satuan acara penyuluhan
TRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SAP
Hari/Tanggal : 10 Januari 2014
Waktu : 30 menit
Sasaran : Mahasiswa S1 Keperawatan
Tempat : LR 3 Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Pokok bahasan : Penyakit TBC
I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan mahasiswa Institut Ilmu
Kesehtan khususnya S1 Keperawatan mampu memahami dan mengerti tentang
penyakit TBC
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit , diharapkan peserta dapat:
a. Menjelaskan pengertian TBC
b. Menjelaskan penyebab TBC
c. Menjelaskan bagaimana penularan TBC
d. Menjelaskan tanda dan gejala TBC
e. Menjelaskan pengobatan TBC
f. Menjelaskan pencegahan TBC
III. Kegiatan
Tahapan Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan sasaran
Pendahuluan 10 menit - Memberi salam
- Memperkenalkan
diri
- Menjelaskan
maksud dan tujuan
- Memberikan pretest
- Menjawab salam
- Menjawab
pertanyaan
Penyajian 20 menit - Presentasi - Mendengarkan
dengan seksama
Evaluasi 15 menit - Tanya jawab
- Menanyakan
kembali
- Postest
- Pertisipasi aktif
Penutup 5 menit - Meminta/memberi
pesan dan kesan
- Mrmberi salam
- Memberikan
pesan dan kesan
- Menjawab salam
VI. Metode
- Ceramah
- Diskusi Tanya jawab
V. Media
- Leaflet
- LCD
VI. Materi : terlampir
VII. Pengorganisasian
Penyaji : Yeni Ika Wahyuni
Moderator : Rendy Tri Wahyu Ardian
Notulen : Silviani Novikasari
Demonstrasi : Yeni Ika Wahyuni
Fasilitator : Yanuar Eka, S.Kep., Ns.
Pembimbing : Yanuar Eka, S.Kep., Ns.
VIII. Evaluasi
Pertanyaan :
Jawaban :
XI. Daftar Pustaka
Nadesul, Handrawan. (1995). Penyebab, pencegahan dan pengobatan TBC. Puspa
Swara. Jakarta.
www.tbcindonesia.or.id
Danusantoso, Halim. (1999). Ilmu penyakit paru. Penerbit
Hipokrates. Jakarta.
LAMPIRAN
MATERI
A. Pengertian TBC
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Micobacterium tuberculosis. TBC dapat menyerang berbagai organ tubuh, namun
kuman ini paling sering menyerang organ paru-paru. Ditandai dengan adanya flek
putih menutupi bagian paru-paru. Itulah sebabnya kadang penyakit ini disebut sebagai
TB paru. TBC merupakan penyakit menahun/berlansung lama dan menular.
B. Penyebab TBC
Peyebab penyakit TBC adalah kuman Micobakterium tuberculosis. Kuman TBC
tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam
paru. Kemudian kuman tersebut menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui
sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, melalui saluran nafas (bronchus) atau
penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Faktor risiko TBC antara lain:
1. Faktor Umur
Infeksi Tuberkulosis aktif meningkat secara bermakna sesuai dengan umur. Insiden
tertinggi tuberkulosis paru biasanya mengenai usia dewasa muda. Di Indonesia
diperkirakan 75% penderita TBC adalah kelompok usia produktif yaitu 15-50 tahun.
2. Faktor Jenis Kelamin
TBC Iebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita karena laki-laki
sebagian besar mempunyai kebiasaan merokok sehingga memudahkan
terjangkitnyaTBC.
3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap pengetahuan seseorang
diantaranya mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan pengetahuan
penyakit TBC, sehingga dengan pengetahuan yang cukup maka seseorang akan
mencoba untuk mempunyai perilaku hidup bersin dan sehat. Selain itu tingkat
pedidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap jenis pekerjaannya.
4. Pekerjaan
Jenis pekerjaan menentukan faktor risiko apa yang harus dihadapi setiap individu.
Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu paparan partikel debu di daerah
terpapar akan mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran pernafasan. Jenis
pekerjaan seseorang juga mempengaruhi terhadap pendapatan keluarga yang akan
mempunyai dampak terhadap pola hidup sehari-hari diantara konsumsi makanan,
pemeliharaan kesehatan selain itu juga akan mempengaruhi terhadap kepemilikan
rumah (kontruksi rumah). Mempunyai status gizi yang kurang akan memudahkan
untuk terkena penyakit infeksi diantaranya TBC. Dalam hal jenis kontruksi rumah
dengan mempunyai pendapatan yang kurang maka kontruksi rumah yang dimilik
itidak memenuhi syarat kesehatan sehingga akan mempermudah terjadinya penularan
penyakit TBC.
5. Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok meningkatkan resiko untuk terkena TBC sebanyak 22 kali.
6. Kepadatan hunian kamar tidur
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya
luas lantai bangunan rumah tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya
Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular
kepada anggota keluarga yang lain.
7. Pencahayaan
Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam
rumah, misalnya basil TBC, karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan
masuk cahaya yang cukup. Semua jenis cahaya dapat mematikan kuman hanya
berbeda dari segi lamanya proses mematikan kuman untuk setiap jenisnya. Cahaya
yang sama apabila dipancarkan melalui kaca tidak berwarna dapat membunuh kuman
dalam waktu yang lebih cepat dari pada yang melalui kaca berwama Penularan
kuman TBC relatif tidak tahan pada sinar matahari. Bila sinar matahari dapat masuk
dalam rumah serta sirkulasi udara diatur maka resiko penularan antar penghuni akan
sangat berkurang.
8. Ventilasi
Ventilasi mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar
aliran udara didalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan oksigen
yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi
akan menyebabkan kurangnya oksigen di dalam rumah, disamping itu kurangnya
ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik. Kelembaban
ini akan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri-bakteri
patogen/bakteri penyebab penyakit, misalnya kuman TBC.
Fungsi kedua dari ventilasi itu adalah untuk membebaskan udara ruangan dari
bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi aliran udara
yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir.
9. Kondisi rumah
Kondisi rumah dapat menjadi salah satu faktor resiko penularan penyakit TBC. Atap,
dinding dan lantai dapat menjadi tempat perkembangbiakan kuman. Lantai dan
dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan debu, sehingga akan
dijadikan sebagai media yang baik bagi berkembang biaknya kuman Mycrobacterium
tuberculosis.
10. Kelembaban udara
Kelembaban udara dalam ruangan untuk memperoleh kenyamanan, dimana
kelembaban yang optimum berkisar 60% dengan temperatur kamar 22° ± 30°C.
Kuman TBC akan cepat mati bila terkena sinar matahari langsung, tetapi dapa
tbertahan hidup selama beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
11. Status Gizi
Kekurangan gizi pada seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan
tubuh dan respon immunologik terhadap penyakit.
12. Keadaan Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi berkaitan erat dengan pendidikan, keadaan sanitasi
lingkungan, gizi dan akses terhadap pelayanan kesehatan. Penurunan pendapatan
dapat menyebabkan kurangnya kemampuan daya beli dalam memenuhi konsumsi
makanan sehingga akan berpengaruh terhadap status gizi. Apabila status gizi buruk
maka akan menyebabkan kekebalan tubuh yang menurun sehingga memudahkan
terkena infeksi TBC.
13. Perilaku
Perilaku dapat terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengetahuan penderita
TBC yang kurang tentang cara penularan, bahaya dan cara pengobatan akan
berpengaruh terhadap sikap dan prilaku sebagai orang sakit dan akhinya berakibat
menjadi sumber penular bagi orang disekelilingnya.
C. Penularan TBC
1. Langsung
Kuman-kuman yang berasal dari percikan ludah atau cairan hidung penderita
berpindah ke orang lain secara langsung pada waktu mereka berbicara, berhadapan,
berciuman atau bersin.
2. Tidak langsung
Bila penderita TB paru meludah di sembarang tempat, kemudian ludah yang
mengandung kuman TB paru itu mengering, berterbangan dan dihirup oleh orang
lain.
Akibat TB Paru Bila Tidak Diobati
a. Batuk berdarah
b. Kerusakan Paru
c. Kebocoran paru
d. Kerja jantung menurun
e. Kematian
Cara mengetahui Penderita TB Paru
a. Pemeriksaan dahak di laboratorium, dahak diambil 3 kali yaitu :
b. Dahak sewaktu, saat datang di unit pelayanan kesehatan
c. Dahak pagi, ketika bangun tidur
d. Dahak sewaktu hari kedua, datang ke unit pelayanan kesehatan hari kedua.
Pemeriksaan foto rontgent.
Cara Mengeluarkan Dahak :
a. Minum teh 1 gelas sebelum tidur
b. Melakukan olah raga ringan
c. Minum tablet gliseril guayakolat
d. Berjemur di bawah sinar matahari
e. Duduk dalam posisi condong ke depan, tarik nafas dalam-dalam kemudian dibatukkan
D. Tanda dan Gejala TBC
1. Gejala umum :
a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul.
b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
d. Perasaan tidak enak, lemah.
2. Gejala khusus :
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan pada
saluran yang menuju ke paru-paru, akan menimbulkan suara "mengi" yang
disertai sesak.
b. Kalau ada cairan paru-paru, dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
E. Pengobatan TBC
Pengobatan bagi Penderita TB Paru
1. Pengobatan untuk penderita aktif selama 6 bulan, dilakukan dua tahap yaitu:
a. Tahap awal : obat diminum tiap hari, lamapengobatan 2 tahun 3 bulan
tergantung berat ringannya penyakit.
b. Obat lanjutan : diminum 3 kali seminggu lama pengobatan 4 atau 5 bulan
tergantung berat ringannya penyakit.
2. Pengobatan untuk penderita kambuhan atau gagal pada pengobatan pertama yang
dilakukan selama 8 bulan, yaitu :
a. Obat diminum setiap hari selama 3 bulan
b. Suntikan Streptomicyn setiap hari selama 2 bulan
c. Obat diminum 3 kali seminggu selama 5 bulan
Obat TBC Paru
a. Isoniazid
b. Rifampicin
c. Pyrazinamide
d. Ethambutol
e. Streptomycin
Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Minum Obat
a. Sebaiknya satu papan obat (gliser) ditelan sekaligus makan pagi atau malam
sebelum tidur.
b. Jika sulit obat ditelan satu persatu, akan tetapi harus habis dalam waktu 2 jam.
c. Jangan berhenti minum obat sebelum selesai dari waktu yang ditentukan
meskipun keluhan dan gejalanya sudah tidak ada lagi.
d. Hubungi petugas kesehatan bila timbul gejala-gejala: mata menjadi kuning,
nyeri perut, mual-muntah, pusing, hilang nafsu makan, perubahan pada
penglihatan, gatal-gatal dan nyeri otot.
e. Jangan khawatir bila air seni berwarna kemerahan, hal ini merupakan
pengaruh dari obat anti TB Paru.
Penyakit TBC “DAPAT” disembuhkan, bila berobat dengan teratur dan benar sampai
tuntas selama 6-8 bulan
Penderita TBC Paru dinyatakan sembuh:
a. Setelah minum obat secara teratur dan benar, akan dilakukan pemeriksaan ulang
dahak pada akhir bulan ke 2,5 dan 6 pengobatan.
b. Bila hasilnya kuman TBC sudah negatif atau hasil rontgen paru baik, maka
penderita dinyatakan ”SEMBUH”.
Penyakit TBC Paru bisa kambuh:
a. ”BISA”.. Apabila orang yang sudah sembuh dari TBC masih tetap kontak dengan
penderita TBC positif lainnya.
b. Jika daya tahan tubuh lemah bisa ketularan dari penderita yang kuman TBCnya
positif.
c. Oleh karena itu, setiap orang yang mempunyai gejala TBC dilingkungannya
(keluarga, teman, rekan kerja) harus memeriksakan dirinya ke puskesmas/RS
untuk menghindari penularan.
E. Pencegahan penyakit TBC
a. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersih.
b. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air
sabun).
c. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan.
d. Menghindari udara dingin.
e. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam
tempat tidur .
f. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari.
g. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga
mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain.
h. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein.