satuan acara penyuluhan

9
SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Pencegahan Dekubitus Sasaran : Waktu Pertemuan : 1 x 15 menit Tanggal : Penyuluh : A. Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU ) Setelah dilakukan selama 15 menit, peserta penyuluhan dapat memahami dan menjelaskan tentang penyakit empiema. 2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK ) Setelah dilakukan selama 15 menit, peserta penyuluhan mampu menjelaskan: a. Pengertian Dekubitus b. Tipe Dekubitus c. Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab Dekubitus d. Penampilan Klinis Dekubitus e. Pencegahan Dekubitus f. Pengobatan/Intervensi Dekubitus B. Pokok Bahasan: Pencegahan Dekubitus C. Sub Pokok Bahasan: 1. Pengertian Dekubitus 2. Tipe Dekubitus 3. Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab Dekubitus 4. Penampilan Klinis Dekubitus 5. Pencegahan Dekubitus 6. Pengobatan/Intervensi Dekubitus D. Kegiatan dan Media Penyuluhan Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Penyuluhan Waktu (Menit) Media dan Alat Penyuluhan I.Pendahul uan 1. Menjelaskan TIU/TIK 2. Menjelaskan cakupan materi Mendengarka n Mendengarka n Mendengarka 1’ 1’ 1’ Leaflet

Upload: febrian-abdullah

Post on 20-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bcbcx

TRANSCRIPT

Page 1: SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pencegahan DekubitusSasaran : Waktu Pertemuan : 1 x 15 menitTanggal :Penyuluh :

A. Tujuan1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )Setelah dilakukan selama 15 menit, peserta penyuluhan dapat memahami danmenjelaskan tentang penyakit empiema.2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )Setelah dilakukan selama 15 menit, peserta penyuluhan mampu menjelaskan:a. Pengertian Dekubitusb. Tipe Dekubitusc. Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab Dekubitusd. Penampilan Klinis Dekubituse. Pencegahan Dekubitusf. Pengobatan/Intervensi Dekubitus

B. Pokok Bahasan: Pencegahan Dekubitus

C. Sub Pokok Bahasan:1. Pengertian Dekubitus2. Tipe Dekubitus3. Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab Dekubitus4. Penampilan Klinis Dekubitus5. Pencegahan Dekubitus6. Pengobatan/Intervensi Dekubitus

D. Kegiatan dan Media Penyuluhan

Tahap Kegiatan PenyuluhKegiatan Peserta

Penyuluhan

Waktu(Menit)

Media dan Alat

Penyuluhan

I.Pendahuluan 1. Menjelaskan TIU/TIK

2. Menjelaskan cakupan materi

3. Menjelaskan manfaat dan relevansi

MendengarkanMendengarkanMendengarkan

1’1’1’

Leaflet

II. Penyajian 1. Menanyakan pengertian dekubitus sesuai pengetahuan peserta

2. Menjelaskan pengertian

Menjawabpertanyaan

Mendengarkan &

1.

1‘

Leaflet

Page 2: SATUAN ACARA PENYULUHAN

dekubitus3. Menjelaskan tipe

dekubitus

4. Menanyakan kepada peserta

5. apakah peserta paham/mengerti materi yang telah dijelaskan

6. Menjelaskan proses terjadinya dekubitus dan faktor penyebab dekubitus

7. Menjelaskan penampilan klinis dekubitus dan Menjelaskan pencegahan Dekubitus

8. Menjelaskan pengobatan/intervensi

memperhatikanMendengarkan &memperhatikanMemberikanpernyataanMendengarkan &memperhatikan

Mendengarkan &memperhatikan

Mendengarkan &memperhatikan

Mendengarkan &memperhatikan

1’

1’

1‘

1’

1’

2’

III.Penutup 1. Memberikan pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan

2. Menyimpulkan materi

MenjawabpertanyaanMendengarkan

1’2’

Leaflet

E. Evaluasi1. Cara: Lisan2. Bentuk pertanyaan:1. Sebutkan Pengertian Dekubitus2. Sebutkan Tipe Dekubitus3. Jelaskan Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab Dekubitus4. Sebutkan Penampilan Klinis Dekubitus5. Jelaskan Pencegahan Dekubitus dan Pengobatan/Intervensi Dekubitus

F. ReferensiCapernito, Linda Juall. 1999. Rencana Diagnosa dan Dokumentasi Keperawatan : DiagnosaKeperawatan dan Masalah Kolaboratif Ed.2. Jakarta : EGC.Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Keperawatan : Pedoman Perencanaan danPendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.Nurachman, Elly. 2001. Pencegahan dan Perawatan Dekubittus. Jakarta : Sagung Setohttp://asuhan-keperawatan-dekubitus.blogspot.com/2011/04/ulcus-dekubitus

Page 3: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi PenyuluhanPENCEGAHAN DEKUBITUS

A. PendahuluanKita kehilangan sekitar satu gram sel kulit setiap harinya karena gesekan kulit pada baju dan aktivitas higiene yang dilakukan setiap hari seperti mandi. Dekubitus dapat terjadi pada setiap tahap umur, tetapi hal ini merupakan masalah yang khusus pada lansia.Khsusnya pada klien dengan imobilitas. Seseorang yang tidak im-mobil yang tidak berbaringditempat tidur sampai berminggu-minggu tanpa terjadi dekubitus karena dapat berganti posisi beberapa kali dalam sejam. Penggantian posisi ini, biarpun hanya bergeser, sudah cukup untuk mengganti bagian tubuh yang kontak dengan alas tempat tidur. Sedangkan immobilitashampir menyebabkan dekubitus bila berlangsung lama. Terjadinya ulkus disebabkan ganggual aliran darah setempat, dan juga keadaan umum dari penderita.

B. Pengertian DekubitusDekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Walaupun semua bagian tubuh mengalami dekubitus, bagian bawah dari tubuhlah yang terutama beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian khsus. Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat diatas tonjolan tulang dan tidak dilindungi oleh cukup dengan lemak sub kutan, misalnya daerah sakrum, daerah trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit dan siku.Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia. Dinegara-negara maju, prosentase terjadinya dekubitus mencapai sekitar 11% dan terjadi dalam dua minggu pertama dalam perawatan.Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia antara lain:· Berkurangnya jaringan lemak subkutan· Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin· Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipisdan rapuh.

C. Tipe Ulkus DekubitusBerdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dari suatu ulkus dekubitusdan perbedaan temperatur dari ulkus dengan kulit sekitarnya, dekubitus dapat dibagi menjaditiga;1. Tipe normalMempunyai beda temperatur sampai dibawah lebih kurang 2,5oC dibandingkan kulitsekitarnya dan akan sembuh dalam perawatan sekitar 6 minggu. Ulkus ini terjadikarena iskemia jaringan setempat akibat tekanan, tetapi aliran darah dan pembuluhpembuluhdarah sebenarnya baik.2. Tipe arterioskelerosisMempunyai beda temperatur kurang dari 1oC antara daerah ulkus dengan kulitsekitarnya. Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran darah akibat penyakit padapembuluh darah (arterisklerotik) ikut perperan untuk terjadinya dekubitus disampingfaktor tekanan. Dengan perawatan, ulkus ini diharapkan sembuh dalam 16 minggu.3. Tipe terminalTerjadi pada penderita yang akan meninggal dunia dan tidak akan sembuh.

Page 4: SATUAN ACARA PENYULUHAN

D. Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab DekubitusTekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg. Kulit akan tetap utuh karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih berkisar pada batas-batas tersebut. Tetapi sebagai contoh bila seorang penderita immobil/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring diatas kasur busa maka tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit mencapai 30-45 mmHg.Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nokrosis jaringan kulit. Percobaan pada binatang didapatkan bahwa sumbatan total pada kapiler masih bersifat reversibel bila kurang dari 2 jam. Seorang yang terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak akan mengalami dakubitus selama dapat mengganti posisi beberapa kaliperjammnya.Selain faktor tekanan, ada beberapa faktor mekanik tambahan yang dapat memudahkan terjadinya dekubitus:· Faktor teregangnya kulit misalnya gerakan meluncur ke bawah pada penderita dengan posisi dengan setengah berbaring· Faktor terlipatnya kulit akiab gesekan badan yang sangat kurus dengan alas tempat tidur, sehingga seakan-akan kulit “tertinggal” dari area tubuh lainnya.· Faktor teragannya kulit akibat daya luncur antara tubuh dengan alas tempatnya berbaring akan menyebabkan terjadinya iskemia jaringan setempat.· Faktor tubuh sendiri (faktor intrinsik) juga berperan untuk terjadinya dekubitus antara lain:a. Faktor Intrinsik· Selama penuaan, regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat sehingga kulit akan tipis (tortora & anagnostakos, 1990)· Kandungan kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas kulit berkurang sehingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan.· Kemampuan sistem kardiovaskuler yang menurun dan sistem arteriovenosus yang kurang kompeten menyebabkan penurunan perfusi kulit secara progresif.· Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM yang menunjukkan insufisiensi kardiovaskuler perifer dan penurunan fungsi kardiovaskuler seperti pada sistempernapasan menyebabkan tingkat oksigenisasi darah pada kulit menurun.· Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight· Anemia· Hipoalbuminemia yang mempermudah terjadinya dekubitus dan memperjelek penyembuhan dekubitus, sebaliknya bila ada dekubitus akam menyebabkan kadar albumin darah menurun· Penyakit-penyakit neurologik, penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, juga mempermudah dan meperjelek dekubitus· Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.b. Faktor Ekstrinsik· Kebersihan tempat tidur· Alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu juga memudahkan terjadinya dekubitus.· Duduk yang buruk· Posisi yang tidak tepat· Perubahan posisi yang kurang

Page 5: SATUAN ACARA PENYULUHAN

E. Penampilan Klinis DekubitusKarakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai berikut;Derajat I Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak sebagai daerah kemerahan/eritema indurasi atau lecet.Derajat II Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemah subkutan, tampak sebagai ulkus yang dangkal, degan tepi yang jelas dan perubahan warna pigmen kulit.Derajat III Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan menggaung, berbatasan dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.Derajat IV Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang di dasar ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.Mengingat patofisiologi terjadinya dekubitus adalah penekanan pada daerah-daerahtonjolan tulang, harusla diingat bahwa kerusakan jaringan dibawah tempat yang mengalamidekubitus adalah lelih luas dari ulkusnya.

F. Pencegahan DekubitusKarena dekubitus lebih mudah dicegah daripada diobati, maka sedini mungkin harusdicegah dengan cara :1. Anjurkan pasien untuk duduk dikursi roda atau seri gery untuk menegakkan mereka setiap 10 menit untuk mengurangi tekaan atau membantu pasien melakukannya.2. Anjurkan masukan cairan dan nutrisi yang tepat dan adekuat. Karena kerusakan kulit lebih mudah terjadi dan lambat untuk sembuh jika nutrisi pasien buruk.3. Segera membersihkan feses atau urin dari kulit karena bersifat iritatif terhadap kulit.4. Inspeksi daerah dekubitus umum terjadi, laporkan adanya area kemerahan dengan segera.5. Jaga agar kulit tetap kering6. Jaga agar linen tetap sering dan bebas dari kerutan7. Beri perhatian khusus pada daerah – daerah yang beresiko terjadi dekubitu.8. Masase sekitar daerah kemerahan dengan sering menggunakan lotion9. Jangan gunakan losion pada kulit yang rusak10. Beri sedikit bedak tabur pada area pergesekan tapi jangan biarkan menumpuk.menggumpal11. Gunakan kain pengalas bila memindahkan pasien tirah baring12. Lakukan latihan serak minimal 2x sehari untuk mencegah kontraktur13. Gunakan kasur busa, kasur kulit atau kasur perubah tekanan.

G. Pengobatan / IntervensiTahap – tahap kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan terjadi dalam 4 tahap, maka dari itu pengobatan atau intervensi keperawatan pada tiap tahap/dapat membatasi proses dan menghindari kerusakan lebih lanjut. Tahap satu, yang ditandai dengan :1. Kulit menjadi kemerahan, akan berubah warna biru ke abu – abuan disekitar daerah yang mengalami tekanan. Pada orang yang berkulit gelap daerah tersebut terlihat lebih kering.Tindakan:a. Britahui perawatb. Jaga agar area sekitar kulit yang rusak tetap bersih dan keringc. Kurangi semua tekanan berlebihan pada area tersebutd. Menganjurkan diet bergizi dan cairan yang adekuate. Jaga agar kulit yang rusak tetap tertutup sesuai instruksi, biasanya dengan balutan steril kering atau penutup proteksif lainnya.

Page 6: SATUAN ACARA PENYULUHAN

f. Lakukan pengobatan dengan lampu panas sesuai instruksi dokterg. Tempatkan pasien pada matras egrate, agar berat badan terdistritansi ke seluruh permukaannya dan memberikan sirkulasi udara.h. Laporkan indikasi infeksi seperti bau atau drainase, pendarahan dan perubahan ukuran.i. Dokumentasikan adanya area yang potensia rusak pada catatan pasien menggunakan kata – kata dan diagram.2. Kulit memerah dan terdapat lesi seperti suka melepuh didaerah tersebut, kulit bisa rusak atau tidak.Tindakana. Pindahkan tekanan dengan mengganti posisi pasienb. Masase dengan lembut daerah sekitar area yang memerah untuk mencegah pembentukan luka baring dengan .c. Laporkan ke perawatd. Dokumentasikan pada catatan perawatan3. Semua lapisan kulit rusak,Tindakan.a. Perawatan yang diabaikan sama dengan perawatan tahap – tahap dan dilanjutkan dengan tepat jika berlanjut ke tahap 3.b. Untuk mencegah infeksi perawar dapat mencari daerah luka dengan bahan bakteriostatik misalnya : Phisonex, cara klens, dan Bioleks, pengobatan spesifik bervariasi sesuai dengan instruksi dokter.