satuan acara penyuluhan

21
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Kanker Serviks Sub Pokok Bahasan : Kanker Serviks Sasaran : Pasien dan keluarga pasien Hari / Tanggal : Selasa 01 Oktober 2013 Tempat : Ruang Delima RSUD Ciamis Waktu : 30 Menit Penyuluh : Reza Fahmi M Ria Aprilia Ika Mustikawati Rahmat Shafari Kuswandi I. Tujuan Pembelajaran Umum. Setelah mengikuti serangkaian proses penyuluhan kesehatan tentang kanker serviks selama 30 menit, diharapkan pasien dan keluarganya dapat mengerti dan memahami tentang kanker serviks. II. Tujuan Pembelajaran Khusus. Setelah mengikuti serangkaian proses penyuluhan kesehatan tentang kanker serviks selama 30 menit, diharapkan pasien dan keluarga mampu : 1. Menyebutkan pengertian kanker serviks 2. Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks 3. Menyebutkan penyebab kanker serviks 4. Mengetahui cara pencegahan kanker serviks 5. Mengetahui deteksi dini kanker serviks

Upload: riaaprilia

Post on 27-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

sap

TRANSCRIPT

Page 1: SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kanker Serviks

Sub Pokok Bahasan : Kanker Serviks

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

Hari / Tanggal : Selasa 01 Oktober 2013

Tempat : Ruang Delima RSUD Ciamis

Waktu : 30 Menit

Penyuluh : Reza Fahmi M

Ria Aprilia

Ika Mustikawati

Rahmat Shafari

Kuswandi

I. Tujuan Pembelajaran Umum.

Setelah mengikuti serangkaian proses penyuluhan kesehatan tentang kanker serviks

selama 30 menit, diharapkan pasien dan keluarganya dapat mengerti dan memahami

tentang kanker serviks.

II. Tujuan Pembelajaran Khusus.

Setelah mengikuti serangkaian proses penyuluhan kesehatan tentang kanker serviks

selama 30 menit, diharapkan pasien dan keluarga mampu :

1. Menyebutkan pengertian kanker serviks

2. Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks

3. Menyebutkan penyebab kanker serviks

4. Mengetahui cara pencegahan kanker serviks

5. Mengetahui deteksi dini kanker serviks

6. Menyebutkan stadium dari kanker serviks

7. Menyebutkan penatalaksanaan kanker serviks

Page 2: SATUAN ACARA PENYULUHAN

III. Ciri Peserta Didik

Penyuluhan ditujukan kepada pasien dan keluarga pasien yang berlatar belakang

perempuan.

IV. Pokok Materi

1. Pengertian kanker serviks

2. Tanda dan gejala kanker serviks

3. Penyebab kanker serviks

4. Cara pencegahan kanker serviks

5. Deteksi dini kanker serviks

6. Stadium dari kanker serviks

7. Penatalaksanaan kanker serviks

V. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab / Diskusi

VI. Media1. LCD / Flipchart2. Leaflet

Page 3: SATUAN ACARA PENYULUHAN

VII. Pengorganisasian

Pembimbing Pendidikan : Elis Roslianti, SKM.

Penyaji : Ria Aprilia

Ika Mustikawati

Moderator : Rahmat Shafari

Observer : Reza Fami M

Fasilitator : Kuswandi

Job Description

1. Moderator : Mengarahkan jalannya acara

2. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan

3. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam

diskusi

4. Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi

jalannya penyuluhan

I. Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN

PESERTA

1 2 menit Pembukaan

a) membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam

b) Memperkenalkan diri

c) Menjelaskan tujuan dari

penyuluhan

d) Menyebutkan materi yang

akan diberikan

e) Menyampaikan kontrak

waktu

Mendengarkan

pembukaan yang

disampaikan oleh

moderator.

