saraf dan kejiwaan
DESCRIPTION
schizofrenTRANSCRIPT
PEMICU 6BLOK SARAF DAN
KEJIWAANKELOMPOK 5
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS TARUMANAGARA
2007
Kelompok 5Fasilitator : dr. Irma Hasan
Nama NIMNugie 405070020 Anggota Lanny 405070033 Anggota
Ferawati Siswo 405070058 Sekretaris
Jessica Tania 405070071 Anggota
Melisa Ratnawati 405070079 Penulis
Elly Widiatmaningrum 405070081 Anggota
Daria Putri Roman 405070087 Anggota Steinley 405070142 Anggota
Novianti Santoso 405070143 AnggotaDaniel H 405070145 KetuaPandu W 405070158 Anggota
Rendy 405070159 Anggota
Skenario Marah-marah dan gaduh gelisah
• A, berusia 27 tahun, bekerja sebagai karyawan swasta, dibawa ibunya ke Unit Gawat Darurat RS karena marah-marah dan memecahkan barang-barang di rumah setelah bertengkar dengan kakaknya.
• Sejak 3 bulan lalu A bermasalah di kantor sehingga mendapat surat peringatan akan dipecat bila berbuat salah lagi dan jabatannya saat ini diturunkan satu tingkat. Sudah 2 bulan ini A tidak bekerja dan mengurung diri di kamar dan hanya keluar kamar bila ingin makan. Saat sendirian di kamar, keluarga sering mendengar ia berbicara dan marah-marah. A merasa yakin bahwa tetangganya sering menjelek-jelekkan dirinya dan iri dengan keberhasilannya. A juga sering mengeluh pusing dan sakit kepala.
• Selama ini keluarga tidak banyak mengetahui masalah yang dialami A karena ia seorang yang pendiam dan tidak banyak teman.
• Apa yang dapat kita pelajari dari kasus A???
Learning Objective• Menjelaskan Gangguan Jiwa dan Skizofren
– Definisi, etiologi dan faktor pencetus, klasifikasi, psikopatologis, manifestasi klinis, penegakkan diagnosis, pemeriksaan, penatalaksanaan, komplikasi, prognosis, DD
• Menjelaskan perbedaan Psikosis dan Skizofren• Aspek Sosial, Etika, Hukum Kedokteran
Mental Disorder
Psikosis adalah ketika seseorang tidak mampu membedakan antara realitas dan imajinasi mereka.
Gangguan struktural, gangguan mental organik
GANGGUAN JIWA
KLASIFIKASI• F0 : g3 mental organik trmasuk g3 mental simptomatik• F1 : g3 mental dan perilaku ak/ penggunaan obat psikoaktif• F2 : skizophrenia, g3 skizotipal dan g3 waham• F3 : g3 suasana perasaan / mood afektif• F4 : g3 neurotik, g3 somatoform, dan g3 yg berkaitan dgn stress• F5 : sindrom perilaku yg berhubungan dgn g3 fisiologis dan
faktor fisik• F6 : g3 kepribadian dan perilaku masa dewasa• F7 : RM• F8 : g3 perkembangan psikologis• F9 : g3 perilaku dan emosional dgn onset biasanya pd masa
kanak dan remaja
F0: Gangguan mental organik, termasuk golongan mental simptomatik
• F00: Demensia pada penyakit Alzheimer• F01: Demensia pada penyakit vaskular• F02: Demensia pada penyakit lain YDK• F03: Demensia YTT• F04: Sindrom amnesik organik bukan akibat alkohol dan zat
psikoaktif lainnya• F05: Delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif
lainnya• F06: Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan
disfungsi otak dan penyakit fisik• F07: Gangguan kepribadian dan perilaku akibat penyakit,
kerusakan dan disfungsi otak• F09: Gangguan mental organik atau simtomatik YTT
F1: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
• F10: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkohol• F11: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan opioida• F12: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kanabinoida• F13: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan sedativa atau
hipnotika• F14: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan kokain• F15: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan stimulansia lain
termasuk kafein• F16: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan halusinogenika• F17: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan tembakau• F18: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan pelarut yang
mudah menguap• F19: Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat multipel dan
penggunaan zat psikoaktif lainnya
F2: Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham
• F20: Skizofrenia• F21: Gangguan skizotipal • F22: Gangguan waham menetap• F23: Gangguan psikotik akut dan sementara• F24: Gangguan waham terinduksi• F25: Gangguan skizoafektif• F28: Gangguan psikotik nonorganik lainnya• F29: Psikosis nonorganik YTT
F3: Gangguan suasana perasaan (mood afektif)
• F30: Episode manik• F31: Gangguan afektif bipolar• F32: Episode depresif• F33: Gangguan depresif berulang• F34: Gangguan suasana perasaan (mood afektif)
menetap• F38: Gangguan suasana perasaan (mood afektif)
lainnya• F39: Gangguan suasana perasaan (mood afektif)
YTT
F4: Gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan yang berkaitan dengan stress
• F40: Gangguan anxietas fobik• F41: Gangguan anxietas lainnya• F42: Gangguan obsesif-kompulsif• F43: Reaksi terhadap stres berat dan
gangguan penyesuaian• F44: Gangguan disosiatif (konversi)• F45: Gangguan somatoform• F48: Gangguan neurotik lainnya
F5: Sindrom perilaku yang berhubungan dengan faktor fisiologis dan fisik
• F50: Gangguan makan• F51: Gangguan tidur nonorganik• F52: Disfungsi seksual bukan disebabkan oleh gangguan
atau penyakit organik• F53: Gangguan jiwa dan perilaku yang berhubungan
dengan masa nifas YTK• F54: Faktor psikologis dan perilaku yang berhubungan
dengan gangguan atau penyakit nifas• F55: penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan
ketergantungan• F59: sindrom perilaku YTT yang berhubungan dengan
gangguan fisiologis dan faktor fisik
F6: Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
• F60: Gangguan kepribadian khas• F61: Gangguan kepribadian campuran dan lainnya• F62: perubahan kepribadian yang berlangsung lama yang
tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit otak• F63: Gangguan kebiasaan dan impuls• F64: Gangguan identitas jenis kelamin• F65: Gangguan preferensi seksual• F66: Gangguan psikologis dan perilaku yang berhubungan
dengan perkembangan dan orientasi seksual• F68: Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
lainnya• F69: Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa YTT
F7: Retardasi mental
• F70: Retardasi mental ringan• F71: Retardasi mental sedang• F72: Retardasi mental berat• F73: Retardasi mental sangat berat• F78: Retardasi mental lainnya• F79: Retardasi mental YTT
F8: Gangguan perkembangan psikologis
• F80: Gangguan perkembangan khas berbicara dan berbahasa
• F81: Gangguan perkembangan belajar khas• F82: Gangguan perkembangan motorik khas• F83: Gangguan perkembangan khas campuran • F84: Gangguan perkembangan pervasif• F88: Gangguan perkembangan psikologis lainnya• F89: Gangguan perkembangan psikologis YTT
F9: Gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada masa kanak dan remaja
• F90: Gangguan hiperkinetik• F91: Gangguan tingkah laku• F92: Gangguan campuran tingkah laku dan emosi• F93: Gangguan emosional dengan onset khas pada
masa kanak• F94: Gangguan fungsi sosial dengan onset khas pada
masa kanak dan remaja• F95: Gangguan “tic”• F98:Gangguan perilaku dan emosional lainnya dengan
onset biasanya pada masa kanak dan remaja
• KLASIFIKASI MUTAKHIR• Di buat oleh American Psychiatric Association
(APA)Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV)
• Axis I Clinical disorder• Axis IIPersonality disorder• Axis III General Medical Conditions• Axis IV Psychosocial and Environmental
Problem• Axis V Global Assesment of Function
KLASIFIKASI TINGKAH LAKU ABNORMAL
AXIS I Clinical Disorders Delirium, demensia, Amnestic and Other Cognitive Disorder
Mental Disorder Due to a General Medical Conditions
Substance-Related Disorders atau gangguan yang berhubungan dengan zat
Skizofrenia and Other Psychotic Disorders
Mood Disorders Anxiety Disorders
Somatoform Disorders Factitious Disorders Dissociative Disorders
Sexual and Gender Identity Disorders
Eating Disorders Sleep Disorders Impulse-Control Disorders Not Elsewhere Classified
Adjustment Disorders Other Condition that may be a Focus of Clinical Attention
AXIS II Personality Disorders Paranoid Personality Disorders
