sap pencegahan diare
DESCRIPTION
promkesTRANSCRIPT
TUGAS KEPERAWATAN ANAK
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PADA PENCEGAHAN DIARE
Disusun Oleh :
FOPI IKA FAHLEFI
HENDRI MARYANTO
Tingkat : II.B.II
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2011/2012
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 1
PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK
1. Nama Kegiatan : Pencegahan Diare
2. Waktu : Hari Kamis, 3 Mei 2012 Pukul 10.00 WIB
3. Tempat : Kelurahan Talang Semut, Kec. Bukit Kecil Palembang
4. Sasaran : Seluruh warga Kelurahan Talang semut kec. Bukit Kecil
5. Tujuan
a. Umum :
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta dapat memahami dan
mampu melaksanakan pencegahan diare khususnya pada anak
dengan tepat.
b. Khusus :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare
diharapkan warga khususnya para orang tua mampu mampu :
1. Mengetahui pengertian diare
2. Memahami penyebab terjadinya diare
3. Memahami tanda kekurangan cairan
4. Memahami hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah
diare.
5. Memahami kriteria untuk pengobatan diare
6. Memahami pertolongan pertama yang perlu dilakukan
kepada orang yang terkena diare.
6. Pelaksana : 1. Fopi Ika Fahlevi
2. Hendri Maryanto
7. Materi :
1. PENDAHULUAN
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 2
Diare merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Diare di negara-negara berkembang merupakan salah satu faktor yang dapat
mengakibatkan kematian pada anak, oleh sebab itu WHO sampai saat ini masih
berjuang untuk mengatasi adanya diare dan sampai sekarang ini sudah
menunjukan adanya kemajuan dalam mengurangi adanya kasus diare.
Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak segera diatasi
lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Data
terakhir dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa di Indonesia diare
menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) setelah
radang paru atau pneumonia. Banyak faktor risiko yang diduga menjadi penyebab
terjadinya penyakit diare pada bayi dan balita di Indonesia. Salah satu faktor
risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih
(SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kualitas
bakterologis air, dan kondisi rumah.
Sanitasi yang buruk dituding sebagai penyebab banyaknya kontaminasi
bakteri E.coli dalam air bersih yang dikonsumsi masyarakat. Bakteri E.coli
mengindikasikan adanya pencemaran tinja manusia. Kontaminasi bakteri E.coli
terjadi pada air tanah yang banyak disedot penduduk di perkotaan, dan sungai
yang menjadi sumber air baku di PDAM pun tercemar bakteri ini.
2. PENGERTIAN DIARE
Diare adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui tinja. Bayi
mengeluarkan air dalam tinja kira-kira 59/kg BB/hari. Diare didifinisikan sebagai
suatu keadaan dimana seseorang BAB-nya (buang air besar) ditandai dengan
perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya, lazimnya 3 kali atau lebih
dalam satu hari. Diare yang ringan dapat pulih dalam beberapa hari. Namun, diare
yang berat dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah gizi
yang parah.
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 3
Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:
Diare pada balita
Diare menengah atau berat pada anak-anak
Diare yang bercampur dengan darah.
Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.Diare yang disertai dengan
penyakit umum lainnya seperti sakit perut, demam, kehilangan berat
badan, dll.
Diare pada orang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis
seperti parasit)
3. PENYEBAB DIARE.
Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang
menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab
diare, yaitu diare dapat disebabkan olehinfeksi pada perut atau usus. Infeksi dapat
disebabkan oleh bakteri, parasit, jamur atau virus.
Parasit cryptosporidium atau microsporidium menyebabkan diare yang terjadi
pada banyak Odha. Kejadian infeksi parasit ini sudah menurun di AS sejak terapi
antiretroviral (ART) dipakai. Obat ARV: Beberapa jenis obat yang dipakai oleh
Odha dapat menyebabkan diare. Hal ini sering berlaku dengan nelfinavir,
ritonavir, Kaletra, ddI, foskarnet, tipranavir dan interferon alfa.
Penyebab lain, penggunaan antibiotik dapat membunuh bakteri “baik” dalam
perut dan usus, yang mengakibatkan diare. Diare juga dapat disebabkan oleh
ketidakmampuan mencerna produk susu (intoleransi laktosa), oleh masalah
pankreas, atau oleh stres emosi. Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan sorbitol
dan manitol yang ada dalam permen karet serta produk-produk bebas gula lainnya
menimbulkan diare. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang
memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan
tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang. Orang tua berperan
besar dalam menentukan penyebab anak diare. Bayi dan balita yang masih
menyusui dengan ASI eksklusif umumnya jarang diare karena tidak
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 4
terkontaminasi dari luar. Namun, susu formula dan makanan pendamping ASI
dapat terkontaminasi bakteri dan virus.
Karena tak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya : si anak tak tahan
meminum susu yang mengandung lemak atau laktosa. Kondisi ini dapat
merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose,lactose), penyakit dari
makanan atau kelebihan vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan
seringkali enek dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak
semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang
melebihi 200 gram per hari.
Selain itu juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan,
terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan.Perawatan untuk diare
melibatkan pasien mengkonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk
menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk
menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Untuk banyak orang,
perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Berdasarkan metaanalisis di seluruh dunia, setiap anak minimal mengalami
diare satu kali setiap tahun. Dari setiap lima pasien anak yang datang karena diare,
satu di antaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 anak yang dirawat di rumah
sakit akibat diare satu di antaranya juga karena rotavirus.
Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi
rotavirus. Bakteri dan parasit juga dapat menyebabkan diare. Organisme-
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 5
organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus.
Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar.
Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari
dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat
singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang
menyebabkan tinja berair pada diare.Sebenarnya usus besar tidak hanya
mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan
elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi
inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak
tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang memiliki
intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit
memiliki enzim laktose yang berfungsi mencerna laktosa yang terkandung susu
sapi.Tidak demikian dengan bayi yang menyusu ASI. Bayi tersebut tidak akan
mengalami intoleransi laktosa karena di dalam ASI terkandung enzim laktose.
Disamping itu, ASI terjamin kebersihannya karena langsung diminum tanpa
wadah seperti saat minum susu formula dengan botol dan dot.
4. TANDA-TANDA KEKURANGAN CAIRAN
Adapun tanda – tanda bahaya seseorang yang mengalami kekurangan cairan tubuh
yaitu:
1. Rasa haus
2. Hilangnya selera makan
3. Turunnya berat badan
4. Kulit, bibir dan lidah kering.
5. Mata tampak besar dan cekung.
6. Menangis tetapi tidak keluar air mata.
7. Tubuh lemah.
8. Suara lemah, sulit bernafas.
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 6
9. Nadi lemah dan cepat.
10. Perabaan kulit dingin.
11. Air kencing sedikit dan berwarna lebih gelap atau anak jarang kencing.
12. Tanda – tanda penurunan kesadaran atau disertai kejang.
5. PENCEGAHAN DIARE
Setelah kita mengetahui tentang faktor dan tanda – tanda diare, kita bisa
mencegah diare agar kita bisa terhindar dari pengakit diare. Diare dapat dicegah
dengan melakukan hal – hal seperti berikut :
1. Menggunakan air yang bersih dan higienis untuk keperluan sehari-hari.
2. Waspada terhadap makanan yang akan dimakan.
3. Mencuci sayuran, daging dan buah – buahan.
4. Minum air dan makan – makanan yang sudah dimasak.
5. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting yaitu:
sebelum makan,
setelah buang air besar,
sebelum memegang bayi,
setelah menceboki anak dan
sebelum menyiapkan makana
6. Menjaga kebersihan badan dan gizi yang cukup.
7. Buang air besar dijamban yang sehat.
8. Menjaga kebersihan lingkungan.
9. Jangan jajan sembarangan (sembarang tempat).
10. Jangan tergiur dengan jajanan yang memiliki warna yang sangat
mencolok.dilihat dulu kebersihan dan keamanan makanannya.
7. PENGOBATAN DIARE
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 7
Diare merupakan suatu gejala dan pengobatannya tergantung pada
penyebabnya. Kebanyakan penderita diare hanya perlu menghilangkan
penyebabnya, misalnya permen karet diet atau obat-obatan tertentu, untuk
menghentikan diare. Kadang-kadang diare menahun akan sembuh jika orang
berhenti minum kopi atau minuman cola yang mengandung cafein.
Untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat,
codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide. Kadang-kadang, bulking
agents yang digunakan pada konstipasi menahun (psillium atau metilselulosa) bisa
membantu meringankan diare Untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan
kaolin, pektin dan attapulgit aktif.
Bila diarenya berat sampai menyebabkan dehidrasi, maka penderita perlu
dirawat di rumah sakit dan diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus.
Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air,
gula dan garam.
Jika seseorang atau balita telah terserang diare, langkah awal yang dapat
dilakukan adalah:
1. Berikan minum dan makan secara normal untuk menggantikan cairan
tubuh yang hilang;
2. Untuk bayi dan balita, teruskan minum ASI (Air Susu Ibu);
3. Berikan garam Oralit.
CARA MEMBUAT ORALIT (SEDIAAN JADI)
1. Siapkan 1 gelas (200 ml) air yang telah dimasak / air teh
2. kemudian masukan 1 bungkus bubuk oralit kedalam gelasaduk sampai
larut benar
CARA MEMBUAT LARUTAN GULA GARAM SENDIRI:
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 8
1. gula satu sendok teh penuh
2. garam ¼ sendok teh
3. air masak 1 gelas
4. campuran diaduk sampai larut benar.
5. Pada bayi selain oralit juga berikan ASI, air putih setara dengan 150-200
ml minuman (1 gelas) per kg berat badan selam sehari sebagai pengganti
cairan yang keluar bersama tinja.
Dengan Cara Membuat Larutan Oralit yang benar dan mudah bayi atau balita
anda dapat terhindar dari dehidrasi.
8. EVALUASI :
1) Apakah ibu-ibu mengerti apa itu Diare?
2) Apakah ibu-ibu tahu Penyebab Diare?
3) Apakah ibu-ibu mengerti waktu pemberian ASI Eksklusif?
4) Apakah ibu-ibu Mengerti tentang tanda-tanda kekurangan cairan?
5) Apakah ibu-ibu tahu Pencegahan Diare?
6) Apakah ibu-ibu tahu Pengobatan tentang diare?
7) Apakah ibu-ibu tahu cara pembuatan larutan untuk pengobatan
diare?
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Diare Page 9