + IPP) x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negatif

2. Pemakaian BBM Deskripsi : Jumlah konsumsi BBM (MFO, HSD, IDO), baik yang digunakan oleh unit mesin milik PLN maupun unit mesin sewa dalam suatu periode

Formula : = Jumlah kL BBM yang dikonsumsi Satuan : kilo Liter Jenis KPI : Polaritas negatif

3. Tara Kalor Netto Deskripsi : Efisiensi pemakaian bahan bakar yang dikonversikan ke dalam nilai kalori yang dibutuhkan untuk setiap kWh produksi netto yang dibangkitkan oleh unit pembangkit milik PLN dan unit pembangkit sewa

Page 22: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

22  

Formula :

=∑ [Nilai kalor bahan bakar x Volume pemakaian bahan bakar] PLTU/PLTD/PLTG/PLTGU

∑ [kWh produksi netto] PLTU/PLTD/PLTG/PLTGU

Keterangan : a. Nilai kalor untuk bahan bakar :

i. HSD = 9.000 kcal / liter ii. MFO = 9.700 kcal / liter iii. IDO = 9.200 kcal / liter

b. Khusus untuk Batubara dan Gas Alam, nilai kalor yang digunakan dalam perhitungan realisasi bisa diambil dari nilai kalor bahan bakar rata-rata tertimbang yang telah diperiksa oleh surveyor, dan dinyatakan masih berlaku pada saat periode pelaporan.

c. KWh produksi netto adalah kWh produksi bruto dari unit pembangkit milik PLN dikurangi dengan pemakaian sentral pembangkit.

Satuan : kcal/kWh Jenis KPI : Polaritas negatif

4. Biaya Pembangkit Sewa (BBM) Deskripsi : Jumlah biaya untuk pembayaran sewa mesin pembangkit yang berbahan bakar BBM dalam suatu periode

Formula : = Jumlah Biaya Sewa Pembangkit BBM Satuan : Juta Rp Jenis KPI : Polaritas negatif

5. EAF (Equivalent Availability Factor) Deskripsi : Faktor ketersediaan mesin pembangkit untuk beroperasi pada Daya Mampu Nettonya (hanya untuk unit pembangkit milik PLN, termasuk unit mesin baru yang masih dalam masa garansi)

Formula :

=∑ [(AH - EPDH - EUDH - ESDH) x DMN]

∑ [PH x DMN] x 100%

dimana i merupakan jumlah unit mesin pembangkit. Keterangan :

a. AH (Available Hours) merupakan jumlah jam unit pembangkit siap dioperasikan yaitu Service Hours ditambahkan Reserve Shutdown Hours.

b. Service Hours merupakan jumlah jam operasi unit pembangkit tersambung ke jaringan transmisi, baik pada kondisi operasi normal maupun kondisi derating.

c. Reserve Shutdown merupakan suatu kondisi apabila unit siap operasi namun tidak disinkronkan ke sistem karena beban yang rendah. Kondisi ini dikenal juga sebagai economy outage atau economy shutdown. Jika suatu unit keluar karena adanya permasalahan peralatan, baik unit diperlukan atau tidak diperlukan oleh sistem, maka kondisi ini dianggap sebagai sebagai FO, MO, atau PO, bukan sebagai reserve shutdown (RS).

d. PH (Period Hours) merupakan jumlah Jam Tersedia dalam suatu periode tertentu yang sedang diamati selama unit dalam status aktif. Jika 1 bulan terdapat 30 hari, maka PH = 30 x 24 jam = 720 jam.

e. EPDH (Equivalent Planned Derated Hours) merupakan perkalian antara jumlah jam unit pembangkit derating terencana (Planned Derating) termasuk Extension (DE) dan besar penurunan derating dibagi dengan DMN. Setiap kejadian derating terencana (PD dan DE) dikonversi menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating aktual (jam) dengan besar derating (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.

f. PD (Planned Derating) merupakan derating yang dijadwalkan dan durasinya sudah ditentukan sebelumnya dalam rencana tahunan pemeliharaan pembangkit. Derating berkala untuk pengujian, seperti test klep turbin mingguan, bukan merupakan PD, tetapi MD (D4).

g. D4 (Maintenance Derating) merupakan derating yang dapat ditunda melampaui akhir periode operasi mingguan (Kamis, pukul 24:00 WIB) tetapi memerlukan pengurangan kapasitas sebelum PO berikutnya. D4 dapat mempunyai tanggal mulai yang fleksibel dan boleh atau tidak boleh mempunyai suatu periode yang ditentukan.

Page 23: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

23  

h. DE (Derating Extension) adalah perpanjangan dari PD atau MD (D4) melampaui tanggal penyelesaian yang diperkirakan. DE hanya digunakan apabila lingkup pekerjaan yang awal memerlukan waktu lebih untuk menyelesaikan pekerjaannya dibanding waktu yang telah dijadwalkan. DE tidak digunakan dalam kejadian dimana ada keterlambatan atau permasalahan tak diduga diluar lingkup pekerjaan awal sehingga unit tersebut tidak mampu untuk mencapai beban penuh setelah akhir tanggal PD atau D4 yang diperkirakan. DE harus mulai pada waktu ( bulan/hari/jam/menit) saat PD atau D4 direncanakan berakhir.

i. EUDH (Equivalent Unplanned Derated Hours) merupakan perkalian antara jumlah jam unit pembangkit derating tidak terencana (D1, D2, D3, D4, DE) dan besar penurunan derating dibagi dengan DMN. Setiap kejadian Forced Derating (D1, D2, D3) dikonversi menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating aktual (jam) dengan besar derating (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.

j. D1 (Unplanned (Forced) Derating – Immediate) merupakan derating yang memerlukan penurunan kapasitas segera (tidak dapat ditunda).

k. D2 (Unplanned (Forced) Derating – Delayed) merupakan derating yang tidak memerlukan suatu penurunan kapasitas segera tetapi memerlukan penurunan dalam dalam waktu enam jam.

l. D3 (Unplanned (Forced) Derating – Postponed) merupakan derating yang dapat ditunda lebih dari enam jam.

m. ESDH (Equivalent Seasonal Derated Hours) merupakan perkalian antara MW derating unit pembangkit akibat pengaruh cuaca/musim dengan jumlah jam unit pembangkit siap dibagi dengan DMN.

n. Derating (MW) = Daya Mampu Netto (DMN) – Daya Mampu Aktual pembangkit. Derating terjadi apabila daya keluaran (MW) unit kurang dari DMN-nya.

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

6. Hari Rata-rata Persediaan Batubara Deskripsi : Jumlah cadangan batubara yang tersedia dalam suatu periode Formula :

=Jumlah hari periode x Jumlah Saldo Persediaan Batubara

Jumlah Pemakaian Batubara

Keterangan : a. Saldo persediaan batubara adalah rata-rata saldo persediaan batubara periode berjalan

dan periode tahun sebelumnya Satuan : hari Jenis KPI : Polaritas negatif

7. Substitusi HSD ke Biofuel Deskripsi : Jumlah konsumsi Biofuel untuk menggantikan pemakaian HSD dalam suatu periode Formula : = Jumlah Pemakaian Biofuel untuk Menggantikan HSD Satuan : kilo Liter Jenis KPI : Polaritas negatif

8. Susut Distribusi tanpa I-4 Deskripsi : Rasio energi listrik yang hilang pada jaringan distribusi terhadap kWH siap salur ke Distribusi tanpa I4 dalam satu periode

Formula :

=kWh siap salur ke distribusi – PSSD – kWh jual

kWh siap salur ke distribusi x 100%

Keterangan : a. kWh siap salur ke distribusi merupakan kWh siap salur tanpa I-4 b. PSSD merupakan kWh Pemakaian Sendiri Sistem Distribusi c. kWh jual merupakan kWh penjualan tanpa I-4

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negatif

9. Susut Transmisi Deskripsi : Rasio energi listrik yang hilang pada jaringan transmisi terhadap kWH siap salur ke transmisi dalam satu periode

Page 24: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

24  

Formula :

=kWh siap salur ke transmisi – PSGI – kWh siap salur ke distribusi

kWh siap salur ke transmisi x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negatif

10. Rasio Pemakaian Material Deskripsi : Rata-rata pemanfaatan material terhadap saldo material yang tersedia pada suatu periode

Formula :

=Jumlah pemakaian material

Jumlah saldo rata-rata material

Keterangan : a. Jumlah pemakaian material mengacu pada besarnya Pemakaian Material untuk

Pemeliharaan ditambah Pemakaian Material untuk AT & PDP sesuai SE 011.E/DIR/2007 (Material Pemeliharaan mengacu ke Laba Rugi, sedangkan Material AT dan PDP mengacu ke Laporan Keuangan Lampiran 5D kolom 7,8 & 9 (tanpa BBM))

b. Perhitungan rata-rata merupakan rata-rata nilai saldo material selama 3 bulan terakhir dalam suatu periode

Satuan : kali Jenis KPI : Polaritas positif

11. Gangguan Penyulang per 100 kms Deskripsi : Jumlah rata-rata gangguan penyulang setiap 100 kms penyulang yang menyebabkan pemadaman, baik gangguan permanen maupun temporer pada suatu periode

Formula :

=Jumlah kali gangguan penyulang

Jumlah panjang penyulang beroperasi x 100

Keterangan : a. Gangguan permanen adalah gangguan yang durasinya lebih dari 5 menit b. Gangguan temporer adalah gangguan yang durasinya kurang dari atau sama dengan 5

menit Satuan : kali / 100 kms Jenis KPI : Polaritas negatif

12. Rasio Kerusakan Trafo Distribusi Deskripsi : Rasio jumlah trafo yang rusak terhadap jumlah trafo beroperasi pada suatu periode Formula :

=Jumlah unit trafo yang rusakJumlah unit trafo beroperasi

x 100%

Keterangan : a. Perhitungan jumlah unit trafo yang rusak didasarkan pada jumlah unit trafo beroperasi

yang mengalami kerusakan / gangguan yang mengakibatkan pemadaman, sehingga memerlukan penggantian trafo baru.

b. Jumlah unit trafo beroperasi termasuk penambahan unit trafo baru. Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negatif

13. Rasio Kerusakan Material Utama Transmisi / GI Deskripsi : Ratio antara jumlah nilai perolehan peralatan utama Transmisi dan Gardu Induk yang rusak terhadap total nilai Aktiva Tetap Bruto

Formula :

=∑ Niai Perolehan Peralatan Utama yang Rusak

Total Aktiva Tetap Bruto x 100%

dimana i merupakan jumlah peralatan utama yang rusak Keterangan :

a. Peralatan utama transmisi dan GI terdiri dari : i. Konduktor / Kabel ii. Trafo iii. Isolator iv. Kubikel / PMT

Page 25: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

25  

b. Perhitungan nilai perolehan peralatan utama yang rusak didasarkan pada nilai buku peralatan tersebut

c. Total aktiva tetap bruto harus sesuai dengan neraca keuangan Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negatif

14. Pendataan Pelanggan dalam Rangka Revenue Assurance Deskripsi : Banyaknya pelanggan yang dapat terdata untuk memenuhi Revenue Assurance dalam suatu periode

Formula : = Jumlah Pelanggan yang Terdata untuk memenuhi Revenue Assurance Satuan : pelanggan Jenis KPI : Polaritas positif

15. Enterprise Asset Management Deskripsi : Tingkat Maturity dari Asset Management hasil Assessment dalam suatu periode Formula : = Maturity Level Hasil Assessement EAM Level 1-5 Satuan : Level Jenis KPI : Polaritas positif

16. Pelaksanaan E-proc Deskripsi : Persentase penggunaan aplikasi E-procurement untuk pengadaan barang dan jasa yang sumber pendanaannya berasal dari APLN, baik Anggaran Operasi maupun Anggaran Investasi

Formula :

=Jumlah Nilai Kontrak melalui E-proc

Jumlah Nilai Kontrak melalui E-proc + Jumlah Nilai Kontrak Manual x 100%

Keterangan : a. Jumlah nilai kontrak melalui E-proc merupakan total nilai Rupiah dari kontrak-kontrak

yang pengadaannya menggunakan aplikasi E-procurement b. Jumlah nilai kontrak manual merupakan total nilai Rupiah dari kontrak-kontrak yang

pengadaannya dilakukan secara manual (tidak menggunakan aplikasi E-procurement) Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

17. Progres Fisik Deskripsi : Progres hasil pelaksanaan / penyelesaian fisik proyek atau bagian proyek yang dilaksanakan dalam suatu periode

Formula : = Prosentase progres fisik proyek atau bagian proyek Keterangan :

a. Metode perhitungan Realisasi Progres Fisik adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XI.