Schizoid Personality Disorders
Schizotypal Personality Disorders
Antisocial Personality Disorders
Borderline Personality Disorders
Histrionic Personality Disorders
Narcissistic Personality Disorders
Avoidant Personality Disorders
Dependent Personality Disorders
Obsessive-Compulsive Personality Disorders
Personality Disorders Not Otherwise Specified
Mental Retardation
Personality Disorders
AXIS III General Medical Conditions Infectious and Parasitic Diseases
Neoplasms Endocrine, Nutritional, and Metabolic Diseases and Immunity Disorders
Diseases of the Blood and Blood-Forming Organs
Diseases of the Nervous system and Sense Organs
Diseases of the Circulatory System
Diseases of the Respiratory System
Diseases of Digestive System
Diseases Genitourinary System
Complications of pregnancy, Childbirth, and the Puerperium
Diseases of the Skin and Subcutaneous Tissue
Diseases of the Musculoskeletal System and Connective Tissue
Congenital Anomalies Certain Conditions Originating in the Perinatal Period
Symptoms Signs and III-Defined Conditions
Injury and Poisoning
Axis IV Psychosocial and Environmental Problems• Problems with primary support group• Problems related to the social environment• Educational problems• Occupational problems• Housing problems• Economic problems• Problems with acces to health care services• Problems related to interaction with the legal system/crime• Other psychosocial and environmental problems
AXIS V Global Assessment of FunctioningPenilaianskala the Global Assesment of Functioning (GAF) : diagnosis tingkah laku abnormal, pengertian g3 mental, pengguanaan DSM
GANGGUAN PSIKOTIK
PSIKOTIK
Menunjukkan adanya halusinasi, waham, atau sejumlah kelainan perilaku tertentu, seperti eksitasi
(kegairahan) dan aktivitas yg >>, retardasi psikomotor yg berat dan perilaku katatonik.
• Waham = keyakinan menetap yg tdk sesuai dgn kenyataan dan selalu dipertahankan.
• Halusinasi = persepsi pancaindera tanpa sumber rangsangan sensorik eksternal mendengar bisikan, melihat bayangan.
• Inkoherensi = pembicaraan kacau / tulisan yg tdk dimengerti
• Katatonia (g3 psikomotor), Stupor (tdk bergerak), Mutisme (tdk bicara), furor (gaduh gelisah), negativisme (menentang), Positioning (bertahan dlm posisi tertentu). Rigiditas (kekakuan tubuh). Fleksibilitas lilin (posisi diatur o/ pemeriksa seolah b’bentuk lilin), otomatisme perintah (perintah dilaksanakan scr otomatis tanpa berfikir lg).
GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA
• Urutan diagnosis :– Awal yang akut (dalam masa 2 minggu / kurang = jangka
waktu gejala psikotik jadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk gejala prodormal yang gejalanya sering tidak jelas), sebagai ciri khas yang menentukan seluruh kelompok
– Adanya sindrom khas (polimorfik, skizofrenia-like)– Adanya stres akut berkaitan (tidak selalu ada). Kesulitan /
problem berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai sumber stres dalam konteks ini
– Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung
• Perjalanan penyakit dan prognosis– Gejala dimulai pada masa remaja, diikuti perkembangan gejala
prodormal dalam beberapa hari sampai bulan. Sindrom prodromal dapat berlangsung setahun / lebih sebelum mula gejala psikotik yang jelas. Setelah episode psikotik 1, pemulihan berjalan bertahap dan diikuti lamanya periode fungsi yang berjalan normal. Tapi biasanya relaps dan diikuti perburukan lebih lanjut dari fungsi dasar ps.
• Penatalaksanaan – Prinsip umum :
• Pendekatan per individu• Farmakoterapi (antipsikotik) harus ditunjang oleh psikoterapi• 1 macam pendekatan terapi tidak cukup
KONSELING PASIEN DAN KELUARGA
• Bantu keluarga mengenal aspek hukum yg berkaitan dgn pengobatan psikiatrik antara lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab keluarga dlm pengobatan pasien.
• Dampingi pasien dan keluarga u/ mengurangi stress dan kontak dengan stresor
• Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala membaik.
PENATALAKSANAAN• Berikan obat antipsikotik u/ m(-) gejala psikotik :
– Haloperidol 2-5 mg, 1 - 3 x sehari– Chlorpromazine 100-200 mg, 1 - 3 x sehari– Dosis hrs diberikan serendah mungkin u/ m(-) ES, walaupun bbrp
pasien mgkn memerlukan dosis yg > tinggi• Obat antiansietas u/ mengendalikan agitasi akut (lorazepam 1-2
mg, 1 - 3 kali sehari)• Lanjutkan obat antipsikotik min 3 bulan sesudah gejala hilang.• Kekakuan otot suntikan benzodiazepine / obat antiparkinson.• Kegelisahan motorik berat bisa ditanggulangi dgn p(-)an dosis th/ atau
pemberian β-bloker• Gejala parkinson obat antiparkinson oral (trihexyphenidil 2 mg 3 x
sehari).
RUJUKAN• Diperlukan bila terjadi kondisi2 yg tdk dpt
diatasi melalui tindakan yg sudah dilakukan sblmnya khususnya pd :– Kasus baru g3 psikotik– Kasus dgn ES motorik yg berat / timbulnya
demam, kekakuan, hipertensi, hentikan obat antipsikotik.
DD
• Epilepsi • Intoksikasi / putus zat k/ obat / alkohol • Febris k/ infeksi • Demensia dan delirium / k2nya • Jika gejala psikotik berulang / kronik, kemungkinan
skizofrenia dan g3 psikotik kronik lain.• Jika suasana perasaan m↓ atau sedih, pasien
mungkin sedang mengalami depresi.
SCHIZOPHRENIA
http://www.schizophrenia.com/schizpictures.html
SKIZOFRENIA
Skizo : retak atau pecah dan frenia : jiwa suatu sindrom klinis dengan variasi psikopatologi, biasanya
berat, berlangsung lama dan ditandai oleh penyimpangan dari pikiran, persepsi serta emosi.
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi skizofrenia di Amerika Serikat dilaporkan bervariasi terentang dari 1 sampai 1,5 persen dengan angka insidens 1 per 10.000 orang per tahun.
• Onset untuk laki laki 15 sampai 25 tahun sedangkan wanita 25-35 tahun.
• Prognosisnya : > buruk pd laki laki dibandingkan wanita.• Beberapa penelitian menemukan bahwa 80% semua pasien
skizofrenia menderita penyakit fisik dan 50% nya tidak terdiagnosis.
ETIOLOGI DAN PSIKOPATOLOGIS
• Skizofrenia k/ faktor psikososial dan lingkungan bahwa seseorang yg memiliki kerentanan (diatesis) jika dikenai stresor akan > mudah mjd skizofrenia.
Faktor Biologi Komplikasi kelahiran • Infeksi perubahan anatomi SSP k/ infeksi virus. Jk terpapar
infeksi virus pd trim k2 kehamilan m↑ mjd skizofrenia.• Hipotesis Dopamin
– Dopamin neurotransmiter pertama yg berkontribusi terhadap gejala skizofrenia gejala gejala skizofrenia disebabkan oleh hiperaktivitas sistem dopaminergik.
– Memproyeksikan badan sel dopaminergik kebagian ventral tegmentum area di batang otak kmd ke nukleus akumben di daerah limbik.
• Hipotesis Serotonin Efek lysergic acid diethylamide (LSD) yaitu suatu zat yang bersifat campuran agonis/antagonis reseptor 5-HT keadaan psikosis berat pada orang normal.
• Struktur Otak– adalah sistem limbik dan ganglia basalis.– Otak pada penderita skizofrenia terlihat sedikit
berbeda dengan orang normal, ventrikel teilihat melebar, p↓ massa substansia grisea dan beberapa area tjd p↑ maupun p ↓ aktifitas metabolik.
• Genetik– Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa skizofrenia
diturunkan, 1% dari populasi umum tetapi 10% pada masyarakat yg mempunyai hub derajat pertama seperti ortu, kakak laki laki / perempuan dgn skizofrenia.
– Masyarakat yg mempunyai hub derajat ke dua seperti paman, bibi, kakek / nenek dan sepupu dikatakan > sering dibandingkan populasi umum.
– Kembar identik 40% sampai 65% berpeluang menderita skizofrenia.
– Anak dan kedua orang tua yang skizofrenia berpeluang 40%, satu orang tua 12%.
Gejala
• Gangguan pikiran (kognisi)
• Gangguan mood (afek)• Gangguan persepsi• Gangguan sosialisasi
• Gejala penting dari skizofrenia : halusinasi auditory dan delusi .
• Ekonomi kurang• Kualitas hidupnya
menurun
• Gejala-gejala sekunder
– Waham
• Waham primer timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa
penyebab apa-apa dari luar. Umpamanya istrinya sedang berbuat
serong sebab ia melihat seekor cicak berjalan dan berhenti dua
kali, atau seorang penderita berkata “dunia akan kiamat sebab ia
melihat seekor anjing mengangkat kaki terhadap sebatang pohon
untuk kencing.
• Waham sekunder biasanya logis kedengarannya dapat diikuti dan
merupakan cara bagi penderita untuk menerangkan gejala-gejala
skizofrenia lain.
– Halusinasi
• Paling sering halusinasi oditif / akustik dalam bentuk suara
manusia, bunyi barang-barang atau siulan.
• Kadang-kadang terdapat halusinasi penciuman (olfaktorik),
halusinasi citrarasa (gustatorik) atau halusinasi singgungan (taktil).
• Halusinasi penglihatan agak jarang pada skizofrenia lebih sering
pada psikosa akut yang berhubungan dengan sindroma otak
organik.
Pathophysiology• Neuroimaging ada abnormalitas
anatomi bilateral ventriculomegaly & penurunan volume otak daerah temporal medial (spt hippocampus dan amygdala)
• Neuropsychological kerusakan proses informasi .
MRI abnormalitas anatomik pada jaringan neokortikal dan daerah limbik dan interconnecting white matter tracts
• Obat antipsychotic (klorpromazine dan reserpine) merupakan antidopaminergik yang juga merangsang penyebaran gejala psikotik
• Abnormalitas sistem dopaminergik skizofrenia (teori ini belum jelas)
• Aktivitas hipodopaminergik pada sistem mesokortikal gejala negative (penurunan emosi, pendiam, kehilangan daya tarik, loss of drive)
• Aktivitas hiperdopaminergik pada sistem mesolimbic gejala positive (hallucinations auditory; delusions; and disorganized speech and behavior)
• Clozapine (blok dopamine D2 dan 5-HT) effective antipsikotik
• Sistem neurotransmitter (norepinephrine, serotonin, dan GABA) berpengaruh
• Antagonis NMDA (phencyclidine hydrocloride & ketamine) gejala psikotik pada orang sehat
JENIS - JENIS
8. Skizofrenia lainnya
9. Skizofrenia YTT
TYPE PARANOID (F20.0)
• Paling sering ditemukan usia stlh 30 thn• Gambaran klinis didominasi o/ waham yg stabil, biasanya disertai
o/ halusinasi dan g3 persepsi.• Kriteria diagnostik :
– Halusinasi / waham harus menonjol – g3 afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala
katatonik yg tidak nyata– Halusinasi pendengaran ancaman, perintah kpd pasien /
halusinasi tanpa bentuk verbal : bunyi pluit, berdengung, tawa.
– Halusinasi penciuman / pengecapan rasa / bsifat seksual– Waham yg berupa dikendalikan, dipengaruhi, passivity / kejar.
Paling khas waham kejar.
TIPE HEBEFRENIK (F20-1)
• Suatu btk skizofrenia dgn perubahan afektif yg tampak jelas, dijumpai waham dan halusinasi yg bsifat mengambang serta terputus2, perilaku yg tak bertanggung jwb dan tdk dpt diramalkan, mannerisme.
• Mood pasien dangkal dan tdk wajar, srg disertai o. cekikikan / tertawa puas diri, senyum sendiri, angkuh, menyeringai, dan ungkapan kata yg diulang2.
• Menegakkan Dx dilakukan observasi selama 2-3 bulan u/ melihat apakah gejala tersebut bertahan / tidak.
• Terdapat g3 afektif, dorongan kehendak dan g3 proses pikir yg menonjol.• Ciri khas adanya perilaku tanpa tujuan dan tanpa maksud.• Usia 15-25 thn• Prognosis buruk : k/ berkembangnya sscr cepat gejala negatif tu mendatarnya
afek dan b(-)nya dorongan kehendak.
TIPE KATATONIK (F20.2) • Jarang ditemukan. • Timbul pertama x usia 15-30 thn dan biasanya akut dan didahului stres
emosional.• Sikap dan posisi tubuh yg dipaksakan dpt dipertahankan u/ jangka wkt
yg lama.• Episode kegelisahan disertai kekerasan mgkn mrpkn gmbrn yg
mencolok.• Kriteria diagnostik :
– Terpenuhi kriteria skizofrenia – Terdapat 1/ > gejala2 : stupor / mutisme, kegelisahan, posturing,
negativisme, rigiditas, waxy flexibilitas / command outomatisme • Apabila pasien tidak komunikatif dan terdapat manifestasi perilaku
katatonik maka u/ sementara penegakan dx harus ditunda sampai ada bukti katatonik.
TIPE TAK TERINCI (UNDIFFERENTIATED) F20.3 • Kriteria skizofrenia terpenuhi tp tdk memenuhi type yg
lain
TIPE DEPRESI PASCE SKIZOFRENIA (F.20.4) • Skizofrenia sudah berlangsung 1 tahun • Gejala skizofrenia masih tetap ada • Terdapat gejala2 depresif yg menonjol dan
mengganggu, memenuhi episode depresif dan berlangsung min 2 mgg
TYPE RESIDUAL (F.20.5)
• Stadium kronis • Kriteria diagnostik :
– Gejala negatif menonjol – Ada riwayat satu episode psikotik yg jelas dimasa lalu yg
memenuhi kriteria skizofren – Paling sedikit melampaui kurun waktu 1 tahun intensitas
dan frekuensi gejala yg nyata sangat berkurang dan telah menimbulkan sindrom negatif
– Tidak terdapat dimensia, penyakit otak organik, atau depresi kronis
TIPE SIMPLEKS (F20.6)
• Simptom negatif bersifat berlahan2 tapi progresif mengenai keanehan tingkah laku, ketidakmampuan u/ memenuhi tuntutan masy. dan p↓ kinerja scr keseluruhan.
• Tdk terdapat waham dan halusinasi • Kurang nyata gejala psikotik jk dibandingkan dgn skizofrenia
tipe lain • Simptom negatif timbul tanpa didahului oleh gejala2 psikotik
yg nyata.• B(+) nya kemunduran sosial pasien dpt berkembang >
lanjut mjd gelandangan, pendiam, malas, tanpa tujuan.
SKIZOFRENIA LAINNYA (F20.8)• Termasuk :
– Skizofrenia senestopatik– g3 skizofreniform YTT
• Tak termasuk :– g3 lir skizofrenia akut– Skizofrenia siklik– Skizofrenia laten
SKIZOFRENIA YTT (F20.9)
Anamnesa• faktor genetik, kehamilan , masa kanak-kanak, obat-obatan, penggunaan
zat yang penting mencari penyebab gejala psikotik– Pasien biasa mengalami masa kecil yang biasa tetapi mulai mengalami
perubahan personality dan penurunan akademik, sosial, dan fungsi interpersoal selama pertengahan -akhir remaja.
– Pasien lebih suka bermain sendiri. – Keterlambatan berjalan atau mengompol yang lama– Biasanya gejala muncul setelah 1-2 tahun dan baru berkunjung ke
psikiatri– Episode pertama psikosis antara remaja dan 30an– Terdapat gejala positive, negative, kognitif, mood
Pemeriksaan Fisik• Penting untuk mencari penyakit lain• Pemeriksaan neurologik
– evaluasi kelainan pergerakan pasien Wilson disease / Huntington disease
– Beberapa pasien skizofren mempunyai ggn motorik sebelum terpapar antipsikotik.
– 25% pasien skizofrenia menyadari gerakan involunter dan abnormalnya
– Pemeriksaan mata kecepatan kejapan yang tinggi (aktivitas hiperdopaminergik)
– Bicara gangguan bicara afasia lobus parietalis dominan (gejala lain e.g : disorientasi kanan & kiri, apraksia)
Tes Psikologis
• Tes neuropsikologis normal . Diukur dengan:– Urutan Halstead-Reitan (abnormal)– Urutan Luria-Nebraska (abnormal)
• Tes intelegensia . rendah . – Test proyektif (test Rorschah dan Thematic
Apperception test gagasan yang kacau)– Test kepribadian (Minnesota Multiphasic Personality
Inventory abnormal)
Pemeriksaan Status Mental
• Kelakuan yang aneh dan sulit dimengerti, contoh: – Meminum air untuk mengetahui ada intoksikasi / tidak– Memandangi diri sendiri di kaca– stereotyped behaviors, – Mengubur benda yang tidak berguna, – self-mutilation,– disturbed wake-sleep cycle– difficulty dealing with change.
Diagnostik (DSM-IV)• Harus terdapat 2 gejala dari : delusi, halusinasi, bicara
kacau, disorganized or catatonic behavior, gejala negatif.
• 1 gejala dapat mendiagnosa skizofrenia jika – terdapat delusi yang aneh / ajaib atau – halusinasi auditorik mengomentari terus-menerus
perilaku orang tersebut atau jika 2 atau lebih suara berbicara satu sama lain.
• Pasien paling tidak mengalami gejala selama 1 bulan (atau kurang jika pengobatan berhasil) selama periode 6 bulan, dan masalah sosial dan pekerjaan muncul dalam waktu yang signifikan. nt amount of time. (Masalah ini tidak boleh disebabkan oleh kondisi lain)
DIAGNOSISPedoman Diagnostik PPDGJ-lll • Harus ada 1 gejala berikut ini yg amat jelas (dan biasanya 2
gejala / lebih bila gejala tsb krg jelas): – thought echo isi pikiran dirinya sendiri yg berulang atau
bergema dlm kepalanya dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda.
– thought insertion or withdrawal isi yg asing dan keluar masuk ke dlm pikirannya (insertion) / isi pikirannya diambil keluar o/ sesuatu dari luar dirinya (withdrawal).
– thought broadcasting isi pikiranya tersiar keluar shg orang lain / umum mengetahuinya
– delusion of control waham ttg dirinya dikendalikan o/ suatu kekuatan tertentu dari luar.
– delusion of passivitiy waham ttg dirinya tdk berdaya dan pasrah thd suatu kekuatan dari luar
– delusional perception pengalaman indrawi yg tidak wajar, yg bermakna sangat khas bagi dirinya bsifat mistik.
• Halusinasi auditorik: – suara halusinasi yg berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien– mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri– suara halusinasi yg berasal dr salah 1 bagian tubuh.
• Waham menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yg mustahil, mis: perihal keyakinan agama atau politik tertentu, / kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa.
• Atau paling sedikit 2 gejala yg ada scr jelas : – Halusinasi menetap, disertai o/ waham yg mengambang.– Arus pikiran yg terputus / mengalami sisipan
(interpolation) inkoherensi / pembicaraan yg tdk relevan / neologisme.
– Perilaku katatonik keadaan gaduh-gelisah, posisi tubuh tertentu (posturing), negativisme, mutisme, dan stupor
– Gejala “negative” sikap sangat apatis, bicara jarang, dan respons emosional yg menumpul / tdk wajar penarikan diri dari pergaulan sosial dan m↓ kinerja sosial.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Harus ada sedikitnya 1 gejala tsb diatas yg amat jelas (dan biasanya 2 gejala / lebih bila gejala tsb krg jelas) dr gejala yg termasuk slh 1 dr kelompok gejala a-d ATAU plg sedikit 2 gejala dr e-h yg hrs selalu ada scr jelas dlm kurun waktu 1 bln / >.
• Harus ada perubahan yg konsisten dan bermakna dlm mutu keseluruhan / bbrp aspek perilaku pribadi hilangnya minat, hidup tdk bertujuan, tdk berbuat sesuatu, sikap larut dlm diri sendiri dan penarikan diri secara sosial.
DD
• Skizofrenia simpleks kdg2 perlu dibedakan dr g3 kepribadian, dan jenis hebefrenik dari RM.
• Skizofrenia paranoid tdk jrg sukar dibedakan dr reaksi paranoid akut, dan kdg2 dr kepribadian paranoid dan obsesi yg berat.
• Episode skizofrenia akut dan gaduh gelisah katatonik hampir serupa dgn gaduh gelisah reaktif (psikosa reaktif)
PENATALAKSANAAN
• Indikasi utama perawatan di rumah sakit:
– Untuk tujuan diagnostik.
– Menstabilkan medikasi.
– Keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau
membunuh.
– Perilaku yang sangat kacau atau tidak sesuai.
– Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar.
Terapi Somatik
• Antipsikotik
– Antagonis reseptor dopamine
– Risperidone ( risperdal )
– Clozapine ( clozaril )
Pemilihan Obat
• Antagonis Reseptor Dopamin obat antipsikotik yang klasik dan efektif
dalam pengobatan skizofrenia. 2 kekurangan utama:
– Hanya sejumlah kecil pasien, cukup tertolong untuk mendapatkan
kembali jumlah fungsi mental yang cukup normal.
– Disertai dengan efek merugikan yang mengganggu dan serius. Efek
mengganggu yang paling utama adalah akatisia dan gejala mirip
parkinson berupa rigiditas dan tremor. Efek serius yang potensial
adalah tardive dyskinesia dan sindroma neuroleptik malignan.
• Risperidone
– Obat antispikotik dengan aktivitas antagonis pada reseptor serotonin tipe
2 ( 5-HT2 ) & pada reseptor dopamine tipe 2 ( d2 ).
– Obat lini pertama dalam pengobatan skizofrenia karena kemungkinan
obat ini adalah lebih efektif dan lebih aman daripada antagonis reseptor
dopaminergik yang tipikal.
• Clozapine
– Obat antipsikotik yang efektif, mekanisme kerjanya belum diketahui
secara pasti.
– Suatu antagonis lemah terhadap reseptor D2 tetapi merupakan antagonis
yang kuat terhadap reseptor D4 & mempunyai aktivitas antagonistic pada
reseptor serotogenik.
– Efek samping: agranulositosis monitoring setiap minggu pada
indeks-indeks darah.
– Obat ini merupakan lini kedua diindikasikan pada pasien dengan
tardive dyskinesia karena data yang tersedia menyatakan bahwa
clozapine tidak disertai dengan perkembangan atau eksaserbasi
gangguan tersebut.
Prognosis
Baik• Onset cepat• Faktor pencetus jelas• Onset akut• Riwayat sosial, seksual, dan
pekerjaan pramorbid yang baik
• Gejala gangguan mood (depresif)
• Menikah• Riwayat keluarga gangguan
mood• Sistem pendukung yang baik• Gejala positif
Buruk• Onset muda• Tidak ada faktor pencetus• Onset tidak jelas• Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan
pramorbid yang buruk• Perilaku menarik diri, autistik• Tidak menikah, bercerai• Sistem pendukung yang buruk• Gejala negatif• Tanda dan gejala neurologis• Riwayat trauma perinatal• Tidak ada remisi dalam tiga tahun• Banyak relaps• Riwayat penyerangan
Hukum Kedokteran• Rahasia kedokteran di bidang psikiatri dikenal sebagai sesuatu yang
sangat penting dan peka, sehingga penjagaan rahasia kedokteran pasien harus betul-betul diperhatikan.
• Kode etik kedokteran dengan jelas mewajibkan para anggotanya untuk menyimpan rahasia kedokteran; khususnya bagi para psikiater yang sifat keilmuannya telah mengakibatkan hubungan dokter-pasien harus didasarkan kepada saling percaya Pembukaan rahasia kedokteran tanpa alasan yang tepat kepada pihak ketiga adalah pelangaran etik, dan dapat diancam dengan pidana sebagaimana diatur dalam pasal 322 KUHP, dan juga dengan sanksi administratif sebagaimana diatur dalam PP 10 tahun 1966.
• American Psychiatric Association. Principles of Medical Ethics with Annotations especially applicable to Psychiatry (APA Press Washington, DC, 1985)
• Kode Etik Kedokteran Indonesia
KESIMPULAN
• Pada kasus ini, si A 27 tahun dengan diagnosa:– Axis I (gangguan klinis : skizofrenia)halusinasi
audiotorik, delusi persekutori– Axis II (gangguan kepribadian : skizoid)pendiam,
sulit bergaul, introvert– Axis IV (lingkungan : keluarga dan pekerjaan)
SARAN
• Pemberian terapi anti-psikotik• Lakukan pemeriksaan penunjang seperti CT-
Scan untuk melihat kelainan neurologis• Indikasi rawat inap• Edukasi bagi keluarga agar lebih
memperhatikan pasien
DAFTAR PUSTAKA• American Psychiatric Association. Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorder. 4th. Washington DC, 2005.