satuan acara penyuluhan

Upload: vanda-love-djavaneis

Post on 06-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ytuyi8uy

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Keluarga Berencana (KB)Hari / Tanggal : 31 Oktober 2015Sasaran : Ibu-ibu nifas di ruangan nifas PKM Jager Waktu : 60 menit ( 07.00-08.00)

1. Tujuan 1. Tujuan umumSetelah dilakukan penyuluhan tentang Keluarga Berencana (KB) selama 60 menit. Ibu-ibu nifas di ruangan nifas PKM Jager Surabaya dapat menambah pengetahuannya tentang Keluarga Berencana1. Tujuan KhususSetelah dilakukan penyuluhan tentang Keluarga Berencana (KB) selama 60 menit. Ibu-ibu nifas di ruangan nifas PKM Jager Surabaya mampu untuk :1. Menjelaskan pengertian Stroke.1. Menyebutkan etiologi Stroke..1. Menyebutkan faktor risiko Stroke.1. Memahami manifestasi klinis Stroke.1. Memahami pencegahan Stroke.1. Menjelaskan perawatan dirumah pada anggota keluarga dengan Stroke.1. Pokok Bahasan : Keluarga Berencana (KB)1. Sub Pokok Bahasan1. Pengertian Stroke..1. Etiologi Stroke.1. Faktor risiko Stroke.1. Manifestasi klinis Stroke.1. Penatalaksanaan Stroke.1. PecegahanStroke.1. Perawatan dirumah pada anggota keluarga dengan Stroke.

1. Penyuluhan Penyuluhan ini ditujukan untuk Ibu-ibu nifas di ruangan nifas PKM Jager Surabaya1. Tempat Penyuluhan dilaksanakan di ruangan nifas PKM Jager Surabaya

1. Metode 0. Ceramah 0. Tanya jawab 0. Demo mobilisasi (latihan gerak) pada pasien pasca stroke.

1. Media 5. Leaflet

1. Kegiatan PenyuluhanNo WaktuKegiatanpenyuluhKegiatanpeserta

1. 2 menitPembukaan :1. Mengucap salam1. Menjelaskan tujuan penyuluhan1. Menyebutkan materi yang akan diberikan0. Menjawabsalam0. Memperhatikan

0. Memperhatikan

2. 20 menitPelaksanaan :Menjelaskan tentang :1. Pengertian Stroke.1. Etiologi Stroke..1. Faktor risiko Stroke.1. Manifestasi klinis Stroke.1. Penatalaksanaan Stroke.1. Pecegahan Stroke.1. Komplikasi 1. Perawatan dirumah pada anggota keluarga dengan Stroke.Mendengarkan

3.20 menitDemo mobilisasi (latihan gerak) pada pasien pasca stroke1. Memperhatikan 2. Mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh perawat

4.15 menitTanya JawabBertanya

5.2 menitEvaluasi:Menanyakan kepada keluarga tentang materi yang telah diberikan, dan menyuruh salah satu anggota keluarga melakukan mobilisasi (latihan gerak) pada pasien pasca stroke yang diajarkan perawat.1. Menjawab pertanyaan2. Melakukan mobilisasi (latihan gerak) pada pasien pasca stroke yang diajarkan perawat.

6.1 MenitTerminasi :1. Mengucapkan terima kasih1. Mengucapkan salam penutup1. Mendengarkan

1. Menjawabsalam

1. Kepanitiaan 1. Pengorganisasian2. Moderator: Yuyun Novitasari2. Penyaji : Roudlatul Jannah2. Operator : Fery Nurdiyansyah1. UraianTugas0. Moderator Uraian tugas :1. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.1. Mengatur proses dan lama penyuluhan.1. Menutup acara penyuluhan.0. Penyaji Uraian tugas 1. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta1. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.1. Memotivasi peserta untuk bertanya.0. Operator Uraian tugas 1. Mengatur tampilan slide

MATERI STROKE.

1. DefinisiStroke adalah penyakit yang ditandai oleh penurunan fungsi otak, yang disebabkan oleh terhentinya aliran darah ke otak yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau berakhir dengan kematian (WHO, 1970)Stroke adalah gangguan fungsi otak, fokal (ataupun global), yang timbul mendadak, berlangsung selama lebih dari 24 jam (kecuali bila mengalami tindakan pembedahan atau meninggal sebelum 24 jam), disebabkan oleh kelainan pembuluh darah otak (WHO Monica Project, 1995).Stroke adalah bencana atau gangguan peredaran darah diotak. Dalam bahasa Inggris dinamai juga sebagai Cerebrovascular Accident atau CVA (Lumbantobing, 2000)Menurut McCabe dalam Smeltzer & Bare (2002), stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak.

