scrib hipoglikemi
TRANSCRIPT
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 1/19
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 2/19
panjang! seperti penyakit makro*askuler! penyakit mikro*askuler dan penyakit otamologi
lainnya. Penyakit diabetes mellitus perlu mendapat perhatian dan penanganan yang baik oleh
peraat. e/ara kurati dan rehabilitati seperti pengontrolan kadar gula darah! melakukan
peraatan luka dan mengatur diet makanan yang harus dimakan sehingga tidak terjadi
peningkatan kadar gula darah. elain itu peraat juga berperan se/ara pre*enti yaitu dengan
/ara memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit diabetes mellitus untuk meningkatkan
pemahaman klien dan men/egah terjadinya komplikasi. %2&
Anamnesis
4enis anamnesis yang dapat dilakukan adalah autoanamnesis dan alloanamnesis.
:utoanamnesis dapat dilakukan jika pasien masih berada dalam keadaan sadar. edangkan bila
pasien tidak sadar! maka dapat dilakukan alloanamnesis yang menyertakan kerabat terdekatnya
yang mengikuti perjalanan penyakitnya. :ntara yang perlu ditanyakan dalam anamnesis adalah
seperti berikut1
%. Identitas pasien1
; Menanyakan kepada pasien<keluarga1 Nama lengkap pasien! umur pasien! tanggal lahir! jenis kelamin! agama! alamat! pendidikan dan pekerjaan! suku bangsa.
#. 0eluhan utama dan sampingan1
; ejak kapan terjadi keluhan.
; Poliuria! poliagia! polidipsi! lemas! kesemutan! gatal (pruritus) pada bagian lipat kulit
atau bagian kemaluan! luka yang sukar sembuh! mata semakin kabur! impotensi! penurunan berat
badan mendadak! lemah tubuh badan dan nyeri otot.
&. 3iayat penyakit dahulu1
; Penyakit kardio*askular! penyakit ginjal! penyakit hati! dan penyakit metabolik.
". 3iayat obat2obatan dan pengobatan1
; :da pernah berobat penyakit kardio*askular! penyakit ginjal! penyakit hati! dan penyakit
metabolik.
; :da pernah mengambil obat seperti obat pengen/er darah! obat diuretik atau obat
penghambat beta.
; Penggunaan preparat insulin atau obat hipoglikemik oral serta dosis terakhir! aktu
pemakaian terakhir atau perubahan dosis.
; Penggunaan preparat insulin atau hipoglikemik oral 1 dosis terakhir! aktu pemakaian
terakhir! perubahan dosis
6. 3iayat penyakit dalam keluarga1
; :hli keluarga terkena penyakit yang sama.
; :hli keluarga yang menderita penyakit kardio*askular! penyakit ginjal! penyakit hati! dan
penyakit metabolik.
=. 0ebiasaan seharian dan sosio2ekonomi1
; Waktu makan terakhir! diet dan pengambilan nutrisi seharian! tabiat merokok serta
minum alkohol! dan olah raga rutin.
2
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 3/19
Pemeriksaan fisik
>anda2tanda *ital adalah kesadaran! nadi! pernapasan! suhu dan tekanan darah. Periksa
keadaan umum dan tanda2tanda *ital pada pasien. emuanya harus diukur dalam setiap
pemeriksaan yang lengkap. >ingkat kesadaran! tekanan darah! suhu tubuh! rekuensi denyut nadi
dan rekuensi napas menentukan tingkat keparahan penyakit. Pasien yang memperlihatkan
adanya perubahan nyata pada tanda2tanda *ital biasanya menderita gangguan akut yang
memerlukan e*aluasi dan pengobatan segera. esuai dengan kasus Penemuan isik yang spesiik
pada umumnya terkait dengan sistem sara pusat dan otonom dengan menilai tanda2tanda *ital
untuk hipotermia! takipnea! takikardia! hipertensi! dan bradikardia (tidak terkompensasi atau
pada neonatus). 5angguan kardio*askular mungkin termasuk takikardia (bradikardia pada
neonatus)! hipertensi atau hipotensi! dan disritmia. 0ondisi neurologis termasuk koma!
kebingungan! kelelahan! kehilangan koordinasi anggota tubuh! emosi terganggu! agresi atau
gelisah! tremor! kejang! dan diplopia.
5angguan pernaasan mungkin termasuk dyspnea! takipnea! dan edema paru akut.
5angguan saluran /erna dapat men/akup mual dan muntah! dispepsia! dan kram perut. 0ulit pasien mungkin yang mengeluarkan keringat dan hangat atau menunjukkan tanda2tanda
dehidrasi dengan penurunan turgor. 5ejala hipoglikemia lebih sedikit pada orang tua dan mereka
/enderung sering terjadi pada batas baah dari batas glukosa plasma darah pada orang yang
lebih muda.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan 5lukosa Darah
2 :ngka Normal
Nilai normal glukosa darah puasa ber*ariasi antara =$ hingga %%$ mg<d? (&!&2=!% mmol<?).
0adar plasma atau serum adalah %$2%6, lebih tinggi karena komponen2komponen struktural seldarah dihilangkan! sehingga akan lebih banyak glukosa per unit *olume. 4adi! nilai normal
glukosa plasma atau serum puasa adalah +$2%#$ mg<d? (&!72=!+ mmol<?). Nilai normal glukosa
plasma atau darah yang sudah diterima memerlukan koreksi usia sebesar % mg<d? ($!$6=
mmol<?) per tahun usia di atas =$ tahun. 4adi kadar glukosa plasma puasa pada orang tua non2
diabetes berkisar antara $ hingga %6$ mg<d? ("!"2!& mmol<?).%2=
; ampel Darah @ena
; ampel Darah 0apiler
2 0adar 5lukosa Plasma Puasa
0adar glukosa plasma puasa diatas %"$ mg<d? (+! mmol<?$ pada lebih dari satu
pemeriksaan memastikan diagnostik DM. ampel untuk pemeriksaan kadar glukosa paling baik
diamnbil pada pagi hari sesudah puasa semalaman.%2=
2 8ji >oleransi 5lukosa Oral
3
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 4/19
>es ini digunakan untuk mendiagnostik DM aal se/ara pasti! namun tes ini tidak
dibutuhkan untuk penapisan dan sebaiknya tidak dilakukan pada pasien dengan maniestasi
klinik DM dan hiperglikemia.%2=
2 Interpretasi
Pada keadaan sehat! kadar glukosa puasa indi*idu yang diraat jalan dengan toleransi
glukosa normal adalah +$ hingga %%$ mg<d?. etelah pemberian glukosa! kadar glukosa akan
meningkat pada aalnya namun akan kembali ke keadaan semula dalam aktu # jam atau
dengan kata lain glukosa plasma puasa kurang dari %%6 mg<d? dan setelah # jam kadarnya akan
turun dibah %"$ mg<d? dan nilai 9 nilai dari sampel lainnya tidak ada yang melampaui #$$
mg<d? (National Diabetes Data 5roup Ariteria).%
>abel %. Nilai 3ujukan 0adar 5lukosa Darah
Pemeriksaan kadar insulin
8ntuk mengukur kadar insulin saat melakukan uji toleransi glukosa! maka serum atau
plasma perlu dipisahkan dalam aktu &$ menit sesudah pengambilam spesimen sebelum diassay.
