sap diabetus mellitus

26
PENDIDIKAN KESEHATAN MASUK RUMAH SAKIT TENTANG DIABETES MELITUS (Disusun Untuk Melengkapi Tugas Profesi Ners Keperawatan Medikal Bedah) Oleh: TEAM PKMRS RSUD Prof Dr SOEKANDAR PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Upload: muthiatul-mufarrohah

Post on 16-Feb-2015

98 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Satuan acara penyuluhan tentang penyakit diabetes mellitus

TRANSCRIPT

Page 1: SAP DIABETUS MELLITUS

PENDIDIKAN KESEHATAN MASUK RUMAH SAKIT

TENTANG DIABETES MELITUS

(Disusun Untuk Melengkapi Tugas Profesi Ners Keperawatan Medikal Bedah)

Oleh:

TEAM PKMRS RSUD Prof Dr SOEKANDAR

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NGUDIA HUSADA MADURA

MOJOKERTO

2012

Page 2: SAP DIABETUS MELLITUS

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MILITUS

Topik Penyuluhan : Diabetes Melitus

Pokok Bahasan : Perawatan Pada Pasien Diabetes Melitus

Sasaran : Klien dan Keluarga klien Ruang Mataram

Tempat : Ruang Mataram RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari

Hari/ Tanggal : Kamis, 29 November 2012

Waktu : 1x 30 menit

Pertemuan ke : 1 ( Satu )

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien dan

keluarga pasien di ruang mataram RSUD Prof Dr Soekandar mengerti tentang

penyakit Diabetes Militus.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan pasien dan keluarga pasien dapat:

a. Mengerti tentang pengertian Diabetes Mellitus.

b. Mengerti tentang macam-macam Diabetes Mellitus.

c. Mengerti tentang penyebab Diabetes Mellitus.

d. Mengerti tentang gejala klinis Diabetes Mellitus.

e. Mengerti tentang pencegahan penyakit Diabetes Mellitus

f. Mengerti tentang penanganan penyakit Diabetes Mellitus

Page 3: SAP DIABETUS MELLITUS

3. Sasaran

Pasien dan keluarga pasien di Ruang Mataram RSUD Prof Dr Soekandar

Mojokerto.

4. Sub Pokok Bahasan

Terlampir

5. Metode

a. Ceramah

b. Tanya jawab

6. Media

a. Lembar Balik

b. Leafleat

7. Kegiatan Penyuluhan

No Fase Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta Waktu

1. Pre interaksi - Menyiapkan satuan acara

dan pembuatan media

penyuluhan.

- Menentukan kontrak

waktu dan materi dengan

keluarga satu hari

sebelum penyuluhan

dilakukan.

3 menit

2. Kerja - Membuka kegiatan

dengan mengucapkan

salam.

- Memperkenalkan diri.

- Menjelaskan tujuan dari

penyuluhan.

- Menjawab salam.

- Mendengarkan.

- Memperhatikan.

15 menit

Page 4: SAP DIABETUS MELLITUS

- Menyebutkan materi

yang akan diberikan.

- Menggali pengetahuan

pasien dan keluarga

mengenai penyakit

Deabetes Militus

- Menjelaskan tentang

pengertian, macam-

macam, tanda dan gejala,

pada penyakit Deabetes

Militus

- Memberikan kesempatan

kepada keluarga untuk

mengajukan pertanyaan.

- Memberikan leafleat

tentang Deabetes Militus

- Memperhatikan.

- Memperhatikan.

- Memperhatikan.

- Bertanya dan

menjawab pertanyaan

yang diajukan.

- Memperhatikan.

3. Evaluasi - Menanyakan kepada

keluarga tentang materi

yang diberikan dan

reinforcement kepada

keluarga yang dapat

menjawab pertanyaan.

- Menjawab

pertanyaan.

10 menit

4. Terminasi - Mengakhiri pertemuan

dan mengucapkan terima

kasih atas partisipasi

keluarga.

- Mengucapkan salam

penutup.

- Mendengarkan.

- Menjawab salam.

2 menit

Page 5: SAP DIABETUS MELLITUS

8. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi struktur.

a. Kesiapan materi.

b. Kesiapan SAP.

c. Kesiapan media : leafleat, lembar balik

d. Peserta hadir ditempat penyuluhan.

e. Penyelenggara penyuluhan dilaksanakan di ruang mataram RSUD Prof Dr

Soekandar.

f. Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelumnya.

2. Evaluasi proses.

a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.

b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.

c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.

d. Suasana penyuluhan tertib.

e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.

