sb-001/1/lsp-ug/ii/2017 tenaga pemasar...
TRANSCRIPT
Page 1
Universitas Gunadarma
MODUL 7
PELATIHAN SERTIFIKASI
KOMPETENSI
D3 – Manajemen Pemasaran
S1 - Manajemen
Skema Sertifikasi :
SB-001/1/LSP-UG/II/2017
TENAGA PEMASAR OPERASIONAL
Unit Kompetensi :
M.702090.007.01 Mewujudkan Kepuasan Pelanggan
2019
Page 2
UNIVERSITAS GUNADARMA
Skema Sertifikasi :
SB-001/1/LSP-UG/II/2017
Tenaga Pemasar Operasional
Unit Kompetensi :
M.702090.007.01 Mewujudkan Kepuasan Pelanggan
Penyusun :
Sri Kurniasih Agustin, MM
Editor :
Sri Kurniasih Agustin, MM
Depok, 2019
MODUL 7 PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
D3 – MANAJEMEN PEMASARAN
S1 - MANAJEMEN
Page 3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadhirat Allah SWT, atas berkat dan karunia-Nya, Modul 7 yang
terdiri dari UK (Unit Kompetensi) 7, Pelatihan Sertifikasi Kompetensi skema
Pemasaran Operasional dapat kami selesaikan. Modul ini merupakan bagian dari
seri modul pendukung untuk pelatihan sertifikasi kompetensi untuk skema
Pemasaran Operasional yang bertujuan memberikan bekal keterampilan bagi
mahasiswa khususnya di program studi D3 Manajemen Pemasaran dan
S1 Manajemen.
Modul ini terbagi menjadi 3 (tiga) Elemen Kompetensi. Elemen Kompetensi
1 (pertama) berisi tentang bagaimana menggali kebutuhan layanan pelanggan.
Elemen Kompetensi 2 (kedua) berisi tentang bagaimana mempersiapkan
pelaksanaan layanan pelanggan. Elemen Kompetensi 3 (ketiga) berisi tentang
bagaimana melaksanakan layanan prima
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada: Kaprodi D3 Manajemen Pemasaran,
Bapak Dr. Bagus Nurcahyo atas arahannya terkait agar modul ini sejalan dengan
kurikulum yang diberikan di perkuliahan, Bapak/Ibu Prof. Dr. Budi Hermana,
Kepala Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi atas koordinasinya
terkait sarana prasarana dan teknis pelaksanaan kursus sertifikasi kompetensi agar
sesuai dengan kebutuhan yang ada pada modul pelatihan ini, Kepala LSP
Universitas Gunadarma, Bapak Dr. R. Supriyanto dan staff atas arahan dan
koordinasinya agar modul ini sesuai dengan kebutuhan ujian sertifikasi
kompetensi, serta staff/asisten laboratorium yang membantu penyusunan modul
ini. Saran dan kritik dari pembaca, penyusun harapkan untuk perbaikan modul ini
di masa mendatang.
Depok, Januari 2019
Tim Penyusun
Page 4
MEWUJUDKAN KEPUASAN PELANGGAN
7.1 LATAR BELAKANG
Kepuasan pelanggan, kualitas layanan dan loyalitas pelanggan merupakan
tiga elemen kunci yang akan menentukan kesuksesan implementasi konsep
pemasaran. Upaya mengukur dan mengelola ketiga elemen ini terus menerus
dikembangkan, terutama sejak dekade 1980an. Kepuasan pelanggan merupakan
konsep sentral dalam wacana binis dan majanemen.
Konsekuensi kepuasan/ketidakpuasan pelanggan sangat krusial bagi kalangan
bisnis, pemerintah dan juga konsumen. Bagi bisnis, kepuasan dipandang sebagai
salah satu dimensi kinerja pasar. Peningkatan kepuasan pelanggan berpotensi
mengarah pada pertumbuhan penjualan jangka panjang dan jangka pendek, serta
pangsa pasar sebagai hasil pembelian ulang. Sebaliknya, ketidakpuasan pelanggan
memunculkan sejumlah risiko, seperti boikot atau protes dari lembaga konsumen,
komplain pelanggan, intervensi pemerintah, reaksi pesaing, dan masuknya produk
substitusi baru ke pasar. Ketidakpuasan pelanggan sesungguhnya bisa membantu
perusahaan mengidentifikasi aspek-aspek yang menjadi kelemahan produk atau
jasanya yang tidak mampu memenuhi standar konsumen dan pemerintah.
Modifikasi bisa dilakuan untuk memperbaiki kinerja produk dan jasa, sehingga
masalah serupa tidak terulang di masa mendatang. Kepuasan pelanggan dapat
membantu perusahaan dalam memperkokoh posisi bersaing produknya melalui
segmentasi.
Bagi pemerintah, konsep kepuasan/ketidakpuasan pelanggan dapat membantu
mereka dalam mengidentifikasi dan mengisolasi produk dan industri yang
membutuhkan tidakan pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
konsumen. Di samping itu, bagi Badan Perlindungan Konsumen Nasional
pemantauan kepuasan pelanggan dapat menjadi slah satu cara efektif dalam
M.702090.007.01
7
Page 5
mengimplementasikan UU Perlindungan Konsumen (UU No. 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen)
7.2 LANDASAN TEORI
Kata kepuasan pelanggan (satisfaction) berasal dari bahasa Latin “satis’
(artinya cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat). Kepuasan
bisa diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu” atau “membuat sesuatu
memadai”. Menurut Philip Kotler (1997:36) Kepuasan pelanggan adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara
kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dengan harapannya. Pelanggan
merasa puas kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau
harapan mereka terlampaui. Pelanggan yang puas cenderung tetap loyal lebih
lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan harga dan
pembicaraannya menguntungkan perusahaan. Jika hal tersebut tidak dirasakan
oleh seorang pelanggan maka pelanggan akan merasa kecawa dan tidak akan
merasa tertarik membeli barang yang ditawarkan oleh penjual.
Kepuasan pelanggan menurut Giese & Cote ada tiga komponen utama, yaitu :
1. kepuasan pelanggan merupakan respon (emosional atau kognitif);
2. respon tersebut menyangkut fokus tertentu (ekspektasi, produk, pengalaman
konsumsi, dan seterusnya
3. respon terjadi pada waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan
produk/jasa, berdasarkan pengalaman akumulatif, dan lain-lain)
7.3 OBYEKTIF
Sesuai dengan latar belakang tersebut, maka Pelatihan Uji Kompetensi untuk Unit
Kompetensi Mewujudkan Kepuasan Pelanggan memiliki obyektif utama agar
peserta pelatihan mampu mewujudkan kepuasan pelanggan yang terdiri dari
bagaimana menggali kebutuhan layanan, mempersiapkan pelaksanaan layanan
dan melaksanakan layanan prima yang dirinci sebagai berikut:
Menggali Kebutuhan Layanan Pelanggan
Mempersiapkan Pelaksanaan Layanan Pelanggan
Page 6
Melaksanakan Layanan Prima
7.4 KRITERIA UNJUK KERJA
Untuk mencapai kompetensi di dalam mewujudkan kepuasan pelanggan
dibutuhkan keterampilan atau unjuk kerja yang tinggi. Para peserta Pelatihan
diharapkan mampu melakukan keterampilan atau unjuk kerja yang dibutuhkan
oleh masing-masing obyektif yang akan dicapai untuk Unit Kompetensi
Mewujudkan Kepuasan Pelanggan di Area Kerja Pemasaran Operasional. Berikut
merupakan keterampilan atau kriteria unjuk kerja yang harus dikuasai dari
masing-masing obyektif tersebut:
1. Menggali Kebutuhan Layanan Pelanggan
1.1 Mengidentifikasi kebutuhan dasar pelanggan
1.2 Mengkonfirmasi ulang permintaan pelanggan
1.3 Menawarkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan
pelanggan
1.4 Menciptakan ekspektasi kinerja layanan
2. Mempersiapkan Pelaksanaan Layanan Pelanggan
2.1 Mempersiapkan seluruh sarana penunjang pelaksanaan layanan
2.2 Mengkomunikasikan kebutuhan layanan pelanggan kepada seluruh personil
yang terlibat
3. Melaksanakan Pelayanan Prima
3.1 Memberikan layanan yang tepat sesuai permintaan pelanggan
3.2 Menjaga elemen fisik dan/atau penampilan sesuai kebutuhan pelanggan
3.3 Melaksanakan ketanggapan terhadap permintaan tambahan dari pelanggan
3.4 Menunjukkan empati terhadap pelanggan ditunjukkan
Page 7
Elemen 1: Menggali Kebutuhan Pelanggan
1.1 Mengidentifikasi kebutuhan dasar pelanggan
Menurut Kotler (1988−2000:182) tujuan penjualan adalah memenuhi dan
memuaskan kebutuhan serta keinginan sasaran pelanggan. Di dalam bidang ilmu
cara mengidentifikasi perilaku konsumen mempelajari cara individu, kelompok,
dan organisasi dalam memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang
jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat
membeli. Memahami perilaku pelanggan dan “mengenal pelanggan” tidak pernah
sederhana. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka
kepada penjual. Namun, bukan berarti mereka akan membeli kebutuhan dan
keinginan mereka itu kepada penjual. Bahkan pelanggan mungkin tidak
memahami motivasi mereka yang lebih dalam. Akan tetapi, pelanggan mungkin
menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir.
Hal yang paling penting adalah meramalkan kemana pelanggan bergerak
dan berada di depan penjual untuk segera bertransaksi. Hal ini di lakukan untuk
memahami cara sesungguhnya pelanggan membuat keputusan pembelian. Oleh
karena itu penjual harus mengidentifikasi pelanggan dengan cara memberikan
masukan kepada calon pelanggan untuk segera melakukan keputusan pembelian.
Penjual juga dapat menjadi pencetus, pemberi pengaruh, pengambilan keputusan
agar pelanggan segera bertransaksi. Selain itu juga harus menelaah tingkat
keterlibatan pelanggan dan jumlah merek yang tersedia untuk menentukan
keterlibatan konsumen dalam perilaku pembelian yang rumit”
(Kotler,1988−2000:210)
Cara yang paling efektif untuk mengidentifikasi pelanggan adalah penjual
harus menginformasikan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh pelanggan
ketika membeli produk yang ditawarkan penjual. Penjual harus mempublikasikan
program-program promosi dan memberikan inovasi terhadap produk yang akan di
jual. Hal tersebut akan mengarahkan seorang pelanggan untuk segera melakukan
transaksi. Sampai saat ini masih banyak pelaku usaha yang sering mengalami
kesulitan dalam menarik minat pelanggan sehingga sebagian besar bisnis mereka
memiliki transaksi penjual yang belum stabil. Bahkan bisa dikatakana lebih sering
Page 8
minus (rugi) karena biaya operasional lebih tinggi dari omzet yang didapatkan.
Dengan adanya cara pengidentifikasian seperti tersebut setidaknya seorang
penjual bisa menaikkan omzet penjual dibanding sebelum melakukan
pengidentifikasian.
Cara mengidentifikasi pelanggan dalam bertransaksi
Pelanggan adalah individu atau makhluk sosial yang membutuhkan orang
lain untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan primer, sekunder, maupun
tersier. Identifikasi pelanggan adalah suatu usaha untuk mengetahui perilaku
pelanggan baik secara individu maupun sosial. Setelah melakukan identifikasi,
seorang penjual dapat menarik perhatian calon pelanggan dengan cara melakukan
promosi, yang diharapkan setelah melakukan promosi, pelanggan dapat
melakukan pembelian produk seperti yang ditawarkan.
Untuk mengidentifikasi pelanggan dapat dilakukan dengan cara mengenali
jenis pelanggan yang dapat membantu dalam melakukan identifikasi. Beberapa
jenis pelanggan antara lain sebagai berikut:
a. Pelanggan Internal
Pelanggan internal adalah pelanggan yang berada didalam perusahaan.
b. Pelanggan Antara
Pelanggan antara adalah mereka yang bertindak sebagai perantara, bukan
sebagai pemakai akhir produk ini.
c. Pelanggan Eksternal
Pelanggan eksternal adalah pembeli atau pemakai akhir produk itu, sering
disebut pelanggan nyata.
Salah satu hal penting dalam menentukan strategi pemasaran adalah
mengetahui apa saja yang diinginkan oleh pelanggan. Mengetahui benar-benar
secara riil bukan hanya berdasarkan asumsi yang dibangun oleh penjual. Dengan
begitu produk yang dijual adalah benar-benar produk yang dibutuhkan pembeli,
target pasar yang disasar sesuai dengan karakter produk kita. Dengan mengetahui
apa yang diinginkan pembeli, orang akan membeli produk dan selanjutnya
menjadi pelanggan. Jika pembeli sudah menjadi pelanggan, biaya pemasaran akan
Page 9
semakin murah. Untuk mengetahui keinginan calon pelanggan tersebut, harus
dilakukan survey pasar sebelum launching produk. Mengetahui keinginan
pelanggan merupakan langkah yang cukup rumit dan penuh ketelitian. Karena
berkaitan dengan teknik pengambilan data, akurasi data dan keterampilan
menganalisa data. Namun ada cara sederhana yang bisa dilakukan untuk
mengetahui keinginan pelanggan terhadap sebuah produk. Yang intinya adalah
mengetahui respon pelanggan terhadap sebuah produk yang akan dijual.
Kendala mengidentifikasi pelanggan
Kendala yang dihadapi penjual dalam mengidentifikasi pelanggan adalah
ketika seorang pelanggan tidak termotivasi untuk membeli produk barang atau
jasa yang ditawarkan penjual atau bahkan seorang pelanggan mengubah
pemikiran mereka pada menit-menit terakhir sebelum melakukan transaksi.
Dari sisi penjual mungkin penjual kurang begitu memberikan inovasi
dalam mempromosikan barang yang ditawarkan sehingga seorang pelanggan
kurang begitu tertarik untuk melihat barang yang dijual. Kesulitan yang sering
penjual hadapi biasanya menemukan ide dalam memotivasi pelanggan.
Dalam hal mengidentifikasi calon pelanggan, seorang penjual harus
mengenal kepribadian pelanggan. Menurut Richard (2008:202) kepribadian dibagi
menjadi 2 yaitu
1. Kepribadian Introvert,
ciri kepribadian Introvert yang harus diketahui penjual yaitu pelanggan yang
pemalu atau pendiam, rajin, dan suka memendam apa yang dirasakannya.
Dalam menghadapi pelanggan introvert, diperlukan penjual yang cakap ketika
menjelaskan informasi tentang produk, karena pelanggan tersebut sangat
analitis. Tetapi pelanggan introvert ini adalah tipe-tipe pelanggan yang
sensitive ketika menghadapi penjual yang suka mengikuti gerak-gerik mereka
ketika ingin melihat-lihat sesuatu barang yang dijual. Sehingga para penjual
yang datang kepada pelanggan introvert haruslah benar-benar dapat
memahami kemauan pelanggan tersebut.
2. Kepribadian Ekstrovert
Page 10
Richard mengatakan kepribadian Ekstrovert memiliki ciri yaitu apabila
pelanggan introvert pendiam dan cenderung pemalu, maka sebaliknya dengan
pelanggan ekstrovert. Pelanggan ekstrovert ini bisa juga disebut dengan
pelanggan yang cenderung suka berbicara, mereka juga mudah menanggapi
penjual ketika menawari barang yang dijualnya yang berbalik dengan sifat
pelanggan introvert yang tidak menanggapi penjual ketika menawarkan
barang yang dijualnya. Kebanyakan orang memiliki sifat dari kedua jenis
kepribadian extrovert atau introvert tetapi yang terpenting bagi seorang
penjual adalah mengetahui sifat calon pembeli termasuk golongan introvert
atau ekstrovert.
Membentuk kepribadian pelanggan merupakan kombinasi unik dari
berbagai faktor, tidak ada pelanggan yang betul-betul sama. Walaupun demikian,
banyak pelanggan yang mungkin mirip dari sudut satu karakteristik pribadi tetapi
tidak dari sudut karakteristik pribadi lainnya. Sifat-sifat tersebut mempengaruhi
cara pelanggan merespon usaha promosi para penjual dan kapan, dimana, dan
bagaimana mereka menkonsumsi jasa tertentu. Walaupun para penjual tidak dapat
mengubah kepribadian pelanggan supaya sesuai dengan produk yang dijual,
penjual harus mengetahui karakteristik kepribadian yang dapat mempengaruhi
respon khusus yang diberikan oleh penjual kepada konsumen sehingga dapat
menarik perhatian melalui sifat-sifat relevan yang melekat pada kelompok
pelanggan yang menjadi target penjualan.
Ada 2 faktor kendala sebelum terjadinya pembelian:
Faktor sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain memengaruhi alternatif
yang disukai seseorang akan bergantung pada 2 hal:
1. intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai pelanggan.
2. motivasi pelanggan untuk menuruti keinginan orang lain.
Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang tersebut
dengan pelanggan, semakin besar pelanggan akan mengubah niat membelinya.
Keadaan sebaliknya juga berlaku: preferensi seorang pelanggan terhadap suatu
merk akan meningkat jika seorang yang ia sukai juga sangat menyukai merk yang
Page 11
sama. Pengaruh orang lain akan menjadi rumit saat beberapa orang yang dekat
dengan pelanggan memiliki pendapat yang berlawanan dan pelanggan ingin
menyenangkan mereka semua.
Faktor situasi yang tidak terantisipasi, yang dapat muncul dan mengubah
niat pelanggan, jadi preferensi dan bahkan niat pembelian bukanlah peramal
perilaku pembelian yang benar- benar handal.
1.2 Mengkonfirmasi ulang permintaan pelanggan
Cara untuk mengetahui keinginan pelanggan adalah dengan cara:
a. Bertanya kepada pelanggan
Cara sederhana ini banyak dilupakan orang dalam menjual sebuah produk,
penjual begitu yakin dengan asumsinya bahwa yang diinginkan adalah sesuai
yang dia pikirkan. Padahal belum tentu. Contoh sederhana dari ini adalah
seperti tukang potong rambut yang selalu menanyakan model seperti apa yang
diinginkan sebelum memangkas rambut.
b. Jadilah pelanggan dari bisnis anda sendiri
Memposisikan diri sendiri seolah-olah pemilik bisnis adalah pelanggan dari
bisnisnya sendiri, memberikan pemahaman sudut pandang jika seorang
pemilik bisnis adalah pelanggan, apa saja yang mereka rasakan dan apa saja
yang mereka butuhkan dari produk. Dengan begitu penjual bisa menyesuaikan
produk sesuai sudut pandang pelanggan.
c. Kuisioner dan survey
Cara ini merupakan cara yang popular dilakukan untuk mengetahui keinginan
pelanggan. Bentuk tertulis dari kuisioner dan survey ini merupakan cara yang
dilakukan dengan penyebaran kuisioner dan hasilnya di buat analisa.
d. Statistik pelanggan
Penjual bisa menganalisa apakah seorang pelanggan merasa puas terhadap
produk yang di jual atau tidak dengan melihat statistic mereka. Apakah
mereka terus membeli produk yang kita jual atau menggunakan produk yang
kita jual hanya sekali saja. Jika mereka terus kembali dan berulang-ulang
berarti produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan, jika tidak maka perlu
Page 12
dipertanyakan kembali apakah produk kita memerlukan sebuah inovasi supaya
di minati pelanggan.
Bagaimanapun sebuah produk dijual adalah untuk memenuhi keinginan
pelanggan. Pelanggan tidak hanya mendapatkan produk yang tidak berguna,
meski itu baik. Tetapi juga membeli produk yang diperlukan, sehingga ia menjadi
pelanggan yang terus menerus membeli produk yang kita jual.
1.3 Menawarkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan
pelanggan
Kebermanfaatan mengidentifikasi pelanggan
Pemahaman terhadap perilaku pelanggan sangat bermanfaat untuk
kepentingan penyusunan strategi maupun bauran pemasaran. Melalui pemahaman
terhadap psikografis konsumen dan juga perilaku penggunaan, penjual dapat
melakukan segmentasi berdasarkan variabel tersebut. Berdasarkan sikap
konsumen, pemasaran dapat menyusun strategi promosi, khususnya iklan secara
tepat. Manfaat lain dari mempelajari perilaku pelanggan bagi penjual adalah
memungkinkan penjual memahami dengan tepat kebutuhan dan keinginan
pelanggan sehingga dapat membantunya untuk memuaskan pelanggan,
menerapkan konsep pemasaran dan memperluas legitimasi kemasyarakat (Sheth&
Mittal, 2004).
Tujuan dari penjualan adalah untuk memuaskan pelanggan. Setelah
pelanggan merasa puas, seorang penjual dapat menerima keuntungan dari
pelanggan. Menciptakan kepuasan pelanggan adalah suatu hal yang terpenting
dalam berbisnis karena bisnis itu tidak akan berjalan tanpa adanya pelanggan.
Kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu:
1. Menciptakan hubungan yang harmonis antara penjual dan pelanggan,
hubungan yang harmonis antar penjual dan pelanggan akan membuat
pelanggan merasa nyaman untuk menjadi pelanggan setia.
2. Peningkatan pendapatan, dengan menciptakan hubungan yang harmonis dan
menciptakan komunikasi yang baik antara penjual dan pelanggan, secara
otomatis akan meningkatkan pendapatan dan menambah omzet penjualan
Page 13
3. Memberikan hasil yang baik untuk terciptanya loyalitas pelanggan,
memungkinkan penjual untuk memanfaatkan informasi dari semua titik
kontak dengan pelanggan. Dengan adanya akonsistensi dan kemudahan dalam
mengakses dan menerima informasi untuk berkomunikasi antara penjual dan
pembeli, maka bagian penjualan dan pelayanan akan dapat memberikan
layanan yang lebih baik lagi kepada pelanggan dengan memanfaatkan
berbagai informasi penting mengenai pelanggan tersebut.
4. Memberikan informasi kepada orang lain karena merasa puas setelah membeli
suatu produk. Memberikan informasi dan proses yang diperlukan terhadap
orang lain untuk mengetahui keinginan mereka, memahami dan
mengidentifikasi kebutuhan mereka dan efektif membangun hubungan antara
penjual dan mitra distribusi
1.4 Menciptakan ekspektasi kinerja layanan
Memahami harapan pelanggan (customer expectation) pada pelanggan yang tepat,
maksudnya adalah perusahaan harus memilih kelompok pelanggan yang
hendak dilayani, kemudian perusahaan harus mampu memahami harapan
pelanggan tersebut, dan kemudian menyusun strategi untuk memenuhi
harapan pelanggan tersebut, sehingga kepuasan pelanggan akan tercipta.
Memilih Pelanggan yang Tepat
Sama dengan strategi pemasaran secara umum, strategi kepuasan pelanggan
dimulai dengan memilih kelompok konsumen yang tepat, baru kemudian
menetapkan target market yang hendak dibidik.
Strategi segmentasi dan targeting yang hendak dijalankan tergantung kebijakan
perusahaan, apakah akan melayani multi segmen atau fokus pada segmen tertentu.
Jika perusahaan memilih melayani beberapa segmen sekaligus, tetap harus
dibedakan, untuk tiap kelompok konsumen yang memiliki perbedaan segmen
tersebut, sehingga tujuan untuk menciptakan kepuasan pelanggan akan lebih
mudah tercapai.
Memahami Harapan Pelanggan Anda
Page 14
Memahami harapan pelanggan adalah kunci utama untuk menerapkan strategi
kepuasan pelanggan. Tanpa mengenal harapan pelanggan, akan sulit bagi
perusahaan untuk mampu memberikan pelayanan secara optimal kepada para
pelanggannya.
Pelanggan yang memiliki harapan yang tinggi, akan cenderung sulit untuk
dipuaskan, atau mendapatkan kepuasan pelanggan. Sedang pelanggan dengan
harapan rendah, akan mudah untuk dipuaskan atau dengan mudah mendapatkan
kepuasan pelanggan.
Secara umum ada dua tingkatan harapan pelanggan, yaitu :
Desired expectation, adalah harapan pelanggan tentang apa yang harus
dilakukan oleh perusahaan kepada para pelanggan.
Adequate expectation, adalah harapan pelanggan yang lebih rendah
dibandingkan desired expectation. Atau harapan pelanggan terendah yang
dianggap masuk akal oleh pelanggan, dan bisa ditoleransi oleh pelanggan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Harapan Pelanggan
Harapan pelanggan selalu berubah-rubah, mendekati sifat unik atau berbeda untuk
setiap orang / kelompok dan bersifat dinamis yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu (faktor-faktor harapan pelanggan) :
Experience (pengalaman pelanggan)
Pengalaman pelanggan (customer experience) atas suatu jasa atau produk akan
sangat berpengaruh terhadap desired expectation dan adequate expectation.
Seorang pelanggan yang mempunyai pengalaman pengajuan klaim asuransi dan
selesai dalam satu jam proses, akan terbentuk harapan dimasa mendatang bahwa
klaim asuransi tidak boleh lebih dari satu jam.
Communication
Komunikasi menjadi faktor berikutnya yang membentuk harapan pelanggan.
Komunikasi ini bisa berupa iklan merek produk, baik yang bertebaran di televisi,
poster, baliho, ataupuan media lain seperti sms broadcasting / LBA, banner dan
lainnya.
Page 15
Komunikasi oleh iklan ini sangat berpengaruh terhadap harapan konsumen akan
produk dan layanan tersebut. Bentuk komunikasi yang lainnya adalah word of
mouth, komunikasi dari mulut ke mulut.
Personal Needs
Faktor ketiga yang mempengaruhi harapan pelanggan adalah personal needs, yaitu
ekspektasi pelanggan yang dibentuk oleh faktor internal konsumen yang
bersangkutan.
Seperti kita ketahui, personality setiap orang bermacam-macam, (kombinasi dari 4
personality dengan tingkat kedalaman yang berbeda-beda akan menghasilkan
karakter yang beraneka ragam dalam jumlah yang hampir tak terbatas).
Mengendalikan Harapan Pelanggan
Harapan pelanggan memang berbeda-beda dan besifat dinamis, dan perusahaan
akan kesulitan jika harus memenuhi satu persatu atau memenuhi harapan semua
pelanggan yang beraneka macam tersebut. Itulah sebabnya penting bagi
perusahaan untuk bisa mengarahkan dan mengendalikan harapan pelanggan
tersebut.
Menggali Harapan Pelanggan Anda
Setelah kita mengetahui betapa pentingnya memahami harapan pelanggan untuk
menciptakan atau menformulasikan strategi kepuasan pelanggan, berikutnya kita
harus mengetahui, bagaimana cara untuk menggali harapan pelanggan tersebut.
Berikut adalah beberapa cara untuk menggali harapan pelanggan, yaitu:
Company Visit
Dengan model company visit yang diselenggarakan secara terus menerus ini
diharapkan perusahaan akan selalu dapat mengetahui harapan pelanggannya.
Peserta/pelanggan selain dikenalkan dengan lingkungan perusahaan, juga
dikenalkan dengan bagaimana sebuah produk diproses, sehingga pelanggan akan
lebih memahami dan lebih mencintai produk tersebut, sejatinya proses ini akan
membentuk harapan pelanggan.
Focus Group Discusion
Dalam model FGD ini, perusahaan akan mengundang beberapa pelanggan yang
representatif untuk diajak berdiskusi seputar produk, dengan point apa saja yang
Page 16
membuat para pelanggan tersebut merasa puas, tidak puas dan harapan terhadap
produk berikutnya.
Metode penggalian variabel produk atau atribut produk menggunakan teknik dig
deeper analysis, sehingga atribut sebenarnya yang dianggap penting oleh
pelanggan bisa dimunculkan.
Call Center atau Hot Lines Service
Cara yang lainnya adalah dengan membentu call center atau hot line service untuk
melayani keluhan pelanggan atau saran dari pelanggan.
Social Media
Perusahaan juga bisa menampung komplain pelanggan melalui sarana social
media, sekaligus solusi yang diberikan perusahaan, dimana aktivitas ini dapat
terbaca juga oleh pelanggan lain, sehingga pelanggan lain juga bisa memberikan
masukannya, apakah setuju ataukah punya pandangan yang berbeda. Data dan
hasil analisa dari interaksi lewat social media ini sangat berharga untuk bisa
mengetahui harapan-harapan pelanggan akan produk perusahaan tersebut.