Page 4: SATUAN ACARA PENYULUHAN

2 10 menit Pelaksanaan

Penyampaian materi oleh pemateri:

a) Menggali pengetahuan peserta

tentang kanker serviks

b) Menjelaskan tentang pengertian

kanker serviks

c) Menyebutkan Pengertian kanker

serviks

d) menyebutkan Tanda dan gejala

kanker serviks

e) menyebubkan Penyebab kanker

serviks

f) menyebutkan Cara pencegahan

kanker serviks

g) menyebutkan Deteksi dini kanker

serviks

h) menyebutkan Stadium dari kanker

serviks

i) menyebutkan Penatalaksanaan

kanker serviks

Mendengarkan dan

memberikan umpan

balik tehadap materi

yang disampaikan.

3 7 menit Tanya jawab

Memberikan kesempatan kepada peserta

untuk bertanya tentang materi yang kurang

dipahami.

Mengajukan

pertanyaan

Page 5: SATUAN ACARA PENYULUHAN

3 8 menit Evaluasi

Menanyakan kembali kepada peserta

tentang materi yang telah diberikan dan

reinforcement kepada peserta yang dapat

menjawab pertanyaan

Menjawab pertanyaan

4 3 menit Penutup

a) Mempersilahkan fasilitator dari

pembimbing klinik dan

pembimbing akademik untuk

menambahkan ataupun

menjelaskan kembali jawaban

pertanyaan peserta yang belum

terjawab.

b) Menjelaskan kesimpulan dari

materi penyuluhan

c) Ucapan terima kasih

d) Salam penutup

Mendengarkan

dengan seksama dan

menjawab salam

VIII. Daftar pustaka

Hartono, Poedjo (2000). Kanker Serviks & Masalah Skrinning di Indonesia. Kursus pada Pra

Kongres KOGI I & Pasar Mimbar. Volume 5 No.2

Mansyur, A., (2005). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media Aesculapius

Neville, Hacker (2001). Esensial Obstetri & Ginekologi Edisi 2.Jakarta: Hipokrates

Rasjidi, Imam (2007). Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi. Jakarta:EGC

Sarwono (2002). Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan bina Pustaka

------------- (2008) Vaksin HPV Cegah Kanker Serviks Sejak Diniwww.mediahidupsehat.com.

Page 6: SATUAN ACARA PENYULUHAN

IX. Evaluasi

1. Menyebutkan pengertian kanker serviks

2. Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks

3. Menyebutkan penyebab kanker serviks

4. Mengetahui cara pencegahan kanker serviks

5. Mengetahui deteksi dini kanker serviks

6. Menyebutkan stadium dari kanker serviks

7. Menyebutkan penatalaksanaan kanker serviks

Page 7: SATUAN ACARA PENYULUHAN

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

KANKER SERVIK

MATERI

PENGERTIAN

Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum yang mengenai organ

reproduksi wanita. Beberapa jenis human papilloma virus, suatu infeksi menular seksual,

mempunyai peran penting dalam kebanyakan kasus kanker serviks

Kanker leher rahim ( kanker servik ) adalah kanker yang terjadi pada servik uterus,

suatu daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan pintu masuk ke arah rahim yang

terletak antara uterus ( rahim ) dengan liang vagina.

PENYEBAB

Pada umumnya, kanker bermula pada saat sel sehat mengalami mutasi genetic yang

mengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat tumbuh dan berkembang

dengan kecepatan yang teratur. Sel kanker tumbuh dan bertambah banyak tanpa control dan

mereka tidak mati. Adanya akumulasi sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor).

Sel kanker menginvasi jaringan sekitar dan dapat berkembang dan tersebar di tempat lain di

dalam tubuh (metastasis).

Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui. Faktor ekstrinsik yang

diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks adalah infeksi virus Huma Papilloma

Page 8: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Virus (HPV). Lebih dari 95 % kanker serviks berkaitan erat dengan infeksi HPV ditularkan

melalui aktivitas seksual. HPV tipe resiko rendah (tipe 6 & 11) hampir tak berisiko menjadi

Ca Serviks, tapi menimbulkan genital warts. Infeksi tipe risiko tinggi (tipe 16 & 18)

mengarah pada Ca Serviks (Hartono, 2000).

Faktor risiko kanker leher rahim :

1. Kontak seksual terlalu dini kurang dari umur 15 tahun.

2. Berhubungan seks dengan banyak pasangan atau mempunyai pasangan yg suka

berganti2 pasangan

3. Merokok

Dari berbagai penelitian di negara - negara maju telah di temukan bahan konstituen

rokok di dalam sel - sel epitel leher rahim.

4. Faktor Genetik ( Faktor Keturunan)

Faktor ini sangat memegang peranan seorang bisa mengalami kanker jenis ini atau

tidak. Jika ibu Anda atau saudara perempuan dari pihak ibu atau ayah menderita

kanker leher rahim, maka Anda mempunyai resiko 2x lebih banyak menderita

penyakit yang sama

5. Sistem imun yang menurun juga dapat meningkatkan terjadinya kanker karena

kebanyakan wanita yang terinfeksi HPV tidak terkena kanker serviks. Namun, jika

seseorang tekena infeksi HPV dan sistem imunnya menurun akibat keadaan medis

lainnya, maka kecenderungan untuk berkembangnya kanker serviks semakin besar.

6. pencucian vagina dengan antiseptik atau deodoran yang terlalu sering

7. diet tinggi lemak

8. kekurangan vitamin C, asam folat, dan beta karoten

9. personal hygine yang kurang

10. grande multi para

GEJALA DAN TANDA

Pasien mungkin saja tidak mengalami gejala kanker serviks apapun. Kanker serviks dini

biasanya tidak memberikan gejala dan tanda. Semakin kanker berkembang, semakin

terlihatlah tanda dan gejala dari kanker serviks. Gejala tersebut dapat berupa

1. Perdarahan vagina setelah berhubungan sex, atau diantara dua periode menstruasi,

atau setelah menopause.

2. Sekret encer disertai darah dapat berat dan keputihan yang memiliki bau yang busuk.

3. Nyeri pinggang atau nyeri pada saat hubungan sex

Page 9: SATUAN ACARA PENYULUHAN

SKRINING DAN DIAGNOSIS

Skrining (Deteksi dini)

Jika kanker serviks terdeteksi pada stadium yang lebih awal, penatalaksanaan sepertinya lebih

berhasil. Skrining kanker serviks regular dan perubahan prekanker pada serviks

direkomendasikan untuk semua wanita. Kebanyakan panduan menganjurkan skrining

pertama dalam waktu 3 tahun pertama setelah aktif secara seksual, atau tidak lebih dari umur

21. Skrining dapat berupa.

1) Pap test. Selama Pap test, dokter mengambil sel dari serviks – leher sempit dari uterus-

dan mengirim sample tersebut ke lab. Sel ini kemudian diperiksa ada tidaknya

abnormalitas. Pemeriksaan Pap Test dapat mendeteksi sel abnormal pada serviks.

Stadium prekanker terjadi pada saat sel abnormal terdapat hanya pada lapisan luar dari

serviks dan tidak menginvasi bagian lebih dalam. Jika tidak ditangani, sel abnormal ini

dapat berubah menjadi sel kanker, dimana dapat menyebar pada beberapa tempat sekitar

serviks, vagina bagian atas, area pelvis, dan bagian lain dari tubuh. Kanker atau prekanker

yang ditemukan pada stadium preinvasif jarang membahayakan nyawa dan biasanya

hanya membutuhkan pengobatan rawat jalan.

2) Tes HPV DNA. Terdapat juga pemeriksaan HPV DNA untuk menentukan apakah

seseorang terinfeksi salah satu dari 13 jenis HPV yang sepertinya paling mungkin

menyebabkan kanker serviks. Seperti pada Pap tes, tes HPV DNA mengambil jaringan

dari serviks untuk diperiksa di lab. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi strain resiko tinggi

HPV pada DNA sel sebelum perubahan pada sel serviks dapat terlihat.

Pemeriksaan HPV DNA bukan merupakan pengganti skrining Pap dan tidak

digunakan untuk wanita lebih muda dari 20 tahun dengan hasil Pap yang normal,

kebanyakan infeksi HPV pada wanita pada kelompok ini sembuh sendiri dan tidak

dikaitkan dengan kanker serviks.

DIAGNOSIS

Jika seseorang mengalami tanda dan gejala kanker serviks atau jika hasil pemeriksaan Pap

Smear memperlihatkan sel kanker, pasien dapat menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk

menegakkan diagnosis. Untuk menegakkan diagnosis, dokter dapat melakukan :

1. Memeriksa serviks. Selama pemeriksaan yang disebut kolposkopi, dokter dapat

menggunakan mikroskop khusus (colposcope) untuk memeriksa serviks dari sel

Page 10: SATUAN ACARA PENYULUHAN

abnormal. Jika terlihat area yang tidak biasanya, dapat diambil sample sel untuk

analisis (biopsy). Gambar 1. Colposcopy untuk mengambil jaringan yang abnormal

2. Mengambil sample sel serviks. Selama prosedur biopsy dokter mengambil sample

dari sel abnormal dari serviks dengan menggunakan alat khusus. Pada punch out

biopsy, dokter menggunakan pisau sirkuler khusus untuk mengambil sebagian kecil

dari serviks. Biopsi jenis lainnya dapat digunakan tergantung dari lokasi dan ukuran

dari area yang abnormal.

STADIUM

Jika kanker serviks telah ditentukan, maka pasien akan manjalani pemeriksaan lebih jauh lagi

untuk menentukan apakah kanker telah menyebar dan sampai dimana penyebarannya suatu

proses yang disebut stadium kanker. Stadium kanker merupakan faktor kunci yang

menentukan pengobatan. Pemeriksaan untuk menentukan stadium dapat berupa :

Gambaran Radiologi. Pemerksaan seperti X-Ray, computerized tomography (CT) Scan

atau MRI dapat membantu untuk menentukan apakah kanker telah menyebar disekitar

serviks.

Pemeriksaan visual pada kandung kemih atau rektal. Dokter dapt menggunakan alat

khusus untuk melihat kandung kemih secara langsung (cystoscopy) dan rektum

(proctoskopi).

Pembagian stadium kanker adalah

Stadium 0. Juga dikatakan carcinoma in situ atau kanker noninvasive, kanker dini ini

kecil dan hanya terbatas pada permukaan serviks.

Stadium I. Kanker hanya terbatas pada serviks

Stadium II. Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus, namun belum

menyebar ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina..

Stadium III. Kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks dan uterus ke

dinding pelvis atau bagian bawah vagina.

Stadium IV. Pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti

kandung kemih atau rectum, atau telah menyebar ke daerah lain didalam tubuh, seperti

paru-paru, hati, atau tulang.

Page 11: SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENATALAKSANAAN

Kanker noninvasive, terbatas

Penatalaksanaan kanker serviks yang terbatas hanya pada lapisan luar dari serviks

memerlukan penangan untuk membuang area abnormal. Pada kebanyakan wanita pada situasi

ini, tidak diperlukan penanganan tambahan. Prosedur untuk membuang kanker noninvasif ter-

masuk :

Biopsi Cone. Selama operasi ini, dokter menggunakan scalpel untuk mengambil selembar

jaringan serviks berbentuk cone dimana abnormalitas ditemukan.

Operasi Laser. Operasi ini menggunakan gelombang sempit pada cahaya laser untuk mem-

bunuh sel kanker dan sel pre-kanker.

Loop electrosurgical excision procedure (LEEP). Teknik ini menggunakan lintasan kabel

untuk memberikan arus listrik, yang memotong seperti pisau bedah , dan mengambil sel

dari mulut serviks.

Cryosurgery. Teknik yaitu dengan membekukan dan membunuh sel kanker dan

prekanker..

Hysterectomy. Operasi besar ini termasuk membuang jaringan dari area kanker dan

prekanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya dilakukan pada kasus yang dipilih

dari kasus kanker servikal noninvasif.

Kanker invasif

Kanker servikal yang menginvasi lebih dalam dari lapisan luar sel pada serviks disebut

sebagai kanker invasive dan membutuhkan lebih banyk penanganan. Penanganan untuk

kanker serviks bergantung pada beberapa faktor, termasuk stadium kanker, permasalahan

medis lain yang mungkin dimiliki, dan pilihan pasien sendiri. Opsi penatalakasanaan terdiri

dari

1) Operasi.

Operasi untuk mengambil uterus biasanya dilakukan untuk mengatasi stadium dini

dari kanker serviks. Hysterectomy sederhana yaitu dengan membuang jaringan kanker,

serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya pilihan hanya jika kanker dalam stadium yang

dini – Invasi kurang dari 3 milimeter (mm) ke dalam serviks. Hysterectomy radikal –

Membuang serviks, uterus, bagian vagina, dan nodus limfe pada area tersebut – merupakan

operasi standar dimana terdapat invasi lebih besar dari 3 mm kedalam serviks dan tidak ada

bukti adanya tumor pada dinding pelvis.Hysterectoy dapat mengobati kanker serviks stadium

dini dan mencegah kanker kembali lagi, namun membuang uterus membuat pasien tidak

Page 12: SATUAN ACARA PENYULUHAN

mungkin hamil lagi. Efek samping sementara dari hysterectomy termasuk nyeri pelvis, dan

kesulitan dalam pencernaan, dan urinasi

2) Radiasi.

Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terapi radiasi

dapat diberikan secara eksternal atau internally (brachytherapy) dengan menempatkan alat

diisi dengan material radioaktif yang akan ditempatkan di serviks. Terapi radiasi sama

efektifnya dengan operasi pada kanker serviks stadium dini. Bagi wanita dengan kanker

serviks yang lebih berat, radiasi merupakan penatalaksaanaan terbaik. Kedua metode terapi

radiasi ini dapat dikombinasi. Terapi radiasi dapat digunakan sendiri, dengan kemoterapi,

sebelum operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk membunuh sel kanker

lainnya yang masih hidup. Efek samping dari radiasi terhadap area pelvis termasuk nyeri

lambung, nausea, diare, iritasi kandung kemih, dan penyempitan vagina, dimana akan

menyebabkan hubungan seks lebih sulit dilakukan. Wanita premenopausal dapat berhenti

menstruasi sebagai akibat dari terapi radiasi.

3) Kemoterapi.

Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk menangani pasien dengan

metastasis extrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor rekurren yang sebelum telah

ditangani dengan operasi atau radiasi dan bukan merupakan calon exenterasi. Cisplatin telah

menjadi agen yang paling banyak diteliti dan telah memperlihatkan respon klinis yang paling

konsisten. Walaupun ada beberapa penilitan yang bervariasi, terapi cisplatin agen tunggal

memberikan hasil dengan respon sempurna pada 24% kasus, dengan tambahan 16% dari

terapi ini memperlihatkan respon parsial. Ifosfamide, agen alkylating yang mirip dengan

cyclophosphamide, telah memberikan respon total hingga 29% pada pasien kanker serviks;

namun, efektivitas belum dapat dikonfirmasi oleh semua peneliti. Agen lainnya yang

memberikan paling tidak aktivitas parsial terjadap kanker serviks termasuk carboplatin,

doxorubicin hydrochloride, vinblastine sulfate, vincristine sulfate, 5-fluorouracil,

methotrexate sodium, dan hexamethyl melamine. Kombinasi paling aktif yang digunakan

untuk mengatasi kanker serviks semuanya mengandung cisplatin. Agen tersebut paling sering

digunakan bersama bleomycin, 5-fluorouracil, mitomycin C, methotrexate,

cyclophosphamide, dan doxorubicin. Penelitian National Cancer Institute Gynecologic

Oncology Group sedang dikerjakan untuk membandingkan kemampuan dari berbagai

kombinasi kemoterapi

Page 13: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Efek samping kemoterapi tergantung dari obat yang diberikan namun secara umum

dapat menyebabkan diare, lelah, mual, dan rambut rontok. Beberapa obat kemoterapi dapat

mengakibatkan infertilitas dan menopause dini pada wanita premenopause.