0adar insulin imunoreakti normal berkisar antara 6 2 #$B8<m? dalam keadaan puasa! dan
men/apai 6$ 9 %&$ B8<m? sesudah satu jam! dan biasanya turun kembali dibaah &$B8<m?
sesudah # jam. 0adar insulin selama >>5O jarang memiliki manaat klinis karena alasan2alasan
berikut ini 1 bila kadar glukosa puasa melampaui %#$ mg.d?! hiperinsulinemia dapat timbul
se/ara terlamabat sebagai akibat resistensi insulin pada penderita DM IIC akan tetapi juga dapat
terjadi pada bentuk ringan ataupun ase2ase aal dari DM I dimana pelepasan insulin dini yanglambat dapat menyebabkan hiperglikemia tertunda yang dapat merangsang pelepasan insulin
berlebihan setelah # jam.#!&
2 Homeostasis Model o :ssessment 2 Insulin 3esistan/e (HOM:2I3)1
4
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 5/19
Merupakan parameter untuk mengukur kualitas < mutu insulin. 4ika Homa I3 dibaah nilai
normal! berarti kualitas insulin bagus! maka otomatis Hb:%A turun sehingga 5ula darah #
jamPP pasti >838N. :rtinya Homa I3 dikatakan baik jika hasilnya Nilai normal (#!++)
; International Eormula1 asting glu/ose (mmol<?) F asting insulin (m8<?) < ##.6
; 8 Eormula 1 asting glu/ose (mg<d?) F asting insulin (B8<m?) < "$6
>abel #. Diagnosis DM >ipe # (:D:! #$%%)
State Glukosa Darah Puasa
(GDP)
TTG HbA!"
Normal %$$mg<d? %"$mg<d? 6.+ ,
Pre-
diabetes
%$$2%#6mg<d? %"$2%77mg<d? 6.+ 9 =.",
Diabetes G %#=mg<d? G #$$mg<d? =.6,
#lasifikasi diabetes
2 Diabetes mellitus tipe I
Diabetes tipe % dulu dikenal sebagai tipe ju*enile2onset dan tipe dependent insulinC namun
kedua tipe ini dapat mun/ul pada sembarang usia. Insidens diabetes tipe % sebanyak &$.$$$ kasus
baru setiap tahunnya dan dapat dibagi dalam dua subtipe1 (a) autoimun! akibat disungsi
autoimun dengan kerusakan sel2sel betaC dan (b) idiopatik! tanpa bukti adanya autoimun dan
tidak diketahui sumbernya." Penderita diabetes mellitus tipe I (diabetes yang tergantung kepada
insulin) menghasilkan sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin. ebagian
besar diabetes mellitus tipe I terjadi sebelum usia &$ tahun. Para ilmuan per/aya baha aktor
lingkungan (mungkin berupa ineksi *irus atau aktor gii pada masa kanak2kanak atau deasa
aal) menyebabkan sistem kekebalan menghan/urkan sel penghasil insulin di pankreas. 8ntuk terjadinya hal ini diperlukan ke/enderungan genetik. Pada diabetes tipe I! 7$, sel penghasil
insulin (sel beta) mengalami kerusakan permanen. >erjadi kekurangan insulin yang berat dan
penderita harus mendapatkan suntikan insulin se/ara teratur. 'iasanya orang yang mengalami
DM tipe ini di haruskan menggunakan insulin ( Injeksi pastinya) sebagai pengobatannya!
penggunaan insulin ini! agar jumlah gula yang menumpuk tadi! jadi berkurang akibat
penambahan insulin ini. >anpa adanya insulinC hati! otot! dan jaringan lemak gagal mengambil
at 9 at gii yang telah diabsorpsi dan bahkan terus melanjutkan pengeluaran glukosa! asam
amino! dan asam lemak ke dalam aliran darah dari depot /adangan masing 9 masing. 0emudian
perubahan metabolisme lamak pun mengakibatkan akumulasi benda 9 benda keton. Pasien
dengan gejala klinis saat datang pasien umumnya kurus dan memiliki gejala2gejala poliuri!
polidipsia! penurunan berat badan! /epat lelah dan terdapat ineksi (abses! ineksi jamur!
misalnya kandidiasis).%2=
2 Diabetes melits tipe II
Diabetes mellitus tipe # merupakan jenis yang lebih sering terjadi! tetapi jauh lebih sedikit
yang telah dipahami karena bersiat multiaktorial. Deek metabolik karena gangguan sekresi
5
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 6/19
insulin atau karena resistensi insulin di jaringan perier. Diabetes tipe # adalah dimana hormon
insulin dalam tubuh tidak dapat berungsi dengan semestinya! dikenal dengan istilah Non2Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti
deek dalam produksi insulin! resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitiitas (respon)
sel dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di
dalam darah.
; 5enetika 1 toleransi karbohidrat dikontrol oleh berjuta pengaruh genetik. Oleh karena itu
DM II merupakan kelainan poligenik dengan aktor metabolik berganda yang berinteraksi
dengan pengaruh eksogen untuk menghasilkan enotip tersebut koordinasi genetik pada DM tipe
# pada kembar identik mendekati 7$,.
; 3esistensi insulin
Mekanisme mayor resistensi insulin pada otot skeletal meliputi gangguan akti*asi sintase
glikogen! disungsi regulator metabolis! reseptor doen2regulation! dan abnormalitas transporter glukosa. Meningkatkan penurunan ambilan glukosa selular yang dimediasi oleh insulin. Hepar
juga menjadi resisten terhadap insulin! yang biasanya berespon terhadap hiperglikemia dengan
menurunkan produksi glukosa. Pada DM II! produksi glukosa hepar terus berlangsung meskipun
terjadi hiperglikemia! mengakibatkan peningkatan keluaran glukosa hepar basal se/ara tidak
tepat. Obesitas! terutama obesitas abdomen! berhubungan langsung dengan peningkatan derajat
resistensi insulin.
; Disungsi sel beta
Disungsi sel beta mengakibatkan ketidakmampuan sel pulau (sel islet) penkreas
menghasilkan insulin yang memadai untuk menyediakan insulin yang /ukup setalah sekresiinsulin dipengaruhi. Diteorikan baha hiperglikemia dapat membuat sel beta semakin tidak
responsi terhadap glukosa karena toksisitas glukosa. ekresi insulin normalnya terjadi dalam
dua ase. Ease pertama terjadi dalam beberapa menit setelah suplai glukosa dan kemudian
melepaskan /adangan insulin yang disimpan dalam sel betaC ase dua merupakan pelepasan
insulin yang baru disintesis dalam beberapa jam setelah makan. Pada DM II! ase pertama
pelepasan insulin sangat terganggu. Eungsi sel beta (termasuk ase aal sekresi insulin) dan
resistensi insulin membaik dengan penurunan berat badan dan peningkatan akti*itas isik.%2=
2 Diabetes Mellitus >ipe ?ain
:. Deek genetik ungsi sel J 1
; kromosom %#! HNE2% K (dahulu disebut MODL &)!
