satuan acara penyuluhan

6
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) TBC SATUAN ACARA PENYULUHAN i. TOPIK Waspada Akan Bahaya TBC ii. PERMASALAHAN Kurangnya informasi akan bahaya penyakit TBC iii. SASARAN Pemuda Karang Taruna RT 005/RW 003 Pulo Tawangsari Jombang iv. TEMPAT dan WAKTU Hari/Tanggal : Sabtu, 10 Maret 2012 Waktu : 10.00 WIB – Selesai Tempat : Posyandu Pulo Tawangsari gg. 01 Pulolor Jombang v. TUJUAN A. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan Peserta mampu memahami dan lebih waspada akan bahaya TBC (Tuberkulosis). B. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan, Peserta dapat: Ø Menjelaskan pengertian penyakit TBC Ø Menjelaskan penyebab TBC Ø Menjelaskan kewaspadaan terhadap TBC Ø Menjelaskan tentang penanganan TBC vi. MATERI Terlampir vii. METODE PENYAMPAIAN a. Ceramah b. Tanya Jawab viii. MEDIA Leaflet

Upload: lala-pulcino

Post on 11-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dokumen

TRANSCRIPT

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) TBC

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) TBC

SATUAN ACARA PENYULUHAN

i. TOPIK

Waspada Akan Bahaya TBC

ii. PERMASALAHAN

Kurangnya informasi akan bahaya penyakit TBC

iii. SASARAN

Pemuda Karang Taruna RT 005/RW 003 Pulo Tawangsari Jombang

iv. TEMPAT dan WAKTU

Hari/Tanggal : Sabtu, 10 Maret 2012

Waktu : 10.00 WIB Selesai

Tempat : Posyandu Pulo Tawangsari gg. 01 Pulolor Jombang

v. TUJUAN

A. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan Peserta mampu memahami dan lebih waspada akan bahaya TBC (Tuberkulosis).

B. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, Peserta dapat:

Menjelaskan pengertian penyakit TBC

Menjelaskan penyebab TBC

Menjelaskan kewaspadaan terhadap TBC

Menjelaskan tentang penanganan TBC

vi. MATERI

Terlampir

vii. METODE PENYAMPAIAN

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

viii. MEDIA

Leaflet

Powerpoint

ix. TABEL KEGIATAN

Tahap Kegiatan dan Waktu

Kegiatan

Media

Perawat

Peserta

Pembukaan

( 5 menit )

i. Salam Pembuka

ii. Memperkenalkan diri

iii. Menjelaskan maksud dan tujuan

iv. Membagikan leaflet

Mendengarkan dan memperhatikan perawat/penyaji

Powerpoint dan leaflet

Penyajian

( 15 menit )

Menyampaikan materi

Mendengarkan dan memperhatikan penyaji

Powerpoint dan leaflet

Penutupan

( 10 menit )

i. Melakukan tanya jawab

ii. Menutup pertemuan

Memperhatikan dan ikut bertanya serta menjawab

Powerpoint dan leaflet

x. EVALUASI

A. Evaluasi Struktur : Diharapkan penyuluhan berjalan sesuai dengan struktur yang telah dibuat.

B. Evaluasi proses : Diharapkan peserta sasaran mengikuti sampai kegiatan selesai dilaksanakan.

C. Evaluasi Hasil : Diharapkan peserta mengerti tentang waspada penyakit TBC.

xi. DAFTAR PUSTAKA

1. Nurchasanah. 2009. Ensiklopedi Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Familia

2. Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: Sagung Seto

3. Widiyanto, Sentot. 2009. Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani

4. Misnadiarly. 2007. Mengenal, Mencegah, Menanggulangi TBC. Semarang: Yayasan Obor Indonesia

5. Laban, Yoannes Y. 2007. TBC: Penyakit & Cara Pencegahan. Yogyakarta: Kanisius

MATERI

A. Definisi TBC

TBC atau dikenal juga dengan Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh basil tahan asam disingkat BTA, nama lengkapnya Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini pada umumnya menyerang paru-paru, namun terkadang juga dapat menyerang organ lain seperti ginjal, tulang, limpa, dan otak.

Tuberculosis berasal dari bahasa Latin Tuberkel yang artinya tonjolan kecil dan keras yang terbentuk sewaktu sistem kekebalan tubuh membangun dinding pengaman untuk membungkus bakteri Mycobacterium tuberculosis di dalam paru-paru.

B. Penyebab TBC

Seperti yang telah dijelaskan di atas, Tuberculosis disebabkan oleh Basil Tahan Asam, Mycobacterium tuberculosis. Di dalam jaringan tubuh, bakteri Mycobacterium tuberculosis berada dalam keadaan dormant, yaitu tidak aktif atau tertidur dalam waktu beberapa tahun. Mycobacterium tuberculosis akan mati dengan cepat jika terkena sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam bila berada di tempat yang gelap dan lembab.

C. Penularan TBC

Tuberculosis ditularkan melalui droplet (percikan dahak) atau titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, Bakteri TBC terhisap melalui saluran pernapasan masuk ke dalam paru, kemudian bakteri masuk lagi ke saluran limfe paru dan dari ini bakteri TBC menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Melalui aliran darah inilah bakteri TBC menyebar ke berbagai organ tubuh. Anak-anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah.

D. Gejala TBC

Gejala Umum

1. Batuk lebih dari empat minggu. Pengobatan biasa yang dilakukan seperti biasa tak mampu meredakan frekuensi batuk.

2. Batuk menahun dan berlendir., terutama waktu bangun tidur.

3. Panas ringan pada sore hari dan berkeringat pada malam hari.

4. Terdapat rasa sakit pada dada atau punggung atas.

5. Berat badan turun dan badan semakin lemah dalam beberapa tahun berturutan.

6. Pada anak-anak seringkali dapat diraba di tepi kanan atau kirinya terdapat benjolan (pembengkakan kelenjar-kelenjar).

Gejala Khusus

1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terserang, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara mengi, suara nafas melemah yang disertai sesak.

2. Jika ada cairan di rongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit di dada.

3. Jika mengenai tulang, akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.

4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran, dan kejang-kejang.

E. Diagnosa TBC

TBC dapat kita diagnosa melalui pengkajian dari gejala klinis ,pemeriksaan fisik ,gambaran radiologi atau Rontgen Paru dan pemeriksaan laboratorium klinis maupun bakteriologis.

1. Gejala klinis yang sering ditemui pada tuberculosis paru adalah batuk yang tidak spesifik tetapi progresif.

2. Pada pemeriksaan fisik kadang kita dapat menemukan suara yang khas tergantung seberapa luas dan dan seberapa jauh kerusakan jaringan paru yang terjadi.

3. Pemeriksaan Rontgen dapat menunjukkan gambaran yang bermacam macam dan tidak dapat dijadikan gambaran diagnostik yang absolut dari Tuberculosis Paru.

4. Pada pemeriksaan laboratorium ,peningkatan Laju Endap Darah dapat menunjukan proses yang sedang aktif ,tapi laju endap darah yang normal bukan berarti menyingkirkan adanya proses Tuberculosis.

5. Penemuan adanya BTA pada Dahak , bilasan bronkus ,bilasan lambung ,cairan pleura atau jaringan paru adalah sangat penting untuk mendiagnosa TBC Paru. Sering dianjurkan untuk pemeriksaan dahak sebanyak 3 kali untuk dahak yang diambil pada pagi hari.

F. Pencegahan TBC

1. Makan makanan yang baik dengan gizi yang seimbang.

2. Olahraga teratur.

3. Istirahat yang cukup.

4. Mengkonsumsi multivitamin yang membantu menjaga daya tahan tubuh.

5. Biasakan mencuci tangan.

6. Berhenti merokok, hindari minum minuman beralkohol, dan obat bius atau penenang.

7. Mengatur sistem sirkulasi udara di rumah.

8. Membiarkan jendela terbuka agar sinar matahari dapat masuk.

9. Menggunakan masker saat kontak atau berada di dalam suatu ruangan dengan penderita TBC.

10. Pemberian vaksin BCG ( Bacille Calmette-Guerin )

G. Pengobatan TBC

Minum obat dengan teratur dan benar sesuai dengan anjuran dokter selama 6 bulan berturut-turut tanpa terputus. Jenis, jumlah, dan dosis obat yang cukup serta teratur dalam menjalankan proses pengobatan. Bila minum obat tidak teratur maka dapat berakibat kuman TBC tidak mati, tumbuh resistensi obat, kuman menjadi kebal sehingga kuman TBC sulit sembuh.

Ada dua jenis obat yang diberikan kepada penderita TBC;

Obat Primer : Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamide, Streptomycin, Ethambutol.

Obat Sekunder : Exonamide, Paraaminosalisilat, Amikacin, Cycloserin, Kapreomicin, Kanamicin.

Demi suksesnya pengobatan ini WHO menganjurkan menggunakan strategi penyembuhan jangka pendek dengan pengawasan langsung yang dikenal dengan istilah DOTS ( Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy) yang meliputi mendeteksi pasien, melakukan pengobatan, dan melakukan pengawasan langsung. Anggota keluarga ikut aktif dalam memperhatikan penderita dalam meminum obatnya secara teratur dan benar.