sap t wicara

13
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Bidang Studi : Pada penyakit stroke afasia global Topik : Terapi bicara pada pasien CVA dg Afasia Motorik Sub topic : Afasia pada penderita Stroke Sasaran : Keluarga Pasien Ruang 26 Stroke RSSA Hari/ tanggal : Kamis, 26 Maret 2015 Jam : 10.00 WIB Waktu : 20 menit Tempat : Ruang tunggu Unit Stroke RSSA A. IDENTIFIKASI MASALAH Bahasa merupakan alat untuk menginterpretasikan dan mengekspresikan pikiran, perasaan, dan kemauan dari seseorang kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahasa merupakan kemampuan bahasa, pada umumnya dapat dibedakan atas kemampuan reseptif (mendengar dan memahami) dan kemampuan ekspresif (berbicara). Afasia adalah hilangnya kemampuan penggunaan bahasa karena cedera pada area bahasa di otak. Kelainan ini tidak termasuk kelainan karena defisit fungsi-fungsi sensorik, intelektual, atau psikiatrik, juga bukan kelemahan otot. Bagian otak yang rusak ini adalah lobus temporalis sebelah kiri dan lobus frontalis di sebelahnya. Kedua area ini mengatur penggunaan bahasa seseorang. Kerusakan pada area- area tersebut dapat terjadi karena cedera kepala, tumor,

Upload: kartika-wihdatus-syafaah

Post on 19-Dec-2015

129 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

,

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)

Bidang Studi : Pada penyakit stroke afasia globalTopik : Terapi bicara pada pasien CVA dg Afasia MotorikSub topic : Afasia pada penderita StrokeSasaran : Keluarga Pasien Ruang 26 Stroke RSSAHari/ tanggal : Kamis, 26 Maret 2015Jam : 10.00 WIBWaktu : 20 menitTempat : Ruang tunggu Unit Stroke RSSAA. IDENTIFIKASI MASALAHBahasa merupakan alat untuk menginterpretasikan dan mengekspresikan pikiran, perasaan, dan kemauan dari seseorang kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahasa merupakan kemampuan bahasa, pada umumnya dapat dibedakan atas kemampuan reseptif (mendengar dan memahami) dan kemampuan ekspresif (berbicara).Afasia adalah hilangnya kemampuan penggunaan bahasa karena cedera pada area bahasa di otak. Kelainan ini tidak termasuk kelainan karena defisit fungsi-fungsi sensorik, intelektual, atau psikiatrik, juga bukan kelemahan otot. Bagian otak yang rusak ini adalah lobus temporalis sebelah kiri dan lobus frontalis di sebelahnya. Kedua area ini mengatur penggunaan bahasa seseorang. Kerusakan pada area-area tersebut dapat terjadi karena cedera kepala, tumor, stroke, atau infeksi. Area bahasa ini mengatur penggunaan bahasa secara umum, seperti: Berbicara Menyimak Menulis MembacaKejadian paling sering pada afasia adalah karena kerusakan/lesi pada pusat bahasa di otak, seperti area Broca. Area ini terletak pada hemisfer kiri atau bagian otak kiri. Namun ada pula orang yang mengalami gangguan pada bagian otak kanan, walaupun jarang sekali ditemukan.Prognosis dari afasia sangat beragam, tergantung pada usia pasien, lokasi dan luas lesi/kerusakan, dan jenis afasia. Tentunya semakin sempit luas lesinya, prognosisnya akan semakin baik. Untuk membantu menentukan prognosis, diperlukan metode diagnosa yang baik, yaitu dapat dilakukan dengan screening.B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat menambah wawasan dan mengenali tanda afasia. Selain itu diharapkan warga tahu dan mampu bagaimana berkomunikasi pada penderita afasia.C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan setiap anggota masyarakat dapat menjelaskan kembali: Pengertian afasia Klasifikasi afasia Penyebab afasia Penatalaksanaan afasiaD. METODE Ceramah Tanya jawab E. MEDIA Materi SAP LCDF. KEGIATAN PEMBELAJARANNOWaktuKegiatan PenyuluhanKegiatan Peserta