; kromosom +! glukokinase (dahulu disebut MODL #)
; kromosom #$! HNE2" K (dahulu disebut MODL %)
; DN: mitokondria
'. Deek genetik kerja insulin
6
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 7/19
A. Penyakit eksokrin pankreas1
; Pankreatitis
; >rauma<Pankreatektomi
; Neoplasma
; Aisti/ Eibrosis
; Hemokromatosis
; Pankreatopati ibro kalkulus
D. -ndokrinopati1
; :kromegali
; indroma Aushing
; Eeokromositoma
; Hipertiroidism
-. Diabetes karena obat<at kimia1 5lukokortikoid! hormon tiroid! asam nikotinat!
pentamidin! *a/or! tiaid! dilantin! intereron
E. Diabetes karena ineksi5. Diabetes Imunologi (jarang)
H. idroma genetik1 indroma Don! 0lineelter! >urner! Huntington! Ahorea
2 Diabetes Mellitus 5estasional
Diabetes mellitus yang mun/ul pada masa kehamilan! umumnya bersiat sementara! tetapi
merupakan aktor risiko untuk DM >ipe #.%2=
2 Pra2diabetes1
; IE5 (Impaired Easting 5lu/ose) 5P> (5lukosa Puasa >erganggu)
; I5> (Impaired 5lu/ose >oleran/e) >5> (>oleransi 5lukosa >erganggu)
Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakan kadar glukosa darah yang sangat rendah. Hipoglikemia et /ausa
Obat Hipoglikemik Oral merupakan hipoglikemia paling sering terjadi disebabkan oleh insulin
atau obat (sulonilurea) yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula
darahnya. 4ika dosis obat ini lebih tinggi dari makanan yang dimakan maka obat ini boleh
bereaksi menurunkan kadar gula darah terlalu banyak.%
Penderita diabetes berat menahun sangat peka terhadap hipoglikemia berat. Hal ini terjadi
karena sel2sel pulau pankreasnya tidak membentuk glukagon se/ara normal dan kelanjar
adrenalnya tidak menghasilkan epinerin se/ara normal. Padahal kedua hal tersebut merupakan
mekanisme utama tubuh untuk mengatasi kadar gula darah yang rendah.%
Hipoglikemia biasanya dibagi menjadi hipoglikemia pasa2makan (reakti)! hipoglikemia
puasa! dan hipoglikemia pada pasien raat inap. Hipoglikemia pas/a2makan dapat disebabkan
oleh hiperinsulinisme pen/ernaan! intoleransi ruktosa herediter! galaktosemia! sensiti*itas
leusin! dan idiopatik. Pada hipoglikemia puasa penyebab utamanya adalah kurangnya produksi
7
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 8/19
glukosa atau karena penggunaan glukosa yang berlebihan! sedangkan pada hipoglikemia pasien
raat inap paling laim disebabkan oleh penggunaan obat.
Hipoglikemia pas/a2makan dapat disebabkan oleh hiperinsulinisme pen/ernaan. Pasien
yang menjalani gastrektomi! gastrojejunostomi! piloroplasti atau *agotomi dapat mengalami
hipoglikemia pas/a2makan. Hal ini disebabkan karena pengosongan lambung yang /epat dengan
penyerapan singkat glukosa turun lebih /epat dibanding insulin. 0etidakseimbangan insulin2
glukosa yang terjadi menyebabkan hipoglikemia. Intoleransi ruktosa herediter yang dipi/u
pemasukan ruktosa dan galaktosa juga dapat menyebabkan hipoglikemia pada anak2anak.
Hipoglikemia pas/a2makan karena sebab idiopatik dapat dibagi menjadi hipoglikemia sejati dan
pseudohipoglikemia. Pada hipoglikemia sejati! gejala adrenergik mun/ul sesudah makan dan
disertai dengan glukosa plasma rendah pada saat gejala mun/ul spontan dalam kehidupan sehari2
hari. 5ejala tersebut berkurang dengan pemasukan karbohidrat yang meningkatkan glukosa
plasma. Pseudohipoglikemia adalah keadaan yang mengarah ke hipoglikemia terjadi #26 jam
setelah makan! tetapi tidak memiliki konsentrasi glukosa plasma rendah ketika mun/ul gejala
se/ara spontan dalam kehidupan sehari2hari.Hipoglikemia puasa dapat disebabkan oleh kurangnya produksi atau penggunaan glukosa!
deek enim! deisiensi substrat! penyakit hati kongenital! ataupun obat2obatan. Deisiensi
hormon penyebab hipoglikemia puasa karena kurangnya glukosa dapat terjadi pada
hipohipoisisme! insuisiensi adrenal! deisiensi katekolamin! dan deisiensi glukagon. :dapun
deek enim yang menyebabkan hipoglikemia puasa karena kurangnya glukosa adalah deek
enim 5lukose2=2osatase! osorilase hati! piru*at karboksilase! osoenolpiru*at
karboksikinase! ruktose2%!=2diosatase! dan glikogen sintetase. Deisiensi substrat penyebab
hipoglikemia puasa adalah kurangnya produksi glukosa yang terjadi pada kasus hipoglikemia
ketotik pada bayi! malnutrisi berat! penyusutan otot! dan kehamilan lanjut. Penyakit hati
kongenital yang menyebabkan hipoglikemia puasa karena kurangnya produksi glukosa dapat berupa kongesti hati! hepatitis berat! sirosis! uremia! dan hipotermia.
