sanksi pidana bagi prajurit tni pemakai...

136
SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBA (KAJIAN HUKUM PIDANA ISLAM DAN PUTUSAN PERADILAN MILITER NOMOR 55-K/PM I-02/AD/IV/2017) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh : BURHANUDDIN NIM: 11150450000042 PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M

Upload: others

Post on 23-Jul-2020

6 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBA

(KAJIAN HUKUM PIDANA ISLAM DAN PUTUSAN PERADILAN

MILITER NOMOR 55-K/PM I-02/AD/IV/2017)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

BURHANUDDIN

NIM: 11150450000042

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2020 M

Page 2: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

i

Page 3: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

ii

Page 4: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

iii

Page 5: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

iv

ABSTRAK

Burhanuddin. NIM 11150450000042. SANKSI PIDANA BAGI

PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBA (KAJIAN HUKUM PIDANA ISLAM

DAN PUTUSAN PERADILAN MILITER NOMOR 55-K/PM I-02/AD/IV/2017).

Program Studi Hukum Pidana Islam (Jinayah), Fakultas Syari’ah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1441 H / 2019 M.

Skripsi ini bertujuan untuk memaparkan mengenai apa saja yang menjadi

faktor pemicu seorang prajurit TNI melakukan tindak pidana penyalahgunaan

narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba jenis sabu-sabu

dengan cara mengkonsumsinya secara langsung. Dalam penelitian ini, penulis juga

menjelaskan pengaturan sanksi pidana bagi prajurit TNI pemakai narkoba dari segi

Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam, yang kemudian materi tersebut

penulis jadikan acuan untuk menganalisis putusan hakim terhadap Terdakwa

Muliady sebagai salah satu prajurit TNI yang telah menyalahgunakan narkoba

jenis sabu-sabu pada Pengadilan Militer Medan untuk menentukan sanksi yang

tepat untuk diterapkan.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis normatif, normatif

pragmatis, dan library research, dengan melakukan pengkajian terhadap peraturan

perundang-undangan, buku-buku, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan

objek kajian. Setelah data diperoleh, penulis menganalisis secara kualitatif data

yang diperoleh terhadap objek kajian (Putusan Nomor 55-K/PM I-

02/AD/IV/2017).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pemicu utama Terdakwa

Muliady mengkonsumsi narkoba jenis sabu-sabu yaitu dari faktor dari diri sendiri,

Terdakwa di nilai memiliki kepribadian mental yang lemah. Selain itu, faktor

lingkungan dalam hal ini juga menjadi faktor utama, karena Terdakwa memiliki

pergaulan yang buruk, yang telah mengajaknya untuk mengkonsumsi narkoba

jenis sabu-sabu. Kemudian dalam hal penjatuhan sanksi yang dijatuhkan oleh

Majelis Hakim Militer, seharusnya Terdakwa Muliady dapat dijatuhkan sanksi

yang lebih berat lagi dari putusan yang ada sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, karena mengingat bahwa Terdakwa Muliady merupakan

seorang prajurit TNI yang seharusnya menjadi tauladan bagi masyarakat, dan juga

menjadi pelopor utama negara dalam memerangi segala macam kejahatan narkoba.

Kata Kunci : Sanksi Pidana, Prajurit TNI, Penyalahgunaan Narkoba.

Pembimbing I : Prof. Dr. H. Yunasril Ali, M.A.

Pembimbing II : Dr. Asmawi, M.Ag.

Daftar Pustaka : 1981 s.d. 2019

Page 6: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

v

KATA PENGANTAR

الرمحن الرحميبسم الل

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan

rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa Umat Islam dari zaman kebodohan,

hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Dengan selesainya skripsi ini yang berjudul “SANKSI PIDANA BAGI

PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBA (KAJIAN HUKUM PIDANA

ISLAM DAN PUTUSAN PERADILAN MILITER NOMOR 55-K/PM I-

02/AD/IV/2017)”, yang disusun sebagai salah satu syarat akademis untuk

menyelesaikan program Strata Satu (S1) di Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis berharap skripsi ini

dapat memberikan manfaat keilmuan khususnya di Fakultas Syari’ah dan Hukum

Program Studi Hukum Pidana Islam (Jinayah). Karya ini tidaklah dapat

terselesaikan tanpa adanya dukungan dari kawan-kawan serta pihak-pihak yang

terkait dalam memberikan dukungan dan memberikan sumbangsih ide serta waktu

untuk berdiskusi dengan penulis. Oleh karena itu, penulis merasa sangat perlu

untuk mengucapkan terima kasih sebagai bentuk penghargaan kepada :

1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi, S.Ag, S.H, M.H, M.A, selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Qosim Arsadani, M.A., selaku Ketua Prodi Hukum Pidana Islam

yang selalu berkenan meluangkan waktu dan mencurahkan segala

perhatiannya untuk memberikan pencerahan serta pengarahan yang

begitu baik bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Mohammad Mujibur Rohman, M.A, selaku Sekretaris Prodi

Hukum Pidana Islam, yang telah banyak membantu penulis

menyelesaikan penulisan skripsi ini, menjadi tempat untuk bercerita

Page 7: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

vi

jika terdapat kendala selama penulisan skripsi ini, juga banyak

membantu dalam hal mengurus administrasi yang penulis butuhkan.

4. Ketua Prodi Hukum Pidana Islam periode tahun 2015-2019 yakni

Bapak Dr. H. M. Nurul Irfan, M.Ag., yang selama kepemimpinannya

merupakan pribadi yang baik, tegas dan humoris kepada penulis.

5. Sekretaris Prodi Hukum Pidana Islam periode tahun 2015-2018 yakni

Bapak Nurohim Yunus, L.LM., yang merupakan pribadi yang baik, dan

selama masa pengabdiannya senantiasa membantu dan memberikan

solusi kepada penulis.

6. Pimpinan dan staf karyawan Perpustakaan Umum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas untuk

mengadakan studi kepustakaan berupa buku-buku ataupun lainnya,

sehingga penulis memperoleh informasi yang dibutuhkan.

7. Bapak Prof. Dr. H. Yunasril Ali, M.A. dan Dr. Asmawi, M.Ag., selaku

dosen pembimbing yang senantiasa sabar, peduli, dan selalu

memberikan pengarahan yang begitu baik bagi penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Ibu Dr. Isnawati Rais, M.A., selaku dosen Penasihat Akademik yang

dalam hal ini selalu memberikan arahan dan motivasi demi

terselesainya skripsi ini.

9. Seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak mencurahkan ilmu

pengetahuan kepada penulis selama menjalani masa pendidikan

berlangsung.

10. Kedua orang tua penulis, Ayahanda tercinta Bapak (Alm) H. Abdillah

Wasjud dan Ibunda tercinta Ibu Sapuro, yang selalu memberikan

dukungan, semangat, nasihat, dan doa yang tiada henti-hentinya selama

penulis menempuh kuliah Strata 1 (S1). Semoga diberikan umur yang

panjang dan kesehatan selalu oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.

Page 8: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

vii

11. Siti Suhhailah, sebagai kakak penulis yang dalam hal ini banyak

membantu dan memberikan solusi kepada penulis hingga skripsi ini

dapat diselesaikan.

12. Maulana Hasanuddin, selaku om penulis yang dalam hal ini tidak henti-

hentinya memberikan arahan dan nasihat kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan studi kuliah Strata 1 (S1).

13. Kawan-kawan Hukum Pidana Islam Angkatan 2015, yang selama di

bangku perkuliahan selalu mengajarkan arti sebuah pertemanan, yang

selalu ada di saat suka, duka, ceria, tawa, dan bahagia kepada penulis.

Terimakasih atas kebersamaan dan waktu yang telah kita alami

bersama, semoga kelak kita dipertemukan kembali sebagai orang yang

sukses di berbagai posisi.

14. Sahabat seperjuangan NANO-NANO CREW (NNC), Sahabat (Ali

Maksum Asngari, Muhammad Galih Prakoso, Riyadhul Fikri,

Muhammad Nur Oktapian, Awaludin Fikri, Muhammad Rifqi Adjomi,

Muhammad Aldi Fayed S. Arief, Hasin Abdullah, Muhammad Anggi

Prabowo, Adam Ridho Muzakki, Kaharudin Aldian Saputra dan Rifqi

Faris) yang dalam hal ini telah memberikan arti sebuah persahabatan.

Suka, duka, dan tertawa bersama sudah menjadi hal yang rutin untuk

dilakukan, dan menjadi sebuah penghibur dikala penat melanda penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih sahabat atas dukungan,

motivasi, dan nasihat yang selama ini telah dicurahkan, semoga kita

dapat dipertemukan kembali sebagai orang yang sukses dengan

pekerjaan yang ditekuni.

15. Seluruh anggota organisasi penulis, yakni Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia Komisariat Fakultas Syariah dan Hukum (PMII

KOMFAKSYAHUM), yang telah banyak memberikan sebuah proses

dan pengalaman dalam keorganisasian kepada penulis.

16. Seluruh anggota Kuliah Kerja Nyata penulis, yakni kawan-kawan KKN

MENARA 009, yang telah memberikan dukungan dan semangat

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

viii

17. Seluruh pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

yang turut membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

Akhirnya tiada untaian kata yang berharga selain ucapan

Alhamdulillahirabbil ‘Alamiin dan Terima Kasih yang sebesar-besarnya. Besar

harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi

pembaca pada umumnya, Aamiin yaa Rabbal ’aalamiin...

Jakarta, 22 Desember 2019 M

25 Rabi’ul Akhir 1441 H

Burhanuddin

Page 10: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah ..................... 4

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ....................................................... 7

F. Metode Penelitian...................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan ............................................................... 11

BAB II: SISTEM PEMIDANAAN DALAM HUKUM PIDANA ISLAM....... 13

A. Kerangka Konsep dan Teori...................................................... 13

B. Tindak Pidana (Jarimah) Menurut Hukum Pidana Islam ......... 19

1. Pengertian Jarimah ............................................................. 19

2. Dasar Hukum Jarimah ........................................................ 20

3. Unsur-unsur Jarimah .......................................................... 22

4. Bentuk-bentuk Jarimah ....................................................... 23

C. Hukuman (Uqubah) Menurut Hukum Pidana Islam ................. 24

1. Pengertian Uqubah .............................................................. 24

2. Dasar Hukum Uqubah......................................................... 25

3. Syarat-syarat Uqubah .......................................................... 26

4. Macam-macam Uqubah ...................................................... 27

5. Tujuan Uqubah ................................................................... 30

D. Konsep Uqubah Syurb al-Khamr (Meminum Minuman Keras) ........ 31

Page 11: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

x

BAB III: PENGATURAN SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI

PEMAKAI NARKOBA MENURUT HUKUM PIDANA

POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM................................ 35

A. Tindak Pidana Dan Tentara Nasional Indonesia (TNI)............. 35

1. Pengertian Tindak Pidana ................................................... 35

2. Unsur-unsur Tindak Pidana................................................. 36

3. Pengertian TNI .................................................................... 37

4. Fungsi TNI .......................................................................... 39

5. Tugas Pokok TNI ................................................................ 39

B. Pengaturan Tindak Pidana Militer Dan Sanksi Pidana Yang

Terdapat Dalam Hukum Pidana Militer Indonesia ................... 40

1. Pengertian dan Jenis-jenis Tindak Pidana Militer ............... 40

2. Ketentuan Hukum Pidana Militer ....................................... 42

3. Ketentuan Sanksi Pidana Militer Dalam Hukum Pidana

Militer .................................................................................. 43

C. Pengertian Penyalahgunaan Narkoba Dalam Undang-Undang ........ 45

1. Pengertian Narkoba ............................................................. 45

2. Jenis-jenis Narkoba ............................................................. 47

3. Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba............................ 51

D. Pandangan Hukum Islam Mengenai Sanksi Pemakai Narkoba ........ 58

1. Definisi Narkoba Dalam Islam............................................ 58

2. Konsep Dasar Status Keharaman Narkoba Dalam Islam .... 61

3. Pandangan Ulama Dalam Mengharamkan Narkoba ........... 73

4. Sanksi Pidana Pemakai Narkoba Menurut Hukum Pidana

Islam .................................................................................... 75

BAB IV: ANALISIS PUTUSAN PERADILAN TENTANG

PENYALAHGUNAAN NARKOBA OLEH PRAJURIT TNI.......... 83

A. Tinjauan Tentang Susunan Pengadilan Dan Proses Penyelesaian

Perkara Dalam Lingkungan Peradilan Militer .......................... 83

1. Susunan Pengadilan Dalam Lingkungan Peradilan

Page 12: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

xi

Militer .................................................................................. 83

2. Proses Penyelesaian Perkara Dalam Lingkungan

Peradilan Militer.................................................................. 84

B. Penerapan Hukum Pidana Materiil Terhadap Tindak Pidana

Penyalahgunaan Narkoba Oleh Anggota TNI Berdasarkan

Putusan Pengadilan Militer I-02 Medan Nomor

55-K/PM I-02/AD/IV/2017 ....................................................... 87

1. Posisi Kasus ........................................................................ 87

2. Tuntutan Hukum Oditur Militer .......................................... 89

3. Amar Putusan Pengadilan Militer I-02 Medan ................... 90

C. Analisis Putusan Menurut Hukum Pidana Positif Dan Hukum

Pidana Islam .............................................................................. 91

BAB V: PENUTUP.................................................................................... 100

A. Kesimpulan ............................................................................. 100

B. Rekomendasi ........................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 103

Page 13: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. Hal ini

ditegaskan dalam pernyataan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (3) yang

menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Membicarakan

hukum pidana berarti tidak terlepas dari permasalahan pokok dalam hukum pidana

itu sendiri. “Hukum pidana apabila dipandang secara objektif, di dalamnya ada

tiga permasalahan pokok, yaitu: (1) Perbuatan yang dilarang; (2) Seseorang atau

perusahaan (korporasi) yang melakukan perbuatan yang dilarang itu; (3) Pidana

yang diancamkan dan dikenakan kepada seseorang atau perusahaan (korporasi)

yang melanggar larangan itu.1

Barda Nawawi Arief mengatakan bahwa “hukum pidana, sebagai objek

ilmu hukum pidana, pada dasarnya lebih merupakan objek yang abstrak”.2 Objek

hukum pidana yang lebih konkrit, sama dengan ilmu hukum pada umumnya, ialah

tingkah laku (perbuatan) manusia dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Hanya

saja yang menjadi objeknya ialah perbuatan manusia yang termasuk di dalam

ruang lingkup sasaran (adressat) dari hukum pidana itu sendiri, perbuatan dari

warga masyarakat pada umumnya maupun perbuatan dari penguasa / aparat

penegak hukum.

Dalam hal penegakan hukum di bidang pidana haruslah benar-benar

diperhatikan, sebab seringkali muncul adanya kejahatan-kejahatan baru yang

dahulu belum di atur di dalam undang-undang, seperti kejahatan kartu kredit,

kejahatan dunia maya, yang pada tahun 2008 barulah di buat undang-undang yang

mengakomodir semua bentuk kejahatan dunia maya, yakni Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008. Yang kemudian diperbarui menjadi Undang-Undang

1Sudaryono dan Natangsa Surbakti, Hukum Pidana, (Surakarta: Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2005), hlm. 5. 2Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Pengembangan Ilmu Hukum Pidana

(Menyongsong Generasi Baru Hukum Pidana Indonesia), Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu

Hukum Pidana Fakultas Hukum UNDIP, (Semarang, 25 Juni 1994), hlm. 3 dst.

Page 14: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

2

Nomor 19 Tahun 2016. Bahkan untuk kejahatan-kejahatan yang telah di atur

dalam perundang-undangan pun sering mengalami perkembangan, seperti

kejahatan (tindak pidana) di bidang narkotika dan obat-obatan terlarang, seperti

dulu hanya dikenal yang namanya candu, tetapi dalam perkembangannya sekarang

muncul seperti heroin, morfin dan belum lagi hasil dengan bahan kimia yang

menghasilkan bahan seperti sabu-sabu (amphetamine) dan lain sebagainya (yang

tergolong psikotropika).

Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, maka semakin banyak pula

fenomena-fenomena ataupun masalah-masalah yang akan di hadapi di dunia ini.

Permasalahan dalam bidang ekonomi, sosial, kesehatan, dan lain sebagainya. Salah

satunya yang akan saya bahas yakni berkaitan dengan masalah kesehatan, yakni

suatu barang yang dapat bermanfaat bagi tubuh kita jika memang kita

mengkonsumsi nya secara benar dan sesuai ukuran, atau bahkan sebaliknya yakni

bisa menimbulkan suatu kemudharatan bagi yang mengkonsumsinya secara

berlebihan tanpa memperhatikan dosis dan efek yang akan di timbulkan nantinya.

Pada dasarnya, Narkoba hanya diperbolehkan digunakan dalam dunia

kesehatan yakni berguna untuk beberapa pengobatan. Apalagi di zaman yang

modern seperti ini, Narkoba juga dapat dimanfaatkan sebagai alat pembiusan bagi

seorang dokter kepada pasiennya yang akan melakukan proses operasi. Akan

tetapi, akhir-akhir ini kasus yang berhubungan dengan zat yang bermanfaat

tersebut berubah menjadi suatu zat atau barang yang menimbulkan kemudharatan

dan menimbulkan efek yang sangat berbahaya bagi penggunanya.

Hal ini disebabkan karena banyak sekali orang-orang yang mengkonsumsi

Narkoba dalam jumlah yang tidak terbatas tanpa memikirkan efek yang akan di

timbulkan nantinya. Bahkan sudah banyak sekali orang-orang yang mengalami

ketergantungan akibat seringnya mengkonsumsi barang tersebut. Penelitian ini

berawal dari kegelisahan akademik penulis tentang maraknya kasus tindak pidana

yang berkaitan dengan bermacam-macamnya penyalahgunaan obat-obatan yang

beberapa tahun ini sangat banyak sekali kasusnya.

Page 15: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

3

Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga tidak terlepas dari godaan

narkoba. Saat ini di Indonesia pelaku penyalahgunaan narkoba hampir semua

kalangan. Mulai dari artis, Anggota Dewan, pegawai negeri sipil, pilot,

mahasiswa, pelajar, polisi hingga anggota TNI terjerat kasus narkoba. Tentunya

hal tersebut menjadi perhatian kita semua bahwa bahaya narkoba telah masuk ke

sendi-sendi anak bangsa.

Padahal telah kita ketahui bahwasanya para prajurit TNI merupakan suatu

elemen terpenting di dalam sistem keamanan dan pertahanan pada suatu negara.

Banyaknya kasus pidana yang terjadi pada seorang militer merupakan suatu tugas

untuk para penegak hukum agar penegakan hukum di bidang Hukum Militer

semakin dimaksimalkan. Karena dirasa seorang militer adalah alat pertahanan

negara, dimana militer yang seharusnya menjaga ketentraman dan keamanan

negara berdasarkan dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 Tentang Tentara

Nasional Indonesia, malah berbuat suatu tindakan yang bertentangan dengan

hukum.3

Tentara Nasional Indonesia merupakan bagian dari masyarakat umum yang

dipersiapkan secara khusus untuk melaksanakan tugas dan pembelaan negara.

Selain itu TNI dibatasi oleh undang-undang dan peraturan militer sehingga semua

perbuatan yang dijalani harus berdasarkan pada landasan undang-undang dan

peraturan yang berlaku. Untuk dapat melaksanakan tugas dan kewajiban yang

amat berat dan khusus maka TNI di didik dan di latih untuk mematuhi perintah-

perintah atau putusan dan melaksanakannya dengan tepat dan berdaya guna.4

Telah banyak pula beberapa penelitian ilmiah mulai dari skripsi hingga

tesis yang membahas tentang beberapa prajurit TNI yang telah terjerumus ke

dalam tindak pidana penyalahgunaan narkoba. Akan tetapi, dari sekian banyak

hasil penelitian tersebut ternyata masih hanya membahas sebatas sanksi yang

3 Suhadi, Pembahasan Perkembangan Pembangunan Hukum Nasional Tentang Militer

dan Bela Negara, Badan Pembinaan Hukum Nasional Tentang Hukum Militer dan Bela Negara,

(Jakarta, 1996), hlm. 2. 4 Suhadi, Pembahasan Perkembangan Pembangunan Hukum Nasional Tentang Militer

dan Bela Negara, Badan Pembinaan Hukum Nasional Tentang Hukum Militer dan Bela Negara,

(Jakarta, 1996), hlm. 4.

Page 16: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

4

dijatuhkan dari segi Hukum Positif nya saja. Padahal telah kita ketahui jauh

sebelum Hukum Positif diberlakukan di dunia, maka telah ada ketentuan Hukum

Islam yang datangnya dari Allah SWT yang lebih jauh telah mengakomodir

berbagai permasalahan pada masanya.

Pada penelitian kali ini, penulis akan mengangkat sebuah kasus

penyalahgunaan narkoba yang pelakunya salah satu prajurit TNI bernama

Muliady, yang mana perkaranya sudah tercantum di dalam Putusan Pengadilan

Militer Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017. Terdakwa merupakan seorang prajurit

TNI berpangkat Serda dan menjabat Babinsa Ramil 04/Labuhan Bilik di Asmil

Kodim 0209/LB di daerah yang bernama Rantauprapat, Medan, Sumatera Utara.

Terdakwa menyalahgunakan narkoba jenis sabu-sabu dengan cara dihisap

menggunakan alat dari pipa kaca dan botol bekas.

Oleh karena itu, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian

dalam konteks yang sama yaitu penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh

prajurit TNI. Namun disini penulis mencoba untuk menyajikan pembahasan yang

agak berbeda dari beberapa penelitian sebelumnya, yaitu penulis mencoba untuk

menambahkan sanksi pidana yang dijatuhkan dari segi Hukum Pidana Islam. Dan

dengan adanya penelitian ini saya berharap agar para penguasa ataupun hakim

nantinya dapat membandingkan dan menyetarakan sanksi yang akan dijatuhkan

kepada para pelaku, baik dari segi Hukum Positif nya maupun segi Hukum Islam

nya.

Maka berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian skripsi yang berjudul “SANKSI PIDANA BAGI

PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBA (Kajian Hukum Pidana Islam Dan

Putusan Peradilan Militer Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017)”.

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Masalah perbedaan pemberian hukuman terhadap pemakai Narkoba itu

terjadi karena sanksi yang dijatuhkan kepada pelaku bertumpu pada jenis-jenis

Page 17: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

5

golongan Narkoba yang mereka konsumsi ataupun disalahgunakan. Oleh sebab

itu akan dikumpulkan alternatif-alternatif penyebab dari masalah tersebut yang

nantinya akan di teliti sesuai dengan batasan kemampuan peneliti. Masalah

yang dapat diidentifikasi penulis adalah sebagai berikut :

1. Pada penelitian kali ini, masalah yang menjadi penyebab salah

seorang prajurit TNI yang telah menyalahgunakan narkoba yaitu

karena faktor kepribadian pelaku dan juga faktor pergaulan yang

tidak baik.

2. Penulis menilai sanksi yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim

terhadap Terdakwa masih terbilang ringan.

3. Kurangnya perhatian dari pihak keluarga pelaku yang seharusnya

selalu mengingatkan Terdakwa agar selalu menjauhi semua bentuk

penyalahgunaan narkoba. Dan juga kurangnya ketegasan dari pihak

atasan si pelaku di lingkup TNI.

4. Terdapat pertimbangan hakim yang tidak komprehensif dalam

memutuskan sanksi pidana penyalahgunaan narkotika di dalam

putusan Pengadilan Militer Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017.

2. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis hanya akan memfokuskan terhadap

pertimbangan hakim yang tidak komprehensif, dan juga penjatuhan sanksi oleh

Majelis Hakim yang penulis nilai masih terbilang ringan dalam putusan

Pengadilan Militer Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017 menurut ketentuan

Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi dan Pembatasan yang telah di tulis di atas,

maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut :

1. Mengapa terjadi pertimbangan hakim yang tidak komprehensif

dalam menjatuhkan sanksi terhadap prajurit TNI pemakai narkoba

berdasarkan putusan Peradilan Militer Nomor 55-K/PM I-

Page 18: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

6

02/AD/IV/2017 menurut Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana

Islam ?

Kemudian rumusan masalah tersebut penulis buat dalam bentuk

Pertanyaan Penelitian sebagai berikut :

1. Mengapa terjadi pertimbangan hakim yang tidak komprehensif

terhadap putusan Pengadilan Militer Nomor 55-K/PM I-

02/AD/IV/2017 ?

2. Mengapa sanksi yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim terhadap

Terdakwa masih terbilang ringan ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penyebab pertimbangan hakim yang tidak

komprehensif terhadap putusan Pengadilan Militer Nomor 55-K/PM I-

02/AD/IV/2017.

2. Untuk mengetahui penjatuhan sanksi yang tepat yang akan dijatuhkan

terhadap Terdakwa menurut ketentuan Hukum Pidana Positif dan

Hukum Pidana Islam.

D. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini dapat digunakan dan bermanfaat dalam

penegakan hukum, sehingga memberikan kemanfaatan dan keadilan bagi

masyarakat, antara lain :

1. Manfaat Teoritis :

a. Untuk menambah khazanah perpustakaan.

b. Memberikan suatu karya ilmiah yang bermanfaat bagi civitas

akademika Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif

Hidayatullah Jakarta secara khusus dan masyarakat secara

umum.

c. Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

pengembangan hukum khususnya yang berhubungan dengan

Page 19: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

7

pertanggungjawaban pemidanaan penyalahgunaan narkoba di

Indonesia.

d. Untuk menjadi acuan bagi para mahasiswa dalam melakukan

penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis :

a. Memberikan kegunaan bagi para praktisi-praktisi hukum dalam

menentukan hukuman bagi pelaku penyalahgunaan narkoba.

b. Agar pemerintah dapat terus memerangi segala bentuk

kejahatan narkotika di negera Indonesia ini.

c. Agar masyarakat juga dapat berperan aktif dalam mencegah

maraknya kejahatan yang berkaitan dengan penyalahgunaan

narkoba.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Pada penelitian ini, penulis melakukan analisis pada kajian terdahulu

seperti skripsi, tesis, dan juga jurnal-jurnal hukum yang didalam nya mencakup

materi yang akan dibahas yang kemudian penulis jadikan sebagai bahan

pertimbangan dan perbandingan dalam penelitian ini. Adapun kajian terdahulu

yang menjadi acuan antara lain :

Tari Mujoko, dalam tesis nya yang berjudul “Analisis Penegakan

HukumTerhadap Anggota TNI – Angkatan Darat Yang Terlibat Dalam Tindak

Pidana Narkotika (Studi Kasus di Wilayah Hukum Denpom I/1 Pematangsiantar)”,

berkesimpulan bahwa seorang anggota militer yang telah menyalahgunakan

narkoba tidak bisa terlepas dari berbagai faktor-faktor yang dapat dianggap

sebagai pemicu utama, seperti faktor sosial, ekonomi, dan sebagainya.5

Tumbur Palti D. Hutapea, dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan

Rehabilitasi Medis Dan Sosial Bagi Prajurit TNI Dalam Putusan Pengadilan”,

berkesimpulan bahwa konsep dari rehabilitasi, baik itu medis maupun sosial

5 Tari Mujoko, Tesis: Analisis Penegakan HukumTerhadap Anggota TNI – Angkatan

Darat Yang Terlibat Dalam Tindak Pidana Narkotika (Studi Kasus di Wilayah Hukum Denpom I/1

Pematangsiantar), (Medan: Universitas Medan Area, 2014).

Page 20: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

8

haruslah melewati beberapa proses terlebih dahulu yaitu, penyusunan regulasi

khusus agar penetapan rehabilitasi medis maupun sosial dapat diterapkan kepada

para anggota TNI yang terlibat dalam penyalahgunaan narkotika.6

Fransiska Novita Eleanora, dalam penelitiannya yang berjudul “Bahaya

Penyalahgunaan Narkoba Serta Usaha Pencegahan Dan Penanggulangannya”,

berkesimpulan bahwa pencegahan dan penanggulangan narkoba merupakan usaha-

usaha yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat luas, agar dapat

mewujudkan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya, khususnya dibidang

pengobatan dan pelayanan kesehatan, serta perlu adanya pengawasan yang ketat

dalam penggunaan suatu obat-obatan agar tidak bertentangan dengan ketentuan

undang-undang yang berlaku.7

Rustam, dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Yuridis Penerapan

Sanksi Dari Instansi Kepolisian Terhadap Anggota Kepolisian Yang

Menyalahgunakan Narkotika”, berkesimpulan bahwa jika seorang anggota

kepolisian melakukan penyalahgunaan narkotika maka terdapat alternatif beberapa

sanksi yang dapat dijatuhkan, antara lain seperti: 1). Dijerat dengan Peraturan

Kepolisian, 2). Dibawa ke sidang profesi atau sidang disiplin dimana dalam hal ini

ancaman hukuman dijatuhkan sesuai dengan hasil keputusan sidang, 3).

Pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH). Jika oknum tersebut dijatuhkan

hukuman oleh Hakim dengan hukuman 5 (tahun) penjara atau lebih maka oknum

tersebut dapat dipecat dari instansi tetapi jika hukuman yang dijatuhkan kurang

dari 5 (lima) tahun maka oknum tersebut dapat dipertimbangkan lagi oleh instansi,

dan 4). Penurunan pangkat.8

Aditia Purnama Tarigan, dalam penelitiannya yang berjudul “Kajian

Hukum Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Oleh Anggota Militer Menurut

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009”, berkesimpulan bahwa seorang anggota

6 Tumbur Palti D. Hutapea, Penerapan Rehabilitasi Medis Dan Sosial Bagi Prajurit TNI

Dalam Putusan Pengadilan. Jurnal Hukum dan Peradilan. Vol. 7 No. 1, Maret 2018. 7 Fransiska Novita Eleanora, Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Serta Usaha Pencegahan

Dan Penanggulangannya. Jurnal Hukum. Vol XXV. No. 1, April 2011. 8 Rustam, Analisis Yuridis Penerapan Sanksi Dari Instansi Kepolisian Terhadap Anggota

Kepolisian Yang Menyalahgunakan Narkotika. Jurnal PETITA. Vol. 3. No. 2, Desember 2016.

Page 21: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

9

militer yang terbukti telah menyalahgunakan narkotika maka dapat diberhentikan

dari pekerjaannya secara tidak hormat. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 dan telah diatur pula dengan ketentuan

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang kedisiplinan para anggota TNI.9

Berdasarkan acuan dari beberapa bahan penelitian yang telah dikemukakan

di atas, disini penulis mencoba untuk membandingkan dan menambahkan. Penulis

mencoba membandingkan dari beberapa alternatif sanksi yang dapat dijatuhkan

terhadap para prajurit TNI yang menyalahgunakan narkoba, dan disisi lain penulis

juga menambahkan dari aspek sanksi Hukum Pidana Islam nya yang kebanyakan

dari beberapa penelitian diatas belum ada yang membahasnya.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian yuridis

normatif, normatif pragmatis, yaitu metode atau cara yang digunakan dalam

penelitian bahan pustaka yang ada dan sumber datanya melalui penelitian buku

yang relevan dengan persoalan pertanggungjawaban pidana dalam kasus tindak

pidana penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh prajurit TNI. Norma-

norma, kaidah-kaidah, atau asas-asas dalam prinsip yang terkandung dalam

perudang-undangan, landasan filosofi dan sosiologis dan yuridis. Dengan

demikian, penulis mencoba mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber

pustaka atau bacaan-bacaan yang kemudian penulis paparkan dan jelaskan.10

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif. Yaitu penelitian yang menghasilkan kesimpulan berupa data yang

menggambarkan secara rinci, bukan data yang berupa angka-angka. Hal ini

karena pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

9 Aditia Purnama Tarigan, Kajian Hukum Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Oleh

Anggota Militer Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009. Jurnal Lex Crimen. Vol. VI. No.

3, Mei 2017. 10 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan

Singkat, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 13.

Page 22: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

10

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati.11

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah studi

dokumenter, yaitu penulis mencari dan mengumpulkan beberapa bahan dan

sumber bacaan, baik itu di perpustakaan ataupun di dalam jurnal ilmiah yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian. Pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah menelaah terhadap bahan pustaka yang bersifat:

a. Data primer: yaitu sumber data yang menjadi rujukan utama

penelitian ini adalah Al-Qur’an, Hadits, Kitab-kitab Fiqh Jinayah,

putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, Undang-

Undang Nomor 35 Tahun 2009 (tentang Narkotika), Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana Militer, Undang-Undang Nomor 31 Tahun

1997 (tentang Sistem Peradilan Militer), dan Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana.

b. Data sekunder: yaitu juga digunakan sumber-sumber berupa aturan

hukum Islam dan hukum positif, serta karya-karya hukum yang

berkenaan dengan tindak pidana penyalahgunaan narkoba yang

dilakukan oleh prajurit TNI. Dan terdapat juga buku-buku, jurnal,

karya tulis ilmiah atau artikel yang berkaitan dengan judul

penelitian.

4. Analisis Data

Pada penelitian ini, analisis data yang penulis gunakan yaitu analisis

deskriptif kualitatif, dimana peneliti selain mengolah dan menyajikan data,

juga melakukan analisis data kualitatifnya.12 Penulis melakukan penelitian

secara deskriptif mengenai sumber-sumber bacaan yang berkaitan dengan

11 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2008), hlm. 4. 12 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2003), hlm. 125.

Page 23: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

11

penyalahgunaan narkoba dan kemudian mencoba untuk menganalisisnya. Data

yang digunakan yaitu data-data yang memuat teori dan penjelasan.

Hal ini dimaksudkan agar dapat mensinergikan antara beberapa data

yang telah didapatkan dengan berbagai literatur maupun data-data lain yang

telah dipersiapkan.

5. Teknik Penulisan

Penyusunan penelitian ini akan menggunakan metode penelitian yang

merujuk kepada Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

terbit 2017.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, yang pada masing-masing bab

tersebut mempunyai sub-sub bab. Secara sistematis bab-bab tersebut terdiri dari :

Bab I, yaitu merupakan bagian yang mencakup mengenai struktur

penulisan penelitian, yang di dalamnya terdapat latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan kajian terdahulu, kerangka teori dan konseptual, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II, yaitu membahas mengenai studi pustaka yang menjelaskan

mengenai sistem pemidanaan dalam Hukum Pidana Islam, yang mencakup definisi

dari Hukum Pidana Islam (Fiqh Jinayah), definisi jarimah beserta macam-

macamnya, serta konsep uqubah di dalam Hukum Pidana Islam.

Bab III, yaitu menguraikan mengenai pengaturan sanksi pidana bagi

anggota TNI menurut Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam.

Bab IV, yaitu memaparkan mengenai susunan yang ada di pengadilan

militer dan juga proses penyelesaian perkara di lingkungan peradilan militer,

menganalisis putusan hakim Nomor 55-K/PM I 02/AD/IV/2017, serta

Page 24: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

12

menjabarkan pertimbangan hakim dan analisis menurut Hukum Pidana Positif dan

Hukum Pidana Islam.

Bab V, yaitu merupakan bab penutup yang berisi mengenai kesimpulan

dari seluruh pembahasan materi yang telah diuraikan di dalam bab-bab

sebelumnya dan juga terdapat beberapa rekomendasi yang sekiranya penulis perlu

sampaikan.

Page 25: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

13

BAB II

SISTEM PEMIDANAAN DALAM HUKUM PIDANA ISLAM

A. Kerangka Konseptual dan Teori

Kerangka konsep adalah hubungan antara konsep yang di bangun

berdasarkan hasil-hasil studi empiris terdahulu sebagai pedoman dalam melakukan

penelitian.1

Adapun mengenai kerangka konsep yang akan penulis gunakan pada

penelitian ini mencakup :

1. Sanksi; yaitu suatu langkah hukuman yang dijatuhkan oleh negara atau

kelompok tertentu karena terjadi pelanggaran atau kejahatan yang

dilakukan oleh seseorang atau kelompok.

2. Pidana; yaitu suatu penderitaan yang oleh undang-undang pidana telah

dikaitkan dengan pelanggaran terhadap suatu norma, yang dengan suatu

putusan hakim telah dijatuhkan bagi seseorang yang bersalah.

3. Prajurit; yaitu warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan

yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan di angkat

oleh pejabat yang berwenang untuk mengabdikan diri dalam dinas

keprajuritan.

4. TNI (Tentara Nasional Indonesia); yaitu nama sebuah angkatan perang

dari negara Indonesia.

5. Pemakai Narkoba; yaitu orang yang menggunakan zat atau obat yang

berasal dari tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan

ketergantungan.

6. Putusan Peradilan; yaitu pernyataan hakim yang diucapkan dalam

sidang terbuka yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas

1 Kusumayati, Materi Ajar Metodologi Penelitian. Kerangka Teori, Kerangka Konsep dan

Hipotesis, (Depok: Universitas Indonesia, 2009), hlm. 15.

Page 26: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

14

dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang di atur

dalam undang-undang.

Dalam membahas permasalahan penelitian didasarkan pada kerangka

teoritik yang merupakan landasan teoritis, dan landasan ini adalah upaya untuk

mengidentifikasi teori hukum umum/khusus, konsep-konsep hukum, azas-azas

hukum dan lain-lain yang akan dipakai sebagai landasan untuk membahas

permasalahan penelitian.2 Kerangka teori adalah berupa uraian tentang dasar teori

atau model yang digunakan sebagai acuan penelitian.

Sebagai suatu kegiatan ilmiah, maka dalam suatu penelitian diperlukan

teori yang berupa asumsi, konsep, definisi dana proposisi untuk menerangkan

suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar

konsep.3 Teori-teori yang akan penulis gunakan yaitu :

1. Teori Pemidanaan Dalam Hukum Pidana Positif

Pemidanaan adalah tahap penetapan sanksi atau pemberian sanksi

dalam hukum pidana atau dapat dikatakan sebagai penghukuman. Secara

sederhana dapat dikemukakan bahwa hukum pidana merupakan hukum

yang mengatur tentang perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh undang-

undang beserta sanksi pidana yang dapat dijatuhkannya kepada pelaku.4

Menurut Prof. Sudarto bahwa istilah “penghukuman” dapat

disempitkan artinya, yakni penghukuman dalam perkara pidana, yang

kerap kali bersinonim dengan “pemidanaan” yang biasa disebut sebagai

pemberian atau penjatuhan pidana oleh hakim. Penghukuman dalam arti

yang demikian, mempunyai makna sama dengan sentence atau

2 Supasti Dharmawan Ni ketut, Metodologi Penelitian Hukum Empiris, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), hlm. 6. 3 Burhan Ashofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 8. 4 Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 6.

Page 27: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

15

voorwaardelijk veroordeeld yang sama artinya dengan dihukum bersyarat

atau di pidana bersyarat.5

Pemidanaan bisa kita artikan sebagai sanksi dalam pelanggaran

hukum, kata “pidana” pada umumnya diartikan sebagai hukum. Sedangkan

pemidanaan diartikan sebagai penghukuman. Secara tradisional teori-teori

pemidanaan (dasar-dasar pembenaran dan tujuan pidana) pada umumnya

dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu :

a. Teori absolut atau teori pembalasan (retributive/vergeldings),

yaitu setiap kejahatan harus diikuti dengan pidana (tidak boleh

tidak, tanpa tawar menawar). Seseorang mendapat pidana

karena telah melakukan kejahatan. Tidak dilihat akibat-akibat

apapun yang mungkin timbul dari dijatuhkannya pidana.6 Maka,

pemberian pidana disini ditujukan sebagai bentuk pembalasan

terhadap orang yang telah melakukan kejahatan atau sebagai

bentuk pembalasan yang diberikan oleh negara yang bertujuan

untuk memberikan efek jera bagi penjahat, akibat dari

perbuatannya.

b. Teori relatif atau teori tujuan (utilitarian/doeltheorieen), yaitu

berprinsip terhadap penjatuhan pidana, guna menyelenggarakan

tertib masyarakat, yang bertujuan untuk membentuk suatu

prevensi kejahatan atau upaya agar dikemudian hari kejahatan

yang telah dilakukan tidak terulang lagi.7

2. Teori Pemidanaan Dalam Hukum Pidana Islam

a. Teori absolut atau teori pembalasan

5 Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-teori dan Kebijakan Pidana, (Bandung: PT

Alumni, 2010), Cet IV, hlm. 1. 6 Wirjono Prodjodikiro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2008), hlm. 23. 7 Djoko Prakoso, Hukum Panitensier di Indonesia, (Yogyakarta: Liberty, 1998), hlm. 47.

Page 28: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

16

Teori pembalasan di dalam Hukum Pidana Islam adalah qisash,

secara etimologi qisash berasal dari kata قصاص -يقص –قص yang

berarti تتبعه mengikuti, menelusuri jejak atau langkah. Adapun qisash

secara terminologi yaitu mengenakan sebuah tindakan (sanksi hukum)

kepada pelaku persis seperti tindakan yang dilakukan oleh pelaku

tersebut kepada korban.8 Qisash juga diartikan dengan menjatuhkan

sanksi hukum kepada pelaku tindak pidana sama persis dengan tindak

pidana yang dilakukan, nyawa dengan nyawa dan anggota tubuh

dibalas dengan anggota tubuh. Jadi, didalam Hukum Islam pada

hukuman qisash menerapkan teori pembalasan juga.

b. Teori relatif atau teori tujuan

Di dalam Hukum Pidana Islam juga terdapat teori tujuan atau

teori relatif yaitu dalam sanksi ta’zir, ta’zir merupakan bentuk masdar

dari kata يعزر –عزر yang secara etimologis berarti د yaitu واالمنع الر

menolak atau mencegah.9 Tujuan dan syarat sanksi ta’zir diantaranya

sebagai berikut :

1) Preventif (pencegahan) yang ditujukan kepada orang lain

yang belum melakukan perbuatan yang dilarang tersebut.

2) Represif (membuat pelaku jera) yang dimaksudkan agar

pelaku tidak mengulangi perbuatan jarimah dikemudian

hari.

3) Kuratif (islāh) ta’zir mampu membawa perbaikan perilaku

terpidana dikemudian hari.

4) Edukatif (pendidikan), ta’zir diharapkan dapat mengubah

pola hidupnya ke arah yang lebih baik.

8 M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta, Amzah, 2015), hlm. 4. 9 M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta, Amzah, 2015), hlm. 136.

Page 29: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

17

3. Teori Sanksi Pidana dan Sanksi Tindakan

Pada dasarnya pidana dan tindakan adalah sama, ialah berupa

penderitaan. Perbedaannya hanya terletak, penderitaan pada tindakan lebih

kecil atau ringan dari pada penderitaan yang diakibatkan oleh penjatuhan

pidana. Menjalani pendidikan/pembinaan anak karena putusan hakim yang

menjatuhkan tindakan adalah lebih ringan dari pada menjalani pidana

penjara.

a. Sanksi Pidana

Sanksi Pidana didefnisikan sebagai suatu penderitaan yang

sengaja diajtuhkan/diberikan oleh Negara pada seseorang atau

beberapa orang sebagai akibat hukum (sanksi) baginya atas

perbuataannya yang telah melanggar larangan hukum pidana.10

Beberapa jenis sanksi pidana yang dapat dijatuhkan yaitu: 1).

Pidana Pokok (berupa pidana mati, pidana penjara, pidana

kurungan, pidana denda dan pidana tutupan), dan 2). Pidana

Tambahan (berupa pencabutan hak-hak tertentu, perampasan

barang-barang tertentu dan pengumuman putusan hakim).

b. Sanksi Tindakan

Sanksi Tindakan merupakan penjatuhan sanksi tindakan

kepada seseorang yang terbukti secara sah dan meyakinkan

melakukan tindak pidana dengan tujuan untuk memberikan

pembinaan, perawatan dan tindakan tertentu lainnya.

4. Teori Interpretasi Hukum Dalam Hukum Positif

Menurut Sudikno Mertokusumo, interpretasi atau penafsiran

merupakan salah satu metode penemuan hukum yang memberikan

penjelasan luas tentang teks undang-undang, agar ruang lingkup kaidah

dalam undang-undang tersebut dapat diterapkan pada peristiwa hukum

tertentu. Penafsiran oleh hakim merupakan penjelasan yang harus menuju

10 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2002), hlm. 24.

Page 30: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

18

kepada pelaksanaan yang dapat diterima oleh masyarakat mengenai

peraturan hukum terhadap peristiwa yang konkret. Tujuan akhir penjelasan

dan penafsiran aturan tersebut untuk merealisasikan fungsi agar hukum

positif itu berlaku.11

Arti penafsiran sebagai suatu kesimpulan dalam usaha memberikan

penjelasan atau pengertian atas suatu kata atau istilah yang kurang jelas

maksudnya, sehingga orang lain dapat memahaminya, atau mengandung

arti pemecahan atau penguraian akan suatu makna ganda, norma yang

kabur (vage normen), antinomi hukum (konflik norma hukum), dan

ketidakpastian dari suatu peraturan perundang-undangan. Tujuannya tidak

lain adalah mencari serta menemukan sesuatu hal yang menjadi maksud

para pembuatnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode interpretasi adalah metode

untuk menafsirkan teks perundang-undangan yang tidak jelas, agar

perundang-undangan tersebut dapat diterapkan terhadap peristiwa konkret

tertentu. Ajaran interpretasi dalam penemuan hukum ini sudah lama

dikenal yang disebut dengan hermeneutika yuridis. Metode interpretasi

meliputi (interpretasi gramatikal, interpretasi sistematis, interpretasi

historis, interpretasi sosiologis, interpretasi komparatif, interpretasi

antisipatif, interpretasi restriktif, interpretasi ekstensif, interpretasi

subsumtif, interpretasi interdisipliner dan interpretasi multidisipliner).12

5. Teori Interpretasi Hukum Dalam Hukum Islam

Sumber Hukum Islam merupakan istilah baru di kalangan para ahli

fiqh. Istilah ini kita jumpai pada kitab-kitab ushul fiqh yang terbit pada

akhir abad ke-14 Hijriyah, atau pertengahan abad ke-20 Masehi, seperti

kitab 'Ilm Usulal-Fiqh karya ‘Abd al-Wahhab Khallaf. Pada kitab tersebut

disebut masadir al-ahkam, yang berarti sumber-sumber hukum. Kata

11 Sudikno Mertokusumo dan A.Pitlo, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, (Bandung:

Citra Aditya Bakti, 1993), hlm. 13. 12 Riyanta, METODE PENEMUAN HUKUM (Studi Komparatif antara Hukum Islam

dengan Hukum Positif), Jurnal Penelitian Agama. Vol. XVII. No. 2. Mei - Agustus 2008. hlm. 415.

Page 31: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

19

tersebut tidak ditemukan dalam kitab-kitab Hukum Islam yang di tulis oleh

ulama fiqh dan ushul fiqh klasik. Untuk menjelaskan arti “sumber hukum

Islam” mereka menggunakan istilah dalil-dalil syar’iyyah (al-adillah al-

syar'iyyah). Penggunaan istilah masadir al-ahkam oleh ulama sekarang ini

tentu yang dimaksudkannya adalah searti dengan istilah al-adillah al-syar

'iyyah.13

Memperhatikan batasan di atas, kata sumber hanya berlaku untuk

al-Qur'an dan hadits, karena hanya dari keduanya di gali norma-norma

hukum, dan tidak mungkin kata itu digunakan untuk ijma', qiyas, istihsan,

dan istislah karena keempatnya bukanlah wadah yang dapat di timba.

Kesemuanya termasuk dalil hukum. Kata dalil di samping dapat digunakan

untuk al-Qur'an dan hadits, juga berlaku untuk ijma', qiyas, istihsan dan

istislah karena memang semuanya menuntun kepada penemuan hukum.

Oleh karena itu dapat disimpulkan, sumber hukum Islam ada dua yaitu al-

Qur'an dan Sunnah.

Dalam Hukum Islam, para juris muslim telah mengembangkan

model penemuan hukum secara seksama. Penemuan hukum (istinbat)

tersebut meliputi penemuan hukum melalui metode interpretasi literal,

kausasi (ta'lili) - meliputi qiyasi dan teleologis - dan sinkronisasi.14

B. Tindak Pidana (Jarimah) Menurut Hukum Pidana Islam

1. Pengertian Jarimah

Ada beberapa macam pengertian jarimah (tindak pidana), menurut

bahasa Jarimah adalah melakukan perbuatan-perbuatan atau hal-hal yang di

pandang tidak baik, di benci oleh manusia karena pertentangan dengan

keadilan, kebenaran dan jalan yang lurus (agama).15 Pengertian secara umum

13 Riyanta, METODE PENEMUAN HUKUM (Studi Komparatif antara Hukum Islam

dengan Hukum Positif), Jurnal Penelitian Agama. Vol. XVII. No. 2. Mei - Agustus 2008. hlm. 410. 14 Riyanta, METODE PENEMUAN HUKUM (Studi Komparatif antara Hukum Islam

dengan Hukum Positif), Jurnal Penelitian Agama. Vol. XVII. No. 2. Mei - Agustus 2008. hlm. 411. 15 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm. 9.

Page 32: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

20

jarimah adalah pelanggaran terhadap perintah dan larangan agama, baik

pelanggaran tersebut mengakibatkan hukuman duniawi maupun ukhrawi.16

Dalam definisi yang lain, Abdul Qadir Audah memiliki pandangan

tersendiri mengenai definisi jarimah. Menurutnya, dalam syariat Islam yang di

maksud dengan jarimah adalah larangan-larangan syar’iyyah yang diancam

oleh Allah dengan hukuman hudud atau ta’zir, larangan-larangan ini ada

kalanya berupa melakukan larangan atau meninggalkan perintah.17

Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa jarimah adalah segala

perbuatan, baik berupa melakukan sesuatu maupun tidak, dimana hal itu

dilarang oleh Allah dan diancam dengan hukuman had (hudud) atau ta’zir.18

2. Dasar Hukum Jarimah

Sedangkan dasar hukum dari tindak pidana (jarimah) adalah bersumber

dari ayat-ayat atau nash al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut adalah sebagai berikut :

a. Q.s Al-Qashash [28] ayat 77 yang berbunyi :

ل ... رض إن ٱللب ول تبغ ٱلفساد ف ٱل يح فس ٱل ٧٧ دين مح

Artinya: “… Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi,

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orag-orang yang berbuat

kerusakan”.

b. Q.s Al-Isra’ [17] ayat 15 yang berbunyi :

نبعث ... بني حت عذ نا مح ولا وما كح ١٥رسحArtinya: “... Dan kami tidak menghukum manusia, sebelum kami

mengutus seorang rasul”.

16 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm. 9. 17 M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), Cet. 1, hlm. 9. 18 M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), Cet. 1, hlm. 12.

Page 33: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

21

Selain ayat-ayat atau nash al-Qur’an yang menjadi dasar hukum

tindak pidana tersebut di atas, juga bersumber dari kaedah-kaedah yang

penting dalam syari’at Islam adalah sebagai berikut :

ل ا لييأ تى ي دل ادل ة ح ح ب ي اءي الأ أ ش أ ل في الأ صأ ي ع لأ يأ ري ل الت حأ

Artinya: “Pada dasarnya semua perkara diperbolehkan, sehingga

ada dalil yang menunjukkan keharamannya”.

Kaedah tersebut mempunyai pengertian bahwa semua perbuatan

dan sikap tidak berbuat diperbolehkan dengan kebolehan asli, artinya

bukan kebolehan yang dinyatakan oleh syara’. Dengan demikian selama

belum ada nash yang melarangnya maka tidak ada tuntutan terhadap semua

perbuatan dan sikap tidak berbuat tersebut.19

ل م الأفيعأ ييأح ي ر ل بين ص ص ة ا رييأم ك ج ل أوأ ت رأ عأ تيب ار في كين ايعأ ل يمأ

ل ؤلي ة و سأ ك ف ل م أ ل أوأ الت ريم الأفيعأ ا ل مأ ي ريدأ ن ص ي ذ ك . ف ا أ أوي الت

ريك . ق اب ع ل ف اعيل أوأ ت عي

Artinya: “Suatu perbuatan atau sikap tidak berbuat tidak boleh

dianggap sebagai jarimah, kecuali karena adanya nash (ketentuan)

yang jelas yang melarang perbuatan dan sikap tidak berbuat

tersebut. Apabila tidak ada nash yang demikian sifatnya, maka

tidak ada tuntutan atau hukuman atas pelakunya”.

Oleh karena itu, perbuatan dan sikap tidak berbuat tidak cukup

dipandang sebagai jarimah hanya karena dilarang saja melainkan juga

harus dinyatakan hukumannya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari

semua kaedah tersebut adalah bahwa menurut syari’at Islam tidak ada

jarimah dan tidak ada hukuman kecuali dengan adanya nash.20

19 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm. 29. 20 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm. 30.

Page 34: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

22

3. Unsur-unsur Jarimah

Suatu perbuatan baru dianggap sebagai tindak pidana apabila unsur-

unsurnya telah terpenuhi. Unsur-unsur jarimah secara umum yang harus

dipenuhi dalam menetapkan suatu perbuatan dalam menetapkan suatu

perbuatan jarimah, yaitu :

a. Unsur Formil (Rukun syar’i), yaitu nas yang melarang perbuatan

dan mengancamkan hukuman terhadapnya. Suatu perbuatan dapat

disebut pelanggaran terhadap syari’at manakala perbuatan tersebut

telah terkandung pelanggaran terhadap ketentuan yang telah

ditetapkan. Ketentuan yang telah ditetapkan tersebut mencakup

ketentuan syari’at yang ditetapkan oleh Allah maupun ketetapan

hukum yang dibuat oleh manusia seperti perundang-undangan.

b. Unsur Materiil (Rukun maddi), yaitu tingkah laku yang membentuk

jarimah, baik berupa perbuatan-perbuatan nyata ataupun sikap tidak

berbuat. Unsur materiil meliputi perbuatan yang melawan hukum.

Secara sederhana, perbuatan dalam unsur materiil dapat disebut

sebagai tindak pidana (jarimah) manakala dalam perbuatan yang

dilakukan tersebut terkandung unsur melawan hukum. Aspek

melawan hukum dalam Hukum Pidana Islam dapat dinilai dari niat,

perbuatan, dan akibat yang dihasilkan dari perbuatannya.

c. Unsur Moril (Rukun adabi), yaitu pembuat, adalah seorang

mukallaf (orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban terhadap

jarimah yang diperbuatnya. Perbuatan yang dapat dikategorikan

sebagai tindak pidana (jarimah) adalah perbuatan yang dilakukan

oleh orang yang telah mukallaf. Secara garis besar, mukallaf adalah

orang yang telah mengetahui hukum dan memiliki tanggung jawab

hukum.21

21 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayat,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hlm. 28.

Page 35: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

23

4. Bentuk-bentuk Jarimah

Dalam Fiqh Jinayah, jarimah (tindak pidana) dibagi menjadi

bermacam-macam bentuk. Adapun bentuk-bentuk jarimah (tindak pidana)

terbagi atas :

a. Ditinjau dari Segi Berat Ringannya Hukuman

Dari segi berat ringannya hukuman, jarimah dapat dibagi

kepada tiga bagian antara lain :

1) Jarimah Qishash, yaitu memberikan balasan kepada pelaku

sesuai dengan perbuatannya. Karena perbuatan yang

dilakukan oleh pelaku adalah menghilangkan nyawa orang

lain (membunuh), maka hukuman yang setimpal adalah

dibunuh atau hukuman mati. Didalam jarimah qishash itu

sendiri terdapat beberapa jenis, yaitu: 1). Pembunuhan

sengaja, 2). Pembunuhan semi sengaja, 3). Pembunuhan

tersalah, 4). Pelukaan sengaja, dan 5). Pelukaan semi

sengaja.

2) Jarimah Hudud, yaitu jarimah yang diancam dengan

hukuman had. Hukuman had adalah hukuman yang telah

ditetapkan jenis, bentuk, dan sanksinya oleh Allah SWT

dalam Al-Qur’an dan hadits. Jarimah hudud itu sendiri

terbagi menjadi 7 jenis, yaitu: 1). Jarimah perzinaan, 2).

Jarimah qadzaf, 3). Jarimah syurb al-khamr, 4). Jarimah

pemberontakan, 5). Jarimah murtad, 6). Jarimah pencurian,

7). Jarimah perampokan.22

3) Jarimah Ta’zir, yaitu suatu istilah untuk hukuman atas

jarimah-jarimah yang hukumannya belum ditentukan oleh

syari’at.23 Dengan kata lain ketentuannya diserahkan oleh

22 M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), Cet. 1, hlm. 49-88. 23 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm. 249.

Page 36: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

24

Uli al-Amri, baik penentuan maupun pelaksanaannya,

artinya perbuatan undang-undang tidak menetapkan

hukuman untuk masing-masing jarimah ta’zir, melainkan

hanya menetapkan sekumpulan hukuman dari yang seringan

ringannya sampai yang seberat-beratnya.

b. Ditinjau dari segi niatnya

Ditinjau dari segi niatnya, Jarimah (tindak pidana) itu dapat

dibagi kepada dua bagian, yaitu :

1) Jarimah sengaja, yaitu pelaku melakukan tindak pidana

yang sudah direncanakan. Misalnya: seseorang masuk

kerumah orang lain dengan maksud untuk mengambil

sesuatu dari rumah tersebut, dan sebagainya.

2) Jarimah tidak sengaja, yaitu pelaku tidak sengaja untuk

melakukan perbuatan yang dilarang dan perbuatan tersebut

terjadi sebagai akibat kelalaiannya (kesalahannya).

Misalnya: seseorang melempar batu untuk mengusir

binatang (anjing), akan tetapi batu tersebut mengenai orang

lain, dan sebagainya.

C. Hukuman (Uqubah) Menurut Hukum Pidana Islam

1. Pengertian Uqubah

Di dalam konsep Hukum Pidana Islam, hukuman di kenal dengan

sebutan ‘uqubah. Secara bahasa, kata ‘uqubah di ambil dari lafaz ( عاقب) yang

sinonim dengan: ( سواء بما فعل جزاه ), artinya “membalasnya sesuai dengan apa

yang dilakukannya”.24

24 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayat,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hlm. 136.

Page 37: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

25

Adapun secara istilah, Abdul Qodir Audah25 mendefinisikan hukuman

sebagai berikut :

م ةي الأج ل ح صأ ر ليم اء الأمق ر ز ب ة هي الأج ي اني ةي اع أالأعقوأ صأ اريعي ع ل عي ري الش أمأ

Artinya : “Hukuman adalah pembalasan yang ditetapkan untuk memlihara

kepentingan masyarakat, karena adanya pelanggaran atas ketentuan-

ketentuan syara’.”

Para fuqaha mendefinisikan uqubah sebagai balasan yang

dijatuhkan pada orang yang melakukan kejahatan atas dosa yang dia

lakukan sebagai sanksi atas dirinya dan pencegah atau penghalang untuk

orang lain dari tindak kejahatan.26

Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan di atas, penulis

menarik kesimpulan bahwa hukuman merupakan tindakan yang tidak

menyenangkan diberikan terhadap seseorang yang telah melakukan

kesalahan atau kejahatan dengan tujuan mendapatkan efek jera atas suatu

kejahatan/pelanggaran yang telah diperbuatnya.

2. Dasar Hukum Uqubah

Dasar-dasar penjatuhan hukuman tersebut di antaranya :

a. Q.s An-Nisa [4] ayat 135 :

مني بٱلقسط ونحوا قو ين ءامنحوا كح ها ٱل ي أ و هدا شح ي م ء لل سكح نفح

أ لو لع

و ف ن غنيا أ قربني إن يكح

ين وٱل و ٱلول

و ا ف قيا أ

ح أ وا ل بهما فل تت ٱلل بعح

وا فإ و تحعرضحا أ ۥ إون تلوح حوا ن تعدل

ن ٱلهوى أ ا كن بم ٱلل ١٣٥ا تعملحون خبيا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang

benar-benar sebagai penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah

25 Abdul Qodir Audah, At-Tasyri’ Al-Jina’iy Al-Islamy, Juz 1, (Beirut: Dar Al-Kitab Al-

‘Araby, 1992), hlm. 609. 26 Zulkarnain Lubis, Dasar-dasar Hukum Acara Jinayah, (Jakarta: Prenamedia Group,

2016), hlm. 4.

Page 38: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

26

baik terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dari kerabatmu. Jika ia

kaya ataupun miskin, maka Allah lebih mengetahui kemaslahatannya.

Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang

dari kebenaran. Janganlah kamu memutarbalikkan kata-kata atau

enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

segala apa yang kamu kerjakan”.

b. Sabda Rasulullah Nabi Muhammad SAW :

: أألقضاة عن ابن بريدة، عن أأبيه، أأن النيب صل الل عليه وسمل قال

قي ثلثة، قاضيان ىف النار وقاض ىف اجلنة ي الأح جلى ق ض بيغ يأ ف ع ملي : ر

ق اض . و اك ىفي الناري ، ف ذ اك ق ذ ل حقوأ ف أهأ مل . ل ي عأ الناسي ف هو ىفي الناري

نةي اك ىفي الأج ق ف ذ لأح ق اض ق ض بي و

﴿ رواه التميذي ﴾27

Artinya: Dari Ibnu Buraidah dari ayahnya, sesungguhnya Rasulullah

SAW. bersabda “Qadhi-qadhi” (hakim-hakim) itu ada tiga golongan,

dua golongan di neraka dan satu golongan di surga. Seorang hakim

yang memutus dengan curang (tidak benar) sedangkan dia mengetahui

kebenaranya, maka dia di neraka. Dan seorang memutus dengan

kebodohan dan merusak hak orang lain, dia juga di neraka. Dan

seorang hakim yang memutus dengan jujur (benar) maka dia di

surga”. (H.R. At-Turmudzi).

3. Syarat-syarat Uqubah

Berkaitan dengan pemberian hukuman, hukuman itu sendiri harus

memiliki syarat-syarat sebagai bentuk adanya hukum itu sendiri. Dengan kata

lain agar hukum itu dapat diakui keberadaanya. Adapun di antara beberapa

syarat tersebut diantaranya :28

27 Abi ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah, Al-Jami’u Al-Shohih Wahuwa Sunan At-

Turmudzi, (Beirut: Dar Al-Kutb Al-‘Alamiyah, t.t), Juz III hlm. 613. 28 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam (Fikih Jinayah),

(Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hlm. 141.

Page 39: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

27

a. Hukuman harus ada dasarnya dari syara’

Hukuman dianggap mempunyai dasar (syar’iyah) apabila ia

didasarkan kepada sumber-sumber syara’, seperti Al-Qur’an, As-

Sunnah, Ijma’, atau undang-undang yang ditetapkan oleh lembaga yang

berwenang (ulil amri) seperti dalam hukuman ta’zir. Yang hukuman

tersebut disyaratkan tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan

syara, karena apabila bertentangan maka ketentuan hukuman tersebut

batal.

b. Hukuman harus bersifat pribadi (perorangan)

Hukuman disyaratkan harus bersifat pribadi atau perorangan.

Ini mengandung arti bahwa hukuman harus dijatuhkan kepada orang

yang melakukan tindak pidana dan tidak mengenai orang lain yang

tidak bersalah. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai

pertanggungjawaban pidana.

c. Hukuman harus berlaku umum

Selain kedua syarat yang telah disebutkan di atas, hukuman juga

disyaratkan harus berlaku umum. Ini berarti hukuman harus berlaku

untuk semua orang tanpa adanya diskriminasi, apapun pangkat, jabatan,

status dan kedudukannya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa

didalam hukum semua orang statusnya sama.

4. Macam-macam Uqubah

Didalam ketentuan Hukum Pidana Islam itu sendiri, hukuman dibagi

kedalam 3 jenis menurut segi tinjauannya, yaitu :29

a. Ditinjau dari segi pertalian antara satu hukuman dengan hukuman

yang lainnya, maka hukuman dapat dibagi sebagai berikut :

1) Hukuman pokok (‘uqubah ashliyah), yaitu hukuman yang

ditetapkan untuk jarimah yang bersangkutan sebagai hukuman

29 Ahmad Mawardi Muslih, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2004), cet. 1, hlm. 142.

Page 40: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

28

yang asli, seperti hukuman qishas untuk jarimah pembunuhan,

hukuman dera seratus kali untuk jarimah zina, atau hukuman

potong tangan untuk jarimah pencurian.

2) Hukuman pengganti (‘uqubah badaliyah), yaitu yang

menggantikan hukuman pokok, apabila hukuman pokok tidak

dapat dilaksanakan karena alasan yang sah, yaitu hukuman diyat

sebagai pengganti hukuman qishash, atau hukuman ta’zir

sebagai pengganti hukuman hadd atau hukuman qishash yang

tidak bisa dijalankan.

3) Hukuman tambahan (‘uqubah taba’iyah), yaitu hukuman yang

mengikuti hukuman pokok tanpa memerlukan keputusan secara

tersendiri, seperti larangan menerima warisan bagi orang yang

membunuh orang yang akan diwarisinya, sebagai tambahan

untuk hukuman qishas atau diyat, atau hukuman pencabutan hak

untuk menjadi saksi bagi orang yang melakukan jarimah qadzaf

(menuduh orang lain berbuat zina), di samping hukuman

pokoknya yaitu jilid (dera) delapan puluh kali.

4) Hukuman pelengkap (‘uqubah takmiliyah), yaitu hukuman yang

mengikuti hukuman pokok dengan syarat harus ada keputusan

tersendiri dari hakim dan syarat inilah yang membedakannya

dengan hukuman tambahan. Contohnya seperti mengalungkan

tangan pencuri yang telah dipotong dilehernya.30

b. Ditinjau dari segi keharusan untuk memutuskan dengan hukuman

tersebut, maka hukuman dapat dibagi sebagai berikut :

1) Hukuman yang sudah ditentukan ('uqubah muqaddarah), yaitu

hukuman-hukuman yang jenis dan kadarnya telah ditentukan

30 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: P.T Bulan Bintang, 1993),

cet. 5, hlm. 261.

Page 41: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

29

oleh syara’ dan hakim berkewajiban untuk memutuskannya

tanpa mengurangi, menambah, atau menggantinya dengan

hukuman yang lain. Hukuman ini disebut hukuman keharusan

('uqubah lazimah). Dinamakan demikian, karena ulil amri tidak

berhak untuk menggugurkannya atau memaafkannya.

2) Hukuman yang belum ditentukan ('uqubah ghair muqaddarah),

yaitu hukuman yang diserahkan kepada hakim untuk memilih

jenisnya dari sekumpulan hukuman-hukuman yang ditetapkan

oleh syara’ dan menentukan jumlahnya untuk kemudian

disesuaikan dengan pelaku dan perbuatannya. Hukuman ini

disebut juga Hukuman Pilihan ('uqubah mukhayyarah), karena

hakim dibolehkan untuk memilih diantara hukuman-hukuman

tersebut.31

c. Ditinjau dari segi tempat dilakukannya hukuman, maka hukuman

dapat dibagi sebagai berikut :

1) Hukuman badan ('uqubah badaniyah), yaitu hukuman yang

dikenakan atas badan manusia, seperti hukuman mati, jilid

(dera), dan penjara.

2) Hukuman jiwa ('uqubah nafsiyah), yaitu hukuman yang

dikenakan atas jiwa manusia, bukan badannya, seperti ancaman,

peringatan, atau teguran.

3) Hukuman harta ('uqubah maliyah), yaitu hukuman yang

dikenakan terhadap harta seseorang, seperti diyat, denda, dan

perampasan harta.32

31 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayat,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hlm. 144. 32 Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: P.T Bulan Bintang, 1993),

cet. 5, hlm. 262.

Page 42: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

30

5. Tujuan Uqubah

Esensi dari pemberian hukuman bagi pelaku suatu jarimah menurut

Islam adalah pertama, pencegahan serta balasan (ar-rad’u wazzajru) dan

kedua, adalah perbaikan serta pengajaran (al-islah wat-tajdzib). Dengan tujuan

tersebut, pelaku jarimah (terpidana) tidak mengulangi perbuatan jeleknya. Di

samping itu, juga merupakan tindakan preventif bagi orang lain untuk tidak

melakukan hal yang sama.

Selain mencegah dan menakut-nakuti, syari’at Islam tidak lupa

memberikan perhatian terhadap pelaku jarimah (terpidana). Karena hukuman

(sanksi) juga bertujuan mengusahakan kebaikan dan pengajaran bagi pelaku

jarimah. Selain itu diharapkan juga dengan adanya hukuman ini dapat

membentuk masyarakat yang baik dan yang dikuasai oleh rasa saling

menghormati dan mencintai antara sesama anggotanya dengan mengetahui

batas-batas hak dan kewajiban masing-masing. Dalam aplikasinya, hukuman

dapat dijabarkan menjadi beberapa tujuan, sebagai berikut :

Pertama, untuk memelihara masyarakat (prevensi umum),

menyelamatkan masyarakat dari perbuatannya. Pelaku sendiri sebenarnya

bagian dari masyarakat, tetapi demi kebaikan masyarakat yang banyak, maka

kepentingan perseorangan dapat dikorbankan. Sebagaimana ketentuan umum

(kaidah), kepentingan yang lebih banyak harus didahulukan daripada

kepentingan perseorangan.

Kedua, sebagai upaya pencegahan atau preventif khusus bagi pelaku.

Apabila seseorang melakukan tindak pidana, dia akan menerima balasan yang

sesuai dengan perbuatannya. Yang harapannya pelaku menjadi jera karena rasa

sakit dan penderitaan lainnya, sehingga ia tidak akan mengulangi perbuatan

yang sama di masa datang. Dan juga orang lain tidak meniru perbuatan si

pelaku sebab akibat yang sama juga akan dikenakan kepada peniru.

Ketiga, sebagai upaya pendidikan dan pengajaran (ta’dib dan tahdzib).

Hukuman bagi pelaku pada dasarnya juga sebagai upaya mendidiknya agar

Page 43: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

31

menjadi orang baik dan anggota masyarakat yang baik pula. Dia diajarkan

bahwa perbuatan yang dilakukannya telah mengganggu hak orang lain, baik

materil ataupun moril dan merupakan perkosaan terhadap hak orang lain.

Keempat, hukuman sebagai balasan atas perbuatan. Pelaku jarimah

(terpidana) akan mendapatkan balasan atas perbuatan yang dilakukannya.

Karena pada intinya menjadi kepantasan jika suatu perbuatan dibalas dengan

perbuatan lain yang sepadan, baik dibalas dengan perbuatan baik dan jahat

dibalas dengan kejahatan pula dan itu sesuatu yang adil.

Dari aplikasi tujuan-tujuan hukum, tujuan akhirnya atau tujuan

pokoknya adalah meyadarkan semua anggota masyarakat untuk berbuat baik

dan menjauhi perbuatan jelek, mengetahui kewajiban dirinya, dan menghargai

hak orang lain dan sehingga apa yang diperbuatnya di kemudian hari

berdasarkan kesadaran tadi, tidak selalu dikaitkan dengan ancaman hukuman.

Dalam ungkapan lain, perbuatan baiknya semata-mata karena kesadaran

hukumnya yang meningkat, bukan karena takut hukum.

D. Konsep Uqubah Syurb al-Khamr (Meminum Minuman Keras)

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa hukuman adalah perbuatan

yang dibebankan kepada seseorang. Pengertian di sini dibatasi kepada hukuman

cambuk bagi peminum minuman keras.

Al-Qur’an mengharamkan khamr secara tegas, tetapi tidak ditemukan

adanya nash Al-Qur’an yang menentukan kadar hukuman bagi peminumnya,

seperti zina, pencurian, dan tuduhan zina. Hukuman bagi peminum minuman keras

(khamr), ditemukan dalam Hadits Rasulullah SAW dan para sahabatnya, karena

Nabi Muhammad SAW sendiri beserta para Khulafaurrasyidin memberikan

hukuman bagi peminum minuman keras berupa cambuk. Dalam Hadits yang

diriwayatkan oleh Anas r.a yang berbunyi :

Page 44: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

32

نأه ا ن ا ع ضي الل الي ر مل أتي ع نأ ا ن سي بأني م س ع ل يأهي و ل الل ص لنيبي

جل يأ بير ب عي و ا رأ أ ي ن ه بي رييأد ت يأ ل مر ف ج يب الأخ ق دأ ش

﴿ رواه مسمل ﴾33

Artinya : “Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra. Katanya: sesungguhnya seorang

lelaki yang meminum arak telah dihadapkan kepada Nabi saw. Kemudian baginda

telah memukulnya dengan dua pelepah kurma sebanyak empat puluh kali”. (HR.

Muslim).

، ا ت ر سو ع نأ ا ن س ق ال ج و ي ص.م بير ب ل الل مر ف ض يب الأخ بي ه ل ق دأ ش

و ا رأ أ ، ث النيع الي ن ثأل ذ لي ن ع مي ، ث ا ت بيهي ا بوأ ب كأر ف ص يأ ار ب عي ت ش ا ت بيهي ع ر ف ا سأ

، ف ض ب بيهي ع ر 34 ن ا نوأ دي ث م في ، ا ق ل الأحدوأ ي ا وأ ، ف ق ال البأ دي الناس ىفي الأحدوأ

Artinya : “Dari Anas r.a., dia berkata, Rasullullah mendatangi seorang laki-laki

yang telah minum khamr, lalu memukulnya dengan sandal sebanyak 40 kali.

Kemudian Abu Bakar juga melakukan hal yang sama. Namun Umar (pada saat

menghadapi persoalan tersebut) bermusyawarah dengan para sahabat yang lain

tentang hukumannya itu. Lalu Abdu al-Rahman bin’Auf mengusulkan agar

hukuman orang minum khamr tersebut paling rendah cambukan sebanyak 80 kali,

dan Umar menerimanya serta menjalankan usulan Ibnu ‘Auf tersebut”. (HR.

Bukhari dan Muslim).

Di dalam ketentuan Hukum Pidana Islam, sanksi bagi pelaku jarimah

meminum khamr berupa hukuman cambuk sebanyak 40 atau 80 kali. Menurut

Hukum Pidana Islam, tidak ada aturan teknis hukuman bagi pelaku jarimah ini

kecuali hukuman cambuk tersebut sebab khamr pada saat itu masih sangat terbatas

dan cara mengonsumsinya hanya dengan diminum.35

33 Al-Imam Aby al-Husaini Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusairy an-Naisabury, Shahih

Muslim, (Arabiyah: Darul Kutubi As-Sunnah, 136 M), Juz 3, no. hadits. 1266, hlm. 1330. 34 Al-Shan’ani Muhammad bin Ismail Al-Kahlani, Subul Al-Salam, (Bandung: Dahlan),

hlm. 28 35 M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), Cet. 1, hlm. 64.

Page 45: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

33

Para ulama dari kalangan Hanafiyah, sebagaimana dipaparkan Al-Zuhaili,

membedakan antara sanksi sekadar meminum khamr dan sanksi mabuk. Karena

sedikit atau banyak meminum khamr tetap saja haram, maka peminum yang tidak

sampai mabuk juga bisa dikenai sanksi hukum.36 Jadi, meminum atau

mengonsumsi khamr saja sudah bisa dikenai sanksi, apalagi kalau pelaku sampai

mabuk, tentu sanksi yang dikenakan lebih berat.

Sementara itu, jumhur ulama tidak memisahkan antara sanksi sekadar

meminum dan sanksi mabuk. Bagi jumhur ulama, meminum khamr dalam jumlah

banyak atau sedikit tetap saja haram, baik mabuk maupun tidak.37 Pendapat

kalangan Hanafiyah inilah yang tampaknya dianut oleh undang-undang pidana di

Mesir. Disana orang yang mabuk di tempat umum bisa dituntut pidana, tetapi

kalau sembunyi-sembunyi tidak bisa dituntut. Hal inilah yang perlu dikritisi bahwa

Islam tidak hanya menghukum pemabuk, tetapi juga peminum sekalipun tidak

sampai mabuk sebab dampak negatif dari khamr, narkoba, dan zat-zat adiktif

lainnya sangat berbahaya bagi jasmani dan rohani.38

Selanjutnya, terdapat dua riwayat yang menjelaskan tentang sanksi hukum

bagi pelaku jarimah meminum khamr. Ada riwayat yang menyebut sanksinya 40

kali cambuk dan ada yang menyebut 80 kali cambuk. Dari sinilah para fuqaha

berbeda pendapat. Kalangan jumhur fuqaha berpendapat bahwa sanksinya 80 kali

cambuk, sedangkan ulama kelompok Syafi'iyah berpendapat bahwa sanksinya 40

kali cambuk.39

Ulama Syafi'iyah berpendapat bahwa sanksi bagi pelaku jarimah meminum

khamr adalah 40 kali cambuk. Alasan mereka antara lain hadits Anas bin Malik

bahwa Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar melaksanakan sanksi hukuman ini

berupa 40 kali cambuk. Sementara itu, tambahan 40 kali cambuk sebagaimana

36 Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh, (Beirut: Dar Al-Fikr Al-Ma’ashir,

1997), Cet. 4, jilid 7, hlm. 5487. 37 M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), Cet. 1, hlm. 64. 38 Abdul Qadir Audah, Al-Tasyri’ Al-Jina’i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanun Al-Wadh’i,

(Beirut: Mu’assasah Al-Risalah, 1992), Cet. 11, jilid 1, hlm. 496. 39 Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh, (Beirut: Dar Al-Fikr Al-Ma’ashir,

1997), Cet. 4, jilid 7, hlm. 5487.

Page 46: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

34

yang dilakukan Umar bukanlah sebagai hudud, melainkan sebagai ta’zir yang

merupakan kebijakan Umar sendiri. Masalah ta’zir ini sepenuhnya menjadi

kompetensi penguasa setempat. Jika ingin, bisa dilakukan, tetapi jika tidak ingin,

bisa ditinggalkan. Hal itu tergantung tinjauan kemaslahatan. Kebetulan Umar

melihat ada kemaslahatan sehingga ia menambahkan sanksi. Sementara itu,

Rasulullah SAW, Abu Bakar, dan Ali tidak melihat ada unsur kemaslahatan

sehingga mereka tidak menambahkan sanksi. Oleh karena itu, Imam Al-Syafi'i

berpendapat bahwa penambahan sanksi dari 40 menjadi 80 kali cambuk

merupakan wewenang penguasa.40

40 Al-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1987), Cet. 3, jilid 7, hlm.

1096.

Page 47: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

35

BAB III

PENGATURAN SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI

NARKOBA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM

PIDANA ISLAM

A. Tindak Pidana Dan Tentara Nasional Indonesia (TNI)

1. Pengertian Tindak Pidana

Istilah tindak pidana merupakan terjemahan dari “straafbaar feit”, yang

juga merupakan istilah yang digunakan dalam Hukum Pidana Belanda. Istilah-

istilah lain yang biasa digunakan sebagai terjemahan dari istilah “straafbaar

feit” adalah perbuatan pidana, delik, peristiwa pidana, pelanggaran pidana, dan

perbuatan yang dapat dihukum.1

Tindak pidana merupakan bentuk terjemahan dari strafbaarfeit, di

dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tidak termuat suatu

keterangan dengan yang dimaksud strafbaarfeit tersebut. Biasanya tindak

pidana disinonimkan dengan delik, yang berasal dari bahasa Latin yakni kata

“delictum”. Dalam kamus hukum pembatasan delik termaktub sebagai berikut

:

“Delik adalah perbuatan yang dapat dikenakan hukuman karena

merupakan pelanggaran terhadap undang-undang (tindak pidana)”.2

Sedangkan secara terminologis, kata tindak pidana memiliki banyak

pengertian sebagaimana yang dikemukakan oleh beberapa pakar hukum

sebagai berikut :

Menurut Moeljatno, pada dasarnya tindak pidana merupakan suatu

pengertian dasar dalam hukum pidana. Tindak pidana adalah suatu

pengertian yuridis seperti halnya untuk memberikan definisi atau

1 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I: Stelsel Pidana, Tindak Pidana,

Teori-teori Pemidanaan dan Batas-Batas Berlakunya Hukum Pidana, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2002), Cet. ke I, hlm. 67. 2 Sudarsono, Kamus Hukum, (Jakarta: P.T Rineka Cipta, 2007), hlm. 92.

Page 48: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

36

pengertian terhadap istilah hukum, maka bukanlah hal yang mudah untuk

memberikan definisi atau pengertian terhadap istilah tindak pidana.

Pembahasan hukum pidana dimaksudkan untuk memahami pengertian

pidana sebagai sanksi atas delik, sedangkan pemidanaan berkaitan dengan

dasar-dasar pembenaran pengenaan pidana serta teori-teori tentang tujuan

pemidanaan. Perlu disampaikan di sini bahwa, pidana adalah merupakan

suatu istilah yuridis yang mempunyai arti khusus sebagai terjemahan dari

bahasa Belanda “straf” yang dapat diartikan sebagai “hukuman”.3

Tindak pidana adalah perbuatan yang oleh aturan hukum dilarang

dan diancam dengan pidana, di mana pengertian perbuatan di sini selain

perbuatan yang bersifat aktif (melakukan sesuatu yang sebenarnya dilarang

oleh hukum) juga perbuatan yang bersifat pasif (tidak berbuat sesuatu yang

sebenarnya diharuskan oleh hukum).4

2. Unsur-unsur Tindak Pidana

Untuk menjatuhkan pidana itu sendiri harus dipenuhi syarat-syarat

tertentu, syarat-syarat tertentu ini lazimnya disebut dengan unsur-unsur tindak

pidana. Jadi, seseorang dapat dikenakan pidana apabila perbuatan yang

dilakukan memenuhi syarat-syarat tindak pidana (strafbaarfeit). Menurut

Sudarto, pengertian unsur tindak pidana hendaknya dibedakan dari pengertian

unsur-unsur tindak pidana sebagaimana tersebut dalam rumusan undang-

undang.5

Setiap tindak pidana yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana itu menurut Lamintang pada umumnya dapat kita jabarkan ke

dalam unsur-unsur yang pada dasarnya dapat kita bagi menjadi dua macam

unsur, yakni unsur-unsur Subyektif dan unsur-unsur Obyektif.6 Yang dimaksud

dengan unsur-unsur Subyektif itu adalah unsur-unsur yang melekat pada diri si

3 Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hlm. 37. 4 Teguh Prastyo, Hukum Pidana, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 47. 5 Sudarto, Hukum Pidana 1 A - 1B. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman,

(Purwokerto, 1990), hlm. 3. 6 Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Sinar Baru, 1984), hlm.

173-174.

Page 49: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

37

pelaku atau yang berhubungan dengan diri si pelaku, dan termasuk ke

dalamnya yaitu segala sesuatu yang terkandung di dalam hatinya. Sedang yang

di maksud dengan unsur-unsur Obyektif itu adalah unsur-unsur yang ada

hubunganya dengan keadaan-keadaan, yaitu di dalam keadaan-keadaan mana

tindakan-tindakan dari si pelaku itu harus dilakukan.7

Menurut Lamintang unsur-unsur Subyektif dari suatu tindak pidana itu

adalah:

a. Kesengajaan atau tidak kesengajaan (dolus atau culpa).

b. Maksud atau voornemen pada suatu percobaan atau poging seperti

yang dimaksud di dalam Pasal 53 ayat 1 KUHP.

c. Macam-macam maksud atau oogmerk seperti yang terdapat

misalnya di dalam kejahatan-kejahatan pencurian, penipuan,

pemerasan, pemalsuan dan lain-lain.

d. Merencanakan terlebih dahulu atau voorbedachte raad seperti

misalnya terdapat di dalam kejahatan pembunuhan menurut Pasal

340 KUHP.

e. Perasaaan takut atau vress seperti yang antara lain terdapat di dalam

rumusan tindak pidana menurut Pasal 308 KUHP.

Sedangkan Moeljatno berpendapat bahwa unsur tindak pidana meliputi :

a. Perbuatan.

b. Yang dilarang (oleh aturan hukum).

c. Ancaman pidana (bagi yang melanggar hukum).8

3. Pengertian TNI

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara

Nasional Indonesia tujuan pembentukan Tentara Nasional Indonesia (TNI)

sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, bertugas

melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk menegakkan kedaulatan

7 Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Sinar Baru, 1984), hlm.

183. 8 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, Bagian 1, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), hlm. 79.

Page 50: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

38

negara, mempertahankan keutuhan wilayah, dan melindungi keselamatan

bangsa, menjalankan operasi militer untuk perang dan operasi militer selain

perang, serta ikut secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional

dan internasional.

Prajurit adalah warga negara Indonesia yang memenuhi persyaratan

yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan di angkat oleh

pejabat yang berwenang untuk mengabdikan diri dalam dinas keprajuritan

(Pasal 21 UU Nomor 34 Tahun 2004). Prajurit TNI terdiri atas prajurit Tentara

Nasional Indonesia Angkatan Darat, prajurit Tentara Nasional Indonesia

Angkatan Laut, dan prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara yang

melaksanakan tugasnya secara matra atau gabungan di bawah pimpinan

Panglima.

Menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004, jati diri

Tentara Nasional Indonesia (TNI), yaitu :

a. Tentara Rakyat, yaitu tentara yang anggotanya berasal dari warga

negara Indonesia.

b. Tentara Pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkan Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan tidak mengenal menyerah dalam

melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.

c. Tentara Nasional, yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas

demi kepentingan negara dan di atas kepentingan daerah, suku, ras,

dan golongan agama.

d. Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik,

diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis,

dan di jamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik

negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi

manusia, ketentuan hukum nasional, dan hukum internasional yang

telah diratifikasi.

Page 51: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

39

4. Fungsi TNI

Fungsi dari TNI yaitu bahwa TNI sebagai alat pertahanan negara,

berfungsi sebagai di antaranya penangkal terhadap setiap bentuk ancaman

militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan,

keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Penindak terhadap setiap bentuk

ancaman, pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat

kekacauan keamanan. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana di maksud di

atas, TNI merupakan komponen utama sistem pertahanan Negara sebagaimana

pasal 6 Undang-Undang TNI.

5. Tugas Pokok TNI

Tugas dan wewenang TNI sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun

2004 Tentang TNI Pasal 7 ayat (1) dan (2), sebagai berikut :9

(1) Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara,

mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap

bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan

gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan :

a. Operasi militer untuk perang.

b. Operasi militer selain perang, yaitu untuk :

1. mengatasi gerakan separatisme bersenjata;

2. mengatasi pemberontakan bersenjata;

3. mengatasi aksi terorisme;

4. mengamankan wilayah perbatasan;

5. mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis;

6. melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan

kebijakan politik luar negeri;

9 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI Pasal 7 ayat (1) dan (2).

Page 52: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

40

7. mengamankan Presiden dan wakil presiden beserta

keluarganya;

8. memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan

pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan

semesta;

9. membantu tugas pemerintahan di daerah;

10. membantu kepolisian Negara Republik Indonesia dalam

rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang

diatur dalam undang-undang;

11. membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala dan

perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di

Indonesia;

12. membantu menanggulangi akibat bencana alam,

pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan;

13. membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan

(search and rescue);

14. membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan

penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, dan

penyelundupan.

B. Pengaturan Tindak Pidana Militer Dan Sanksi Pidana Yang Terdapat

Dalam Hukum Pidana Militer Indonesia

1. Pengertian dan Jenis-jenis Tindak Pidana Militer

Tindak pidana/delik dibedakan antara lain tindak pidana umum

(Commune delicta) yang dapat dilakukan oleh setiap orang, yang merupakan

lawan dari tindak pidana khusus (Delicta proparia) yang hanya dapat

dilakukan oleh orang tertentu saja, dalam hal ini dilakukan oleh seorang

militer. Tindak pidana militer adalah tindak pidana khusus yang hanya dapat

dilakukan oleh orang tertentu saja yaitu seorang militer.

Page 53: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

41

Tindak Pidana Militer di dalam KUHPMiliter dibagi menjadi dua jenis

tindak pidana, yaitu :

a. Tindak Pidana Militer Murni (TPM Murni)

Tindak Pidana Militer Murni adalah tindakan-tindakan yang

dilarang dan diharuskan yang pada prinsipnya hanya mungkin

dilanggar oleh seorang militer, karena keadaannya yang bersifat

khusus, atau karena suatu kepentingan militer menghendaki tindakan

tersebut ditentukan sebagai tindak pidana.

Ada 4 (empat) contoh yang digolongkan didalam tindak pidana

militer murni yaitu :

1. Militer yang pergi dengan maksud untuk menarik diri dari

kewajiban-kewajiban dinasnya.

2. Militer yang pergi dengan maksud melarikan diri dari

bahaya perang.

3. Militer yang pergi dengan maksud menyeberang ke musuh.

4. Militer yang pergi dengan maksud untuk memasuki dinas

militer pada suatu negara atau kekuasaan lain tanpa

dibenarkan untuk itu.

b. Tindak Pidana Militer Campuran (TPM Campuran)

Tindak Pidana Militer Campuran adalah tindakan-tindakan yang

dilarang atau diharuskan yang pada pokoknya sudah ditentukan dalam

perundang-undangan lain, akan tetapi di atur lagi dalam KUHPMiliter

atau Undang-Undang Pidana Militer lainnya, karena adanya sesuatu

keadaan yang khas militer atau karena adanya sesuatu sifat yang lain,

sehingga diperlukan ancaman pidana yang lebih berat, bahkan mungkin

lebih berat dari ancaman pidana pada kejahatan semula dengan

pemberatan, tersebut dalam pasal 52 KUHP. Contohnya: pencurian

dalam pasal 362 KUHP di atur pula dalam pasal 140 KUHPM.

Page 54: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

42

2. Ketentuan Hukum Pidana Militer

Hukum Pidana Militer (HPM) termasuk Hukum Pidana Khusus

(bijzondere strafrecht), karena hukum pidana ini, berlaku untuk subjek hukum

tertentu, atau perbuatan tertentu yang dapat dilakukan subjek hukum tertentu.

Dengan adanya Hukum Pidana Militer tidaklah berarti Hukum Pidana

Umum (HPU) tidak berlaku bagi militer. Jadi bagi militer berlaku HPU

(Hukum Pidana Umum) maupun HPM (Hukum Pidana Militer), sebagaimana

tercantum dalam Pasal 1 KUHPMiliter yang menyatakan: “untuk menerapkan

Kitab Undang-Undang ini berlaku ketentuan-ketentuan Hukum Pidana Umum,

termasuk Buku I Bab IX KUHPidana, kecuali ada penyimpangan yang

ditetapkan dengan Undang-Undang”.

Ini berarti KUHPMiliter sebagai tambahan terhadap KUHPidana,

KUHPMiliter berlaku bagi anggota tentara dan orang-orang lain yang tunduk

pada kekuasaan kehakiman dalam peradilan militer. Mengenai pengertian

militer dapat dilihat dalam Pasal 46, Pasal 47, dan Pasal 49 KUHPMiliter.

Hukum Pidana Militer dibagi menjadi dua macam, yaitu :

a. Hukum Pidana Militer dalam arti materiil

Merupakan kumpulan peraturan tindak pidana, yang berisi

perintah dan larangan untuk menegakkan ketertiban, yang kalau

dilanggar dikenakan sanksi.

b. Hukum Pidana Militer dalam arti formil

Atau Hukum Acara Pidana merupakan kumpulan peraturan

hukum yang memuat ketentuan-ketentuan tentang kekuasaan peradilan

dan cara pemeriksaan, pengusutan, penuntutan, dan penjatuhan

hukuman bagi militer yang melanggar hukum pidana materiil.

Sebagaimana diuraikan diatas bahwa Hukum Pidana terdiri dari Hukum

Pidana Materiil dan Hukum Pidana Formil, dalam Hukum Pidana Militer yang

dimaksud dengan hukum pidana dalam arti materiil selain KUHP (yang juga

Page 55: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

43

berlaku terhadap militer) adalah KUHPMiliter sebagaimana yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 39 dan 40 tahun 1947. Sedangkan Hukum Pidana

dalam arti formil adalah Undang-Undang Nomor 31 tahun 1997 tentang

Peradilan Militer yang memuat cara-cara bagaimana melakukan hak untuk

menyidik, menuntut, menjatuhkan dan melaksanakan bagi aparat penegak

hukum di lingkungan peradilan militer yaitu Polisi Militer, Oditur (Jaksa

Penuntut Umum) Militer, dan Hakim Militer. Dengan catatan bahwa ada

beberapa tindak pidana tertentu yang dianggap ringan sifatnya dan dapat

diselesaikan melalui Hukum Disiplin Prajurit berdasarkan Undang-Undang

Nomor 26 Tahun 1997 tentang Hukum Disiplin Prajurit.

3. Ketentuan Sanksi Pidana Militer Dalam Hukum Pidana Militer

a. Pengertian Sanksi Pidana Militer

Sanksi pidana adalah suatu nestapa atau penderitaan yang diberikan

kepada orang yang melakukan perbuatan yang tidak dibenarkan oleh

hukum pidana, sanksi juga merupakan suatu sebab akibat yang

ditimpahkan pada seorang yang bersalah karena melakukan perbuatan yang

tidak dibenarkan dalam Hukum Positif Indonesia. Sanksi pidana terdiri dari

pidana dan tindakan.10

Sanksi pidana militer sama dengan sanksi pidana pada umumnya,

yaitu merupakan nestapa atau pembalasan terhadap militer yang melakukan

tindak pidana yang tidak dibenarkan oleh KUHPMiliter. Sanksi pidana

militer dalam pelaksanaannya selain nestapa atau penderitaan juga

menekankan pada pendidikan dan pembinaan, dilakukan pendidikan

dikarenakan bisa saja seorang militer yang di pidana tidak disertai dengan

pidana pemecatan atau dalam hal ini akan menjadi anggota militer kembali,

lain halnya dengan masyarakat umum yang memiliki jabatan di instansi

negara apabila telah menyelesaikan pidananya ia tidak dapat ditarik

kembali di instansi dimana ia ditempatkan, sedangkan pembinaan

10 Andi Hamzah, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 182.

Page 56: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

44

dilakukan terhadap militer yang di pidana dengan disertakan pidana

pemecatan yang mana dijalankan di LAPAS.

b. Fungsi Sanksi Pidana Militer

Sanksi pidana berfungsi untuk mengatur kehidupan masyarakat

agar dapat tercipta dan terpeliharanya ketertiban umum. Manusia dalam

usaha untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan hidupnya yang

berbeda-beda terkadang mengalami pertentangan antara satu dengan yang

lainnya, yang dapat menimbulkan kerugian atau mengganggu kepentingan

orang lain. Agar tidak menimbulkan kerugian dan mengganggu

kepentingan orang lain dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya

tersebut maka hukum memberikan aturan-aturan yang membatasi

perbuatan manusia, sehingga ia tidak bisa berbuat sekehendak hatinya.

Fungsi sanksi pidana militer tidak jauh berbeda dengan fungsi

sanksi pidana pada umumnya. Sanksi pidana terhadap anggota militer

berfungsi agar anggota militer tidak mengulangi perbuatan tindak pidana

yang dilakukan, yang mana dalam hal ini setiap anggota militer di tuntut

selalu siap siaga serta siap ditempatkan dimana saja dalam kedinasannya

serta memberikan efek jera terhadap anggota militer yang telah melakukan

tindak pidana tersebut.

c. Jenis-jenis Sanksi Pidana Berdasarkan KUHP dan KUHPM

Adapun ketentuan pidana dalam KUHPMiliter diatur dalam Pasal 6

sampai dengan Pasal 31 bab II buku I KUHPMiliter, sedangkan ketentuan

pidana di atur pada KUHP di atur dalam Pasal 10 bab II buku I,11 yaitu

sebagai berikut :

1) Jenis Sanksi Menurut KUHP

Pidana Pokok :

a) Pidana Mati

11 Moch. Faisal Salam, Hukum Pidana Militer di Indonesia, (Bandung: CV Mandar Maju,

2006), hlm. 58.

Page 57: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

45

b) Pidana Penjara

c) Pidana Kurungan

d) Pidana Denda

e) Pidana Tutupan.

Pidana Tambahan :

a) Pencabutan Beberapa Hak Tertentu

b) Perampasan Barang Tertentu

c) Pengumuman Putusan Hakim.

2) Jenis Sanksi Menurut KUHPM

Pidana Utama :

a) Pidana Mati

b) Pidana Penjara

c) Pidana Kurungan

d) Pidana Tutupan.

Pidana Tambahan :

a) Pemecatan Dari Dinas Militer Dengan Atau Tanpa

Pencabutan Haknya Untuk Memasuki Angkatan Bersenjata

b) Penurunan Pangkat

c) Pencabutan Hak-Hak Yang Disebut Pada Pasal 35 ayat (1)

Pada Nomor 1, 2, dan 3 KUHP.

C. Pengertian Penyalahgunaan Narkoba dalam Undang-Undang

1. Pengertian Narkoba

Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan

Adiktif. Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum

seperti polisi (termasuk di dalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim

dan petugas pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada

ketiga zat tersebut adalah NAPZA yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat

Adiktif. Istilah NAPZA biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi

Page 58: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

46

kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua

istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.

Secara etimologi, narkoba berasal dari bahasa inggris yaitu “narcotics”

yang berarti “obat bius”, yang artinya sama dengan “narcosis” dalam bahasa

Yunani yang berarti “menidurkan atau membiuskan”. Sedangkan dalam kamus

inggris indonesia narkoba berarti bahan-bahan pembius, obat bius atau

penenang.12 Secara terminologis narkoba adalah obat yang dapat menenangkan

syaraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa ngantuk atau

merangsang.13

Selanjutnya pengertian Narkotika berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka

1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, bahwa yang

dimaksud dengan Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman

atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan

ketergantungan.14

Lebih lanjut dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35

Tahun 2009 Tentang Narkotika dijelaskan ada tiga jenis golongan narkotika,

yaitu :

a. Narkotika Golongan I adalah narkotika hanya dapat digunakan

untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan

dalam terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan

ketergantungan. Contoh: Heroin, Kokain, Daun Koka, Opium,

Ganja, Jicing, Katinon, MDMDA/Ecstasy, dan lebih dari 65 macam

jenis lainnya.

b. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk

pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan

12 Hasan Sadly, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2000), hlm. 390. 13 Anton M. Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988),

hlm. 609. 14 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Pasal 1 butir 1.

Page 59: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

47

dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan

ketergantungan. Contoh: Morfin, Petidin, Fentanil, Metadon dan

lain-lain.

c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif

ringan, tetapi bermanfaat dan berkhasiat untuk pengobatan dan

penelitian. Golongan 3 narkotika ini banyak digunakan dalam terapi

dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi mengakibatkan ketergantungan. Contoh:

Codein, Buprenorfin, Etilmorfina, Kodeina, Nikokodina, Polkodina,

Propiram, dan ada 13 (tiga belas) macam termasuk beberapa

campuran lainnya.

2. Jenis-jenis Narkoba

a. Jenis Narkoba Berdasarkan Bahannya

Jenis Narkoba berdasarkan bahannya dapat dibedakan menjadi 3

bagian, narkoba alami, semi sintesis dan narkoba sintesis.

1) Narkoba Alami

Narkoba alami merupakan jenis narkoba yang masih alami

dan belum mengalami pengolahan. Berikut ini penulis uraikan

contoh narkoba alami, yaitu :

a) Ganja

Hari Sasangka menjelaskan bahwa ganja berasal dari

tanaman cannabis sativa, cannabis indica dan cannabis

Americana. Tanaman tersebut termasuk keluarga

Urticaceae atau Moraceae. Tanaman Canabis merupakan

tanaman yang mudah tumbuh tanpa perawatan khusus.

Page 60: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

48

Tanaman ini tumbuh pada daerah beriklim sedang dan

tumbuh subur di daerah tropis.15

Ada tiga jenis ganja, yaitu cannabis sativa, cannabis

indica, dan cannabis ruderalis. Ketiga jenis ganja ini

memiliki kandungan THC berbeda-beda. Jenis cannabis

indica mengandung THC paling banyak, disusul cannabis

sativa, dan cannabis ruderalis. Karena kandungan THC

inilah, maka setiap orang menyalahgunakan ganja terkena

efek psikoaktif yang membahayakan.

Bahaya penyalahgunaan ganja secara teratur dan

berkepanjangan akan berakibat fatal berupa radang paru-

paru, iritasi dan pembengkakan saluran nafas. Lalu

kerusakan aliran darah koroner dan berisiko menimbulkan

serangan nyeri dada, terkena kanker, menurunya daya tahan

tubuh sehingga mudah terserang penyakit, serta menurunnya

kadar hormone pertumbuhan seperti tiroksin.

b) Opium

Opium atau candu (poppy: dalam bahasa inggris)

atau (opos/Juice dalam bahasa Yunani) adalah getah bahan

baku Narkotika yang diperoleh dari buah candu (Papaver

somniferum L atau P paeoniflorum) yang belum matang.

Opion (Poppy Juice), Poppy Juice opium disebut juga

dengan poppy adalah getah bahan baku narkotika yang

diperoleh dari buah candu (Papaver somniferum L. atau P.

paeoniflorum) yang belum matang.

2) Narkoba Semi Sintesis

Narkotika Semi Sintetis adalah berbagai jenis narkotika

alami yang di olah dan di ambil zat adiktifnya (Intisarinya) agar

15 Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana: Untuk Mahasiswa,

Praktisi dan Penyuluh masalah narkoba, (Jakarta: CV. Mandar Maju, 2003), hlm. 48.

