sap penyakit kader

17
1 SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Penyakit Berbasis Lingkungan dan Perilaku Kesehatan Pokok Bahasan : Diare, TB, Kejang Demam Subpokok Bahasan : Pengertian Diare, TB, Kejang Demam Penyebab Diare, TB, Kejang Demam Tanda dan gejala Diare, TB, Kejang Demam Komplikasi Diare, TB, Kejang Demam Penatalaksanaan pada Diare, TB, Kejang Demam Sasaran : Kader dan Calon Kader Waktu : Selasa dan Rabu, 22 dan 23 Januari 2013 Tempat : RT 1 (rumah ibu Nia) dan RT 2 dan RT 3 (masjid RT 2) I. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, kader dan calon kader diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang pengertian penyakit (Diare, TB, Kejang Demam), penyebab penyakit (Diare, TB, Kejang Demam), Tanda dan gejala penyakit (Diare, TB, Kejang Demam), Komplikasi penyakit (Diare, TB, Kejang Demam), Penatalaksanaan pada penyakit (Diare, TB, Kejang Demam). II. Tujuan Instruksional Khusus

Upload: ian-pratama

Post on 02-Jan-2016

66 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SAP Penyakit Kader

1

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyakit Berbasis Lingkungan dan Perilaku Kesehatan

Pokok Bahasan : Diare, TB, Kejang Demam

Subpokok Bahasan :  

Pengertian Diare, TB, Kejang Demam

Penyebab Diare, TB, Kejang Demam

Tanda dan gejala Diare, TB, Kejang Demam

Komplikasi Diare, TB, Kejang Demam

Penatalaksanaan pada Diare, TB, Kejang Demam

Sasaran : Kader dan Calon Kader

Waktu : Selasa dan Rabu, 22 dan 23 Januari 2013

Tempat : RT 1 (rumah ibu Nia) dan RT 2 dan RT 3 (masjid RT 2)

I. Tujuan Instruksional Umum      

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, kader dan calon kader diharapkan

dapat mengetahui dan memahami tentang pengertian penyakit (Diare, TB, Kejang

Demam), penyebab penyakit (Diare, TB, Kejang Demam), Tanda dan gejala

penyakit (Diare, TB, Kejang Demam), Komplikasi penyakit (Diare, TB, Kejang

Demam), Penatalaksanaan pada penyakit (Diare, TB, Kejang Demam).

II. Tujuan Instruksional Khusus     

Kader dan calon kader mampu menyebutkan pengertian penyakit (Diare, TB,

Kejang Demam)

Kader dan calon kader mampu menyebutkan penyebab penyakit (Diare, TB,

Kejang Demam)

Kader dan calon kader mampu menyebutkan Tanda dan gejala penyakit (Diare,

TB, Kejang Demam)

Kader dan calon kader mampu menyebutkan Komplikasi penyakit (Diare, TB,

Kejang Demam).

Kader dan calon kader mampu menyebutkan Penatalaksanaan pada penyakit

(Diare, TB, Kejang Demam).

Page 2: SAP Penyakit Kader

2

III. Materi

Terlampir

IV. Strategi Pelaksanaan

Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Metode dan

Media

Pembukaan

(5 menit)

1. Memperkenalkan diri

2. Menyamakan persepsi

3. Menyampaikan maksud tujuan

dilaksanakan penyuluhan

4. Menggali pengetahuan kader dan

calon kader

1. Menjawab salam

2. Memperhatikan

dan menjawab

pertanyaan

Ceramah

dan Tanya

jawab

Penyajian

(30 menit)

1. Menjelaskan pengertian penyakit

2. Menjelaskan penyebab penyakit

3. Menjelaskan pathofisiologi

penyakit

4. Menjelaskan tanda dan gejala

penyakit

5. Menjelaskan komplikasi penyakit

6. Menjelaskan penatalaksanaan

penyakit

1. Menyimak

penjelasan

2. Mengajukan

pertanyaan

seputar materi

Ceramah

dan Tanya

jawab

Power

Point

     

Penutup (10

menit)

1. Memberi kesimpulan materi

2. Menanyakan umpan balik

3. Menyampaikan hasil evaluasi

4. Menutup acara penyuluhan

5. Membagikan Leaflet

1. Memperhatikan

penjelasan

2. Menjawab

pertanyaan dari

penyuluh

Ceramah

dan Tanya

jawab

leaflet

Page 3: SAP Penyakit Kader

3

V. Evaluasi

Setelah dilakukan penyuluhan terkait penyakit diare, TB, dan demam

kejang, kader dan calon kader mampu menjawab pertanyaan sebagai berikut:

1. Apa pengertian Diare, TB, Kejang Demam

2. Apa penyebab Diare, TB, Kejang Demam

3. Apa tanda dan gejala Diare, TB, Kejang Demam

4. Apa saja komplikasi Diare, TB, Kejang Demam

5. Bagaimana penatalaksanaan pada Diare, TB, Kejang Demam

VI. Daftar Pustaka

1. Betz L. Cecily. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Penerbit Buku

Kedokteran, EGC. Jakarta. 2002.

2. Corwin, J. Elizabeth. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. 

Jakarta. 2000.

3. Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. EGC : Jakarta.

4. Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah dari Brunner

& Suddarth, Edisi 8. EGC : Jakarta.

5. Somantri, Irman. 2008. Keperawatan Medical Bedah; Asuhan Keperawatan Pada

Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Salemba Medika : Jakarta

6. http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2008/12/asuhan-

keperawatan-anak-dengan-diare.html

Page 4: SAP Penyakit Kader

4

VII. Lampiran Materi

1. DIARE

A. Definisi

Diare adalah buang air encer lebih dari empat kali sehari, baik

disertai lendir dan darah maupun tidak. (MC Widjaja, 2002, hal 1).

Menurut Hippocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran

tinja yang tidak normal dan cair. Di bagian ilmu kesehatan anak FKUI /

RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau

bentuk tinja yang encer dengan frekuensi buang air besar sudah lebih dari

4 kali, perhari, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak,

bila frekuensinya lebih dari 3 kali perhari. (Ika, 1998, hal 283)

B. Penyebab

Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor infeksi

a. Infeksi enteral yaitu infekti saluran pencernaan yang merupakan

penyebab utama diare pada anak.

Infeksi enteral ini meliputi :

1) Infeksi bakteri : E coli, salmonella, shigella, vibria cholerae

2) Infeksi virus : entervirus dan adenovirus

3) Infeksi parasit : cacing (ascaris), protozoa (trichomonas

hominis), jamur (candida algicans)

b. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat

pencernaan seperti : Tonsilofaringitis (radang tonsil), radang

tenggorokan. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak

berumur di bawah 2 tahun.

2. Faktor Malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat (disakarida, monosakarida)

Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula

menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau

sangat asam, sakit di daerah perut.

Page 5: SAP Penyakit Kader

5

b. Malabsorbsi lemak

Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida. Dengan

bantuan kelenjar lipase mengubah lemak menjadi micelles yang siap

diabsorbsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa

usus, diare dapat terjadi. Gejalanya adalah tinja mengandung lemak.

c. Metabolisme protein

3. Faktor makanan

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar,

basi, beracun, mentah (sayuran), dan kurang matang.

4. Faktor psikologis

Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada anak

dapat menyebabkan diare kronis.

C. Tanda dan Gejala

1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan pun meninggi.

2. Tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah.

3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu.

4. Anus lecet

5. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang.

6. Muntah sebelum dan sesudah diare.

7. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)

8. Dehidrasi (kekurangan cairan)

D. Komplikasi

1. Dehidrasi

2. Syok Hipovolemia

3. Feses Berdarah

4. Demam

E. Penatalaksanaan

1. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah

pemberiannya.

Page 6: SAP Penyakit Kader

6

a. Cairan per oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral

berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk

diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90

mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-

sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit,

sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak

lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.

b. Cairan parentral

Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian

sebagai berikut: 

1) Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg

a) 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set

berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1

ml=20 tetes).

b) 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt

(infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set

infus 1 ml=20 tetes).

c) 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit

2) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg

a) 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1

ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

3) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg

a) 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1

ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

b) 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1

ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

c) 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.

4) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg

a) Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250

ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1

bagian NaHCO3 1½ %.

Page 7: SAP Penyakit Kader

7

Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6

tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).

b) Untuk bayi berat badan lahir rendah

Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4

bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).

2. Pengobatan dietetic

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan

kurang dari 7 kg, jenis makanan: 

a. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak

tak jenuh.

b. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).

c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan

misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang

berantai sedang atau tak jenuh.

3. Obat-obatan

Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang

mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.

2. TUBERCULOSIS (TB)

A. Pengertian

Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama

menyerang parenkim paru (Smeltzer, 2001).

Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

basil Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff, 2005 : 73).

Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit infeksi yang menyerang

parenkim paru yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis

(Somantri, 2008 : 59).

B. Penyebab

Tuberculosis disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis.

Kuman ini berbentuk batang mempunyai sifat tahan asam pada

Page 8: SAP Penyakit Kader

8

perwarnaan. Oleh karena itu, disebut sebagai basil tahan asam (Somantri,

2008 : 59).

C. tanda dan Gejala

Menurut Jhon Crofton (2002) gejala klinis yang timbul pada pasien

Tuberculosis berdasarkan adanya keluhan penderita adalah :

1) Batuk lebih dari 3 minggu

Batuk adalah reflek paru untuk mengeluarkan sekret dan hasil proses

destruksi paru. Mengingat Tuberculosis Paru adalah penyakit menahun,

keluhan ini dirasakan dengan kecenderungan progresif walau agak

lambat. Batuk pada Tuberculosis paru dapat kering pada permulaan

penyakit, karena sekret masih sedikit, tapi kemudian menjadi produktif.

2) Dahak (sputum)

Dahak awalnya bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah sedikit,

kemudian berubah menjadi mukopurulen atau kuning, sampai purulen

(kuning hijau) dan menjadi kental bila sudah terjadi pengejuan.

3) Batuk Darah

Batuk darah yang terdapat dalam sputum dapat berupa titik darah

sampai berupa sejumlah besar darah yang keluar pada waktu batuk.

Penyebabnya adalah akibat peradangan pada pembuluh darah

paru dan bronchus sehingga pecahnya pembuluh darah.

4) Sesak Napas

Sesak napas berkaitan dengan penyakit yang luas di dalam paru.

Merupakan proses lanjut akibat retraksi dan obstruksi saluran

pernapasan.

5) Nyeri dada

Rasa nyeri dada pada waktu mengambil napas dimana terjadi gesekan

pada dinding pleura dan paru. Rasa nyeri berkaitan dengan pleuritis dan

tegangan otot pada saat batuk.

6) Wheezing

Wheezing terjadi karena penyempitan lumen bronkus yang disebabkan

oleh sekret, peradangan jaringan granulasi dan ulserasi.

7) Demam dan Menggigil

Kuman menyebar ke tulang, otak, kulit, ginjal

12

Page 9: SAP Penyakit Kader

9

Peningkatan suhu tubuh pada saat malam, terjadi sebagai suatu reaksi

umum dari proses infeksi.

8) Penurunan Berat Badan

Penurunan berat badan merupakan manisfestasi toksemia yang timbul

belakangan dan lebih sering dikeluhkan bila proses progresif.

9) Rasa Lelah dan Lemah

Gejala ini disebabkan oleh kurang tidur akibat batuk.

10)Berkeringat Banyak Terutama Malam Hari

Keringat malam bukanlah gejala yang patogenesis untuk penyakit

Tuberculosis paru. Keringat malam umumnya baru timbul bila proses telah

lanjut.

D. Komplikasi

Menurut Depkes RI (2002), merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada

penderita tuberculosis paru stadium lanjut yaitu :

1) Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat

mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau karena

tersumbatnya jalan napas.

