santje m iriyanto 2.pdf

15
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KABUPATEN JAYAPURA Santje Magdalena Iriyanto Staf Pengajar Teknik Sipil USTJ Jayapura ABSTRAK Pada pekerjaan proyek konstruksi jalan biasanya terjadi kendala pada pekerjaan proyek tersebut baik kendala yang memang sudah diperhitungkan maupun kendala yang di luar perhitungan perencana. Kendala tersebut menjadi penyebab terlambatnya penyelesaian proyek, sehingga proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan atau mengetahui faktor-faktor yang sangat mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi jalan. Penelitian ini dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner dengan responden (proyek konstruksi jalan di Kabupaten Jayapura). Pengolahan data kuisioner menggunakan alat bantu pemprograman komputer yaitu Microsoft exel. Dari hasil penelitian didapat 50 faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi jalan. Dari ke-50 faktor tersebut didapat 39 faktor utama yang sangat berpengaruh dan menjadi penyebab utama terlambatnya proyek konstruksi. Faktor tertinggi yang menjadi penyebab keterlambatan yaitu kekurangan bahan konstruksi dan ketersediaan keuangan selama pelaksanaan dan faktor terendah yang menjadi penyebab keterlambatan yaitu kesukuan atau nasionalisme atau kultur tenaga kerja dan tanda-tanda pengontrolan paktisi pada pekerjaan dalam lokasi proyek. Faktor utama yang sangat berpengaruh yaitu kekurangan bahan konstruksi, faktor ini disebabkan karena pemesanan bahan kontruksi yang tidak sesuai kebutuhan, pemakaian yang berlebihan, cara mengatasinya yaitu sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan proyek disarankan untuk membuat jadwal pengadaan dan penggunaan bahan agar bahan konstruksi datang sesuai jadwal dan digunakan sesuai kebutuhan. Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan, faktor ini disebabkan oleh kurang terampilnya bagian keuangan dalam mengatur keuangan proyek, cara mengatasinya sebaiknya kontraktor mancari tenaga keuangan yang pandai dalam mengatur keuangan di proyek. Kata Kunci : Konstruksi Jalan, Keterlambatan, Kontraktor. A. Pedahuluan 1. Latar belakang Di Kabupaten Jayapura, perkembangan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi tidak menunjukkan angka penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di Kabupaten Jayapura tidak terpengaruh oleh adanya situasi perekonomian nasional yang sedang mengalami krisis (krisis moneter). Pada kenyataannya pelaksanaan pekerjaan proyek fisik selalu mendapatkan kendala, baik kendala yang sudah diperhitungkan, maupun yang di luar perhitungan Perencana. Kendala itu menjadi penyebab terhambatnya pekerjaan proyek, sehingga pekerjaan proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi selalu ada kemungkinan, bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek, akan melebihi waktu yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak pekerjaan, dengan kata lain bahwa waktu penyelesaian proyek menjadi terhambat. Bermacam-macam masalah penyebab

Upload: dedy-y-gumilar

Post on 25-Oct-2015

127 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAANPROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KABUPATEN JAYAPURASantje Magdalena IriyantoStaf Pengajar Teknik Sipil USTJ JayapuraABSTRAKPada pekerjaan proyek konstruksi jalan biasanya terjadi kendala pada pekerjaan proyektersebut baik kendala yang memang sudah diperhitungkan maupun kendala yang di luarperhitungan perencana. Kendala tersebut menjadi penyebab terlambatnya penyelesaian proyek,sehingga proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana.Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan atau mengetahui faktor-faktoryang sangat mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi jalan. Penelitian inidilakukan dengan cara penyebaran kuisioner dengan responden (proyek konstruksi jalan diKabupaten Jayapura). Pengolahan data kuisioner menggunakan alat bantu pemprogramankomputer yaitu Microsoft exel.Dari hasil penelitian didapat 50 faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyekkonstruksi jalan. Dari ke-50 faktor tersebut didapat 39 faktor utama yang sangat berpengaruh danmenjadi penyebab utama terlambatnya proyek konstruksi. Faktor tertinggi yang menjadi penyebabketerlambatan yaitu kekurangan bahan konstruksi dan ketersediaan keuangan selamapelaksanaan dan faktor terendah yang menjadi penyebab keterlambatan yaitu kesukuan ataunasionalisme atau kultur tenaga kerja dan tanda-tanda pengontrolan paktisi pada pekerjaan dalamlokasi proyek.Faktor utama yang sangat berpengaruh yaitu kekurangan bahan konstruksi, faktor inidisebabkan karena pemesanan bahan kontruksi yang tidak sesuai kebutuhan, pemakaian yangberlebihan, cara mengatasinya yaitu sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan proyek disarankanuntuk membuat jadwal pengadaan dan penggunaan bahan agar bahan konstruksi datang sesuaijadwal dan digunakan sesuai kebutuhan. Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan, faktor inidisebabkan oleh kurang terampilnya bagian keuangan dalam mengatur keuangan proyek, caramengatasinya sebaiknya kontraktor mancari tenaga keuangan yang pandai dalam mengaturkeuangan di proyek.Kata Kunci : Konstruksi Jalan, Keterlambatan, Kontraktor.A. Pedahuluan1. Latar belakangDi Kabupaten Jayapura, perkembanganperusahaan yang bergerak di bidang konstruksitidak menunjukkan angka penurunan. Hal inimenunjukkan bahwa pembangunan diKabupaten Jayapura tidak terpengaruh olehadanya situasi perekonomian nasional yangsedang mengalami krisis (krisis moneter). Padakenyataannya pelaksanaan pekerjaan proyekfisik selalu mendapatkan kendala, baik kendalayang sudah diperhitungkan, maupun yang diluar perhitungan Perencana. Kendala itumenjadi penyebab terhambatnya pekerjaanproyek, sehingga pekerjaan proyek tersebuttidak berlangsung sesuai dengan rencana. Olehkarena itu, dalam pelaksanaan suatu proyekkonstruksi selalu ada kemungkinan, bahwawaktu yang dibutuhkan untukmenyelesaikan proyek, akan melebihi waktuyang telah ditentukan dalam dokumenkontrak pekerjaan, dengan kata lain bahwawaktu penyelesaian proyek menjadi terhambat.Bermacam-macam masalah penyebabketerlambatan proyek, antara lain masalahbahan, tenaga kerja, peralatan, keuangan,lingkungan, dan masalah manajemen yangkurang baik.Kontraktor yang mengerjakan proyek tepatwaktu, tentu akanmenguntungkan keduabelah pihak. Dalam rangka mendapatkanposisisebagai perusahaan yang baik dan selalutepat waktu dalam penyelesaian proyek, selaludiupayakan suatu metode untuk menghindariketerlambatan yang terjadi di dunia usahakonstruksi. Berbagai cara telah dilakukan olehperusahaan-perusahaan konstruksi untukmenghindari keterlambatan penyelesaian proyekkonstruksi, misalnya mengerjakan keseluruhanpekerjaan konstruksi (tanpa dikerjakan oleh subkontraktor),maupun memberdayakan sumberdaya manusia.Keterlambatan proyek disebabkan olehbeberapa faktor diantaranya keterlambatanyang disebabkan oleh kontraktor yaituterlam

TRANSCRIPT

Page 1: Santje M Iriyanto 2.pdf

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAANPROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KABUPATEN JAYAPURA

Santje Magdalena IriyantoStaf Pengajar Teknik Sipil USTJ Jayapura

ABSTRAK

Pada pekerjaan proyek konstruksi jalan biasanya terjadi kendala pada pekerjaan proyektersebut baik kendala yang memang sudah diperhitungkan maupun kendala yang di luarperhitungan perencana. Kendala tersebut menjadi penyebab terlambatnya penyelesaian proyek,sehingga proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana.

Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan atau mengetahui faktor-faktoryang sangat mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi jalan. Penelitian inidilakukan dengan cara penyebaran kuisioner dengan responden (proyek konstruksi jalan diKabupaten Jayapura). Pengolahan data kuisioner menggunakan alat bantu pemprogramankomputer yaitu Microsoft exel.

Dari hasil penelitian didapat 50 faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyekkonstruksi jalan. Dari ke-50 faktor tersebut didapat 39 faktor utama yang sangat berpengaruh danmenjadi penyebab utama terlambatnya proyek konstruksi. Faktor tertinggi yang menjadi penyebabketerlambatan yaitu kekurangan bahan konstruksi dan ketersediaan keuangan selamapelaksanaan dan faktor terendah yang menjadi penyebab keterlambatan yaitu kesukuan ataunasionalisme atau kultur tenaga kerja dan tanda-tanda pengontrolan paktisi pada pekerjaan dalamlokasi proyek.

Faktor utama yang sangat berpengaruh yaitu kekurangan bahan konstruksi, faktor inidisebabkan karena pemesanan bahan kontruksi yang tidak sesuai kebutuhan, pemakaian yangberlebihan, cara mengatasinya yaitu sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan proyek disarankanuntuk membuat jadwal pengadaan dan penggunaan bahan agar bahan konstruksi datang sesuaijadwal dan digunakan sesuai kebutuhan. Ketersediaan keuangan selama pelaksanaan, faktor inidisebabkan oleh kurang terampilnya bagian keuangan dalam mengatur keuangan proyek, caramengatasinya sebaiknya kontraktor mancari tenaga keuangan yang pandai dalam mengaturkeuangan di proyek.

Kata Kunci : Konstruksi Jalan, Keterlambatan, Kontraktor.

A. Pedahuluan

1. Latar belakang

Di Kabupaten Jayapura, perkembangan

perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi

tidak menunjukkan angka penurunan. Hal ini

menunjukkan bahwa pembangunan di

Kabupaten Jayapura tidak terpengaruh oleh

adanya situasi perekonomian nasional yang

sedang mengalami krisis (krisis moneter). Pada

kenyataannya pelaksanaan pekerjaan proyek

fisik selalu mendapatkan kendala, baik kendala

yang sudah diperhitungkan, maupun yang di

luar perhitungan Perencana. Kendala itu

menjadi penyebab terhambatnya pekerjaan

proyek, sehingga pekerjaan proyek tersebut

tidak berlangsung sesuai dengan rencana. Oleh

karena itu, dalam pelaksanaan suatu proyek

konstruksi selalu ada kemungkinan, bahwa

waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan proyek, akan melebihi waktu

yang telah ditentukan dalam dokumen

kontrak pekerjaan, dengan kata lain bahwa

waktu penyelesaian proyek menjadi terhambat.

Bermacam-macam masalah penyebab

Page 2: Santje M Iriyanto 2.pdf

keterlambatan proyek, antara lain masalah

bahan, tenaga kerja, peralatan, keuangan,

lingkungan, dan masalah manajemen yang

kurang baik.

Kontraktor yang mengerjakan proyek tepat

waktu, tentu akan menguntungkan kedua

belah pihak. Dalam rangka mendapatkan

posisi sebagai perusahaan yang baik dan selalu

tepat waktu dalam penyelesaian proyek, selalu

diupayakan suatu metode untuk menghindari

keterlambatan yang terjadi di dunia usaha

konstruksi. Berbagai cara telah dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan konstruksi untuk

menghindari keterlambatan penyelesaian proyek

konstruksi, misalnya mengerjakan keseluruhan

pekerjaan konstruksi (tanpa dikerjakan oleh sub-

kontraktor), maupun memberdayakan sumber

daya manusia.

Keterlambatan proyek disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya keterlambatan

yang disebabkan oleh kontraktor yaitu

terlambatnya memulai pekerjaaan, pekerja dan

pelaksana kurang berpengalaman, terlambat

mendatangkan peralatan, mandor yang kurang

aktif, dan rencana kerja yang kurang baik.

Keterlambatan yang diakibatkan kesalahan

owner yaitu terlambatnya angsuran

pembayaran oleh kontraktor, terlambatnya

penyediaan lahan, mengadakan perubahan

pekerjaan yang besar, pemilik menugaskan

kontraktor lain untuk mengerjakan proyek

tersebut. Keterlambatan yang diakibatkan oleh

kedua belah pihak yaitu akibat kebakaran yang

bukan kesalahan kontraktor, konsultan, owner ;

akibat perang, gemapa, banjir, ataupun bencana

lainnya dan perubahan moneter.

Dari kasus tersebut di atas, maka

penelitian ini difokuskan untuk mengetahui

faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab

keterlambatan proyek di Kabupaten dari pihak

Kontraktor.

2. Permasalahan

Permasalahan yang akan diteliti yaitu :

a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang

menyebabkan keterlambatan pekerjaan

proyek konstruksi jalan di Kabupaten

Jayapura.

b. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang

sangat mempengaruhi keterlambatan

penyelesaian proyek konstruksi jalan di

Kabupaten Jayapura.

3. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

a. Mendapatkan faktor-faktor penyebab

keterlambatan penyelesaian proyek

konstruksi jalan di Kabupaten Jayapura.

b. Mencari faktor utama yang mempengaruhi

keterlambatan penyelesaian proyek

konstruksi jalan pada Kabupaten

Jayapura.

4. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah

memberikan gambaran yang jelas tentang

penyebab keterlambatan yang dialami

oleh para kontraktor konstruksi dan

factor-faktor penyebabnya, sehingga bisa

dipakai acuan para kontraktor di wilayah

Kabupaten Jayapura.

Page 3: Santje M Iriyanto 2.pdf

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 5

B. Tinjauan Pustaka

Di dalam suatu proyek konstruksi terdapat

berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang-

orang yang terlibat di dalam proyek itu sendiri.

Menurut Soeharto (1995), kegiatan proyek dapat

diartikan sebagai suatu kegiatan sementara

yang berlangsung dalam jangka waktu

terbatas, dengan alokasi sumber dana tertentu

dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas

yang sasarannya telah digariskan dengan

tegas. Banyak kegiatan dan pihak-pihak yang

terlibat di dalam pelaksanaan proyek konstruksi

menimbulkan banyak permasalahan yang

bersifat kompleks. Kompleksitas proyek

tergantung dari :

Jumlah macam kegiatan di dalam proyek.

Macam dan jumlah hubungan antar

kelompok (organisasi) di dalam proyek itu

sendiri.

Macam dan jumlah hubungan antar

kegiatan (organisasi) di dalam proyek

dengan pihak luar.

Kompleksitas ini tergantung pada besar kecilnya

ukuran suatu proyek. Proyek kecil dapat saja

bersifat lebih kompleks dari pada proyek

dengan ukuran yang lebih besar.

Kompleksitas memerlukan pengaturan dan

pengendalian yang sedemikian rupa sehingga

tidak terjadi benturan- benturan dalam

pelaksanaan proyek dan perlu juga adanya

manajemen proyek yang handal dan tangguh

untuk menopang pelaksanaan proyek.

1. Manajemen Konstruksi

Untuk melaksanakan suatu proyek selalu

diinginkan agar efisiensi dan efektifitas harus

terpenuhi, dengan hal tersebut tentunya sangat

diperlukan suatu manajemen yang baik, maka

dalam hal ini sangat diperlukan suatu

manajemen proyek yang mengatur jalannya

proyek tersebut.

Menurut James AF Stoner, manajemen adalah

proses perencanaan, pengarahan,

pengorganisasian, dan pengawasan terhadap

usaha-usaha para anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya organisasi lainnya,

agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

Menurut George R. Terry, manajemen

merupakan suatu proses yang khas, yang

terdiri dari tindakan perencana (planning),

pengorganisasian (organizing), penggerakan

atau pelaksana (actuating), dan pengawasan

(controlling), yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran yang telah

ditetapkan melalui sumber daya manusia dan

sumber daya lain. Keberhasilan dalam

pengendalian proyek antara lain ditentukan oleh

ketersediaan pihak manajemen puncak (top

management) untuk mengerahkan orang dan

sumber daya lain dalam perencanaan dan

pengendalian proyek.

Manajemen konstruksi memiliki ruang lingkup

yang cukup luas, karena mencakup tahap

kegiatan sejak awal pelaksanaan pekerjaan

sampai dengan akhir pelaksanaan yang

berupa hasil pembangunan. Tahap kegiatan

tersebut pada umumnya dibagi menjadi empat

tahap yaitu perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

(actuating), dan pengawasan (controlling).

2. Pengertian Keterlambatan Proyek

Menurut R. Amperawan Kusjadmikahadi

(1999) bahwa, keterlambatan proyek konstruksi

Page 4: Santje M Iriyanto 2.pdf

berarti bertambahnya waktu pelaksanaan

penyelesaian proyek yang telah direncanakan

dan tercantum dalam dokumen kontrak.

Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu

adalah merupakan kekurangan dari tingkat

produktifitas dan sudah barang tentu

kesemuanya ini akan mengakibatkan

pemborosan dalam pembiayaan, baik berupa

pembiayaan langsung yang dibelanjakan untuk

proyek-proyek Pemerintah, maupun berwujud

pembengkakan investasi dan kerugian-

kerugian pada proyek-proyek swasta.

Peran aktif manajemen merupakan

salah satu kunci utama keberhasilan

pengelolaan proyek. Pengkajian jadwal proyek

diperlukan untuk menentukan langkah

perubahan mendasar agar keterlambatan

penyelesaian proyek dapat dihindari atau

dikurangi.

3. Dampak Keterlambatan

Keterlambatan proyek akan menimbulkankerugian pada pihak

Kontraktor, Konsultan, dan Owner, yaitu :

a. Pihak Kontraktor

b. Keterlambatan penyelesaian proyek

berakibat naiknya overhead karena

bertambah panjangnya waktu pelaksanaan.

Biaya overhead meliputi biaya untuk

perusahaan secara keseluruhan, terlepas

ada tidaknya kontrak yang sedang

ditangani.

c. Pihak Konsultan

Konsultan akan mengalami kerugian waktu,

serta akan terlambat dalam mengerjakan

proyek yang lainnya, jika pelaksanan proyek

mengalami keterlambatan penyelesaian.

d. Pihak Owner

Keterlambatan proyek pada pihak

pemilik/Owner, berarti kehilangan penghasilan

dari bangunan yang seharusnya sudah dapat

digunakan atau disewakan. Apabila pemilik

adalah pemerintah, untuk fasilitas umum

misalnya rumah sakit tentunya keterlambatan

akan merugikan pelayanan kesehatan

masyarakat, atau merugikan program pelayanan

yang telah disusun. Kerugian ini tidak dapat

dinilai dengan uang tidak dapat dibayar kembali.

Sedangkan apabila pihak pemilik adalah non

pemerintah, misalnya pembangunan gedung,

pertokoan, atau hotel, tentu jadwal pemakaian

gedung tersebut akan mundur dari waktu yang

direncanakan, sehingga ada waktu kosong tanpa

mendapatkan uang

4. Penyebab Keterlambatan

Menurut Antill (1989), bahwa

keterlambatan proyek disebabkan oleh beberapa

faktor yang berasal dari Kontraktor, Owner,

dan selain dari kedua belah pihak.

a. Keterlambatan akibat kesalahan Kontraktor,antara lain:

Terlambatnya memulai pelaksanaanproyek

Pekerja dan Pelaksana kurang

berpengalaman. c.Terlambat

mendatangkan peralatan.

Mandor yang kurang aktif.

Rencana kerja yang kurang baik

b. .Keterlambatan akibat kesalahan Owner

Terlambatnya angsuran pembayaran oleh

Kontraktor.

Terlambatnya penyediaan lahan.

Mengadakan perubahan pekerjaan yangbesar.

Page 5: Santje M Iriyanto 2.pdf

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 27

Pemilik menugaskan Kontraktor lain

untuk mengerjakan proyek tersebut.

c. Keterlambatan yang diakibatkan selain

kedua belah pihak diatas, antara lain:

Akibat kebakaran yang bukan kesalahn

Kontraktor, Konsultan, Owner.

Akibat perang, gempa, banjir, ataupun

bencana lainnya.

Perubahan moneter.