Page 61: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

49

memiliki khasiat yang lebih kuat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk kepentingan kedokteran. Beberapa jenis Narkotika Semi

Sintesis yang disalahgunakan adalah sebagai berikut :

a) Morfin

Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat

dan merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada

opium. Umumnya opium mengandung 10% morfin. Kata

“morfin” berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam

mitologi Yunani.

Efek morfin terjadi pada susunan syaraf pusat dan

organ yang mengandung otot polos. Efek morfin pada

system syaraf pusat mempunyai dua sifat, yaitu depresi dan

stimulasi. Digolongkan depresi yaitu analgesia, sedasi,

perubahan emosi, hipoventilasi alveolar. Stimulasi termasuk

stimulasi parasimpatis, miosis, mual muntah, hiperaktif

reflek spinal, konvulsi dan sekresi hormon anti diuretika

(ADH).16

b) Heroin

Heroin merupakan senyawa narkotika yang sangat

keras dengan sifat adiktif yang tinggi, berbentuk butiran,

tepung atau cairan. Jenis heroin yang populer saat ini adalah

“putauw”. Heroin diperoleh dari morphin melalui suatu

proses kimiawi yang dikenal dengan istilah “acetylion”

(karena menggunakan acetica anhidrida dan acety chloride).

Heroin (diacetylmorphine) adalah obat illegal yang sangat

adiktif dan penggunaannya merupakan masalah serius di

Amerika. Heroin adalah golongan opiat yang paling banyak

disalahgunakan dan paling adiktif. Heroin di proses dari

16 Latief dkk, Narkotika dan Obat-Obatan Terlarang, (Jakarta: Rajawali Press, 2001),

hlm. 24.

Page 62: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

50

morphin, suatau zat alami yang di ekstrak dari biji varietas

tanaman poppy tertentu.17

3) Narkotika Sintesis

Narkotika Sintetis adalah Narkotika yang di buat dari bahan

kimia dan digunakan untuk pembiusan atau pengobatan bagi

mereka yang mengalami ketergantungan narkoba. Narkotika

sintesis berfungsi sebagai pengganti sementara untuk mencegah

rehabilitasi sehingga penyalahgunaan dapat menghentikan

ketergantungannya. Adapun contoh dari narkotika sintetis adalah :

a) Sabu (Amphetamine)

Amfetamin merupakan kelompok obat psikoaktif

sintetis yang disebut sistem saraf pusat (SSP) stimulan.

Amfetamin merupakan satu jenis narkoba yang dibuat

secara sintetis dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara.

Amfetamin dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun

coklat, bubuk putih kristal kecil. Merek amfetamin lain,

seperti Metedrin, Deksamil dan Benzedrin, kemudian

membanjiri pasaran.

Cara yang paling umum dalam menggunakan

amfetamin adalah dihirup melalui tabung. Amfetamin dapat

membuat seseorang merasa energik. Efek amfetamin

termasuk rasa kesejahteraan, dan membuat seseorang

merasa lebih percaya diri. Perasaan ini bisa bertahan sampai

12 jam, dan beberapa orang terus menggunakan untuk

menghindari turun dari obat. Obat-obat yang termasuk

kedalam golongan amfetamin adalah Amfetamin,

Metamfetamin dan Metilendioksimetamfetamin (MDMA,

ecstasy atau Adam).

17 Latief dkk, Narkotika dan Obat-Obatan Terlarang, (Jakarta: Rajawali Press, 2001),

hlm. 24.

Page 63: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

51

b) Ekstasi (MDMA)

MDMA (methylenedioxy-N-methylamphetamine)

biasanya dikenal dengan nama Ekstasi, E, X, atau XTC

adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat

rekreasi yang membuat penggunanya menjadi sangat aktif.

Ekstasi merusak neuron yang melepaskan serotonin,

bahan kimia otak yang mengatur daya ingat dan fungsi-

fungsi lain. Penelitian lain menunjukkan bahwa bekas

pemakai yang sudah tidak memakai ekstasi selama enam

bulan masih terpengaruh secara mental, yang berarti bahwa

kerusakannya bersifat jangka panjang dan tidak dapat

diperbaiki.

c) Cocain

Cocain adalah suatu alkloida yang berasal dari daun

Erythroxylum coca Lam. Kokain merupakan salah satu jenis

narkoba, dengan efek stimulan. Kokain diisolasi dari daun

tanaman Erythroxylum coca Lam. Zat ini dapat dipakai

sebagai anastetik (pembius) dan memiliki efek merangsang

jaringan otak bagian sentral. Pemakaian zat ini menjadikan

pemakainya suka bicara, gembira yang meningkat menjadi

gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut

nyeri, mual, dan muntah. Seperti halnya narkotika jenis lain,

pemakaian kokain dengan dosis tertentu dapat

mengakibatkan kematian.18

3. Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba

a. Pengertian Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

menyatakan bahwa setiap perbuatan yang tanpa hak berhubungan secara

18 Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pdana: Untuk Mahasiswa,

Praktisi dan Penyuluh masalah narkoba, (Jakarta: CV. Mandar Maju, 2003), hlm. 55.

Page 64: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

52

langsung maupun tidak langsung dengan narkotika adalah bagian dari

tindak pidana narkotika. Pada dasarnya penggunaan narkotika hanya boleh

digunakan untuk kepentingan pengobatan serta ilmu pengetahuan dan

teknologi. Apabila diketahui terdapat perbuatan di luar kepentingan-

kepentingan sebagaimana disebutkan di atas, maka perbuatan tersebut

dikualifikasikan sebagai tindak pidana narkotika. Hal tersebut ditegaskan

oleh ketentuan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika menyatakan bahwa :

“Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan

pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi”.

Tindak pidana narkotika diatur dalam Pasal 111 sampai Pasal 148

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika. Dalam segi

perbuatannya ketentuan pidana yang diatur oleh undang-undang tersebut

dapat dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) antara lain :

1. Kejahatan yang menyangkut produksi narkotika

2. Kejahatan yang menyangkut jual beli narkotika

3. Kejahatan yang menyangkut pengangkutan dan trasito narkotika

4. Kejahatan yang mengangkut penguasaan narkotika

5. Kejahatan yang menyangkut penyalahgunaan narkotika

6. Kejahatan yang menyangkut tidak melapor pecandu narkotika

7. Kejahatan yang menyangkut label dan publikasi narkotika

8. Kejahatan yang menyangkut jalannya peradilan narkotika

9. Kejahatan yang menyangkut penyitaan dan pemusnahan

narkotika.19

Penyalahgunaan merupakan pemanfaatan sesuatu hal yang mana

tidak sesuai dengan ketentuan yang seharusnya. Penyalahgunaan yang di

maksud adalah bentuk penyalahgunaan terhadap obat-obatan atau segala

19 Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2001), hlm. 154.

Page 65: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

53

bentuk zat yang tergolong dalam narkotika, psikotropika dan zat-zat adiktif

lain, yang disalahgunakan untuk kepentingan yang tidak sesuai dengan

ketentuan dan kegunaannya. Jadi, penyalahgunaan narkotika dapat

diartikan sebagai proses, cara, perbuatan yang menyeleweng terhadap

narkotika.

Secara yuridis pengertian dari penyalahguna narkotika di atur

dalam Pasal 1 butir 15 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika adalah :

“Penyalah Guna adalah orang yang menggunakan Narkotika

tanpa hak atau melawan hukum”.20

Sedangkan tujuan Undang-Undang Narkotika ini adalah :

1. Menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan

pelayanan kesehatan, dan/atau pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

2. Mencegah, melindungi dan menyelamatkan bangsa

Indonesia dari bahaya penyalahgunaan narkotika.

3. Memberantas peredaran gelap narkotika dan prekursor

narkotika.

4. Menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial

bagi penyalahguna dan pecandu narkotika.21

b. Faktor Penyebab Terjadinya Tindak Pidana Narkotika Yang

Dilakukan Oleh Prajurit TNI

Dalam kasus seorang prajurit TNI yang telah melakukan tindak

pidana narkotika, tentu saja tidak terlepas dari beberapa faktor yang

20 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Pasal 1 butir 15. 21 Anang Iskandar, Penegakan Hukum Narkotika (Rehabilitatif Terhadap Penyalah Guna

dan Pecandu, Represif Terhadap Pengedar), (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2019), hlm.

29-30.

Page 66: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

54

mendorong seorang prajurit TNI dapat melakukan tindak pidana tersebut.

Beberapa faktor tersebut antara lain :22

1. Faktor pribadi, yaitu mental yang lemah yang menyebabkan

goyah dan mudah terpengaruh ajakan keburukan. Mental yang

sepertinya selalu merasa sendiri dan terasingkan, tidak memiliki

tanggungjawab kurang mampu bergaul dengan baik, dan lain-

lain.

2. Faktor keluarga, yaitu kurang perhatian orang tua terhadap anak

ini juga salah satu penyebab dari faktor keluarga, orang tua

terlalu sibuk bekerja atau bahkan kurang peduli dengan

pendidikan dan moral anak.

3. Faktor sosial, yaitu salah bergaul. Jika seorang prajurit TNI

memiliki teman buruk maka ia akan terjerat dalam jaring-jaring

keburukan, bahkan untuk masalah narkoba.

4. Faktor kelompok, sebenarnya masih terkait dengan faktor

penyebab dari segi sosial.

5. Faktor ekonomi, yaitu kemiskinan atau kesusahan masalah

finansial yang terjadi di keluarga dan di sekitar kita.

c. Jenis-jenis Perbuatan Yang Dilarang Dalam Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

Ruang lingkup Hukum Pidana mencakup tiga ketentuan yaitu

tindak pidana, pertanggungjawaban, dan pemidanaan. Ketentuan pidana

yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika dirumuskan dalam Bab XV Ketentuan Pidana Pasal 111 sampai

dengan Pasal 148. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika, terdapat empat kategorisasi tindakan melawan hukum yang

22 Aditia Purnama Tarigan, Kajian Hukum Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Oleh

Anggota Militer Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009. Jurnal Lex Crimen. Vol. VI. No.

3, Mei 2017. hlm. 14.

Page 67: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

55

dilarang oleh undang-undang dan dapat diancam dengan sanksi pidana,

yakni :23

1. Kategori pertama, yakni perbuatan-perbuatan berupa memiliki,

menyimpan, menguasai atau menyediakan narkotika dan

prekursor narkotika (Pasal 111 dan 112 untuk narkotika

golongan I, Pasal 117 untuk narkotika golongan II dan Pasal

122 untuk narkotika golongan III serta Pasal 129 huruf (a)).

2. Kategori kedua, yakni perbuatan-perbuatan berupa

memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan

narkotika dan precursor narkotika (Pasal 113 untuk narkotika

golongan I, Pasal 118 untuk narkotika golongan II, dan Pasal

123 untuk narkotika golongan III serta Pasal 129 huruf (b)).

3. Kategori ketiga, yakni perbuatan-perbuatan berupa menawarkan

untuk di jual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara

dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan narkotika dan

prekursor narkotika (Pasal 114 dan Pasal 116 untuk narkotika

golongan I, Pasal 119 dan Pasal 121 untuk narkotika golongan

II, Pasal 124 dan Pasal 126 untuk narkotika golongan III serta

Pasal 129 huruf (c)).

4. Kategori keempat, yakni perbuatan-perbuatan berupa

membawa, mengirim, mengangkut atau mentransit narkotika

dan prekursor narkotika (Pasal 115 untuk narkotika golongan I,

Pasal 120 untuk narkotika golongan II dan Pasal 125 untuk

narkotika golongan III serta Pasal 129 huruf (d)).

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika telah

mengatur jenis-jenis sanksi yang diberikan pada tindak pidana narkotika

antara lain :

23 Siswanto Sunarso, Politik Hukum Dalam Undang-Undang Narkotika, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2012), hlm. 256.

Page 68: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

56

1. Tindak Pidana bagi penyalah guna atau sebagai korban

penyalahgunaan narkotika, penyalah guna tersebut wajib

menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

2. Tindak Pidana Orang Tua / Wali dari Pecandu Narkotika,

Narkotika yang Belum Cukup Umur (Pasal 128) di pidana

dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau

pidana denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).

3. Tindak pidana bagi Orang yang Tidak Melaporkan Adanya

Tindak Pidana Narkotika (Pasal 131). Di pidana dengan pidana

penjara paling lama 1 (satu) tahun atau pidana denda paling

banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

4. Tindak Pidana terhadap Orang yang Menghalangi atau

Mempersulit Penyidikan, Penuntutan dan Pemeriksaan Perkara

(Pasal 138). Di pidana dengan pidana penjara paling lama 7

(tujuh) tahun dan pidana denda paling banyak

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

5. Tindak Pidana bagi PPNS, Penyidik Polri, Penyidik BNN yang

Tidak Melaksanakan Ketentuan tentang Barang Bukti (Pasal

140) di pidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)

tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda

paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling

banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

6. Tindak Pidana bagi Petugas Laboratorium yang Memalsukan

Hasil Pengujian (Pasal 142) di pidana dengan pidana penjara

paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling banyak

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).24

Pasal 136 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 memberikan

sanksi berupa narkotika dan prekursor narkotika serta hasil-hasil yang

24 Anang Iskandar, Penegakan Hukum Narkotika (Rehabilitatif Terhadap Penyalah Guna

dan Pecandu, Represif Terhadap Pengedar), (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2019), hlm.

47.

Page 69: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

57

di peroleh dari tindak pidana narkotika, baik itu aset bergerak atau tidak

bergerak maupun berwujud atau tidak berwujud, serta barang-barang

atau peralatan yang di gunakan untuk tindak pidana narkotika di

rampas untuk negara. Pasal 146 juga memberikan sanksi terhadap

warga negara asing yang telah melakukan tindak pidana narkotika

ataupun menjalani pidana narkotika yakni dilakukan pengusiran

wilayah negara Republik Indonesia dan dilarang masuk kembali ke

wilayah negara Republik Indonesia. Sedangkan pada Pasal 148 bila

putusan denda yang di atur dalam undang-undang ini tidak dibayarkan

oleh pelaku tindak pidana narkotika maka pelaku dijatuhi penjara

paling lama dua tahun sebagai pengganti pidana denda yang tidak dapat

di bayar.25

d. Sanksi Pidana Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009

Di dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009, telah di atur

beberapa ketentuan mengenai sanksi pidana dan pemidanaan terhadap

tindak pidana penyalahgunaan narkoba. Beberapa ketentuan tersebut yaitu :

1. Jenis sanksi dapat berupa pidana pokok (denda, kurungan,

penjara dalam waktu tertentu/seumur hidup, dan pidana mati),

pidana tambahan (pencabutan izin usaha/pencabutan hak

tertentu), dan tindakan pengusiran (bagi Warga Negara Asing).

2. Jumlah atau lamanya pidana bervariasi, untuk denda berkisar

antara Rp.400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah) sampai

Rp.8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah) untuk tindak

pidana Narkotika, untuk pidana penjara minimal 2 tahun sampai

20 tahun dan seumur hidup.

3. Sanksi pidana pada umumnya (kebanyakan) diancamkan secara

kumulatif (terutama penjara dan denda).

25 Anton Sudanto, Penerapan Hukum Pidana Narkotika Di Indonesia. Jurnal Hukum.

Vol.7. No. 1. hlm. 154.

Page 70: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

58

4. Untuk tindak pidana tertentu ada yang di ancam dengan pidana

minimal khusus (penjara maupun denda).

5. Ada pemberatan pidana terhadap tindak pidana yang didahului

dengan permufakatan jahat, dilakukan secara terorganisasi,

dilakukan oleh korporasi dilakukan dengan menggunakan anak

belum cukup umur, dan apabila ada pengulangan (recidive).

6. Untuk jenis-jenis pelanggaran terhadap tindak pidana narkotika

dengan unsur pemberatan maka penerapan denda maksimum

dari tiap-tiap pasal yang dilanggar di tambah dengan 1/3 (satu

pertiga).

D. Pandangan Hukum Islam Mengenai Sanksi Pemakai Narkoba

1. Definisi Narkoba Dalam Islam

Istilah narkoba dalam konteks Hukum Islam tidak disebutkan secara

langsung di dalam Al-Qur’an maupun dalam Sunnah. Dalam Al-Qur’an hanya

menyebutkan istilah khamr. Meskipun demikian, dalam teori ilmu fiqh bila

suatu hukum belum ditentukan status hukumnya, maka bisa diselesaikan

melalui metode qiyas (analogi hukum).26 Dan adapun jenis qiyas yang

digunakan yaitu qiyas jali, yang artinya bahwa “sesuatu yang disamakan

ternyata lebih besar akibat buruknya daripada sesuatu yang menjadi

bandingannya”. Dalam hal ini, narkoba lebih besar akibat buruknya daripada

khamr.27 Atas dasar itu, maka penulis akan menguraikan definisi khamr.

Secara etimologi, khamr ”berasal dari kata “khamara (خمر) ( ر م خ ) yang

artinya adalah “penutup dan menutupi”.28 Maksud penutup adalah bahwa

khamr dapat menutup akal fikiran dan logika seseorang bagi yang

meminumnya atau mengkonsumsinya. Sedangkan secara terminologi, al-

26 Nasrun Harun, Ushul Fiqh, (Jakarta: Sinar Grafika, 1997), Cet. ke-1, hlm. 64. 27 M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2013), hlm. 177. 28 Jamluddin Muhammad Ibn Al-Manzhur Al-Anshari, Lisan al’Arab, (Libanon: Dar al

Ma’arif, 1981), Juz V, hlm. 339.

Page 71: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

59

Isfihani menjelaskan khamr berarti minuman yang dapat menutup akal atau

memabukkan, baik orang yang meminumnya itu mabuk ataupun tidak.29

Sedangkan, Ibnu Taimiyah mendefinisikan khamr sebagai berikut :

ي ا بي ر ع الأ ةي غ ل في ر مأ خ لأ ا ي غ و ر مأ ت نأ مي ر كي سأ م الأ ل او ن ت ي ن ك ني أ رأ ق لأ بي ب طي خ يأ ل هي يأ

أ ت ص بي لأ م سأ كي ري مي ن الأ عي ن بي 30 و ل ي

Artinya: “Khamr adalah sesuatu yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an

yang apabila di konsumsi bisa membuat mabuk, baik yang terbuat dari

kurma maupun dari zat lainnya, dan tidak ada batasan bahwa yang

memabukkan hanya terbuat dari anggur saja”.

Wahbah Al-Zuhaili mengutip Abu Hanifah (Hanafiyah) bahwa

khamr adalah suatu minuman tertentu yang terbuat dari sari buah anggur

murni atau kurma yang di masak sampai mendidih dan keluar gelembung

busanya kemudian dibiarkan sampai bening dan hilang gelembung

busanya.31

Di lihat dari definisi di atas, salah satu sebab diharamkannya khamr

karena dapat memabukkan (menutup kesadaran berfikir). Dalam bahasa

Arab, makanan atau minuman yang memabukkan itu diistilahkan dengan

kata muskir )مسكر(. Kata muskir ini adalah isim fail dari kata dasar sakara

حو ) maknanya adalah kebalikan dari shahwu ,)سكر( (ألص , yang maknanya

“sadar atau jaga”. Jadi sakr atau mabuk itu bermakna tidak sadar atau tidak

dalam keadaan jaga.

Adapun definisi atau batasan orang mabuk menurut para ulama

berbeda-beda, namun pada intinya tetap sama. Imam Asy-Syafi’i

menyebutkan bahwa orang yang mabuk itu adalah :

29 Kadar M. Yusuf, Tafsir Ayat Ahkam, Tafsir Tematik ayat-ayat Hukum, (Jakarta: Amzah,

2011), hlm. 171. 30 Ahmad Ibnu Taimiyah, Majmu’ Al-fatawa Ibnu Taimiyah, (Beirut: dar al-Arabiyah,

1987), hlm. 34. 31 Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuh, (Beirut: Dar al Fikr, 1998), Juz VI,

hlm. 152.

Page 72: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

60

األ م و نأظوأ ت ل ط لك مه الأم ي اخأ ي ان هو ال كأر توم س كأ ه الأم ف سي نأك ش

Artinya: “Orang mabuk adalah orang yang seharusnya perkataan teratur

menjadi rancu, dan terbukalah rahasia yang disembunyikannya”.

Sedangkan menurut Al-Hanafiyah khamr adalah makanan atau

minuman yang apabila di konsumsi akan membuat pelakunya kehilangan

akalnya, sehingga tidak bisa memahami sesuatu. Dia tidak bisa

membedakan antara laki-laki dan perempuan, antara langit dengan bumi,

antara istrinya, ibu atau pembantu.32 Secara umum dapat dikatakan bahwa

mabuk adalah hilang akal atau hilangnya kemampuan berfikir. Dengan

begitu, seseorang yang mabuk tidak bisa berfikir normal dengan akal

sehatnya. Akalnya hilang berganti halusinasi atau khayalan. Orang mabuk

juga sulit membedakan mana yang nyata mana yang tidak nyata.

Dalam mendefinisikan narkoba, Sayyid Sabiq memiliki pendapat

bahwa “Sesungguhnya ganja itu haram, diberikan had atau sanksi terhadap

orang yang menggunakannya sebagaimana diberikan had bagi peminum

khamr, ditinjau dari zatnya yang dapat merusak otak, sehingga

pengaruhnya bisa menjadikan lelaki seperti banci dan pengaruh jelek

lainnya. Ganja dapat menyebabkan seseorang berpaling dari mengingat

Allah dan menunaikan shalat. Dan ia termasuk kategori khamr yang secara

lafadz dan makna telah diharamkan Allah dan Rasulnya”.33

Maka, berdasarkan uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa

setiap yang bisa membuat mabuk dan menutupi, mengganggu

keberfungsian akal atau menghilangkan akal pikiran termasuk dalam

kategori khamr, baik yang terbuat dari anggur, kurma, maupun bahan

lainnya, maka dalam hal ini termasuk didalamnya narkoba. Meskipun

istilah narkoba belum di kenal pada zaman Rasulullah SAW, namun

32 Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, (Beirut: Dar al-Fikr, 1998), Juz

VII, hlm. 487. 33 Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya

Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 38.

Page 73: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

61

narkoba bisa disamakan dengan khamr, sebab antara khamr dan narkotika

sama-sama menyebabkan tertutupnya atau hilang akal orang yang

mengkonsumsinya, bahkan narkotika lebih berbahaya, sehingga status

hukum narkoba disamakan dengan status hukum khamr.

2. Konsep Dasar Status Keharaman Narkoba Dalam Islam

Dalam melihat dan menganalisa konsep dasar mengharamkan narkoba

perlu merujuk pada firman Allah SWT (Al-Qur’an) yang tertera pada beberapa

surat. Di samping itu, dalam menganalisa status hukum narkoba perlu juga

merujuk pada hadits atau sabda Rasulullah SAW. Di dalam ketentuan Islam,

pelarangan mengkomsumsi khamr (narkoba) tentunya dilakukan secara

bertahap.

Konsep dasar mengharamkan narkoba dalam sudut pandang Hukum

Islam mengacu pada ketentuan khamr. Menurut Abdullah lbn Ahmad lbn

Mahmud al-Nasafi, terdapat 4 (empat) ayat Al-Qur’an dalam beberapa surat

yang berbeda berkaitan dengan khamr. Pertama yaitu surat An-Nahl ayat 67.

Kedua surat Al-Baqarah ayat 219. Ketiga surat An-Nisa ayat 43, Keempat

tertera dalam surat Al-Maidah ayat 90-91.34 Sedangkan menurut pendapat

Abdullah lbnu Umar al Syabi, Mujahid, Qatadah, Rabi’ lbnu Anas, dan

Abdurrahman lbn Zaid Ibn Aslam, seperti yang di kutip oleh Muhammad

Jamaluddin al-Qasimi, bahwa surat Al-Baqarah ayat 219 merupakan ayat

pertama yang berkaitan dengan khamr, lalu di susul dengan An-Nisa ayat 43,

baru kemudian setelah itu turun surat Al-Maidah ayat 90-91 yang menjadi

klimaks atau pamungkas berkaitan dengan khamr.35

Maka dari itu, untuk lebih memahami dan mendalami ketentuan khamr,

penulis akan uraikan dan menjelaskan ayat-ayat tersebut di atas. Mengingat

antara khamr dan narkoba memiliki sisi kesamaan dan perbedaan. Persamaan

antara khamr dan narkoba di antaranya yaitu keduanya (khamr dan narkoba)

34 Abdullah Ibn Ahmad Al-Nasafi, Tafsir al Nasafi, (Beirut: Dar al Kutub al ‘Ilmiyah,

2001), hlm. 120-121. 35 Muhammad Jamaluddin Al-Qasimi, Tafsir al Qasimi, (Beirut: Dar al fikr, 1998), Jilid II,

hlm. 110-111.

Page 74: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

62

sama-sama memabukkan serta dapat menghilangkan kesadaran akal pikiran,

sementara sisi perbedaannya di antaranya kalau narkoba, jenis dan bahan yang

digunakan cenderung lebih modern, sedangkan kalau khamr jenis dan bahan

yang digunakan untuk meracik lebih condong pada hal-hal yang bersifat

“tradisional”.

Pertama, Al-Qur’an menjelaskan bahwa dari buah kurma dan unggur

dapat di buat minuman yang memabukkan dan rizki yang baik. Allah SWT

berfirman di dalam Q.s An-Nahl [16] ayat 67 :

ا ورزقا حسنا ون منهح سكرا عنب تتخذح ومن ثمرت ٱنلخيل وٱل

٦٧إن ف ذلك أليةا ل قوم يعقلحون

Artinya: “Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang

memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu

benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang

memikirkan”. (Q.S. An-Nahl [16] : 67).

Setelah turunnya firman Allah (Q.S. An-Nahl: 67) kaum muslimin

ketika itu mengkonsumsi atau meminum khamr. Karena memang

berdasarkan teks (nash) dari ayat 67 surat An-Nahl, tidak terkandung

hukum keharaman khamr. Dalam ayat ini Allah menyebut semacam

minuman yang dihasilkan oleh buah-buahan seperti kurma dan anggur,

yaitu yang kamu jadikan minuman yang memabukkan dan juga dari kedua

pohon itu terdapat rizki yang baik, yakni dari buah-buahan yang sudah

kering. Dan itulah terdapat tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah.

Kedua, Al-Qur’an menjelaskan bahwa di samping khamr

mengandung dosa besar juga mengandung manfaat, akan tetapi dosanya

lebih besar di banding manfaatnya. Allah SWT berfirman di dalam Q.s Al-

Baqarah [2] ayat 219 :

ونك عن ٱلمر وٱلميس قحل كبح يسئلح

ما أ هح فيهما إثم كبي ومنفعح للناس إوثمح

Page 75: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

63

ون قحل ٱلعف ك و من نفعهما ويسئلحونك ماذا يحنفقح ح ذل مح ٱألي ك يحبني ح لكح ت ٱلل

ون رح م تتفك ٢١٩لعلكحArtinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi.

Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa

manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari

manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka

nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah

menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir”. (Q.S. Al-

Baqarah [2] : 219).

Asbab an-nuzul ayat ini terdapat beberapa pendapat di kalangan

ulama. Pendapat pertama menyatakan bahwa diturunkannya Q.S. Al-

Baqarah ayat 219 karena Umar lbn al-Khatthab suatu ketika berkata: “Ya

Allah, berikan penjelasan kepada kami dengan penjelasan yang sejelas-

jelasnya mengenai ketentuan hukum khamr, maka turunlah firman Allah

Surat Al-Baqarah ayat 219. Sedangkan pendapat kedua menyatakan

diturunkannya ayat 219 dari surut Al-Baqarah lantaran suatu ketika

sekelompok sahabat Anshar datang kepada nabi Muhammad SAW, di

antara mereka terdapat Umar lbn al Khatthab dan Mu’adz lbn Jabal,

mereka meminta fatwa kepada Rasulullah SAW mengenai status khamr,

karena menurut pendapat mereka khamr dapat merusak akal dan dapat

menyebabkan harta benda terbuang secara sia-sia.36

Sayyid Quthub menjelaskan bahwa sampai waktu itu belum turun

ayat yang mengharamkan khamr (minuman keras dan segala sesuatu yang

memabukkan) dan judi. Tetapi, tidak juga terdapat nash dalam Al-Qur’an

yang menghalalkannya. Sebenarnya Allah SWT hendak membimbing

kaum muslimin yang baru tumbuh ini (baru mengamalkan nilai-nilai

‘ubudiyah) untuk melangkah selangkah demi selangkah (step by step) pada

jalan yang dikehendaki-Nya. Masih menurut pendapat beliau, nash yang

36 Muhammad Ibnu Yusuf Al-Andalusi Al-Ghirnaati, Al-Bahr Al-Muhih fi Al-Tafsir,

(Beirut: Dar al Fikr, 1992), Juz II, hlm. 402.

Page 76: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

64

ada (Q.S. Al-Baqarah: 219) merupakan langkah pertama dalam

mengharamkan khamr dan judi. Karena, sesuatu atau perbuatan itu

adakalanya bukan kejahatan murni dan kebaikan itu adakalanya berbaur

dengan kejelekan, dan kejelekan bercampur dengan kebaikan di muka

bumi ini. Hal yang terpenting yaitu yang menjadi acuan penghalalan atau

pengharaman itu ialah dominannya kebaikan atau kejelekan. Apabila dosa

dalam khamr dan judi itu lebih besar dari pada manfaatnya, maka hal itu

menjadi “illat” alasan pengharaman dan pelarangannya, meskipun

pengharaman dan pelarangan itu tidak disebutkan secara eksplisit

(tersurat). Melalui hal ini, Islam menampakkan salah satu bentuk manhaj

(metode) pendidikan yang tertuang dalam Al-Qur’an yang bijaksana dan

dapat dijadikan acuan dalam banyak hal.37

Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa pada khamr dan judi

terdapat atau memiliki manfaat. Mengenai sisi manfaat dari khamr, Imam

Abu Abdillah Muhammad lbn Ahmad al-Anshari al-Qurthubi menjelaskan

diantaranya adalah memperoleh profit (keuntungan) dalam usaha

perniagaan khamr, di mana ketika itu orang-orang yang menekuni bisnis

khamr membeli khamr dari negeri Syam dengan harga yang relatif murah

untuk kemudian diperdagangkan kembali di daerah Hijaz dengan

memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. Muhammad Husayn al-

Thabathaba’i menjelaskan bahwa manfaat yang terdapat pada khamr dan

judi yaitu berupa upaya manusia dalam mengambil manfaat atau

keuntungan yang di peroleh bersifat kebendaan dengan jalan jual-beli serta

pekerjaan yang bisa mendatangkan kesenangan dan dapat menghibur diri.

Ada juga sebagian orang yang mengatakan bahwa khamr rnemiliki manfaat

dapat menambah gairah atau nafsu makan, dapat memberikan kekuatan

fisik. Bisa membentuk sikap dermawan, serta membuat orang menjadi

37 Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya

Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 45.

Page 77: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

65

berani meskipun hipotesa ini perlu dibuktikan otentinitasnya

(keabsahannya) secara medis dan ilmiah.38

Ketiga, Al-Qur’an menjelaskan larangan untuk melaksanakan shalat

jika dalam keadaan mabuk karena dikhawatirkan akan mengacaukan

bacaan dalam shalat. Tertera di dalam Q.s An-Nisa [4] ayat 43 :

لوة وأ ين ءامنحوا ل تقربحوا ٱلص ها ٱل ي

أ نتح ي ك م سح وا ما رى حت ح تعلمح ول ون ول تقح

إون تغتسلحوا عبري سبيل حتنحبا إل نتح جح ر م كح م و لع

و جا ء ض أ

حد سفر أ

أ

م نكح و لمستحمح ٱلن سا ء فلم ت م ن ٱلغا ئط أ ا طي با ا ءا فتيم وا م دح م وا صعيدا امح

كن عفح فٱمس م إن ٱلل يديكحم وأ وهكح وا بوحجح ٤٣ورا ا غفح و حح

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang

kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu

ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan

junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu

sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau

kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air,

maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah

mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha

Pengampun”. (Q.S. An-Nisa [4] : 43).

Asbabun nuzul dari ayat di atas adalah Abu Dawud, at-Tirmidzi,

dan al-Hakim, meriwayatkan bahwa Ali berkata: “Pada suatu hari

Abdurahman bin Auf membuatkan makanan untuk kami. Lalu dia

mengundang kami untuk makan dan menyediakan khamr sebagai

minumannya. Lalu saya meminum khamr itu. kemudian tiba waktu shalat

dan orang-orang menyuruhku untuk menjadi imam. Lalu saya membaca

ayat :

38 Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya

Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 46.

Page 78: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

66

ون ها ٱلكفرح ي أ ون ١قحل ي عبحدح ما تعبحدح

عبحدح ٢ل أ

ون ما أ نتحم عبدح

٣ ول أ

Artinya: “Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan

menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan

yang aku sembah”. (Q.S Al-Kafiruun [109] : 1-3).

Ketika waktu shalat tiba, mereka menunjuk Ali bin Abi Thalib

untuk berdiri sebagai imam dalam melakukan shalat jama’ah. Pada waktu

Ali bin Abi Thalib membaca surat Al-Kafirun terjadi kesalahan, yaitu: “Qul

yaa ayyuhal kaafiruun. Laa a’budu maa ta’budun. Wa-nahnu na’budu maa

ta’buduun”, “(katakanlah: wahai orang-orang kafir! Aku tidak menyembah

apa yang menjadi sesembahanmu. Dan kami menyembah apa yang kamu

sembah). Sehubungan dengan kejadian itu, Allah SWT menurunkan surat

An-Nisa ayat 43 sebagai peringatan bagi kaum muslimin dan sekaligus

larangan melakukan shalat di kala sedang mabuk. Mereka diperbolehkan

melakukan shalat setelah sadar dan sehat kembali, yaitu sampai

mengetahui dan paham apa yang diucapkan di dalam hati dan sadar

terhadap ucapan itu secara akal fikiran yang sehat.