Website dengan Forum atau Komunitas
Keberadaan sebuah website bagi sebuah perusahaan untuk saat ini sepertinya
sudah wajib, karena lewat website ini profile perusahaan bisa diketahui oleh siapa
saja yang ingin mengetahuinya, terutama pelanggan perusahaan tersebut.
Dan sebaiknya website tersebut dilengkapi dengan fasilitas untuk tanya jawab,
atau dibentuk forum atau komunitas pengguna produk tersebut.
Dengan adanya fasilitas forum atau komunitas dalam website perusahaan, maka
interaksi pelanggan yang ingin komplain atau sekedar memberi saran bisa
dilakukan dengan mudah.
Bahkan perusahaan bisa meminta para pelanggannya untuk memberikan masukan
sehubungan dengan diluncurkannya sebuah produk atau penambahan fitur produk,
sehingga atribut apa yang kurang dan harus ditambahkan atau diperbaiki dapat
diketahui dengan cepat.
Page 17
Elemen 2: Menyiapkan Pelaksanaan Layanan Pelanggan
2.1 Mempersiapkan seluruh sarana penunjang pelaksanaan layanan
Dalam praktiknya pemberian pelayanan yang baik kepada
pelanggan/nasabah bukan merupakan hal yang mudah mengingat banyak kendala
yang bakal dihadapi baik dari dalam perusahaan maupun dari dalam perusahaan.
Upaya memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggan harus dilakukan
sungguh-sungguh dengan memperhatikan faktor-faktor utama dan faktor-faktor
pendukung, yaitu:
1. Sumber daya manusia
Faktor utama yang berpengaruh adalah sumber daya manusia. Artinya, peran
manusia (karyawan) yang melayani pelanggan merupakan faktor utama karena
dengan hanya manusialah pelanggan dapat berkomunikasi secara langsung
dan terbuka. Kemudian sarana dan prasarana yang digunakan juga harus dapat
menunjang apa yang sudah dilakukan oleh manusia. Demikian pula dengan
kualitas produk yang ditawarkan harus memiliki kelebihan disbanding produk
pesaing.
Dalam praktiknya, pelayanan harus diberikan oleh semua unsur yang terlibat
dalam suatu perusahaan atau organisasi. Misalnya mulai dari cleaning service,
satpam sampai dengan direkturnya. Mereka semua harus terlibat serta mau
dan mampu memberikan pelayanan yang kualitasnya sama. Masing-masing
harus saling mendukung, sehingga pelayanan yang diberikan dalam rangka
memberikan kepuasan kepada pelanggan/nasabah secara optimal. Perlu
diingat bahwa pelanggan atau nasabah yang datang keperusahaan sekalipun
tanpa diundang merupakan tamu penting yang harus diberikan pelayanan yang
maksimal. Agar pelanggan/nasabah merasa dihargai, dihormati dan
diselesaikan masalahnya secara baik, setiap karyawan perlu juga memberikan
etikat pelayanan. Tanpa etiket pelayanan yang benar, jangan diharapkan
mendapat pleanggan/nasabah yang sesuai dengan keinginan bank, bahkan
tidak mungkin perusahaan akan kehilangan pelanggan/nasabah.
2. Sarana dan prasarana (fisik) yang dimiliki oleh perusahaan
Page 18
Faktor ini sangat mendukung terhadap kualitas pelayanan yang diberikan
nantinya. Faktor sarana dan prasarana seperti kenyamanan ruangan yaitu
ruangan yang lebar, pendingin udara yang cukup, penyusunan meja kursi yang
rapi dan artistik. Selanjutnya toilet termasuk penting juga bagi
pelanggan/nasabah.
3. Kualitas produk yang disajikan
Kualitas produk yang disajikan seperti ragam produk atau jenis produk yang
dijual lengkap sehingga nsabah tidak perlu pergi ketempat lain. Mutu atau isi
dari produk berkualitas tinggi, persyaratan yang tidak merepotkan dan jika
memang segmennya kelas tinggi harus disesuaikan. Yang terakhir adalah
faktor promosi yang juga perlu memperoleh perhatian.
Ketiga faktor ini harus saling mendukung satu sama lainnya. Apabila salah
satu faktor diabaikan, kualitas pelayanan yang diberikan menjadi berkurang
nilainya. Perbaikan kualitas pelayanan juga harus mengacu pada tiga faktor
diatas. Namun yang ditekankan disini hanya pelayanan yang diberikan oleh
para karyawan yang merupakan ujung tombak penjualan suatu produk
sehingga mampu menarik pelanggan sebanyak mungkin dan mampu
meningkatkan omzet penjualannya. Pada akhirnya dapat menciptakan laba
yang mampu menutupi semua biaya yang dikeluarkan perusahaan dan mampu
pula untuk melakukan ekspansi sehingga perusahaan dapat hidup terus
menerus secara layak seperti cita-cita sebelumnya dengan resep yang terlah
digunakannya
2.2 Mengkomunikasikan kebutuhan layanan pelanggan kepada seluruh
personil yang Terlibat
Personil yang terlibat dalam divisi pelayanan pelanggan, contact center, atau
semua bagian lain yang terkait dengan pelayanan, sering kali hanya “berbicara”
dan bukan “berkomunikasi”. Mereka mementingkan hal-hal teknis, birokrasi,
prosedur, dan urutan-urutan lain yang kaku. Ini memang tidak bisa disalahkan
sepenuhnya kepada mereka. Budaya perusahaan dan metode pelatihan kerap
menyumbang porsi paling besar atas semua kekakuan ini.
Page 19
Berkomunikasi dan berbicara merupakan dua hal yang berbeda. Berbicara adalah
sekadar menjawab apa yang ditanyakan oleh orang lain, sesuai dengan prosedur
yang sudah ditanamkan. Berbicara tak ubahnya dengan robot, karena robot pun
bisa menjawab semua pertanyaan yang sudah diprogramkan pada sirkuitnya.
Berkomunikasi lebih dari berbicara. Berkomunikasi berarti mempunyai empati,
pengertian, dan pemahaman atas permasalahan yang ada. Setelah itu, proses
komunikasi dilanjutkan pada proses pengambilan keputusan yang harus
memikirkan dan mengolah segala pertimbangan yang ada.
Bukan berarti berkomunikasi harus mematahkan sistem dan segala prosedur
perusahaan yang sudah dibuat, tapi komunikasi harus mementingkan fleksibilitas
dan win-win situation, sehingga semua permasalahan pelanggan bisa diberi solusi
yang sesuai dan tidak merugikan perusahaan.
Berkomunikasi juga berarti melibatkan emosi dan empati. Suka atau tidak, setiap
pembicaraan yang menyangkut permasalahan dalam pelayanan akan melibatkan
setiap faktor emosi dan empati. Jika Empati tidak bisa mengimbangi emosi, yang
ada pastilah saling menyalahkan dan saling membela diri.
Tips-tips berikut supaya pesan yang disampaikan bisa diserap dengan baik oleh
pelanggan.
a. Apa yang Hendak Disampaikan
Pikirkan apa hal yang hendak disampaikan dan pilihlah kata-kata yang hendak
digunakan. Menit-menit pertama dan terakhir adalah bagian terpenting. Anda
harus membuka, menjelaskan, dan menyimpulkan. Agar pesan Anda bisa diserap
maksimal, minimalkanlah kata-kata yang digunakan, dan hindari penjelasan yang
dirasa panjang lebar atau berbelit-belit.
b. Sederhanakan
Salah satu kesalahan fatal adalah meremehkan kepintaran pelanggan. Anda tidak
bisa menganggap pelanggan adalah orang yang tidak memahami permasalahan.
Bisa jadi mereka bahkan sudah tahu solusinya dibanding Anda. Tetapi, jangan
juga menganggap bahwa pelanggan sudah tahu atau mengerti benar akan
Page 20
permasalahan dan solusinya. Tugas pelayananlah untuk menyamakan persepsi dan
menyederhanakan segala hal semaksimal mungkin.
c. Berikan Penekanan
Jangan berharap yang Anda sampaikan bisa semuanya diserap oleh pelanggan.
Beberapa hal mungkin bisa lewat begitu saja. Walaupun demikian, mereka pasti
bisa mengingat tema atau topik utama yang hendak Anda sampaikan, jika Anda
memberikan penekanan yang cukup dan tak berlebihan pada penjelasan yang
disampaikan.
Cara terbaik menyampaikannya adalah dengan melakukan pengulangan dan
menyimpulkan kembali hal-hal yang dianggap penting dan memberi penekanan di
situ. Misalnya menekankan apa saja yang harus dilakukan pelanggan, pilihan
solusi apa saja yang ditawarkan, kapan dan bagaimana follow–up akan dilakukan
bilamana diperlukan.
d. Tunjukkan, Jangan Cuma Bicara
Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, Anda bisa melakukan lebih
banyak lagi daripada hanya lewat telepon atau channel lain. Kebanyakan dari
pelanggan akan lebih tertarik jika penjelasan disertai demonstrasi atau
ditunjukkan dengan visual. Itulah sebabnya penjelasan visual lebih mudah diingat
dan lebih tahan lama dalam ingatan.
Selain itu gesture, raut muka, atau bahasa tubuh juga harus diperhatikan jika
menangani pelayanan secara tatap muka langsung. Empati, emosi, dan simpati
bisa ditunjukkan secara lebih efektif dalam situasi ini, sehingga pelanggan bisa
mendapatkan image dan impresi yang positif akan pelayanan yang diberikan.