C. Metode Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, sampel diperoleh dari

perusahaan konstruksi yang bekerja dan

menyelesaikan proyek konstruksi di Kabupaten

Jayapura. Pengumpulan data dilakukan dengan

cara pengumpulan data primer, yaitu suatu

cara mengumpulkan data yang langsung

berhubungan dengan responden, tanpa melalui

perantara atau pihak lain, misalnya dari

suatu badan satistik atau referensi data lainnya.

Kuisioner digunakan sebagai alat pengumpul

data. Nama-nama Kontraktor dan jenis proyek

yang diperoleh melalui daftar rekanan dari

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jayapura.

Pengambilan sampel penelitian ini

menggunakan sistem random sampling yaitu

setiap individu dalam populasi mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

anggota sampel. Pada umumnya penelitian atau

studi tentang masalah hubungan faktor-faktor

keterlambatan pelaksanaan proyek dari persepsi

Kontraktor pada proyek pembangunan daerah

Jayapura.

Selain itu, data pada penelitian ini merupakan

data kuantitaif, yaitu suatu data yang

dikumpulkan dan diolah untuk mencari atau

mendapatkan berapa besar faktor-faktor yang

mempengaruhi keterlambatan pekerjaan dan

kerugian yang diderita perusahaan konstruksi

dalam pelaksanaan proyek tersebut.

2. Data Perencanaan

Sebelum menyusun kuisioner peneliti

melakukan analisis dahulu dengan mempelajari

teori-teori sebagai dasar pembahasan dan

pemecahan masalah yang berupa buku dan

bacaan-bacaan lain yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.

Daftar pertanyaan atau kuisioner ini telah

disusun sedemikian sehingga diharapkan dapat

memudahkan responden untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang ada. Daftar

pertanyaan atau kuisioner tersebut dibagikan

kepada responden untuk diisi dengan jalan

mendatangi langsung ke kantor Dinas PU

Kabupaten Jayapura. Karena jawaban masih

bersifat kualitaif maka perlu dikuantitatifkan

dengan jalan memberi nilai/skor masing-masing

variabel, adapun nilai/skor sebagai berikut:

a. Untuk jawaban tidak berpengaruh diberi skor 1

b. Untuk jawaban agak berpengaruh diberi skor 2

c. Untuk jawaban berpengaruh diberi skor 3

d. Untuk jawaban sangat berpengaruh diberiskor 4.

Bersdasarkan uraian diatas data

perencanaan penelitian ini diperoleh secara

langsung, dengan cara memberikan pertanyaan

dalam bentuk kuisioner kepada kontraktor yang

sedang menyelesaikan suatu proyek konstruksi.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 1.

Flowchart alur perencanaan penelitian dibawah

ini.

Page 6: Santje M Iriyanto 2.pdf

Gambar 1. Flowchart Perencanaan Penelitian

D. Hasil dan Pembahasan

Dari hasil pengolahan dan analisis yang sesuai

dengan tahapan penelitian maka didapat hasil

sebagai berikut:

1. Faktor Bahan

Untuk melihat urutan bahan yang menyebabkan

keterlambatan dapat dilihat pada tabel 1 sbbi:

Tabel 1. Urutan Rangking Dari Variabel FaktorBahan

Kode Faktor KeterlambatanNilaiRata- rata

Rangking

FB1 Kekurangan bahan konstruksi 3.7333 1

FB3 Keterlambatan pengirimanbahan

3.4333 2

FB2 Perubahan material padabentuk, funsi dan spesifikasi

3.2667 3

FB7 Ketidaktepatan waktupemesanan

3.2333 4

FB5 Keterlambatan pabrikasikhusus bahan bangunan

3.1667 5

FB6 Kelangkaan karenakekhususan

3.1667 6

FB4 Kerusakan bahan di tempatpenyimpanan

2.9667 7

Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang

menjadi penyebab keterlambatan tertinggi

adalah faktor kekurangan bahan konstruksi

sebesar 3.7333 dan yang p aling rendah yaitu

faktor kerusakan bahan di tempat

penyimpanan dengan nilai rata-rata sebesar

2.9667.

2. Faktor Tenaga Kerja

Tabel 2. Urutan Rangking Dari Variabel FaktorTenaga Kerja

Kode Faktor Keterlambatan Nilai

rata-rataRangking

FTk2 Kemampuan tenaga kerja 3.7000 1

FTk1 Kesukuan atau

nasionalisme atau kulturtenaga kerja

3.5000 2

FTk3 Kekurangan tenaga kerja 2.5667 3

Sumber : Hasil Analisis Data

Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang

menjadi peneyebab keterlambatan tertinggi

adalah faktor Kemapuan Tenaga Kerja

sebesar 3.7000 dan yang paling rendah yaitu

faktor ketidaktepatan waktu pemesanan dengan

nilai rata-rata sebesar 2.5667.

3. Faktor Peralatan

Tabel 3. Urutan Rangking Dari Variabel FaktorPeralatan

Kode Faktor Keterlambatan Nilai Rata-rata

Rangking

FP1 Kerusakan peralatan 3.6333 1

FP5 Produktifitas peralatan 3.4667 2

FP4 Keterlambatan pengirimanperalatan

3.4333 3

FP2 Kekurangan peralatan 3.3667 4

FP6 Kesalahan manajemenperalatan

3.3000 5

FP3 Kemampuan Mandor atau

opertator yangKurang

3.2000 6

Sumber : Hasil Analisis Data

Studi Pustaka :1. Sasaran Proyek

2. Penyebab

Keterlambatan

Pengumpulan Data :

1. SurveyLapangan

2. Kuisioner

Rekapitulasi data

Data pengolahan mrnggunakanalat bantu Microsoft exel

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan

selesai

Page 7: Santje M Iriyanto 2.pdf

Kode Faktor KeterlambatanNilaiRata-rata

Rangking

FK1 Ketersediaan keuangan selamapelaksanaan

3.7333 1

FK2 Keterlambatan prosespembayaran oleh owner

3.6667 2

FK3Tidak adanya uang intensifuntuk kontraktor, apabilawaktu penyelesaian lebih cepatdari jadwal

3.1000 3

FK4 Situasi perekonomian nasional(krisis moneter)

2.9333 4

FK5 Fluktuasi nilai tukar rupiahterhadap dollar

2.8333 5

Kode Faktor KeterlambatanNilai

Rata-rataRangking

FL3 Pengaruh hujan pada aktifitaskonstruksi

3.4333 1

FL4Pengaruh keamanan lingkunganterhadap pembangunan 3.3000 2

FL2 Pengaruh udara panas padaaktifitas konstruksi

3.1333 3

FL1 Faktor sosial dan budaya 2.6667 4

Kode Faktor KeterlambtanNilaiRata-rata

Rangking

FPrb1 Terjadi perubahan desainoleh owner

3.7000 1

FPrb2 Kesalahan desain yangdibuat oleh perencana

3.7000 1

FPrb3 Kesalahan penyelidikantanah

3.3667 2

FPrb4 Kondisi permukaan air

dibawah tanahlapangan

3.0000 3

FPrb5 Masalah geologi di lokasi 2.8000 4

Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang

menjadi penyebab keterlambatan tertinggi

adalah faktor kerusakan peralatan sebesar 3.6333

dan yang paling rendah yaitu faktor kemampuan

mandor atau operator yang kurang sebesar 3.200.