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

18. Derating selama Masa Garansi Deskripsi : Besarnya selisih antara Daya Mampu Netto (DMN) sesuai kontrak dengan rata-rata Daya Mampu Aktual selama masa garansi pada suatu periode

Formula :

= Daya Mampu Netto – Rata-rata Daya Mampu Aktual

Daya Mampu Netto x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negatif

19. EAF selama Masa Garansi Deskripsi : Faktor ketersediaan mesin pembangkit untuk beroperasi pada Daya Mampu Nettonya pada Unit pembangkit baru yang masih dalam masa garansi

Formula :

=∑ [(AH - EPDH - EUDH - ESDH) x DMN]

∑ [PH x DMN] x 100%

dimana i merupakan jumlah unit mesin Keterangan : (sesuai keterangan indikator EAF)

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

20. Pembebasan Lahan untuk Konstruksi Access Road PLTA

Page 26: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

26  

Deskripsi : Proses pembebasan lahan untuk konstruksi Access Road PLTA Formula : = Progres pembebasan lahan Keterangan : Proses pembebasan lahan terdiri dari :

a. Permohonan Penetapan Lokasi (bobot 5%) b. Surat keputusan Penetapan Lokasi (bobot 10%) c. Permohonan Pengadaan Tanah (bobot 5%) d. Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah (bobot 10%) e. Pembuatan jadwal Pelaksanaan pengadaan Tanah (bobot 5%) f. Penyuluhan Kepada Masyarakat (bobot 5%) g. Pengukuran dan inventarisasi (bobot 10%) h. Pembuatan Daftar dan Peta Rincian (bobot 10%) i. Pengumuman Daftar dan Peta Rincian (bobot 5%) j. Musyawarah Tentang Bentuk dan Besarnya Ganti Rugi (bobot 15%) k. Pembuatan Daftar Nominatif dan Daftar Pembayaran (bobot 10%) l. Pembayaran Ganti Rugi Tanah (bobot 10%)

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

21. Konstruksi Access Road PLTA Deskripsi : Progres pembangunan access road menuju PLTA dimulai dari Quarry Gunung Karang sampai Upper dan Lower Dam

Formula : = Progres Kontsruksi Access Road Keterangan : Proses konstruksi access road terdiri dari :

a. Prepatory works (bobot 1,36%) b. Route survey and design works (bobot 0,63%) c. Access road construction

i. Excavation (bobot 42,36%) ii. Embankment construction & backfilling (bobot 4,55%) iii. Pavement structure (bobot 30,42%) iv. Refurbishing of existing public road (bobot 5%) v. Culvert (bobot 1,37%) vi. Bridges (bobot 6,45%) vii. Slope protection (bobot 7,86%)

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

22. Ijin Dispensasi Penggunaan Kawasan Hutan dari Menteri Kehutanan untuk PLTA Deskripsi : Progres terbitnya ijin dispensasi penggunaan kawasan hutan dari Menteri Kehutanan

Formula : = Progres Ijin Dispensasi Penggunaan Kawasan Hutan Keterangan : Proses terbitnya ijin dispensasi penggunaan kawasan hutan terdiri dari :

a. Penerbitan Ijin Prinsip dari Kementerian Kehutanan (bobot 10%) b. Pengajuan Ijin Dispensasi dari Kementerian ESDM (bobot 10%) c. Setelah melakukan pengajuan Ijin Dispensasi maka PLN melakukan Kewajiban sebagai

berikut : i. Melaksanakan tata batas kawasan hutan yang disetujui (bobot 10%) ii. Melakukan inventarisasi tegakan (bobot 10%) iii. Membuat pernyataan dalam bentuk akta notariil yang berisi kesanggupan

‐ Melaksanakan reklamasi dan reboisasi pada kawasan hutan yang tidak digunakan. (bobot 10%)

‐ Melaksanakan perlindungan hutan. (bobot 5%) ‐ Memberikan kemudahan bagi aparat kehutanan untuk monitoring dan evaluasi di

lapangan. (bobot 5%) ‐ Menanggung seluruh biaya sebagai akibat ada pinjam pakai kawasan hutan. (bobot

10%) ‐ Membayar penggantian nilai tegakan dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH).

(bobot 10%) ‐ Menyediakan dan menyerahkan lahan kompensasi ke DEPHUT yang clear dan

clean. (bobot 10%)

Page 27: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

27  

d. Setelah memenuhi persyaratan tersebut di atas maka diterbitkanlah Ijin Dispensasi dari Menteri Kehutanan. (bobot 10%)

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

23. Pembebasan Lahan Deskripsi : Pelaksanaan pembebasan lahan baik tanah masyarakat maupun tanah kehutanan untuk pembangunan suatu proyek pada suatu periode

Formula : = Luas area lahan yang dibebaskan Satuan : Ha Jenis KPI : Polaritas positif

24. Konstruksi Prasarana PLTA Deskripsi : Progres pembangunan prasarana PLTA Formula : = Progres pembangunan prasarana PLTA Keterangan : Proses pembangunan prasarana PLTA terdiri dari :

a. Pengadaan Desain Basecamp dan Kantor Proyek PLTA (bobot 10%) b. Desain Basecamp dan Kantor Proyek PLTA (bobot 15%) c. Proses Lelang Konstruksi Basecamp dan Kantor Proyek PLTA (bobot 10%) d. Konstruksi Basecamp dan Kantor Proyek PLTA (bobot 15%) e. Pengadaan Desain Access Road Proyek PLTA (bobot 10%) f. Desain Access Road Proyek PLTA (bobot 15%) g. Proses lelang konstruksi Access Road Proyek PLTA (bobot 10%) h. Konstruksi Access Road Proyek PLTA (bobot 15%)

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

25. Pra-Konstruksi PLTA Deskripsi : Progres tahapan Pra-Konstruksi PLTA mulai dari Design Review, pembuatan Bid Document sampai dgn PQ

Formula : = Progres Pra-Konstruksi PLTA Keterangan : Proses Pra-Konstruksi PLTA terdiri dari :

a. Design Review oleh Konsultan Engineering Services terdiri dari : i. LOT 1A : Upper & Lower Dam. (bobot 10%) ii. LOT 1B : Waterways, Underground Power House, Switchyard, Buildings and

Hydraulic Metal Works. (bobot 10%) iii. LOT 2 : Pump-Turbine, Generator-Motor and Auxillary Equipment. (bobot 10%) iv. LOT 3 : 500 kV Transmission Line. (bobot 10%)

b. Pembuatan Bid Document yang terdiri dari : i. LOT 1A : Upper & Lower Dam. (bobot 10%) ii. LOT 1B : Waterways, Underground Power House, Switchyard, Buildings and

Hydraulic Metal Works (bobot 10%) iii. LOT 2 : Pump-Turbine, Generator-Motor and Auxillary Equipment. (bobot 10%) iv. LOT 3 : 500 kV Transmission Line. (bobot 10%)

c. Pelelangan sampai dengan PQ yang terdiri dari : i. LOT 1A : Upper & Lower Dam. (bobot 5%) ii. LOT 1B : Waterways, Underground Power House, Switchyard, Buildings and

Hydraulic Metal Works (bobot 5%) iii. LOT 2 : Pump-Turbine, Generator-Motor and Auxillary Equipment. (bobot 5%) iv. LOT 3 : 500 kV Transmission Line. (bobot 5%)

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

26. Pengurusan Perizinan Jalur Kabel Laut Deskripsi : Progres pengurusan perizinan jalur kabel laut untuk pembangunan interkoneksi Sumatera - Jawa

Formula : = Progres Pengurusan Perizinan Kabel Laut Keterangan : Proses pengurusan perizinan kabel laut terdiri dari :

a. Mempersiapkan dokumen pendukung (bobot 25%) b. Pengajuan surat permohonan & pemaparan (bobot 20%) c. Pembentukan Tim Teknis : -Melengkapi Data Pendukung Surat Permohonan (bobot 30%)

-Permohonan Pembentukan Tim Teknis (bobot 25%)

Page 28: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

28  

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

27. Penyusunan Bidding Document Deskripsi : Progres penyusunan Bidding Document yang telah diselesaikan Formula : = Progres Penyusunan Bidding Document Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

28. Pelaksanaan RKL/RPL Deskripsi : Prosentase progress penyusunan dokumen RKL / RPL Formula : = Prosentase penyusunan dokumen RKL / RPL Keterangan : Proses penyusunan dokumen RKL / RPL terdiri dari :

a. Laporan RKL/RPL Semester I (50%) b. Laporan RKL/RPL Semester II (50%)

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

29. Inventarisasi Jalur HVDC Deskripsi : Jumlah tower yang telah di inventarisasi pada jalur Transmisi 500 kV DC dan Transmisi 500 kV AC Incomer

Formula : = Jumlah Titik Tower Koordinat Tower yang Diinventarisasi Satuan : Tower Jenis KPI : Polaritas positif

30. Inventarisasi Lahan Yang Akan Dibebaskan Deskripsi : Survey inventarisasi lahan untuk lokasi proyek Formula : = Luas area inventarisasi lahan yang akan dibebaskan Satuan : Ha Jenis KPI : Polaritas positif

31. Jumlah Produk Portofolio Deskripsi : Jumlah produk portofolio yang dapat diselesaikan dalam suatu periode Formula : = Produk portofolio yang dihasilkan dalam periode tahun berjalan Keterangan :

a. Perhitungan jumlah produk portofolio didasarkan pada seluruh produk portofolio yang dapat diselesaikan selama tahun berjalan

b. Produk portofolio dapat berupa : i. Dokumen Lelang ii. Studi Kelistrikan iii. Design Review / Dokumen Evaluasi iv. Dokumen Negosiasi v. Studi Kelayakan vi. Perangkat Enjiniring, terdiri dari :

- Prosedur enjiniring - Standar spesifikasi - Acuan kerja enjiniring - Manual mutu

Satuan : produk Jenis KPI : Polaritas positif

32. Rasio Konsultansi Deskripsi : Perbandingan volume penugasan / pekerjaan yang dilakukan sendiri terhadap seluruh penugasan / pekerjaan dalam suatu periode

Formula :

=Volume Pekerjaan dilaksanakan Sendiri

Volume Pekerjaan Dilasanakan Sendiri + Pihak Ketiga x 100%

dimana i merupakan jumlah pekerjaan. Keterangan :

a. Perhitungan jumlah pekerjaan didasarkan pada seluruh penugasan baik yang berasal dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada tahun berjalan.

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

Page 29: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

29  

33. Jumlah Penelitian dan Pengembangan Deskripsi : Banyaknya topik penelitian dan pengembangan yang dapat diselesaikan dalam suatu periode

Formula : Jumlah penelitian dan pengembangan yang telah selesai Keterangan :

a. Perhitungan penelitian dan pengembangan didasarkan pada jumlah penelitian dan pengembangan yang telah selesai pada tahun berjalan, baik yang pembuatannya dimulai pada tahun berjalan atau pada tahun sebelum tahun berjalan

b. Kategori penelitian dan pengembangan yang diperhitungkan adalah penelitian dan pengembangan dalam bidang :

i. Pembangkitan ii. Transmisi iii. Distribusi

c. Penelitian dan pengembangan dinyatakan telah selesai jika Laporan Penelitian telah ditandatangani

Satuan : topik Jenis KPI : Polaritas positif

34. Jumlah Standarisasi Deskripsi : Banyaknya standarisasi yang dapat diselesaikan dalam suatu periode Formula : Jumlah Standarisasi yang telah disetujui oleh Direksi Keterangan :

a. Perhitungan standarisasi didasarkan pada jumlah standarisasi yang telah selesai pada tahun berjalan, baik yang pembuatannya dimulai pada tahun berjalan atau sebelum tahun berjalan

b. Kategori standarisasi yang diperhitungkan adalah standarisasi dalam bidang : i. Pembangkitan ii. Transmisi iii. Distribusi iv. Scada v. Umum

c. Standarisasi dinyatakan telah selesai jika telah disetujui oleh Direksi PLN Satuan : buah Jenis KPI : Polaritas positif

35. Jumlah Penelitian dan Pengembangan yang Terimplementasi Deskripsi : Jumlah penelitian dan pengembangan yang dapat diimplementasikan pada Unit PLN maupun diluar PLN

Formula : Jumlah topik penelitian yang telah terimplementasi Keterangan :

a. Perhitungan penelitian dan pengembangan didasarkan pada jumlah penelitian dan pengembangan yang telah terimplementasi pada tahun berjalan, baik yang pembuatannya dilakukan pada tahun berjalan atau sebelum tahun berjalan.

b. Suatu penelitian dan pengembangan dinyatakan telah terimplementasi jika : i. Teraplikasi ii. Muncul menjadi standar

c. Kategori penelitian dan pengembangan yang diperhitungkan adalah penelitian dan pengembangan dalam bidang :

i. Pembangkitan ii. Transmisi iii. Distribusi

Satuan : topik Jenis KPI : Polaritas positif

36. Jumlah Inovasi yang Siap Produksi Deskripsi : jumlah karya inovasi yang telah siap untuk diproduksi pada suatu periode dengan hasil akhir berupa kajian ekonomi, teknologi dan pemanfaatan, pembuatan desain, sampai dengan pembuatan prototype

Formula : Jumlah karya inovasi yang telah siap untuk diproduksi Satuan : buah Jenis KPI : Polaritas positif

Page 30: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

30  

37. Jumlah Pembangkit yang Dipelihara Deskripsi : Jumlah unit pembangkit yang dipelihara sesuai penugasan yang diterima pada suatu periode

Formula : = Jumlah Unit Pembangkit yang telah selesai dipelihara Satuan : unit Jenis KPI : Polaritas positif

38. Load Factor Mesin Deskripsi : Tingkat pemberdayaan Mesin Produksi yang beroperasi dalam periode jam ketersediaannya

Formula :

=∑ Jam mesin terpakai∑ Jam mesin tersedia

dimana i = jumlah mesin Keterangan :

a. Jam mesin terpakai dihitung berdasarkan realisasi jam pengoperasian setiap unit mesin b. Jam mesin tersedia dihitung berdasarkan jumlah jam kerja ideal yaitu 8 jam sehari, dan 5

hari kerja seminggu, tidak termasuk hari libur nasional Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

39. Jumlah Proyek PLTM yang harus Diselesaikan Deskripsi : Jumlah unit PLTM yang selesai dibangun dan dapat beroperasi sampai tahapan Komisioning dalam suatu periode

Formula : = Jumlah PLTM yang dibangun dan beroperasi Satuan : unit Jenis KPI : Polaritas positif

40. Jumlah Proyek yang Diawasi Deskripsi : Jumlah pengawasan yang dilakukan pada suatu proyek sesuai dengan penugasan yang diterima pada suatu periode

Formula : Jumlah Proyek yang sedang diawasi Keterangan :

a. Penugasan dapat berasal dari Direksi, Unit PLN ataupun dari luar PLN. b. Jumlah pengawasan proyek adalah berdasarkan penugasan / Kontrak Kerja / Adendum

yang masih berlaku. Satuan : proyek Jenis KPI : Polaritas positif

41. Rasio Pemenuhan Supervisor Deskripsi : Prosentase jumlah supervisor yang dapat dipenuhi dalam suatu periode Formula :

Jumlah Supervisor yang Dapat Dipenuhi

Jumlah Supervisor yang Dibutuhkan x 100%

Keterangan : a. Perhitungan jumlah supervisor yang dibutuhkan mengacu pada jumlah supervisor

(termasuk administrasi proyek) yang dibutuhkan sesuai surat penugasan. b. Perhitungan jumlah supervisor yang dapat dipenuhi berdasarkan realisasi jumlah total

supervisor (termasuk administrasi proyek) yang dapat dipenuhi. Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

42. Rasio Penerbitan Sertifikasi SMM dan SML Deskripsi : Rasio penerbitan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan Sistem Manejemen Lingkungan (SML) pada suatu periode.

