salinan · 2019. 7. 29. · salinan pres i den republik indonesia peraturan presiden republik...

13
SALINAN PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2OO5 TENTANG PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kesinambungan pembiayaan perolehan rumah melalui pembiayaan sekunder perumahan, serta mendukung efisiensi pasar pembiayaan primer perumahan, perlu dilakukan penyempurnaan terhadap peraturan mengenai pembiayaan sekunder perumahan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2005 tentang Pembiayaan Sekunder Perumahan; Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 7 Tahun tgg2 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 32 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3473) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun lgg2 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790); Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1g9S Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3608); Mengingat : 1. b. 2. 3. 4. Undang:Undang bphn.go.id

Upload: others

Post on 28-Mar-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SALINAN · 2019. 7. 29. · salinan pres i den republik indonesia peraturan presiden republik indonesia nomor 101 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas peraturan presiden nomor

SALINAN

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 101 TAHUN 2016

TENTANG

PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2OO5

TENTANG PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kapasitas dankesinambungan pembiayaan perolehan rumah melaluipembiayaan sekunder perumahan, serta mendukungefisiensi pasar pembiayaan primer perumahan, perludilakukan penyempurnaan terhadap peraturan mengenaipembiayaan sekunder perumahan;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a, perlu menetapkan PeraturanPresiden tentang Perubahan Kedua atas PeraturanPresiden Nomor 19 Tahun 2005 tentang PembiayaanSekunder Perumahan;

Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

Undang-Undang Nomor 7 Tahun tgg2 tentangPerbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1992 Nomor 32 Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3473) sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentangPerubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun lgg2tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3790);

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasarModal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1g9SNomor 64, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3608);

Mengingat : 1.

b.

2.

3.

4. Undang:Undang

bphn.go.id

Page 2: SALINAN · 2019. 7. 29. · salinan pres i den republik indonesia peraturan presiden republik indonesia nomor 101 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas peraturan presiden nomor

4.

5.

6.

7.

8.

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2O03 tentang BadanUsaha Milik Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahal LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4297);

Ur:dang-Undang Nomor 40 Tahun 2OO7 tentangPerseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4756);

Ur:dang-Undang Nomor 1 Tahun 2OIl tentangPe:umahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang RumahSusun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2011 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5252);

Pe:aturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentangPeiusahaan Perseroan (Persero) (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1998 Nomor 15 TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3731)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan PemerintahNomor 45 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas PeraturanPemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang PerusahaanPerseroan (Persero) (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2001 Nomor 68, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4101);

Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2005 tentangPenyertaan Modal Negara Republik Indonesia UntukPendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di BidangPembiayaan Sekunder Perumahan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 20) sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 75Tahun 2oll tentang Perubahan atas PeraturanPemerintah Nomor 5 Tahun 2005 tentang PenyertaanModal Negara Republik Indonesia untuk PendirianPerusahaan Perseroan (Persero) di Bidang PembiayaanSe<under Perumahan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 163);

9.

10. Peraturan

{;D

bphn.go.id

Page 3: SALINAN · 2019. 7. 29. · salinan pres i den republik indonesia peraturan presiden republik indonesia nomor 101 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas peraturan presiden nomor

PRESIDENREPU BLIK INDONESIA

-3-

10. Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2OO5 tentangPembiayaan Sekunder Perumahan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 21, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4479)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan PresidenNomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan atas PeraturanPresiden Nomor 19 Tahun 2O05 tentang PembiayaanSekunder Perumahan;

MEMUTUSKAN:

MenetapKan: PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN KEDUAATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2OO5TENTANG PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 19Tahun 2OO5 tentang Pembiayaan Sekunder Perumahan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 2 1,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4479)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor1 Tahun 2008, diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga berbunyi sebagaiberikut:

Pasal 1

Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:l. Aset Keuangan adalah piutang yang diperoleh

kreditor asal dari pemberian Kredit pemilikanRumah kepada debitur, termasuk agunan/jaminanbeserta hak tanggungan yang melekat padanya.

2. Bank adalah bank sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Perbankan.

3. Dokumen Transaksi adalah seluruh dokumen yangdibuat oleh para pihak dalam transaksi Sekuritisasi.

4. Efek

bphn.go.id

Page 4: SALINAN · 2019. 7. 29. · salinan pres i den republik indonesia peraturan presiden republik indonesia nomor 101 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas peraturan presiden nomor

8.

9.

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-4-

Efek Beragun Aset adalah surat berharga yang dapatberupa Surat Utang atau surat Partisipasi yangditerbitkan oleh Penerbit yang pembayarannyaterutama bersumber dari Kumpulan Piutang.Pendukung Kredit (Credit Enhancer) adalah pihakyang memberikan fasilitas untuk meningkatklankualitas dan nilai Aset Keuangan dan/atau suratberharga dalam transaksi Sekuritisasi maupununtuk pemberian fasilitas pinjaman.

Kredit Pemilikan Rumah yang selanjutnya disingkatKPR adalah fasilitas kredit yang diterbitkan olehKreditor Asal untuk membeli rumah siap huni.Kreditor Asal adalah lembaga keuangan penerbitkredit berupa Bank atau lembaga keuangan lainnyayang mempunyai Aset Keuangan.

Kumpulan Piutang adalah keseluruhan AsetKeuangan yang dibeli oleh Penerbit dari KreditorAsal.

Kustodian adalah pihak yang memberikan jasapenitipan efek dan harta lain yang berkaitan denganefek serta jasa lain, termasuk menerima dividen,bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksiefek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadinasabahnya.

10. Pembiayaan Sekunder Perumahan adalahpenyelenggaraan kegiatan penyaluran dana jangkamenengah dan/atau panjang kepada Kreditor Asaldengan melakukan Sekuritisasi.

Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahanadalah lembaga keuangan yang didirikan khususuntuk melakukan Pembiayaan SekunderPerumahan.

Pemodal adalah orang atau badan pemegang EfekBeragun Aset.

Penerbit adalah pihak yang melakukan penerbitanefek beragun aset dalam rangka Sekuritisasi danpenerbitan Surat Utang.

4.

5.

6.

7.

11.

t2.

13.

14. Fasilitas

bphn.go.id

Page 5: SALINAN · 2019. 7. 29. · salinan pres i den republik indonesia peraturan presiden republik indonesia nomor 101 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas peraturan presiden nomor

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-5-

14. Fasilitas Pembiayaan adalah pemberian pinjarnanfpembiayaan kepada Kreditor Asal denganmenggunakan standarisasi yang ditetapkan olehPerusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan.

15. Sekuritisasi adalah transformasi aset yang tidaklikuid menjadi likuid dengan cara pembelian AsetKeuangan dari Kreditor Asal dan penerbitan EfekBeragun Aset.

16. Fasilitas Pinjaman adalah pemberian pinjamandengan dasar Aset Keuangan kepada Kreditor Asalberdasarkan tata cara dan persyaratan yangditetapkan Perusahaan Pembiayaan SekunderPerumahan untuk disalurkan sebagai KPR.

17. Special Purpose Vehicle yang selanjutnya disingkatSPV adalah perseroan terbatas yang ditunjuk olehlembaga keuangan, yang khusus didirikan untukmembeli Aset Keuangan dan menerbitkan EfekBeragun Aset.

18. Surat Partisipasi adalah bukti kepemilikan secaraproporsional atas Kumpulan Piutang yang dimilikibersama oleh sejumlah Pemodal yang diterbitkanoleh Penerbit.

19. Surat Utang adalah bukti utang yang dikeluarkanoleh Penerbit yang memberikan hak kepadapemegangnya untuk memperoleh pembayaransebagai Pemodal.

20. Wali Amanat adalah pihak yang mewakilikepentingan Pemodal dalam transaksi Sekuritisasidan/atau Surat Utang yang terdaftar di OtoritasJasa Keuangan.

21. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang keuangan.

2. Ketentuan. .

bphn.go.id

Page 6: SALINAN · 2019. 7. 29. · salinan pres i den republik indonesia peraturan presiden republik indonesia nomor 101 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas peraturan presiden nomor

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-6-

2. Ketentuan Pasal 2 diubah sehingga berbunyi sebagaiberikut:

pasal 2

Pembiayaan Sekunder Perumahan berfungsimemberikan fasilitas pembiayaan untukmeningkatkan kapasitas dan kesinambunganpembiayaan perolehan rumah.Pembiayaan Sekunder Perumahan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan melaluiSekuritisasi.

Fasilitas pembiayaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan berdasarkan prinsip konvensionalatau prinsip syariah.

Perusahaan. Pembiayaan Sekunder Perumahanmendorong pengembangan pasar sekunderperumahan secara berkelanjutan, paling sedikitmelalui:a. pemberian Fasilitas Pinjaman; dan/ataub. peningkatan kapasitas.

3. Diantara Pasal 2 dan Pasal 3 disisipkan 1 (satu) pasal,yakni Pasa-l 2A sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 24'

Pemerintah pusat dan/ atau pemerintah daerah dapatmemberikan insentif kepada badan hukum yang terlibatdalam kegiatan pembiayaan sekunder perumahan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Judul BAB III diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

BAB IIIMEKANISME SEKURITISASI

(l)

(2t

(3)

(4t

5. Ketentuan.

bphn.go.id

Page 7: SALINAN · 2019. 7. 29. · salinan pres i den republik indonesia peraturan presiden republik indonesia nomor 101 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas peraturan presiden nomor

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

5. Ketentuan ayat (1) Pasal 4 diubah sehingga berbunyisebagai berikut:

Pasal 4

(1) Sekuritisasi dilakukan dengan cara pembeliankumpulan Aset Keuangan dari Kreditor Asal danpenerbitan Efek Beragun Aset.

(21 Efek Beragun Aset dapat berbentuk Surat Utangatau Surat Partisipasi.

(3) Efek Beragun Aset harus diperingkat oleh lembagapemeringkat.

(41 Surat Utang atau Surat Partisipasi sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diterbitkan atas unjuk (aantoonder) dan/ atau atas nama (aan order).

6. Diantara BAB III dan BAB IV disisipkan 1 (satu) bab,yalni BAB IIIA sehingga berbunyi sebagai berikut:

BAB IIIAMEKANISME FASILITAS PINJAMAN

Diantara Pasal 12Apasal, yakni Pasalberikut:

dan Pasal 13 disisipkan 1 (satu)L2F3 sehingga berbunyi sebagai

Pasal 12B

(1)

(2t

Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahandapat memberikan Fasilitas Pinjaman.

Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan yangakan memberikan Fasilitas Pinjaman sebagaimanadimaksud pada ayat (1), harus memiliki palingsedikit:a. standardisasi dokumen KPR;b. standardisasi desain KPR;c. pedoman analisis risiko; dand. pedoman penilaian real estat.

(3) Pembiayaan

bphn.go.id

Page 8: SALINAN · 2019. 7. 29. · salinan pres i den republik indonesia peraturan presiden republik indonesia nomor 101 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas peraturan presiden nomor

8.

9.

PRES I DENREPUBLII( INDONESIA

-8-

(3) Pembiayaan atas Fasilitas Pinjaman sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berasal dari penerbitansurat utang dan/atau sumber dana lainnya sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Jangka waktu penyaluran fasilitas pinjamansebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 15(lima belas) tahun.

Ketentuan Pasal 20 dihapus.

Ketentuan Pasal 21 dihapus.

10. Diantara BAB VI dan BAB VII disisipkan 1 (satu) bab,yakni BAB VIA sehingga berbunyi sebagai berikut:

BAB VIAKETENTUAN PERALIHAN

11. Diantara Pasal 2l dan Pasal 22 disisipkan 1 (satu) pasal,yakni Pasal 21A sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 21A

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semuaperjanjian pemberian Fasilitas Pinjaman kepada Bankdan/atau lembaga keuangan untuk disalurkan sebagaiKPR yang telah dilakukan oleh Perusahaan PembiayaanSekunder Perumahan berdasarkan Pasal 20 ayat (1)Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2005 tentangPembiayaan Sekunder Perumahan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 21, TarnbahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 44791sebagaimana telah diubah dengan Peraturan PresidenNomor 1 Tahun 2OO8 tentang Perubahan Atas PeraturanPresiden Nomor 19 Tahun 2005 tentang PembiayaanSekunder Perumahan, dinyatakan masih tetap berlakusampai dengan berakhirnya perjanjian pemberianFasilitas Pinjaman.

Pasal II

Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar.

bphn.go.id

Page 9: SALINAN · 2019. 7. 29. · salinan pres i den republik indonesia peraturan presiden republik indonesia nomor 101 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas peraturan presiden nomor

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-s-Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannyadalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 2 Desember 2016PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 6 Desember 2016MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

trd.

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 266

Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT

NEGARA REPUBLIK INDONESIAAsisten Deputi Bidang Perekonomian,

ti Bidang Hukum danundangan,

Djaman

bphn.go.id

Page 10: SALINAN · 2019. 7. 29. · salinan pres i den republik indonesia peraturan presiden republik indonesia nomor 101 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas peraturan presiden nomor

q,w

I.

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

ENJELASAN

ATAS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 101 TAHUN 2016

TENTANG

PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2OO5

TENTANG PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN

UMUM

Pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat Indonesia masihperlu mendapat perhatian. Hingga saat ini Kredit Pemilikan Rumah (KPR)yang diberikan oleh penyalur KPR (bank atau lembaga penyalur KPR)masih menggunakan sumber Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berjangkapendek seperti deposito, tabungan atau giro. Bila hal ini terusberlangsung, bank atau lembaga penyalur KPR mengalami kesenjanganpendanaan (matuitg mismalrc$ untuk keperluan KPR yang berjangkapanjang, sehingga'perlu diupayakan tersedianya sumber dana jangkamenengah/panjang untuk memenuhi pembiayaan rumah yang layak danterjangkau bagi seluruh keluarga Indonesia.

Sejalan dengan program Pemerintah untuk meningkatkan kapasitasdan kesinambungan pembiayaan perumahan yang terjangkau olehmasyarakat perlu adanya penyediaan dana untuk peningkatan kegiatanpembangunan di bidang perumahan dengan memaksimalkan peranpenyalur KPR untuk memudahkan masyarakat memiliki rumah yanglayak dan terjangkau.

Upaya mewujudkan kepemilikan rumah yang terjangkau bagimasyarakat, selain melalui program-program yang memberikan stimulusbagi pasar primer perumahan, jug. perlu ditempuh denganpengembangan pasar pembiayaan sekunder perumahan, sehinggaPerusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan dapat berperan strategisdalam sistem pembiayaan perumahan.

Peran

bphn.go.id

Page 11: SALINAN · 2019. 7. 29. · salinan pres i den republik indonesia peraturan presiden republik indonesia nomor 101 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas peraturan presiden nomor

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

Peran strategis Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahantersebut dapat dicapai melalui penyempurnaan peraturan mengenaiPembiayaan Sekunder Perumahan, dengan meningkatkan lingkupkewenangan beserta jangka waktu penyelenggaiaan kegiatan PembiayaanSekunder Perumahan, sehingga dapat meningkatkan kapasitas penyalurKPR dalam menyalurkan pembiayaan rumah yang terjangkau bagiseluruh rakyat Indonesia.

Penguatan peran Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahanmemerlukan adanya dukungan pemerintah baik pusat maupun daerahdalam mengoptimalkan peran penyalur KPR melalui upaya pengembangansistem pembiayaan terutama dalam rangka mendukung program KpR.Berkaitan dengan kewenangan pemerintah untuk mendorong peran sertapenyalur KPR dalam pembiayaan perrrmahan agar masyarakat dapatmemperoleh manfaatnya, diperlukan suatu pengaturan pemberian insentifdan/atau kemudahan kepada penyalur KPR sehingga pada akhirnyamendorong pengembangan pasar Pembiayaan Sekunder Perumahan.

Untuk menjamin kesinambungan penyelenggaraan kegiatanPembiayaan Sekunder Perumahan, ketentuan mengenai PembiayaanSekunder Perumahan perlu disempurnakan, yaitu ketentuan lingkupkewenangan beserta jangka waktu penyelenggaraan kegiatan usaha dalamPembiayaan Sekunder Perumahan.

Dengan dilakukannya perubahan terhadap beberapa substansi padaperaturan ini, diharapkan Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahandapat menjalankan fungsinya sebagai pembangun dan pengembang pasarPembiayaan Sekunder Perumahan.

il. PASAL DEMI PASAL

Pasal IAngka 1

Pasal 1

Cukup jelas.

Angka 2Pasal 2

Cukup jelas.

Angka3...

{iD

bphn.go.id

Page 12: SALINAN · 2019. 7. 29. · salinan pres i den republik indonesia peraturan presiden republik indonesia nomor 101 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas peraturan presiden nomor

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

Angka 3Pasal 2A

Yang dimaksud dengan "ketentuan peratur€rn perundang-undangan" antara lain adalah di bidang perumahan dankawasan permukiman, pemerintahan daerah, keuanganNegara, perpajakan, serta retribusi daerah.

Angka 4Cukup jelas.

Angka 5Pasal 4.

Ayat (1)Pembelian kumpulan Aset Keuangan dari Kreditor Asaldimaksudkan untuk mengalihkan hak milik KreditorAsal atas kumpulan Aset Keuangan kepada pihakpembeli. Pengalihan hak milik dilakukan sesuaidengan ketentuan Pasal 584 Kitab Undang-UndangHukum Perdata (KUHPer) yang mengatur caradiperolehnya hak milik, dimana salah satunya adalahadanya penyerahan (leueing) benda tersebutberdasarkan peristiwa perdata pemindahan hak milik.Dalam kaitannya dengan Sekuritisasi, benda yangakan dipindahkan adalah hak tagih atau piutangsehingga untuk penyerahan piutang dilakukanberdasarkan ketentuan Pasal 613 ayat (1) KUHPeTdengan membuat suatu perjanjian penyerahan yangdikenal sebagai cessie, sedangkan peristiwa perdatanyabertrpa perjanjian jual beli. Dengan demikian,kepastian hukum pemindahan hak milik ataskumpulan Aset Keuangan dari Kreditor Asal kepadapembeli telah terjadi dengan adanya perjanjian jual belidan perjanjian penyerahan (cessie). perjanjian jual belidan perjanjian penyerahan (cessie) dapat digabungkandalam satu perjanjian.

Ayat (2)Cukup jelas.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (a)Cukup jelas.

3-

Angka 6 . .

bphn.go.id

Page 13: SALINAN · 2019. 7. 29. · salinan pres i den republik indonesia peraturan presiden republik indonesia nomor 101 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas peraturan presiden nomor

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-4-

Angka 6Cukup jelas.

Angka 7Pasal 128

Ayat (1)Cukup jelas.

Ayat (2)Cukup jelas.

Yang dimaksud' dengan "ketentuan peraturanperundang-undangan" antara lain adalah ai bidangkeuangan Negara, pasar modal, perbankan, dan jasakeuangan lainnya.

Ayat (a)Cukup jelas.

Angka 8Cukup jelas.

Angka 9ukup jelas.

Angka 10Cukup jelas.

Angka 11Pasal 21A

Cukup jelas.

Pasal IICukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5962

bphn.go.id