satuan acara penyuluhan pasien safety

15
Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Kelompok K SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien rawatan di ruang bedah Pria Tempat : Ruang Bedah Pria ( CP ) RSUP Dr. M.Djamil Padang Hari / Tanggal : Selasa / 29 Desember 2015 Waktu : 10.00 – 10.40 WIB A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien. Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan di rumah sakit dan hal itu terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit. Sejak awal tahun 1900, institusi rumah sakit selalu meningkatkan mutu pada tiga elemen yaitu struktur, proses, dan outcome dengan berbagai macam program regulasi yang berwenang misalnya antara lain penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit, ISO, Indikator Klinis dan lain sebagainya. Namun harus diakui, pada pelayanan yang berkualitas masih terjadi Kejadian Tidak Diduga (KTD) (Dep Kes R.I 2006). Program keselamatan pasien disusun dengan tujuan untuk meningkatkan keamanan pasien, mengurangi risiko terjadinya kejadian yang tidak diharapkan dan cedera terhadap pasien. Terdapat 6 sasaran keselamatan pasien yaitu ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi efektif, peningkatan kewaspadaan penggunaan obat Higth – Alert, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi, penurunan resiko infeksi, penurunan resiko jatuh. Dalam peningkatan keselamatan pasien tenaga kesehatan kuhusnya perawat harus bekerja sama dengan pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga pasien harus mengetahui hal – hal yang berkaitan dengan keselamatan pasien. Sasaran keselatan pasien yang pertama yaitu ketepatan identifikasi pasien. Salah satu cara pengidentifikasian pasien yaitu penggunaan gelang identitas. Perawat harus menjelaskan kepada pasien dan / atau keluarga tentang tujuan dari semua gelang dan alasan penggunaannya. Hal ini memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengidentifikasi kesalahan dan mendorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam upaya mencegah kesalahan. Sasaran keselamatan pasien yang lainnya yaitu penurunan resiko infeksi. Tangan merupakan sumber penularan infeksi yang utama. Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi, terutama infeksi

Upload: tiya-monica-baminda

Post on 13-Jul-2016

643 views

Category:

Documents


120 download

DESCRIPTION

KEPERAWATAN

TRANSCRIPT

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Pasien Safety

Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Kelompok K

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Keselamatan Pasien di Rumah Sakit

Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien rawatan di ruang bedah Pria

Tempat : Ruang Bedah Pria ( CP ) RSUP Dr. M.Djamil Padang

Hari / Tanggal : Selasa / 29 Desember 2015

Waktu : 10.00 – 10.40 WIB

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien.

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit.

Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan di rumah sakit dan hal

itu terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit. Sejak awal tahun 1900, institusi rumah

sakit selalu meningkatkan mutu pada tiga elemen yaitu struktur, proses, dan outcome

dengan berbagai macam program regulasi yang berwenang misalnya antara lain

penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit, ISO, Indikator Klinis dan lain sebagainya.

Namun harus diakui, pada pelayanan yang berkualitas masih terjadi Kejadian Tidak

Diduga (KTD) (Dep Kes R.I 2006).

Program keselamatan pasien disusun dengan tujuan untuk meningkatkan keamanan

pasien, mengurangi risiko terjadinya kejadian yang tidak diharapkan dan cedera terhadap

pasien. Terdapat 6 sasaran keselamatan pasien yaitu ketepatan identifikasi pasien,

peningkatan komunikasi efektif, peningkatan kewaspadaan penggunaan obat Higth –

Alert, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi, penurunan resiko

infeksi, penurunan resiko jatuh.

Dalam peningkatan keselamatan pasien tenaga kesehatan kuhusnya perawat harus

bekerja sama dengan pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga pasien harus mengetahui

hal – hal yang berkaitan dengan keselamatan pasien. Sasaran keselatan pasien yang

pertama yaitu ketepatan identifikasi pasien. Salah satu cara pengidentifikasian pasien

yaitu penggunaan gelang identitas. Perawat harus menjelaskan kepada pasien dan / atau

keluarga tentang tujuan dari semua gelang dan alasan penggunaannya. Hal ini

memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengidentifikasi kesalahan dan

mendorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam upaya mencegah kesalahan.

Sasaran keselamatan pasien yang lainnya yaitu penurunan resiko infeksi. Tangan

merupakan sumber penularan infeksi yang utama. Mencuci tangan merupakan teknik

dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi, terutama infeksi

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Pasien Safety

Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Kelompok K

nosokomial (Potter & Perry, 2010). Infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai infeksi

yang diperoleh seseorang selama di rawat di rumah sakit. Tidak hanya petugas kesehatan,

pasien dan keluarga juga harus melakukan cuci tangan 6 langkah untuk mengurangi

resiko penularan infeksi nosokomial.

RSUP Dr. M.Djamil Padang merupakan rumah sakit rujukan nasional, banyak pasien

yang dirawat di rumah sakit ini dengan berbagai jenis penyakit. Bangsal bedah

mnerupakan salah satu bagian dari rumah sakit ini, yang terbagi dari beberapa bagian

salah satunya adalah bangsal bedah pria (CP). Bangsal bedah pria memiliki kapasitas

pasien ± 30 orang. Semua pasien harus menggunakan gelang identitas, namun masih ada

pasien yang tidak menggunakannya dengan berbagai alasan, seperti melepas gelang

identitas. Keluarga dan pasien masih banyak yang tidak mencuci tangan sebelum dan

sesudah kontak dengan pasien serta belum mengetahui cara cuci tangan 6 langkah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penyuluhan tentang

keselamatan pasien khususnya ketepatan identifikasi pasien (penggunaan gelang

identitas) dan penurunan resiko infeksi nosokomial (hand hygien/mencuci tangan 6

langkah) di ruang rawat inap (bangsal) bedah Pria (CP) RSUP Dr. M.Djamil Padang.

B. TUJUAN PENYULUHAN

1. Tujuan Instruksional Umum :

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1x40 menit diharapkan klien

mampu mengetahui bagaimana meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1x40 menit tentang keselamatan

pasien dengan baik dan benar diharapkan pasien dan keluarga mampu:

a) Mengetahui dan menjelaskan pengertian keselamatan pasien

b) Mengetahui peran keluarga terhadap keselamatan pasien yaitu:

- Pengidentifikasian pasien

o Mengetahui jenis – jenis gelang identitas pasien

o Mengetahui tujuan penggunaan gelang identitas

o Mengetahui bahaya penolakan dan pelepasan gelang identitas pasien.

- Penurunan resiko infeksi nosokomial

o Mengetahui pengertian cuci tangan 6 langkah

o Mengetahui tujuan cuci tangan 6 langkah

o Mengetahui manfaat cuci tangan 6 langkah

o Mengetahui 5 momen cuci tangan

o Mengetahui cara cuci tangan 6 langkah

o Mendemonstrasikan cara cuci tangan 6 langkah

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Pasien Safety

Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Kelompok K

C. Materi Penyuluhan (terlampir)

D. Pelaksanaan

a. Topik

Keselamatan pasien di rumah sakit

b. Sasaran

a. Sasaran Umum : Pasien dan keluarga pasien yang di rawat di

Ruang bedah pria (CP) RSUP Dr. M.Djamil Padang

b. Sasaran Khusus : Pasien dan keluarga pasien yang dirawat di Ruang bedah Pria

(CP) RSUP Dr. M.Djamil Padang yang berjumlah minimal 15

orang.

c. Metode

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Diskusi

d. Demonstrasi

d. Media dan alat

a. Leaflet

b. LCD

c. Laptop

d. PPT

e. Gelang identitas pasien

f. Handrub

e. Waktu dan tempat

Hari : Selasa / 29 Desember 2015

Jam : 10.00 – 10.40 WIB

Tempat: Ruang Bedah Pria (CP) RSUP Dr. M.Djamil Padang

f. Pengorganisasian

Moderator : Widya Herlina, S.Kep

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Pasien Safety

Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Kelompok K

Pemateri : Dita Febrina, S.Kep

Observer : Ratna Asnita, S.Kep

Fasilitator : Arif Budiman,S.Kep

Gema Wahyuni,S.Kep

Irhamna, S.Kep

Kenny Marinda, S.Kep

Nella Vorinda P, S.Kep

Novia Haslinda, S.Kep

Nicy Gusvita Sari, S.Kep

Rafika Indah, S.Kep

Tiya Monica B, S.Kep

Ustin Nurjanah, S.Kep

g. Setting Tempat

Keterangan :

F

F

F

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

M

MMM

O

F

FF

F

F F F

P

P

P

A

A

M

B

O

Pembimbing

Penyaji

Peserta

Observer

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Pasien Safety

Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Kelompok K

h. Uraian Tugas

1. Moderator

1) Pada acara pembukaan

Membuka acara

Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing

Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan

Menjelaskan kontrak waktu dan bahasa

Menjelaskan tata tertib penyuluhan

b. Kegiatan Inti

Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak

dipahami.

Memberikan kesempatan pada mahasiswa menjawab pertanyaan yang

diajukan peserta.

c. Pada acara penutup

Menyimpulkan dan menutup diskusi

Mengucapkan salam

2. Pemateri

Mempresentasikan materi

Mengevaluasi peserta tentang materi yang diberikan

3. Fasilitator

Memotivasi peserta agar berperan aktif

Membuat absensi penyuluhan

Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan

4. Observer

Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir

Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

FB Moderator fasilitator

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Pasien Safety

Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Kelompok K

i. Kegiatan Penyuluhan

NoKegiatan Penyuluh Kegiatan Audiens/Sasaran Waktu

1

2

Pembukaan

- Moderator memberi salam

- Moderator memperkenalkan

anggota penyuluhan

- Moderator memperkenalkan

pembimbing klinik dan

pembimbing akademik

- Moderator menjelaskan

tentang topik penyuluhan

- Menjelaskan dan membuat

kontrak waktu, bahasa, tujuan

dan tata tertib penyuluhan

Pelaksanaan

- Mengkaji pengetahuan audiens

tentang pengertian keselamatan

pasien

- Memberi reinforcement (+)

- Menjelaskan tentang

pengertian keselamatan pasien

- Mengkaji pengetahuan audien

tentang hal yang harus

dilakukan keluarga terhadap

keselamatan pasien

- Memberi reinforcement (+)

- Menjelaskan hal yang harus

- Menjawab salam

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mengemukakan pendapat

- Mengemukakan pendapat

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mengemukakan pendapat

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mendengarkan dan memperhatikan

5 mnt

30 mnt

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Pasien Safety

Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Kelompok K

dilakukan keluarga tentang

keselamatan pasien

- Menjelaskan

pengidentifikasian pasien, jenis

– jenis gelang identitas.

- Menjelaskan tujuan

penggunaan gelang identitas

pasien

- Menjelaskan bahaya penolakan

penggunaan dan pelepasan

gelang identitas

- Menggali pengetahuan

keluarga tentang cuci tangan 6

langkah

- Menjelaskan pengertian cuci

tangan 6 langkah

- Menjelaskan tujuan cuci

tangan 6 langkah

- Menjelaskan manfaat cuci

tangan 6 langkah

- Menjelaskan 5 moment cuci

tangan 6 langkah

- Menjelaskan cara cuci tangan 6

langkah

- Mendemonstrasikan cara cuci

tangan 6 langkah

- Meminta salah satu peserta

untuk menyebutkan tujuan

penggunaan gelang identitas

pasien

- Meminta salah satu peserta

untuk menyebutkan dan

mendemonstrasikan cara cuci

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mengemukakan pendapat

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Menyebutkan tujuan gelang

identitas pasien

- Mendemonstrasikan cara cuci

tangan 6 langkah

- Mengajukan pertanyaan

- Mendengarkandan memperhatikan

- Mengemukakan pendapat

- Mendengarkan

- Bersama mahasiswa menyimpulkan

- Menjawab salam

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Pasien Safety

Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Kelompok K

3

tangan 6 langkah

- Memberi kesempatan audiens

untuk bertanya

- Menjawab pertanyaan

Penutup

- Meminta audiens mengulang

beberapa informasi yang telah

diberikan

- Memberi reinforcement (+)

- Bersama peserta

menyimpulkan materi

- Menutup dengan salam

5 mnt

j. Evaluasi

1. Evaluasi struktur

a) 75 % atau lebih peserta menghadiri acara

b) Alat dan media sesuai dengan rencana

c) Peran dan fungsi masing – masing sesuai dengan yang direncanakan

2. Evaluasi proses

a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan

b) Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

c) Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi

3. Evaluasi hasil

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 75% peserta mampu :

a) Menyebutkan pengertian keselamatan pasien

b) Mengetahui pentingnya peran keluarga dalam identifikasi pasien

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan Pasien Safety

Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Kelompok K

c) Mendemonstrasikan cuci tangan 6 langkah

E. REFERENSI

Potter and Perry (2006). Buku ajar Fundamental Keperawatan. (Edisi IV). Jakarta. EGC

Doenges Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. (Edisi III). Jakarta:

EGC

\

Materi

KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

1. Pengertian

Page 10: Satuan Acara Penyuluhan Pasien Safety

Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Kelompok K

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana

rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi asesmen risiko,

identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan

analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi

solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat

mencegah terjadinya cedera yan disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu

tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. (Panduan Nasional

Keselamatan Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006)

Menurut WHO “Safety is a fundamental principle of patient care and a critical

component of quality management.” (World Alliance for Patient Safety, Forward

Programme WHO, 2004) Patient safety sendiri merupakan proses pelayanan rumah sakit

secara lebih aman, termasuk assessment risiko, identifikasi dan manajemen risiko

terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan

menindaklanjuti insiden serta penerapkan solusi untuk meminimalisasi risiko.

Menurut Kohn (2000) Patient safety berarti tidak adanya kesalahan atau bebas

dari cedera karena kecelakaan .

The Canadian Patient Safety Dictionary (2003), Keselamatan pasien ialah reduksi

dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa

mungkin melalui praktik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis yang optimu.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan, bahwasanya patient safety

merupakan suatu system yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih

aman, serta mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat

melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Sasaran keselamatan pasien (patient safety):

1. Ketepatan identifikasi pasien

2. Peningkatan komunikasi efektif

3. Peningkatan Kewaspadaan penggunaan obat Higth – Alert

4. Kepastian ketepatan penandaan lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi

5. Penurunan Resiko infeksi nosokomial

6. Penurunan resiko jatuh

2. Ketepatan Identifikasi Pasien

a. Jenis – jenis gelang identitas

Page 11: Satuan Acara Penyuluhan Pasien Safety

Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Kelompok K

1) Biru Muda

Gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien berjenis

kelamin laki-laki.

2) Merah Muda/Pink

Gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien berjenis

kelamin perempuan.

3) Kuning

Gelang kuning menandakan bahwa pasien mempunyai resiko jatuh tinggi.

Artinya pasien tersebut perlu diawasi lebih ketat. Misalnya pasien pasca operasi,

pasien dengan penurunan kesadaran, atau pasien dengan alat bantu.

4) Merah

Gelang merah menandakan pasien mempunyai riwayat alergi obat. “Gunanya

agar dokter atau perawat waspada bahwa si pasien punya riwayat alergi terhadap

obat tertentu”.

5) Putih

Gelang ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk pasien-pasien (biasanya

bayi yang baru lair) yang tidak/belum jelas jenis kelaminnya.

6) Ungu

Gelang warna ungu menandakan bahwa si pasien harapan hidupnya rendah atau

dikenal dengan istilah “Do Not Resuscitation” (DNR).

b. Tujuan penggunaan gelang identitas

1) Untuk memudahkan identifikasi pasien dan mencocokkan layanan dan

perawatan kesehatan untuk pasien tersebut.

2) Untuk mencegah terjainya kesalahan identifikasi pasien, kesalahan prosedur,

kesalahan medikasi, kesalahan transfuse, dan kesalahan pemeriksaaan

diagnostic.

c. Bahaya penolakan penggunaan dan pelepasan gelang identitas

1) Kesalahan dalam pemberian obat

2) Kesalahan dalam melakukan tindakan

d. Prosedur yang membutuhkan identifikasi pasien

1) Pemberian obat

2) Prosedur pemeriksaan radiologi

3) Intervensi pembedahan (prosedur infasif)

4) Transfusi darah

5) Pengambilan sampel (darah, urin)

6) Transfer pasien

Page 12: Satuan Acara Penyuluhan Pasien Safety

Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Kelompok K

7) Konfirmasi kematian

3. Penurunan resiko infeksi nosokomial

a. Pengertian infeksi nosokomial

Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang

disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang menunjukkan

suatu gejala selama seseorang dirawat atau setelah dirawat. Pasien yang masuk

rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi kurang dari 72 jam, berarti masa

inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang

menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit, maka disebut

infeksi nosokomial (Harrison, 2009).

Infeksi nosokomial merupakan Infeksi yang terdapat dalam sarana

kesehatan (rumah sakit). Infeksi ini berasal dari dalam tubuh maupun luar tubuh

penderita yang dapat berpindah ke siapa saja yang berada di RS (Soeparman, 2008).

Salah satu cara mengurangi penularan infeksi nosokomial adalah dengan cuci tangan

6 langkah.

b. Pengertian cuci tangan

Cuci tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang penting. Selain itu

mencuci tangan juga dapat diartikan menggosok dengan sabun secara bersama

seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian dibilas

dibawah air yang mengalir (Potter, 2005).

Menurut Depkes (2009), cuci tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan

dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh

manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.

c. Tujuan cuci tangan

Menurut Hidayat (2009) mencuci tangan pakai sabun bertujuan untuk:

Mencegah terjadinya infeksi melalui tangan

Membantu menghilangkan mikroorganisme yang ada di kulit atau tangan

d. Manfaat cuci tangan

Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk menghindari

masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan dengan manfaat :

Mencegah terinfeksi dari penyakit berbahaya

Supaya tangan bersih

Membasmi tangan dari kuman dan mikroorganisme

Page 13: Satuan Acara Penyuluhan Pasien Safety

Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Kelompok K

Mencegah penularan penyakit

e. Waktu yang tepat untuk cuci tangan

Menurut Depkes (2011), waktu yang tepat untuk cuci tangan pakai sabun

adalah :

Sebelum dan setelah makan

Sebelum memegang makanan

Sebelum melakukan kegiatan jari-jari ke dalam mulut atau mata

Setelah bermain/olahraga

Setelah BAB/BAK

Setelah buang ingus

Setelah buang sampah

Setelah menyentuh hewan/unggas termasuk hewan peliharaan

Sebelum mengobati luka

Adapun lima moment untuk cuci tangan yaitu:

1. Sebelum kontak dengan pasien

2. Setelah kontak dengan pasien

3. Sebelum melakukan tindakan

4. Setelah terpapar cairan tubuh pasien

5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

f. Cara cuci tangan 6 langkah.

1. Basahi tangan dengan air mengalir, tuangkan handwash ataupun handscrub

secukupnya dan gosok kedua telapak tangan berlawanan arah jarum jam dengan

hitungan 4 kali.

Page 14: Satuan Acara Penyuluhan Pasien Safety

Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Kelompok K

2. Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan, tanpa saling melepaskan

lalu masukkan jari-jari tangan kanan ke sela-sela tangan kiri. Lakukan pada

tangan kiri, dengan hitungan 4 kali.

3. Gosok sela-sela jari diantara kedua tangan saling berhadapan atau terkait dengan

hitungan 4 kali.

4. Letakkan ujung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci, lalu

gosok antara keduanya dengan hitungan 4 kali.

5. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak tangan kiri, dan sebaliknya sebanyak 4 kali.

6. Letakkan ujung jari kanan dengan bentuk seperti mangkuk ke telapak tangan

kiri, kemudian gosok perlahan dengan hitungan 4 kali. Lakukan hal yang sama

pada tangan kiri.

Page 15: Satuan Acara Penyuluhan Pasien Safety

Satuan Acara Penyuluhan Praktik Profesi Ners 2015 Keperawatan Medikal Bedah II Kelompok K

Dan kemudian basahi tangan di bawah air yang mengalir hingga tidak

ada sisa-sisa sabun, dan keringkan dengan tissue.