1.3 menitPembukaan :a. Memberi salamb. Perkenalanc. Menjelaskan tujuan penyuluhan.d. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan.Menjawab salamMendengarkan dan memperhatikan

2.9 menitPelaksanaan:Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur.Materi :1. Pengertian afasia.2. Klasifikasi afasia.3. Penyebab afasia.4. Beberapa tanda dan gejala afasia.6. Penatalaksanaan afasia.Menyimak dan memperhatikan

36 menitEvaluasi :Meminta peserta penyuluhan untuk menjelaskan kembali :1. Pengertian afasia.2. Klasifikasi afasia.3. Penyebab afasia.4. Beberapa tanda dan gejala afasia.6. Penatalaksanaan afasia.

Bertanya dan menjawab pertanyaan

42 menitPenutup :1.Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.2.Mengucapkan terimakasih atas perhatian dan waktu yang telah diberikan kepada peserta.3. Mengucapkan salam penutup.Menyimak dan menjawab salam

G. EVALUASI1. Pertanyaan : Apakah afasia itu ? Jawaban :a. Afasia adalah gangguan kemampuan berbahasa, yaitu hilangnya kemampuan untuk menggunakan bahasa karena terjadinya cedera pada area bahasa di otak.b. Afasia adalah gangguan kemampuan berbahasa, yaitu hilangnya kemampuan untuk menggunakan bahasa karena terjadinya cedera pada area bahasa di otak.2. Pertanyaan : Sebutkan klasifikasi berdasakan? Jawaban :a. Afasia motorik, sensorik .b. Afasia globalc. Semua benar3. Pertanyaan : Apakah etiologi atau penyebab afasia ?Jawaban : a. cedera otak, pendarahan otak, tumor, stroke, infeksi.b. DM, hipertensi, tumor, stroke, infeksi, penyakit jantung.4. Pertanyaan :Apa yang dapat kita lakukan pada penderita afasia, dan cara mempermudah berkomunikasi dengan penderita afasia global?Jawaban :a. Anjurkan menggunakan media yang memudahkan. b. Anjurkan mendengarkan saja.

MATERI

A. Pengertian AfasiaAfasia adalah gangguan kemampuan berbahasa, yaitu hilangnya kemampuan untuk menggunakan bahasa karena terjadinya cedera pada area bahasa di otak. Setiap orang menggunakan bahasa. Berbicara, memperoleh kata-kata yang tepat, memahami sesuatu, membaca, menulis, melakukan isyarat adalah merupakan bagian dari penggunaan bahasa. Ketika satu atau lebih dari penggunaan bahasa tidak lagi berfungsi dengan baik (yang dikarenakan oleh cedera otak), maka kondisi tersebut dinamakan afasia. Afasia A (= tidak) fasia (= bicara), berarti seseorang tidak dapat lagi mengungkapkan apa yang dia mau. Dia tidak bisa lagi menggunakan bahasa. Selain afasia, dapat terjadi kelumpuhan dan atau masalah-masalah sehubungan dengan : Kemampuan melakukan sesuatu secara sadar. Kemampuan mengamati situasi di sekelilingnya. Konsentrasi, pengambilan inisiatif, dan kemampuan mengingat.Beberapa definisi afasia sebagai berikut : Elizabeth J. Corwin, afasia adalah kehilangan total pemahaman atau pembentukan bahasa. Tikofsky, afasia merupakan suatu manifestasi dari cedera otak dalam komunikasi, yang ditandai dengan adanya gangguan dalam kemampuan berbahasa. Kenneth scott Wood (1971), afasia diartikan sebagai suatu kehilangan kemampuan fungsi simbolisasi dan ekspresi akibat adanya lesi pada otak yang terjadi karena penyakit, trauma, atau kelainan/penyimpangan dalam perkembangannya. Mildred Fredburg Berry dan Jon Eisenson (1973), afasia sebagai suatu istilah umum,yang menunjukkan adanya kerusakan pada pusat di otak yang mengakibatkan terganggunya aspek linguistik atau bahasa. Gangguan ini meliputi pengertian terhadap kata-kata, simbolisasi atau coding, dan penggunaan bahasa yang meliputi bicara, menulis, dan membaca. Sidiarto Kusumoputro (1977), afasia didefinisikan sebagai kehiangan kemampuan untuk membentuk, mengungkapkan, atau mengerti suatu pembicaraan. Dengan kata lain afasia adalah kehilangan kemampuan untuk berbahasa aktif dan pasif. Bambang Setyono (1982), afasia adalah gangguan fungsi bahasa pasif dan atau aktif yang terjadi akibat adanya trauma atau kerusakan di pusat bahasa otak. Gangguan funsi bahasa ini ditandai dengan kehilangan seluruh atau sebagian dari pembentukan konsep, pengertian, proses simbolisasi (coding), serta aspek linguistik lain di lingkungannya. Gangguan tersebut tidak termasuk yang diakibatkan oleh adanya gangguan saraf perifer, kelainan sensoris primer, kelainan fungsi mental, atau masalah psikiatri yang lain.Afasia adalah suatu keadaan pada pasien sehingga ia tidak mampu berbicara. Afasia Broca menjadikan pasien tak mampu membentuk kalimat kompleks dengan tata bahasa yang benar. Pasien sendiri masih memiliki kemampuan pemahaman bahasa yang baik, walaupun ada beberapa kasus di mana kemampuan pemahaman bahasa pasien ikut menurun. Berikut adalah contoh pasien dengan afasia Broca. Ia bermaksud menjelaskan bagaimana ia datang ke rumah sakit untuk menjalani bedah gigi."Ya... ah... Senin... ng... Ayah dan Peter H... (namanya), dan Ayah.... ng... rumah sakit... dan... ah... Rabu... Rabu, jam sembilan... dan oh... Kamis... jam sepuluh, ah dokter... dua... dan dokter... dan ng... gigi... yah."B. Klasifikasi Berdasarkan Afasia MotorikAfasia SensorikAfasia Global

Pemahaman auditif dan membaca tidak terganggu, tetapi sulit mengungkapkan isi pikiran. Gambaran klinis afasia Broca ialah bergaya afasia non-fluen.Pada kelainan ini pemahaman bahasa terganggu. Penderita tidak mampu memahami bahasa lisan dan tulisan sehingga ia juga tidak mampu menjawab dan tidak mengerti apa yang dia sendiri katakan. Gambaran klinis afasia Wernicke ialah bergaya afasia fluentbentuk afasia yang paling berat.Keadaan ini ditandai oleh tidak ada lagi atau berkurang sekali bahasa spontan dan menjadi beberapa patah kata yang diucapkan secara berulangulang, misalnya baaah, baaah, baaah atau maaa, maaa, maaa. Pemahaman bahasa hilang atau berkurang. Repetisi, membaca dan menulis juga terganggu berat. Afasia global hampir selalu disertai dengan hemiparese atau hemiplegia

C. Penyebab Afasia stroke.Stroke adalah kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan oleh gangguan suplai darah kebagian otak. Stroke adalah gangguan perfusi otak yang diakibatkan oklusi (sumbatan), embolisme serta pendarahan, patologi dalam otak itu sendiri bukan karrena faktor luar) yang mengakibatkan gangguan permanen atau sementara.Pada saat gangguan, umumnya ada penyakit lain yang mendahului terutama penyakit kardiovaskuler (jantung, hipertensi), ganguan otak (degeneratif, atritis, penyakit pembuluh darah tepi, paru-paru menahun, kanker, DM yang tak terkendali, dan trauma kepala.Akibatnya adalah gangguan suplai darah ke otak, menyebabkan kehilangan gerak, pikiran, memori, bicara atau sensasi baik sementara maupun permanen.

D. Penatalaksanaan afasiaApabila Anda berkomunikasi dengan penderita afasia :1. Ketika Anda ingin memberitahukan sesuatu kepada penderita afasia : Luangkan waktu khusus untuk percakapan tersebut. Duduk tenang dan buat kontak mata. Jika Anda merasa tidak yakin dengan percakapan tersebut, mulai dengan sesuatu yang sederhana mengenai diri Anda. Setelah itu ajukan pertanyaan yang jawabannya ingin Anda ketahui. Bicaralah dengan tenang dengan menggunakan kalimat-kalimat pendek. Berikan penekanan pada kata-kata yang paling penting. Tuliskan kata-kata yang paling penting. Ulangi pesan yang ingin Anda sampaikan dan berikan tulisan tersebut kepada pasien afasia. Pasien afasia dapat menggunakan tulisan tersebut untuk membantu ingatannya atau sebagai alat bantu komunikasi.

Bantu penderita afasia mengungkapkan permasalahannya dengan menggunakan bahasa isyarat, menggambar, atau menulis atau minta dia untuk menunjuk, memberikan isyarat, menggambar, atau menuliskan permasalahannya. Sama-sama mencari di buku saku bahasa atau buku percakapan. 2. Ketika penderita afasia ingin memberitahukan sesuatu kepada Anda Pertama-tama harus jelas mengenai siapa yang dibicarakan, apa yang terjadi, dan dimana atau kapan kejadian itu berlangsung. Sangat penting bagi Anda untuk mengajukan pertanyaan yang tepat, inventif, dan sebisa mungkin dilakukan dengan sistematis. Coba untuk selalu memberikan pertanyaan pilihan. Tuliskan pilihan yang salah satunya harus atau dapat dipilih, berdekatan satu sama lain. Melakukan pembicaraan dengan penderita afasia menuntut banyak waktu dan kesabaran. Terlepas dari tip-tip di atas, dapat terjadi bahwa pada akhirnya Anda tidak sepenuhnya mengerti isi pembicaraan tersebut. Biarkan pembicaraan tersebut mengendap untuk beberapa waktu dan setelah itu coba sekali lagi. Kemungkinan Anda akan lebih berhasil. Gunakan bahasa non verbal seperti isyarat, tulisan, atau mungkin kode yang lain E. Terapi WicaraTreatment berupa terapi yang diberikan pada pasien penderita gangguan komunikasi untuk memberikan kemampuan berkomunikasi baik secara lisan, tulisan maupun isyarat (Bakheit et al., 2007). Target pelatihan dalam terapi adalah peningkatan dalam pengungkapan dan pemahaman di mana keduanya dalam wujud percakapan atau bahasa, baik secara lisan maupun tulisan secara bersamaan untuk meningkatkan kualitas hidup seharihari. Tugastugas yang diberikan dalam pelatihan bicara dan bahasa bermacammacam (Berthier, 2005) seperti pemilihan gambar atau objek, pemberian nama pada objek, menggambarkan dan mengenali asosiasi antar materi, memudahkan mengungkapkan pendapat atau perasaan dam peningkatan keterampilan yang bersifat percakapan. Pasien yang diterapi juga diarahkan untuk menggunakan isyarat atau tandatanda yang lain dari komunikasi nonverbal, termasuk di dalamnya cakupan.Ada banyak media yang bisa digunakan, dapat menggunakan karton / papan tulisan yang berisikan abjad mulai dari A sampai Z, pasien yang mengalami afasia dapat menyampai keinginannya melalui tulisan tersebut. Dengan cara menunjuk huruf demi huruf hingga terangkai menjadi satu kata menggunakan ekstermitas pasien yang masih berfungsi.

DAFTAR PUSTAKA

Association Internationale Aphasie.2013. What is Afasia.didownloaddari www.afasia-international.com.Abdul. 2009. Psikolinguistik : Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta Dharmaperwira.Reni. 2010. TADIR : Tes Afasia untuk DiagnosisInformasi Rehabilitasi. Jakarta : FK Universitas Indonesia.Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi: Pengantar dan ContohPenelitiannya. Bandung : Widya Padjadjaran.Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung : Rosda.Hamdani, Fakry. 2007. Kesalahan Pelafalan Fonem Bahasa Indonesia padaPenderita Afasia Broca (Studi Kasus terhadap Pasien Afasia Broca diRumah Sakit Umum dr. Slamet, Kab. Garut). Tesis. UPI : Bandung.Steven L. 2002. The Future of Afasia Treatment. dalam Brain and Language 71, 227232. Didownload dari http://www.idealibrary.com.