sap 5 pi fix.doc

9
7/23/2019 sap 5 pi fix.doc http://slidepdf.com/reader/full/sap-5-pi-fixdoc 1/9 SAP 5 Kebijakan Pangan dan Pembangunan Pertanian I Kebijakanan Pangan dan Sektor Pertanian Pada Masa Penjajahan Belanda Seperti yang diketahui negara Indonesia memiliki wilayah pertanian yang sangat luas, berbeda dengan negara penjajah yaitu Belanda. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda tidak banyak perhatian yang diberikan pada sektor pertanian. Hal ini tidak lepas dengan sistem perekonomian Belanda, yakni kapitalisasi. Perkembangan sektor  pertanian diserahkan secara penuh kepada kekuatan permintaan dan penawaran, dan membiarkan perkembangan sektor ini atas kekuatan pasar, terutama pada bidang  perkebunan. Muncul perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak di bidang  perkebunan seperti komoditas kelapa, karet, rempah-rempah, lada, tembakau, teh dan tebu menandakan bahwa teknologi perkebunan diserahkan secara mandiri oleh  perusahaan perkebunan besar yang hasilnya diekspor ke pasar ropa sebagai bahan mentah untuk industrial negara tersebut.  !amun pemerintah Belanda memiliki kebijakan khusus pada sektor beras, selain sebagai bahan makanan pokok untuk pegawai pemerintahan jajahan. Beras digunakan untuk membayar upah pegawai swasta dibidang perkebunan. Hal ini berarti selain untuk komoditas ekonomi beras juga digunakan sebagai komoditas politik dimana harga beras dibuat selalu murah dipasaran. "ahun #$%&, karena kegagalan panen  pemerintah Hindia Belanda menghapus bea masuk beras impor agar harga beras tetap murah. "ahun #'## ekspor beras dilarang dan pajak tanah diturunkan agar harga beras didalam negeri tetap stabil. (alam bidang produksi pemerintah Hindia Belanda menggunakan kebijakan Olie Vlek, yakni program untuk menyebarluaskan cara-cara  bertani yang baik. !amun program semacam ini memiliki jangkauan yang sangat terbatas. Pada awal tahun #'&&, impor beras diawasi dengan pemberian lisensi dan  pengawasan langsung dari pemerintah. Selain itu pemerintah menggalakkan  perdagangan beras antar pulau atau antar pro)insi. Hal ini bertujuan agar persediaan  beras stabil dan tidak membuat kenaikan biaya hidup dikota besar. Menjelang tahun #'&' dibentuknya suatu badan pemerintah khusus melaksanakan dan mengawasi kebijakan pemerintahan dalam bidang pemasaran beras yang bernama Stiching Het Voedingsmidlenfons *+M. Badan ini merupakan pendahulu Bulog, yang 1

Upload: dinaamnbara

Post on 18-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: sap 5 pi fix.doc

7/23/2019 sap 5 pi fix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/sap-5-pi-fixdoc 1/9

SAP 5

Kebijakan Pangan dan Pembangunan Pertanian

I Kebijakanan Pangan dan Sektor Pertanian Pada Masa Penjajahan Belanda

Seperti yang diketahui negara Indonesia memiliki wilayah pertanian yang sangat

luas, berbeda dengan negara penjajah yaitu Belanda. Pada masa pemerintahan Hindia

Belanda tidak banyak perhatian yang diberikan pada sektor pertanian. Hal ini tidak 

lepas dengan sistem perekonomian Belanda, yakni kapitalisasi. Perkembangan sektor 

 pertanian diserahkan secara penuh kepada kekuatan permintaan dan penawaran, dan

membiarkan perkembangan sektor ini atas kekuatan pasar, terutama pada bidang

 perkebunan. Muncul perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak di bidang

 perkebunan seperti komoditas kelapa, karet, rempah-rempah, lada, tembakau, teh dan

tebu menandakan bahwa teknologi perkebunan diserahkan secara mandiri oleh

 perusahaan perkebunan besar yang hasilnya diekspor ke pasar ropa sebagai bahan

mentah untuk industrial negara tersebut.

 !amun pemerintah Belanda memiliki kebijakan khusus pada sektor beras, selain

sebagai bahan makanan pokok untuk pegawai pemerintahan jajahan. Beras digunakan

untuk membayar upah pegawai swasta dibidang perkebunan. Hal ini berarti selain

untuk komoditas ekonomi beras juga digunakan sebagai komoditas politik dimana

harga beras dibuat selalu murah dipasaran. "ahun #$%&, karena kegagalan panen

 pemerintah Hindia Belanda menghapus bea masuk beras impor agar harga beras tetap

murah.

"ahun #'## ekspor beras dilarang dan pajak tanah diturunkan agar harga beras

didalam negeri tetap stabil. (alam bidang produksi pemerintah Hindia Belanda

menggunakan kebijakan Olie Vlek, yakni program untuk menyebarluaskan cara-cara bertani yang baik. !amun program semacam ini memiliki jangkauan yang sangat

terbatas. Pada awal tahun #'&&, impor beras diawasi dengan pemberian lisensi dan

 pengawasan langsung dari pemerintah. Selain itu pemerintah menggalakkan

 perdagangan beras antar pulau atau antar pro)insi. Hal ini bertujuan agar persediaan

 beras stabil dan tidak membuat kenaikan biaya hidup dikota besar.

Menjelang tahun #'&' dibentuknya suatu badan pemerintah khusus melaksanakan

dan mengawasi kebijakan pemerintahan dalam bidang pemasaran beras yang bernama

Stiching Het Voedingsmidlenfons *+M. Badan ini merupakan pendahulu Bulog, yang

1

Page 2: sap 5 pi fix.doc

7/23/2019 sap 5 pi fix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/sap-5-pi-fixdoc 2/9

 bertugas mengendalikan di bidang pangan yang sangat penting pada pemerintahan rde

Baru.

Selanjutnya /epang mengambil alih +M sampai akhir Perang (unia II. Pada

masa pemerintahan /epang kebutuhan dibidang pertanian ditujukan pada pemenuhan

kebutuhan militer. Bersamaan dengan kebijakan /epang dan ditambahkan dengan

kebijakan pemerintahan Belanda sebelumya maka akan meninggalkan berbagai

kebijakan beras pada pemerintahan Indonesia selama 01 tahun setelahnya, dimana

ekspor hasil pertanian dan perkebunan merupakan sumber de)isa terbesar sampai akhir 

tahun #'%1an sehingga struktur perekonomian seperti hal tersebut memerlukan

kebijakan harga beras rendah dan tingkat upah yang rendah.

II Kebijaksanaan Pangan Pada Pemerintahan Orde Lama

Pemerintahan orde lama tidak memiliki kesempatan menunjukkan perkembangan

ekonomi, termasuk perkembangan subsektor perkebunan. 2da sedikit peningkatan saat

dimana subsektor perkebunan besar milik Belanda dinasionalisasi menjadi milik 

negara. Selain hal tersebut tidak ada yang berubah, dimana kebijaksanaan

 pengembangannya masih sama dengan yang sebelumnya begitu pula untuk subsektor 

 perkembangan rakyat.

(alam subsektor tanaman pangan *khususnya beras, kebijaksanaan yang

sebelumnya ditempuh dalam menjaga kestabilan harga beras, dialihkan menjadi

kebijaksanaan yang ditujukan untuk mempertahankan penghasilan tertentu bagi

merekan yang diserahi tugas mengelola administrasi dan keamanan negara saat itu

*Pegawai negeri sipil 3 Militer. Menurut "immer, proses politisasi sistem pemasaran

 beras ini bertolak belakang dengan kenyataan, bahwa beras sama sekali tidak dianggap

 bahan politik bagi produsennya *petani padi, dimana kepentingan utama petani adalah

 penghasilannya sendiri.

(ibidang produksi, beberapa program swasembada dilakukan ditahun 41an

hingga %1an. Ini didasari oleh terbatasnya de)isa dalam negeri. 2dapun contohnya

Program kesejahteraan 5asino ditahun #'40 yang bertujuan mencapai swasembada

 beras sebelum tahun #'4%, yang menggunakan pendekatan program penyuluhan

 percontohan. Program tersebut persis sama dengan program Olie Vlek   dimasa

 penjajahan belanda, yang berbeda hanya terletak pada petak perontohan yang lebih

 banyak. Program Padi Sentra ditahun #'4', yang bertujuan mencapai swasembada

sebelum tahun #'%& merupakan program yang dianggap gagal, namun program tersebut2

Page 3: sap 5 pi fix.doc

7/23/2019 sap 5 pi fix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/sap-5-pi-fixdoc 3/9

mewariskan satu contoh organisasi B66( *Badan 6saha 6nit (esa, 56( *5operasi

6nit (esa 3 B7I unit desa dalam 8ungsinya sebagai penyedia dana kredit. Pelajaran

lain dari Program Padi Sentra selain pembelajaran mengenai bahayanya penetapan

harga padi yang oleh petani terlalu rendah adalah pentingnya peranan saluran

 pengkreditan yang baik serta perkembangan sta8 yang kompeten.

Pada tahun #'%& presiden Soekarno menjalankan gerakan mengganti beras

dengan jagung. (apat dilihat dari penerimaan jatah Pegawai !egeri sipil 3 Militer 

yang semula memperoleh jatah beras menjadi 94: beras dan 04: jagung. Program ini

mengalami banyak kesulitan, mulai dari penyaluran hingga reaksi negati8 dari

masyarakat sehingga dihentikan, dari program tersebut dapat mendapat pembelajaran

dimana setiap penyedia jagung atau bahan makanan lainnya selain beras, dimana untuk 

memenuhi kekurangan beras, perlu direncanakan dengan lebih matang agar dapat

 berjalan dengan baik.

Pada tahun #'%&, program penyuluhan yang di lakukan para mahasiswa akultas

Pertanian 6ni)ersitas Indonesia yang kemudian menjadi Institut Pertanian Bogor,

merupakan sumber inspirasi bagi berkembangnya Program Bimas *Bimbingan

Massal. Program ini memberikan kerangka dasar organisasi program intensi8ikasi

 produksi padi. Program Bimas yang di perluas di mulai #'%; dan menjadi terkenal

karena semboyan Panca 6saha, yakni lima cara ke arah usaha tani yang baik. 5elima

cara ini mencakup penggunaan dan pengendalian air yang lebih baik, penggunaan bibit

 pilihan, pupuk dan pestisida, cara bercocok tanam yang baik dan koperasi yang kuat.

Panca 6saha justru tidak menekankan aspek ino)asi seperti yang di cetuskan dalam

 program penyuluhan percontohan Bimas sebelumnya. (alam program ini para

mahasiswa penyuluh hidup dan bekerja bersama-sama dengan petani di desa-desa.

Sewaktu pemerintahan orde Baru memegang kekuasaan, sector perberasan di

Indonesia berada dalam keadaan menyedihkan. Produksi beras di jawa hanya 0 persen

lebih tinggi dari produksi tahun #'4;. Hasil beras per hektar di Indonesia tidak 

menunjukan kenaikan selama sepuluh tahun. 5enaikan produksi bersumber dari luar 

/awa kenaikan rata-rata sebesar # persen setahun karena perluasan areal produksi.

Menurunya kesediaan beras perkapita dari #19 kg dalam tahun #'%1 menjadi '0 kg

dalam tahun #'%4. Produksi ubi jalar tidak mengalami kenaikan dan hanya produksi

 jagung yang melebihi tingkat pertumbuhan penduduk.

Selama tahun #'%1an, lebih dari satu juta ton beras di impor setiap tahun ke

dalam negeri. (alam tahun #'%4 harga nominal beras adalah seratus kali harga beras3

Page 4: sap 5 pi fix.doc

7/23/2019 sap 5 pi fix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/sap-5-pi-fixdoc 4/9

tahun #'%1 dan harga bahan makanan lainya menunjukan kenaikan hamper sama

dengan harga beras. 5arena menciutnya cadangan de)isa impor beras menurun menjadi

011.111 ton dalam tahun #'%4. Satu-satunya titik cerah dengan situasi pangan adalah

adanya kemungkinan menaikan produksi beras melalui program Bimas.

III Kebijaksanaan Pangan dan Sektor Pertanian pada Pemerintahan Orde Baru

Sejak awal, pemerintahan rde Baru menyadari pentingnya penyediaan beras

yang cukup. (alam usaha memperbaiki pelaksaan program Bimas, beberapa

kebijaksanaan baru diambil untuk mempermudah pembiayaan sarana

 produksi,memerlukan bantuan usahanya dalam memenuhi kebutuhan dana para petani.

Pada pertengahan #'%%, 5olognas satu badan yang baru dibentuk untuk menangani

masalah logistic distribusi barang-barang kebutuhan pokok. Pada waktu itu, de)isa

yang tersedia untuk mengimpor pupuk masih sangat terbatas dan system distribusinya

tidak e8isien. 5arena terbatasnya de)isa, impor beras juga terhambat. 5arena tidak 

mencapai tingkat yang diperlukan Bimas kemudian dibubarkan pada tahun #'%9 dan

diganti dengan Bulog.

Pada tahun #'%9 panen ternyata gagal dan produksi menurun drastis akibat

kekeringan yang melanda 2sia "enggara. Harga beras melonjak tinggi karena

minimnya persediaan beras. Saat itu terjadi krisis beras. 2da sebuah perusahaan swasta,

Mantrust, mendirikan pabrik beras, tapi gagal karena beras itu terbuat dari tepung

gandum yang dibentuk menyerupai beras, tetapi setelah dimasak beras itu menyerupai

 bubur bukan nasi.

Pada tahun #'%$ diadakan perubahan kebijaksanaan beras pemerintah, dan

 perubahan ini merupakan awal kebijaksanaan harga produksi dan mengimpor beras.

Pada waktu itu dicetuskan <rumus "ani= yang dijadikan pegangan dalam pelaksanaan

kebijaksanaan harga.

Program Bimas terus dikembangkan dan disempurnakan. Pemerintah menerapkan

gotong-royong disamping Bimas Biasa pada awal musim tanam #'%$. Pemberian kredit

dan distribusi memberikan pestisida kepada petani dilaksanakan atas dasar kontrak 

dengan perusahaan-perusahaan asing. Pembayaran >perusahaan-perusahaan asing atas

 pelaksanaan program ini dan Bulog menerima pembayaran dalam bentuk gabah melalui

kepala desa.

(isamping kebijaksanaan yang ditujukan untuk meningkatkan produksi beras,

 pemerintyah juga melancarkan program 5eluarga Berencana !asional dengan tujuan4

Page 5: sap 5 pi fix.doc

7/23/2019 sap 5 pi fix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/sap-5-pi-fixdoc 5/9

mengurangi tingkaty 8ertilitas penduduk, dengan demikian lajju pertumbuhan

kebutuhan manusia akan bahan makanan beras jug adapt dikekang.

Setelah dicapainya swasembada beras di tahun #'$;, perekonomian Indonesia

mengalami kemajuan pesat yang semu, sehingga akhirnya dilanda krisis pada tahun

#''9?#''$. Seja@k itu sampai dengan pergantian pemerintah kepresidenan Habibie,

Presiden Aus (ur, dan Presiden SB, kebijaksanaan pangan telah dikelabui oleh

kebijjaksanaan perbaikan ekonomi masa krisis.

5ondisi ini diperburuk oleh adanya kon)ersi lahan subur di /awa, sehingga

 pertumbuhan produksi padi agak melandai. !amun demikian, terobosan alam

meningkatkan produksi padi terus diusahakan, meskipun kon)ersi lahan terus

 berlangsung. Berbagai studi menunjukkan bahwa lahan sawah merupakan sumber 

utama produksi padi.

Pada tahun 011$, Indonesia dinyatakan sebagai negaa yang berswasembada

 beras. Pencapaian status swasembada beras pada saat itu karena pada saat itu dunia

tengah mengalami krisis pangan. Saat itu, produksi pangan dunia menurun dan

harganya bergejolak naik.

Stok beras di dalam negeripun bertambah. 5emampuan ekspor ini telah

mengubah Indonesia yang sebelum program re)italisasi pertanian masih impor beras,

kini sudah tidak impor lagi. "anaman pangan lainnya seperti ubi jalar, kacang tanah,

kacang kedelai, dan kacang hijau juga membantu ketahanan pangan Indonesia di masa

mendatang walaupun tidak terjadi peningkatan produksi yang berarti untuk komoditas

tersebut.

IV Pembangunan Tanaman on Pangan

Pembahasan sampai sejauh ini ter8okus pada kebijaksanaan tanaman pangan,

sehingga memberikan kesan bahwa sektor pertanian di Indonesia adalah pangan saja.

Hal ini merupakan tidak tepat. Pada tanaman pangan pun tidak hanya padi, melainkan

 juga meliputi tanaman jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, dan tanaman pangan

lainnya.

"anaman non pangan meliputi tanaman mangga, jeruk, teh, tembakau, kelapa,

kelapa sawit, panili, kakao *cokelat, karet, lada, dan sebagainya. "anaman non pangan

ini sering juga disebut tanaman tahunan, tanaman perkebunan, tanaman pohon, tanaman

kas. Perkembangan tanaman non pangan ini pada penjajahan Belanda diserahkan

kepada perusahaan besar perkebunan milik swasta belanda, dan untuk perkebunan5

Page 6: sap 5 pi fix.doc

7/23/2019 sap 5 pi fix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/sap-5-pi-fixdoc 6/9

rakyatnya boleh dikatakan dibiarkan berkembang sendiri. "anaman perkebunan ini

tumbuh di ladang *lahan kering karena kurangnya perhatian pemerintah, dan banyak 

ladang milik rakyat terlantar kosong tidak ditanami. Setelah kira-kira pertengahan

#'91an, ketika tanaman pangan padi telah mendapatkan perhatian yang serius dari

 pemerintah barulah tanaman non pangan tersebut diperhatikan pemerintah. 5alau di

departemen Pertanian terdapat (irektorat Pangan dan (irektorat "anaman Perkebunan,

sementara (irektorat Pangannya sangat sibuk mengurus perkebunan Bimas-Inmas,

maka (irektorat "anaman Perkebunan pun tidak bisa berpangku tangan saja. mereka

 juga mengembangkat bibit unggul dan tanaman perkebuna baru di antaranya, tanaman

kakao, panili, jeruk, kelapa, kelapa sawit dan sebagainya. Bibit unggul ini juga

disuntikkan kepada masyarakat dengan bantuan kredit, sehingga dikenal dengan

adannya 7P" *7encana Pengembangan "anaman kspor. 6ntuk di daerah Bali dan

daerah lainnya, tanaman perkebunan yang menonjol adalah cengkeh dan panili.

5alau dalam hal padi dibentuk lembaga pemasarannya *seperti gudang,

transportasi, lembaga keuangan, dan lain-lain oleh pemerintah, tidak demikian halnya

dengan pemasaran untuk tanaman pohon. Setelah produksi berhasil ditingkatkan

dengan sangat dramatis, masalah pemasarannya terserah kepada rakyat. /adi panen

yang berlimpah itu ternyata agak terlantar. timbul gagasan untuk membuat pabrik rokok 

 baru agar cengkeh rakyat tertampung , juga gagasan mendirikan badan penyangga

harga untuk komoditas tertentu. ang telah terbentuk atas inisiati8 swasta adalah BPPC

*badan penyangga pemasaran cengkeh. namun oleh karena masalah keuangan dan

teknis lainnya, BPPC tidak mempunyai kemampuan yang memadai untuk menangani

masalah pemasaran cengkeh. 2khirya kepada para petani disarankan untuk menebang

 pohon cengkehnya dengan biaya sendiri untuk menjaga agar harga tetap stabil.

Mengenai kebijakan pemasaran ini, mungkin ada baiknya kita membandingkan

cara yang dilakukan di !egara lain. Misalnya di BraDilia pada saat panen kopi raya,

 produksi kopi melonjak dengan tajam. Pada saat itu pemerintah BraDilia membeli kopi

rakyat dan dibuang ke laut hanya untuk mempertahankan harga. Berbeda halnya dengan

di !egara maju ropa dan 2merika Serikat, dimana pada saat kelebihan produksi

 pemerintah membeli hasil produksi rakyat, untuk kemudian, karena tidak ada pembeli

 potensial maka disumbangkan ke luar negeri. Itulah sebabnya kita mengenal dan

melihat adanya konsumsi susu gratis untuk siswa sekolah dasar, yang tidak lain

merupakan sumbangan !egara maju karena kelebihan produksi. /adi di !egara maju,

stabilitas harga untuk tanaman perkebunan ditangani oleh pemerintah baik dengan cara6

Page 7: sap 5 pi fix.doc

7/23/2019 sap 5 pi fix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/sap-5-pi-fixdoc 7/9

membuang ke laut *BraDilia, ataupun disumbangkan ke !egara miskin *2merika

Serikat, namun di Indonesia karena kesulitan dana maka diserahkan kepada petani

sendiri.

Sesungguhnya, dengan laju pertumbuhan sekitar;-4: per tahun subsector 

 perkebunan adalah salah satu subsector yang mengalami pertumbunan yang konsisten,

 baik ditinjau dari areal maupun produksi. Secara keseluruhan areal perkebunan

meningkat dengan laju 0,%: per tahun. pada periode 0111-011&, misalnya total areal

 pada tahun 011& mencapai #%.& juta ha. (ari beberapa komoditas perkebunan yang

 penting di Indonesia *karet, kelapa sawit, kelapa, kopi, kako, the, dan tebu, kelapa

sawit, karet kakao malah tumbuh lebih pesat dibandingkan tanaman perkebunan

lainnya, yakni dengan laju pertumbuhan rata-rata di atas 4: per tahun *tabel 4.&.

Pertumbuhan yang pesat dari ketiga komoditas tersebut pada umumnya berkaitan

dengan tingkat keuntungan pengusahaan komoditas tersebut relati8 lebih baik dan juga

kebijakan pemerintah untuk mendorong perluasan areal komoditas tersebut. CP dari

kelapa sawit dan karet merupakan dua komoditas yang mempunyai kontribusi yang

dominan. Pertumbuhan produksi komoditas kakao dan kopi juga relati8 pesat pada

 periode tersebut. Meningkatnya harga-harga produk perkebunan sejak 011& merupakan

salah satu 8aktor pendorong peningkatan produk tersebut.

V Perubahan Struktur !konomi

2. Peran Sektor Pertanian

Pada awal kehidupan suatu negara pasti mempunyai sektor pertanian yang

mendominasi. Pengan pembangunan ekonomi, peran ekonomi sektor pertanian

 biasanya mengalami penurunan dibarengi makin meningkatnyaperan sektor lain,

terutama sektor industri. leh karena itu perubahan struktur perekonimian satu

negara biasanya dimulai dengan sektor pertanian kemudian sektor industri dan

 jasa.

#. Menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang

kian meningkat. /ika output meningkat karena meningkatnya produkti)itas,

maka pendapatan para petani meningkat. 5enaikan pendapatan per kapita

akan sangan meningkatkan permintaan pangan. Peningkat laju pertumbuhan

 penduduk akibat dari penurunan angka kematian penduduk dan penurunan

angka kesuburan akan meningkatkan permintaan akan bahan makanan juga

meningkat karena perkembangan penduduk di kota E kota dan kawasan7

Page 8: sap 5 pi fix.doc

7/23/2019 sap 5 pi fix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/sap-5-pi-fixdoc 8/9

industri. (engan mempertimbangkan 8aktor ini maka kenaikan output

 bahan makanan di sektor pertaninan seharunya melaju lebih cepat daripada

laju pertumbuhan permintaan akan bahan makanan.

0. Meningkatkan permintaan akan produk industri dengan demikian

mendorong keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier. 5enaikan

daya beli daerah pedesaan, sebagai akibat surplus pertanian, merupakan

 perangsang kuat terhadap perkembangan industri.

&. Menyediakan tambahan penghasilan de)isa untuk import barang modal

 bagi pembangunan bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian.

5ebanyakan negara berkembang mengkhususkan diri pada beberapa barang

 pertanian untuk ekspor.

;. Meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi oleh pemerintah

*tabungan. Setiap negara memerlukan sejumlah besar modal untuk 

membiayai pembangunan, perluasan in8rastruktur, pengembangan industri

dasar, dan industri berat.

4. Memperbaiki kesejahteraan masyarakat pedesaan. 5enaikan pendapatan

daerah pedesaan sebagai akibat surplus hasil pertanian cenderung

memperbaiki kesejahteraan daerah pedesaan.

B. Perubahan Struktur 

Besarnya sumbangan dari berbagai macam sektor perekonomian terhadap

 penghasilan nasional atau terhadap produk domestik bruto akan mengakibatkan

terjadinya perubahan struktur perekonomian. Misalnya, negara agraris yang

 perekonomiannya lebih besar di dukung oleh sektor pertanian. Begitupun dengan

negara yang mendapat sebutan negara industri tentunya sumbangan sektor 

industri yang menonjol di negara tersebut. Contohnya negara Singapura yang

melakukan perubahan terhadap struktur perekonomiannya dari negara agraris ke

negara jasa. Hal demikian juga terjadi di Bali, yang dari sektor agraris ke sektor 

 jasa.

Tabel Produk "omestik Bruto menurut Sektor Asal #dalam $%

#'%1 #'99 0119 *2gustus

#. Pertanian, Pertambangan, dan Penggalian 49,% ;%,' 00,4

0. Industri Pengolahan $,; ##,' 09,;

&. /asa *Fistrik, 2ir, Aas, 5onstruksi,

Pengangkutan, Perdagangan, dan /asa Fain

&;,1 4&,0 41,#

/umlah #11 #11 #11

8

Page 9: sap 5 pi fix.doc

7/23/2019 sap 5 pi fix.doc

http://slidepdf.com/reader/full/sap-5-pi-fixdoc 9/9

SumberG #'%1 dan #'99 dari 2.Booth dan P.Mc Cawley, "abel #.0, hal % *diolah 0119

*2gustus BPS seperti pada BI FPI 0119, "abel 0.9 *diolah.

(ata mengenai sumbangan masing-masing sektor *pertanian, industri pengolahan,

dan jasa dalam Pembentukan Produk (omestik Bruto di Indonesia untuk tahun #'%1,

#'99, dan 0119 *2gustus. (ari data tersebut dapat dikatakan bahwa peran sektor 

 pertanian dalam pembentukan Produk (omestik Bruto telah mengalami penurunan dari

49,%: pada tahun #'%1 menjadi ;%,': pada tahun #'99 dan akhirnya hanya menjadi

00,4: pada tahun 0119 *2gustus. Sedangkan sumbangan sektor industri terus

mengalami kenaikan dari $,;: pada tahun #'%1, telah menjadi ##,': pada tahun #'99,

dan sekarang ini telah mencapai lebih dari 09: sektor industri yang paling menonjol

adalah pada masa akhir pemerintahan Soeharto sampai sekarang, yakni setelah tahun

#'$1an. /ika di perhatikan tabel diatas, peran sektor jasa tertinggi pada tahun #'99

yaitu sebesar 4&,0:. 2ngka ini tidaklah negara Indonesia adalah negara jasa sejak 

#'99. /adi, kesimpulannya Indonesia sudah memasuki masa negara industri.

2da alternati8 lain untuk melihat perubahan struktur ekonomi satu negara yaitu

dengan melihat jumlah atau persentase angkatan kerja pada masing-masing sektor.

 !amun alternati8 ini sering membingungkan penggunanya, karena serapan sektor 

industri yang sangat pelan terhadap tenaga kerja, karena teknologi yang dipakai adalah

teknologi padat modal.

9