salinan republik indonesia nomor 4 … (5) apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf...

17
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYESUAIAN PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan adanya perbedaan unsur dan subunsur kegiatan guru Pegawai Negeri Sipil sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dengan unsur dan subunsur kegiatan guru sebagaimana diatur berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, perlu mengatur penyesuaian penetapan angka kredit guru yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya; b. bahwa terdapat guru bukan pegawai negeri sipil yang telah memperoleh penyetaraan jabatan dan pangkat (inpassing) berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 47 Tahun 2007 tentang Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil dan Angka Kreditnya dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 47 Tahun 2007 tentang Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil dan Angka Kreditnya; c. bahwa untuk kesinambungan pengembangan karier guru dalam jabatan/pangkat, perlu dilakukan penyesuaian penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b ke dalam format penetapan angka kredit berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009;

Upload: doannhan

Post on 15-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

SALINAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 4 TAHUN 2014

TENTANG

PENYESUAIAN PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL

DAN GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan adanya perbedaan unsur dan subunsur kegiatan guru Pegawai Negeri Sipil sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya dengan unsur dan subunsur kegiatan guru sebagaimana diatur berdasarkan Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, perlu mengatur penyesuaian penetapan angka kredit guru yang

ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

b. bahwa terdapat guru bukan pegawai negeri sipil yang telah memperoleh penyetaraan jabatan dan pangkat (inpassing) berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 47 Tahun 2007 tentang Penetapan Inpassing Jabatan

Fungsional Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil dan Angka Kreditnya dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 47 Tahun 2007 tentang Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional Guru Bukan

Pegawai Negeri Sipil dan Angka Kreditnya;

c. bahwa untuk kesinambungan pengembangan karier guru dalam jabatan/pangkat, perlu dilakukan penyesuaian

penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b ke dalam format penetapan angka kredit

berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009;

Page 2: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

2

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Penyesuaian Penetapan Angka Kredit Guru Pegawai Negeri Sipil dan

Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999, Nomor 169, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013;

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana beberapa kali telah

diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013;

5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai

Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan

Presiden Nomor 60/P Tahun 2013;

6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang

Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

7. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan

Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 47 Tahun 2007 tentang Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil dan Angka Kreditnya;

Page 3: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

3

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 47 Tahun 2007 tentang Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional Guru Bukan Pegawai Negeri

Sipil dan Angka Kreditnya;

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun

2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TENTANG PENYESUAIAN PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

Pasal 1

(1) Penyesuaian penetapan angka kredit (PAK) guru Pegawai Negeri Sipil (PNS)

merupakan penyesuaian angka kredit unsur dan subunsur kegiatan guru

yang tercantum pada PAK guru yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya ke dalam angka kredit unsur dan subunsur kegiatan guru berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

(2) Penyesuaian angka kredit guru bukan Pegawai Negeri Sipil merupakan

penyesuaian yang dilakukan berdasarkan angka kredit kumulatif dan jenjang jabatan sebagaimana tercantum pada Surat Keputusan inpassing jabatan

fungsional guru bukan pegawai negeri sipil dan angka kreditnya yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 47 Tahun 2007 tentang Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional Guru Bukan

Pegawai Negeri Sipil dan Angka Kreditnya sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2010.

Pasal 2

Penyesuaian PAK guru PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) dilakukan berdasarkan PAK guru yang telah dipergunakan untuk penetapan

keputusan kenaikan pangkat terakhir oleh pejabat yang berwenang.

Pasal 3

(1) Penyesuaian PAK guru PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tidak

mengubah angka kredit kumulatif.

Page 4: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

4

(2) Angka kredit kumulatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan ke

dalam angka kredit unsur dan subunsur utama dan penunjang sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru

dan Angka Kreditnya.

Pasal 4

(1) Penyesuaian angka kredit kumulatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1

ayat (2) diuraikan ke dalam angka kredit subunsur pendidikan dan pembelajaran/pembimbingan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

(2) Penyesuaian angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan

dalam format PAK.

