sap hipertensi jamsostek
DESCRIPTION
sap hipertensiTRANSCRIPT
![Page 1: Sap Hipertensi Jamsostek](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081202/5695d18c1a28ab9b0296fb6b/html5/thumbnails/1.jpg)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENATALAKSANAAN KESEHATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI
Pokok Bahasan : Hipertensi
Sub Pokok Bahasan : - Pengertian Hipertensi
- Penyebab Hipertensi
- Tanda dan Gejala Hipertensi
- Komplikasi dari Hipertensi
- Cara Pencegahan dan Penatalaksanaan Hipertensi
Sasaran : Bapak/Ibu (keluarga pasien)
Hari/ Tanggal : Jumat , 4 Desember 2015
Waktu : 13.30-14.00
Tempat : Ruang depan ruangan Jamsostek
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan peserta
penyuluhan mampu memahami tentang penyakit Hipertensi
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta penyuluhan diharapkan mampu:
1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
4. Komplikasi dari Hipertensi
5. Cara Pencegahan dan Penatalaksanaan Hipertensi
C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
![Page 2: Sap Hipertensi Jamsostek](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081202/5695d18c1a28ab9b0296fb6b/html5/thumbnails/2.jpg)
D. Media
1. Leaflet
2. X- banner
3. Infocus
4. laptop
E. Isi Materi
(Terlampir)
F. Proses Pelaksanaan
N
oWaktu Kegiatan Sasaran
PenyajiPeserta
Penyuluhan
1. 5
menit
Pembukaan
a. Salam pembuka
b. Perkenalan
c. Menyampaikan
tujuan
d. Kontrak waktu
e. Melakukan
apersepsi
a. Menyampaikan
salam pembuka,
maksud dan tujuan
serta kontrak waktu
pelaksanaan kegiatan
kepada peserta
penyuluhan dengan
bahasa yang sopan
dan jelas serta
penggunaan kata
yang efisien.
b. Menanyakan
beberapa pertanyaan
seputar opini peserta
mengenai topik
penyuluhan .
a. Menjawab
salam
b. Memperhatika
n dan
mengikuti
penyuluhan
![Page 3: Sap Hipertensi Jamsostek](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081202/5695d18c1a28ab9b0296fb6b/html5/thumbnails/3.jpg)
2. 15
menit
Kegiatan Inti
Penyampaian materi
a. Pengertian
Hipertensi
b. Penyebab
Hipertensi
c. Tanda dan
Gejala Hipertensi
d. Komplikasi dari
Hipertensi
e. Cara
Pencegahan dan
Penatalaksanaan
Hipertensi
a. Menyampaikan
materi dengan jelas
dan tepat sesuai
dengan metode yang
dipilih
b. Menyampaikan
materi dengan efisien
mencegah kekurangan
waktu
c. Memanfaatkan semua
media yang tersedia
untuk menyampaikan
materi dengan baik.
a. Menyimak dan
memperhatika
n penyuluhan
dengan baik
dan antusias.
3. 10
menit
Penutup
a. Sesi tanya jawab
b. Melakukan
evaluasi
c. Menyimpulkan
materi yang
didiskusikan
d. Mengakhiri
kegiatan dengan
salam
a. Melalukan dialog
interaktif dengan
peserta penyuluhan.
b. Menanyakan
beberapa pertanyaan
singkat kepada pasien
tentang materi
penyuluhan untuk
mengetahui feed
back. Misalnya
dengan memberikan
studi kasus dan
reinforcement positif
kepada peserta yang
bisa menjawab
dengan benar.
a. Peserta
penyuluhan
bertanya dan
berdialog
tentang materi
penyuluhan.
b. Bersama
penyaji
menyimpulkan
materi.
c. Mengerti dan
mempunyai
pengetahuan
baru tentang
materi
penyuluhan
![Page 4: Sap Hipertensi Jamsostek](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081202/5695d18c1a28ab9b0296fb6b/html5/thumbnails/4.jpg)
c. Menyampaikan
kesimpulan dengan
singkat dan jelas.
d. Menyampaikan salam
penutup dan ucapan
terimakasih dengan
sopan dan jelas.
ditandai
dengan hampir
keseluruhan
peserta dapat
menjawab
studi kasus.
d. Menjawab
salam
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri (nadi) secar terus-menerus lebih dari suatu
periode.hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat
menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah. Udjianti, 2010.
Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg.
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90
mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut sebagai borderline
hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO tidak membedakan usia dan
jenis kelamin
Kaplan memberikan batasan hipertensi dengan memperlihatkan usia dan jenis
kelamin (Soeparman, 1999).
a. Pria berusia ≤ 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah pada waktu
berbaring ≥ 130/90 mmHg.
b. Pria berusia > 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya > 145/95
mmHg.
c. Wanita hipertensi bila tekanan darah ≥ 160/95 mmHg.
