satuan acara penyuluhan

21
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) I. IDENTIFIKASI MASALAH ISPA merupakan suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa. ISPA masih menjadi masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % - 60 % dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % - 30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ- organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan

Upload: fenny-dinda-pranandita

Post on 28-Nov-2015

55 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

j;ln

TRANSCRIPT

Page 1: SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

       I.            IDENTIFIKASI MASALAH ISPA merupakan suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara

berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk

rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada

masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa.

ISPA masih menjadi masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi

dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak

diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % - 60 % dari kunjungan

diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA

mencakup 20 % - 30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan

pada bayi berumur kurang dari 2 bulan

ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar  ISPA

merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut.  ISPA meliputi saluran

pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.

ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang

dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung

paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.

Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek

dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita

pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.

Program Pemberantasan Penyakit  ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu

pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit

yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis,

faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan

pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan

tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan

pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga

akut harus mendapat antibiotik.

            ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang

mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Infeksi saluran

pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua

golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.

Page 2: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama

apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene.

Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang,

beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta

tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.

Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan

gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih

berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin

meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang

lebih rumit, meskipun demikian angka kematiannya masih tinggi, maka perlu diusahakan

agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan

tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan

    II.            PENGANTAR

Bidang studi   : Penyakit Saluran Pernapasan 

Topik               : ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut )

Sub topik         : ISPA pada Anak

Sasaran            : Ibu – ibu dan anak

Hari / tanggal : Kamis, 06 Januari 2011

Jam                  : 11.00 WIB

Waktu                         : 15 menit

 tempat            : di kelurahan Tahunan

 III.            TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami dan

mengerti tentang ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan Akut ) pada anak.  

Page 3: SATUAN ACARA PENYULUHAN

 IV.            TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu dapat menjelaskan kembali :

1.      Pengertian ISPA

2.      Etiologi ISPA

3.      Gejala ISPA

4.      Penanganan ISPA

    V.            MATERI

Terlampir

 VI.            METODE

1.      Ceramah

2.      Tanya jawab

VII.            MEDIA 1.      Materi SAP 2.      Presentasi dengan MS. Power point

VIII.            KEGIATAN PEMBELAJARAN No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta 1 2 menit Pembukaan :

1.    Memberi salam 2.    Menjelaskan tujuan

pembelajaran

1.  Menjawab salam 2.  Mendengarkan dan

memperhatikan

2 7 menit Pelaksanaan : 1.      Menjelaskan materi

penyuluhan secara berurutan dan teratur Materi :

1.      Pengertian ISPA

2.      Etiologi ISPA

3.      Gejala ISPA

4.      Penanganan ISPA

Menyimak dan mendengarkan

3 4 menit Evaluasi : Meminta kepada ibu – ibu untuk menjelaskan kembali atau menyebutkan :

Bertanya dan menjawab pertanyaan

Page 4: SATUAN ACARA PENYULUHAN

1.      Pengertian ISPA

2.      Tanda bahaya ISPA

4 2 menit Penutup : Mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam

Menjawab salam

ISPA pada Anak

1.         Pengertian ISPA ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini diadaptasi

dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi

tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut:

Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan

berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.

Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ

adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis

mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk

jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru

termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract)

Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari

diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat

digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari. 

ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan

infeksi jasad remik atau bakteri, virus maupun rikitsia tanpa atau disertai radang parenkim

paru.(Vietha,2009)

ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi pada setiap bagian saluran

pernafasan baik atas maupun bawah yang disebabkan oleh jasad remik atau bakteri, virus

maupun riketsin tanpa atau disetai radang dari parenkim. ( Whaley dan Wong, 2000 ).

2.         Etiologi, Menurut Vietha ( 2009 ) :

Etiologi ISPA adalah lebih dari 200 jenis bakteri, virus dan jamur. Bakteri penyebabnya

antara lain genus streptococus, Stafilococus, hemafilus, bordetella, hokinebacterium. Virus

Page 5: SATUAN ACARA PENYULUHAN

penyebabnya antara lain golongan mikrovirus, adnovirus, dan virus yang paling sering

menjadi penyebab ISPA di influensa yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada

saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri dan virus

tersebut menyerang anak – anak di bawah usia 2 tahun yang kecepatan tubuhnya lemah atau

belum sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menumbulkan resiko

serangan ISPA. Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontrubusi terhadap kejadian

ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya

sanitasi lingkungan.

3.         Gejala ISPABerikut ini adalah gejala ISPA pada anak-anak :

Demam

Batuk

Pilek, hidung tersumbat, atau bersin-bersin

Nyeri tenggorokan/nyeri menelan

Suara serak

Sakit kepala, badan pegal-pegal, atau nyeri sendi

Lesu, lemas

Sesak napas

Frekuensi napas cepat

Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa

minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk.

Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum

(kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa

diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam dan dingin.

4.         Penanganan ISPA

Berikut ini beberapa tips untuk penanganan ISPA secara umum:

1. Istirahat yang cukup

2. Berikan anak minum lebih banyak, terutama bila anak batuk dan demam

3. Berikan obat penurun panas bila demam

Page 6: SATUAN ACARA PENYULUHAN

4. Hindari penularan ke orang lain. Cara untuk menghindari penularan: menutup mulut

dan hidung bila batuk/bersin, cuci tangan dengan sabun setelah batuk/bersin, gunakan

masker (bila anak cukup kooperatif), hindari kontak terlalu dekat dengan bayi atau

manular.

5. Jangan memberikan antibiotik tanpa intruksi dokter. Antibiotik tidak diperlukan

apabila ISPA yang disebabkan infeksi virus. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat

dapat meningkatkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik tersebut.

6. Hindari pemberian obat batuk/pilek pada anak. Diskusikan dengan dokter anda

mengenai manfaat dan risiko obat tersebut apabila akan diberikan pada anak anda

7. Kenali tanda-tanda gawat darurat .

Anda perlu segera memeriksakan anak ke dokter apabila:

1. Sesak napas atau frekuensi napas menjadi lebih cepat

2. Napas berbunyi mengi (wheezing) atau seperti merintih (grunting)

3. Dinding dada/sela-sela iga tampa tertarik ke dalam bila anak bernapas

4. Bibir berwarna kebiru-biruan

5. Leher anak kaku

6. Kesulitan menelan

7. Muntah terus menerus

8. Anak tampak sangat lemah

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik              : Diare pada Anak

Sasaran          : Pasien dan keluarga pasien

Tempat           : Ruang Tunggu IRJ Anak RSUD Dr. Soetomo- Surabaya

Hari/Tanggal : Rabu, 25 Januari 2012

Pukul              : 07.30 – 08.00 WIB

I.       Tujuan Instruksional umum

Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengerti dan menambah wawasan mengenai

diare pada anak.

II.    Tujuan Instruksional Khusus

Page 7: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :

1. Menyebutkan pengertian diare

2. Menyebutkan penyebab diare

3. Menyebutkan tanda dan gejala diare

4. Mengetahui cara mengatasi diare di rumah

5. Mengetahui cara pencegahan diare

III. Materi

1. Pengertian diare

2. Penyebab diare

3. Tanda dan gejala diare

4. Cara mengatasi diare di rumah    

5. Pencegahan diare

IV. Metode

1)      Diskusi

2)      Tanya jawab

V.    Media

1. Flipchart

2. Leaflet

VI.  Pengorganisasian

Pembimbing Klinik            : Ari Suwandari, S.Kep.Ns., M.Kep

Pembimbing Pendidikan   : dr. Guntur Budi Wanarto, MS

                                             Rekawati Susilaningrum, A.Per.Pen.,M.Kes

Penyaji                               : Ewing Firmadani Prastiti

Page 8: SATUAN ACARA PENYULUHAN

                                                    Farah Abidah Rachmawati

Moderator                          :  Febrina Nur Indah Sari

Observer                            :  Mar’atus Sholikha

Fasilitator                           :  Irma Sari Fitriana

Job Description

1. Moderator   :    Mengarahkan jalannya acara

2. Penyaji        :    Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan

3. Fasilitator    :    Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam  diskusi     

4. Observer     : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi jalannya penyuluhan

VII.     Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

1 3 menit Pembukaan

a)      membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam

b)      Memperkenalkan diri

c)      Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

d)     Menyebutkan materi yang akan

diberikan

e)      Menyampaikan kontrak waktu

Mendengarkan pembukaan

yang disampaikan oleh

moderator.

2 15 menit Pelaksanaan

Penyampaian materi oleh pemateri:

a)        Menggali pengetahuan peserta tentang

diare

b)        Menjelaskan tentang pengertian diare

c)        Menyebutkan penyebab diare

d)       Menyebutkan tanda dan gejala diare

e)        Menjelaskan tentang penanganan diare

di rumah

         Menjelaskan tentang pencegahan

diare

Mendengarkan dan

memberikan umpan balik

tehadap materi yang

disampaikan.

3 5 menit Tanya jawab Mengajukan pertanyaan

Page 9: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Memberikan kesempatan kepada peserta

untuk bertanya tentang materi yang

kurang dipahami

3 4 menit Evaluasi

Menanyakan kembali kepada peserta

tentang materi yang telah diberikan dan

reinforcement kepada peserta yang dapat

menjawab pertanyaan

Menjawab pertanyaan

4 3 menit Penutup

a)    Menjelaskan kesimpulan dari materi

penyuluhan

b)   Ucapan terima kasih

c)    Salam penutup

Mendengarkan dengan

seksama dan menjawab

salam

MATERI PENYULUHAN

KONSEP DASAR DIARE

1        PENGERTIAN

Beberapa pengertian diare

1.      Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan,

dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200

ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).

2.      Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali

sehari.

3.      Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3

kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur

lender dan darah (Ngastiyah, 1997).

2        PENYEBAB

1).    Faktor infeksi

a.       Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare,

meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,

Page 10: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi

parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).

b.      Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan

diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

c.       Faktor Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida

(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare

yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan

protein.

2).    Faktor Makanan:

Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis

makanan tertentu.

3).    Faktor Psikologis

Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)

Page 11: SATUAN ACARA PENYULUHAN

3        PATOFISIOLOGI

 

4        TANDA DAN GEJALA

1).    Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan

berkurang.

2).    Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.

3).    Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.

4).     Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat

banyaknya asam laktat.

5).    Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kuli tmenurun), ubun-ubun

dan mata cekung membrane mukosa kering dan disertai penurunan berat badan. 

Page 12: SATUAN ACARA PENYULUHAN

6).    Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung

cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, soporakomatus) sebagai

akibat hipovokanik.

7).     Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

8).    Bila terjadi asidosis metabolic klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam

(Kusmaul).

5        KLASIFIKASI DIARE

Menurut pedoman MTBS (2000) diare dapat diklasifikasikan,

1.      Diare akut terbagi atas :

a.       Diare dengan dehidrasi berat

b.      Diare dengan dehidrasi ringan/sedang

c.       Diare tanpa dehidrasi

2.      Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari/ lebih terbagi atas :

a.       Diare persisten dengan dehidrasi

b.      Diare persisten tanpa dehidrasi

3.      Desentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah

6        KOMPLIKASI

1).    Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik).

2).    Renjatan hipovolemik.

Dengan tanda-tanda : Mata mendelik, pandangan kosong, serta ada gerakan-gerakan tangan

kaki.

3).    Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoniotot, lemah, bradikardi, perubahan pada

elektrokardiagram).

4).    Hipoglikemia.

5).    Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan

vilimukosa, usus halus.

6).    Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.

7).    Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami

kelaparan.

7        PENCEGAHAN

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah diare adalah:

Page 13: SATUAN ACARA PENYULUHAN

1).    Kebersihan perorangan pada anak. Mencuci tangan sebelum makan dan setiap habis

bermain, memakai alas kaki jika bermain di tanah.

2).    Membiasakan anak defekasi di jamban dan jamban harus selalu bersih agar tidak ada lalat.

3).    Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat.

4).    Makanan harus selalu tertutup

5).    Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan untuk tidak

membeli makanan di jajanan terbuka

6).    Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang terjangkit penyakit diare selain air harus

bersih juga harus dimasak

7).    Pada anak yang minum dari botol (dot), botol harus dicuci dan dimasak setiap mau

digunakan

8).    Pada ibu menyusui sebelum menyusui bayinya mncuci tangan terlebih dahulu

8        PENATALAKSANAAN DI RUMAH

a.       Berikan ASI lebih lama padas etiap kali pemberian (Bila masih diberi ASI).

b.      Jika diberi ASI ekslusif ,berikan oralit /air matang sebagai tambahan.

c.       Jika tidak diberi ASI ekslusif berikan salah satu cairan berikut : oralit, kuah sayur, air tajin

atau air matang.

d.      Berikan oralit , dengan cara

1.      1 bungkus oralit masukkan kedalam 200 ml (1 gelas) air matang

2.      Usia sampai 1 tahun berikan 50-100 ml oralit setiap habis berak

3.      Berikan oralit sedikit-sedikit dengan sendok. Jika muntah tunggu sampai 10 menit,

kemudian berikan lagi

Tetapi jika anak muntah lebih sering atau berak-berak terus hingga lebih dari 5 hari

atau semakin memburuk sehingga pemberian oralit tidak dapat menolong supaya segera

dibawa berobat ke pelayanan kesehatan agar tidak terlambat.

Jelaskan bahwa oralit tidak untuk mengobati diarenya tetapi hanya untuk mencegah

agar anak tidak jatuh dalam keadaan dehidrasi berat. Dalam perjalanan agar pasien terus

diberi minum untuk mencegah bertambahnya dehidrasi

Kapan anak dibawa ke rumah sakit jika menemukan tanda-tanda sebagai berikut:

e.       Anak muntah tiap kali minum, Karena hal tersebut bias menjadikan diare dengan dehidrasi

berat.

f.       Demam

g.      Adanya lender dan darah dalam tinja

Page 14: SATUAN ACARA PENYULUHAN

9        PENATALAKSANAAN DI RUMAH SAKIT

a.       Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.

1)      Cairan per oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan per oral berupa cairan yang bersifat

NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar

Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar

natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin

disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.

2)      Cairan parentral

Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut:

a.       Untuk anak umur 1 bulan - 2 tahun berat badan 3-10 kg

1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15 ttsatau 13

tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).

• 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infuse set berukuran 1 ml=15

ttsatau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).

• 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit

b.      Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg

• 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit

(1 ml=20 tetes).

c.       Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg

• 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1

ml=20 tetes).

• 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit

(1 ml=20 tetes).

• 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.

d.      Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg

• Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4

bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.

Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8

tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).

e.       Untuk bayi berat badan lahir rendah

Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian

NaHCO3 1½ %).

Page 15: SATUAN ACARA PENYULUHAN

b.      Pengobatan dietetik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg,

jenis makanan:

1. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh. Makanan

setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)

- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak

mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.

c.       Obat-obatan

Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung

elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.