Tapi, jangan lupa pula bahwa setiap kesalahan dan kekurangan pelayanan juga
semakin mudah terlihat di mata pelanggan.
e. Libatkan Pelanggan
Sering kali bukan “apa” yang disampaikan, tetapi lebih pada “bagaimana” Anda
menyampaikannya. Libatkanlah audiens/pelanggan Anda. Buat mereka tertarik
dengan “menarik” mereka lebih dekat dengan topik utama, contohnya dengan
lebih sering menggunakan kata “kita” daripada kata “saya”.
Page 21
Sesekali ajukan pertanyaan kepada pelanggan agar mereka merasa dilibatkan
langsung. Dengan menjawab pertanyaan, pelanggan jadi lebih mudah memahami
dan mengingat kesimpulan dan solusi atas permasalahan yang ada. Pelanggan bisa
turut berpikir, turut mempertimbangkan, bahkan merasa dihormati, jika mereka
diberi kesempatan menjawab atau berbicara.
Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan perlu
dilakukan untuk memberikan kepuasan pada pelanggan. Juga, perlu dihindari
adanya pertentangan-pertentangan antara bagian-bagian atau unit-unit di dalam
perusahaan maupun antara perusahaan dengan pasarnya. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung
dalam suatu upaya yang terkoordinasi untuk memberikan kepuasan pada
pelanggan sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.
Dalam koordinasinya dengan bagian produksi misalnya, pemasar ingin
mendapatkan kepastian bahwa pesanan-pesanan dapt dipenuhi tepat waktu dengan
harga yang layak dan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan pelanggan. Ini
dapat juga diartikan bahwa personel produksi dan pemasaran harus menemukan
cara-cara untuk memodifikasi produk sesuai dengan keinginan pasar. Perusahaan
yang kurang berhasil sering memperlihatkan kedua bagian tersebut tidak mampu
bekerja sama menyelesaikan tugasnya.
Manajer pemasaran juga harus berinteraksi dengan manajer keuangan. Kegiatan-
kegiatan pemasaran sering memerlukan dana yang tidak sedikit, dan untuk itu
manajer pemasaran harus membicarakannya dengan manajer keuangan untuk
menyaipkan anggarannya. Jika dananya terbatas, manajer pemasaran harus
mencari jalan keluar untuk mengorganisasikan kembali kegiatan-kegiatannya agar
menjadi lebih efisien. Beberapa kegiatan yang memerlukan dukungan keuangan
yang cukup besar adlah periklanan,pengembangan produk,pemeliharaan
persediaan penyalur, dan lini kredit untuk membiayai pembelian pelanggan.
Elemen 3: Melaksanakan Pelayanan Prima
3.1 Memberikan layanan yang tepat sesuai permintaan pelanggan
Page 22
Karakteristik tentang pelayanan yang menjadi dasar bagaimana memberikan
pelayanan yang terbaik, yaitu:
a. Pelayanan bersifat tidak nyata, pelayanan sangat berlawanan sifatnya dengan
barang jadi.
b. Pelayanan merupakan tindakan nyata yang sifatnya mempengaruhi tindakan
sosial.
c. Secara nyata produksi dan konsumsi tidak dapat dipisahkan, karena
kejadiannya bersamaan terjadi ditempat yang sama.
Pengertian Pelayanan Prima
Perlu digarisbawahi, bahwa di dalam definisi layanan prima minimal harus ada
tiga hal pokok, yaitu adanya pendekatan sikap yang berkaitan dengan kepedulian
kepada pelanggan, upaya melayani dengan tindakan terbaik, dan ada tujuan untuk
memuaskan pelanggan dengan berorientasi kepada standar layanan tertentu.
Pelayanan prima adalah terjemahan dari istilah excellent service yang secara
harfiah berarti pelayanan yang sangat baik dan atau pelayanan yang baik. Disebut
sangat baik atau terbaik, karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku
atau dimiliki oleh instansi yang memberikan pelayanan serta memuaskan
pelanggan.
Service excellent adalah bagaimana membuat pelanggan merasa penting dan
diistimewakan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Barata
(2003:25) yang mengatakan bahwa service excellent merupakan pengembangan
dari customer care dan customer service, dalam memberikan layanan terbaik
kepada pelanggan harus berorientasi kepada kepentingan para pelanggan,
sehingga memungkinkan kita mampu memberikan kepuasan optimal
Arti Penting Pelayanan Prima
1. Layanan prima memiliki makna ekonomi
Pelanggan adalah kunci untuk meraih keuntungan. Tujuan tersebut berupa
memaksimalkan laba dengan mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan
Page 23
pasar dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab
sosial dan sebagainya.
Mempertahankan pelanggan lebih mudah dibandingkan mencari pelanggan
yang baru karena mencari pelanggan yang baru lebih sulit, manajemen perlu
ekstra bekerja keras dan membutuhkan pengorbanan yang besar dari segi
finansial pemasaran dan membutuhkan tenaga pemasaran yang berjumlah
banyak maupun dari segi waktu pelayanan dengan proses yang cukup lama
dan harus beberapa kali melalui upaya mencari hubungan dan menarik hati
calon pelanggan dengan membentuk suatu pencitraan yang positif yang
membutuhkan kreativitas tinggi melalui promosi perkenalan produk,
presentasi produk, penyebaran browser, acara promosi penjualan dan iklan
yang membutuhkan biaya yang sangat besar agar dapat meyakinkan dimata
pelanggan, percaya akan citra produk atau perusahaan bernilai baik. Bila
mereka puas ada kemungkinan menunjukkan loyalitas dengan memberi tahu
dan memberikan informasi kepada orang lain atau teman dekatnya dan tingkat
kepercayaan melalui testimony (ucapan seseorang) lebih tinggi dan efektif
selain biaya yang dikeluarkan lebih rendah.
Dengan terus membesarnya kegiatan bisnis tanpa efisiensi dan efektivitas
pelayanan yang baik dapat mengakibatkan tingginya rekening telepon,
tingginya biaya pengembalian produk dan tingginya tingkat kecelakaan
industri.
2. Pelayanan prima tempat berkumpul uang dan pekerjaan
Tanpa pelanggan, kita/perusahaan tidak punya apa-apa, kitalah/perusahaanlah
yang bergantung pada pelanggan dan untuk pelanggan lah yang bergantung
pada pelanggan dan untuk pelanggan lah kita bekerja, karena pelanggan
sumber uang dan pekerjaan.
Pelayanan dan kepuasan pelanggan adalah merupakan tujuan utama dalam
perusahaan karena tanpa pelanggan, perusahaan tidak aka nada. Aset
perusahaan sangat kecil nilainya tanpa keberadaan pelanggan. karena ini
tugas utama perusahaan adalah penarik dan mempertahankan pelanggan.
Page 24
pelanggan ditarik dengan tawaran yang lebih kompetitif dan dipertahankan
dengan memberikan kepuasan. Memusatkan perhatian pada kebutuhan
pelanggan, dengan memadukan semua kegiatannya akan mempengaruhi
pelanggan dan menghasilkan laba melalui kegiatan pelayanan fokus terhadap
kupuasan pelanggan. bila pelayanan tidak menjadi prioritas utama maka akan
mengakibatkan gagal penjualan produk atau jasa sehingga menurunkan segi
profitabilitas.
3. Persaingan yang semakin tajam
Terus membesarnya kegiatan bisnis, semakin ketatnya kompetisi serta
rendahnya atau turunnya pangsa pasar dikarenakan semakin banyak produsen
yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan,
menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan
pelanggan sebagai tujuan utama. Hal ini tercermin dari semakin banyaknya
perusahaan yang menyertkan komitmennya terhadap kepuasan pelanggan
dalam pernyataan misinya, iklan, maupun public relations release. Dewasa ini
semakin diyakini bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah
memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian
produk dan jasa berkualitas dengan harga bersaing. Dengan semakin
banyaknya produsen yang menawarkan produk dan jasa, maka pelanggan
memiliki pilihan semakin banyak. Dengan demikian kekuatan tawar menawar
pelanggan semakin besar, terutama aspek keamanan dan pemakaian barang
atau jasa tertentu.
4. Pemahaman yang semakin baik terhadap pelanggan
Dalam era kompetisi bisnis yang ketat seperti sekarang, kepuasan pelanggan
merupakan hal yang utama, pelanggan diibaratkan seorang raja yang harus
dilayani namun hal ini bukan berarti menyerahkan segalanya kepada
pelanggan. usaha memuskan kebutuhan pelanggan harus dialakukan secara
menguntungkan atau bersifat win-win situation yaitu keadaan dimana kedua
belah pihak merasa menang dan tidak ada yang dirugikan. Tentunya
mensyaratkan atas peningkatan taraf hidup, regulasi dari pemerintah mengenai
hak-hak pelanggan, juga semakin kompleksnya kegiatan bisnis serta
Page 25
terjadinya ledakan data informasi berimplikasi kepada keharusan dalam
perbaikan mutu layanan dan perbaikan kinerja front line staf.
Tujuan Pelayanan Prima
Tujuan pelayanan prima adalah untuk mencegah pembelotan dan
membangun kesetiaan pelanggan atau customer loyality. Pembelotan pelanggan
atau berpaling pelanggan disebabkan karena kesalahan pemberian pelayanan
maupu sistem yang digunakan oleh perusahaan dalam melayani pelanggan. Selain
itu tujuan pelayanan prima adalah, memberikan pelayanan yang dapat memenuhi
dan memuaskan pelanggan atau masyarakat serta memberikan fokus pelayanan
kepada pelanggan. Pelayanan prima dalam sektor publik didasarkan pada aksioma
adalah pemberdayaan sektor Bisnis Pelayanan berorientasi pada profit. Bagi
perusahaan, pelayanan prima bertujuan terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Apabila pelayanan yang diberikan tidak memuaskan tentu saja akan
mengecewakan pelanggannya
Adapun tujuan lain pelayanan prima adalah sebagai berikut:
a. Untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan
b. Untuk menimbulkan kepuasan dari pihak pelanggan agar segera segera
membeli produk/jasa yang ditawarkan pada saat itu juga.
c. Untuk menimbulkan kepercayaan pelanggan terhadap produk/jasa yang
ditawarkan
d. Menghindari terjadinya komplain yang tidak perlu dikemudian hari
terhadap perusahaan.
e. Menjaga pelanggan agar pelanggan terus merasa kebutuhannya dipenuhi
f. Dan untuk mepertahankan pelanggan, agar pelanggan tetap setia
Manfaat Pelayanan Prima
Pelayanan prima akan bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan
kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai acuan pengebangan
penyusunan standar pelayanan. Penyedia layanan, pelanggan atau stakeholder
dalam kegiatan pelaynan akan memiliki acuan tentang bentuk, alasan, waktu dan
Page 26
tempat dan proses pelayanan yang seharusnya. Sikap yang perlu dimiliki oleh
pegawai berdasarkan konsep pelayanan prima adalah sebagai berikut:
a. Rasa memiliki terhadap instansi
b. Rasa kebanggaan terhadap pekerjaan
c. Loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaan
d. Ingin menjaga martabat dan nama baik instansi/perusahaan.
Untuk perusahaan profit, tentu saja pelayanan prima ini merupakan hal yang
terpenting, karena kelangsungan hidup perusahaan tentu saja dipengaruhi oleh
pelayanan prima yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Jika perusahaan tidak
dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan tentu saja pelanggan akan
berpaling kepada perusahaan lain. Oleh karena itu, beberapa perusahaan
melakukan beberapa hal dalam peningkatan kualitas pelayanan. Salah satunya
adalah memberikan training kepada karyawannya. Disiplin dalam bekerjapun
merupakan salah satu factor penunjang dalam memberikan pelayanan.
Fungsi Pelayanan prima
Fungsi pelayanan prima adalah sebagai berikut:
a. Melayani pelanggan dengan ramah, tepat dan cepat
b. Menciptakan suasana yang nyaman agar pelanggan merasa dipentingkan
c. Memuaskan pelanggan agar pelanggan percaya terhadap produk/jasa yang
ditawarkam perusahaan, dan mau bermitra lagi dikemudian hari
d. Memberikan keuntungan kepada perusahaan.
Kesetiaan pelanggan tidak dapat dibeli, kesetiaan tidak dapat dipaksakan,
kesetiaan diperoleh melalui kepuasan yang diterima seiring berjalannya waktu dan
usaha, kesetiaan terwujud bukan karena hal berupa nilai uang saja, kesetiaan tidak
dapat diperjual belikan, karena kesetiaan datangnya dari lubuk hati dari
ketuluasan hati nurani yang terjadi karena akibat adanya rasa puas yang diterima
dan dirasakan pelanggan, karena pelayanan yang diterima sangat baik dan itu
terus dilakukan tanpa ada batas waktu. Perusahaan dan petugas pelayanan tetap
berusaha untuk menjaga proses pelayanan dengan sangat baik sehingga akan
Page 27
tertanam didalam hati pelanggan dan pada akhirnya pelanggan mengikuti dengan
kesetiaannya yang akan selalu diberikannya.
3.2 Menjaga elemen fisik dan/atau penampilan sesuai kebutuhan pelanggan
Pada dasarnya pelayanan terhadap pelanggan tergantung dari latar
belakang karyawan tersebut, baik suku bangsa, pendidikan, pengalaman, budaya
atau adat istiadat. Namun, agar pelayanan menjadi berkualitas dan memiliki
keseragaman, setiap karyawan perlu dibekali dengan pengetahuan yang mendalam
tentang dasar-dasar pelayanan.
Berikut ini dasar-dasar pelayanan yang harus dipahami dan dimengerti seorang
Costumer service, pramuniaga, public relation, satpam dan kasir
1. Berpakaian dan berpenampilan rapih dan bersih Artinya karywan harus
mengenakan baju dan celana yang sepadan dengan kombinasi yang menarik.
Karyawan juga harus berpakaian rapi, bersih tidak kumal, misalnya baju
lengan panjang tidak boleh digulung. Pakaian yang dikenakan harus
membeikan kesan yang benar-benar memikat konsumen. Gunakan pakaian
seragam jika karyawan diberikan pakaian seragam sesuai yang telah
dierapkan.
2. Percaya diri, bersikap akrab dan penuh senyum Dalam melayani nasabah,
karywan tidak boleh ragu-ragu akan tetapi harus memiliki keyakinan dan
percaya diri yang tinggi. Karyawan juga harus dapat bersikap akrab dengan
pelanggan, seolah-olah sudah kenal lama. Dalam melayani nasabah juga harus
murah senyum dengan raut muka yang menarik hati serta tidak dibuat-buat.
3. Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama jika sudah dikenal.
Pada saat nasabah datang karyawan harus serta menyapa lebih dulu dan kalau
sudah penah ketemu sebelumnya, usahakan menyapa dengan menyebut
namanya. Namun, jika belum kenal dapat menyapa dengan sebutan bapak/ibu,
dan menanyakan apa yang dapat kami bantu.
4. Tenang, sopan, hormat serta tekun mendengarkan setiap pembicaraan.
Usahakan pada saat melayani nasbah, karyawan dalam keadaan tenang, tidak
terburu-buru, sopan santun dalam bersikap. Kemudian tunjukkan sikap
Page 28
menghormati tamu, tekun mendengarkan sekaliguas berusaha memahami
keinginan pelanggan. usahakan jangan menyuruh pelanggan/nasabah
mengulang kembali pertanyaan atau keinginannya, karena terkesan kita tidak
serius mendengarkan pembicaraannya.
3.3 Melaksanakan ketanggapan terhadap permintaan tambahan dari
pelanggan
Berikut ini beberapa ciri pelayanan yang harus diikuti oleh karyawan yang
bertugas melayani pelanggan/nasabah:
1. Tersedianya karyawan yang baik
Kenyamanan nasabah sangat tergantung dari karyawan yang melayaninya,
karyawan harus ramah, sopan dan menarik. Di samping itu, karyawan harus
cepat tanggap, pandai bicara menyenangkan serta pintar. Karyawan juga harus
mampu memikat dan mengambil hati nasabah sehingga nasabah semakin
tertarik. Demikian juga dengan cara kerja karyawan harus rapi, cepat, dan
cekatan.
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik
Pada dasarnya nasabah ingin dilayani secara prima. Untuk melayani nasabah,
salah satu hal yang paling penting diperhatikan, di samping kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia adalah sarana dan prasarana yang dimiliki
perusahaan. Peralatan dan fasilitas yang dimiliki seperti tuang tunggu dan
ruang untuk menerima tamu harus dilengkapi berbagai fasilitas sehingga
membuat pelanggan nyaman atau betah dalam ruangan tersebut.
3. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah sejak awal hingga akhir
Artinya dalam menjalankan kegiatan pelayanan karyawan harus mampu
melayani dari awal sampai tuntas atau selesai. Nasabah akan merasa puas jika
nasabah bertanggung jawab terhadap pelayanan yang diinginkannya. Jika
terjadi sesuatu, karyawan yang dari awal menangani masalah tersebut, segera
mengambil alih tanggung jawabnya.
Pelanggan yang tidak puas selalu membicarakan hal-hal yang negative tentang
perusahaan. Biasanya suatu kejelekan akan sangat cepat berkembang dari pada
Page 29
kebaikan.
4. Mampu melayani secara cepat dan tanggap
Artinya layanan yang diberikan harus sesuai jadwal untuk pekerjaan tertentu
dan jangan membuat kesalahan dalam arti pelayanan yang diberikan sesuai
dengan standar perusahaan dan keinginan nasabah
Melayani secara cepat artinya melayani dalam batasan waktu normal.
Pelayanan untuk setiap transaksi sudah memiliki standar waktu. Karyawan
juga harus pandai mengatur waktu dan jangan membicarakan hal-hal di luar
konteks pekerjaan secara berlebihan pada saat melayani pelanggan.
5. Mampu berkomunikasi
Artinya karyawan harus dapat berkomunikasi dengan bahasa yang jelas dan
mudah dimengerti. Jangan menggunkan istilah yang sulit dimengerti.
Komunikasi harus dapat membuat pelanggan senang sehingga jika nasabah
mempunyai masalah, nasabah tidak segan-segan mengemukakan kepada
petugas. Mampu berkomunikasi juga akan membuat setiap permasalahan
menjadi jelas sehingga tidak timbul salah paham. Komunikasi sangat penting
terutama untuk hubungannya secara langsung.
6. Memberikan kepercayaan kepada nasabah
Kepercayaan calon nasabah kepada perusahaan mutlak diperlkan sehingga
calon nasabah mau menjadi nasabah perusahaan yang bersangkutan.
Demikian pula untuk menjaga nasabah yang lama perlu dijaga
kepercayaannya agar tidak lari. Semua ini melalui pelayanan karyawan
khusus dari seluruh karyawan perusahaan umumnya.
Kepercayaan merupakan ujung tombak perusahaan untuk menjalankan
aktifitasnya. Sekali pelayanan yang diberikan dapat memutuskan pelanggan,
maka akan menimbulkan kepercayaan. Satu hal yang perlu diingat bahwa
meningkatkan kepercayaan lebih berat daripada mempertaruhkan
kepercayaan yang sudah diberikan.
Konsep Pelayanan Prima berdasarkan pendekatan A4
Dalam upaya menerapkan pelayanan prima kepada pelanggan, ada banyak poin
Page 30
yang wajib diperhtikan dan dilaksanakan, satu di antaranya adalah menjalankan
konsep A4, yang terdiri dari:
a. Attidute (sikap)
Dalam menjalankan konsep pelayanan prima kepada pelanggan, sikap atau
attidute merupakan poin yang utama. Sikap yang ramah dan sabar dalam
melakukan pelayanan kepada konsumen, baik itu pelanggan kelas atas
maupun pelanggan kecil yang harus diterapkan dengan seimbang. Untuk
menciptakan sikap Attidute yang baik dimata konsumen, maka para pegawai
yang berinteraksi langsung kepada konsumen wajib menggunakan bahasa
sopan, cekatan dalam menangani keluhan, dan menjadikan pelanggan sebagai
seorang raja
Sikap mencerminkan perilaku atau gerak-gerik yang terlihat pada diri
seseorang ketika ia menghadapi situasi tertentu atau ketika berhadapan dengan
orang lain. Dalam pola pelayanan prima, sikap yang ditonjolkan oleh pihak
yang melayani harus mencerminkan gerak-gerik dan perangai yang mampu
menarik kesenangan pihak yang dilayani.
b. Attention (perhatian)
Adalah tindakan untuk memperhatikan keinginan pelanggan serta fokus dalam
menciptakan kepuasan konsumen. Atensi tersebut dapat diwujudkan dengan
berbagai cara, misalnya mencermati karakter yang datang, memahami
kepentingan dan kebutuhan pelanggan, serta mampu memberikan nasihat
kepada pelanggan jika diperlukan.
Memberikan perhatian kepada pelanggan internal
Perhatian yang diberikan kepada pelanggan internal harus dilakukan secara
timbal balik, baik dari jajaran manajemen perusahaan terhadap bawahannya,
maupun oleh masing-masing pegawai terhadap pegawai lainnya. Memberikan
perhatian secara timbal balik merupakan bagian dari keterbukaan manajemen,
hal ini juga sangat berguna untuk menampung keinginan, saran dan kritik
pegawai bagi perusahaan serta dapat membina arus komunikasi formal
maupun nonformal antar pegawai pada berbagai tingkatan.
Page 31
Memberikan perhatian kepada pelanggan eksternal
Memberikan perhatian kepada pelanggan ekstrenal akan sangat dirasakan pada
saat pegawai atau penyedia layanan berinteraksi langsung kepada
nasabah/pelanggan. oleh karena itu pimpinan atau segenap pegawai harus
mampu berinteraksi dengan pelanggan. misalnya mampu menjadi pendengar
yang baik bagi pelanggan, mampu memposisikan diri sebagai penampung
keluhan, kritik dan saran dari pelanggan serta mampu memposisikan diri
sebagai fasilitator untuk mewujudkan keinginan pelanggan.
c. Action (tindakan)
Setelah memulai pelayanan ke konsumen dengan sikap (attidute) yang bagus
dan kemudian memperhatikan segala kebutuhan pelanggan, maka langkah
berikutnya adalah segera melakukan tindakan guna mewujudkan apa yang
diharapkan oleh konsumen. Action yang dilakukan hendaknya memenuhi
prinsip cepat, tepat, hemat, dan selamat. Misalnya dalam usaha jasa reparasi
komputer, pelanggan yang datang tentu berharap agar komputer yang ingin di
perbaiki bisa segera cepat selesai dengan diagnose masalah yang tepat, biaya
yang hemat serta di reparasi dengan selamat.
Pelaksanaan pelayanan prima yang didasarkan pada konsep tindakan (action)
dapat diartikan sebagai rangkaian perbuatan nyata yang dilakukan untuk
mewujudkan pemberian layanan terbaik bagi pelanggan. tindakan yang
tergolong pada tindakan nyata adalah semua upaya yang dilakukn sejak
seseorang/kelompok merencanakan untuk mendirikan perusahaan,
mennyelenggarakan aktifitas produksi barang atau pembentukan jasa sampai
dengan memberikan layanan langsung.
d. Anticipation (antisipasi)
Sebagai back up terakhir dari usaha melakukan pelayanan prima kepada para
konsumen adalah menyiapkan solusi dari segala kemungkinan yang terjadi di
dalam bisnis. Hal tersebut dikenal dengan istilah antisipasi bisnis. Antisipasi
yang perlu dipersiapkan dalam pelayanan prima tentu yang menyangkut
dengan kepentingan konsumen. Misalnya dalam jasa laundry pakaian,
pelanggan akan diberikan uang pengganti atau pakaian sejenis ketika hasil
Page 32
cucian terjadi kecacatan atau robek. Unuk itulah diperlukan antisipasi yang
berupa dana antisispasi atau lainnya demi menjamin kepuasan dan loyalitas
para pelanggan.
3.4 Menunjukkan empati terhadap pelanggan ditunjukkan
Setidaknya ada lima kriteria pokok kualitas pelayanan yaitu sebagai berikut:
a. Bentuk fisik (tangibles), yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukkan
eksistensinya pada pelanggan. penampilan dan kemampuan sarana dan
prasarana fisik perusahaan dan lingkungan sekitarnya. Bentuk bangunan, tata
ruang dan desain interior gedung merupakan bentukfisik yang dapat
meyakinkan nasabah/pelanggan.
b. Kehandalan (reability), yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan
c. Ketanggapan (renponiseveness) yaitu kemampuan perusahaan untuk
menolong pelanggan dan ketersediaan untuk melayani nasabah dengan baik
d. Jaminan (assurance) yaitu kemampuan pegawai untuk menumbukan rasa
percaya para nasabah pasa perusahaan.
e. Empaty (empaty) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual yang diberikan kepada para nasabah dengan berupa memahami
keinginan nasabah/pelanggan.
Empati karyawan dari perusahaan menjadi bagian kualitas pelayanan yang
penting, dimana empati merupakan salah satu ketrampilan sosial untuk menilai
apa yang sedang terjadi dalam situasi pelayanan (Sujiono, 2009). Setiap karyawan
harus memiliki kemampuaan yang peka terhadap perubahan situasi yang terjadi
pada waktu dan tempat tertentu serta harus tanggap mengambil tindakan. Empati
memaknai dengan bentuk perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi
yang diberikan kepada konsumen dengan berupaya memahami keinginan
konsumen tersebut dengan harapan konsumen akan merasa puas dan setia untuk
melakukan pembelian dalam jangka waktu panjang.
Konsumen yang merasa puas dengan empati yang diberikan perusahaan
maka konsumen akan setia dengan layanan yang diberikan perusahaan tersebut
Page 33
(Kotler & Keller, 2009b). Setiap perusahaaan hendaknya perlu memperhatikan
empati dalam memberikan pelayanan untuk pemenuhan harapan konsumennya,
dimana juga untuk menciptakan dasar terbentuknya kesetiaan konsumen terhadap
perusahaan. di sisi lain, menurut Wong dan Sohal (2003) bahwa empati berguna
untuk menjalin hubungan pelanggan dalam layanan di tingkat interpersonal,
sebagai karyawan memainkan peran utama dalam membentuk layanan
pengalaman karena ketidakterpisahan dari pertemuan langsung tatap muka antara
layanan dan penyedia layanan.
Empati juga memiliki peranan yang penting terhadap loyalitas konsumen,
dimana konsumen yang merasa puas dengan empati maka konsumen akan setia
dengan layanan yang diberikan oleh perusahaan tersebut (Kotler & Keller, 2009).
Setiap perusahaan hendaknya perlu memperhatikan empati dalam memberikan
pelayanan pada konsumennya dimana hal tersebut dasar terbentuknya kesetiaan
konsumen. Menurut Wong dan Sohal (2003) bahwa empati kondusif untuk
pembentukan hubungan pelanggan dalam layanan ditingkat interpersonal, sebagai
karyawan memainkan peran utama dalam membentuk layanan dari pertemuan
langsung tatap muka antara layanan dengan penyedia layanan. Sehingga empati
positif yang diberikan kepada konsumen akan berdampak pada kesetiaan
konsumen untuk melakukan pembelian berulang.
Bagaimana Perusahaan melayani pelanggan, mendengarkan mereka, memberikan
janji kepada mereka merupakan salah satu bentuk tanggapan perusahaan dalam
menangani pelanggan. Karena pelanggan memang menjadi suatu kebutuhan dan
keharusan yang dimiliki sebuah bisnis. Oleh karena itu setiap perusahaan harus
tahu bagaimana mereka melayani dan membuat pelanggan mereka senang
berbisnis dengannya.
Berikut ini beberapa cara memberikan tanggapan kepada pelanggan diantaranya:
1. Benar – benar mendengarkan mereka
Seorang pelanggan yang datang pada perusahaan anda tentu menginginkan sebuah
solusi dari masalah yang mereka miliki. Ketika mereka bercerita dan
mengeluhkan sebuah masalah maka tugas Anda adalah mendengarkan mereka
Page 34
dengan baik dan memperhatikan setiap detail kebutuhan mereka. Jangan pernah
sekalipun menyela ucapan mereka. Dengarkan dan perhatikan saja apa yang
mereka ingin sampaikan. Setelah Anda mendengarkan dengan baik, Anda bisa
dengan mudah menawarkan solusi kepada mereka.
