sam bab 3
DESCRIPTION
seminar akt manajemenTRANSCRIPT
Semakin kompetitifnya persaingan bisnis pada saat ini mendorong perusahaan untuk memilih
strategi yang tepat supaya dapat menyesuaikan diri dan mempertahankan usahanya dengan
situasi bisnis yang terus berubah-ubah. Salah satunya denga manajemen biaya yang baik guna
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Melalui strategic cost management
perusahaan dapat mengembangkan dan mengidentifikasi strategi yang unggul yang akan
menghasilkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan.Dalam menciptakan keunggulan bersaing
yang berkesinambungan terdapat dua strategi umum yang biasa digunakan, pertama cost
leadership,digunakan untuk mencapai biaya relatif rendah jika dibandingkan dengan kompetitor
yang dicapai melalui pendekatan seperti skala ekonomi dalam produksi, experience curve effects
, tight cost control ,dan meminimalkan biaya di area-area tertentu seperti research and
development, servis, dan iklan. Kedua strategi diferensiasi, berfokus bagaimana konsumen
merasakan atau menerima suatu produk atau jasa sebagai sesuatu yang “baru” atau unik yang
dicapai dengan pendekatan seperti brand loyalty , superior costumer service , dealer network ,
fitur dan desain produk , atau teknologi . Pada kenyataannya banyak perusahaan memilih tidak
hanya satu strategi umum,tetapi kombinasi dari kedua strategi umum tersebut.Proses untuk
memilih kombinasi yang tepat dari strategi umum tersebut dinamakan strategic positioning yang
bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan competitive advantage.
Di dalam kerangka kerja strategic cost management, memanajemen biaya yang efektif
membutuhkan pemahaman yang luas dengan menggunakan analisis value chain. Analisis ini
lebih menitikberatkan pada eksternal perusahaan yang berbanding terbalik dengan akuntansi
manajemen tradisional yang lebih menekankan kajiannya pada internal perusahaan. Analisis ini
mencakup aktivitas yang terjadi karena Hubungan internal, hubungan di antara kegiatan yang
dilakukan dalam bagian rantai nilai perusahaan,dan hubungan eksternal yaitu menjelaskan
hubungan kegiatan rantai nilai perusahaan yang dilakukan dengan pemasok dan
pelanggannya.Aktivitas ini merupakan kegiatan yang terpisah,tetapi sangat tergantung satu sama
lain.Singkatnya analisis value chain mendukung keunggulan kompetitif perusahaan dengan
membantu menemukan peluang untuk menambah nilai bagi pelanggan dengan cara menurunkan
biaya produk atau jasa.
Aktivitas organisasi dalam strategic cost management terdiri atas dua jenis: pertama, aktivitas
struktural,aktivitas yang mendasari struktur ekonomi organisasi,driver aktivitas ini disebut
structural cost drivers sebagai pemicu biaya terhadap kelompok produk tertentu yang meliputi :
Scale (seberapa besar investasi yang dipakai dalam proses produksi), Scope (tingkat integrasi
secara vertikal.Tingkat integrasi secara horizontal lebih terkait dengan scale), Experience (berapa
kali perusahaan mempunyai pengalaman yang sama seperti sebelumnya), Technology (teknologi
proses apa yang digunakan perusahaan dalam kaitannya dengan value chain
perusahaan),Complexity (seberapa luas/ banyak rangkaian produk dan layanan yang ditawarkan
kepada konsumen).Kedua aktivitas prosedural (pelaksanaan), aktivitas yang secara langsung
berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk mewujudkan suksesnya,driver aktivitas ini
dinamakan executional cost drivers meliputi : Work force involvement (participation),komitmen
sumber daya terhadap continuous improvement,Total quality management (kemampuan
mencapai kualitas produk dan proses yang baik),Capacity utilization (pilihan skala yang
memungkinkan dalam konstruksi perusahaan),Plant layout effieciency (seberapa efisien layout
perusahaan terhadap norma-norma yang berlaku) ,Product configuration (seberapa efektif desain
dan formulasinya),Exploiting linkages with suppliers and/ or customers per the frim’s value
chain.
Konsep value chain berbeda dengan konsep value added. Value added merupakan analisis nilai
tambah yang dimulai dari saat pembelian bahan baku sampai dengan produk jadi yang lebih
menekankan pada pertumbuhan nilai produk selama proses di dalam perusahaan.Semua biaya
yang tidak bernilai tambah akan dihilangkan yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan
karena analisis yang terlalu lambat dimulai dan terlalu cepat selesai.Analisis dimulai saat bahan
baku dibeli dan tanpa memperhatikan aktivitas value-creating yang dilakukan oleh pemasok
bahan baku.Analisis berakhir saat produk selesai diproduksi dan mengabaikan proses distribusi
serta penanganan produk setelah sampai di tangan konsumen.Hal ini akan menghilangkan
kesempatan perusahaan untuk mengeksplorasi hubungannya dengan pemasok dan konsumen
guna memantapkan posisinya dalam persaingan. Tidak seperti value added, value chain melihat
berbagai macam aktivitas di dalam perusahaan saling berhubungan satu sama lain. Contohnya
pemilihan waktu untuk kegiatan promosi (salah satu aktivitas value chain) akan sangat
mempengaruhi jumlah produksi (value chain lainnya). Manajemen biaya stratejik menekankan
pentingnya suatu focus internal dan kebutuhan untuk mengenali dan memanfaatkan baik
hubungan internal maupun eksternal.
Manajemen biaya daur hidup (life cycle cost management) biasanya mengacu pada kelompok
produk secara keseluruhan,tetapi dapat pula mengacu pada bentuk khusus dan merek atau model
khusus. Sudut pandang pemasaran menggambarkan daur hidup sebagai pola penjualan umum
dari suatu produk saat produk tersebut melalui tahapan daur hidup yang berbeda mulai dari
pengenalan(ditandai dengan kegiatan pra produksi dan mulai produksi dimana fokusnya adalah
memperoleh kedudukan dalam pasar), pertumbuhan(periode dimana penjualan meningkat),
mapan(ketika produk kehilangan penerimaan pasar dan penjualan mulai menurun) ,dan
penurunan (kemiringan pada tahap mapan menjadi netral dan kemudian menjadi negative). Sudut
pandang produksi mendefinisikan tahapan daur hidup berdasarkan perubahan dalam jenis
kegiatan yang dilakukan: kegiatan penelitian dan pengembangan, kegiatan produksi, dan
kegiatan logistik. Sudut pandang produksi menekankan biaya daur hidup yang berhubungan
dengan produk untuk seluruh daur hidupnya.
Penerapan just in time dalam perusahaan akan menghasilkan perbaikan penting, seperti mutu
yang lebih baik, meningkatkan produktivitas, mengurangi waktu tunggu, mengurangi persediaan
dalam jumlah besar, mengurangi waktu penyetelan, menurunkan biaya produksi, dan
meningkatkan laju produksi.Tujuan dari pemanufakturan just in time adalah untuk
mengeliminasi buangan dengan memproduksi produk hanya ketika dibutuhkan dan hanya pada
jumlah yang diminta oleh pelanggan.Hubungan mitra dengan pemasok tidak dipilih hanya
berdasarkan harga,tetapi kinerja mutu untuk mengirimkan saat dibutuhkan dan komitmen
merupakan pertimbangan penting dalam just in time. memanfaatkan hubungan pemasok dengan
menegosiasikan kontrak jangka panjang dengan sejumlah kecil pemasok terpilih yang berlokasi
sedekat mungkin dengan fasilitas produksi.
Kesimpulan
Perubahan-perubahan yan terjadi dalam lingkungan bisnis mengharuskan perusahaan untuk
mempertahankan keunggulan kompetitif.Meningkatkan keunggulan bersaing agar kelangsungan
jangka panjang dapat dipastikan merupakan tujuan penggunaan strategyc cost management.
Penekanan dari strategyc cost management meliputi analisa value chain,analisa strategi
positioning, dan analisa cost drive. Gabungan dari ketiga paspektif diatas akan menghasilkan
analisa strategi cost yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.
SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN
REACTION PAPER
STRATEGIC COST MANAGEMENT
OLEH:
1.LETIFA EKA WAHYUNI 131053
2.RINI 1310532048
3.SRIDA MELPA 1310532049
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016