satuan acara penyuluhan kesehatan lingkungan

20
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Kebersihan Lingkungan Sub Pokok :Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sasaran : Pasien, Keluarga Tempat : Ruang Penyuluhan R.7B IRNA IV RSU Saiful Anwar. Hari/tanggal : Kamis, 27 Februari 2014 Alokasi waktu : 27 menit Metode : Ceramah, Tanya Jawab Media : PPT dan LCD Pertemuan : 1 Penyuluh : Ns. Kiromi Suriyandi Moderator : - A. Tujuan instruksional 1. Tujuan Umum

Upload: kenggo-kiromi-iwasaki

Post on 20-Oct-2015

763 views

Category:

Documents


86 download

DESCRIPTION

xzczxz

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Bahasan: Kebersihan Lingkungan

Sub Pokok

:Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)Sasaran

: Pasien, Keluarga

Tempat

: Ruang Penyuluhan R.7B IRNA IV RSU Saiful Anwar.

Hari/tanggal

: Kamis, 27 Februari 2014

Alokasi waktu: 27 menit

Metode

: Ceramah, Tanya Jawab

Media

: PPT dan LCD

Pertemuan

: 1

Penyuluh

: Ns. Kiromi Suriyandi

Moderator

: -A. Tujuan instruksional

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti ceramah dan tanya jawab selama 27 menit diharapkan peserta mampu mengerti, memahami dan menjelaskan tentang kesehatan lingkungan (PHBS)

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti ceramah dan Tanya jawab selama 27 menit diharapkan peserta mampu:1. Menyebutkan Pengertian kesehatan lingkungan2. Menyebutkan Tujuan program kesehatan lingkungan3. Menyebutkan sasaran kesehatan lingkungan4. Menyebutkan upaya pencapaian kesehatan lingkungan5. Menyebutkan ruang lingkup kesehatan lingkunganB. Sub Pokok Bahasan (materi terlampir)

1. Pengertian kesehatan lingkungan2. Tujuan program kesehatan lingkungan3. Sasaran kesehatan lingkungan4. Upaya pencapaian kesehatan lingkunga5. Manfaat ruang lingkup kesehatan lingkungaC. Kegiatan PenyuluhanNo.WaktuKegiatan PenyuluhKegiatan PesertaMetode & Media

1.-Pra Pembelajaran:

Mempersiapkan materi, media, dan tempat-

2.2. MenitPembukaan:

1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Kontrak waktu

4. Menyebutkan materi yang akan diberikan.

5. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

6. Apersepsi Menjawab salam

Mendengarkan

Memperhatikan

Metode: ceramah, Tanya jawab

Media:

3.15 MenitPelaksanaan:

1. Penyuluh menyampaikan materi

(lihat sub pokok bahasan)

2. Sasaran menyimak materi

3. Sasaran mengajukan pertanyaan

4. Penyuluh menjawab pertanyaan

Memperhatikan

Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan Metode: ceramah, Tanya jawab

Media: PPT dan LCD

4.10 MenitEvaluasi:

1. Memberikan Pertanyaan

2. Penyuluh dan sasaran menyimpulkan materi

Penutup:

1. Mengucapkan salam penutup Mendengarkan

Menjawab pertanyaan

Menjawab salamMetode: Ceramah, Tanya jawab

Media:

D. Setting tempat

E. Evaluasi

1. Evaluasi terstruktur

Peserta hadir ditempat penyuluhan di ruangan

Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP

Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan

Kesimpulan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan digunakan

Kesiapaan audiensi meliputi kesiapaan menerima penyuluhan

2. Evaluasi proses

Peserta antusias dan berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan oleh penyuluh Peserta mendengarkan materi penyuluhan dengan baik dan ada respon positif dari peserta.

Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai dan tidak meninggalkan tempat Peserta mengajukan pertanyaan dan mampu menjawab pertanyaan secara benar.

Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan dengan suasana rileks.3. Evaluasi Hasil

Peserta mampu menjawab 50 % dari pertanyaan penyuluh dengan benar meliputi: Peserta mampu menjelaskan pengertian kesehatan lingkungan Peserta mampu menjelaskan tujuan program kesehatan lingkungan Peserta mampu menyebutkan sasaran kesehatan lingkungan Peserta dapat menyebutkan upaya pencapaian kesehatan lingkungan Peserta dapat menyebutkan ruang lingkup kesehatan lingkunganF. LAMPIRAN KONSEP KESEHATAN LINGKUNGAN (PHBS)1. Definisi Kesehatan LingkunganKesehatan lingkungan merupakan suatu kondisi lingkungan yang mendasar yang dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia (Notoadmojo, 2003).Menurut WHO (2007), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.2. Tujuan Program Kesehatan Lingkungan Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nonpemerintah&action=edit&redlink=1" \o "Nonpemerintah (halaman belum tersedia)"nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular (Chandra, 2012).3. Sasaran Kesehatan Lingkungan Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut: Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan tempat usaha yang sejenis Lingkungan pemukiman : rumah tempat tinggal Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dalam keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-besaran.4. Upaya Pencapaian Lingkungan Sehat Rumah sehat Pemeliharan rumah sakit Sarana Pembangunan Air Limbah (SPAL) sederhana Pemberantasan sarang nyamuk Aedes Aegypti (penularan demam berdarah) Lindungi makanan dan minuman dari pengotoran oleh lalat, kecoa dan tikus Biasakan makan dan minum secara sehat Cara membuang sampah yang sehat Sarana air bersih Menampung air hujan untuk kepentingan umum Jarak sumber air dengan sumber pencemaran Pemeliharaan air bersih Cara memperoleh air bersih dan sehat Cara menjernihkan air Penggunaan racun serangga yang salah Jamban/ WC yang sehat5. Ruang Lingkup Kesehatan LingkunganMenurut World Health Organization (2007) ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :a. Rumah Sehat

Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. (Notoatmodjo, 2007). Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat berjalan dengan baik. Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial (Sanropie, dkk, 1989).Kriteria rumah sehat menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002, secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garissempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Dalam pemenuhan kriteria rumah sehat, ada beberapa variabel yang harus diperhatikan :

1. Bahan bangunan Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih baik tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Oleh sebab itu, perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik, teraso dan lain-lain. (Notoatmodjo, 2010). Dinding berfungsi sebagai pendukung atau penyangga atap, untuk melindungi ruangan rumah dari gangguan serangga, hujan dan angin, serta melindungi dari pengaruh panas dan angin dari luar. Bahan dinding yang paling baik adalah bahan yang tahan api yaitu dinding dari batu. (Sanropie, 1989) . Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan. Atap berfungsi untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin, panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti debu, asap dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena bersifat isolator, sejuk dimusim panas dan hangat di musim hujan (Sanropie, 1989).

1. Ventilasi Menurut Sanropie (1989), ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama adalah sebagai lubang masuk udara yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari dalam keluar (cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang akan terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruangan. Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar seperti cahaya matahari, sehingga di dalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari. Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi syarat kesehatan, ventilasi mutlak ada. Berdasarkan Notoatmodjo (2007), ada dua macam cara yang dapat dilakukan agar ruangan mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu : (i) Ventilasi alamiah, dimana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi penghuninya dari gigitan serangga tersebut. (ii) Ventilasi buatan,yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin pengisap udara.

2. PencahayaanRumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah, terutama cahaya matahari, di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak mata. Ada dua sumber cahaya yang dapat dipergunakan, yakni (i) Cahaya alamiah yaitu matahari. Rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya matahari yang cukup. Sebaiknya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15%-20% dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. (ii) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007).3. Luas Bangunan RumahLuas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 3 m2 untuk setiap orang (tiap anggota keluarga).b. Pengolahan Sampah Pengelolaan sampah meliputi penyimpanan, pengumpulan dan pemusnahan sampah yang dilakukan sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.1. Penyimpanan Penyimpanan sampah adalah tempat sampah sementara sebelum sampah tersebut dikumpulkan, untuk kemudian diangkut serta dibuang (dimusnahkan) dan untuk ini perlu disediakan tempat yang berbeda untuk macam dan jenis sampah tertentu.Syarat tempat sampah yang baik, antara lain: Konstruksinya kuat agar tidak mudah bocor, untuk mencegah berseraknya sampah, Mempunyai tutup, mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan, sangat dianjurkan afar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori tangan Ukuran tempat sampah sedemikian rupa, sehingga mudah diangkut oleh satu orang.2. Pengumpulan sampah

Setiap rumah tangga harus mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah, dan selanjutnya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA). Mekanisme, sistem atau cara pengangkutannya untuk daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat, yang didukung oleh partisipan masyarakat produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPS maupun TPA.Sampah rumah tangga daerah pedesaan umumnya dibakar atau dijadikan pupuk (Notoatmodjo, 2003).3. Pemusnahan sampah

Pemusnahan atau pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain :

Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang diatas tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan sampah; Dibakar (incenerator) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di dalam tungku pembakaran;

Dijadikan pupuk (composting) yaitu pengelolaan sampah menjadikan pupuk, khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan dan sampah lain yang dapat membusuk.

Berbagai Macam Pengolahan SampahPengolahan sampah merupakan bagian dari penanganan sampah dan menurut UU no 18 Tahun 2008 didefinisikan sebagai proses perubahan bentuk sampah dengan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah. Pengolahan sampah merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah, disamping memanfaatkan nilai yang masih terkandung dalam sampah itu sendiri (bahan daur ulang, produk lain, dan energi). Pengolahan sampah dapat dilakukan berupa: pengomposan, daurulang, pembakaran (insinersi), dan lain-lain.c. Pengelolaan Air Limbah Cara Pengolahan Air Limbah Secara SederhanaPengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian, alam mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya, sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain:1. Pengenceran (dilution)Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Akan tetapi, dengan makin bertambahnya penduduk yang berarti meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak, dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula, maka cara ini tidak dapt dipertahankan lagi, disamping itu cara ini menimbulkan kerugian lain, diataranya: bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air bersih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutya dapat menimbulkan banjir.2. Kolam oksidasi (oxidation ponds)Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segiempat dengan kedalaman antara 1-2m. dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari lokasi pemukiman, dan didaerah yang terbuka, sehingga memungkinkan sirkulasi air dengan baik. Cara kerjanya antara lain: Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah: sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir klorofilnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari, sehingga tumbuh dengan subur. Pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh klorofil dibawah pengaruh sinar matahari sehingga terbentuk oksigen. Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobic untuk melakukan dekomposisi zat-zat organic yang terdapat dalam air buangan. Disamping itu, terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang, sehingga relative aman bila dibuang dalam badan-badan air (kali, danau,dan sebagainya).

3. IrigasiAir limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan merembes masuk dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan lading pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi sebagai pemupukan. Hal inni terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya dimana kandunga zat organic cukup tinggi yang diperlukan oleh tanaman.

d. Pembuangan kotoran manusia (Jamban)

1. Syarat Jamban SehatKementerian Kesehatan (2004) telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat.

Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan : a. Tidak mencemari air Letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari sumber air bersih Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur. Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang, danau, sungai, dan laut b. Tidak berbau dan nyaman digunakan

Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap selesai digunakan Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup rapat oleh air Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran Lantai jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus dilakukan secara periodik

c. Tidak mencemari tanah

Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan. Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.

d. Bebas dari serangga

Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang nyamuk. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya Lantai jamban harus selalu bersih dan kering Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup

e. Aman digunakan Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lain yang terdapat di daerah setempat

f. Mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan gangguan

Lantai jamban rata dan miring ke arah saluran lubang kotoran Jangan membuang plastik, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan cepat penuh Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci.

g. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan

Jamban harus berdinding dan berpintu Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari kehujanan dan kepanasan

DAFTAR PUSTAKA

LCD

MODERATOR

PENYAJI

PESERTA PENYULUHAN