sampul

12
KONSTRUKSI KAYU Dr.Drs.Ir.H.Kusnan, SE, MT,MM

Upload: firman-ganda-s

Post on 10-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kayu

TRANSCRIPT

ABSTRAKSI

PAGE

KONSTRUKSI KAYU

Dr.Drs.Ir.H.Kusnan, SE, MT,MM

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2010KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Alloh Subhanahu Wata ala, atas limpahan rachmat dan ridhonya-Nya penulis dapat menyelesaikan satu buku yang berjudul : Konstruksi Kayu, didalam tulisan ini, di sajikan pokok-pokok uraian tentang teori dan perhitungan, yang menyangkut konstruksi kayu pada rangka kuda-kuda, jembatan dari kayu utamanya sangat behubungan dengan mata kuliah Konstruksi Bangunan Umum dan struktur Kayu.

Disadari oleh penulis tentang kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki, meskipun telah diupayakan segala kemampuan untuk lebih teliti.

Oleh karena itu, diharapkan para pembaca bias memberikan saran-saran yang membangun agar tulisan ini biasa diperbaiki dan dilengkapi yang lebih sempurna, sehingga dapat lebih bermanfaat bagi yang membutuhkan

Ahkirnya harapan penulis mudah-mudahan buku ini dapat menjadikan amal jariah yang tiada putus-ptusnya dan menjadikan ilmu bermanfaat bagi para pembaca . Pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu dengan iklas, khususnya kepada isteri yang tercinta, kedua anak putra dan kedua putri kami yang banyak membantu, mulai dari penyiapan bahan, mengetik dan meneliti tata penulisan buku ini mudah-mudahan semuanya dinilai oleh Alloh SWT sebagai amal dan baktinya kepada bapak/keluarga yang baik, amin.

Surabaya Mei 2010 Penulis,

Daftar IsiKata Pengantar ......................................................... i

Daftar Isi.......................................................................................................... ii

Daftar Gambar. iii

Daftar Tabel.. ivBAB I Pendahuluan 1BAB II Pengertian Tentang Kayu. 3 2.1.Bagian bagian Pohon Kayu 22.2. Bagian-bagian kayu.. 22.7. Kayu Daun Jarum.BAB III Sifat-sifat Kayu di Indonesia..3.1. Sifat-sifat Kayu3.2 Sifat fisik Kayu.

3.3.Berat Jenis.

3.4.Keawetan Alami Kayu..

3.5. Warna Kayu..

3.6.Sifat Kimia Kayu3.7. Selulosa3.8.Lignin3.9.Hemiselulosa.

3.10. Zat Ekstraktif..

3.11. Abu.

BAB IV Tegangan Kayu. 4.1.Tegangan dan Modulus Elastisitas.4.2.Hasil Penelitian Keawetan alami kayuBAB V Kayu yang ada di Indonesia.BAB VI Penentuan Dimensi Rangka Batang..6.1. Batang Tarik.6.2.Batang Desak (tekan).BAB VII Sambungan Baut.

7.1. Sambungan dengan perlengkapan baut

7.2. Sambungan dengan baut tanpa Mur..

7.3. Sambungan dengan baut dan mur.

7.4. Pengaruh sudut yang dibentuk antara arah gaya dan arah serat pada

sambungan kayu

7.5 Untuk sambungan tampang dua Baut tidak bengkok.

7.6 Kekuatan Sambungan Kayu untuk tiap buah Baut.

BAB VIII Sambungan Gigi dan Tumit.

BAB IX Rangka Batang Kuda-kuda Bangunan Gedung

BAB X Sambungan pada Balok Gelegar

10.1. Balok Gelegar Sambungan papan diatas dan dibawah10.2.Balok Gelegar dengan sambungan kedua plat papan disamping..

BAB XI Sambungan pada Rangka Batang Jembatan.11.1. Dimensi Rangka Batang

11.2.Perhitungan Sambungan pada titik-titik buhul..BAB XII Sambungan Paku12.1.Bentuk , ukuran paku dan macam paku. 12.2.Sambungan paku pada Konstruksi Kerangka..

12.3.Sambungan Balok Susun dengan Paku. BAB XIII Sambungan pasak dari Kayu..............................................................Daftar Kepustakaan.

Daftar TabelTabel 3.1. Kelas kayu Berdasarkan Berat Jenisnya.Tabel 3.2. Kekuatan kayu menurut Jenisnya.

Tabel 3.3. Unsur kimia dan Komposisi Kayu.....

Tabel 3.4. Komponen Kimia menurut golongan kayuTabel 4.1. Teganagan dan Kelas kuat KayuTabel 4.2. Modulus elastisitas E sejajar seratTabel 4.3 Kelas awet kayu pada Kondisi KonstruksiTabel 5.1. Daftar Jenis Kayu yang ada di Indonesia..Tabel 6.1. Faktor Tekuk dan Tegangan Tekuk yang diperkenankan Untuk Batang

Tekan

Tabel 7.1. Jenis Kayu dan teganganTabel 7.2. Rumus perhitungan kekuatan baut untuk Tampang Satu dan Dua.Tabel 12.1.Daftar yang diperkenankan per PakuTabel 12.2.Daftar Kawat Biasa untuk PakuDaftar GambarGambar 2.1. Bagian-bagian di pohon Kayu.Gambar 2.2. Kulit pada pohon KayuGambar 3.1. Lingkaran tahun pada Inti kayu..

Gambar 6.1. Balok terdapat gaya tarikan.Gambar 6 2. Balok mendapatkan gaya tarikan.Gambar 6.3. Batang atau balok tegak terdapat gaya tekanan.Gambar 6.4. Potogan melintang balok tekan..Gambar 6.5 Balok terdapat MomenGambar 6.6. Balok terdapat Momen dan Gaya Tarikan..Gambar 6.7. Balok terdapat Momen dan Gaya Tekanan..Gambar 6.8. Potongan melintang batang tekanGambar 6.9. Potongan melintang batang tekan

Gambar 6.10.Potongan batang tekan Gambar 6.11.Potongan batang tekan Gambar 6.12.Potongan batang tekanGambar 6.13. Skema pembebanan..Gambar 7.1. Sambungan baut tampang SatuGambar 7.2. Sambungan baut tampang dua..Gambar 7.3. Grafik Tegangan.

Gambar 7.4. Baut kaku tidak bengkakGambar 7.5. Baut ikut bengkak..

Gambar 7.6. Baut tidak bengkok

Gambar 7.7. Baut ikut membengkok..

Gambar 7.8. Sambungan baut tampang duaGambar 7.9. Sambungan dengan perlengkapan baut, dengan sudut 90..Gambar 7.10.Sambungan perlengkapan memakai baut tampang dua.Gambar 7.11.Sambungan perlengkapan baut, dengan penguat besi beugel.Gambar 7.12.Sambungan dengan baut pada tampang dua. Gambar 7.13. Sambungan dengan perlengkapan baut tampang satu , gambungan kekuatan gigi tunggal dan penguatan besi beugel.

Gambar 8.1. Sambungan Gigi dengan arah gigi tegak Lurus dengan batang.Gambar 8.2. Sambungan Gigi dengan membagi Sudut Luar samaGambar 8.3. Sambungan gigi rangkap (gigi dan tumit)Gambar 9.1. Kerangka kuda-kuda bangunan GedungGambar 9.2. Sambungan gigi rangkap (gigi dan tumit) pada titik buhul AGambar 9.3. Sambungan baut dengan penguat besi beugel dan gigi tunggal pada titik buhul C

Gambar 9.4. Sambungan baut dengan perlengkapan penguat besi beugel dan gigi tunggal pada titik buhul D..

Gambar 9.5. Sambungan baut dengan penguat beugel besi

dan gigi tunggal pada titik buhul E. Gambar 9.6. Sambungan baut dengan perlengkapan penguat besi beugel

dan gigi tunggal pada titik buhul F.. Gambar 9.7. Sambungan baut dengan perkuatan beugel besi

dan gigi tunggal pada titik buhul G. Gambar 9.8. Sambungan baut dengan penguat besi beugel dan gigi tunggal pada titik buhul H Gambar 9.9. Sambungan baut dengan penguat beugel

dan gigi tunggal pada titik buhul I. Gambar 9.10. Sambungan baut dengan penguat besi beugel . Gambar 9.11. Sambungan baut dengan penguat besi beugel dan gigi tunggal pada titik buhul J Gambar 10.1. Sambungan balok gelegar bentang > 5m, diapit papan atas, bawah dengan perkuatan memakai baut

Gambar 10.2. Sambungan balok gelegar bentang > 5m, diapit papan kanan, kiri dengan perkuatan memakai baut.. Gambar 10.3. Sambungan balok gelegar diapit dua plat atas dan bawah . Gambar 10.4. Sambungan balok gelegar diapit dua plat kanan dan kiri.

Gambar 11.1. Kerangka pada gelegar Jembatan. Gambar 11.2. Sambungan gigi tunggal pada kayu bulat pada titik buhul AGambar 11.3. Sambungan gigi ganda (gigi dan tmit)

Gambar 11.4. Potoongan melitang kayu bulat .. Gambar 11.5. Sambungan gigi ganda (gigi dan tumit) dan baut dengan

penguat plat besi beugel..

Gambar 11.6. Potongan melintang kayu bulat Gambar 11.7. Sambungan gigi tunggal dan baut dengan

penguat besi beugel kayu bulat pada titik buhul C.. Gambar 11.8. Potongan melintang kayu bulat. Gambar 11.9. Sambungan gigi tunggal dan baut dengan

penguat besi beugel kayu bulat pada titik buhul D

Gambar 11.10. Potongan melintang kayu bulat Gambar 11.11. Sambungan baut dengan penguat besi beugel kayu bulat pada titik buhul FGambar 11.12. Sambungan gigi tunggal dan baut dengan

penguat besi beugel kayu bulat pada titik buhul I

Gambar 11.13. Potongan melintang kayu bulat.. Gambar 12.1. Sambungan papan dengan paku.. Gambar 12.2. Sambungan papan membentuk sudut 30 dengan pakuGambar 12.3. Posisi letak papan (berdampingan) Sambungan tunggal. Gambar 12.4. Sambungan papan tampang satu (double).. Gambar 12.5. Sambungan kombinasi gigi ganda dan Paku Gambar 12.6. Balok berbentuk profil I (Kampuh Tegak). Gambar 12.7. Balok berbntu pipa ( Kampuh mendatar).. Gambar 12.8. Potongan Balok Pofil Gambar 12.9. Setengah Potongan Balok Pofil.

Gambar 12.10. Proyeksi Miring Penempatan paku Flen dan Badan..

Gambar 12.11. Penempatan paku pada Flen Gambar 12.12. Penempatan paku pada Flen dan Badan Gambar 12.13. Bidang D Gambar 12.14. Proyeksi Miring Penempatan paku Flen. Gambar 13.1. Pasak dari kayu berbentuk persegi panjang dan bulat

Gambar 13.2. Sambungan dengan perlengkapan pasak persegi Gambar 13.3. Sambungan dengan perlengkapan pasak bulat. Gambar 13.4. Balok balok Gelegar dengan perlengkapan sambungan pasak

PersegiGambar 13.5. Penempatan Sambungan pasak persegi

PAGE