3. Evaluasi hasil.

Peserta penyuluhan dapat :

a. Menjelaskan tentang pengertian Diabetes Militus.

b. Menjelaskan tentang macam-macam Diabetes Militus.

c. Menjelaskan tentang penyebab Diabetes Militus.

d. Menjelaskan tentang gejala klinis Diabetes Militus.

9. Pengorganisasian :

Pembimbing : Nur Latifah S. Kep, Ns

Moderator : Nur Laila,S.Kep

Pembicara : Mutiatul Mufarrohah,S.Kep

Fasilitator : Rendy Irawan,S.Kep

Observer : Sari Juliani,S.Kep

Page 6: SAP DIABETUS MELLITUS

Lampiran 1

Materi Diabetes Melitus

1. Pengertian

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit

kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang

ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya

gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu

memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Rentang normal gula darah adalah (Srikandi, 2010):

a. Gula darah sewaktu : 70 – 200 mg/dl

b. Gula darah 8 jam setelah puasa : 70 – 110 mg/dl

c. Gula darah 2 jam PP (2 jam stelah makan) : 70 – 170 mg/dl, pada literatur

berbeda dikatakan gula darah normal 2 jam setelah makan adalah <140 mg/dl.

2. Macam-macam Diabetes Militus

a. Diabetes tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) / Diabetes

Mellitus Tergantung Insulin (DMTI)).

b. Diabetes tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) /Diabetes

Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI).

c. Diabetes Melitus Gestasional (DMG) yaitu diabetes yang terjadi pada masa

kehamilan

3. Menjelaskan tentang penyebab Diabetes Militus.

Klasifikasi etiologi diabetes mellitus American Diabet Association (1997)

sesuai anjuran PERKENI (Perkumpulan Endrokonologi Indonesia)

a) Diabetes tipe 1 disebabkan oleh distruksi sel Beta pulau langerhans akibat

proses auto imun dan idiopatik.

b) Diabetes tipe 2 disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.

Resistensi Insulin adalah turunnya kemampuan insulin untukl merangsang

pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi

glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini

Page 7: SAP DIABETUS MELLITUS

sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi insulin,ketidakmampuan ini terlihat dari

berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa maupun pada

rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain, berarti sel

beta pankreas mengalami desentisisasi terhadap glukosa

c) Diabetes Melitus Gestasional (DMG) atau diabetes yang terjadi pada masa

kehamilan,Dm ini di anggap dari peningkatan kebutuhan energi dan kadar

estrogen dan hormon pertumbuhan yang terus menerus tinggi selama

kehamilan, hormon estrogen dan pertumbuhan merangsang pengeluaran insulin

dan dapat menyebabkan gambaran sekresi belebihan insulin seperti DM tipe II

4. Menjelaskan tentang gejala klinis Diabetes Militus.

gejala khas berupa :

a) Polifagia (sering lapar)

b) Polyuria (sering buang air kecil)

c) Polidipsi (sering haus)

d) Lemas

e) berat badan turun

f) Gejala lain yang mungkin dikeluhkan pasien adalah kesemutan, gatal, mata

kabur, dan impotensi pada pria

5. Menjelaskan tentang Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus

a. Pertahankan berat badan yang sehat.

Sebagian besar orang yang didiagnosis diabetes (biasanya tipe 2) memiliki berat

badan lebih. Kelebihan berat dan lemak tubuh akan meningkatkan risiko

terkena diabetes.

b. Ketahui riwayat kesehatan keluarga.

Kemungkinan seseorang terkena diabetes di kemudian hari akan meningkat jika

di dalam keluarga terdapat satu atau lebih anggota yang menderita diabetes.

c. Tetap aktif secara fisik.

Olahraga teratur bisa membantu mencegah diabetes dengan mengontrol berat

badan dan meningkatkan aliran darah. Olahraga sangat penting terutama jika

secara genetik seseorang termasuk kelompok dengan faktor risiko tinggi.

Page 8: SAP DIABETUS MELLITUS

d. Diet yang seimbang, rendah lemak dan gula.

Diabetes merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya penurunan

kemampuan tubuh dalam memproduksi ataupun menggunakan insulin untuk

mengubah gula menjadi energi, sehingga penting untuk membatasi jumlah gula

dan karbohidrat yang dikonsumsi.

e. Monitor tekanan darah secara teratur.

Sekitar 73 persen orang dewasa dengan diabetes ternyata juga menderita

tekanan darah tinggi.

f. Tingkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran segar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioflavonoid, zat warna dalam buah-

buahan dan tanaman, akan merangsang produksi insulin dan menghambat

glikasi atau proses pemecahan ikatan molekul glukosa dengan protein sehingga

merangsang pembentukan advenced glycation end products (AGE).

g. Lakukan pemeriksaan kesehatan.

Setiap orang yang berusia diatas 45 tahun harus memiliki jadwal rutin

pemeriksaan kadar gula darah setiap 3 tahun sekali. Namun, jika seseorang

termasuk kelompok dengan faktor risiko tinggi, pemeriksaan rutin harus

dimulai pada usia lebih dini.

6. Penanganan Penyakit Diabetes Mellitus

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi

insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang

berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta

melakukan pengontrolan menu makanan (diet).

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu

dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak

mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan.

Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah.

Page 9: SAP DIABETUS MELLITUS

7. Komplikasi Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus (DM) dengan karakteristik hiperglikemia (kadar

gula darah tinggi) dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi berupa

komplikasi akut (yang terjadi secara mendadak) dan komplikasi kronis (yang

terjadi secara menahun).

Komplikasi akut dapat berupa :

a. Hipoglikemia yaitu menurunnya kadar gula darah < 60 mg/dl

b. Keto Asidosis Diabetika (KAD) yaitu DM dengan asidosis metabolic

dan hiperketogenesis

c. Koma Lakto Asidosis yaitu penurunan kesadaran hipoksia yang

ditimbulkan oleh hiperlaktatemia.

d. Koma Hiperosmolar Non Ketotik, gejala sama dengan no 2 dan 3 hanya

saja tidak ada hiperketogenesis dan hiperlaktatemia.

Komplikasi kronis biasanya terjadi pada penderita DM yang tidak

terkontrol dalam jangka waktu kurang lebih 5 tahun. Dapat dibagi

berdasarkan pembuluh darah serta persarafan yang kena atau berdasakan

organ. Pembagian secara sederhana sebagai berikut :

Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar (pembuluh darah yang

dapat dilihat secara mikroskopis) antara lain pembuluh darah jantung /

Penyakit Jantung Koroner, pembuluh darah otak /stroke, dan pembuluh

darah tepi / Peripheral Artery Disease.

Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah mikroskopis antara lain

retinopati diabetika (mengenai retina mata) dan nefropati diabetika

(mengenai ginjal).

Neuropati, mengenai saraf tepi. Penderita bisa mengeluh rasa pada

kaki/tangan berkurang atau tebal pada kaki atau kaki terasa

terbakar/bergetar sendiri.

Selain di atas, komplikasi kronis DM dapat dibagi berdasarkan organ

yang terkena yaitu:

Page 10: SAP DIABETUS MELLITUS

a. Kulit : Furunkel, karbunkel, gatal, shinspot (dermopati diabetik: bercak

hitam di kulit daerah tulang kering), necrobiosis lipoidica diabeticorum

(luka oval, kronik, tepi keputihan), selulitis ganggren,

b. Kepala/otak : stroke, dengan segala deficit neurologinya

c. Mata :Lensa cembung sewaktu hiperglikemia (myopia-

reversibel,katarax irreversible), Glaukoma, perdarahan corpus vitreus,

Retinopati DM (non proliperative, makulopati, proliferatif), N 2,3,6

(neuritis optika) & nerve centralis lain

d. Hidung : penciuman menurun

e. Mulut :mulut kering, ludah kental = verostamia diabetic, Lidah (tebal,

rugae, gangguan rasa), ginggiva (edematus, merah tua, gingivitis,

atropi), periodontium (makroangiopati periodontitis), gigi (caries dentis)

f. Jantung : Penyakit Jantung Koroner, Silent infarction 40% kr neuropati

otonomik, kardiomiopati diabetika (Penyakit Jantung Diabetika)

g. Paru : mudah terjangkit Tuberculosis (TB) paru dengan berbagai

komplikasinya.

h. Saluran Cerna : gastrointestinal (neuropati esofagus, gastroparese

diabetikum (gastroparese diabeticum), gastroatropi, diare diabetic)

i. Ginjal dan saluran kencing : neuropati diabetik, sindroma kiemmelstiel

Wilson, pielonefritis, necrotizing pappilitis, Diabetic Neurogenic

Vesical Disfunction, infeksi saluran kencing, disfungsi ereksi/

impotensi, vulvitis.

j. Saraf : Perifer: parestesia, anestesia, gloves neuropati, stocking,

neuropati, kramp

k. Sendi : poliarthritis

l. Kaki diabetika (diabetic foot), merupakan kombinasi makroangiopati,

mikroangopati, neuropati dan infeksi pada kaki.