Formula :

=Jumlah Sertifikasi SMM dan SML yang diterbitkan

Jumlah Sertifikasi sesuai Order x 100%

Keterangan : a. Perhitungan jumlah sertifikasi SMM (Sistem Manajemen Mutu) dan SML (Sistem

Manajemen Lingkungan) didasarkan pada sertifikasi yang terbit pada batas waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak pada saat audit.

Page 31: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

31  

b. Sertifikasi SMM dan SML dinyatakan telah selesai terbit jika LKS ditutup dan sudah diverifikasi sesuai dengan batas waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak pada saat audit.

c. Perhitungan jumlah sertifikasi sesuai order didasarkan pada Surat Penugasan dari klien (pemohon sertifikasi).

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

43. Rasio Pemeriksaan Mutu Material Distribusi Utama Deskripsi : Jumlah pengujian sampling jenis Material Distribusi Utama (MDU) yang sudah memiliki SPM (Sistem Pengawasan Mutu) terhadap jumlah SPM MDU yang pernah diterbitkan.

Formula :

=Jumlah MDU yang Diperiksa secara Sampling

Jumlah Sistem Pengawasan Mutu x 100%

Keterangan : a. Material Distribusi Utama (MDU) terdiri dari :

i. Trafo Distribusi ii. Kabel TR dan TM iii. Kubikel iv. Kwh Meter v. MCB

b. Jumlah MDU yang telah diperiksa secara sampling adalah produk yang dinyatakan telah selesai diuji oleh PLN Litbang Ketenagalistrikan dan dievaluasi oleh PLN Jaser dengan output Laporan Pemeriksaan.

c. Jumlah Sistem Pengawasan Mutu merupakan produk yang disertifikasi sistem pengawasan mutu sesuai SK Dir 286.K/Dir/2008.

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

44. Rasio Penerbitan Sertifikasi Laik Operasi Deskripsi : Prosentase Sertifikasi Laik Operasi untuk inspeksi instalasi tenaga listrik atau untuk proyek baru atau pemeliharaan besar (major overhaul) yang dapat diterbitkan pada suatu periode

Formula :

=Jumlah Sertifikasi Laik Operasi yang Diterbitkan

Jumlah Sertifikasi sesuai Order x 100%

Keterangan : a. Jumlah Sertifikasi Laik operasi yang diterbitkan adalah jumlah Inspeksi yang sudah

diselesaikan sehingga menghasilkan rekomendasi laik bertegangan (RLB) atau rekomendasi laik sinkron (RLS) atau Laporan Teknik (Laptek) atau Penerbitan Sertifikat SLO pada batas waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak pada saat inspeksi.

b. Jumlah Sertifikasi sesuai Order adalah jumlah sistem sesuai lingkupnya pada Instalasi Ketenagalistrikan yang di inspeksi sesuai penugasan.

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

45. Rasio Instruktur Tetap terhadap Total Instruktur Deskripsi : Perbandingan jumlah instruktur tetap terhadap total jumlah intruktur pada suatu periode

Formula :

=Jumlah Instruktur TetapJumlah Total Instruktur

x 100%

Keterangan : a. Instruktur tetap merupakan instruktur yang berasal dari Pusdiklat yang mempunyai

sebutan profesi sebagai Instruktur. b. Instruktur tidak tetap merupakan seluruh instruktur baik yang berasal dari Pusdiklat

maupun duluar Pusdiklat (termasuk pensiunan PLN) yang melaksanakan kegiatan sebagai instruktur dan terdapat dalam Database Instruktur yang dikeluarkan oleh Pusdiklat.

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

Page 32: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

32  

46. Rasio Pengembang, Asesor dan Instruktur Tetap yang Bersertifikat Deskripsi : Persentase jumlah pengembang, asesor dan instruktur tetap yang bersertifikat Nasional pada suatu periode

Formula :

=Jumlah Pengembang, Asesor dan Instruktur Tetap yang bersertifikat Nasional

Jumlah Pengembang, Asesor dan Instruktur Tetap x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

47. Jumlah Materi Baru yang Menunjang Program Perubahan Korporat Deskripsi : banyaknya materi kursus yang baru untuk menunjang program perubahan korporat yang dapat diselesaikan pada suatu periode waktu

Formula : = Jumlah Materi Kursus Baru yang Menunjang Program Perubahan Korporat Keterangan :

a. Materi baru yang menunjang program perubahan korporat harus berdasarkan program-program / strategi-strategi dari direktorat terkait, serta harus disetujui oleh Kepala Divisi dari direktorat terkait.

b. Materi baru dinyatakan telah selesai jika sudah disetujui oleh Kepala Divisi dari direktorat terkait.

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

48. Ketepatan Waktu Penyelesaian Penyusunan Materi Baru dan Revisi Deskripsi : Persentase ketepatan waktu penyelesaian penyusunan materi baru dan revisi pada suatu periode

Formula :

=Jumlah Materi Baru dan Revisi yang Selesai disusun Tepat Waktu

Jumlah Seluruh Materi Baru dan Revisi yang harus Disusun x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

49. Jumlah Pelaksanaan Kursus Profesi dan Penunjang Deskripsi : Jumlah kali pelaksanaan kursus profesi dan penunjang pada suatu periode Formula : Jumlah Kali Pelaksanaan Kursus Profesi dan Penunjang Keterangan :

a. Kursus Profesi merupakan kursus yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi bidang yang sesuai dengan kebutuhan Kompetensi Jabatan baik Jabatan Struktural maupun Jabatan Fungsional

b. Kursus Penunjang merupakankursus untuk menambah kompetensi yang dipersyaratkan dalam Kebutuhan Kompetensi Jabatan

Satuan : kali Jenis KPI : Polaritas positif

50. Penyelenggaraan Pembelajaran Digital Deskripsi : Banyaknya peserta yang mengikuti pembelajaran digital pada suatu periode waktu Formula : = Jumlah Peserta yang Mengikuti Pembelajaran Digital Satuan : Peserta Jenis KPI : Polaritas positif

51. Jumlah Penerbitan Sertifikasi Diklat Deskripsi : banyaknya sertifikasi diklat yang dapat diterbitkan pada suatu periode Formula : Jumlah Lembar Sertifikasi Diklat yang Diterbitkan Satuan : lembar Jenis KPI : Polaritas positif

52. Modernisasi Fasilitas Pembelajaran Deskripsi : Banyaknya fasilitas pembelajaran modern yang berbasis simulator yang dibangun atau dikembangkan pada suatu periode waktu

Formula : = Jumlah Fasilitas Pembelajaran Modern berbasis Simulator Satuan : Unit Jenis KPI : Polaritas positif

53. Pelaksanaan Pengadaan [J-Proc / E-Proc] Deskripsi : Penggunaan fasilitas J-proc / E-proc untuk pengadaan barang dan jasa, baik Anggaran Operasi maupun Anggaran Investasi

Page 33: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

33  

Formula : Jumlah Nilai Kontrak yang proses Pegadaan dengan J‐proc / E-proc Satuan : Rp Milyar Jenis KPI : Polaritas positif

54. Pengamanan Pasokan dan Kualitas Batubara Deskripsi : Jumlah perbandingan stok akhir batubara terhadap pemakaian hariannya pada suatu periode

Formula :

= Stok Akhir Batubara (dalam Ton)

Pemakaian harian (dalam Ton / hari)

Satuan : hari Jenis KPI : Polaritas positif terhadap batas bawah (jika data lebih kecil dari batas bawah), Polaritas negatif terhadap batas atas (jika data lebih besar dari batas atas)

55. Maturity Level Proses Bisnis Deskripsi : Hasil assessment terhadap Maturity Level Proses Bisnis Anak Perusahaan Formula : = Levelisasi 1-5 oleh Tim Assesment PLN Satuan : Level Jenis KPI : Polaritas positif

56. Program CNG Deskripsi : Progres penyelesaian program CNG untuk mengurangi penggunaan BBM Formula : = Waktu Penyelesaian Program CNG Satuan : Waktu Jenis KPI : Polaritas negatif

57. Reserve Engineering dan Produk Dalam Negeri Deskripsi : Pengkuran terhadap keefektifan perencanaan anggaran dan komitmen manajemen untuk melakukan Reserve Engineering dan pembelian produk dalam negeri untuk Material Cadangan / Part

Formula : = Total Pembayaran Reserve Engineering dan Produk Dalam Negeri Satuan : Milyar Rp Jenis KPI : Polaritas positif

58. Progress Pembangunan PLTGB Deskripsi : Progress penyelesaian proyek pembangunan PLTGB Formula : = Progres Penyelesaian Proyek Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

59. Progres Pembangunan PLTU Deskripsi : Progress penyelesaian proyek pembangunan PLTU Formula : = Progres Penyelesaian Proyek Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

60. Tambahan Daya Pembangkit Deskripsi : Jumlah MW pembangkit baru Non BBM yang sudah mulai beroperasi dan dapat menghasilkan energi yang masuk ke sistem (diterbitkan SLO) pada suatu periode

Formula : = Jumlah MW pembangkit baru Non BBM yang masuk sistem Satuan : MW Jenis KPI : Polaritas positif

61. Sistem Inventory Stockist Deskripsi : Terselesaikannya modul stockist On-Line Formula : = Penyelesaian Modul Stockist Online Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

62. Peningkatan Load Factor Deskripsi : Peningkatan nilai Load Factor (LF) suatu periode terhadap nilai LF periode tahun sebelumnya

Formula : = LF suatu periode - LF periode tahun sebelumnya Untuk menghitung nilai Load Factor (LF), digunakan formula sebagai berikut :

= Beban rata-rataBeban Puncak

x 100%

Satuan : %

Page 34: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

34  

Jenis KPI : Polaritas positif 63. Susut Jaringan

Deskripsi : Rasio energi listrik yang hilang pada jaringan terhadap kWH siap salur dalam suatu periode

Formula :

=kWh Siap Salur – kWh Pemakaian Sendiri – kWh Jual

kWh Siap Salur x 100%

Keterangan : a. kWh siap salur merupakan kWh siap salur transmisi b. kWh pemakaian sendiri merupakan kWh pemakaian sendiri Sistem Distribusi + kWh

pemakaian sendiri Gardu Induk Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negatif

64. Shareholder Loan Untuk Project Disetujui Deskripsi : Pengukuran terhadap usaha PLN BB untuk memastikan bahwa shareholder loan untuk sejumlah proyek investasi disetujui

Formula : = Jumlah Proyek Investasi yang disetujui Shareholder Loan-nya Satuan : Unit Jenis KPI : Polaritas positif

65. Akumulasi Cadangan yang dikuasi Melalui Kerja Sama dengan Pemilik IUP (Ijin Usaha Penambangan) Deskripsi : Akumulasi cadangan yang dikuasi melalui kerja sama dengan pemilik IUP (Ijin Usaha Penambangan)

Formula : = Jumlah sumber daya Batubara terukur yang dikuasi melalui Kerjasama Operasi Satuan : Juta Ton Jenis KPI : Polaritas positif

66. Rasio Realisasi Pasokan Batubara dari Produksi Sendiri dibanding dari Trading Deskripsi : Perbandingan realisasi pasokan batubara dari produksi sendiri terhadap pasokan batubara dari trading suatu periode

Formula :

= Jumlah Tonase produksi sendiri

Jumlah Tonase trading x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

67. Volumen Batubara Yang Akan Diangkut Deskripsi : Jumlah Batubara yang diangkut oleh kapal tongkang BAG yang bertujuan untuk sinergi antar anak perusahaan PLN

Formula : = Jumlah Tonase Batubara yang Diangkut Satuan : Juta Ton Jenis KPI : Polaritas positif

68. Kepemilikan Kuasa Penambangan Batubara Deskripsi : Jumlah Kuasa Penambangan batu Bara yang dimiliki Formula : = Jumlah Kuasa Penambangan Batubara yang dimiliki Satuan : Unit Jenis KPI : Polaritas positif

69. Penyiapan Infrastruktur Pengeboran Sumur PLTP Deskripsi : Terselesaikannya penyiapan infrastruktur pengeboran sumur PLTP Formula : = Target Waktu Penyelesaian Pekerjaan dan Laporan Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

70. Penyiapan Tender Dokumen dan Drilling Program untuk Pengeboran Sumur PLTP Deskripsi : Terselesaikannya penyiapan tender dokumen dan drilling program untuk pengeboran sumur PLTP

Formula : = Target Waktu Penyelesaian Pekerjaan dan Laporan Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

71. Pengawasan (Supervisi) Pekerjaan Pengeboran Sumur PLTP Deskripsi : Terselesaikannya pengawasan (supervisi) pekerjaan pengeboran sumur PLTP

Page 35: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

35  

Formula : = Target Waktu Penyelesaian Pekerjaan dan Laporan Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

