satuan acara penyuluhan difteri

12
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Difteri Sub Pokok bahasan : a. Pengertian Difteri b. Penyebab Difteri c. Gejala Difteri d. Cara penularan Difteri e. Cara mencegah Difteri Pemateri : Rizna Oktria v Sasaran Pembelajaran : Wali murid SDN 00 Malang Hari/ Tanggal : Rabu, 2 november 2011 Waktu Pembelajaran : 1 x 45 menit Tempat : Aula SDN 00 Malang A. Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, diharapkan masyarakat dapat mengerti bagaimana cara mencegah penyakit Difteri 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah dilakukan penyuluhan dalam waktu 1 x 45 menit diharapkan masyarakat mampu : a. Menyebutkan pengertian Difteri b. Menyebutkan penyebab Difteri c. Menyebutkan Gejala Difteri d. Menyebutkan cara penularan Difteri

Upload: rizna-pras

Post on 07-Dec-2014

374 views

Category:

Documents


135 download

TRANSCRIPT

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Difteri

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Difteri

Sub Pokok bahasan : a. Pengertian Difteri

b. Penyebab Difteri

c. Gejala Difteri

d. Cara penularan Difteri

e. Cara mencegah Difteri

Pemateri : Rizna Oktria v

Sasaran Pembelajaran : Wali murid SDN 00 Malang

Hari/ Tanggal : Rabu, 2 november 2011

Waktu Pembelajaran : 1 x 45 menit

Tempat : Aula SDN 00 Malang

A. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, diharapkan masyarakat dapat

mengerti bagaimana cara mencegah penyakit Difteri

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan dalam waktu 1 x 45 menit diharapkan

masyarakat mampu :

a. Menyebutkan pengertian Difteri

b. Menyebutkan penyebab Difteri

c. Menyebutkan Gejala Difteri

d. Menyebutkan cara penularan Difteri

e. Menyebutkan cara mencegah penyakit Difteri

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Difteri

B. Pelaksanaan Kegiatan

No Langkah-langkah

Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan sasaran

1 2 3 4 51 Pendahulua

n5 menit - Memberi salam

- Memperkenalkan diri- Menjelaskan tujuan dari

penyuluhan tentang penyakit Difteri

- Kontrak waktu

- menjawab Salam

- Mendengarkan

2 Kegiatan Inti 330 menit

- Menjelaskan pengertian Difteri

- Menjelaskan penyabab Difteri

- Menyebutkan gejala Difteri

- Menyebutkan cara penularan Difteri

- Menyebutkan cara pencegahan difteri

- Mendengar dengan seksama

3 Penutup 10 menit - Melakukan diskusi dan tanya jawab

- Menyimpulkan materi

- membagikan leaflet

- Mengucapkan salam penutup

- Bertanya atau menjawab pertanyaan

- Mendengar & Mmeperhatikan

- Menerima leaflet

- Menjawab salam

C. Metode Penyuluhan

Ceramah dan Diskusi

D. Media Alat Bantu

1. Satuan Acara Pembelajaran

2. Leaflet

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Difteri

E. Lampiran

Materi terlampir

F. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Kesiapan dalam memberikan penyuluhan

b. Kesiapan Peserta untuk Mengikuti penyuluhan

c. Media dan alat memadai

d. Waktu dan tempat sesuai dengan rencana kegiatan

2. Evaluasi Proses

a. Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuasi dengan jadwal yang direncanakan

b. Peserta kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses penyuluhan

c. Peserta menanyakan tentang hal-hal yang disampaikan

d. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan tentang difteri

3. Evaluasi Hasil

a. Setelah mengetahui penyuluhan maka masyarakat mampu menjawab 80 %

pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh saat evaluasi

b. Setelah dilakukan tindakan penyuluhan tentang penyakit Diftery dan

peserta penyuluhan dapat :

a. Mengerti apa itu Difteri

b. Mengerti Penyebab Difteri

c. Mengerti Gejala Difteri

d. Menyebutkan Cara Penularan Difteri

e. Menyebutkan cara Pencagahan Penyakit Difteri

4. Pertanyaan evaluasi.

1. Apa yang dimaksud dengan dipteri ?

2. Bakteri apa yang menyebabkan Difteri?

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Difteri

3. Bagaimana cara penularan difteri?

4. Bagaimana ciri – ciri orang yang terkena difteri?

5. Bagaimana cara agar terhindar dari penyakit difteri?

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Difteri

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian

Difteri merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (contagious disease).

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae dengan

bentuk basil Gram positif., yaitu kuman yang menginfeksi saluran pernafasan,

terutama bagian tonsil, nasofaring (bagian antara hidung dan faring/tenggorokan)

dan laring.

Menurut tingkat keparahannya, penyakit ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu:

1. Infeksi Ringan.

bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan gejala hanya

nyeri menelan.

2. Infeksi Sedang

bila pseudomembran telah menyerang sampai faring (dinding belakang rongga

mulut) sampai menimbulkan pembengkakan pada laring.

3. Infeksi Berat

bila terjadi sumbatan nafas yang berat disertai dengan gejala komplikasi seperti

miokarditis (radang otot jan tung), paralisis (kelemahan anggota gerak) dan nefritis

(radang ginjal).

2. Penyebab dan Penularan Difteri

Penyakit difteri disebarkan orang ke orang melalui pernafasan, terutama droplet

tenggorokan yang disebabkan batuk dan bersin. Kuman difteri hidup pada selaput

lendir rongga mulut, tenggorokan, dan hidung pada orang yang terinfeksi dengan

kuman ini. Penularan umumnya melalui udara (batuk / bersin), percikan air ludah

batuk sang penderita. Bisa juga melalui benda atau makanan yang terkontaminasi

Corynebacterium Diphtheriae. Penularan difteri juga dapat melalui kontak hubungan

dekat, melalui udara yang tercemar oleh karier.

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Difteri

Bakteri C.diphtheriae dapat menyebar melalui tiga rute:

* Bersin: Ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka akan

melepaskan uap air yang terkontaminasi dan memungkinkan orang di

sekitarnya terpapar bakteri tersebut.

* Kontaminasi barang pribadi: Penularan difteri bisa berasal dari barang-barang

pribadi seperti gelas yang belum dicuci.

* Barang rumah tangga: Dalam kasus yang jarang, difteri menyebar melalui

barang-barang rumah tangga yang biasanya dipakai secara bersamaan, seperti

handuk atau mainan.

Selain itu, kita juga dapat terkontaminasi bakteri berbahaya tersebut apabila

menyentuh luka orang yang sudah terinfeksi. Orang yang telah terinfeksi

bakteri difteri dan belum diobati dapat menginfeksi orang nonimmunized

selama enam minggu - bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala apapun.

Orang-orang yang berada pada risiko tertular difteri meliputi:

Anak-anak dan orang dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi terbaru

Orang yang hidup dalam kondisi tempat tingal penuh sesak atau tidak

sehat

Orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan

Siapapun yang bepergian ke tempat atau daerah endemik difteri

3. Gejala Difteri

Bakteri Corynebacterium diphtheriae penyebab difteri akan menginfeksi saluran

nafas. Masa inkubasinya adalah 2-4 hari. Tanda pertama dari difteri adalah sakit

tenggorokan, demam dan gejala yang menyerupai pilek biasa. Bakteri akan

berkembang biak dalam tubuh dan melepaskan toksin (racun) yang dapat menyebar

ke seluruh tubuh dan membuat penderita menjadi sangat lemah dan sakit.Gejala-

gejala lain yang muncul, antara lain:

1. Menelan sakit, batuk keras dan suara menjadi parau

2. Mual dan muntah-muntah

3. Demam, menggigil dan sakit kepala

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Difteri

4. Denyut jantung meningkat

5. Terbentuk selaput/membran yang tebal, berbintik, berwarna hijau kecoklatan

atau keabu-abuan di kerongkongan sehingga sukar sekali untuk menelan dan

terasa sakit.

6. Bila difteri bertambah parah, tenggorokan menjadi bengkak sehingga

menyebabkan penderita menjadi sesak nafas, bahkan yang lebih membahayakan

lagi, dapat pula menutup sama sekali jalan pernafasan.

7. Kelenjar akan membesar dan nyeri di sekitar leher.

8. Kadang-kadang telinga menjadi terasa sakit akibat peradangan

9. Penyakit difteri dapat pula menyebabkan radang pembungkus jantung sehingga

penderita dapat meninggal secara mendadak.

Gejala-gejala ini disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh kuman difteri. Jika tidak

diobati, racun yang dihasilkan oleh kuman ini dapat menyebabkan reaksi

peradangan pada jaringan saluran napas bagian atas sehingga sel-sel jaringan dapat

mati.

Sel-sel jaringan yang mati bersama dengan sel-sel radang membentuk suatu

membran atau lapisan yang dapat menggangu masuknya udara pernapasan.

Membran atau lapisan ini berwarna abu-abu kecoklatan, dan biasanya dapat

terlihat. Gejalanya anak menjadi sulit bernapas. Jika lapisan terus terbentuk dan

menutup saluran napas yang lebih bawah akan menyebabkan anak tidak dapat

bernapas. Akibatnya sangat fatal karena dapat menimbulkan kematian jika tidak

ditangani dengan segera.

Racun yang sama juga dapat menimbulkan komplikasi pada jantung dan susunan

saraf, biasanya terjadi setelah 2-4 minggu terinfeksi dengan kuman difteri. Kematian

juga sering terjadi karena jantung menjadi rusak.

Serangan berbahaya pada periode inkubasi 1 sampai dengan 5 hari, jarang ditemui

lebih lama. Dapat menyebabkan infeksi nasopharynx yang menyebabkan kesulitan

bernapas dan kematian. Penyebab utamanya adalah radang pada membran saluran

pernapasan bagian atas, biasanya pharynx tetapi kadang2 posterior nasal passages,

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Difteri

larynx dan trakea, ditambah kerusakan menyeluruh ke seluruh organ termasuk

myocardium, sistem saraf, ginjal yang disebabkan exotosin (Plotkins) organisme.

Ketika difteri menyerang tenggorokan dan tonsil, gejala awalnya adalah radang

tenggorokan, kehilangan nafsu makan, dan demam. Dalam waktu 2-3 hari, lapisan

putih atau aba-abu ditemukan di tenggorokan atau tonsil. Lapisan ini menempel

pada langit-langit dari tenggorokan dan dapat berdarah. Jika terdapat pendarahan,

lapisan berubah menjai aba-abu kehijauan atau hitam. Penderita difteri biasanya

tidak demam panas tapi dapat sakit leher dan sesak napas.

4. Pencegahan

Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan tetanus

dan pertusis. Memberikan vaksinasi DPT pada anak-anak sebelum difteri menyerang

dapat merangsang terbentuknya antibodi tubuh untuk melawan kuman serta

meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap jenis penyakit tertentu. Vaksin DPT

diberikan sebanyak tiga kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang

penyuntikan satu – dua bulan. Vaksinasi DPT biasanya diberikan sejak bayi berumur

3 bulan. Untuk pemberian kekebalan dasar perlu diberi 3 kali berturut-turut dengan

jarak 1-1 ½ bulan, lalu 2 tahun kemudian diulang kembali.

Pemberian imunisasi ini akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit

difteri, pertusis dan tetanus dalam waktu bersamaan. Efek samping yang mungkin

akan timbul adalah demam, nyeri dan bengkak pada permukaan kulit, cara

mengatasinya cukup diberikan obat penurun panas. Sejak diperkenalkan vaksin DPT

(Dyphtheria, Pertusis dan Tetanus), penyakit difteri mulai jarang dijumpai. Vaksin

imunisasi difteri diberikan pada anak-anak untuk meningkatkan sistem kekebalan

tubuh agar tidak terserang penyakit tersebut. Anak-anak yang tidak mendapatkan

vaksin difteri akan lebih rentan terhadap penyakit yang menyerang saluran

pernafasan.

Selain hal diatas pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan :

Menjaga kebersihan badan, pakaian dan lingkungan.

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan Difteri

Penyakit menular seperti difteri mudah menular dalam lingkungan yang

buruk dengan tingkat sanitasi rendah. Oleh karena itulah, selain

menjaga kebersihan diri, kita juga harus menjaga kebersihan lingkungan

sekitar.

Makanan yang kita konsumsi harus bersih.

Jika kita harus membeli makanan di luar, pilihlah warung yang bersih.

Jika telah terserang difteri, penderita sebaiknya dirawat dengan baik

untuk mempercepat kesembuhan dan agar tidak menjadi sumber

penularan bagi yang lain.

Hindari kontak dengan penderita langsung difteri

Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan

berolahraga cuci tangan sebelum makan.

Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.

Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan segera memeriksakan ke

Unit Pelayanan Kesehatan terdekat.

Page 10: Satuan Acara Penyuluhan Difteri