Pasal 5

Guru yang disesuaikan penetapan angka kreditnya adalah: a. guru PNS; dan

b. guru Bukan PNS yang telah memperoleh penyetaraan jabatan dan pangkat (inpassing).

Pasal 6

(1) Pejabat yang berwenang menetapkan penyesuaian PAK guru PNS:

a. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri untuk menetapkan penyesuaian PAK guru bagi:

1. Guru Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b sampai dengan Guru Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e di

lingkungan pemerintah provinsi/kabupaten/kota, Kementerian Agama, dan kementerian lainnya/lembaga pemerintah non-kementerian yang menyelenggarakan pendidikan, dan

2. Guru Pertama pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e

yang diperbantukan pada Sekolah Indonesia di Luar Negeri;

b. Menteri Agama atau Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Agama untuk menetapkan penyesuaian PAK Guru Pertama, pangkat Penata Muda,

golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a, serta guru golongan II di lingkungannya;

c. Gubernur atau pejabat yang ditunjuk oleh gubernur menetapkan

penyesuaian PAK Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang

IV/a, serta guru golongan II di lingkungannya;

d. Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk oleh bupati/walikota menetapkan penyesuaian PAK Guru Pertama, pangkat Penata Muda,

golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a, serta guru golongan II di lingkungannya; atau

Page 5: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

5

e. Menteri pada kementerian lainnya/pimpinan lembaga pemerintah non-

kementerian yang menyelenggarakan pendidikan atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri pada kementerian lainnya/pimpinan lembaga pemerintah non-kementerian menetapkan penyesuaian PAK Guru

Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a, serta guru golongan II di lingkungannya.

(2) Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1:

a. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, atau Direktur Jenderal Pendidikan

Menengah, untuk dan atas nama Menteri, sesuai dengan kewenangannya bagi Guru Utama, golongan ruang IV/e;

b. Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak

Usia Dini, Nonformal dan Informal pada Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar pada Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar, dan Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah pada Direktorat Jenderal Pendidikan

Menengah, untuk dan atas nama Menteri, sesuai dengan kewenangannya bagi Guru Madya, golongan ruang IV/c dan Guru Utama golongan ruang IV/d;

c. Pejabat eselon III pada Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal,

Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, dan Direktorat Pembinaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, untuk dan atas nama Menteri, sesuai dengan kewenangannya bagi Guru Madya, golongan ruang IV/b.

(3) Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 2:

a. Sekretaris Jenderal, untuk dan atas nama Menteri, bagi Guru Utama, golongan ruang IV/d dan golongan ruang IV/e;

b. Kepala Biro Kepegawaian, untuk dan atas nama Menteri, bagi Guru

Madya, golongan ruang IV/b dan golongan ruang IV/c;

c. Kepala Bagian di lingkungan Biro Kepegawaian, untuk dan atas nama Menteri, bagi Guru Pertama, golongan ruang III/a sampai dengan Guru

Madya, golongan ruang ruang IV/a.

(4) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a berhalangan

tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka kredit dilaksanakan oleh Sekretaris Jenderal, untuk dan atas nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 6: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

6

(5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan

tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka kredit dilaksanakan oleh Kepala Biro Kepegawaian, untuk dan atas nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Pasal 7

(1) Pejabat yang berwenang menetapkan penyesuaian angka kredit guru bukan PNS:

a. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri untuk menetapkan penyesuaian angka kredit Guru Pertama,

pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungan pemerintah provinsi/kabupaten/kota;

b. Menteri Agama atau Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Agama untuk menetapkan penyesuaian angka kredit Guru Pertama, pangkat Penata

Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungannya;

c. Menteri pada kementerian lainnya/pimpinan lembaga pemerintah non-

kementerian yang menyelenggarakan pendidikan atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri pada kementerian lainnya/pimpinan lembaga pemerintah non-kementerian untuk menetapkan penyesuaian angka

kredit Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di

lingkungannya.

(2) Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a:

a. Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal pada Direktorat Jenderal Pendidikan

Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar pada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, dan Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Pendidikan Menengah pada Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, untuk dan atas nama Menteri, sesuai dengan kewenangannya bagi Guru Madya, golongan ruang IV/a;

b. Pejabat eselon III pada Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal, Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, dan Direktorat Pembinaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, untuk dan atas nama Menteri, sesuai dengan kewenangannya bagi Guru Pertama, golongan ruang III/a sampai

dengan Guru Muda, golongan ruang ruang III/d.

(3) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a berhalangan

tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka kredit dilaksanakan oleh Kepala Biro Kepegawaian, untuk dan atas nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 7: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

7

Pasal 8

Prosedur pengusulan penyesuaian PAK guru PNS dan bukan PNS sebagai berikut:

a. Gubernur/bupati/walikota, Menteri Agama, Menteri pada kementerian lainnya/ pimpinan lembaga pemerintah non-kementerian yang menyelenggarakan pendidikan atau pejabat lain yang ditunjuk mengusulkan

kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal

dan Informal pada Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar pada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, atau Direktur

Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah pada Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah sesuai dengan kewenangannya

bagi guru PNS jabatan Guru Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b sampai dengan Guru Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e di lingkungannya;

b. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri atau pejabat yang membidangi pendidikan mengusulkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Kepala Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan bagi guru PNS jabatan Guru Pertama pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Utama, pangkat Pembina Utama,

golongan ruang IV/e, serta guru bukan PNS yang disetarakan jabatannya sebagai Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a yang

diperbantukan pada Sekolah Indonesia di Luar Negeri;

c. Kepala Sekolah mengusulkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

melalui Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal pada Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Direktur Pembinaan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar pada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, atau Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah pada Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah sesuai

dengan kewenangannya bagi guru bukan PNS yang disetarakan jabatannya sebagai Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai

dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungannya;

d. Kepala madrasah mengusulkan kepada kepala kantor kementerian agama

provinsi/kabupaten/kota bagi guru PNS madrasah yang mempunyai jabatan Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a, guru PNS golongan II,

serta guru bukan PNS yang disetarakan jabatannya sebagai Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya,

pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungannya. Selanjutnya kepala kantor kementerian agama provinsi/kabupaten/kota meneruskan pengusulan kepada Menteri Agama melalui Kepala Biro Kepegawaian

Kementerian Agama untuk diproses lebih lanjut;

Page 8: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

8

e. Kepala sekolah pada kementerian lainnya/pimpinan lembaga pemerintah

non-kementerian yang menyelenggarakan pendidikan mengusulkan kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit pada instansi tersebut bagi guru PNS jabatan Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang

III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a, guru PNS golongan II, serta guru bukan PNS yang disetarakan jabatannya sebagai Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai

dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungannya;

f. Kepala Sekolah mengusulkan kepada gubernur melalui kepala dinas pendidikan provinsi bagi guru PNS jabatan Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina,

golongan ruang IV/a, serta guru PNS golongan II di lingkungannya;

g. Kepala sekolah mengusulkan kepada bupati/walikota melalui kepala dinas

pendidikan kabupaten/kota bagi guru PNS jabatan Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a, serta guru PNS golongan II di lingkungannya.

Pasal 9

(1) Usulan penyesuaian PAK bagi guru PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dilengkapi dokumen kepegawaian sebagai berikut.

a. fotocopy keputusan kenaikan pangkat terakhir; b. fotocopy penetapan angka kredit terakhir; c. fotocopy ijazah terakhir tertinggi yang telah dinilai untuk memperoleh

angka kredit dan disahkan dalam surat keputusan kenaikan pangkat terakhir;

d. fotocopy dokumen validasi NUPTK; e. fotocopy sertifikat pendidik dan NRG (bagi yang sudah lulus

sertifikasi);dan

f. surat keterangan kepala sekolah yang menjelaskan guru bersangkutan masih aktif melaksanakan tugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, atau guru bimbingan dan konseling (BK)/ konselor.

(2) sulan penyesuaian angka kredit bagi guru bukan PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b sampai dengan g dilengkapi dokumen

kepegawaian sebagai berikut:

a. fotocopy atau salinan sah keputusan inpassing; b. fotocopy atau salinan sah ijazah terakhir tertinggi;

c. fotocopy dokumen validasi NUPTK; d. fotocopy sertifikat pendidik dan NRG (bagi yang sudah lulus

sertifikasi);dan e. surat keterangan kepala sekolah yang menjelaskan guru bersangkutan

masih aktif melaksanakan tugas sebagai guru kelas, guru mata

pelajaran, atau guru bimbingan dan konseling (BK)/konselor.

Page 9: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

9

Pasal 10

Tata cara penyesuaian PAK guru PNS dan guru bukan PNS tercantum pada lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 11

Usul penyesuaian PAK guru PNS dapat dilakukan bersamaan dengan usul penilaian untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat.

Pasal 12

Bagi guru PNS yang pada saat berlakunya Peraturan Menteri ini sedang

dibebaskan sementara dari jabatan fungsional guru dengan alasan berikut:

a. menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat berupa jenis

hukuman disiplin penurunan pangkat; b. diberhentikan sementara sebagai PNS; c. ditugaskan secara penuh diluar jabatan fungsonal guru;

d. menjalani cuti di luar tanggungan negara; atau e. melaksanakan tugas belajar selama 6 (enam) bulan atau lebih,

disesuaikan PAK dan jabatannya bersamaan dengan proses pengangkatan

kembali dalam jabatan fungsional guru sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.

Pasal 13

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Januari 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 22 Januari 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

Page 10: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

10

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 106

Salinan sesuai dengan aslinya. Kepala Biro Hukum dan Organisasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TTD.

Ani Nurdiani Azizah

NIP 195812011986032001

Page 11: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

NOMOR 4 TAHUN 2014

TENTANG

PENYESUAIAN PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

TATA CARA PENYESUAIAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

GURU PNS DAN GURU BUKAN PNS

A. Unsur dan Subunsur Kegiatan Guru PNS

Angka kredit unsur dan subunsur kegiatan guru berdasarkan Keputusan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 sebagaimana

tercantum pada penetapan angka kredit (PAK) guru PNS disesuaikan ke

dalam unsur dan subunsur kegiatan guru berdasarkan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16

Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya sebagai

berikut.

Unsur dan Subunsur PAK Guru

(KEPMENPAN Nomor 84/1993)

Unsur dan Subunsur PAK Guru (PERMENNEGPAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009)

KEGIATAN KEGIATAN

1. Unsur Utama

a. Pendidikan 1) Pendidikan sekolah

2) Diklat kedinasan

b. Proses belajar mengajar/

Pembimbingan

c. Pengembangan profesi

1. Unsur Utama

a. Pendidikan

1) Pendidikan sekolah

2) Diklat prajabatan

b. Pembelajaran/bimbingan dan tugas tertentu/tambahan 1) Pembelajaran/Pembimbingan

2) Tugas tertentu/tambahan

c. Pengembangan keprofesian berkelanjutan

1) Pengembangan diri

2) Publikasi ilmiah

3) Karya inovatif

2. Unsur Penunjang

Penunjang PBM

2. Unsur Penunjang

a. Ijazah yang tidak sesuai

b. Pendukung tugas guru

Page 12: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

12

B. Tata Cara Penyesuaian Penetapan Angka Kredit (PAK) Guru PNS

1. Unsur Utama a. Pendidikan

1) Pendidikan Sekolah

Angka kredit subunsur Pendidikan Sekolah berdasarkan

Kepmenpan 84/1993 disesuaikan angka kreditnya dengan

menggunakan ketentuan Lampiran I dan Lampiran V Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, sebagaimana Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Angka Kredit Berdasarkan Ijazah

Ijazah

Angka Kredit (Lampiran I Kepmenpan 84/1993)

Angka Kredit (Lampiran I dan V Permennegpan

dan RB No. 16/2009)

PGSLP/KPG/SPG/SLTA/Diploma I (D-I) D-I/Akta I

25 45

25

Diploma II (D-II) D-II/Akta II

40 60

40

Diploma III (D-III)/Sarjana Muda D-III/Akta III

60 80

60

Sarjana (S1)/Diploma IV (D-IV) S1

95 75

100

Magister (S2) 100 150

Doktor (S3) 150 200

Penyesuaian angka kredit subunsur pendidikan dilakukan dengan

cara sebagai berikut.

a) Jenjang pendidikan tertinggi yang telah diakui dan

diperhitungkan angka kreditnya sebagaimana tercantum pada

PAK dan Surat Keputusan Kenaikan Pangkat terakhir dianggap

memenuhi kriteria angka kredit pendidikan sekolah unsur

utama.

b) Apabila angka kredit subunsur pendidikan S1/S2/S3 pada

PAK guru lebih kecil dari angka kredit pendidikan

sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, yaitu S1<100; S2<150;

S3<200, maka angka kredit pendidikan disesuaikan menjadi

S1=100; S2=150; S3=200. Penambahan angka kredit dapat

diambil dari angka kredit unsur penunjang. Apabila angka

kredit unsur penunjang tidak mencukupi, kekurangan angka

Page 13: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

13

kredit dapat ditambahkan dari angka kredit subunsur proses

belajar mengajar.

Contoh 1:

Engkus Kusnadi, S.Pd, Guru Pembina SMPN 2 Kota Sukabumi,

mengajar bahasa Indonesia, memiliki angka kredit kumulatif

sebesar 413,297, pangkat Pembina golongan ruang IV/a

terhitung mulai 1 April 2003.

Berdasarkan PAK guru yang bersangkutan, ijazah yang telah

diperhitungkan angka kreditnya adalah S-1/A-IV Bahasa

Indonesia sebesar 95 angka kredit. Angka kredit subunsur

pendidikan yang bersangkutan disesuaikan menjadi 100.

Tambahan 5 angka kredit tersebut diperoleh dari unsur

penunjang. Jika angka kredit unsur penunjang kurang dari 5,

maka 5 angka kredit dapat diperoleh dari angka kredit

subunsur proses belajar mengajar.

Contoh 2:

Dr. Bambang, S.Pd., M.Pd., Guru Pembina Tk 1 pada SMA

Negeri 1 Boyolali, pangkat Pembina Tk I, golongan ruang IV/b

yang bersangkutan mengajar mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dan memiliki angka kredit kumulatif

550,825 berdasarkan PAK yang ditetapkan Juli 2010.

Berdasarkan data pendidikan pada SK kenaikan pangkat IV/b

tercantum S3 Manajemen Pendidikan. Angka kredit subunsur

pendidikan pada PAK tersebut tercantum 145. Penyesuaian

angka kredit pendidikan menjadi 200. Kekurangan angka

kredit tersebut diambil dari unsur penunjang. Apabila unsur

penunjang tidak mencukupi, maka angka kredit ditambahkan

dari unsur proses belajar mengajar.

c) Apabila angka kredit subunsur pendidikan D-I/Akta I, D-

II/Akta II, D-III/Akta III lebih besar dari angka kredit subunsur

pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I dan

Lampiran V Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun

2009, yaitu D-I/Akta I, D-II/Akta II, D-III/Akta III, maka angka

kredit subunsur pendidikan disesuaikan menjadi D-I/Akta

I=25, D-II/Akta II=40, D-III/Akta III=60. Kelebihan angka

kredit subunsur pendidikan dialihkan ke dalam angka kredit

subunsur pengembangan diri.

Page 14: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

14

Contoh:

Suryadi, A.Md., Guru Dewasa Tk I pada SLB Kota Cirebon,

pangkat Penata Tk I, golongan ruang III/d, memiliki angka

kredit kumulatif sebesar 300,825. Berdasarkan PAK guru yang

bersangkutan, ijazah yang telah diperhitungkan angka

kreditnya adalah Sarjana Muda sebesar 70 angka kredit.