4. Faktor Keuangan

Tabel 4. Urutan Rangking Dari Variabel FaktorKeuangan

Sumber : Hasil Analisis Data

Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang

menjadi penyebab keterlmbatan tertinggi adalah

faktor ketersediaan keuangan selama pelaksanaan

sebesar 3.7333 dan yang paling rendah yaitu

faktor fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar

sebesar 2.8333.

5. Faktor Lingkungan

Tabel 5. Urutan Rangking Dari Variabel FaktorLingkungan

Sumber : Hasil Analisis Data

Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang

menjadi penyebab keterlambatan tertinggi adalah

faktor pengaruh hujan pada aktifitas kontruksi

pelaksanaan sebesar 3.4333 dan yang paling

rendah yaitu faktor faktor social dan budaya

sebesar 2.6667.

6. Faktor Perubahan

Tabel 6. Urutan Rangking Dari Variabel FaktorPerubahan

Sumber : Hasil Analisis Data

Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang

menjadi penyebab keterlambatan tertinggi adalah

faktor terjadi perubahan desain oleh owner

sebesar 3.7000 dan yang paling rendah yaitu

masalah geologi sebesar 2.8000.

Perubahan pekerjaan yang terjadi selama

pelaksanaan proyek konstruksi dapat menyulitkan

pihak Kontraktor, sehingga kadang menyebabkan

waktu pelaksanaan proyek menjadi terganggu.

Dampak perubahan yang terjadi karena perubahan

desain yang dibuat oleh Owner, masalah geologi

di lokasi, kesalahan desain oleh Perencana,

kesalahan dalam penyelidikan tanah dan kondisi

permukaan air bawah tanah di lapangan akan

berpengaruh terhadap perintah pekerjaan.

Perubahan perintah pekerjaan dapat

menyebabkan perubahan biaya, baik itu

Page 8: Santje M Iriyanto 2.pdf

Kode Faktor KeterlambatanNilai

Rata-rata

Rangking

FHP1 Perolehan ijin dari Pemerintah 3.6000 1

FHP2 Perolehan ijin tenaga kerja 3.2258 2

FHP3 Birokrasi yang berbelit-belitdalam operasi proyek

3.2333 3

Kode Faktor KeterlambatanNilaiRata-rata

Rangking

FKr2 Tidak adanya kerjasama antarakontraktor dengan owner

3.6000 1

FKr3 Keterlambatan owner dalampembuatan keputusan

3.5667 2

FKr6 Komunikasi yang kurang antar

owner dengan perencana pada

perencanaan

3.4333 3

FKr8 Organisasi yang jelek padakontraktor dan konsultan

3.4333 4

FKr1 Konflik antara kontraktor dankonsultan

3.3667 5

FKr4 Negosiasi dan perijinan pada kontrak 3.3333 6

FKr7 Perbedaan jadwal sub kontraktordalam pelaksanaan proyek

3.1667 7

FKr9Kontrol kontraktor utama terhadap

sub kontraktor dalam pelaksanaan

pekerjaan

3.1333 8

FKr5 Perselisihan pekerjaan antara bagian-bagian yang berbeda dalam proyek

2.9667 9

terhadap biaya langsung akibat waktu yang

terlambat, dan biaya-biaya dampak yang besarnya

tidak terdeteksi..

7. Faktor Hubugan Dengan pemerintah

Tabel 6 Urutan Rangking Dari Variabel FaktorHubungan dengan Pemerintah

Sumber : Hasil Analisis Data

Pada variabel faktor keterlambatan ini,

yang menjadi penyebab ketrlambatan tertinggi

adalah faktor perolehan ijin dari pemerintah

sebesar 3.6000 dan yang paling rendah yaitu

birokrasi yang berbelit-belit dalam operasi

proyek sebesar 2.8000.

8. Faktor Kontrak

Tabel 7 Urutan Rangking Dari VariabelFaktor Kontrak

Sumber : Hasil Analisis Data

Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang

menjadi penyebab keterlambatan tertinggi

adalah faktor tidak adanya kerjanya antara

kontraktor dengan owner sebesar 3.6000

dan yang paling rendah yaitu faktor

perselisihan pekerja antara bagian-bagian yang

berbeda dalam proyek sebesar 2,9667

9. Faktor Waktu dan Kontrol

Tabel 8 Urutan Rangking Dari Variabel Faktor

Waktu dan Kontrol

Kode Faktor Keterlambatan NilaiRata-rata

Rangking

FKW4 Kekurangan tenaga kerjamanajeman terlatih untukmendukung pelaksanaankonstruksi

3.5000 1

FKW5 Masalah yang terjadi selamapelaksanaan

3.3667 2

FKW6 Tidak memenuhi perencanaan awalproyek

3.3333 3

FKW1Persiapan jadwal kerja dan revisioleh konsultan ketika konstruksisedang berjalan

3.2333 4

FKW7 Persiapan dan ijin shop drawing 3.2000 5

FKW2 Prosedur pemeriksaan danpengetesan dalam proyek

3.0000 6

FKW8 Menunggu ijin untuk kontrol 2.9000 7

FKW3Tanda-tanda pengontrolan praktisipada pekerjaan dalam lokasi proyek 2.5862 8

Sumber : Hasil Analisis Data

Pada variabel faktor keterlambatan ini, yang

menjadi penyebab keterlambatan tertinggi adalah

kekurangan tenaga kerja manajeman terlatih

untuk mendukung pelaksanaan konstruksi

sebesar 3.5000 dan yang paling rendah yaitu

faktor Tanda-tanda pengontrolan praktisi pada

pekerjaan dalam lokasi proyek sebesar 2,5862

Page 9: Santje M Iriyanto 2.pdf

Dari table analisis diatas maka dapat disimpulkan Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan Yang SangatBerpengaruh dan Rekomendasinya dapat dilihat pada table 9 dan table 10 dibawah ini.

Tabel 9. Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan Yang Sangat Berpengaruh dan Rekomendasinya.

Ranking

NilaiRata-rata

FaktorKeterlam

batan

Penyebab Rekomendasi

(1) (2) (3) (4) (5)

1 3.7333 Kekurangan bahan

Konstruksi

Bahan konstruksi yang di pesan tidak sesuai

dengan kebutuhan, pemakaian bahanyang berlebihan, bahan yang datangterlambat sehingga stok di lapangankurang atau habis.

Sebelum melaksanakan proyek disarankan untuk

membuat

jadwal pengadaan dan penggunaan bahanagar barang konstruksi datang sesuaijadwal yang telah dibuat.

3.7333 Ketersediaan

keuangan

selama pelaksanaan

Keterampilan dari bagian keuangan proyek

dalam mengatur keungan.

Untuk meminimalkan faktor tersebut diperluakan

tenaga

yang ahli dalam mengatur keuangan proyek.

2 3.7000 Kemampuan tenaga

Kerja

Pemilihan tenaga kerja yang tidak sesuai

dengan

kebutuhan sehingga tenaga kerja yangdirekrut tidak dapat digunakan secaramaksimal.

Sebaiknya kontraktor memilih tenga kerja yang

dibutuhkan

berdasarkan kebuthan dilapangan.

3.7000 Terjadi perubahan

desain oleh owner

Perencanaan yang tidak tepat sehingga

menyebabkan perubahan desain.

Untuk meminimalkan faktor tersebut sebaiknya pihak-

pihak

yang akan terlibat mulai dari owner,perencana, dan pelaksana melakuakan rapatkordinasi untuk membahas perubahan-perubahan desain.3.7000 Kesalahan desain

yang

dibuat oleh perencana

Data perencanaan yang kurang akurat

sehingga

perencanaan yang dibuat olehperencana tidak tepat, sehinggamenyebabkan terhambatnyapelaksanaan pekerjaan.

Sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan diadakan

rapat

kordinasi oleh owner untuk membahas msalahperencanaan. Apakah perencanaan yang telahdibuat telah sesuai dengan standart perencanaan.

3 3.6667 Keterlambatan proses

pembayaranoleh owner

Peryaratan yang dibutuhkan untuk

penagihan

kurang lengkap. Birokrasi yangberbelit-belit dalam pengurusanproses pembayaran.

Meminta kejelasan dari pihak owner tentang

persyaratan

yang dibutuhkan untuk penagihan.

4 3.6333 Kerusakan peralatan Peralatan yang digunakan tidak terawat

dengan

baik.

Sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan proyek,

kontraktor

memeriksa kembali peralatan yang akan digunakan.5 3.6000 Perolehan ijin dari

Pemerintah

Persyaratan yang dilengkapi untuk

perolehan

ijin kurang lengkap, kontraktor yangmengurus bagian perijinan kurang handaldalam mengurus perijinan tersebut.

Meminta kejelasan dari pihak owner tentang

persyaratan

yang dibutuhkan untuk perolehan perijinan.

3.6000 Tidak adanya

kerjasamaantarakontraktordengan owner

Komunikasi yang kurang antar kontraktor

dan

owner.

Perlunya dilakukan rapat koordinasi agar terjalin kerja

sama

antar unsur-unsur proyek yang terkaik dalampelaksanaan pekerjaan.

Page 10: Santje M Iriyanto 2.pdf

6 3.5667 Keterlambatan owner

dalampembuatankeputusan

Kurang jelasnya pembahasan atau

perencanaan

sehingga membuat ownerlambat dala pengambilankeputusan.

Perlunya dilakukan rapat koordinasi guna membahas

tentang

permasalahan proyek, agar dalam pengambilankeputusan oleh owner tidak menagalamiketerlambatan.7 3.5000 Kekurangan tenaga

Kerja

Tidak tersedianya tenaga kerja, kurangnya

tenaga kerja yang terampil.

Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja, kontraktor

utama

memberikan tanggung jawab pekerjaan kepada subkontraktor (pemborong) menjamin ketersediaantenaga kerja.3.5000 Kekurangan tenaga

kerja manajemanterlatih untukmendukungpelaksanaankonstruksi

Perekrutan tenaga kerja yang tidak sesuai

dengan kebutuhan.

Mencari tenaga terampil yang benar-benar mampu

mendukung pelaksaaan konstruksi, dengan caramencari tenaga yang sudah berpengalaman dalambidang konstruksi.

8 3.4667 Produktifitasperalatan

Kemampuan dari operator yang kurang,pengalaman dari operator sehinggaproduktifitas peralatan tidak mencapaimaksimal.

Mencari operator yang bertanggung jawab danmempunyai pengalaman serta kemampuan untukmemaksimalkan produktifitas.

9 3.4333 Keterlambatan

pengiriman bahan

Sulitnya medan untuk mencapai lokasi

proyek

dan tidak mempunyai jadwal pengadaanbahan.

Sebelum melaksanakan proyek disarankan untuk

membuat

jadwal pengadaan bahan agar barangkonstruksi datang sesuai jadwal yang telahdibuat.3.4333 Keterlambatan

pengiriman peralatan

Sulitnya medan untuk mencapai lokasi

proyek

dan tidak mempunyai jadwal mobilisasiperlatan

Kontraktor membuat jadwal mobilisasi peralatan, agar

tidak

terjadi kerterlambatan pengiriman peralatan.

3.4333 Pengaruh hujan pada

aktifitas konstruksi

Pembuatan jadwal kerja yang tidak sesuai

dengan kondisi cuaca daerah setempat.

Sebaiknya membuat jadwal kerja berdasarkan data

cuaca dari

BMG

3.4333 Komunikasi yang

kurang antarowner denganperencana padaperencanaan

Tidak adanya kerja sama antar perencana

dengan owner.

Perlunya dilakukan rapat koordinasi agar terjalin kerja

sama

antar unsur-unsur proyek yang terkaik dalampelaksanaan pekerjaan.

3.4333 Organisasi yang jelek

pada kontraktordan konsultan

Pembagian tugas dan tanggung jawab yang

kurang baik, sehingga pelaksanaanpekerjaan tidak terkontrol.Tenaga kerja yang tidak memiliki keahlianyang dibutuhkan.

Sebainya sebelum memulai perkerjaan kontraktor

dan

konsultan membuat organisasi yang bagus, danmembuat pembagian pekerjaan, agar tiap-tiap orangyang didalam perusahaan mempunyai tanggungjawab masing-masing sesuai dengan kemampuanyang dimilki

10 3.3667 Kekurangan peralatan Sulitnya mobilisasi peralatan ke lokasi

proyek,

sulitnya mendapatkan peralatan.

Sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan kontraktor

membuat daftar pelaratan yang akan digunakan,kemudian meakukan loby kepada supplier yangmampu menyediakan perlatan yang dibutuhkan.

Page 11: Santje M Iriyanto 2.pdf

(1) (2) (3) (4) (5)

3.3667 Kesalahanpenyelidikantanah

Kurang ahlinya tenaga surveyor lapangandalam penelitian tentang struktur tanah,peralatan yang kurang memadai dalampenyelidikan tanah.

Sebaiknya kontraktor yang akan melaksanakanpekerjaan mempunyai tenaga ahli yang berkompeten,dan berkoordinasi dengan orang yang mempunyaiperalatan yang lengkap untuk melkukan penyelidikantana.