![Page 5: Sap Hipertensi Jamsostek](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081202/5695d18c1a28ab9b0296fb6b/html5/thumbnails/5.jpg)
B. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1
(Hipertensi ringan)140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2
(Hipertensi sedang)160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3
(Hipertensi berat)180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4
(Hipertensi maligna)210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
C. Penyebab
Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan ini
dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Hipertensi esensial
kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan
pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan
darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder.Pada sekitar 5-10%
penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal.Pada sekitar 1-2%,
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil
KB). Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor
pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau
norepinefrin (noradrenalin).
![Page 6: Sap Hipertensi Jamsostek](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081202/5695d18c1a28ab9b0296fb6b/html5/thumbnails/6.jpg)
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres,
alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-
orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan
tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah
biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1. Penyakit
a. Ginjal
b. Stenosis arteri renalis
c. Pielonefritis
d. Glomerulonefritis
e. Tumor-tumor ginjal
f. Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
g. Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
h. Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal
a. Hiperaldosteronisme
b. Sindroma Cushing
c. Feokromositoma
3. Obat-obatan
a. Pil KB
b. Kortikosteroid
c. Siklosporin
d. Eritropoietin
e. Kokain
f. Penyalahgunaan alkohol
g. Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
a. Koartasio aorta
b. Preeklamsi pada kehamilan
c. Porfiria intermiten akut
![Page 7: Sap Hipertensi Jamsostek](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081202/5695d18c1a28ab9b0296fb6b/html5/thumbnails/7.jpg)
d. Keracunan timbal akut.
Selain itu penyebab dari hipertensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: faktor
penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat dikendalikan. Ada juga yang
dapat di kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa
faktor tersebut antara lain:
Faktor yang tidak bisa dikendalikan:
1. Keturunan
Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang memiliki tekanan darah
tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih besar.
Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada
kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan
darah tinggi.
2. Usia
Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang bertambah, tekanan
darah pun akan meningkat. Kita tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan
darah Anda saat muda akan sama ketika kita bertambah tua. Namun kita dapat
mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.
Faktor yang bisa dikendalikan:
1. Garam
Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang,
khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan
usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
2. Kolesterol
Kandungan lemak yang berlebih dalam darah dapat menyebabkan timbunan
kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh
darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan
kolesterol sedini mungkin.
3. Obesitas / Kegemukan
![Page 8: Sap Hipertensi Jamsostek](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081202/5695d18c1a28ab9b0296fb6b/html5/thumbnails/8.jpg)
Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki
kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
4. Stres
Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah
tinggi.
5. Rokok
Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan
merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke.
Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan
darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu
penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
6. Kafein
Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola bisa menyebabkan
peningkatan tekanan darah.
7. Alkohol
Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan darah tinggi.
8. Kurang Olahraga
Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh
meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah tinggi namun
jangan melakukan olahraga yang berat jika menderita tekanan darah tinggi.
D. Tanda Dan Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
1. sakit kepala
2. kelelahan
![Page 9: Sap Hipertensi Jamsostek](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081202/5695d18c1a28ab9b0296fb6b/html5/thumbnails/9.jpg)
3. mual
4. muntah
5. sesak nafas
6. gelisah
7. pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.
8. kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan
koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
E. Pencegahan
a. Pertahankan berat badan ideal. Atur pola makan, antara lain tidak mengonsumsi
makanan tinggi garam dan tinggi lemak, serta perbanyak konsumsi buah dan
sayur.
b. Olahraga teratur. Sedapat mungkin atasi stres dan emosi
c. Hentikan kebiasaan merokok
d. Hindari minuman beralkohol
e. Periksa tekanan darah secara berkala. Dan lakukan pengecekan ulang minimal
setiap 2 tahun untuk kelompok nomotensi dan setiap tahun untuk kelompok pre
hipertensi, yaitu tekanan darah sistolik 120-139 mmHg atau diastolik 80-90mmHg
dan
f. Bila diperlukan konsumsi obat-obatan penurunan tekanan darah serta makan
secara teratur.
F. Pengobatan
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah raga
isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran
darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan
untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam
tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
![Page 10: Sap Hipertensi Jamsostek](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081202/5695d18c1a28ab9b0296fb6b/html5/thumbnails/10.jpg)
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Pengobatan Non Obat (Non Farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah
sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-
kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan,
pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan
efek pengobatan yang lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.
Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan
ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan
sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
3. Ciptakan keadaan rileks
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem
saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit
sebanyak 3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
Pengobatan Dengan Obat-Obatan (Farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar
saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.
![Page 11: Sap Hipertensi Jamsostek](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081202/5695d18c1a28ab9b0296fb6b/html5/thumbnails/11.jpg)
Referensi
Brunner 7 Suddarth. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol: 2, Edisi 8.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Guyton, Arthur C. & John E. Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika