sarpus low vision

9
Penurunan tajam penglihatan dikarenakan penyebab yang masih dapat diterapi tidak termasuk low vision. misalnya kelainan refraksi, katarak, posterior capsular opacification (PCO) dan sikatrik kornea yang dapat ditangani dengan keratoplasti Penyebab penurunan tajam penglihatan pada anak – anak tersering adalah nistagmus, stargardt's maculopathies, makulopathy (yang bukan disebabkan Stargardt's disease), myopic macular degeneration, oculocutaneous albinism dan amblyopia (Shah, 2011). Penderita yang tidak dapat melihat dekat dengan baik memerlukan alat pembesar. Anak – anak lebih senang menggunakan kacamata pembesar single-vision karena lebih sering melakukan pekerjaan dekat disamping kerena memiliki alat gerak yang lebih pendek dan fleksibel. Orang dewasa yang menderita low vision justru sebaliknya, mereka menjauhkan benda yang akan mereka baca. Keuntungan menggunakan kacamata pembesar single – vision adalah hands-free sedangkan kerugiannya adalah karena relatif digunakan untuk melihat jarak dekat menyebabkan kelelahan kepala dan leher jika digunakan dalam jangka waktu lama. Hand held (Lee & Cho, 2007). Lapangan pandang pada orang normal adalah 60 o ke superior dan nasal, 70 – 75 o ke inferior dan 100 – 110 o ke temporal. Aktivitas sehari – hari seperti mengemudikan mobil pada siang hari memerlukan visus > 20/200 dengan lapangan pandang 120 o , sedangkan untuk

Upload: sri-yuliastini

Post on 26-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: Sarpus Low Vision

Penurunan tajam penglihatan dikarenakan penyebab yang masih dapat

diterapi tidak termasuk low vision. misalnya kelainan refraksi, katarak, posterior

capsular opacification (PCO) dan sikatrik kornea yang dapat ditangani dengan

keratoplasti

Penyebab penurunan tajam penglihatan pada anak – anak tersering adalah

nistagmus, stargardt's maculopathies, makulopathy (yang bukan disebabkan

Stargardt's disease), myopic macular degeneration, oculocutaneous albinism dan

amblyopia (Shah, 2011).

Penderita yang tidak dapat melihat dekat dengan baik memerlukan alat

pembesar. Anak – anak lebih senang menggunakan kacamata pembesar single-

vision karena lebih sering melakukan pekerjaan dekat disamping kerena memiliki

alat gerak yang lebih pendek dan fleksibel. Orang dewasa yang menderita low

vision justru sebaliknya, mereka menjauhkan benda yang akan mereka baca.

Keuntungan menggunakan kacamata pembesar single – vision adalah hands-free

sedangkan kerugiannya adalah karena relatif digunakan untuk melihat jarak dekat

menyebabkan kelelahan kepala dan leher jika digunakan dalam jangka waktu

lama. Hand held (Lee & Cho, 2007).

Lapangan pandang pada orang normal adalah 60o ke superior dan nasal, 70

– 75o ke inferior dan 100 – 110o ke temporal. Aktivitas sehari – hari seperti

mengemudikan mobil pada siang hari memerlukan visus > 20/200 dengan

lapangan pandang 120o, sedangkan untuk dapat membaca secara lancar

diperlukan... dan lapangan pandang minimal sebanyak empat huruf (Khanna &

Ichhpujani, 2012).

Penderita low vision dapat mandiri dengan berbagai cara diantaranya

dengan membuat segala sesuatunya lebih terang, lebih besar dan tegas.

Lingkungan yang lebih terang bisa didapatkan dari pencahayaan yang cukup,

mengontrol cahaya yang menyilaukan dan meningkatkan kontras (Natarajan,

2012).

Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan low vision diantaranya

functional vision, fuctional vision impairment, economic blindness, legal

blindness dan low vision itu sendiri.

Page 2: Sarpus Low Vision

Functional vision merupakan penglihatan untuk melakukan pekerjaan

sehari – hari seperti mengenali wajah seseorang. Bagaimana seseorang

menggunakan penglihatannya tergantung pada pengalaman masing – masing

orang dan tergantung pada tingkat keparahannya. Fungsional vision dapat

diperbaiki dengan koreksi refraksi dan alat bantu low vision.

Functional vision impairment adalah keterbatasan dari kapasitas

penglihatan yang bermanifestasi sebagai berkurangnya resolusi visual,

menyempitnya lapangan pandang dan berkurangnya sensitivitas kontras.

Functional visual impairment menyebabkan kesulitan melakukan kegiatan sehari

– hari.

Economic blindness merupakan suatu keadaan dimana penglihatan

jauhnya < 6/60 pada mata yang lebih sehat dengan koreksi maksimal atau

lapangan pandang < 200 pada meridian terluas dari mata yang lebih sehat.

Legal blindness merupakan individu yang mengalami keterbatasan

penglihatan yaitu visus < 6/60 dengan koreksi terbaik atau lapangan pandang <

200 pada meridian terluas dari mata yang lebih sehat sehingga layak untuk

mendapatkan bantuan dari pemerintah (Khanna & Ichhpujani, 2012 ; Anonim3).

Besarnya pembesaran dirumuskan dengan formula : Magnification (M) =

Dioptric power (D)/4. Formula ini digunakan agar pasien dapat berakomodasi

untuk melihat benda pada jarak 25 cm. Pembesaran tersebut dapat berubah sesuai

dengan perubahan jarak dari lensa ke benda seperti pada kacamata dan kaca

pembesar. Pembesaran dengan formula M = D + A/2,5 dimana A merupakan

amplitudo akomodasi. Formula M = D + A – h AD/2,5

Penggunaan audio books, e-book reader dan perangkat lunak komputer

text-to-speech merupakan teknologi yang dapat membantu penderita. Produk yang

dapat memperbesar huruf sehingga memudahkan penderita untuk membaca yaitu

alat optik dan perangkat elektronik (Natarajan, 2012).