3.3667 Konflik antara

kontraktordankonsultan

Komunikasi atau kerjasama antar keduanya

sehingga menyebabkan terhambatnyapelaksanaan pekerjaan.

Perlunya dilakukan rapat koordinasi agar terjalin

kerjasama

antar unsur-unsur proyek yang terkaik dalampelaksanaan pekerjaan.

3.3667 Masalah yang terjadi

selama pelaksanaan

Kurangnya kerjasama dan koordinasi

antara

seluruh komponen yangterlibat dalam pelaksanaanproyek.

Perlunya dilakukan rapat koordinasi untuk

menyelesaikan

masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaanpekerjaan.

11 3.3333 Negosiasi dan

perijinan pada kontrak

Nilai kontrak yang terlalu rendah. Perlunya dilakukan rapat dengan pemilik proyek untuk

membahas tentang nilai kontrak dan insentif bilapekerjaan tersebut diselesaikan tepat waktu.

3.3333 Tidak memenuhi

perencanaanawal proyek

Perubahan struktur tanah pada lokasi

proyek,

pelaksanaan pekerjaan yang tidakmengikutiRKS.

Perlu dilakukan rapat dengan pemilik proyek untuk

mencari

solusi permasalahan tersebut.

12 3.3000 Kesalahanmanajemen peralatan

Tenaga yang tidak ahli dalammanajemen peralatan.

Sebaiknya kontraktor memilki tenaga yang benar-benar ahli dalam manajemen peralatan.

3.3000 Pengaruh keamanan

lingkunganterhadappembangunanproyek

Kurangnya sosialisasi tentang proyek

kepada

warga sekitar, tidak dilibatkannya wargasekitar dalam pelaksanaan pekerjaan.

Sebaiknya kontraktor melakukan sosialisasi kepada

warga

sekitar tentang proye yang akan dilaksanakan,melibatkan warga sekitar dalam prosespelaksanaan pekerjaan.3.3000 Perolehan ijin tenaga

kerja

Tidak lengkapnya peryaratan untuk

pengurusan

ijin tenaga kerja.

Perlunya dilakukan kerjasama antara pemerintah dan

kontraktor pelaksana pekerjaan agar perolehan ijintenaga kerja bisa cepat ditindak lanjuti gunalancarnya penyelesaian.

13 3.2667 Perubahanmaterial padabentuk, fungsidan spesifikasi

Pemakaian material yang tidak sesuaidengan fungsinya.

Sebelum melaksanakan proyek disarankan untukmembuat jadwal pengadaan bahan sertakegunaannya telah dibuat.

14 3.2333 Ketidaktepatan waktu

pemesanan

Tidak memiliki jadwal pengadaan bahan. Membuat jadwal pengadaan bahan.

3.2333 Birokrasi yang

berbelit-belitdalam operasiproyek

Tidak terampilnya tenaga kerja yang diberi

tugas untuk mengurus operasi proyek.

Sebaiknya kontraktor menugaskan tenaga kerja yang

benar-

benar paham dalam operasional proyek.

3.2333 Persiapan jadwal kerja

dan revisi olehkonsultanketikakonstruksisedangberjalan

Tidak sigapnya tenaga kerja yang

ditugaskan

melakukan revisi penjadwalan.

Sebaiknya tenaga kerja ditugaskan untuk melakukan

revisi

jadwal sesuai dengan konstruksi yang sedang berjalan.

Page 12: Santje M Iriyanto 2.pdf

15 3.2000 Kemampuan mandor

atau opertatoryang kurang

Perekrutan mandor atau operator yang

asal-

asalan.

Memilih mandor atau operator yang telah

berpengalaman

melaksanakan pekerjaan konstruksi bila perluyang sudah memiliki sertifikat..

3.2000 Persiapan dan ijin shop

drawing

Belum jelasnya gambar yang

direncanakan.

Sebaiknya sebelum memulai pelakasanaan pekerjaan

dilakukan rapat kordinasi untuk membahas tentangpersiapan dan perijinan shop drawing.

16 3.1667 Keterlambatan

pabrikasikhususbahanbangunan

Lambatnya pemesanan untuk pabrikasi

bahan

konstrusi yang sulit didapatkan.

Membuat jadwal penggunaan bahan agar pabrikasi

dapat

dilakukan sebelum bahan tersebut akan digunakan.

3.1667 Kelangkaan karena

kekhususan

Sulitnya mencari bahan yang langka

(khusus)

karena tidak mempunyaisupplier yang memasokbahan konstrusi.

Membuat daftar bahan yang akan digunakan, agar

mengetahui bahan/barang mana saja yang sulit di cari,sehingga bahan/barang yang sulit di dapatkan di beriprioritas

3.1667 Perbedaan jadwalsub kontraktordalam pelaksanaan

Tidak ada kerjasama dan komunikasiantara sub kontraktor dalam pelaksanaansehingga pelasanaan pekerjaan tidakterkontrol dengan baik.

Sebaiknya melakuakan rapat kordinasi untukmembahas perbedaan jadwal subkontraktor dalampelaksanaan, agar kegiatan didalam proyek dapatterkontrol dengan baik.

17 3.1333 Pengaruh udara panas

padaaktifitaskonstruksi

Pembuatan jadwal yang berdasarkan data

cuaca

dari BMG.

Sebaiknya membuat jadwal kerja berdasarkan data

cuaca dari

BMG

3.1333 Kontrol kontraktor

utama terhadap subkontraktor dalampelaksanaanpekerjaan

Tenaga ahli yang ditugaskan untuk

mengawas

pekerjaan yangdilaksanakan oleh subkontraktor tidak dijalandengan baik.

Kontraktor utama harus menugaskan tenaga yang

benar-

benar melakukan kontrol, agar pekerjaantersebut cepat selesai sesuai dengan jadwalyang telah direncanakan.

18 3.1000 Tidak adanya uang

insentif untukkontraktor, apabilawaktu penyelesaianlebih cepat darijadwal

Kurangnya loby ke pemilik proyek untuk

membicarakan tentang bonus bilapekerjaan yang dilaksanakan lebih cepatdari jadwal yang direncanakan.

Perlu dilakukan pembicaraan antara owner dengan

kontraktor

untuk membahas uang insentif apabila kontraktortersebut dapat menyelesaikan proyek tersebut sesuaijadwal atau lebih cepat dari jadwal yangdirencanakan.

Page 13: Santje M Iriyanto 2.pdf

Tabel 10. Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan Yang Berpengaruh dan Rekomendasinya.

Ranking

NilaiRata-rata

FaktorKeterlam

batan

Penyebab Rekomendasi

(1) (2) (3) (4) (5)

19 3.000 Prosedur pemeriksaandan pengetesandalam proyek

Terlambatnya peralatan dan tenaga yangakandipakai dan ditugaskan untukmelakukan pengetesan.

Sebaiknya disarankan kepada kontraktor apabilamelaksanakan pekerjaan sebaiknya berkoordinasidengan pemerintah khususnya dinas PU yangmemiliki peralatan dan tenaga ahli yang memadaiuntuk melakukan pengetesan.

20 2.9667 Kerusakan bahan ditempat penyimpanan

Gudang penyimpanan yang tidakterlindungi dengan baik, penataan barangdidalam gudang yang kurang baik.

Disarankan kepada kontraktor agar membuat gudangyang terlindungi dengan baik serta terlindungi cuaca.

2.9667 Perselisihan pekerjaanantara bagian-bagian yangberbeda dalamproyek.

Perkelahian antara para pekerja sehinggamenghambat pekerjaan.

Sebaiknya kontraktor membuat aturan yang tegas,apabila terjadi perkelahian dalam proyek langsungdikeluarkan dari proyek.

21 2.9333 Situasi perekonomiannasional (krisismoneter)

Lemahnya nilai Rupiah terhadap dollar,sehingga membuat naiknyaharga bahan bangunan.

Kontraktor harus berkoordinasi dengan pemilikproyek, guna membahas serta mengantisipasi bilapada saat pelaksanaan pekerjaan terjadi perubahanharga bahan dan material.

22 2.9000 Menunggu ijin kontrol Tenaga yang ditugaskan untukmelaksanakan kontrol bekerja kurangmaksimal, sehingga terlambatnyapengontrolan.

Kontraktor harus mempunyai tenaga yang benar-benar ahli dalam mengurus perijinan kontrol.

23 2.8333 Fluktuasi nilai tukarrupiah terhadapdollar.

Lemahnya mata uang rupiahterhadap mata uang asing.

Sebaiknya sebelum memulai pelaksanaanpekerjaan kontraktor sudah harusmemperhitungkan biaya tak terduga untukmengantisipasi bila terjadi perubahan harga bahandan material.

24 2.8000 Masalah geologi dilokasi

Akses menuju tempat pelaksanaanpekerjaan yang kurang memadai.

Sebaiknya sebelum memulai pelaksanaan pekerjaankontraktor harus melakukan survey lokasi untukmengetahui masalah geologi di lokasi.

25 2.6667 Faktor sosial danbudaya

Adanya pembeda social antara pekerjayang satu dengan yang lain serta budayayang dimiliki oleh pekerja dengan wargadaerah sekitar lokasi proyek.

Perlunya dilakukan sosialisasi oleh kontraktorkepada warga sekitar dan kepada para pekerja.

26 2.5667 Kesukuan ataunasionalismeatau kulturtenaga kerja.

Perbedaan bahasa antara tenaga kerja yangdimiliki, tidak saling bekerja sama antaratenaga kerja yang berbeda daerah.

Sebaiknya sebelum memulai pekerjaan kontraktorharus mencari tenaga kerja yang benar-benar siapbekerja sama dengan siapa saja.

2.566 Tanda-tandapengontrolanpraktisi padapekerjaan dalamlokasi proyek

Tenaga kerja yang ditugaskan untukmelakukanpengontrolan kurang berpengalamansehingga terjadi keterlambatan.

Kontraktor harus menugaskan tenaga yang benar-benarpaham terhadap tugas dan tanggug jawab yangdiberikan.

(Sumber : Hasil Analisis Data)

Page 14: Santje M Iriyanto 2.pdf

Dari Tabel 9 dan 10 diatas didapatkan urutan

rangking dari 50 faktor penyebab

keterlambatan. Dari Ke -50 faktor tersebut

didapatkan 39 faktor penyebab utama yang

sangat berpengaruh dalam keterlambatan

penyelesaian proyek yang diurutkan dari

rangking 1 sampai dengan rangking 18 dan

didapatkan juga 11 faktor penyebab yang

berpengaruh dalam keterlambatan penyelesaian

proyek yang diurutkan dari rangking 19 sampai

dengan rangking 26.

E. Penutup

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan

yang telah dilakukan terhadap 30 responden,

maka dapat disimpulkan sebgai berikut:

a. Faktor-faktor penyebab keterlambatan

penyelesaian proyek konstruksi didentifikasi

terdapat 50 faktor keterlambatan yang

dibagi dalam 9 jens faktor penyebab

keterlambatan. Ke-50 faktor tersebut

didapatkan dari hasil wawancara pertama

dengan responden, kemudian disimpulkan

menjadi 50 faktor yang dibagi dalam 9 jenis

faktor keterlambatan.

b. Dari hasil analisis faktor-faktor penyebab

keterlambatan tersebut diatas didapatkan 39

fakor utama yang sangat berpengaruh dalam

penyelesaian proyek konstruksi pada

Kabupaten Jayapura

2. Saran

Berdasarkan hasil analisis yang telah

dilakukan dan kesimpulan, maka dapat

disarankan sebagai berikut :

a. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh

merupakan faktor utama paling

berpengaruh dalam pelaksanaan

konstruksi, tetapi tidak menutup

kemungkinan faktor-faktor yang

dikategorikan berpengaruh tidak

mengakibatkan keterlambatan, maka dari

itu perlu dilakukan penelitian lanjutan

untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh jika faktor-faktor yang masuk

dalam kategori tingkat berpengaruh

terjadi.

b. Dalam penelitian ini objek penelitiandikhususkan pada proyek konstruksi jalandi Kabupaten Jayapura, dengan tidakmemperhitungkan panjang dan lebarjalan. Maka perlu dilakukan penelitianlanjutan yang memperhitungkan panjangserta lebar jalan.

F. Daftar Pustaka

Ervianto, W. I (2002), Manajemen ProyekKonstruksi, Penerbit Andi Yogyakarta,Yogyakarta.

Leonda, Gesti (2008). Studi KeterlambatanPenyelesaian Proyek Konstruksi Pada Tahun2007 di Daerah Belitung. Tugas AkhirUniversitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Project Management Body of Knowledge(PMBOK), Third Edition, 2004

Sjawal, Mansur (2009). Analisa Risiko PadaProyek Konstruksi Jembatan di

Provinsi Papua, Tesis Institut TeknologiSepuluh November, Surabaya. Soeharto,Imam (2001). Manajemen Proyek. Jilid 1.Edisi Kedua. Penerbit Erlangga, Jakarta.Sugiono (2006), Statistik Untuk Penelitian,Penerbit Alfabeta, Bandung.

Soeharto, Imam (2001). Manajemen Proyek.Jilid 2. Edisi Kedua. Penerbit Erlangga,Jakarta.

Zainuddin, Masyhuri, Metodologi PenelitianPendekatan Praktis dan Aplikatif, RefikaAditima.

Page 15: Santje M Iriyanto 2.pdf