Penggunaan obat seperti alkohol! propranolol! dan salisilat juga dapat menyebabkan
hipoglikemia puasa akibat produksi glukosa yang berkurang. Pada hipoglikemia puasa akibat
penggunaan glukosa berlebihan dapat disebabkan oleh hiperinsulinisme atau pada kadar insulin
memadai tetapi terdapat kelainan lain di luar pankreas. Hiperinsulinisme disebabkan karena
adanya insulinoma! insulin eksogen! sulonilurea! penyakit imun dengan insulin atau antibodi
reseptor insulin! dan mengkonsumsi obat2obatan seperti kuinin pada malaria al/iparum!
disopiramid! dan pentamidin serta dapat disebabkan oleh syok endotoksik. Pada kasus kadar
insulin memadai tetapi terjadi hipoglikemia adalah akibat pemakaian glukosa berlebih! dapat
disebabkan oleh tumor ekstrapankreas! deisiensi karnitin sistemik! deisiensi enim oksidasi
lemak! deisiensi &2hidroksi2&2metilglutaril2Ao: liase! dan kakeksia dengan penipisan lemak.6
Pasien raat inap yang mengalami hipoglikemia paling laim disebabkan oleh pengunaan
obat2obatan yang diberikan. >iga obat yang paling sering menyebabkan hipoglikemia pada
pasien raat inap adalah insulin! sulonylurea! dan alkohol. Diperkirakan =$, kasus ketiga obat
ini terlibat dalam diagnosis hipoglikemia.%
8
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 9/19
Peranan insulin
Metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus adalah dua mata rantai yang tidak dapat
dipisahkan. 0eterkaitan antara metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus dijelaskan oleh
keberadaan hormon insulin. Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang se/ara genetis
dan klinis termasuk heterogen dengan meniestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. 4ika
telah berkembang penuh se/ara klinis! maka diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia
puasa dan post prandial! aterosklerotik dan penyakit *as/ular mi/roangiophaty dan neurophaty.
Maniestasi klinis hiperglikemia biasanya telah bertahun2tahun mendahului timbulnya kelainan
klinis dari penyakit *as/ularnya. Pasien dengan kelainan toleransi glukosa ringan ( gangguan
glukosa puasa dan gangguan toleransi glukosa ) dapat tetap berisiko mengalami komplikasi
diabetes mellitus. Diabetes mellitus merupakan penyakit endokrin yang paling laim. Erekuensi
sesungguhnya diperoleh karena perbedaan standar diagnosis tetapi mungkin antara %2#, jika
hiperglikemia puasa merupakan kriteria diagnosis. Penyakit ini ditandai oleh komplikasi
metabolik dan komplikasi jangka panjang yang melibatkan mata! ginjal! sara dan pembuluh
darah.%
Penderita diabetes mellitus mengalami kerusakan dalam produksi maupun sistem kerja
insulin! sedangkan ia sangat dibutuhkan dalam melakukan regulasi metabolisme karbohidrat.
:kibatnya! penderita diabetes mellitus akan mengalami gangguan pada metabolisme karbohidrat.
>ubuh manusia membutuhkan energi agar dapat berungsi dengan baik. -nergi tersebut diperoleh
dari hasil pengolahan makanan melalui proses pen/ernaan di usus. Di dalam saluran pen/ernaan
itu! makanan dipe/ah menjadi bahan dasar dari makanan tersebut. 0arbohidrat menjadi glukosa!
protein menjadi menjadi asam amino! dan lemak menjadi asam lemak. 0etiga at makanan
tersebut akan diserap oleh usus kemudian masuk ke dalam pembuluh darah dan akan diedarkan
ke seluruh tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan bakar. Dalam proses metabolisme! insulin
memegang peranan sangat penting yaitu memasukkan glukosa ke dalam sel! untuk selanjutnyadigunakan sebagai bahan bakar. Pengeluaran insulin tergantung pada kadar glukosa dalam darah.
0adar glukosa darah sebesar +$ mg<dl akan menstimulasi sintesa insulin. Insulin yang diterima
oleh reseptor pada sel target! akan mengakti*asi tyrosin kinase dimana akan terjadi akti*asi
sintesa protein! glikogen! lipogenesis dan meningkatkan transport glukosa ke dalam otot skelet
dan jaringan adipose dengan bantuan transporter glukosa (5?8> ").
Insulin berupa polipeptida yang dihasilkan oleh sel2sel pankreas. Insulin terdiri atas dua
rantai polipeptida. truktu insulin manusia dan beberapa spesies mamalia kini telah diketahui.
Insulin manusia terdiri atas #% residu asam amino pada rantai : dan &$ residu pada rantai '.
0edua rantai ini dihubungkan oleh adanya dua buah rantai disulida. Insulin disekresi sebagai
respon atsa meningkatnya konsentrasi glukosa dalam plasma darah. 0onsentrasi ambang untuk
sekresi tersebut adalah kadar glukosa pada saat puasa yaitu antara $2%$$ mg<d?. 3espon
maksimal diperoleh pada kadar glukosa yang berkisar dar &$$26$$ mg<d?. Insulin yang
disekresikan dialirkan melalui aliran darah ke seluruh tubuh. 8mur insulin dalam aliran darah
sangat /epat. Waktu paruhnya kurang dari &26 menit. el2sel tubuh menangkap insulin pada suatu
reseptor glikoprotein spesiik yang terdapat pada membran sel. 3eseptor tersebut berupa
heterodimer yang terdiri atas subunit dan subunit dengan konigurasi ##. ubunit berada
9
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 10/19
pada permukaan luar membran sel dan berungsi mengikat insulin. ubunit berupa protein
transmembran yang melaksanakan ungsi tranduksi sinyal. 'agian sitoplasma subunit
mempunyai akti*itas tirosin kinase dan tapak autoosorilasi.%
>erikatnya insulin subunit menyebabkan subunit mengalami autoosorilasi pada residu
tirosin. 3eseptor yang terosorilasi akan mengalami perubahan bentuk! membentuk agregat!
internalisasi dan mnghasilkan lebih dari satu sinyal. Dalam kondisi dengan kadar insuli tinggi!
misalnya pada obesitas ataupun akromegali! jumlah reseptor insulin berkurang dan terjadi
resistansi terhadap insulin. 3esistansi ini diakibatkan terjadinya regulasi ke baah. 3eseptor
insulin mengalami endositosis ke dalam *esikel berbalut klatrin.Insulin mengatur metabolisme
glukosa dengan memosorilasi substrat reseptor insulin (I3) melalui akti*itas tirosin kinase
subunit pada reseptor insulin. I3 terosorilasi memi/u serangkaian rekasi kaskade yang eek
nettonya adalah mengurangi kadar glukosa dalam darah. Pengaturan metabolisme glukosa oleh
insulin melalui berbagai mekanisme kompleks yang eek adalah peningkatan kadar glukosa
dalam darah. Oleh karena itu! penderita diabetes mellitus yang jumlah insulinnya tidak
men/ukupi atau bekerja tidak eekti akan mengalami hiperglikemia.%
Penderita diabetes tipe I juga mengalami hipertrigliseridemia! yaitu kadar trigliserida dan
@?D? dalam darah yang tinggi. Hipertrigliseridemia terjadi karena @?D? yang disintesis dan
dilepaskan tidak mampu diimbangi oleh kerja enim lipoproteinlipase yang merombaknya.
4umlah enim ini diransang oleh rasio insulin dan glukagon yang tinggi. -ek pada produksi
enim ini juga mengakibatkan hipersilomikronemia! karena enim ini juga dibutuhkan dalam
katabolisme silomikron pada jaringan adiposa. 'erbeda dengan penderita diabetes tipe I! pada
penderita diabetes tipe II! ketoasidosis tidak terjadi karena penguraian lemak (lipolisis) tetap
terkontrol. Namun! pada terjadi hipertrigliseridemia yang menghasilkan peningkatan @?D?
tanpa disertai hipersilomikronemia. Hal ini terjadi karena peningkatan ke/epatan sintesis de no*o
dari asam lemak tidak diimbangi oleh ke/epatan penyimpanannya pada jaringan lemak. :samlemak yang dihasilkan tidak semuanya mampu dikatabolisme! kelebihannya diesteriikasi
menjadi trigliserida dan @?D?. Hal ini diperparah oleh akti*itas isik penderita diabetes mellitus
tipe II yang pada umumnya sangat kurang. :kibatnya kadar lemak dalam darah akan meningkat.
Pada penderita yang akut! akan terjadi penebalan pada pembuluh darah terutama pada bagian
mata! sehingga dapat menyebabkan rabun atau bahkan kebutaan. 0elainan tekanan darah akibat
kadar glukosa yang tinggi menyebabkan kerja jantung! ginjal dan organ dalam lain untuk
mempertahankan kestabilan tubuh menjadi lebih berat. :kibatnya pada penderita diabetes akan
mudah dikenai berbagai komplikasi diantaranya penurunan sistem imune tubuh! kerusakan
sistem kardi*askular!kealinan trombosis! inlamasi! dan kerusakan sel2sel endothelia serta
kerusakan otak! yang biasanya ditandai dengan penglihatan yang kabur.%
Gejala klinis
Maniestasi klinis diabetes melitus diaktikan dengan konsekuensi metabolik deisiensi
insulin. Pasien2pasien dengan deisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa
plasma puasa yang normal! atau toleransi glukosa setelah makan karbohidrat. 4ika
hiperglikemianya berat dan melebihi ambang ginjal untuk at ini maka timbul glikosuria.
10
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 11/19
5likosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran urine
(poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia). 0arena glukosa hilang bersama urine! maka pasien
mengalami keseimbangan kalori negati dan berat badan berkurang. 3asa lapar yang semakin
besar (poliagia) mungkin akan timbul sebagai akibat kehilangan kalori. Pasien mengeluh lelah
dan mengantuk. Pasien dengan diabetes tipe % sering memperlihatkan aitan gejala yang
eksplosi dengan polidipsia! poliuri! turunnya berat badan! poliagia! lemah! somnolen yang
terjadi selama beberapa hari atau beberapa minggu. Pasien dapat menjadi sakit berat dan timbul
ketoasidosism serta dapat meninggal kalau tidak mendapatkan pengobatan segera. >erapi insulin
biasanya diperlukan untuk mengontrol metabolisme dan umumnya penderita peka terhadap
insulin. ebaliknya! pasien dengan diabetes tipe # mungkin sama sekali tidak memperlihatkan
gejala apapun! dan diagnosis hanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium dan
melakukan tes toleransi glukosa. Pada hiperglikemia yang lebih berat! pasien tersebut mungkin
menderita polidipsia! poliuria! lemah dan somnolen. 'iasanya mereka tidak mengalami
ketoasidosis karena pasien ini tidak deisiensi insulin se/ara absolut namun hanya se/ara relati.
ejumlah insulin tetap disekresi dan masih /ukup uintuk menghambat ketoasidosis. 0alauhiperglikemia berat dan pasien tidak berespons terhadap terapi diet! atau terhadap obat2obat
hipoglikemik oral! mungkin diperlukan terapi insulin untuk menormalkan kadar glukosanya.
Pasien ini biasanya memperlihatkan kehilangan sensiti*itas perier terhadap insulin. 0adar
insulin pada pasien sendiri mungkin berkurang! normal atau malahan tinggi! tetapi tetap tidak
memadai untuk mempertahankan kadar glukosa darah normal. Penderita juga resisten terhadap
insulin eksogen.%2=
#omplikasi
0omplikasi diabetes yang dapat terjadi dibedakan menjadi dua yaitu komplikasi akut dan
komplikasi kronik. 0omplikasi akut berupa koma hipoglikemi! ketoasidosis diabetik! komahiperosmolar nonketotik. 0omplikasi kronik dapat berupa makroangiopati! mikroangiopati!
neuropati diabetik! ineksi! kaki diabetik! dan disungsi ereksi.
11
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 12/19
5ambar %. 'agan komplikasi diabetes mellitus
2 0omplikasi :kut
0oma Hipoglikemia
Hipoglikemia pada pasien diabetes melitus tipe # merupakan aktor penghambat utama
dalam men/apai sasaran kendali glukosa darah normal atau mendekati normal. Hipoglikemi
se/ara hariah berarti kadar glukosa darah dibaah harga normal. Eaktor utama mengapa
hipoglikemi perlu mendapat perhatian dalam pengelolaan diabetes melitus adalah karena adanya
ketergantungan jaringan sara terhadap asupan glukosa yang terus menerus. 5angguan asupan
glukosa yang berlangsung beberapa menit menyebabkan gangguan ungsi sistem sara pusat
(P) dengan gejala gangguan kognisi! bingung! dan koma. eperti jaringan lain! jaringan sara
dapat memanaatkan sumber energi alternati! yaitu keton dan laktat. Pada hipoglikemi yang
disebabkan! insulin konsentrasi keton di plasma tertekan dan mungkin tidak men/apai kadar
yang /ukup di P! sehingga tidak dapat dipakai sebagai sumber energi alternati.%2&
0etoasidosis Diabetik
0etoasidosis diabetik adalah suatu keadaan dimana terdapat deisiensi insulin absolute
atau relati dan peningkatan hormon kontraregulator sehingga keadaan tersebut menyebabkan
produksi glukosa hati meningkat tetapi utilasi glukosa oleh sel tubuh menurun! dengan hasil
akhir hiperglikemia. 0ombinasi keadaan ini mengakti*asi hormon lipase sensiti pada jaringanlemak sehingga lipolisis meningkat terjadi peningkatan produksi benda keton dan asam lemak
bebas se/ara berlebihan. :kumulasi produksi benda keton oleh sel hati dapat menyebabkan
metabolik asidosis. 0eton merupakan senyaa kimia bera/un yang dapat menyebabkan darah
menjadi asam (ketoasidosis).%
0oma Hiperosmolar Hiperglikemik Non 0etotik
12
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 13/19
0oma hiperosmolar hiperglikemik nonketotik (HNN0) merupakan salah satu komplikasi
akut atau emergensi pada penyakit diabetes melitus. indroma hiperosmolar hiperglikemik
nonketotik ditandai dengan hiperglikemia! hiperosmolar tanpa disertai adanya ketosis. Eaktor
pen/etus dapat dibagi menjadi enam kategori yaituC ineksi! pengobatan! non/omplian/e!