Kacamata pembesar digunakan untuk membaca, menulis dan melihat

benda dari jarak dekat. Kacamata tersebut menghasilkan pembesaran ¼ kali dari

power lensa. Kacamata prisma pada satu mata dengan full field with base in

sebagai kompensasi konvergensi mata digunakan untuk koreksi binokular.

Page 3: Sarpus Low Vision

Alat bantu optik low vision terbuat dari satu atau lebih lensa yang

ditempatkan antara mata dan objek yang akan memperbesar bayangan objek di

retina. Alat bantu optik low vision misalnya kaca pembesar, teleskop dan alat

pengontrol cahaya (Minto & Butt, 2004).

Jumlah penduduk dunia yang mengalami penurunan fungsi penglihatan

pada tahun 2002 mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,

dimana jumlah penduduk yang mengalami kebutaan karena penyakit infeksi

mengalami penurunan sedangkan jumlah penduduk yang mengalami kebutaan

karena meningkatnya angka harapan hidup mengalami peningkatan.

Kaca pembesar ada bermacam – macam yaitu yang dipegang dengan

tangan, digantung, berdiri, illuminated hand-held, illuminated stand, kacamata

binokular, kaca pembesar berbentuk batang atau kubah. Penggunaan kaca

pembesar ini adalah untuk melihat dekat seperti membaca, menulis, melihat harga

barang, menggunakan handphone, dan lain – lain. Kaca pembesar dengan lampu

dapat membantu penderita melihat dalam ruangan dengan pencahayaan redup.

Kacamata pembesar memberikan lapang pandang yang lebih luas sedangkan kaca

pembesar yang dipegang tangan menyulitkan bagi penderita tremor dan saat

melakukan kegiatan yang memakai tangan seperti menulis (Natarajan, 2012 ;

Khanna & Ichhpujani, 2012 ; Minto & Butt, 2004).

Cahaya yang menyilaukan dapat mengganggu penglihatan sehingga lensa

berwarna sering digunakan pada kaca depan mobil. Absorptive filters merupakan

lensa berwarna yang digunakan untuk menyerap cahaya yang menyilaukan.

Absorptive filters memiliki beragam tingkat penyerapan (Minto & Butt, 2004).

Page 4: Sarpus Low Vision

Gambar Kaca pembesar yang dipegang tangan (Minto & Butt, 2004)

Gambar Kaca pembesar yang berdiri (Minto & Butt, 2004)

Alat bantu optik ini akan lebih bermanfaat jika dikombinasi dengan alat

bantu non optik untuk meningkatkan pencahayaan, meningkatkan kontras

dan mengurangi silau (Anonim1).

Page 5: Sarpus Low Vision

Ukuran pembesaran sekarang ini cenderung tidak lagi menggunakan x (kali)

namun menggunakan diopter atau equivalent viewing distance (EVD).

http://www.albinism.org/publications/low-vision-aids.html

http://www.visionaware.org/reading-low-vision-optical-devices

Penurunan fungsi penglihatan : penurunan penglihatan yang tidak dapat dikoreksi

dengan kacamata.

Penyebab penurunan fungsi penglihatan diantaranya age-related macular

degeneration (AMD), retinopati diabetika, glaukoma, albinism, ambliopia,

kekeruhan kornea, miopia degeneratif, degenerasi makula, retinitis pigmentosa,

stargard’s disease, trachoma dan uveitis; Minto & Butt, 2004

Penderita low vision khususnya anak-anak dapat meningkatkan penglihatan

dekatnya dengan berakomodasi atau memincingkan mata untuk mendapatkan efek

pin hole. Penderita juga bisa mendapatkan pembesaran dengan mendekatkan diri

ke suatu objek sehingga dapat melihat objek tersebut secara lebih detail. Cara ini

disebut dengan relative distance magnifiers

Alat bantu non optik low vision merupakan alat bantu yang umumnya

berfungsi memperbesar ukuran, mengurangi silau, meningkatkan cahaya dan

kontras. Alat bantu non optik low vision misalnya lampu, jam tangan dengan

kontras tinggi, buku dengan cetakan besar, kertas dengan garis tebal, alat

elektronik. Alat elektronik ini dibagi menjadi dua yaitu alat optik elektronik

(disebut juga CCTV / closed circuit television) yang memperbesar bayangan di

monitor dan alat non optik elektronik dengan sistem konversi yang mengubah

tulisan menjadi suara. Pembesaran yang dihasilkan CCTV mencapai 3x hingga

100x, dengan jarak kerja yang normal. Alat elektronik non optik misalnya audio

books, e-book reader dan perangkat lunak komputer text-to-speech, talking

watches, talking calculators, sistem konversi huruf braille. Alat bantu untuk

mengurangi silau diantaranya topi dan visors. Absorptive filters (filter penyerap

sinar) merupakan lensa berwarna yang dapat mengurangi cahaya yang

menyilaukan. Absorptive filters ini memiliki daya serap yang bervariasi (Minto &

Butt, 2004 ; Natarajan, 2012).

Kestenbaum and Sturman 13 suggested a rule to calculatethe reading addition for a given visual acuity. Kestenbaum’s

Page 6: Sarpus Low Vision

rule is that the reading addition equals the inverse of thevisual acuity. It tends tounder estimate the reading additionfor a patient 14 and results in the person reading close to theresolution limit. Kestenbaum’s rule is mainly used as astarting point for the required reading addition.

Page 7: Sarpus Low Vision
Page 8: Sarpus Low Vision