Lalu Allah menurunkan firman-Nya, “Wahai orang yang beriman!

Janganlah kamu mendekati shalat, ketika kamu dalam keadaan mabuk,

sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan”. (ayat 43 dari surat An-Nisa).

Setelah turunnya ayat ini kaum muslimin tidak lagi meminum khamr

menjelang waktu ditunaikannya shalat. Akan tetapi diluar waktu shalat

mereka masih meminm khamr.39

Secara umum, ayat ini bermaksud untuk memberi peringatan

kepada kaum mu’min untuk menjauhi shalat jika ia dalam keadaan mabuk.

Hal ini berbeda dengan tafsir ayat sebelumnya, yaitu surat Al-Baqarah ayat

219, di mana orang mu’min diwajibkan mengerjakan shalat walaupun

dalam keadaan mabuk setelah minum khamr. Karena hukum wajibnya

shalat lebih dulu dibandingkan haramnya khamr bagi umat Muslim.

39 Muhammad Ali Al-Shabuni, Rawa’i Al-bayan Tafsir Ayat Al-Ahkam min Al-Qur’an,

(Beirut: dar al-Fikr, 1999), Jilid I, hlm. 481.

Page 79: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

67

Namun setelah ayat An-Nisa turun, para sahabat masih belum

sepenuhnya bisa meninggalkan khamr dalam kesehariannya, karena ayat

tersebut hanya menyuruh umat Muslim menjauhi shalat jika ia dalam

keadaan mabuk. Jadi para sahabat meminum khamr hanya pada waktu-

waktu tertentu, seperti setelah waktu shalat Isya’ dan Shubuh. Karena di

waktu-waktu itu jarak waktu shalat masih relatif panjang untuk

menghilangkan efek dari khamr yang memabukkan dan menyebabkan

umat Muslim meninggalkan wajibnya shalat.

Keempat, Al-Qur’an menetapkan larangan minum khamr dengan

penegasan bahwa khamr, judi, berhala dan undian adalah perbuatan keji

dan termasuk perbuatan setan yang harus dijauhi. Ditegaskan bahwa

dengan keempat macam perbuatan itu setan bermaksud menciptakan

permusuhan dan kebencian, serta menghalangi orang untuk ingat kepada

Allah dan melakukan shalat. Tercantum di dalam Q.s Al-Maidah [5] ayat

90-91 :

زلمح رجس نصابح وٱل

ين ءامنحو ا إنما ٱلمرح وٱلميسح وٱل ها ٱل ي

أ ن عمل ي م

ون م تحفلحح يطن فٱجتنبحوهح لعلكح مح ٩٠ٱلش ن يحوقع بينكحيطنح أ إنما يحريدح ٱلش

م عن ٱ كح د لوة لعدوة وٱلغضا ء ف ٱلمر وٱلميس ويصح وعن ٱلص ذكر ٱلل

نتحم ون فهل أ نتهح ٩١م

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)

khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,

adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan

itu agar kamu mendapat keberuntungan. “Sesungguhnya syaitan itu

bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara

kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu

dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari

mengerjakan pekerjaan itu)”. (Q.S. Al-Maidah [5] : 90-91).

Page 80: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

68

Larangan secara bertahap ini dilakukan karena minuman khamr

sudah menjadi tradisi yang digandrungi atau disenangi dan menjadi gaya

hidup (life style) masyarakat Arab ketika itu. Jika larangan ditetapkan

secara spontan (serta merta) dan sekaligus, niscaya akan terasa

memberatkan. Karena itu, larangan ditetapkan secara bertahap (mutadarrij)

agar tidak memberatkan, karena ketika itu banyak orang yang

menggandrungi atau banyak menyukai dan hidup dalam tradisi yang hobi

mengkonsumsi khamr. Dalam hal ini Sayyidah Khadijah r.a. memberikan

suatu ungkapan, yang di kutip oleh Muhammad Ali al-Shabuni, “Awal atau

permulaan yang diturunkan dari Al-Qur’an yaitu surat yang didalamnya

memaparkan surga dan neraka, hingga ketika munusia sadar atau kembali

kepada lslam barulah diturunkan (dijelaskan) perkara yang halal dan

perkara yang haram. Andaikan permulaan yang diturunkan dalam Al-

Qur’an ini berbunyi: “Janganlah kalian meminum khamr”, niscaya mereka

berkata; “.. Kami tidak akan meninggalkan khamr selama-lamanya”.40

Sebenarnya dalam surat Al-Baqarah ayat 219 Allah SWT sudah

menegaskan larangan khamr ini. Pertama ditegaskan bahwa khamr

mengandung dosa besar (itsmun kabir), padahal sesuatu yang di anggap

dosa adalah haram. Selaras dengan firman Allah Q.s Al-A’raf [7] ayat 33 :

ٱلفوحش ما ظهر م رب ل إنما حرثم و طن و ا ب منها وم قح ق ٱلغ بغي ٱل ٱل

ا و لطنا ل بهۦ سح ن ما لم يح وا بٱلل شكحح ن ت

نوأ

و أ حوا لع تقح وٱ ل ما ل تعلمح ٣٣ ن لل

Artinya: “Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang

keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa,

melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan),

mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan

hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah

apa yang tidak kamu ketahui”. (Q.S. Al-A’raf [7] : 33).

40 Muhammad Ali Al-Shabuni, Rawa’i Al-bayan Tafsir Ayat Al-Ahkam min Al-Qur’an,

(Beirut: dar al-Fikr, 1999), Jilid I, hlm. 273.

Page 81: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

69

Namun demikian, pasca turunnya ayat ini (Q.S. Al-Baqarah: 219),

tidak semua orang pada waktu itu meninggalkan khamr (ternyata masih ada

yang meminum khamr). Memang sebagian dari mereka ada yang tidak lagi

mengkonsumsi khamr dengan dalih “kami tidak lagi (membutuhkan atau

minum) khamr karena pada khamr itu terdapat dosa besar”. Akan tetapi,

ada juga orang yang masih meminum khamr dengan dalih “kami meminum

khamr karena mengambil manfaat yang terkandung didalamnya, sementara

mengenai dosa yang terkandung pada khamr, kau tinggalkan”.

Kedua, karena khamr mengandung dosa, sedang dosa itu haram dan

sudah tentu mengandung siksa. Ketiga, penegasan bahwa dosa khamr dan

maysir (judi) lebih besar daripada manfaatnya lebih mempertegas dosa dan

siksa itu sendiri. Dengan demikian sebelum penegasan dalam surat Al-

Maidah ayat 90-91, sebenarnya sudah dapat di tarik kesimpulan bahwa

khamr adalah haram, namun tidak terbukti kesimpulan itu dilakukan oleh

Nabi Muhammad SAW. Masih ada kalangan sahabat yang mabuk karena

minum khamr, terbukti dengan turunnya ayat yang melarang shalat dalam

kondisi mabuk (Q.S. An-Nisa ayat 43).

Dan ternyata masih ada orang yang meminum khamr diluar waktu

shalat, mereka beranggapan bahwa larangan yang terkandung dalam surat

An-Nisa hanya mencakup larangan melakukan shalat dalam keadaan

mabuk, dikhawatirkan akan mengacaukan bacaan shalat, sementara untuk

di luar waktu shalat tidak ada larangan meminum khamr. Kalau konteks

judi jelas, meskipun dari ayat 219 surat Al-Baqarah sudah dapat

disimpulkan bahwa khamr adalah haram, tetapi karena tidak terbukti

kesimpulan itu dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW maka mayoritas

ulama menyetujui bahwa khamr dinyatakan haram setelah turun ayat 90-91

dari surat Al-Maidah setelah perang Uhud.41

41 Wahbah Zuhaili, Al-Tafsir Al-Munir, (Beirut: Dar al Fikr al Mu’ashir, 1991), Juz VII,

hlm. 43-44.

Page 82: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

70

Adapun terdapat pendapat lain yang dapat menopang atau

menguatkan pendapat bahwa status keharaman khamr jelas-jelas dikatakan

berdasarkan surat Al-Maidah ayat 90-91 dengan pengukuhan Allah Ta’ala

dalam ayat tersebut bahwa :

1. Khamr itu termasuk “najis”. Najis adalah suatu ungkapan atau

kalimat yang menunjukkan pada klimaksasi (puncak) dari

keburukan dan kejelekan.

2. Allah SWT mensejajarkan khamr dengan perbuatan berkorban

atau menyembah berhala dan mengundi nasib dengan panah

yang mana keduanya merupakan termasuk perbuatan syirik

(menyekutukan Allah).

3. Terkandung perintah Allah untuk menjauhinya dalam kata

“fajtanibuhu” dan perintah untuk menjauhi di sini bersifat

wajib.

4. Khamr termasuk perbuatan syaitan, yang mana khamr

menimbulkan berbagai kejelekan, kesewenang-wenangan, dan

menyebabkan murka Allah SWT.

5. Menjauhi khamr rnenjadikan manusia menuju jalan

kebahagiaan dan kemenangan.

6. Akibat atau efek yang ditimbulkan khamr yaitu timbulnya

permusuhan dan kebencian.

7. Khamr menyebabkan orang berpaling dari ingat kepada Allah

dan shalat.

Dalam Al-Qur’an, pengharaman khamr disebutkan secara

mutadarrij atau bertahap dalam beberapa surat yang berbeda, akan tetapi di

dalam Al-Qur’an itu sendiri tidak disebutkan dan tidak dijelaskan apa itu

pengertian khamr. Al-Qur’an hanya menyebutkan melarang mengkonsumsi

khamr seperti yang tertera pada ayat 90-91 surat Al-Maidah.

Page 83: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

71

Khamr di artikan sebagai sesuatu yang dapat menutupi akal atau

memabukkan.42 Orang yang meminum khamr dampak buruk yang

ditimbulkannya adalah akal sehatnya terkontaminasi dan terhalang dengan

khamr sehingga tidak jarang peminum khamr normalitas akal sehatnya

terganggu dan mengakibatkan si peminumnya menjadi tidak sadar.

Selain memaparkan konsep pengharaman narkoba di dalam firman

Allah (Al-Qur’an) yang tertera pada beberapa surat, dalam menganalisa

status hukum narkoba perlu juga merujuk pada hadits atau sabda

Rasulullah SAW. Berikut ini beberapa kutipan hadits Rasulullah SAW

mengenai status keharaman khamr :

1. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ibnu Umar :

نأ ع ي ل وأ س ر ن أ ر ع ني بأ ا ل ص الل ر كي سأ م : ك ال ق مل س و هي يأ ل ع الل

أ ر ح ر امى ﴿ رواه مسمل ﴾43 أ رى و ك خ خ

Artinya: “Dari Ibnu Umar r.a. sesungguhnya Rasulullah SAW

bersabda: “Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap

khamr adalah haram”. (H.R. Muslim).

2. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dari Jabir lbn

Abdillah :

ر ابي ج نأ ع ي دي بأ ع ن بأ ا ي ل وأ س ر ن أ الل ل ص الل ا : م ال ق مل س و هي يأ ل ع الل

ا سأ ك ر ك ثي يأ ه ف ق لي يأ ل ح ر امى ﴿ رواه التميذي ﴾44

Artinya: “Dari Jabir bin Abdillah: bahwasanya Rasulullah SAW

bersabda: “Segala sesuatu yang memabukkan dalam (kadar)

42 Jamaluddin Muhammad Ibn Al-Manzhur Al-Anshari, Lisan Al ‘Arab, (Libanon: Dar al

Ma’arif, 1981), hlm. 339. 43 Muslim bin Al-Hajjaj, Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-Muassat al-Risalah, t.th), no.

hadits. 1273, hlm. 362. 44 Muhammad ibn Isa Al-Tirmidzi, Sunan Al-Tirmidzi, (Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1992),

hlm. 237.

Page 84: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

72

banyak, maka yang sedikit pun haram (hukumnya)”. (H.R.

Turmudzi).

3. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dari Ummu

Salamah :

ل وأ س ر ن ى ل ص الل ﴿ تي ف م و ر كي سأ م كي نأ ع مل س و هي يأ ل ع الل

رواه أأبو داود ﴾45

Artinya: “Rasulullah SAW melarang setiap sesuatu yang

memabukkan dan yang membuat kelesuan badan/tidak sadarkan

diri”. (H.R. Abu Dawud).

Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa setiap sesuatu

yang memabukkan adalah khamr dan hukumnya haram. Hal ini

berarti, pendapat ulama yang mengatakan bahwa khamr itu hanya

terdiri dari minuman tertentu yang terdiri dari sari buah anggur

murni atau kurma yang di masak sampai mendidih dan keluar

gelembung busanya kemudian dibiarkan sampai bening dan hilang

gelembung busanya, sedangkan sesuatu yang memabukkan yang

terbuat dari selain buah kurma murni atau buah anggur murni tidak

dinamakan khamr, akan tetapi dinamakan “nabidz”, tidak berdasar

atau tidak kuat dengan merujuk pada beberapa argumentasi yang

telah dikemukakan sebelumnya.

Dari uraian Al-Qur’an dan hadits di atas, sudah begitu jelas

bahwasanya syari’at Islam memerangi dan mengharamkan segala

hal yang memabukkan dan segala bentuk narkoba dengan berbagai

macam dan jenisnya yang beragam. Karena barang-barang itu

mengandung bahaya yang nyata bagi manusia yaitu kesehatan, akal,

kehormatan, reputasi, prestis, dan nama baiknya. Jadi, penamaan

khamr di sini tidak melihat dari sisi bahan baku yang dijadikan

45 Abu Dawud Sulaiman Al-Sijistani, Sunan Abu Dawud, (Beirut: Dar al-Muassat al-

Risalah, 1984), hlm. 198.

Page 85: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

73

untuk membuat khamr, akan tetapi stressingnya atau penekanannya

terletak pada “setiap yang memabukkan dinamakan khamr dan

status hukumnya adalah haram”. Singkat kata, segala sesuatu yang

dapat memabukkan dinamakan khamr tanpa melihat bahan

dasarnya.

Setelah mencermati kronologi pelarangan khamar di atas,

maka dapat di ambil pelajaran bahwa Islam sangatlah bijaksana.

Islam tidak serta merta mengharamkan tradisi yang telah lama

“mengakar” dalam suatu budaya (Quraisy). Islam melakukannya

secara perlahan-lahan dengan terlebih dahulu memaparkan bahaya

yang terkandung dalam khamr. Seperti halnya dalam konteks

narkoba dan obat-obatan terlarang yang sangat berbahaya bagi akal

pikiran, merusak jiwa, hati nurani, dan perasaan pemakainya.

3. Pandangan Ulama Dalam Mengharamkan Narkoba

Narkoba dan kerusakannya telah banyak di kupas oleh beberapa orang

ulama’, seperti Dr.Yusuf al-Qardhawi, al-Hafiz al-Zahabi, al-Hafiz al-Makki,

Ibnu Taimiah, dan Ibnu Baitar dalam kitabnya al-Jami’ liqawi al-adawiyyah

wa al-aghziyyah. Oleh karena tiadanya ayat Al-Qur’an atau hadits Nabi

Muhammad SAW yang menyebut secara khusus perkataan narkoba (al-

Mukhaddirat). Para ulama silam juga tidak menyebut perkataan ini, karena ia

merupakan perkara yang baru timbul yang tidak ada pada zaman Nabi

Muhammad SAW atau para sahabat. Yang ada dalam kitab para ulama silam

adalah perkataan al-afyun (opium) dan al-Hashish. Mereka menggunakan dalil

umumnya nash hadits Nabi Muhammad SAW atau secara qiyas terhadap arak

karena kedua-duanya mempunyai ‘illah (sebab) yang sama yaitu al-iskar

(memabukkan). Semua perkara baru termasuk Narkoba tetap ada hukumnya.

Imam al-Qurtubi menyatakan :

“Jika kita mewajibkan agar tidak menghukum sesuatu sehinggalah

kita jumpa dalilnya (secara khusus), niscaya akan rusaklah syariat, karena

nash-nash (dalil) itu sedikit. Maka sesungguhnya ia termasuk dari

Page 86: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

74

perkara-perkara dzohir dan umum serta boleh di qiyas kan. (al-Qurtubi,

Jami’ li Ahkam al-Qur’an).46

Al-Zahabi berkata :

“Narkoba yang berasal dari daun, hukumnya haram seperti arak.

Yang mengambilnya dikenakan hukum hudud sebagaimana peminum

arak”. (al- Zahabi, al-Kaba’ir).47

Manakala Ibn al-Qaiyim menegaskan pula bahwa :

“Termasuk dari arak itu semua perkara yang memabukkan sama

ada cecair atau pepejal, perahan atau yang di masak. Ia juga merangkumi

suapan kefasikan dan maksiat (maksudnya Narkoba), karena semuanya

adalah arak dengan nash hadits Nabi Muhammad SAW yang jelas dan

shahih. (Ibn al-Qaiyim, Zaad al-Ma’aad).48

Maka dapat disimpulkan pendapat mereka yang menyatakan bahwa

tiada dalil yang mengharamkan narkoba dan yang seumpama dengannya.

Menghisap narkoba menyebabkan akal tidak dapat berfungsi dengan baik,

sedangkan kita wajib menjaga akal karena ia merupakan puncak

pentaklifan seorang hamba Allah SWT. Para ulama mengkategorikan

narkoba sebagai dosa besar yang menyebabkannya mendapat hukuman di

dunia dan di akhirat.

Dr. Fu’aad Ali Mukhaimar telah menyebut dalam Kitab al-

Mukhaddirat waba’a al-Syu’uub wa saratan al-‘ukul karangan beliau

sendiri tentang pendirian al-Sunnah dalam mengharamkan perkara-perkara

yang memabukkan adalah berdasarkan pengharaman arak secara qath’ie

dalam Al-Qur’an. Rasullulah SAW mengetahui bahaya yang akan

menimpa atas umat Islam jika mereka menghalalkan perkara-perkara yang

46 Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya

Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 46-47. 47 Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya

Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 47. 48 Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya

Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 47.

Page 87: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

75

memabukkan dan segala benda yang di peroleh darinya seperti obat-obatan

yang dapat memabukkan jika disalahgunakan. Baginda Rasulullah SAW

telah memberi panduan yang lengkap dan terperinci tentang penggunaan

obat-obatan serta segala bentuk kedokteran yang digunakan dengan cara di

makan, minum, suntik, hirup dan sebagainya. Jika ia memberi pengaruh

kepada akal dan memabukkan, maka ia seperti khamr baik bahayanya

seperti bahaya meminum arak maupun lebih bahaya darinya, maka

pengharamannya adalah sama setiap keadaan.49

Mahmud al-Hamsyari mengupas tentang hukum narkoba menurut

pandangan empat madzhab yang menyamakan khamr (arak) dan muskir

(perkara yang memabukkan). Imam Abu Hanifah telah berpendapat bahwa

minum arak adalah haram tidak mengecualikan dari mana datangnya arak

tersebut. Manakala penyalahgunaan narkoba pula di kira haram apabila ia

memabukkan dan memberi ‘iqab atasnya. Imam Malik berpendapat

pengharaman arak dalam Islam ialah pengharaman narkoba secara itlaq

tidak memperdulikan ia dinamakan arak atau bukan arak, apabila ia

memabukkan maka hukumnya adalah haram. Pendapat ini adalah sama

juga dengan dua imam lagi dari madzhab Syafi’i dan Ahmad.50

4. Sanksi Pidana Pemakai Narkoba Menurut Hukum Pidana Islam

Seluruh aturan yang telah ditentukan dalam ajaran lslam, baik yang

bersifat perintah, larangan, kebolehan, anjuran, ataupun sesuatu yang harus

dihindari pada dasarnya bertujuan untuk kemaslahatan hidup manusia. Tidak

ada satu pun perintah kecuali untuk kebaikan, dan tidak ada satu pun larangan

kecuali memang perbuatan tersebut akan merusak. Ada lima hal pokok

kemaslahatan yang harus senantiasa terjaga dan terpelihara, sebab jika tidak,

kehidupan manusia akan rusak, kacau dan tidak menentu. Kelima hal pokok itu

disebut dengan kebutuhan “dharuuriyat” yang mencakup keselamatan jiwa

49 Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya

Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 46-47. 50 Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya

Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 46-47.

Page 88: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

76

(jiwa, raga, dan kehormatan), keselamatan akal pikiran, keselamatan

nasab/keturunan, keselamatan pemilikan harta, dan keselamatan pelaksanaan

ajaran agama.

Syari’at Islam mengharamkan khamr kurang lebih sejak 14 abad yang

lalu dan hal ini berkaitan dengan penghargaan Islam terhadap akal manusia

yang merupakan anugerah Allah SWT yang harus di pelihara sebaik-baiknya,

dan ternyata di zaman mutakhir seperti sekarang ini manusia mulai menyadari

meminum khamr ternyata membawa mudharat (dampak negatif) bagi

kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

Untuk mengetahui sanksi apa yang dikenakan bagi pemakai narkoba

diperlukan pencarian dalil melalui sabda Rasulullah SAW. Dan dalil yang

dapat dijadikan landasan dalam mencari dan menemukan sanksi hukum

berkenaan dengan penggunaan/penyalahgunaan narkoba tetap merujuk pada

sanksi hukum yang dijatuhkan kepada peminum khamr, mengingat status

keharaman narkoba mengacu pada status keharaman khamr, maka untuk

melihat sanksi apa yang dikenakan kepada konsumen narkoba, tetap dilakukan

rujukan pada ketentuan/sanksi yang berlaku terhadap peminum khamr.

Dalam hal ini, ulama berbeda pendapat (ikhtilaf) atau juga dapat

disebut tidak ada kecocokan dalam menjatuhkan hukuman bagi pelaku

pemakai narkoba, ada yang berpendapat bahwa sanksi bagi pelaku pemakai

narkoba adalah had, dan ada yang berpendapat ta’zir.

a. Sanksi Had

Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa sanksi bagi pemakai

narkoba adalah had, seperti sanksi bagi peminum khamr. Ibnu

Taimiyah menjelaskan dalam kitabnya :

ا ن الأ ح شي يأ ش ة ح ر امى ي د م ت ن اوي ل ه ا ك ي د ش اري ب الأ خ مأ ري 51

51 Ahmad Ibnu Taimiyah, Majmu’ Al-fatawa Ibnu Taimiyah, (Beirut: dar al-Arabiyah,

1987), hlm. 34.

Page 89: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

77

Artinya: “Sesungguhnya ganja itu haram, dikenakan sanksi bagi

orang yang menyalahgunakannya sebagaimana dijatuhkan had

bagi peminum khamar”.

Dari uraian hadits di atas terlihat bahwa Ibnu Taimiyah

menetapkan sanksi had bagi pemakai narkoba karena

menganalogikan narkoba dengan khamr, dengan illat bahwa khamr

dan narkoba sama-sama dapat memabukkan dan merusak akal.

Sehingga dengan demikian hukum yang melekat pada khamr juga

melekat pada narkoba.

Lebih lanjut Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa hadits-

hadits mengenai had bagi peminum khamr banyak sekali. Lebih

jauh Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa Rasulullah SAW telah

memukul secara sama terhadap orang yang meminum segala jenis

yang dapat merusak akal dan memabukkan, baik dimakannya

ataupun diminumnya.52

Berikut ini penulis uraikan hadits-hadits Rasulullah SAW

yang berkenaan dengan sanksi hukum bagi peminum khamr :

1. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan

Muslim dari Anas lbnu Malik :

الن ل ج الي ع الني و دي يأ ري ج لأ بي ري مأ خ الأ ىفي مل س و هي يأ ل ع هللا ل ص يبي

و ب كأ ر أ رأ ب عي يأ ﴿ متفق عليه ﴾53 و ج ل أ ب

Artinya: "Nabi Muhammad SAW pernah

mendera/mencambuk (terhadap peminum khamr) dengan

menggunakan pelepah daun kurma dan alas kaki, begitu

pula Abu Bakar meneruskan hukuman dera tersebut

(terhadap peminum khamr dengan dera sebanyak empat

puluh kali)”. (H.R. Bukhari dan Muslim).

52 Ahmad Ibnu Taimiyah, Majmu’ Al-fatawa Ibnu Taimiyah, (Beirut: dar al-Arabiyah,

1987), hlm. 184. 53 Imam Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Beirut: Dar Muassat al-Risalah, t.th), hlm. 148.

Page 90: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

78

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim

dari Anas lbnu Malik, memberikan penjelasan bahwa Rasulullah

SAW pernah memberi sanksi dera kepada orang yang terkait kasus

konsumsi khamr dengan menggunakan pelepah daun kurma sebagai

sarana pemukul. Tidak disebutkan dalam hadits tersebut berapa

jumlah/bilangan dera yang dilakukan Rasulullah SAW terhadap

orang yang mengkonsumsi khamr. Sampai suatu saat ketika Abu

Bakar ash-Shiddiq tampil menggantikan Rasulullah SAW sebagai

khalifah, beliau menerapkan sanksi dera terhadap peminum khamr

sebanyak 40 kali.

Hadits tersebut dijadikan landasan oleh kalangan Syafi'iyah

dalam menerapkan sanksi bagi peminum khamr, yaitu dengan

memberi pukulan sebanyak 40 kali. Kalangan ulama Syafi’iyah

yang menyatakan bahwa hukuman yang dikenakan kepada

peminum khamr berupa dera sebanyak 40 kali beralasan bahwa

praktek yang pernah diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW

merupakan hujjah syar’i yang tidak boleh ditinggalkan dengan

perbuatan yang lain. Sementara itu, suatu ijma’ dianggap tidak

efektif apabila bertentangan dengan praktek/perbuatan Rasulullah

SAW.

2. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas

lbnu Malik :

ان ن أ ع نأ أن س يب في س و هي يأ ل ع هللا ل ص يبي ن ي ضأ مل ك

ي بي ري مأ خ الأ ج و يأ عي ب رأ أ دي يأ ري اجل و الي ع ن أ ل يأ عي ب رأ أ ر كأ و ب ب

﴿ رواه مسمل ﴾54

Artinya: “Dari Anas Ibnu Malik Bahwasanya Nabi

Muhammad SAW pernah memukul orang yang terkait

54 Muslim bin Al-Hajjaj, Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-Muassat al-Risalah, t.th), hlm. 87.

Page 91: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

79

masalah khamr dengan alas kaki dan pelepah daun kurma

sebanyak empat puluh kali, dan Abu Bakar pun mendera

sebanyak empat puluh kali (terhadap orang yang meminum

khamr)”. (H.R. Muslim).

Sementara pada hadits kedua yang diriwayatkan oleh Imam

Muslim dari Anas lbnu Malik, baru disebutkan jumlah atau

bilangan dera yang pernah diterapkan oleh Rasulullah SAW kepada

peminum khamr. Jumlah bilangan dera tersebut yaitu sebanyak 40

kali dengan menggunakan alas kaki dan pelepah daun kurma

sebagai sarana pemukul. Adapun praktek ini (sanksi dera bagi

peminum khamr sebanyak 40 kali) kemudian diteruskan oleh Abu

Bakar ash-Shiddiq ketika beliau menjadi khalifah.

3. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad,

Abu Dawud dan Turmudzi dari Anas lbnu Malik :

الن ن أ ي دأ ق ل ج ر بي تي ا مل س و هي يأ ل ع هللا ل ص يبي ر مأ خ الأ ب ش

ي ت د يأ ري بي ل ج ف أ يأ أ ل ع ف و ال ق يأ عي ب رأ أ و ن ف ر كأ و ب ب ر ع ن ك مل

الر د بأ ع ال ق ف اس الن ار ش ت سأ اي ر م أ ف يأ اني م ث دي وأ د ح الأ ف خ ا ني محأ

بي هي ع ر ﴿ رواه مسمل و أأمحد و أأبو داود و التمذي ﴾55

Artinya: “Pernah suatu ketika didatangkan kepada Nabi

Muhammad SAW seseorang yang telah minum (khamr), lalu

Nabi SAW mendera/mencambuk orang itu dengan dua

pelepah daun kurma sebanyak empat puluh kali. Lalu Anas

berkata: “Abu Bakar pun melakukan hal yang sama (dera

terhadap peminum khamr sebanyak empat puluh kali).

Ketika Umar (menjadi khalifah), ia bermusyawarah kepada

manusia (kalangan sahabat), lalu Abdurrahman berkata

had/sanksi paling ringan sebanyak delapan puluh kali,

kemudian Umar menyuruh menerapkan had tersebut

55 Al-Imam Aby Al-Husaini Muslim ibn Al-Hajjaj Al-Qusairy Al-Naisabury, Shahih

Muslim, (Arabiyah: Darul Kutubi As-Sunah, 136 M), Juz 3, no. hadits. 1266, hlm. 1330.

Page 92: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

80

(terhadap peminum khamr sebanyak delapan puluh kali)”.

(H.R. Muslim, Ahmad, Abu Dawud dan Turmudzi).

Pada hadits di atas yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,

Ahmad, Abu Dawud, dan Turmudzi dari Anas lbnu Malik, nampak

disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah mendera peminum

khamr sebanyak 40 kali dengan menggunakan dua pelepah daun

kurma sebagai sarana pemukul, praktek ini (sanksi dera sebanyak

40 kali kepada peminum khamr) kemudian dilanjutkan oleh

Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq. Namun ketika tampuk

pemerintahan beralih pada sayyidina Umar r.a. penerapan sanksi

dera bagi peminum khamr dilipatgandakan menjadi 80 kali.

Dari beberapa hadits di atas, nampak terdapat perbedaan

substansial berkenaan dengan penerapan sanksi apa yang diterapkan

kepada peminum khamr dan jumlah sanksi dera terhadap peminum

khamr. Di satu sisi terdapat hadits yang menyebutkan bahwa

jumlah kepastian sanksi bagi peminum khamr berupa pukulan, di

sisi lain terdapat hadits yang menyatakan bahwa sanksi yang

dikenakan kepada peminum khamr berupa dera sebanyak 40 kali.

Sementara terdapat hadits yang menjelaskan bahwa sanksi yang

dikenakan kepada peminum khamr yaitu dera sebanyak 80 kali.

b. Ta’zir

Diantara ulama yang berpendapat bahwa hukuman bagi

pemakai narkoba berupa hukuman ta’zir adalah Wahbah al-Zuhali. Al-

Zuhaili menjelaskan :

أ ي غ نأ مي ل قأ ع الأ ل يأ زي ا ي م ك م ر ي يأ ي الأ جي ن ب لأ ك ةي ع ائي م الأ ةي ب شأ

و ةي ش يأ شي ح الأ و في ار ضي ل و ر ض ل و ق قي ح م ر ض نأ مي ا يأ ا في م لي ني وأ ي فأ الأ

Page 93: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

81

يأ في س يأ ا ل ن أ ا و يأ في د ي ل نأ كي ل و مي ل سأ الأ ا و ه ل يأ لي ق وأ ع دأ ي و بى ر ط ل و ةى ا ل

م ا في يأ ا ت عأ زي يأ رى 56 ن ك ثي يأ ه ا و ا

Artinya: “Diharamkan setiap yang dapat menghilangkan akal

(mabuk) walaupun tanpa diminum, seperti ganja, opiate, karena

jelas-jelas berbahaya. Adalah Islam telah melarang hal-hal yang

dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain, tetapi tidak

dikenakan sanksi had bagi pelakunya, penyalahgunaan narkoba,

karena narkoba mengandung adiksi, karena itu hukumannya

adalah ta’zir”.

Wahbah al-Zuhaili menetapkan sanksi bagi penyalahguna

narkoba dengan argumen sebagai berikut :

a) Narkoba tidak ada pada masa Rasul

b) Narkoba lebih berbahaya dibandingkan khamr

c) Narkoba bukan diminum seperti halnya khamr

d) Narkoba mempunyai jenis dan macam yang banyak

sekali, masing-masing mempunyai jenis yang berbeda,

baik mabuk yang ditimbulkannya maupun bahayanya.

Pandangan ini berargumen dengan hadits yang diriwayatkan

oleh Imam Muslim, Ahmad, Abu Dawud dan Turmudzi dari Anas

lbnu Malik seperti yang sudah disebutkan di atas. Lebih dari itu,

hadits tersebut juga dijadikan dasar/landasan oleh kalangan

Malikiyah, Hanafiyah dan kalangan Hanabilah, bahwa sanksi yang

dijatuhkan kepada peminum khamr berupa dera sebanyak 80 kali.

Sedangkan ulama Malikiyah, Hanafiyah, dan Hanabilah

yang berpendapat bahwa sanksi bagi peminum khamr yaitu dera

sebanyak 80 kali mengemukakan pandangan/pendapat telah terjadi

ijma’ (kesepakatan dari para sahabat), dimana ketika itu dalam

musyawarah yang didalamnya di hadiri oleh kalangan sahabat dan

56 Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, (Beirut: Dar al-Fikr, 1998), Juz

VII, hlm. 184.

Page 94: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

82

di antara sahabat yang hadir terdapat Abdurrahman lbn Auf. Ketika

itu Umar lbn al Khattab r.a. meminta pendapat/pandangan para

sahabat mengenai sanksi bagi peminum khamr. Lantas

Abdurrahman lbn Auf memberikan pandangan bahwa had yang

paling ringan/rendah sebanyak 80 kali. Lantas dalam forum

musyawarah tadi menyepakati (terjadi ijma’) hukuman 80 kali dera

kepada peminum khamr. Sedangkan ijma’ merupakan salah satu

dalil hukum yang dapat dijadikan landasan hukum.57

Dalam sebuah literatur disebutkan bahwa terjadinya

musyawarah tersebut dilatarbelakangi oleh sepucuk surat yang di

kirim oleh Khalid Ibn al-Walid kepada Umar Ibn al Khattab r.a.,

dan Umar r.a. membacakan isi surat itu dihadapan sahabat Anshar

dan Muhajirin. Inti dari isi surat itu bahwa ketika itu orang-orang

kian terlena dengan minuman keras (khamr), dan mereka kian

menganggap remeh hukuman/sanksi meminum khamr. Lalu timbul

ide bagaimana seandainya hukuman bagi peminum khamr

ditambah/dilipatgandakan.58

Mengingat bahwa status hukum narkoba mengacu pada

ketentuan yang terdapat dalam status hukum khamr, maka

pemberlakuan sanksi bagi pengguna narkoba juga mengacu pada

sabda Rasulullah SAW yang menjelaskan sanksi bagi peminum

khamr. Artinya, pengguna narkoba dikenakan sanksi dera sebanyak

40kali.

57 Mardani, Penyalahgunaan Narkoba: Dalam Perspektif Hukum Islam dan Pidana

Nasional, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hlm. 78. 58 Mardani, Penyalahgunaan Narkoba: Dalam Perspektif Hukum Islam dan Pidana

Nasional, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hlm. 78.

Page 95: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

83

BAB IV

ANALISIS PUTUSAN PERADILAN TENTANG PENYALAHGUNAAN

NARKOBA OLEH PRAJURIT TNI

A. Tinjauan Tentang Susunan Pengadilan Dan Proses Penyelesaian Perkara

Dalam Lingkungan Peradilan Militer

1. Susunan Pengadilan Dalam Lingkungan Peradilan Militer

Mengenai susunan pengadilan yang terdapat didalam lingkungan

peradilan militer dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :

1. Pengadilan Militer, yaitu berwenang memeriksa dan memutus pada

tingkat pertama perkara pidana yang terdakwanya berpangkat

Kapten kebawah. Berdasarkan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 31

Tahun 1997 Tentang Peradilan Militer, bahwa kekuasaan

pengadilan militer yaitu pengadilan militer memeriksa dan

memutus pada tingkat pertama perkara pidana yang terdakwanya

adalah :

a. Prajurit yang berpangkat kapten kebawah

b. Mereka yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 angka 1

huruf b dan huruf c yang terdakwanya termasuk dalam

tingkat kepangkatan kapten kebawah

c. Mereka berdasarkan Pasal 9 angka 1 huruf d harus diadili

oleh pengadilan militer.

2. Pengadilan Militer Tinggi, yaitu berwenang memeriksa dan

memutus pada tingkat pertama perkara pidana yang terdakwanya

berpangkat Mayor keatas dan memeriksa serta memutus pada

tingkat banding perkara pidana yang telah diputus oleh Pengadilan

Militer yang dimintakan banding, selain itu Pengadilan Militer

Tinggi berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan

sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata.

Page 96: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

84

3. Pengadilan Militer Utama, yaitu berwenang memeriksa dan

memutus pada tingkat banding perkara pidana dan sengketa Tata

Usaha Angkatan Bersenjata yang telah diputus pada tingkat

pertama oleh Pengadilan Militer Tinggi yang dimintakan banding.

4. Pengadilan Militer Pertempuran, yaitu berwenang memeriksa dan

memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara pidana yang

dilakukan di daerah pertempuran, Pengadilan Militer Pertempuran

bersifat mobile, mengikuti gerakan pasukan dan berkedudukan serta

berdaerah hukum di daerah pertempuran. Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer Pasal 45

dan Pasal 46, bahwa kekuasaan pengadilan militer pertempuran

yaitu :

a. Pasal 45, bahwa pengadilan militer pertempuran memeriksa

dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir perkara

pidana yang telah dilakukan oleh mereka sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 angka 1 di daerah pertempuran.

b. Pasal 46, bahwa pengadilan militer pertempuran bersifat

mobile mengikuti gerakan pertempuran dan berkedudukan

serta berada di daerah pertempuran.

2. Proses Penyelesaian Perkara Dalam Lingkungan Peradilan Militer

Dalam hal prosedur penyelesaian perkara di lingkup Peradilan Militer

pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan proses di pengadilan pidana pada

umumnya, yaitu meliputi tahap penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di depan

Pengadilan dan yang terakhir adalah tahap eksekusi.

Namun, di lingkup peradilan militer, dalam setiap tahap tersebut

memiliki ciri khas yang menandakan kekhasan dari peradilan militer itu

sendiri. Misalnya, dalam proses penyidikan, tidak hanya dilakukan oleh Polisi

Militer akan tetapi penyidikan dapat juga dilakukan oleh Oditur, Ankum. Dan

Page 97: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

85

dapat pula dilakukan oleh kepolisian atau pegawai negeri sipil yang diberikan

kewenangan oleh Undang-Undang untuk melakukan penyidikan.

Peranan penegak hukum sendiri dalam proses penyelesaian perkara

tindak pidana Narkotika yang dilakukan oleh Anggota Militer, dibagi atas

beberapa tahap yaitu: 1) Penyidikan; 2) Penuntutan; 3) Pemeriksaan di depan

Pengadilan Militer; 4) Eksekusi.

1) Tahap Penyidikan

Proses penyelidikan dan penyidikan dalam Hukum Acara

Pidana Militer (HAPMIL) tidak membedakan secara pengertian, jadi

pada hakikatnya tidak ada perbedaannya dengan penyelidikan dan

penyidikan pada pidana umum. Pada tahapan pelaksanaan penyelidikan

tidak secara khusus juga diatur dalam Hukum Acara Pidana Militer

(HAPMIL), karena dalam militer yang memegang fungsi penyelidikan

adalah Komandan yang pelaksanaannya dipegang oleh Polisi Militer

(POM), namun disisi lain Perwira Penyerah Perkara (Papera) juga

mempunyai peran untuk melakukan penyelidikan akan tetapi ditujukan

kepada atasan yang berhak menghukum (Ankum).

2) Tahap Penuntutan

Wewenang penuntut pada umumnya dipegang oleh penuntut

umum sebagai monopoli, artinya tidak ada badan lain yang boleh

melakukan itu atau dikenal dengan istilah “Dominus Litis”, asas

tersebut menegaskan bahwa tidak ada badan lain yang berhak

melakukan penuntutan selain Penuntut Umum yang bersifat absolut dan

monopoli, karena Penuntut Umum lah satu-satunya lembaga yang

memiliki dan memonopoli penuntutan dan penyelesaian perkara

pidana, Hakim sekalipun tidak bisa meminta supaya perkara pidana

yang terjadi diajukan kepadanya, Hakim dalam penyelesaian perkara

hanya bersifat pasif dan menunggu tuntutan dari penuntut umum.

Dalam lingkup Pengadilan Militer sendiri dalam tahap penuntutan di

Page 98: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

86

pegang oleh Oditur, yaitu penuntut umum, terutama dalam pengadilan

militer. Fungsinya seperti jaksa dalam peradilan militer yang dilain hal

mempunyai kewenangan juga untuk melakukan penyidikan. Akan

tetapi oditur dalam proses penuntutan tidak sepenuhnya menjadi

kewenangannya. Seperti halnya pada tahap pelimpahan perkara ke

pengadilan, dalam lingkup Peradilan Militer penyerahan perkara

dipegang oleh Perwira Penyerah Perkara atau disebut sebagai

“PAPERA”.

3) Tahap Pemeriksaan di Pengadilan

Dalam tahapan pemeriksaan perkara tindak pidana narkotika

terdapat ketentuan yang harus diperhatikan, karena didalam Peradilan

Militer berlaku beberapa jenis peradilan yang telah ditentukan perannya

masing-masing. Kepala Pengadilan Militer sebagai penentu dalam

pemeriksaan, apakah ini termasuk wewenang Pengadilan Militer

ataukah Pengadilan Tinggi. Kewenangan Pengadilan Militer untuk

mengadili ada pada anggota militer yang berpangkat Kapten kebawah,

sedangkan Pengadilan Militer Tinggi mengadili tingkat pertama

terdakwa yang berpangkat Mayor keatas dan mengadili tingkat kedua

perkara banding dari Pengadilan Militer.

4) Tahap Eksekusi atau Putusan

Tahap pelaksanaan putusan pengadilan setelah putusan hakim

berkekuatan hukum tetap, maka eksekusi bagi terpidana militer yang

tidak dikenakan hukuman tambahan berupa pemecatan dilaksanakan di

Pemasyarakatan Militer, sedangkan bagi terpidana yang mendapat

hukuman tambahan berupa pemecatan, eksekusinya dilaksanakan di

Lembaga Pemasyarakatan Umum.

Page 99: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

87

B. Penerapan Hukum Pidana Materiil Terhadap Tindak Pidana

Penyalahgunaan Narkoba Oleh Anggota TNI Berdasarkan Putusan

Pengadilan Militer I-02 Medan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

1. Posisi Kasus

Berdasarkan putusan Pengadilan Militer Medan, bahwa terdakwa

Muliady pada tahun 1989 masuk Militer melalui pendidikan Secata di Rindam

I/BB Pematangsiantar, setelah lulus di lantik dengan pangkat Prada dan

ditugaskan di Yonif Linud 100/PS, pada tahun 2003 dimutasikan ke Yonif

121/MK, pada tahun 2004 dimutasikan ke Yonif 126/KC dan pada tahun 2007

dimutasikan ke Kodim 0209/LB kemudian pada tahun 2013 mengikuti

pendidikan Secaba di Rindam I/BB Pematangsiantar lulus di lantik dengan

pangkat Serda dan kembali ditempatkan di Kodim 0209/LB sampai dengan

melakukan tindak pidana dalam perkara ini masih berdinas aktif dengan

pangkat Serda NRP 632492 jabatan Babinsa Koramil 04/Labuhan Bilik.1

Sesuai dengan kronologis kejadian yang telah dicantumkan dalam

putusan pengadilan bahwa terdakwa Muliady pada tanggal 10 Januari 2016

sekira pukul 15.00 WIB hendak ingin berkunjung kerumah temannya yang

bernama Ahmad Saidi Pasaribu (yang bertindak pula sebagai saksi di

pengadilan), awalnya memang terdakwa tidak ada niatan untuk melakukan

perbuatan yang terlarang itu (mengkonsumsi narkoba). Ketika terdakwa

sampai di rumah saudara Ahmad Saidi Pasaribu, lalu temannya itu mengajak

terdakwa ke belakang rumahnya untuk sekedar mengobrol, dan kebetulan juga

di belakang rumah saudara Ahmad Saidi Pasaribu terdapat kandang ayam

miliknya yang kebetulan ada beberapa ayam miliknya yang akan diadu.2

Setelah pembicaraan yang cukup lama, maka timbullah pikiran saudara

Ahmad Saidi Pasaribu yang tiba-tiba secara iseng menawarkan kepada

terdakwa apakah mau mencoba memakai sabu-sabu. Dan pada saat itu

kebetulan si terdakwa langsung merespon dengan menerimanya tanpa berpikir

1 Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 3. 2 Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 6.

Page 100: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

88

panjang terlebih dahulu dengan pertimbangan karena terdakwa adalah seorang

yang di pandang masyarakat, dan terlebih lagi terdakwa adalah perangkat

negara yaitu anggota TNI. Akhirnya, saudara Ahmad Saidi Pasaribu

meninggalkan terdakwa yang masih duduk di sekitar kandang ayam sambil

nenunggu saudara Ahmad Saidi Pasaribu untuk membeli sebuah paket sabu-

sabu. Kemudian saudara Ahmad Saidi Pasaribu pergi menemui Sdr. Boy di

desa Pulau Jantan Kec. NA IX-X Kab. Labuhanbatu Utara guna membeli 1

(satu) paket kecil sabu seharga Rp. 150.000,- (Seratus lima puluh ribu rupiah).3

Setelah paket sabu-sabu tersebut didapatkan, kemudian saudara Ahmad

Saidi Pasaribu kembali menemui terdakwa yang masih duduk di belakang

rumahnya dekat kandang ayam. Dan akhirnya pada pukul 15.00 saudara

Ahmad Pasaribu beserta terdakwa langsung menggunakan sabu-sabu tersebut

dengan cara di hisap secara bergantian menggunakan alat hisap sabu (bong)

yang saudara Ahmad Pasaribu rakit sendiri yang terbuat dari botol larutan

penyegar cap kaki tiga dan kaca pirex.

Hingga pada akhirnya di tanggal 15 Maret 2016 Kodim 0209/LB

bekerjasama dengan RSUD Rantauprapat melaksanakan test urine terhadap

anggota Kodim 0209/LB dan jajarannya berjumlah sekitar 70 (tujuh puluh)

orang dengan menggunakan alat rapit tes Narkoba Multi Screen yang

disiapkan oleh satuan Kodim 0209/LB, sedangkan pihak RSUD daerah hanya

menyiapkan botol ukuran kecil/tabung sebanyak 70 (tujuh puluh) tabung

sebagai wadah untuk menampung urine anggota yang akan di periksa dan pada

saat pemeriksaan disaksikan langsung oleh Kapten Czi PH. Purba Dandenintel

Kodim 0209/LB dan Dr. Hj. Ernawaty Hasibuan, Sp. PK, dokter dari RSUD

Rantauprapat.4

Sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Dr. Hj. Ernawaty

Hasibuan, Sp. PK, dari pemeriksaan terhadap urine 70 (tujuh puluh) orang

personil Kodim 0209/LB hasilnya hanya urine milik Serda Muliady yang

3 Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 6. 4 Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 7.

Page 101: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

89

positif mengandung Amphetamine. Maka selanjutnya pada tanggal 19 Maret

2016, terdakwa diserahkan ke Subdenpom I/1-2 Rantauprapat untuk di proses

sesuai dengan ketentuan hukum.5

2. Tuntutan Hukum Oditur Militer

Di dalam ketentuan peradilan militer ada sedikit perbedaan dengan

peradilan umum yang biasa kita kenal, apabila dalam peradilan umum yang

menyusun surat dakwaan adalah jaksa penuntut umum, maka dalam peradilan

militer yang menyusun surat dakwaan adalah oditur militer (jaksa penuntut

umum di lingkup peradilan militer).

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1997

Tentang Peradilan Militer, menyebutkan Oditur Militer dan Oditur Militer

Tinggi yang selanjutnya disebut Oditur adalah pejabat yang diberi wewenang

untuk bertindak sebagai penuntut umum, sebagai pelaksana putusan atau

penetapan Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer atau Pengadilan

dalam lingkungan peradilan umum dalam perkara pidana, dan sebagai penyidik

sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini. Dalam Undang-Undang tersebut

sangat jelas bahwa dalam penyelesaian perkara di lingkungan peradilan militer,

tidak di kenal penuntut umum namun lebih di kenal sebagai oditur, namun

dalam pelaksanaannya tugas oditur sama dengan penuntut umum.

Dalam perkara ini terdakwa di dakwa oleh penuntut umum (oditur

militer) dengan pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun

2009 tentang Narkotika. Maka dari itu Oditur Militer memohon agar Majelis

Hakim menghukum terdakwa dengan :

1) Pidana pokok : Penjara selama 1 (satu) 6 (enam) bulan.

Dikurangkan selama terdakwa menjalani penahanan sementara.

2) Pidana tambahan : Di pecat dari dinas militer. Dan memohon agar

terdakwa di tahan.6

5 Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 4. 6 Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 2.

Page 102: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

90

Dengan juga melampirkan beberapa barang bukti yang berupa :

1) Barang, berupa 1 (satu) buah rabit test Narkotika Multi Screen An.

Serda Muliady.

2) Surat-surat :

a) 3 (tiga) lembar daftar hasil pemeriksaan test urine personil

Kodim 0209/LB yang dikeluarkan oleh Direktur RSUD

Rantauprapat tanggal 15 Maret 2016.

b) 2 (dua) lembar Berita Acara Analisis Laboratorium barang

bukti urine Nomor Lab : 3326/NNF/2016 tanggal 28 Maret

2016 an. Serda Muliady.

c) 1 (satu) lembar foto/gambar barang bukti 1 (satu) buah rapit

test Narkoba Multi Screen an. Serda Muliady.7

3. Amar Putusan Pengadilan Militer I-02 Medan

Adapun dalam hal putusan Majelis Hakim, terdakwa Muliady terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana, yaitu “Tanpa

hak dan melawan hukum menyalahgunakan Narkotika Golongan I bagi diri

sendiri”. Yang kemudian pada akhirnya terdakwa Muliady di pidana dengan

ketentuan :

Pidana pokok : Penjara selama 1 (satu) Tahun. Menetapkan selama

Terdakwa berada dalam tahanan perlu dikurangkan seluruhnya dari

pidana yang dijatuhkan.

Pidana tambahan : Di pecat dari dinas Militer. Dengan alat bukti yang

sama yang menjadi acuan Majelis Hakim.8

7 Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 2. 8 Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 16.

Page 103: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

91

C. Analisis Putusan Menurut Hukum Pidana Positif Dan Hukum Pidana

Islam

Pemidanaan merupakan suatu proses, proses tersebut diartikan sebagai

tahap penetapan sanksi dan tahap pemberian sanksi dalam hukum pidana, yang

mana diperlukan suatu peranan Hakim. Hakim bertugas untuk mengkonkritkan

sanksi pidana yang ada pada suatu peraturan dengan menjatuhkan pidana bagi

orang tertentu dengan kasus tertentu demi terwujudnya suatu tujuan pemidanaan.9

Maka menurut penulis bahwa pemidanaan militer berupa penghukuman terhadap

para anggota TNI pelaku tindak pidana di lingkup militer.

Sebagai suatu hukum pidana khusus, sistem pemidanaan dalam

KUHPMiliter menetapkan pidana utama dan pidana tambahan dengan tidak

adanya penjatuhan pidana denda. Sistem pemidanaan mulai bekerja pada saat

hakim menjatuhkan pidana pada seorang pelaku tindak pidana sampai ia

dinyatakan bebas dari pidananya tersebut. Akan tetapi seorang anggota TNI yang

tindak pidananya jenis pidana narkotika, maka berlaku peraturan perundang-

undangan yang mengakomodir segala bentuk tindak pidana narkotika, dikarenakan

peraturan perundang-undangan yang tidak diatur dalam KUHPMiliter masih tetap

berlaku bagi anggota militer. Maka dalam hal ini jenis undang-undang yang sesuai

untuk memberikan sanksi yaitu Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika.

Adapun di dalam putusan dengan terdakwa Muliady, pasal yang digunakan

oleh Majelis Hakim dalam menjatuhkan sanksi terhadap terdakwa yakni pasal 127

ayat (1) huruf “a”, yang berbunyi “Setiap Penyalah Guna: Narkotika Golongan I

bagi diri sendiri di pidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun”.

Terdakwa Muliady dalam hal ini sudah jelas bahwa terdakwa telah melakukan

penyalahgunaan narkotika dengan cara mengkonsumsi secara langsung tanpa ada

tujuan untuk pengobatan dan juga tanpa ada surat izin yang melegalkan. Terdakwa

Muliady dalam hal ini telah mengkonsumsi narkoba jenis sintetis, yang mana pada

9 Djoko Prakoso, Pembaharuan Hukum Pidana Di Indonesia, (Yogyakarta: Liberty,

1987), hlm. 86-87.

Page 104: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

92

ketentuan Undang-Undang Narkotika jenis narkoba ini masuk kedalam narkotika

golongan I yang berefek sangat tinggi bagi penggunanya. Terdakwa Muliady telah

mengkonsumsi narkotika jenis sabu-sabu, atau istilah latinnya dinamakan dengan

“Amphetamine”. Maka dalam ketentuan Pasal 127 ayat (1) huruf “a” pelaku

penyalahguna narkoba dapat di pidana dengan pidana penjara paling lama 4

(empat) tahun.

Dalam putusan Pengadilan Militer Medan Nomor 55-K/PM I-

02/AD/IV/2017 tentang tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh Muliady

sebagai anggota kesatuan Kodim 0209/ Labuhan Bilik Babinsa Ramil 04/Labuhan

Bilik yang dijatuhi pidana penjara oleh Majelis Hakim selama 1 (satu) tahun, dan

juga berupa pemecatan dari dinas militer. Yang menjadi pertimbangan hakim

dalam memutus perkara ini yaitu :

Hal-hal yang meringankan :

a. Terdakwa berterus terang sehingga memperlancar jalannya sidang.

b. Terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi

lagi.

Hal-hal yang memberatkan :

a. Perbuatan Terdakwa terlibat menyahgunakan Narkotika tidak

mendukung program pemerintah yang menyatakan perang terhadap

Narkoba.

b. Perbuatan Terdakwa dapat berpengaruh buruk terhadap disiplin satuan

dan prajurit yang lain serta merusak citra TNI di masyarakat.10

Menurut penulis, mengenai putusan tersebut sangatlah ringan, melihat

seorang hakim dalam memutus perkara ini harus mengikuti dan memahami nilai-

nilai hukum yang hidup dalam masyarakat, sedangkan hukum yang hidup dalam

masyarakat tentang narkotika sudah di atur dalam Undang-Undang Nomor 35

Tahun 2009. Padahal sudah jelas bahwasanya di dalam ketentuan Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika pada pasal 127 ayat (1) huruf “a”

menyebutkan bahwa setiap pelaku pelaku penyalah guna narkoba pada Golongan I

10 Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 15.

Page 105: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

93

di pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun, itu artinya Majelis Hakim

diperbolehkan memilih jarak waktu penahanan penjara dari waktu yang tidak

ditentukan secara minimal hingga waktu maksimal yakni 4 (empat) tahun.

Menurut penulis, sanksi pidana penjara yang dijatuhkan oleh Hakim

terbilang masih ringan. Terlebih lagi, ketika proses pemeriksaan di pengadilan ada

fakta lain yang menguatkan bahwasanya terdakwa sering mengkonsumsi

Narkotika jenis sabu-sabu dan jika mengkonsumsi narkotika pikiran Terdakwa

menjadi tenang. Di sini sudah jelas bahwasanya perilaku terdakwa sudah termasuk

parah, seharusnya dengan status terdakwa yang sebagai anggota TNI menjadi

tauladan bagi masyarakat, dan juga menjadi pelopor utama negara dalam

memerangi segala macam kejahatan narkoba. Maka penulis menilai bahwa

Terdakwa masih dapat dijatuhkan sanksi pidana yang lebih berat lagi.

Menjatuhkan sanksi pidana yang efektif terhadap anggota militer

bermaksud agar pelaku anggota TNI merasa takut akan hukum yang berlaku di

Indonesia, dan juga bertujuan memberikan efek jera yang membuat para pelaku

tindak pidana oleh anggota TNI tidak akan pernah mengulangi perbuatannya lagi.

Adapun tujuan pemidanaan militer yaitu sebagai berikut :11

1. Untuk mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan

norma hukum demi pengayoman anggota militer.

2. Untuk melakukan pembinaan kepada pelaku tindak pidana agar

menjadi militer yang baik, berguna dan berdisiplin.

3. Memasyarakatkan terpidana dengan suatu pembinaan sehingga menjadi

orang yang lebih baik dan berguna, dengan cara mendidiknya agar

berpedoman pada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit yang berlaku di

kalangan TNI.

4. Untuk memberikan efek jera terhadap terpidana agar di kemudian hari

tidak melakukan kejahatan lagi.

11 Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, (Jakarta: Kencana,

2011), hlm. 141.

Page 106: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

94

5. Membebaskan rasa bersalah pada militer yang telah melakukan tindak

pidana.

Sesuai dengan beberapa teori yang terdapat di dalam ketentuan

pemidanaan, maka penulis menilai teori yang sesuai yang dapat diterapkan pada

putusan pengadilan tersebut yaitu menggunakan teori absolut (pembalasan). Yang

di mana ketentuannya yaitu setiap kejahatan harus diikuti dengan pidana (tidak

boleh tidak, tanpa tawar menawar). Seseorang mendapat pidana karena telah

melakukan kejahatan. Maka, pemberian pidana di sini ditujukan sebagai bentuk

pembalasan terhadap orang yang telah melakukan kejahatan atau sebagai bentuk

pembalasan yang diberikan oleh negara yang bertujuan untuk memberikan efek

jera bagi penjahat, akibat dari perbuatannya.

Di dalam putusan pengadilan tersebut, Majelis Hakim juga mejatuhkan

sanksi pidana tambahan, yakni berupa pemecatan dari dinas militer, dikarenakan

hukuman tambahan tidak mungkin dapat dijatuhkan tanpa hukuman pokok. Hal ini

telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat di dalam KUHPMiliter mengenai

beberapa jenis sanksi yang dapat dijatuhkan terhadap anggota TNI yang

melakukan tindak pidana. Janis pidana tambahan di dalam KUHPMiliter

disebutkan diantaranya yaitu: 1) Pemecatan Dari Dinas Militer Dengan Atau

Tanpa Pencabutan Haknya Untuk Memasuki Angkatan Bersenjata, 2) Penurunan

Pangkat, dan 3) Pencabutan Hak-Hak Yang Disebut Pada Pasal 35 ayat (1) Pada

Nomor 1, 2, dan 3 KUHP.

Menurut penulis, penjatuhan sanksi pidana tambahan yang berupa

pemecatan dari dinas militer di nilai sudah sangat tepat. Ukuran penjatuhan pidana

pemecatan dikarenakan pertimbangan Hakim Militer mengenai kejahatan yang

dilakukan oleh terdakwa atau terpidana yang di nilai tidak layak lagi untuk

bergabung dalam kehidupan militer. Penulis menilai bahwasanya seorang mantan

terpidana narkotika sangat sulit untuk sembuh dari penyakit narkotika tersebut, dan

bila seorang prajurit TNI mantan terpidana narkotika kembali ke kesatuan setelah

menjalani pidana penjaranya dan tidak dipisahkan dari kehidupan masyarakat

militer, maka keberadaan mantan terpidana narkotika di kesatuan militer akan

Page 107: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

95

menggoncangkan sendi-sendi ketertiban masyarakat militer, dan adanya potensi

menularkan penyakit narkotika kepada anggota-anggota satuan lainnya. Oleh

karena itu, terdakwa harus dipisahkan dari kehidupan masyarakat militer, untuk

mencegah potensi-potensi yang akan menggoncangkan ketertiban disiplin

masyarakat militer dikemudian hari.

Adapun tindak pidana yang dapat dijatuhkan pidana tambahan pemecatan

dari dinas militer sesuai dengan penekanan Pimpinan TNI adalah sebagai berikut :

1. Tindak pidana narkotika

2. Penyalahgunaan senjata api

3. Tindak pidana illegal loging

4. Desersi

5. Insubordinasi

6. Pelanggaran susila dengan keluarga besar TNI

7. Perkelahian antar angkatan

8. Pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun ke atas.

Berdasarkan klasifikasi di atas, jenis tindak pidana narkotika berada di

urutan pertama, itu artinya kejahatan narkotika di lingkungan militer menjadi

tindak pidana yang paling serius untuk diawasi dan sebisa mungkin di cegah

keberadaannya di kehidupan para prajurit TNI. Maka dengan analisis yang telah

penulis paparkan di atas, penulis memiliki cara pandang tersendiri dalam

menyikapi kejahatan narkotika yang telah dilakukan oleh terdakwa Muliady.

Penulis menilai bahwasanya penjatuhan sanksi yang tepat sesuai dengan kejahatan

yang telah dilakukan oleh terdakwa Muliady yaitu sesuai dengan pasal 127 ayat

(1) huruf “a”, dengan pidana pokok pidana penjara yakni 2 (dua) tahun 6 (enam)

bulan penjara, dan juga pidana tambahan berupa pemecatan dari dinas militer.

Adapun menurut ketentuan Hukum Pidana Islam, istilah narkoba tidak

disebutkan secara langsung di dalam Al-Qur’an maupun dalam Sunnah. Dalam Al-

Qur’an hanya menyebutkan istilah khamr. Meskipun demikian, dalam teori ilmu

fiqh bila suatu hukum belum ditentukan status hukumnya, maka bisa diselesaikan

Page 108: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

96

melalui metode qiyas (analogi hukum).12 Namun menurut sebagian ulama status

keharamannya disamakan dengan khamr. Ibnu Taimiyah mendefinisikan khamr

sebagai sesuatu yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an yang apabila dikonsumsi

bisa membuat mabuk, baik yang terbuat dari kurma maupun dari zat lainnya, dan

tidak ada batasan bahwa yang memabukkan hanya terbuat dari anggur saja.

Sedangkan Sayyid Sabiq memiliki pendapat bahwa sesungguhnya ganja itu haram,

diberikan had atau sanksi terhadap orang yang menggunakannya sebagaimana

diberikan had bagi peminum khamr, di tinjau dari zatnya yang dapat merusak otak,

sehingga pengaruhnya bisa menjadikan lelaki seperti banci dan pengaruh jelek

lainnya. Ganja dapat menyebabkan seseorang berpaling dari mengingat Allah dan

menunaikan shalat. Dan ia termasuk kategori khamr yang secara lafadz dan makna

telah diharamkan Allah dan Rasul Nabi Muhammad SAW.13

Dalam hal ini, ulama berbeda pendapat (ikhtilaf) atau juga dapat disebut

tidak ada kecocokan dalam menjatuhkan hukuman bagi pelaku pemakai narkoba,

ada yang berpendapat bahwa sanksi bagi pelaku pemakai narkoba adalah had, dan

ada yang berpendapat ta’zir. Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa sanksi bagi

pemakai narkoba adalah had, seperti sanksi bagi peminum khamr. Ibnu Taimiyah

menjelaskan dalam kitabnya :

أ ن الأ ح شي يأ ش ة ح ر امى ي د م ت ن اوي ل ه ا ك ي د ش اري ب الأ خ مأ ري 14

Artinya: “Sesungguhnya ganja itu haram, dikenakan sanksi bagi orang yang

menyalahgunakannya sebagaimana dijatuhkan had bagi peminum khamar”.

Dari uraian hadits di atas terlihat bahwa Ibnu Taimiyah menetapkan sanksi

had bagi pemakai narkoba karena menganalogikan narkoba dengan khamr, dengan

illat bahwa khamr dan narkoba sama-sama dapat memabukkan dan merusak akal.

12 Nasrun Harun, Ushul Fiqh, (Jakarta: Sinar Grafika, 1997), Cet. ke-1, hlm. 64. 13 Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya

Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 44. 14 Ahmad Ibnu Taimiyah, Majmu’ Al-fatawa Ibnu Taimiyah, (Beirut: dar al-Arabiyah,

1987), hlm. 34.

Page 109: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

97

Sehingga dengan demikian hukum yang melekat pada khamr juga melekat pada

narkoba.

Ulama fiqh telah sepakat bahwa menghukum pemakai narkoba wajib, dan

hukumnya berbentuk deraan. Ulama hanya berbeda pendapat tentang jumlah

deraan. Penganut Mazhab Hanafi dan Maliki mengatakan 80 kali dera, sedangkan

Imam Syafi'i menyatakan 40 kali dera.

Imam Ahmad mengatakan terdapat dua riwayat, salah satu riwayat itu

adalah 80 kali pukulan, ia sepakat dengan mengikuti Imam Hanafi dan Maliki.

Dasarnya adalah ijma’ sahabat. Bahwa Umar pernah mengadakan musyawarah

dengan masyarakat mengenai hukuman peminum khamr. Pada waktu

Abdurrahman bin ‘Auf mengatakan bahwa minuman yang dimaksud harus

disamakan dengan hukuman yang teringan dalam bab hukuman yakni 80 kali

pukulan.

Riwayat lain menyatakan hukuman itu 40 pukulan. Ini di pegang oleh Abu

Bakar dan Imam Syafi’i. Didasarkan pada saat Rasulullah SAW dihadapkan

kepada seseorang yang meminum khamr, orang itu di pukul oleh beliau sebanyak

40 kali. Keadaan ini berlangsung/berulang sebanyak 4 kali, dan mencabut

hukuman mati atas orang itu.15

Selain itu, ada pula sebagian ulama yang berpendapat hukuman bagi

pemakai narkoba adalah hukuman ta’zir. Di antara ulama yang berpendapat bahwa

hukuman bagi pemakai narkoba berupa hukuman ta’zir adalah Wahbah al-Zuhali.

Al-Zuhaili menjelaskan :

15 Ahmad Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1967), hlm.

270.

Page 110: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

98

أ ي غ نأ مي ل قأ ع الأ ل يأ زي ا ي م ك م ر ي يأ ي الأ ةي ش يأ شي ح الأ و جي ن ب لأ ك ةي ع ائي م الأ ةي ب شأ

و في ار ضي ل و ر ض ل و ق قي ح م ر ض نأ ا مي يأ ا في م لي ني وأ ي فأ الأ ل نأ كي ل و مي ل سأ الأ

م ا في يأ ا ت عأ زي يأ رى 16 ن ةى و ل ط ر بى و ي دأ ع وأ ق لي يأ ل ه ا و ك ثي يأ ه ا و ا ي د في يأ ا و أ ن ا ل يأ س في يأ ا ل

Artinya: “Diharamkan setiap yang dapat menghilangkan akal (mabuk) walaupun

tanpa diminum, seperti ganja, opiate, karena jelas-jelas berbahaya. Adalah Islam

telah melarang hal-hal yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain,

tetapi tidak dikenakan sanksi had bagi pelakunya, penyalahgunaan narkoba,

karena narkoba mengandung adiksi, karena itu hukumannya adalah ta’zir”.

Wahbah al-Zuhaili menetapkan sanksi bagi penyalahguna narkoba dengan

argumen sebagai berikut :

a. Narkoba tidak ada pada masa Rasul

b. Narkoba lebih berbahaya dibandingkan khamr

c. Narkoba bukan diminum seperti halnya khamr

d. Narkoba mempunyai jenis dan macam yang banyak sekali, masing-

masing mempunyai jenis yang berbeda, baik mabuk yang

ditimbulkannya maupun bahayanya.

Dalam analisis Hukum Pidana Islam terhadap putusan Pengadilan Militer

Medan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017 tentang tindak pidana narkotika yang

dilakukan oleh anggota militer, penulis berpendapat bahwa sanksi yang tepat yang

dapat dijatuhkan terhadap Terdakwa yaitu sanksi berupa dera sebanyak 80 kali.