72. Studi Konfirmasi Cadangan PLTP Deskripsi : Terselesaikannya studi konfirmasi cadangan PLTP Formula : = Target Waktu Penyelesaian Pekerjaan dan Laporan Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

73. Penyusunan Drilling Program dan Bid Document PLTP Deskripsi : Terselesaikannya penyusunan Drilling program dan Bid Document PLTP Formula : = Target Waktu Penyelesaian Pekerjaan dan Laporan Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

74. Penyiapan Infrastruktur untuk Pengeboran Sumur PLTP Deskripsi : Penyiapan infrastruktur untuk pengeboran sumur PLTP Formula : = Target Waktu Penyelesaian Pekerjaan dan Laporan Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

75. Study UKL/UPL PLTP Deskripsi : Terselesaikannya study UKL/UPL PLTP Formula : = Target Waktu Penyelesaian Pekerjaan dan Laporan Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

76. Pelelangan WKP (Wilayah Kerja Pengusahaan) Panas Bumi Seulawah Agam Deskripsi : Penawaran Wilayah Kerja tertentu kepada Badan Usaha untuk mendapatkan IUP Panas Bumi

Formula : = Proposal Teknis sesuai Peraturan Feed in Tariff diserahkan ke Panitia Tender Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

77. Pelelangan WKP (Wilayah Kerja Pengusahaan) Panas Bumi Mataloko Deskripsi : Penawaran Wilayah Kerja tertentu kepada Badan Usaha untuk mendapatkan IUP Panas Bumi

Formula : = Mengikuti Bidding dan Mendapatkan Hak WKP Satuan : Waktu (bulan ke-) Jenis KPI : Polaritas negatif

78. Penyelesaian Implementasi Sistem Contact Center Terpusat Deskripsi : Pengukuran terhadap progres implementasi sistem contact center untuk memberikan pelaporan secara terpusat kepada PLN

Formula : = Progres Penyelesaian Sistem Contact Center Terpusat Satuan : Waktu Jenis KPI : Polaritas negatif

79. Penyelesaian Implementasi DRC AP2T Deskripsi : Pengukuran terhadap progres implementasi DRC AP2T untuk memberikan pelaporan kepada PLN

Formula : = Progres Penyelesaian Implementasi DRC AP2T Satuan : Waktu Jenis KPI : Polaritas negatif

80. Penyelesaian Setup Shared Service Center Deskripsi : Pengukuran terhadap progres penyelesaian setup Shared Service Center (SSC) untuk memberikan pelaporan kepada PLN

Formula : = Progres Penyelesaian Setup SSC Satuan : Waktu Jenis KPI : Polaritas negatif

81. Pendataan Penggunaan Tiang Tumpu PLN Untuk Kepentingan Telematika Deskripsi : Pendataan penggunaan tiang tumpu PLN oleh pihak lain untuk kepentingan telematika

Formula : = Jumlah Tiang Tumpu PLN yang telah di data Satuan : Tiang

Page 36: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

36  

Jenis KPI : Polaritas positif 82. Penyediaan Aplikasi Pelayanan Pelanggan untuk Luar Jawa Bali

Deskripsi : Penyediaan Aplikasi Pelayanan Pelanggan untuk Unit PLN diluar Jawa Bali Formula : = Jumlah unit yang berhasil GO Live AP2T Satuan : Unit Jenis KPI : Polaritas positif

83. Penyediaan Aplikasi Call Center untuk Luar Jawa Bali Deskripsi : Penyediaan Aplikasi Call Center untuk Unit PLN diluar Jawa Bali Formula : = Jumlah unit yang berhasil GO Live Call Center Satuan : Unit Jenis KPI : Polaritas positif

84. Progress Penyediaan Disaster Recovery (ERP, AP2T, P2APST) Deskripsi : Progress Penyediaan Disaster Recovery (ERP, AP2T, P2APST) Formula :

=Jumlah Implementasi DRC dan DC yang diselesaikan 2012

Jumlah DRC dan DC yang ditugaskan 2012 x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

85. Penyelesaian Aplikasi Batubara untuk seluruh PLTU Deskripsi : Penyelesaian Aplikasi Batubara untuk seluruh PLTU Formula : = Jumlah PLTU yang berhasil GO Live Aplikasi monitoring batubara Satuan : Unit Jenis KPI : Polaritas positif

86. Standarisasi Prosedur Engineering Deskripsi : Jumlah standarisasi prosedur engineering yang dapat diselesaikan dalam suatu periode

Formula : = Jumlah SOP yang selesai Satuan : Set Jenis KPI : Polaritas positif

87. Biaya Produksi / Nautical Mile Deskripsi : Total biaya untuk operasi yang dibutuhkan pengangkutan setiap ton batubara suatu periode per Nautical Mile

Formula : Rata-rata Biaya Produksi x Jarak Tempuh (NM)

Jumlah Angkutan Kapal Milik

Satuan : Rp. NM /Ton Jenis KPI : Polaritas negatif

88. Sinergi Dengan PLN Batubara Deskripsi : Jumlah Batubara milik PLN Batubara yang diangkut oleh kapal tongkang BAG Formula : = Jumlah tonase Batubara PLN Batubara yang diangkut oleh BAG Satuan : Juta Ton Jenis KPI : Polaritas positif

89. Sinergi Dengan IP dan PJB Deskripsi : Jumlah Batubara yang dikirim oleh kapal tongkang BAG ke IP dan PJB Formula : = Jumlah tonase Batubara yang dikirim ke IP dan PJB Satuan : Juta Ton Jenis KPI : Polaritas positif

90. Rasio Angkutan Batubara Kapal Milik dengan Kapal KSO Deskripsi : Jumlah perbandingan angkutan batubara dengan menggunakan kapal milik sendiri terhadap jumlah angkutan batubara dengan kapal Kerjasama Operasional (KSO)

Formula :

= Jumlah angkutan batu bara dengan kapal milik sendiri

Jumlah angkutan dengan kapal KSO x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

91. Progres Operasional Perusahaan Patungan (JVC) Deskripsi : Progres realisasi kegiatan Operasional Perusahaan Patungan (JVC) dibandingkan dengan Rencana Kegiatan di RKAP

Page 37: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

37  

Formula : = Prosentase Progres Kegiatan Operasional Perusahaan Patungan Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

92. Pelaksanaan Normalisasi dan Rehabilitasi Jaringan Distribusi Deskripsi : Progres realisasi pelaksanaan pekerjaan Normalisasi dan Rehabilitasi Jaringan Distribusi dibandingkan dengan Rencana Kegiatan di RKAP

Formula : = Prosentase Progres Normalisasi dan Rehabilitasi Jardist Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

93. Jumlah Penerbitan Sertifikasi Diklat Deskripsi : banyaknya sertifikasi diklat yang dapat diterbitkan pada suatu periode. Formula : Jumlah Lembar Sertifikasi Diklat yang Diterbitkan Satuan : lembar Jenis KPI : Polaritas positif

IV. PERSPEKTIF SDM 1. Human Capital Readiness

Deskripsi : Hasil assessment terhadap maturity level Human Capital Readiness (HCR) Formula : = Maturity Level hasil Assessment HCR skala 1-5 Keterangan :

a. Khusus untuk Unit-unit, rincian metode penilaian HCR dan target masing-masing unsur penilaan selanjutnya dijelaskan dalam Pedoman Pengukuran HCR dan OCR tahun 2013 yang diterbitkan oleh Direktorat SDM dan Umum

Satuan : Level Jenis KPI : Polaritas positif

2. Organization Capital Readiness Deskripsi : Hasil assessment terhadap maturity level Organization Capital Readiness (OCR), Formula : = Maturity Level hasil Assessment HCR skala 1-5 Keterangan :

a. Khusus untuk Unit-unit, rincian metode penilaian OCR dan target masing-masing unsur penilaan selanjutnya dijelaskan dalam Pedoman Pengukuran HCR dan OCR tahun 2013 yang diterbitkan oleh Direktorat SDM dan Umum

Satuan : Level Jenis KPI : Polaritas positif

3. Load Factor Unit Deskripsi : banyaknya Man Month yang terjual dibandingkan Man Month yang tersedia yang menggambarkan beban kerja pada suatu periode

Formula :

=Man Month Terjual

Man Month Tersedia x 100%

Keterangan : a. Perhitungan Man Month yang digunakan dalam formula terdiri dari tenaga kerja (unsur

pegawai dan non pegawai) yang ruang lingkup pekerjaanya sesuai dengan bisnis inti perusahaan

b. Yang termasuk ke dalam bisnis inti : i. Pusenlis : adalah Bidang Energi Baru dan Terbarukan, Bidang Transmisi dan

Distribusi, Bidang Pembangkit Thermal ii. Puslitbang : adalah Bidang Penelitian dan Pengembangan, Bidang Jasa Teknik,

Bidang Standarisasi & Inovasi iii. Pusharlis : adalah Bidang Teknik Pemeliharaan iv. JMK : adalah Bidang Pembangkitan dan Bidang Jaringan v. Jaser : adalah Bidang Sertifikasi kelaikan Instalasi Ketenagalistrikan, Bidang

Sertifikasi Produk Peralatan Listrik, Bidang Sistem Manajemen Mutu, dan Bidang Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan.

c. Man Month terjual dihitung berdasarkan Man Month yang diakui oleh Pemberi Penugasan dan Pelaksana Penugasan yang tertuang dalam Surat Penugasan/Kontrak Kerja

Page 38: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

38  

d. Jika dalam Surat Penugasan/Kontrak Kerja tidak terdapat jumlah Man Month yang diakui oleh Pemberi Penugasan dan Pelaksana Penugasan, maka Man Month terjual dihitung berdasarkan timesheet dengan menggunakan formula :

(Jumlah tenaga kerja yang terlibat x Jumlah waktu yang dibutuhkan)

dimana: i = jumlah penugasan Jumlah tenaga kerja yang terlibat = jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam penyelesaian suatu penugasan Jumlah waktu yang dibutuhkan = jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu penugasan

e. Man Month tersedia dihitung menggunakan formula :

(Jumlah total tenaga kerja x Jumlah periode waktu)

dimana Jumlah periode waktu menggunakan jam kerja ideal yaitu 8 jam sehari, dan 5 hari kerja seminggu, tidak termasuk hari libur nasional

Formula :

=Jumlah Jenis Diklat yang Terlaksana

Jumlah Jenis Diklat dalam Direktori Diklat x 100%

Keterangan : a. Perhitungan jenis diklat yang terlaksana harus yang sesuai dengan Direktori Diklat b. Suatu diklat dinyatakan telah terlaksana jika pelaksanaannya telah selesai pada periode

tahun berjalan Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

4. Informational Capital Readiness (ICR) Deskripsi : Hasil assessment terhadap maturity level Informational Capital Readiness (ICR) Formula : Maturity Level hasil Assessment ICR skala 1-5 Satuan : Level Jenis KPI : Polaritas positif

5. Employee Engagement Index Deskripsi : Pelaksanaan survey kepada pegawai untuk mengukur tingkat keterikatan dan kepercayaan pegawai kepada manajemen

Formula : Skala 1-5 hasil survey Satuan : Score Jenis KPI : Polaritas positif

6. Produktifitas Pegawai Deskripsi : Perbandingan jumlah hasil produksi (sesuai dengan bisnis inti dari masing-masing anak perusahaan) dengan jumlah pegawai

Formula (untuk PLN Batam dan PLN tarakan) : Jumlah MWh JualJumlah Pegawai

Formula (untuk PLN Geothermal) : Jumlah MWh Diproduksi

Jumlah Pegawai

Formula (untuk BAG) : Jumlah Laba

Jumlah Pegawai

Formula (untuk ICON) : Jumlah Pendapatan Perusahaan

Jumlah Pegawai

Satuan : [MWh / Juta Rp / Milyar Rp] / Pegawai Jenis KPI : Polaritas positif

7. Realisasi Sertifikasi Kompetensi SDM Bidang Tambang Deskripsi : Jumlah Pegawai Yang Mempunyai Sertifikat di Bidang Pertambangan Formula : Jumlah Pegawai yang Memperoleh Sertifikasi di Bidang Pertambangan Satuan : Orang

Page 39: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

39  

Jenis KPI : Polaritas positif 8. Sertifikasi Kompetensi Pegawai

Deskripsi : Prosentase jumlah pegawai yang memiliki sertifikat kompetensi Formula :

Jumlah pegawai organik yang mendapatkan sertifikasi kompetensi profesiJumlah Total Pegawai

x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

9. Peningkatan Kompetensi Pegawai Melalui Diklat Praktis Deskripsi : Banyaknya pelaksanaan diklat praktis untuk meningkatkan kompetensi pegawai dalam suatu periode

Formula : Jumlah Pelaksanaan Diklat Satuan : Diklat Jenis KPI : Polaritas positif

10. Pengisian SDM Sesuai Formasi Deskripsi : Prosentase pengisian SDM yang sesuai dengan formasi jabatan dalam suatu periode

Formula : Jumlah Pengisian SDM yang sesuai Formasi

Jumlah Total Pengisian SDM x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

V. PERSPEKTIF KEUANGAN DAN PASAR

1. Biaya Pokok Penyediaan Deskripsi : Total biaya yang diperlukan untuk membangkitkan tiap kWh energi listrik / menyalurkan tiap kVA / menjual tiap kWh energi listrik

Formula :

=Jumlah Biaya Operasi + Biaya Bunga Pinjaman

kWh Produksi Netto / kVA Available / kWh Jual *)

Keterangan *) : a. Untuk unit pembangkitan, menggunakan kWh produksi netto, termasuk kWh unit

pembangkit sewa dan pembangkit IPP b. Untuk unit P3B, menggunakan kVA available, termasuk unit trafo baru yang sudah

beroperasi dan masih dalam masa garansi c. Untuk unit wilayah dan distribusi, menggunakan kWh jual

Satuan : Rp / [kWh/kVA] Jenis KPI : Polaritas negatif

2. OPEX Non-Fuel Deskripsi : Besarnya biaya pemeliharaan, biaya administrasi, dan biaya kepegawaian yang dibutuhkan untuk membangkitkan tiap kWh energi listrik / menyalurkan tiap kVA / menjual tiap kWh energi listrik / ketersediaan kapasitas pembangkitnmjkkhef

Formula :

=Total biaya pemeliharaan + administrasi + kepegawaian

kWh Produksi Netto / kVA available / kWh Jual / kW Available *)

Keterangan *) : a. Untuk unit pembangkitan, menggunakan kWh produksi netto, termasuk kWh unit

pembangkit sewa dan pembangkit IPP b. Untuk unit P3B, menggunakan kVA available, termasuk unit trafo baru yang sudah

beroperasi dan masih dalam masa garansi c. Untuk unit wilayah dan distribusi, menggunakan kWh jual d. Untuk IP dan PJB menggunakan kW available

Satuan : Rp / [kWh / kVA / kW] Jenis KPI : Polaritas negatif

3. Rasio Biaya Pemeliharaan Deskripsi : Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan setiap kWh produksi netto yang dibangkitkan / setiap kVA yang tersedia

Formula :

Page 40: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

40  

=Total biaya pemeliharaan

kWh Produksi Netto / kVA available *)

Keterangan *) : a. Untuk unit pembangkitan menggunakan kWh produksi netto, sedangkan untuk unit P3B

menggunakan kVA available, termasuk unit trafo baru yang sudah beroperasi dan masih dalam masa garansi.