Page 11: SAP DIABETUS MELLITUS

8. Penanganan DM dirumah

a. Perencanaan pola makan dan diet yang tepat

Diet yang baik untuk para diabetisi adalah diet yang seimbang, jadwal

makan yang teratur serta jenis makanan yang dimakan bervariasi yang

kaya nutrisi dan rendah karbohidrat. Diet perlu dilakukan dengan

mengurangi asupan karbohidrat (berbagai jenis gula dan tepung termasuk

nasi, kentang, ubi, singkong dan lain sebagainya), mengurangi makanan

berlemak (daging berlemak, kuning telur, keju, dan susu tinggi lemak)

serta memperbanyak makan sayur dan buah sebagai sumber serat, vitamin

dan mineral. Sebagai sumber protein Anda dapat memanfaatkan ikan,

ayam (terutama daging dada), tahu dan tempe.

b. Monitoring kadar gula darah

Kadar gula darah harus dites secara berkala yaitu pada saat sebelum

sarapan pagi dan sebelum makan malam. Nilai yang diharapkan dari

pengukuran tersebut adalah berada pada rentang antara 70 s.d 120 mg/dl.

c. Olahraga dan latihan

Penderita diabetes disarankan untuk melakukan olahraga secara teratur

dengan cara bertahap sesuai dengan kemampuan. Olahraga yang ideal

adalah yang bersifat aerobik seperti jalan atau lari pagi, bersepeda,

berenang, dan lain sebagainya. Olahraga aerobik ini paling tidak

dilakukan selama 30-40 menit didahului dengan pemanasan 5-10 menit

dan diakhiri pendinginan antara 5-10 menit.  Latihan ini bisa dilakukan

sebanyak 3 kali seminggu. Seiring dengan tingkat kebugaran tubuh Anda

yang meningkat, maka durasi latihan Anda bisa dinaikkan maksimal

sampai dengan 3 jam. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan

meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh Anda. Selain itu juga

para diabetisi bisa melakukan olahraga dengan cara berjalan kaki selama

30 menit. Kegiatan ini membantu untuk mengontrol kadar gula dan

meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam darah.

Page 12: SAP DIABETUS MELLITUS

d. Pengobatan yang teratur

Diabetisi harus minum obat yang diberikan oleh dokter secara teratur, dan

jangan sampai terlewatkan. Selain itu, tidak diperkenankan untuk

menambah atau mengurangi dosis obat tanpa berkonsultasi terlebih

dahulu dengan dokter.  Untuk para diabetisi yang mendapatkan terapi

insulin secara berlanjut, mereka diharapkan bisa melakukan penyuntikan

secara mandiri. Bila tidak bisa melakukannya, dapat minta pertolongan

kepada tenaga kesehatan atau kader kesehatan yang ada disekitar tempat

tinggalnya. Pastikan sebelum memberikan obat terutama jika

mendapatkan suntikan insulin, makanan yang akan dimakan oleh diabetisi

sudah siap saji maksimal 30 menit sebelumnya. Hal ini dimaksudkan

untuk mencegah resiko terjadinya hipoglikemia atau kadar glukosa darah

yang tiba-tiba turun. Selain itu, monitoring dari efek samping obat yang

diminum oleh penderita juga harus dilakukan. Ini bisa dilakukan oleh

penderita sendiri dan dibantu oleh anggota keluarga yang tinggal

bersamanya. Jika terdapat tanda dan gejala yang tidak diharapkan, segara

menghubungi tenaga medis.

e. Pengukuran tekanan darah dan kadar kolesterol secara teratur

Diabetisi harus melakukan pengukuran tekanan darah secara teratur guna

untuk mengantisipasi terjadinya komplikasi stroke akibat

hipertensi. Begitu pula dengan kadar kolesterol yang tinggi merupakan

resiko tinggi terjadinya atherosklerosis.

f. Menghindari stress yang berlebihan

Stress dapat meningkatkan kadar gula darah dan tekanan darah. Stress ini

bisa berasal dari kondisi fisik, misalnya nyeri, kurang tidur, pekerjaan,

pengaruh obat-obatan steroids dan lainnya.  

g. Mengurangi resiko    

Penderita Diabetes rentan untuk mengalami komplikasi berupa luka

atau borok yang sukar sembuh. Seringnya mereka mendapati luka yang

sukar sembuh pada daerah kaki, untuk itu perawatan kaki yang teratur

Page 13: SAP DIABETUS MELLITUS

sangat diperlukan. Jaga kelembaban kulit dengan menggunakan lotion

yang tidak menimbulkan alergi. Potong kuku secara teratur dan ratakan

ujung kuku dengan menggunakan kikir, jangan pernah memotong ujung

kuku terlalu dalam. Pilih alas kaki yang nyaman dan sesuai dengan

bentuk serta ukuran kaki. Pilih bahan sepatu yang lembut dan sol yang

tidak keras.  Pakai sepatu tertutup jika hendak bepergian keluar

rumah. Waspada jika terdapat luka sekecil apapun, segera obati dengan

antiseptik.

Page 14: SAP DIABETUS MELLITUS

Lampiran 2

DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

NO NAMA PESERTA ALAMAT TTD

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

MOJOSARI-MOJOKERTO,.......................................2012

MENGETAHUIKEPALA RUANGAN MATARAM

(...........................................................)

Page 15: SAP DIABETUS MELLITUS

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PKMRS

Penyuluhan dengan tema “Diabetes Mellitus” di ruang Mataram RS.Prof.

Dr. Soekandar Mojosari di mulai pada jam 10.00 WIB. Penyuluhan diawali dengan

pembukaan oleh moderator, yang juga memperkenalkan anggota tim penyuluhan,

menjelaskan tentang tujuan penyuluhan kesehatan, dan melakukan kontrak waktu

dengan peserta penyuluhan. Kemudian acara dilanjutkan dengan penyampaian materi

penyuluhan oleh penyaji (presenter) yang berlangsung ± selama 10 menit. Selama

penyampaian materi para audience terlihat sangat antusias dan mendengarkan dengan

baik apa yang disampaikan oleh penyaji sembari mengisi buku daftar hadir peserta

penyuluhan.

Setelah penyajian materi selesai, kemudian dilanjutkan dengan sessi tanya

jawab dari peserta penyuluhan kepada penyaji. Dari sessi tanya jawab tersebut

didapatkan beberapa pertanyaan, diantaranya:

“Pada diabetes tipe 2 apakah mungkin dapat diturunkan pada generasi

berikutnya (herediter)?”

Jawab : Pada DM tipe 2 sebaiknya anggota keluarga yang lain sudah harus lebih

waspada dan menjaga pola makan dan pola hidupnya, karena kemungkinan untuk

mengalami DM itu ada jika terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat

penyakit diabetes.

“Berapa normalnya gula darah?”

Jawab: Gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu pengecekan sewaktu (acak),

8 jam puasa, dan 2 jam setelah makan, namun yang paling sering dilakukan adalah

cek gula darah acak, yaitu normalnya antara 70 - 200 mg/dl.

“Saya sering mengalami kesemutan, tapi saat cek gula darah hasilnya

normal, apakah mungkin saya menderita diabetes?”

Jawab : Tidak semua gejala kesemutan adalah diabetes mellitus, tapi bisa karena

aliran darah yang kurang lancar atau kurang minum (cairan). Kesemutan hanya salah

satu tanda dari DM

Page 16: SAP DIABETUS MELLITUS

“Saya pernah mendengar istilah kencing manis basah dan kering, itu

bagaimana maksudnya?”

Jawab : Istilah DM basah dan kering adalah istilah yang biasa digunakan oleh orang

awam karena melihat kondisi luka pasien DM yang sebagian ada yang cepat sembuh

dan sebagian ada yang sulit sembuh (luka terlihat basah). Sebenarnya kondisi luka

cepat dan lama sembuh itu karena pengaruh dari kadar gula darah pasien itu sendiri

dan cara perawatan luka yang digunakan oleh pasien.

“Pada DM tipe 1 jika dilakukan perawatan yang baik, apakah pankreasnya

kan bisa sembuh dan memproduksi insulin lagi atau selamanya tidak bisa

disembuhkan?”

Jawab : Jika sudah terjadi kerusakan pada pancreas kita bisa melihat derajat

kerusakannya terlebih dahulu. Kemungkinan untuk sembuh itu ada, akan tetapi tidak

akan kembali seperti semula sebelum terjadi kerusakan, sehingga kalaupun sembuh

kerja dari pancreas itu sendiri juga tidak akan maksimal saat memproduksi insulin.

Kemungkinan bisa memproduksi insulin akan tetapi tidak sebaik sebelum terjadi

kerusakan.

Setelah sessi tanya jawab selesai, dengan pemberian hadiah pada peserta yang

aktif bertanya, sessi berikutnya dilanjutkan dengan evaluasi. Moderator melakukan

evaluasi proses penyuluhan dengan cara memberikan feedback beberapa pertanyaan

kepada para peserta penyuluhan. Saat diberikan pertanyaan tentang DM para peserta

penyuluhan mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan oleh

moderator, yang kemudian fasilitator kembali memberikan hadiah untuk para peserta

yang mampu menjawab pertanyaan dengan baik. Kemudian diakhir acara setelah

evaluasi selesai, moderator menutup acara penyuluhan dengan salam.