1. Etiologi StrokeBerdasarkan mekanisme penyebabnya stroke dapat diklasifikasikaan menjadi dua, yaitu:1. Stroke iskemik atau stroke oklusif Stroke ini disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah akibat adanya emboli, aterosklerosis, atau oklusi trombolitik pada pembulu darah otak. Jenis stroke ini merupakan stroke yang sering ditemui. Stroke iskemi terjadi bila jaringan dan sel-sel otak mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi yang disebabkan adanya penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah..2. Stroke HemoragikStroke yang disebabkan oleh kenaikan tekanan darah yang akut atau penyakit lain yang menyebabkan melemahnya pembuluh darah. Stroke hemoragik artinya stroke karena perdarahan, terjadi akibat pembulu darah yang pecah. Pecahnya pembuluh darah di otak menyebabkan aliran darah ke otak berkurang dan sel-sel otak dapat mengalami kerusakan bahkan kematian karena kekurangan oksigen dan nutrisi. Darah yang keluar dari pembuluh darah yang pecah juga dapat merusak sel-sel otak yang ada disekitarnya. Stroke ini terjadinya lebih jarang dibandingkan sengan stroke iskemik, tetapi stroke hemoragik mempunyai efek yang lebih serius dibandingkan stroke iskemik.