Satuan : Rp / [kWh / kVA] Jenis KPI : Polaritas negatif

4. Umur Piutang Deskripsi : Lama waktu rata-rata antara penagihan dan pelunasan piutang listrik Formula (untuk Unit Distribusi, Unit Wilayah, PLN Batam dan PLN Tarakan) :

=Rata-rata (Piutang Aliran Listrik + Tagihan Susulan + Piutang Ragu-ragu)

Pendapatan Penjualan Tenaga Listrik x hari periode

Keterangan : a. Piutang Aliran Listrik (PAL) dan Tagihan Susulan (Tagsus) mengacu pada TUL IV-04 b. Piutang Ragu-ragu (PRR) mengacu pada TUL IV-06 c. Pendapatan Penjualan Tenaga Listrik mengacu pada TUL III-09 d. Perhitungan rata-rata merupakan rata-rata nilai piutang pada periode berjalan dan pada

periode tahun sebelumnya Formula (untuk PLN Enjiniring dan PLN BAG) :

=Rata-Rata Piutang Usaha

Pendapatan Usaha x hari periode

Satuan : hari Jenis KPI : Polaritas negatif

5. Biaya Administrasi / [kWh Produksi Netto / kVA Available / Pelanggan] Deskripsi : Besar Biaya Administrasi yang dikeluarkan per kW mampu / kVA available / pelanggan

Formula :

=Biaya Administrasi

kWh Produksi Netto / kVA Available / Jumlah Pelanggan *)

Keterangan : a. Perhitungan Biaya Administrasi didasarkan pada besarnya total biaya administrasi (pos

5.4) yang tercatat dalam Laporan Keuangan periode berjalan b. *) untuk Unit Pembangkitan menggunakan kWh produksi netto (termasuk kWh unit

pembangkit sewa dan pembangkit IPP), untuk Unit P3B menggunakan kVA Available (termasuk unit trafo baru yang sudah beroperasi dan masih dalam masa garansi), dan untuk Unit Wilayah / Distribusi menggunakan Jumlah Pelanggan (pelanggan prabayar dan non-prabayar)

Satuan : Rp. / [kWh / kVA / Pelanggan] Jenis KPI : Polaritas negatif

6. Biaya Administrasi Deskripsi : Jumlah biaya administrasi yang dibutuhkan pada suatu periode Formula : = Jumlah total biaya administrasi Satuan : Juta Rp Jenis KPI : Polaritas negatif

7. Biaya Pemeliharaan Deskripsi : Jumlah biaya pemeliharaan yang dibutuhkan pada suatu periode Formula : = Jumlah total biaya pemeliharaan Satuan : Juta Rp Jenis KPI : Polaritas negatif

8. Biaya Kepegawaian Deskripsi : Jumlah biaya kepegawaian yang dibutuhkan pada suatu periode Formula : = Jumlah total biaya kepegawaian Satuan : Juta Rp Jenis KPI : Polaritas negatif

9. Efektifitas Biaya Enjiniring Deskripsi : Besarnya biaya enjiniring yang dibutuhkan untuk setiap MM yang terjual suatu periode

Page 41: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

41  

Formula :

=Biaya Enjiniring

Man Month Terjual

Keterangan : a. Perhitungan Biaya Enjiniring didasarkan pada laporan realisasi biaya proyek yang telah

diakui oleh pemberi kerja sesuai Nota Buku yang disampaikan oleh Pusenlis, tidak termasuk yang dikerjakan oleh Pihak Ketiga.

b. Man Month terjual dihitung berdasarkan Man Month yang diakui oleh Pemberi Penugasan dan Pelaksana Penugasan yang tertuang dalam Surat Penugasan/Kontrak Kerja

c. Jika dalam Surat Penugasan/Kontrak Kerja tidak terdapat jumlah Man Month yang diakui oleh Pemberi Penugasan dan Pelaksana Penugasan, maka Man Month terjual dihitung berdasarkan timesheet dengan menggunakan formula :

(Jumlah tenaga kerja yang terlibat x Jumlah waktu yang dibutuhkan)

dimana: i = jumlah penugasan Jumlah tenaga kerja yang terlibat = jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam penyelesaian suatu penugasan Jumlah waktu yang dibutuhkan = jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu penugasan

Satuan : Rp / MM Jenis KPI : Polaritas negatif

10. Efektivitas Biaya Penelitian dan Pengembangan Deskripsi : Besarnya biaya penelitian dan pengembangan yang dibutuhkan untuk setiap topik penelitian dan pengembangan

Formula :

=Biaya Litbang

Jumlah Litbang + Standarisasi

Keterangan : a. Perhitungan biaya penelitian dan pengembangan didasarkan pada besarnya biaya

penelitian dan pengembangan yang terdapat pada pada pos biaya administrasi di Laporan Keuangan (pos 54)

b. Jumlah penelitian dan pengembangan dihitung sesuai penjelasan indikator Jumlah Penelitian dan Pengembangan di atas.

Satuan : Rp / topik Jenis KPI : Polaritas negatif

11. Penyerapan Disburse Investasi APLN Deskripsi : Pengukuran efektifitas perencanaan anggaran investasi berdasarkan penyerapan Anggaran Kas Bulanan (AKB) yang sumber dananya berasal dari APLN

Formula : = Jumlah Disburse Investasi yang Sudah Dibayarkan Keterangan :

a. Anggaran Kas Bulanan (AKB) kumulatif yang digunakan adalah usulan AKB Unit yang tercatat di Aplikasi Anggaran dan Keuangan (A2K).

b. Dalam penilaian periode : i. Semester 1 (Januari – Juni), menggunakan data AKB per Januari tahun berjalan. ii. Semester 2 (Juli – Desember), menggunakan data AKB per Juli tahun berjalan.

c. Revisi / realokasi / perubahan AKB setelah Juli (apabila ada) tidak akan digunakan dalam penilaian ini.

d. Awal Semester 1 dan awal Semester 2, Divisi Anggaran PLN Pusat akan memberikan data AKB seluruh Unit untuk dijadikan target bulanan Unit-unit.

e. Untuk semester 2, dasar perhitungan target adalah Realisasi Semester 1 + AKB semester 2.

Satuan : Juta Rp Jenis KPI : Polaritas positif

12. Pengadaan Kendaraan Listrik Deskripsi : Penyerapan anggaran terkait pengadaan kendaraan listrik berdasarkan SKI yang diterbitkan pada suatu periode

Page 42: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

42  

Formula :

Realisasi Pengadaan Kendaraan Listrik

Jumlah SKI untuk Pengadaan Kendaraan Listrik x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

13. Penyerapan Disburse APBN dan PHLN Deskripsi : Penyerapan anggaran terkait dengan angaran yang bersumber dari APBN dan PHLN pada suatu periode

Formula :

Realisasi penyerapan anggaran APBN dan PHLN

Pagu anggaran APBN dan PHLN x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

14. Realisasi Program Investasi (Capex) Deskripsi : Pengukuran efektifitas perencanaan anggaran investasi berdasarkan penyerapan anggaran investasi pada suatu periode

Formula :

Realisasi Disburse Investasi

Rencana (Pagu Disburse Investasi x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

15. Biaya Administrasi per kW Available Deskripsi : Besar biaya administrasi untuk setiap kapasitas pembangkit yang tersedia pada suatu periode

Formula :

Jumlah Biaya AdministrasiJumlah kW yang Tersedia

Satuan : Rp/kW Jenis KPI : Polaritas negative

16. Biaya Pegawai per kW Available Deskripsi : Besar biaya kepegawaian untuk setiap kapasitas pembangkit yang tersedia pada suatu periode

Formula :

Jumlah Biaya KepegawaianJumlah kW yang Tersedia

Satuan : Rp/kW Jenis KPI : Polaritas negatif

17. Biaya Komponen C PLTU Batubara Deskripsi : Besarnya biaya bahan bakar untuk setiap kWh jual dari PLTU Batubara pada suatu periode

Formula : Biaya Batubara

kWh Jual PLTU Batubara

Satuan : Rp/kWh Jenis KPI : Polaritas negatif

18. Harga Jual Listrik Deskripsi : Harga penjualan rata-rata untuk setiap kWh energi listrik suatu periode Formula :

Jumlah Pendapatan Penjualan Tenaga ListrikJumlah kWh Penjualan Tenaga Listrik

Satuan : Rp/kWh Jenis KPI : Polaritas positif

19. Laba Perusahaan Deskripsi : Besarnya laba bersih perusahaan yang ditargetkan suatu periode Formula (untuk BAG) : Laba Rugi Sebelum pph - Beban Pajak Satuan : Rp Milyar Jenis KPI : Polaritas positif

Page 43: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

43  

20. Biaya Pokok Penjualan (COGS) Deskripsi : Besarnya biaya pokok produksi yang dibutuhkan untuk setiap batubara yang dipasok pada suatu periode

Formula : Jumlah Biaya Pokok Produksi

Jumlah Batubara yang Diangkut

Satuan : Rp/Ton Jenis KPI : Polaritas negatif

21. Cost Saving PLN dari Realisasi Harga Batubara Deskripsi : Penghematan PLN dari setiap batubara yang dipasok PLN Batubara suatu periode Formula : Harga Pembelian Batubara PLN – Biaya Perolehan Batubara PLN Batubara Satuan : Rp Milyar Jenis KPI : Polaritas positif

22. Biaya Perolehan Cadangan Terkendali Maksimum (Sumber Daya Terukur) Deskripsi : Besarnya biaya perolehan cadangan batubara untuk setiap batubara yang diproduksi suatu periode

Formula : Biaya Perolehan Cadangan BatubaraJumlah Produksi Cadangan Batubara

Satuan : Rp/Ton Jenis KPI : Polaritas negatif

23. Rasio Biaya O & M Deskripsi : Besarnya biaya Operation dan Maintenance untuk setiap MWh yang dijual suatu periode

Formula : Biaya O & M

MWh Jual

Satuan : Rp/MWh Jenis KPI : Polaritas negatif

24. Pendapatan Perusahaan Total Deskripsi : Pendapatan perusahaan dari penjualan jasa, baik kepada PLN atau diluar PLN suatu periode

Formula : Total Pendapatan Perusahaan Satuan : Rp Milyar Jenis KPI : Polaritas positif

25. Revenue Share Diluar Pelanggan PLN Deskripsi : Rasio pendapatan jaringan dan jasa komunikasi dari Luar PLN terhadap seluruh pendapatan yang diterima suatu periode

Formula : Jumlah Pendapatan Non PLN

Total Pendapatan x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

26. Pendapatan Sektor Ketenagalistrikan PLN Deskripsi : Pendapatan perusahaan yang berasal dari PLN Pusat, Unit PLN dan Anak Perusahaan PLN pada suatu periode

Formula : Total Pendapatan Perusahaan dari PLN Pusat, Unit dan Anak Perusahaan Satuan : Rp Milyar Jenis KPI : Polaritas positif

27. EBITDA Margin Deskripsi : Rasio laba usaha, penyusutan dan amortisasi terhadap total pendapatan pada suatu periode

Formula : (Laba Usaha + Penyusutan + Amortisasi)

Total Pendapatan x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

Page 44: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

44  

28. Rasio Biaya Sub-Letting Deskripsi : Prosentse biaya sub-letting terhadap total biaya enjiniring suatu periode Formula :

Total Biaya Sub-Letting Total Biaya Enjiniring

x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negatif

29. Pendapatan Eksternal Deskripsi : Pendapatan yang diperoleh dari penjualan Jasa diluar PLN Formula : Total Pendapatan Perusahaan Diluar PLN Satuan : Rp Milyar Jenis KPI : Polaritas positif

30. Return On Net Aset Deskripsi : Prosentse Net Income terhadap Total Aset pada suatu periode Formula :

Net Income Fixed Aset + Current Aset – Current Liabilities

x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

31. Revenue Deskripsi : Total pendapatan yang diperoleh pada suatu periode Formula : Total Pendapatan Satuan : Rp Milyar Jenis KPI : Polaritas positif

32. Realisasi Investasi Normalisasi dan Rehabilitasi Aset Distribusi Deskripsi : Nilai Rupiah Realisasi Disbursement Anggaran Investasi untuk Pekerjaan Normalisasi dan Rehabilitasi Aset Distribusi pada suatu periode

Formula : Total Disburse Investasi untuk Normalisasi dan Rehabilitasi Aset Distribusi Satuan : Rp Milyar Jenis KPI : Polaritas negatif

33. Rasio Operasi Deskripsi : Perbandingan biaya operasional terhadap pendapatan dari penjualan Jasa suatu periode

Formula : Total Biaya OperasiTotal Pendapatan

x 100%

Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negatif

34. Realisasi Investasi PLTU (CAPEX) Deskripsi : Pengukuran efektifitas perencanaan anggaran investasi PLTU pada suatu periode Formula : Realisasi Disburse Investasi PLTU Satuan : Rp Milyar Jenis KPI : Polaritas positif

35. Realisasi Investasi PLTD (CAPEX) Deskripsi : Pengukuran efektifitas perencanaan anggaran investasi PLTD pada suatu periode Formula : Realisasi Disburse Investasi PLTD Satuan : Rp Milyar Jenis KPI : Polaritas positif

VI. PERSPEKTIF KEPEMIMPINAN 1. Skor Malcolm Baldrige

Deskripsi : Penilaian kinerja sistem manajemen mutu berdasarkan pendekatan Kriteria Baldrige Formula : Skor Hasil Assesment DA Malcolm Baldrige Keterangan :

a. Sebelum didapatkan skor akhir Malcolm Baldrige, maka penilaian Skor Malcolm Baldrige didasarkan proses penilaian sesuai penjelasan pada Lampiran VIII.

Satuan : Score Jenis KPI : Polaritas positif

Page 45: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

45  

2. ERM (Enterprise Risk Management) Deskripsi : Hasil assessment terhadap penerapan Enterprise Risk Management sesuai tahapan / kuesioner yang telah ditentukan

Formula : = Hasil Asesmen Risk Maturity Level Keterangan :

a. Rincian Metode perhitungan / asesmen level ERM akan dijelaskan secara terpisah melalui Surat dari DIVMRO.

Satuan : point Jenis KPI : Polaritas positif

3. PLN Bersih Deskripsi : Hasil indeks skor PLN Bersih berdasarkan survey kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Unit dalam menciptakan PLN Bersih

Formula : = Hasil Pencapaian Indeks PLN Bersih Keterangan :

a. Metode perhitungan indeks skor PLN Bersih adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX.

Satuan : indeks Jenis KPI : Polaritas positif

4. Kepatuhan Deskripsi : Total nilai pengurang yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan unit dalam hal ketaatan terhadap aturan-aturan dari Kantor Pusat

Formula : = Jumlah nilai pengurang dari unsur kepatuhan dari Kantor Pusat Keterangan :

a. Total nilai pengurang dari seluruh pelaporan adalah maksimal sebesar -10. b. Nilai pengurang terdiri dari beberapa unsur sebagai berikut :

i. Nilai Temuan Auditor Internal (maksimal -6) ii. Nilai Keselamatan Ketenagalistrikan (maksimal -10) iii. Nilai Lingkungan Hidup (maksimal -5) iv. Nilai Kelengkapan Data SILM (maksimal -5)

c. Metode penghitungan untuk tiap-tiap unsur adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran X.A, Lampiran X.B, Lampiran X.C dan Lampiran X.D.

Contoh : Jika suatu unit wilayah mendapat nilai pengurang Temuan Auditor Internal sebesar -5, nilai pengurang Keselamatan Ketenagalistrikan sebesar -4, nilai pengurang Lingkungan Hidup sebesar -1,5, nilai pengurang Kelengkapan Data SILM sebesar -0,7, maka total pengurang adalah sebesar :

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa total nilai pengurang adalah sebesar -11,2. Mengingat batasan maksimal dari nilai pengurang adalah -10, maka nilai pengurang yang digunakan adalah sebesar -10.

Satuan : - Jenis KPI : Nilai Pengurang

5. Penerapan GCG Deskripsi : Implementasi Good Corporate Governance untuk memastikan tata kelola perusahaan

Formula : Skor Assesment GCG Satuan : % Jenis KPI : Polaritas positif

6. Penilaian Integritas Layanan Publik Deskripsi : Integritas pelayanan yang diberikan PLN ke pelanggan Formula : Penilaian ILP berdasarkan Survey KPK

Page 46: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN II EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

46  

Satuan : Score Jenis KPI : Polaritas positif

7. Sertifikasi ISO 27001 Deskripsi : Perolehan sertifikasi ISO 27001 untuk memenuhi standar industri dan persyaratan pelanggan

Formula : Perolehan Sertifikasi ISO 27001 Satuan : Sertifikasi Jenis KPI : Polaritas positif

8. RJPP Business Plan Deskripsi : Menetapkan arah dan prospek bisnis anak perusahaan untuk efisiensi dan penurunan BPP

Formula : RJPP disetujui atau disahkan oleh pemegang saham Satuan : % Jenis KPI : Polaritas negatif

Page 47: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN III.A EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

47  

TABEL BOBOT KPI UNIT

Keterangan : *) : Untuk Unit Wilayah Indonesia Timur yang tidak ditargetkan melakukan konversi HSD ke Bio Fuel

Page 48: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN III.A EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

48  

TABEL BOBOT KPI UNIT

Keterangan : *) : Untuk UIP Jaringan yang juga mempunyai tanggung jawab menyelesaikan sejumlah Proyek Pembangkit **) : Jika pada UIP terkait tidak memiliki target Penyelesaian Proyek Transmisi dan/atau Penyelesaian Proyek GI, maka bobot dialihkan ke Indikator yang ada dalam Perspektif Produk dan Layanan secara merata ***) : Jika pada UIP terkait tidak mengelola APBN dan / atau PHLN, maka bobot Indikator Penyerapan Disburse APBN dan PHLN dialihkan ke Indikator Penyerapan Disburse Investasi APLN

Page 49: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN III.A EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

49  

TABEL BOBOT KPI UNIT

Page 50: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN III.B EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

50  

TABEL BOBOT KPI ANAK PERUSAHAAN

Page 51: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN III.B EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

51  

Page 52: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN IV EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013  

52  

PERHITUNGAN NILAI KPI

Perhitungan nilai KPI didasarkan pada jenis KPI, kecuali yang disebutkan secara khusus di bawah ini :

1. KPI dengan Polaritas Positif a. Pencapaian KPI (X)

X = RT x 100%

dimana : R = Realisasi KPI T = Target KPI

b. Persen Nilai Bobot KPI (Y)

Y = 0% , jika X ≤ 50%; Y = 2(X) – 100% , jika 50% < X < 100%; Y = 100% , jika X ≥ 100%

c. Nilai KPI = Y x Bobot KPI

2. KPI dengan Polaritas Negatif a. Pencapaian KPI (X)

X = 2 ‐ RT x 100%

dimana : R = Realisasi KPI T = Target KPI

b. Persen Nilai Bobot KPI (Y)

Y = 0% , jika X ≤ 50%; Y = 2(X) – 100% , jika 50% < X < 100%; Y = 100% , jika X ≥ 100%

c. Nilai KPI = Y x Bobot KPI

Persen Nilai Bobot KPI (Y)

Pencapaian KPI (X)

100% Y = 100% B (100%, 100%)

A (50%, 0%) 100%

Y = 2(X) – 100%

Persen Nilai Bobot KPI (Y)

Pencapaian KPI (X)

100% Y = 100% B (100%, 100%)

A (50%, 0%) 100%

Y = 2(X) – 100%

Page 53: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN IV EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013  

53  

3. KPI Nilai Pengurang Sesuai dengan Metode Perhitungan Nilai Pengurang dari masing-masing indikator sesuai penjelasan Lampiran XI.A, Lampiran XI.B, Lampiran XI.C dan Lampiran XI.D.

4. KPI “Penyerapan Disburse Investasi APLN” a. Pencapaian KPI (X)

X = RT x 100%

dimana : R = Realisasi KPI T = Target KPI

b. Persen Nilai Bobot KPI (Y)

Y = 0% , jika X ≤ 0%; Y = 100/95(X) , jika 0% < X < 95%; Y = 100% , jika X ≥ 95%

c. Nilai KPI = Y x Bobot KPI

5. KPI “ERM”, “Skor Malcolm Baldrige”, dan “PLN Bersih” a. Pencapaian KPI (X)

X = RT x 100%

dimana : R = Realisasi KPI T = Target KPI

b. Persen Nilai Bobot KPI (Y)

Y = 0% , jika X ≤ 0%; Y = X , jika 0% < X < 100%; Y = 100% , jika X ≥ 100%

c. Nilai KPI = Y x Bobot KPI

Persen Nilai Bobot KPI (Y)

Pencapaian KPI (X)

100% Y = 100% B (95%, 100%)

A (0%, 0%) 100%

Y = 100/95(X)

95%

Persen Nilai Bobot KPI (Y)

Pencapaian KPI (X)

100% Y = 100% B (100%, 100%)

A (0%, 0%) 100%

Y = X

Page 54: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN IV EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013  

54  

6. KPI dengan Batas Waktu (memiliki satuan “Waktu / Bulan ke-“) a. Tingkat Keterlambatan KPI (K)

K = R – T dimana : R = Realisasi KPI T = Target KPI

b. Pinalti Keterlambatan (P)

P = 0% , jika K ≤ 0; P = 10% x K , jika 0 < K < 10; P = 100% , jika K ≥ 10

c. Nilai KPI = (100% - P) x Bobot KPI

Page 55: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN V EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

55  

RINCIAN SURVEY KEPUASAN PELANGGAN UNTUK UNIT NON WILAYAH-DISTRIBUSI

Survey Kepuasan Pelanggan untuk Unit Non Wilayah-Distribusi dilaksanakan oleh Unit Pusat Pendidikan dan Pelatihan ke Pelanggan Internal dan Eksternal PLN dan sebagai responden.

1. Definisi Kepuasan Pelanggan Merupakan kemampuan Unit dalam memenuhi harapan pelanggannya.

2. Definisi Pelanggan PLN Pelanggan Internal : merupakan Unit PLN yang membeli / memakai jasa atau barang dari suatu unit PLN penyedia produk / jasa dalam satu periode tertentu, yang ditetapkan sebagai Responden yang akan mengisi kuisioner. Pelanggan Eksternal : merupakan perusahaan yang membeli / memakai jasa dari suatu unit PLN (Unit Jasa / Pusat) dalam satu periode tertentu, yang ditetapkan sebagai Responden yang akan mengisi kuisioner.

3. Fokus Pengukuran, dilakukan pada 3 aspek yaitu : a. Aspek SDM b. Aspek Legal c. Aspek Teknis

4. Kriteria yang Diukur, meliputi :

a. Kualitas Pelayanan yang dirasakan Pelanggan b. Tingkat Kepentingan Layanan c. Harapan Pelanggan

5. Responden, meliputi :

a. Manajer b. Pelaksana

6. Formula Nilai Kepuasan Pelanggan :

= Mutu Layanan Rata-rata

4 x 100%

7. Daftar Pelanggan Internal PLN dari tiap-tiap Unit PLN Non Wilayah-Distribusi :

Page 56: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN V EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

56  

Page 57: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN VI KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

 

57  

ALUR PROSES BISNIS SURVEY KEPUASAN PELANGGAN UNTUK UNIT WILAYAH-DISTRIBUSI

Page 58: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN VII KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

 

58  

ALUR PROSES BISNIS SURVEY KEPUASAN PELANGGAN UNTUK UNIT NON WILAYAH-DISTRIBUSI

Page 59: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN VIII EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

59  

METODE PENILAIAN SKOR MALCOLM BALDRIGE Kegiatan dan Penilaian Malcolm Baldrige Unit tahun 2013 adalah sebagai berikut : A. Triwulan I : Target 100%

Adalah kegiatan-kegiatan yang wajib dilaksanakan Unit untuk melakukan persiapan implemetasi Malcolm Baldrige 2013 dan selesai dilaporkan dengan memasukan laporan beserta attachment pendukung pada media yang ditetapkan. Input laporan paling lambat tanggal 10 April 2013. Selanjutnya dilakukan verifikasi kwantitas laporan Unit oleh tim asesmen Kantor Pusat

Skor Triwulan I = Jumlah total presentase semua kegiatan

Keterangan : Prosentase bobot dan kegiatan sebagai berikut :

1. Bobot 10% : Pembentukan SK GM Tim Champion MB Unit 2013 selesai 2. Bobot 25 % : Upskilling malcolm Baldrige untuk Manajer Atas dan Menengah selesai 3. Bobot 25 % : Pelatihan kepada Tim Champion Malcolm Baldrige Unit selesai 4. Bobot 25 % : Awareness MB kepada 50% pegawai di Unit selesai 5. Bobot 15 % : Membuat action plan pencapaian target Malcolm Baldrige 2013 Unit

B. Triwulan II : Target 100%

Adalah kegiatan-kegiatan yang wajib dilakukan unit yaitu merespon persyaratan kriteria baldrige 2013-2014 dengan membuat Dokumen Aplikasi Malcolm Baldrige serta menginput berupa ringkasan beserta attachment pendukung untuk Profil Organisasi dan Kategori 1 sd 7 pada media yang ditetapkan. Dokumen Aplikasi dan input ringkasan paling lambat tanggal 10 Juli 2013. Selanjutnya dilakukan verifikasi kwantitas hasil respon persayaratan Kriteria Baldrige Unit oleh tim asesmen Kantor Pusat

Skor Triwulan II(Jumlah Persyaratan yang Ditindaklanjuti)

Total Persyaratan x 100%

Keterangan : 1. Skor KPI semester I adalah rata-rata dari hasil skor Triwulani I dan Triwulan II

C. Triwulan III : Target 100%

Adalah kegiatan-kegiatan yang wajib dilaksanakan Unit yaitu : 1. Melakukan self asesmen oleh examiner internal Unit terhadap Dokumen Aplikasi Malcolm

Baldrige Unit dibuatkan laporan pada media yang ditetapkan. 2. Melakukan pengukuraan Maturity Level kinerja Ekselen / OPI Unit Pelaksana yang selaras

dengan kriteria Baldrige sejumlah minimal 60 % Unit pelaksana untuk Unit Pembangkitan, Transmisi dan Distribusi

Laporan hasil self asesmen dan pengukuran maturity level paling lambat tanggal 10 Oktober 2013. Selanjutnya dilakukan verifikasi kwantitas hasil self asesmen Unit dan pengukuran maturity level Unit Pelaksana oleh tim asesmen Kantor Pusat

Skor Triwulan III = Jumlah total presentase semua kegiatan

Keterangan : Prosentase bobot dan kegiatan sebagai berikut :

1. Bobot 50 % : Melakukan self assesmen 2. Bobot 50 % : Melakukan pengukuran maturity level Unit Pelaksana

Page 60: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN VIII EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

60  

D. Triwulan IV : Sesuai target skor KPI Malcolm Baldrige Adalah kegiatan oleh Tim Champion PLN Kantor Pusat untuk melakukan asesmen dan perhitungan skor hasil asesmen masing-masing Unit dengan hasil berupa band dan skor pencapaian Malcolm Baldrige Unit. Perhitungan skor Triwulan IV adalah perbandingan delta realisasi 2013 terhadap delta target 2013

Skor Triwulan IV(Realisasi Skor MB 2013 – Realisasi Skor MB 2012)

(Target Skor MB 2013 – Realisasi Skor MB 2012) x 100%

Keterangan : 1. Penilaian KPI semester II adalah Hasil Skor Triwulan IV.

Page 61: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN IX EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

61  

METODE PENILAIAN PLN BERSIH

A. Formula Perhitungan KPI PLN bersih pada KM 2013 meliputi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Unit dalam rangka menciptakan PLN Bersih dan selanjutnya diukur dalam hasil survey untuk menentukan posisi Indeks Skor PLN Bersih dengan tools yang sudah ditetapkan PLN Pusat.

Adapun kegiatan per semester sebagai berikut : 1. Semester I

Adalah kegiatan-kegiatan yang wajib dilaksanakan Unit untuk melakukan implemetasi PLN Bersih 2013 dan selesai dilaporkan dengan memasukan laporan beserta attachment pendukung pada media/format yang ditetapkan paling lambat 10 Juli 2013. Selanjutnya dilakukan verifikasi kuantitas laporan Unit oleh tim PLN Bersih Kantor Pusat.

Skor Semester I = Jumlah total prosentase semua kegiatan

Keterangan : Prosentase bobot dan kegiatan sebagai berikut : a. Bobot 10% : Pembentukan SK GM Change Agen PLN Bersih Unit 2013 selesai b. Bobot 25% : Awareness dan Upskilling PLN Bersih Manajer Atas selesai c. Bobot 25% : Awareness PLN bersih kepada 95 % pegawai Unit dan Workshop untuk

Change Agen Unit selesai d. Bobot 40% : Implementasi action plan PLN Bersih Unit semester 1 selesai

2. Semester II a. Kegiatan implementasi Action Plan PLN Bersih Unit semester 2 di Unit selesai b. Kegiatan Tim PLN Bersih PLN Kantor Pusat untuk melakukan survey dan perhitungan indeks

PLN Bersih masing-masing Unit dengan hasil berupa Indeks Skor PLN Bersih

Skor Semester IIRealisasi Indeks Skor PLN Bersih

Target Indeks Skor PLN Bersih x 100%

B. Sistem Skoring Penilaian / skoring dilakukan terhadap masing-masing sub indikator/pertanyaan dengan rentang skoring 0 – 10. Skor 0 menunjukkan “sangat tidak bersih” dan skor 10 menunjukkan “sangat bersih”.

Page 62: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN X.A EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

62  

METODE PERHITUNGAN NILAI TEMUAN AUDITOR INTERNAL

Perhitungan nilai Temuan Auditor Internal dilakukan berdasarkan total jumlah Nilai Pengurang dari hasil pengawasan Auditor Internal, yang telah dilakukan verifikasi oleh Satuan Pengawas Intern PLN Kantor Pusat, dengan besarnya Nilai Pengurang merupakan penjumlahan Nilai Pengurang Unit Induk dan Rata-rata Nilai Pengurang Unit Pelaksana. Perhitungan nilai Temuan Auditor Internal ini dilakukan pada akhir tahun. Rincian metode perhitungan Nilai Pengurang Temuan Auditor Internal adalah sebagai berikut :

N0 INDIKATOR PENGAWASAN DESKRIPSI NILAI

PENGURANG1 2 3 4 1 KEPATUHAN Terdiri dari 4 kode temuan :

1. Kode 01.1 : Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

2. Kode 01.2 : Pelanggaran terhadap prosedur dan tata kerja yang ditetapkan

3. Kode 01.3 : Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan anggaran

4. Kode 01.4 : Temuan Berulang Cara menentukan Nilai Pengurang : Formula : Bila N = X maka NP = (X / 4) Bila N > X maka NP = (X / 4) + ( N – X ) 0.125 NP = Nilai Pengurang X = Jumlah kode temuan. N = Jumlah temuan dalam MHP kode: 01.1, 01.2, 01.3, 01.4 0.125= Faktor konstanta yang ditetapkan. Bila N =X =4 maka NP maks = (X / 4) = 4 / 4 =1.0 Bila N > X maka NP maks = ( X / 4 ) + ( N – X ) 0.125

= 1.0 + ( 6 - 4 ) 0.125 = 1.0 + 0.50 = 1.50 artinya jumlah temuan 6 maka NP maks = 1.50

Maks. 1.50

2 KEANDALAN & KEAKURATAN INFORMASI / LAPORAN

Terdiri dari gabungan 2 kode temuan : 1. Kode 02.1 : Keandalan & keakuratan administrasi ,

informasi / laporan keuangan dan non keuangan 2. Kode 02.2 : Keandalan & keakuratan informasi /

laporan Tata Usaha Langganan. Cara menentukan Nilai Pengurang : Formula : Bila N = X maka NP = (X / 4 ) Bila N > X maka NP = ( X / 4 ) + ( N – X ) 0.125 NP = Nilai Pengurang X = Jumlah kode temuan. N = Jumlah temuan dalam MHP kode: 02.1, 02.2 0.125 = Faktor konstanta yang ditetapkan. Bila N =X =2 maka NP maks = (X / 4 ) = 2 / 4 = 0.50 Bila N > X maka NP maks = ( X / 4 ) + ( N – X ) 0.125

= 0.50 + ( 4 - 2 ) 0.125 = 0.50 + 0.25 = 0.75 artinya jumlah temuan 4 maka NP maks = 0.75

Maks 0.75

3 PENGAMANAN ASSET

Terdiri dari 1 kode temuan : 1. Kode 03.0 : Pengamanan Asset. Cara menentukan Nilai Pengurang : Formula : NP = (N / 4) NP = Nilai Pengurang N = Jumlah temuan dalam MHP kode: 03.0 4 = Faktor konstanta yang ditetapkan.

Maks 0.75

Page 63: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN X.A EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

63  

NP maks = ( N / 4 ) = ( 3 / 4 ) = artinya jumlah temuan 3 maka NP maks = 0.75

4

PEMANFAATAN SUMBER DAYA YANG EKONOMIS EFEKTIF DAN EFISIEN.

Terdiri dari 3 kode temuan : 1. Kode 04.1 : Pemanfaatan sumber daya manusia 2. Kode 04.2 : Pemanfaatan sumber daya material dan

peralatan 3. Kode 04.3 : Pemanfaatam sumber daya uang. Cara menentukan Nilai Pengurang : Formula : Bila N = X maka NP = (X / 6) Bila N > X maka NP = (X / 6) + ( N – X ) 0.125 NP = Nilai Pengurang X = Jumlah kode temuan N = Jumlah temuan dalam MHP kode: 04.1, 04.2, 04.3 0.125= Faktor konstanta yang ditetapkan. Bila N =X =3 maka NP maks = (X / 6) = 3 / 6 = 0.50 Bila N > X maka NP maks = ( X / 6 ) + ( N – X ) 0.125

= 0.50 + ( 7 - 3 ) 0.125 = 0.50 + 0.50 = 1.00 artinya jumlah temuan 7 maka NP maks = 1.00

Maks 1.00

5 PENCAPAIAN TUJUAN SASARAN PROGRAM ATAU OPERASI

Terdiri dari 1 kode temuan : 1. Kode 05.0 : Pencapaian tujuan dan sasaran program

atau operasi Cara menentukan Nilai Pengurang : Formula : NP = (N / 4) NP = Nilai Pengurang N = Jumlah temuan dalam MHP kode: 05.0 4 = Faktor konstanta yang ditetapkan. NP maks = ( N / 4 ) = ( 2 / 4 )

= artinya jumlah temuan 2 maka NP maks = 0.5

Maks. 0.50

6 KASUS YANG MERUGIKAN PERUSAHAAN ATAU NEGARA

Terdiri dari 2 kode temuan : 1. Kode 06.1 : Kasus yang merugikan negara dan atau

perusahaan 2. Kode 06.2 : Kewajiban penyetoran kepada negara dan

atau perusahaan. Cara menentukan nilai pengurang : Jumlah kerugian dalam rupiah Σ K (dari temuan kode 01 & 02) :

Σ K ≤ Rp. 50 juta Rp. 50 juta < Σ K ≤ Rp. 250 juta Rp. 250 juta < Σ K ≤ Rp. 500 juta Rp. 500 juta < Σ K ≤ Rp. 1 milyar Σ K > Rp. 1 milyar

Catatan :

Kode temuan 06.1 & 06.2 ini harus sudah dapat dipastikan jumlah uang yang menimbulkan kerugian dan penyetoran kepada negara dan atau perusahaan.

Maks. 1.50 0.25 0.50 0.75 1.00 1.50

7 PENYELESAIAN TINDAK LANJUT MHP

Jika ada sejumlah temuan yang belum diselesaikan s.d akhir Desember 2013, maka sejumlah temuan tersebuat menjadi temuan berulang dengan perhitungan sesuai dgn butir 1.4 di atas untuk tahun berikutnya.

Maks 0.00

Total Nilai Pengurang Maks. 6.00

Page 64: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN X.A EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

64  

Catatan :

1. Rumusan rata-rata nilai pengurang unit pelaksana : Contoh : Jumlah unit pelaksana Kantor Induk : 11 unit Diperiksa tahun 2013 : 9 unit Rata-Rata Nilai Pengurang Unit Pelaksana adalah : Total Nilai Pengurang Unit Pelaksana 11 Jumlah nilai induk ditambah rata-rata unit pelaksana max -6.

Contoh perhitungan Nilai Pengurang : Pada PT PLN ( Persero ) Unit Bisnis A dari hasil temuan SPI pada periode 2013 dan selesai pemeriksaan 01 Agustus 2013 terdapat 10 temuan didalam MHP sbb : 1. Temuan kasus Kepatuhan . Kode 01.1 : 1 temuan Kode 01.2 : 0 temuan Kode 01.3 : 1 temuan Kode 01.4 : 0 temuan Jumlah : 2 temuan Cara menentukan Nilai Pengurang. Formula : Bila N = X maka NP = (X / 4) Bila N > X maka NP = (X / 4) + ( N – X ) 0.125 X = Jumlah kode temuan = 2 N = Jumlah temuan = 2 = X N = X maka : NP = ( X / 4 ) = (2 / 4.) = 0.50 2. Temuan kasus Keandalan & Keakuratan

informasi / laporan. Kode 02.1 : 2 temuan Kode 02.2 : 0 temuan Jumlah : 2 temuan Cara menentukan Nilai Pengurang. Formula : Bila N = X maka NP = (X / 4) Bila N > X maka NP = (X / 4) + ( N – X ) 0.125 X = Jumlah kode temuan = 1 N = Jumlah temuan = 2 >X NP = (X / 4 + ( N-X) 0.125 = (1 / 4) + ( 2-1 ) 0.125

= 0.25 + 0.125 = 0.375 3. Temuan Kasus Pengamanan Asset. Kode temuan 03.0 : 2 temuan. Cara menentukan Nilai Pengurang. Formula : NP = (N / 4) NP = Nilai Pengurang N = Jumlah temuan = 2 NP maks = ( N / 4 ) = ( 2 / 4 ) = 0.50 4. Temuan kasus pemanfaatan sumber daya

yang ekonomis efektif dan efisien. Kode temuan 04.1.: 1 temuan Kode temuan 04.2 : 0 temuan

Pada PT PLN ( Persero ) PIKITRING B dari hasil temuan SPI pada periode 2013 dan selesai pemeriksaan pada tanggal 01 Maret 2013 terdapat 20 temuan didalam MHP sbb : 1. Temuan kasus Kepatuhan. Kode temuan 01.01 : 1 temuan Kode temuan 01.02 : 2 temuan Kode temuan 01.03 : 3 temuan Kode temuan 01.04 : 0 temuan Jumlah : 6 temuan Cara menentukan Nilai Pengurang. Formula : Bila N = X maka NP = (X / 4) Bila N > X maka NP = (X / 4) + ( N – X ) 0.125 X = Jumlah kode temuan = 3 N = Jumlah temuan = 6 > X N = X maka : NP = (X / 4) + ( N – X ) 0.125 = (3 / 4) + ( 6 – 3 ) 0.125 = 0.75 + 0.375 = 1.125 2. Temuan kasus Keandalan & Keakuratan

informasi / laporan. Kode temuan 02.1 : 1 temuan Kode temuan 02.2 : 1 temuan Jumlah : 2 temuan Cara menentukan Nilai Pengurang. Formula : Bila N = X maka NP = (X / 4) Bila N > X maka NP = (X / 4) + ( N – X ) 0.125 X = Jumlah kode temuan = 2 N = Jumlah temuan = 2 = X NP = (X / 4)

= (2 / 4) = 0.50 3. Temuan Kasus Pengamanan Asset. Kode temuan 03.0 : 4 temuan. Cara menentukan Nilai Pengurang. Formula : NP = (N / 4) NP = Nilai Pengurang N = Jumlah temuan = 4 NP maks =( N / 4 ) =( 4 / 4 ) = 1.00 Diambil NP maks = 0.75 4. Temuan kasus pemanfaatan sumber daya

yang ekonomis efektif dan efisien. Kode temuan 04.1 : 2 temuan Kode temuan 04.2 : 3 temuan

Page 65: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN X.A EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

65  

Kode temuan 04.3 : 1 temuan Jumlah : 2 temuan Cara menentukan Nilai Pengurang. Formula : Bila N = X maka NP = (X / 6) Bila N > X maka NP = (X / 6) + ( N – X ) 0.125 X = Jumlah kode temuan = 2 N = Jumlah temuan = 2 = X NP = (X / 6) = (2 / 6 ) = 0.33 5. Temuan Kasus Pencapaian Tujuan Sasaran

Program Atau Operasi. Kode temuan 05.0 : 2 temuan. Cara menentukan Nilai Pengurang. Formula : NP = (N / 4) NP = Nilai Pengurang N = Jumlah temuan = 2 NP maks = ( N / 4) = ( 2 / 4 ) = 0.50 6. Temuan Kasus Yang Merugikan Perusahaan

atau Negara. Kode temuan 06.1 : Rp. 150.000.000,- Kode temuan 06.2 : Rp. 50.000.000,- Jumlah : Rp. 200.000.000,- Rp.100 juta < Σ K ≤ Rp. 250 juta Maka Nilai pengurang = 0.50

Kode temuan 04.3 : 1 temuan Jumlah : 6 temuan Cara menentukan Nilai Pengurang. Formula : Bila N = X maka NP = (X / 6) Bila N > X maka NP = (X / 6) + ( N – X ) 0.125 X = Jumlah kode temuan = 3 N = Jumlah temuan = 6 > X NP = (X / 6) + ( N – X ) 0.125 = (3 / 6) + ( 6 – 3 ) 0.125 = 0.50 + 0.375 = 0.875 5. Temuan Kasus Pencapaian Tujuan Sasaran

Program Atau Operasi. Kode temuan 05.0 : 4 temuan. Cara menentukan Nilai Pengurang. Formula : NP = (N / 4) NP = Nilai Pengurang N = Jumlah temuan = 4 NP maks = ( N / 4 ) = ( 4 / 4 ) = 1.00 Diambil NP maks = 0.50 6. Temuan kasus yang merugikan Perusahaan

atau Negara. Kode temuan 06.1 : Rp.250.000.000,- Kode temuan 06.2 : Rp. 500.000.000,- Jumlah : Rp. 750.000.000,- Rp. 500 juta < Σ K ≤ Rp.1 miliyar Maka Nilai pengurang = 1.00

Jumlah total nilai pengurangan indikator pengawasan = 0.50+0.375+0.50+0.33+0.50+0.50+1.072 =2.705

Jumlah total nilai pengurangan indikator pengawasan = 1.125 + 0.50+0.75+0.875+0.50+1.00.+0.66 = 4.75

Page 66: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN X.A EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

66  

Beberapa contoh pelanggaran / penyimpangan yang terjadi di lingkungan PT PLN (Persero) : I. Kepatuhan

Kode 01.1 : Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku 1. Pembangunan proyek tidak dilengkapi dengan Amdal. 2. Pembangunan pembangkit tenaga listrik, faktor kebisingan melebihi batas ambang yang

ditetapkan. Kode 01.2 : Kepatuhan terhadap prosedur dan tata kerja yang telah ditetapkan, khususnya pengadaan barangdan/atau jasa serta Niaga.

1. Pada konsumen industri belum dipasang KVARh. 2. Proses penyelesaian tindak lanjut OPAL terlambat. 3. Realisasi OPAL menurut golongan tarip tidak proporsional. 4. Pengadaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan dalam DIP atau anggaran. 5. Terjadi pengalihan dana dari APBN ke APLN. 6. Terdapat perencanaan pembangunan jaringan yang kurang baik dan kurang lengkap. 7. Terdapat pengadaan material yang kurang efektif. 8. Pengendalian penerimaan dan pengeluaran material kurang baik.

Kode 01.3 : Kepatuhan terhadap ketentuan pelaksanaan anggaran 1. Pengadaan barang dan jasa borongan tidak didukung dengan tersedianya anggaran. 2. Anggaran operasi dipakai untuk investasi atau sebaliknya. 3. Pengalihan anggaran tanpa mendapat ijin yang berwewenang.

Kode 01.4 : Temuan Berulang Setiap temuan dengan kasus / permasalahan yang sama dan berulang berturut-turut 2 tahun atau lebih didalam MHP

II. Keandalan & Keakuratan Informasi / Laporan

Kode 02.1 : Keandalan & Keakuratan Informasi / Laporan Keuangan dan Non Keuangan 1. Utang bersaldo debet. 2. Aktiva tetap tidak didukung inventarisasi fisik. 3. Administrasi penyelesaian pemborongan pekerjaaan tidak cermat. 4. Tata usaha pergudangan tidak dilakukan dengan tertib.

Kode 02.2 : Keandalan & Keakuratan informasi / laporan tata Usaha Langganan 1. Kelemahan aplikasi program 2. Kelemahan Pelaporan TUL . 3. Kelemahan dalam validitas data induk langganan

III. Pengamanan Asset

Kode 03.0 : Pengamanan Asset 1. Penempatan material ditempat terbuka yang mengundang pencurian. 2. Gudang tidak dijaga oleh keamanan. 3. Prosedur rekonsiliasi tidak dibuat. 4. Sarana pemadam kebakaran tidak dilengkapi. 5. Manajemen tidak melakukan kajian terhadap laporan yang menyangkut pengamanan asset.. 6. Pejabat berwenang tidak melakukan kajian dalam memberi persetujuan atas transaksi

perusahaan. IV. Pemanfaatan Sumber Daya Yang Ekonomis Efektif Dan Efisien

Kode 04.1 : Pemanfaatan sumber daya manusia 1. Penempatan pegawai tidak berbasis kompetensi. 2. Pegawai koperasi menangani core bisnis.

Kode 04.2 : Pemanfaatan sumber daya material dan peralatan 1. Material pengadaan slow moving. 2. Material persediaan menumpuk di gudang. 3. Trafo eks perbaikan pengoperasiannya tidak bertahan lama. 4. Pembelian material tidak sesuai spesifikasi.

Kode 04.3 : Pemanfaatam sumber daya uang 1. Persekot dinas tidak segera dipertanggungjawabkan 2. Hasil penjualan rekening listrik mengendap di payment point dan tidak segera disetor. 3. Program peningkatan pelayanan pelanggan hanya membeli kartumeter.

V. Temuan Kasus Pencapaian Tujuan Sasaran Program Atau Operasi

Kode 05.0 : Penyimpangan terhadap Pencapaian Tujuan Sasaran Program Atau Operasi 1. Realisasi harga jual rata-rata rupiah / kwh dibawa target. 2. Konsumen telah membayar BP namun belum juga tersambung. 3. Laporan pemadaman karena gangguan tidak segera dilakukan perbaikan. 4. Pelaksanaan pembangunan mengalami keterlambatan.

Page 67: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN X.A EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

67  

5. Anggaran yang tersedia untuk suatu kegiatan tidak dimanfaatkan / direalisasikan. VI. Kasus Yang Merugikan Perusahaan Dan Negara.

Kode 06.1 : Yang Merugikan Negara / Perusahaan : 1. Pengadaan barang yang tidak dibutuhkan. 2. Kemahalan pengadaan barang dan jasa. 3. Kesalahan penetapan golongan tarif. 4. Penundaan penyetoran hasil penjualan rekening listrik. 5. Penundaan transfer bank receipt. 6. Pengurangan tagihan susulan dari yang ditetapkan semula. 7. Penyelesaian pengadilan masalah Opal. 8. Biaya pengadaan barang / material dan transport tidak hemat. 9. Kesalahan perhitungan pembacaan meter. 10. Pembayaran BP tidak sesuai dengan TDL.

Kode 06.2 : Kewajiban Penyetoran Kepada Negara / Perusahaan 1. Penyelesaian denda keterlambatan pekerjaan pemborong. 2. Penyelesaian tunggakan listrik tidak sesuai dengan ketentuan. 3. Penjualan rekening listrik tidak disetorkan

Page 68: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN X.B EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

68  

METODE PERHITUNGAN NILAI KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Perhitungan nilai Keselamatan Ketenagalistrikan dilakukan berdasarkan total jumlah Nilai Pengurang dari hasil verifikasi Laporan Keselamatan Ketenagalistrikan oleh Divisi Umum PLN Kantor Pusat. Perhitungan nilai Keselamatan Ketenagalistrikan ini dilakukan setiap Triwulan Rincian metode perhitungan Nilai Pengurang Keselamatan Ketenagalistrikan adalah sebagai berikut :

Page 69: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN X.B EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

69  

Page 70: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN X.C EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

70  

METODE PERHITUNGAN NILAI LINGKUNGAN HIDUP

Perhitungan nilai Lingkungan Hidup dilakukan berdasarkan total jumlah Nilai Pengurang dari hasil verifikasi Laporan Lingkungan Hidup oleh Divisi Perencanaan Sistem PLN Kantor Pusat. Perhitungan nilai Lingkungan Hidup dilakukan setiap Triwulan. Rincian metode perhitungan Nilai Pengurang Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut : A. Untuk Unit Pembangkitan dan UIP Pembangkit

Page 71: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN X.C EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

71  

B. Untuk Unit Wilayah dan UIP Pembangkit dan Jaringan

Page 72: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN X.C EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

72  

C. Untuk Unit P3B, UIP Jaringan, dan UIP Transmisi

Page 73: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN X.C EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

73  

D. Untuk Unit Distribusi, Wilayah Distribusi, Jasa dan Pusat

Page 74: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN X.D EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

74  

METODE PERHITUNGAN NILAI KELENGKAPAN DATA SILM

Perhitungan nilai Kelengkapan Data SILM dilakukan berdasarkan total jumlah Nilai Pengurang dari hasil verifikasi kelengkapan data yang harus di entry ke Aplikasi SILM oleh Unit dan Anak Perusahaan setelah dilakukan verifikasi oleh Sekretariat Perusahaan PLN Kantor Pusat. Perhitungan nilai Kelengkapan Data SILM dilakukan setiap Triwulan. Rincian metode perhitungan Nilai Pengurang Kelengkapan Data SILM adalah sebagai berikut :

1. Formula Nilai Pengurang yang digunakan adalah sebagai berikut :

Nilai Pengurang 1‐ Jumlah Jenis Data SILM yang Telah di‐entry s.d. batas waktu

Jumlah Jenis Data SILM yang Seharusnya di‐entry s.d. batas waktu x 100% x 5

2. Jumlah jenis data SILM yang seharusnya di-entry ditentukan oleh Sekretariat Perusahaan.

3. Jumlah jenis data SILM yang telah di-entry dihitung berdasarkan realisasi data SILM yang telah di-

entry oleh Unit dan Anak Perusahaan setelah diverifikasi oleh Sekretariat Perusahaan.

4. Batas waktu adalah setiap tanggal 15 bulan berikutnya, kecuali untuk periode akhir tahun selambat-lambatnya tanggal 20 Januari tahun berikutnya.

Page 75: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN XI EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

75  

METODE PERHITUNGAN REALISASI PROGRES FISIK

Perhitungan realisasi Progres Fisik berdasarkan rata-rata Tahapan Progres Fisik tiap-tiap proyek, yaitu dengan membandingkan Riil Tahapan Progres Fisik terhadap Target Tahapan Progres Fisik untuk tiap-tiap proyek, dan selanjutnya dirata-rata untuk seluruh proyek. A. Tabel Tahapan Progres Fisik

1. PLTU Batubara

2. PLTA / PLTM

3. Transmisi

Page 76: SE 002.E.dir.2013

LAMPIRAN XI EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) NOMOR : 002.E/DIR/2013 TANGGAL : 15 Februari 2013

76  

4. Gardu Induk

B. Tahapan Perhitungan Realisasi Progres Fisik 1. Membuat Target Progres Fisik bulanan

Tiap-tiap proyek dibuat rincian Target Tahapan Progres Fisik yang harus diselesaikan setiap bulannya dalam bentuk Milestone Tahapan, dengan mengacu pada tabel tersebut di atas. Kecuali untuk proyek yang ditargetkan selesai pada Tahapan Pembebasan Lahan / Tanah, maka milestone yang dibuat bulanan adalah milestone volume tanah / lahan yang ditargetkan untuk dibebaskan. Berikut adalah Contoh Target Tahapan Progres Fisik :

2. Membuat Laporan Realisasi Progres Fisik bulanan Dari Target Tahapan Progres Fisik tersebut di atas, selanjutnya dibuat Perhitungan Realisasi Progres Fisik bulanan, dengan memasukkan Riil Progres Fisik setiap proyeknya, dan membandingkannya dengan Target tiap-tiap proyek, dan selanjutnya dirata-rata nilai perbandingannya untuk seluruh proyek. Berikut adalah Contoh Perhitungan Realisasi Progres Fisik bulan Mei 2013 :

Dari tabel tersebut dihasilkan besarnya Realisasi Progres Fisik untuk bulan Mei 2013 adalah sebesar 93,9%.