Karena Terdakwa tidak hanya menyalahgunakan Narkotika, tetapi pekerjaannya

sebagai anggota militer yang seharusnya memberikan contoh baik kepada

masyarakat, menjadi salah satu alasan memperberat hukumannya.

Karena menurut penulis, Terdakwa tidak hanya menyalahgunakan

narkotika, tetapi pekerjaannya sebagai anggota militer yang seharusnya

memberikan contoh baik kepada masyarakat, menjadi pelopor utama dalam

16 Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, (Beirut: Dar al-Fikr, 1998), Juz

VII, hlm. 184.

Page 111: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

99

memerangi kejahatan narkotika, menjadi tercoreng dan merusak nama baik sendiri

maupun instansi.

Dengan demikian, penulis berpendapat bahwasanya tinjauan berdasarkan

ketentuan Hukum Pidana Islam terhadap tindak pidana narkotika pada putusan

Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017 adalah mendapatkan sanksi Had berupa 80 kali

dera.

Page 112: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

100

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan juga

analisis penulis mengenai putusan peradilan tentang kasus tindak pidana

penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh prajurit TNI, maka penulis dapat

menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pada penelitian kali ini, penulis menilai bahwasanya apa yang telah

dipertimbangkan oleh Majelis Hakim di dalam putusan Pengadilan

Militer Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017 tidaklah komprehensif.

Majelis Hakim tidak memperhatikan fakta-fakta lain yang telah

terungkap di persidangan yang telah Terdakwa Muliady jelaskan dan

berterus terang. Terdakwa Muliady mengakui bahwasanya ia sudah

sangat sering mengkomsumsi narkoba jenis sabu-sabu jauh sebelum

kejadian hingga sampai perbuatan Terdakwa terungkap karena adanya

pemeriksaan dari pihak atasan.

2. Adapun dalam hal penjatuhan sanksi oleh Majelis Hakim terhadap

Terdakwa Muliady, penulis menilai masih sangatlah ringan. Majelis

Hakim menjatuhkan sanksi Pidana Penjara selama 1 (satu) tahun, dan

Pidana Tambahan berupa pemecatan dari dinas militer, sedangkan di

dalam ketentuan Pasal 127 ayat (1) huruf “a” Undang-Undang Nomor

35 Tahun 2009 tentang Narkotika sudah jelas bahwasanya hukuman

maksimal yang dapat djatuhkan yaitu 4 (empat) tahun. Apalagi dengan

status Terdakwa sebagai prajurit TNI yang notabene memerangi segala

bentuk kejahatan narkotika malah terjerumus ke dalam penyalahgunaan

narkotika, hal tersebut mengindikasikan bahwa Terdakwa bukanlah

seorang prajurit yang baik karena memiliki sikap mental yang tidak

baik yang cenderung melanggar aturan-aturan hukum yang berlaku.

Page 113: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

101

Maka penulis memiliki pendapat lain dengan apa yang telah dijatuhkan

oleh Majelis Hakim, penulis berpendapat bahwa sanksi yang sangat

tepat bagi Terdakwa Muliady yaitu Pidana Penjara 2 (dua) tahun 6

(enam) bulan, dan Pidana Tambahan berupa pemecatan dari dinas

militer. Kemudian dalam hal konteks sanksi yang tepat menurut

Hukum Pidana Islam yaitu hukuman Had berupa cambuk sebanyak 80

kali.

B. Rekomendasi

Setelah memaparkan beberapa kesimpulan di atas, penulis menilai sangat

perlu untuk memberikan beberapa rekomendasi dari permasalahan tindak pidana

penyalahgunaan narkotika di lingkungan militer yang telah banyak dipaparkan

pada pembahasan di skripsi ini, agar tidak ada lagi nantinya para prajurit TNI yang

terjerumus ke dalam kejahatan narkotika di kemudian hari. Di antaranya yaitu :

1. Menurut penulis, pihak aparat penegak hukum dalam hal ini yaitu

Majelis Hakim seharusnya lebih jeli ketika melihat fakta-fakta yang

terungkap selama persidangan. Dan juga Majelis Hakim harus lebih

berani dalam menjatuhkan sanksi yang lebih berat lagi berdasarkan

ketentuan hukum yang berlaku, agar para pelaku penyalahgunaan

narkoba benar-benar jera.

2. Dalam hal pemerintah, penulis menyarankan agar lebih berkontribusi

dan berperan aktif dalam memerangi segala bentuk kejahatan narkotika

di negara Indonesia ini, di mulai dari sosialisasi bahayanya hingga

pemberantasan para bandar narkoba, baik yang berada di dalam negeri

atau bahkan yang berasal dari luar negeri.

3. Penulis juga menyarankan agar segenap masyarakat turut serta dalam

memberantas kejahatan narkotika yang terdapat di sekitar lingkungan

tempat tinggalnya. Masyarakat harus lebih berani melaporkan setiap

jenis kejahatan narkotika yang ada di lingkungan tempat tinggalnya

Page 114: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

102

kepada pihak kepolisian, maka dengan begitu segala bentuk kejahatan

narkotika dapat di minimalisir keberadaannya bahkan sampai benar-

benar habis.

Page 115: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

103

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Al, Anshari, Jamluddin Muhammad Ibnu Al-Manzhur. (1981). Lisan al 'Arab.

Libanon: Dar al Ma’arif.

Al, Ghirnaati, Muhammad Ibnu Yusuf Al-Andalusi. (1992). Al Bahr al Muhih fi al

Tafsir. Beirut: Dar al Fikr.

Al, Nasafi, Abdullah Ibn Ahmad. (2001). Tafsir al Nasafi. Beirut: Dar al Kutub al

‘Ilmiyah.

Al, Qasimi, Muhammad Jamaluddin. (1998). Tafsir al Qasimi. Beirut: Dar al fikr.

Al, Shabuni, Muhammad Ali. (1999). Rawa’i al bayan Tafsir Ayat al Ahkam min

Al-Qur’an. Beirut: dar al-Fikr.

Al, Bukhari, Imam. (t.th). Shahih al-Bukhari. Beirut: Dar Muassat al-Risalah.

Al, Hajjaj, Muslim. (t.th). Shahih Muslim. Beirut: Dar al-Muassat al-Risalah.

Al, Sijistani, Abu Dawud. (1984). Sunan Abu Dawud. Beirut: Dar al-Muassat al-

Risalah.

Al, Zuhaili, Wahbah. (1997). Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh. Beirut: Dar Al-Fikr

Al-Ma’ashir.

Al, Zuhaili, Wahbah. (1998). Al Fiqh al-Islami Wa Adillatuh. Beirut: Dar al Fikr.

Al, Zuhaili, Wahbah. (1998). Al Fiqh al-Islami Wa Adillatuh. Beirut: Dar al Fikr.

Al, Naisabury, Al-Imam Abi Husaini. (136 M). Shahih Muslim. Arabiyah: Darul

Kutubi As-Sunah.

Arief, Barda Nawawi. (2011). Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Jakarta:

Kencana.

Arief, Barda Nawawi. (1994). Beberapa Aspek Pengembangan Ilmu Hukum

Pidana (Menyongsong Generasi Baru Hukum Pidana Indonesia).

Semarang.

Ashofa, Burhan. (2008). Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta.

Al, Tirmidzi, Muhammad ibn Isa. (1992). Sunan at-Tirmidzi. Beirut: Dar al-

Ma’rifah.

Audah, Abdul Qodir. (1992). At-Tasyri’ Al-Jina’iy Al-Islamy. Beirut: Dar Al-Kitab

Al-‘Araby.

Chazawi, Ahmad. (2002). Pelajaran Hukum Pidana Bagian I. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Page 116: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

104

Chazawi, Ahmad. (2007). Pelajaran Hukum Pidana. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Djazuli, Ahmad. (2006). Kaidah-Kaidah Fiqh. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

dkk, Latifah. (2001). Narkotika dan Obat-Obatan Terlarang. Jakarta: Rajawali

Press.

Hamzah, Andi. (2008). Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta.

Hanafi, Ahmad. (1993). Asas-Asas Hukum Pidana Islam. Jakarta: P.T Bulan

Bintang.

Harun, Nasrun. (1997). Ushul Fiqh. Jakarta: Sinar Grafika.

Irfan, M. Nurul. (2016). Hukum Pidana Islam. Jakarta: Amzah.

Irfan, M. Nurul. (2015). Fiqh Jinayah. Jakarta: Amzah.

Iskandar, Anang. (2019). Penegakan Hukum Narkotika (Rehabilitatif Terhadap

Penyalah Guna dan Pecandu, Represif Terhadap Pengedar. Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo.

Kusumayati. (2009). Materi Ajar Metodologi Penelitian. Kerangka Teori,

Kerangka Konsep dan Hipotesis. Depok: Universitas Indonesia.

Lamintang. (1984). Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Sinar Baru.

Lubis, Zulkarnain. (2016). Dasar-dasar Hukum Acara Jinayah. Jakarta:

Prenamedia Group.

Mardani. (2008). Penyalahgunaan Narkoba: Dalam Perspektif Hukum Islam dan

Pidana Nasional. Jakarta: Rajawali Press.

Mertokusumo, Sudikno dan A. Pitlo. (1993). Penemuan Hukum Sebuah

Pengantar. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Moeljatno. (1987). Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: Bina Aksara.

Moleong, Lexy J. (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Muhammad, A. (t.thn.). Al-Jami’u Al-Shohih Wahuwa Sunan At-Turmudzi. Beirut:

Dar Al-Kutb Al-‘Alamiyah.

Muhammad, Al-Shan'ani bin Ismail al-Kahlani. (t.thn.). Subul al-Salam. Bandung:

Dahlan.

Mujoko, Tari. (2014). Analisis Penegakan HukumTerhadap Anggota TNI –

Angkatan Darat Yang Terlibat Dalam Tindak Pidana Narkotika (Studi

Kasus di Wilayah Hukum Denpom I/1 Pematangsiantar). Medan:

Universitas Medan Area.

Page 117: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

105

Muladi Arief, Barda Nawawi. (2010). Teori-teori dan Kebijakan Pidana.

Bandung: PT Alumni.

Mulyono, Anton. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Muslich, Ahmad Wardi. (2004). Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih

Jinayat. Jakarta: Sinar Grafika.

Muslich, Ahmad Wardi. (2005). Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika.

Muslich, Ahmad Wardi. (2006). Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam (Fikih

Jinayah). Jakarta: Sinar Grafika.

Muslim, Al-Imam Aby Husaini. (136 M). Shahih Muslim. Arabiyah: Darul Kutubi

As-Sunnah.

Nawawi, Ahmad. (1987). Syarh Shahih Muslim. Beirut: Dar Al-Fikr.

Ni ketut, Supasti Dharmawan. (2006). Metodologi Penelitian Hukum Empiris.

Jakarta: Rineka Cipta.

Prakoso, Djoko. (1987). Pembaharuan Hukum Pidana Di Indonesia. Yogyakarta:

Liberty.

Prakoso, Djoko. (1998). Hukum Panitensier di Indonesia. Yogyakarta: Liberty.

Prastyo, Teguh. (2012). Hukum Pidana. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Prodjodikiro, Wirjono. (2008). Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia. Bandung:

PT Refika.

Quthub, Sayyid. (1992). Fi Zhih al Qur’an. Qahirah: Dar al Syuruq.

Sabiq, Sayyid. (1981). Fiqh Sunnah. Beirut: Dar al-Fikr.

Sadly, Hasan. (2000). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Salam, Moch. Faisal. (2006). Hukum Pidana Militer di Indonesia. Bandung: CV

Mandar Maju.

Sasangka, Hari. (2003). Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pdana: Untuk

Mahasiswa, Praktisi dan Penyuluh masalah narkoba. Jakarta: CV. Mandar

Maju.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. (2003). Penelitian Hukum Normatif : Suatu

Tinjauan Singkat. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Sudarsono. (2007). Kamus Hukum. Jakarta: P.T Rineka Cipta.

Sudarto. (1990). Hukum Pidana 1 A - 1B. Purwokerto: Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman.

Suhadi. (1996). Pembahasan Perkembangan Pembangunan Hukum Nasional

Tentang Militer dan Bela Negara, Badan Pembinaan Hukum Nasional

Tentang Hukum Militer dan Bela Negara. Jakarta.

Page 118: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

106

Sunarso, Siswanto. (2012). Politik Hukum Dalam Undang-Undang Narkotika.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sunggono, Bambang. (2003). Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Supramono, Gatot. (2001). Hukum Narkoba Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Surbakti, Sudaryono Natangsa. (2005). Hukum Pidana. Surakarta: Fakultas

Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Taimiyah, Ahmad Ibnu. (1987). Majmu’ al-fatawa Ibnu Taimiyah. Beirut: dar al-

Arabiyah.

Waluyo, Bambang. (2008). Pidana dan Pemidanaan. Jakarta: Sinar Grafika.

Yusuf, Kadar M. (2011). Tafsir Ayat Ahkam, Tafsir Tematik ayat-ayat Hukum.

Jakarta: Amzah.

Zuhaili, Wahbah. (1991). Al Tafsir al Munir. Beirut: Dar al Fikr al Mu’ashir.

Jurnal :

Eleanora, Fransiska Novita. (2011). Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Serta Usaha

Pencegahan Dan Penanggulangannya. Jurnal Hukum, Vol XXV. No. 1.

Hutapea, Tumbur Palti D. (2018). Penerapan Rehabilitasi Medis Dan Sosial Bagi

Prajurit TNI Dalam Putusan Pengadilan. Jurnal Hukum dan Peradilan,

Vol. 7 No. 1.

Kasamasu, Lateefah dkk. (2017). Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam

Karya-karya Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah, Vol. 18. No. 1.

Riyanta. (2008). METODE PENEMUAN HUKUM (Studi Komparatif antara

Hukum Islam dengan Hukum Positif). Jurnal Penelitian Agama, Vol.

XVII. No. 2.

Rustam. (2016). Analisis Yuridis Penerapan Sanksi Dari Instansi Kepolisian

Terhadap Anggota Kepolisian Yang Menyalahgunakan Narkotika. Jurnal

PETITA, Vol. 3. No. 2.

Sudanto, Anton. (t.thn.). Penerapan Hukum Pidana Narkotika Di Indonesia. Jurnal

Hukum, Vol.7. No. 1.

Tarigan, Aditia Purnama. (2017). Kajian Hukum Terhadap Penyalahgunaan

Narkotika Oleh Anggota Militer Menurut Undang-Undang Nomor 35

Tahun 2009. Jurnal Lex Crimen, Vol. VI. No. 3.

Page 119: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

107

Putusan :

Putusan Pengadilan Militer I-02 Medan Nomor Perkara 55-K/PM I-

02/AD/IV/2017

Kitab :

Al-Qur’an

Hadits

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Militer

Page 120: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 1 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

PENGADILAN MILITER I-02 MEDAN

PUTUSANNomor : 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Militer I-02 Medan yang bersidang di Medan dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum dibawah ini dalam perkara Terdakwa :

Nama lengkap : MuliadyPangkat/NRP : Serda/ 632492Jabatan : Babinsa Ramil 04/Labuhan Bilik Kesatuan : Kodim 0209/LBTempat tgl lahir : Binjai, 28 Februari 1970Agama : IslamJenis kelamin : Laki-lakiKewarganegaraan : Indonesia.Alamat tpt tinggal : Asmil Kodim 0209/LB Rantauprapat.

Terdakwa ditahan oleh :

1. Dandim 0209/LB selaku Ankum selama 20 (dua puluh) hari sejak tanggal 19 Maret 2016 sampai dengan tanggal 7 April 2016 di rumah tahanan Militer Subdenpom I/1-2 Rantauprapat berdasarkan Surat Keputusan Penahanan Sementara Nomor : Kep/215/IV/2016 tanggal 5 April 2016.

2. Kemudian diperpanjang sesuai : a. Perpanjang penahanan ke-1 dari Danrem 022/PT selaku Papera sejak tanggal 8 April 2016 sampai dengan tanggal 7 Mei 2016 di rumah tahanan Militer Subdenpom I/1-2 Rantauprapat Nomor : Kep/06/IV/2016 tanggal 15 April 2016.b. Perpanjang penahanan ke-2 dari Danrem 022/PT selaku Papera sejak tanggal 8 Mei 2016 sampai dengan tanggal 6 Juni 2016 di ruangan tahanan Militer Staltahmil Pomdam I/BB Nomor : Kep/158/VII/2016 tanggal 19 Juli 2016.c. Perpanjang penahanan ke-3 dari Danrem 022/PT selaku Papera sejak tanggal 7 Juni 2016 sampai dengan tanggal 6 Juli 2016 di ruangan tahanan Militer Staltahmil Pomdam I/BB Nomor : Kep/159/VII/2016 tanggal 19 Juli 2016.d. Perpanjang penahanan ke-4 dari Danrem 022/PT selaku Papera sejak tanggal 7 Juli 2016 sampai dengan tanggal 5 Agustus 2016 di ruangan tahanan Militer Staltahmil Pomdam I/BB Nomor : Kep/160/VII/2016 tanggal 19 Juli 2016.

3. Kemudian Terdakwa dibebaskan dari tahanan sementara pada tanggal 5 Oktober 2016 berdasarkan Surat Keputusan dari Danrem 022/PT selaku Papera Nomor : Kep/285/XII/2016 tanggal 13 Desember 2016.

PENGADILAN MILITER I-02 MEDAN tersebut di atas :

Membaca : Berkas perkara dalam perkara ini.

Memperhatikan : 1. Surat Keputusan Penyerahan Perkara dari Danrem 022/PT selaku Papera Nomor : Kep/23/III/2017 tanggal 6 Maret 2017.2. Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/168/AD/K/I-02/III/2017 tanggal 22 Maret 2017.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 121: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 2 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

3. Penetapan Penunjukan Hakim Nomor : TAP/55/PM I-02/AD/IV/2017 tanggal 19 April 2017.4. Penetapan Hari Sidang Nomor : TAP/55/PM I-02/AD/IV/2017 tanggal 12 April 2017.5 Penerimaan surat panggilan untuk menghadap sidang kepadaTerdakwa dan para Saksi.6. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.

Mendengar : 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/168/AD/K/I-02/III/2017 tanggal 22 Maret 2017 di depan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini.2. Keterangan para Saksi di persidangan di bawah sumpah dan keterangan Terdakwa di persidangan.

Memperhatikan : 1. Tuntutan Pidana (Requisitoir) Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan bahwa :

a. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana :

“Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”.

Sebagaimana diatur dan diancam dalam pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

b. Oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Majelis Hakim menghukum Terdakwa dengan :

1) Pidana pokok : Penjara selama 1 (satu) 6 (enam) bulan.Dikurangkan selama Terdakwa menjalani penahanan sementara.

2) Pidana tambahan : Dipecat dari dinas militer.

Mohon agar Terdakwa ditahan.

c. Menetapkan barang bukti berupa :

1) Barang:

- 1 (satu) buah rabit test Narkotika Multi Screen An. Serda Muliady.Mohon dirampas untuk dimusnahkan.

2) Surat-surat :

a) 3 (tiga) lembar daftar hasil pemeriksaan test urine personil Kodim 0209/LB yang dikeluarkan oleh Direktur RSUD Rantauprapat tanggal 15 Maret 2016.b) 2 (dua) lembar Berita Acara Analisis Laboratorium barang bukti urine Nomor Lab : 3326/NNF/2016 tanggal 28 Maret 2016 an. Serda Muliady.c) 1 (satu) lembar foto/gambar barang bukti 1 (satu) buah rapit test Narkoba Multi Screen an. Serda Muliady.Mohon untuk tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 122: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 3 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

d. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah).

2. Permohonan Terdakwa yang disampaikan secara lisan kepada Majelis Hakim yang pada pokoknya Terdakwa merasa bersalah dan menyesali perbuatannya serta berjanji tidak akan melakukan lagi, oleh karena itu mohon dijatuhi hukuman yang seringan-ringannya dan mohon dapatnya untuk tidak dipecat dari dinas Militer karena masih mempunyai tangungan keluarga.

Menimbang : Bahwa menurut surat dakwaan Oditur Militer tersebut di atas Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut :

Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan tempat-tempat tersebut dibawah ini, yaitu pada tanggal sepuluh bulan Januari tahun Dua ribu enam belas atau setidak-tidaknya dalam tahun 2016 di dekat kandang ayam di samping rumah Saksi Sdr. Ahmad Saidi Pasaribu yang terletak di Simpang Merbau Kec. NA IX-X Kab. Labura Propinsi Sumatera Utara atau setidak-tidaknya di tempat-tempat yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Militer I-02 Medan, telah melakukan tindak pidana:

“Setiap penyalahguna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”.

Dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa pada tahun 1989 masuk Militer melalui pendidikan Secata di Rindam I/BB Pematangsiantar, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditugaskan di Yonif Linud 100/PS, pada tahun 2003 dimutasikan ke Yonif 121/MK, pada tahun 2004 dimutasikan ke Yonif 126/KC dan pada tahun 2007 dimutasikan ke Kodim 0209/LB kemudian pada tahun 2013 mengikuti pendidikan Secaba di Rindam I/BB Pematangsiantar lulus dilantik dengan partgkat Serda dan kembali ditempatkan di Kodim 0209/LB sampai dengan melakukan tindak pidana dalam perkara ini masih berdinas aktif dengan pangkat Serda NRP 632492 jabatan Babinsa Koramil 04/Labuhan Bilik.

2. Bahwa Terdakwa mengaku terakhir kali mengkonsumsi Narkotika jenis Sabu-sabu pada tanggal 10 Januari 2016 sekira pukul 15.00 WIB bersama Saksi Ahmad Saidi Pasaribu di dekat kandang ayam di samping rumah Saksi Ahmad Saidi Pasaribu yang terletak di Simpang Merbau Kec. NA IX-X Kab. Labura dengan menggunakan alat isap berupa bong yang dibuat dari botol larutan penyegar kaki tiga yang telah disiapisan oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu, dan Sabu-sabu tersebut dibeii oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu sebanyak 1 (satu) paket kecil seharga Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).

3. Bahwa pada tanggal 15 Maret 2016 Kodim 0209/LB bekerjasama dengan RSUD Rantauprapat melaksanakan test urine terhadap anggota Kodim 0209/LB dan jajarannya berjumlah sekitar 70 (tujuh puluh) orang dengan menggunakan alat rapit tes Narkoba Multi Screen yang disiapkan oleh satuan Kodim 0209/LB sedangkan pihak RSUD daerah hanya menyiapkan botol ukuran kecil/tabung sebanyak 70 (tujuh puluh) tabung sebagai wadah untuk menampung urine anggota yang akan diperiksa dan pada saat pemeriksaan disaksikan Iangsung oleh Kapten Czi PH.Purba Dandenintel Kodim 0209/LB dan Saksi dr. Hj. Ernawaty Hasibuan, Sp.PK Dokter dari RSUD Rantauprapat.

4. Bahwa setelah dilakukan pemeriksaan terhadap urine 70 (tujuh puluh) personel Kodim 0209/LB dan jajarannya oleh Tim Kesehatan dari RSUD Rantauprapat sesuai dengan surat dari RSUD Rantauprapat Nomor : 445/2386/Seks/RSUD/2016 tanggal 15 Maret 2016 perihal penyampaian hasil

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 123: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 4 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

pemeriksaan tes urine hasilnya urine Terdakwa positif mengandung Amphetamine yang terdaftar dalam Golongan I nomor urut 53 Lampiran Undang-undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

5. Bahwa pada tanggal 17 Maret 2016 sekira pukul 15.00 WIB kembali dilakukan pemeriksaan ulang terhadap Urine Terdakwa menggunakan alat test peck di Ma Kodim 0209/LB disaksikan oleh Pasi Intel, Pasi Log, Pa Sandi, personel Provost dan persona Intel serta Petugas dari RSUD Rantauprapat dan hasilnya urine Terdakwa tetap Positif mengandung Amphetamine, selanjutnya pada tanggal 19 Maret 2016 Terdakwa diserahkan ke Subdenpom I/1-2 Rantauprapat untuk diproses sesuai dengan ketentuan hukum.

6. Bahwa perbuatan Terdakwa mengkonsumsi Narkotika jenis Sabu-sabu pada tanggal 10 Januari 2016 bertentangan dengan undang-undang yang berlaku karena Terdakwa tidak memiliki ijin dari pihak yang berwenang.

7. Bahwa Terdakwa pada bulan Maret 2012 pernah dijatuhi hukuman disiplin berupa penahanan berat selama 21 (dua puluh) satu hari oleh Dandim 0209/LB selaku Ankum Terdakwa karena saat dilakukan test urine oleh satuan hasilnya urine Terdakwa positif mengandung Narkotika jenis Sabu-sabu.

8. Bahwa berdasarkan pasal 7 Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan pasal-1 ke-15 Undang-undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud penyalahguna adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan hukum sehingga perbuatan Terdakwa yang mengkonsumsi Narkotika jenis Sabu-sabu pada tanggal 10 Januari 2016 di Simpang Merbau Kec. NA IX-X Kab. Labura bertentangan dengan undang-undang yang berlaku karena Terdakwa tidak memiliki ijin dari pihak yang berwenang untuk itu.

Berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa telah cukup memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana tercantum dalam pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No. 35 tahun 2009.

Menimbang : Bahwa atas dakwaan Oditur Militer tersebut Terdakwa mengerti dan membenarkan apa yang didakwakan kepadanya.

Menimbang : Bahwa di persidangan ini Terdakwa tidak ingin didampingi oleh Penasehat Hukum melainkan ingin dihadapi sendiri.

Menimbang : Bahwa atas surat dakwaan Oditur Militer tersebut Terdakwa tidak mengajukan keberatan/eksepsi.

Menimbang : Bahwa para Saksi yang diperiksa di persidangan telah menerangkan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut :

Saksi-1 :Nama Lengkap : Arpan Daraso RitongaPangkat/ NRP : Serka/ 31950025001273Jabatan : Bati Niksan SintelKesatuan : Kodim 0209/LBTempat/Tanggal Lahir : Labusel, 12 Desember 1973Agama : IslamJenis Kelamin : Laki-lakiKewarganegaraan : IndonesiaTempat Tinggal : Asrama Kodim 0209/LB Rantauprapat.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 124: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 5 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwan pada saat dilakukan pemeriksaan urine tanggal 15 Maret 2016 dalam hubungan dinas yaitu sebagai atasan dan bawahan tetapi tidak ada hubungan keluarga/famili.

2. Bahwa pada hari Selasa tanggal 15 Maret 2016 sekira pukul 09.00 WIB diadakan pemeriksaan urine terhadap personel Kodim 0209/LB beserta jajarannya yang kurang lebih berjumlah 70 (tujuh puluh) orang oleh petugas kesehatan dari RSUD Rantauprapat.

3. Bahwa adapun cara pemeriksaan urine yang dilakukan adalah pertama-tama setiap personel ditulis nama dan nomor urutnya di botol tempat (wadah) urine selanjutnya personel menuju kamar mandi yang diawasi oleh petugas setelah botol (wadah) tersimpan urine kemudian diserahkan kepada petugas kesehatan dari RSUD Rantauprapat yang sudah siap diruangan lalu diperiksa urinenya dengan cara memasukkan alat test urine kedalam botol yang berisi urine anggota secara bergilir, dan saat alat test urine dimasukkan ke dalam botol yang berisi urine milik Terdakwa hasilnya menunjukkan urine tersebut positif mengandung Narkotika (Amphetamin)

4. Bahwa pada saat pelaksanaan pemeriksaan tersebut saksi diperintahkan oleh Pasi Intel Kodim 0209/LB Kapten Czi PH. Purba untuk membantu Poskesdim 0209/LB mengatur/menyusun botol yang berisi urine milik seluruh personel yang mengikuti test urine dan sepengetahuan saksi urine yang terkumpul dan diperiksa tidak akan tertukar karena ada nama dan nomor urutnya.

5. Bahwa sepengetahuan saksi Terdakwa tidak mengindap penyakit tertentu yang mengharusnya Terdakwa untuk mengkonsumsi narkotika jenis sabu seijin atau petunjuk dokter atau pejabat yang bewenang tapi Terdakwa mengkonsumsi narkotika jenis sabu atas keinginannya sendiri.

6. Bahwa sebelum diadakan pemeriksaan urine dikesatuan saksi sering diadakan penyuluhan tentang bahaya narkotika dan hampir setiap pengambil apel pagi sering mengingatkan dan menekankan hal tersebut.

7. Bahwa saksi tidak mengetahu dimana dan kapan Terdakwa mengkonsumsi narkotika yang saksi tahu dan dengar hanya pada saat pemeriksaan urine dimana Urine Terdakwa dinyatakan positif mengandung narkotika.

Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa pada pokoknya membenarkan seluruhnya.

Menimbang : Bahwa saksi-2, saksi-3, dan saksi-4 telah dipanggil secara patut sesuai dengan ketentuan perundang-udangan yang berlaku sebanyak 4 (empat) kali, namun tidak datang selanjutnya atas permohonan Oditur militer serta persetujuan Terdakwa dan dengan mendasari ketentuan dalam Pasal 155 UU RI 31 Tahun1997, keterangan para saksi yang telah diberikan dibawah sumpah dipenyidik dibacakan oleh Oditur militer yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :

Saksi-2Nama Lengkap : Ahmad Saidi PasaribuPekerjaan : WiraswastaTempat/Tanggal Lahir : Rantauprapat, 12 Desember 1980Agama : Islam

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 125: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 6 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

Jenis Kelamin : Laki-lakiKewarganegaraan : IndonesiaTempat Tinggal : Desa Simpang Merbau Kec. Na IX-X Kab.

Labuhanbatu Utara. (Tahanan Lapas Kelas II A Rantauprapat).

Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa pada tahun 2015 dalam hubungan teman biasa tetapi tidak ada hubungan famili.

2. Bahwa Terdakwa pada hari Minggu tanggal 10 Januari 2016 sekira pukul 14.30 WIB datang ke rumah Saksi di Desa Simpang Merbau Kec. NA IX-X Kab. Labuhanbatu Utara, kemudian Saksi bersama Terdakwa duduk-duduk bercerita di samping kandang ayam sambil melihat ayam yang akan diadu, pada saat itu Saksi secara iseng menawarkan kepada Terdakwa dengan mengatakan "Apa abang mau pakai Sabu-sabu", dijawab "Mau kalau ada", mendengar jawaban Terdakwa kemudian Saksi pergi menemui Sdr. Boy di desa Pulau Jantan Kec. NA IX-X Kab. Labuhanbatu Utara guna membeli 1 (satu) paket kecil sabu seharga Rp. 150.000,- (Seratus lima puluh ribu rupiah).

3. Bahwa setelah Sabu-sabu di dapatkan Saksi Iangsung menjumpai Terdakwa yang menunggu di dekat kandang ayam di samping rumah Saksi di Desa Simpang Merbau Kec. NA IX-X Kab. Labuhanbatu Utara, kemudian sekira pukul 15.00 WIB Saksi bersama Terdakwa menggunakan Sabu-sabu tersebut dengan cara diisap secara bergantian menggunakan alat isap Sabu (bong) yang Saksi rakit terbuat dari botol larutan penyegar cap kaki tiga dan kaca pirex, selanjutnya selesai menggunakan Sabu alat berupa bong tersebut Saksi buang dan dibakar di belakang rumah Saksi.

4. Bahwa Saksi selain dengan Terdakwa juga sering mengkonsumsi Narkotika jenis Sabu-sabu dan Saksi terakhir kali menggunakan Sabu-sabu pada tanggal 6 Pebruari 2016 hingga Saksi dtangkap oleh Petugas Polsek Aek Kota Batu Polres Labuhanbatu dan sekarang Saksi sedang menjalani hukuman di Lapas kelas II A Rantauprapat Kab. Labuhanbatu.

Atas keterangan Saksi yang dibacakan tersebut, Terdakwa pada pokoknya membenarkan seluruhnya.

Saksi-3 :Nama Lengkap : Sartika NasutionPekerjaan : Honorer RSUDTempat/Tanggal Lahir : Rantauprapat, 8 Maret 1980Agama : IslamJenis Kelamin : PerempuanKewarganegaraan : IndonesiaTempat Tinggal : Jl. Kampung Baru Gg. Sukur No. 16 Kel. Kartini Kec.

Rantau Utara Rantauprapat. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi tidak kenal dan tidak ada hubungan famili dengan Terdakwa.

2. Bahwa pada tanggal 15 Maret 2016 pihak kesehatan dari RSUD Rantauprapat atas permintaan Dandim 0209/LB melakukan pemeriksaan tes urine terhadap 70 (tujuh puluh) personel Kodim 0209/LB dan Saksi selaku Analis Kesehatan ikut hadir dalam pelaksaan test urine tersebut.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 126: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 7 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

3. Bahwa dalam pelaksanaan test urine tersebut alat stik (Rapid test narkoba) disiapkan oleh pihak Kodim 0209/LB sedangkan pihak RSUD daerah hanya menyiapkan botol ukuran kecil/tabung sebanyak 70 (tujuh puluh) tabung sebagai wadah urine anggota yang akan diperiksa kemudian pada setiap tabung tersebut ditempelkan nama personel yang urinenya akan diperiksa.

4. Bahwa pelaksanaan test urine di Poskesdim 0209/LB tersebut dilakukan secara bergantian setiap 5 (lima) tabung dengan memasukkan stik yang telah disediakan yang disaksikan Iangsung oleh Kapten Czi PH. Purba dan beberapa orang personel TNI lainnya, kemudian dari hasil pemeriksaan diketahui tabung yang berisi urine Terdakwa Serda Muliady menunjukkan hasil positif mengandung Amphetamin.

5. Bahwa setelah dilakukan pemeriksaan terhadap urine 70 (tujuh puluh) anggota Kodim 0209/LB kemudian pihak RSUD Rantauprapat memberikan hasilnya secara tertulis yang ditandatangani oleh dr. Hj. Ernawaty Hasibuan, Sp.PK.

Atas keterangan Saksi yang dibacakan tersebut, Terdakwa pada pokoknya membenarkan seluruhnya.

Saksi-4 : Nama Lengkap : Dr. Hj. Ernawaty Hasibuan, Sp. PKPekerjaan : Kepala Instansi Laboratorium RSUD RantauprapatTempat/Tanggal Lahir : Kisaran, 19 Februari 1959Agama : IslamJenis Kelamin : PerempuanKewarganegaraan : IndonesiaTempat Tinggal : Jln. Persaudaraan No. 12 Kel Kartini Kec. Rantau

Utara Kab. Labuhanbatu. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

1. Bahwa Saksi tidak kenal dan tidak ada hubungan famili dengan Terdakwa.

2. Bahwa Saksi pada tanggal 15 Maret 2016 atas permintaan Dandim 0209/LB melakukan pemeriksaan terhadap urine 70 (tujuh puluh) orang personil Kodim 0209/LB dibantu oleh 2 (dua) orang Analis Kesehatan dari RSUD Rantauprapat.

3. Bahwa setelah dilakukan pemeriksaan terhadap urine anggota Kodim 0209/LB hasilnya hanya urine milik Serda Mulyadi yang positif mengandung Amphetamin.

4. Bahwa tenggang waktu pemakaian Sabu-sabu hingga dilakukan test urine hasilnya akan positif yaitu antara 1 (satu) s.d 7 (tujuh) hari, sehingga pengakuan Terdakwa Serda Muliady terakhir kali menggunakan Sabu-sabu pada tanggal 10 Januari 2016 apabila dilakukan test urine pada tanggal 15 Maret 2016 maka hasilnya tidak akan terdeteksi lagi.

Atas keterangan Saksi yang dibacakan tersebut, Terdakwa pada pokoknya membenarkan seluruhnya.

Menimbang : Bahwa dipersidangan Terdakwa menerangkan pada pokoknya sebagai berikut:

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 127: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 8 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

1. Bahwa Terdakwa pada tahun 1989 masuk Militer melalui pendidikan Secata di Rindam I/BB Pematangsiantar, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditugaskan di Yonif Linud 100/PS, pada tahun 2003 dimutasikan ke Yonif 121/MK, pada tahun 2004 dimutasikan ke Yonif 126/KC dan pada tahun 2007 dimutasikan ke Kodim 0209/LB kemudian pada tahun 2013 mengikuti pendidikan Secaba di Rindam I/BB Pematangsiantar lulus dilantik dengan pangkat Serda dan kembali ditempatkan di Kodim 0209/LB sampai dengan melakukan tindak pidana dalam perkara ini masih berdinas aktif dengan pangkat Serda NRP 632492 jabatan Babinsa Koramil 04/Labuhan Bilik.

2. Bahwa Terdakwa sering mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu dan apabila mengkonsumsi narkotika pikiran Terdakwa menjadi tenang dan terakhir kali mengkonsumsi pada tanggal 10 Januari 2016 sekira pukul 15.00 WIB bersama Saksi Ahmad Saidi Pasaribu di dekat kandang ayam di samping rumah Saksi Ahmad Saidi Pasaribu yang terletak di Simpang Merbau Kec. NA IX-X Kab. Labura dengan menggunakan alat pengisap Sabu (bong) yang dirakit oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu, dan Sabu-sabu tersebut dibeli oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu sebanyak 1 (satu) paket kecil seharga Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).

3. Bahwa pada tanggal 15 Maret 2016 sekira pukul 09.00 diadakan pemeriksaan urine terhadap personel urine Kodim 0209/LB dan jajarannya oleh petugas dari Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat termasuk Terdakwa, dan adapun cara pemeriksaan urine tersebut pertama-tama setiap personel baris/antri lalu ditulis nama dan nomor urut dibotol tempat penampungan urine dan waktu itu Terdakwa bernomor 28 selanjutnya setelah menerima botol tempat penampungan urine tersebut kemudian diarahkan kekamar mandi guna mengeluarkan urine dikamar mandi yang disaksikan langsung oleh Letda Inf Badlisah dan Serka Awang Tunggal serta didokumentasikan dengan photo.

4. Bahwa adapun hasil pemeriksaan urine Terdakwa oleh Tim Kesehatan dari RSUD Rantauprapat adalah positif mengandung Amphetamin, kemudian sekira pukul 14.00 WIB Terdakwa diintrogasi oleh Serka Awang Tunggal Ba Unit Intel Dim 0209/LB lalu sekira pukul 15.00 WIB Terdakwa ditahan di sel tahanan Ma Kodim 0209/LB s.d tanggal 19 Maret 2016.

5. Bahwa pada tanggal 17 Maret 2016 sekira pukul 15.00 WIB dilakukan pemeriksaan ulang terhadap Urine Terdakwa dengan menggunakan alat test peck di Ma Kodim 0209/LB disaksikan oleh Pasi Intel, Pasi Log, Pa Sandi serta personel Provost dan personel Intel serta dari Petugas dari RSUD Rantauprapat dan hasilnya urine Terdakwa tetap Positif mengandung Narkoptika jenis Amphetamin, selanjutnya pada tanggal 19 Maret 2016 Terdakwa diserahkan ke Subdenpom I/1-2 Rantauprapat guna diproses.

6. Bahwa sebelum pemeriksaan urine dilakukan Terdakwa sering mengkonsumsi minum minuman kratingdaeng sehingga menyebabkan urine Terdakwa positif mengandung narkotika.

7. Bahwa Terdakwa sebelum perkara ini sudah pernah beberapa kali dijatuhi hukuman disiplin oleh Ankum yaitu :

a. Hukuman disiplin berupa penahanan berat selama 21 (dua puluh satu) hari, sesuai Skep Dandim 0209/LB No. Skep/199/VIII/2009 tanggal 31 Agustus 2009 dalam perkara pelanggaran asusila.b. Hukuman disiplin berupa penahanan berat selama 21 (dua puluh satu) hari, sesuai Skep Dandim 0209/LB No. Skep/262/VII/2011 tanggal 27 Juli 2011 dalam perkara penganiayaan.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 128: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 9 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

c. Hukuman disiplin berupa penahanan berat selama 21 (dua puluh satu) hari, sesuai Skep Dandim 0209/LB No. Skep/87/III/2012 tanggal 30 Maret 2012 dalam perkara test urine positif menggunakan Narkotika jenis Sabu-sabu.d. Hukuman disiplin berupa penahanan berat selama 21 (dua puluh satu) hari, dalam perkara mempunyai wanita idaman lain.e. Hukuman disiplin berupa penahanan berat selama 21 (dua puluh satu) hari, dalam perkara tets urine positif menggunakan Narkotika jenis Sabu-sabu.

Menimbang : Bahwa barang bukti dalam perkara ini yang diajukan oleh Oditur Militer di persidangan berupa :

1. Surat-surat :a. 3 (tiga) lembar daftar hasil pemeriksaan test urine personil Kodim 0209/LB yang dikeluarkan oleh Direktur RSUD Rantauprapat tanggal 15 Maret 2016.b. 2 (dua) lembar Berita Acara Analisis Laboratorium barang bukti urine Nomor Lab : 3326/NNF/2016 tanggal 28 Maret 2016 an. Serda Muliady.c. 1 (satu) lembar foto/gambar barang bukti 1 (satu) buah rapit test Narkoba Multi Screen an. Serda Muliady

2. Barang :

- 1 (satu) buah rabit test Narkotika Multi Screen An. Serda Muliady.

Terhadap barang bukti yang diajukan oleh Oditur militer baik berupa surat-surat maupun barang sebagaimana tersebut diatas, telah diperlihatkan dan dibacakan dan kepada Terdakwa dan para Saksi dan diakui setelah Majelis Hakim mencermati dan meneliti ternyata barang bukti tersebut ternyata sangat berhubungan erat dengan tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa dan bersesuaian dengan alat bukti lain karena barang bukti surat-surat tersebut merupakan hasil pemeriksaan test urine personil Kodim 0209/LB yang dikeluarkan oleh Direktur RSUD Rantauprapat dan Berita Acara Analisis Laboratorium an. mulyadi yang merupakan hasil pemeriksaaan urine Terdakwa begitu pula barang bukti berupa barang yaitu satu buah rabit test Narkotika Multi Screen An. Serda Muliady. yang digunakan saat memeriksa urine Terdakwa sehingga dapat diterima dan digunakan sebagai barang bukti yang dapat memperkuat atas pembuktian-pembuktian sebagaimana yang didakwakan kepada Terdakwa dalam perkaranya ini.

Menimbang : Bahwa setelah menghubungkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa dan alat bukti yang diajukan di persidangan dan petunjuk-petunjuk lainnya yang bersesuaian satu sama lain, maka diperoleh fakta hukum sebagai berikut :

1. Bahwa benar Terdakwa pada tahun 1989 masuk Militer melalui pendidikan Secata di Rindam I/BB Pematangsiantar, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditugaskan di Yonif Linud 100/PS, pada tahun 2003 dimutasikan ke Yonif 121/MK, pada tahun 2004 dimutasikan ke Yonif 126/KC dan pada tahun 2007 dimutasikan ke Kodim 0209/LB kemudian pada tahun 2013 mengikuti pendidikan Secaba di Rindam I/BB Pematangsiantar lulus dilantik dengan partgkat Serda dan kembali ditempatkan di Kodim 0209/LB sampai dengan melakukan tindak pidana dalam perkara ini masih berdinas aktif dengan pangkat Serda NRP 632492 jabatan Babinsa Koramil 04/Labuhan Bilik.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 129: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 10 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

2. Bahwa benar Terdakwa sebagai prajurit TNI AD, juga adalah sebagai warga negara RI, merupakan subjek hukum Indonesia dan tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia, termasuk diantaranya UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

3. Bahwa benar Terdakwa sering mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu dan apabila mengkonsumsi narkotika pikiran Terdakwa menjadi tenang dan terakhir kali mengkonsumsi Narkotika jenis Sabu-sabu pada tanggal 10 Januari 2016 sekira pukul 15.00 WIB bersama Saksi Ahmad Saidi Pasaribu di dekat kandang ayam di samping rumah Saksi Ahmad Saidi Pasaribu yang terletak di Simpang Merbau Kec. NA IX-X Kab. Labura dengan menggunakan alat isap berupa bong yang dibuat dari botol larutan penyegar kaki tiga yang telah disiapkan oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu, dan Sabu-sabu tersebut dibeli oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu sebanyak 1 (satu) paket kecil seharga Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).

4. Bahwa benar pada tanggal 15 Maret 2016 Kodim 0209/LB bekerjasama dengan RSUD Rantauprapat melaksanakan test urine terhadap anggota Kodim 0209/LB dan jajarannya berjumlah sekitar 70 (tujuh puluh) orang dengan menggunakan alat rapit tes Narkoba Multi Screen yang disiapkan oleh satuan Kodim 0209/LB sedangkan pihak RSUD daerah menyiapkan botol ukuran kecil/tabung sebanyak 70 (tujuh puluh) tabung sebagai wadah untuk menampung urine anggota yang akan diperiksa dan pada saat pemeriksaan disaksikan Iangsung oleh Kapten Czi PH.Purba Dandenintel Kodim 0209/LB dan Saksi dr. Hj. Ernawaty Hasibuan, Sp.PK Dokter dari RSUD Rantauprapat.

5. Bahwa benar setelah dilakukan pemeriksaan terhadap urine 70 (tujuh puluh) personel Kodim 0209/LB dan jajarannya oleh Tim Kesehatan dari RSUD Rantauprapat sesuai dengan surat dari RSUD Rantauprapat Nomor : 445/2386/Seks/RSUD/2016 tanggal 15 Maret 2016 perihal penyampaian hasil pemeriksaan urine dimana urine Terdakwa dinyatakan positif mengandung Amphetamine yang terdaftar dalam Golongan I nomor urut 53 Lampiran Undang-undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

6. Bahwa benar pada tanggal 17 Maret 2016 sekira pukul 15.00 WIB kembali dilakukan pemeriksaan ulang terhadap Urine Terdakwa menggunakan alat test peck di Ma Kodim 0209/LB disaksikan oleh Pasi Intel, Pasi Log, Pa Sandi, personel Provost dan personal Intel serta Petugas dari RSUD Rantauprapat dan hasilnya urine Terdakwa tetap Positif mengandung Amphetamine, selanjutnya pada tanggal 19 Maret 2016 Terdakwa diserahkan ke Subdenpom I/1-2 Rantauprapat untuk diproses sesuai dengan ketentuan hukum.

7. Bahwa benar Terdakwa pada bulan Maret 2012 pernah dijatuhi hukuman disiplin berupa penahanan berat selama 21 (dua puluh) satu hari oleh Dandim 0209/LB selaku Ankum Terdakwa karena saat dilakukan test urine oleh satuan hasilnya urine Terdakwa positif mengandung Narkotika jenis Sabu-sabu.

8. Bahwa benar berdasarkan pasal 7 Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan selain itu adalah merupakan tindak pidana.

Menimbang : Bahwa walaupun telah didapatkan fakta hukum sebagaimana tersebut diatas, namun untuk dapat dinyatakan bahwa Terdakwa telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan kepadanya maka haruslah dapat dibuktikan semua unsur-unsur dari tindak pidana dan kepada Terdakwa dapat dipertanggungjawabkan perbuatannya didepan hukum dan tidak ada alasan pemaaf maupun alasan pembenar.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 130: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 11 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

Menimbang : Bahwa terlebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

Bahwa pada dasarnya Majelis Hakim sependapat dengan Oditur Militer tentang terbuktinya unsur-unsur tindak pidana sebagaimana yang dituangkan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya namun demikian Majelis Hakim akan tetap membukttikan sendiri sesuai dengan pandangan Majelis berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap dipersidangan, begitu pula mengenai berat-ringannya pidana yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa Majelis Hakim akan mempertimbangkan sendiri dalam putusan dibawah ini.

Menimbang : Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam dakwaannya mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

Unsur kesatu : “Setiap penyalahguna Narkotika Golongan I”Unsur kedua : “Bagi diri sendiri”

Menimbang : Bahwa mengenai unsur-unsur tersebut Majelis Hakim akan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

Unsur kesatu : “Setiap Penyalahguna Narkotika Golongan I”

Yang dimaksud dengan “Setiap Penyalah guna” adalah Setiap orang atau siapa saja, atau barang siapa yang tunduk dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai subyek hukum pidana di Indonesia serta mampu bertanggung jawab artinya dapat dipertanggung jawabkan atas perbuatannya secara hukum, sebagaimana ditentukan dalam pasal 2 sampai dengan 5, pasal 7, pasal 8 KUHP, Subyek hukum tersebut meliputi semua orang sebagai warga negara Indonesia termasuk yang berstatus sebagai Prajurit TNI. Dalam hal Subyek hukum adalah seorang Prajurit TNI, maka pada waktu melakukan tindak pidana harus dalam dinas aktif yakni belum mengakhiri atau diakhiri ikatan dinasnya.

Bahwa yang dimaksud “Penyalah Guna” menurut pasal 1 ke-15 Undang-Undang No. 35 tahun 2009 adalah Orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan hukum.

Yang dimaksud dengan tanpa hak dan melawan hukum adalah bahwa dalam ketentuan Undang-Undang No. 35 tahun 2009 pasal 8 ayat (1) menyebutkan “Narkotika Golongan I” dilarang, digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan untuk reagensia diagnostik serta reagensia laboratorium setelah mendapatkan persetujuan Menteri atas rekomendasi Kepala Badan Pengawasan obat-obatan dan makanan.

Yang dimaksud dengan “Narkotika” menurut pasal 1 ke-1 Undang-undang No. 35 tahun 2009 adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan kedalan golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Ungdang-Undang ini, dan pasal 6 (1) telah ditentukan Narkotika digolongkan kedalam :

a. Narkotika Golongan Ib. Narkotika Golongan II danc. Narkotika Golongan III

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 131: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 12 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

Adapun yang termasuk Narkotika Golongan I sebagaimana tercantum dalam daftar lampiran Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 No. urut 61 antara lain adalah Narkotika dengan jenis METAMFETAMINA (+)-(S)-N-2-Metil-4(3H)-Kuinazolinom.

Dengan demikian maka setiap penggunaan Narkotika golongan I yang bertentangan dengan ketentuan tersebut di atas adalah perbuatan tanpa hak dan melawan hukum.

Menimbang : Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan

Terdakwa serta alat bukti yang di hadapkan kepersidangan, terungkap fakta-fakta hukum sebagai berikut :

1. Bahwa benar Terdakwa pada tahun 1989 masuk Militer melalui pendidikan Secata di Rindam I/BB Pematangsiantar, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada dan ditugaskan di Yonif Linud 100/PS, pada tahun 2003 dimutasikan ke Yonif 121/MK, pada tahun 2004 dimutasikan ke Yonif 126/KC dan pada tahun 2007 dimutasikan ke Kodim 0209/LB kemudian pada tahun 2013 mengikuti pendidikan Secaba di Rindam I/BB Pematangsiantar lulus dilantik dengan partgkat Serda dan kembali ditempatkan di Kodim 0209/LB sampai dengan melakukan tindak pidana dalam perkara ini masih berdinas aktif dengan pangkat Serda NRP 632492 jabatan Babinsa Koramil 04/Labuhan Bilik.

2. Bahwa benar Terdakwa sebagai prajurit TNI AD, juga adalah sebagai warga negara RI, merupakan subjek hukum Indonesia dan tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia, termasuk diantaranya UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 3. Bahwa benar Terdakwa sering mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu dan apabila mengkonsumsi narkotika pikiran Terdakwa menjadi tenang dan terakhir kali mengkonsumsi Narkotika jenis Sabu-sabu pada tanggal 10 Januari 2016 sekira pukul 15.00 WIB bersama Saksi Ahmad Saidi Pasaribu di dekat kandang ayam di samping rumah Saksi Ahmad Saidi Pasaribu yang terletak di Simpang Merbau Kec. NA IX-X Kab. Labura dengan menggunakan alat isap berupa bong yang dibuat dari botol larutan penyegar kaki tiga yang telah disiapkan oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu, dan Sabu-sabu tersebut dibeli oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu sebanyak 1 (satu) paket kecil seharga Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).

4. Bahwa benar pada tanggal 15 Maret 2016 Kodim 0209/LB bekerjasama dengan RSUD Rantauprapat melaksanakan test urine terhadap anggota Kodim 0209/LB dan jajarannya berjumlah sekitar 70 (tujuh puluh) orang dengan menggunakan alat rapit tes Narkoba Multi Screen yang disiapkan oleh satuan Kodim 0209/LB sedangkan pihak RSUD daerah menyiapkan botol ukuran kecil/tabung sebanyak 70 (tujuh puluh) tabung sebagai wadah untuk menampung urine anggota yang akan diperiksa dan pada saat pemeriksaan disaksikan Iangsung oleh Kapten Czi PH.Purba Dandenintel Kodim 0209/LB dan Saksi dr. Hj. Ernawaty Hasibuan, Sp.PK Dokter dari RSUD Rantauprapat.

5. Bahwa benar setelah dilakukan pemeriksaan terhadap urine 70 (tujuh puluh) personel Kodim 0209/LB dan jajarannya oleh Tim Kesehatan dari RSUD Rantauprapat sesuai dengan surat dari RSUD Rantauprapat Nomor : 445/2386/Seks/RSUD/2016 tanggal 15 Maret 2016 perihal penyampaian hasil pemeriksaan urine dimana urine Terdakwa dinyatakan positif mengandung Amphetamine yang terdaftar dalam Golongan I nomor urut 53 Lampiran Undang-undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 132: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 13 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

6. Bahwa benar pada tanggal 17 Maret 2016 sekira pukul 15.00 WIB kembali dilakukan pemeriksaan ulang terhadap Urine Terdakwa menggunakan alat test peck di Ma Kodim 0209/LB disaksikan oleh Pasi Intel, Pasi Log, Pa Sandi, personel Provost dan personal Intel serta Petugas dari RSUD Rantauprapat dan hasilnya urine Terdakwa tetap Positif mengandung Amphetamine, selanjutnya pada tanggal 19 Maret 2016 Terdakwa diserahkan ke Subdenpom I/1-2 Rantauprapat untuk diproses sesuai dengan ketentuan hukum.

7. Bahwa benar Terdakwa mengetahui dan menyadari betul bahwa pengunaan narkotika selain untuk pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta harus memiliki ijin dari dokter atau pejabat yang berwenang adalah tindak pidana dan dalam hal ini Terdakwa tidak memiliki ijin dari dokter atau pejabat yang berwenang sehingga perbuatan Terdakwa yang mengunakan/mengkonsumsi narkotika jenis sabu tersebut dikatagorikan sebagai penyalaguna narkotika golongan I.

Dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur kesatu “Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I ”, telah terpenuhi.

Unsur kedua : “Bagi diri sendiri”.

Bahwa yang dimaksud bagi diri sendiri berarti pelaku mengkomsumsi Narkotika untuk kepentingan dan kenikmatan dirinya sendiri atau menyalahgunakan pemakaian Narkotika untuk dirinya sendiri bukan untuk diperjualbelikan atau untuk orang lain.

Menimbang : Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa serta alat bukti yang di hadapkan kepersidangan, terungkap fakta-fakta hukum sebagai berikut :

1. Bahwa benar Terdakwa sering mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu dan apabila mengkonsumsi narkotika pikiran Terdakwa menjadi tenang dan terakhir kali mengkonsumsi Narkotika jenis Sabu-sabu pada tanggal 10 Januari 2016 sekira pukul 15.00 WIB bersama Saksi Ahmad Saidi Pasaribu di dekat kandang ayam di samping rumah Saksi Ahmad Saidi Pasaribu yang terletak di Simpang Merbau Kec. NA IX-X Kab. Labura dengan menggunakan alat isap berupa bong yang dibuat dari botol larutan penyegar kaki tiga yang telah disiapkan oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu, dan Sabu-sabu tersebut dibeli oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu sebanyak 1 (satu) paket kecil seharga Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).

2. Bahwa benar pada tanggal 15 Maret 2016 Kodim 0209/LB bekerjasama dengan RSUD Rantauprapat melaksanakan test urine terhadap anggota Kodim 0209/LB dan jajarannya berjumlah sekitar 70 (tujuh puluh) orang dengan menggunakan alat rapit tes Narkoba Multi Screen yang disiapkan oleh satuan Kodim 0209/LB sedangkan pihak RSUD daerah menyiapkan botol ukuran kecil/tabung sebanyak 70 (tujuh puluh) tabung sebagai wadah untuk menampung urine anggota yang akan diperiksa dan pada saat pemeriksaan disaksikan Iangsung oleh Kapten Czi PH.Purba Dandenintel Kodim 0209/LB dan Saksi dr. Hj. Ernawaty Hasibuan, Sp.PK Dokter dari RSUD Rantauprapat.

3. Bahwa benar setelah dilakukan pemeriksaan terhadap urine 70 (tujuh puluh) personel Kodim 0209/LB dan jajarannya oleh Tim Kesehatan dari RSUD Rantauprapat sesuai dengan surat dari RSUD Rantauprapat Nomor : 445/2386/Seks/RSUD/2016 tanggal 15 Maret 2016 perihal penyampaian hasil pemeriksaan urine dimana urine Terdakwa dinyatakan positif mengandung Amphetamine yang terdaftar dalam Golongan I nomor urut 53 Lampiran Undang-undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 133: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 14 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

4. Bahwa benar pada tanggal 17 Maret 2016 sekira pukul 15.00 WIB kembali dilakukan pemeriksaan ulang terhadap Urine Terdakwa menggunakan alat test peck di Ma Kodim 0209/LB disaksikan oleh Pasi Intel, Pasi Log, Pa Sandi, personel Provost dan personal Intel serta Petugas dari RSUD Rantauprapat dan hasilnya urine Terdakwa tetap Positif mengandung Amphetamine, selanjutnya pada tanggal 19 Maret 2016 Terdakwa diserahkan ke Subdenpom I/1-2 Rantauprapat untuk diproses sesuai dengan ketentuan hukum.

5. Bahwa benar rangkaian perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa dalam perkaranya ini yaitu mengkonsumsi sabu-sabu untuk digunakan sendiri, tidak diedarkan untuk orang lain atau diperjual-belikan kepada orang lain. Kesemuanya ini dipandang sebagai perbuatan Terdakwa menggunakan narkotika jenis sabu-sabu untuk diri Terdakwa sendiri.

Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur ketiga “Bagi diri sendiri”, telah terpenuhi.

Menimbang : Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas yang merupakan fakta hukum yang diperoleh dalam sidang, Majelis Hakim berpendapat telah terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa bersalah telah melakukan tindak pidana :

“Setiap penyalahguna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri“,

Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UURI No.35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Menimbang : Bahwa oleh karena Terdakwa telah dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana yang telah didakwakan kepadanya sedangkan kepada Terdakwa dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan tidak ada alasan pemaaf maupun pembenar, maka Terdakwa harus dihukum.

Menimbang : Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam perkara ini, Majelis Hakim ingin mengemukakan dan menilai sifat hakekat dan akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa menggunakan Narkotika, karena Terdakwa ditawari oleh Sdr. Ahmad Saidi Pasaribu pada saat Terdakwa datang kerumah Sdr. Ahmad Saidi Pasaribu untuk duduk-duduk bercerita di samping kandang ayam sambil melihat ayam yang akan diadu, padahal Terdakwa telah mengetahui betul bahwa memakai atau mengkonsumsi Narkotika adalah sangat dilarang dan bertentangan dengan hukum serta instruksi dari pimpinan TNI namun perbuatan tersebut tetap saja dilakukan oleh Terdakwa .

2. Bahwa pada hakekatnya perbuatan Terdakwa terjadi lemahnya sikap mental Terdakwa dalam menghadapi pengaruh dalam pergaulan diluar dinas untuk berbuat kejahatan dalam hal ini mengkonsumai Narkotika, hal ini menunjukkan bahwa Terdakwa memiliki sikap mental dan prilaku yang tidak baik yang cenderum berbuat pelanggaran untuk kesenangan pribadinya sendiri, dengan tanpa mengindahkan aturan hukum yang berlaku.

3. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa secara pribadi dapat merugikan kesehatan Terdakwa sendiri dan secara khusus dapat mencemarkan nama baik kesatuannya yaitu Kodim 0209/LB dan umumnya adalah TNI.

Menimbang : Bahwa tujuan Majelis Hakim tidaklah semata-mata hanya memidana orang-orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar Terdakwa dapat insyaf dan kembali menjadi warga negara yang baik sesuai falsafah Pancasila.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 134: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 15 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

Oleh karena itu sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu terlebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu :

Hal-hal yang meringankan :

1. Terdakwa berterus terang sehingga memperlancar jalannya sidang.

2. Terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.

Hal-hal yang memberatkan :

1. Perbuatan Terdakwa terlibat menyahgunakan Narkotika tidak mendukung program pemerintah yang menyatakan perang terhadap Narkoba.

2. Perbuatan Terdakwa dapat berpengaruh buruk terhadap disiplin satuan dan prajurit yang lain serta merusak citra TNI di masyarakat.

Menimbang : Bahwa mengenai layak tidaknya Terdakwa untuk dipertahankan dalam dinas militer dilihat dari perbuatan atau tindak pidana yang dilakukannya dalam perkaranya, Majelis Hakim memberikan pertimbangan sebagai berikut:

1. Bahwa dilihat dari perbuatan atau tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa dalam perkarannya ini dimana Terdakwa sebagai prajurit TNI telah mengkonsumsi/memakai Narkoba padahal Terdakwa mengetahui dan menyadari betul bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela, bertentangan dengan hukum dan merupakan musuh rakyat bangsa dan Negara yang dapat merusak masa depan bangsa dan Negara, dan merupakan larangan keras bagi Prajurit TNI hal menunjukan bahwa Terdakwa bukanlah seorang prajurit yang baik karena memiliki sikap mental yang tidak baik yang cenderung melanggar aturan-aturan hukum yang berlaku.

2. Bahwa perbuatan Terdakwa mengkonsumsi/memakai Narkoba diyakini dapat merusak mental, dan daya juang dalam diri Terdakwa selaku prajurit TNI, hal ini akan berpengaruh pada pelaksanan tugas dan kewajiban Terdakwa selaku Prajurit TNI yang setiap saat dituntut harus siap sedia untuk melaksanakan tugasnya yaitu berbakti kepada nusa dan bangsa sehingga prajurit yang demikan tidak layak dipertahankan sebagai Prajurit TNI.

3. Bahwa untuk menimbulkan efek jera agar perbuatan yang dilakukan oleh Tedakwa tidak ikuti oleh Prajurit lainnya serta tidak berdampak buruk dan merusak pola pembinaan disiplin prajurit dikesatuannya maka dengan perbuatan atau tindak pidana yang dilakukannya ini Terdakwa harus diambil tindakan tegas dengan cara memisahkannya dari dinas militer dengan cara memecatnya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat bahwa Terdakwa telah tidak layak lagi untuk dipertahankan sebagai prajurit TNI dan perlu memisahkannya dari prajurit TNI lainnya dengan cara menjatuhkan pidana tambahan berupa pemecatan dari dinas militer

Menimbang : Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat, pidana sebagaimana tercantum pada diktum di bawah ini adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.

Menimbang : Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana maka dibebani untuk membayar biaya perkara.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 135: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 16 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

Menimbang : Bahwa oleh karena Terdakwa dikhawatirkan akan melarikan diri atau akan mengulangi lagi perbuatannya, maka Majelis berpendapat agar Terdakwa ditahan.

Menimbang : Bahwa selama waktu Terdakwa berada dalam tahanan perlu dikurangkan sepenuhnya dari pidana yang dijatuhkan.

Menimbang : Bahwa barang bukti dalam perkara ini berupa :1. Barang :

- 1 (satu) buah rabit test Narkotika Multi Screen An. Serda Muliady.

Terhadap barang bukti berupa barang sebagaimana tersebut diatas, oleh karena barang bukti tersebut adalah alat yang digunakan untuk memeriksa urine Terdakwa dan sudah tidak digunakan/dibutuhkan lagi maka perlu ditentukan statusnya dirampas untuk dimusnahkan.

2. Surat-surata. 3 (tiga) lembar daftar hasil pemeriksaan test urine personil Kodim 0209/LB yang dikeluarkan oleh Direktur RSUD Rantauprapat tanggal 15 Maret 2016.b. 2 (dua) lembar Berita Acara Analisis Laboratorium barang bukti urine Nomor Lab : 3326/NNF/2016 tanggal 28 Maret 2016 an. Serda Muliady.c. 1 (satu) lembar foto/gambar barang bukti 1 (satu) buah rapit test Narkoba Multi Screen an. Serda Muliady.

Terhadap barang bukti berupa surat-surat tersebut diatas, oleh karena barang bukti tersebut dari awal merupakan satu kesatuan dan merupakan kelengkapan berkas perkara yang dan tidak sulit penyimpanannya maka perlu ditentukan statusnya agar tetap dilekatkan dalam berkas perkara.

Mengingat : Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika jo pasal 26 KUHPM jo Pasal 190 ayat (1) jo ayat (2) jo ayat (4) Undang-undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang peradilan militer dan ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan dalam perkara ini.

MENGADILI

1. Menyatakan Terdakwa tersebut di atas, yaitu Muliady, Serda NRP 632492, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana :

“Penyalahgunaan Narkotika golongan I bagi diri sendiri”.

2. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan : Pidana pokok : Penjara selama 1 (satu) Tahun.

Menetapkan selama Terdakwa berada dalam tahanan perlu dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

Pidana tambahan : Dipecat dari dinas Militer.

3. Menetapkan barang bukti berupa :

a. Barang :- 1 (satu) buah rabit test Narkotika Multi Screen An. Serda Muliady.Dirampas untuk dimusnahkan.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 136: SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI NARKOBArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50560... · 2020-03-16 · narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal 17 dari 17 hal. Putusan No. 55-K/PM I-02/AD/IV/2017

b. Surat-surat:1) 3 (tiga) lembar daftar hasil pemeriksaan test urine personil Kodim 0209/LB yang dikeluarkan oleh Direktur RSUD Rantauprapat tanggal 15 Maret 2016.2) 2 (dua) lembar Berita Acara Analisis Laboratorium barang bukti urine Nomor Lab : 3326/NNF/2016 tanggal 28 Maret 2016 an. Serda Muliady.3) 1 (satu) lembar foto/gambar barang bukti 1 (satu) buah rapit test Narkoba Multi Screen an. Serda MuliadyTetap dilekatkan dalam berkas perkara.

4. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah).

5. Memerintahkan agar Terdakwa ditahan.

Demikian diputus pada hari Senin tanggal 19 Juni 2017 di dalam musyawarah Majelis Hakim oleh Mustofa, S.H., Letnan Kolonel Sus NRP 524423 sebagai Hakim Ketua serta Mahmud Hidayat, S.H., M.H., Mayor Chk NRP 523629 dan Dandi Andreas Sitompul, S.H. Mayor Chk NRP 11000036211078, masing-masing sebagai Hakim Anggota-I dan Hakim Anggota-II, putusan mana diucapkan pada hari yang sama oleh Hakim Ketua di dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Teguh Suprijanto, S.H., Mayor Chk NRP 2910057910471, dan Panitera Pengganti Hermizal, S.H., Kapten Chk NRP 21950302060972, serta dihadapan umum dan Terdakwa.

Hakim Ketua

Mustofa, S.H.Letnan Kolonel Sus NRP 524423

Hakim Anggota-I

Mahmud Hidayat, S.H., M.H.Mayor Chk NRP 523629

Hakim Anggota-II

Dandi Andreas Sitompul, S.H.Mayor Chk NRP 11000036211078

Panitera Pengganti

Hermizal, S.H.Kapten Chk NRP 21950302060972

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17