sby, bencana dan iedul adlha

2

Click here to load reader

Upload: nadzier-wiriadinata

Post on 30-May-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SBY, Bencana Dan Iedul Adlha

8/9/2019 SBY, Bencana Dan Iedul Adlha

http://slidepdf.com/reader/full/sby-bencana-dan-iedul-adlha 1/2

 

SBY, Bencana & Iedul Adlha

Oleh : E. Nadzier Wiriadinata

Setiap peristiwa di dunia ini, sekecil apapun peristiwa itu, merupakan ayat ±ayat Allah yang

seharusnya tidak boleh terabaikan dan luput dari perhatian serta renungan kita karena kita

sepenuhnya meyakini bahwa semua peristiwa yang terjadi di alam semesta ini adalah

sepengetahuan dan seizin Allah. Dengan kata lain, tidak ada satu kejadian/peristiwa pun

(termasuknya jatuhnya daun kering dari sebuah pohon) yang luput dari pengetahuan serta izin-

 Nya.

Begitu banyak hal yang patut kita cermati dan kita renungkan di negeri ini. Salah satunya, dan

ini sangat menarik untuk kita renungkan, adalah peristiwa bencana yang senantiasa mengiringi

 perjalanan seorang Susilo Bambang Yudhoyono , sebagai Presiden Republik Indonesia.

Seperti kita ketahui bahwa Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla resmi dilantik pada

tanggal 20 Oktober 2004. Dua bulan setelah pelantikan tersebut, tepatnya tanggal 26 Desember 

2004, terjadilah gempa yang diikuti Tsunami Di Aceh . Tanggal 2 September 2009, terjadi

gempa di Tasikmalaya dan kemudian diikuti dengan gempa di Padang tanggal 30 September 

2009. Padahal tanggal 20 Oktober 2009, SBY dan Budiono akan dilantik sebagai Presiden dan

Wakil Presiden. Itu artinya, peristiwa gempa di Tasikmalaya dan di Padang terjadi sebulan

sebelum masa bakti periode pertama kepemimpinan SBY berkahir.

Awal dan akhir masa kepresidenan SBY yang diikuti dengan peristiwa gempa yang

menyedihkan dan memilukan itu adalah sebuah fakta. Namun terkadang fakta itu ditafsirkan

secara berbeda ketika dikaitkan dengan seorang Susilo Bambang Yudhoyono. Adalah hak setiap

orang untuk menafsirkan fakta tersebut. Namun sejujurnya harus diakui bahwa tidak ada tolok 

ukur yang pasti dalam menilai kebenaran penafsiran suatu fakta. Satu hal yang pasti adalah

  bahwa tingkat kebenaran dalam menafsirkan fakta tersebut sangat bergantung pada ketajaman

spiritual seseorang dalam memahami µbahasa¶ alam.

Penulis tidak ingin mempertajam masalah tersebut karena dikhawatirkan akan terjebak pada pola

  pikir mencari µkambing hitam¶, yang pada gilirannya justru akan menjauhkan kita dari inti permasalahan yang sedang kita hadapi.

Didepan mata kita ada satu bulan yang didalamnya ummat Islam merayakan µIedul Adlha, salah

satu hari raya yang didalamnya terdapat suatu aktivitas ritual memotong/menyembelih hewan

setelah pelaksanaan shalat. Bagi ummat Islam, µIedul Adlha,atau disebut juga µIedul Qurban,

memiliki nilai historis sekaligus nilai edukatif. µIedul Adlha/Iedul Qurban  dikatakan memiliki

Page 2: SBY, Bencana Dan Iedul Adlha

8/9/2019 SBY, Bencana Dan Iedul Adlha

http://slidepdf.com/reader/full/sby-bencana-dan-iedul-adlha 2/2

nilai historis karena ia mengingatkan kita akan peristiwa yang terjadi pada lembaran sejarah

  Nabi Ibrahim, yaitu saat beliau diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih anaknya yang

 bernama Ismail. Adapun nilai edukatif yang terkandung didalamnya adalah bahwa (1) dibalik 

 perintah tersebut terkandung penegasan bahwa ketaatan dan cinta kepada Allah SWT tidak boleh

terkalahkan oleh cintanya kepada makhluk ( dalam hal ini, anaknya, Ismail), karena hal

tersebut bertentangan dengan semangat tauhid yang beliau perjuangkan.

(2) Qurban secara harfiah berarti dekat/kedekatan. Seseorang berharap dengan melakukan

  penyembelihan hewan dan kemudian berbagi dengan yang lain dapat mendekatkan dirinya ke

hadlirat Allah SWT. Tetapi Allah tentunya tidak menghendaki hamba-nya hanya sekedar 

 berhenti pada aktivitas sekedar menyembelih hewan semata, lebih dari itu Allah menghendaki

agar hamba-Nya mampu melepaskan dirinya dari perilkau hewan. Bukankah penyembelihan

hewan itu mengandung pesan spiritual agar kita berupaya seoptimal mungkin menghilangkan

atau meminimalisir sifat-sifat kebinatangan yang ada dalam jiwa kita?

Semoga masa bakti kepresidenan yang kedua ini, SBY mampu memimpin jajaran kabinetnya

dalam memerangi sifat-sifat kebinatangan yang dari waktu ke waktu semakin kuat mendominasi

 perilaku sosial bangsa ini .