2) Atelektasis (paru mengembang kurang sempurna) atau kolaps dari

lobus akibat retraksi bronchial.

3) Bronkiektasis (pelebaran broncus setempat) dan fibrosis

(pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau

reaktif) pada paru.

4) Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang,

persendian, dan ginjal.

E. Penatalaksanaan Medis (DepKes RI, 2002 : 37)

Jenis dan Dosis Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

1) Isoniazid (H)

2) Rifampisin (R)

3) Pirazinamid (Z)

4) Streptomisin (S)

Page 10: SAP Penyakit Kader

10

5) Etambutol (E)

Tahap Pengobatan

1) Tahap Intensif

Penderita mendapat obat setiap hari. Pengawasan berat/ketat untuk

mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua Obat Anti Tuberculosis

(OAT).

2) Tahap Lanjutan

Penderita mendapat jenis obat lebih sedikit dalam jangka waktu yang

lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persistem

(dormant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.

3. KEJANG DEMAM

A. Defenisi

Kejang demam atau Febrilevconvulsion adalah bangkitan kejang yang

terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38oC) yang

disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium dan intrakranium.

B. Penyebab

Kejang demam dapat disebabkan oleh : 

1) Kejang demam yang berasal dari dalam susunan saraf pusat

Ensefalitis (peradangan pada otak)

Meningitis (peradangan pada serabut otak yaitu aracnoidea dan

piameter)

Tetanus

Abses otak dan lain-lain

2) Kejang demam yang berasal dari luar susunan sarap pusat

Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)

Otitis media akut (OMA)

Tonsilitis

Infeksi traktus urinarius

21

Page 11: SAP Penyakit Kader

11

Gasiroenteritis

Furukulosis

3) Kejang demam yang diturunkan secara dominant autosomal sederhana

yaitu dimana yang diturunkan ialah kemungkinan adanya defesiensi

enzim yang dapat menyebabkan maturasi otak terlambat

4) Kejang demam yang disebabkan oleh kejadian prenatal (kelainan

genetic infeksi pada janin struktur kromoson) dan perinatal (trauma,

infeksi, hipoksia, alat anastesi, premature, dll) yang dapat menyebabkan

kerusakan otak.

C. Tanda dan Gejala

1) Kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat (>38oC)

2) Serangan kejang terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam

berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dari benruk tonik-klonok,

tonik, klonok, fokal atau akinetik.

3) Nadi dan pernafasan cepat

D. Komplikasi

Ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada klien dengan kejang

demam :

1) Pneumonia aspirasi

2) Asfiksia

3) Retardasi mental

E. Penatalaksanaan medik

Dalam penanggulangan kejang demam ada 4 faktor yang perlu dikerjakan

yaitu:

1) Memberantas kejang secepat mungkin

Bila anak kejang segera berikan 

a) Diazepam intravena → dosis rata-rata 0,3 mg/kg atau

Diazepam rectal → dosis ± 10 kg = 5 mg

≥ 10 kg = 10 mg

Page 12: SAP Penyakit Kader

12

Bila kejang tidak berhenti tunggu 15 menit, dapat diulangi dosis

yang sama, tetapi bila kejang berhenti berikan dosis awal

Fenibarbiturat

Neonatus : 30 mg

1 bulan sampai 1 tahun : 50 mg

> 1 tahun : 75 mg

b) Bila Diazepam tidak tersedia pakai fenobarbital dengan dosis awal

yaitu:

Neonatus : 30 mg 1 M

1 bulan sampai 1 tahun : 50 mg 1 M

> 1 tahun : 75 mg 1 M

2) Pengobatan penunjang

a) Semua ketat dibuka

b) Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi

lambung.

c) Usahakan jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen bila

perlu dilakukan intubasi atau trakeostomi.

d) Pengisapan lender secara teratur dan diberikan oksigen

e) Menurunkan suhu yang tinggi dengan kompres hangat