1. Faktor ResikoMeskipun stroke bisa menyerang segala usia, beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang lebih rentan terserang penyakit yang berpotensi mematikan dan menimbulkan kecacatan menetap ini.Ada beberapa factor risiko yang menyebabkan seseorang lebih rentan terserang stroke disbanding yang lain. Factor risiko tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: 1. Factor risiko stroke yang tidak dapat diubah a. UsiaRisiko mengalami stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Risiko semakin meningkat setelah usia 55 tahun. Usia terbanyak terkena serangan stroke adalah usia 65 tahun ke atas. Angka kematian stroke yang lebih tinggi banyak dijumpai pada golongan usia lanjut. Kondisi ini didukung oleh fakta baha umumnya kematian pada wanita akibat stroke lebih tinggi disbanding laki-laki Karen umumnya wanita terserang stroke pada usia lebih tua. b. Jenis kelamin Stroke lebih banyak dijumpai pada laki-laki. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih berisiko terserang stroke dibandingkan wanita. Namun, kematian akibat stroke lebih banyak dijumpai pada wanita disbanding laki-laki karena umumnya wanita terserang stroke pada usia yang lebih tua. Masih belom jelas apakah penyebab kematian akibat stroke pada wanita yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki akibat proses penuaan (degenerative) atau karena pengaruh hormone akibat pascamenopause.c. Riwayat keluargaFactor genetic di dalam keluarga juga merupakan factor risiko stroke beberapa penyakit seperti DM dan hipertensi diketahui dapat diturunkan secara genetic dari seseorang kepada keturunannya. Dua penyakit tersebut merupakan factor risiko stroke yang masih dapat dikontrol dengan pengobatan yang teratur dan menerapkan pola hidup sehat. Selain itu, pola makan yang tidak sehat dalam suatu keluarga, seperti kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar kalori, garam, dan lemak diketahui menningkatkan risiko terjadinya stroke. d. Ras atau etnisStroke lebih banyak menyerang dan menyebabkan keatian pada ras kulii thitam, asia dan kepulauan Pasifik, serta Hispanik dibandingkan kulit putih. Pada kulit hitam diduga karena angka kejadian hipertensi yang tinggi serta diet tinnggi garam.2. Factor risiko yang dapat dikontrolFactor risiko adalaha hal-hal yang meningkatkan kecenderungan seseorang untuk mengalami stroke. Penelusuran factor risiko penting dilakukan agar dapat menghindari dan mencegah serangan stroke.a. HipertensiHipertensi merupakan faktir risiko tunggal yang paling penting untuk stroke iskemik maupun stroke perdarahan. Pada keadaan hipertensi, pembulu darah mendapat tekanan yang cukup besar. Jika proses tekanan berlangsung lama , dapat menyebabkan kelemahan pada dinding pembuluh darah sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Hipertsi juga dapat menyebabkan aterosklerosis dan penyempitan diameter phembuluh darah sehingga mengganggu aliran darah ke jaringan otak. b. Penyakit jantungBeberapa penyakit jantung antara lain fibrilasi atrial (salah satu jenis gangguan irama jantung), penyakit jantung koroner, penyakit jantung rematik, dan orang yang melakukann pemasangan katub jantung buatan. Kelainan detak janutng berpotensi menimbulkan suatu bekuan sel trombosit , yang dapat bermigrasi dari jantung dan menyumbat arteri di otak, menimbulkkan stroke tipe iskemik tromboemboli.c. Diabetes mellitusSeseorang dengan diabetes mellitus rentan untuk menjadi aterosklerosis, hipertensi, obesitas, dan gangguan lemak darah. Seseorang yang mengidap diabetes mempunyai risiko serangan stroke 2 kali lipat dibandingkan mereka yang tidak diabetes. d. HiperkolesterolemiaHiperkolesterolemia dapat menyebabkan aterosklerosis. Aterosklerosis berperan dalam menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke itu sendiri.e. MerokokNikotin dalam rokok membuat jantung bekerja keras Karena frekuensi denyut jantung dan tekanan darah meningkat. Nikotin juga mengurangi kelenturan arteri serta dapat menimbulkan aterosklerosis.f. Gaya hidup tidak sehatDiet tinggi lemak, aktivitas fisik kurang, serta stress emosional dapat meningkatkan risiko terkena stroke. Seseornag yang serinng mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan kurang melakukan aktivitas fisik rentan mengalami obesitas, diabetes mellitus, aterosklerosis, dan penyakit jantung. Seseorang yang sering mengalami stress emosional juga dapat mempengaruhi kondisi fisiknya. Stress dapat merangsang tubbuh mengeluarkan hormone-hormon yang mempengaruhi jantunng dan pembuluh darah sehingga berpotensi meningkatkan risiko serangan stroke.Factor-faktor diatas merupakan factor risiko yang dapat dikontrol sehingga jika ingin mencegah serangan stroke dapat menghindari factor risiko tersebut. 1. Manifestasi Klinis Gejala atau tanda stroke sering muncul secara tiba-tiba dan cepat. Oleh karenanya, penting sekali mengenali tanda-tanda atau gejala stroke. Beberapa gejala stroke secara umum antara lain sebagai berikut:1. Nyeri kepala hebat secara tiba-tiba 2. Pusing, yakin merasa benda-benda disekitarnya berputar atau merasa goyang bila bergerak atau biasanya disertai mual dan muntah.3. Bingung, terjadi gangguan orientasi ruang, waktu, atau personal.4. Penglihatan kabur atau ketajaman penglihatan menurut, bisa pada salah satu mata atau pun keduanya. 5. Kesulitan bicara secara tiba-tiba. Mulut terlihat tertarik ke satu sisi atau petot 6. Kehilangan keseimbangan, limbung atau jatuh7. Rasa kebas, yakni mati rasa, atau kesemutan pada satu sisi tubuh. 8. Kelemahan otot pada satu sisi tubuh1. Pencegahan StrokeSetiap orang bisa mengurangi risiko terjadinya penyakit ini, yakni dengan menerapkan pola hidup sehat dan mengobati berbagai penyakit kronis secara teratur ke dokter.1. Cek tekanan darahHipertensi adalah penyebab utama stroke, apapun jenisnya. Semakin tinggi tekanan darah semakin besar risiko terkena serangan stroke. Setiap orang hendaknya mengecek secara teratur berapa tekanan darahnya. 2. Kendalikan diabetesDiabetes dapat dikendalikan dengan diet rendah karbohidrat terutama dengan kadar gula tinggi, olehraga serta bila perlu obat antidiabetik. Seseorang dengan hendaknya memeriksa gula darah secara teratur dan menghindari diet yang dapat meningkatkan kadar gula darahnya. 3. Stop merokokHindari dan atau berhenti dari kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol dan narkotika (NAPZA). Perlu motivasi yang kuat untuk berhenti merokok. Ketergantungan pada rokok saat ini dapat diatasi dengan obat-obat yang sifatnya sebagai terapi pengganti atau ,enghilangkan ketergantungan. 4. Pola makan sehatHindari makanan yang mengandung lemak tinggi, terlebih lagi lemak jenuh, serta kurangi asupan garam. Diet yang mengandung banyak serat, seperti buah-buahan dan sayuran serta rendah garam terbukti dapat mencegah stroke. 5. Mengurangi stress dan berolahraga Selalu berfikir posistif adalah salah satu cara mengurangi stress. Olahraga juga berguna untuk menghindari stress. Berolahraga membuat tubuh menjadi bugar. Selain itu, unsure rekreasi yang ada pada olahraga membantu menghilangkan stress. Olahraga bermanfaat bagi setiap orang, terutama yang tidak ingin terserang stroke juga bagi indivdu pascastroke. Manfaat olahraga secara teratur yang berhubungan dengan pencegahan dan rehabilitasi stroke antara lain menjaga kebugaran jantung, mengurangi lemak tubuh dan kadar gula darah, serta mencegah komplikasi dari kurang gerak yang berkepanjangan.1. Komplikasi 0. Dekubitus, jika pasien menjadi lumpuh maka harus dipindah dan d gerakkan secara teratur. Bagian yang biasanya mengalami memear adalah pinggul, pantat, sendi kaki, dan tumit. Bila memar ini tidak dirawat bisa menjadi terinfeksi.0. Bekuan darah, bekuan darah mudah terbentuk dalam kaki yang lumpuh. Selain dapat menyebabkan menyimpanan cairan yang tidak nyaman dan pembengkakan yang mengganggu, bekuan darah juuga mengakibatkan embolisme paru, yaitu suatu bekuan yang terbentuk dalam satu arteri yang mengalirkan darah ke paru. 0. Pneumonia, sangat diketahui bahwa ketidakmampuan untuk bergerak dapat menyebabkan pneumonia. Setelah stroke pasien mungkin tidak akan bisa batuk atau menelan dengan sempurna, menyebabkan cairan berkumpul di paru dan selanjutnya menimbulkan pneumonia.0. Otot yang mengerut dan kekakuan sendi, fisioterapi bertujuan untuk mencegah kekakuan yang nyeri yang sidebabkan oleh kekurangan gerak.0. Shock, stroke dapat menyebabkan kecemasan dan ketidaknyamanan pada semua orang yang terlibat.

1. Perawatan dirumahUntuk perawatan pasien strok dirumah sebaiknya dilakukan menyusunan lingkungan, penyusunan lingkungan dapat dilakukan dengan: 1. Untuk lebih mudah keluarga mungkin harus memindahkan tempat tidur orang yang terkena stroke ke lantai dasar jika anda tinggal dirumah bertingkat. 2. Atur posisi tempat tidur itu jauh dari dinding sehingga anda dapat berjalan disekelilingnya. Hal ini akan lebih memudahkan dalam memindahkan orang yang terkena stroke, juga dalam merapikan tempat tidur. 3. Jagalah agar selimut dan/atau kain lainnya tidak membebani kaki orang yang terkena stroke itu, dengan menggunakan sebuah kotak kardus atau sebuah ayunan untuk menyangga seprai. 4. Kasur yang mantap paling baik, diatas tempat tidur yang tidak memilliki penaik kaki tetapi memiliki penaik kepala, yang akan lebih memudahkan orang itu bagkit dari duduk, dengan disangga bantal. Kadang-kadang sebuah tambahan kasur yang sudah ada bisa menambah kenyamanan dan membantu mengurangi risiko luka-luka karena tekanan.5. Berikan alat penanda untuk memanggil seseorang jika terjadi sesuatu rerhadap pasien. 6. Pastikan bahwa kamar itu cukup hangat karena pasien sangat mudah kehilangan panas tubuh bila tidak banyak bergerak. 7. Perhatikan kondisi kamar mandi. Lantai harus tetap kerig dan tidak licin untuk menghindari resiko terjatuh yang dapat berakibat fatal. Pintu harus cukup lebar sehingga memungkinkan kursi roda untuk masuk. Pada pintu trap atau tangga harus diminimalisir agar lebih memudahkan dan mencegah risiko tersandung atapun terjatuh8. Manual handling Manual handling (pedoman penanganan) meliputi pedoman bagi penderita pascastroke dan keluarga atau pendampingnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari pada masa pemulihan. 6. BerbaringTirah baring atau bed rest dapat memberi akibat buruk jika dilakukan dalam kurun waktu yang cukup lama. Akibat yang dapat ditimbulkan antara lain pemendekan dan kelemahan otot akibat tidak pernah digunakan, luka dapa punggung, pantat, dan tumit akibat tekanan tubuh di tempat tidur, penurunan fungsi paru-paru dan jantung akibat posisi tubuh horizontal dan inaktivitas. Untuk mencegahnya, harus diberikan posisi yang benar (positioning) dan perubahan posisi berbarin(turning/changing position) yang dilakukan minimal dua jam sekali.Pada posisi berbaring, kedua bahu harus sama tinggi, begitu pula pada panggul dan telang belakang lurus. Dibawa lutut dapat diberikan banta agar lebih nyaman, tetapi tidak boleh diberikan terus menerus untuk mencegah pemendekan otot paha bagian belakang (hamstring). Posisi yang lain adalah dengan menempatkan bantal disepanjang betis untuk mengurangi tekanan pada tumit.Miring kiri atau kanan dapat dilaukan secara mandiri ataupun dengan bantuan. Langkah-langkah untuk posisi miring adalah bila akan bergerak miring ke kanan maka lengan kanan rapat ke tubuh, lengan kiri dan kaki kiri bergerak menyilang tubuh, di mulai dengan lengan, punggung memutar miring ke kanan, panggul, paha, lalu di ikuti kaki. Hal yang sama dilakukan untuk bergerak miring ke kiri. Apabila akan bergerak miring kearah tubuh yang sehat, maka dalam gerakan ini dapat diberikan bantuan dengan cara memberikan dorongan pada punggung, dan menyilang kakiLangkah langkah dalam melakukan gerakan telungkup hampir sama dengan berbaring miring. Langkah awal yang dilakukan sama, tetapi pada gerakan telungkup, tubuh diputar lebih jauh hingga posisi badan telungkup. Bantuan diperlukan untuk member dorongan dan memindahkan lengan yang lemah tertindih oleh tubuh.Bergeser dapat dilakukan secara mandiri dengan cara menekuk lutut, kedua lengan sejajar kesisi tubuh, lalu mengangkat pantat dan menggeser panggul. Setelah itu, diikuti dengan menggeser tubuh bagian atas, diikuti kedua kaki. Bergeres dengan bantuan orang lain dapat dilakukan dengan cara menggeser anggota tubuh bagian atas terlebih dahulu, diikuti panggul, lalu terakhir kedua kaki6. DudukAda beberapa cara yang dilakukan untuk duduk dari posisi berbaring terlentang. Cara yang digunakan berbeda-beda, tergantung dari kondisi dan kelemahan anggota gerak yang diderita oleh penderita pascastroke. Pada beberapa kondisi dimana penderita pascastroke belum memiliki kemampuan untuk mempertahankan posisi duduk, dia tidak boleh ditinggalkan dalam posisi duduk tanpa dijaga untuk menghindari jatuh. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam posisi duduk adalah tinggi tempat tidur atau tempat duduk diatur sedemikian rupa dimana posisi sendi panggul, lutut, dan pergelangan kaki tertekuk 900 dan telapak kaki menyentuh lantai sehingga memudahkan untuk mengontrol tubuh dalam posisi duduk tegak. Tempat duduk yang terlalu tinggi berisiko tubuh dapt merosot ke lantai saat telapak kaki berpijak, sedangkan terlalu rendah akan mempersulit saat akan berdiri. Permukaan tempat duduk tidak boleh terlalu keras juga tidak boleh terlalu empuk Karena tidak stabil dan memperbesar risiko jatuh, terutama pada kondisi dimana kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan masih sangat kurang. Tempat duduk harus kuat dan tidak mudah bergeser. Cara duduk dapat dibagi menjadi beberapa cara sebagai berikut;a. Jika kedua lengan mempuny akekuatan baik maka dari posisi berbaring, kepala diangkat, lalu leher ditekuk, sentuhkan dagu kedada tekan siku dan lengan pada tempat tidur, lalu angkat badan sampai ke posisi duduk. Bantuan dapat diberikkan dengan cara menarik kedua lengan kea rah posisi duduk. b. Dalam melatih duduk, tubuh dimiringkan kesisi tubuh yang lemah sebagai langkah awal. Dalam hal ini sisi tubuh yang lemah harus berada dipinggir tempat tidur, lalu putar tubuh ke posisi miring kea rah sisi tubuh yang lemah. Setelah itu tubuh berasa diposisi miring, turunkan kedua kaki lalu dengan dorongan tangan yang kuat pada tempat tidur angkat badan perlahan hingga tercapai posisi duduk dengan kaki ongkang-ongkang ditepi tempat tidur. Bantuan dapat diberikan dengan cara meletakkan satu tangan di leher di bawah telinga pasien tarik perlahan-lahan hingga ke posisi duduk dan tangan uang lain pada panggul, tekan perlahann untuk menahan panggul sebagai sumbu tubuh dari berbarinng miring kea rah dudukc. Cara ketiga, dari posisi berbaring terlentang, kedua kaki digeser hingga berada diluar tempat tidur. Setelah itu, miringkan bagian atas tubuh dan angkat dengan bantuan tangan sehingga didapatkan hasil akhir berupa duduk ongkang-ongkang kaki di tepi tempat tidur. Bantuan dapat diberikan dengan menarik tubuh, baik dari posisi miring ataupun terlentang. Semua bantuan dan control gerak yang diberikan akan semakin berkurang, terutama apabila kekuatan, control dan daya tahan otot perut dan panggul sudah semakin kuat. c. BerdiriKemampuan berdiri walaupun belom dapat dilakukan secara mandiri cukup penting penderita pascastroke untuk dapat berpindah dari tempat tidur ke kursi roda. Latihan berdiri dapat dimulai setelah penderita sudah memiliki kekuatan otot punggung yang cukup, dimana ia mampu duduk dengan tegak, serta dapat mempertahankan posisinya. Setelah duduk tegak, kedua kaki di posisikan sejajar dilantai, pastikan lantai tidak licin atau alas lantai tidak bergeser. Penderita mencondongkan tubuhnya ke depan, instruksikan untuk memindahkan massa tubuhnyake lutut, terutama dilutut yang sehat. Bantuan dapat diberikan dengan menempatkan kedua kaki dan lutut disisi luar kaki dan lutut penderita. Bantuan tangan diberikan dengan meletakkan tangan dibawah pantat penderita dan kedua tangan penderita memeluk punggung orang yang membantu. Seiring dengan bertambahnya kekuatan, control, serta daya tahan otot paha dan lutut, otot sekeliling pantat dan panggul. Serta punggung bantuan orang dapat diminimalisir dan digantikan dengan alat bantu. Alat bantu bisa berupa tongkat, walker, atau berpegangan pada perabot yang cukup kokoh. Latihan berdiri ditingkatkan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. d. Menggunakan kursi dan kursi rodaSaat belum memiliki kemampuan untuk berjalan, penderita pascastroke bisa berpindah tempat (ambulasi) dengan menggunakan kursi roda. Berpindah ke kursi memiliki cara yang sama dengan berpindah ke kursi roda. Pertama-tama kursii diletakkan sejajar dengan tempat tidur kurang lebih sejajar dengan bahu dan dikunci pada bagian rodanya agar tidak bergeser. Pijakan kaki pada kursi roda diputar. Berpindah diawali dengan posisi duduk lalu berdiri setelah itu badan diputar 900 ke depan kursi roda yang sudah diletakkan sejajar dengan tempat tidur. Perlahan-lahan pantat di turunkan untuk kemudian duduk di kursi roda. Bantuan dua orang diperlukan apabila kemampuan unutk duduk dan menegakkan punggung belum dimiliki. Kursi roda diletakkan sejajar dengan tempat tidur kurang lebih sejajar panggul. Penderita didudukkan dengan kaki lurus ke depan. Bantuan orang pertama dilakukan dengan melingkarkan kedua tangannya dari belakang melalui bawah ketiak, lalu di tautkan ke depan dada pasien. Orang kedua membantu dengan meletakkan satu tangan di belakang lutut penderita tangan yang llain di letakkan menyangga pergelangan kaki. Setelah pegangan dirasakan mantap secara bersama-sama pindahkan ke samping, langsung dalam keadaan duduk di kursi roda. Unutk lebih memudahkan dapat diberikan aba-aba seperti satu, dua, tiga, angkat.

DAFTAR PUSTAKA

Henderson, Leila. 2002. Stroke : Panduan Perawatan. Jakarta : ArcanWahyu, Genis G. 2009. Stroke Hanya Menyerang Orang Tua?. Yogyakarta : B First