2. Jangan mengabaikan mereka
Pelanggan hanya ingin dilayani dengan cepat, bahkan jika jawaban Anda tidak
dapat dikirimkan segera, mereka masih tetap ingin mendapatkan jawaban yang
mereka inginkan. Jangan pernah mengabaikan setiap pertanyaan pelanggan. Dan
jangan sampai Anda mengingkari setiap janji yang Anda buat kepada mereka.
Buatlah janji yang mudah untuk Anda penuhi.
3. Mengakomodasi kebutuhan pelanggan
Anda pasti sadar bahwa melayani pelanggan bukanlah hal yang mudah.
Mendengarkan setiap permintaan dan kebutuhan mereka tentu tidaklah mudah.
Anda juga tidak bisa memastikan bahwa segala kebutuhan pelanggan dapat Anda
penuhi dengan cepat. Tapi ini bukan berarti Anda tidak mau mendengarkan atau
bahkan mengabaikan permintaan pelanggan. Anda bisa mengakomodasi setiap
permintaan pelanggan. Meskipun banyak dan tidak mungkin, pelanggan akan
tetap menjadi brand ambassador potensial bagi bisnis Anda.
4. Membangun kepercayaan
Banyak cara yang dapat Anda lakukan dalam upaya membangun kepercayaan
bagi pelanggan Anda. Anda memang harus terus memberikan pelayanan terbaik
mulai dari mendengar hingga memenuhi janji kepada pelanggan Anda. Ketika
Anda mampu memberikan apa yang pelanggan inginkan dan terus memberikan
pelayanan terbaik, secara otomatis pelanggan akan mempercayai apa yang Anda
tawarkan.
Page 35
5. Hidupkan nilai perusahaan
Untuk memastikan bahwa sebuah perusahaan akan bertahan lama di pasaran,
mereka harus bisa menghidupkan nilai perusahaan. Salah satu caranya yaitu
melalui pelayanan kepada pelanggan. Anda dapat menunjukkan apa dan
bagaimana bisnis Anda melalui tata cara dan teknik Anda dalam melayani
pelanggan dan memenuhi kebutuhan mereka. Setiap karyawan yang dimiliki harus
tahu cara ini, karena tidak menutup kemungkinan mereka akan bertemu dengan
salah satu pelanggan Anda di luar sana.
-
Page 36
7.4 SOAL LATIHAN
KUK 1.1 01. Langkah paling awal untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan
adalah:
a. Menetapkan kepentingan relatif dari kebutuhan pelanggan
b. Mengumpulkan data mentah tentang karakter pelanggan
c. Menerjemahkan data mentah ke dalam istilah kebutuhan pelanggan
d. Mengelompokkan kebutuhan berdasarkan hirarki (primer, sekunder,
tersier)
KUK 1.1 02.Yang dimaksudkan dengan “what not how” pada saat
menerjemahkan data mentah ke dalam istilah kebutuhan pelanggan
adalah:
a. Mengekspresikan kebutuhan sebagai suatu atribut dari produk
b. Menggunakan kalimat positif, bukan negatif.
c. Menghindari kata harus (must) dan kata sebaiknya (should)
d. Mengekspresikan apa yang harus dilakukan produk, bukan
bagaimana produk melakukannya
KUK 1.2 03.Ekspektasi dan diskonfirmasi yang ada dalam kepuasan pelanggan
merupakan proses:
a. Induktif c. Kognitif
b. Deskriptif d. Adaptif
KUK 1.3 04. Pelayanan jasa yang cepat dan tepat sesuai dengan harapan
konsumen dimaksudkan agar:
a. Konsumen melakukan pembelian ulang
b. Mendapatkan pujian dari konsumen
c. Pesaing sulit meniru kinerja layanan
d. Konsumen memberi tips lebih
KUK 1.4 05. Penilaian kinerja layanan mengacu pada:
a. Visi dan misi perusahaan
b. Ekspektasi pelanggan
c. Peraturan tentang layanan public
d. Prosedur standar operasi
Page 37
KUK 1.4 06. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan kinerja layanan yang
lebih rendah dari harapan (ekspektasi) adalah:
a.Diskonfirmasi negatif
b.Diskonfirmasi positif
c.Konfirmasi negative
d.Konfirmasi positif
KUK 1.4 07. Kemampuan memberikan pelayanan kepada pelanggan sesuai
dengan yang diharapkan mencakup 2 hal, yaitu:
a. Competence dan performance
b. Security dan dependability
c. Performance dan dependability
d. Performance dan communication
KUK 2.1 08. Fasilitas restoran di sebuah hotel merupakan jenis layanan:
a. Core service
b. Facilitating service
c. Supporting service
d. Additional service
KUK 2.1 09. Dalam klasifikasi Parasuraman (1990), dimensi competence,
credibility, dan security dimasukkan ke dalam dimensi:
a. Kepedulian (emphaty)
b. Bukti langsung (tangible)
c. Daya tanggap (responsiveness)
d. Jaminan (assurance)
KUK 2.2 10. Faktor pembentuk harapan pelanggan melalui media komunikasi
antara lain berupa:
a. Kebutuhan pelanggan
b. Iklan/publikasi
Page 38
c. Pengalaman masa lalu
d. Image pelanggan
KUK 3.1 11. Untuk pelayanan yang belum memiliki standar, maka yang
dimaksud dengan pelayanan prima adalah:
a. Pelayanan yang melebihi standar
b. Pelayanan yang menyamai standar
c. Pelayanan di bawah standar
d. Pelayanan terbaik bersifat umum
KUK 3.2 12. Hal yang termasuk dalam ekspresi mulut dalam pelayanan prima
antara lain adalah:
a. Kontak mata harus disertai dengan senyuman
b. Hindari pengalihan pandangan
c. Berbicara sewajarnya dan jangan dibuat-buat
d. Menganggukkan kepala sebagai isyarat menghormat atau persetujuan
KUK 3.3 13. Indikator untuk mengukur persepsi dimensi ketanggapan
(responsiveness) antara lain adalah:
a. Kepatuhan terhadap peraturan
b. Menghasilkan jumlah dan kualitas kerja yang memuaskan
c. Akurasi pelayanan yang berkaitan dengan reliabilitas
d. Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat
KUK 3.4 14. Pelayanan prima berdasarkan perhatian (attention) meliputi prinsip
antara lain:
a. Melayani pelanggan dengan berpikiran positif, sehat, dan logis
b. Mengamati dan menghargai perilaku para pelanggan
c. Mencatat setiap pesanan para pelanggan
d. Mencatat kebutuhan para pelanggan
KUK 3.4 15. Pelayanan prima berdasarkan konsep sikap (attitude) meliputi
prinsip antara lain:
a. Melayani pelanggan dengan berpikiran positif, sehat, dan logis
Page 39
b. Mengamati dan menghargai perilaku para pelanggan
c. Mencatat setiap pesanan para pelanggan
d. Mencatat kebutuhan para pelanggan
7.5 PRAKTEK UNJUK KERJA
No.
KUK Daftar tugas/ instruksi
1.3 Menawarkan layanan pada pelanggan
1.4 Menciptakan ekspektasi pelanggan terhadap kinerja layanan
2.1 Menyiapkan seluruh sarana penunjang pelaksanaan layanan
2.2 Mengkomunikasikan kebutuhan layanan pelanggan kepada seluruh
personil yang terlibat
3.1 Memberikan layanan yang sesuai permintaan pelanggan
3.2 Melaksanakan penjagaan terhadap elemen fisik dan penampilan
3.3 Melaksanakan ketanggapan terhadap permintaan tambahan dan
pelanggan
3.4 Menunjukkan Empati terhadap pelanggan
7.6 ALAT dan BAHAN YANG DIBUTUHKAN
Untuk menunjang Praktek dalam Pelatihan maka peserta diwajibkan membawa
peralatan seperti Smartphone atau Handphone dan Laptop serta buku catatan
masing-masing.
Page 40
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip (2000), Manajemen Pemasaran, PT Indeks, Jakarta
Tjiptono Fandy dan Chandra Greegorius (2012) Pemasaran Strategik Edisi 2,
Penerbit ANDI, Yogyakarta
Tjiptono Fandy dan Chandra Gregorius (2016) Service, Quality dan Satisfaction
Edisi 4. Penerbit ANDI, Yogyakarta
http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/kualitas-pelayanan-dimensi-dan-cara-
mengukurnyastrawberymerahjambu.blogspot.com/2013/05/p-entingnya-
pengidentifikasian.html
https://marketing.co.id/10-prinsip-layanan-pelanggan-memuaskan/
http://wawahmarwah.blogspot.com/2013/10/memberikan-pelayanan-kepada-
pelanggan.html
https://distribusipemasaran.com/harapan-pelanggan-kepuasan-pelanggan/
http://allaboutmech.blogspot.com/2009/04/ciri-ciri-pelayanan-yang-baik.html
http://yenisaatnyamandiri.blogspot.com/2012/12/memberikan-pelayanan-kepada-
pelanggan.html
https://marketing.co.id/melayani-dengan-komunikasi/
Ganang Setianto & Sri Wartini/ Management Analysis Journal 6 (4) (2017)
https://mebiso.com/cara-memberikan-pelayanan--terbaik-kepada-pelanggan/
http://eprints.walisongo.ac.id/5981/3/BABII.pdf