diabetes melitus tidak terdiagnosis! penyalahgunaan obat! dan penyakit penyerta. Ineksi dan
/omplian/e yang buruk merupakan penyebab tersering dari komplikasi ini.%2&
2 0ompliksasi 0ronik
Makroangiopati
Pada penderita diabetes melitus! kadar gula dalam darah yang terus menerus tinggi dapat
merusak pembuluh darah. at kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah
menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebo/oran. :kibat penebalan ini maka
aliran darah akan berkurang! terutama yang menuju ke kulit dan sara. 0adar gula darah yang
tidak terkontrol juga /enderung menyebabkan kadar at berlemak dalam darah meningkat!
sehingga memper/epat terjadinya aterosklerosis. Penyebab aterosklerosis pada penderita diabetesmelitus tipe # bersiat multiaktorial yang melibatkan interaksi kompleks dari berbagai keadaan
seperti hiperglikemi! hiperlipidemi! stres oksidati! penuaan dini! hiperinsulinemi dan atau
hiperproinsulinemi serta perubahan2perubahan dalam proses koagulasi dan ibrinolisis. Hipotesis
terbaru mengatakan baha aal terjadinya lesi aterosklerosis yaitu berupa adanya perubahan2
perubahan ungsi sel endotel. Disungsi endotel dapat terjadi baik pada penderita diabetes
melitus tipe # dan juga penderita diabetes melitus tipe % terutama bila telah terjadi maniestasi
klinis mikroalbuminuria. Penelitian terbaru menunjukkan baha disungi endotel juga dapat
terjadi pada indi*idu dengan resistensi insulin (pasien obese) atau yang mempunyai resiko tinggi
untuk menderita diabetes melitus tipe # (toleransi glukosa terganggu) dan penderita diabetes
gestasi. Plak ateroskleorotik yang terbentuk dapat menyumbat arteri berukuran besar atau sedangdi pembuluh darah teri! jantung! dan otak. Penyumbatan pembuluh darah tepi sering terjadi pada
penyandang diabetes melitus. 'iasanya terjadi dengan gejala tipikal intermittent /laudi/atio!
meskipun sering tanpa gejala. >erkadang ulkus iskemik kaki merupakan kelainan yang mun/ul
pertama. edangkan penyumbatan pembuluh darah di jantung menyebabkan penyakit jantung
koroner! dan penyumbatan di otak menyebabkan stroke.%2&
Mikroangiopati
2 3etinopati Diabetik
Pasien diabetes melitus memiliki resiko #6 kali lebih mudah mengalami kebutaan
dibanding pasien nondiabetes. 3esiko mengalami retinopati pada pasien diabetes melitus
meningkat sejalan dengan lamanya diabetes melitus. Penyebab dari retinopati diabetik sampai
saat ini belum diketahui se/ara pasti! namun hiperglikemia yang berlangsung lama dianggap
sebagai aktor resiko utama. :da tiga proses biokimiai yang terjadi pada hiperglikemia yang
diduga berkaitan erat dengan terjadinya retinopati pada pasien diabetes yaitu jalur poliol! glikasi
nonenimatik dan pembentukkan protein kinase A.%
13
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 14/19
2 Neropati Diabetik
Neropatik diabetik adalah sindroma klinis pada pasien diabetes melitus yang ditandai
dengan albuminuria menetap (&$$mg<#"jam atau #$$ig<menit) pada minimal # kali
pemeriksaan dalam kurun aktu & sampai = bulan. Mikroalbuminuria pada umumnya
dideinisikan sebagai ekskresi albumin lebih dari &$ mg per hari. ?ebih spesiik lagi suatu
keadaan dikatakan mikroalbuminuria apabila laju ekskresi albumin urin dalam #" jam &$ 2 &$$
mg dan laju ekskresi albumin urin seaktunya #$ 2 #$$ Bg<menit serta perbandingan albumin
urin kreatininnya &$ 2 &$$Bg<menit. Mikroalbumin dianggap sebagai predikator penting untuk
timbulnya neropati diabetik. 0elainannya yang terjadi pada ginjal penyandang diabetes melitus
dimulai dengan adanya mikroalbuminuria kemudian berkembang menjadi proteinuria se/ara
klinis berlanjut dengan penurunan ungsi laju iltrasi glomerular dan berakhir dengan keadaan
gagal ginjal.%
2 Neuropati Diabetik
Deinisi neuropati diabetik menurut konrensi neuropati perier pada bulan Eebruari %7di an :ntonio adalah istilah deskripti yang menunjukkan adanya gangguan! baik klinis maupun
subklinis! yang terjadi pada diabetes melitus tanpa penyebab neuropati perier yang lain.
5angguan nuropati ini termasuk maniestasik somatik dan atau autonom dari sistem sara perier.
Proses kejadian neuropati dtabetik beraal dari hiperglikemia berkepanjangan yang berakibat
terjadinya peningkatan akti*itas jalur poliol! sintesis ad*an/e gly/osilation end produ/ts (:5-s)!
pembentukkan radikal bebas dan akti*asi protein kinase A (P0A). :ki*asi berbagai jalur ini
berujung pada kurangnya *asodilatasi sehingga alran darah ke sara menurun dan bersama
rendahnya mioinositol dalam sel terjadilah neuropati diabetik.%
Ineksi:danya ineksi pada penderita diabetes sangat berpengaruh terhadap pengendalian
glukosa darah. Ineksi dapat memperburuk kendali glukosa darah! dan kadar glukosa darah yang
tinggi meningkatkan kemudahan atau memperburuk ineksi. Ineksi yang banyak terjadi antara
lain adalah ineksi saluran kemih (I0)! ineksi saluran naas! ineksi kulit! ineksi rongga mulut!
dan ineksi telinga.#!&
0aki diabetik
0aki diabetik merupakan salah satu komplikasi kronik diabetes melitus yang paling
ditakuti. 0aki diabetik sering berakhir dengan ke/a/atan dan kematian. Patoisiologi dari kaki
diabetik diaali adanya hiperglikemi pada pasien diabetes melitus yang menyebabkan kelainan
neuropati dan kelainan pada pada pembuluh darah. 0elainan neuropati menyebabkan berbagai
perubahan pada kulit dan otot yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya perubahan
distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya mempermudah terjadinya ulkus. Ineksi
yang luas mudah terjadi karena adanya kerentanan terhadap ineksi.%
Disungsi -reksi
14
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 15/19
Pre*alensi disungsi ereksi pada diabetes melitus tipe # /ukup tinggi. Disungsi ereksi
pada penyandang diabetes tipe # merupakan akibat adanya neuropati autonom! angiopati! dan
problema psikis. 0omplikasi ini menjadi sumber ke/emasan penyandang diabetes! tetapi jarang
disampaikan kepada dokter! oleh karena itu perlu ditanyakan pada saat konsultasi.
Terapi non farmakologi
>erapi gii medis merupakan salah satu terapi non armakologi yang sangat sangat
direkomendasikan bagi penyandang diabetes (diabetesi). >erapi gii medis ini pada prinsipnya
adalah melakukan pengaturan pola makan yang didasarkan pada status gii diabetesi dan
melakukan modiikasi diet sesuai kebutuhan gii indi*idual. 'eberapa manaat yang telah
terbukti dari terapi gii medis ini antara lain1 menurunkan berat badan! menurunkan tekanan
darah sistolik dan diastoli/! menurunkan kadar gula darah! memperbaiki proil lipid!
meningkatkan sensiti*itas reseptor insulin! memperbaiki system koagulasi darah. :dapun tujuan
dari terapi gii medis adalah untuk men/apai dan mempertahankan kadar gula darah mendekatinormal! yaitu kadar gula darah puasa berkisar 7$2%&$ mg<dl! gula darah # jam setelah makan
%$ mg<dl! kadar :%/ +,! tekanan darah %&$<$ mmHg! proil lipid kolesterol HD? "$
mg<dl! kolesterol ?D? %$$ mg<dl! trigliserida %6$ mg<dl! berat badan senormal mungkin.
Pada tingkat indi*idu target pen/apaian terapi gii medis ini lebih diokuskan pada perubahan
pola makan yang didasarkan pada gaya hidup dan pola kebiasaan makan! status nutrisi dan a/tor
khusus lain yang perlu diberikan prioritas. Pen/apaian target perlu dibi/arakan bersama dengan
diabetesi! sehingga perubahan pola makan yang dianjurkan dapat dengan mudah dilaksanakan!
realisti/ dan sederhana. 'eberapa a/tor yang harus diperhatikan sebelum melakukan perubahan
pola makan diabetesi antara lain tinggi badan! berat badan! status gii! status kesehatan! akti*itas
isik! dan a/tor usia. elain itu juga terdapat a/tor isiologi seperti masa kehamilan! masa pertumbuhan! gangguan pen/ernaan pada usia tua! dan lain2lain. Pada keadaan ineksi berat
dimana terjadi proses katabolisme yang tinggi perlu dipertimbangkan pemberian nutrisi khusus.
Masalah yang lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah masalah status ekonomi! lingkungan!
kebiasaan atau tradisi di dalam lingkungan yang bersangkutan serta kemampuan petugas
kesehatan yang ada. Petugas kesehatan harus dapat menentukan jumlah! komposisi dari makanan
yang akan dimakan oleh diabetesi. Diabetesi harus dapat melakukan perubahan pola makan ini
se/ara konsisten baik dalam jadal! jumlah! dan jenis makanan sehari2hari. 0omposisi bahan
makanan terdiri dari makronutrien yang meliputi karbohidrat! protein! lemak! serta mikronutrien
yang meliputi *itamin dan mineral. Harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
kebutuhan diabetesi se/ara tepat. 0arbohidrat sebagai sumber energy diberikan pada diabetesi
tidak lebih dari 662=6 , dari total kebutuhan energy sehari! dan tidak boleh lebih dari +$ , jika
dikombinasikan dengan pemberian asam lemak tidak jenuh rantai tunggal. Pada setiap gram
karbohidrat terdapat kandungan energy sebesar " kilokalori. 8ntuk protein jumlah kebutuhan
yang direkomendasikan sekitar %$2%6 , dari total kalori perhari. Pada penderita dengan kelainan
ginjal! dimana diperlukan pembatasan asupan protein "$ gram perhari maka perlu ditambahkan
pemberian suplementasi asam amino esensial! protein mengandung " kilokalori<gram. ?emak
15
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 16/19
memiliki kandungan energy sebesar 7 kilokalori per gramnya. 'ahan makanan ini sangat penting
untuk membaa *itamin yang larut dalam lemak seperti *itamin :! D! -! dan 0. Pembatasan
asupan lemak jenuh dan kolesterol sangat disarankan bagi diabetesi karena terbukti dapat
memperbaiki proil lipid tidak normal yang sering dijumpai pada diabetes. :sam lemak tidak
jenuh rantai tunggal merupakan salah satu asam lemak yang dapat memperbaiki kadar glukosa
darah dan proil lipid. edangkan asam lemak tidak jenuh rantai panjang dapat melindungi
jantung! menurunkan kadar trigliserida! memperbaiki agregasi trombosit.%
Perhitungan jumlah kalori ditentukan oleh status gii! umur! ada tidaknya stress akut! dan
kegiatan jasmani. Penentuan status gii dapat dipakai indeks masa tubuh (IM>). 8ntuk IM>
dihitung berdasarkan pembagian berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan
(dalam meter) kuadrat. 0lasiikasi status gii berdasarkan IM> adalah1
2 'erat badan kurang 1 %!6
2 '' normal 1 %!6 9 ##!7
2 '' lebih 1 #&2 '' dengan resiko 1 #&9 #"!7
2 Obesitas I 1 #6 9 #7!72 Obesitas II 1 &$
Ma$am%ma$am obat anti hiperglikemik oral
; Obat hipoglikemik oral (OHO)
'erdasarkan /ara kerjanya! OHO dibagi menjadi " golongan1
2 Pemi/u sekresi insulin (insulin se/retagogue)1 sulonilurea dan glinid2 Penambah sensiti*itas terhadap insulin1 metormin! tiaolidindion
2 Penghambat glukoneogenesis (metormin)
2 Penghambat absorpsi glukosa1 penghambat glukosidase ala.
Pemi/u ekresi Insulin
2 ulonilurea
Obat golongan ini mempunyai eek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas! dan merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang!
namun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih. 8ntuk menghindari
hipoglikemia berkepanjangan pada berbagai keadaaan seperti orang tua! gangguan aal ginjal dan
hati! kurang nutrisi serta penyakit kardio*askular! tidak dianjurkan penggunaan sulonilurea kerja
panjang.+
2 5linid
5linid merupakan obat yang /ara kerjanya sama dengan sulonilurea! dengan penekanan
pada meningkatkan sekresi insulin ase pertama. 5olongan ini terdiri dari # ma/am obat yaitu1
3epaglinid (deri*at asam benoat) dan Nateglinid (deri*at enilalanin). Obat ini diabsorpsi
dengan /epat setelah pemberian se/ara oral dan diekskresi se/ara /epat melalui hati.
Penambah sensiti*itas terhadap insulin
16
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 17/19
2 >iaolidindion
>iaolidindion (rosiglitaon dan pioglitaon) berikatan pada PeroFisome Prolierator
:/ti*ated 3e/eptor 5amma (PP:32Q)! suatu reseptor inti di sel otot dan sel lemak. 5olongan ini
mempunyai eek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut
glukosa! sehingga meningkatkan ambilan glukosa di perier.>iaolidindion dikontraindikasikan
pada pasien dengan gagal jantung klas I2I@ karena dapat memperberat edema<retensi /airan dan
juga pada gangguan aal hati. Pada pasien yang menggunakan tiaolidindion perlu dilakukan
pemantauan aal hati se/ara berkala.+
Penghambat glukoneogenesis
2 Metormin
Obat ini mempunyai eek utama mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis)! di
samping juga memperbaiki ambilan glukosa perier. >erutama dipakai pada penyandang diabetes
gemuk. Metormin dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan ungsi ginjal (serum
kreatinin %!6 mg<d?) dan hati! serta pasien2pasien dengan ke/enderungan hipoksemia(misalnya penyakit serebro2 *askular! sepsis! renjatan! gagal jantung). Metormin dapat
memberikan eek samping mual. 8ntuk mengurangi keluhan tersebut dapat diberikan pada saat
atau sesudah makan.
Penghambat 5lukosidase :la (:/arbose)
Obat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus halus! sehingga mempunyai
eek menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan. :/arbose tidak menimbulkan eek
samping hipoglikemia. -ek samping yang paling sering ditemukan ialah kembung dan latulens.
; Insulin0adar glukosa darah merupakan kun/i pengatur sekresi insulin oleh sel2sel beta pankreas!
alaupun asam amino! keton! peptida gastrointestinal dan neurotransmitter juga mempengaruhi
sekresi insulin. 0adar glukosa darah yang &!7 mmol<? (+$ mg<dl) merangsang sekresi
insulin.%!# ekresi insulin isiologis terdiri dari sekresi basal dan sekresi prandial. >erapi insulin
diupayakan mampu meniru pola sekresi insulin yang isiologis. Deisiensi insulin mungkin
berupa deisiensi insulin basal! insulin prandial atau keduanya. Deisiensi insulin basal
menyebabkan timbulnya hiperglikemia pada keadaan puasa! sedangkan deisiensi insulin
prandial akan menimbulkan hiperglikemia setelah makan. >erapi insulin untuk substitusi
ditujukan untuk melakukan koreksi terhadap deisiensi yang terjadi.
>erapi insulin dapat diberikan se/ara tunggal (satu ma/am) berupa1 insulin kerja /epat
(rapid insulin)! kerja pendek (short a/ting)! kerja menengah (intermediate a/ting)! kerja panjang
(long a/ting) atau insulin /ampuran tetap (premiFed insulin). Pemberian dapat pula se/ara
kombinasi antara jenis insulin kerja /epat atau insulin kerja pendek untuk koreksi deisiensi
insulin prandial! dengan kerja menengah atau kerja panjang untuk koreksi deisiensi insulin
basal. 4uga dapat dilakukan kombinasi dengan OHO. >erapi insulin tunggal atau kombinasi
disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan respons indi*idu terhadap insulin! yang dinilai dari
17
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 18/19
hasil pemeriksaan kadar glukosa darah harian. Penyesuaian dosis insulin dapat dilakukan dengan
menambah #2" unit setiap &2" hari bila sasaran terapi belum ter/apai. Insulin bekerja dengan
menekan produksi glukosa hati dan stimulasi pemanaatan glukosa.=!+
Insulin diperlukan pada keadaan1
2 Penurunan berat badan yang /epat
2 Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
2 0etoasidosis diabeti/
2 Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik
2 Hiperglikemia dengan asidosis laktat
2 5agal dengan kombinasi OHO dosis hampir maksimal
2 tres berat (ineksi sistemik! operasi besar! IM:! stroke)
2 0ehamilan dengan DM<diabetes melitus gestasional yang tidak terkendali dengan
peren/anaan makan
2 5angguan ungsi ginjal atau hati yang berat
2 0ontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
; >erapi kombinasi
Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah! untuk kemudian
dinaikkan se/ara bertahap sesuai dengan respons kadar glukosa darah. 'ersamaan dengan
pengaturan diet dan kegiatan jasmani! bila diperlukan dapat dilakukan pemberian OHO tunggal
atau kombinasi OHO sejak dini. >erapi dengan OHO kombinasi! harus dipilih dua ma/am obat
dari kelompok yang mempunyai mekanisme kerja berbeda. 'ila sasaran kadar glukosa darah
belum ter/apai! dapat pula diberikan kombinasi tiga OHO dari kelompok yang berbeda atau
kombinasi OHO dengan insulin.
Pada pasien yang disertai dengan alasan klinik di mana insulin tidak memungkinkanuntuk dipakai dipilih terapi dengan kombinasi tiga OHO. 8ntuk kombinasi OHO dan insulin!
yang banyak dipergunakan adalah kombinasi OHO dan insulin basal (insulin kerja menengah
atau insulin kerja panjang) yang diberikan pada malam hari menjelang tidur. Dengan pendekatan
terapi tersebut pada umumnya dapat diperoleh kendali glukosa darah yang baik dengan dosis
insulin yang /ukup ke/il. Dosis aal insulin kerja menengah adalah =2%$ unit yang diberikan
sekitar jam ##.$$! kemudian dilakukan e*aluasi dosis tersebut dengan menilai kadar glukosa
darah puasa keesokan harinya. 'ila dengan /ara seperti di atas kadar glukosa darah sepanjang
hari masih tidak terkendali! maka obat hipoglikemik oral dihentikan dan diberikan insulin saja. =!+
>abel &. Mekanisme 0erja! -ek amping 8tama dan Pengaruh >erhadap :%A.
18
8/10/2019 Scrib Hipoglikemi
http://slidepdf.com/reader/full/scrib-hipoglikemi 19/19
#esimpulan
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang mengalami
peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun. -ek kronik dari penyakit DM juga menjadi perhatian yang serius selain dari segi epidemologi. Penyakit Diabetes Mellitus merupakan the
great imitator. Hal ini disebabkan penyakit DM mampu menyebabkan kerusakan organ se/ara
menyeluruh se/ara anatomis maupun ungsional . Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan
heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Patogenesis diabetes mellitus memlibatkan a/tor 9 a/tor geneti/! biomolekuler! imunologi! dan
lingkungan. Penyakit diabetes mellitus memerlukan penatalaksanaan medis dan keperaatan
untuk men/egah komplikasi akut seperti ketoasidosis dan sindrom koma hiperglikemik
hiperosmolar non ketotik yang dapat menyebabkan kematian dan juga dapat menimbulkan
komplikasi jangka panjang! seperti penyakit makro*askuler! penyakit mikro*askuler dan
penyakit otamologi lainnya. Penyakit diabetes mellitus perlu mendapat perhatian dan
penanganan yang baik oleh peraat. e/ara kurati dan rehabilitati seperti pengontrolan kadar
gula darah! melakukan peraatan luka dan mengatur diet makanan yang harus dimakan sehingga
tidak terjadi peningkatan kadar gula darah. elain itu peraat juga berperan se/ara pre*enti
yaitu dengan /ara memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit diabetes mellitus untuk
meningkatkan pemahaman klien dan men/egah terjadinya komplikasi. 0omplikasi DM akut dan
kronik rekuensinya masih sangat tinggi di Indonesia! karena kesadaran< kepatuhan penderita
masih rendah! tenaga medis yang belum memadai dalam pen/egahan primer! sekunder! dan
tersier! dan asilitas 3 belum memadai dan merata.
19