Angka kredit subunsur pendidikan yang bersangkutan

disesuaikan menjadi 60. Kelebihan 10 angka kredit subunsur

pendidikan dialihkan ke dalam angka kredit subunsur

pengembangan diri.

2) Pendidikan dan pelatihan kedinasan

Angka kredit subunsur pendidikan dan pelatihan kedinasan pada

PAK guru disesuaikan/dialihkan seluruhnya menjadi angka kredit

unsur pengembangan keprofesian berkelanjutan pada subunsur

pengembangan diri.

Contoh:

Drs. Yanto Rahadi adalah seorang Guru Dewasa di suatu SMA

Negeri di Jakarta. Berdasarkan PAK yang telah dipergunakan

untuk kenaikan pangkat menjadi Penata, golongan ruang III/c,

yang bersangkutan memiliki 10 angka kredit subunsur pendidikan

dan pelatihan kedinasan. Angka kredit pendidikan dan pelatihan

kedinasan tersebut dialihkan seluruhnya ke dalam angka kredit

unsur pengembangan keprofesian berkelanjutan pada subunsur

pengembangan diri.

b. Proses Belajar Mengajar (PBM)/Pembimbingan Angka kredit subunsur PBM bagi guru kelas/guru mata pelajaran

yang tercantum dalam PAK guru disesuaikan/dialihkan seluruhnya

ke dalam angka kredit subunsur pembelajaran/pembimbingan dan

tugas tertentu/ tambahan pada subunsur pembelajaran.

Angka kredit subunsur pembimbingan bagi guru bimbingan konseling

yang tercantum dalam PAK guru disesuaikan/dialihkan seluruhnya

ke dalam angka kredit subunsur pembelajaran/pembimbingan dan

tugas tertentu/tambahan pada subunsur pembimbingan.

Bagi guru yang mendapat tugas tambahan (kepala sekolah/madrasah,

wakil kepala sekolah/madrasah, kepala perpustakaan sekolah/

madrasah, ketua program keahlian/program studi atau yang sejenis,

kepala laboratorium/bengkel/unit produksi atau yang sejenis), angka

kredit PBM/ pembimbingan pada PAK guru yang ditetapkan

berdasarkan KEPMENPAN Nomor 84/1983 sudah termasuk angka

Page 15: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

15

kredit tugas tambahan. Oleh sebab itu, untuk penyesuaian angka

kreditnya, angka kredit PBM/pembimbingan termasuk tugas

tambahan tidak perlu dipilah dan dialihkan seluruhnya menjadi

angka kredit subunsur pembelajaran/ pembimbingan.

Contoh:

1) Suhadi, SPd. adalah seorang guru Bahasa Indonesia, berdasarkan

PAK terakhir memiliki angka kredit proses belajar mengajar

sebesar 357,228. Angka kredit tersebut dialihkan seluruhnya ke

dalam angka kredit subunsur proses pembelajaran.

2) Drs. Heriawan Saputra, M.Pd. adalah seorang Kepala SMK di

Banjarmasin. Berdasarkan PAK guru tercantum angka kredit

pembimbingan sebesar 415,231. Yang bersangkutan adalah

Kepala Sekolah yang mempunyai kewajiban beban kerja

membimbing minimal 40 peserta didik sebagai guru bimbingan

dan konseling. Dalam hal ini, angka kredit subunsur

pembimbingan tersebut dialihkan seluruhnya menjadi angka

kredit subunsur pembimbingan.

c. Pengembangan Profesi Angka kredit subunsur pengembangan profesi pada PAK guru yang

ditetapkan berdasarkan KEPMENPAN Nomor 84/1993 dialihkan

seluruhnya menjadi angka kredit subunsur pengembangan

keprofesian berkelanjutan pada publikasi ilmiah.

Contoh:

Dra. Welmina Situmorang, seorang guru SMK Negeri di Medan

memiliki PAK terakhir. Pada subunsur pengembangan profesi sebesar

12 angka kredit. Angka kredit sebesar 12 tersebut dialihkan

seluruhnya ke dalam angka kredit subunsur pengembangan

keprofesian berkelanjutan pada publikasi ilmiah.

2. Unsur Penunjang Angka kredit unsur penunjang pada PAK guru yang ditetapkan

berdasarkan KEPMENPAN Nomor 84/1993 disesuaikan/dialihkan

menjadi angka kredit unsur penunjang pada subunsur pendukung tugas

guru, dengan ketentuan apabila angka kredit tersebut telah dikurangi

untuk penambahan angka kredit subunsur pendidikan, maka sisanya

dialihkan menjadi angka kredit unsur penunjang pada subunsur

pendukung tugas guru.

Contoh:

a. Drs. Hosnan Riadi, seorang guru SMP Negeri di Pamekasan memiliki

PAK terakhir. Pada unsur penunjang memperoleh 15 angka kredit.

Page 16: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

16

Angka kredit sebesar 15 tersebut disesuaikan/dialihkan seluruhnya

menjadi angka kredit unsur penunjang pada subunsur pendukung

tugas guru.

b. Dianopa, S.Si. adalah seorang guru matematika SMA Negeri di

Tulungagung. Berdasarkan PAK terakhir, angka kredit subunsur

pendidikan tercantum sebesar 75, proses belajar mengajar sebesar

356,850, pengembangan profesi sebesar 8, dan unsur penunjang

sebesar 36. Agar angka kredit subunsur pendidikan disesuaikan

menjadi 100, perlu menambahkan 25 angka kredit yang diambil dari

unsur penunjang. Oleh karena itu angka kredit unsur penunjang yang

disesuaikan/ dialihkan menjadi 36-25=11.

C. Unsur dan Subunsur Kegiatan Guru Bukan PNS

Angka kredit kumulatif guru yang tercantum pada Surat Keputusan inpassing jabatan fungsional guru bukan pegawai negeri sipil yang

ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 47 Tahun 2007 tentang Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil dan Angka Kreditnya sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2010 disesuaikan dengan cara menguraikan ke dalam:

1. angka kredit pendidikan sekolah

2. angka kredit pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan

sebagaimana Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2 Penyesuaian Angka Kredit Kumulatif Guru Bukan PNS

Sesuai Unsur dan Subunsur

Angka Kredit Kumulatif pada Surat Keputusan Inpassing Guru bukan

PNS

Unsur dan Subunsur PAK Guru (PERMENNEGPAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009)

KEGIATAN

1. Unsur Utama

a. Pendidikan

1) Pendidikan sekolah

2) Diklat prajabatan

b. Pembelajaran/bimbingan dan tugas tertentu/tambahan 1) Pembelajaran/Pembimbingan

2) Tugas tertentu/tambahan

Page 17: SALINAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 … (5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka

17

Angka kredit pendidikan ditentukan berdasarkan ijazah pendidikan tertinggi

yang dipergunakan sebagai dasar penetapan inpassing. Angka kredit

pembelajaran/pembimbingan adalah selisih angka kredit kumulatif dengan

ijazah.

Contoh:

Didi Kurniadi, S.S., seorang Guru SMK di Jakarta Timur, mengajar Bahasa

Mandarin. Terhitung mulai 1 Desember 2010 diangkat dalam jabatan setara

Guru Dewasa, pangkat setara Penata, golongan III/c, dengan angka kredit

200. Penyesuaian angka kredit yang bersangkutan sebagai berikut.

1. pendidikan sekolah (S1)=100

2. pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan= 200-100=100

D. Penyesuaian PAK Guru PNS dan Guru bukan PNS menggunakan Format

sebagaimana tercantum dalam Format 1 sampai dengan Format 5 Lampiran

Peraturan Menteri ini. Adapun untuk memperjelas pelaksanaan penyesuaian

penetapan angka kredit guru PNS dan bukan PNS diberikan Contoh 1 sampai

dengan Contoh 8 Lampiran Peraturan Menteri ini.

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH