salinan - dprdpr.go.id/dokjdih/document/uu/1755.pdfjawab terhadap pengembangan riset ekonomi...
TRANSCRIPT
Menimbang
Mengingat
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK I NDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2019
TENTANG
EKONOMI KREATIF
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
a. bahwa Indonesia memiliki kekayaan warisan budaya yangperlu dimanfaatkan menjadi produk yang menciptakannilai tambah melalui pengembangan ekonomi kreatifuntuk memajukan kesejahteraan umum sebagaimanadiamanatkan dalam Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerahbertanggung jawab dalam menciptakan danmengembangkan ekosistem ekonomi kreatif sehinggamampu memberikan kontribusi bagi perekonomiannasional dan meningkatkan daya saing global gunatercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan ;
c. bahwa untuk memberikan dasar kepastian hukumkepada Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dalammenciptakan dan mengembangkan ekosistem ekonomikreatif, perlu pengaturan tenthng ekonomi kreatif;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlumembentuk Undang-Undang tentang Ekonomi Kreatif;
Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22D ayat (1), dan Pasal 33 ayat (4)Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK TNDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
SK No 009640 A
MEMUTUSKAN .
SALINAN
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-2-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG EKONOMI KREATIF
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan
1. Ekonomi Kreatif adalah perwujudan nilai tambah darikekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitasmanusia yang berbasis warisan budaya, ilmupengetahuan, dan/atau teknologi.
2. Pelaku Ekonomi Kreatrf adalah orang perseorangan ataukelompok orang warga negara Indonesia atau badanusaha berbadan hukum atau bukan berbadan hukumyang didirikan berdasarkan hukum Indonesia yangmelakukan kegiatan Ekonomi Kreatif.
3. Ekosistgm Ekonomi Kreatif adalah keterhubungan sistemyang mendukung rantai nilai Ekonomi Kreatif, yaitukreasi, produksi, distribusi, konsumsi, dan konservasi,yang dilakukan oleh Pelaku Ekonomi Kreatif untukmemberikan nilai tambah pada produknya sehinggaberdaya saing tinggi, mudah diakses, dan terlindungisecara hukum.
4. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintahadalah Presiden Republik Indonesia yang memegangkekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesiayang dibantu oleh Wakil Presiden dan menterisebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.
5. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsurpenyelenggara pemerintahan daerah yang memimpinpelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadikewenangan daerah otonom.
SK No 009641 A
Pasal 2
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-3-
Pasal 2
Pelaksanaan Ekonomi Kreatif harus berdasarkan Pancasila,Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan BhinnekaTunggal Ika.
Pasal 3
Pelaksanaan Ekonomi Kreatif berasaskan:a. keimanan dan ketakwaan kepada T\rhan Yang Maha Esa;
b. manfaat;c. keadilan;d. berkelanjutan; dane. identitas bangsa.
Pasal 4
Undang-Undang Ekonomi Kreatif bertujuan:a. mendorong seluruh aspek Ekonomi Kreatif sesuai dengan
perkembangan kebudayaan, teknologi, kreativitas, inovasimasyarakat Indonesia, dan perubahan lingkunganperekonomian global;
b. menyejahterakan ralryat Indonesia dan meningkatkanpendapatan negara;
c. menciptakan Ekosistem Ekonomi Kreatif yang berdayasaing global;
d. menciptakan kesempatan kerja baru yang berpihak padanilai seni dan budaya bangsa Indonesia serta sumber dayaekonomi lokal;
e. mengoptimalkan potensi Pelaku Ekonomi Kreatif;f. melindungi hasil kreativitas Pelaku Ekonomi Kreatif; dang. mengarusutamakan Ekonomi Kreatif dalam Rencana
Pembangunan Nasional.
SK No 009642 A
BAB II
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-4-
BAB IIPELAKU EKONOMI KREATIF
Pasal 5
Setiap Pelaku Ekonomi Kreatif berhak memperolehdukungan dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerahmelalui pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatif.
Pasal 6
Pelaku Ekonomi Kreatif terdiri atas:
a. pelaku kreasi; dan
b. pengelola kekayaan intelektual.
Pasal 7
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melakukanpengembangan kapasitas Pelaku Ekonomi Kreatif melalui:
a. pelatihan, pembimbingan teknis, dan pendampinganuntuk meningkatkan kemampuan teknis dan manajerialPelaku Ekonomi Kreatif;
b. dukungan fasilitasi untuk menghadapi perkembanganteknologi di dunia usaha; dan
c. standardisasi usaha dan sertifikasi profesi bidangEkonomi Kreatif.
Pasal 8
Pengembangan kapasitas Pelaku Ekonomi Kreatifsebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilaksanakan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
SK No 009643 A
BABIII ...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-5-
BAB IIIEKOSISTEM EKONOMI KREATIF
Bagian KesatuUmum
Pasal 9
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah bertanggung jawabdalam mengembangkan Ekosistem Ekonomi Kreatif.
Pasal 1O
Pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatifmelalui:a. pengembangan riset;b. pengembangan pendidikan;c. fasilitasi pendanaan dan pembiayaan;
d. penyediaan infrastruktur;e. pengembangan sistem pemasaran;
f. pemberian insentif;g. fasilitasi kekayaan intelektual; danh. pelindungan hasil kreativitas.
dilakukan
Bagian KeduaPengembangan Riset
Pasal 1 1
(1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah bertanggungjawab terhadap pengembangan riset Ekonomi Kreatif.
(2) Pengembangan riset sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat dilakukan oleh lembaga penelitian danpengembangan, perguruan tinggi, dan/atau masyarakat.
(3) Hasil pengembangan riset sebagaimana dimaksud padaayat (21 digunakan sebagai pembuatan kebijakan dibidang Ekonomi Kreatif.
SK No 009644 A
(4) Pengembangan...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-6-
(4) Pengernbangan riset Ekonon'ri Kreatif sebagaimanadimaksud pada ayat (21 dilaksanakan sesuai denganketentuan peraturan perurndang-undangan.
Bagian KetigaPengembangan Pendidikan
Pasal 12
Sistem pengembangan pendidikan Ekonomi Kreatif disusununtuk menciptakan dan meningkatkan kualitas PelakuEkonomi Kreatif yang mampu bersaing dalam skala global.
Pasal 13
Pendidikan kreativitas, inovasi, dan kewirausahaan dibidang Ekonomi Kreatif dikembangkan berdasarkan sistempendidikan nasional melalui:
a. intrakurikuler, kokurikuler, atau ekstrakurikuler dalamjalur' pendidikan formal; dan
b. intrakurikuler dan kokurikuler dalam jalur pendidikannonformal.
Bagian KeempatFasilitasi Pendanaan dan Pembiayaan
Pasal 14
Pendanaan untuk kegiatan Ekonomi Kreatif bersumber dari:a. anggaran pendapatan dan belanja negara;
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atauc. dana lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
SK No 009645 A
Pasal 15.
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-7 -
Pasal 15
(1) Pembiayaan Ekonomi Kreatif bersumber dari:
a. anggaran pendapatan dan belanja negara;
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atauc. sumber lainnya yang sah.
l2l Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adan huruf b disalurkan melalui lembaga keuangan bankdan nonbank.
(3) Pembiayaan yang bersumber dari sumber lainnya yangsah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c tidakmengikat dan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
Pasal 16
(1) Pemerintah memfasilitasi skema pembiayaan berbasiskekayaan intelektual bagi Pelaku Ekonomi Kreatif.
(2) Ketentuan mengenai skema pembiayaan berbasiskekayaan intelektual sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 17
Selain memfasilitasi skema pembiayaan sebagaimanadimaksud dalam Pasa! 16, Pemerintah dan/atau PemerintahDaerah dapat mengembangkan sumber pembiayaanalternatif di luar mekanisme lembaga pembiayaan.
Pasal 18
(1) Dalam pengembangan Ekonomi Kreatif, Pemerintah atauPemerintah Daerah dapat membentuk Badan LayananUmum.
(21 Pembentukan Badan Layanan Umum sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.
SK No 009646 A
Bagian Kelima
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-8-
Bagian KehmaPenyediaan Infrastruktur
Pasal 19
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah mendorongtersedianya infrastruktur Ekonomi Kreatif yang memadaiuntuk Ekonomi Kreatif.
Pasal 20
Infrastruktur Ekonomi Kreatif sebagaimana dimaksud dalamPasal 19 terdiri atas:
a. infrastruktur fisik; dan
b. infrastrrrktur teknologi informasi dan komunikasi.
Bagian KeenamPengembangan Sistem Pemasaran
Pasal 21
(1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah memfasilitasipengembangan sistem pemasaran produk EkonomiKreatif lerbasis kekayaan intelektual.
(21 Ketentuan mengenai fasilitasi pengembangan sistempemasaran produk Ekonomi Kreatif berbasis kekayaanintelektual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdengarr Peraturan Pemerintah.
Bagian KetujuhPemberian Insentif
Pasal 22
(1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dapatmemberikan insentif kepada Pelaku Ekonomi Kreatif.
SK No 009647 A
(2) Insentif . .
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-9-
(21 Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. fiskal; dan/ataub. nonfiskal.
(3) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (21
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
Bagian KedelapanFasilitasi Kekayaan Intelektual
Pasal 23
(1) Pemerintah danlatau Pemerintah Daerah memfasilitasipencatatan atas hak cipta dan hak terkait sertapendaftaran hak kekayaan industri kepada PelakuEkonomi Kreatif.
(21 Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah memfasilitasipemanfaatan keka-v:aan intelektual kepada PelakuEkonomi Kreatif.
(3) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dan ayat(21 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
Bagian KesembilanPelindungan Hasil Kreativitas
Pasal 24
(1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melindungihasil kreativitas Pelaku Ekonomi Kreatif yAng berupakekayaan intelektual.
(2) Pelindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
SK No 009648 A
BAB IV
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
- 10-
BAB IVRENCANA INDUK EKONOMI KREATIF
Pasal 25
(1) Ekonomi Kreatif dilaksanakan berdasarkan RencanaInduk Ekonomi Kreatif.
(2) Rencana Induk Ekonomi Kreatif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) disusun oleh Pemerintah.
(3) Rencana Induk Ekonomi Kreatif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) merupakan bagian integral dari RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional.
(41 Rencana Induk Ekonomi Kreatif paling sedikit memuat:
a. prirrsip pengembangan Ekonomi Kreatif sesuai dengantujuan pembangunan berkelanjutan;
b. visi dan misi;
, c. tujuan dan ruang lingkup; dan
d. arah kebijakan, sasaran, strategi, dan pemangkukepentingan.
(5) Rencana Induk Ekonomi Kreatif disusun untuk jangkaw'aktu 20 (dua puluh) tahun dan dapat ditinjau kembalisetiap 5 (lima) tahun.
(6) Keten[uan lebih lanjut mengenai Rencana Induk EkonomiKreatif diatur dengan Peraturan Presiden.
Pasal 26
(1) Pengembangan Ekonomi Kreatif dituangkan dalamRencana Induk Ekonomi Kreatif dan dijadikan sebagaipedornan bagi Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
(21 Pbngembangan Ekonomi Kreatif di daerah diintegrasikanke dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah.
SK No 009649 A
Pasal 27 . .
PRESIDENREPUBLIK TNDONESIA
- 11-
Pasal 27
Dalam mengembangkan Ekonomi Kreatif, Pemerintahdan/atau Pemerintah Daerah dapat bekerja sama denganlembaga pendidikan, dunia usaha, dunia industri, jejaringkomunitas, dan/atau media.
Pasal 28
(1) Dalam mengembangkan Ekonomi Kreatif sebagaimanadimaksud dalam Pasal 27, Pemerintah dan/atauPemerintah Daerah dapat melakukan kerja samainternasional.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1). dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
BAB VKELEMBAGAAN
Pasal 29
Tugas pemerintahan di bidang Ekonomi Kreatif dilaksanakanoleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai denganketentuan peraturan perllndang-uirdangan.
Pasal 30
(1) Tugas Pemerintah di bidang Ekonomi Kreatifdilaksanakan oleh kementerian/lembaga.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kementerian/lembagasebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan Presiden.
SK No 009650 A
BAB VI
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-t2-BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 31
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, pelaksanaantugas pemerintahan di bidang Ekonomi Kreatif tetapdilaksanakan oleh badan yang dibentuk berdasarkanPeraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang BadanEkonomi Kreatif sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pi'esiden Nomor 72 Tahun 2015 tentangPerubahan atas Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015tentang Badan Ekonomi Kreatif, sampai dengan dibentuknyakementerian/lembaga yang melaksanakan urusanpemerintahan di bidang Ekonomi Kreatif berdasarkanUndang-Undang ini.
BAB VIIKETENTUAN PENUTUP
Pasal 32
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semuaperaturan perundang-undangan yang mengatur mengenaiEkonomi Kreatif dinyatakan masih tetap berlaku sepanjangtidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
Pasal 33
Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harusditetapkan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejakUndang-Undang ini diundangkan.
Pasal 34
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.
SK No 009651 A
Agar
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-13-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Undang-tlndang ini dengan penempatannyadalam Lembaran Negara Republik lndonesia.
Disahkan di Jakartapada tanggal 24 Oktober 2Ol9
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakartapada tanggal 24 Oktober 2OL9
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OL9 NOMOR 212
Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIABidang Hukum dan
-undangan,
trd
SK No 009652 A
ilvanna Djaman
trRESIDENREPUBLIK TNDONESIA
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2019
TENTANG
EKONOMI KREATIF
I. UMUM
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945mengamanatkan bahwa tujuan nasional bangsa Indonesia adalahmelindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Selanjutnya, Pasal 33 ayat (41
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun t945mengamanatkan bahwa "Perekonomian nasicnal diselenggarakan berdasaratas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjagakeseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional".
Dalam mencapai masyarakat adil dan makmur yang mampu memajukankesejahteraan umum, negara Indonesia harus mengoptimalkan seluruhsumber daya ekonomi, terutama mengoptimalkan kreativitas sumber dayamanusia yang berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan/atauteknologi.
Untuk mengoptimalkan surnber daya manusia tersebut, diperlukanpengelolaan potensi Ekonomi Kreatif secara sistematis, terstruktur, danberkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan pengarusutamaan EkonomiKreatif dalam rencana pembangunan nasional melalui pengembanganEkosistem Ekonomi Kreatif yang memberikan nilai tambah pada produkEkonomi Kreatif yang berdaya saing tinggi, mudah diakses, dan terlindungisecara hukum. Dalam pelaksanaannya, pengembangan Ekonomi Kreatifmengalami beberapa kendala, seperti keterbatasan akses perbankan,promosi, infrastruktur, pengembangan kapasitas Pelaku Ekonomi Kreatif,dan sinergitas di antara pemangku kepentingan. Untuk itu, diperlukansuatu pengaturan Ekonomi Kreatif secara komprehensif yang berdasarkanPancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika sertaberasaskan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,manfaat, keadilan, berkelanjutan, dan identitas bangsa.
SK No 009653 A
Secara
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-2-Secara umum, Undang-Undang tentang Ekonomi Kreatif mengatur materipokok mengenai Pelaku Ekonomi Kreatif, Ekosistem Ekonomi Kreatif,Rencana Induk Ekonomi Kreatif, dan Kelembagaan yang diuraikan dalambatang tubuh Undang-Undang tentang Ekonomi Kreatif besertapenjelasannya.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal ICukup jelas
Pasal 2Cukup jelas
Pasal 3Huruf a
Yang dimaksud dengan "asas keimanan dan ketakwaan kepadaT\rhan Yang Maha Esa" adalah bahwa pelaksanaan EkonomiKreatif didasari atau berlandaskan pada iman dan takwa kepadaT\rhan Yang Maha Esa.
Huruf bYang dimaksud dengan "asas manfaat" adalah bahwapelaksanaan Ekonomi Kreatif mampu memberikan manfaatsebesar-besarnya bagi kesejahteraan ralryat.
Huruf cYang dimaksud dengan "asas keadilan" adalah bahwapelaksanaan Ekonomi Kreatif menjamin adanya kesetaraankesempatan yang sama kepada Pelaku Ekonomi Kreatif.
Huruf dYang dimaksud dengan "asas berkelanjlltan" adalah bahwapelaksanaan Ekonomi Kreatif dilakukan secara sistematis,terencana, dan terus-menerus.
Huruf e
Yang dimaksud dengan "asas identitas bangsa" adalah bahwapelaksanaan Ekonomi Kreatif mampu mencerminkan danmengembangkan kearifan lokal masyarakat setempat sertamemperhatikan agama., suku dan golongan, kondisi khususdaerah, serta budaya dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.
Pasal 4Cukup jelas.
SK No 009654 A
Pasal 5
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-3-
Pasal 5Cukup jelas.
Pasal 6Huruf a
Yang dimaksud dengan "pelaku kreasi" adalah orang atausekelompok orang yang bekerja mempertunjukkankreativitasnya atau melakukan proses kreatif ataumenghasilkan suatu karya cipta, desain, atau invensi.
Huruf bYang dimaksud dengan "pengelola kekayaan intelektual" adalahpihak yang melakukan komersialisasi kekayaan intelektual yangdimiliki sendiri atau yang dimiliki pihak lain berdasarkanperjanjian tertentu.
Contoh pengelola kekayaan intelektual antara lain penerbitmusik/film/gim, distributor musik/film/gim, bioskop, layananpengaliran video (uideo streaming), rumahmakan/restoran/kafe, perusahaan iklan, penyelenggara teater,pengelola portal daring (online), dan pengelola program daring.
Pasal 7Cukup jelas
Pasal 8Cukup jelas
Pasal 9Cukup jelas.
Pasal 10Cukup jelas.
Pasal 1 1
Ayat (1)Pengembangan riset di bidang Ekonomi Kreatif antara laindilakukan terhadap produk, Pelaku Ekonomi Kreatif, potensiIokal, dan pasar.
Ayat (2)Cukup jelas.
Ayat (3)Cukup jelas.
SK No 009655 A
Ayat (a)
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-4-
Ayat (a)Cukup jelas.
Pasal 12Cukup jelas
Pasal 13Cukup jelas.
Pasal 14Cukup jelas
Pasal 15Cukup jelas
Pasal 16Ayat (1)
Skema pembiayaan berbasis kekayaan intelektual merupakanskema pembiayaan yang menjadikan kekayaan intelektualsebagai objek jaminan utang bagi lembaga keuangan agar dapatmemberikan pembiayaan kepada Pelaku Ekonomi Kreatif.
Ayat (2)Cukup jelas.
Pasal 17Cukup jelas
Pasal 18Ayat
Ayat
(1)
Yang dimaksud dengan "Badan Layanan lJmum" adalah instansidi lingkungan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yangdibentuk untuk memberikan pelayanan kepada Pelaku EkonomiKreatif yang dikelola dengan pola pengelolaan keuangan BadanLayanan Umum yang memberikan fleksibilitas berupakeleluasaan untuk menerapkan praktik bisnis yang sehat dalamrangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat tanpamengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukankegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
(2)Cukup jelas.
SK No 009656 A
Pasal 19
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-5-
Pasal 19Cukup jelas
Pasal 20Huruf a
Yang dimaksud dengan "infrastruktur hsik" adalah ruang fisikdan/atau sarana fisik yang mendukung pelaksanaan sebagiandan/atau seluruh Ekosistem Ekonomi Kreatif, antara lain ruangpameran, gedung pertunjukan, studio rekaman, dan bioskop.
Huruf bYang dimaksud dengan "infrastruktur teknologi informasi dankomunikasi" adalah sarana berupa teknologi untukmenyiapkan, mengumpulkan, memproses, menganalisis,mengumumkan dengan menyebarkan informasi, dan/ataumenyimpan. Teknologi informasi dan komunikasi meliputiperangkat lunak, perangkat keras, jaringan, dan layanan yangmendukungnya, antara lain jaringan internet, komputasi awan,lokapasar digital, dan pusat data.
Pasal 21Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "sistem pemasaran produk EkonomiKreatif berbasis kekayaan intelektual" adalah sistem pemasaranyang mengutamakan pemanfaatan kekayaan intelektual antaralain lisensi, waralaba, alih teknologi, jenama bersama (co-branding), danf atau pengalihan hak.
Ayat (2)Cukup jelas.
Pasal 22Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)Huruf a
Yang ciimaksud dengan "i entif fiskal" adalah dukunganfiskal untuk Pelaku Ekonomi Kreatif melalui pendapatan,belanja, dan/atau pembiayaan.
SK No 009657 A
huruf b
FRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-6-
Huruf bYang dimaksud dengan "insentif nonfiskal" adalahpemberian kemudahan untuk mendukung pelakuEkonomi Kreatif dalam bentuk fasilitasi baik fisik maupunnonfisik. Bentuk insentif nonfiskal antara rain prosesperizinan yang cepat, penyediaan lokasi lahan, pelayanan,dan pemberian bantuan teknis.
Ayat (3)Cukup jelas.
Pasal 23Ayat (1)
Yang termasuk dalam "memfasilitasi", antara lain bantuan berupakemudahan, konsultasi, dan pendampingan daram prosespencatatan atas hak cipta dan hak terkait serta pendaftaran hakkekayaan industri kepada Pelaku Ekonomi Kreatif.
Ayat (2)Cukup jelas.
Ayat (3)Cukup jelas.
Pasal 24Cukup jelas.
Pasal 25Cukup jelas.
Pasal 26Cukup jelas.
Pasal 27Cukup jelas
Pasal 28Kerja sama Pemerintah danlatau Pemerintah Daerah dengan lembagapendidikan, dunia usaha, dunia industri, jejaring komunitas,dan/atau media di tingkat internasional dilaksanakan berdasarkanprinsip saling menguntungkan dan demi kemaslahatan bersamadengan mengutamakan kepentingan nasional yang bertujuanmeningkatkan kapasitas nasional, mendukung upaya penetrasi pasar,membantu menarik investasi asing, serta menunjukkan peran dankepemimpinan Indonesia di tingkat global.
SK No 009658 A
Pasal29...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-7 -
Pasal 29Cukup jelas.
Pasal 30Cukup jelas.
Pasal 3 1
Cukup jelas.
Pasal 32Cukup jelas.
Pasal 33Cukup jelas.
Pasal 34Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6414
SK No 009659 A