sap vs ipsas beban

27
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA PAPER KONSEP BEBAN DALAM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) DAN INTERNATIONAL PUBLIC SECTOR ACCOUNTING STANDARDS (IPSAS) Disusun oleh: 1. Andi Fahmi 2. Dimas Guntoro 3. Wahyu Firmansyah Mata Kuliah Seminar Akuntansi Pemerintahan Kelas 8A DIV Akuntansi Kurikulum Khusus Tahun 2014

Upload: henry-wijay

Post on 13-Jan-2016

307 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP)DAN INTERNATIONAL PUBLIC SECTOR ACCOUNTING STANDARDS (IPSAS) tentang BEBAN

TRANSCRIPT

Page 1: Sap vs Ipsas Beban

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIABADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

PAPER

KONSEP BEBAN DALAM

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP)

DAN INTERNATIONAL PUBLIC SECTOR ACCOUNTING

STANDARDS (IPSAS)

Disusun oleh:

1. Andi Fahmi

2. Dimas Guntoro

3. Wahyu Firmansyah

Mata Kuliah Seminar Akuntansi Pemerintahan

Kelas 8A DIV Akuntansi Kurikulum Khusus

Tahun 2014

Page 2: Sap vs Ipsas Beban

1

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP)

DAN INTERNATIONAL PUBLIC SECTOR ACCOUNTING STANDARDS (IPSAS)

I. KONSEP BEBAN

Penggunaan istilah “beban” mengalami pergeseran sesuai dengan basis akuntansi yang dipakai oleh

suatu negara sebagaimana hasil studi yang dikeluarkan IFAC PSC Study 2 Elements of the Financial

Statements of National Government, Sebagai contoh, bentuk “disbursement” lebih dipakai

daripada “expenditure” pada basis kas atau kas modifikasi. Berdasarkan sistem akuntansi akrual

dimodifikasi, dipakai istilah “expenditure”. Istilah beban kadang-kadang digunakan untuk merujuk

kepada pembayaran tunai maupun biaya barang dan jasa yang diperoleh, terlepas dari waktu

pembayaran yang terkait. Jika basis akuntansi yang diadopsi adalah akrual penuh, maka terminologi

akan bergeser ke “expense”. Perbedaan utama penggunaan istilah beban antara masing-masing

basis adalah sebagai berikut.

A. BASIS KAS

Pada pelaporan keuangan dengan sistem akuntansi pemerintah berbasis kas, lebih cenderung

mengunakan istilah “disbursement” karena menyangkut pelaporan pengeluaran terkait dengan arus

kas selama suatu periode. Contohnya pembelian aset, pembayaran utang atau pembayaran jasa

yang telah diterima.

B. BASIS KAS MODIFIKASI

Pada pelaporan keuangan dengan sistem akuntansi pemerintah berbasis kas modifikasi masih

menggunakan istilah “disbursement”. Pengeluaran yang dibebankan dalam suatu periode pelaporan

ditambah dengan arus kas keluar pada periode tertentu setelah tanggal pelaporan. Karakteristiknya

adalah sebagai berikut:

1. Pembukuan masih dibuka pada akhir periode dengan ditambah suatu jangka waktu tertentu

setelah tahun buku.

2. Penerimaan dan pengeluaran yang terjadi selama periode perpanjangan tersebut, berasal

dari transaksi sebelumnya, diakui sebagai pendapatan dan pengeluaran dari tahun fiskal

sebelumnya.

3. Arus kas pada awal periode pelaporan, yang telah dipertanggungjawabkan pada periode

sebelumnya dikurangkan dari aliran kas pada periode saat ini.

Page 3: Sap vs Ipsas Beban

2

C. BASIS AKRUAL MODIFIKASI

Menggunakan istilah “expenditure” dibandingkan dengan “expense”. “Expenditure” adalah biaya

yang timbul selama suatu periode terkait dengan pembelian barang dan jasa, baik sudah dibayar

maupun belum, termasuk transfer kepada penerima manfaat yang berhak sesuai dengan kebijakan

pemerintah. Pengakuan belanja tidak terkait dengan waktu pengeluaran kas. Tetapi, tidak terdapat

penangguhan beban yang akan dikonsumsi pada periode-periode mendatang.

D. BASIS AKRUAL PENUH

Pada pelaporan keuangan dengan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual menggunakan istilah

“expense” dengan pengukuran dan pelaporan harga barang dan jasa yang telah dikonsumsi selama

periode pelaporan (akuntansi beban).

Depresiasi diakui sebagai beban tetapi tidak termasuk belanja. Beban juga meliputi kerugian yang

terjadi tanpa adanya suatu transaksi, misalnya karena adanya perubahan nilai tukar mata

uang asing.

Kas Kas Modifikasi Akrual Modifikasi Akrual Penuh

Pengeluaran kas

(cash disbursement)

Pengeluaran yang dibuat

sampai X hari setelah

tanggal pelaporan

(cash disburs + specific

period)

Belanja

(expenditure)

Beban

(expense)

Page 4: Sap vs Ipsas Beban

3

II. PERBANDINGAN BEBAN DI SAP DAN IPSAS

A. SEKILAS TENTANG SAP DAN IPSAS

Standar Akuntansi Pemerintahan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam

menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. SAP diatur dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Standar akuntansi pemerintahan tersebut disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan

yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat

pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan. SAP merupakan salah satu pelaksanaan dari Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mengamanatkan bahwa bentuk dan

isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintahan.

International Public Sector Accounting Standards

International Public Sector Accounting Standards merupakan standar akuntansi akrual yang dapat

digunakan untuk menyiapkan laporan keuangan secara umum oleh pemerintah dan entitas sektor

publik di dunia. IPSAS dikembangkan oleh The International Public Sector Accounting Standards

Board (IPSASB) yang berada di bawah International Federation of Accountants (IFAC) yang

merupakan organisasi profesi akuntansi di tingkat internasional yang didirikan tahun 1977. Melalui

standar ini, IPSASB bertujuan untuk meningkatkan kualitas, konsistensi, dan transparansi dari

laporan keuangan sektor publik.

IPSASB juga menerbitkan panduan dan fasilitas pertukaran informasi diantara akuntan dan pihak-

pihak lain yang bekerja di sector publik serta mempromosikan penerimaan dan konvergensi IPSAS.

Sampai dengan tahun 2010, IPSASB menerbitkan 31 standar mulai dari IPSAS 1 sampai IPSAS 31.

B. DEFINISI BEBAN

1. Definisi Beban berdasarkan SAP

Definisi beban menurut PP Nomor 71 Tahun 2010 adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi

jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau

konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

Page 5: Sap vs Ipsas Beban

4

2. Definisi Beban berdasarkan IPSAS

IPSAS 1: Presentation of Financial STatements mendefinisikan beban (expenses) sebagai berikut:

“Expenses are decreases in economic benefits or service potential during the reporting periodin the form of outflows or consumption of assets or incurrences of liabilities that result indecreases in net assets/equity, other than those relating to distributions to owners”.

Terjemahan bebas dari pengertian tersebut adalah,beban merupakan penurunan manfaat ekonomi

atau layanan yang potensial yang terjadi selama periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau

konsumsi aset atau terjadinya kewajiban yang menyebabkan turunnya nilai bersih aset atau ekuitas,

selain yang berhubungan dengan kepemilikan pemilik (distribution of owners).

3. Definisi Beban berdasarkan PSAK

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (PSAK) beban (expenses)

adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau

berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

menyangkut pembagian kepada penanam modal.

C. JENIS DAN KLASIFIKASI BEBAN

1. Jenis dan Klasifikasi Beban berdasarkan SAP

Menurut PSAP, kegiatan operasional suatu entitas pelaporan dapat dianalisis menurut klasifikasi

ekonomi atau klasifikasi fungsi/program untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam

laporan operasional yang disusun menurut klasifikasi fungsi, beban-beban dikelompokkan menurut

program atau yang dimaksudkannya. Penyajian laporan ini memberikan informasi yang lebih relevan

bagi pemakai dibandingkan dengan laporan menurut klasifikasi ekonomi, walau dalam hal ini

pengalokasian beban ke fungsi-fungsi adakalanya bersifat arbitrer dan atas dasar pertimbangan

tertentu. Entitas pelaporan yang mengelompokkan beban menurut klasifikasi fungsi mengungkapkan

pula tambahan informasi beban menurut klasifikasi ekonomi, antara lain meliputi beban

penyusutan/amortisasi, beban gaji dan tunjangan pegawai, dan beban bunga pinjaman.

Dalam penyusunan laporan operasional berdasarkan klasifikasi ekonomi, beban dikelompokkan

berdasarkan klasifikasi ekonomi atau aktivitasnya (sebagai contoh beban penyusutan/amortisasi,

beban alat tulis kantor, beban transportasi, dan beban gaji dan tunjangan pegawai), dan tidak

direalokasikan pada berbagai fungsi dalam suatu entitas pelaporan. Metode ini sederhana untuk

diaplikasikan dalam kebanyakan entitas kecil karena tidak memerlukan alokasi beban operasional

pada berbagai fungsi. Metode inilah yang dipakai dalam pengklasifikasian beban sesuai dengan PSAP

12: Laporan Operasional.

Page 6: Sap vs Ipsas Beban

5

Secara umum, klasifikasi beban pada pemerintah pusat dan daerah adalah sebagai berikut:

a. Beban Pegawai

b. Beban Persediaan

Beban persediaan adalah beban atas pemakaian aset lancar dalam bentuk barang atau

perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, atau

atas barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka

pelayanan kepada masyarakat.

c. Beban Jasa

d. Beban Pemeliharaan

e. Beban Perjalanan Dinas

f. Beban Bunga

g. Beban Subsidi

Subsidi adalah beban pemerintah yang diberikan kepada perusahaan/lembaga tertentu

yang bertujuan untuk membantu biaya produksi agar harga jual produk/jasa yang dihasilkan

dapat dijangkau oleh masyarakat.

h. Beban Hibah

Beban Hibah adalah beban pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada

pemerintah lainnya, perusahaan negara/daerah, masyarakat dan organisasi

kemasyarakatan, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat. Hibah dapat didefinisikan sebagai

"transfer yang dibuat pada kebijaksanaan pemerintah. Pemerintah yang membuat transfer

memiliki kewenangan dalam memutuskan apakah atau tidak untuk melakukan transfer,

kondisi harus dipenuhi, jika ada, berapa banyak yang akan ditransfer dan kepada siapa.

i. Beban Bantuan Sosial

j. Beban Penyusutan

Beban Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat

disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.

k. Beban Transfer

Beban Transfer adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk mengeluarkan

uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain yang diwajibkan oleh

peraturan perundang-undangan. Transfer pemerintah adalah perpindahan uang dari sebuah

pemerintahan kepada individu, organisasi, atau pemerintahan lain dimana pemerintah yang

melakukan transfer tidak:

menerima barang atau jasa secara langsung sebagai imbalan, seperti yang akan terjadi

dalam transaksi pembelian / penjualan

Page 7: Sap vs Ipsas Beban

6

berharap akan dilunasi pada masa mendatang, seperti yang diharapkan dalam

pinjaman, atau

mengharapkan keuntungan finansial, seperti yang diharapkan dalam suatu investasi.

l. Beban Lain-lain

SAP juga mengklasifikan beban ke dalam Pos Luar Biasa. Pos Luar Biasa adalah pendapatan

luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan

merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar

kendali atau pengaruh entitas bersangkutan

Pos luar biasa memuat kejadian luar biasa yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:

kejadian yang tidak dapat diramalkan terjadi pada awal tahun anggaran;

tidak diharapkan terjadi berulang-ulang; dan

kejadian diluar kendali entitas pemerintah.

Sifat dan jumlah rupiah kejadian luar biasa harus diungkapkan pula dalam Catatan atas

Laporan Keuangan.

2. Jenis dan Klasifikasi Beban berdasarkan IPSAS

IPSAS mengatur standar akuntansi beban pada beberapa standar berdasarkan transaksi yang

menyebabkan terjadinya atau munculnya beban tersebut. Beberapa standar IPSAS yang mengatur

mengenai pembebanan adalah:

IPSAS 1 - Presentation of Financial Statement

IPSAS 5 - Borrowing Cost

IPSAS 7 - Investment in Associates

IPSAS 11 - Construction Contract

IPSAS 12 - Inventories

IPSAS 13 - Leases

IPSAS 17 - Property, Plant, Equipment

IPSAS 1: Statement of Financial Performance mengklasifikasikan beban berdasarkan dua kategori

yaitu beban berdasarkan sifatnya dan fungsinya. Hal ini diatur dalam IPSAS 1 Implementation

Guidance.

Penggolongan Beban berdasarkan fungsi, yaitu:

a. General public services

b. Defense

c. Public order and safety

Page 8: Sap vs Ipsas Beban

7

d. Education

e. Health

f. Social protection

g. Housing and community amenities

h. Recreational, cultural, and religion

i. Economic affairs

j. Environmental protection

k. Other expenses

l. Finance costs

Penggolongan beban berdasarkan sifatnya (nature) yaitu :

a. Wages, salaries, and employee benefits

b. Grants and other transfer payments

c. Supplies and consumables used

d. Depreciation and amortization expense

e. Impairment of property, plant, and equipment

f. Other expenses

g. Finance costs

Sedangkan sesuai dengan IFAC Public Sector Committee (PSC) Study 10 paragraf 098-109, IFAC

mengklasifikasikan beban kedalam lima bagian yaitu berdasarkan fungsi/program, output,

organisasi, aktivitas, dan input. Penjelasan kelima bagian tersebut adalah sebagai berikut:

a. Klasifikasi Berdasarkan fungsi/program

Klasifikasi beban dengan berdasarkan fungsi/program menyediakan informasi yang sangat

bermanfaat dalam pencapaian suatu tujuan utama dari pengeluaran atas beban tersebut.

Hal ini sangat membantu Legislatif dan Eksekutif dalam mengambil suatu keputusan yang

lebih luas atau menyeluruh dan melakukan reviu terkait pencapaian dari tujuan tersebut.

Pengeluaran pemerintah sebagian besar dapat dibagi sesuai dengan fungsi-fungsi tertentu

yang bersifat spesifik, namun terkadang perlu dilakukan penilaian lebih lanjut untuk

menentukan fungsi yang tepat. Hal tersebut terjadi apabila lembaga pemerintah memiliki

lebih dari satu tujuan dalam penyediaan layanan. Misalnya, Sekolah Militer biasanya

diklasifikasikan sebagai bagian dari “militer” daripada “pendidikan.

Page 9: Sap vs Ipsas Beban

8

Contoh Klasifikasi berdasarkan program/fungsiSumber: IFAC PSC Study 10

b. Klasifikasi berdasarkan output

Klasifikasi beban berdasarkan output sangat penting untuk menilai atau mengevaluasi

efisiensi. Pelaporan yang berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan

output dapat memberikan dasar yang memadai dalam menilai kinerja dari organisasi

dengan cara membandingkan output yang dihasilkan dengan harapan, perubahan efisiensi

antar periode dan mungkin menilai atau membandingkan dengan entitas non pemerintah.

Pelaporan tersebut digunakan dengan tujuan untuk menilai akuntabilitas dari suatu entitas

pemerintahan.

Contoh Klasifikasi berdasarkan output dari Selandia BaruSumber: IFAC PSC Study 10

Page 10: Sap vs Ipsas Beban

9

c. Klasifikasi berdasarkan organisasi

Beban dibagi menjadi beberapa bagian terpisah untuk tiap-tiap kementerian departemen

atau lembaga. Masing-masing entitas tersebut kemudian bertanggung jawab atas beban

atau belanja yang telah dilakukan. Dalam setiap entitas tersebut, beban atau belanja dapat

diklasifikasikan berdasarkan objek beban atau belanja yang memungkinkan entitas untuk

melakukan control pada berbagai tingkatan manajemen.

Contoh Klasifikasi berdasarkan output dari Amerika SerikatSumber: IFAC PSC Study 10

d. Klasifikasi berdasarkan aktivitas.

Klasifikasi berdasarkan aktivitas merupakan suatu hal yang sangat signifikan dalam

menyediakan fasilitas untuk melakukan evaluasi terhadap ekonomi dan efisiensi dari suatu

kegiatan operasional entitas dengan menyediakan data untuk menilai beban per unit yang

harus dikeluarkan dalam suatu aktivitas tertentu suatu entitas.

Dengan mengklasifikasikan beban berdasarkan aktivitas, serta pengukuran kinerja maka

akan diperoleh data biaya yang harus dikeluarkan entitas terhadap pelaksanaan suatu

aktivitas sehingga entitas tersebut dapat melakukan perencanaan terhadap anggaran yang

diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas tersebut. Klasifikasi berdasarkan aktivitas biasanya

digunakan untuk menentukan keputusan “membuat atau membeli” dan “melakukan

sendiri atau kontrak” dengan mempertimbangkan biaya/beban yang harus dikeluarkan.

Page 11: Sap vs Ipsas Beban

10

e. Klasifikasi berdasarkan input.

Salah satu negara yang mengklasifikasikan beban berdasarkan input adalah Selandia Baru.

Catatan atas laporan keuangan dari Pemerintah Selandia Baru menampilkan biaya menurut

jenis input dan mengungkapkan analisis tambahan mengenai subsidi dan pembayaran

transfer, dan biaya operasional.

Contoh Klasifikasi berdasarkan input dari Selandia BAruSumber: IFAC PSC Study 10

D. PENGAKUAN BEBAN

1. Pengakuan Beban berdasarkan SAP

Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui sebagaimana

diatur dalam paragraf 85 dan 86 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan SAP, yaitu:

a. terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau

peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang

bersangkutan.

b. kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur atau dapat

diestimasi dengan andal.

Dalam menentukan apakah suatu kejadian/peristiwa memenuhi kriteria pengakuan, perlu juga

dipertimbangkan aspek materialitas.

Beban diakui pada saat:

a. timbulnya kewajiban,

Page 12: Sap vs Ipsas Beban

11

Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah

tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum negara/daerah. Contohnya tagihan

rekening telepon dan rekening listrik yang belum dibayar pemerintah.

b. terjadinya konsumsi aset,

Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas kepada pihak

lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam

kegiatan operasional pemerintah, atau

c. terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat penurunan nilai

aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/berlalunya waktu. Contoh

penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa adalah penyusutan atau amortisasi.

Dalam hal Badan Layanan Umum, beban diakui dengan mengacu pada peraturan perundangan yang

mengatur mengenai Badan Layanan Umum.

Namun demikian, khusus untuk aset bersejarah terdapat pengecualian dalam pengakuan beban

sehubungan dengan aset bersejarah tersebut. Biaya untuk perolehan, konstruksi, peningkatan,

rekonstruksi harus dibebankan dalam laporan operasional sebagai beban tahun terjadinya

pengeluaran tersebut. Beban tersebut termasuk seluruh beban yang berlangsung untuk

menjadikan aset bersejarah tersebut dalam kondisi dan lokasi yang ada pada periode berjalan.

Sehingga, tidak ada penyusutan untuk pengeluaran aset bersejarah ini.

Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang akibat peristiwa atau kejadian yang

dapat diandalkan pengukurannya. Namun ada kalanya pengakuan didasarkan pada hasil estimasi

yang layak. Apabila pengukuran berdasarkan biaya dan estimasi yang layak tidak mungkin

dilakukan, maka pengakuan transaksi demikian cukup diungkapkan pada Catatan atas Laporan

Keuangan.

Metode Pengakuan Beban:

a. Pendekatan Beban, dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai

beban jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan atau dikonsumsi

sesegera mungkin.

b. Pendekatan Aset, dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai

persediaan jika pembelian barang dan jasa tersebut dimaksudkan untuk digunakan dalam

satu periode anggaran atau untuk sifatnya berjaga-jaga.

Page 13: Sap vs Ipsas Beban

12

2. Pengakuan Beban berdasarkan IPSAS

IFAC PSC Study 10 mengacu ke IASC framework dalam hal pengakuan beban. Pada prinsipnya

terdapat tiga pendekatan pengakuan beban, yaitu alokasi rasional dan sistematis, pengakuan

langsung, dan hubungan antara pendapatan dan beban. Penjelasan ketiga pendekatan tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Alokasi Rasional dan sistematis

Metode pengakuan ini ditujukan untuk mengalokasikan sejumlah beban yang sebenarnya

terjadi terkait dengan perolehan pendapatan namun tidak memenuhi kriteria sebab akibat.

Pada perusahaan swasta, pengakuan beban jenis ini dilakukan pada alokasi beban

penyusutan atas peralatan atau gedung.

Adanya tambahan kata sistematis mengharuskan bahwa penyusutan dilakukan dengan suatu

metode tertentu yang sistematis untuk mengalokasikan beban. Tujuan pembebanan ini tidak

berkaitan dengan perolehan pendapatan sebagaimana yang terjadi pada sektor swasta

tetapi ditujukan untuk mengetahui dan mencerminkan manfaat ekonomis atau layanan

potensial aset di masa depan.

b. Pertautan antara pendapatan dan beban

Pengakuan ini mendasarkan pada kenyataan bahwa dalam memperoleh pendapatan pasti

ada biaya yang dikeluarkan. Metode ini juga dikenal dengan istilah hubungan sebab akibat.

Biaya-biaya yang dikeluarkan secara umum dapat diasosiakan pada suatu pendapatan. Pada

kasus ini biaya-biaya dikeluarkan dapat menghasilkan pendapatan. Dalam akuntansi

pemerintah, jenis pengakuan ini sebenarnya tidak diperbolehkan namun tetap

dimungkinkan. Ini terkait kegiatan pemerintah dalam memproduksi barang atau jasa yang

dibutuhkan masyarakat. Dimana atas penyerahan tersebut masyarakat membayar sejumlah

uang. Namun pengakuan ini tetap dilakukan modifikasi seusai tujuan kegiatan pemerintah

tersebut. Contoh penggunaan metode pengakuan beban ini adalah biaya yang dikaitkan

dengan produksi persediaan yang diatur dalam IPSAS 12.

Biaya-biaya yang dikeluarkan terkait produksi barang atau jasa seluruhnya dikapitalisasikan

ke nilai persediaan. Biaya tersebut antara lain biaya langsung dan biaya tidak langsung.

Ketika persediaan dijual, dipertukarkan atau didistribusikan, nilai tercatat (carrying amount)

diakui sebagai beban pada periode di mana pendapatan terkait diakui. Jika tidak ada

pendapatan yang terkait, beban diakui pada saat barang atau jasa terkait telah diberikan.

Selanjutnya penurunan nilai realisasi bersih (net realizable value) diakui sebagai beban pada

periode kerugian atau penurunan terjadi. Pembalikan yang timbul dari kenaikan nilai

Page 14: Sap vs Ipsas Beban

13

realisasi bersih diakui sebagai pengurang beban persediaan pada periode di mana mereka

terjadi. Penggunaan metode ini agaknya hanya terbatas pada transaksi penyerahan barang

atau jasa kepada masyarakat.

c. Pengakuan langsung (Recognize Immediately)

Pada prinsip ini beban langsung diakui pada suatu periode saat terjadinya beban meliputi

seluruh beban yang dikeluarkan. Biaya yang diakui dengan metode pengakuan ini adalah

Biaya Pinjaman (Borrowing Cost) yang lebih lanjut diatur dalam IPSAS 5 dan beban atas

perlengakapan.

E. PENGUKURAN BEBAN

1. Pengukuran Beban Berdasarkan SAP

a. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah, termasuk beban.

Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan

dalam mata uang rupiah.

b. Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang rupiah. Dalam hal

tersedia dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang digunakan dalam transaksi,

maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dengan menjabarkannya ke dalam

mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi. Dalam hal

tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan dalam transaksi dan mata uang

asing tersebut dibeli dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat

dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk

memperoleh valuta asing tersebut.

c. Transaksi pendapatan dan beban dalam bentuk barang/jasa harus dilaporkan dalam Laporan

Operasional dengan cara menaksir nilai wajar barang/jasa tersebut pada tanggal transaksi.

Di samping itu, transaksi semacam ini juga harus diungkapkan sedemikian rupa pada Catatan

atas Laporan Keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan

mengenai bentuk dari pendapatan dan beban. Transaksi pendapatan dan beban dalam

bentuk barang/jasa antara lain hibah dalam wujud barang, barang rampasan, dan jasa

konsultansi.

d. Beban Persediaan

- Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use of goods). Penghitungan

beban persediaan dilakukan dalam rangka penyajian Laporan Operasional.

Page 15: Sap vs Ipsas Beban

14

- Dalam hal persediaan dicatat secara perpetual, maka pengukuran pemakaian persediaan

dihitung berdasarkan catatan jumlah unit yang dipakai dikalikan nilai per unit sesuai

metode penilaian yang digunakan.

- Dalam hal persediaan dicatat secara periodik, maka pengukuran pemakaian persediaan

dihitung berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu dengan cara saldo awal persediaan

ditambah pembelian atau perolehan persediaan dikurangi dengan saldo akhir

persediaan dikalikan nilai per unit sesuai dengan metode penilaian yang digunakan.

e. Beban Penyusutan

- Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat

aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional.

- Metode penyusutan yang dapat dipergunakan antara lain:

1) Metode garis lurus (straight line method);

2) Metode saldo menurun ganda (double declining balance method);

3) Metode unit produksi (unit of production method)

- Metode penyusutan yang digunakan harus dapat menggambarkan manfaat

ekonomi atau kemungkinan jasa (service potential) yang akan mengalir ke pemerintah

2. Pengukuran Beban berdasarkan IPSAS

IPSAS tidak mengatur secara khusus konsep pengukuran beban dalam standarnya. Tetapi, kita dapat

menarik kesimpulan terkait kebijakan atas pengukuran beban dari konsep pengukuran atas akun

lainnya. Beban diukur dan dicatat sebesar beban yang terjadi selama periode pelaporan. Beban

harus dapat diukur secara andal.

Pengukuran atas beban tidak dapat dipisahkan dari metode dan saat pengakuannya. Pengukuran

beban juga tidak terlepas dari pengukuran biaya karena beban dapat dikatakan sebagai biaya yang

telah terjadi, sehingga pengukurannya pun berdasarkan hasil dari pengukuran biaya namun untuk

bagian yang telah digunakan.

Terkait perbedaan kurs, beban (termasuk perbandingannya dalam Statement of Financial

Performance) dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Namun demikian, IPSAS

tidak menysaratkan penggunaan kurs bank sentral dalam rangka konversi tersebut.

F. PENYAJIAN BEBAN

1. Penyajian Beban berdasarkan SAP

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 71 Tahun 2010, beban disajikan dalam Laporan Operasional.

Selain menyajikan beban, Laporan Operasional juga menyediakan informasi mengenai seluruh

Page 16: Sap vs Ipsas Beban

15

kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO dan

surplus/defisit operasional yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya. Beban

dinilai sebesar akumulasi beban yang terjadi selama satu periode pelaporan dan disajikan pada

laporan operasional sesuai dengan klasifikasi ekonomi. Pada contoh format Laporan Operasional

Pemerintah Pusat seperti gambar di bawah ini, beban diklasifikasikan menurut klasifikasi

ekonomi

Uraian 20x1 20x0 Kenaikan/Penurunan (%)

KEGIATAN OPERASIONALPendapatan

Jumlah Pendapatan xxx xxx xxx xxBeban

Beban Pegawai xxx xxx xxx xxBeban Persediaan xxx xxx xxx xxBeban Jasa xxx xxx xxx xxBeban Pemeliharaan xxx xxx xxx xxBeban Perjalanan Dinas xxx xxx xxx xxBeban Bunga xxx xxx xxx xxBeban Subsidi xxx xxx xxx xxBeban Hibah xxx xxx xxx xxBeban Bantuan Sosial xxx xxx xxx xxBeban Penyusutan xxx xxx xxx xxBeban Transfer xxx xxx xxx xxBeban Lain-lain xxx xxx xxx xx

Jumlah Beban xxx xxx xxx xxSurplus/Defisit dari Kegiatan Operasional xxx xxx xxx xx

KEGIATAN NONOPERASIONALSurplus... xxx xxx xxx xxDefisit Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxDefisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxSurplus/Defisit dari Kegiatan Nonoperasional Lainnya xxx xxx xxx xx

Jumlah Surplus/Defisit dari KegiatanNonoperasional xxx xxx xxx xx

Surplus/Defisit Sebelum Pos Luar Biasa xxx xxx xxx xxPOS LUAR BIASAPendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xxBeban Luar Biasa xxx xxx xxx xx

Pos Luar Biasa xxx xxx xxx xxSurplus/Defisit-LO xxx xxx xxx xx

Sumber: PSAP 12: Laporan Operasional (diketik ulang)

2. Penyajian Beban berdasarkan IPSAS

Penyajian menurut IPSAS, pendapatan dan beban disajikan terpisah, tidak saling

menutup/menghapus (offset) agar pengguna laporan memahami maksud transaksi yang terjadi

sehingga dapat menilai arus kas di masa mendatang. Beban yang disajikan dalam statement of

financial performance dapat diklasifikan menurut klasifikasi ekonomi maupun klasifikasi fungsi.

Page 17: Sap vs Ipsas Beban

16

Penyajian beban berdasarkan klasifikasi fungsi

Revenue xxxExpenses: (xxx)

Health expenses (xxx)Education expenses (xxx)Other expenses (xxx)

Surplus xxx

20x2 20x1

RevenueTotal Revenue xxx xxx

ExpensesGeneral public services (xxx) (xxx)Defense (xxx) (xxx)Public order and safety (xxx) (xxx)Education (xxx) (xxx)Health (xxx) (xxx)Social protection (xxx) (xxx)Housing and community amenities (xxx) (xxx)Recreational, cultural, and religion (xxx) (xxx)Economic affairs (xxx) (xxx)Environmental protection (xxx) (xxx)Other expenses (xxx) (xxx)Finance costs (xxx) (xxx)

Total expenses (xxx) (xxx)Surplus/(deficit) for the period xxx xxx

Penyajian beban berdasarkan klasifikasi ekonomi

Revenue xxxEmployee benefits cost xxxDepreciation and amortization expense xxxOther expenses xxxTotal expenses (xxx)Surplus xxx

Page 18: Sap vs Ipsas Beban

17

20x2 20x1

RevenueTotal Revenue xxx xxx

ExpensesWages, salaries, and employee benefits (xxx) (xxx)Grants and other transfer payments (xxx) (xxx)Supplies and consumables used (xxx) (xxx)Depreciation and amortization expense (xxx) (xxx)Impairment of property, plant, and equipment (xxx) (xxx)Other expenses (xxx) (xxx)Finance costs (xxx) (xxx)

Total expenses (xxx) (xxx)Surplus/(deficit) for the period xxx xxx

Sumber: IFAC PSC Study 10 (diketik ulang)

G. PENGUNGKAPAN BEBAN

1. Pengungkapan Beban berdasarkan SAP

Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam Laporan Operasional dan Catatan atas Laporan Keuangan

mengenai beban meliputi:

a. rincian dan penjelasan atas setiap pos/jenis beban;

b. beban dalam bentuk barang/jasa;

c. metode penyusutan/amortisasi yang digunakan dalam beban penyusutan aset

tetap/amortisasi;

d. sifat dan jumlah rupiah yang merupakan beban dalam pos luar biasa;

e. informasi lain yang diperlukan.

Informasi terkait beban yang akan disajikan baik di muka, atau dalam catatan laporan

keuangan:

a. Entitas pelaporan yang mengelompokkan beban menurut klasifikasi fungsi

mengungkapkan pula tambahan informasi beban menurut klasifikasi ekonomi, antara lain

meliputi beban penyusutan/amortisasi, beban gaji dan tunjangan pegawai, dan beban

bunga pinjaman.

b. Terkait dengan beban penyusutan, informasi mengenai penyusutan berikut harus

diungkapkan, meliputi:

Nilai penyusutan

Metode penyusutan yang digunakan

Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan

Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode

Page 19: Sap vs Ipsas Beban

18

2. Pengungkapan Beban berdasarkan IPSAS

Informasi terkait beban yang akan disajikan baik di muka laporan keuangan serta dalam

catatan laporan keuangan:

a. Ketika item pendapatan dan beban material, maka jumlahnya harus diungkapkan secara

terpisah (IPSAS 1 paragraf 106).

b. Kondisi yang akan menimbulkan pengungkapan terpisah terkait item pendapatan dan beban

meliputi (IPSAS 1 paragraf 107):

1) Write-downs of inventories to net realizable value or of property, plant and equipment

to recoverable amount or recoverable service amount as appropriate, as well as

reversals of such write-downs;

2) Restructurings of the activities of an entity and reversals of any provisions for the costs

of restructuring;

3) Penghentian PPE (property, plant dan equipment);

4) Privatizations or other disposals of investments;

5) Operasi yang dihentikan;

6) Litigation settlements; and

7) Other reversals of provisions.

c. Entitas harus mengungkapkan baik di muka, atau dalam catatan laporan keuangan

mengenai jenis klasifikasi beban yang digunakan apakah menggunakan klasifikasi

berdasarkan sifat atau berdasarkan fungsi, yang mana yang menyediakan informasi yang

dapat diandalkan dan lebih relevan.

d. Entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsi harus pula mengungkapkan

informasi tambahan mengenai klasifikasi beban berdasarkan sifatnya, termasuk depresiasi,

beban amortisasi, dan beban layanan pegawai.

Page 20: Sap vs Ipsas Beban

19

III. PENDAPAT AHLI

Jan Hoesda, Membahas Masalah Adopsi Ipsas Paripurna Dan Reformasi Basis Akuntansi Menjadi

Basis Akuntansi Hak-Kewajiban Paripurna (Full Accrual Basis) Tahun 2009

Pertanyaan awal dalam akuntansi pemerintahan Indonesia adalah apa konsekuensi perubahan basis

akuntansi dari basis menuju basis hak-kewajiban paripurna menjadi basis hak-kewajiban paripurna

(full acrual) pada 2009, bagi entitas akuntansi dan pelaporan LK, bagi Komite SAP dan bagi auditor

LK. Jan Hoesda menguraikan beberapa startegi utama pembangunan SAP suatu bangsa dalam itikad

harmonisasi PSAP dengan IPSAS, yaitu:

1. strategi adopsi,

2. startegi adaptasi,

3. strategi menciptakan sendiri atau

4. strategi campuran dari ketiga rancangan itu

Keempat strategi tersebut mempunyai konsekuensi masing-masing. Kesimpulan dari tulisan tersebut

menjelaskan bahwa metode adaptasi IPSAS mempunyai probabilitas tertinggi dilakukan pada awal

reformasi akuntansi kepemerintahan. Adaptasi pada IPSAS dilakukan dengan memperhatikan

sumber-sumber rujukan dari negara-negara yang mempunyai standar akuntansi kepemerintahan

relatif mapan.

Adopsi nomor-demi nomor standar internasional dimungkinkan setelah melalui prosedur yang layak,

juga setelah dengar pendapat publik dan uji kepantasan aplikasi standar tersebut. Penerapan uji

coba disarankan sebelum suatu nomor baru IPSAS diresmikan sebagai standar baru yang diadopsi

oleh pemerintah. Semakin banyak nomor-nomor yang dapat diadposi, semakin memudahkan bangsa

itu dalam pergaulan akuntansi global, dan menangguk country rating internasional.

Page 21: Sap vs Ipsas Beban

20

IV. PERBANDINGAN DENGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK)

A. DEFINISI BEBAN MENURUT PSAK

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus

keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas

yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

B. PENGAKUAN BEBAN MENURUT PSAK

Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan

dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.

Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau

penurunan aktiva.

Definisi beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas

perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa

meliputi, misalnya, beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanya

berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas (dan setara kas), persediaan dan

aktiva tetap.

Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin timbul atau mungkin

tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa. Kerugian tersebut mencerminkan berkurangnya

manfaat ekonomi, dan pada hakekatnya tidak berbeda dari beban lain. Kerugian dapat timbul,

misalnya dari bencana kebakaran, banjir, seperti juga yang timbul dari pelepasan aktiva tidak

lancar. Definisi beban juga mencakupi kerugian yang belum direalisasi, misalnya, kerugian yang

timbul dari pengaruh peningkatan kurs valuta asing dalam hubungannya dengan pinjaman

perusahaan dalam mata uang tersebut.

Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan

pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang diasanya disebut pengaitan biaya dengan

pendapatan (matching of costs with revenues) ini melibatkan pengakuan penghasilan dan beban

secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi

atau peristiwa lain yang sama.

Beban diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dengan metode :

1. Penandingan langsung

Beban diakui ketika terjadi penggunaan aset dalam menghasilkan pendapatan, dan hasil yang

diperoleh dari menjual dapat langsung ditandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan dalam

Page 22: Sap vs Ipsas Beban

21

menghasilkan pendapatan. Contoh beban ini adalah harga pokok penjualan, komisi penjualan, biaya

pengiriman.

2. Pengakuan segera

Beban diakui ketika beban ini dikeluarkan atau dibayar. Pengeluaran ini langsung dicatat sebagai

beban. Biasanya beban ini telah digunakan dalam proses operasi dan pembayarannya baru dilakukan

setelah pemakaian beban. Contoh beban ini adalah beban gaji, beban utilitas, beban iklan.

3. Alokasi yang rasional dan sistematis

Beban ini tidak dapat diukur dengan menggunakan pengeluaran kas. Beban-beban dari pemakaian

aset tetap, harus dilakukan dengan menggunakan perhitungan matematis yang memperhitungkan

alokasi biaya aset tetap ke semua periode yang mendapat manfaat dari penggunaan aset tetap

tersebut. Contoh beban penyusutan.

C. PENGUKURAN BEBAN MENURUT PSAK

Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan PSAK 1 merumuskan bahwa

pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur

laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut pemilihan dasar

pengukuran tertentu.

Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi yang

berbeda dalam laporan keuangan. Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Biaya historis

Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari

imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat

sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban, atau dalam keadaan tertentu,

misalnya pajak penghasilan, dalam jumlah kas atau setara kas yang diharapkan akan dibayarkan

untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal.

2. Biaya kini

Aktiva dinilai dalam jumlah kas atau setara kas yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau

setara aktiva diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang tidak

didiskontokan yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang.

Page 23: Sap vs Ipsas Beban

22

3. Nilai realisasi/penyelesaian

Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual

aktiva dalam pelepasan normal. Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian, yaitu jumlah kas

atau setara kas yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi

kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

4. Nilai sekarang

Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang

dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban

dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang

diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan penyusunan

keuangan adalah biaya historis. Ini biasanya digabungkan dengan dasar pengukuran yang lain.

Misalnya, persediaan biasanya dinyatakan sebesar nilai terendah dari biaya historis atau nilai

realisasi bersih (lower of cost or net realizable value), akuntansi dana pensiun menilai aktiva tertentu

berdasarkan nilai wajar.

D. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN BEBAN MENURUT PSAK

Penyajian laporan laba rugi komprehensif yang memisahkan antara laporan laba rugi dan laporan

pendapatan komprehensif lain.

Menurut SAK 1, laporan laba rugi komprehensif menyajikan semua pendapatan dan beban yang

dihasilkan entitas dalam satu periode berjalan. Bentuk penyajiannya dapat memilih salah satu dari

dua alternatif penyajian di bawah ini :

1. Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau

2. Dalam bentuk dua laporan yang dimulai dengan laba rugi dan bagian yang menunjukkan

laporan pendapatan komprehensif lain.

Laporan laba rugi komprehensif mencakup pos-pos sebagai berikut :

a. Pendapatan

b. Beban operasional

c. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan

menggunakan metode ekuitas

d. Beban pajak

Page 24: Sap vs Ipsas Beban

23

e. Bagian laba rugi dari operasi yang dihentikan, mencakup laba rugi setelah pajak dari operasi

yang dihentikan dan keuntungan atau kerugian setelah pajak dikurangi biaya untuk menjual

dari pelepasan aset dalam rangka operasi yang dihentikan.

f. Laba rugi

Laba rugi diatribusikan kepada :

kepentingan nonpengendali; dan

pemilik entitas induk.

g. Komponen dari pendapatan komprehensif lain

h. Total laba rugi komprehensif

Total laba rugi komprehensif periode berjalan diatribusikan ke :

kepentingan nonpengendali; dan

pemilik entitas induk.

Penyajian informasi laba rugi tidak hanya mencakup laba rugi yang sudah terealisasi, tetapi juga laba

rugi yang belum terealisasi. Bagian yang menyajikan laba rugi yang telah terealisasi dan rugi yang

belum terealisasi disebut sebagai laporan laba rugi, sedangkan bagian yang menyajikan laba yang

belum terealisasi disebut sebagai bagian pendapatan komprehensif lainnya (other comprehensive

income/OCI).

Page 25: Sap vs Ipsas Beban

24

Penyajian laporan laba rugi komprehensif secara gabungan adalah sebagai berikut:

Kelompok Usaha XYZLaporan Laba Rugi Komprehensif

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20x1(dalam jutaan rupiah)

20x0 20x1Pendapatan 390.000 355.000Beban pokok penjualan (245.000) (230.000)Laba bruto 145.000 125.000Pendapatan Lainnya 20.667 11.300Biaya distribusi (9.000) (8.700)Beban administrasi (20.000) (21.000)Beban lain-lain (2.100) (1.200)Biaya pendanaan (8.000) (7.500)Bagian laba entitas asosiasi 35.100 30.100Laba sebelum pajak 161.667 128.000Beban pajak (40.417) (32.000)Laba berjalan dari operasi yg dilanjutkan 121.250 96.000Kerugian tahun berjalan dari operasi yang dihentikan

(30.500)Laba tahun berjalan 121.250 65.500Pendapatan Komprehensif LainSelisih kurs karena penjabaran dlm mata uang asing

5.334 10.667Aset keuangan tersedia untuk dijual (24.000) 26.667Lindung nilai arus kas (667) (4.000)Keuntungan revaluasi aset tetap 933 3.367Keuntungan (kerugian) aktuarial dari program pensiunmanfaat pasti (667) 1.333Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi

400 (700)Pajak penghasilan terkait 4.667 (9.334)Pendapatan komprehensif tahun berjalan (14.000)) 28.000Total pendapatan komprehensif tahun berjalan 107.250 93.500Laba yang dapat diatribusikan kepada :Pemilik entitas indukKepentingan non pengendali

97.00024.250

121.250

52.40013.10065.500

Jumlah laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada:Pemilik entitas indukKepentingan non pengendali

85.80021.450

107.250

74.80018.70093.500

Laba per Saham 0,46 0,30Sumber: Modul Standar Akuntansi Keuangan oleh Dyah Purwanti

Page 26: Sap vs Ipsas Beban

25

Penyajian laporan laba rugi komprehensif yang memisahkan antara laporan laba rugi dan laporan

pendapatan komprehensif lain adalah sebagai berikut :

Kelompok Usaha XYZLaporan Laba Rugi

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20x1(dalam jutaan rupiah)

20x0 20x1Pendapatan 390.000 355.000Beban pokok penjualan (245.000) (230.000)Laba bruto 145.000 125.000Pendapatan Lainnya 20.667 11.300Biaya distribusi (9.000) (8.700)Beban administrasi (20.000) (21.000)Beban lain-lain (2.100) (1.200)Biaya pendanaan (8.000) (7.500)Bagian laba entitas asosiasi 35.100 30.100Laba sebelum pajak 161.667 128.000Beban pajak (40.417) (32.000)Laba berjalan dari operasi yg dilanjutkan 121.250 96.000Kerugian tahun berjalan dari operasi yang dihentikan

(30.500)Laba tahun berjalan 121.250 65.500Laba yang dapat diatribusikan kepada :Pemilik entitas indukKepentingan non pengendali

97.00024.250

121.250

52.40013.10065.500

Laba per saham 0,46 0,30

Kelompok Usaha XYZLaporan Pendapatan Komprehensif Lain

Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20x1(dalam jutaan rupiah)

20x1 20x0Laba tahun berjalan 121.250 65.500Pendapatan Komprehensif LainSelisih kurs karena penjabaran dlm mata uang asing

5.334 10.667Aset keuangan tersedia untuk dijual (24.000) 26.667Lindung nilai arus kas (667) (4.000)Keuntungan revaluasi aset tetap 933 3.367Keuntungan (kerugian) aktuarial dari program pensiunmanfaat pasti (667) 1.333Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi

400 (700)Pajak penghasilan terkait 4.667 (9.334)Pendapatan komprehensif tahun berjalan (14.000)) 28.000Total pendapatan komprehensif tahun berjalan 107.250 93.500Jumlah laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada:Pemilik entitas indukKepentingan non pengendali

85.80021.450107.250

74.80018.70093.500

Sumber: Modul Standar Akuntansi Keuangan oleh Dyah Purwanti

Page 27: Sap vs Ipsas Beban

26

Daftar Pustaka

Hoesada, Jan. 2009. Membahas Masalah Adopsi Ipsas Paripurna Dan Reformasi Basis Akuntansi

Menjadi Basis Akuntansi Hak-Kewajiban Paripurna (Full Accrual Basis) Tahun 2009. Diperoleh

dari http://www.ksap.org/sap/membahas-masalah-adopsi-ipsas-paripurna-dan-reformasi-

basis-akuntansi-menjadi-basis-akuntansi-hak-kewajiban-paripurna-full-acrual-basis-tahun-

2009/ diakses tanggal (15 November 2014).

International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB). Study 10 - Definition and

Recognition of Expenses/Expenditures. International Federation of Accountants (IFAC).

1996. Diperoleh dari https://www.ifac.org/sites/default/files/publications/files/study-10-

definition-and-r.pdf (diakses 15 November 2014)

International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB). (2011) IPSAS 1 - Presentation of

Financial STatements. International Federation of Accountants (IFAC). Diperoleh dari

https://www.ifac.org/sites/default/files/publications/files/ipsas-1-presentation-of-f-3.pdf

(diakses 15 November 2014).

Muhammad, Rizal. 2013. Perbandingan SAP dengan IPSAS. Diperoleh dari

http://zallrizal.blogspot.com/201 3/1 1 /perbandingan-sap-dengan-ipsas.html (diakses 14

November 2014)

Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan. Sekretariat Negara. Jakarta