4) Kemoradiasi.

Pemakaian kemoradiasi telah diketahui secara luas memberikan harapan hidup lebih

tinggi dibandingkan pemberian radiasi saja pada penanganan kanker serviks. Kombinasi an-

tara kemoterapi dan terapi radiasi berdasarkan teori dari pembunuhan sel sinergis – efek ter-

apeutik dari dua modalitas terapi digunakan bersamaan lebih besar dibandingkan jika 2

modalitas tersebut digunakan tidak bersamaan. Bila dikombinasikan dengan radiasi, penggu-

naan mingguan cisplatin mengurangi resiko progresi selama 2 tahun sebesar 43% ( harapan

hidup 2 tahun = 70%) untuk stadium II B sampai stadium IV A. Pada keadaan ini, cisplatin

sepertinya bekerja sebagai radiosensitizer, dapat menurunkan kemungkinan dari rekurensi

lokal dan lebih mengurangi jumlah kejadian metastasis jauh.

PENCEGAHAN

Resiko terjadinya kanker serviks dapat dilakukan dengan menghindari infeksi HPV. HPV

menyebar melalui kontak kulit dengan bagian badan yang terinfeksi, tidak hanya dengan

hubungan seks. Menggunakan kondom setiap melakukan hubungan dapat mengurangi resiko

terkena infeksi HPV.

Sebagai tambahan dari penggunaan kondom, cara terbaik untuk mencegah kanker serviks

yaitu :

Menghindari hubungan sex pada umur muda.

Memiliki partner seks tunggal

Menghindari merokok

Vaksniasi HPV. Suatu vaksin baru disebut Gardasil memberikan perlindungan dari tipe HPV

yang paling berbahaya. The national Advisory Committee on Immunization Practices

merekomendasikan vaksinasi pada wanita umur 11 dan 12 tahun, sebagaimanapula pada

wanita umur 13 hingga 26 tahun jika mereka belum menerima vaksin. Vaksin ini paling efek-

tif diberikan sebelum wanita aktif secara seksual. Vaksin ini diberikan selama tiga kali.

Penyuntikan kedua berselang dua bulan sejak vaksin pertama diberikan dan vaksin ketiga dis-

untikkan pada bulan keenam. Dosis vaksin 0,5 cc disuntikkan intra muscular pada lengan

atas.

Page 14: SATUAN ACARA PENYULUHAN

Walaupun vaksin dapat mencegah hingga 70 % kasus kanker serviks, vaksin ini tidak dapat

mencegah infeksi dari virus lain yang dapat juga menyebabkan kanker serviks selain itu

membutuhkan biaya yang mahal Rp 4 juta untuk tiga dosis tersebut. Pap Smear secara rutin

untuk skrining kanker serviks lah yang paling penting.

Pemeriksaan Pap Rutin. Pemeriksaan Pap Smear secara rutin adalah cara paling efektif un-

tuk mendeteksi kanker serviks pada stadium yang lebih dini. Panduan jadwal Pap rutin adalah

sebagai berikut :

Pap Smear pertama dilakukan pada 3 tahun pertama setelah hubungan sex pertama atau

pada umur 21 tahun (lakukan yang mana terjadi duluan)

Dari umur 21 hingga 29 tahun, lakukan pemeriksaan Pap rutin setiap satu atau 2 tahun

sekali.

Dari umur 30 hingga 69 tahun, Pemeriksaan Pap setiap 2 atau 3 tahun jika pasien memiliki

3 kali berurutan pemeriksaan Pap yang normal.

Umur 70 keatas, jika 3 pemeriksaan Pap Smear negative maka Pap smear sudah dapat

dihentikan.

Page 15: SATUAN ACARA PENYULUHAN